perludem: beranda

39
GAMBARAN SINGKAT PEMILIHAN UMUM 2014 DI INDONESIA rumahpemilu .org

Upload: nguyentu

Post on 20-Dec-2016

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perludem: Beranda

GAMBARAN SINGKAT PEMILIHAN UMUM 2014 DI INDONESIA

rumahpemilu.org

Page 2: Perludem: Beranda
Page 3: Perludem: Beranda

GAMBARAN SINGKAT PEMILIHAN UMUM 2014 DI INDONESIA

Cetakan I, November 2013

DITERBITKAN OLEH:rumahpemilu.orgJl. TebetTimur IVA No. 1, Tebet, Jakarta SelatanT: +62-21-8300004 F: [email protected], www.rumahpemilu.org

DISCLAIMERPenerbitan publikasi ini didanai oleh United States Agency for International Development (USAID). Publikasi ini dibuat www.rumahpemilu.org bekerja sama dengan International Foundation for Electoral Assistance (IFES). Pandangan yang ada dalam publikasi ini adalah opini penulis sepenuhnya dan tidak mencerminkan pandangan dari USAID maupun Pemerintah Amerika Serikat. Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi laman www.rumahpemilu.org.

Page 4: Perludem: Beranda
Page 5: Perludem: Beranda

DAFTAR ISI

Pengenalan ...................................................................5

Kerangka Hukum ......................................................8

Pemilihan Umum Legislatif ...............................10

Pemilihan Umum Presiden ...............................21

Pemilihan Umum Kepala Daerah .........................................................22

Partai Politik dan Kandidat ...............................26

Penyelenggara Pemilihan Umum KPU .........31

BAWASLU dan Penyelesaian Sengketa Kepemiluan ..........................................33

Informasi Lebih Lanjut ........................................37

Page 6: Perludem: Beranda
Page 7: Perludem: Beranda

5 |

PENGENALAN

Pemilu Indonesia mungkin adalah kegiatan kepemiluan paling kompleks di dunia: Empat juta petugas di 550.000 TPS, yang tersebar di berbagai penjuru sebuah negara yang terdiri atas 17.000 pulau, bertugas mengelola 775 juta surat suara dengan 2.450 desain yang berbeda untuk memfasilitasi pemilihan 19.700 kandidat dalam satu Pemilu presiden dan 532 dewan perwakilan di tingkat nasional dan daerah.

Indonesia telah melaksanakan pemilihan umum sebanyak tiga kali – 1999, 2004, dan 2009 – sejak kembali ke bentuk demokrasi. Kualitas penyelenggaraan Pemilu 1999 dan 2004 mengalami kemajuan yang baik, namun terjadinya skandal besar pengadaan, tidak berfungsinya undang-undang kepemiluan, dan komisi pemilihan umum yang mengalami banyak permasalahan berujung kepada Pemilu

Page 8: Perludem: Beranda

6 | PEMILIHAN UMUM 2014

2009 yang kualitasnya jauh di bawah standar – diselamatkan terutama oleh selisih perolehan suara yang signifikan dan meyakinkan. Dilatari oleh bermasalahnya Pemilu 2009, harapan dan risiko dalam penyelenggaraan Pemilu 2014 yang akan datang sangatlah signifikan dan merupakan sebuah tantangan besar yang harus dihadapi oleh 2.659 orang komisioner pemilihan umum yang baru dipilih di tingkat nasional dan daerah.

Pelaksanaan pemilu legislatif tingkat nasional dan daerah dijadwalkan pada tanggal 9 April 2014. Pemilu presiden dijadwalkan untuk dilaksanakan pada bulan Juli 2014, dan, jika ronde kedua harus dilaksanakan, hal tersebut akan diadakan pada bulan September 2014. Pemilu presiden dan legislatif dilaksanakan tiap lima tahun, namun pemilihan kepala eksekutif tingkat sub-nasional/daerah (Pemilihan Umum Kepala Daerah atau Pemilukada) dilaksanakan secara terputus di berbagai bagian Indonesia

Page 9: Perludem: Beranda

7 |

setiap waktu. Di Indonesia, akan selalu ada Pemilukada yang berlangsung.

