makala h

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Pengajaran IPS untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu- ilmu sosial yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila (Saidihardjo, 1997 :5). Perbedaan yang menonjol antara Pendidikan Ilmu Sosial dengan Pengajaran IPS terletak pada tingkat kesukaran bahan dan intensitas penelitian sosial serta kontribusinya dalam penyiapan guru-guru IPS pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada Pendidikan Ilmu Sosial untuk tingkat pendidikan tinggi, tidak ada istilah penyederhanaan, memodifikasi bahan dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial seperti yang ada pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, namun yang ada adalah seleksi bahan, walaupun demkian tetap tidak boleh merubah keutuhan dan sistematika struktur disiplin ilmu sosial itu sendiri. Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 1

Upload: noenue-nuii

Post on 25-Jul-2015

58 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makala h

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi,

dan Ekonomi. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di

masyarakat. Pengajaran IPS untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, merupakan

penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial

yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis pendidikan dasar dan

menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan

Pancasila (Saidihardjo, 1997 :5).

Perbedaan yang menonjol antara Pendidikan Ilmu Sosial dengan Pengajaran IPS

terletak pada tingkat kesukaran bahan dan intensitas penelitian sosial serta kontribusinya

dalam penyiapan guru-guru IPS pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Pada Pendidikan Ilmu Sosial untuk tingkat pendidikan tinggi, tidak ada istilah

penyederhanaan, memodifikasi bahan dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial seperti yang ada pada

tingkat pendidikan dasar dan menengah, namun yang ada adalah seleksi bahan, walaupun

demkian tetap tidak boleh merubah keutuhan dan sistematika struktur disiplin ilmu sosial itu

sendiri.

Sebenarnya bahan untuk pengajaran IPS untuk pendidikan dasar dan menengah bisa

saja diorganisir secara sistematis, tetapi untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah ada

masalah yaitu tingkat kecerdasan dan membantu dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu

bahannya harus disusun secara psikologis agar lebih menarik dan sesuai dengan tujuan

pendidikan.

pengajaran IPS pada saat sekarang ini memiliki beberapa ciri khusus antara lain :

1. Tujuan pengajaran IPS adalah menjadikan “warga negara yang baik” (good zitizen).

Hal ini menjadi tujuan utama pengajaran IPS dalam masyarakat demokratis.

2. IPS bukan sekedar “Ilmu-ilmu Sosial yang disederhanakan untuk keperluan

pendidikan di sekolah”, karena IPS selain mencakup pengetahuan (knowledge) dan

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 1

Page 2: Makala h

metode penyelidikan ilmiah dari Ilmu-ilmu Sosial juga mencakup komponen-

komponen lain seperti pendidikan, etika, filsafat, agama, sosial, serta bahan

pengetahuan dari sumber-sumber disiplin lainnya..

3. Komponen “pengambilan keputusan” secara rasional harus dilakukan oleh seorang

warga negara yang baik dan “pendidikan nilai”, keduanya merupakan bagian penting

dalam pengajaran IPS.

4. Komponen “keterampilan-keterampilan dasar” (basic skill) yang terdiri dari

keterampilan berfikir (intelektual), keterampilan melakukan penyelidikan inquiry

dalam Ilmu-ilmu Sosial, keterampilan studi (akademis), dan keterampilan sosial, juga

harus diajarkan dalam pengajaan IPS. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mencapai

tujuan sebagai warga negara yang baik dan dapat mengambil keputusan secara

rasional.

5. Strategi pengajaran yang dianut dalam IPS menekankan pada model-model

pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar

(misalnya CBSA, activity based learning) seperti strategi pembelajaran inquiry-

discovery (social science inquiry), strategi pembelajaran konsep, model klarifikasi

nilai, dan sebagainya.(Saidihardjo dan Sumadi HS, 1996 : 10-11).

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ips?

2. Apa tujuan pembelajaran ips sd ?

3. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran ips berbasis PAKEM?

4. Teori apa yang berkaitan dengan pembelajaran ips sd yang berbasis PAKEM?

5. Bagaimana implikasi pembelajaran berbasis PAKEM menurut teori tersebut ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pembelajaran PAKEM.

