majalah hati beriman vol.4 no.2 tahun 2010 - salatiga.go.id · ndang-undang nomor 9 tahun 2009...

48
ISSN No. 1978-5798, VOL. 4 No. 2, 2010 ISSN No. 1978-5798, VOL. 4 No. 2, 2010 Memaknai Pembatalan Undang-Undang BHP Memaknai Pembatalan Undang-Undang BHP Menyongsong Sensus Penduduk 2010 Menyongsong Sensus Penduduk 2010

Upload: duonglien

Post on 27-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN No. 1978-5798, VOL. 4 No. 2, 2010ISSN No. 1978-5798, VOL. 4 No. 2, 2010

MemaknaiPembatalan Undang-Undang BHP

MemaknaiPembatalan Undang-Undang BHP

Menyongsong Sensus Penduduk 2010 Menyongsong Sensus Penduduk 2010

Foto atas: penghargaan dari UKSW. Foto bawah: Kunjungan Walikota Salatiga dalam rangka pemaparan rencana pembangunan Salatiga IT Park, sebagai wujud pengembangan potensi dan penerapan Sistem Inovasi Daerah (SIDA). (Foto_HB_red).

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH menerima

RedaksiRedaksi

ISSN No. 1978-5798, VOL. 4 No. 2, 2010

4 Karikatur5 Dari Redaksi : Undang-Undang BHP

Inkonstitusional.6 Surat Pembaca : Adakah Tanggapan Surat

Pembaca Pada Majalah Hati Beriman?; Taman Kota Yang Asri dan Menarik.

7 Opini: Memaknai Pembatalan UU BHP.14 Ragam: Menyongsong Sensus Penduduk 2010;

Masih Kurang Ragam Dua17 Mimbar: Jadikan Jensud Sebagai Wajah

Salatiga.18 Pendidikan: Perpustakaan dan Pendidikan

(Pergeseran Paradigma).20 Artikel: Motivasi Berprestasi, Kunci

Pencapaian Cita-cita dan Pengembangan Diri Pada Remaja.

22 Budaya: “Ajar Basa” Tidak Sukar24 Tips: Masih Kurang Tips25 Kesehatan: Penanganan Sakit Pinggang dan

Gigi Dengan Metode Yumeiho.28 Hukum: Ada Apa Dengan UU LH Yang Baru?30 Lintas Kota: Kegiatan di Kota Salatiga40 Kiprah: Meningkatkan SDM Dengan Berbagai

Pelatihan..42 Potensi: Memoles Seni Pada Kayu Bakar.44 Legenda: Tanah Perdikan Turusan45 Profil: Lukman Fahmi, S.HI “Perjuangan

Meraih Prestasi”42 Rileks/TTS: TTS Edisi 48

da tiga tujuan utama dari perubahan menuju ABHP bagi PT, yaitu

o t o n o m i , t r a n s p a r a n s i , akuntabilitas, dan daya saing sebagaimana tujuan strategis akhirnya. Otonomi kampus berlatar belakang krisis yang dialami oleh

negara di antaranya menyebabkan negara kesulitan dalam memenuhi anggaran belanja negara di bidang pendidikan secara “mandiri”. Tahapan awal dari proses otonomi kampus tersebut adalah melalui perubahan struktur organisasi dan demokratisasi kampus. Pada struktur yang baru tersebut, universitas tidak lagi bertanggung jawab secara langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), tapi kepada Majelis Wali Amanat (MWA) sebagai stakeholders dari universitas. MWA terdiri atas unsur pemerintah, senat akademik, dosen, mahasiswa, dan masyarakat. Meski demikian, proporsi suara Mendiknas dalam MWA mempunyai representasi.

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010 3

Diterbitkan oleh : HUMAS SETDA KOTA SALATIGA Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Salatiga. PEMBINA Walikota Salatiga; PENGARAH Wakil Walikota ; WAKIL PENGARAH Sekretaris Daerah; PEMIMPIN REDAKSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Bagian Humas Drs. VT. Haribowo; REDAKTUR PELAKSANA Sri Hartono, SS; REDAKTUR Hendi Prawoto Basuki; KOORDINATOR LIPUTAN Tri Prawiati, ST; PELIPUT/PENYUNTING Ady Indriasari, S.Sos, Betty Wahyu Nilla Sari, S.T.P, Lukman Fahmi, S.Hi; Dina Pramestya Rini; Kristina, SE; SETTING&LAY OUT Budi Susilo, S.Sos; DISTRIBUSI Kuswanto, R. Suprapto Sambodo, Lukman Fahmi, S.HI, Kuntoro Panji Trenggono. ALAMAT HUMAS SETDA KOTA SALATIGA Jl. Letjend. Sukowati No. 51 Salatiga 50731 Telp/Fax. (0298) 326658. On line : http://www.hati-beriman.blogspot.com, e-mail : [email protected].

Redaksi menerima sumbangan naskah berupa tulisan atau karikatur. Redaksi berhak mengedit naskah tanpa mengubah substansinya. Naskah berupa tulisan diketik dengan huruf Times New Roman 12, spasi tunggal, sebanyak 3-4 halaman folio. Naskah dikirim ke Redaksi Hati Beriman. Pengirim naskah yang dimuat berhak mendapat imbalan.

Wakil Walikota Salatiga, Ir. Hj. Diah Sunarsasi bersama Sekda, Asisten II, Kepala BKDserta Kabag Humas Kota Salatiga saat peresmian kantor Sekda Kota Salatiga.

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Daftar IsiDaftar IsiDesign Grafis:Budi Susilo, S.Sos

HATIBERIMANHATIBERIMANMajalah Berita Warga Kota SalatigaMajalah Berita Warga Kota Salatiga

SALATIGA

SR HI AR YA HS BT AU J S AWA PRSTI

4

KarikaturKarikatur

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

5

alam sidang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) uji materi Undang-Undang DNomor 9 Tahun 2009 tentang Badan

Hukum Pendidikan (BHP) menyatakan UU ini inkonstitusional. Hal tersebut dikarenakan undang-undang itu bertentangan dengan UUD 1945.

Ketua Majelis Hakim Konstitusi Mahfud MD dalam sidang putusan yang digelar di Gedung MK, Jakarta telah menyatakan bahwa UU Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan bertentangan dengan UUD 1945. Dengan demikian, UU BHP tersebut juga dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.

Pendapat MK tentang ketentuan-ketentuan yang diatur UU BHP pada umumnya merupakan penyeragaman bentuk tata kelola sehingga mengandung banyak kontroversi, hal itu terbukti dengan banyaknya perkara permohonan pengujian UU BHP yang diajukan. Bahkan UU BHP itu membuat penyelenggara

pendidikan harus berbentuk BHP. Ini berarti yayasan, perkumpulan, dan badan hukum sejenis harus menyesuaikan diri dengan tata kelola melalui perubahan akta dalam waktu enam tahun. Apabila hal itu tidak dilakukan, maka yayasan, perkumpulan, dan badan hukum sejenis akan mendapat sanksi atau hukuman, walaupun berbentuk administrasi.

Dengan demikian ketentuan penyelenggaraan pendidikan dalam satu bentuk sebagaimana ditentukan dalam UU BHP dapat diartikan melarang sekolah-sekolah yang diselenggarakan masyarakat di luar BHP sehingga sama saja dengan melarang kegiatan berserikat dan berkumpul yang dijamin UUD 1945. Hal ini tentulah akan merugikan yayasan dan menghilangkan hak untuk menyelenggarakan pendidikan serta tidak mengaku i eks i s t ens i yayasan sebaga i penyelenggara pendidikan.

Dengan tidak diakuinya eksistensi yayasan sebagai penyelenggara pendidikan berarti akan menimbulkan ketidakpastian bagi masa depan yayasan yang selama ini kegiatannya dikhususkan sebagai penyelenggara pendidikan, selain itu penghilangan peran yayasan sebagai penyelenggara pendidikan sama saja dengan merugikan hak-hak konstitusional para pengelola yayasan yang bergerak di bidang pendidikan.

Terlepas dari baik dan tidaknya Undang-Undang BHP, yang lebih penting bagi bangsa ini adalah meningkatkan pendidikan secara menyeluruh, yaitu dengan menciptakan lembaga pendidikan kita yang berorientasi pada pencerahan yang sejati. Jangan sampai lembaga pendidikan kita lambat laun akan berubah menjadi lembaga pendidikan yang berorientasi pasar, karena dalam orientasi pasar memiliki logika “meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya”, padahal yang menjadi konsumen disini siswa dan mahasiswa.

Jika logika tersebut diterapkan pada lembaga pendidikan kita, lalu bagaimana masadepan generasi kita yang membutuhkan pencerahan?. Yang pasti masyarakat kita saat ini sangatlah membutuhkan pendidikan yang berkualitas namun dengan biaya yang terjangkau.

Redaksi

Dari RedaksiDari RedaksiDari Redaksi

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

UU BHPInkonstitusional

aya bermaksud ingin mewakili para penulis surat pembaca pada Majalah Hati Beriman, selama ini para

penulis surat pembaca pada Majalah hati Beriman sungguh merasa kecewa karena apa yang telah di Ssampaikan tentang pendapat dan usulan tentang hal-hal yang berhubungan dengan Kota Salatiga yang

kita cintai ini tidak kunjung mendapat jawaban maupun tanggapan dari pihak-pihak yang bersangkutan .

Kami berharap tulisan surat pembaca yang termuat pada Majalah Hati Beriman dapat mendapat jawaban atau

tanggapan dari pihak-pihak yang bersangkutan, hal ini dikarenakan supaya apa yang telah di sampaikan tersebut

tidaklah sia-sia atau percuma. Terima Kasih.

Penulis adalah S.A Dewi

Pancuran, Salatiga

Pengirim rubrik surat pembaca yang dimuat berhak mendapatkan imbalan

dari Redaksi Majalah Hati Beriman.

ebagai salah satu bagian dari warga Kota Salatiga, tentunya saya akan bangga apabila mengajak teman

dan kerabat saya untuk sejenak mampir beristirahat di kota kelahiran saya karena saya pasti akan Sberpromosi ria tentang bagaimana Kota Salatiga, walaupun saya bukan guide wisata. Saya selalu

menyebut Kota Salatiga dengan “kota kecil-kecil cabe rawit” karena di Kota Salatiga telah melahirkan berbagai

macam tempat wisata, gedung-gedung pertokoan, gedung perhotelan, ruko-ruko, jajanan serta masakan yang

meramaikan kota ini.

Salah satunya Taman Kota yang berada di pertigaan jalan Adisucipto, jalan Kartini, dan Pemotongan yang

sangat memancing mata saya. Saya pun merasa tertarik dan sangat setuju dengan adanya Taman Kota, karena akan

menambah Kota Salatiga menjadi kota sejuk dengan keasrian pemandangan. Tapi di sisi lain saya sangat heran dan

kaget melihat letak, keadaan bangunan taman tersebut karena menurut saya letaknya sangat strategis tetapi

menutupi SD Salatiga 05 sehingga tak terlihat lagi dari jalan dan keadaan bangunan taman yang tak kunjung selesai

dalam pemberian beraneka ragam tanaman serta perbaikan konstruksi bangunan yang mengalami keretakan.

Apalagi akhir-akhir ini sering kali saya lihat Taman Kota di jadikan tempat nongkrong anak-anak grombolan

bersepeda, apa hal tersebut layak di lihat, membahayakan dan menjadi pemandangan yang kurang menyenangkan.?

Saya harapkan Pemerintah Kota Salatiga yang bersangkutan secara cepat melakukan tindakan untuk

menyempurnakan Taman Kota agar menjadi Taman Kota yang asri dan menarik simpatik warga Kota Salatiga.

Terima Kasih .

Penulis adalah G. Windi Juniar

Prahu , Salatiga

6

Adakah Tanggapan Surat Pembaca Majalah Hati Beriman?

Yang Asri dan Menarik

Taman Kota

Surat PembacaSurat Pembaca

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

ndang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) yang Udibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK)

dimaknai secara berbeda-beda. Konsep BHP ternyata ada sejak tahun 1950-an. Dalam dokumen koleksi Arsip Nasional tentang pembentukan BHP tahun 1953, dinyatakan BHP adalah pilihan keberadaan universitas, bukan kemutlakan (Agus Suwignyo, 2006). Apa pun persepsi kita, keputusan MK tetap perlu didukung dengan mengambil sisi positif dari perspektif keputusan tersebut.

knowledge based incomelain. Berbeda dengan semangat filosofisnya, pada kenyataannya banyak PTN yang sudah ber-BHP mengeluhkan bahwa target knowledge based incomemereka tak sesuai dengan harapan.Apa yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya yang maksimal 33% adalah dengan cara paling gampang menaikkan SPP mahasiswa ataupun membuat bisnis yang “biasa”dan “bisa”dilakukan oleh bukan perusahaan berbasis riset seperti mendirikan pusat perbelanjaan, asrama, SPBU, dll yang hanya bersifat “efisiensi” kebutuhan internal.

Kebutuhan total biaya operasional dari PT tersebut semakin tinggi dengan tuntutan yang tinggi terhadap capaian standar pelayanan minimal (SPM) hingga internasionalisasi peringkat. Mencapai SPM sebagaimana kriteria akreditasi bagi beberapa PT yang jauh dari pusat pemerintahan saja sudah sulit, apalagi mencapai peringkat internasional. Mencapai peringkat internasional tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit di mana kebutuhan dana tersebut terserap untuk investasi hardware maupun investasi human capital. Oleh karena itu,“pemaknaan” dan “strategi” yang salah tentang bagaimana kita mencapai peringkat internasional akan menyedot dana keuangan kita ke luar negeri tanpa ada investasi pengembalian yang pasti. Contohnya, PT perlu memilih kendaraan “peringkat internasional”-nya dengan mempertimbangkan sisi kompetitif ekonomi negara dan sisi “komparatifnya”. Misalnya, pemilihan bidang sastra dan musik tradisional daerah tertentu sebagai kendaraan “peringkat internasional”. Suatu PT di Indonesia memang dari sisi komparatif adalah pilihan jitu, tapi hanya menghasilkan sedikit dampak ekonomis bagi daya saing bangsa.

Oleh karenanya, konsep uniqueness produk dan kemampuan PT untuk melakukan kerja sama dengan industri dan lembaga penelitian nasional di dalam negeri seperti BPPT, Ristek sangat mendukung keunggulan daya saing produk risetnya. Dengan demikian, pencapaian peringkat internasional kita tidaklah bersifat semu, yaitu tampaknya hebat,tetapi dana operasional terkuras secara tidak efisien ke luar negeri.

Mengingat spirit BHP sebenarnya adalah baik, seharusnya meskipun tanpa menggunakan “baju” BHP, PT perlu mengakomodasi spirit profesional tersebut, baik dalam bentuk BLU ataupun model yayasan pendidikan yang lain. Apa pun status badan hukumnya, apakah BHP atau BLU, yang penting diberikannya otonomi seluas-luasnya tidak hanya dari sisi akademik, tapi juga keuangan, SDM, organisasi, dan manajemen.

*)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penulis adalah Rektor

da tiga tujuan utama dari perubahan menuju BHP bagi PT, yaitu otonomi, Atransparansi, akuntabilitas, dan daya saing

sebagaimana tujuan strategis akhirnya. Otonomi kampus berlatar belakang krisis yang dialami oleh negara di antaranya menyebabkan negara kesulitan dalam memenuhi anggaran belanja negara di bidang pendidikan secara “mandiri”.

Tahapan awal dari proses otonomi kampus tersebut adalah melalui perubahan struktur organisasi dan demokratisasi kampus. Pada struktur yang baru tersebut, universitas tidak lagi bertanggung jawab secara langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), tapi kepada Majelis Wali Amanat (MWA) sebagai stakeholders dari universitas. MWA terdiri atas unsur pemerintah, senat akademik, dosen, mahasiswa, dan masyarakat. Meski demikian, proporsi suara Mendiknas dalam MWA mempunyai representasi besar. Dari sisi transparansi, dampak dari otonomi yang diberikan membuat PT harus mempertanggung-jawabkan laporan keuangannya secara transparan dan akuntabel kepada semua stakeholders.

Kampus diberi kebebasan sebesarbesarnya untuk mencari sumber pendanaannya di mana sebanyak 50% akan ditanggung pemerintah, maksimum 33% bisa diambil dari dana masyarakat seperti SPP dan SPI, serta sisanya akan ditanggung bersama oleh pemerintah dan PT. Dengan demikian, tujuan akhir strategis diharapkan akan dapat dicapai secara lebih baik. Dari konsep di atas,secara logis PT seharusnya bisa bertransformasi secara alami dari teaching university menuju ke research university dan pada akhirnya menjadi entrepreneurial university. Roh sejati dari BHP adalah meningkatkan kreativitas dalam mengembangkan kompetensi kampus sebagai berbasis riset sehingga dapat menghasilkan riset bermutu yang bisa dikerjasamakan pendanaannya dengan industri, riset dengan hasil banyak paten,serta

7

O p i n i

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Memaknai Pembatalan UU BHP

*)Oleh: Priyo Suprobo

Hai ini sesuai dengan tujuan dibentuknya Komite Sekolah guna mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan, meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, serta menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan,

Guna meningkatkan pengelolaan pendidikan perlu adanya pembenahan-pembenahan yang dilandasi dengan adanya kesepakatan, komitmen, kesadaran, kesiapan membangun budaya serta profesionalisme guna mewujudkan masyarakat sekolah yang memiliki loyalitas terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan Ketua Komite Sekolah SD Sidorejo Lor 5 Salatiga, Dadit Kurniawan, S.Pd yang mengatakan bahwa adanya Komite Sekolah bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Adapun peran Komite sekolah adalah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan serta pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan dan sebagai mediator antara pemerintah dan masyarakat di satuan pendidikan. Selain itu komite sekolah juga berfungsi untuk memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi

8

elalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor : 044/U/2002 tanggal 2 MApril 2002 yang didasarkan atas perlunya

keterlibatan masyarakat secara penuh dalam meningkatkan mutu pendidikan pada tiap satuan pendidikan, maka keberadaan Komite Sekolah di suatu satuan pendidikan sangatlah mutlak dibutuhkan. Karena pendidikan memang memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) serta merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Adapun salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah adalah guna meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Hal ini berarti peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar memberikan bantuan berwujud material saja, namun juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran, ide, dan gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan suatu sekolah atau satuan pendidikan.

Masih berdasarkan Kepmendiknas nomor: 044/U/2002, Komite Sekolah merupakan badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah.

Komite SekolahSebagai Mitra Kerja, Bukan Hakim

Laporan Utama

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Komite Sekolah merupakan organisasi mitra sekolah yang memiliki peran

sangat strategis dalam upaya turut serta mengembangkan pendidikan

di sekolah, bukanlah organisasi yang

berfungsi untuk menghakimi sekolah. Dengan demikian kehadirannya tidak hanya

sekedar sebagai stempel sekolah semata, khususnya dalam upaya memungut biaya

dari orang tua siswa, namun lebih jauh Komite Sekolah

menjadi sebuah organisasi yang benar-benar dapat mewadahi dan

menyalurkan aspirasi (uneg-uneg) serta prakarsa dari masyarakat

dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di sekolah

kepada sekolah mengenai kebijakan dan program pendidikan, rencana anggaran pendidikan dan belanja sekolah (RAPBS), kriteria kinerja sekolah, kriteria tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan, serta hal-hal yang terkait dengan pendidikan.

Komite Sekolah merupakan organisasi mitra sekolah yang memiliki peran sangat strategis dalam upaya turut serta mengembangkan pendidikan di sekolah, bukanlah organisasi yang berfungsi untuk menghakimi sekolah. Dengan demikian kehadirannya tidak hanya sekedar sebagai stempel sekolah semata, khususnya dalam upaya memungut biaya dari orang tua siswa, namun lebih jauh Komite Sekolah menjadi sebuah organisasi yang benar-benar dapat mewadahi dan menyalurkan aspirasi (uneg-uneg) serta prakarsa dari masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di sekolah serta dapat menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu.

“Dibentuknya Komite Sekolah bukan sebagai hakim, melaikan sebagai mitra kerja guna meningkatkan mutu pendidikan pada satuan kerja tertentu” tandas Dadit Kurniawan yang selain Ketua Komite Sekolah SD

Sidorejo Lor 5 juga sebagai tenaga pengajar di SMK N2 Salatiga.

Menurut Kepala SMK Muhammadiyah Salatiga, Drs. Surono, M.Pd keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK Muhammadiyah Salatiga tidak hanya menjadi tanggung jawab kepala sekolah, melainkan juga masyarakat dalam arti Komite Sekolah. Hal ini sesuai dengan konsep partisipasi berasis masyarakat (community-based participation) dan Manajemen Berbasis Sekolah (school-based management) yang kini tidak hanya menjadi wacana, akan tetapi telah dilaksanakan. Adapun Inti dari penerapan kedua konsep tersebut adalah bagaimana agar sekolah dan semua yang berkompeten dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. “Yang jelas hal ini terbukti bahwa kegiatan-kegiatan di SMK Muhammadiyah Salatiga selama ini banyak dibantu oleh komite sekolah” tandasnya. Terpisah Kepala Program Keahlian Listrik SMK Muhammadiyah Salatiga, Sisyono, S.Pd sangat mendukung keberadaan Komite Sekolah tersebut. “Komite Sekolah sangat diperlukan, karena dapat memberikan bantuan pemikiran, ide, gagasan-gagasan inovatif serta sebagai kontrol demi kemajuan suatu sekolah” kata Sisyono.(HB_5).

9

CUPLIKAN LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR

044/U/2002 TANGGAL 2 APRIL 2002TENTANG KOMITE SEKOLAH

Komite Sekolah bertujuan untuk mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan pendidikan; Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; serta menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.

Komite Sekolah berperan sebagai: 1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; 2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; 3.Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan; 4.Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

Komite Sekolah berfungsi sebagai berikut: 5. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 6. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; 7. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; 8. M e m b e r i k a n masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: a. kebijakan dan program pendidikan; b.Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS); c.kriteria kinerja satuan pendidikan; d.kriteria tenaga kependidikan; e.kriteria fasilitas pendidikan; dan f.hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan; 9. Mendorong orangtua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan; 10. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan disatuan pendidikan; 11.melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Keanggotaan Komite Sekolah terdiri atas: Unsur masyarakat dapat berasal dari: a.orang tua/wali peserta didik; b.tokoh masyarakat; c.tokoh pendidikan; d.dunia usaha/industri;

e.organisasi profesi tenaga pendidikan; f. wakil alumni; g. wakil peserta didik. Unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite Sekolah (maksimal 3 orang). Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya berjumlah 9 (sembilan) orang dan jumlahnya gasal.

Kepengurusan Komite Sekolah: Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. Ketua: 2. Sekretaris; 3. Bendahara; sedangkan Pengurus dipilih dari dan oleh anggota; serta Ketua bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.

Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). a. Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART; b. Anggaran Dasar

sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat: 1. Nama dan tempat kedudukan; 2. Dasar, tujuan dan kegiatan; 3. Keanggotaan dan kepengurusan; 4. Hak dan kewajiban anggota dan pengurus; 5. Keuangan; 6. Mekanisme kerja dan rapat-rapat; 7. Perubahan AD dan ART serta pembubaran organisasi.

Prinsip Pembentukan Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: a.transparan, akuntabel, dan demokratis; b. merupakan mitra satuan pendidikan.