Dalam hal jumlah pemilih, pemilihan umum nasional di Indonesia adalah pemi-lu-satu-hari kedua terbesar di dunia – no-mor dua setelah Amerika Serikat. Menurut sensus nasional April 2010, total populasi Indonesia saat ini adalah 237,56 juta jiwa. Batas umur minimal sebagai pemilih adalah 17 tahun (pada hari pemilihan) atau usia berapapun asalkan telah/pernah menikah. Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2014 yang telah ditetapkan pada tanggal 4 November 2013 berisi 186,61 juta pemilih yang terdaftar. Dalam Pemilu 2009, terdapat 171 juta pemilih terdaftar namun hanya 122 juta pemilih yang menggunakan hak pilihnya – menunjukkan tingkat partisipasi pemilih sebesar 71 persen – sebuah penurunan dras-tis dari tingkat partisipasi 93 persen pada Pe-milu 1999 dan 84 persen pada Pemilu 2004. Kendati demikian, penurunan tingkat parti-

Page 10: Perludem: Beranda

8 | PEMILIHAN UMUM 2014

sipasi bukanlah hal yang aneh bagi sebuah demokrasi yang baru berdiri.

KERANGKA HUKUM

Indonesia merupakan sebuah Republik Perwakilan dimana Presiden merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerin-tahan. Konstitusi Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang Dasar Negara Republik In-donesia Tahun 1945 (UUD 1945), yang te-lah melalui proses amandemen, merupakan landasan untuk sistem pemerintahan negara dan yang memisahkan kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

Kejatuhan Soeharto pada tahun 1998 dan permulaan gerakan Reformasi menghasil-kan amandemen yang signifikan terhadap Konstitusi tersebut, yang mempengaruhi ke-tiga kekuasaan pemerintah, menambahkan

Page 11: Perludem: Beranda

9 |

klausa hak-hak asasi manusia yang penting, dan memperkenalkan pertama kali konsep “Pemilu” ke dalam konstitusi.

Kerangka hukum legislatif yang mengatur perwakilan demokratis merupakan hal yang rumit dan menyangkut beberapa undang-undang:• Undang-Undang 15/2011 tentang Penye-

lenggara Pemilihan Umum• Undang-Undang 8/2012 tentang Pemili-

han Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

• Undang-Undang 42/2008 tentang Pemili-han Umum Presiden dan Wakil Presiden

• Undang-Undang 32/2004 tentang Pemer-intahan Daerah (mencakup pemilu kepala daerah)1

• Undang-Undang 2/2011 tentang Partai

1 Rancangan Undang-Undang tentang Pemilukada sedang dibahas di DPR dan ditargetkan untuk disahkan pada akhir tahun 2013.

Page 12: Perludem: Beranda

10 | PEMILIHAN UMUM 2014

Politik• Undang-Undang 27/2009 tentang Majelis

Permusyarawatan Rakyat, Dewan Per-wakilan Rakyat , Dewan Perwakilan Daer-ah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF

Pada 9 April 2014 akan dilangsungkan Pemilu untuk memilih para anggota dewan perwakilan rakyat tingkat nasional dan ang-gota dewan perwakilan rakyat tingkat daerah untuk 332 provinsi dan 497 kabupaten/kota.

2 Pada bulan Maret 2013, Pemerintah secara resmi mengumumkan dibentuknya Kalimantan Utara sebagai provinsi ke-34. Kendati demikian, pemetaan daerah pemilihan yang lama, berdasarkan 33 provinsi, akan tetap digunakan dalam Pemilu 2014. Perwakilan Kalimantan Utara di DPD dan DPR akan dipilih dalam Pemilu 2019; sementara anggota DPRD Provinsi, Kabupaten, dan Kota di Kalimantan Utara akan ditentukan dari hasil Pemilu

Page 13: Perludem: Beranda

11 |

Di Indonesia,terdapat dua lembaga leg-islatif nasional: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). DPR merupakan badan yang sudah ada yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 sebelum amandemen, dan DPD, yang dibentuk pada tahun 2004 adalah lem-baga perwakilan jenis baru yang secara kon-stitusional dibentuk melalui amandemen UUD sebagai pergerakan menuju bicamer-alism di Indonesia. Akan tetapi, hanya DPR yang melaksanakan fungsi legislatif secara penuh; DPD memiliki mandat yang lebih ter-batas3. Gabungan kedua lembaga ini disebut Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang memiliki mandat yang sangat terbatas,

2014. Perwakilan provinsi asal, yakni Kalimantan Timur, akan meneruskan tugasnya mewakilkan kepentingan Kalimantan Utara hingga Pemilu 2019.

3 Otoritas DPD dalam penyusunan undang-undang hanya terbatas pada otonomi daerah, pemekaran daerah, pen-gelolaan sumber daya alam, dan kebijakan moneter pusat dan daerah.

