makala h
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi,
dan Ekonomi. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Pengajaran IPS untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, merupakan
penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial
yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis pendidikan dasar dan
menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan
Pancasila (Saidihardjo, 1997 :5).
Perbedaan yang menonjol antara Pendidikan Ilmu Sosial dengan Pengajaran IPS
terletak pada tingkat kesukaran bahan dan intensitas penelitian sosial serta kontribusinya
dalam penyiapan guru-guru IPS pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Pada Pendidikan Ilmu Sosial untuk tingkat pendidikan tinggi, tidak ada istilah
penyederhanaan, memodifikasi bahan dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial seperti yang ada pada
tingkat pendidikan dasar dan menengah, namun yang ada adalah seleksi bahan, walaupun
demkian tetap tidak boleh merubah keutuhan dan sistematika struktur disiplin ilmu sosial itu
sendiri.
Sebenarnya bahan untuk pengajaran IPS untuk pendidikan dasar dan menengah bisa
saja diorganisir secara sistematis, tetapi untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah ada
masalah yaitu tingkat kecerdasan dan membantu dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu
bahannya harus disusun secara psikologis agar lebih menarik dan sesuai dengan tujuan
pendidikan.
pengajaran IPS pada saat sekarang ini memiliki beberapa ciri khusus antara lain :
1. Tujuan pengajaran IPS adalah menjadikan “warga negara yang baik” (good zitizen).
Hal ini menjadi tujuan utama pengajaran IPS dalam masyarakat demokratis.
2. IPS bukan sekedar “Ilmu-ilmu Sosial yang disederhanakan untuk keperluan
pendidikan di sekolah”, karena IPS selain mencakup pengetahuan (knowledge) dan
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 1
metode penyelidikan ilmiah dari Ilmu-ilmu Sosial juga mencakup komponen-
komponen lain seperti pendidikan, etika, filsafat, agama, sosial, serta bahan
pengetahuan dari sumber-sumber disiplin lainnya..
3. Komponen “pengambilan keputusan” secara rasional harus dilakukan oleh seorang
warga negara yang baik dan “pendidikan nilai”, keduanya merupakan bagian penting
dalam pengajaran IPS.
4. Komponen “keterampilan-keterampilan dasar” (basic skill) yang terdiri dari
keterampilan berfikir (intelektual), keterampilan melakukan penyelidikan inquiry
dalam Ilmu-ilmu Sosial, keterampilan studi (akademis), dan keterampilan sosial, juga
harus diajarkan dalam pengajaan IPS. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mencapai
tujuan sebagai warga negara yang baik dan dapat mengambil keputusan secara
rasional.
5. Strategi pengajaran yang dianut dalam IPS menekankan pada model-model
pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar
(misalnya CBSA, activity based learning) seperti strategi pembelajaran inquiry-
discovery (social science inquiry), strategi pembelajaran konsep, model klarifikasi
nilai, dan sebagainya.(Saidihardjo dan Sumadi HS, 1996 : 10-11).
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ips?
2. Apa tujuan pembelajaran ips sd ?
3. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran ips berbasis PAKEM?
4. Teori apa yang berkaitan dengan pembelajaran ips sd yang berbasis PAKEM?
5. Bagaimana implikasi pembelajaran berbasis PAKEM menurut teori tersebut ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pembelajaran PAKEM.
2. Untuk mengetahui teori yang dapat dipakai dipembelajaran PAKEM
3. Untuk memahami cara pembelajaran ips yang berbasis PAKEM
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPS
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence
Education Council (SSEC) dan National Council forSocial Studies (NCSS), menyebut IPS
sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti
cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi,
ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam
bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social
Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
1. Ilmu Sosial (Sicial Science)
Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2)
adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang
bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin
ilmiah”.
Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual
yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia
sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah
laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 3
2. Studi Sosial (Social Studies).
Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan
atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala
dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan
sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan
bahan-bahan pelajaran bagisiswa sejak pendidikan dasar.