Mekanisme Pembentukan yang pertama melaksanakan pembentukan Panitia Persiapan yaitu Masyarakat dan/atau kepala satuan pendidikan membentuk panitia persiapan. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan, penyelenggara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri), dan orangtua peserta didik; Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite Sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk pengurus/ anggota BP3, Majelis Sekolah, dan Komite Sekolah yang sudah ada) tentang Komite Sekolah menurut Keputusan ini; b. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; c. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat; d. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat; e. Menyusun nama-nama anggota terpilih; f. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite Sekolah; g. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada kepala satuan pendidikan.

Selanjutnya Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite Sekolah terbentuk. Penetapan pembentukan Komite Sekolah Komite Sekolah ditetapkan untuk pertama kali dengan Surat Keputusan kepala satuan pendidikan, dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART.(www.depdiknas.go.id - HB_5)

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

10

klan sekolah Gratis telah berkumandang sejak lama dan telah lama pula kita simak melalui Imedia masa. Informasi yang membuat

masayarakat senang dan bangga akan bangsa ini bisa kita peroleh dari TV, koran, pamflet, leaflet, radio dan media lainnya.

Rupanya sekolah gratis tersebut memang benar-benar ada dan telah terwujud di berbagai belahan negeri Indonesia ini, terutama di daerah yang Pendapatan Asli Daerah(PAD)-nya tinggi. Di Salatiga juga ada beberapa sekolah yang benar-benar tidak memungut biaya pendidikan bagi siswanya, salah satunya SDN Salatiga 02.

Mari kita mengenal dan menelusuri bagaimana kiat sekolah ini menyiasati biaya operasional pendidikannya.

SDN Salatiga 02 terletak di pusat kota, tepatnya di Jl. Diponegoro No 12 Salatiga. Lokasi ini sangat stategis dibandingkan dengan sekolah lain di kota ini. Sarana transportasi juga sangat mudah karena berada kurang dari 1 Km dari bundaran Tamansari dan terminal angkot.

Sekarang ini kepala sekolah dipegang oleh salah seorang kepala sekolah teladan di Salatiga, namanya Supriyadi, SPd. Sosok pemimpin yang satu ini sungguh mewakili penampilan SDN Salatiga 02 yang terbuka dalam hal manajemennya.

Supriyadi yang didampingi sekretarisnya Kasiyadi, S.Pd., membenarkan bahwa benar sekolah tersebut tidak memungut biaya pendidikan dari siswa dan orang tua siswa. Meskipun begitu mutu pendidikan yang disajikan tidak kalah dengan SD yang ternama dan diunggulkan di kota ini.

“Mulai dari pendaftaran masuk, kami tidak memungut biaya. Baik formulir sampai pada uang sumbangan atau uang gedung tidak ada. Kalau seragam

itu jelas karena k e b u t u h a n pribadi anak” t e r a n g Supriyadi.

“Bahkan untuk lembar ke r j a s i swa ( L K S ) , p r a k t i k u m , seni budaya d a n

ke t r amp i l an (SBK) sampai penambahan jam pelajaran semua tanpa p u n g u t a n biaya” tambah kepala sekolah berpenampilan sederhana ini.

K i a t sekolah dalam m e n g e l o l a p e n d a n a a n

bagi kebutuhan pendidikan adalah mengoptimalkan dana bantuan operacional siswa (BOS). Untuk kekurangan kebutuhan diperoleh dengan penggalangan infaq yang tidak membebani.

“Bila ada kebutuhan siswa yang tidak terpenuhi dengan dan BOS tersebut pihak sekolah mengumpulkan komite sekolah dan wali murid untuk berembug bersama. Pemecahan biasanya jatuh pada program infaq. Infaq tersebut sifatnya sangat sukarela dan tidak ada penyebutan angka minimal. Bahkan bila orang tua tidak mampu, tidak memberikan infaq pun tidak apa-apa, karena sistem yang kita kembangkan adalah subsidi silang” papar Supriyadi.

SDN Salatiga 02 ini memungkinkan program subsidi silang antara siswa yang mampu dan yang kurang mampu karena prosentrase siswa mampu berjumlah 80% lebih. Sehingga sekolah tidak mengharuskan wali murid untuk berinfaq bila ada kekurangan biaya pendidikan.

Sekolah ini dalam penerimaan siswa baru terpaksa melaksanakan seleksi internal, meskipun pada tingkatan SD sekolah tidak boleh melakukan seleksi. Ini terjadi karena sekolah ini tidak memiliki kelas paralel, sedangkan pendaftar melebihi kuota.

Seleksi tersebut bukanlah berdasarkan pada kemampuan ekonomi tapi lebih pada kepribadian siswa. “Semua siswa yang mendaftar di SD ini kami seleksi dari

Laporan Utama

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Menuju Sekolah Gratis dan TerbukaSD N Salatiga 02

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

11

keberanian, mental dan bahasa (komunikasi). Jadi bukan pada tes akademik atau baca tulis dan hitunnya” tandas Supriyadi.

Untuk profil, SD Negeri Salatiga 02, Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga sebagai salah satu institusi pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk ikut berperan serta merealisasikan visi Kementrian Pendidikan Nasional yang diaplikasikan pada visi Sekolah.

Melalui penyusunan program yang jelas, terarah dan terukur yang dituangkan dalam Rencana Pengembangan Sekolah ( RPS ) dan dijabarkan dalam Rencana Kerja Sekolah ( RKS ), serta peran serta masyarakat dan dukungan pemerintah diharapkan dapat mewujudkan visi sekolah, yaitu “Siswa SD Salatiga 02 yang kompetitif, beriman, berbudi pekerti luhur, cinta tanah air dan berbudaya “.

Adapun visi SD Negeri Salatiga 02 adalah “Insan yang kompetitif, beriman, berbudi pekerti luhur, cinta tanah air dan berbudaya”. Sedangkan misinya dijabarkan sebagai berikut: pertama, melaksanakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran, untuk membentuk siswa yang cerdas dan unggul, melalui pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Kedua, melakukan pembinaan sesuai bakat dan minat siswa, untuk mengembangkan potensi siswa.

Ketiga, memberikan dasar keterampilan iptek dan teknologi informasi. Kempat, menanamkan budaya membaca dan menulis (mengarang). Kelima, meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan kerohanian sesuai agama dan keyakinan masing- masing. Keenam, mengembangkan sikap toleransi di tengah kehidupan masyarakat yang madani menuju terciptanya kehidupan yang harmonis. Ketujuh, menanamkan kepribadian dan budi pekerti luhur melalui pendekatan budaya. Kedelapan, memupuk dan mempertebal semangat kesadaran berbangsa dan bernegara. Kesembilan, membina kerukunan, kepekaan sosial dan kepedulian lingkungan. Kesepuluh, membina dan mengembangkan seni dan budaya untuk membentuk budi pekerti yang santun.

Tujuan sekolah ini adalah meningkatkan kualitas pendidikan SD Negeri Salatiga 02 menuju sekolah mandiri, melalui peningkatan kualitas pembelajaran, pembinaan minat dan bakat, peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pembentukan budi pekerti luhur, dan pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, serta pembinaan seni budaya

Adapun sasarannya terwujudnya sekolah yang berkualitas dengan indikator sebagai berikut: pertama, tersedianya guru dan tenaga kependidikan yang profesional. Kedua, memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan berkualitas serta berdaya guna tinggi. Ketiga, kondisi pisik dan psikhis sekolah dan lingkungan sekolah yang nyaman sehingga mampu menciptakan iklim kerja yang kondusif dan meningkatkan motivasi relajar.

Kempat, model pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan proses dengan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ( Pakem ). Kelima, unggul dalam berbagai macam kompetisi baik akademik maupun non akademik di

tingkat gugus, kecamatan, kota, maupun provinsi serta tingkat nasional.

Kenam, menghasilkan out put yang berdaya saing tinggi dan menguasai dasar- dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketujuh, tercapainya otonomi sekolah, yang mencerminkan keleluasaan sekolah mengatur, mengurus dan mengembangkan sekolah, sesuai dengan program pemerintah, sehingga terwujud sekolah yang mandiri.

Dalam motto SD N Salatiga 02 mengangkat ”Unggul dalam program, layanan, dan prestasi”harian, program evaluasi, dan program Perbaikan dan pengayaan, disiapkan pada awal tahun pelajaran. Sedangkan rencana harian, program evaluasi, dan Program remidial disusun secara rutin harian/ mingguan.

Sekolah juga perlu mempersiapkan Hidden Curriculum di luar struktur kurikulum yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menumbuhkan sikap toleransi inter dan antar umat beragama, membentuk kepribadian luhur, mempertebal semangat kebangsaan/ patriotisme dan menciptakan kehalusa budi pekerti.

Adapun Hidden Curriculum meliputi : pertama, pembentukan/Penguatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, penanaman akhlak mulia/budi pekerti luhur. Ketiga, penanaman semangat nasionalisme dan rasa cinta tanah air. Keempat, penanaman estetika, seni dan budaya dan kelima, pembentukan sikap kepedulian sosial dan lingkungan.

Kendala yang dihadapi sekolah ini adalah, Tata kelola letak dan ruang sekolah yang kurang harmoni, tidak memiliki lahan yang memadai untuk kegiatan di luar kelas, tidak memiliki tempat upacara yang layak dan ruang bermain yang cukup luas. Selanjutnya lingkungan sekolah yang kurang sejuk dan kurang asri, belum memiliki sarana teknologi informatika yang cukup memadai ( misal: akses internet ).

Permasalahan lain adalah sarana dan prasarana sekolah belum dimanfaatkan secara optimal, proses belajar- mengajar yang masih cenderung konvensional ( belum inovatif ), jumlah siswa per- rombel terlalu besar melebihi standar nasional. ( maks 28 siswa ), dukungan Pemerintah Daerah pada sektor kegiatan belum memadai, belum memiliki Program/ Rencana Pengembangan Sekolah yang jelas dan terarah.

Dari segi prestrasi sekolah ini mampu masuk pada dataran sekolah RSBI tapi karena prasarana yang tidak memungkinkan akhirnya diganti oleh sekolah lain tapi SD ini tetap menjadi sekolah inti. Dalam prestrasi sekolah ini juga unggul terbukti dalam try out UASBN selalu menduduki peringkat tiga besar.

Prestasi siswanya antara lain, juara I putera dan II puteri Siswa Berprestasi tingkat Kota, Juara II tingkat Provinsi Mapsi (mata Pelajaran dan Seni Islam), Juara I dr Kecil tingkat Kota, Juara 2 Tingkat Kota Cerdas Cermat tahun 2010. juara CCQ, juara Karate tingkat Nasional, juara lomba menyanyi. baru-baru ini siswa juga menjuarai Olympiade Sains Kota Salatiga dan akan maju ke tingkat Provinsi.

”Keberhasilan sekolah adalah adanya teamwork yang solid” pungkas Supriyadi.(HB_8)

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

12

anusia Indonesia menempati posisi sentral dan strategis dalam pelaksanaan Mpembangunan nasional, sehingga

diperlukan adanya pengembangan sumber daya manusia (SDM) secara optimal. Pengembangan SDM dapat dilakukan melalui pendidikan mulai dari dalam keluarga, hingga lingkungan sekolah dan masyarakat. Salah satu SDM yang dimaksud adalah generasi muda (young generation) sebagai estafet pembaharu merupakan kader pembangunan yang sifatnya masih potensial, perlu dibina dan dikembangkan secara terarah dan berkelanjutan.

Akibat dari menurunnya nilai-nilai budi pekerti, moral pada pribadi masyarakat dan siswa pada umumnya menimbulkan efek-efek sosial yang buruk. Bermacam-macam masalah sosial dan masalah-masalah moral timbul di Indonesia antara lain : 1). meningkatnya pemberontakan remaja atau dekadensi etika/sopan santun pelajar, 2). meningkatnya ketidakjujuran, seperti suka bolos, nyontek, tawuran dan suka mencuri, 3). berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua, guru, dan terhadap figur-figur yang berwenang, 4). timbulnya gelombang perilaku yang merusak diri sendiri seperti perilaku seksual prematur, penyalahgunaan mirasantika/narkoba dan perilaku bunuh diri, 5). timbulnya ketidaktahuan sopan santun termasuk mengabaikan pengetahuan moral sebagai dasar hidup.

Berkaitan dengan perkembangan budi pekerti atau perilaku remaja dan masyarakat maka berikut adalah petikan wawancara Hati Beriman dengan salah seorang guru Bimbingan Konseling SMPN 9 Salatiga Ibu Padminingsih, S.Pd.

Bagaimana pandangan Anda tentang perkembangan perilaku remaja saat ini?

“Secara umum pada saat ini telah terjadi dekadensi moral, perilaku remaja telah mengalami kemunduran dari waktu ke waktu. Bahkan sebagian besar pelajar dan masyarakat telah tercerabut dari peradaban eastenisasi (ketimuran) yang beradab, santun dan beragama. Jika melihat kembali diera tahun 80 an jika dibandingkan dengan kondisi remaja dan masyarakat secara umum saat ini telah terjadi perubahan yang signifikan. Tata krama, unggah-ungguh, sopan – santun telah banyak ditinggalkan, bahkan bahasa jawa pun telah banyak ditinggalkan orang jawa sendiri. Namun demikian untuk Kota Salatiga menurut pengamatan kami tingkat dekadensi moral yang terjadi masih dalam batas yang

masih terkendali hal ini khususnya di SMPN 9. Memang nilai nilai luhur adat Jawa memang telah banyak ditinggalkan, namun secara umum remaja di Salatiga masih cukup memiliki sopan santun”.

Adanya kasus remaja yang bunuh diri karena tidak lulus sekolah atau karena persoalan cinta sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Permasalahannya adalah tidak seimbangnya antara harapan dan kenyataan yang ada. Memang pada masa remaja ini sedang berada dalam tahap mencari jati diri, sehingga sangat membutuhkan perhatian, pengawasan dan bimbingan yang tepat dari semua pihak, terutama dari orang tua. Pemenuhan kebutuhan materi saja tidak cukup. Seorang anak sangat membutuhkan perhatian dari orang tua sehingga dalam hal ini orang tua harus bisa menjadi panutan dan sekaligus teman. Apabila seorang anak sedang mendapatkan suatu masalah maka dia lebih senang untuk menyampaikan permasalahannya secara terbuka kepada orang tuanya. Dengan kondisi seperti ini maka permasalahan yang dihadapi seorang anak akan dapat diketahui secara dini oleh orang tua, sehingga dapat segera dicarikan jalan keluarnya.

Budi Pekerti

Laporan Utama

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Padminingsih, S.Pd

Menjadi Benteng Diri

Foto: HB/pnjFoto: HB/pnj

13

Pada saat ini dalam kurikulum sekolah tidak ada Pendidikan Budi Pekerti. Bagaimana pandangan ibu mengenai hal ini?

Secara jujur sebenarnya Pendidikan budi pekerti sangat dibutuhkan pada saat ini. Pendidikan Budi Pekerti ini memiliki efek pencegahan terhadap terjadinya dekadensi moral remaja dan masyarakat. Seperti dalam dunia kesehatan sebenarnya mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Apabila telah terjadi penurunan moral perilaku remaja dan masyarakat akan lebih sulit untuk memperbaikinya. Bayangkan saja dari seorang remaja yang tumbuh dewasa nantinya akan lahir generasi penerus pembangunan. Jika misalkan si A ini telah memiliki perilaku yang tidak baik bagamana dengan keturunannya nanti. Seperti peribahasa buah itu jatuhnya tidak jauh dari pohonnya. Jika orang tuanya memiliki moral yang tidak baik maka sang anak tidak jauh berbeda dari orang tuanya. Walupun tidak sepenuhnya benar namun secara umum berlaku kondisi seperti itu. Sehingga menurut pandangan kami pendidikan budi pekerti sebenarnya mutlak diperlukan untuk menumbuhkan generasi penerus yang menjunjung tinggi nilai–nilai kesopanan, tata krama, unggah- ungguh.

Sebenarnya seperti apakah pendidikan budi pekerti itu?

Pendidikan budi pekerti di Salatiga yang ada di waktu dulu lebih condong pada pembelajaran tentang adat budaya Jawa, adat ketimuran yang diwariskan oleh para leluhur. Siswa diajarkan tentang sopan santun kepada semua makhluk hidup, kepada orang yang lebih muda, teman seumur dan kepada orang yang lebih tua atau dituakan. Selain itu diajarkan pula tentang tata krama dan tanggung jawab. Sebenarnya apabila tatakrama telah dimiliki seseorang maka perilaku hidupnya akan mengalir mengikuti tata krama yang telah diketahui dan dipahaminya.

Menurut pandangan ibu siapa saja yang bertanggung jawab dalam menjaga dan memperbaiki perilaku remaja?

Sebenarnya semua orang memiliki tanggung jawab terhadap perilaku remaja dan masyarakat. Karena secara individu pun seseorang dituntut memiliki perilaku yang baik. Dia memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat di sekitarnya. Namun demikian ada tiga lingkungan mendasar yang bertanggung jawab atas perilaku remaja dan masyarakat yaitu keluarga dalam hal ini orang tua, sekolah dan masyarakat. Dalam keluarga dimana seorang anak tumbuh dengan mendapatkan pendidikan perilaku yang paling awal, orang tua harus dapat memberikan contoh yang baik kepada anak – anaknya, jangan sampai orang tua mendapatkan cap jarkoni(”ujar tapi ora nglakoni”) dari anaknya Sebagai misal orang tua menyuruh anak untuk belajar sementara itu orang tuanya justru menonton film di tv. Sebenarnya teladan atau contoh dari orang tua atau orang yang dituakan merupakan pembelajaran yang sangat efektif, karena seorang anak cenderung memberontak jika merasa digurui. Tetapi dengan memberikan contoh yang baik anak akan lebih mudah mengikuti atau mengambil hikmahnya.

Sedangkan untuk lingkungan sekolah dengan tidak adanya Pendidikan Budi Pekerti memang terasa kurang walaupun nilai – nilai budi pekerti telah secara sistematis dan sistemik diintegrasikan dalam materi pelajaran pendidikan Agama, PPKn dan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Terhitung sejak tahun 2006, dalam kurikulum KTSP terdapat 10 tugas perkembangan yang mendukung pendidikan budi pekerti di sekolahan, dimana 10 program tersebut terbagi dalam empat bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir.

Manurut ibu bagaimanakah pengaruh budaya l ingkungan masyarakat luar t e rhadap perkembangan budi pekerti remaja?

Secara umum memang budaya asing telah memberikan pengaruh kurang baik terhadap perilaku remaja dan masyarakat. Ditinggalkannya budaya luhur bangsa memang sangat mengkhawatirkan, perilaku hidup bebas memang mulai masuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia, untuk itu benteng diri yang paling baik adalah kesadaran dari tiap individu akan pentingnya melestarikan adat ketimuran yang luhur, melaksanakannya dalam kehidupan sehari–hari niscaya budaya asing yang bersifat negatif tidak akan mempengaruhi perilaku bangsa ini.Oleh karena itu tata krama, sopan santun atau unggah ungguh serta rasa tanggung jawab harus bisa terpatri kuat dalam diri para remaja karena nanti jika telah beranjak dewasa pengawasan dan perhatian dari orang tua akan sangat minim sekali. Misalnya jika seseorang telah kuliah di luar kota maka orang tua sudah tidak dapat mengawasi dan memperhatikan anaknya secara langsung. Dalam keadaan seperti ini maka budi pekerti merupakan benteng bagi diri sendiri.

Apa harapan ibu terkait pembelajaran budi pekerti bagi remaja?

Peningkatan dan intensitas pelaksanan pendidikan moral di sekolah merupakan tugas yang sangat penting dan sangat mendesak, dan perlu d i laksanakan secara komprehensi f dengan menggunakan strategi serta model pendekatan secara terpadu, yaitu dengan melibatkan semua unsur yang terkait dalam proses pembelajaran atau pendidikan seperti : guru-guru, kepala sekolah orang tua murid dan tokoh-tokoh masyarakat. Tujuan pendidikan budi pekerti tidak semata-mata untuk menyiapkan peserta didik untuk menelan mentah konsep-konsep pendidikan budi pekerti, tetapi yang lebih penting adalah terbentuknya karakter yang baik, yaitu pribadi yang memiliki pengetahuan moral, peranan perasaan moral dan tindakan atau perilaku moral. Lebih jauh mengingat pentingnya budi pekerti bagi generasi penerus bangsa maka harapannya bahwa Pelajaran Budi Pekerti ini kembali dapat menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah. Karena siswa yang cerdas dengan prestasi bagus dalam mata pelajaran saja tidaklah cukup untuk membangun bangsa ini. Harus ada keseimbangan antara pengetahuan yang baik dan perilaku yang baik. Jika keduanya dapat tercapai tentunya akan lebih mudah untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan lebih sejahtera.(HB_9)

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

R a g a mR a g a m

14

ada tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Mei 2010 Indonesia melaksanakan Sensus Ppenduduk 2010 (SP2010). Pelaksanaannya

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kegiatan ini merupakan kegiatan nasional yang besar bahkan internasional karena semua negara melaksanakannya sebagai bagian dari agenda United Nations (Perserikatan Bangsa-bangsa).

Untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan ini khususnya di wilayah Kota Salatiga maka pada artikel ini secara sekilas akan diuraikan apa dan bagaimana sensus penduduk itu.

Sensus adalah kegiatan pendataan (dalam istilah statistik disebut pencacahan) secara lengkap dari keseluruhan populasi yang ada. Berbeda dengan survai, yaitu kegiatan pencacahan yang dilakukan secara sample (tidak lengkap) atau sebagian saja dari populasi. Cara pemilihan responden dalam survai ini dilakukan secara random (acak) namun mengikuti metode-metode statistik tergantung dari karakteristik dari sample itu.

Secara garis besar, sensus penduduk adalah menghitung stok atau jumlah penduduk suatu Negara di seluruh wilayah territorial Negara itu pada suatu titik waktu tertentu. Disamping menghitung, sensus juga mengumpulkan data karakteristik kependudukan dan karakteristik sosial ekonomi penting (yang secara statistik tidak akurat bila dikumpulkan melalui survai.

Cara pengumpulan data sensus penduduk yaitu dengan cara didatangi setiap warga oleh petugas sensus dari rumah ke rumah (door to door). Petugas sebelum diterjunkan ke lapangan akan ditraining terlebih dahulu selama 3 hari.

Sejarah sensus pendudukMenurut catatan sejarah, sejak 6000 tahun yang

lalu manusia telah mengenal sensus penduduk. Pada masa Kerajaan Babylonia (3800 Sebelum Masehi/SM) telah dikumpulkan data tentang penduduk, ternak,

ketersediaan madu, susu dan sayur-sayuran. Kemudian pada masa Nabi Musa sekitar tahun 1200 SM juga pernah dilakukan sensus penduduk. Sensus ini mencatat tentang ciri-ciri penduduk dan perumahan (sumber: Shah janan Khan,2007,Importance Statistics for Development).

Pada tahun 8 SM, Kekaisaran Romawi telah merencanakan untuk melakukan sensus, namun realisasinya baru pada tahun 5 SM. Walaupun demikian sensus yang dipandang akurat di masa Kekaisaran Romawi adalah di tahun pertama Masehi pada masa ke j ayaan Caesar Augus tus . Has i l s ensus memperlihatkan bhwa penduduk Kekaisaran Roma mencapai 45 juta jiwa. Di jaman Romawi sensus dilakukan tiap 5 tahun sekali. Tujuan utama untuk menghitung penduduk dewasa bagi keperluan bala tentara dan menentukan pajak (New World Encyclopedia,2008).

Selain itu masih ada juga beberapa sensus lain seperti di Cina, Persia dan beberapa tempat lainnya. Di Cina dilakukan pada masa Dinasti Han (2 M) yang mencatat jumlah penduduk Cina pada waktu itu sebesar 59,6 juta jiwa.

