makala h
TRANSCRIPT
PENDAHULUAN
A. Alat- Alat Analisis Dalam Manajemen
Salah satu tugas utama manajemen di organisasi apa pun, termasuk sekolah adalah
memutuskan/ mengambil keputusan. Proses memutuskan biasanya diawali dengan proses
melakukan pilihan dari berbagai alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan yang
salah tentu dapat berdampak luas pada sekolah, apalagi jika keputusan yang salah tersebut
dilakukan oleh kepala sekolah, maka dampaknya bisa berkaitan dengan keseluruhan proses
yang ada di sekolah tersebut. Jika kesalahan tersebut tidak segera diketahui, maka
kesalahan tersebut dapat berlangsung lama, dan akan menurunkan kinerja sekolah.
( Muhaimin, 2011).
Itulah sebabnya para pengambil keputusan di sekolah membutuhkan berbagai data
sebagai pijakan dalam mengambil keputusan. Berbagai data tersebut tersebut kemudian
dilakukan analisis untuk menghasilkan berbagai informasi yang akan digunakan dalam
mengambil keputusan. Sering kali data saja belum cukup mampu memberikan gambaran
yang tepat terhadap satu peristiwa/ fenomena, sehingga dibutuhkan alat analisis untuk
mengubah data tersebut menjadi informasi yang dapat digunakan dengan mudah sebagai
panduan dalam mengambil keputusan. Mungkin saja sekolah telah memiliki data tentang
kebutuhan dan harapan dari berbagi stakeholder . Namun, jika data tersebut dalam jumlah
besar, tentu belum mampu memberikan gambaran kepada pengambil keputusan, sehingga
perlu dilakukan analisis, sehingga penentuan stakeholder potensial dapat dilakukan.
Dengan diketahuinya stakeholder potensial, maka kebutuhan dan harapan stakeholder juga
dapat dilakukan, demikian pula dengan proses penentuan visi, misi dan proses- proses
manajemen berikutnya (LAN 2008).
Dalam berbagai literatur beragam alat analisis yang dapat digunakan dalam
menganalisis manajemen seperti tertera dalam tabel berikut:
N
O
RAGAM ALAT
ANALISIS
KEGUNAAN
1 SWOT Analisis keadaaan lingkungan internal & eksternal
2 Force field analysis Analisis merencanakan perubahan
3 Brainstorming Teknik menggali ide, kreatifitas menyelesaikan
masalah
N
O
RAGAM ALAT
ANALISIS
KEGUNAAN
4 Diagram pohon masalah Model untuk merinci masalah dan sebab akibat
5 Diagram fishbone Model untuk merinci dan sebab akibat.
6 Model causal map Model untuk pemetaan sebab akibat.
7 Model matriks Model untuk penyusunan fakta dan data.
8 Check sheet Lembar periksa keadaan atau faktor/ masalah.
9 Stratifikasi Pengelompokan ke dalam berbagai kriteria.
10 Model skala nilai Model dalam menilai, membobot satu Faktor
11 Matriks USG Matriks dalam memilih prioritas masalah.
12 Diagram pareto Model penyajian dan pemilihan fakta dan data.
13 Model problem priority Model pemilihan prioritas masalah
14 Teknik komparasi Teknik membandingkan atau evaluasi /menilai
15 Cost benefit Model ratio antara biaya dan keuntungan/ manfaat
16 Bench marking Teknik yang digunakan untuk mencari proses terbaik
dalam layanan sesuai harapan stakeholder.
Tabel 1 Alat Analisis Manajemen ( Sumber : LAN, 2008)
Alat analisis tersebut di atas tidak ada yang cocok untuk semua kegiatan analisis.
Penggunaan alat analisis itu lebih bersifat komplementer atau saling melengkapi. Untuk itu
penggunaan alat analisis disesuaikan dengan tujuan analisis dan kerangka analisisnya.
