mahasiswa kreatif perguruan tinggi negeri di

21
MAHASISWA KREATIF PERGURUAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA (Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kkeatif) Muhammad Alhada Fuadilah Habib Mahasiswa FISIP UNAIR 1.1 Latar Belakang Kreativitas merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipupuk dan ditumbuh kembangkan pada setiap orang agar mereka dapat menciptakan, menemukan atau pun mengkreasikan suatu hal yang unik, menarik, lebih bermanfaat, dan juga tentunya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Di zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, persaingan di segala bidang terutama dalam bidang bisnis sangatlah ketat, sehingga kreativitas merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap orang agar dapat memenangkan persaingan dalam dunia kerja. Di samping itu, kebutuhan akan teknologi untuk membantu meringankan pekerjaan manusia sangatlah dibutuhkan, mengingat semakin sibuk dan kompleknya kegiatan atau masalah- masalah yang harus diselesaikan dan dihadapi oleh menusia. Maka dari itu, kreativitas sangatlah dibutuhkan dalam mengatasi dan menyelesaikan kebutuhan- kebutuhan manusia yang semakin beragam itu. Mengingat sangat pentingnya kreativitas, untuk itu setiap orang terutama mahasiswa perlu memiliki kemampuan tersebut, karena mahasiswa merupakan seorang intelektual yang harus mampu menciptakan suatu penemuan baru atau pun mengkreasikan suatu hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi umat manusia. Selain itu, kreativitas juga sangat dibutuhkan bagi mahasiswa yang kelak akan bersaing di berbagai bidang terutama dalam bidang bisnis (dunia kerja) agar mereka dapat menguasai pasar dan memperoleh keuntungan yang besar. Akan tetapi pada kenyatannya, saat ini masih banyak orang-orang terutama pada kalangan mahasiswa yang belum memiliki kemampuan itu. Data yang kami peroleh dari kemahasiswaan Universitas Airlangga menunjukkan, jumlah mahasiswa Universitas Airlangga tahun 2010 sebesar 24.143 mahasiswa, namun pada kenyataanya hanya sebesar 269 mahasiswa yang mengirimkan proposal dan proposal tersebut terpilih sebagai salah satu ide yang memiliki nilai kreatif yang layak untuk didanai oleh Dikti. Hal ini dapat kita pakai sebagai salah satu indikator bahwa tingkat kreativitas di kalangan mahasiswa Universitas Airlangga masih sangat kurang sehingga perlu adanya pembelajaran dari beberapa mahasiswa lain yang memang sudah memiliki kreativitas yang tinggi. Selain itu menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia pada Februari 2012 masih mencapai 6,32% atau 7,61 juta orang, hal ini menunjukkan bahwa masih terlalu banyaknya masyarakat di Indonesia yang tidak kreatif sehingga mereka tidak bisa menciptakan suatu pekerjaan atau bahkan lapangan kerja baru. Salah satu tujuan universitas adalah untuk mengembangkan SDM, yaitu mahasiswa yang berkualitas dengan salah satu kunci keberhasilannya adalah kreativitas. Adapun cara yang dapat ditempuh yaitu dengan mengadakan suatu kegiatan yang bersifat edukatif sehingga kegiatan tersebut dapat membangkitkan semangat para mahasiswa untuk bisa berkreasi dan berinovasi. Tetapi pada

Upload: vuongnguyet

Post on 11-Jan-2017

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MAHASISWA KREATIF PERGURUAN TINGGI NEGERI DI

SURABAYA

(Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kkeatif)

Muhammad Alhada Fuadilah Habib

Mahasiswa FISIP UNAIR

1.1 Latar Belakang

Kreativitas merupakan suatu hal

yang sangat penting untuk dipupuk dan

ditumbuh kembangkan pada setiap orang

agar mereka dapat menciptakan,

menemukan atau pun mengkreasikan suatu

hal yang unik, menarik, lebih bermanfaat,

dan juga tentunya memiliki nilai ekonomi

yang tinggi. Di zaman yang semakin

modern seperti sekarang ini, persaingan di

segala bidang terutama dalam bidang

bisnis sangatlah ketat, sehingga kreativitas

merupakan suatu hal yang sangat penting

dan harus dimiliki oleh setiap orang agar

dapat memenangkan persaingan dalam

dunia kerja. Di samping itu, kebutuhan

akan teknologi untuk membantu

meringankan pekerjaan manusia sangatlah

dibutuhkan, mengingat semakin sibuk dan

kompleknya kegiatan atau masalah-

masalah yang harus diselesaikan dan

dihadapi oleh menusia. Maka dari itu,

kreativitas sangatlah dibutuhkan dalam

mengatasi dan menyelesaikan kebutuhan-

kebutuhan manusia yang semakin beragam

itu.

Mengingat sangat pentingnya

kreativitas, untuk itu setiap orang terutama

mahasiswa perlu memiliki kemampuan

tersebut, karena mahasiswa merupakan

seorang intelektual yang harus mampu

menciptakan suatu penemuan baru atau

pun mengkreasikan suatu hal yang sudah

ada menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat

bagi umat manusia. Selain itu, kreativitas

juga sangat dibutuhkan bagi mahasiswa

yang kelak akan bersaing di berbagai

bidang terutama dalam bidang bisnis

(dunia kerja) agar mereka dapat menguasai

pasar dan memperoleh keuntungan yang

besar.

Akan tetapi pada kenyatannya, saat ini

masih banyak orang-orang terutama pada

kalangan mahasiswa yang belum memiliki

kemampuan itu. Data yang kami peroleh

dari kemahasiswaan Universitas Airlangga

menunjukkan, jumlah mahasiswa

Universitas Airlangga tahun 2010 sebesar

24.143 mahasiswa, namun pada

kenyataanya hanya sebesar 269 mahasiswa

yang mengirimkan proposal dan proposal

tersebut terpilih sebagai salah satu ide

yang memiliki nilai kreatif yang layak

untuk didanai oleh Dikti. Hal ini dapat kita

pakai sebagai salah satu indikator bahwa

tingkat kreativitas di kalangan mahasiswa

Universitas Airlangga masih sangat kurang

sehingga perlu adanya pembelajaran dari

beberapa mahasiswa lain yang memang

sudah memiliki kreativitas yang tinggi.

Selain itu menurut Badan Pusat

Statistik (BPS), tingkat pengangguran di

Indonesia pada Februari 2012 masih

mencapai 6,32% atau 7,61 juta orang, hal

ini menunjukkan bahwa masih terlalu

banyaknya masyarakat di Indonesia yang

tidak kreatif sehingga mereka tidak bisa

menciptakan suatu pekerjaan atau bahkan

lapangan kerja baru.

Salah satu tujuan universitas adalah

untuk mengembangkan SDM, yaitu

mahasiswa yang berkualitas dengan salah

satu kunci keberhasilannya adalah

kreativitas. Adapun cara yang dapat

ditempuh yaitu dengan mengadakan suatu

kegiatan yang bersifat edukatif sehingga

kegiatan tersebut dapat membangkitkan

semangat para mahasiswa untuk bisa

berkreasi dan berinovasi. Tetapi pada

kenyataannya, jumlah lulusan perguruan

tinggi yang menganggur atau jarak yang

lama antara kelulusan dengan

mendapatkan pekerjaan masih cukup

tinggi. Jumlah pengangguran intelektual di

Indonesia mencapai 1,1 juta orang. Jumlah

ini meningkat 15,71 persen dibandingkan

2010. (Primartantyo, 2012).

Untuk mengatasi masalah seperti ini

salah satu kiat yang dapat dilakukan yaitu

dengan belajar dan memahami kehidupan

orang-orang sukses yang memiliki

kreativitas tinggi dalam mengembangkan

usahanya, sehingga kita bisa mencontoh

perilaku dan usaha-usaha kreatif yang

mereka lakukan. Untuk itu, pada

kesempatan kali ini kami akan melakukan

penelitian untuk mengungkap kehidupan

mahasiswa yang telah sukses menciptakan

karya kreatif yang mereka tekuni.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini diarahkan untuk

memecahkan masalah kurangnya daya

kreativitas dikalangan masyarat Indonesia

khususnya bagi para mahasiswa agar

mengetahui suatu model kehidupan yang

bisa mendorong kreativitas pada seseorang

dan juga mendorong untuk mendapatkan

prestasi dari kreativitas yang telah dimiliki.