Di zaman yang lebih modern, sensus penduduk modern pertama kali dilakukan oleh beberapa Negara besar misalnya Inggris pertama kali sensus tahun 1085, USA pertama kali sensus tahun 1790, Belanda pertama kali tahun 1795, India pertama kali sensus tahun 1860, Cina pertama kali sensus tahun 1913. Menurut perkiraan World population Growth History sampai saat ini sebanyak 110 milyar manusia pernah lahir dan hidup di muka bumi ini. Dari jumlah itu sekitar 6,7 milyar penduduk adalah kita yang masih hidup saat ini.

Di Indonesia sensus penduduk pertama kali dilakukan dengan cakupan wilayah Jawa dan Madura pada tahun 1815. Saat itu Indonesia yang masih bernama Hindia-Belanda dibawah pemerintahan Inggris

Menyongsong Sensus Penduduk 2010

Menyongsong Sensus Penduduk 2010

*)Oleh : Drs. Suryokoco

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Pendataan atau pencacahan SP2010 mencakup semua penduduk WNI maupun WNA yang tinggal di wilayah territorial Indonesia, termasuk wilayah territorial Republik Indonesia di luar negeri.Pencacahan mencakup penduduk yang mempunyai tempat tinggal tetap maupun yang mempunyai tempat tinggal tidak tetap misalnya para tunawisma. Pencacahan anggota korps diplomatik Indonesia beserta anggota rumah tangganya di luar negeri dilakukan melalui Departemen Luar Negeri. Turis/wisatawan yang hanya datang sebentar tidak termasuk dalam cakupan Sp2010.

15

(Sir Thomas Stamford Raffles). Sensus Penduduk ini mendapat kritikan mengenai metodologi dan cakupan dari seorang tokoh yang bernama Hertog van Hogendorp. Meskipun demikian, sensus penduduk tersebut telah mencatat jumlah penduduk pulau Jawa sebesar 4.615.270 jiwa. Kemudian di tahun 1930 pemerintahan Belanda melakukan sensus penduduk di seluruh wilayah Hindia-Belanda dengan hasil jumlah penduduk sebesar 60,7 juta jiwa. Setelah kemerdekaan, Indonesia telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan sekarang tahun 2010.

Agenda Dunia Sensus penduduk merupakan agenda PBB(UNO)

bahwa setiap negara di dunia untuk melakukan Sensus Penduduk sekitar tahun yang berakhiran nol. Beberapa Negara ada juga yang melakukan pada tahun yang berakhiran 1. Amerika Serikat dan China, Negara yang memiliki jumlah penduduk besar melaksanakannya di tahun 2010 ini seperti halnya Indonesia.

D i I n d o n e s i a , s e b a g a i d a s a r h u k u m pelaksananaannya adalah Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, bahwa Indonesia harus melaksanakan sensus 10 tahun sekali. Untuk tahun ini dijadualkan Sensus Penduduk 2010 mulai tanggal 1 sampai dengan 31 Mei 2010.

Tujuan Sensus Penduduk 2010 (SP2010)Secara garis besar tujuan SP2010 adalah

mengumpulkan dan menyajikan data dasar kependudukan hingga tingkat daerah administrasi t e r endah (desa/ke lu rahan ) d i samp ing i tu mengumpulkan informasi kependudukan yang dapat digunakan sebagai basis data kependudukan. Beberapa parameter demografi yang selama ini hanya dapat diperkirakan pada tingkat provinsi, akan dapat diperkirakan sampai tingkat kabupaten/kota bahkan mungk in sampa i dengan kecamatan a tau desa/kelurahan.

Data yang akan dihasilkan dari kegiatan SP2010 dapat mempresentasikan secara aktual mengenai kondisi demografi, perumahan, pendidikan dan ketenagakerjaan hingga wilayah administrative yang paling kecil (desa/kelurahan).

Keterangan yang dikumpulkan.Keterangan yang dikumpulkan dalam SP2010

meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin, struktur anggota rumah tangga, pendidikan, budaya, disabilitas, fertilitas, mortalitas, migrasi, ketenagakerjaan dan fasilitas perumahan.

Pendekatan Konsep Dan Definisi Penduduk pada SP2010

P e n d e k a t a n y a n g d i g u n a k a n u n t u k mendefinisikan penduduk dalam SP2010 adalah sama dengan sensus sebelumnya yaitu penduduk suatu wilayah adalah mereka yang tinggal di wilayah itu secara menetap atau sudah enam bulan atau lebih. Bisa juga di wilayah itu kurang dari enam bulan namun bermaksud menetap. Baik ber KTP wilayah setempat atau tidak bahkan tidak berKTP sekalipun tetap dicacah sebagai penduduk di wilayah tersebut. Pada situasi “abu-abu” atau ketidak jelasan keadaan ketika konsep penduduk diterapkan di lapangan, maka sangat penting merujuk pada prinsip bahwa sensus harus mencakup semua penduduk dan setiap penduduk hanya terhitung sekali.

Cakupan Wilayah Pendataan atau pencacahan SP2010 mencakup

semua penduduk WNI maupun WNA yang tinggal di wilayah territorial Indonesia, termasuk wilayah territorial Republik Indonesia di luar negeri. Pencacahan mencakup penduduk yang mempunyai tempat tinggal tetap maupun yang mempunyai tempat tinggal tidak tetap misalnya para tunawisma. Pencacahan anggota korps diplomatik Indonesia beserta anggota rumah tangganya di luar negeri dilakukan melalui Departemen Luar Negeri. Turis/wisatawan yang hanya datang sebentar tidak termasuk dalam cakupan SP2010.

Sebagai gambaran di rumah kita nanti, semua yang tinggal, makan-minum bersama dari dapur yang sama dianggap satu rumah tangga akan disensus. Baik ber-KTP atau tidak ber-KTP, masuk di dalam KK atau tidak masuk KK semua akan disensus. Agar informasi sensus dapat diperoleh dengan baik, maka diusahakan kitalah yang harus menjawab bukan pembantu atau orang lain. Hal ini disebabkan karena yang mengetahui keluarga kita adalah kita sendiri.

Dari hasil uji coba lamanya pendataan untuk mendapatkan informasi rumah tangga sekitar 20 menit. Sehingga petugas akan berwawancara dengan kita tidak lebih dari setengah jam. Jumlah waktu yang tidak terlalu lama untuk diluangkan. Kalau dibandingkan dengan hasil pendataan ini yang nantinya bakal memberikan gambaran banyak hal antara lain : Menggambarkan pencapaian kualitas kehidupan penduduk dari Sabang sampai Merauke( di bidang kesehatan, ketenaga kerjaan, kualitas perumahan dan kesejahteraan secara umum) dan menggambarkan kekayaan dan kemajemukan Indonesia dengan ratusan suku, bahasa daerah, kewarganegaraan dan sumber kehidupannya, maka rasanya 20 menit ini kita tidak rugi untuk meluangkannya.

Data-data yang dihasilkanSensus penduduk 2010 menghasilkan data

kependudukan yang komprehensif, apa adanya dan menyeluruh meliputi : Data dasar kependudukan : jumlah penduduk, komposisi penduduk: menurut jenis kelamin, menurut umur dan lokasi tempat tinggal; Data dasar perumahan : status rumah, kondisi dan fasilitasnya; dan Data parameter demografi : angka kelahiran, angka kematian bayi, Balita dan Ibu, serta pola migrasi/perpindahan penduduk.

Peran Serta MasyarakatMenurut Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 16 Tahun 1997 Tentang Statistik pasal 27 setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar (termasuk diantaranya sensus) oleh Badan Pusat Statistik. Sehingga sudah sewajarnya masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan ini dan bersikap proaktif manakala merasa belum didata sampai dengan tanggal 31 Mei 2010 dengan melaporkan diri ke Kantor BPS Salatiga. Kegiatan ini tidak dipungut biaya dan tidak berhubungan dengan pajak. Marilah kita sambut petugas SP2010 dengan meluangkan waktu 20 menit untuk Indonesia yang lebih baik.

*) Penulis adalah Kepala BPS Kota Salatiga.

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

omor Induk Kependudukan disingkat NIK adalah Nomor Identitas Penduduk yang Nbersifat unik dan khas, tunggal dan

melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan ditekankan bahwa setiap penduduk wajib memiliki NIK.

NIK berlaku seumur hidup dan selamanya.yang diberikan oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepada setiap penduduk setelah dilakukan pencatatan biodata.

Tujuan penggunaan NIK untuk mengembangkan hubungan (relasional) antar sistem, yaitu sistem pendaftaran penduduk, sistem pencatatan sipil, sistem pengelolaan informasi kependudukan dan pelayanan publik lainnya. NIK dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan (Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk, Akta Catatan Sipil). Dan dijadikan dasar penerbitan paspor, SIM, NPWP, polis asuransi, sertifikat hak atas tanah, dan penerbitan dokumen identitas lainnya. Dengan demikian data penduduk yang bersangkutan telah terekam dalam bentuk bank data kependudukan nasional.

Adapun manfaat NIK adalah sebagai berikut: Sebagai kunci akses dalam SIAK untuk memfasilitasi dalam memverifikasi jati diri seseorang; untuk merelasionalkan data hasil pendaftaran penduduk, catatan sipil dengan statistik kependudukan; untuk memadukan informasi hasil registrasi kejadian vital dan kependudukan dengan sistem administrasi publik lainnya; untuk memudahkan akses pendataan penduduk baru maupun untuk perubahan data penduduk; serta untuk memudahkan akses data bagi kepentingan instansi terkait.

Pengaturan NIKNIK diterbitkan secara otomatis oleh SIAK terdiri

dari 16 digit, didasarkan atas variabel kode wilayah, tanggal lahir dan nomor seri penduduk.

Adapun untuk komposisi NIK diatur sebagai berikut:

Pertama; 6 (enam) digit pertama merupakan kode wilayah penerbitan NIK.a) Kode Wilayah provinsi sejumlah 2 (dua) digit, yaitu

digit pertama dan kedua adalah nomor urut provinsi;b) Kode wilayah kabupaten/kota sejumlah 2 (dua) digit,

yaitu digit ketiga dan keempat, dua digit tersebut merupakan nomor urut kabupaten/kota dalam provinsi, dengan rincian: =. Kode wilayah kabupaten yang dimulai dari 01 sampai dengan 69; =. Kode wilayah kota yang dimulai dari 71 sampai dengan 99.

c) Kode wilayah kecamatan sejumlah 2 (dua) digit yaitu digit kelima dan keenam, dua digit tersebut

16

merupakan nomor urut kecamatan dalam suatu kabupaten/kota.Kedua; 6 (enam) digit kedua merupakan tanggal,

bulan dan tahun lahir pemegang NIK d) Tanggal kelahiran sejumlah 2 (dua) digit yaitu digit

ketujuh dan kedelapan, dengan ketentuan sebagai berikut: v. Penduduk yang jenis kelamin laki-laki tanggal kelahiran tetap; v. Penduduk yang jenis kelamin perempuan tanggal kelahirannya ditambah dengan 40.

e) Bulan kelahiran sejumlah 2 (dua) digit yaitu digit 9 (sembilan) sampai dengan 10 (sepuluh);

f) Tahun kelahiran sejumlah 2 (dua) digit yaitu digit 11 (sebelas) sampai dengan 12 (dua belas).Ketiga; 4 (empat) digit terakhir merupakan nomor

urut penerbitan NIK yang diproses secara otomatis dengan komputer.

Kendala Yang DihadapiPada umumnya Kabupaten/ Kota belum

semuanya menggunakan program SIAK sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 23 tahun 2006, sehingga penerbitan NIK nasional kepada penduduk mengalami hambatan/gangguan.

Seyogyanya Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktorat Jendral Administrasi Kependudukan Departemen Dalam Negeri menegaskan dan memfasilitasi kabupaten/kota agar serempak menggunakan SIAK secara on line. Sehingga penduduk yang pindah maupun datang dari dan ke kabupaten/kota ataupun provinsi, begitu juga penduduk yang lahir diluar domisilinya (azas peristiwa) untuk dapat dilayani dan terdata dengan baik dan benar.

*)Penulis adalah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga

R a g a mR a g a m

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

NIK Bersifat Unik dan KhasNIK Bersifat Unik dan Khas *)Oleh : Disdukcapil Salatiga

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

17

emberlakuan Jalan Jenderal Sudirman (jensud) searah adalah program yang sudah Pdirencanakan dengan matang oleh

pemerintah sejak lama. Jika Jalan Jenderal Sudirman indah tertata maka Salatiga juga akan indah, sebaliknya jika jalan ini semrawut maka jeleklah wajah Salatiga.

Kebijakan ini adalah kebijakan pemerintah yaitu pemkot dengan DPRD, bukan salah satu, sehingga semua harus saling mendukung upaya positif ini. “Pemerintah itu satu kesatuan yang terdiri dari exekutif dan legislatif, kebijakan yang diterapkan itu adalah kebijakan bersama dan harus dijalankan bersama-sama” tandas M Tedy Sulistio, SE., ketua DPRD Kota Salatiga tentang kebijakan jalan jenderan Sudirman satu arah.

Program itu adalah mimpi bersama dalam upaya membangun Salatiga sesuai dengan sesanti Hatiberiman. Salah satu unsurnya adalah indah. Jalan Jenderal Sudirman adalah wajah Salatiga,olehh karena itu wajah tersebut harus dibuat indah dan semenarik mungkin.

“Mengubah pola hidup dan budaya masyarakat itu memang susah tapi kalau tidak sekarang kapan lagi?. Dibutuhkan langkah yang berani untuk mengubah kota yang hanya sepotong ini” tekad Tedy.

Masih menurut Tedy, kekurangan di sana-sini adalah wajar, namun itu bisa dimaklumi sepanjang untuk kemajuan kota. Pemberlakuan one way traffic jalan jenderal Sudirman masih dalam uji coba. Jika ada yang belum sempurna nantinya juga akan disempurnakan” tekan Tedy.

Sudah jelas program ke depan pemberlakuan jalan searah ini mulai dari bundaran Tamansari sampai pertigaan ABC. Namun semua itu akan dilakukan secara bertahap agar masyarakat dapat menyesuaikan sekarang ini memang masih sepotong.

“Saya berharap semua unsur mendukung proyek ini, baik dewan, pemkot juga masyarakat. Mari kita jadikan jalan tersebut menjadi ikon kota Salatiga. Kita lihat saja sekarang ini jalan tersebut gersang dan semrawut. Nantinya jika sudah tertata akan ada jalur lambat, pulau jalan dan pohon jalan, sehingga Salatiga yang terkenal dengan kesejukaannya ini bukan omong kosong” ajak Tedy.

Kita sekarang ini memiliki raksasa yang sedang tertidur, yaitu Pasar raya II. Jika parkir di kawasan ini diperbaiki terntu akan membangunkan pasar tersebut. “Untuk membangunkan Pasar Raya II harus merevitalisasi pengelolaan parker. Disamping itu juga pembangunan jalan utamanya yaitu Jenderal Sudirman. Denganmengubah jalan ini menjadi satu arah tentunya akan mendukung program untuk menghidupkan pasar raya dua lantai 2, 3 dan 4 yang mangkrak” imbuh Tedy. Pasar Raya II adalah aset yang belum tergarap sampai

sekarang ini, terutama lantai 2,3 dan 4. Bukan tidak mungkin j ika k e t i g a l a n t a i i t u difungsikan tentunya akan membawa dampak pada pe r tumbuhan ekonomi masyarakat Salatiga. Semua tergantung bagaimana pemerintah merencakan semuanya dengan matang.

Sampai sekarang ini memang belum ada planning yang jelas akan dipergunakan untuk apa pasar tersebut. Hal yang menjadi kendalanya adalah status hukum yang masih menjadi hak PT MMS selaku pengelola. Untuk memfungsikan pasar tersebut tentunya harus ada jalan penunjang yang memadai baik jalur masuk maupun jalur bongkar muat. Selain itu pula tidak kalah penting adalah persoalan parkir yang sudah lama menjadi pokok masalah.

Oleh karena itu dewan menyambut dan mendukung upaya pemberlakuan jalan searah bagi jalan jensud. Walaupun ada keluhan di sana-sini, toh ke depan penataan jalan ini juga untuk kebutuhan penunjang pasar. Nantinya tidaklah mustahil lahan parkir akan ditambah dengan salah satu lantai di lokal Pasar Raya II agar masalah yang dikeluhkan tukang parkir teratasi.

“Menghidupkan pasar tersebut adalah penting karena jika kita sadar pasar itu adalah mesin pencetak uang. Marilah kita dukung bersama rencana baik pemerintah dalam menciptakan wajah Salatiga ini. Karena setiap pengunjung yang datang ke Salatiga memandang kota ini sebagai kota yang biasa dan tidak jauh beda dengan kota kecil lainnya. Namun jika kota ini tertata dengan bagus suatu kebanggaan akan muncul dan para pengunjung akan terkesan, sehingga mereka pun akan kembali lagi ke kota ini. Ototmatis perekonomian tentuanya akan bergerak”.

Bila pembangunan sarana jalan sudah seratus persen jadi, jalan tersebut berpotensi menjadi tempat yang menghasilkan PAD. Karena media jalan yang lebar dan lurus, tentunya bisa untuk menggelar berbagai event. Suatu misal saja untuk malam hari menjadi tempat pertandingan olah raga footsal on the streat, free style motor, sepatu roda dan banyak lagi celah lain.

”Dengan dibangunnya jalan jenderal Sudirman itu akan menggerakkan ekonomi pula. Suatu contoh belum lama ini dewan menggelar lomba kicau burung, meskipun hanya satu hari hampir semua hotel di Salatiga penuh. Bisa dibayangkan bila banyak event digelar di kota ini tentunya roda ekonomi akan bergerak cepat. Tidak hanya hotel, kuliner dan pusat oleh-oleh khas Salatiga akan ramai dengan pembeli” gagas Tedy dengan semangat.(HB_8)

MimbarMimbar

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Jadikan Jensud Sebagai Wajah Kota

Teddy Sulistio, SE

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Hal ini tentu memberikan gambaran bahwa anggapan pustakawan sebagai profesi yang “diminorkan” tidak hanya melekat pada masyarakat Indonesia, tetapi juga di negara lain. Posisi pustakawan yang demikian ini seringkali diperparah dengan tidak adanya perhatian institusi terkait (pemerintah) terhadap gerak majunya perpustakaan. Maka menjadi tidak aneh ketika menengok pada kasus seperti ini, yang kemudian disimpulkan menjadi bagian dari kendala bagi pustakawan untuk loyal dan berfikir untuk kemajuan perpustakaan tempatnya bekerja.

Sejalan dengan perkembangannya, beberapa tahun terakhir sejak dikeluarkannya UU Nomor 43 tahun 2007, perpustakaan seperti memperoleh angin segar. Perpustakaan mulai mendapat mendapat perhatian dari pemerintah terkait dengan eksistensinya maupun perkembangannya. Perpustakaan mulai diberikan ruang untuk melakukan berbagai kegiatan, terutama untuk kepentingan pendidikan. Bahkan dikatakan bahwa setiap lembaga pendidikan, diwajibkan untuk menyelenggarakan perpustakaan.

Perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi

Perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi menjadi tulang punggung gerak majunya suatu institusi terutama institusi pendidikan, dimana tuntutan untuk adaptasi terhadap perkembangan informasi sangat tinggi. Hal ini dikarenakan pengguna (user) dominan dari kalangan akademisi yang kebutuhannya akan informasi begitu kuat, sehingga mau tidak mau perpustakaan harus pula berfikir untuk berupaya mengembangkan diri guna memenuhi kebutuhan penguna (user).

Perpustakaan seperti sebuah ”permata” yang hilang dan telah ditemukan. Dulu dimana ada sekolah, di situ perpustakaan ada. Tetapi perpustakaan dulu hanya sebagai tempat buku saja, bahkan mungkin hanya sebagai pelengkap dunia pendidikan. Tradisi di sekitar buku dan jurnal tercetak ini luar biasa tertanam dalam budaya masyarakat, yang membentuk sebuah ”dunia teks” yang melandasi semua upaya manusia memperluas ilmu pengetahuannya. Beberapa dasawarsa terakhir ini dunia teks mendapat tantangan dari teknologi-teknologi baru. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan pun ternyata tidak luput dari perhatian pemerintah yang selama ini me-nomorsekian-kan perpustakaan. Perpustakaan telah menemukan jati dirinya sebagai tempat perubahan (agent of change), tempat dimana berbagai informasi disimpan, dan tempat dimana embrio intelektual diciptakan. Betapa tidak, dulu perpustakaan yang dianggap sebagai tempat buku

PendidikanPendidikan

18

erpustakaan di era Pm o d e r n

seperti sekarang ini bukan lagi seperti penilaian mayoritas orang-orang masa lalu. Perpustakaan itu adalah tempat buku yang dijaga oleh petugas yang berkaca mata tebal, yang dengan setia menjaga b u k u d a n memberikan peluang kepada siapa saja yang meminjam buku. P u s t a k a w a n d i perpustakaan hanya

ditemani buku-buku kumal dan ruang ber-“AC”, Angin C(J)endela”. Setelah ribuan tahun hidup dengan teknologi cetak, ratusan tahun dengan teknologi analog, kelahiran dan perkembangan pesat teknologi digital menimbulkan revolusi mendasar dalam kehidupan manusia, khususnya bagi kalangan pustakawan. Artinya pustakawan sesungguhnya berperan besar dalam memberikan sumbangan dalam perkembangan peradaban. Tetapi perannya tidak terlihat oleh sebagian besar masyarakat. Masalahnya, ketika orang melihat perpustakaan, seolah-olah pustakawan terhalang oleh deretan koleksi yang semakin hari semakin menua dan semakin menjauhi unsur kekiniannya.

Konon, ketika menyebut kata perpustakaan atau library, pemikiran orang merujuk pada suatu medium peradaban manusia, yaitu buku. Untuk waktu yang sangat lama, buku menjadi sumber daya pengetahuan yang utama, yang dihimpun oleh perpustakaan. Hal ini terjadi karena posisi perpustakaan dianggap hanya sebagai tempat penyimpanan saja, dan ternyata hingga abad modern anggapan yang demikianpun masih belum bisa dihilangkan.

Fenomena semacam ini pernah diteliti oleh Korneliza Pert tahun 2002 dengan mempertanyakan kepada sebagian warga masyarakat Kroasia menyangkut profesi yang diminatinya untuk dijadikan sebagai mata pencaharian. Ternyata hasil yang didapat, pustakawan berada di urutan ke 6 (enam) dari tujuh profesi yang paling diminati setelah dokter, guru, konstruktor, ekonom, pengacara. Yang terakhir ditempati system engineer atau programmer. Bahkan menurut Hovart (1995:18) profesi pustakawan sering dianggap hanya sebagai batu loncatan atau alternatif pekerjaan sebelum mendapatkan profesi yang sesungguhnya diinginkan.

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

PERPUSTAKAAN DAN PENDIDIKAN(Pergeseran Paradigma)

*)Oleh: Wiji Suwarno, S.PdI, S.IPI, M.Hum

informasi kepada para siswa melalui proses pembelajaran dengan informasi yang mengacu kepada kurikulumnya, sedangkan perpustakaan menyebarkan informasi secara langsung kepada pemustaka tanpa terikat langsung oleh kurikulum.