PEMBAHASAN
Berbagai alat analisis yang penting dalam menghasilkan informasi untuk proses
pengambilan keputusan akan disajikan pada bahasan berikut:
A. Bench marking
Merupakan satu tekhnik analisis yang secara luas digunakan untuk mencari suatu
proses terbaik dalam menghasilkan suatu layanan/ produk yang sesuai dengan kebutuhan
dan harapan stakeholder dengan cara melihat produk/ layanan lain. Misalnya sebuah
sekolah A menginginkan untuk dapat meningkatkan pelaksanaan pendidikan yang ada di
sekolahnya. Sekolah tersebut kemudian mengidentifikasi sekolah lain (sekolah B) yang
memiliki pelaksanaan pendidikan yang dianggap baik. Sekolah yang dianggap baik
tersebut kemudian dijadikan patokan dalam mengembangkan pelaksanaan pendidikan di
sekolah A. Jika sekolah A tersebut telah mampu menyamai dengan sekolah B dalam
pelaksanaan pendidikan, maka sekolah A perlu melakukan benchmarking lagi pada
sekolah lain yang memiliki pelaksanaan pendidikan yang lebih baik. Demikian seterusnya
sampai sekolah A menjadi sekolah terbaik (Muhaimin, 2011).
Pelaksanaan benchmarking menurut Muhaimin, 2011 dilakukan melalui tahap-
tahap berikut:
a) Tahap 1 Tinjauan Ulang: pada tahap ini dilakukan
I. Identifikasi proses dan produk yang perlu dikembangkan di sekolah.
II. Mengidentifikasi sekolah atau institusi lain yang melakukan praktik terbaik
sesuai dengan proses yang akan dikembangkan oleh sekolah.
III. Kemudian, laksanakanlah proses pengambilan data. Proses ini dapat
dilakukan dengan menggunakan kunjungan lapangan dengan menggunakan
instrument tertentu
b) Tahap 2 Analisis: dari data yang sudah terkumpul, kemudian lakukan identifikasi
terhadap:
I. Faktor- faktor penting yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian
produk terbaik
II. Tingkat kesesuaian produk yang dilakukan di sekolah atau institusi yang
memiliki produk terbaik tersebut dengan karakteristik sekolah yang akan
mengadopsi produk tersebut
III. Lakukanlah identifikasi resiko yang timbul dari proses pengadopsian yang
akan dilakukan oleh sekolah.
c) Tahap 3 Perencanaan: pada tahap ini ditentukan:
I. Hal- hal yang dapat dicapai lembaga dari proses pengadopsian yang telah
dilakukan
II. Tahapan- tahapan yang akan dilakukan dalam mencapai berbagai hal
tersebut.
d) Tahap 4 Implementasi: pada tahap ini dilakukan langkah- langkah
I. Impelementasikan kegiatan- kegiatan yang telah direncanakan, utamanya
kegiatan- kegiatan yang penting.
II. Lakukan monitoring dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan yang
dilakukan dalam rangka pengadopsian.
III. Lakukanlah proses tinjauan manajemen terhadap hasil monitoring dan
evaluasi yang telah dilakukan
IV. Carilah cara- cara pengembangan berkelanjutan yang sesuai dengan
sekolah.
B. Brain storming
Teknik brain storming digunakan untuk menyimpulkan sejumlah pendapat dalam
satu tim pada kerangka pikir yang sama. Brain storming merupakan teknik yang sangat
membantu dalam mencari solusi terhadap suatu masalah yang membutuhkan kreativitas
tinggi dalam penyelesaiannya. Dengan teknik ini akan dihasilkan berbagai kemungkinan
proses solusi yang bisa dilakukan atau ide- ide yang dapat dievaluasi, di-ranking dan
diprioritaskan untuk dilaksanakan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
masalah, mencari solusi terbaik atau mencari strategi implementasi yang terbaik
(Muhaimin, 2011).
Brain storming akan sangat baik jika dilakukan pada kelompok dengan 5-10
anggota. Proses pelaksanaan brain storming perlu difasilitasi, namun dalam
pelaksanaannya tidak diperlukan pemimpin, sehingga semua orang yang duduk dalam
pelaksanaan brain storming dalam posisi yang sama. Jika ada pemimpin dikhawatirkan
kebebasan berpendapat tidak dapat dilakukan, sehingga ide- ide kraetif tidak muncul dalam
proses brain storming tersebut. Pelaksanaan brain storming dapat dilaksanakan antara 10 –
20 menit. Jika terlalu lama dikhawatirkan akan terjebak dalam berbagai perdebatan yang
mungkin tidak diperlukan (Muhaimin, 2011)
Proses pelaksanaan brain storming tersebut dapat dilaksanakan mengikuti tahap-
tahap berikut:
a) Tahap 1:
Tuliskan berbagai masalah yang dihadapi oleh sekolah di media yang dapat dibaca
oleh semua orang yang terlibat proses brain storming tersebut. Atau tuliskan
berbagai langkah solusi atau berbagai strategi implementasi terbaik.