2. Untuk mengetahui teori yang dapat dipakai dipembelajaran PAKEM

3. Untuk memahami cara pembelajaran ips yang berbasis PAKEM

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 2

Page 3: Makala h

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPS

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,

sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu

sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence

Education Council (SSEC) dan National Council forSocial Studies (NCSS), menyebut IPS

sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti

cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi,

ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam

bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social

Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

1. Ilmu Sosial (Sicial Science)

Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2)

adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang

bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin

ilmiah”.

Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual

yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia

sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu

pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah

laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku

manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 3

Page 4: Makala h

2. Studi Sosial (Social Studies).

Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan

atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala

dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan

sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan

bahan-bahan pelajaran bagisiswa sejak pendidikan dasar.

3. Pengetahuan Sosial (IPS)

Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama

asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama kali

dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee of Social Studies” yang

didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah

himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan

ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.

Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS), mendifisikan IPS

sebagai berikut: social studies is the integrated study of the science and humanities to

promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated,

systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography,

history, law, philosophy,political science, psychology, religion, and sociology, as well as

appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary

purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and

reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in

an interdependent world.

Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu

pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS

merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi,

antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan

sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi olehSaidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil

kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti:

geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 4

Page 5: Makala h

B. HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS SD

Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk

sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini

orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone

dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu

dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus

informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang

menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.

Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi

alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan

sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah,

dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan

penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat mencermati contoh berikut ini.

Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan

laut yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang,

sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan ikan

banyak berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus sinar

matahari. Oleh karena itu mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai

nelayan. Hampir semua pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar

terletak di pantai utara Jawa.

Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di atas

permukaan laut merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup, didukung oleh

iklimnya yang cocok, merupakan potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan

sebagai areal pertanian, misalnya Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan

sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk, dengan cadangan air yang sudah

semakin berkurang maka sistem pertanian yang dikembangkan adalah pertanian lahan

kering dan holtikultura seperti sayuran, buah-buahan, da tanaman hias.

Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya

persediaan air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-

lembah atau mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 5

Page 6: Makala h

mendapatkan sumber air yang relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan biasanya

terletak di lembah pegunungan.

Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita pelajari

ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:

1. Hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang

proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu

sosiologi

2. Ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan

permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi

3. Psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi

4. Budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi

5. Sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari

dalam ilmu sejarah

6. Geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan

manusia dipelajari dalam ilmu geografi

7. Politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai

kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik

C. TUJUAN PENDIDIKAN IPS

Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan

nasional, yaitu: membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk

manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat

mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan

penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti

yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang

termaksud dalam UUD 1945.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS

yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan

dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 6

Page 7: Makala h

tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan

IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan

kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan

masalah, dan keterampilan sosial

3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang

majemuk, baik secara nasional maupun global.

Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja.

2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki

pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi

masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan

pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan

pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan (Oemar

hamalik. 1992 : 40-41).

Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu:

Pengetahuan dan Pemahaman

Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan

pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.

Sikap belajar

IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan

belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide,

konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan

datang.

Nilai-nilai sosial dan sikap

Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya,

sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di

dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka

akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan

pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa perkembangan nilai-nilai dan

sikap anak.

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 7

Page 8: Makala h

Keterampilan dasar IPS

Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari

bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan

validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan

merumuskan kesimpulan.

D. Pembelajaran Berbasis PAKEM

PAKEM, mengandung arti bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan

suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan

mengemukakan gagasan. Peran aktif peserta didik sangat penting dalam rangka pembentukan

generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan

orang lain. Oleh karena itu guru harus kreatif, artinya dapat menciptakan kegiatan belajar

yang beragam sehingga dapat memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik. Selain

itu guru juga harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik

dapat memusatkan perhatiannnya secara penuh dalam belajar.

Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah berarti jika proses pembelajaran tidak

efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang sebenarnya harus dikuasai peserta didik. Padahal

setiap pembelajaran tentu memiliki tujuan yang harus dicapai. Jika pembelajaran tidak efektif

berari pembelajaran tersebut hanya sekedar aktif dan menyenangkan seperti bermain-main,

sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

Dengan demikian seorang guru dituntut untuk menciptakan kondisi belajar yang aktif,

kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna, sehingga dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran IPS. Selain itu guru juga harus mampu memilih dan menggunakan pendekatan-

pendekatan pembelajaran yang dapat mengintegrasikan antara pengetahuan, keterampilan,

dan sikap sosialnya. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah dengan menerapkan

pembelajaran yang berbasis PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

Menyenangkan).