Namun demikian perpustakaan yang bernaung di bawah institusi pendidikan, bergerak maju mengikuti pola perkembangan kurikulum. Hal ini dapat dimaklumi karena perpustakaan di sini berperan sebagai pendukung program lembaga induknya. Pergeseran paradigma lembaga pendidikan menandakan gerak dinamisnya pendidikan itu sendiri sekaligus sebagai jawaban dari konsekuensi logis tentang upaya beradaptasi dengan tuntutan jaman yang juga selalu berkembang. Agar pendidikan dapat menjalankan fungsinya dengan baik harus ada perubahan dan pembaruan paradigma.

Sebagai contoh Putu L. Pendit memberikan gambaran pergeseran paradigma lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi) sebagai berikut:

dan masih memungkinkan lebih banyak lagi pergeseran paradigma selain yang disebutkan di atas.

*)Penulis adalah Staf Perpustakaan STAIN Salatiga

19

saja, kini berkembang menjadi pusat sumber daya informasi. Artinya, perpustakaan tidak lagi sebagai penyimpanan buku semata, melainkan menjadi tampat dimana pengguna (user) mampu menciptakan lagi sesuatu yang mampu dibaca dan digunakan orang lain.

Konsekuensi dari perkembangan itu adalah tuntutan bagi perpustakaan untuk selalu berkembang pula mengikutinya dengan berupaya memberikan layanan terbaik bagi pengguna. Perkembangan yang nampak sekarang adalah mulai digalakkannya perpustakaan digital, yang mana koleksi yang dimiliki berupa informasi yang terekam dalam bentuk digital, dan aksesnya pun perlu media yang bernama komputer. Tetapi apa ke depan perpustakaan harus meninggalkan sistem konvensionalnya? Atau perpustakaan akan mendewakan digital sebagai alat angkut informasi yang dimilikinya?

Antara perpustakaan, lembaga pendidikan dan informasi

Perpustakaan menurut fungsinya, memposisikan diri sebagai tempat yang menyediakan berbagai informasi, baik yang berkaitan dengan sosial,politik maupun ekonomi, dan informasi lainnya. Di Perguruan Tinggi, perpustakaan sering diistilahkan sebagai “jantungnya perguruan tinggi”. Hal ini berarti perpustakaan memiliki peranan penting di dunia pendidikan. Jika jantungnya lemah, tubuh lainnya juga akan menjadi lemah. Ini artinya jika perpustakaan perpustakaan lemah, akan berpengaruh pula terhadap institusi tempat perpustakaan bernaung. Sebaliknya, jika jantungnya baik, maka akan membuat baik pula tubuhnya. Sehingga jika perpustakaan baik, maka akan baik pula lembaga/ institusinya. Pemisalan lain, perpustakaan dan lembaga pendidikan sekarang ini seperti dua sisi mata uang. Keduanya akan menjadi bernilai jika keduanya ada. Demikian pula dengan informasinya. Perpustakaan dengan informasi juga tidak boleh dipisahkan, sebab kekuatan perpustakaan ada pada informasi yang disajikannya.

Hubungan kedua hal tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa perpustakaan memiliki kaitan dengan lembaga pendidikan, dimana hubungan itu secara kasat mata dapat dilihat dari pendekatan kelembagaan. Sedangkan baik perpustakaan dan lembaga pendidikan, keduanya memiliki tugas yang sama, yaitu menyebarkan informasi. Perbedaannya, lembaga pendidikan memberikan

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Perguruan tinggi paradigma lama

Mata kuliah ditetapkan universitas

Universitas adalah tempat fisik

Target kuliah sampai wisuda

Universitas sebagai menara gading

Mahasiswa dibatasi usia (18– 25 tahun)

Pengajaran di kelas

Disiplin tunggal dalam pengetahuan

Perguruan tinggi paradigma baru

Mata kuliah berdasarkan pada kebutuhan

Universitas adalah sarang ide

Belajar terus sepanjang hidup

Universitas sebagai mitra masyarakat

Mahasiswa tidak dibatasi usia

Pengajaran di mana saja

Pengetahuan multidisiplin

Sumber: Pendit, Putu L (2007). Perpustakaan Digital, Jakarta: Sagung Seto

PERPUSTAKAAN LEMBAGA PENDIDIKAN

INFORMASI/PENGETAHUAN

20

orupsi merupakan suatu kata yang saat ini sering sekali didengar oleh masyarakat, Kberbagai media cetak dan elektronik pun

sering memuat berita tentang berbagai kasus korupsi mulai dari daerah hingga pusat, mulai dari kasus korupsi yang merugikan negara berjumlah jutaan rupiah hingga yang berjumlah milyard bahkan trilyunan rupiah. Sehingga seperti layaknya seorang selebritis dalam suatu acara infotainment kasus korupsi memang sedang dalam ketenarannya. Mengapa demikan kondisi negeri ini sekarang?

Korupsi merupakan benalu sosial yang merusak struktur pemerintahan dan menjadi penghambat utama terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan secara umum. Korupsi merupakan produk dari sikap hidup suatu kelompok masyarakat yang memakai uang sebagai standard kebenaran dan kekuasaan mutlak. Sebagai akibatnya para koruptor yang kaya raya dan politisi korup yang punya kelebihan uang bisa masuk kedalam golongan elit yang berkuasa dan cukup dihormati.

Jika mengamati sejarah dari waktu ke waktu, maka sebenarnya praktek korupsi telah berlangsung sejak lama, sejak zaman Mesir Kuno, Babilonia, Roma , pada abad pertengahan hingga sekarang. Pada awalnya praktek korupsi dimulai dengan semakin mendesaknya usaha – usaha pembangunan yang diinginkan sementara itu disisi lain proses birokrasi relatif lambat, sehingga setiap orang atau badan menginginkan jalan pintas yang cepat. Sebagai kompensasinya diperlukan

sejumlah biaya sebagai imbalan – imbalan agar proses birokrasi dapat dipercepat. Kondisi seperti itu ibarat pepatah jawa yang mengatakan “tumbu entuk tutupe” dari dua pihak yang saling membutuhkan satu pihak memerlukan uang sedangkan pihak yang lain memerlukan waktu yang lebih cepat. Selain kemauan tentunya didukung oleh adanya kesempatan, maka sejarah mengulang dirinya dari suatu era ke era selanjutnya, berjalanlah praktek – praktek korupsi itu.

Pengertian KorupsiSebenarnya apa yang dimaksud korupsi itu?

Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagai tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengambil keuntungan pribadi merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan kekuatan formal (misalnya dengan alasan hukum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri. Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau keluarga, sanak saudara dan teman.

Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiah dalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai korupsi. Dalam keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisahan keuangan pribadi dengan masyarakat.

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

A r t i k e lA r t i k e l

Korupsi Di Indonesia: Masalah

Oleh: *)Erika Revida, MS

Dan SolusinyaKorupsi tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja kalau suatu negara ingin mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka akan terbiasa dan menjadi subur. dan akan menimbulkan.

Foto: HB/dhianofie.wordpress.comFoto: HB/dhianofie.wordpress.com

21

sikap mental pejabat yang selalu mencari jalan pintas yang mudah dan menghalalkan segala cara (the end justifies the means). Untuk itu, korupsi perlu ditanggulangi secara tuntas dan bertanggung jawab. Ada beberapa upaya penggulangan korupsi yang ditawarkan para ahli yang masing-masing memandang dari berbagai segi dan pandangan Caiden (dalam Soerjono, 1980) memberikan langkah-langkah untuk menanggulangi korupsi. sebagai berikut : a. Membenarkan transaksi yang dahulunya dilarang dengan menentukan sejumlah pembayaran tertentu, b. Membuat struktur baru yang mendasarkan bagaimana keputusan dibuat, c. Melakukan perubahan organisasi yang akan mempermudah permasalahan pengawasan dan pencegahan kekuasaan yang terpusat, rotasi penugasan wewenang yang saling tindih organisasi yang sama, birokrasi yang saling bersaing, dan penunjukan instansi pengawas, d. Memberikan sanksi ancaman yang berat bagi koruptor agar dapat mengurangi dorongan untuk melakukan korupsi, e. Korupsi merupakan persoalan nilai. Nampaknya tidak mungkin keseluruhan korupsi dibatasi, tetapi memang harus ditekan seminimum mungkin, agar beban korupsi organisasional maupun korupsi sestimik tidak terlalu besar sekiranya ada sesuatu pembaharuan struktural, barangkali mungkin untuk mengurangi kesempatan dan dorongan untuk korupsi dengan adanya perubahan organisasi.

Kartono (1983) menyarankan penanggulangan korupsi sebagai berikut : 1. Adanya kesadaran rakyat untuk ikut memikul tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, dengan bersifat acuh tak acuh, 2. Menanamkan aspirasi nasional yang positif, yaitu mengutamakan kepentingan nasional, 3. Pemimpin dan pejabat memberikan teladan, memberantas dan menindak korupsi, 4. Adanya sanksi dan kekuatan untuk menindak, memberantas dan menghukum tindak korupsi, 5. Reorganisasi dan rasionalisasi dari organisasi pemerintah, melalui penyederhanaan jumlah departemen, beserta jawatan dibawahnya, 6. Adanya sistem penerimaan pegawai yang berdasarkan “achievement” dan bukan berdasarkan sistem “ascription”, 7. Adanya kebutuhan pegawai negeri yang non-politik demi kelancaran administrasi pemerintah, 8. Menciptakan aparatur pemerintah yang jujur, 9. Sistem budget dikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab etis tinggi, dibarengi sistem kontrol yang efisien 10. Herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan perorangan yang mencolok dengan pengenaan pajak yang tinggi.

Korupsi seperti layaknya suatu budaya, tentunya budaya yang tidak baik, diakui atau tidak budaya tidak baik ini sudah sedemikian mengakar di Indonesia. Sehingga memerlukan dukungan dari semua pihak untuk memberantasnya. Ibarat rumput ilalang diantara tanaman sayuran maka harus dicabut sampai keakar – akarnya agar dapat menghasilkan sayuran yang lebih baik. Dengan demikian, harapannya budaya tidak baik ini tidak perlu diwarisi oleh generasi penerus bangsa.

*)Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu PolitikUniversitas Sumatera Utara

(telah disesuaikan_pnj)

Penyebab terjadinya korupsiAda beberapa sebab terjadinya praktek korupsi.

Singh (1974) menemukan dalam penelitiannya bahwa penyebab terjadinya korupsi di India adalah kelemahan moral (41,3%), tekanan ekonomi (23,8%), hambatan struktur administrasi (17,2%), hambatan struktur sosial (7,08 %). Sementara itu Merican (1971) menyatakan sebab-sebab terjadinya korupsi adalah sebagai berikut : a. Peninggalan pemerintahan kolonial, b. Kemiskinan dan ketidaksamaan, c. Gaji yang rendah, d. Pengaturan yang bertele-tele, e. Pengetahuan yang tidak cukup dari bidang yang digelutinya.

Sementara itu peneliti yang lain Ainan (1982) menyebutkan beberapa sebab terjadinya korupsi yaitu a. Perumusan perundang-undangan yang kurang sempurna, b. Administrasi yang lamban, mahal, dan tidak luwes, c. Tradisi untuk menambah penghasilan yang kurang dari pejabat pemerintah dengan upeti atau suap, d. Anggapan bahwa berbagai macam korupsi dianggap biasa, tidak dianggap bertentangan dengan moral, sehingga orang berlomba untuk korupsi, e. Di India, misalnya menyuap jarang dikutuk selama menyuap tidak dapat dihindarkan, f. Menurut kebudayaannya, orang Nigeria tidak dapat menolak suapan dan korupsi, kecuali mengganggap telah berlebihan harta dan kekayaannya, g. Manakala orang tidak menghargai aturan-aturan resmi dan tujuan organisasi pemerintah, mengapa orang harus mempersoalkan korupsi.

Dari beberapa hasil penelitian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa korupsi dapat terjadi dikarenakan beberapa permasalahan yang ada antara lain : 1. Gaji yang rendah, kurang sempurnanya peraturan perundang-undangan, birokrasi yang lamban 2. Warisan pemerintahan kolonial 3. sikap mental pegawai yang ingin cepat kaya dengan cara yang tidak halal, kurangnya kesadaran bernegara, serta kurangnya pengetahuan pada bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang.

Akibat dari korupsi Sudah barang tentu praktek korupsi sangat

merugikan semua pihak yang terkait baik itu pihak swasta, pemerintah dan tentunya masyarakat secara luas. Menurut Mc Mullan (1961) dari praktek korupsi akan menimbulkan ketidak efisienan, ketidakadilan, hilangnya kepercayaan terhadap pemerintah, terjadinya pemborosan sumber-sumber negara, tidak mendorong perusahaan untuk berusaha terutama perusahaan asing, munculnya ketidakstabilan politik, adanya pembatasan dalam kebijaksanaan pemerintah dan tidak represif. Namun demikian secara umum akibat yang mungkin muncul dari paktek korupsi adalah munculnya kerugian negara dan merusak sendi - sendi kebersamaan serta memperlambat tercapainya tujuan nasional seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

Upaya penanggulangan korupsi Korupsi tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja

kalau suatu negara ingin mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka akan terbiasa dan menjadi subur dan akan menimbulkan

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

ri Dharma saatunggaling wewarah ingkang kangge paugeran, yasanipun KGPAA TMangkunagara I, ingkang nalika sugengipun

nate jumeneng Adipati ing Pura Mangkunegaran Surakarta Hadiningrat.

Nalika taksih t imur, asma R.M. Said, sasampunipun jumeneng Adipati, asma KGPAA MAngkunegara I. Panjenenganipun ugi sinebat Pangeran Samber Nyawa, awit kagungan pusaka arupi pedhang ingkang ampuh saha landhep, saengga saged kangge nyamber nyawaning mengsah mliginipun penjajah bangsa Walandi.

Nalika sugengipun Pangeran Samber Nyawa sanget gumregut anggenipun peperangan mengsah panjajah bangsa Walandi. Wondene wewengkon peperanganipun wonten ing Kartasura, Bumi Sukawati (Sragen), Grobogan, Wonogiri, Matesih (Karanganyar), Ponorogo, Caruban, lan Madiun.

Ing yuswa 17 tahun (wulan April) sampun mandhegani perang, kanthi gelar Panglima Prang

22

Wadana. Panjenenganipun lahir ing Kartasura, tanggal 7 April 1726. seda tanggal 28 Desember 1795, dipunsareaken wonten ing Astana Mangadeg Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.

Mbokmenawi para maos tuwuh pitaken, kenging punapa panyerat ngaturaken wewarah Tri Dharma, awit:

1. Hadeging Pura Mangkunegaran boten saged uwal saking kitha Salatiga, jalaran wontenipun Perjanjian Salatiga ing tangal 17 Maret 1757, ingkang perjanjian kala wau minangka dhasar hadegipun Pura Mangkunegaran. 2. Tri Dharma punika yasanipun KGPAA Mangkunegara I, ingkang wewarah kala wau wonten prayoginipun kangge paugeran mliginipun pabrayan (masyarakat) Salatiga, sumrambahipun warga negar i Republ ik Indonesia. 3 . Awit kados dipunmangertosi bilih kawontenan samangke sampun sami luntur raos kabangsanipun negari Indonesia.

Raos samad-sinamadan sampun boten wonten malih, menawi gadhah gegayuhan kedah kalampahan, sanadyan ndadosaken kapitunaning tiyang sanes. Kamangka gegayuhan kala wau naming kangge nyekapi kabetahan pribadi utawi saweneh golongan, tatanan, tuwin lampahing hukum mboten dipunpaelu. Awit saking punika panyerat nggadhahi pangangkah kanthi wewarah Tri Dharma saged nggigah utawi ngengetaken raos kabangsan saged ngrembaka malih.

Tri DharmaOleh *)Ki Rangga

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

B u d a y aB u d a y a

Mbokmenawi punapa pekewed dipunwastani tiyang kina,

lan kedah njumbuhaken kaliyan kawontenan ingkang sarwa bebas.

Kamangka bebas punika miturut bangsa Indonesia tetep wonten paugeranipun,

awit negari ingkang mbudaya lan gadhah tata krama.

Foto: HB/wayangprabu.files.wordpress.com.Foto: HB/wayangprabu.files.wordpress.com.

Foto: HB/www.pasarjava_com.Foto: HB/www.pasarjava_com.

23HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Rumangsa Melu HandarbeniPanjenengan tuwin kula

sedaya kedah ngrumaosi bilih nggadhahi negar i Kesatuan Republik Indonesia. Ing ngriki teges nggadhahi boten pribadi, nanging ingkang nggadhahi sedaya warga Negari Indonesia. Awit menawi rumaos gadhahanipun pribadi, sedaya lajeng kangge kawigatosan p r i b a d i , k a d o s t a : n g e r u k bandhaning negari kangge pribadi (korupsi, mbabati wana, ngedhuk sakathahing tambang ingkang wonten negari Indonesia). Pramila rumangsa melu handarbeni kanthi sesarengan sedaya warga negari Indonesia, ing pangajab sageda tata-tentrem, karta-raharja, gemah ripah-loh jinawi, saengga putra wayah lan sedaya turunipun saged tumut ngraosaken kamulyaning gesang.

Wajib melu HanggondheliIngkang dipunkersaaken ing

ngriki, sasampunipun sedaya warga negari Indonesia Rumangsa Melu Handarben i , s ageda kedah ngrungkebi utawi mbelani, njagi kawilujenganipun, inggih ing wekdal negari kawontenanipun ayem tentrem, utawi menawi negari wonten ing saklebeting bebaya. Awon lan sae tetep negari kula panjenengan sedaya. Sampun ngantos, lahir , gesang, lan dipunagengaken tuwin nedha wulu pamedaling negari Indonesia, ananging keblatipun dateng negari

manca lajeng mengsah Pamarentah Republik Indonesia (kadosta wontenipun teroris).

Mulat Sarira HangrasawaniPangangkah panjenengan tuwin kula sedaya

sageda naliti dumateng pakartinipun piyambak-piyambak. Menawi sedaya kersa mekaten lan saged ngewahi pakarti ingkang mboten prayogi, mbokmenawi negari saged kasembadan gegayuhanipun.

Ing wasana cekap semanten atur kula, mugi-mugi seratan punika saged nambahi nggigah raos tresna dateng negari Indonesia, tresna dhumateng sedaya titah, saengga ndadosaken raos golong gilig manunggal sedaya warga negari Indonesia, boten naming tansah cecongkrahan.

Kula nglenggana awit cupeting seserapan saha kirangipun sesrawungan kathah saged seratan kula ingkang dadosaken kirang renaning penggalih, pramila naming saged nyuwun pangapunten. Nuwun.

*)Penulis adalah Panyerat inggih punika:Pamersudi Budaya Jawi

Anamung sejatosipun kajawi wewarah Tri Dharma ugi wonten paugeran kangge nuwuhaken raos kabangsan, inggih punika Pancasila ingkang dados dhasaring negari Republik Indonesia, ananging kados-kados sampun boten wonten ingkang ngrembag, saya-saya dipuncakaken.

Mbokmenawi punapa pekewed dipunwastani tiyang kina, lan kedah njumbuhaken kaliyan kawontenan ingkang sarwa bebas. Kamangka bebas punika miturut bangsa Indonesia tetep wonten paugeranipun, awit negari ingkang mbudaya lan gadhah tata krama. Kamangka salebeting Pancasila ngewrat jangkep paugeraning tiyang gesang mliginipun warga Indonesia, inggih ingkang arupi panembah dumateng Gusti Ingkang Murbeng Gesang, raos kamanungsan ingkang adil, raos gumolong manunggal, raos kawicaksanan, raos adil tumrap pabrayan.

Pramila mangga! Keparenga kula ndherekaken mbikak wewarah Tri Dharma. Tri Dharma saking tembung Tri ingkang tegesipun tiga, Dharma tegesipun jejibahan (tugas), dados wonten tigang prekawis jejibahan ingkang perlu katindakaken, inggih punika: 1. rumangsa melu handarbeni; 2. wajib melu hanggo-ndheli; 3. mulat sarira hangrasawani.

Foto: HB/img515.imageshack.us.Foto: HB/img515.imageshack.us.

24

T i p sT i p s

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

D atau DVD kesayangan susah dibaca player atau computer karena tergores? CMungkin beberapa tips berikut ini bisa

mengurangi kekecewaan akibat hal tersebut. Memang cara beriut tidak 100 persen pasti bisa berhasil. CD atau DVD yang sudah terlalu lama dan sering diutar kemungkinan akan berkurang kondisinya sehingga agak sulit terbaca. Namun demikian, beberapa cara berikut tak ada salahnya untuk dicoba.

Cara Membersihkan goresan CD/DVD dengan Pasta Gigi

Mengingat bahan yang digunakan amat mudah diperoleh, mungkin ada baiknya cara ini dicoba untuk pertama kali. Caranya:1. Siapkan CD/DVD yang permukaannya tergores baik

sedikit atau banyak 2. Siapkan kain, kapas atau tissu yang lembut 3. Ambil pasta gigi, oleskan pada kain dan usapkan

pada permukaan CD/DVD. 4. Gosok berulang-ulang dengan lembut sampai terlihat

goresannya menghilang atau mulai hilang. 5. Setelah selesai, bersihkan dengan air kemudian

tinggal di test.

Membersihkan dengan VaselineBila anda memiliki Vaseline, bisa juga digunakan

untuk membersihkan atau memperbaiki CD/DVD yang tergores. Caranya mirip dengan pasta gigi. Gunakan kain yang lembut dan oleskan vaseline di kain kemudian bersihkan permukaan CD/DVD yang tergores, ulangi sampai terlihat goresannya hilang atau terlihat bersih.

Membersihkan dengan PisangSaiapa yang tak mengenal pisang. Selain bernilai

gizi tinggi, pisang dan kulitnya ternyata bisa juga digunakan untuk membersihkan keping CD/DVD yang tergores. Caranya :1. Siapkan CD/DVD yang tergores/kotor 2. Ambil pisang, kupas dan gosokkan pisang di

permukaan CD/DVD secara memutar 3. Seka dengan kulit pisangnya. Bagian lilin dari kulit

pisang akan membantu memperbaiki dan membersihkan permukaan CD/DVD

4. Ambil kain yang bersih dan lembut kemudian bersihkan permuakaan CD-nya dengan gerakan memutar dan tekanan yang ringan, selama 3-4 menit

5. Setelah selesai bersihkan dengan pembersih kaca jika ada.

Membersihkan dengan PledgePledge biasanya digunakan untuk membersihkan

furniture atau perabot rumah tangga. Namun demikian barang ini bisa juga digunakan untuk membersihkan CD/DVD yang tergores. Caranya sama dengan sebelumnya, semprotkan Pledge di keping CD/DVD kemudian gosok dengan kain yang lembut secara perlahan, sehingga goresan di CD akan tertutupi oleh lapisan lilin.

Membersihkan CD dengan BrassoJika berbagai cara diatas tidak berhasil, Brasso

bisa dijadikan alternatif. Caranya mirip seperti di atas, gunakan kain yang lembut, kemudian teteskan brasso di kain tersebut. Gunakan untuk mengelap permukaan CD sampai terlihat goresan menghilang atau menjadi halus kembali. Setelah selesai bersihkan dan coba CD tersebut.

Berbagai cara diatas bisa dicoba dan di praktekkan, tetapi untuk CD atau DVD dengan kerusakan yang parah (goresan sangat dalam atau sangat banyak), mungkin tidak akan mudah, meskipun tidak ada salahnya untuk dicoba. Tips ini diambil dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.

