majalah beranda edisi 4 online

Upload: achmad-muhazir

Post on 06-Jul-2018

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    1/86

    Majalah

    MEMBANGUN IPTEK UNTUKKEDAULATAN PANGAN LOKAL INDONESIA

    Remote Sensing 09Negeri Tempe 24

    10 Inovasi Baru 28

    Daya Saing Pangan Lokal 45Manfaat Nuklir di Pangan 81

    Nomor ISSN: 2354-5836

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    2/86

    Editorial

    PenerbitMITI Press

    Penanggung JawabDr. Dwi Handoko@dwihandoko

    Redaksi PelaksanaDeslaknyo Wisnu Hanjagi, S.KPm

    @deslaknyoStaf RedaksiUlya Amaliya, S.IP@ulyaamaliya

    LayouterMuhtajin@muhtajin89

    Alamat RedaksiJl. Jalur Sutera, Kav. Spektra 23CNo. 12 Alam Sutera,Kota Tangerang

    Telp/Fax+62 21-29315008

    [email protected]

    Websitehttp://beranda-miti.com

    Perubahan era globalisasi menyebabkan semakin terbukanya kesempatanberbagai negara untuk memasarkan produk negaranya di negara lain, takterkecuali di Indonesia. Seperti yang tengah kita rasakan, banyak bahanpangan non lokal yang merebak di pasaran. Hal ini dapat menggeser

    kedudukan pangan lokal yang menjadi ciri khas Indonesia. Berbagaifaktor yang menyebabkan menurunnya kebiasaan masyarakat dalammengonsumsi pangan lokal, di antaranya disebabkan oleh perubahansosial budaya, perubahan gaya hidup, perkembangan ekonomi, gencarnyapromosi dan ketersediaan pangan non lokal berlimpah di berbagai kotabesar di Indonesia.

    Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kapasitasbahan pangan yang tersedia terbatas. Kemampuan produksi bahan panganyang tidak dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan masyarakat, padawaktu yang akan datang dapat menyebabkan Indonesia menjadi negara yangbergantung dengan produk impor. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan

    ketahanan pangan nasional semakin rentan karena bergantung dengankebijakan ekonomi negara lain. Sehingga tantangan utama Indonesia saatini dalam pemantapan ketahanan pangan yakni dengan mengoptimalkanbahan pangan lokal, peningkatan kualitas, kuantitas produksi pangan sertakeragamannya.

    Sistem pangan lokal memberikan beberapa keunggulan dibandingkan pasarkonvensional dan global termasuk manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan.Pembelian produk lokal dapat memperkuat perekonomian regional,mendukung ketahanan keluarga, dan menyediakan makanan yang sehat.Untuk dapat membangun sistem pangan lokal, maka perlu perhatian padarantai pasokan pangan ( food supply chain ) dan pengembangan teknologi,tidak hanya dalam hal penemuan, tetapi juga penyerapan atau aplikasi.Selain itu, dibutuhkan juga kolaborasi antara berbagai pihak, dari petani,pengusaha, akademisi, dan pemerintah.

    Majalah Beranda Edisi 4 ini memuat berbagai artikel dan opini mengenaitema pangan yang telah diterbitkan di portal online beranda-miti.com .Selain itu, naskah essay pemenang lomba Go Pangan Lokal! 2014 danulasan ahli mengenai manfaat nuklir di bidang pangan disampaikanoleh Dr. Rohadi Awalluddin, M. Eng, peneliti senior Badan Tenaga NuklirNasional (BATAN) dan salah satu direktur di MITI, dapat dinikmati padaedisi ini. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh MITI mengenai nilaitingkat komponen dalam negeri (TKDN) menjadi salah satu publikasi hasilriset yang dapat ditelaah oleh Sahabat Beranda.

    Pada edisi ini kami menyajikan kolom baru bertajuk Inovasi Pilihan.Inovasi Pilihan dipilih dari rangkuman paling menarik pada kolom LintasInovasi di portal online beranda-miti.com . Edisi ini Sahabat Beranda dapatmenikmati ulasan tentang 10 teknologi baru di tahun 2014 yang dapatmengubah dunia.

    Semoga berbagai informasi dan ide yang Redaksi sampaikan pada edisi inidapat menjadi kontribusi positif bagi upaya penegakan kedaulatan pangandi Indonesia yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

    Salam Kontribusi!

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    3/86

    Opini

    Artikel

    Essay GPL

    Membangun IPTEK untukMenjawab Kemiskinanyang Berimbas Kelaparan

    Membangun Ket ahananPangan Lewat Urban

    Farming

    Transformasi AgrarisMenjadi “Industrialis”

    Siti Ro ah ‘Kartini’ PanganLokal Nusa Tenggara Timur

    Keanekaragaman SumberPati Lokal dalam Balutan

    Teknologi

    Gastrotureship“Gastronomi Culture

    Entrepreneurship”

    Beras Cerdas,No Beras, No Cry!

    Survei Nilai TKDN PanganLokal

    10 Inovasi Baru yang Dapat Mengubah Dunia

    Manfaat Teknologi NuklirDi Bidang Pangan

    How Remote Sensingcould utilised to “feed” 9billion people by 2050?

    Negeri Tempe yang MasihMengimpor Kedelai

    Kunci Utama KedaulatanPangan Indonesia

    Membangun DayaSaing Pangan Lokal Di

    Pasar Modern

    Belajar MembumikanPangan Lokal dari Prancis

    06 17

    20

    39

    63

    71

    77

    5528

    81

    09

    24

    41

    45

    51

    Daftar Isi

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    4/86

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    5/86

    6Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    MEMBANGUN IPTEK UNTUK MENJAWAB KEMISKINAN YANG BERIMBAS KELAPARAN

    Tahun 2015 perdagangan

    bebas memaksaIndonesia untuk siapmenghadapi persainganglobal. Sejauh mana

    Indonesia telah mempersiapkandiri untuk menjawab tantangan itu.Apakah Indonesia mampu atau justru

    Indonesia akan tertinggal. Kita sebagaiwarga Indonesia tentunya berharapIndonesia mampu menyelaraskan diridengan tantangan zaman.

    Masalah bangsa bukanlahmasalah pemerintah semata. Semualapisan masyarakat harus ikut andil

    mengupayakan Indonesia untuk

    lebih baik. Berpikir untuk maju,bekerja sama, serta berorientasi padakesejahteraan bersama merupakanhal yang krusial sekarang ini. Denganberpikir maju maka secara tidaklangsung berarti menggambarkansejauh mana tingkat kesiapan suatubangsa untuk menghadapi kemajuanzaman. Bekerjasama menjadikanIndonesia lebih kuat dan hebat,sayangnya rasa kebersamaan terasahanya segelintir orang yang masihmengakuinya, masyarakat sekarangtelah hidup dan dibesarkan dalam sifatindividualisme, hanya mementingkandirinya sendiri saja. Kesejahteraantelah tersurat dengan jelas sebagaicita-cita besar sejak bangsa ini ada.Lalu apakah memang benar adanyaseperti itu.

    “Masalah bangsa bukanlahmasalah pemerintah semata.Semua lapisan masyarakatharus ikut andil mengupayakanIndonesia untuk lebih baik.Berpikir untuk maju, bekerjasama, serta berorientasipada kesejahteraan bersamamerupakan hal yang krusialsekarang ini”

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    6/86

    7Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    Sebenarnya apa yang terjadidengan Indonesia? rasanya teralubanyak masalah yang terjadi dalambangsa ini. Pendidikan yang rendah,Jaminan kesehatan yang perludipertanyakan, angka pengangguranyang tinggi, korupsi yang semakinmenjadi-jadi, angka kemiskinan yangberimbas pada kelaparan, hargakebutuhan pokok yang semakinmahal. Itulah sebagian kecil dari hirukpikuk negeri yang katanya elok ini.

    “Kekayaan alam Indonesia yangmelimpah ruah, hamparan padidimana-mana, lautan dengankekayaan di dalamnya, hutan,gunung serta yang lainnya,

    rasanya aneh ketika Indonesiatak bisa mencukupi kebutuhanpangan warganya terlebih untukberas, gula, daging ataupunkebutuhan pangan yang lainIndonesia harus mengimpor dariNegara lain”

    Salah satu hal yang hendak

    diuraikan kali ini ialah kemiskinanyang berimbas pada kelaparan.Masalah kemiskinan memang telahada sejak dahulu. Masalah inidianggap urgent karena berakar darikemiskinanlah masalah-masalah lainmuncul. Bagaimana seseorang yang

    notabenenya hidup dalam kemiskinan

    bisa mengenyam pendidikan yangtinggi, bisa hidup layak. Tak perlumemandang terlalu jauh, masihbanyak saudara-saudara kita yanguntuk makan sehari-hari saja perluberpikir keras apalagi untuk makanempat sehat lima sempurna.

    Pemerintah telah menggembar-gemborkan swasembada beras, susu,daging ataupun yang lainnya untukmengatasi masalah kemiskinan yangberimbas pada kelaparan. Ketikadipikir lebih dalam banyak wacanaprogram pemerintah yang sangat apik,namun rasanya hanya sebatas wacanasaja, praktek di lapangan berkata lain.Sebenarnya apa yang salah denganbangsa ini apakah manusia-manusiayang hidup didalamnya ataukahsistem yang menjalankannya,entahlah rasanya masalah ini sepertimata rantai saja. Kekayaan alamIndonesia yang melimpah ruah,hamparan padi dimana-mana, lautandengan kekayaan di dalamnya,hutan, gunung serta yang lainnya,rasanya aneh ketika Indonesia takbisa mencukupi kebutuhan panganwarganya terlebih untuk beras, gula,daging ataupun kebutuhan panganyang lain Indonesia harus mengimpordari Negara lain. Seperti halnya beras,

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    7/86

    8Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    bukankah lahan untuk tanaman padidi Indonesia banyak sekali, lantasmengapa Indonesia harus mengimpordari Philipina ?

    Beralih dari sumber daya alam.Ada hal yang perlu di pertanyakanketika sumber daya alam bukan yangmenjadi masalah yaitu sumber dayamanusiannya. Bukankah cukup banyakwarga Indonesia yang telah bergelarprofessor, Doktor ataupun insinyurpertanian, peternakan, perikanan,ataupun yang lainnya. Dengan bekalitu bukankah seharusnya merekamampu mengelola kekayaan alamini. Lantas apa yang salah ? Mungkinjawabannya adalah sistem yangsalah, loh kenapa begitu ? Mungkinpara penggerak roda pemerintahanlebih menitikberatkan aliran danauntuk mengatasi masalah kemiskinanatau kebijakan publik lain di bandingmelihat sektor pengembangan hasilpenelitian, terobosan-terobosanIPTEK dan sejenisnya, hal semacamitu kurang dilirik pemerintah mungkinmereka beranggapan bahwa untuk halsemacam itu dirasa hanya membuang-buang dana yang banyak dan waktuyang lama. Ya, mungkin kendalanyasemacam itu buktinya saja banyakpertambangan di Indonesia namun

    siapa yang mengelola?, tentunyabukan Indonesia namun pihak asingdan apa hasilnya ? Indonesia hanyamendapat secuil dari keuntunganyang di dapat sungguh ironis bukan.

    Indonesia perlu membukacakrawala lebar-lebar, cara pandangperlu di setir kearah yang benar.Saatnya Indonesia bangkit dan sadaruntuk mengejar ketertinggalannya.Mind-set untuk pembangunan IPTEKperlu digalakan karena perangzaman bukan lagi dengan kekerasanmelainkan dengan IPTEK danpemikiran. IPTEK mampu menjawabberbagai masalah kehidupantermasuk masalah kemiskinan yangberimbas pada kelaparan.

    Profil Penulis:

    Ani Septiani

    Penulis merupakan mahasiswiJurusan Biologi UniversitasJenderal Soedirman, Purwokerto.Perempuan kelahiran Brebes,14 September 1995 ini dapatdihubungi melalui akun twitter @anisepti17, alamat surat [email protected]

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    8/86

    9Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    HOW REMOTE SENSING COULD UTILISED TO“FEED” 9 BILLION PEOPLE BY 2050?