Page 14: Perludem: Beranda

12 | PEMILIHAN UMUM 2014

mencakup langkah terakhir proses pemak-zulan presiden. Anggota DPR dan DPD dipilih untuk jangka waktu lima tahun.

DPR terdiri dari 560 anggota yang be-rasal dari 77 daerah pemilihan berwakil majemuk (multi-member electoral districts) yang memiliki tiga sampai sepuluh kursi per daerah pemilihan (tergantung populasi penduduk dapil terkait) yang dipilih melalui sistem proporsional terbuka. Ambang batas legislatif sebesar 3,5 persen berlaku hanya untuk DPR dan tidak berlaku untuk DPRD. Tiap pemilih akan menerima satu surat su-ara untuk pemilihan anggota DPR yang berisi semua partai politik dan calon legislatif yang mencalonkan diri dalam daerah pemilihan di mana pemilih tersebut berada. Pemilih kemudian, menggunakan paku, mencoblos satu lubang pada nama kandidat atau gam-bar partai politik yang dipilih, atau keduanya (jika pada sebuah suara terdapat dua lubang hasil coblosan, gambar partai yang dicoblos

Page 15: Perludem: Beranda

13 |

haruslah partai yang mengusung kandidat yang dicoblos, kalau tidak demikian maka su-rat suara tersebut akan dianggap tidak sah).

DPD memiliki 132 perwakilan, yang ter-diri dari empat orang dari masing-masing provinsi (dengan jumlah provinsi 33). Calon non-partai dari provinsi masing-masing dipilih melalui sistem mayoritarian dengan varian distrik berwakil banyak (single non-transferable vote, SNTV). Tiap pemilih men-erima satu surat suara untuk pemilihan ang-gota DPD yang berisi semua calon non-partai yang mencalonkan diri di provinsi di mana pemilih tersebut berada. Pemilih kemudian, menggunakan paku, mencoblos satu lubang pada nama kandidat yang dipilih. Empat kan-didat yang memperoleh suara terbanyak di tiap provinsi akan kemudian terpilih menjadi anggota DPD.

DPRD Provinsi (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi) dipilih di 33 provinsi, masing masing dengan jumlah 35 sampai

Page 16: Perludem: Beranda

14 | PEMILIHAN UMUM 2014

100 anggota, tergantung populasi penduduk provinsi yang bersangkutan.

Untuk Pemilu 2014, di tingkat provinsi terdapat 2.112 kursi yang diperebutkan da-lam 259 daerah pemilihan berwakil maje-muk yang memiliki 3 hingga 12 kursi tergan-tung populasi. 497 DPRD Kabupaten/Kota, yang masing-masing terdiri atas 20 sampai 50 anggota tergantung populasi penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan, dipilih di tiap kabupaten/kota. Dalam pemerintahan daerah, di bawah tingkat provinsi terdapat 410 kabupaten (pada umumnya pedesaan) dan 98 kota (pada umumnya perkotaan), dan 4974 dari seluruh kabupaten/kota tersebut akan memilih anggota DPRD masing-masing dalam Pemilu 2014. Untuk Pemilu Legislatif 2014, pada tingkat kabupaten/kota, terdapat

4 Angka ini tidak menyertakan enam kabupaten/kota di Jakarta yang tidak memiliki DPRD dan lima kabupaten/kota di provinsi ke-34, Kalimantan Utara, yang DPRD-nya baru akan dipilih pada tahun 2019.

Page 17: Perludem: Beranda

15 |

16.895 kursi di 2.102 daerah pemilihan ber-wakil majemuk yang memiliki 3 hingga 12 kursi.

Para anggota legislatif di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota terpilih untuk menempuh masa jabatan selama lima tahun, dimulai pada hari yang sama, melalui sistem perwakilan proporsional terbuka yang sama dengan sistem DPR sebagaimana telah di-jelaskan sebelumnya, namun tanpa pen-erapan ambang batas parlementer. Dalam prakteknya, ini berarti bahwa tiap pemilih di Indonesia akan menerima empat jenis su-rat suara yang berbeda pada tanggal 9 April 2014, yakni surat suara DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota5.

Alokasi Kursi DPR: Pada Pemilu 2009, alokasi kursi untuk DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota merupakan proses

5 Untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, pemilih hanya menerima tiga jenis surat suara karena Ibukota tidak memiliki DPRD Kab/Kota.