Masing- masing anggota kelompok yang mengikuti brain storming harus
menuliskan ide terbaiknya
Jika anggota kelompok merasa ragu- ragu dengan suasana yang ada, maka
fasilitator harus mampu mendorong dan menjamin seluruh anggota tim
untuk mengeluarkan ide terbaiknya. Walaupun ide tersebut bertentangan
dengan mainstream yang ada. Aturan yang penting untuk diterapkan pada
acara brain storming ini adalah :
o Tidak ada kritik atau pembenaran terhadap suatu ide dari anggota
kelompok
o Tidak ada evaluasi
o Tidak ada diskusi
o Tidak ada pengambilan keputusan
o Semua ide adalah valid
o Setiap orang menggali ide yang berbeda.
b) Tahap 2:
Fasilitator memberikan kesempatan kepada seluruh anggota untuk mengecek
bahwa berbagai rekaman yang telah dituliskan pada Papan tulis tadi dipahami
secara tepat sebagaimana yang dimaksud pencetus ide.
c) Tahap 3:
Ide-ide yang telah dicatat tersebut kemudian dilakukan tinjauan ulang
Keseluruhan ide tersebut dievaluasi dengan mendasarkan pada kriteria-kriteria yang
telah disepakati bersama. Kriteria-kriteria tersebut dapat
meliputi;biaya,ketersediaan SDM, kebutuhan pelatihan,feasibility, konsistensi
dengan strategi atau kriteria-kriteria yang lain.Khusus penentuan kriteria ini juga
dapat dilakukan melalui teknik brain storming tersendiri.
d) Tahap 4:
Hasil dari brain storming ini merupakan ide-ide potensial yang dapat digunakan
sebagai langkah perbaikan, atau sebagai dasar dalam diskusi-diskusi selanjutnya
untuk menghasilkan kualitas produk/layanan terbaik (Muhaimin, 2011).
C. Diagram Tulang Ikan
Menurut Asmoko, 2013 diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk
mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara grafik menggambarkan secara detail semua
penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Menurut Scarvada (2004) dalam
Asmoko (2013), konsep dasar dari diagram fishbone adalah permasalahan mendasar
diletakkan pada bagian kanan dari diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang
ikannya. Penyebab permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya. Kategori penyebab
permasalahan yang sering digunakan sebagai start awal meliputi materials (bahan baku),
machines and equipment (mesin dan peralatan), manpower (sumber daya manusia),
methods (metode), Mother Nature/environment (lingkungan), dan measurement
(pengukuran). Keenam penyebab munculnya masalah ini sering disingkat dengan 6M.
Penyebab lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan. Untuk
mencari penyebab dari permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti dijelaskan di atas
maupun penyebab yang mungkin lainnya dapat digunakan teknik brainstorming (Pande
&Holpp, 2001 dalam Scarvada, 2004 dalam Asmoko, 2013).
Diagram fishbone ini umumnya digunakan pada tahap mengidentifikasi
permasalahan dan menentukan penyebab dari munculnya permasalahan tersebut. Selain
digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan penyebabnya, diagram
fishbone ini juga dapat digunakan pada proses perubahan. Scarvada (2004) menyatakan
Diagram fishbone ini dapat diperluas menjadi diagram sebab dan akibat (cause and effect
diagram). Perluasan (extension) terhadap Diagram Fishbone dapat dilakukan dengan
teknik menanyakan “Mengapa sampai lima kali (five whys)” (Pande & Holpp, 2001 dalam
Scarvada, 2004 dalam Asmoko, 2013).
Contoh analisis yang menggunakan diagram tulang ikan dapat digambarkan
sebagaimana gambar berikut:
Pada gambar diatas,masalah yang ingin dipecahkan adalah kualitas lulusan dari
sekolah/madrasah yang tidak kompetitif.Masalah tersebut dituliskan pada ujung garis
sebagai “kepala ikan”.Dari proses brain storming ,kemudian diketahui berbagai penyebab
yang menimbulkan ketidakkompetitifan lulusan tersebut karena disebabkan oleh
lingkungan , sumberdaya ,kebijakan SDM, dan metode.Berbagai penyebab tersebut
dituliskan pada “tulang ikan”.Penjelasan yang lebih perinci dai masing-masing penyebab
tersebut kenudian dikemukakan pada masing-masing tulang ikan.