Luaran yang kami harapkan dalam

penelitian ini yaitu berupa artikel ilmiah

dan jurnal ilmiah yang dipublikasikan baik

dalam bentuk cetakan maupun elektronik,

sehingga masyarakat terutama kalangan

mahasiswa dapat mengakses dengan

mudah dan dengan biaya yang murah.

Tujuannya agar mahasiswa dapat

membaca dan mengetahui penemuan kami

tentang realitas kehidupan mahasiswa

kreatif Perguruan Tinggi Negeri di

Surabaya, sehingga mereka dapat

mencontoh dan mengambil pelajaran dari

kehidupan mahasiswa kreatif tersebut,

harapannya agar mahasiswa yang

membaca akan termotivasi untuk menjadi

sosok yang kreatif. Secara rinci tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memahamikehidupan

mahasiswa kreatif perguruan

tinggi negeri di Surabaya

2. Mengetahui faktor yang melatar

belakangi pembentukan

kreativitas pada mahasiswa

kreatif Perguruan Tinggi Negeri

di Surabaya

3. Mengetahui kontribusi yang

mahasiswa kreatif berikan bagi

kehidupan masyarakat.

1.3 Urgensi (Keutamaan) Masalah kurangnya daya

kreativitas masyarakat terutama di

kalangan mahasiswa dapat mengakibatkan

masalah yang serius, sebab di era

globalisasi seperti sekarang ini persaingan

di segala bidang (sektor) sangat ketat dan

membutuhkan daya kreativitas yang tinggi

agar mampu bersaing dan tidak hanya

menjadi korban dari globalisasi. Masalah

kurangnya daya kreativitas masyarakat

terutama di kalangan mahasiswa, terbukti

telah menimbulkan dampak negatif seperti

yang telah kami jelaskan di latar belakang

di atas, seperti masalah banyaknya jumlah

pengangguran intelektual di Indonesia,

kurangnya masyarakat yang mampu

memanfaatkan peluang, dan karena

banyaknya angka pengangguran otomatis

akan menimbulkan banyak kemiskinan,

kejahatan, dan masalah-masalah sosial

lainnya. Secara rinci penelitian ini penting

dilakukan karena memiliki kegunaan atau

manfaat seperti:

1. Setelah mengetahui kehidupan

mahasiswa kreatif perguruan

tinggi negeri di Surabaya,

masyarakat terutama kalangan

mahasiswa yang tidak atau

kurang memiliki kreativitas,

dapat belajar dan mencontoh

kehidupan mahasiswa kreatif,

sehingga mahasiswa lain yang

kurang kreatif tersebut

mendapatkan tips atau cara-cara

yang ampuh dalam

peningkatkan kreativitas.

2. Memberikan uraian solutif bagi

masyarakat terutama mahasiswa

dalam meningkatkan kreativitas

mereka.

3. Memberikan motivasi kepada

masyarakat terutama mahasiswa

agar terus mengembangkan

kreativitasnya, sebab dengan

melihat kehidupan orang-orang

yang suses mereka akan

termotivasi untuk menjadi orang

yang susses.

1.4 Studi Pustaka

Dalam judul penelitian ini terdapat

kata kunci utama yang perlu kita bahas

lebih lanjut yaitu “Kreativitas”. Kreativitas

adalah kemampuan seseorang untuk

menciptakan sesuatu yang baru, baik

berupa gagasan maupun karya nyata, baik

dalam bentuk karya baru maupun sesuatu

yang diperbaharuhi dari karya yang sudah

ada, yang semuanya itu relatif berbeda

dengan apa yang telah ada sebelumnya

(Craft, Anna. 2000).

Kreativitas dalam

perkembangannya sangat terkait dengan

empat aspek, yaitu:

1. Aspek Pribadi: Ditinjau dari aspek

pribadi, kreativitas muncul dari interaksi

pribadi yang unik dengan lingkungannya

2. Aspek Pendorong: Ditinjau dari aspek

pendorong kreativitas dalam

perwujudannya memerlukan dorongan

internal maupun eksternal dari

lingkungannya.

3. Aspek Proses: Ditinjau sebagai proses ,

menurut Torence (1988) kreativitas adalah

proses merasakan dan mengamati adanya

masalah, membuat dugaaan tentang

kekurangan (masalah) ini, menilai, dan

menguji dugaan atau hipotesis, kemudian

mengubah dan mengujinya lagi, dan

akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya

4. Aspek Produk: Definisi produk

kreativitas menekuni bahwa apa yang

dihasilkan dari proses kreativitas adalah

sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.

Kreativitas tidak serta merta

timbul, tetapi melalui proses. Proses

kreatif menurut Bobbi De Porter dan Mike

Hernacki (2001:301) dalam bukunya

Quantum Learning mengalir melalui lima

tahap, antara lain: (1).Persiapan:

Mendefinisikan masalah, tujuan atau

tantangan, (2).Inkubasi: Mencerna fakta-

fakta dan mengolahnya dalam pikiran,

(3).Iluminasi: Mendesak kepermukaan,

gagasan-gagasan muncul, (4).Verivikasi:

Memastikan apakah solusi itu benar-benar

memecahkan masalah, dan (5).Aplikasi:

Mengambil langkah-langkah untuk

menindak lanjuti solusi tersebut

Menurut Colin Rose dan Malcom J.

Nichol (2002:275) dalam bukunya

Accelerated Learning, “Menjadi kreatif

tidak hanya berpangku tangan menunggu

kilatan Ilham. Kreativitas menuntut

banyak usaha keras dan mensyaratkan

persiapan matang.” Dari uraian diatas

dapat kita ketahui bahwa kreativitas dapat

dimiliki oleh siapa saja yang

menginiginkannya, sehingga kreativitas

tidak hanya dimiliki oleh seseorang karena

takdir semata (bawaan sejak lahir), akan

tetapi kreativitas itu dapat ditumbuh

kembangkan dengan usaha keras dan

belajar dari kehidupan orang lain yang

memiliki kreativitas tinggi.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini kami

menggunakan metode penelitian kualitatif,

yaitu sebuah metode penelitian yang

menghasilkan data deskriptif mengenai

kata-kata lisan maupun tertulis, dan

tingkah laku yang dapat diamati dari

orang-orang yang diteliti (Taylor dan

Bogdan, 1984:5). Tujuan dari penelitian

ini yaitu untuk memahami secara rinci

berbagai hal yang berkaitan dengan

dinamika kehidupan sosial seseorang

/masyarakat serta berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi

objek sesuai dengan apa adanya (dalam hal

ini yaitu kehidupan mahasiswa kreatif

Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya).

Teknik penentuan informan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling

atau yang disebut juga judgemental

sampling atau sampel pertimbangan

bertujuan merupakan teknik penentuan

informan dengan mengambil informan

hanya yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Sampel ini digunakan jika

dalam upaya memperoleh data tentang

fenomena atau masalah yang diteliti

memerlukan sumber data yang memilki

kualifikasi spesifik atau kriteria khusus

berdasarkan penilaian tertentu, dan tingkat

signifikansi tertentu, dalam kaitannya

dengan penelitian ini yaitu mahasiswa

kreatif perguruan tinggi negeri di Surabaya

yang memenuhi syarat/kriteria yang akan

kami sampaikan kriterianya di bawah.

Teknik ini biasanya dilakukan karena

keterbatasan waktu, tenaga, dan dana

sehingga tidak dapat mengambil sampel

yang besar seperti “seluruh mahasiswa

kreatif di Surabaya dalam segala bidang”

sehingga kami perlu membatasi informan

penelitian dengan syarat/kriteria tertentu.