Page 18: Perludem: Beranda

16 | PEMILIHAN UMUM 2014

rumit yang berujung pada kesalahan dan ke-mudian revisi alokasi kursi yang cukup me-malukan. Dalam UU Pemilu Legislatif yang saat ini berlaku (UU 8/2012), proses alokasi kursi telah disederhanakan menjadi dua ta-hap saja. Untuk menghitung alokasi kursi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan perta-ma-tama menentukan Bilangan Pembagi Pe-milih (BPP) bagi tiap daerah pemilihan. BPP adalah jumlah suara sah yang diterima dalam sebuah daerah pemilihan, dibagi dengan jum-lah kursi yang tersedia bagi daerah pemilihan tersebut. Sebuah partai politik mendapatkan satu kursi setiap kali jumlah suara yang diper-oleh partai tersebut mencapai BPP. Misalnya, jika BPP sebuah dapil adalah 1500 dan par-tai A menerima 5000 suara, partai tersebut akan mendapatkan tiga kursi dalam alokasi kursi tahap pertama. Kemudian, pada tahap kedua, kursi yang tersisa di daerah pemili-han tersebut dialokasikan bagi partai politik dengan sisa suara terbesar (sisa suara adalah

Page 19: Perludem: Beranda

17 |

total perolehan suara partai dikurangi suara yang digunakan untuk mendapatkan kursi di penghitungan tahap pertama). Misalnya: BPP dalam sebuah dapil dengan 5 kursi yang diper-ebutkan oleh dua partai adalah 1500; Partai A memperoleh 5000 suara sehingga mendapat-kan tiga kursi di tahap pertama, dan Partai B memperoleh 2500 suara sehingga mendapat-kan satu kursi di tahap pertama; sisa suara Partai A adalah 500 dan sisa suara partai B adalah 1000; dengan demikian, karena sisa suaranya lebih besar, Partai B mendapatkan satu kursi terakhir di alokasi kursi tahap ke-dua ini. Jika ada dua partai atau lebih yang me-miliki sisa suara sejumlah sama besar untuk satu kursi yang tersisa, kursi tersebut akan di-dapatkan oleh partai politik yang persebaran geografis perolehan suaranya lebih luas. Saat jumlah kursi yang didapatkan oleh partai-par-tai politik sudah ditentukan, kursi tersebut di-isi oleh calon legislatif yang mencalonkan diri atas nama partai terkait di daerah pemilihan

Page 20: Perludem: Beranda

18 | PEMILIHAN UMUM 2014

yang dimaksud dan berhasil mendapatkan perolehan suara terbanyak. Untuk 77 daerah pemilihan dalam Pemilu Anggota DPR, partai politik yang perolehan suaranya tidak menca-pai 3,5 persen suara sah tidak diikutsertakan dalam proses alokasi kursi. Partai yang belum mencapai 3,5 persen suara sah dalam Pemilu Anggota DPR masih dapat mendapatkan kursi di DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

Kuota Gender: Pada Pemilu 2004, UU Pe-milu menyarankan agar 30 persen dari daft-ar calon yang diajukan masing-masing partai politik peserta pemilu adalah calon perem-puan. Dari 24 partai politik peserta Pemilu 2004, 14 partai berhasil memenuhi kuota yang disarankan, sehingga 11.6 persen ang-gota DPR terpilih dan 22 persen anggota DPD terpilih adalah perempuan. Pada Pemilu Leg-islatif 2009, ketentuan tentang kuota gender sedikit lebih ketat. Tiap partai politik peserta pemilu diwajibkan untuk memiliki minimal 30 persen calon perempuan dalam daftar

Page 21: Perludem: Beranda

19 |

calon yang diajukan dan harus ada setida-knya satu calon perempuan dalam setiap tiga calon secara berurutan dari awal daftar (dise-but juga sistem ‘ritsleting’ atau ‘zipper’). Jika ketentuan kuota minimal 30 persen calon perempuan ini gagal dipenuhi, diterapkan sanksi administratif; akan tetapi, tidak ada sanksi yang diterapkan jika gagal memenuhi sistem zipper. Pada Pemilu 2009, 101 orang (17,86 persen) anggota DPR terpilih adalah perempuan (saat ini hanya terdapat 103 anggota DPR perempuan disebabkan oleh penggantian sementara anggota legislatif). Untuk Pemilu 2014, UU 8/2012 memper-tahankan diwajibkannya kuota minimal 30 persen calon perempuan untuk daftar calon yang diajukan dan satu calon perempuan dalam setiap tiga calon secara berurutan dari awal daftar calon. Kedua ketentuan ini seka-rang memiliki ancaman sanksi jika gagal di-penuhi – partai politik yang gagal memenuhi kuota tersebut akan dicabut haknya sebagai