*)Penulis adalah Pembaca Majalah Hati Beriman di Kota Salatiga

Tips Membersihkan CD Yang Tergores

Oleh Maulida*)

Foto: HB/bdiFoto: HB/bdi

25

erapi Yumeiho itu adalah suatu kenyataan, kita sulit sekali menemukan satu di antara Tseribu orang dengan tulang pinggul yang

sempurna. Hampir semua orang, mengalami dislokasi tulang pinggul, walaupun hanya sedikit. Dislokasi tulang pinggul akan menyebabkan tulang punggung menekan syaraf-syaraf dan menyebabkan gangguan fungsi otot, sendi-sendi dan seluruh organ-organ tubuh lainnya. Dislokasi tulang pinggul menjadi penyebab utama rasa sakit pada pinggul, bahu dan penyakit-penyakit organ lain dalam tubuh.

Kenyataan ini tidak banyak dipahami oleh kebanyakan orang. Kebanyakan orang menganggap sakit pinggang, pinggul, punggung dan kaku leher sebagai (sekedar) salah urat atau dalam istilah jawa, kecetit. Bahkan, migraine, vertigo, keputihan, sakit saat menstruasi, penyakit-penyakit organ dalam yang lain, jarang dikaitkan dengan dislokasi pinggul.

Terapi Yumeiho adalah suatu metode untuk membetulkan posisi tulang seluruh tubuh, mengendorkan otot-otot dan jaringan sel-sel organik serta secara radikal menghilangkan penyakitnya, dengan tulang pinggul sebagai pusatnya.

Metode Yumeiho sebagai suatu terapi dengan pemijatan, penarikan serta tekanan-tekanan vertikal akan dapat memulihkan sendi-sendi yang terkilir dan menata kembali tulang-tulang yang mengalami dislokasi.

Berdasarkan pengalaman yang saya lakukan dengan metode Yumeiho banyak memberi hasil kesembuhan, yang terkadang sangat spektakuler. Saya tidak melihat sebuah terapi yang lebih efektif dari Yumeiho, terutama untuk masalah saraf terjepit.

Sejarah Yumeiho di IndonesiaSebelum perang dunia kedua (1945), seorang

pemuda berusia 16 th yang bernama Shuichi Ohno, begitu tertarik dengan seni bela diri Shaolin. Karena ketertarikan tersebut Shuichi Ohno datang ke Tiongkok. Selama di Tiongkok, beliau mempelajari terapi relokada yang merupakan bagian dari seni bela diri Shaolin. Beliau juga mempelajari berbagai terapi rakyat yang meletakkan dasar pembetulan tulang pinggul dengan menggabungkan dengan terapi relokada.

Masayuki Saionji (peletak dasar Terapi Yumeiho) sangat tertarik dengan metode dan penyembuhan Shuichi Ohno yang mengagumkan. Maka, masa muda Masayuki Saionji ia gunakan membaktikan diri mempelajari terapi yang dilakukan oleh Suchi Ohno. Kemudian Masayuki Saionji mengatur kembali dan mensistematisasi metode-metode yang telah ia pelajari lebih dar 20 tahun. Atas persetujuan sang guru (yaitu

Shuici Ohno), Masayuki Saionji menamakan terapinya dengan nama terapi YUMEIHO yang berdasar pada terapi Thionghoa “Zeng ti Fa” (penyembuhan menyeluruh).

Sekitar tahun 2000, Masayuki Saionji memperkenalkan dan memberi pelatihan terapi Yumeiho kepada para dokter di Rumah Sakit Palang Merah Bogor. Dalam pelatihan tersebut, Masayuki Saionji menggunakan bahasa Esparanto, waktu itu yang menjadi penerjemah adalah Mr Riyanto teman sesama kaum esperantis Masayuki Saionji.

Adapun naskah asli terapi Yumeiho juga ditulis dalam bahasa Esperanto yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh tuan Teng Han I atau Tn Wibisono. Atas jasa besar tn Teng Han I inilah terapi Yumeiho ini saya kembangkan di Indonesia.

Telah beberapa kali saya mengunjungi tn Riyanto di Bogor dan telah beberapa kali saya ketemu dengan tuan Teng Han I. Saya juga telah menemui dokter gigi Dani Yusuf (yang juga telah mengikuti pelatihan langsung dengan Masayuki Saionji) di rumah sakit Palang Merah Bogor. Kepada mereka semua telah saya tunjukkan terapi Yumeiho yang telah saya pelajari dari buku terapi Yumeiho terjemahan Tn Teng Han I.

Saat ini, terapi Yumeiho semakin digemari dan dikenal di beberapa daerah di Indonesia. Ini terjadi karena telah banyak yang merasakan terapi yumeiho dan mendapat kesembuhan spektakuler.

Tulang Belakang dan Sistem SarafTulang belakang, yang juga disebut spina adalah

penyangga utama seluruh tubuh. Tulang belakang terbentuk dari serangkaian tulang yang “sangat teratur” yang saling terpisah yang disebut vertebra. Seluruhnya ada 26 vertebra, yang terbagi menjadi 3 bagian.

Pertama, Vertebra Cervikal (vertebrae cervicales) yang terdiri dari 7 vertebra. Vertebra cervikal berada pada puncak tulang belakang. Pada celah-celah vertebra cervikal ini secara teratur muncul pleksus cervical (anyaman saraf-saraf leher). Dislokasi pada vertebra cervikal ini bisa menimbulkan masalah-masalah tidur, tekanan darah, sakit kepala, ingatan, keletihan, pusing, sinus, alergi, gangguan mata dan telinga, ingatan, adenoid, batuk, tonsil, otot leher kaku, tiroid, masalah sendi bahu, radang sendi, belikat, mual dan sakit kepala.

Kedua, Vertebra Torakal (vertebrae thoracales).Terdiri dari 12 vertebra. Vertebra torakal ini, bila

dibanding vertebra cervikal, lebih besar. Pada vertebra torakal ini menempel tulang iga (costa). Pada celah-celah vertebra torakal ini muncul pleksus thoracales (anyaman saraf punggung). Dislokasi pada vertebra torakal ini akan menyebabkan masalah-masalah: asma, gangguan pernafasan, bahu, lengan, jantung, organ kawasan dada,

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

KesehatanKesehatan

Penanganan Sakit Pinggang dan Gigi

*)Oleh Muhamad Zaeni

YumeihoDengan Metode

26

bronchitis, gangguan empedu, hepatitis, masalah peredaran darah, perut, pencernaan, saraf, gastric, limfatik, darah rendah, alergen, keletihan, nefritis, ginjal, kulit, rematik dll.

Ketiga, Vertebra Lumbar / lumbal (Vertebrae lumbales, ruas-ruas tulang belakang pinggang). Terdiri dari 5 vertebra lumbal. Vertebra lumbal adalah yang paling berat dari semua vertebra dan memikul sebagian besar dari berat badan kita. Pada celah-celah vertebra lumbal ini muncul plexus lumbosacralis (pleksus lumbosakral atau anyaman saraf pinggang dan kelangkang). Dislokasi pada vertebra lumbal ini akan menyebabkan masalah-masalah usus besar, kejang betis, pembuluh dan edaran darah, gangguan kencing, lemah tenaga, ketidaknormalan haid, keputihan, sciatica, kejang dll.

Di bawah seluruh vertebra tersebut ada tulang kelangkang (os sacrum) dan tulang tungging (os coccyx). Di depan sebuah vertebra ada bentuk bulat dan padat yang disebut korpus, dan di belakangya terdapat saluran tulang. Pada saluran itu ada sirip tulang yang disebut prosesus (neural spine) tempat otot-otot melekat. Saluran tulang dari semua vertebra itu menyatu menjadi kanal yang dilewati korda spinal atau sumsum belakang. Korda spinal itu menjulur dari otak turun ke sebagian besar tulang belakang, dan saraf dari korda spinal berhubungan dengan setiap bagian korpus itu. Setiap vertebra terpisah dari tulang berikutnya oleh sebuah cakram kartilago sehingga tulang-tulang tidak bergesekan satu sama lain.

Sistem saraf berperan penting dalam mengoordinasi dan mengontrol aktifitas yang kita lakukan. Sel-sel saraf dihubungkan satu sama lain untuk membentuk jaringan komunikasi yang sangat luas. Sel-sel saraf membawa pesan dalam bentuk impuls elektrik. Impuls-impuls ini bergerak dengan kecepatan tinggi di seluruh tubuh agar tetap terpelihara dan berfungsi secara normal.

Sistem saraf sentral / pusat yang terdiri atas otak dan sumsum belakang atau korda spinalis. Tugasnya menerima informasi dari semua bagian tubuh kita, menganalisis dan menyimpan informasi itu, lalu mengirimkan perintah berdasarkan informasi yang diterimanya itu ke otak.

Sumsum belakang adalah jalan tol komunikasi dari sistem saraf yang utama. Sumsum belakang memanjang dari batang otak ke bawah sepanjang bagian belakang tubuh. Sumsum belakang juga berperan penting dalam banyak gerak refleks yang cepat tanpa kita perlu berfikir sehingga menyebabkan kita dapat bereaksi dengan cepat jika terjadi bahaya.

Sumsum belakang memanjang dari otak ke bawah tepat di tengah punggung. Jaringan sumsum belakang yang lunak terlindung di dalam tulang belakang. Saraf-saraf muncul secara teratur dari celah-celahnya. Biasanya bagian saraf motor ke depan dan bagian sensori ke belakang. Di dalam leher dan punggung bawah, saraf-saraf spinal bergabung membentuk hubungan-hubungan yang disebut pleksus, tempat asal saraf-saraf besar.

sedangkan sistem saraf tepi / perifer terdiri dari tiga bagian: Neuron Sensorik (sel-sel saraf) yang mengantarkan informasi tentang apa yang terjadi di

dalam dan di luar tubuh ke sistem saraf pusat; Neuron motorik system saraf somatic yang membawa perintah dari sistem saraf pusat ke otot-otot agar menggerakkan bagian tubuh tertentu dan Neuron motorik sistem saraf autonomic yang membawa perintah dari system saraf pusat ke organ-organ dan kelenjar. Perintah-perintah ini mengontrol fungsi-fungsi automatik seperti kerja jantung, pencernaan dan pernafasan. Sistem saraf autonomic ini terdiri dari sistem simpatik dan parasimpatik.

Dari uraian di atas, dapat dipahami betapa penting kesehaatan tulang belakang. Karena susunan saraf manusia berpusat di tulang belakang. Tulang belakang yang sehat sangat tergantung pada kesehatan tulang pinggul kita. Pada dasarnya, tubuh manusia mempunyai berat yang berimbang antara kaki kanan dan kiri, tapi berat badan itu selalu lebih berat pada salah satu kaki kalau kaki yang satunya lemah. Apabila kedua kaki melemah, salah satu dari kaki itu menerima gaya berat yang lebih dan merasa lelah, kemudian beralih ke kaki satunya. Hal ini akan terjadi silih berganti. Dislokasi pinggul kanan akan menyebabkan gangguan peredaran darah pada kaki kanan dan mengakibatkan rasa sakit pada otot-ototnya. Dislokasi pinggul kiri akan menyebabkan hal yang sama pada kaki kiri.

Tehnik Diagnosa Yumeiho.Kalau telungkup sisi kanan garis tulang pinggul

lebih tinggi dari pada yang kiri, tepat seperti garis bahu. Tulang pinggul yang dislokasi melintir ke belakang , dengan tulang pinggul kanan lebih tinggi. Sendi pinggul kanan berputar ke dalam, kaki kanan lebih pendek.

Penderita dislokasi pinggul kanan harus menundukkan tubuhnya ke kanan, dengan kaki kanan lebih pendek. Untuk menyangga tubuh yang miring, kaki kiri harus menahan lebih separoh berat badannya. Untuk menjaga keseimbangan tubuh maka vertebra dada dan pinggang membungkuk ke kanan dan vertebra tengkuk miring ke kiri, kepala condong ke kanan. Garis tulang pinggul menjadi lebih tinggi pada sisi kiri dan pendek pada sisi kanan. Oleh sebab tulang pinggul kanan dislokasi bergerak maju, tulang pinggul kiri tampak lebih tinggi. Bahu kanan terpengaruh tulang belakang yang membungkuk ke kanan, bergerak maju dan tubuh terpelintir ke kiri.

Apabila dislokasi pinggul kanan dibiarkan dalam waktu lama, lama kelamaan kaki kiri menjadi lelah oleh sebab berat badan. Pada waktu itu kaki kanan masih mampu menahan beban tubuh. Tatkala beban itu beralih ke kaki kanan, sendi tulang pinggul yang telah terpelintir ke dalam, sedikit demi sedikit berputar ke luar dan kaki kiri lama kelamaan menjadi panjang. Oleh karena beban beralih ke kaki kanan, maka bagian atas tulang punggung harus membungkuk ke kiri. Tetapi tulang punggung yang telah terpelintir ke kanan tidak bisa menjadi lurus seperti semula, ia hanya bisa memanfaatkan tulang punggung atas yang telah membungkuk ke kiri menahan keseimbangan tubuh. Itulah sebabnya seluruh tubuh berubah bentuk menjadi seperti huruf “S”.

Untuk menahan keseimbangan bagian tulang punggung atas yang telah bengkok garis bahu kiri terangkat. Kedua bahu bergerak ke depan dan berputar

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

27

tidur nyenyak bila ia tidak telungkup atau miring ke satu sisi, orang yang berjalan dengan cara kurang wajar, orang yang kalau kena luka selalu pada satu kaki, orang yang sebuah tangannya lebih besar dan orang yang pernah kesulitan melahirkan. Satu atau beberapa tanda tersebut menunjukkan telah terjadi dislokasi tulang pinggul.

Untuk Mendiagnosa kelainan ruas tulang belakang bisa dilihat dari samping kiri atau kanan pasien. Apakah terlihat bungkuk atau ada tonjolan pada punggung atau tidak.

Bisa juga dengan meraba menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis di bagian tengah ruas tulang belakang dari atas ke bawah. Ini untuk menemukan ada tonjolan atau tidak. Perhatikan tonjoln yang kita lihat tadi dari belakang sambil kita berdiri. Kemudia pada titik yang ada tonjolannya coba tekan pelan dengan ujung ibu jari, bila tersa sakit atau nyilu mengindikasikan ada kelainan di tempat tersebut.

Pasien dalam posisi tengkurap, coba raba di sebelah kiri dibawah scapula (belikat) sampai dengan otot bagian atas pinggang (menggunanakan ibu jari) apakah ada tonjolan atau tidak, bila ada tonjolan dan ditekan pelan terasa sakit, hal ini mengindikasikan ada gejala penyakit radang lambung atau gastric ulser.

Bila ada tonjolan di sebelah kanan bawah scapula (belikat) sampai otot bagian atas pinggang, hal ini mengindikasikan ada batu empedu atau penyakit liver.

Apabila diantara otot kiri samping scapula dengan ruas tulang belakang ada yang tidak merata dan ada tonjolan atau ada benjolan kecil, hal ini mengindikasikan ada kelainan jantung.

Bila bahu sebelah kiri turun ke bawah, hal ini dapat membengkokan ruas tulang belakang, sehingga Sudut antara saluran keluar/outlet dari lambung ke usus 12 jari lebih kecil. Sekresi enzim pencernaanya banyak/ berlebihan, Sakit lambung/ gastric ulcer.

Bila bahu sebelah kanan menurun, maka sudut antara saluran keluar/oulet dari lambung ke usus 12 jari menjadi tajam. Hal ini mengakibatkan pencernaannya tidak sempurna, Nafsu makan berkurang, badannya kurus, Mudah terserang flu, Menimbulkan masalah paru-paru (asma).

Terapi Yumeiho adalah kombinasi metode pembetulan dan pemi ja tan dengan tu lang pinggulsebagai dasar. Terapi yumeiho bukan untuk menyembuhkan penyakit berdasar fenomena atau gejalanya (symptomatic treatment), tatapi mencari penyebab penyakit menurut gejalanya. Bahkan berdasar pada pengalaman saya dalam memberikan terapi, saya menyebut terapi yumeiho bukan saja fundamental, tapi juga spektakuler. Karena banyak terjadi kesembuhan spektakuler.

Selain itu terapi yumaiho juga merupakan terapi alami. Terapi ini bisa disinergikan dengan terapi medis moderen, apapun jenis penyakitnya, maupun pemeriksaan medis dan hasil-hasil yang diperlukan. Dan sudah barang tentu, hasil penyembuhan akan lebih baik bila mendapat bantuan dari hasil semua pemeriksaan medis modern.

*)Penulis pelaksana terapi Yumeihotinggal di Salatiga

ke kanan. Orang menamakan tubuh demikian, “tubuh ular”

Bila situasi lebih memburuk lagi, kaki kanan yang harus lebih pendek dari kaki kiri, menjadi sedikit panjang seperti kaki yang kiri, walaupun dislokasi tulang pinggul kanan, yaitu pada saat telunggkup.dalam kasus yang paling parah, kaki kanan menjadi sedikit lebih panjang dari pada kaki yang kiri, untuk menjaga beban yang terlalu besar. Bahkan dalam keadaan yang tidak ringan, dislokasi tulang pinggul kiri terpelintir, walupun kedua kaki nampak sama panjang. Ciri-ciri kombinasi dislokasi pinggul kanan dan kiri dinamakan” tipekombinasi”.

Diskolasi tulang pinggul menjadi serius, sebab berat badan bergantiaan bergeser dari kaki kanan ke kaki kiri dan dari kaki kiri bergeser ke kaki kanan, yang menyebabkan tulang belakang melukis gambar zig-zag yang komplikasi. Selain itu, juga sendi-sendi tulang pinggul kanan dan kiri tak henti-hentinya terdiskolasi dalam stadium itu. Dislokasi tulang belakang tidak saja menjalar pada sendi-sendi bahu, siku, pergelangan tangan dan jari-jari tangan, tapi juga menjalar ke tulang rusuk. Begitu pula, dislokasi tulang pinggul menjalar ke sendi-sendi lutut, mata kaki dan jari-jari kaki. Sangat mengerikan memang, pelintiran pertama muncul dalam tulang pinggul dan cepat atau lambat berpengaruh buruk ke seluruh tubuh.

Tanda-tanda Dislokasi Pinggul KiriTanda-tanda dislokasi pinggul kiri adalah sama

dengan yang terjadi pada dislokasi pinggul kanan, hanya saja posisinya terjadi secara terbalik.

Diskolasi baik tulang pinggul kanan maupun kiri mempunyai tanda-tanda pada wajah dan bagian tubuh lain dan gerakan-gerakan lainnya.

1. Tanda-tanda di wajah ; Tubuh manusia yang normal adalah simetris pada tempat yang datar sebagai pusat. Begitu juga pada wajah. Dislokasi tulang pinggul menghilangkan kesimetrisan semacam itu.

Contoh-contoh kongkret adalah sebuah mata terbuka sempit, sebuah kelopak mata atas bertepi ganda, satu kelopak mata bengkak, sedang yang lainnya datar, sebuah alis tergantung ke bawah, kerut-kerut horisontal di atas dahi membentang ke bawah pada satu sisi, kerut vertikal antara alis muncul pada satu sisi, hidung miring, sebuah tulang hidung kecil, kerut di antara tepi hidung dan sudut mulut hilang satu sisi, sudut-sudut mulut tidak segaris, dagu melenceng, sebuah telingga lebih tinggi. Satu atau beberapa tanda seperti itu menunjukkan, bahwa tulang pinggul mengalamiu dislokasi.

2. Tanda-tanda dislokasi tampak pada tubuh dan gerak-gerakannya; Tidak saja pada wajah, tapi bagain-bagian tubuh lainnya dan gerakan tak sadar juga memperlihatkan dislokasi tulang pinggul. Bila anda teliti anda dapat melihat kenyataan ini.

Orang dengan kepala berputar, orang yang bahu salah satunya lebih tinggi, orang yang tangannya berbeda panjangnya, orang yang tulang belakangnya membungkuk, orang yang jari-jari kakinya berputar keluar atau masuk atau berbentuk x, orang yang kakinya besar sebelah, orang yang pinggagnya tidak datar, orang yang lehernya selalu berputar, orang yang tidak bisa

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

28

emperhatikan kondisi lingkungan hidup maka pada tanggal 8 September 2009, MDPR R I dan Pemer in tah t e l ah

mengesahkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) sebagai pengganti Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PLH).

Pengesahan UU PPLH ini adalah titik kulminasi pengembangan hukum lingkungan di Indonesia. Ini menandakan Indonesia telah memasuki fase pendewasaan diri dalam mengelola lingkungan secara yuridis. Indonesia telah memasuki generasi ketiga dalam pengelolaan lingkungan melalui pengesahan UU ini.

Gerakan generasi pertama era 1970-1980-an diawali dengan hadirnya Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang lazim disingkat UULH. Undang-undang ini adalah peletak dasar kebijakan hukum lingkungan sebagai peletak dasar-dasar tata hukum lingkungan Indonesia. Pengesahan UULH adalah upaya Indonesia sebagai negara pendukung kelestarian lingkungan berdasarkan deklarasi Stockholm Declaration tahun 1972. Deklarasi ini secara fundamental adalah cermin kemenangan para environmentalist yang sekaligus pro pembangunan sehingga melahirkan gerakan-gerakan lingkungan di tingkat dunia. Lingkungan hidup pada akhirnya menjadi kata yang menggemparkan dunia sampai ke ranah publik.

Gerakan generasi kedua adalah era 1980-1990-an. Dimana waktu terus bergulir. Kesadaran lingkungan global menggema di se-antero jagat. Tahun 1992 diselenggarakan Konferensi Internasional (PBB) tentang Lingkungan dan Pembangunan yang mampu meneguhkan konsepsi operasional sustainable development dalam bungkus Rio Declaration dan Agenda 21 yang memberikan piranti instrumental pelaksanaan pembangunan di sebuah bangsa. Deklarasi Rio ini semakin memperkuat komitmen dunia bagi pengelolaan lingkungan yang berjalan seiring dengan pembangunan yang semula hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dengan mengabaikan kepentingan sosial dan ekologi. Tiga pilar keseimbangan kepentingan pembangunan berkelanjutan pun dilontarkan dan disejajarkan dalam bingkai yang sama. Kepentingan Ekonomi, Sosial dan Lingkungan Hidup adalah esensi kehidupan yang diwadahi dalam Deklarasi Rio, di Indonesia menyebut kata sustainable development lazim dikenal dengan pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan.

Gema Deklarasi Rio tahun 1992 menuntun dengan cermat kekuasaan perundangan di Indonesia untuk membentuk UUPLH tahun 1997. Tanggal 9 September

H u k u mH u k u m

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

1997 UUPLH disahkan dan dalam waktu yang singkat banyak mendapat kritik dari para akademisi lingkungan. Ini kisah “sentrifugal” generasi kedua perkembangan hukum lingkungan di Indonesia melalui starting point UUPLH tahun 1997.

Mensikapi laju yuridis UUPLH, maka tahun 1999, Komisi Kerja Hukum Lingkungan Indonesia bekerjasama dengan Universitas Airlangga menyelenggarakan Semiloka Nasional dengan hasil yang perlu mendapat perhatian: Revisi UUPLH. Ide revisi ini mencuat dari pemikiran pertama-tama dari Prof Dr Siti Sundari Rangkuti SH, Guru Besar Hukum Lingkungan Universitas Airlangga. Hasil Semiloka dikirimkan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup yang saat itu dijabat Dr Sonny Keraf dan Komisi VII DPR RI melalui anggotanya Prof Dr Muhammad Askin sebagai bahan perbaikan aspek hukum tata kelola lingkungan di Indonesia.