Keuntungan dari pada teknik ini adalah

terletak pada ketepatan peneliti memilih

sumber data (informan) sesuai dengan

variabel yang diteliti (Arikunto, 2002).

Selain itu menurut pernyataan Strauss

(1987) bahwa penelitian kualitatif tidak

dapat dipaksakan, tergesa-gesa, dan buru-

buru (Denzin, 2009:295). Oleh karena

keterbatasan waktu, tenaga, dan dana

dalam penelitian ini, maka teknik

purposive sampling adalah teknik yang

kami rasa paling tepat.

Dalam penelitian kualitatif, jumlah

informan tidak dapat ditentukan di awal

penelitian, tetapi kita dapat menghentikan

penggalian informasi dari informan ketika

data sudah jenuh (sudah tidak ditemui

variasi data lagi). Akan tetapi yang dapat

ditentukan di awal penelitian adalah jenis

informan, yakni informan subjek (semua

orang yang mengalami secara langsung

hal-hal yang diteliti), informan non-subjek

(semua orang yang tidak mengalami secara

langsung hal-hal yang diteliti, tetapi

mengetahui berbagai hal yang diteliti), dan

informan kunci ( semua orang yang

mengetahui benyak hal berkaitan dengan

yang diteliti walaupun tidak selalu

mengalami secara langsung hal-hal yang

diteliti, biasanya orang tersebut mengerti

sejarah setting sosial atau realitas yang

diteliti). Adapun kriteria informan yang

akan kami jadikan sebagai informan subjek

dalam penelitian ini yaitu:

1. Mahasiswa yang masih berstatus

aktif di perguruan tinggi negeri di

Surabaya;

2. Mahasiswa yang memiliki karya

kreatif yang telah dipublikasikan

dan mendapat penghargaan dari

badan/lembaga tertentu baik dari

dalam maupun dari luar negeri;

3. Karya kreatif tersebut bisa berupa

ide/gagasan tertulis, artikel ilmiah,

pengabdian masyarakat, karsa

cipta, kewirausahaan, penerapan

teknologi, hasil penelitian dan

karya seni; dan

4. Mahasiswa tersebut pada saat

hendak dijadikan objek penelitian

masih dalam keadaan sehat jasmani

dan rohani, serta bersedia menjadi

informan kami.

Tempat yang kami gunakan dalam

penelitian ini yaitu di rumah, dan atau di

kos, dan atau di kontrakan, dan atau di

kampus mahasiswa kreatif Perguruan

Tinggi Negeri di Surabaya, serta beberapa

tempat lain yang sering mereka gunakan

dalam beraktivitas. Adapun perguruan

tinggi negeri di Surabaya yang kami

maksud yaitu: Universitas Negeri

Surabaya, Universitas Airlangga, Institut

Teknologi Sepuluh November, dan Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel. Jangka

waktu yang kami gunakan untuk

menyelesaikan penelitian ini selama empat

bulan yaitu mulai dari bulan Januari

hingga bulan Mei 2013.

Sementara itu, teknik pengumpulan

data yang kami gunakan dalam penelitian

ini yaitu:

a. Wawancara Mendalam (Indepth

Interview)

Merupakan proses pencarian data

(informasi yang dibutuhkan) dengan cara

tanya jawab (tatap muka secara langsung)

antara pewawancara dengan informan,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara, di mana pewawancara

dan informan terlibat dalam interaksi

sosial yang relatif lama dan cukup intensif.

Dalam proses wawancara mendalam ini,

pewawancara harus menanyakan kepada

informan secara detail, menyeluruh, dan

akurat tentang informasi yang dibutuhkan

agar diperoleh data yang lengkap dan utuh.

b. Pengamatan Terlibat (Participant

Observation)

Merupakan suatu pengamatan

dengan melibatkan diri dan mengambil

peran sosial tertentu secara langsung

terhadap informan yang hendak diteliti.

Maksudnya yaitu peneliti tidak hanya

memperoleh informasi dari hasil

pengakuan informan saja, melainkan

peneliti juga menyelami kehidupan

informan secara langsung (mengikuti

keseharian informan) dengan cara tinggal

bersama informan atau ikut dalam kegiatan

sehari-hari informan sampai mendapatkan

semua data yang diinginkan.

Analisis data dalam penelitian

kualitatif tidak dimaksudkan untuk

mencari kecenderungan tentang realitas

sosial yang diamati, dan juga tidak

dimaksudkan untuk memotret pola-pola

umum dari realitas sosial yang

diamati.Akan tetapi analisis kualitatif

dimaksudkan untuk menginterpretasi

terhadap makna dibalik perkataan dan

tingkah laku subyek penelitian untuk

mencari pemahaman mendalam tentang

realitas sosial yang diteliti sebagaimana

realitas sosial tersebut dipahami oleh

subyek penelitian. Tahap pengolahan dan

analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Scalling Measurement,

2. Empirical Generalization,

3. Logical Induction.

Dalam Scalling Measurement,

langkah awal yang harus dilakukan yaitu

membuat “Transkrip”. Transkrip adalah

uraian dalam bentuk tulisan yang rinci dan

lengkap mengenai apa yang dilihat dan

didengar baik secara langsung maupun

dari hasil rekaman. Untuk wawancara

mendalam, transkrip harus dibuat dengan

menggunakan bahasa sesuai hasil

wawancara (bahasa daerah, bahasa asing,

bahasa „khusus‟ dan lain sebagainya).

Setelah transkrip selesai dibuat, langkah

selanjutnya yaitu membuat kategorisasi

data, kategorisasi data yang kami gunakan

dalam penelitian ini yaitu berdasarkan

“Personal File”, maksudnya adalah

menggolongkan data yang ditemukan

berdasarkan subyek yang diteliti.

Kemudian langkah selanjutnuya

adalah melakukan Empirical

Generalization yaitu analisis terhadap isi

transkrip. Adapun analisis yang dilakukan

terhadap isi transkrip yaitu:

1. Menangkap makna dari teks untuk

menunjukkan bagaimana makna

dominan yang ada dalam teks dan

makna yang dapat dipertentangkan

yg bersifat spesifik.

2. Menunjukkan makna-makna yang

melekat dalam suatu teks,

utamanya makna tersembunyi

yang terkandung dalam teks.

3. Menganalisis bagaimana teks

berkaitan dengan kehidupan,

pengalaman, kenyataan, dan hal-

hal yg bermakna tentang subyek

penelitian.

Kemudian langkah selanjutnya

adalah melakukan Logical Induction,

dengan mencari pemahaman mendalam

terhadap realitas sosial yang diteliti

sebagaimana realitas sosial tersebut

dipahami oleh subyek penelitian, serta

melakukan Interpretasi terhadap makna

dibalik perkataan & tingkah laku subyek

penelitian.

Strauss mengatakan, tata langkah

dan teknik-teknik penelitian kualitatif tidak

perlu diikuti secara kaku. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Diesing (1971:14),

bahwa prosedur tidaklah bersifat mekanis

atau otomatis, tidak pula merupakan

alogaritma yang bisa dipastikan akan

memberikan hasil. Tatalangkah lebih

dianjurkan supaya diterapkan secara

melentur menurut keadaan; urutannya bisa

bervariasi, dan dalam tiap langkah terdapat

beberapa alternatif (Strauss, 2009:53). Dari

sini dapat kita ketahui bahwa metode

penelitian kualitatif tidak bersifat kaku

sehingga tata urutannya dapat disesuaikan

dengan kondisi yang ada selama hal itu

dapat mendukung tercapainya tujuan

penelitian.