Page 22: Perludem: Beranda

20 | PEMILIHAN UMUM 2014

peserta pemilu di daerah pemilihan di mana kuota tersebut gagal dipenuhi. Dalam proses pendaftaran calon di KPU, semua partai poli-tik peserta pemilu tingkat nasional berhasil memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut. Daftar calon tetap yang telah disusun berisi 2.465 calon perempuan, atau lebih sedikit dari 37 persen, dari total calon sebanyak 6.607 orang. Diharuskannya ada satu calon perempuan dalam setiap tiga calon secara berurutan dari awal daftar di surat suara tidak menjamin keterwakilan perempuan, karena kursi yang berhasil didapatkan oleh sebuah partai politik akan dialokasikan bagi calon dari partai tersebut yang memperoleh suara terbanyak tanpa memperdulikan jenis kelamin calon. Jika Partai A memenangkan tiga kursi dan tiga calon Partai A yang mem-peroleh suara terbanyak semuanya laki-laki, Partai A tidak akan memiliki wakil perem-puan di daerah pemilihan tersebut.

Page 23: Perludem: Beranda

21 |

PEMILIHAN UMUM PRESIDEN

Presiden adalah pemimpin kekuasaan ek-sekutif dan dapat dipilih sebanyak-banyaknya dua kali untuk jangka waktu masing-masing lima tahun. Sebuah partai politik atau koalisi partai politik yang memenangkan 25 persen suara sah atau memperoleh paling sedikit 20 persen kursi DPR dapat mengajukan calon untuk pasangan Presiden dan Wakil Presi-den. Pemilihan umum Presiden diadakan setelah Pemilu legislatif guna memastikan pemenuhan persyaratan diatas dalam men-calonkan diri menjadi Presiden. Pasangan Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat. Presiden saat ini, Susi-lo Bambang Yudhoyono, terpilih untuk kedua dan terakhir kalinya pada putaran pertama dalam pemilihan umum tahun 2009 dengan perolehan 60,8 persen dari jumlah suara.

Page 24: Perludem: Beranda

22 | PEMILIHAN UMUM 2014

Pemilu Presiden akan dilaksanakan pada awal bulan Juli 2014. Tanggal pastinya akan ditetapkan oleh komisi pemilihan umum da-lam waktu dekat. Jika seorang kandidat tidak mencapai mayoritas absolut pada putaran pertama, putaran kedua antara dua kandidat yang memperoleh suara terbanyak akan dis-elenggarakan pada bulan September 2014.

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

Struktur pemerintahan daerah di Indo-nesia dibagi menjadi 34 provinsi yang ter-diri atas 508 kabupaten (pedesaan) dan kota (perkotaan), 6.994 kecamatan, dan 81.253 kelurahan (perkotaan) dan desa (pedesaan).

Pemilihan umum daerah yang resmi dis-elenggarakan oleh komisi pemilihan umum disebut Pemilihan Umum Kepala Daerah

Page 25: Perludem: Beranda

23 |

dan Wakil Kepala Daerah atau Pemilukada. Pemilukada adalah pemilihan umum terpu-tus (staggered) untuk memilih kepala dan wakil kepala eksekutif di 33 provinsi (kecuali Yogyakarta, lihat paragraf selanjutnya) dan di 502 kabupaten/kota. Berbagai Pemiluka-da dilaksanakan setiap waktu, kecuali pada tahun diselenggarakannya Pemilu Nasional. Di Indonesia, akan selalu ada Pemilu atau Pemilukada yang berlangsung.

Lima provinsi memiliki status khusus yang memungkinkan diberlakukannya ber-bagai variasi undang-undang kepemiluan: Aceh atas penggunaan hukum syariah di tingkat lokal dan keberadaan partai politik lokal, Yogyakarta sebagai sebuah kesultanan, Papua dan Papua Barat sebagai daerah oto-nomi khusus, dan Jakarta sebagai daerah khusus ibukota. Pada tahun 2012, pemerin-tah menetapkan undang-undang otonomi khusus bagi Yogyakarta yang menetapkan Sultan Yogyakarta sebagai gubernur provinsi

Page 26: Perludem: Beranda

24 | PEMILIHAN UMUM 2014

tersebut. Pemilukada Provinsi: Kepala eksekutif

sebuah provinsi adalah gubernur, dibantu oleh wakil gubernur. Gubernur dan wakil gu-bernur dipilih sebagai pasangan untuk masa jabatan lima tahun dengan mayoritas relatif minimal 30 persen dari jumlah suara yang ada (50 persen untuk Jakarta). Jika mayori-tas relatif ini tidak tercapai, putaran kedua antara dua kandidat yang memperoleh suara terbesar akan diselenggarakan.