    1. BACKGROUND

    Today, our planet earth is inhabitedby ~7.2 billion people, and it isprojected to reach ~9 billion by 2050(UN, 2013).

    Most of the earth`s populationwill be concentrated in developingcountries with more than half will be in

    Africa. Detail report is available fromthe following url: http://esa.un.org/ unpd/wpp/index.htm. The report’s

    gures are based on a comprehensivereview of available demographic datafrom 233 countries and areas aroundthe world.

    With more mouth to feed in the2050, we need to grow more food for

    9 billion people, and we also will meet

    with the environmental challenge.The population projections showthat feeding a world population of 9.1billion people in 2050 would requireraising overall food production bysome 70 percent between 2005/07and 2050. Production in the

    developing countries would need toalmost double. This implies signi cantincreases in the production of severalkey commodities. Annual cerealproduction, for instance, would haveto grow by almost one billion tonnes,meat production by over 200 million

    tonnes to a total of 470 million tonnesin 2050, 72 percent of which in the

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    9/86

    10Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    developing countries, up from the 58percent (FAO, 2009).

    This means that we need morefood to feed the 9 billion peopleby 2050. However, how could weovercome the food limitation through

    utilized the remote sensing? How wecould act appropriately through thetechnology of remote sensing? Andhow we could contribute to overcomethe issues?

    2. ISSUES

    People and food are two variablesthat connected each other. When wethink about food we never thought thatour foods also contribute to the globalwarming through the greenhousegas (GHG) emission. Agricultural

    elds and cattle farm are among thegreatest contributor to GHG emission.Tropical rain forest conversion andmangroves forest occupation are

    happening currently to grow cropsand raise livestock.

    By 2050 we need more landto grow crops and raise livestock,because we need to produce foodfor ~9 billion people on the earth.Biodiversity is also under threat if wecontinue to expand the agricultural

    eld in the same way as today. Wecan no longer grow crops and raiselivestock through forest conversion.We need more sustainable ways,stop the expansion and focus todegraded land and high-tech farmingmanagement.

    What is our opportunity to handlethe problems? Remote sensing couldhelp us to answer the questions aboveas well as to overcome the globalwarming issue.

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    10/86

    11Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    3. OPPORTUNITIESRemote sensing is widely used

    to monitor, assess, and evaluatethe planet earth. We have somany opportunities to tackle themismanagement, global warming,and as well as the issue of food to

    feed 9 billion people. The followingstudies are some of the most recentresearch employed remotely-sensedimagery and techniques that can beutilized to “feed” 9 billion people by2050.

    3.1 Monitoring agricultural expansion

    Agricultural expansion becomethe main threat for human andenvironment, only if they are

    expanding through the sustainableway it will give the bene t to thepeople and planet earth. One of themain issues of agricultural expansionis oil palm plantations. This type ofagriculture converted huge area oftropical rain forests in the tropics.

    The study by Ramdani and Hino

    (2013) revealed that the expansionof oil palm plantations was boomedin the period 2000-2010 and

    occupied not only the tropical forestbut also peatlands (Koh et al., 2011).Ramdani & Hino (2013) and Koh etal (2011) employed many scenesof remotely-sensed data to monitorthe expansion phenomenon. Thismethod could bene t the farmer only

    if they have access to the Geo-spatial

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    11/86

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    12/86

    13Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    visible spectral indices derived fromimages acquired using a low-costcamera onboard a UAV ying at lowaltitudes are a suitable tool to useto discriminate vegetation in wheat

    elds in the early season.

    This study opens the “door” forthe utilization of this technology inprecision agriculture applicationssuch as early site speci c weedmanagement in which accuratevegetation fraction mapping.

    3.3 Increase efficiency due to water storages

    Zarco-Tejada, González-Dugo, &Berni (2012) employed UAV platformto detect the water stress using amicro-hyperspectral imager and athermal camera. Furthermore, Link,Senner, & Claupein (2013) developedand evaluated an aerial sensor platform(ASP) to collect multispectral data forderiving management decisions inprecision farming.

    Two studies mentioned above openeven wider “door” which can be usedfor deriving management decisionsin terms of precision and ef cientmanagement farming. However, policyfor the utilization of UAV for public useis still under debate stages, we needmore support from the decision makerfor a better farming practice to feed 9billion people by 2050.

    3.4 Mapping less productive land and degraded land

    Study by Reeves and Bagget(2014) produced the vegetationproductivity that was estimated usingmaximum Normalized DifferenceVegetation Index (NDVI) of MODISsatellite platform. Their study revealedthat the degradation associated withthe historical events that may havehad greater impact on vegetationproduction than present landmanagement practices. Overgrazingand unsustainable fuel wood uses

    PRODUCTIVELAND

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    13/86

    14Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    which are usually associated withdepressed socio-economic factors.These conditions result in widespreaddegradation across large areas whichare ideal for degradation assessmentsfrom coarse scale remote sensingtechniques such as the rainfall use assupported variables.

    This method also will be usefulfor yield predictions. The farmerwould receive more bene t throughthe sustainable monitor of vegetationproductivity. They will be able tooptimize the time to produce more ofthe agricultural commodities.

    3.5 Drought assessment

    Zhou et al. 2014 study found thatdrought reveals consistent patternsof reduced vegetation greenness inthe Congo Basin. It is consistentwith decreases in rainfall, terrestrialwater storage, water content in aboveground woody and leaf biomass. Thisstudy uses Enhanced Vegetation Index

    (EVI) data derived from a satellite-borne sensor, Moderate resolutionImaging Spectroradiometer (MODIS).This study could help the other regionin Africa and other part of the world tocontinuously monitor and assess theirenvironment and nd the answer howto face the drought phenomenon.

    However, as the author mentionedin the article, the effects of long-term drought on vegetation are morecomplex than short-term drought anddifferent satellite products measuredifferent properties of vegetationand moisture. Its means we need towork together and combine manytype of satellite sensor to overcomethe long-term drought on agriculturalcommodities.

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    14/86

    15Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    3.6 More and more accurate weather forecast

    Wittenberg et al. 2014 make thecase that these multi-decadal epochsof enhanced and subdued ENSOactivity. This study produce reasonablyrealistic, decadally predictable high-latitude climate signals, as well astropical and extratropical decadalsignals that interact with ENSO.

    This study has proven that wewill have more and more accurateweather forecast, where and when theEl Niño will develop and how strongit may become. So the farmers couldprepare to face the changing climateand save the agriculture commoditiesfrom the fail.

    4. RECOMENDATIONSRapid growth is expected to

    continue over the next few decades incountries with high levels of fertilitysuch as Nigeria, Niger, the DemocraticRepublic of the Congo, Ethiopia andUganda, Afghanistan and Timor-Leste, where there are more than vechildren per woman (UN, 2013). Indiais expected to become the world’slargest country, passing China around2028, when both countries will havepopulations of 1.45 billion. After that,India’s population will continue togrow and China’s is expected to startdecreasing. Meanwhile, Nigeria’spopulation is expected to surpassthat of the United States before 2050(UN, 2013).

    From this information, it is anobvious reason that we need to actand collaborate to provide the Geo-

    spatial information accessible free forthe people in the developing countries.All of the research mentioned abovewill be useless to a human being ifonly speci c people could access andunderstand the results. Collaborationneeds to be involved the lower levelof education of farmers and use easierlanguage to be understandable bythem.

    Knowledge and technologicaltransfer through;a. Students exchange within top

    universities in Asia, Africa andbest students from developingcountries

    b. Experts exchanges within topuniversities in Asia, Africa, Europe,US, etc. since the most of theresearchers are come from US,Germany, Spain, Japan

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    15/86

    16Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    The decision maker and scientistsneed to sit and discuss together toovercome the issues and give thebest to their people. Furthermore, thepolicy has to be compiled with thescienti c ndings and implementedin an appropriate way to support thefarmers.

    References

    1. FAO (2009) High Level Expert Forum -How to Feed the World in 2050. Availableat http://www.fao.org/ leadmin/templates/ wsfs/docs/Issues_papers/HLEF2050_Global_Agriculture.pdf

    2. Koh LP, Miettinen J, Liew SC, GhazoulJ (2011) Remotely sensed evidence oftropical peatland conversion to oil palm.Proceedings of the National Academyof Sciences 108: 5127–5132. DOI:10.1073/pnas.1018776108

    3. Link, J., Senner, D., & Claupein, W. (2013).Developing and evaluating an aerial sensorplatform (ASP) to collect multispectraldata for deriving management decisionsin precision farming. Computers andElectronics in Agriculture, 94, 20–28.doi:10.1016/j.compag.2013.03.003

    4. Ramdani, F., & Hino, M. (2013). Land UseChanges and GHG Emissions from TropicalForest Conversion by Oil Palm Plantationsin Riau Province, Indonesia. PLoS ONE,

    8(7) DOI: 10.1371/journal.pone.00703235. Reeves, M.C and Bagget, L.S (2014) Aremote sensing protocol for identifyingrangelands with degraded productivecapacity. Ecological Indicators, 43, 172-182. doi: 10.1016/j.ecolind.2014.02.009

    6. Torres-Sánchez, J., Peña, J. M., de Castro,A. I., & López-Granados, F. (2014).Multi-temporal mapping of the vegetationfraction in early-season wheat eldsusing images from UAV. Computers and

    Electronics in Agriculture, 103, 104–113.doi:10.1016/j.compag.2014.02.009

    7. United Nations (2013) World PopulationProspects: The 2012 Revision. Available athttp://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm

    8. Wittenberg, A. T., Rosati, A., Delworth, T.

    L., Vecchi, G. A. & Zeng, F (2014) ENSOModulation: Is It Decadally Predictable?.Journal of Climate, 27, 2667-2681.doi: http://dx.doi.org/10.1175/ JCLI-D-13-00577.1

    9. Zarco-Tejada, P. J., González-Dugo, V.,& Berni, J. A. J. (2012). Fluorescence,temperature and narrow-band indicesacquired from a UAV platform for waterstress detection using a micro-hyperspectralimager and a thermal camera. RemoteSensing of Environment, 117, 322–337.doi:10.1016/j.rse.2011.10.007

    10. Zhou et al (2014) Widespread declineof Congo rainforest greenness in the pastdecade. Nature, 509, 86-90. doi:10.1038/ nature13265

    Profil Penulis:

    Fatwa Ramdani

    Penulis adalah kandidat Doktordari Tohoku University, Jepang.Pria kelahiran Balikpapan, 19Juni 1985 ini dapat dihubungimelalui akun twitter @fatwatohokuatau alamat surat [email protected]

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    16/86

    17Majalah Beranda MITI edisi 4

    Artikel

    MEMBANGUN KETAHANAN PANGANLEWAT URBAN FARMING

    Data yang ditunjukkanoleh Badan PusatStatistik mengenaiimpor bahan pangankian mengkhawatirkan.

    Di satu sisi, kebijakan impor

    merupakan suatu keniscayaan adanyaperdagangan antar negara, tetapi disatu sisi impor juga membuat petanikita semakin menjerit. Di sana kitadipertanyakan apa makna negeri kitasebagai negara agraris sementarakita sendiri banyak bergantung pada

    negara lain? Hal ini sudah sepatutnya

    kita renungi dan dipikirkan bersama.Saat ini, banyak sekali komoditas

    yang secara tidak sadar komoditastersebut merupakan komoditasimpor. Tepung terigu, beras, bahkangaram pun kita impor dari luar.

    Impor tersebut terjadi karena adanyapermintaan dalam negeri yang besarsementara pasar lokal tidak mampuuntuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    Kebijakan impor komoditi pangankhususnya membawa dampak positifmaupun dampak negatif. Dampak

    positifnya yaitu, kebutuhan bahan

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    17/86

    18Majalah Beranda MITI edisi 4

    Artikel

    pangan terpenuhi sehingga hargabahan pangan tidak melonjak naikkarena adanya kelangkaan. Namundisamping itu terdapat dampaknegatif, terutama hal-hal yangberkaitan dengan kesejahteraanpetani dan daya saing produk lokal.Kebijakan impor juga mengakibatkankita ketergantungan dengan bangsalain sehingga kita sulit untukmencapai kedaulatan pangan.