Dengan diketahuinya berbagai penyebab tersebut, sekolah/ madrasah akan dapat
memilih prioritas yang akan dipecahkan terlebih dahulu dan kemudian menentukan sasaran
dan program-program yang akan dilakukan,termasuk sumber daya yang dibutuhkan bisa
mewujudkan lulusan yang kompetitif.
D. FIVE “hows”,Five “Whys”
Menurut Muhaimin, 2011 dua teknik ini adalah sama, namun digunakan untuk
keperluan berbeda. Teknik Five “Hows” digunakan untuk mencari solusi dari suatu
masalah, sedangkan Five “Whys” digunakan untuk mengetahui penyebab suatu masalah.
Contoh 1:
Suasana akademik yang jelek
Why? 1
Mengapa para guru tidak memiliki kemandirian dalam pengembangan keilmuan?
Gambar: Diagram Fish Bone (Sumber Muhaimin, 2011)
Why? 2
Mengapa pendanaan yang dilakukan tidak berfokus pada kegiatan akademik?
Why? 3
Mengapa siswa tidak sering terlibat pada kegiatan akademik?
Why? 4
Mengapa minat baca siswa baca rendah?
Why? 5
Mengapa pusat-pusat studi siswa dan guru belum ada?
Contoh 2:
Mengembangkan suasana akademik di masing-masing kelas
How? 1
Bagaimana membuat para guru memiliki kemandirian dalam pengembangan
keilmuan?
How? 2
Bagaimana membuat fokus pendanaan pada kegiatan akademik?
How? 3
Bagaimana mengarahkan siswa untuk terlibat lebih banyak pada kegiatan akademik?
How? 4
Bagaimana meningkatkan minat baca siswa?
How? 5
Bagaimana membuat pusat-pusat studi keilmuan bagi dosen dan siswa?
E. Forcefield Analysis
Analisis ini sangat bermanfaat untuk digunakan dalam membantu memahami
masalah-masalah dalam pencapaian saasaran perubahan melalui pemanfaatan faktor
pendorong dan faktor penghambat pada situasi yang ada. Dengan dipahaminya situasi yang
ada,maka kekuatan yang dimiliki bisa dikembangkan dan kelemahan yang ada bisa
direduksi. Tahapan-tahapan Forcefield Analysis menurut Muhaimin (2011) dapat
dilakukan sebagai berikut.
a) Tahap 1
Fasilitator menyetujui topik yang diajukan oleh kelompok untuk dianalisis (penentuan
topik dapat dilakukan dengan menggunakan teknik brain storming)
b) Tahap 2
Masing-masing anggota tim menganalisis lembar forcefield analysis yang diberikan.
c) Tahap 3
Fasilitator mengidentifikasi,membuat prioritas dan merekam pendapat
kelompok.Persepsi tentang faktor kekuatan dapat dilihat dari kolom daya dorong
d) Tahap 4
Tim menyetujui faktor daya dorong yang akan menjadi prioritas untuk dikembangkan
yang akan menjadi sasaran khusus dalam implementasi.
ContohPenerapan Penilaian Guru oleh Siswa
Daya Dorong Daya Penolak
Dukungan manajemen yang baik. Guru merasa tidak sepantasnya siswa menilai gurunya.
Hasil penilaian digunakan untuk pengembangan karier.
Sebagian besar guru tidak peduli dengan pengembangan karier.
Peningkatan mutu pembelajaran. Guru merasa proses pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah baik.
Iklim pelaksanaan penilaian dosen oleh mahasiswa yang kondusif
Hubungan guru dengan manajemen sekolah tidak begitu harmonis
Peta analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Daya Dorong Daya Penolak
Kekuatan yang menopang ide-ide peningkatan mutu.
Kekuatan yang menghambat ide-ide peningkatan kualitas.
Perubahan yang diajukan dan langkah-langkah yang ditawarkan.
Perubahan yang dihambat dan faktor-faktoryang dinetralisasi.