3. Pengetahuan Sosial (IPS)
Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama
asli IPS di Amerika Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama kali
dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee of Social Studies” yang
didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah
himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan
ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.
Definisi IPS menurut National Council for Social Studies (NCSS), mendifisikan IPS
sebagai berikut: social studies is the integrated study of the science and humanities to
promote civic competence. Whitin the school program, socisl studies provides coordinated,
systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, economics, geography,
history, law, philosophy,political science, psychology, religion, and sociology, as well as
appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary
purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and
reasoned decisions for the public good as citizen of a culturally diverse, democratic society in
an interdependent world.
Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu
pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial, seperti sosiologi,
antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan
sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi olehSaidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil
kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti:
geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 4
B. HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS SD
Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk
sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini
orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone
dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu
dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus
informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang
menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”.
Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara alamiah dicirikan oleh kondisi
alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air, ketinggian dari permukaan laut, dan
sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti daerah pantai, dataran rendah,
dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi terhadap pola kehidupan
penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat mencermati contoh berikut ini.
Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan
laut yang tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang,
sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk mencari ikan. Hal ini disebabkan ikan
banyak berkumpul di kawasan laut yang dangkal yang masih tertembus sinar
matahari. Oleh karena itu mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai
nelayan. Hampir semua pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa sebagian besar
terletak di pantai utara Jawa.
Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di atas
permukaan laut merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup, didukung oleh
iklimnya yang cocok, merupakan potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan
sebagai areal pertanian, misalnya Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan
sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk, dengan cadangan air yang sudah
semakin berkurang maka sistem pertanian yang dikembangkan adalah pertanian lahan
kering dan holtikultura seperti sayuran, buah-buahan, da tanaman hias.
Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri. Karena sedikitnya
persediaan air tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-
lembah atau mendekati alur sungai. Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 5
mendapatkan sumber air yang relatif mudah. Ladang yang mereka usahakan biasanya
terletak di lembah pegunungan.
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita pelajari
ternyata kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:
1. Hubungan sosial: semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang
proses, faktor-faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu
sosiologi
2. Ekonomi: berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi
3. Psikologi: dibahas dalam ilmu psikologi
4. Budaya: dipelajari dalam ilmu antropologi
5. Sejarah: berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari
dalam ilmu sejarah
6. Geografi: hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu geografi
7. Politik: berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik
C. TUJUAN PENDIDIKAN IPS
Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional, yaitu: membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk
manusia yang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat
mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan
penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti
yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang
termaksud dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS
yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan
dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 6
tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan
IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja.
2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi
masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan
pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1) pengetahuan dan
pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4) keterampilan (Oemar
hamalik. 1992 : 40-41).
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu:
Pengetahuan dan Pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan
pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.
Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan
belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide,
konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan
datang.
Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya,
sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di
dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka
akan berkembang pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan
pribadi/tingkah laku guru sendiri besar pengaruhnya terhadapa perkembangan nilai-nilai dan
sikap anak.
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 7
Keterampilan dasar IPS
Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari
bukti dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan
validitas dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan
merumuskan kesimpulan.
D. Pembelajaran Berbasis PAKEM
PAKEM, mengandung arti bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. Peran aktif peserta didik sangat penting dalam rangka pembentukan
generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan
orang lain. Oleh karena itu guru harus kreatif, artinya dapat menciptakan kegiatan belajar
yang beragam sehingga dapat memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik. Selain
itu guru juga harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga peserta didik
dapat memusatkan perhatiannnya secara penuh dalam belajar.
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah berarti jika proses pembelajaran tidak
efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang sebenarnya harus dikuasai peserta didik. Padahal
setiap pembelajaran tentu memiliki tujuan yang harus dicapai. Jika pembelajaran tidak efektif
berari pembelajaran tersebut hanya sekedar aktif dan menyenangkan seperti bermain-main,
sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Dengan demikian seorang guru dituntut untuk menciptakan kondisi belajar yang aktif,
kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS. Selain itu guru juga harus mampu memilih dan menggunakan pendekatan-
pendekatan pembelajaran yang dapat mengintegrasikan antara pengetahuan, keterampilan,
dan sikap sosialnya. Salah satu cara yang harus ditempuh adalah dengan menerapkan
pembelajaran yang berbasis PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan).