Penarikan kesimpulan dan

verifikasi dalam penelitian ini dilakukan

berdasarkan pemahaman terhadap

kehidupan mahasiswa kreatif Perguruan

Tinggi Negeri di Surabaya. Sesuai dengan

hakekat penelitian kualitatif, penarikan

kesimpulan dilakukan dalam beberapa

tahap. Pertama dengan menarik

kesimpulan sementara (tentatif), kemudian

seiring dengan bertambahnya data

penelitian, maka harus dilakukan verifikasi

data dengan cara mempelajari kembali

data yang ada. Selanjutnya setelah semua

data terkumpul maka dapat dilakukan

penarikan kesimpulan akhir untuk

mengungkapkan temuan penelitian yang

siap untuk dilaporkan dalam laporan hasil

penelitian.

1.6 Mengenal Kehidupan

Mahasiswa Kreatif

Pada sub-bab ini akan kami uraikan

seputar kehidupan mahasiswa kreatif

secara rinci agar kita bisa lebih memahami

kehidupan mereka secara lebih mendalam.

Adapun yang akan kami uraikan yaitu

seputar kehidupan (keseharian) mahasiswa

kreatif, latar belakang yang menjadikan

mereka menjadi sosok yang kreatif, serta

kontribusi yang telah mahasiswa kreatif

berikan bagi masyarakat. Informasi yang

kami dapatkan untuk menguraikan

kehidupan mahasiswa kreatif ini berasal

baik dari mahasiswa kreatif itu sendiri

sebagai informan subyek, dari informan

kunci serta dari informan non-subyek.

Adapun informasi yang kami dapatkan

seputar kehidupan mahasiswa kreatif yaitu

sebagai berikut:

A. Gambaran Kehidupan Mahasiswa

Kreatif

a. Kehidupan Mahasiswa Kreatif

Berinisial HA

Pola sosialisasi yang dirasakan oleh

HA di dalam keluarganya, awalnya lebih

bersifat „otoriter‟, seperti adanya tuntutan

dari orang tua kepada HA dan saudara-

saudaranya untuk menjadi “ini” dan “itu”.

Namun HA merasa, hal ini kurang sesuai

untuk adik-adiknya. Akhirnya, karena

pendekatan yang „otoriter‟ oleh orang tua

kepada adik-adik HA dinilai kurang pas,

HA merasa orang tua pun mulai menjadi

„demokratis‟ (mulai luluh) dan sudah tidak

„otoriter‟ lagi. Contoh yang bisa diberikan

HA tentang bentuk „otoriter‟ orang tuanya

misalnya seperti mengharuskan HA untuk

meraih juara kelas saat ia SD, dan tuntutan

itu dapat dipenuhinya, dengan menjadi

peringkat 1 mulai dari kelas 1 hingga kelas

6 SD. Namun tuntutan yang sama tidak

dapat dipenuhi oleh adik-adik HA.

Meskipun HA merasa mendapatkan

perlakuan „otoriter‟ dari orang tuanya, HA

mengaku orang tuanya tidak mematok

untuk bersekolah di sekolah-sekolah

tertentu saat HA akan masuk pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, sehingga

orang tuanya memberikan kebebasan

untuk memilih sekolah dan disesuaikan

dengan nilai yang diperoleh.

Dalam hal berperilaku, orang tua

HA lebih menekankan penggunaan bahasa

yang sopan kepada orang yang lebih tua

(dengan Bahasa Jawa krama alus). Orang

tua HA tidak pernah menghukum dengan

cara kekerasan seperti memukul, tetapi

dengan menasihati, memberi teguran saat

bersikap kurang sopan pada orang lain.

HA mengaku memiliki kedekatan

hubungan dengan orang tua, khususnya

dengan sang Ibu. Oleh karena itu, ia selalu

mengusahakan agar hubungan itu tetap

terjaga, meskipun saat menempuh

pendidikan sekarang ia harus terpisah dari

orang tuanya.

Dalam pergaulan dengan teman

sebayanya, HA mengaku lebih memilih

hubungan persahabatan yang

memotivasinya. Terutama saat kondisi

mentalnya „menurun‟, ketika tidak

bersemangat. Meskipun HA tidak pilih-

pilih teman, tetapi dalam berteman ia tidak

mau „berteman yang seadanya‟. Jika sudah

menargetkan untuk berteman, maka harus

menjadi pertemanan berkualitas dan dapat

saling memberi manfaat yang tidak selalu

berupa materi. Hal tersebut diperkuat oleh

keterangan AS bahwa ia sering menerima

bantuan dari HA berupa motivasi dan

berbagi pengetahuan tentang menulis,

sehingga AS pun termotivasi untuk

menulis sebuah buku di bidang politik

sesuai dengan jurusannya. Di sisi lain, AS

juga selalu mensupport HA, misalnya

ketika HA mengikuti berbagai

perlombaan, AS mendukung melalui sms,

telepon, dan juga saling sharing mengenai

info lomba dan sebagainya.

Selaras dengan hal itu, LM yang

merupakan teman HA satu kos dan

sekamar, selalu mendapat motivasi dari

HA terutama ketika LM menulis. LM

selalu diberi arahan bagaimana menulis

yang baik. Selain memperoleh dukungan

motivasi dan semangat dari HA, LM

sendiri juga sering memberikannya pada

HA sehingga dalam pergaulan mereka

seringkali diisi oleh memberi dan

menerima dukungan motivasi dan

semangat serta berbagi pengetahuan.

Keterangan ini diperkuat lagi oleh

pernyataan salah seorang informan non

subyek lain, RA, yaitu selain saling

memotivasi, dalam hubungan pergaulan

dengan HA, RA juga memberi saran dan

masukan. Terlepas dari hubungan saling

menguntungkan yang lebih banyak bersifat

non materi tersebut, ternyata HA juga

sering mentraktir teman-temannya makan

ketika keuangan HA sedang berlebih.

Dalam hal berorganisasi, HA

menyebutkan ia tengah bergabung dalam

beberapa organisasi, seperti BEM Fakultas

Ilmu Budaya UNAIR, HIMA SASINDO

UNAIR, sempat menjadi Menteri Riset

dan Keilmuan AUBMO (organisasi

mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi di

UNAIR), LDS (kegiatan debat) dan juga

sempat tergabung dalam Mercusuar

Jurnalistik Universitas. Namun AS yang

sempat menjadi Presiden AUBMO

menyampaikan bahwa HA dalam

berorganisasi kurang mampu untuk

membawahi anak buahnya, HA lebih

condong untuk bekerja sendiri, meskipun

HA seringkali memberikan ide-ide

cemerlang.

Mengenai manajemen waktu, HA

merasa sempat kesulitan pada saat awal

berkuliah dulu karena harus menjalani

proses beradaptasi dari dunia SMA ke

dunia perkuliahan mahasiswa. Saat

menjalani organisasi HA mengupayakan

seoptimal mungkin, akan tetapi ia lebih

fokus pada kuliahnya, karena ia merasa

kewajiban utamanya adalah kuliah

sedangkan berorganisasi esensinya sebagai

kegiatan pendukung. Ia menggunakan

waktu malam hari untuk belajar, biasanya

setelah waktu isya’ (sekitar jam tujuh

malam) dan tidak sampai terlalu

mengurangi waktu tidur malamnya,

sehingga ia mengupayakan pembagian

waktu yang proporsional agar tidak jatuh

sakit gara-gara belajar. Untuk teman-

teman di rumah, HA juga berusaha

memberikan waktunya sepulang dari

Surabaya untuk bermain dengan mereka,

bahkan ia ikhlas „ngebosi’ (mengeluarkan

uang) untuk bisa bermain dengan teman-

temannya. Sedangkan untuk teman-teman

di kampus, ia selalu mengupayakan agar

aktivitas bermain atau berkumpul dengan

mereka menjadi sebuah kegiatan positif

dan tidak melulu bermain di satu tempat

saja.

Terkait hobi dan rutinitas HA, ia

lebih menyukai dunia kepenulisan. Oleh

karena itu HA selalu menyempatkan untuk

menulis dalam rutinitasnya kesehariannya.