Pemilukada Kabupaten/Kota: Kepala eksekutif sebuah kabupaten (daerah pede-saan) adalah Bupati, dan kepala eksekutif sebuah kota (daerah perkotaan) adalah Wa-likota. Bupati atau Walikota, beserta wak-ilnya, dipilih sebagai pasangan untuk masa jabatan lima tahun dengan mayoritas relatif minimal 30 persen dari jumlah suara yang ada. Pemilukada Kabupaten/Kota kadang-kadang diselenggarakan serentak pada hari yang sama dengan Pemilukada Provinsi, na-

Page 27: Perludem: Beranda

25 |

mun sering juga pada jadwal yang berbeda. Penunjukan Camat: Sub-divisi admin-

istratif dari 508 Kabupaten/Kota tersebut adalah kecamatan yang totalnya berjumlah 6.994. Kepala Kecamatan (Camat) ditunjuk oleh Bupati/Walikota di tingkat kabupaten/kota.

Penunjukan Lurah dan Pemilukada Desa: Desa, dalam hierarki administratif, adalah sub-bagian kecamatan, dan meru-pakan tingkat pemerintahan administratif terendah di Indonesia. Di Indonesia, terdapat 8.309 kelurahan (di bawah kota) dan 72.944 desa (di bawah kabupaten6). Kepala kelura-han, disebut Lurah, adalah pegawai negeri yang ditunjuk oleh Camat. Berbeda dengan Lurah, Kepala Desa adalah warga negara yang secara langsung dipilih oleh warga desa

6 Beberapa daerah yang baru-baru ini menjadi kota masih memiliki status administratif sebagai desa, karena sistem administrasi di daerah tersebut belum menyesuaikan dengan perubahan demografis.

Page 28: Perludem: Beranda

26 | PEMILIHAN UMUM 2014

dalam pemilihan umum yang sifatnya infor-mal dan diorganisir secara lokal. Pemilihan umum ini dilaksanakan secara terputus un-tuk masa jabatan enam tahun.

PARTAI POLITIK DAN KANDIDAT

Indonesia menggunakan sistem multi-partai. Menurut catatan Kementrian Hukum dan Hak Azasi, terdapat 73 partai politik yang terdaftar secara sah. UU 8/2012 mewa-jibkan masing-masing partai politik untuk mengikuti proses pendaftaran dan verifikasi yang dilaksanakan oleh KPU untuk mengi-kuti sebuah Pemilu. Pada Pemilu 2009, ter-dapat 38 partai politik nasional dan enam partai politik Aceh yang bersaing hanya untuk daerah Aceh. Sembilan partai politik mendapatkan kursi di DPR. Setelah Pemilu

Page 29: Perludem: Beranda

27 |

2009, sembilan partai politik ini menga-mandemen undang-undang Pemilu Legis-latif dan menetapkan batas yang jauh lebih tinggi untuk mendaftarkan, berpartisipasi, dan memenangkan pemilihan umum. Batas-batas ini, sangat tinggi bahkan kalau diukur menggunakan norma-norma internasional, termasuk aturan bahwa partai politik harus memiliki kantor cabang (yang sifatnya per-manen) di 33 provinsi, kantor cabang (yang sifatnya permanen) di setidaknya 75 persen kabupaten/kota tiap provinsi, dan kantor ca-bang (tidak harus permanen) di setidaknya 50 persen kecamatan dalam kabupaten/kota tersebut. Untuk Pemilu 2014, 46 partai politik mendaftarkan diri, namun hanya dua belas partai politik nasional dan tiga partai politik lokal (hanya boleh bersaing melawan parpol nasional di Aceh) yang sukses mele-wati proses pendaftaran dan mendapatkan tempat di surat suara. Berikut adalah dua be-las partai tersebut berdasarkan nomor urut

Page 30: Perludem: Beranda

28 | PEMILIHAN UMUM 2014

bersama informasi mengenai jumlah suara yang diperoleh pada Pemilu 2009.