Pembelajaran berbasis PAKEM sangat tepat jika diterapkan dalam pembelajaran IPS,
karena materi IPS yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak akan lebih mudah dipahami.
Dengan PAKEM pembelajaran akan lebih dinamis dan demokratis karena peserta didik
memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan sampai menemukan sendiri suatu konsep,
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 8
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Ini sesuai dengan pendapat Haryanto (2007:41)
yang menyatakan bahwa prinsip pembelajaran berbasis PAKEM adalah :
1) Siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan
semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih
menarik dan menyediakan “pojok baca” .
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu
masalah, untuk mengungkapka gagasan, dan melibatkan siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM yaitu :
Memahami sifat yang dimiliki siswa.
Pada dasarnya siswa memiliki sifat : rasa ingin ahu dan berimajinasi. Kedua sifat
tersebut meupakan modal dasar bagi perkembangan sikap, cara berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan lahan yang harus kita olah sehingga kedua sifat tersebut
dapat tumbuh dengan subur, misalnya dengan cara guru memuji hasil karya siswanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, guru memberi kesempatan kepada siswanya untuk
melakukan percobaan guna menemukan pengetahuannya sendiri.
Mengenal anak secara perorangan
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 9
Perbedaan individual dalam PAKEM tidak perlu diperhatikan dan harus tercermin
dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa tidak harus mengerjakan tugas yang ama,
melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak yang berkemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah. Dengan mengenal keampuan
siswa guru dapat kesulitan sehingga siswa dapat belajar lebih optimal.
Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Secara amali anak sejak kecil bermain berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini
dapat dimanfaatkan dalam pengeorganisasian belajar. Anak secara berkelompok dapat
bekerjasama mengerjakan tugas dari guru, ini lebih efektif karena meeka dapat saling
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian anak juga harus menyelesaikan tugas
perseorangan agar bakat individunya berkembang.
Mengembangkan pengetahuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan
masalah.
Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Berpikir kritis untuk menganalisis masalah, sedangkan berpikir kreatif untuk melahirkan
alternative pemecahan maalah. Kedua jenis berpikir kritis dan kreatif tersebut berasal dari
rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Tugas guru dalah
mengembangkannya dengan memberikan tugas sesering mungkin tentang masalah yang
memerlukan alternative jawaban yang trbuka..
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang di ruang kelas, sehingga dapat memotivasi
untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajang dapat
berupa : hasil kerja individu, berpasangan, kelompok. Pajangan juga dapat berupa gambar,
peta, diagram, model, bendaasli, puisi, karanga, dan sebagainya. Pajangan di dalam kelas
yang ditata menarik akan membantu guru untuk dijadikan rujukan pada waktu proses
pembelajaran.
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 10
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan fisik, social, budaya merupakan sumbe yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar dan sebagai obyek kajian
(sumber belajar). Belajar dengan memanfaatkan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas
tetapi bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu.
Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti : mengamati
(dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,, merumuskan hipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar atau diagram.
Dengan demikian pembelajaran berbasis PAKEM sangat tepat diterapkan dalam
pembelajaran IPS. Karena pada dasarnya semua anak tidak memandang tempat asal, status
sosial, dan jenis kelamin, mereka terlahir memiliki rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua
sifat ini merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif. Sifat
kritis dapat menganalisis masalah, sedangkan kreatif dapat melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Pembelajaran merupakan lahan untuk mengembangkan kedua sifat tersebut. Hal ini
dapat ditempuh dengan cara : guru memberi pujian, memberi motivasi peserta didik, dan
melakukan percobaan sampai menemukan sendiri suatu konsep.