    “Upaya menanam tanaman diperkotaan lebih sulit karenaketerbasan lahan dimana ketikaberada di desa kita jauh lebihmudah menemukan lahankosong dan tidak produktif.‘Urban farming’ dilakukanpada lahan-lahan pekaranganrumah ataupun lahan yang tidakproduktif ”

    Biasanya komoditi impor memilikiharga yang lebih murah dibandingkankomoditi yang dihasilkan di dalamnegeri. Tentu saja masyarakat memilihharga produk yang lebih murahdibandingkan dengan produk lokaldan akhirnya berujung pada tidakterjualnya produk petani kita karenaharganya kalah bersaing. Tidakhanya harga, kualitas produk pundipertaruhkan. Produk impor selainmemiliki harga yang lebih murah,

    pada umumnya kualitasnya jauh lebihbaik dibanding dengan produk lokal.

    Wilayah perkotaan merupakanwilayah yang padat oleh permukimanpenduduk, pusat pemerintahan, danlain-lain. Upaya menanam tanamandi perkotaan lebih sulit karenaketerbasan lahan dimana ketikaberada di desa kita jauh lebih mudahmenemukan lahan kosong dan tidakproduktif. Masalah ini dapat diatasidengan menerapkan urban farming .Di Amerika Serikat, tepatnya diFlorida Selatan sudah diterapkanurban farming . Florida Selatanmemiliki iklim sub tropis sehinggaketersediaan pangan menjadi krusial.Urban farming merupakan cara-caraberkebun yang dilakukan ditingkatrumah tangga di wilayah perkotaanuntuk menyediakan pangan secaramandiri.

    Urban farming dilakukanpada lahan-lahan pekaranganrumah ataupun lahan yang tidakproduktif. Urban farming tidakhanya mengajarkan kita bagaimanamenanam suatu tanaman yang baik,tetapi bagaimana kita menyediakanbahan pangan yang dapat dikonsumsisecara mandiri dan tentunya lebihaman.

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    18/86

    19Majalah Beranda MITI edisi 4

    Artikel

    Dengan adanya fenomena diatas, maka urban farming sangatmemungkinkan dilakukan diIndonesia. Indonesia memiliki lahanyang subur serta cahaya mataharitersedia sepanjang tahun. Tanamanpenghasil serealia yang merupakansumber karbohidrat membutuhkancahaya matahari yang intenssehingga hal ini memungkinkan untukdilakukan. Selain tanaman serealia,sayur-sayuran dan buah-buahanmemungkinkan untuk ditanam disekitar pekarangan ataupun di lahanyang kosong. Ada perasaan berbedaketika kita mengkonsumsi bahanpangan impor dengan bahan panganyang dihasilkan dari pekaranganrumah ataupun lahan yang produktif disekitar kita. Kita jadi lebih menghargaipangan dan tidak membuangnya sia-sia.

    Alangkah baiknya jika urbanfarming ini menjadi gerakan nasionaldi Indonesia yang dapat membangunketahanan pangan dimulai dari tingkatrumah tangga sampai nasional.Diharapkan ketergantungan kita akanimpor bahan pangan berkurang dankita bisa menyediakan pangan lokalsecara mandiri dan aman. Denganbegitu, cita-cita kita mencapai

    kedaulatan pangan akan tercapai.

    Profil Penulis:Amila Yosalfa F

    Penulis adalah mahasiswi aktifJurusan Teknologi IndustriPertanian, Universitas Padjadjaran.Lahir di Bandung, 24 Januari1993, perempuan sunda ini aktifdi berbagai organisasi sepertiBEM Kema FTIP Unpad, RelawanKampung Berkebun SIGAP, danBandung Berkebun di sela-selawaktu kuliahnya. Penulis dapatdihubungi melalui akun twitter @amilafauziah atau alamat suratelektronik [email protected]

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    19/86

    20Majalah Beranda MITI edisi 4

    Artikel

    TRANSFORMASI AGRARISMENJADI “INDUSTRIALIS”

    Sebagai negara denganjumlah penduduk237.641.326 jiwa(BPS 2010) denganposisi menempati

    urutan keempat dunia, Indonesiamemiliki daya saing sumber dayamanusia yang tinggi. Tingginya lajupertumbuhan penduduk diimbangi

    dengan luas wilayah negara sebesar1.919.440 km 2, dimana adalah luasdaratan 1.826.440km 2 dan 93.000km2 adalah luas lautan. Luas daratanterdiri atas hutan, pertanian, dansebagainya. Membahas mengenaipotensi sumber daya manusia danalam sebagai dasar kebutuhankehidupan, kebutuhan dasar manusia

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    20/86

    21Majalah Beranda MITI edisi 4

    Artikel

    pada umumnya seperti pangan,sandang, dan papan adalah wajibhukumnya bagi masyarakat untukdapat melangsungkan kehidupannya.Dengan melihat jumlah penduduksetiap tahun meningkat dan budayabangsa beralih ke arah modernitasmaka kebutuhan pokok ketiga haltersebut dan kebutuhan sekunderhingga tersier meningkat seiringpeningkatan kuantitas penduduk.Sebagai negara agraria secara tidaklangsung dengan luas lahan pertanianIndonesia yang digunakan untukbercocok tanam beralih menjadirumah penduduk.

    “Dengan melihat jumlahpenduduk setiap tahunmeningkat dan budayabangsa beralih ke arahmodernitas makakebutuhan pokok ketigadan kebutuhan sekunderhingga tersier meningkatseiring peningkatankuantitas penduduk”

    Berdasarkan data sensuspertanian pada rentang tahun1983-2003 menyebutkan bahwaterjadi penurunan luas lahan untuk

    bercocok tanam (pertanian) menjadi

    berkurang, terutama di Jawa sebesar1.402.562 Ha atau sekitar 70.128,1Ha per tahun dan terus menurun tiaptahunnya. Secara umum mungkinbanyak penduduk, terutama Petaniyang berasumsi bahwa “tidak sepertidulu lagi” mudah untuk bercocoktanam, apalagi di daerah kotasudah bergeser banyak didirikanindustri besar, padahal jika dilihatberdasarkan perkembangan polakonsumsi pangan pokok tahun 2010,pangsa non beras (ubi kayu, jagungdan kentang) dalam pola konsumsipangan pokok hampir tidak ada dandigantikan oleh konsumsi terigu naik500% menjadi 10.92 kg/ kap/tahun(dalam kurun waktu 30 tahun). Halini menunjukkan bahwa betapabesarnya peran lahan pertanian jikadilihat dari pola konsumsi panganpokok masyarakat Indonesia.

    Selain konsumsi terigu yangmeningkat pesat didapatkan puladata Kementrian pertanian bahwakonsumsi akan kebutuhan zat gizipangan terbesar adalah karbohidratkelompok padi-padian sebesar80,6 % terhadap total energi padi-padian (1.236 kkal/ kap/hr) padatahun 2011. Hal ini terlihat padadata tersebut menunjukkan bahwa

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    21/86

    22Majalah Beranda MITI edisi 4

    ArtikelMasyarakat Indonesia belum bisa meninggalkan kebiasaan tidak makan nasi | GPL

    konsumsi penduduk Indonesia masihberorientasi pada karbohidrat danketidakseimbangan asupan zat gizipangan seperti protein, lemak, danzat mikro lain, padahal karbohidratyang bertindak sebagai sumberenergi utama dalam pangan, hanya

    berfungsi untuk pemenuhan kapasitasenergi. Berdasarkan data tersebutpula, dari sekian macam sumberkarbohidrat yang dikonsumsi sangatjelas menunjukkan bahwa beras tetapmenjadi pilihan utama konsumsikarbohidrat terbesar di Indonesia.

    Masyarakat Indonesia belumbisa meninggalkan kebiasaantidak makan nasi, adanya pamelobahwa nasi adalah segalanya bagisumber kekuatan aktivitas sehari-hari. Program pemerintah mulaidari swasembada pangan, sistemcorporate farming sampai pada saatini program diversi kasi panganmasih terus diupayakan sebagaibentuk kemandirian dan ketahananpangan Indonesia.

    Sebagai tuan rumah yang memilikilahan pertanian seluas 8.132.642Ha dan terbesar se-Asia Tenggara,

    hal ini merupakan titik strategis untukpengembangan dan peningkatanproduksi pangan lokal di penjuruseluruh pulau baik kecil maupun pulaubesar di Indonesia. Setiap daerah diIndonesia memiliki makanan khasdaerahnya seperti Papua dan Maluku

    yaitu sagu dan lainnya. Keunggulan disetiap daerah masih belum kelihatanjelas bahwa daerah tersebut sebagianatau seluruh masyarakatnya tidakmakan nasi sebagai makanan pokok,begitulah keadaan pola panganmasyarakat Indonesia sampai saat

    ini, beras tetap menjadi nomor satu.Perlu adanya keberlanjutan upayadiversi kasi yang lebih keras lagiuntuk merealisasikan kebijakanpemerintah yang tertuang dalamPeraturan Presiden No. 22 tahun2009 tentang penganekaragaman

    pangan melalui sumber daya lokaldalam membangun daya saing globaldan kedaulatan pangan agar sumberdaya pangan berpotensi di Indonesiadapat secara optimal dikembangkan.

    Dalam mewujudkan programdiversi kasi pangan agar dicapai hasil

    optimal membutuhkan intervensi

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    22/86

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    23/86

    24Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    NEGERI TEMPE YANG MASIH MENGIMPOR KEDELAI:MUNGKINKAH MENINGKATKAN PRODUKSI DANPRODUKTIVITAS KEDELAI LOKAL?

    Siapa tidak kenal tempe,makanan dari kedelai inimemang rasanya pas dilidah orang Indonesia,belum lagi tempe juga

    merupakan salah satu sumber proteinnabati dengan harga yang cukupterjangkau untuk sebagian besarmasyarakat Indonesia. Beberapa

    orang ada juga yang merasa makantanpa tempe rasanya belum lengkap.Sayangnya, tempe yang kita makanbiasanya tidak dibuat denganmenggunakan kedelai lokal. Tempefavorit bangsa kita ini, kedelainyamungkin saja sudah menempuh jarakratusan kilometer dari negara-negaralain termasuk Amerika.

    Pertanyaan “Mengapa Indonesiatidak bisa membuat tempedengan kedelai lokal?”, “Mengapaproduktivitas kedelai di Indonesiamasih terhitung rendah dan kalahdengan kedelai impor?” Mari kita cobamenjawab persoalan ini satu persatu.Salah satu kendalanya adalah bulirkedelai lokal kebanyakan terlalukecil, terutama jika ingin digunakanuntuk membuat tempe. Sebagaiorang yang dulu sempat bertempattinggal di dekat pabrik tempe, sayatahu betul bahwa seringkali pembuattempe mengeluhkan kualitas kedelailokal yang mudah pecah atau hancurketika dibuat tempe. Hal ini jugamenimbulkan persoalan lain karenahasil panen petani kedelai menjadi

    Kedelai lokal, bulirnya masih sangat kecil

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    24/86

    25Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    sangat kecil. Dalam sebuah kunjungansaya ke Jember, Jawa Timur petanimengatakan bahwa bertanam kedelaibukanlah hal yang menarik bagimereka. Dengan luas lahan sebesar1 ha misalnya, hasil panen maksimalyang bisa diperoleh biasanya hanyasebesar 1,3-1,5 ton itu pun dengancatatan panen berhasil. Hargajualnya? Harga tertinggi memang bisamencapai Rp 7.500/ kilogram tapi itulagi-lagi jika hasil panen baik. Kadangketika hasil panen tidak baik hargnyabisa jatuh sekali menjadi Rp 3000-Rp 5000/ kilogram.