F. Measurement Chart
Metode ini dapat memberikan grafik yang mewakili tren dari suatu keadaan. Dapat
juga memberikan gambaran terhadap praktik yang sesuai (non-conformance), pandangan
umum tentang sesuatu, dan mengukur perubahan pada kurun waktu tertentu.Tahap ini
diawali dengan mengidentifikasi berbagai hal dalam lingkup tertentu dengan menggunakan
angket. Hasil jawaban angket digunakan untuk menggambar grafik. (Muhaimin, 2011)
G. Analisis Pareto
Menurut Muhaimin, 2011, teknik ini digunakan untuk menentukan elemen- elemen
vital dalam suatu masalah. Pendekatan ini ditemukan oleh ekonom Italia pareto yang
terkenal dengan pendekatan 80/20 hipotesis, yaitu pendekatan yang menjelaskan bahwa
80% masalah disebabkan oleh 20% proses. Analisis pareto ini digunakan untuk
mengidentifikasi penyebab utama dari suatu masalah.
1. Tahap 1
Rumuskan permasalahan yang akan dianalisis, jenis data yang diperlukan,
bagaimana mengumpulkannya. Misalnya manajemen hendak mengetahui kepuasan
stake holder terhadap layanan lembaga, maka perlu ditentukan hal- hal sebagai
berikut; 1) permasalahan: kepuasan pelanggan terhadap layanan lembaga, 2) data
yang diperlukan: pendapat mahasiswa, orang tua, dosen, staf administrasi,
3)pengumpulan data: wawancara, angket atau pertemuan- pertemuan.
2. Tahap 2
Data yang sudah masuk dilakukan penyusunan atau tabulasi, kemudian
gambarkanlah pada diagram dimulai pada data yang paling besar sampai yang
paling kecil.
3. Tahap 3
Mendasarkan pada diagram pareto yang telah digambar tersebut kemudian dapat
diketahui masalah- masalah utama yang harus dipecahkan (Muhaimin,2011).
Gambar contoh Diagram Pareto (Sumber: Muhaimin, 2011)
Gambar contoh Measurement Chart (Sumber: Muhaimin, 2011)
SIMPULAN
1. Bench Marking merupakan satu tekhnik analisis yang secara luas digunakan untuk
mencari suatu proses terbaik dalam menghasilkan suatu layanan/ produk yang
sesuai dengan kebutuhan dan harapan stakeholder dengan cara melihat produk/
layanan lain.
2. Teknik brain storming digunakan untuk menyimpulkan sejumlah pendapat dalam
satu tim pada kerangka pikir yang sama.
3. Diagram fishbone merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan
secara grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan
suatu permasalahan.
4. Teknik Five “Hows” digunakan untuk mencari solusi dari suatu masalah,
sedangkan Five “Whys” digunakan untuk mengetahui penyebab suatu masalah.
5. Force Field Analysis sangat bermanfaat untuk digunakan dalam membantu
memahami masalah-masalah dalam pencapaian saasaran perubahan melalui
pemanfaatan faktor pendorong dan faktor penghambat pada situasi yang ada.
6. Measurement Chart memberikan grafik yang mewakili tren dari suatu keadaan.
7. Analisis Pareto digunakan untuk menentukan elemen- elemen vital dalam suatu
masalah.
8. Alat analisis tidak ada yang cocok untuk semua kegiatan analisis.
9. Penggunaan alat analisis lebih bersifat komplementer atau saling melengkapi.
10. Penggunaan alat analisis disesuaikan dengan tujuan analisis dan kerangka
analisisnya.
REFERENSI
Asmoko, Hindri. 2013. Tekhnik Ilustrasi Masalah Fish Bone- Diagrams. www.bppk.depkeu.go.id diakses pada tanggal 1 April 2014.
LAN, 2008. Tekhnik- Tekhnik Analisis Manajemen Modul Diklatpim Tingkat III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Muhaimin, et.al. 2011. Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah. Jakarta: Kencana.
ALAT- ALAT ANALISIS DALAM MANAJEMEN
MakalahDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Strategi Pendidikanyang dibimbing oleh Dr. Sri Hartiningsih
Oleh:Muchamad Arif NIM 201310240211033
PROGRAM PASCASARJANAMAGISTER KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2014