Pembelajaran berbasis PAKEM sangat tepat jika diterapkan dalam pembelajaran IPS,

karena materi IPS yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak akan lebih mudah dipahami.

Dengan PAKEM pembelajaran akan lebih dinamis dan demokratis karena peserta didik

memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan sampai menemukan sendiri suatu konsep,

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 8

Page 9: Makala h

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Ini sesuai dengan pendapat Haryanto (2007:41)

yang menyatakan bahwa prinsip pembelajaran berbasis PAKEM adalah :

1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman

dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk

menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih

menarik dan menyediakan “pojok baca” .

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara

belajar kelompok.

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu

masalah, untuk mengungkapka gagasan, dan melibatkan siswa dalam menciptakan

lingkungan sekolahnya.

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM yaitu :

Memahami sifat yang dimiliki siswa.

Pada dasarnya siswa memiliki sifat : rasa ingin ahu dan berimajinasi. Kedua sifat

tersebut meupakan modal dasar bagi perkembangan sikap, cara berpikir kritis dan kreatif.

Kegiatan pembelajaran merupakan lahan yang harus kita olah sehingga kedua sifat tersebut

dapat tumbuh dengan subur, misalnya dengan cara guru memuji hasil karya siswanya, guru

mengajukan pertanyaan yang menantang, guru memberi kesempatan kepada siswanya untuk

melakukan percobaan guna menemukan pengetahuannya sendiri.

Mengenal anak secara perorangan

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 9

Page 10: Makala h

Perbedaan individual dalam PAKEM tidak perlu diperhatikan dan harus tercermin

dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa tidak harus mengerjakan tugas yang ama,

melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak yang berkemampuan lebih

dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah. Dengan mengenal keampuan

siswa guru dapat kesulitan sehingga siswa dapat belajar lebih optimal.

Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

Secara amali anak sejak kecil bermain berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini

dapat dimanfaatkan dalam pengeorganisasian belajar. Anak secara berkelompok dapat

bekerjasama mengerjakan tugas dari guru, ini lebih efektif karena meeka dapat saling

berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian anak juga harus menyelesaikan tugas

perseorangan agar bakat individunya berkembang.

Mengembangkan pengetahuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan

masalah.

Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Berpikir kritis untuk menganalisis masalah, sedangkan berpikir kreatif untuk melahirkan

alternative pemecahan maalah. Kedua jenis berpikir kritis dan kreatif tersebut berasal dari

rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Tugas guru dalah

mengembangkannya dengan memberikan tugas sesering mungkin tentang masalah yang

memerlukan alternative jawaban yang trbuka..

Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang di ruang kelas, sehingga dapat memotivasi

untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajang dapat

berupa : hasil kerja individu, berpasangan, kelompok. Pajangan juga dapat berupa gambar,

peta, diagram, model, bendaasli, puisi, karanga, dan sebagainya. Pajangan di dalam kelas

yang ditata menarik akan membantu guru untuk dijadikan rujukan pada waktu proses

pembelajaran.

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 10

Page 11: Makala h

Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan fisik, social, budaya merupakan sumbe yang sangat kaya untuk bahan

belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar dan sebagai obyek kajian

(sumber belajar). Belajar dengan memanfaatkan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas

tetapi bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.

Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti : mengamati

(dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,, merumuskan hipotesis,

mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar atau diagram.

Dengan demikian pembelajaran berbasis PAKEM sangat tepat diterapkan dalam

pembelajaran IPS. Karena pada dasarnya semua anak tidak memandang tempat asal, status

sosial, dan jenis kelamin, mereka terlahir memiliki rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua

sifat ini merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif. Sifat

kritis dapat menganalisis masalah, sedangkan kreatif dapat melahirkan alternatif pemecahan

masalah. Pembelajaran merupakan lahan untuk mengembangkan kedua sifat tersebut. Hal ini

dapat ditempuh dengan cara : guru memberi pujian, memberi motivasi peserta didik, dan

melakukan percobaan sampai menemukan sendiri suatu konsep.