    “Trend saat ini memangharga jual kedelai lokal dipasaran menjadi lebih murahdibandingkan kedelai impor,tapi karena kualitas kedelai lokalmasih kalah jauh dengan kedelaiimport maka mau tidak maupetani harus membeli kedelaiimpor. Lagipula, pengusaha yangmenggunakan kedelai sudah

    terlanjur bergantung dengankedelai impor”

    Sebenarnya hal seperti ini bisadiatasi dengan perbaikan bibit.Salah satu inovasi bibit kedelaiyang pernah diujicoba di lapanganantara lain kedelai hasil pemuliaan

    mutasi radiasi yang dikembangkan

    oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional(BATAN). Sebutlah beberapa varietasseperti Tengger, Meratus, Rajabasa,dan Mitani 1. Bahkan ada varietasterbaru yang diberi nama Gamasugenyang diluncurkan pada tahun 2013lalu2. Varietas-varietas ini jauh lebihtahan dengan hama, termasuk hamakarat daun yang biasanya seringmenyerang kedelai. Varietas hasilrekayasa ini juga memiliki bulir yangjauh lebih besar dibandingkan bulirkedelai varietas lokal pada umumnya.

    Sayangnya, sejak varietas-varietas ini diluncurkan pada suatutahun tertentu dan diujicobakankepada petani, varietas itu kemudianmenghilang begitu saja. Ketikaberkunjung ke Jember misalnya, parapetani sebenarnya menyayangkanhilangnya varietas Gamasugen yangsempat mereka peroleh tahun laludan berhasil panen namun kemudianmereka tidak pernah mendapatkanbenih itu kembali. Mereka punbertanya-tanya apakah tidak adapengembangan lebih lanjut darivarietas tersebut. Saya pun tidaktahu nasib varietas-varietas tersebut,apakah mungkin sebenarnyadipasarkan namun hanya di daerah-daerah tertentu ataukah memang

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    25/86

    26Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    hanya sekadar mahakarya di tingkatlaboratorium, tapi yang pasti petanikedelai sebenarnya merindukanvarietas-varietas seperti ini.

    “Masalah lainnya adalah masalahtanah dan lahan. Karenarendahnya produktivitas kedelaidan juga rendahnya harga jualmaka petani biasanya menanamkedelai hanya sekedar sebagaitanaman sampingan ketikaada sedikit sisa lahan setelahmereka menanam tanamanlain seperti padi atau jagung.Hal ini diperparah dengansemakin tingginya tingkatkonversi lahan dari pertanianmenjadi perumahan dan areabisnis. Masalah lainnya adalah

    ada beberapa daerah yangsebenarnya memang tidak cocokditanami kedelai, misalnyakarena kadar keasaman tanahyang tinggi dan lain sebagainya”

    Bukan berarti belum ada penelitianuntuk mengatasi hal ini, IPB misalnyamemanfaatkan lahan rawa pasangsurut untuk bisa ditanami kedelaiyang kemudian dinamakan TeknologiBudidaya Jenuh Air (BJA)3. Lahanrawa yang tingkat keasamannyatinggi bisa diakali dengan melakukanpenambahan zat kapur. Konon jikateknik ini dijalankan dengan baikmaka selain mengatasi permasalahan

    keterbatasan lahan kedelai jugabisa meningkatkan produksi kedelaihingga dua kali lipat.

    Kalau begitu praktikan saja diseluruh penjuru Indonesia! Tunggudulu, dengan luas daerah yangsangat luas, Indonesia juga memilikikarakter lahan dan karakter iklimyang berbeda-beda. Belum tentuteknologi yang berhasil diaplikasikandi suatu daerah bisa berhasiljuga diaplikasikan di daerah lain.Masalahnya, pengetahuan petani kitadalam mengelola lahan juga masihterbatas, jangankan paham dan pedulidengan tingkat keasaman tanah atauperubahan iklim, untuk masalahpemupukan saja petani kita seringkalimasih melakukannya berdasarkannaluri mereka saja. Maka ini menjadipekerjaan rumah bagi KementerianPertanian dan juga Dinas-DinasPertanian di seluruh daerah untukbisa lebih giat lagi membantu danmenambah pengetahuan parapetani, tentu ini juga membutuhkankesabaran ekstra dan waktu yangcukup panjang, namun hal inibukanlah hal yang mustahil untukdilakukan.

    Saya bermimpi suatu hari nanti,entah kapan, rakyat Indonesia bisa

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    26/86

    27Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    memakan tempe yang bahan bakukedelainya sebagian besar berasaldari Indonesia sendiri. Dikembangkandan diolah dengan perpaduan ilmupengetahuan, kerja keras, dansemangat dari bangsa ini sendiri.Kapan? Semoga tidak lama lagi,semoga.

    Referensi1. Pusat Diseminasi IPTEK Nuklir BATAN.

    Kedelai Varietas Unggul Baru HasilPemuliaan Mutasi Radiasi. ISSN 0215-0611

    2. Berdasarkan artikel pada:http://www.tempo.co/read/ news/2013/12/04/061534478/Batan-Ciptakan-Varietas-Kedelai-Super-Genjah

    3. Berdasarkan artikel pada: http:// www.republika.co.id/berita/nasional/ umum/13/08/29/msa9df-atasi-masalah-kedelai-ipb-punya-solusi-sejak-lama

    Profil Penulis:Marissa Malahayati

    Penulis yang dilahirkan di Jakarta,31 Maret 1990 ini saat ini aktifmenjadi Junior Researcher diCCROM SEAP Institut PertanianBogor (IPB). Blogger emonikova.web.id ini juga gemar memeliharadan memperhatikan kucing,bertualang, dan wisata kuliner.Mahasiswi program master di TokyoInstitute of Technology ini dapatdihubungi melalui akun twitter@emonikova dan alamat suratelektronik [email protected]

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    27/86

    28Majalah Beranda MITI edisi 4

    Lintas Inovasi

    10 INOVASI BARU YANG DAPAT MENGUBAH DUNIA

    Setiap penemuanmerupakan hartakarun yang bersumber

    dari kedalaman ilmupengetahuan. Dari sekian

    banyak teknologi dan pengembanganinovasi masa kini, hampir setiaptahunnya Massachussets Instituteof Technology (MIT) TechnologyReview merilis daftar penemuan yang

    betul-betul menjadi terobosan yang

    dapat mengatasi permasalahandan menjawab kebutuhan hidupmanusia masa kini.

    Dari sekian banyak terobosan yangada, berikut ini merupakan 10 inovasibaru yang dianggap dapat mengubahdunia di masa depan!

    Apakah teknologi-teknologi inidapat diterapkan oleh masyarakatIndonesia?

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    28/86

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    29/86

    30Majalah Beranda MITI edisi 4

    Lintas Inovasi

    2. Ultraprivate Smartphone

    U l t r a p r i v a t e

    Smartphone merupakan teleponselular untuk kalangan yangmenjaga informasi-informasipribadi. Pemerintah maupunpengiklan seringkali mengumpulkanrincian data pribadi seseorang melaluitelepon selulernya. Demi keamanan,setiap kali membeli nomor teleponselular yang baru tentu saja pengguna

    harus mengisi beberapa data terlebihdahulu. Sebelum mengunduh suatuprogram pun seringkali terdapatpengajuan bahwa penyedia jasameminta izin untuk mengaksessejumlah data yang terdapat disistem. Saat itulah sesungguhnyaprivasi pengguna dapat tersebardan akan berbahaya apabila datapribadi tersebut jatuh ke tangan pihakyang tidak bertanggung jawab ataudisalahgunakan.

    Demi menjaga keamanan data-data pribadi, tentu saja UltraprivateSmartphone sangat bermanfaat.Namun, jika UltraprivateSmartphone dikembangkan diIndonesia, mungkinkan malahdapat menjadi angin segar yangdapat memudahkan jaringan ma amaupun koruptor-koruptor dalammenyembunyikan bukti tindakkejahatan yang mereka lakukan?

    3. Brain Mapping

    Akal manusia diciptakan begitusempurna, membedakannya darimakhluk hidup lainnya. Otak yangmerupakan organ inti terdiri atas

    sejumlah jaringan yang kompleks.Para ahli saraf telah bekerja selamapuluhan tahun untuk memahamibagaimana organ tersebut menjadi

    Sumber Foto : @Sagentia

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    30/86

    31Majalah Beranda MITI edisi 4

    Lintas Inovasi

    pengendali tindakan, perilakudan perasaan, kepekaan terhadaprangsang, hingga kontrol terhadapfungsi organ lainnya. Kemajuanteknologi mampu menjawab rasapenasaran atas fungsi otak melaluimetode pemetaan.

    Brain Mapping merupakanproyek pemetaan struktur otakyang sangat detail dan rinci, jauhmelebihi pemetaan struktur otakyang pernah dilakukan sebelumnya.Tim peneliti internasional masa kinitelah mampu mengembangkan BrainMapping dengan ketelitian hingga

    sekecil 20 mikrometer. Meski

    demikian, para ilmuwan masihberambisi untuk dapat membuatpemetaan otak pada skala 1 atau 2mikrometer, bukan lagi 20. Ilmuwanpengembang Brain Mapping tersebutialah Katrin Amunts dari JullichResearch Centre, Alan Evans dariMontreal Neurological Institutedan Karl Deisseroth dari StanfordUniversity. Dengan kapasitas danstruktur otak yang sama denganpara ilmuwan internasionaltersebut, semoga ke depannya adailmuwan dari Indonesia yang jugaturut mengembangkan terobosan

    berpengaruh bagi dunia!

    4. Neuromorphic Chips

    Seperti halnya otak, sebuah chipmerupakan inti penggerak dalamperangkat elektronik. Qualcomm,

    sebuah perusahaan yang bergerak dibidang Inovasi dan Teknologi Nirkabel

    yang berpusat di San Diego, Amerika,hendak mengkomersialisasikan chipyang dapat merespon rangsang

    dari lingkungan luar layaknya otakmanusia.

    Sumber Foto : pbs.org

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    31/86

    32Majalah Beranda MITI edisi 4

    Lintas Inovasi

    Neuromorphic Chips terdiri dari

    1 juta program yang di rancangseperti neuron pada otak dengan256 juta program sinapsisi dan 46miliar program sinaptik per detikdan per watt. Penemuan chip inimerupakan hasil kolaborasi antaraIBM, Cornell Tech dan Unilab

    yang telah digagas sejak tahun2012. Neuromorphic Chip bekerjalebih cepat, efektif dan e sien darichip-chip yang ada sebelumnya.Kemampuan kognitif komputasi chipini juga memiliki rentang skenario

    yang luas. Robot atau gadget yang

    dipasangi Neuromorphic Chip akandapat jauh lebih ‘cerdas’. Misalnya,apabila chip ini dipasang di kameradan Anda memotret seekor anjingkemudian menandainya, kameraAnda akan dapat mengenali/menandaianjing tersebut di foto selanjutnya.

    Atau apabila dipasang di teleponselular, ponsel Anda dapat memahamiapabila Anda sedang tertidur danlangsung mengalihkan panggilanmasuk ke pesan suara.

    Sumber Foto : dailytech.com

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    32/86

    33Majalah Beranda MITI edisi 4

    Lintas Inovasi

    5. Genome Editing

    November tahun lalu, dua monyetkembar bernama Mingming danLingling lahir di Provinsi Yunan,Cina. Monyet kecil tersebut lahirmelalui in vitro fertilisasi yangdiupayakan oleh para ilmuwandi Kampus Kunming BiomedicalInternational bekerjasama denganYunan Key Laboratory, sebuahLaboratorium Penelitian Medis khususprimata. Kelahiran monyet kembar inimenggunakan metode baru dalamrekayasa DNA yakni memodi kasisel telur yang telah dibuahi denganmengubahnya menjadi tiga gen yangberbeda kemudian ditanamkan kedalam rahim ‘ibu kera’. Kelahirandua monyet kembar melalui prosesrekayasa generik menciptakan potensiuntuk dapat mempelajari penyakit-penyakit yang diderita manusiamelalui monyet.