Gema revisi ternyata terus menggelinding sebagai simpul penanda awal gerakan generasi ketiga periode 2000-an yang sejalan dengan Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan di Johannesburg tahun 2002 (United Nations Conference on Sustainable Development). Berbagai alasan yang argumentatif tentang latar belakang revisi dan mengapa UUPLH harus direvisi didiskusikan dengan kajian yang mendalam. Tahun 2005 roda revisi semakin kencang bergulir dan KLH mempersiapkan Kajian Akademik tentang Revisi UUPLH dari tahun 2005, 2006, dan 2007 untuk selanjutnya digulirkan ke publik tahun 2008. Selanjutnya DPR RI membawa tema Revisi UUPLH sebagai hak inisiatifnya. Dan akhirnya sepanjang tahun 2008 dan 2009 untuk selanjutnya pada 8 September 2009, UU PPLH disahkan melalui pembahasan maraton yang konstruktif bagi pembangunan hukum lingkungan nasional.

Terbitnya UU PPLH baru memunculkan banyak pertanyaan: ada apa dengan Undang-undang LH yang baru tersebut? Terhadap hal ini tentu saja tidak dapat dijawab singkat. Dari segi judulnya, jelas sudah berubah dari UUPLH (1997) menjadi UU PPLH (2009). UU PPLH menggunakan judul perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Judul ini disepakati oleh DPR RI dan Pemerintah untuk dibaca dalam satu pemahaman. Komitmen kedua lembaga pembentuk UU PPLH menggarisbawahi bahwa kata perlindungan memiliki arti tekan yang kuat sebagai orientasi utama pengelolaan lingkungan hidup. Untuk itulah, kritik teoritik bahwa dalam kata “environmental management” sebenarnya sudah ada unsur perlindungan, sehingga kata tersebut tidak perlu ditambahkan tidaklah ditampik melainkan justru dilekatkan dan ditonjolkan untuk membuktikan perlindungan adalah masalah penting yang harus mendapatkan daya tekan. Penambahan kata

UU 32/2009 tentang UUPPLH

Oleh Drs. *)Helmi Enry D., MUrbM

Ada apa dengan UU LH yang Baru?

29

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Oleh karena itu, lembaga yang mempunyai beban

kerja berdasarkan Undang-Undang ini tidak cukup hanya suatu organisasi yang menetapkan dan melakukan koordinasi pelaksanaan kebijakan, tetapi dibutuhkan suatu organisasi yang menetapkan, melaksanakan, dan mengawasi kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Selain itu, lembaga ini diharapkan juga mempunyai ruang lingkup wewenang untuk mengawasi sumber daya alam untuk kepentingan konservasi. Untuk menjamin terlaksananya tugas pokok dan fungsi lembaga tersebut dibutuhkan dukungan pendanaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang memadai untuk Pemerintah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang memadai untuk pemerintah daerah.

Kementrian LH memiliki otoritas penuh melindungi dan mengelolaan lingkungan hidup secara nyata. Pihak sektoral tentu saja secara departemental harus dapat memahami atas terjadinya pergeseran kewenangan yang besar kepada KLH. Posisi hukum KLH jelas bertambah dan tentu akan sedikit mengurangi kewenangan sektor. Peristiwa ini selalu dialami negara-negara maju yang memiliki niatan besar bagi perbaikan nasib lingkungan hidupnya. Pergeseran lempengan kekuasaan selalu dapat terjadi dengan menjadikan kebijakan lingkungan sebagai episentrum pembangunan suatu bangsa. Pergeseran kewenangan tersebut tentu saja jangan sampai mengakibatkan “gempa kekuasaan”. Apalagi nanti harus ada KLHS, RPPLH, Izin lingkungan, maupun penegakan hukum lingkungan terpadu, semuanya memberikan harapan yang optimistik bahwa Indonesia akan memiliki kualitas ligkungan yang lebih baik. Dibutuhkan kesungguhan kemitmen kita bersama untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan di daerah. Saatnya kini mensosialisasikan, melaksanakan dan menegakkan UU PPLH untuk bertindak nyata melindungi dan mengelola lingkungan.

Sehubungan dengan itu, kebijakan lingkungan hidup di Salatiga diarahkan kepada perencanaan perlindungan dan pengelolaan LH yang mendukung amanat UU PPLH tersebut, antara lain Pengembangan kawasan melalui penataan lingkungan yang baik, pengembangan tata ruang hijau kota, serta peningkatan penyehatan lingkungan. Dalam hal ini program K3 digalakkan mulai dari tingkat masyarakat paling bawah dan melibatkan dunia usaha.

Selanjutnya penataan LH di Salatiga, diarahkan kepada pengendalian secara intensif pada pemberian perijinan pemanfaatan ruang, seperti pemanfataan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup untuk menunjang kesejahteraan masyarakat dengan bertumpu pada keseimbangan dan kelestarian SDA dan lingkungan hidup untuk menjamin pembangunan yang berkeseinambungan (Sustainable Development).

Akhirnya komitmen dan konsitensi keberpihakan pada lingkungan hidup harus didorong secara kuat dan terus menerus ke semua level masyarakat, birokrat, dan swasta demi antisipasi ancaman bahaya kerusakan LH di Salatiga.

*)Penulis adalah PNS di Bapeda Kota Salatiga

perlindungan justru untuk menegaskan posisi kreatif pengelolaan lingkungan yang diagendakan bagi kepentingan perlindungan. Substansi pengelolaan lingkungan hidup tetap eksis dan menjadi ruh manajemen lingkungan di Indonesia dengan penekanan istilah kata yang mendasar “perlindungan”. Dengan demikian, kata “perlindungan dan pengelolaan” lingkungan hidup dipersandingkan dalam arakan yang sama.

Pembaruan yang ada dalam UU PPLH sangat banyak. Peneguhan hak konstitusional atas lingkungan berdasarkan amanat UUD 1945 dan dinamika otonomi daerah telah menjadi landasan konsiderasi yang penting dan mengawali pembentukan UU PPLH. Dalam Penjelasan Umum menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk hidup lain.

Undang-Undang ini menurut penjelasan umumnya juga mengatur: keutuhan unsur-unsur pengelolaan lingkungan hidup; kejelasan kewenangan antara pusat dan daerah; penguatan pada upaya pengendalian lingkungan hidup; penguatan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi instrumen: kajian lingkungan hidup strategis, (KLHS); tata ruang; baku mutu lingkungan hidup; kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; amdal; dan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, perizinan (Ijin Lingkungan), instrumen ekonomi lingkungan hidup, ungan hidup, anggaran berbasis lingkungan hidup, analisis risiko lingkungan hidup, dan instrumen lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; pendayagunaan perizinan sebagai instrumen pengendalian; pendayagunaan pendekatan ekosistem; kepastian dalam merespons dan mengantisipasi perkembangan lingkungan global; penguatan demokrasi lingkungan melalui akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan serta penguatan hak-hak masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; penegakan hukum perdata, administrasi, dan pidana secara lebih jelas; penguatan kelembagaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang lebih efektif dan responsif; dan penguatan kewenangan pejabat pengawas lingkungan hidup dan penyidik pegawai negeri sipil lingkungan hidup daerah (PPLHD).

Selanjutnya, Undang-Undang ini memberikan kewenangan yang luas kepada Menteri untuk melaksanakan seluruh kewenangan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta melakukan koordinasi dengan instansi lain. Melalui Undang-Undang ini juga, Pemerintah memberi kewenangan yang sangat luas kepada pemerintah daerah dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah masing-masing yang tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

30

ebagai wujud layanan kepada para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjelang pensiun, SBank Tabungan Pensiunan Nasional

(BTPN) Salatiga beri pembekalan. Sebanyak 86 PNS menghadiri acara yang digelar di komplek BTPN pada 1 April 2010.

Materi yang disampaikan antara lain seputar peran BTPN beserta fungsinya, langkah yang harus disiapkan para PNS serta trik menghadapi masa pension. Para pemateri berasal dari BTPN, PT Taspen Pesero, dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Salatiga.

Listiyono dari BKD menerangkan hak-hak yang dimiliki PNS ketika pensiun. “Hak-hak pensiunan dan kewajibannya antara lain adalah pengkinian data. Jadi para pensiunan yang masih memiliki anak usia 23 tahun tapi masih kuliah harus melaporkan kepada BKD agar hak-haknya dipenuhi negara” jelas Listiyo. “Kami

m o h o n m a a f k e p a d a p a r a pegawai golongan IVc keatas karena t i d a k b i a s a melayani tepat w a k t u . I n i d i k a r e n a k a n ketergantungan d e n g a n p i h a k pusat, jadi yang menandatangani S K p e n s i u n g o l o n g a n i n i adalah presiden oleh karenanya

lama. Sementara itu untuk golongan IVb ke bawah yang pensiun sampai bulan Juli dapat diambil tepat waktu atau hari ini” tambah pegawai BKD ini.

Memang dalam proses pembuatan SK pensiun sering ada keterlambatan, biasanya ini disebabkan kekurangan data pendukung. Lampiran ini adalah SK CPNS sampai SK PNS terakhir.( )HB_8

kesadaran bahwa se t iap komuni tas per lu mempersiapkan diri dan mengatisipasi adanya potensi bencana. Bahkan perlu dibentuk satu satuan yang secara khusus menaruh perhatian dan bertindak pada masalah-masalah yang berkaitan dengan bencana. Tidak terkecuali bagi warga Dukuh Pancuran, Kel. Kutowinangun Salatiga.

“Dengan dibentuknya GARDA TARUNA yang merupakan kaum muda siaga bencana ini, diharapkan dapat menjadi satu satuan yang memberikan perhatian dan tindakan-tindakan bagi penanganan bencana di wilayah RW IV Pancuran khususnya dan Salatiga pada umumnya” tambah Kusdarianto.

Lebih lanjut Ketua Panitia Pelaksana menjelaskan bahwa mengingat kondisi geografis dan demografis Dukuh Pancuran, potensi bencana yang paling potensial dan berakibat fatal terjadi adalah adanya bahaya kebakaran, maka pada tahap awal pembentukan dan pelatihan ini secara khusus difokuskan pada penanggulangan bencana kebakaran, tandasnya.

Adapun bentuk kegiatan ini berupa pelatihan menggunakan metode ceramah, diskusi dan praktik simulasi. Proses belajar dilakukan menggunakan pendekatan di luar ruangan (outdoor) dengan materi PBB dan PPM yang diberikan bukan dalam rangka militerisasi warga sipil, tapi dengan tujuan utama untuk menanamkan sikap dasar yang dibutuhkan seorang anggota satuan siaga bencana. Sikap mental yang diharapkan muncul adalah kedisplinan, keteraturan dan ketaatan pada komando.( )HB_5

aru-baru ini Generasi Muda Pancuran (GEMPAR) telah berhasil menyelesaikan Bkegiatan Pelatihan dan Pembentukan

Garda Taruna RW IV Pancuran dengan baik dan lancar. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membentuk satuan kaum muda siaga bencana dan sekaligus memberikan pelatihan sebagai bekal para anggotanya.

Menurut Ketua Panitia Pelaksana Kusdarianto, SE, S.Psi kegiatan tersebut dilakukan mengingat adanya

86 PNS Jelang Pensiun Hadir di BTPN

Bentuk Satuan Siaga BencanaGarda Taruna

Peserta pelatihan Satuan Siaga Bencana sedang mendapatkan Ma-teri Penanggulangan Bencana Alam Oleh Danramil.

Foto: HB/istFoto: HB/ist

Jelang Pensiun PNS Salatiga Tahun 2010.

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

31

ebanyak 44 siswa lulus dari pelatihan panatacara Pamedar Sabda Bergada IV SPermadani Kota Salatiga. Tanda usainya

dari kursus para peserta diwisuda pada tanggal 13 Maret 2010 di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga.

Hadir dalam seremoni penyematan tanda kelulusan tersebut Permadani Pusat, Anggota DPRD Salatiga, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Budaya dan Pariwisata (Dishubkombudpar) Drs. Cholil Asad sekaligus menyerahkan piagam kelulusan, Budayawan Salatiga serta tamu undangan.

Acara semisal adalah sudah terlaksana sebanyak empat kali selama terbentuknya Permadani Kota Salatiga. Dari ke empat puluh empat wisudawan ada empat peserta yang merupakan wisuda kehormatan. Beberapa pejabat Salatiga yang diwisuda adalah Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Niken Lidiastuti, Asisten II Setda Kota Saatiga Dra Diah

Puryati, MSi, Lurah Mangunsari Siti Sulami dan Lurah kalibening Nyoto Sabdo AP.

Selain mengadakan kursus pembawa acara Permadani Kota Salatiga juga mengadakan berbagai kegiatan berkaitan dengan pelestarian budaya antara lain: lomba pidato, mocopat dan juga seminar budaya. “Saya jamin mantap” jawab Oktovianus Kamagi pria asal Medan, ketika disoal kemahirannya dalam membawakan acara dengan bahasa Jawa Halus. ( )HB_8

Wisuda 44 Panatacara Salatiga

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Wisuda siswa yang lulus pelatihan pranatacara Pamedar Sabda.

yang sangat besar potensinya dalam pengembangan ekonomi kerakyatan. Program yang telah kita jalankan antara lain pemberian enam ribu bibit pohon dan program beasiswa di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) senilai 250 juta” terang Budi .

“Pasar boleh tradisional tapi perlakuan dan pengelolaannya harus modern yaitu bersih dan tidak bau. Sebagaimana komentar orang yang namanya pasar tradisional identik dengan kotor bau dan becek. Oleh karenanya Mandiri berusaha memberika kepedulian di sektor tersebut” imbuh Budi.

“Saya sampaikan terima kasih kepada Bank Mandiri yang sudah menyerahka berbagai alat penunjang kebersihan. Dengan diberikannya fasilitas tersebut permasalahan kebersihan pasar semoga sedikit teratasi.

Kelemahan kita adalah bagaimana memelihara dan mengembangkan” sambut Walikota usai menerima bantuan.

”Target di tahun 2010 ini dana yang kita kucurkan untuk usaha mikro adalah sebesar 900miliar meningkat dari tahun 2009 kemarin 500 miliar. Nantinya mandiri akan membangun outlet-outlet di tengah pasar tradisional. Harapannya adalah mampu meringankan para pengusaha mikro dari cengkraman rentenir” target Budi.( )HB_8

ebagai wujud Skeped

ul ian terhadap pasar, utamanya pasar tradisional B a n k M a n d i r i m e n g a d a k a n program Mandiri Mikro Membangun Negeri. Salah satu k e g i a t a n n y a adalah pemberian alat kebersihan.

Produk yang diberikan untuk m e n d u k u n g kebersihan pasar antara lain adalah satu unit motor pengusung sampah, sekop, seragam petugas kebersihan, sapu, gerobak sampah dan tempat sampah. Penyerahan dilaksanakan oleh Kepala Regional Manager atau Kepala Wilayah Jateng DIY Budi Julianto Siahaan kepada Walikota Salatiga yang diteruskan kepada Kepala Dinas Pasar Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM dan Kepala Dinas Tata Kota.

Budi menerangkan alasan dipilihnya Salatiga dalam program peduli ini. “Salatiga masuk dalam Kota

Bank MandiriAdakan Program Mandiri Mikro

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Bank Mandiri Menyerahkan alat kebersihan

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

ntuk men ing -katkan sumber Udaya manusia

(SDM) di kalangan staf Pemkot Salat iga, Bagian Humas Pemkot Salatiga mengadakan pelatihan bidang komunikasi d a n i n f o r m a s i . A c a r a pembukaan berlangsung di ruang Sidang II tanggal 5 April 2010.

P e l a t i h a n k a l i i n i memberikan materi berupa pengetahuan internet, MS Office dan MS Word. Untuk materi internet di dalamnya a d a l a h i n t e r n e t d a s a r , browsing, email dan chatting.

Hadir dalam pembukaan Wakil Walikota Salatiga Ir. Hj. Diah Sunarsasi sekaligus membuka acara. Tampak pula Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), camat serta lurah. Adapun peserta dibagi tiga kelompok, kelompok pertama berjumlah 80 orang akan mendapatkan materi di bidang internet. Kelompok ini terdiri dari pegawai pemkot eselon IIIa, IIIb, eselon IVa dan IVb.

32

Adakan Study Banding Ke Kota SalatigaDRPD Gorontalo

ebanyak 23 anggota DPRD tingkat I Provinsi Gorontalo beserta unsur Sekwan Smemilih Salatiga menjadi tempat study

banding. Meraka disambut anggota DPRD Salatiga di Ruang Sidang DPRD belum lama ini.

Kunjungan mereka adalah untuk menimba ilmu positif dari keberhasilan pembangunan Kota Salatiga baik dalam bentuk fisik maupun produk hukumnya. Dua hal yang menjadi focus study adalah rumah sakit dan produk dan paying hukum pengisian jabatan wakil walikota.

“Meskipun kami dari DPRD tingkat I tidak ada salahnya belajar kepada Salatiga yang nota bene adalah tingkat II. Keputusan tersebut adalah mengacu kepada keberhasilah dari Salatiga dalam pembangunan rumah sakit karena dalam waktu dekat ini Gorontalo akan mendirikan Rumah Sakit Provinsi. Selain itu kami juga menimba ilmu bagaimana proses dan aturan main

Sedangkan kelompok dua mendapatkan materi MS Exel berjumlah 70 orang terdiri dari staf di lingkungan pemkot. Dan kelompok ketiga berjumlah 71 orang dengan materi MS Word yang pesertanya juga staf di lingkungan pemkot.

“Pelatihan ini adalah untuk persiapan pemkot Salatiga dalam menyambut diundangkannya UU Informasi pada bulan April. Prasyarat didalamnya termasuk ketersedian informasi dalam bentuk IT, dengan demikian pula SDM di dalamnya juga harus menguasa i ” sambut Drs . Valentino Tanto Haribowo, Kabag Humas Setda Kota Salatiga.

Semetara itu Wakil Walikota Ir. Hj. Diah Sunarsasi berpesan agar peserta mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh . Kemud ian wawa l i juga mengingatkan kepada para pemateri untuk memberikan informasi secara detail agar peserta paham. “Saya juga meminta agar ilmu yang didapat untuk sering-sering dipraktikkan agar tidak lupa” tekan wawali.( )HB_8

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Pelatihan Komunikasi dan Informasi Humas Salatiga

Humas Pertajam Kemampuan PNS

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

pengisian jabatan wakil walikota. Sebagaimana kita ketahui kepala daerah kita ada yang diangkat menjadi menteri” sambut Sofyan Puhi ST pimpinan rombongan DPRD Gorontalo.

“ K a m i p a p a r k a n k o n d i s i G o r o n t a l o masyarakatnya cukup ramah. Wilayahnya terdiri dari satu kota dan 5 Kabupaten. Dalam waktu dekat ini di tahun 2010 ada tiga pilkada. Susunan DPRD terdiri dari tujuh fraksi dan tujuh komisi. Situasi dan kondisi DPRD sangat harmonis” perkenalan yang disampaikan pimpinan rombongan.

“Sangat mungkin sekali jabatan kekosongan kepala daerah Gorontalo untuk diisi kembali mengingat masa periode masih panjang. Selain itu juga aturan sudah ada dan yang utama lagi pejabatnya diangkat menjadi menteri tentunya itu akan menjadi perhatian tersendiri” jawab Kemat anggota Fraksi PDIP yang memimpin penyambutan tersebut.( )HB_8

33

yang menanamkan modalnya atau berminat maka akan kita kelola sendiri” tandas Pak John.

Masih menurut Walikota, para staf sudah diinstruksikan untuk segera menyelesaikan permasalahan yang ada dengan PT MMS. Sebenarnya sudah ada beberapa Investor yang tertarik namun menunda keinginan karena permasalahan tersebut belum selesai.

“Nanti jika investor tidak jadi masuk kita rencanakan pemanfaatannya sebagai pasar wisata. Pasar wisata ini kedepan akan diisi berbagai produk kerajinan dari Salatiga. Disana juga akan dibuka kafe, restoran dan dimanfaatkan untuk entertain” jelas Walikota.

”Kendala lain selain permasalahan dengan PT MMS adalah soal perparkiran. Ini menjadi permasalahan yang selalu dikeluhkan para investor yang survey. Para investor ragu akan bisa undang perusahaan retail jika lahan parkir tidak mencukupi” imbuh pak john.( )HB_8

alikota Salatiga membuka secara langsung Diklatpim Tingkat IV WAngakatan II Pemkot Salatiga Pola

Kemitraan dengan Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah. acara berlangsung di hall LP3K Sinode Jalan Sukarno Hatta No. 10 pada tanggal 11 Maret 2010.

Peserta diklat kali ini adalah sebanyak 40 peserta. Sedangkan kurikulum yang disampaikan antara lain Kajian publik, kajian pembangunan dan aktualisasi pembangunan daerah juga kedisiplinan yang berjumlah 325 jam.

Peserta harus mengikuti segala tata tertib yang ada dalam pelaksanaan diklat. Syarat lulus peserta diantaranya nilai tidak kurang dari 70 serta kehadiran tidak kurang dari 90 persen. “Peserta yang Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah” sambut Daryadi SH dalam laporannya.

Adapun pemateri yang akan mengisi pelatihan tersebut adalah Pejabat Struktural pemkot Salatiga, Denpom, Widyaswara atau Badan Diklat Provinsi serta Walikota Salatiga.

“Kalau kita lihat kalian semua peserta adalah masuk pada generasi ketiga. Generasi satu sudah pada tua dan akan pensiun, semoga nasib baik menyertai

kalian sehingga bisa menempati posisi generasi pertama” joke Walikota dalam pembukaan sambutannya.

Masih menurut Walikota, melalui diklat ini adalah membentuk aparatur yang paripurna, oleh sebab itu supaya betul-betul konsentrasi. Sekarang sudah banyak kemudahan misal dari segi waktu jauh lebih pendek dan tempat kita Salatiga sudah boleh mengadakan sendiri.

“Saya harap para peserta diklat tekun dan ikuti betul-betul apa yang disampaikan nantinya” tekan Walikota.( )HB_8

Pembukaan Diklatpim Tingkat IV ke II

alikota Salatiga John M Manoppo, SH. s e r i u s i n g i n m e n u n t a s k a n Wpermasalahan mangkraknya Pasar

Raya II lantai atas. Demikian keterangan yang dihimpun reporter Hati Beriman disela-sela kesibukannya menjalankan tugas.

“Kalau sampai akhir tahun ini tidak ada investor

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH., memberikan penjela-san kepada beberapa wartawan tentang Pasar Raya II Salatiga.

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH berjabat tangan dengan perwakilan peserta diklatpim IV angkatan II Kota Salatiga.

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Upayakan Pasar Raya II Dimanfaatkan

34

Hibah Guna Tanah ke KPUDemkot Salatiga sangat mendukung proses demokrasi yang terus berjalan. Salah satu Pwujud perhatian tersebut adalah, pemkot

memberikan hibah guna tanah seluas 2000 meter persegi kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah(KPUD) Salatiga.

Serah terima tersebut dilaksanakan di RM Mina Kencana 2 pada tanggal 30 Maret 2010. Nota MOU tersebut adalah Serah Terima Pemanfaatan dan Pengelolaan Tanah Pemkot kepada KPUD Salatiga.

Tanah tersebut nantinya akan dibangun kantor dan gudang. Untuk gudang seluas 500 m2 dan kantor seluas 1500 meter persegi berikut halamannya. Adapun lokasi tanah terletak di Dusun Tetep Kelurahan Randuacir Kecamatan Argomulyo.

Penyerahan tersebut dilaksanakan oleh Walikota Salatiga John M Manoppo, SH. Kepada Ketua KPUD Salatiga Suryanto, SPd. Hadir dan menyaksikan acara tersebut Wakil Walikota Salatiga Ir. Hj. Diah Sunarsasi, Ketua DPRD M Tedy Sulistio, SE., para pejabat Pemkot serta anggota KPUD Salatiga.