E. Teori pembelajaran ips berbasis PAKEM

Pembelajaran berbasis PAKEM yang berlandaskan pada pendekatan konstruktivisme

yang mengutamakan pada penciptaan suasana belajar dinamis, guru mengakui keberadaan

siswa dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuannya, memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengeluarkan ide, bertanya, bereksplorasi, dan menyimpulkan hasil

pemaknaannya. Kebebasan merupakan penentu keberhasilan, kegagalan atau keberhasilan,

kemampuan atau ketidakmampuan harus dilihat sebagai interpretasi yang berbeda, perbedaan

tersebut harus dihargai. Tujuan pembelajaran bukan menekankan pada penambahan

pengetahuan, melainkan pada penciptaan pemahaman yang menuntut aktivitas kreatif-

produktif dalam konteks nyata.

Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam

bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-

an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 11

Page 12: Makala h

untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya

hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil

interaksi diantara keduanya.

Teori yang tepat untuk pembelajaran IPS SD menggunakan Teori Jean Piaget yang

menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam

perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup

suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi

antara organisme dan lingkungannya.

Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan

intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi

seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.

Manusia  tidak  dibekali dengan  pengetahuan  empiris  atau  aturan  metodologis 

dalam  pikirannya.  Kita  tidak pernah  memperoleh  pengetahuan  yang  telah  jadi  atau 

dalam  paket-paket  yang  dapat dipersepsi  secara  langsung.  Semua  pengetahuan,  metode 

untuk  mengetahui,  dan berbagai  disiplin  ilmu  yang  ada  dalam  masyarakat  dibangun

(constructed) oleh  pikiran manusia.  Paham  ini  selanjutnya  dikenal  dengan 

konstruktivisme.  Phillips  dalam  Light dan  Cox  (2001)  melihat  bahwa  konstruktivisme 

telah  menjadi  agama  sekular  bagi perkembangan teori dan penelitian di  bidang 

pendidikan secara luas. Namun demikian teori-teori  yang  bernafaskan  konstruktivisme  itu 

satu  sama  lain  bervariasi  secara signifikan.

Pada ujung yang lain pengetahuan dan realitas diciptakan  oleh  manusia.  Dimensi 

vertikal  menggambarkan  perdebatan  tentang  faktor pendukung  terjadinya  konstruksi 

pengetahuan  itu,  antara  proses internal  (dalam individu  manusia)  atau  sosial  dan 

kultural  (dalam  masyarakat).  Dimensi  ketiga memperhatikan  tingkat  keaktifan  proses 

konstruksi  pengetahuan  itu,  antara  aktif  dan pasif.  Pada  ujung  yang  satu  manusia 

(baik  individual  maupun  sosial)  mengkostruksi pengetahuan secara pasif, sebagai

penonton; di ujung yang lain manusia mengkonstruksi secara  aktif  sebagai  aktor. 

Adapula pemikiran John Dewey tentang pendidikan di Indoensiayaitu dengan

menggunakan pendidikan partisipatif yang artinya pendidikan yang dalam prosesnya

menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pendidikan. Pola pendidikan partisipatif

menuntut para peserta didik agar dapat melakukan pendidikan secara aktif. Bukan hanya

pasif, mendengar, mengikuti, mentaati, dan mencontoh guru. Tanpa mengetahui apakah yang

diikutinya baik atau buruk. Dalam pendidikan partisipatif seorang pendidik lebih berperan

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 12

Page 13: Makala h

sebagai tenaga fasilitator, sedangkan keaktivan lebih dibebankan kepada peserta didik.

Pendidikan partisipatif dapat diterapkan dengan cara mengaktifkan peserta didik pada proses

pembelajaran yang berlangsung.

Siswa dituntut untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional, keterampilan,

kreatifitas. Dengan cara melibatkan siswa secara langsung ke dalam proses belajar. Sehingga

nantinya peserta didik dapat secara mandiri mencari problem solving dari masalah yang ia

hadapi.Model pendidikan partisipatif bertumpu pada nilai-nilai demokratis, pluralisme, dan

kemerdekaan peserta didik Dengan landasan nilai-nilai tersebut fungsi pendidik lebih sebagai

falisitator yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi peserta didik untuk berekspresi,

berdialog, dan berdiskusi.

Pemikiran jhon dewey sama seperti piaget yang dalam pendidikan lebih

mengutamakan siswa yang aktif dalam belajar. Dengan demikian penerapan pembelajaran

berbasis PAKEM dalam mata kuliah IPS tidak hanya mengembangkan aspek kognitif, tetapi

dapat pula mengembangkan kemampuan berfikir dan pengetahuan serta kecakapan Dengan

pembelajaran yang berbasis PAKEM, diharapkan para pendidik dapat lebih mudah memahami

konsep-konsep IPS.