1. NasDem – Partai Nasional Demokrat (partai politik baru)

2. PKB – Partai Kebangkitan Bangsa (memperoleh 4,95 persen suara/27 kursi di DPR)

3. PKS – Partai Keadilan Sejahtera (mem-peroleh 7,89 persen suara/57 kursi di DPR)

4. PDI-P – Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (memperoleh 14,01 persen suara/95 kursi di DPR)

5. Golkar – Partai Golongan Karya (mem-peroleh 14,45 persen suara/107 kursi di DPR)

6. Gerindra – Partai Gerakan Indone-sia Raya (memperoleh 4,46 persen suara/26 kursi di DPR)

Page 31: Perludem: Beranda

29 |

7. PD – Partai Demokrat (memperoleh 20,81 persen suara/150 kursi di DPR, merupakan partai dari presiden Repub-lik Indonesia saat ini)

8. PAN – Partai Amanat Nasional (mem-peroleh 6,03 persen suara/43 kursi di DPR)

9. PPP – Partai Persatuan Pembangunan (memperoleh 5,33 persen suara/33 kursi di DPR)

10. Hanura – Partai Hati Nurani Rakyat (memperoleh 3,77 persen suara/18 kursi di DPR)

11. PDA – Partai Damai Aceh (partai politik baru, hanya bersaing di Aceh)

12. PNA – Partai Nasional Aceh (partai poli-tik baru, hanya bersaing di Aceh)

13. PA – Partai Aceh (hanya bersaing di Aceh; memperoleh 43,9 persen

Page 32: Perludem: Beranda

30 | PEMILIHAN UMUM 2014

suara/33 dari 69 kursi di DPRD Provinsi Aceh)

14. PBB – Partai Bulan Bintang (tidak ber-hasil memperoleh kursi di DPR)

15. PKPI – Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (tidak berhasil memperoleh kursi di DPR)

Calon non-partai hanya diperbolehkan untuk bersaing untuk 132 kursi DPD dan gubernur, bupati, walikota, dan kepala desa (artinya, semua calon anggota DPR dan DPRD harus diusung oleh sebuah partai politik). Ja-rang sekali ditemukan calon non-partai yang menuai kesuksesan di Pemilu Gubernur, Bu-pati, atau Walikota. Partai politik memiliki keterbatasan demokrasi internal dan kare-nanya, secara umum, calon partai ditentukan oleh sekelompok kecil elit partai.

Page 33: Perludem: Beranda

31 |

PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM KPU

Komisi Pemilihan Umum Republik In-donesia (KPU) adalah lembaga independen yang bertanggung jawab untuk menyeleng-garakan pemilihan umum nasional dan lokal sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 dan Undang-Undang No. 15/2011. KPU saat ini terdiri dari 7 anggota (enam laki-laki; satu perempuan) yang dipilih melalui pros-es seleksi yang ketat dan kemudian dilan-tik oleh Presiden pada 12 April 2012 untuk jangka waktu lima tahun. Ketua KPU, Husni Kamil Manik, terpilih untuk masa jabatan lima tahun melalui pemungutan suara tertu-tup dalam rapat pleno yang pertama kali KPU laksanakan setelah terpilih. Enam anggota lainnya adalah Ida Budhiati, Sigit Pamungkas, Arief Budiman, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Hadar Nafis Gumay, dan Juri Ardiantoro.

Page 34: Perludem: Beranda

32 | PEMILIHAN UMUM 2014

Sekretariat KPU, dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, merupakan perpanjangan tangan eksekutif dari KPU yang bertanggung jawab untuk administrasi organisasi di tingkat na-sional. Sekretaris Jenderal biasanya dicalonk-an oleh KPU dan kemudian ditunjuk untuk jangka waktu lima tahun oleh Presiden. Pada 1 Februari 2013, KPU menunjuk Arif Rah-man Hakim sebagai Sekretaris Jenderal yang baru. Sejak tahun 2007, KPU telah mampu merekrut pegawai negeri sipil sebagai staf mereka, walaupun untuk saat ini hanya ter-batas pada jabatan rendah. Sebelum tahun 2007, sebagian besar stafnya merupakan staf pindahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan hingga staf yang direkrut sendiri oleh KPU mencapai posisi yang cu-kup senior, KPU akan tetap bergantung pada transfer dan pindahan seperti disebutkan untuk mengisi jabatan tingkat menengah dan tingkat atas di Sekretariat Jenderal KPU.

Struktur KPU dan Sekretariat provinsi

Page 35: Perludem: Beranda

33 |

mengikuti struktur di tingkat nasional: se-luruh provinsi dan kabupaten/kota hanya memiliki lima anggota7. KPU memiliki 13.915 staf di 531 kantor di seluruh Indonesia.