Walikota berpesan agar tanah tersebut dimanfatkan sebaik-baiknya. “Saya berharap agar pembangunan gedung dan penataan ruang dilakukan

Semua ibu-ibu PKK tidak peduli yang berumur 20 tahun maupun di atas 75 tahun diwajibkan berkebaya. Untuk khidmatnya acara mengenang perjuangan pahlawan emansipasi wanita tersebut dibacakan riwayat Kartini oleh ibu Sutoyo.

Hadir dalam kesempatan tersebut ketua RW I H. Mardiyono yang juga memberikan sambutan. “Betul bahwasannya budi pekerti anak-anak sekarang sudah mulai pudar, oleh karenanya saya menghimbau kepada para ibu untuk selalu memprioritaskan penanaman budi pekerti tersebut” harap Mardiyono.

Ibu Sutoyo juga mencontohkan banyaknya anak-anak yang membolos sekolah. “Tata krama anak-anak sekarang juga kurang, tidak seperti dulu dengan orang tua harus pakai bahasa kromo” tambah Ibu Sutoyo.

Setelah acara RW selesai dilanjutkan dengan peragaan busana yang akhirnya dimenangkan oleh Ibu Iskandar sebagai juara pertama diikuti Ibu Sutoyo dan Ibu Wida. Karena yang hadir kaum adam hanya bapak RW dan Reporter Hatiberiman, akhirnya dengan diminta menjadi juri.

“Tiap tahun kita selalu mengadakan peringatan Kartini semacam ini. Dan acara selalu meriah dari tahun ke tahun” terang Elvi Indraswati salah seorang panitia yang paling sibuk.(HB_8)

seefisien mungkin” pesan John M Manoppo, SH.Selanjutnya ketua KPUD juga mengucapkan

terimakasih kepada Walikota dan Pemkot Salatiga yang telah membatu menghibahkan hak guna tanah. Pembangunan kantor dan gudang KPUD akan dibangun pada tahun ini dengan dana berasal dari

asuk bulan April semua kegiatan masyarakat dan pemerintah semakin Mbanyak yang berbau peringatan Hari

Kartini. Demikian halnya dengan RW I Gendongan Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, pertemuan PKK RW disertai lomba kebaya. Dengan adanya lomba busana tersebut pertemuan menjadi beda dari acara serupa.

Demam KartiniRW I Gendongan

Penyerahan hadiah pemenang lomba busana pada hari kartini.

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH beserta Wakil Walikotamenyaksikan penandatanganan hibah tanah KPUD salatiga.

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

35

diberikan Tuhan serta memiliki tekad untuk dapat kembali dalam kehidupan yang berkenan kepadaNya dan terlebih adalah senantiasa menebarkan cinta kasih dan perhatian kepada sesama sebagai bagian dari refleksi dan implementasi iman.

Pada kesempatan itu pula Panitia Paskah melalui Walikota Salatiga berkenan memberikan bantuan berupa Beasiswa kepada para siswa yang membutuhkan biaya pendidikan dan bantuan dana pembangunan gedung untuk sekeretariat BKGS (Badan Kerjasama Gereja-gereja se Kota Salatiga).Perayaan yang dimeriahkan dengan paduan suara dan penampilan dari anak-anak sekolah ini dihadiri oleh Walikota Salatiga, John M. Manoppo beserta istri dan tamu undangan dari jajaran Muspida Salatiga.(HB_06)

uluhan orang memadati Ruang Pertemuan Hotel Laras Asri Salatiga guna mengikuti Psosialisasi sensus penduduk tahun 2010

yang diadakan Badan Pusat Statistik(BPS) Kota Salatiga pada tanggal 23 Maret 2010.

Tema sensus kali ini adalah Kebenaran Jawaban Anda Membantu Keberhasilan Pembangunan, Pengukuran dan Penyajian Data. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman dan gambaran keberhasilan sensus penduduk tahun 2010 di Kota Salatiga pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Peserta sosialisasi sebanyak 81 orang berasal dari PNS instansi se-Salatiga, lurah dan camat se-Salatiga, polres Salatiga, unsur pendidikan, organisasi kemasyarakatan, serta insan press.

Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Walikota Salatiga Ir. Hj. Diah Sunarsasi yang juga membacakan sambutan Walikota. “Nanti pasti akan ada masalah di dalam praktiknya, misalnya saja ketika petugas sensus datang ke suatu keluarga yang ada hanya ibu atau yang ada pembantunya yang tidak paham jelas akan data diri keluarga tersebut secara detail. Dengan begitu akan menyulitkan para petugas” lontar Wakil Walikota.

Kepala BPS Salatiga Suryokoco memberikan pesan bahwa nanti akan ada petugas yang mendatangi rumah masyarakat. “Jika ada para petugas sensus yang datang ke rumah bapak-ibu sekalian mohon dibantu dengan memberikan data selengkap-lengkapnya” pinta Suryokoco.

“Kemudian nanti pada tanggal 15 Mei malam serentak di Seluruh Wilayah Indonesia akan ada sensus penduduk tidak tetap. Mereka adalah para penderita sakit jiwa, tuna wisma atau gelandangan. Negara kita dalam menggelar sensus adalah sama waktunya dengan Cina dan Amerika Serikat yaitu pada tahun yang berakhiran angka nol” tambah Suryokoco.( )HB_8

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

elasa siang (22/4) nyanyian pujian bergema di Gereja Santo Paulus Miki SSalatiga, suka cita itu juga tampak diraut

para hadirin yang datang berduyun-duyun memenuhi gedung peribadatan yang indah dan teduh itu, mereka adalah jajaran PNS/TNI/POLRI/GURU dan Karyawan Kristiani di lingkungan Pemerintah Salatiga yang sedang merayakan Paskah bersama tahun 2010.

Pada acara Paskah bersama tahun 2010 yang dipandu oleh Romo Yeremias Balapito Duan, MSF ini mengambil tema “Bersyukur dengan Bertobat dan berbagi berkat “

Paskah Tahun ini memberikan pesan kepada umat nasrani yang hadir saat itu untuk senantiasa mensyukuri tiap nikmat dan karunia yang telah

BPS Salatiga Sosialisasikan Sensus 2010

Paskah BersamaMenebarkan Cinta Kasih Pada Sesama

Wakil Walikota Salatiga, Ir. Hj. Diah Sunarsasi menyematkan tan-da pengenal kepada petugas sensus 2010.

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

al ikota Salatiga WJohn M

Manoppo , SH menerima secara langsung Surat Pemberitahuan ( S P T ) P a j a k P e n g h a s i l a n (PPh ) pr ibad i tahun 2010 di K a n t o r Pelayanan Pajak Terpadu (KPPT) S a l a t i g a . K e d a t a n g a n walikota pada tanggal 10 Maret 2 0 1 0 i n i

disambut oleh Kepala Kantor Pajak Muhammad.Menurut Muhammad, sektor pajak merupakan

pilar utama negara Indonesia. “Sebagai contoh Salatiga ini APBDnya sekitar Rp 500 miliar sedangkan pendapatan asli daerah (PAD)nya berkisar Rp 50 miliar saja. Kekurangannya diperoleh dari dana perimbangan

khirnya showroom Dewan Kerajinan Rakyat Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Salatiga Adibuka. Pembukaan pada tanggal 18 Maret

ini dibarengkan dengan pameran produk industri dan kerajinan lokal.

Hadir dalam acara tersebut Walikota Salatiga Ir. Hj. Diah Sunarsasi sekaligus membuka secara resmi showroom. Tampak pula lurah se Salatiga, kepala SKPD dan pelaku UKM Salatiga.

Pembukaan ditandai dengan pembukaan tirai nama gedung yang dilaksanakan oleh Ketua Dekranasda Salatiga Rosa Darwanti bersama Wakil Walikota Ir. Hj. Diah Sunarsasi.

“Dengan adanya fasilitas gedung ini semoga dapat menimbulkan manfaat bagi para pengusaha Salatiga. Tempat ini juga menjadi ajang pameran, berjualan serta tukar informasi sehingga sangat bermanfaat. Saya berharap pemerintah melalui dinas terkait terus memberikan dukungan dalam memajukan insan pengusaha di Salatiga” sambut Rosa Darwanti. “Saya mengimbau kepada jajaran pengurus Dekranasda Kota

36

pemerintah pusat, dana tersebut berasal dari pajak” tambah Muhammad. Pada tahun 2009 KPPT Salatiga target pajaknya Rp 271 miliar dan realisasinya naik menjadi Rp 289 miliar.

Sedang pada tahun 2010 ini ditarget memenuhi angka Rp 355 miliar. Sampai akhir bulan Februari perolehan pajak baru mencapai Rp 50,82 miliar atau 14,2 persen dari target total. “Dari hasil tersebut memposisikan KPPT yang menaungi wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang menduduki rangking pertama se Jawa Tengah. Namun sebenarnya itu masih di bawah target yaitu memenuhi angka 16,22 persen” terang Muhammad.

Penyampaian data mengenai informasi perpajakan dari pemkot dan pemda sangat penting bagi kantor pajak. Data tersebut merupakan gambaran besaran para wajib pajak. “Besar kecilnya penerimaan pajak sangat mempengaruhi pembangunan. Oleh karena itu kedudukan keputusan perpajakan sama tingginya dengan keputusan hakim dalam persidangan. Selama, 2009, petugas pajak juga telah melakukan sejumlah penyitaan aset wajib pajak karena nunggak. Namun yang sampai pada kasus pelelangan barang sitaan hanya dua kasus, karena kami menerapkan langkah persuasif” imbuh Mahmud.( )HB_8

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SHmeneladani pembayaran pajak pribadinya.

Wakil Walikota Salatiga, Ir. Hj. Diah Sunarsasi bersama Ketua De-kranasda Kota Salatiga, Rosa Darwanti, SH. M.Si.

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Penyerahan SPT PPh Keteladanan

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

SHOWROOMDekranasda Dibuka

Salatiga agar menjadi jembatan antara pengusaha kecil dengan pemerintah. Pemerintah Kota Salatiga akan mendukung program kerja Dekranasda sepanjang program tersebut bermanfaat bagi kepentingan pembangunan perekonomian usaha kecil. Dengan demikian, saya berharap, keempat fungsi Dekranasda sebagai mitra Pemerintah Kota Salatiga dapat berjalan dengan optimal” sambut Wakil Walikota.( ) HB_8

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

hubungan emosional antara Bank Jateng dengan nasabahnya.

Dalam sambutannya Kepala Cabang Bank Jateng Salatiga menjelaskan bahwa terdapat tiga pilar utama berkembangnya Bank Jateng dewasa ini yaitu kemajuan bidang teknologi informasi, kemampuan sumber daya manusia dan sistem pemasaran yang terintegrasi. Berbagai prestasi pun saat ini telah diraih oleh Bank Jateng sebagai bukti kesungguhan dan komitmen dari Bank Jateng dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi nasabahnya, prestasi tersebut antara lain penghargaan dari BI sebagai Bank Sehat dengan kinerja terbaik selama 5 tahun berturut – turut, peningkatan aset Rp.14,9 T atau naik 12,75%, dana masyarakat yang dikelola Rp. 11,9 T atau naik 26,6% dan laba usaha sebesar Rp. 612 M atau meningkat 2,96%.

Walikota Salatiga dalam sambutannya menyoroti perihal keberadaan gedung Bank Jateng Cabang Salatiga yang merupakan salah satu Benda Cagar Budaya sehingga mengharapkan dapat dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Selain itu Walikota menyampaikan usulan perlunya lokasi ATM bersama dari beberapa institusi perbankan yang ada di Salatiga.( )HB_9

37

ebagai bagian dari tahapan perencanaan pembangunan untuk tahun 2011, pada Stanggal 25 Maret yang lalu Bapeda Kota

Salatiga menyelenggarakan Musrenbang RKPD. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari hingga 29 Maret. Hadir pada kesempatan tersebut Walikota , Wakil Walikota, Muspida, Kepala Unit Statistik, Pengendalian dan Evaluasi Bappeda Ir. Farida, DPRD, segenap kepala SKPD, BKM, LPMK, KPU dan tokoh-tokoh masyarakat. Kegiatan musrenbang RKPD ini merupakan rangkaian tahapan perencanaan setelah dilaksanakannya musrenbang di tingkat kelurahan dan kecamatan.

Dalam kesempatan tersebut Wal ikota mengharapkan agar dengan adanya musrenbang tersebut dapat mengakomodir berbagai kebutuhan pembangunan di Kota Salatiga namun dengan tetap mengedepankan skala prior i tas mengingat keterbatasan dana yang ada. Sedangkan Ir. Farida Nurhayati menyampaikan pentingnya pelaksanaan musrenbang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan. Namun jangan hanya sebatas konsep, apa yang dihasilkan dari musrenbang tersebut harus dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan. Selain itu Ir. Farida menekankan perlu adanya suatu

Musrenbang SKPD 2010

sinkronisasi program-program pembangunan sehingga dapat saling mendukung dan melengkapi. Karena program pembangunan yang tidak sinkron akan berakibat berkurangnya manfaat dari pembangunan yang dilaksanakan dan dapat berakibat kurang efisiennya pelaksanaan pembangunan di suatu daerah.( )HB_9

ubungan yang harmonis dengan nasabah merupakan salah satu unsur utama untuk Hdapat maju dan berkembangnya sebuah

instansi perbankan. Untuk itu Bank Jateng Cabang Salatiga pada Rabu 31 Maret yang lalu melaksanakan kegiatan Silaturahmi dan Temu Nasabah.

Berkesempatan hadir dalam acara tersebut Walikota, Wakil Walikota, Kepala Sekolah dan segenap kepala SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Salatiga. Menurut Kepala Cabang Bank Jateng Salatiga Ebram Subiaktono acara yang dilaksanakan di Hotel Le Beringin tersebut bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan

Bank JatengTemu Nasabah

Silaturrahmi dan Temu Nasabah Bank Jateng guna memajukan Perbankan di Kota Salatiga.

Kegiatan Musrenbang SKPD yang diselenggarakan oleh BapedaKota Salatiga di Ruang Sidang II Setda Kota Salatiga.

Foto: HB/pnjFoto: HB/pnj

Foto: HB/pnjFoto: HB/pnj

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

38

erbagai bentuk program kegiatan dari PNPM Perkotaan telah beberapa waktu ini Bdigulirkan pemerintah, salah satunya

adalah bantuan untuk rehab tempat tinggal. Bagi warga yang kurang mampu bantuan ini sangat besar manfaatnya. Demikian halnya bagi Bapak M. Nasir dan Zuhri warga RT 01 RW 7 Turusan Kelurahan Salatiga, adanya bantuan rehab rumah dari pemerintah ini sangat membantu mereka dalam memperbaiki tempat tinggalnya.

Menurut penjelasan Bapak Maryanto selaku Ketua RT setempat bantuan rehab rumah ini jumlahnya bervariasi dengan jumlah maksimal sebesar Rp. 5 juta, dengan wujud material bangunan. “Usulan rehab rumah ini berasal dari warga yang diteruskan secara berurutan ke BKM, LPMK, Kelurahan, Kecamatan dan akhirnya Bappeda, namun sebelum itu ada suatu tim yang mengkalkulasi besarnya bantuan yang dibutuhkan bagi warga yang bersangkutan,” terang Maryanto.

Lebih lanjut Bapak Maryanto menjelaskan bahwa karena minimnya dana bantuan yang ada maka untuk wilayah RT 1 kepada warganya dihimbau untuk dapat memberikan material bangunan bekas yang masih layak pakai seperti kusen bekas, paku maupun papan bekas

Selenggarakan Sosialisasi SPIPBPKP

yang sekiranya masih dapat diolah kembali. Selain itu proses rehab pun dilakukan dengan kerja bakti sehingga dapat menghemat biaya tukang (tenaga).( ) HB_9

lingkungan Pemerintah Kota Salatiga. Dengan sosialisasi ini diharapkan para pimpinan SKPD memiliki pengetahuan yang cukup dan pemahaman yang benar mengenai SPIP. Betrindak selaku narasumber dalam acara yang diselenggarakan pada tanggal 24 Maret tersebut adalah Kabid Akuntabilitas Pemda BPKP Jateng Bambang Wahyudi Basuki, SE, MM dan Pengendali Teknis BPKP Lilik Sumarwanto, SE, Ak . Da lam mater inya Bambang Wahyud i menyampaikan bahwa tujuan dari SPIP adalah untuk tercapainya 4 hal yaitu efektif, ekonomis dan efisien dalam pembangunan, terciptanya laporan keuangan pemerintah yang andal, aset daerah dalam keadaan aman, dan terciptanya good and clean governance. Sementara itu terdapat 4 kriteria hasil pemeriksaan yaitu WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), WDP (Wajar Dengan Pengecualian), Disclaimer dan adverse. Kriteria WTP tentunya menjadi dambaan bagi setiap daerah tak terkecuali Kota Salatiga sedangkan fakta menunjukkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir hasil pemeriksaan Kota Salatiga menunjukkan kota ini dalam kriteria WDP. Untuk itu diharapkan dengan adanya sosialisasi tersebut para pimpinan SKPD memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang SPIP sehingga dengan dibarengi kerja yang lebih baik dan serius kedepan Kota Salatiga dapat berada pada kriteria WTP atau Wajar Tanpa Pengecualian.( ) HB_9

Warga secara suka rela bergotong royong membangun rumah Ba-pak Zuhri di Dusun Turusan, Sidorejo.

Gotong Royong Bangun RumahTurusan

Pelaksanaan Sosialisasi SPIP oleh BPKP Perwakilan Prov. Jateng.

Foto: HB/pnjFoto: HB/pnj

Foto: HB/pnjFoto: HB/pnj

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

PKP Perwakilan Provinsi Jawa Tengah b e r s a m a P e m k o t S a l a t i g a Bmenyelenggarakan Sosialisasi SPIP

(Sistem Pengendalian Intern Pemerintah). Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga tersebut dihadiri oleh seluruh pimpinan SKPD di

39

ertempat di Ruang Sidang II Pemkot Salatiga pada tanggal 24 Maret yang lalu Btelah dilaksanakan penandatanganan

MoU kerja sama antara Pemerintah Kota Salatiga dan BPKP Provinsi Jawa Tengah. Didalam Memorandum saling pengertian tersebut tertera Walikota Salatiga John M Mannopo mewakili Pemerintah Kota Salatiga dan Mochtar Husein Kepala Perwakilan BPKP Jateng mewakili BPKP Perwakilan Jateng, namun dikarenakan berhalangan maka pembubuhan paraf dilakukan oleh Sekda Kota Salatiga Drs. Agus Rudianto, MM dan Kabid Akuntabilitas Pemda BPKP Bambang Wahyudi Basuki, SE, MM.

Dengan adanya MoU tersebut maka terjalin kerjasama kedua belah pihak selama kurun waktu tiga tahun dan dapat diperpanjang kembali atas persetujuan kedua belah pihak. Kerja sama tersebut bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya dari kedua pihak, mewujudkan kemitraan yang kondusif dan meningkatkan kualitas manajemen pelaksanaan APBD dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Salatiga yang meliputi Perencanaan, Pelaksanaan,

Rini telah ditandatangani Nota Kesepahaman kerja sama antara Rektor UKSW John A Titaley dan Walikota Salatiga John M Mannopo. Menurut Walikota adanya kerja sama tersebut bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh ke dua belah pihak, mewujudkan kemitraan yang kondusif serta meningkatkan kemampuan kedua pihak sesuai dengan beban tanggung jawab masing-masing. Lebih lanjut Walikota menerangkan bahwa dengan adanya UKSW ini sangat membantu bagi warga Kota Salatiga dan sekitarnya, karena warga tidak perlu jauh-jauh untuk melanjutkan pendidikan, kualitas dari alumni UKSW pun sudah cukup mendapatkan pengakuan dan tidak diragukan lagi.

Adapun kerja sama yang disepakati dalam kesempatan tersebut meliputi bidang hukum, ekonomi, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang sosial budaya, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, peningkatan kualitas aparatur pemda dan DPRD serta pemberdayaan masyarakat. Menurut Rektor UKSW John A Titaley, sebenarnya kerja sama ini telah terjalin sejak almarhum Totok Mintarto, sehingga untuk saat ini sifatnya melanjutkan kerja sama yang telah ada dan diharapkan akan terus meningkat dari waktu ke waktu.( )HB_9

PemkotJalin Kerjasama Dengan BPKP

eberadaan UKSW dan Kota Salatiga dalam hal ini Pemerintah Kota Salatiga merupakan Ksesuatu yang tidak dapat dipisahkan,

sehingga perlu dijalin suatu bentuk kerjasama yang baik antara UKSW dan Pemkot Salatiga. Untuk itu pada tanggal 19 Maret yang lalu bertempat di Warung Joglo Bu

Pemkot UKSWWujudkan Kemitraan Yang Kondusif

Sekda Kota Salatiga, Drs. Agus Rudianto, MM. menandatangani MOU antara Pemkot dan BPKP Prov. Jawa Tengah.

Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH usai penandatanganannota kesepahaman antara Pemkot dengan UKSW Salatiga.

Foto: HB/pnjFoto: HB/pnj

Foto: HB/pnjFoto: HB/pnj

Lintas KotaLintas Kota

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Penatausahaan, Pelaporan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan serta Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.( )HB_9

40

Peningkatan SDMMelalui Berbagai Pelatihan

K i p r a hK i p r a h

eiring dengan program peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi Pencari Kerja Sdalam rangka mengurangi angka

pengangguran khususnya di Kota Salatiga, maka Dinas Sos ia l , Ketenagaker jaan dan Transmigras i (Dinsosnakertrans) Kota Salatiga berupaya membantu masyarakat khususnya kaum muda untuk meningkatkan ketrampilan. Berkenaan dengan hal itu, Dinsosnakertrans melalui tersedianya Anggaran Pemerintah Kota Salatiga Tahun Anggaran 2010 menyelenggarakan Pelatihan Kerajinan Fiberglas, Teknik Komputer Tingkat Dasar atau Junior serta Teknik Handphone dan peningkatan SDM khusus Cuonter HP yang klasifikasinya kecil.

Pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Dinsosnakertrans Kota Salatiga, Drs. Amien Singgih beserta jajarannya tersebut diikuti oleh 40 peserta, 20 peserta pelatihan Teknik Komputer Tingkat Dasar / Junior dengan Program Kejuruan Hardware serta 20 peserta pelatihan Kerajinan Fiberglas. Sedangkan pelatihan di bidang Teknik Handphone dan peningkatan SDM kususnya Cuonter HP yang klasifikasinya kecil akan menampung sebanyak 20 Orang.

Pelatihan yang dilaksanakan di Balai Latihan Ketrampilan (BLK) Salatiga ini memiliki tolak ukur dengan tercapainya peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja serta terlaksananya pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja khususnya

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Penyelenggaraan Pelatihan Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Salatiga yang tengah dilaksanakan ini tidak lepas

dari dukungan berbagai lapisan masyarakat. Pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan ini merupakan

pelaksanaan dari Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang dimulai dari tahap RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD hingga Musrenbang tingkat kota.

41

masyarakat pencari kerja di Kota Salatiga sehingga akan mengurangi angka pengangguran bagi masyarakat.

Hal tersebut dikatakan salah seorang staf pengajar pada pelatihan ketrampilan Dinsosnakertrans Kota Salatiga Fajar Pramono saat bertemu dengan reporter majalah Hati Beriman di ruang kerjanya beberapa waktu yang lalu.