F. Implementasi pembelajaran berbasis PAKEM menurut teori Piaget

Pada prosedur pembelajaran konstruktivisme, Driver  dalam  Fraser  and  Walberg 

(1995)  telah  menciptakan  prosedur pembelajaran  berdasarkan  konstruktivisme, 

memfasilitasi  pembelajar  membangun  sendiri konsep-konsep  baru  berdasarkan  konsep 

lama yang  telah  dimiliki.  Pembangunan konsep  baru  itu  tidak  terjadi  di  ruang  hampa 

melainkan  dalam  konteks sosial,  dimana mereka dapat berinteraksi dengan orang lain untuk

merestrukturisasi ide-idenya.

Adapun strategi Pembelajaran Kontruktivis yang berbasis PAKEM yang dapat di

terapkan pada anak-anak yaitu :

a.    Langsung (Tatap Muka)

Secara umum tatap muka terdiri dari tiga bagian, yaitu :

Pendahuluan

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 13

Page 14: Makala h

Memberikan  “orientasi”  dan  “penggalian  ide”  untuk  mengetahui  prakonsepsi pembelajar.

Inti

Merupakan  bagian  terbesar  pembelajaran,  digunakan  untuk  menfasilitasi “restrukturisasi ide” mengarah ke  perbaikan  konsep,  pembelajar menilai apakah ide-ide  itu  sudah  mendekati  konsep  ilmiah  yang  sesungguhnya.  Selanjutnya memberi  kesempatan  kepada  pembelajar  untuk  “mengaplikasikan  ide-ide”  yang baru  dipelajari  untuk  memecahkan  berbagai  masalah.  Pemantapan  pembelajar  atas ide-ide  itu  sebenamya  baru,  namun  akan  mantap  setelah  digunakan  untuk memecahkan masalah.

Penutup

Melakukan  “review  perubahan  ide”  untuk  membandingkan  ide  yang  telah dipelajari dengan ide awal yang muncul saat penggalian ide.

b.    Tidak Langsung (Non Tatap Muka)

Dalam  pembelajaran  non  tatap  muka  “restrukturisasi  ide”  dan  “aplikasi  ide”  dapat terus  difasilitasi;  bedanya  proses  pembelajaran  pembelajar,  tanpa  pengawasan.  Tugasnya  bisa  bersifat  terstruktur  (sesuai  dengan  perencanaan pembelajar),  dapat  juga  mandiri  (sesuai  dengan  minat  masing-masing  pembelajar).

Di dalam masing-masing tahap pembelajaran konstruktivisme di atas, tentu saja

terdapat berbagai metode. Di bawah ini adalah beberapa Metode Pembelajaran Kontruktivis

yang sering dipakai :

Metode  “sindikat”  sangat  cocok  untuk  topik  yang  dapat  dipelajari  sendiri  oleh

pembelajar.  Mereka  bekerja  dalam  kelompok,  masing-masing  anggota 

mempelajari satu aspek  masalah  secara  mendalam  sebelum  bertemu  dengan

anggota  lain  dalam sindikatnya, memecahkan masalah secara bersama-sama secara

intensif

Pembelajaran  kelompok  kecil  biasanya  terdiri  dari  4-6  pembelajar;  mereka 

saling mengemukakan  pendapatnya  tentang  suatu  masalah  sebelum  akhirnya 

mengambil kesimpulan.  Beberapa  pembelajar  kurang  berani  berbicara  dalam 

kelompok  seukuran itu.

Sebagai  jalan  keluarnya  pembelajar  perlu  sekali-sekali  membentuk  “ triad “, 

yaitu kelompok  yang  hanya terdiri  dari  tiga  orang.  Dengan  kelompok  kecil  itu 

mau tidak mau pembelajar akan berani berbicara.

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 14

Page 15: Makala h

“Praktikum” tidak selalu berlangsung di laboratorium dengan menggunakan alat-alat

yang  canggih,  melainkan  bisa  juga  berlangsung  di  alam  sekitar  dan  masyarakat.

Kegiatan praktikum hendaknya diarahkan untuk membekali pembelajar dengan :

keterampilan praktikum dasar      pengenalan alat-alat dan teknik pengukuran

standar  keterampilan melakukan pengamatan.  intrepretasikan data,  penulisan

laporan.