HA mengaku misalkan sehari ia tidak

menulis, ia merasa ada sesuatu yang

kurang. HA menyempatkan diri untuk

terus menulis, entah itu satu peragraf atau

satu kalimat. Ia pun menuangkan

tulisannya lewat berbagai media, seperti

kertas, dalam handphone-nya, atau lewat

up date status di akun jejaring sosialnya.

HA berupaya agar tulisan-tulisannya selalu

kaya akan motivasi. Ia ingin hasil karya

tulisnya bermanfaat bagi orang lain,

misalnya dengan tulisan sastra yang bisa

dinikmati para pembacanya, kata-kata

yang bersifat memotivasi yang bisa

diambil hikmahnya.

b. Kehidupan Mahasiswa Kreatif

Berinisial GR

GR merupakan salah satu

mahasiswa ilmu komunikasi UNAIR

angkatan tahun 2010, saat ini dia telah

memperoleh banyak sekali penghargaaan

baik dari dalam maupun dari luar negeri

berkat usahanya yang terus mengasah dan

mengembangkan kemampuannya dengan

tekun. GR merupakan anak pertama dari

dua bersaudara, dia berasal dari keluarga

yang bisa dikategorikan menengah keatas

keadaan ekonominya. Dengan keadaan

ekonomi keluarga yang baik tersebut GR

bisa mendapatkan fasilitas yang lengkap

untuk mengembangkan kemampuannya,

orang tuanya pun sangat mendukung dia,

beliau akan memenuhi segala kebutuhan

GR demi prestasi anaknya. GR merupakan

sosok yang bisa mengatur keuangan

dengan baik, dia tidak boros dan berusaha

menggunakan uang yang orang tuanya

berikan untuk kegiatan yang bermanfaat.

Dia tidak senang foya-foya dan

menghabiskan uangnya untuk kegiatan

yang percuma karena ia selalu ingat

kepada ke-2 orang tuanya yang telah

banting tulang untuk membiayai hidupnya.

GR merupakan sosok yang sangat dekat

dengan keluarganya terutama Ibunya,

hampir setiap saat mereka selalu menjalin

kontak, walaupun Ibunyalah yang sering

kali menghubungi GR terlebih dahulu.

GR merupakan sosok yang baik,

senang berbagi ilmu dan pengalaman, serta

komunikatif dalam arti enak jika diajak

ngobrol. Pria yang berperawakan kurus ini

sebenarnya agak penutup jika bertemu

dengan orang yang belum terlalu dia kenal,

namun setelah mengenal cukup baik pria

berambut pendek ini sangat terbuka,

senang berbagi ilmu dan pengalaman, serta

asik jika diajak ngobrol, sehingga teman-

temannya pun sangat senang meminta

pertolongan kepada dia misalnya untuk

menjelaskan materi di perkuliahan yang

teman-temannya belum jelas, kemudian

pinjam catatan ke dia karena catatannya

tergolong lengkap, serta berbagi

pengalaman seputar bela diri dan teknik

vokal. Menurut teman-temannya

penjelasan yang diberikan oleh GR sangat

jelas dan mudah dipahami.

GR merupakan sosk yang sangat

rajin, date lines, dan santai. Dia selalu

mengumpulkan tugas yang diberikan dari

dosennya tepat waktu, ketika belajar baik

dalam hal mengasah kemampuan bidang

akademis maupun non akademis, GR

seakan tidak kenal waktu. Teman satu

kosnya sering melihat dia bekerja hingga

larut malam bahkan menjelang pagi,

namun GR juga bisa dibilang orang yang

santai ketika bekerja dia masih bisa

meluangkan waktunya misalnya untuk

sejenak ngobrol-ngobrol dengan teman

kosnya, atau membantu teman kosnya

yang butuh pertolongan. GR merupakan

sosok yang lebih senang belajar sendiri

dari pada diterangkan oleh dosen,

sebenarnya dia sosok yang bisa dibilang

sering bolos kuliah namun tentu saja setiap

mata kuliah tidak lebih dari tiga kali agar

tidak terkena cekal, mungkin karena dia

sangat sibuk dengan kegiatan-kegiatan non

akademis diluar perkuliahan, misalnya dia

ikut organisasi beswan djarum dan student

exchange. Namun walaupun dia tidak

masuk kuliah dia selalu bertanya dan

meminjam catatan temannya dan

mempelajarinya sendiri, sehingga nilainya

bisa dibilang selalu mendapatkan nilai A.

GR bisa dibilang sosok yang multi

talenta, dia pandai di bidang akademis,

musik, dan seni bela diri, dari ke-3

kemampuannya tersebut masing masing

sudah pernah mendapatkan penghargaan.

Misalnya untuk bidang akademis dia

pernah menjadi juara II nation Popular

Research Competition di UI pada tahun

2012, lalu dia juga menjadi Juara I

mahasiswa berprestasi fakultas pada tahun

2011, kemudian juara harapan I mahasiswa

berprestasi UNAIR, dan pernah menjadi

pembicara di Asian Cinema Society

Conference di University of Hngkong pada

tahun 2012. Lalu dibidang musik dia

pernah mendapatkan medali emas dalam

Prize Wqual Voice on varsovia Cantat

Wordl Choir Competition 2012 di

Polandia, dan juga Juara I Pekan seni

mahasiswa Tangkai Lagu Pop tingkat

universitas tahun 2012, kemudian sekarang

dia saat ini juga telah menjadi salah satu

pelatih di seni bela diri Muaitay. Selain ke-

3 kemampuan diatas GR ternyata juga

sagat tertarik di bidang kewirausaan dan

hal tersebut terbukti dari prestasinya yang

pernah menjadi juara I lomba

kewirausahaan Bisnin Depertemen

Komunikasi UNAIR 2012.

c. Kehidupan Mahasiswa Kreatif

Berinisial VHC

Dalam penelitian yang telah kami

lakukan kepada salah seorang mahasiswa

kreatif dengan inisial nama VHC

ditemukan data bahwa ia hidup dalam

keluarga yang dapat dikategorikan dalam

kelas ekonomi menengah ke bawah.

Dengan keadaan ekonomi yang seperti ini

tidak mengurangi semangat VHC untuk

tetap mengembangkan kreatifitasnya

khususnya dalam hal bermusik. Justru

karena berasal dari keluarga yang hidup

tidak bergelimang harta lah VHC berusaha

dengan gigih demi keberhasilannya

menempuh pendidikan di salah satu

universitas negeri di Surabaya untuk dapat

memperbaiki perekonomian keluarga.

Keluarga VHC juga mendukung kreatifitas

yang dimiliki oleh VHC meskipun peranan

keluarga dalam membantu dari segi materi

misalnya untuk membelikan alat musik.

Akan tetapi kaitan dengan kegiatan

pendidikan VHC , orang tuanya pasti

mengusahakan untuk tetap membiayainya.

Berkaitan dengan barang berteknologi

yang ia miliki, VHC memiliki laptop, mp3,

gitar listrik, handphone.

Keseharian VHC dikenal sebagai

seorang anak yang ramah dengan tetangga

sekitar. Hal tersebut kami dapati dari data

yang kami ambil secara langsung kepada

tetangga VHC. VHC juga dikenal sebagai

mahasiswa yang aktif berorganisasi di

sekitar tempat tinggalnya. Ia mengikuti

organisasi karang taruna dan ia juga

menjadi ketua dari organisasi tersebut.

Tidak kuran-kurang, selain di sekitar

rumah VHC ia mengikuti organisasi

karang taruna , VHC di kampus pun

mengikuti organisasi kerohanian islam

baik di tingkat fakultas dan universitas dan

menjabat sebagai ketua juga. Meski

aktifitas VHC begitu padat namun VHC

tetap bisa membagi waktu antara kegiatan

berorganisasinya, kegiatan kuliahnya, dan

kegiatan band nya. Pagi hari VHC kuliah

sampai sore hari, kalau malamnya ia

gunakan waktunya untuk latihan band,

kalau jadwal kuliahnya tidak penuh ia

gunakan waktunya untuk mengajar les.