E. Teori pembelajaran ips berbasis PAKEM
Pembelajaran berbasis PAKEM yang berlandaskan pada pendekatan konstruktivisme
yang mengutamakan pada penciptaan suasana belajar dinamis, guru mengakui keberadaan
siswa dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuannya, memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengeluarkan ide, bertanya, bereksplorasi, dan menyimpulkan hasil
pemaknaannya. Kebebasan merupakan penentu keberhasilan, kegagalan atau keberhasilan,
kemampuan atau ketidakmampuan harus dilihat sebagai interpretasi yang berbeda, perbedaan
tersebut harus dihargai. Tujuan pembelajaran bukan menekankan pada penambahan
pengetahuan, melainkan pada penciptaan pemahaman yang menuntut aktivitas kreatif-
produktif dalam konteks nyata.
Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam
bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-
an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 11
untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya
hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil
interaksi diantara keduanya.
Teori yang tepat untuk pembelajaran IPS SD menggunakan Teori Jean Piaget yang
menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang pasif dalam
perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju kelangsungan hidup
suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap lingkungannya dan adanya interaksi
antara organisme dan lingkungannya.
Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan
intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi
seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.
Manusia tidak dibekali dengan pengetahuan empiris atau aturan metodologis
dalam pikirannya. Kita tidak pernah memperoleh pengetahuan yang telah jadi atau
dalam paket-paket yang dapat dipersepsi secara langsung. Semua pengetahuan, metode
untuk mengetahui, dan berbagai disiplin ilmu yang ada dalam masyarakat dibangun
(constructed) oleh pikiran manusia. Paham ini selanjutnya dikenal dengan
konstruktivisme. Phillips dalam Light dan Cox (2001) melihat bahwa konstruktivisme
telah menjadi agama sekular bagi perkembangan teori dan penelitian di bidang
pendidikan secara luas. Namun demikian teori-teori yang bernafaskan konstruktivisme itu
satu sama lain bervariasi secara signifikan.
Pada ujung yang lain pengetahuan dan realitas diciptakan oleh manusia. Dimensi
vertikal menggambarkan perdebatan tentang faktor pendukung terjadinya konstruksi
pengetahuan itu, antara proses internal (dalam individu manusia) atau sosial dan
kultural (dalam masyarakat). Dimensi ketiga memperhatikan tingkat keaktifan proses
konstruksi pengetahuan itu, antara aktif dan pasif. Pada ujung yang satu manusia
(baik individual maupun sosial) mengkostruksi pengetahuan secara pasif, sebagai
penonton; di ujung yang lain manusia mengkonstruksi secara aktif sebagai aktor.
Adapula pemikiran John Dewey tentang pendidikan di Indoensiayaitu dengan
menggunakan pendidikan partisipatif yang artinya pendidikan yang dalam prosesnya
menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pendidikan. Pola pendidikan partisipatif
menuntut para peserta didik agar dapat melakukan pendidikan secara aktif. Bukan hanya
pasif, mendengar, mengikuti, mentaati, dan mencontoh guru. Tanpa mengetahui apakah yang
diikutinya baik atau buruk. Dalam pendidikan partisipatif seorang pendidik lebih berperan
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 12
sebagai tenaga fasilitator, sedangkan keaktivan lebih dibebankan kepada peserta didik.
Pendidikan partisipatif dapat diterapkan dengan cara mengaktifkan peserta didik pada proses
pembelajaran yang berlangsung.
Siswa dituntut untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional, keterampilan,
kreatifitas. Dengan cara melibatkan siswa secara langsung ke dalam proses belajar. Sehingga
nantinya peserta didik dapat secara mandiri mencari problem solving dari masalah yang ia
hadapi.Model pendidikan partisipatif bertumpu pada nilai-nilai demokratis, pluralisme, dan
kemerdekaan peserta didik Dengan landasan nilai-nilai tersebut fungsi pendidik lebih sebagai
falisitator yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi peserta didik untuk berekspresi,
berdialog, dan berdiskusi.