    Proses Genome Editing yangdisebut dengan nama CRISPR inimerupakan cara yang tepat danrelatif mudah untuk mengubahDNA di lokasi tertentu dalamkromosom. Para peneliti Cina telahmenunjukkan bahwa pendekatanini dapat digunakan kepadaprimata untuk membuat keturunandengan perubahan genetiktertentu, dan sangat mungkindigunakan untuk menciptakanmanusia. Meski demikian, demialasan kemanusiaan, GenomeEditing CRISPR sejauh ini cukupdikembangkan untuk menciptakanhewan yang dapat digunakan untukmempelajari sebab-akibat sertapenanganan sejumlah penyakit padamanusia melalui hewan yang strukturgenetisnya mendekati manusia.

    Sumber Foto : getsynbio.com

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    33/86

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    34/86

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    35/86

    36Majalah Beranda MITI edisi 4

    Lintas Inovasi

    kepala dan penglihatan Anda secaranyata.

    Pada Maret 2013, Oculus VRtelah mulai mengirimkan OculusRift kepada sebuah perusahaanpengembang perangkat lunak denganpenjualan yang terus meningkatdalam satu tahun terakhir. Oculus VRmerupakan perusahaan yang merilis

    Oculus Rift, dan pada musim semi iniperusahaan tersebut telah dibeli olehFacebook. Oculus Rift direncanakanmulai dapat dipasarkan secara ritelpada akhir tahun 2014 ini ataupada awal tahun depan denganmenawarkan resolusi lebih tinggidari 1.920 dengan elemen gambarmencapai 1.080 pixel.

    9. Agile Robots

    Jika Anda tidak pandai dalammenari, seringkali gerakanAnda dikatakan ‘kaku bagaikanrobot’. Namun, Atlas, robot yangdikembangkan oleh Boston Dynamics,perusahaan yang diakuisisi Googlepada bulan Desember 2012 inidapat berjalan dengan luwes baikdi permukaan yang datar maupunkasar. Sebelumnya, robot-robotyang memiliki kemampuan berjalan

    layaknya manusia, seperti HondaASIMO atau Sony QRIO tidakdapat dengan cepat menyesuaikankeseimbangan komponnen tubuhmereka. Atlas memiliki keseimbanganyang luar biasa dan mampumenstabilkan dirinya dalam berjalandan melakukan sejumlah gerakan.

    Agile Robots dapat bermanfaatdalam beragam upaya penyelamatandarurat di daerah yang terkena

    Sumber Foto : roadtovr.com

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    36/86

    37Majalah Beranda MITI edisi 4

    Lintas Inovasi

    bencana. Mengingat Indonesiaterletak di antara pertemuan tigalempeng utama bumi sehinggarawan terjadi gempa, AgileRobots tentu bermanfaat apabilasewaktu-waktu gempa melanda danbanyak korban perlu dievakuasi didaerah yang sulit dijangkau. Begitu

    pula apabila terjadi bencana tanahlongsor, kebakaran maupun banjir.Selain itu, Agile Robots juga bisamemainkan peran dalam membantuorang tua atau orang denganketerbatasan sik, serta mampumengerjakan beragam pekerjaanrumah tangga.

    10. Smart Wind dan Solar Power

    B a g a i m a n amungkin cahaya mataharidan kencangnya anginmampu menyediakan energibagi kebutuhan manusia dibumi? Sinar surya dan tenagaangin sebenarnya merupakansumber energi terbarukanyang sangat potensial. Parailmuwan bidang Fasilitas

    Sumber Foto : astroman.com.pl

    Sumber Foto : energynext.in

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    37/86

    38Majalah Beranda MITI edisi 4

    Lintas Inovasi

    Integrasi Sistem Energi di NationalRenewable Energy Laboratory (NREL)sedang menelaah efekti taspenggunaan sinar surya sebagaisumber energi di siang hari dantenaga angin sebagai sumber energidi malam hari. Mereka juga sedangmelihat kemungkinan penggunaankedua sumber energi tersebutpada ‹mesin cuci pintar›, pemanasair, inverter panel surya, instalasipengolahan air, dan charger mobillistrik.

    NREL yang berpusat di Golden,Colorado, Amerika Serikat,menggunakan simulasi superkomputeruntuk mengembangkan sumber-sumber energi terbarukan. NRELmemiliki ambisi untuk dapatmengembangkan sistem listrikyang lebih eksibel dan e siensehingga masyarakat internasionaldapat memanfaatkan sumberenergi terbarukan yang murah danmampu mengurangi emisi karbon.Meski baru diujicobakan di AmerikaSerikat, namun sesungguhnyawilayah Indonesia yang terletak dikhatulistiwa memiliki potensi tenagasurya yang sangat besar untukdikembangkan menjadi sumber energiyang mampu memenuhi kebutuhan

    hidup masyarakat.Demikian 10 hasil pengembangan

    teknologi pada tahun 2014 yangdiperkirakan dapat memilikipengaruh besar terhadap kehidupanmasyarakat di masa yang akandatang. Semoga teknologi-teknologitersebut juga dapat diaplikasikan olehmasyarakat Indonesia. Bahkan, besarharapan agar bangsa ini tak sekadarmenjadi pengkonsumsi teknologi. Ditahun-tahun selanjutnya, semogapenemuan-penemuan dari parailmuwan Indonesia bisa masuk kedalam daftar inovasi yang dapatmengubah dunia.

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    38/86

    39Majalah Beranda MITI edisi 4

    Artikel

    SITI ROFIAH ‘KARTINI’PANGAN LOKALNUSA TENGGARA TIMUR

    Siti Ro ah adalah seorangperempuan yangberprofesi sebagai petaniladang di kecamatanLembor, kabupaten

    Manggarai Barat,Nusa TenggaraTimur. Keinginan memberdayakanibu-ibu di kampungnya agar lebihmandiri dan tidak bergantunghidup pada bantuan pemerintahmembuatnya menjadi salah satu daritujuh perempuan pejuang pangan dariseluruh Indonesia yang diundang olehOxfam dan Aliansi Desa Sejahteradalam rangka memperingati HariPerempuan Internasional pada 8Maret 2013 silam.

    Semangat Siti Ro ah tidakmudah surut meskipun banyakyang meremehkan dan mengecamgerakannya. Hal ini dibuktikan dengankemampuannya menyekolahkananak-anaknya hingga tingkatsarjana. Keberhasilannya ini menarikperhatian berbagai kalangan untukbergabung dengan kelompok taniyang dibentuknya.

    Keprihatinan Siti Ro ah terhadap

    dunia pertanian dimulai sejak tahun1989. Pada saat itu,dunia pertanianyang berbasis pestisida menyebabkanpenurunan produksi, kesehatanmasyarakat, dan berujung padapenjualan sawah karena terdesak olehhutang pembelian pupuk kimia danpestisida. Kenyataan ini membuatSiti Ro ah menggagas pertanianberbasis organik.

    Ia memulai gagasan itu denganmenanam sorgum di ladangnyasendiri,sedangkan di halaman rumah,ia menanam ubi-ubian. Selanjutnya, iamembentuk suatu kelompok tani yangberanggotakan sepuluh orang. Selainmenanam sorgum, kelompok tani inijuga menanam sayuran organik. Hasilpanen yang bagus dan berkualitasmenarik beberapa hotel yang ada diwilayah Manggarai (yang merupakandaerah wisata ) untuk menampunghasil sayur mayur tersebut denganharga yang bagus. Tentu saja hal inidapat menambah pendapatan petani.

    Karena kepeduliaannya terhadappangan lokal, Bupati Manggarai Baratmemberikan penghargaan kepada

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    39/86

    40Majalah Beranda MITI edisi 4

    Artikel

    Siti Ro ah. Akan tetapi, ia menolakpenghargaan tersebut denganalasan bahwa kelompok tani inilebih membutuhkan pemberdayaanlangsung di lapangan. Selain itu, iajuga meminta Bupati dan seluruhpegawai yang ada di kantor kabupatenuntuk mengonsumsi pangan lokal asliManggarai Barat.

    “Permintaan Siti Roah diterimaoleh Bupati Manggarai Barat.Setiap hari kamis, setiap orangyang ada di kantor kabupatenManggarai Barat mengonsumsipangan lokal asli ManggaraiBarat berupa sorgum dan ubi –ubian.”

    Setelah berhasil membangunproduksi pangan lokal di daerahnya,Siti Ro ah hijrah ke KabupatenLembata yang merupakan daerahtermiskin di Nusa Tenggara Timur.Keprihatinan Siti Ro ah diperkuatdengan banyaknya janda dan

    anak-anak yang tidak bersekolahdi daerah ini. Bersama mereka,Siti Ro ah membentuk kelompoktani dan kelompok simpan pinjam.Kelompok tani yang dibentuknyakini berkembang pesat dan jumlahanggotanya mencapai 1000 orang.

    Dengan berbagai upaya yangdilakukannya ini, Siti Ro ah

    berharap kepada pemerintah untukmenghentikan pasokan pangan dariluar daerah,mengadakan penyuluhanuntuk peningkatan kualitas sumberdaya petani, dan bantuan alat-alatpertanian yang memadai untukorganisasi-organisasi pertanian yangada di berbagai daerah.

    Referensi :1. www.kiara.or.id/ 2. www.ciputrannews.com/external/www.

    mongabay.co.id/2013/09/15/mereka-yang- temukan-pe luang-usaha-dar i -menjaga-lingkungan/

    3. www.mansuramriatul.com/2013/10/siti-ro ah-pendekar-petani-perempuan.html

    Profil Penulis:Riza Annisa Dw

    Perempuan kelahiran Padang, 3Mei 1995 ini adalah mahasiswiFakultas Farmasi, UniversitasIndonesia. Rasa cintanya padabidang kedaulatan panganmengantar penulis banyakmengambil sisi positif dari banyaktokoh masyarakat. Penulis dapatdihubungi melalui akun twitter@rizaanissadw, alamat suratelektronik [email protected]

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    40/86

    41Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    KUNCI UTAMA KEDAULATANPANGAN INDONESIA

    “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruhrakyat dan memberdayakanmasyarakat lemah dan tidak

    mampu sesuai dengan martabatkemanusiaan” (pasal 34 ayat 2UUD 1945)

    Petani saat ini menjadi kelasekonomi terendah di Indonesia saat ini.Padahal petanimerupakan pekerjaanterbesar masyarakat Indonesia.Lebih dari 38 juta masyarakatIndonesia menggantungkan hidupnyapada sektor ini. Namun, eksistensimasyarakat ini semakin tidakdihiraukan oleh pemerintah.

    Hasil pertanian merupakankebutuhan dasar rumah tangga diIndonesia. Beras,kedelai,ikan dan

    lainnya menjadi ciri khas kebudayaanIndonesia, makanan yang setiap haridikonsumsi masyarakat Indonesia.Masyarakat sering berkata, “ Kalo

    ga makan nasi ya namanya belum

    makan” . Kebutuhan bahan pokokmenuntut pemerintah untukmelakukan revitalisasi sektorpertanian. Kedaulatan pangan harusmenjadi indikator keberhasilandalam mensejahterakan masyarakatIndonesia.

    Dalam sejarah, Indonesiaberhasil melaksanakan swasembadaberas pada zaman orde baru.Suatu cerita indah yang saat inihanya bisa dikenang. Setelahtahun kegemilangan pertanianitu, pemerintah berkonsentrasiindustrialisasi dan mengesampingkan

    Sumber Foto : GPL

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    41/86

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    42/86

    43Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    merah dan bawang putih. Akibatdari produk hukum tersebut adalahpetani terlindungi dari kerugian danpedagang bisa lebih disiplin dan tidakmempermainkan petani.

    “Kementrian pertanian harusmeningkatkan perannyadalam mengayomi masyarakatpertanian. Peran tersebut yaitu

    sebagai pemberdaya, pelindung,pengembang dan pengawas”

    Kementrian pertanian sebagaipemberdaya yaitu denganmeningkatkan kemampuan petanidengan pelatihan-pelatihan.Pelatihan-pelatihan bagi para petanitidak tepat sasaran disebabkan olehtidak meratanya pelatih-pelatih darikementrian pertanian. Seharusnyakementrian pertanian menempatkanpelatih dan pengawasnya di setiapkecamatan seluruh Indonesia. Pelatihdan pengawas dapat secara berkalamengontrol dan mengembangkanpetani di daerah masing-masing.Sehingga diharapkan petani menjadilebih baik.