Relasi yang VHC jalin terhadap

teman-temannya begitu dekat, terutama

salah satu sahabatnya HB yang membantu

mengajarinya bermain gitar dulu ketika

VHC masih pertama kali belajar main

gitar. Dalam bergaul bersama teman, VHC

juga tetap menjaga pergaulannya. Ia tidak

serta merta mengikuti apa yang dilakukan

teman-temannya. VHC tidak merokok, ia

juga tidak minum minuman keras, bahkan

oleh temannya dia begitu menghargai dan

tidak pernah ia mengeluarkan kata-kata

kasar terhadap orang lain. VHC juga

termasuk remaja yang rajin beribadah.

Beberapa prestasi yang pernah

didapatkan VHC dari kreativitas yang dia

miliki yaitu: VHC pernah menjadi Juara 1

Aransemen Lagu Indie Fest se-Jawa Timur

2011, lalu juga pernah menjadi Juara 1

Pencipta Lagu Indie Fest se-Jawa Timur

2011, dan juga pernah menjadi Juara 1

Kompetisi Band dalam rangka ulangtahun

SMAN 17 Surabaya

B. Latar Belakang Pembentukan

Kreativitas pada Mahasiswa Kreatif

a. Mahasiswa Kreatif Berinisial HA

Makna kreatif bagi HA adalah

menciptakan sesuatu yang baru dan

bermanfaat bagi orang lain. Hubungan

dengan teman-teman dekatnya memiliki

pengaruh yang dapat dirasakan oleh HA

terhadap kekreativisannya. Sejak awal

pertemanannya ia telah membuat konsep

pertemanan yang dinilainya baik dan

positif. HA merasa saling memotivasi

antara dirinya dengan teman-temannya

yang cukup membawa pengaruh bagi

pembentukan karakter kreatifnya. Apabila

ada temannya yang lolos lomba atau

mendapat nilai IP yang tinggi, HA dan

teman-temannya akan sharing tentang

keberhasilan mereka sehingga HA dapat

menerapkannya pada dirinya. Sedangkan

keterkaitan antara jurusan (program studi)

dengan proses kreatif HA, terdapat

hubungan yang positif. HA merasa sangat

besar peran pengetahuan yang ia dapatkan

dari jurusannya terhadap kreativitasnya.

HA mengutarakan bahwa Jurusan Sastra

Indonesia Universitas Airlangga sesuai

dengan kemampuan dan bakat yang ia

miliki. Sebagian besar mata kuliah yang

terdapat di dalamnya sangat mendukung

pembentukan proses kreatif HA sampai

menghasilkan sesuatu.

Pada mata kuliah tentang puisi

Indonesia, terdapat telaah puisi Indonesia.

Di dalamnya HA mendapat didikan untuk

membaca puisi. Meskipun HA telah

menulis puisi sebelumnya, tetapi ia

menjadi makin berkembang dan lebih tahu

bahwa menulis puisi lebih sulit dari yang

selama ini ia lakukan. Bakat HA dalam

penulisan puisi lebih terasah dengan baik

setelah ia mendapatkan pengetahuan pada

mata kuliah tersebut. hasilnya, ia pernah

menjuarai lomba membaca puisi dan ia

sudah mulai berani tampil di depan umum

untuk membaca puisi. Dari mata kuliah

lain, misalnya Telaah Drama Indonesia, ia

mendapatkan kemampuan menulis drama

dan hasilnya pada tahun 2011 dan 2012 ia

meraih juara 1 dan juara 2 menulis lakon.

Lainnya lagi, seperti kuliah Penyuntingan

Bahasa Indonesia, semakin menambah

kemampuan HA dalam proses

penyuntingan atau editor, ia merasa itu

sangat berguna untuk proses penulisan

skipsinya. Satu lagi misalnya pada mata

kuliah Retorika, yang menambah

kemampuannya untuk berbicara di depan

umum. Hal ini amat bermanfaat bagi HA,

terutama ketika ia mengikuti kompetisi

menjadi duta wisata yang

mengharuskannya untuk berani tampil.

Tak jarang pula HA menjadi MC atau

moderator pada berbagai acara.

Mengenai sosok figur tokoh yang

menjadi panutan dan mendorong

kreativitas, HA menyampaikan bahwa

Rasulullah memang sudah menjadi

panutannya, Rasulullah adalah yang nomor

satu dan segalanya. Akan tetapi ada figur

lain yang HA kagumi dan ingin menjadi

sukses sepertinya, yakni Menteri

Pendidikan Indonesia, Muhammad Nuh.

Kalau misalkan bertemu dan sharing

dengan beliau, HA merasa semangatnya

meningkat dan mendapatkan motivasi

yang „langsung dapat‟ (mengena). Sosok

Muhammad Nuh membuat HA merasa

„feel-nya dapat‟ (yang paling berkesan atau

mengena), meskipun menurutnya

belakangan beliau banyak dirundung

masalah Ujian Nasional, tetapi beliau

sangat professional, sangat smart serta the

best baginya.

Kondisi yang membentuk karakter

HA menjadi kreatif menurut AS sebagai

teman dekatnya, adalah pertama karena

keadaan keuangan HA, hal ini dilihat dari

statusnya sebagai penerima Bidikmisi dan

dari keluarganya yang kurang mampu

secara ekonomi. Seperti yang disampaikan

AS bahwa biaya hidup yang diberikan oleh

beasiswa Bidikmisi dirasa kurang jika

hanya mengandalkan biaya tersebut untuk

menopang kehidupan mahasiswa, oleh

karenanya HA berjuang untuk mensiasati

kekurangan uangnya. Dengan mengikuti

berbagai lomba, misalnya, HA akan

mendapatkan uang. Dengan uang yang

didapati itu, HA bisa menutupi kekurangan

keuangannya. Menurut AS, HA pernah

bercerita sering mengirim uangnya ke

orang tuanya dan ke adik-adiknya. HA

sendiri juga menyatakan bahwa HA akan

berusaha untuk tidak membebani orang

tuanya saat ia berkuliah di Surabaya,

sehingga beban yang ditanggung orang

tuanya hanya adik-adiknya saja. Jika

mendapatkan kelebihan uang HA sering

memberikannya kepada orang tua dan

adik-adiknya di Solo. Yang kedua,

menurut AS selain kondisi keuangannya,

yang membuat HA menjadi sosok kreatif

adalah dari hobi yang terus

dikembangkannya. HA memiliki hobi

menulis dan ia terus mengembangkan

kemampuannya dalam hal menulis

tersebut.

Sedangkan suasana santai menurut

HA yang tepat untuk mendukung proses

kreatifnya. Akan tetapi HA juga

menyatakan bahwa pada saat kondisi

tertekan, seperti „dikejar date line‟ ia akan

lebih terpacu. Justru saat santai-santai ia

merasa menjadi tidak berkembang.

Sehingga kondisi tertekan dirasakan HA

sebagai motivasi untuk segera

menyelesaikan sesuatu dan untuk segera

action (bertindak).

Perasaan HA saat menjalani proses

kreatif dan menghasilkan suatu karya

kreatif menurut HA seperti kebanyakan

orang lainnya, saat karya tersebut

bermanfaat bagi orang lain pasti ia merasa

senang. HA juga berusaha mengimbangi

perasaan senangnya dengan mencari tahu

bagaimana orang lain menerima karya

kreatifnya. Misalkan setelah menulis buku

yang ia rasa merupakan karya kreatif yang

diciptakan orisinal dari dirinya, HA juga

akan mencari tahu bagaimana teman-

temannya, orang lain, atau masyarakat

menilai karyanya. Sehingga ia juga

berusaha mengendalikan diri untuk tidak

lekas berbangga hati, dan menjadikan

penilaian-penilaian tersebut sebagai

motivasi untuk menghasilkan karya-karya

selanjutnya.

b. Mahasiswa Kreatif Berinisial GR

Beberapa hal yang menyebabkan

GR menjadi sosok yang kreatif sehingga

karyanya mendapatkan banyak

penghargaan baik dari dalam maupun dari

luar negeri diantaranya adalah adanya

sumber daya yang memahadi sehingga

dapat mendukung kreativirasnya. GR yang

berasal dari keluarga dengan keadaan

ekonomi menengah keatas bisa

mendapatkan sumber daya yang

mencukupi dengan mudah untuk

mendukung kreativitasnya, msalnya

adanya laptop, tablet, smartphone untuk

mencari berbagai macam informasi dengan

mudah dan praktis, trus adanya fasilitas

transportasi seperti mobil dan sepedah

motor yang membuat dia dengan mudah

dan nyaman pergi untuk berlatih

mengembangkan kemampuannya.