Menurut Fajar Pramono, Dinsosnakertrans Kota Salatiga dalam hal ini BLK Salatiga memiliki sarana baik kelas, sarana praktik serta fasilitas pendukung lainnya. Dalam kesempatan tersebut, juga menunjukkan beberapa kegatan praktik kerajinan Fiberglas dengan menggunakan berbagai jenis peralatan yang dimiliki serta pelatihan computer. “BLK ini memang belum dikenal oleh masyarakat, maka dari itu sering kami gunakan untuk pelatihan, dengan demikian diharapkan kedepannya akan menjadikan BLK ini dapat dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat Kota Salatiga”, tandasnya.

Menurutnya, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebuah penyedia jasa pelatihan, diantaranya adanya komunikasi imbal-balik, instuktur yang berkualifiasi, jumlah siswa dan lainnya. Sedangkan persyaratan untuk dapat mengikuti pelatihan-pelatihan yang yang diselenggarakan Dinsosnakertrans Kota Salatiga antara lain memiliki KTP Kota Salatiga, Surat Pengantar dari kelurahan setempat dan disahkan Kecamata, Foto copi STTB, Surat pernyataan tidak memuntut Modal Usaha dan Penempatan, Foto Berwarna 3 x 4 = 4 lembar ( foto terbaik, serta Lulus Seleksi.

Selain itu juga ada persyaratan khusus yang menerangkan bahwa peserta harus Memiliki jiwa seni, berpendidikan minimal SD, Pria / Wanita dengan Usia antara 18 Tahun s/d 40 Tahun. Sedangkan untuk Program Pelatihan Teknisi Komputer harus berpendidikan minimal SLTA, Pria / Wanita dengan Usia 18 Tahun s/d 36 Tahun.

Penyelenggaraan Pelatihan Dinsosnakertrans Kota Salatiga yang tengah dilaksanakan ini tak lepas dari berbagai dukungan berbagai lapisan masyarakat. Hal ini terbukti bahwa pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan ini merupakan pelaksanaan dari Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang dimulai dari tahap RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Forum SKPD hingga Musrenbang tingkat kota.

Dari kondisi tersebut maka diperlukan pendekatan teknis untuk melaksanakan pendekatan kepada masyarakat, sehingga akan benar-benar efektif guna mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi Pencari Kerja khususnya di Kota Salatiga,

Pada tahun 2011, Dinsosnakertrans akan kembali menyelenggarakan pelatihan-pelatihan. Diantaranya pelatihan garment, menjahit busana, dan kerajinan tas, salon kecantikan, fiberglas dan bengkel mobil.

Terpisah, Kepala Disnsosakertrans Kota Salatiga, Drs. Amien Singgih dalam penutupan pelatihan teknisi komputer mengatakan bahwa untuk peserta pelatihan teknik komputer yang dinyatakan lulus siap untuk dipasarkan ke perusahaan-perusahaan, hal ini dikarenakan lulusannya telah trampil merakit dan menganalisa troble shoting komputer.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa Dinsosnakertrans saat ini juga membuka bursa kerja online (BKO) yang menginformasikan lowongan kerja melalui internet gratis untuk masyarakat umum pencari kerja. Disamping itu, juga ada program khusus yaitu Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Lokal (AKAL), serta Antar Kerja Antar Negara (AKAN) melalui PJTKI yang resmi.

“saat ini kami juga melaksanakan pendataan wajib lapor lowongan pekerjaan dan calon pengguna tenaga kerja perusahaan di wilayah kerja dalam kota Salatiga yang nantinya akan diinformasikan kepada masyarakat melalui pengumuman di kantor Dinsosnakertrans Kota Salatiga” sambut Amien Singgih.

Selain itu menurut Kasi Transmigrasi Dinsosnakertrans, Wiyana, SH., salah satu upaya untuk mengatasi dampak kemiskinan dengan mengikuti program Transmigrasi. Dengan mengikuti Transmigrasi banyak peluang kerja atau mengembangkan usaha serta ketrampilan yang dimilikinya.

“sudah banyak contoh transmigran asal Kota Salatiga yang telah berhasil diantaranya Bapak Paiman yang ikut trans tahun1986. Sebelumnya bekerja sebagai tukang tambal ban, sekarang sudah mempunyai lahan perkebunan kurang lebih 23 Ha ditanami Kepala Sawit di Unit Penempatan Transmigrasi (UPT) Kab. Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Penghasilan sebulan kurang lebih Rp. 20.000.000,- anak dua sudah selesai kuliah disurabaya dan Solo” jelas Wiyana.

Menurutnya, dalam rangka penempatan transmigrasi, terlebih dahulu diadakan kerja sama antar daerah. Untuk tahun 2010 ini sudah dilaksanakan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah dengan Pemerintah Kota Salatiga tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi Di Unit Permukiman Transmihrasi (UPT) Balingara, Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 10 KK, adapun penanda tanganan MOU dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Maret Tahun 2010 di Hotel The Sunan Solo.

Adapun Persyaratan calon transmigran adalah Warga Negara Republik Indonesia; Sehat Jasmani dan Rohani; Status berkeluagra (Kawin); Berpendidikan minimal SD atau sederajat; Berusia 18 s/d 50 tahun; Tidak pernah terlibat tindak pidana; Bukan transmigran ulang alik serta Mempunyai ketrampilan sesuai dengan kebutuhan contoh. Pertanian, peternakan, perikan dan pekerjabunan, kerajinan, pertukangan dan lain-lain.

Peserta Tranmigrasi akan mendapatkan rumah 1 Unit dengan ukuran 6 meter x 6 meter dan peralatan dapur serta lahan seluas 2 Ha, dengan rincian lahan pekarangan seluas 0,25 Ha (kondisi siap olah); Lahan Usaha I seluas 0,75 Ha (kondisi siap olah) serta Lahan Usaha II seluas 1,00 Ha (Kondisi siap dibuka).

“Selama dua tahun terakhir ini Dinsosnakertrans Kota Salatiga telah dapat memenuhi target yang diminta oleh Departemen Tenaga Kerja dan transmigrasi yaitu pada tahun 2008 di Lokasi UPT Sari Putih, Kec. Wahe, Kab. Maluku Tengah Prov. Maluku sebanyak 5 KK dan UPT Lubuh Talkang Kab. Muko-muko Provinsi Bengkulu sebanyak 5 KK. Sedangkan untuk tahun 2009 kemarin ke lokasi UPT Sungai Radak II, Kec. Terentang, Kab. Kuburaya, Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 10 KK.” kata Wiyana.( )HB_5

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

42

dengan rapi di toko “Kayoe”. Di sedikit sisa halaman di depan menumpuk puluhan kayu berbagai jenis yang belum diolah. Oleh karenanya rumah sekaligus bengkel di jalan Nakula Sadewa Raya no 19 inii mengundang perhatian.

Pramono, sang pemilik toko yang dahulu adalah mantan pekerja pers ini menunjukkan beberapa karya baru misalnya kursi berbahan kayu kopi, kursi dari akar (dangkel, jawa) jati, serta berbagai kerajinan kecil yang berbahan kayu limbah.

Ia mulai menuturkan kisahnya. Kegiatan ini dilakukan saat dirinya pensiun dari pekerjaan di harian Sinar Harapan, Jakarta tahun 1998 silam. Ia kemudian ingin mewujudkan obsesinya yang sejak kecil suka membuat kerajinan kayu. ”Saya asli Magelang, tetapi karena beberapa kali ke Salatiga akhirnya memilih tinggal disini,” ujar pria yang kini sudah memiliki tiga cucu tersebut.

Obsesi masa kecil tidak mengenal waktu untuk mewujudkannya. Seperti yang dialami Pramono, 67, mantan pekerja pers yang kini menggeluti dunia seni kerajinan kayu. Ia membuat berbagai meubel dengan memanfaatkan kayu-kayu sisa.

umah satu ini terlihat beda dari deretan rumah lainnya. Maklum, banyak sekali Rkerajinan yang dipajang dengan bentuk

yang sangat menarik. Mulai dari bingkai foto, lampu meja, kursi kayu, sampai keramik antik pun tertata

Potensi

Beberapa waktu lalu, hasil karyanya

dipamerkan oleh pemerintah ke Abu Dhabi

di Timur Tengah.

Dan sekarang hasil karyanya juga dipajang

di showroom Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional)

Salatiga

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Pada Kayu BakarPada Kayu BakarMemoles Seni Memoles Seni

Sedangkan mendatang, karya mereka sudah

dipesan Pemkot untuk dibawa pameran ke Netherland.

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

43

kemauan konsumen. Dua tenaga ahli itu memiliki tugas berbeda yakni menciptakan dan membuat barang komersil. Barang komersil biasanya lebih laku dan bisa menutup operasional mebel jenis baru.

U n t u k b a h a n b a k u t i d a k l a h s u l i t mendapatkannya karena kayu-kayu tersebut adalah bahan-bahan yang sudah tidak dipakai atau hanya untuk kayu bakar. Namun Salatiga belum menjadi penyedia meski banyak daerah perkampungannya. Pramono sengaja mendatangkan bahan dari luar daerah seperti Temanggung, Magelang dan Wonosobo.

Usaha yang bergerak dibidang seni semacam ini kuncinya adalah mau belajar dan terus menggali semua potensi yang ada. Memang memunculkan ide terkadang sulit, tapi kalau mau melihat perkembangan yang model dan corak seni tentu tidaklah sulit.

Beberapa waktu lalu, hasil karyanya sempat dipamerkan oleh pemerintah Kota Salatiga ke Abu Dhabi di Timur Tengah. Sedangkan untuk perencanaan mendatang, hasil karya mereka sudah dipesan Pemkot Salatiga untuk dibawa pameran ke Netherland. Dan sekarang hasil karyanya juga dipajang di showroom Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional) Salatiga Jl. Letjend Sukowati( )HB_8

Setelah mendapatkan rumah di daerah Warak, kecamatan Sidomukti, obsesinya sejak kecil kembali muncul. Ia melihat berbagai jenis kayu yang tidak dimanfaatkan masyarakat dan hanya digunakan untuk kayu bakar. Bahkan tidak sedikit, kayu sisa bangunan yang sebenarnya masih memiliki nilai ekonomis tinggi.

”Mulai kisaran sepuluh bulan yang lalu, saya kemudian mulai mengumpulkan kayu-kayu sisa dan memulai membuat kerajinan,” tutur pria yang ramah tersebut. Diantaranya membuat lampu meja, pigura, vas, meja gajah dan berbagai souvenir berbahan kayu lainnya. Untuk memajang hasil karyanya, ia memilih lokasi yang dekat dengan Sekolah internasional.

Lambat laun usaha yang ditekuninya mulai berkembang. Disekitarnya banyak sekali orang bule yang membeli karyanya. Pramono menyadaribahwa dirinya tinggal di Salatiga sehingga bandrol harganya pun menyesuaikan 'kantong' konsumen.

”Kalau di Jakarta, mungkin harga bisa maksimal. Tetapi di Salatiga maka harga yang dibandrol pun sangat terjangkau,” ujarnya sambil tertawa. Ia membandrol karyanya mulai Rp 250 ribu hingga paling mahal Rp 2 juta. Sekarang Pramono mampu mempekerjakan dua tenaga ahli yang bisa membuat pesanan sesuai dengan

Ketua Dektanasda Salatiga, Rosa Darwanti, SH. M.Si saat di showroom Dekranasda Salatiga Jl. Letjend Sukowati.

Foto: HB/luxFoto: HB/lux

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

L e g e n d aL e g e n d a

44

etaknya tidak jauh dari pusat keramaian Kota Salatiga, jika berjalan kaki paling hanya Lsekitar sepuluh menit dari pusat kota

Bundaran Tamansari. Itulah Turusan salah satu perkampungan yang masih termasuk dalam wilayah Kelurahan Salatiga, Kecamatan Sidorejo Salatiga. RW Turusan sendiri terdiri dari 8 RT yang telah mengalami perkembangan dari semula hanya lima RT pada beberapa waktu yang lalu. Adalah Bapak Burhanto, salah seorang sesepuh warga Turusan yang mengkisahkan asal mula Turusan..

Menurut Pak Bur demikian beliau akrab disebut warga sekitarnya, sebenarnya ada beberapa versi mengenai awal mula keberadaan Turusan, salah satunya adalah sebagai berikut, dulu ketika masih jaman penjajahan Belanda atau VOC, Salatiga ini merupakan suatu kabupaten yakni Kabupaten Salatiga yang dipimpin oleh seorang Bupati. Pada masa tersebut seorang Bupati bertempat di Kanjengan, disebut Kanjengan diduga berasal dari cara menyebut Bupati dengan sebutan Kanjeng Bupati.

Kanjengan itu sendiri sekarang merupakan Kantor Polres Salatiga. Di waktu itu, dalam hal ini tidak ada penanggalan yang diketahui secara pasti, Salatiga dipimpin oleh seorang Bupati bernama Pangeran Sidoamuk. Dalam suatu acara perayaan yang menampilkan tayub terjadi suatu perselisihan antara Pangeran Sidoamuk dengan seseorang yang ikut dalam perayaan tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya “adu kasekten”.

Karena lawan yang lebih kuat maka Pangeran Sidoamuk meninggal dalam perselisihan tersebut. Kemudian sang bupati dimakamkan di suatu wilayah yang masih berupa hutan belantara, untuk keperluan

merawat makam tersebut maka ditugaskan seorang penjaga makam bernama K y a i T u r u s . K a r e n a kesetiannya dalam menjaga m a k a m P a n g e r a n Sidoamuk, maka Kyai Turus oleh Bupati selanjutnya diberikan tanah perdikan (bebas upeti) di sekitar t e m p a t p e m a k a m a n P a n g e r a n S i d o a m u k . Ditempat tersebut Kyai Turus hidup dengan damai bersama anak cucunya,

kemudian dalam perkembangannya wilayah tersebut kemudian diberi nama Turusan.

Setelah meninggal, Kyai Turus sendiri dimakamkan ditempat yang berbeda dari makam Pangeran Sidoamuk, beliau disemayamkan di Makam Ledek yang terletak sekitar lima ratus meter sebelah utara Turusan. Dari penuturan warga, dulu pernah ada seorang warga Turusan yang bernama Mbah Salamun, dikisahkan bahwa Mbah Salamun ini pernah mendapatkan wisik agar merawat makam Pangeran Sidoamuk, maka beliaulah yang menjaga dan merawat makam tersebut, namun sepeninggal Mbah Salamun tidak ada lagi warga yang merawat makam tersebut sehingga saat ini makam tersebut tampak tidak terawat dan banyak ditumbuhi rerumputan. Dalam perkembangannya makam Pangeran Sidoamuk menjadi tempat pemakaman umum warga yang diberi nama makam Wates.

Menurut penuturan sesepuh Turusan yang lain Mbah H. Busri, pada waktu beliau masih kecil terdapat empat petilasan Kayi Turus, pada empat tempat tersebut biasanya Kyai Turus menjaga wilayah perdikan yang diberikan kepadanya. Pada tempat tersebut dulu sering tampak ada orang tua yang sedang duduk mengamati keadaan sekitarnya yang diyakini warga sebagai penjelmaan dari Kayi Turus. Lebih lanjut menurut penuturan Mbah H Busri pada empat tempat tersebut terkadang muncul sosok harimau yang sepertinya sedang berjaga. Namun saat ini keempat petilasan tersebut telah tidak ada , batu tempat Kyai Turus berjagapun telah tidak ada, karena banyaknya warga yang sekarang ini tinggal di Turusan keempat tempat tersebut telah menjadi daerah pemukiman warga Turusan.( )HB_9

Tanah PerdikanTanah PerdikanTurusanTurusanMakam Ki Dipomenggolo, yang mungkin dapat dianggap sebagai cikal bakal Turusan.

HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Foto: HB/pnjFoto: HB/pnj

Perjuangan Meraih PrestasiPerjuangan Meraih PrestasiLukman Fahmi, S.HILukman Fahmi, S.HI

P r o f i lP r o f i l

taf Bagian Humas Setda Kota Salatiga yang sampai sekarang berstatus tenaga bantu ini Smerupakan salah satu tenaga yang

dipercaya oleh Kepala Bagian Humas Setda Kota Salatiga untuk andil bagian dalam melaksanakan peliputan kegiatan-kegiatan pemerintah Kota Salatiga.

Yang pasti, prioritas pekerjaannya di Humas Setda Kota Salatiga ini memang menangani hal-hal yang berhubungan dengan pemotretan serta pembuatan tulisan, namun dalam pelaksanaannya staf yang satu ini senantiasa berusaha mengurangi beban yang dipikul teman-temannya yang memang selama ini sangat disibukan dengan kegiatan pemberitaan

Adapun namanya adalah Lukman Fahmi, S.HI lahir di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, tanggal 27 Februari 1980. Dia menyelesaikan kuliah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dengan Jurusan Hukum pada tahun 2005.

Meskipun dengan latar belakang ilmu Hukum pada STAIN, Ia selalu berusaha untuk memahami dan menguasai hal-hal yang berhubungan dengan media dan kewartawanan.

Menurutnya, pengabdian bagi kepentingan Humas Setda Kota Salatiga khususnya memang sangat diutamakan, khususnya dalam hal penerbitan majalah Hati Beriman serta hal-hal yang berhubungan dengan pemotretan kegiatan pemerintahan. Sering kali kepentingan pribadinya bias terkalahkan.

Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya, bagi Fahmi tiada hari tanpa mengembangkan kreatifitas, apalagi dalam hal fotografi yang sangat berhubungan dengan masalah keahlian dan kemampuan, khususnya di pemerintah Kota Salatiga..

Untuk bisa, kita harus selalu berusaha dan memiliki kemauan yang tinggi, kata Lukman Fahmi, dengan demikian tidak ada pekerjaan yang tidak bisa dilaksanakan. Pekerjaan tidak akan dapat diselesaikan tanpa adanya usaha dan kemauan.

Prioritas lainnya, Lukman Fahmi juga ikut membantu dalam pengelolaan website majalah Hati Beriman. Meng-upload data setiap edisi majalah Hati Beriman ke blog yang satu ini selalu rutin dikerjakannya usai majalah diterbitkan. Bahkan kadang-kadang sebelum majalah diedarkan sudah diterbitkan pada website tersebut.

Soal harapannya menjadi PNS, Lukman Fahmi yang beristrikan Tiara Rubiati dan sudah dikaruniai satu anak perempuan ini hanya bisa pasrah, namun tetap berharap kepada pemerintah Kota Salatiga. “yang penting mengabdi dulu, masalah hasil dari apa yang telah saya k e r j a k a n , p a s t i A l l a h a k a n memberikan sesuatu yang terbaik bagi saya” kata Lukman Fahmi dengan tersenyum.

D a l a m k e h i d u p a n pribadinya, Fahmi tidak suka merokok. Meskipun tidak merokok, Lukman Fahmi tidak membenci o rang -o rang yang suka merokok. D i a s a n g a t m e n g -h a r g a i pendapat s e r t a pemikiran orang lain. “ S a y a s u d a h p e r n a h m e n c o b a merokok , n a m u n saya tidak d a p a t menikmati rokok itu. D e n g a n begitu lebih baik saya t i d a k m e r o k o k ” k a t a n y a ( )HB_5

4545HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010HATIBERIMAN, Vol. 4 No. 2, 2010

Foto: HB/bdiFoto: HB/bdi

KUPON TTS HB 48KUPON TTS HB 48

KETENTUAN MENEBAK :1. Jawaban ditulis di Kartu Pos atau lembar tersendiri

dengan mencantumkan Kupon TTS HB 48 (bisa foto kopi) kirim ke Redaksi Majalah Hati Beriman, tulis nama dan alamat lengkap.

2. Jawaban diterima Redaksi paling lambat tanggal 04 Juni 2010

3. Pemenang akan diumumkan pada Majalah Hati Beriman, Vol. 4. No. 3, Tahun 2010

4. Akan diundi 6 (enam) orang pemenang masing-masing Rp. 50.000,00 dari sponsor.

5. Pemenang dapat mengambil hadiah di Kantor Redaksi Majalah Hati Beriman dengan menyertakan foto copy identitas diri.

KANTOR CABANG SALATIGA JL. PEMUDA NO. 1 SALATIGA TELP. (0298) 324750, 324751

FAX (0298) 324751 TELEX 22800 BPD SLG IA

Total Hadiah Rp. 300.000,- untuk 6 orang pemenang @Rp. 50.000,-

1. Diastiariati; Jl. Irawan 22 Dukuh Salatiga.

2. Hartutik; Ngentak RT. 13 RW. 05 Kutowinangun Tingkir Salatiga.

3. Suparman; Ujung-ujung RT. 03/01 Kec. Pabelan Kab. Semarang.

4. Arrisanto; Jl. Sendangrejo RT. 02/05 Gendongan Salatiga.

5. Suci; SMK Kristen Salatiga

6. Zuli Rahayu W.; Pulutan Salatiga.

M e n d a t a r : 4 . T i d a k k o n t a n , 9 . I m b a l a n , 10.Mencaplok wilayah lain, 12.Air terjun terbesar d i d u n i a , 1 4 . N g e r i , 16 .Amer ika Ser ika t , 1 7 . O r a n g y a n g m e n g g e r a k k a n , 1 8 . P i m p i n a n , 20 .Madrasah A l i yah Negeri, 22.Lubang, 24.Ahli Madya, 25.Negara kita, 27.Surat Keputusan, 3 0 . G e r a k a i r y a n g mengalir, 31.Tampan, 33.Permasalahan yang akut, 35.Lubang besar di gunung, 37.Angkatan Laut, 38.Dalam (Inggris), 39.Matahari (Inggris), 41.Rasi bintang, 42.Tidak l a n c a r b i c a r a , 45.Tanaman pengganggu, 47.Pendapat, 48.Organ tubuh dipotong-potong.

R i l e k ’ sR i l e k ’ s

1 2 3 4 5 6 7 8

9 10

11

12 13 14 15

17

20 211918

22

2524

27 28 29

30 31 32 36

37 38

39 40 42

43

4645

44

23

26

33 34 35

41

47

48

16

Menurun: 1.Busana Muslimah, 2.Los Angeles, 3.Badan Antariksa Amerika, 4.Kereta Api, 5.Benar (Inggris), 6.Lawan kosong, 7.Jenis suara laki-laki, 8.Tempat bom atom jatuh, 11.Ikuti dari belakang, 12.Nation State, 13.Pergi (Inggris), 15.Pengemudi Kereta Api, 16.Rasa cuka, 19.Republlk Indonesia Sementara, 21.Adinda, 23.Bapak (diulang), 24.Benak, 26.Mengalir kencang, 28.Rasa garam, 29.Untuk melihat, 32.Tedun(jawa) 34.Sekolah Keguruan, 35.Regol, 36.Kemauan yang kuat, 37.Harapan, 40.Ujian Akhir Nasional (Singk), 43.Organisasi buruh sedunia, 44.Bola masuk gawang, 46.Et Intern.

PEMENANG TTS HB 47

Foto atas: Walikota Salatiga, John M. Manoppo, SH menyanyikan lagu Indonesia Raya pada perlombaan Basket antar SLTA di Semarang. Foto bawah: Ketua Tim Penggerak PKK Kota Salatiga, Rosa Darwanti, SH., M.Si bersama pengurus PKK se-Kota Salatiga .(Foto_HB_red)

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT INI DISAMPAIKAN OLEH REDAKSI MAJALAH HATIBERIMAN

Majalah Berita Warga Kota Salatiga

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT INI DISAMPAIKAN OLEHREDAKSI MAJALAH HATIBERIMAN

Majalah Berita Warga Kota Salatiga

Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain,

tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.

-Michel De Montaigne

Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain,

tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.

-Michel De Montaigne