Berbagai  bentuk  media  perlu  dimanfaatkan  untuk  mengakomodasi  perbedaan

karakteristik pembelajar, yang lebih kuat dalam visual, auditif, atau kinestetik seperti :

Modul: bahan  ajar  yang  baik  akan  menyediakan  petunjuk  bagi  pembelajar 

tentang bagaimana  cara  belajar.  Isinya  memberitahukan  tentang  cara-cara 

menggunakan bahan ajar itu secara tepat. Pasal-pasalnya antara lain memuat

informasi tentang :  Bagaimana belajar, mempertahankan sikap positif  Konsep dan

prinsip, memi sebelum menggunakan  Jadwal belajar, setiap hari dua jam untuk satu

jam tatap muka di kelas Memanfaatkan fitur-fitur (features) yang ada dalam bahan

ajar.

Media  Presentese  ( Power  Point/flash ), media  pembelajaran  berbasis  komputer 

ini dapat  digunakan  secara  intensif  dalam  model  pembelajaran  yang  berdasarkan

konstruktivisme.  Berbagai  peristiwa  penting  dapat  ditunjukkan  dalam  bentuk

animasi;  konsep-konsep  yang  mempunyai  abstraksi  tinggi  dapat  dijembatani 

secara optimal.  Soal-soal  yang  berkaitan  dengan  animasi  disertakan  dalam 

program  ini sehingga  sifatnya  interaktif.  Pertama-tama  animasi  dibuat  oleh 

pembelajar; selanjutnya  pembelajar  tertentu  dilibatkan  untuk  berpartisipasi. 

Keuntungan  ganda akan diperoleh dimana pembelajar  terlibat secara aktif dan 

pembelajar terbantu dalam menyiapkan media.

Overhead transparency. Jika  mendapatkan  kesulitan  dengan  komputer,  tampilan-

tampilan program power point itu dapat dicetak pada kertas ukuran A4 atau langsung

ke tranparency untuk digunakan dalam penayangan menggunakan overhead

projector. Soffware  Lab.  Virtual . Saat  ini  di  internet  banyak  ditawarkan 

program-program laboratorium  virtual yang  bersifat interaktif, beberapa  di

antaranya dapat di download secara  gratis.  pembelajar  dapat  dengan  leluasa 

melakukan  pengamatan-pengamatan secara  cermat,  menuju  pembentukan  konsep 

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 15

Page 16: Makala h

secara  diskoveri.  Memori  lab.  virtual ada  yang  cukup  kecil  sehingga  dapat 

direkam  dalam  floppy disc,  ini  sangat membantu pembelajar.Mailing list. Mailing 

list adalah alat komunikasi canggih  berbasis  internet, yang dapat mengatasi  kendala 

ruang  dan  waktu. Mailiing  list dapat  dibuat  dengan  mudah  oleh semua  orang 

secara  gratis,  misalnya  dalam website www.yahoo.com. Semua  materi belajar yang 

telah direkam  dalam program power  point dapat  disebarluaskan  kepada seluruh 

pembelajar  dengan  media mailing  list ini.  Sekali  suatu  informasi  dikirimkan,

seluruh  anggota  dapat  menerima  dan  membacanya.  Materi  belajar berupa

animasi, contoh-contoh  simulasi, tugas-tugas, temuan-temuan penting anggota, dan

informasi lain  semua  dapat  disampaikan  melalui  media  ini.

Sedangkan evaluasi  terhadap  pembelajaran  konstruktivis  meliputi  evaluasi 

formatif  dan sumatif.  Evaluasi  formatif  menekankan  pada  proses,  dan  tujuannya  lebih 

kepada perbaikan  mutu  pembelajaran;  sedangkan  evaluasi  sumatif  menekankan  pada 

hasil. Untuk evaluasi formatif asesmen perlu dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan berikut

ini:

diskusi kelas

kegiatan kelompok kecil di kelas atau di lapangan tugas terstruktur, pekerjaan rumah,

(c) kegiatan mandiri (proyek)

praktikum Evaluasi  sumatif  mengukur  pencapaian  pembelajar  setelah 

menyelesaikan  suatu mata  pelajaran. 