Pemikiran jhon dewey sama seperti piaget yang dalam pendidikan lebih
mengutamakan siswa yang aktif dalam belajar. Dengan demikian penerapan pembelajaran
berbasis PAKEM dalam mata kuliah IPS tidak hanya mengembangkan aspek kognitif, tetapi
dapat pula mengembangkan kemampuan berfikir dan pengetahuan serta kecakapan Dengan
pembelajaran yang berbasis PAKEM, diharapkan para pendidik dapat lebih mudah memahami
konsep-konsep IPS.
F. Implementasi pembelajaran berbasis PAKEM menurut teori Piaget
Pada prosedur pembelajaran konstruktivisme, Driver dalam Fraser and Walberg
(1995) telah menciptakan prosedur pembelajaran berdasarkan konstruktivisme,
memfasilitasi pembelajar membangun sendiri konsep-konsep baru berdasarkan konsep
lama yang telah dimiliki. Pembangunan konsep baru itu tidak terjadi di ruang hampa
melainkan dalam konteks sosial, dimana mereka dapat berinteraksi dengan orang lain untuk
merestrukturisasi ide-idenya.
Adapun strategi Pembelajaran Kontruktivis yang berbasis PAKEM yang dapat di
terapkan pada anak-anak yaitu :
a. Langsung (Tatap Muka)
Secara umum tatap muka terdiri dari tiga bagian, yaitu :
Pendahuluan
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 13
Memberikan “orientasi” dan “penggalian ide” untuk mengetahui prakonsepsi pembelajar.
Inti
Merupakan bagian terbesar pembelajaran, digunakan untuk menfasilitasi “restrukturisasi ide” mengarah ke perbaikan konsep, pembelajar menilai apakah ide-ide itu sudah mendekati konsep ilmiah yang sesungguhnya. Selanjutnya memberi kesempatan kepada pembelajar untuk “mengaplikasikan ide-ide” yang baru dipelajari untuk memecahkan berbagai masalah. Pemantapan pembelajar atas ide-ide itu sebenamya baru, namun akan mantap setelah digunakan untuk memecahkan masalah.
Penutup
Melakukan “review perubahan ide” untuk membandingkan ide yang telah dipelajari dengan ide awal yang muncul saat penggalian ide.
b. Tidak Langsung (Non Tatap Muka)
Dalam pembelajaran non tatap muka “restrukturisasi ide” dan “aplikasi ide” dapat terus difasilitasi; bedanya proses pembelajaran pembelajar, tanpa pengawasan. Tugasnya bisa bersifat terstruktur (sesuai dengan perencanaan pembelajar), dapat juga mandiri (sesuai dengan minat masing-masing pembelajar).
Di dalam masing-masing tahap pembelajaran konstruktivisme di atas, tentu saja
terdapat berbagai metode. Di bawah ini adalah beberapa Metode Pembelajaran Kontruktivis
yang sering dipakai :
Metode “sindikat” sangat cocok untuk topik yang dapat dipelajari sendiri oleh
pembelajar. Mereka bekerja dalam kelompok, masing-masing anggota
mempelajari satu aspek masalah secara mendalam sebelum bertemu dengan
anggota lain dalam sindikatnya, memecahkan masalah secara bersama-sama secara
intensif
Pembelajaran kelompok kecil biasanya terdiri dari 4-6 pembelajar; mereka
saling mengemukakan pendapatnya tentang suatu masalah sebelum akhirnya
mengambil kesimpulan. Beberapa pembelajar kurang berani berbicara dalam
kelompok seukuran itu.
Sebagai jalan keluarnya pembelajar perlu sekali-sekali membentuk “ triad “,
yaitu kelompok yang hanya terdiri dari tiga orang. Dengan kelompok kecil itu
mau tidak mau pembelajar akan berani berbicara.
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 14
“Praktikum” tidak selalu berlangsung di laboratorium dengan menggunakan alat-alat
yang canggih, melainkan bisa juga berlangsung di alam sekitar dan masyarakat.