    Peran selanjutnya adalahpelindung. Pengawas yangditempatkan di kecamatan bisamenerima pengaduan dari petani

    ketika ada sengketa dengan pedagang-pedagang nakal. Selanjutnyapengaduan itu bisa disampaikan kekementrian pertanian untuk diprosessecara hukum agar petani dapatmempunyai kekuatan hukum. Halini juga bersinggungan dengan dasarhukum tentang perjanjian tertulisantara petani dan pedagang. Selainperlindungan hukum terhadapsengketa antara petani dan pedagang,juga perlindungan terhadap hasil bumipetani. Petani sering mengeluhkankesulitan mencari pedagang yang maumembeli hasil bumi dengan hargayang pantas. Sehingga petani banyakdirugikan oleh harga yang diberikanoleh pedagang. Maka dari itu,kementrian diharapkan mendirikanlembaga yang membeli produk petanidengan harga yang sesuai.

    Perlindugan yang lainnya yaitumenerapkan harga komoditi terendah(HKT). Hal ini penting, seperti yangdijelaskan sebelumnya, pedagangmembeli produk petani dengan hargayang tidak sesuai. Banyak petanikerugian karena biaya penanamandan perawatan tanaman sangat tingginamun masih besar pasak daripadatiang. Sehingga pemerintah harusmenerapkan HKT tersebut sesuai

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    43/86

    44Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    in asi yang terus meningkat.Peran yanng ketiga adalah

    pengembang. Kementrianpertanian berkewajiban melakukanpengembagan secara terus menerus.Pengembangan yang lebih diperlukanadalah teknologi tepat guna danteknologi murah. Teknologi tersebutsangat penting terutama melihatkeadaan masyarakat Indonesia yangsangat kesulitan dalam pengairan danpembelian pupuk. Pengembanganyang tak kalah penting adalahpengembangan produk petanimenjadi produk yang lebih ekonomis.Mayoritas petani di Indonesialebih suka langsung menjual hasilpertaniannya daripada mengolahnyaterlebih dahulu. Padahal nilaiekonomis suatu barang akanmeningkat dan lebih menghasilkanuntuk petani. Misalnya pengepakanhasil pertanian dan pengolahanmenjadi bahan makanan.

    Peran yang terakhir adalahkementrian pertanian sebagaipengawas. Penjelasan diatasmerupakan suatu sistem yang perlucontrolling kuat dari pihak pejabat.Tanpa ada pengawasan ketat dancontrolling yang baik suatu sistemtidak akan berfungsi secara baik.

    Peran pengawasan ini tidak hanyaoleh kementrian pertanian yangsebagai penanggung jawab namunmasyarakat juga harus mengawasijalannya sistem ini.

    Kedaulatan pangan bukanlah suatucita-cita yang tak mungkin dicapai.Dengan kerja keras dan komitmen olehsemua pihak bukan tidak mungkindalam sewindu mendatang hasilnyasudah bisa dicapai. Swasembadapangan, eksportir terbesar di bidangpertanian, dan meningkatkan kelasekonomi petani sangat mungkin diraihbahkan sangat mungkin banyak anak-anak kecil bercita-cita menjadi petani.

    Profil Penulis:Mohammad Habib

    Alasy Ariy

    Mahasiswa Jurusan FisikaUniversitas Negeri Malang inisangat mencintai dunia tulismenulis. Selain kegiatan kuliah,penulis aktif menjadi pengurusHimpunan Mahasiswa JurusanFisika “Nucleon” UNM. Priakelahiran Kediri, 4 Februari 1995ini dapat dihubungi melalui akuntwitter @alasyariy, alamat suratelektronik [email protected]

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    44/86

    45Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    MEMBANGUN DAYA SAING PANGAN LOKALDI PASAR MODERN

    Indonesia memiliki produkolahan pangan lokal yang sangatberagam, baik yang berbentukmakanan utama, snack ringan,maupun minuman. Diversi kasi

    pangan ini biasanya berasal dari bahanbaku utama singkong, ubi jalar, sagu,jagung, talas, buah-buahan, sayur-sayuran, rempah-rempah, maupunkacang-kacangan. Sayangnya panganlokal kurang diminati di negeri sendiri.Perubahan gaya hidup, sosial budaya,perkembangan ekonomi, kebiasaanmasyarakat makan di luar, gencarnyapromosi makanan cepat saji danmakanan instan telah menggeserkedudukan pangan lokal di negeri ini.

    Sebagian besar masyarakatIndonesia lebih familiar denganproduk asing dibandingkan panganlokal. Hal ini dipicu oleh pergolakanbesar dalam cara pandang dangaya hidup manusia secara umum.Munculnya jaringan toko ritel yangbersamaan dengan penggunaansupermarket dan convenience storetelah mengubah saluran pemasaranproduk makanan secara drastis. Padafase ini sebagian besar konsumenpunberalih untuk berbelanja di toko ritelmodern karena menyediakan pilihanproduk yang lebih variatif dan praktis.

    Seperti dilansir di worldbank.org bahwa pasar ritel modern

    Sumber Foto : GPL

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    45/86

    46Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    sedang marak di Indonesia,pertumbuhannya mencapai20% per tahun sejak dicabutnyapembatasan ritel pada tahun 1998.Sumber yang sama menyebutkanbahwa pasar swalayan menguasai30% ritel makanan di Indonesia.

    “Pesatnya pertumbuhanteknologi dan usaha pengolahan

    makanan pada berbagai skalamenuntut pasar yang lebihkuat dan luas untuk menyerapbanyaknya output yangdihasilkan. Sejumlah perusahaanpemasaran menangkap inisebagai peluang sehingga lahirlah

    jaringan toko ritel modern”Di Indonesia terdapat beberapa jenistoko ritel modern, yakni minimarket,hypermarket, supermarket, danconvenience store. Perbedaannyaterletak pada luas lahan, omsetbulanan, pelayanan, dan jumlah

    barang yang diperdagangkan.Tahun 2004, market share omset

    ritel pasar modern mencapai 70,5%dari total omset ritel modern diIndonesia dan meningkat menjadi78,7% pada tahun 2008 dan terusmengalami peningkatan hingga saatini. Berdasarkan data AC Nielsen

    Asia Pasi c Retail and Shopper Trend2005 sebagaimana dikutip olehEuis Sholiha (2008) menyebutkanbahwa berdasarkan analisis rasiokeinginan masyarakat di negara AsiaPasi k (kecuali Jepang) menunjukkanbahwa kecenderungan masyarakatuntuk berbelanja di pasar tradisionalmenurun sedangkan keinginanmasyarakat untuk berbelanja dipasar modern cenderung meningkatsebanyak 2% per tahun.

    Fakta lain tentang pasar modernmenunjukkan bahwa daya serap ritelmodern terhadap produk UKM dalamnegeri masih rendah, yakni sekitar30-40% sampai tahun 2014. Halini sebagaimana diungkapkan olehHendri Hendarta, Ketua AsosiasiPenguasan Ritel Indonesia (APRINDO)Jawa Barat. Produk UKM yang diserapantara lain makanan, minuman, hasilpertanian, serta hasil kerajinan industrirumahan. Tidak dijelaskan secararinci berapa persen daya serap ritelkhusus untuk produk pangan. Dengankata lain bahwa produk ritel moderndidominasi oleh produk MultinationalCompany atau bahkan produk impor.Maka tidak mengherankan jikapangan lokal kurang diminati karenakeberadaannya di ritel modern juga

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    46/86

    47Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    masih sedikit dan bisa jadi kalahbersaing dengan produk dari luar.

    Peluang produk lokal untuk masukke ritel modern sebenarnya sangatterbuka lebar sejak dikeluarkannyaPeraturan Menteri Perdagangan No.70/M-DAG/PER/12/2013 tentangPedoman Penataan dan PembinaanPasar Tradisional, Pusat Perbelanjaandan Toko Modern, yang mewajibkanpusat perbelanjaan dan toko modernuntuk menjual 80% produk lokalatau produk buatan Indonesia. APRINDO secara tegas mengatakansangat terbuka terhadap produk lokalkhususnya dari UKM. Bahkan PTCarrefour yang berpartisipasi dalamacara Pameran Pangan Nusa 2014menargetkan untuk dapat menyerap200-300 produk UKM potensial.

    Kendala yang dihadapi UKMpengolahan makanan untukmenembus pasar modern adalahlemahnya daya saing produk,meliputi kualitas rasa, kemasan,dan kontinuitas. Perwakilan dariPT Carefour mencontohkan bahwabeberapa produk dari peserta pamerantelah memenuhi standar merekanamun belum mampu memenuhipasokan yang kontinyu mengingatritel modern sangat menghindarikekosongan produk.

    Syarat utama produk untuk masukke pasar modern adalah memenuhiStandar Nasional Indonesia (SNI),nilai pangan, dan nilai gizi. Sesuaidengan UU Perlindungan Konsumen,maka ritel modern tentu sangatbertanggungjawab terhadap kualitas

    Sumber Foto : GPL

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    47/86

    48Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    produk yang dipasarkan. Hal inimenuntut produsen makanan untukberinovasi dalam meningkatkan dayasaing produk, yang meliputi kualitasproduk, akses pasar, dan kontinuitas.

    “Kualitas produk makananyang utama yakni rasa, nilaipangan, dan nilai gizi. Produkberkualitas saja tentu belum

    cukup, maka disini dibutuhkaninovasi sehingga pangan lokalyang dikenal sebagai pangantradisional ini menjadi produkyang kompetitif di pasar”

    Inovasi misalnya dapat dilakukandengan melakukan diversi kasi

    produk, rasa, dan kemasan. Risetpasar menjadi bagian yang pentingdalam hal ini sehingga produsendapat menggali informasi daripara pesaing, informasi pasar, danlingkungan sehingga produsen dapatmeluncurkan produk yang memenuhipersyaratan pasar (ritel) dan preferensikosumen. Beberapa penelitianmenunjukkan bahwa design kemasanmerupakan salah satu faktor yangmempengaruhi keputusan konsumenuntuk membeli sehingga pemilihankemasan menjadi bagian yangpenting untuk meningkatkan daya

    saing produk.

    “Sebuah produk yang baik

    dan berkualitas tidak akanmenghasilkan penjualan jikatidak tersedia di pasar. Makamendekatkan produk kepadakonsumen menjadi penting,caranya dengan membukaakses pasar dan menghadirkan

    produknya di banyaktempat. Salah satunya adalahbekerjasama dengan jaringanritel modern yang kini tersebarhampir di setiap daerah diIndonesia. Belum banyak produkUKM yang mampu menembus

    ritel modern karena ketatnyasyarat kualitas produk”

    Hal ini menjadi tantangan tersendiribagi produsen untuk menghasilkanproduk berkualitas. Distribusipasar yang luas perlu didukungoleh infrastruktur yang memadai,baik itu menyangkut bangunanrumah produksi, jalan, maupunalat transportasi. Ini menjadi tugaspemerintah untuk menyediakaninfrastruktur yang memadai.

    Selanjutnya perlu dilakukanpenguatan sistem sehingga supplychain manajemen dalam penyediaan

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    48/86

    49Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    stok produk dapat berjalan denganbaik. Bagi perusahaan besartentu tidak sulit untuk memenuhikuali kasi ini. Permasalahan akanterjadi di tingkat UKM yang rata-ratamerupakan perusahaan keluarga dankemampuan modal usaha terbatas.Disinilah perluanya intervensi pihakketiga untuk membangun kolaborasiantara jaringan UKM sejenis,jaringan ritel modern, pemerintah,dan lembaga penelitian atauakademisi. Model ini salah satunyaditerapkan oleh Value Chain Center(VCC) Unpad yang berperan sebagaikonsolidator dalam menjembatanibertemunya berbagai stakeholder,yakni akademisi yang membantutransfer teknologi kepada petani,UKM tani, perusahaan eksportirsebagai pembuka akses pasar, danpemerintah daerah sebagai penyediainfrastruktur untuk memenuhi supplychain sayur dan buah segar untukmemenuhi permintaan pasar eksporke Singapura.