Aspeknya  mencakup  pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap; pengukurannya bisa

dilakukan dengan tes tertulis maupun tes perbuatan. Evaluasi  terhadap  kegiatan  praktikum 

sebenamya  tidak  semata-mata menekankan  pada  proses,  melainkan  juga  hasil,  laporan 

praktikum  adalah  suatu  hasil. Asesmen  terhadap  laporan  praktikum  dapat  dilakukan 

secara  komprehensif  mencakup hal-hal  berikut  ini: 

kejelasan  isi

kebenaran  teori

presentasi  hasil  dan 

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 16

Page 17: Makala h

penampakan visual keseluruhan.

Koreksi  terhadap  laporan  prakikum  dan  tugas  seringkali  menjadi  pekerjaan yang 

sangat  berat  bagi  pembelajar.  Struktur  masing-masing  laporan  cukup  kompleks dan 

perhitungannya  sangat  rumit.  Dengan  jumlah  pembelajar  sekitar  40  orang  tiap  kelas

hampir  tidak  mungkin  bagi  pembelajar  memeriksa  secara  teliti.  Untuk  tugas  yang

bersifat homogen, sama untuk semua pembelajar, berbagai altematif disarankan;

Cukup  dilakukan  koreksi  terhadap  satu  kelompok;  yang  lain  akan  belajar  dari

kesalahan-kesalahan kelompok itu, yang sudah dikoreksi oleh pembelajar.

Melakukan  sampling  terhadap  laporan-laporan  praktikum  atau  PR  yang  masuk;

misalnya satu tiap empat laporan atau PR.

Menggunakan peer dan self assessinent Nilai  akhir  dari  hasil  belajar  pembelajar 

adalah  gabungan  dari  berbagai  nilai  yang diperoleh. Komposisinya disepakati

bersama pada awal pembelajaran.

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 17

Page 18: Makala h

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak usia SD pada tahapan operasional konkrit, perilaku belajarnya memandang

dunia secara obyektif bergeser dari atu aspek situasi ke aspek situasi lain, berpikiran secara

operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, dan dalam memahami konsep substansi.

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,

sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu

sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). 

Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk

sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS

menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara

yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna

bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik

merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1)

pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4)

keterampilan (Oemar hamalik. 1992 : 40-41).

Pembelajaran berbasis PAKEM sangat tepat jika diterapkan dalam pembelajaran IPS,

karena materi IPS yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak akan lebih mudah dipahami.

Dengan PAKEM pembelajaran akan lebih dinamis dan demokratis karena peserta didik

memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan sampai menemukan sendiri suatu konsep,

sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

Pembelajaran berbasis PAKEM yang berlandaskan pada pendekatan konstruktivisme

yang mengutamakan pada penciptaan suasana belajar dinamis, guru mengakui keberadaan

siswa dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuannya, memberi kesempatan kepada

siswa untuk mengeluarkan ide, bertanya, bereksplorasi, dan menyimpulkan hasil

pemaknaannya. Adapula pemikiran John Dewey tentang pendidikan di Indoensiayaitu dengan

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 18

Page 19: Makala h

menggunakan pendidikan partisipatif yang artinya pendidikan yang dalam prosesnya

menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pendidikan. Pola pendidikan partisipatif

Pengajaran IPS yang konvensional yang berkesan membosankan harus diubah

menjadi menyenangkan, salah satunya dengan cara PAKEM. Pada prinsipnya dengan

PAKEM, siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan belajar. Oleh karena itu guru harus

menggunakan alat/media untuk mempermudah pemahaman siswa, harus menyediakan “pojok

baca” di ruang kelas, dan harus menerapkan cara mengajar yang kooperatif dan interaktif,

dan dalam memecahkan masalah guru harus semaksimal mungkin melibatkan siswa.

Oleh karena itu guru harus memahami sifat anak, mengenal anak secara perseorangan,

memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengambangkan pengetahuan

berpikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan lingkungan

kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, dan memanfaatkan lingkungan sebagai

sumber belajar.

B. Saran

Seharusnya dalam pembelajaran IPS yang berbasis PAKEM ini diterapkan oleh

semua para pendidik, karena dengan pembelajaran seperti ini siswa lebih kreatif , aktif dan

kritis dalam sebuah pembelajaran. Dan pendidik harus lebih kreatif dalam memvariasikan

metode pembelajarannya agar siswa tidak pasif dan interaktif dalam memecahkan masalah

yang ada.

Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 19