Kegiatan praktikum hendaknya diarahkan untuk membekali pembelajar dengan :
keterampilan praktikum dasar pengenalan alat-alat dan teknik pengukuran
standar keterampilan melakukan pengamatan. intrepretasikan data, penulisan
laporan.
Berbagai bentuk media perlu dimanfaatkan untuk mengakomodasi perbedaan
karakteristik pembelajar, yang lebih kuat dalam visual, auditif, atau kinestetik seperti :
Modul: bahan ajar yang baik akan menyediakan petunjuk bagi pembelajar
tentang bagaimana cara belajar. Isinya memberitahukan tentang cara-cara
menggunakan bahan ajar itu secara tepat. Pasal-pasalnya antara lain memuat
informasi tentang : Bagaimana belajar, mempertahankan sikap positif Konsep dan
prinsip, memi sebelum menggunakan Jadwal belajar, setiap hari dua jam untuk satu
jam tatap muka di kelas Memanfaatkan fitur-fitur (features) yang ada dalam bahan
ajar.
Media Presentese ( Power Point/flash ), media pembelajaran berbasis komputer
ini dapat digunakan secara intensif dalam model pembelajaran yang berdasarkan
konstruktivisme. Berbagai peristiwa penting dapat ditunjukkan dalam bentuk
animasi; konsep-konsep yang mempunyai abstraksi tinggi dapat dijembatani
secara optimal. Soal-soal yang berkaitan dengan animasi disertakan dalam
program ini sehingga sifatnya interaktif. Pertama-tama animasi dibuat oleh
pembelajar; selanjutnya pembelajar tertentu dilibatkan untuk berpartisipasi.
Keuntungan ganda akan diperoleh dimana pembelajar terlibat secara aktif dan
pembelajar terbantu dalam menyiapkan media.
Overhead transparency. Jika mendapatkan kesulitan dengan komputer, tampilan-
tampilan program power point itu dapat dicetak pada kertas ukuran A4 atau langsung
ke tranparency untuk digunakan dalam penayangan menggunakan overhead
projector. Soffware Lab. Virtual . Saat ini di internet banyak ditawarkan
program-program laboratorium virtual yang bersifat interaktif, beberapa di
antaranya dapat di download secara gratis. pembelajar dapat dengan leluasa
melakukan pengamatan-pengamatan secara cermat, menuju pembentukan konsep
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 15
secara diskoveri. Memori lab. virtual ada yang cukup kecil sehingga dapat
direkam dalam floppy disc, ini sangat membantu pembelajar.Mailing list. Mailing
list adalah alat komunikasi canggih berbasis internet, yang dapat mengatasi kendala
ruang dan waktu. Mailiing list dapat dibuat dengan mudah oleh semua orang
secara gratis, misalnya dalam website www.yahoo.com. Semua materi belajar yang
telah direkam dalam program power point dapat disebarluaskan kepada seluruh
pembelajar dengan media mailing list ini. Sekali suatu informasi dikirimkan,
seluruh anggota dapat menerima dan membacanya. Materi belajar berupa
animasi, contoh-contoh simulasi, tugas-tugas, temuan-temuan penting anggota, dan
informasi lain semua dapat disampaikan melalui media ini.
Sedangkan evaluasi terhadap pembelajaran konstruktivis meliputi evaluasi
formatif dan sumatif. Evaluasi formatif menekankan pada proses, dan tujuannya lebih
kepada perbaikan mutu pembelajaran; sedangkan evaluasi sumatif menekankan pada
hasil. Untuk evaluasi formatif asesmen perlu dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan berikut
ini:
diskusi kelas
kegiatan kelompok kecil di kelas atau di lapangan tugas terstruktur, pekerjaan rumah,
(c) kegiatan mandiri (proyek)
praktikum Evaluasi sumatif mengukur pencapaian pembelajar setelah
menyelesaikan suatu mata pelajaran.