Kemudian adanya dukungan dari

pihak keluarga yang selalu mendukungnya

baik moral, materil, dan do‟a. Terutama

Ibunya yang sangat perhaian selalu

mendo‟akan GR dan selalu mencukupi

kebutuhan materil GR, dan juga dukungan

penyemangat. Selain itu teman-teman

disekitarnya yang juga selalu mendukung

baik itu moral dengan kata-kata

penyemangat maupun sharing informasi

mengenai berita-berita atau informasi baru

yang bisa meningkatkan wawasan

kreativitasnya.

Selanjutnya GR juga akan merasa

nyaman bekerja atau berlatih jika hal itu

memang dia sukai (harus ada Passion),

jika suatu hal itu dikerjakan karena

terpaksa atau dia tidak senang hasilnya

akan asal-asalan atau bisa dibilang tidak

maksimal misalnya saja tugas dari dosen

yang mata kuliahnya itu tidak ia sukai.

Namun jika sudah ada passiondia akan

bekerja secara maksimal, tekun, rutin, dan

bahkan tidak mengenal waktu, karena

menurut dia hal itu merupakan hobby dan

dia merasa senang dan nyaman bila

melakukan hal itu, bahkan jika dia tidak

melakukannya dia merasa ada yang kurang

dan mengganjal dan harus segera

dilakukan.

GR sangat menjunjung tinggi

prestise dalam dirinya, setiap ada

perlombaan dia akan berusaha untuk

memenangkan perlombaan tersebut

dengan harapan dirinya bisa dipandang

oleh orang lain memiliki nilai tersendiri

terutama teman-temannya bahwa dia itu

“Wah!!” dan beda dengan yang lain, selain

itu dia juga ingin membanggakan orang

tuanya karena ingin membayar semua

pengorbanan yang telah diberikan oleh ke-

2 orang tuanya yang membanting tulang

untuk dirinya dengan kebanggaan yang

orang tuanya rasakan.

GR juga merupakan sosok yang

bisa mengatur waktu, walaupun

kegiatannya sangat padat, dia tetap bisa

mengatur waktu. Cara yang dia lakukan

agar bisa mengatur waktu yaitu dengan

menentukan skala prioritas yaitu

mengerjakan hal-hal yang lebih penting

terlebih dahulu baru disulul yang lainnya.

Selanjutnya yang membuat dia bisa rajin,

tekun, dan tidak bosan dalam

mengembangkan kreativitasnya selain

karena hobby juga karena adanya tujan

yang ingin dicapai. Misalnya sejak awal

GR sudah memiliki tujuan untuk bisa

student exchange ke luar negeri secara

gratis dan dia juga ingin bisa

mengharumkan nama indonesia dengan

mendapatkan prestasi di tingkat

internasional. Akhirnya berkat ketekunan

dan kerja kerasnya tersebut, tujuannya saat

ini sudah bisa terlaksana untuk

mendapatkan penghargaan di tingkat

internasional.

Hal penting lain yang membuat GR

menjadi sosok yang tekun

mengembangkan kreativitasnya sehingga

banyak mendapatkan prestasi yaitu karena

ia ingin menghilangkan stigma negatif

pada diri sendiri dan golongannya, ia

mengetahui bahwa ia dan golongannya

mendapatkan stigma negatif dari

masyarakat yaitu karena dia beberapa kali

mendengar anggapan masyarakat bahwa

mahasiswa yang berasal dari keluarga kaya

dan masuk ke UNAIR lewat jalur PMDK

mandiri tidak bisa berprestasi dan hanya

mengandalkan uangnya untuk masuk

UNAIR, bahkan dia juga pernah

mendengan bahwa mahasiswa yang

berasal dari keluarga kaya melakukan

aktivitas kuliah hanya sebagai formalitas

dan rutinitas untuk mengisi waktu luang

dan mendapatkan gelar tanpa perduli

terhadap prestasi pendidikannya. Hal

itulah yang menjadi salah satu pemacu GR

untuk menjadi sosok yang kreatif sehingga

dengan kreatifitas yang ia miliki, kini GR

telah berhasil membuktikan bahwa

mahasiswa yang berasal dari golongan

kelas ekonomi menengah ke atas mampu

berprestasi bahkan sampai tingkat

internasional.

c. Mahasiswa Kreatif Berinisial VHC

Data yang kami dapatkan dari

penelitian kami kepada VHC bisa

menjelaskan berbagai hal yang

menyebabkan VHC menjadi seorang

mahasiswa kreatif. Seperti yang telah

dijabarkan pada kehidupan VHC, ia

menceritakan bahwa sering kali ia latihan

band dengan teman band nya. Bahkan ia

bisa melakukan latihan band selama 3 kali

latihan tiap minggunya. Sering kali ia

mendapatkan inspirasi untuk membuat

lagu ketika ia sedang dalam keadaan good

mood.

Karya kreatif VHC yang berupa

lagu-lagu itu telah dilombakan pada audisi

menulis lagu dan aransemen lagu yang

akhirnya membuahkan hasil dengan

meraih juara I. Akan tetapi agaknya VHC

kurang berani untuk menunjukkan pada

peneliti lagu-lagu yang telah ia hasilkan.

Itu karena VHC memiliki karakter pemalu

yang kuat sehingga kita sebagai peneliti

tidak bisa mengetahui lagu yang ia tulis

dan ia aransemen untuk mengikuti

perlombaan Djarum.

Dalam menggali dan

mengeksplorasi bakat kreatifnya VHC

tidak segan segan meminta bantuan salah

satu sahabatnya yaitu HB untuk

membantunya ketika ia mengalami

kesulitan dalam menemukan notasi-notasi

yang pas dengan lagu yang telah ia

hasilkan. Hubungan VHC dan HB begitu

erat. Peneliti juga mendapati HB menginap

di rumah VHC untuk berlatih gitar

bersama. Meskipun VHC belum pernah

mengikuti les musik, tapi VHC berlatih

musik dengan gitar sederhananya yang ia

miliki setiap hari, dan yang paling

berperan dalam meningkatkan kreatifitas

VHC tentunya sahabatnya yang ia kenal

sejak duduk di bangku SMA itu.

VHC menginginkan agar suatu saat

ia dan band nya bisa menunjukkan

eksistensi band nya di belantika music

Indonesia. Dari panggung ke panggung ia

lakoni untuk mewujudkan impiannya itu,

meski banyak halangan yang merintang.

Dari pihak ibu VHC juga masih belum

bisa ikhas mengijinkan VHC untuk

manggung di luar Kota Surabaya sebab

khawatir terjadi apa-apa diperjalanan

dikarenakan VHC dan teman-teman

bandnya hanya mengendarai motor.

Perjuangan yang dilakukan VHC tidak

begitu saja, pernah suatu hari VHC

manggung di suatu tempat, kemudian gitar

yang dipakainya mengalami sedikit

kerusakan dibagian senarnya, hingga VHC

harus menahan rasa sakit dijarinya yang

akhirnya mengeluarkan darah. Meski

darah berceceran ia pun tetap professional

dan melanjutkan konser seakan-akan tidak

terjadi apa-apa padanya.