    Tahun 2015 Indonesia sudahdihadapkan pada ASEAN FreeTrade Area (AFTA). Negara-negarayang tergabung dalam AFTA harusmenghilangkan semua halangan tarifmaupun non tarif untuk menciptakan

    kawasan perdagangan regional AsiaTenggara yang benar-benar bebas.Contoh konkrit adalah penurunantarif impor menjadi 0-5% sajabahkan pada akhirnya keseluruhantarif impor akan dihapuskan menjadi0%. Dengan 240 juta penduduknyaIndonesia akan menjadi pangsa pasarempuk dalam pertarungan AFTA. Dantak bisa kita pungkiri bahwa produkimpor telah membanjiri pasar di negeriini. Disisi lain AFTA akan membawadampak positif bagi produsen yangsudah e sien sehingga akses pasarinternasional terbuka lebar. Namunjuga membawa dampak negatif bagiprodusen yang belum e sien sehinggaproduknya kalah bersaing dengan

    Sumber Foto : GPL

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    49/86

    50Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    produk impor.Dengan demikian pemerintah dan

    segenap stakeholder terkait perlusegera menyikapi perkembangankompetitif produksi dunia, khususnyauntuk menghadapi AFTA 2015 yangtinggal menghitung hari. Adalahmenjadi sebuah kewajiban untukmenjadikan manfaat yang diperolehAFTA nanti jauh lebih besar daripadaongkos yang dikeluarkan negara untukAFTA. Logikanya adalah jika produklokal di ritel pasar modern lokal sajaditolak bagaimana dengan di pasarinternasional yang standar kualitasnyalebih tinggi. Maka jika produk dalamnegeri ingin kompetitif dengan produkasing, upaya peningkatan dayasaing produk lokal menjadi sebuahkeharusan dengan dukungan sistemdan investasi yang memadai.

    Referensi1. Anonim. Maraknya Pasar Swalayan

    di Indonesia Mmebuka Peluang Barubagi Pasar Tradisional Petani. http:// go.worldbank.org/UHDNNSE4Z1

    2. Anonim. 2014. Pameran Pangan, CarrefourIncar 300 Produk UKM. http://industri.bisnis.com/read/20140524/100/230553/ pameran-pangan-carrefour-incar-300-produk-ukm

    3. Euis Sholiha. 2008. Analisis Industri Riteldi Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi(JBE) Vol. 15 no.2, hal 128-142, ISSN:

    1412-3126.4. Maulana, Ginanjar Adi/Ria Indhryani.

    2014. Serapan Produk UKM di Pasar RitelJabar Baru 40%. http://news.bisnis.com/ read/20140424/77/222056/serapan-produk-ukm-di-pasar-ritel-jabar-baru-40

    5. Pandin, Marina L. 2009. Potret Bisnis Ritedi Indonesia: Pasar Modern. http://www.academia.edu/1069998/Potret_Bisnis_Ritel_Di_Indonesia_Pasar_Modern

    6. Perdana, Tomy and Kusnandar. 2012. TheTriple Helix Model for Fruits and VegetablesSupply Chain Management DevelopmentInvolving Small Farmers in Order to Ful llthe Global Market Demand: a Case Studyin “Value Chain Center (VCC) UniversitasPadjadjaran”. Procedia-Social andBehavioral Sciences 52 p.80-89.

    7. Wulandari, Dinda. 2014. PengusahaRitel Minta UKM Untuk BenahiKemasan. http://m.bisnis.com/industri/ read/20140306/12/208461/pengusaha-ritel-minta-ukm-harus-benahi-kemasan

    Profil Penulis:Tri Hanifawati

    Penulis merupakan mahasiswaprogram Magister ManagemenAgribisnis Universitas GadjahMada (UGM). Lahir di Kuningan,19 September 1984, penulis aktif

    di berbagai organisasi seperti KetuaKomunitas Indonesia Membaca,MITI Profesi, dan Sekretaris ForumAwardee LPDP DIY. Penulis dapatdihubungi melalui akun twitter @tri_hanifa, alamat surat [email protected]

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    50/86

    51Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    BELAJAR MEMBUMIKANPANGAN LOKAL DARI PRANCIS

    Pemanfaatan pangan lokaltidak hanya mempunyaikeuntungan secaraekonomi bagi penduduklokal dan membangun

    kedaulatan pangan, namun jugamengurangi emisi karbon sebagaibagian dari pembangunan yang lestaridan berkelanjutan. Berikut ini adalahusah-usaha kecil yang bisa dilakukan

    baik secara pribadi maupun komunitasuntuk berpartisipasi mewujudkankedaulatan pangan, seperti yangpernah saya lihat di Prancis.

    Pendidikan selera di sekolah-sekolah

    Kita tentu prihatin dengan anak-anak yang selalu makan itu-itu saja (baca makanan olahan seperti nugget)dan fastfood. Orang tua seakan tidak

    Sumber Foto: Pinterest

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    51/86

    52Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    berdaya atau bahkan tidak berusahauntuk membuat anaknya makanmakanan sehat.

    Anak TK dan SD di Prancismemang diuntungkan denganmakan siang di kantin yangdisediakan sekolah dengan biayamurah. Kesempatan ini digunakansekolah untuk memperkenalkandan mewajibkan makanan terutamasayuran yang biasanya tidakdisentuh. Jika diumpamakan denganmasakan Indonesia, maka anak-anakini diwajibkan untuk makan makanantradisonal seperti pecel bunga turi,sayur rebung, atau sayur pare. Daripengalaman mereka, pada awalnyaanak-anak memang menolak makankarena berpikiran bahwa makanantersebut tidak enak. Tapi karenalapar akhirnya mereka menikmatinyajuga. Usaha yng dilakukan selamajangka waktu tertentu, akhirnyaberhasil mengubah selera anak-anak.Orang tua yang merasa kesulitanmelakukan hal ini dirumah mungkinbisa melakukannya bersama lewatorganisasi orang tua murid disekolah masing-masing. Pendidikanselera lokal pada anak-anak berartimenjamin kelangsungan kedaulatanpangan di masa depan.

    Pemberian label asal pada produk-

    produk di supermarket

    “Pemerintah Prancis secaranasional mempunyai peraturanagar setiap supermarketmencantumkan asal dan caratransport bahan makanan.Maka kita melihat misalnya disupermarket di Chinatown dibagian rambutan akan tertulis‘dari Indonesia dengan pesawat’atau di atas udang ‘dari Thailanddengan kapal’ atau ‘tomatprancis’ dibedakan dengan‘tomat spanyol’”

    Mereka yang telah sadar lingkunganakan memilih dengan prioritas produklokal yang berasal dari alamat palingdekat atau produk import dengankapal. Warga dengan tingkatkesadaran yang lebih tinggi, hanyaakan membeli produk lokal terdekat,sesuai musim dan paling sedikitdiolah atau diolah oleh komunitaslokal. Misalnya jika anda tinggal diJakarta, anda akan memilih manggadaripada apel Australia, dan bahkanmemilih mangga dari bogor daripadayang dari Indramayu. Paling gampang,tentu jika anda belanja di pasar

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    52/86

    53Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    tradisional, karena di Indonesia, rata-rata produk masih berasal dari tempatterdekat.

    Penciptaan masakan-masakan baru

    di acara televisi dengan produk lokal

    Tidak hanya acara kulineryang berkeliling negara denganmempromosikan masakan lokal,ahli-ahli masak juga berusahamenciptakan masakan-masakan barudengan produk lokal. Berbeda dengantelevisi kita yang justru berlomba-lomba menampilkan resep Italiadengan bahan-bahan keju yang tidakada di nusantara. Ahli-ahli masakPrancis mencoba membuat resep-resep baru dari bahan sayur atau buahyang mulai ditinggalkan bahkan daribahan yang belum pernah digunakansebelumnya seperti bunga-bunga. Kitabisa membayangkan rendang jantungpisang atau pecel bunga sepatu.Maka diversi kasi pangan sungguh-sungguh diperluas dengan melakukanpercobaan-percobaan baru. Hal inimenjadi trend, karena percobaan inijustru dilakukan di restoran-restorangastronomi kelas atas.

    Desa mandiri dan ekologis

    Pada desa-desa yang militan dansadar lingkungan, mereka berusaha

    untuk seminimal mungkin memakaisama sekali produk-produk dari luardesa. Mereka membangun kebun danpeternakan bersama untuk memenuhikebutuhan pangan dari desa sendiridan memproduksi madu sebagaipengganti gula. Desa yang tidak

    memiliki lahan, membentuk kelompokpembeli bahan pangan panganlangsung kepada petani setiap bulan.Gerakan ini istimewa karena merekamembayar secara bulanan bahkansebelum petani menanam. Jadi Selain

    “Berbeda dengan televisi kitayang justru berlomba-lomba

    menampilkan resep Italiadengan bahan-bahan keju yangtidak ada di nusantara. Ahli-ahli masak Prancis mencobamembuat resep-resep baru daribahan sayur atau buah yangmulai ditinggalkan bahkan

    dari bahan yang belum pernahdigunakan sebelumnya sepertibunga-bunga’”

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    53/86

    54Majalah Beranda MITI edisi 4

    Opini

    menjamin ketersediaan pangan,mereka juga bersolidaritas kepadapetani untuk selalu bisa menanamdan petani selalu bisa menyalurkanhasilnya

    Apa menu untuk anak-anak andahari ini?

    Profil Penulis:

    Gracia Asriningsih

    Gracia Asriningsih is a poet andthe author of two novels. Her

    rst novel Place Monge is anIndonesian feminist quest foridentity. Her second novel, SesiangTerakhir (The Last Afternoon )is a story about child suicide,prostitution and the urban poorliving in Jakarta’s slums. In 2012,she also published a collection ofbilingual poems entitled almost mebut not . She has worked with theurban poor consortium and was aproducer of The Vagina MonologuesIndonesia in 2001. After living inParis for ten years and nishing hermasters at the Paris 8 University,she now lives in Jakarta where sheworks as a writer and translator.She is also a member and activist ofthe Indonesian Women’s Coalition

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    54/86

    55Majalah Beranda MITI edisi 4

    Survei

    SURVEI NILAI TKDN PANGAN LOKAL

    TKDN atau TingkatKomponen DalamNegeri merupakanperbandingan antarakomponen dalam negeri

    dengan nilai seluruh komponenyang di gunakan dalam membuat

    suatu barang atau melakukansuatu jasa atau gabunganantara keduanya (KementerianPerindustrian, 2011). TKDNdihitung berdasarkan PeraturanMenteri Perindustrian RINo. 16/M-IND/PER/2/2011.

    Perhitungan TKDN selama inidilakukan untuk menentukanpihak mana yang dapat mengikutitender dari pemerintah. Minimal

    TKDN yang disyaratkan dalamperaturan ini adalah sebesar 40%.Saat ini, TKDN belum

    diterapkan pada produk pangan.Untuk itu, MITI bersamaan denganmomentum aksi Go Pangan Lokalmencoba untuk menghitung nilai

    TKDN tempe sebagai salah satuikon pangan lokal hingga produkpangan rakyat Indonesia.

    Kerja Sama Rumah TempeIndonesia

    Survei nilai TKDN pangan lokal

    oleh MITI difokuskan pada tempeyang dianggap sebagai salahsatu ikon pangan lokal. Survei inidilakukan bekerja sama dengan

    Sumber Foto: Wikipedia

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    55/86

    56Majalah Beranda MITI edisi 4

    Survei

    Rumah Tempe Indonesia. RumahTempe Indonesia (RTI) merupakanmodel pengembangan industritempe sebagai representasi standarindustri tempe di Indonesia. Unitusaha hasil kerja konsorsium tigaorganisasi, yaitu Mercy Corps,Primkopti Kabupaten Bogor, danForum Tempe Indonesia (FTI) inibekerja sama dengan beberapapihak swasta dan BUMN.