Aspeknya mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap; pengukurannya bisa
dilakukan dengan tes tertulis maupun tes perbuatan. Evaluasi terhadap kegiatan praktikum
sebenamya tidak semata-mata menekankan pada proses, melainkan juga hasil, laporan
praktikum adalah suatu hasil. Asesmen terhadap laporan praktikum dapat dilakukan
secara komprehensif mencakup hal-hal berikut ini:
kejelasan isi
kebenaran teori
presentasi hasil dan
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 16
penampakan visual keseluruhan.
Koreksi terhadap laporan prakikum dan tugas seringkali menjadi pekerjaan yang
sangat berat bagi pembelajar. Struktur masing-masing laporan cukup kompleks dan
perhitungannya sangat rumit. Dengan jumlah pembelajar sekitar 40 orang tiap kelas
hampir tidak mungkin bagi pembelajar memeriksa secara teliti. Untuk tugas yang
bersifat homogen, sama untuk semua pembelajar, berbagai altematif disarankan;
Cukup dilakukan koreksi terhadap satu kelompok; yang lain akan belajar dari
kesalahan-kesalahan kelompok itu, yang sudah dikoreksi oleh pembelajar.
Melakukan sampling terhadap laporan-laporan praktikum atau PR yang masuk;
misalnya satu tiap empat laporan atau PR.
Menggunakan peer dan self assessinent Nilai akhir dari hasil belajar pembelajar
adalah gabungan dari berbagai nilai yang diperoleh. Komposisinya disepakati
bersama pada awal pembelajaran.
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia SD pada tahapan operasional konkrit, perilaku belajarnya memandang
dunia secara obyektif bergeser dari atu aspek situasi ke aspek situasi lain, berpikiran secara
operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, dan dalam memahami konsep substansi.
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89).
Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk
sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS
menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak didik menjadi warga negara
yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna
bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik
merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu : (1)
pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4)
keterampilan (Oemar hamalik. 1992 : 40-41).
Pembelajaran berbasis PAKEM sangat tepat jika diterapkan dalam pembelajaran IPS,
karena materi IPS yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak akan lebih mudah dipahami.
Dengan PAKEM pembelajaran akan lebih dinamis dan demokratis karena peserta didik
memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan sampai menemukan sendiri suatu konsep,
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
Pembelajaran berbasis PAKEM yang berlandaskan pada pendekatan konstruktivisme
yang mengutamakan pada penciptaan suasana belajar dinamis, guru mengakui keberadaan
siswa dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuannya, memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengeluarkan ide, bertanya, bereksplorasi, dan menyimpulkan hasil
pemaknaannya. Adapula pemikiran John Dewey tentang pendidikan di Indoensiayaitu dengan
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 18
menggunakan pendidikan partisipatif yang artinya pendidikan yang dalam prosesnya
menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam pendidikan. Pola pendidikan partisipatif
Pengajaran IPS yang konvensional yang berkesan membosankan harus diubah
menjadi menyenangkan, salah satunya dengan cara PAKEM. Pada prinsipnya dengan
PAKEM, siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan belajar. Oleh karena itu guru harus
menggunakan alat/media untuk mempermudah pemahaman siswa, harus menyediakan “pojok
baca” di ruang kelas, dan harus menerapkan cara mengajar yang kooperatif dan interaktif,
dan dalam memecahkan masalah guru harus semaksimal mungkin melibatkan siswa.
Oleh karena itu guru harus memahami sifat anak, mengenal anak secara perseorangan,
memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, mengambangkan pengetahuan
berpikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan lingkungan
kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, dan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar.
B. Saran
Seharusnya dalam pembelajaran IPS yang berbasis PAKEM ini diterapkan oleh
semua para pendidik, karena dengan pembelajaran seperti ini siswa lebih kreatif , aktif dan
kritis dalam sebuah pembelajaran. Dan pendidik harus lebih kreatif dalam memvariasikan
metode pembelajarannya agar siswa tidak pasif dan interaktif dalam memecahkan masalah
yang ada.
Pembelajaran IPS SD Berbasis PAKEM Page 19