BAWASLU DAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPEMILUAN

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mer-upakan lembaga yang bertanggung jawab mengawasi agar gugatan terkait pemilu ditu-jukan kepada badan yang tepat dan diselesai-kan secara benar; secara umum, pelanggaran bersifat kriminal dirujuk kepada polisi dan pengadilan biasa, dan pelanggaran adminis-trasi kepada KPU. UU 8/2012 tentang Pemi-lihan Umum Legislatif memberikan Bawaslu

7 Kecuali KIP Provinsi Aceh, yang memiliki 7 (tujuh) orang anggota.

Page 36: Perludem: Beranda

34 | PEMILIHAN UMUM 2014

wewenang pemutusan perkara dalam segala sengketa antara KPU dan peserta Pemilu. Putusan Bawaslu bersifat final terkecuali un-tuk hal-hal terkait pendaftaran partai politik dan calon legislatif peserta pemilu. Sengketa yang tidak berhasil diselesaikan melalui cara ini diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Neg-ara (PTUN) dengan kemungkinan banding ke Mahkamah Agung (MA), yang putusan-nya bersifat final dan mengikat. Pelanggaran kepemiluan serius yang mempengaruhi ha-sil pemilu diajukan secara langsung kepada Mahkamah Konstitusi. Walaupun peran sep-erti ini tidak biasanya diemban oleh sebuah mahkamah konstitusi, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang pada saat itu diang-gap memiliki kredibilitas tinggi berkontribu-si besar dalam hasil positif Pemilu 2009. Tin-dak kriminal kepemiluan dilaporkan kepada kepolisian dan diperkarakan di Pengadilan Negara (PN), dengan kemungkinan banding ke Pengadilan Tinggi Negara (PTN), yang pu-

Page 37: Perludem: Beranda

35 |

tusannya bersifat final dan mengikat.Ketentuan dalam UU 15/2011 mengatur

bahwa Bawaslu dan KPU adalah lembaga yang setara dan terpisah. Anggota Bawaslu dipilih oleh komite seleksi yang sama dengan komite yang memilih anggota KPU. Terdapat lima ang-gota tetap Bawaslu di tingkat nasional. Rekan sejawat Bawaslu di tingkat provinsi, Bawaslu Provinsi, adalah lembaga yang sekarang sudah bersifat permanen dan beranggotakan tiga orang. Turun dari tingkat provinsi, keanggota-annya bersifat sementara dan terdiri atas tiga anggota di tingkat provinsi, tiga di tingkat ka-bupaten/kota, tiga di tingkat kecamatan dan satu pengawas lapangan di setiap kelurahan/desa. Badan pengawas semacam ini adalah khas Indonesia karena di kebanyakan negara lainnya, fungsi pengawasan dilaksanakan oleh komisi pemilihan umum.

UU 15/2011 juga menetapkan Dewan Ke-hormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). DKPP adalah dewan etika tingkat nasional

Page 38: Perludem: Beranda

36 | PEMILIHAN UMUM 2014

yang ditetapkan untuk memeriksa dan me-mutuskan gugatan dan/atau laporan terkait tuduhan pelanggaran kode etik yang dilaku-kan oleh anggota KPU atau Bawaslu. DKPP ditetapkan dua bulan setelah sumpah ja-batan anggota KPU dan Bawaslu untuk masa jabatan selama lima tahun, dan terdiri atas seorang perwakilan anggota KPU, seorang perwakilan anggota Bawaslu, dan lima pe-mimpin masyarakat. Saat ini, anggota DKPP adalah H. Jimly Asshiddiqie (Ketua), Ida Bud-hiati (KPU), Nelson Simanjuntak (Bawaslu), Abdul Bari Azed, Valina Singka Subekti, Saut Hamonangan Sirait, dan Nur Hidayat Sardini. DKPP, sebuah jenis lembaga penyelenggara pemilu yang hanya ada di Indonesia, ber-tugas untuk memastikan bahwa kerja ang-gota KPU dan Bawaslu memenuhi kode etik bersama dan memiliki kewenangan untuk merekomendasikan pemberhentian seorang anggota komisi/badan pengawas. Keputusan DKPP bersifat final dan mengikat.

Page 39: Perludem: Beranda

37 |

INFORMASI LEBIH LANJUT

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan memeriksa sumber-sumber berikut ini:• Situs Informasi Kepemiluan Indonesia:

www.rumahpemilu.org • Situs web KPU: http://www.kpu.go.id/• Situs web Bawaslu: http://www.bawaslu.

go.id/• Portal Republik Indonesia: http://www.

indonesia.go.id/en/• Situs web Dewan Perwakilan Rakyat:

http://dpr.go.id/• Situs web DPD: www.dpd.go.id• Situs web Mahkamah Konstitusi: http://

www.mahkamahkonstitusi.go.id• Jaringan Pengetahuan Kepemiluan ACE:

http://www.aceproject.org/