    “Rumah Tempe Indonesiadidirikan sebagai upayameningkatkan kualitasproduksi tempe menjadilebih baik, sehingga dapat

    membuka pandanganmasyarakat umum sebagaikonsumen tempe bahwaproduk tempe telah dapatdiproduksi lebih higienis danramah lingkungan”

    Rumah Tempe Indonesia jugadibangun untuk memberikaninspirasi dan menjadi referensiserta tempat belajar bagi produsentempe lain, sehingga mereka akanturut menerapkan pola produksiyang lebih higienis dan ramahlingkungan sebagaimana yangdilakukan di Rumah Tempe

    Indonesia tersebut.Rumah Tempe Indonesia

    dianggap sebagai representatifdari pengusaha tempe diseluruh Indonesia. PerhitunganTKDN tempe di Rumah TempeIndonesia menunjukkan bahwahanya 54,02% komponen dalamtempe yang dipasarkan adalahkomponen dalam negeri. Bahkan,bila perhitungan ini diambil dibeberapa tempat lain, bisa jadipersentase komponen dalam negeriuntuk tempe lebih rendah karenaRumah Tempe Indonesia secaraeksklusif bekerja sama denganKomunitas Organik Indonesia(KOI) untuk mendapatkan kedelaiorganik dalam negeri.

    Hasil Perhitungan TKDNNilai 54,02% yang didapatkan

    didukung dengan penggunaankedelai organik dengan harga duakali lipat lebih mahal dari kedelaiimpor meski kuantitas yangdigunakan lebih sedikit. Kedelaiimpor yang digunakan setiapminggunya sebesar 350 kg setiapminggu produksi, sedangkankedelai lokal (didapatkan daripetani organik rekanan KOI)

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    56/86

    57Majalah Beranda MITI edisi 4

    Survei

    sebesar 25 kg setiap mingguproduksi. Harga yang ditawarkanuntuk tempe dengan dua jeniskedelai ini juga berbeda, begitupula segmentasi pasar danpemasaran. Jika kedelai lokalditiadakan pada perhitungan(produksi menggunakan kedelaiimpor), maka nilai komponendalam negeri turun menjadi50,76%.

    Hasil perhitungan TKDNtempe di Rumah Tempe Indonesiamemperlihatkan bahwa masihbanyak komponen luar negeri yangdigunakan untuk memproduksiproduk pangan yang disebutsebagai makanan rakyat ini. Yangmasih menjadi persoalan adalahpertanyaan apakah dengan nilaiTKDN 40% suatu barang dapatdisebut sebagai barang dalamnegeri? Atau setidaknya dua kalilipat dari nilai minimal yang terterapada peraturan menteri?

    Politik PanganNilai TKDN pada produk

    pangan lokal akan sangatditentukan dengan arah kebijakanpemerintah. Pemerintah diwakilioleh banyak menteri yang

    mempunyai kepentingan masing-masing untuk menonjolkankeberhasilannya. Kebijakan imporpangan adalah prestasi bagiKementerian Perdagangan, namunsebuah catatan merah untukKementerian Pertanian.

    “Terlihat bahwa diskusi danpembahasan pada tataran

    nasional akan diwarnaioleh kebijakan sosial,politik, dan ekonomi. Esensidari kebijakan ini adalahmemberikan insentif dandisinsentif atau dengan katalain suatu keberpihakan. Arah

    keberpihakan harus dibuatsedemikian rupa sehinggamenguntungkan sebagianbesar komponen bangsaIndonesia” (Dahrul Syah,2012)

    Impor kedelai memiliki muatanpolitis yang sangat tinggi. Tarikulur kepentingan golonganmenjadi penghambat bergeliatnyaproduksi dalam negeri. DataBPS menyebutkan bahwa padaakhir tahun 2013 dihitung totalproduksi kedelai di Indonesiamencapai 780 ribu ton.

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    57/86

    58Majalah Beranda MITI edisi 4

    Survei

    *Diolah dari Data BPS ( http://www.bps.go.id/ )

    Jumlah produksi ini jauhlebih rendah dibandingkan padahasil produksi kedelai pada awaldekade 90-an. Pada tahun 1993,produksi kedelai mencapai 1,7juta ton, kontras dengan rataanproduktivitas setelah tahun 2000yaitu sebesar 782 ribu ton. Halini disinyalemen karena semakinsedikitnya lahan pertanian yangdigunakan untuk menanamkedelai. Mengapa demikian?

    Data yang disajikan oleh BPSmenunjukkan penyusutan luasan

    panen kedelai. Penurunan hasilproduksi kedelai dalam negeridipengaruhi oleh penyusutan ini.Meski jika diperhatikan trendproduktivitas meningkat tipis,jumlah produksi tetap saja menurunkarena petani mengurangi luasanlahan pertanian kedelai mereka.Data terakhir pada tahun 2013memperlihatkan bahwa luasanpanen hanya 550 ribu hektardengan produktivitas 1,416ton/ha. Produksi kedelai yangdihasilkan hanya 780 ribu ton.

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    58/86

    59Majalah Beranda MITI edisi 4

    Survei

    Produktivitas dan Produksi Kedelai Dalam Negeri Berdasarkan LuasPanen (1993-2013)

    Tahun Luas Panen(Ha) Produktivitas(Ku/Ha) Produksi(Ton)

    1993 1,468,316 11.63 1,707,1261994 1,406,038 11.12 1,564,1791995 1,476,284 11.37 1,679,0921996 1,277,736 11.86 1,515,9371997 1,118,140 12.13 1,356,1081998 1,094,262 11.93 1,304,9501999 1,151,079 12.01 1,382,8482000 824,484 12.34 1,017,6342001 678,848 12.18 826,9322002 544,522 12.36 673,0562003 526,796 12.75 671,6002004 565,155 12.80 723,483

    2005 621,541 13.01 808,3532006 580,534 12.88 747,6112007 459,116 12.91 592,5342008 590,956 13.13 775,7102009 722,791 13.48 974,5122010 660,823 13.73 907,0312011 622,254 13.68 851,2862012 567,624 14.85 843,1532013 550,797 14.16 780,163

    *Diolah dari Data BPS ( http://www.bps.go.id/ )

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    59/86

    60Majalah Beranda MITI edisi 4

    Survei

    *Diolah dari Data BPS ( http://www.bps.go.id/ )

    Di sisi lain, pemerintahmelalui Kementerian Pertanianmenyampaikan bahwa kebutuhankedelai dalam negeri mencapai 2,4juta ton setiap tahunnya. Ini berartiIndonesia harus mengimpor sisakebutuhan yang tidak tercukupioleh produksi dalam negeri ataumenambah areal lahan pertaniankedelai menjadi 1,7 juta hektardengan asumsi produktivitas1,416 ton/ha seperti padatahun 2013. Cara lain yang bisaditempuh adalah meningkatkanproduktivitas kedelai secarabombastis tiga hingga empat kalilipat dari produktivitas saat ini.Cara terakhir ini adalah tantanganbagi para peneliti dan institusiterkait di bidang pertanian, antaramungkin dan tidak mungkinditerapkan di Indonesia.

    Mau tidak mau, pilihan pertamadiambil oleh pemerintah padaawal-awal penurunan produksikedelai dalam negeri, yaitukebijakan impor kedelai. Alih-alihsebagai kebijakan jangka pendeksembari menguatkan kembaliproduksi dalam negeri, kebijakanuntuk impor kedelai malahterus menggeser kedelai lokal.Konsumen lebih memilih kedelaiimpor karena memiliki bulir yanglebih besar dan seragam, stoksepanjang waktu, kadar proteintinggi, rendahnya kadar air, danberwarna lebih putih sehinggaproduk turunannya terlihat lebihcantik. Meski terkadang hargakedelai lokal lebih murah daripadakedelai impor, konsumen lebihmemilih untuk membeli kedelaiimpor. Harga kedelai nasional

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    60/86

    61Majalah Beranda MITI edisi 4

    Survei

    per tanggal 28 Mei 2014 adalah11.059 rupiah untuk kedelai impordan 10.636 rupiah untuk kedelailokal seperti dilansir pada websiteKementerian Perdagangan. Iniberarti pilihan konsumen bukanhanya pada harga, namun jugakualitas produk mereka.

    Konsumen yang lebih memilihkedelai impor berdasarkan kualitasdan harga menggeser popularitaskedelai lokal. Semakin sedikitpermintaan terhadap kedelai lokal,sehingga petani dipaksa untukberalih ke komoditas lain yanglebih menguntungkan baginya.Pemerintah tidak bisa berbuatapa-apa karena komersialisasipemenuhan kebutuhand alamnegeri telah dibuka lebar. Bulogsebelum adanya reformasi masihmempunyai peran penting dalamstabilisasi pangan nasional,namun sekarang tidak bisa banyakbergerak sebab persaingan pasardengan para importir swastayang telah mengantongi izindari Kementerian Perdagangansemakin ketat. Bulog yang telahdisunat kewenangannya mengaturkebutuhan pangan dalam negeritidak bisa berbuat banyak.

    Apalagi Bulog saat ini telahmenjadi bagian dari BUMN yangharus cari ‘untung’, bukan malahmemberikan insentif kepadapetani untuk menggeliatkanproduksi mereka.

    Cara lain telah disebutkanadalah menemukan varietaskedelai yang dapat memproduksitiga hingga empat kali lipat dariproduksi saat ini. Beberapapenelitian telah dilakukan denganhasil variatas baru kedelai denganproduktivitas hingga 3,9 ton/ha,seperti varietas Rajabasa hasilradiasi sinar Y oleh Batan. Namunpenerapan dan penyebaran inovasikepada petani tidak mendukunghasil penelitian ini. Terbuktijumlah produksi masih rendah.

    “Kurang adanya sosialisasipemerintah kepadamasyarakat terhadap hasil

    penelitian yang memperbesarproduktivitas tanaman danketerbatasan pengetahuanpetani menjadi penyebabnya.Akhirnya varietas hasilpenelitian hanya terpajangdalam laboratorium atau

    terpampang namanya diwebsite-website pemerintah”

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    61/86

    62Majalah Beranda MITI edisi 4

    Survei

    Harapan BesarTidak ada negara yang ingin

    bergantung pada negara lain.Terlebih masalah perut yangmenentukan hidup atau matirakyat. Harapan besar untukmengatasi impor kedelai tertumpupada semua pihak. Pemerintahyang membuat kebijakan agarpangan nasional berdaulat, rakyatmemilih produk lokal, petanisetia meningkatkan kualitas danproduksi, dan pengusaha maumenggeliatkan potensi dalamnegeri.

    Jika semua pihak berperandalam menentukan arah masadepan bangsa ini, bukan tidakmungkin Indonesia hidup denganhasil pangan sendiri. Informasilebih lanjut mengenai tatacaraperhitungan TKDN dapatmenghubungi head office MITImelalui email [email protected].

    Referensi1. Dahrul Syah. 2012. Pengantar teknologi

    pangan. Bogor: IPB Press2. Peraturan Menteri Perindustrian RI No.

    16/M-IND/PER/2/20113. http://www.bps.go.id/

    Deslaknyo Wisnu Hanjagimenunjukkan kecintaannyaterhadap bidang pertanian sejakkecil. Lahir dari keluarga petani,lulusan Program AkselerasiDepartemen Sains Komunikasi danPengembangan Masyarakat IPB inisemasa kuliahnya mengambil minorAgronomi dan Hortikultura danmendapatkan predikat cumlaude.Karyanya telah diterbitkan dalamberbagai prosiding nasionalmaupun internasional. Saat iniia beraktivitas sebagai ManagerBidang Riset dan Analisis Data,

    Deputi Kajian dan Kebijakan, MITI.Dengan spesialisasi keilmuan dibidang pengembangan masyarakat,penyuluhan, kependudukan,sosiologi pedesaan, dan kajianagraria, Deslaknyo berharap dapatberkontribusi untuk memajukanpertanian Indonesia demikedaulatan Bangsa.

  • 8/17/2019 Majalah Beranda Edisi 4 Online

    62/86

    63Majalah Beranda MITI edisi 4

    Essay GPL

    KEANEKARAGAMAN SUMBER PATI LOKALDALAM BALUTAN TEKNOLOGI

    J

    ika dilihat pada peta,maka Indonesia hanyalahjejeran pulau-pulaukecil yang dike