C. Kontribusi yang Diberikan

Mahasiswa Kreatif Bagi Masyarakat

a. Mahasiswa Kreatif Berinisial HA

Melalui penerbitan buku karyanya,

secara definisi menurut HA kegunaannya

bagi masyarakat akan bermanfaat bagi

pengetahuan mereka, untuk memotivasi

dan menginspirasi mereka. Akan tetapi HA

mengakui dampak secara langsung pada

masyarakat ia belum mengetahui. Ia yakin

hal itu baru dapat dipetik beberapa tahun

kemudian. Karya yang HA hasilkan,

seperti buku, telah terjual lebih dari lima

ratus eksemplar. HA masih belum

mengetahui secara pastinya sampai

seberapa luas masyarakat yang dapat

merasakan manfaatnya, tetapi yang ia

ketahui bahwa buku itu sudah tersebar

secara nasional. Menurut HA teman-teman

dari ujung-ujung pulau dan dari kota-kota

lain sudah mengetahui hasil-hasil kreatif

yang ia ciptakan, tetapi secara kuantitatif

berapa besar jumlahnya ia tidak tahu.

Dapat dikatakan terdapat kontribusi

karya HA untuk memecahkan beberapa

permasalahan, misalnya anggapan

masyarakat bahwa kuliah harus

mengeluarkan biaya yang banyak dan

sebagainya, melalui bukunya (Dermaga

Impian, ditulis bersama-sama dengan

teman-teman penerima beasiswa Bidikmisi

lainnya) dapat membuka cakrawala

pengetahuan masyarakat tersebut bahwa

ternyata ada beasiswa seperti yang ia

dapatkan. Melalui beberapa karya tulis

ilmiahnya, diharapkan orang lain dapat

mengetahui hasil analisisnya tentang

sesuatu. Orang lain dapat pula mengetahui

ide-ide baru yang HA hasilkan, misalkan

konsep greenbook, menghijaukan kembali

tradisi menulis buku, yang memotivasi

semua orang untuk bisa melakukannya dan

ia berharap dampak yang ditimbulkan

sangat besar, terutama bagi mahasiswa.

Hasil kreativitas HA pun dapat

berbuah menjadi bantuan-bantuan berguna

bagi orang-orang di sekitarnya. Bantuan

itu HA berikan baik dalam bentuk materi

maupun non materi. Seringkali teman-

teman datang kepada HA untuk mencari

wejangan atau sharing mengenai

keberhasilan-keberhasilannya, dan HA

selalu berbagi. Ia merasa senang ketika ia

merasa dapat membantu mereka dan

mendorong semangat mereka. Dalam hal

kuliah pun, jika ada adik tingkatnya yang

kesulitan dan meminta bimbingannya, ia

pun mengupayakan membantu semampu

yang HA bisa berikan. Dalam hal materi,

bantuan yang HA berikan seperti

meminjami uang kepada teman-temannya

yang membutuhkan ketika ia mendapat

rejeki berlebih. AS pun mengakui bahwa

HA sering memberi bantuan pinjaman

uang kepada teman-temannya yang

membutuhkan, akan tetapi AS hingga saat

ini belum pernah meminjam uang kepada

HA.

Kepada orang tuanya, HA sudah

meringankan beban mereka dengan tidak

lagi dibiayai oleh mereka. HA pun sempat

membiayai khitan adiknya. Melalui karya-

karya kreatifnya, HA memperoleh hadiah

materil yang dapat ia gunakan untuk

membantu adik-adiknya, seperti contoh

lainnya untuk mendaftarkan adiknya

masuk SMA, membelikan sepedauntuk

adiknya, membelikan televisi untuk

keluarganya, sehingga ia merasa meskipun

ia belum bekerja namun dapat memberikan

bantuan materi melalui kreativitasnya.

Contoh lain, misalnya belakangan HA

membantu ibunya berobat. Ketika adiknya

minta baju, minta sepatu, HA pun

membelikannya. Saat kakaknya meminta

jam tangan HA pun membelikannya.

Ketika saudara-saudaranya meminta buku

dan lain sebagainya, HA mengirimkannya

dengan bantuan jasa paket kiriman dari

Surabaya. Semuanya dari hasil berfikir

kreatifnya, sehingga ia merasa mahasiswa

jangan melulu kuliah-pulang kuliah-

pulang. Ia bersyukur sudah dapat sedikit

membantu orang tua meskipun ia belum

bekerja.

Karya terbesar yang pernah HA

hasilkan adalah terbitnya buku Dermaga

Impian yang merupakan pertama kali di

Indonesia yang menceritakan tentang kisah

para mahasiswa penerima Bidikmisi. Buku

tersebut dilaunching oleh Pak Menteri

Pendidikan langsung, dengan mengundang

banyak wartawan lokal dan nasional, TV,

koran dan sebagainya. HA mengaku dapat

masuk televisi dan masuk koran karena

berawal dari diluncurkannya buku

Dermaga Impian itu. Melalui karyanya

bersama teman-temannya itu, ia mampu

saling berbagi pengetahuan dan

pengalaman, membagi ilmu dan motivasi.

Buku itulah yang dirasa HA karya

terbesarnya yang paling berkesan.

b. Mahasiswa Kreatif Berinisial GR

Beberapa kontribusi yang sudah

GR berikan kepada masyarakat khususnya

orang-orang terdekatnya adalah yang

pertama tentunya rasa bangga yang

dirasakan oleh ke-2 orang tuanya,

kemudian program studi ilmu komunikasi

pastinya juga mendapatkan nama baik dari

prestasi yang di dapatkan oleh

mahasiswanya hal tersebut terbukti dari

nama GR yang sudah pernah masuk ke

dalam majalah UNAIR sebagai mahasiswa

berbretasi dari ilmu komunkasi, selain itu

Universitas Airlanga pun juga turut

merasakan manfaat dari prestasi yang

pernah di raih oleh GR baik itu yang

tingkat nasional maupun yang tingkat

Internasional dengan mengharumkan nama

baik UNAIR. Selain itu nama baik

Indonesia pun juga ikut terangkat karena

prestasi GR sebegai salah satu warga

negara Indonesia yang pernah

mendapatkan medali emas di kancah

internasional. Lalu teman-teman dekar GR

atau bisa diblang sahabat-sahabat dekatnya

juga ikut bangga atas prestasi yang pernah

diraik oleh sahabatnya ini.

Kemudian dengan kemampuan

yang dimiliki oleh GR teman-temannya

pun juga turut merasakan manfaatnya

misalnya teman-temannya yang sering

meminta penjelasan kepada GR tekait

pengetahuan akademis bisa memperoleh

pemahaman dari penjelasan GR. Lalu

teman-temannya juga sering meminjam

catatan kepada dia karena catatannya yang

tergolong lengkap juga bermanfaat bagi

mereka. Selain itu ketika ada tugas

kelompok, teman GR yang satu kelompok

dengan dia juga turut mendapatkan nilai

tugas kelompok yang bagus berkat

kemampuan berfikir GR yang kritis,

mampu memahami teori dan

mengkaitkannya dengan permasalahan.

Selain dari bidang akademis GR

juga sering mengajarkan kemampuan

teknik vokal kepada teman-temannya

terutama adik kelasnya yang baru

bergabung dalam Paduan Suara

Universitas Airlangga (PSUA), serta

sebagai pelatih bela diri dia juga

mengajarkan teknik bela diri kepada para

muritnya.

c. Mahasiswa Kreatif Berinisial VHC

Melihat karya kreatif yang telah

dihasilkan oleh VHC ini, peneliti

mendapati data bahwa karya kreatif berupa

lagu dan aransemen lagu yang dibuat oleh

VHC ini kurang begitu memberikan

kontribusi pada masyarakat. Pasalnya band

yang diikuti oleh VHC ini masih belum

begitu terkenal, jadi masih belum bisa

menyebarluaskan lagu-lagu yang telah

dihasilkan oleh VHC. Karakter VHC yang

pemalu juga menghambat dirinya untuk

dapat memberitahukan kepada masyarakat

luas tentang lagu-lagunya. Setiap kali

orang menanyakan tentang lagu yang telah

ia hasilkan dan telah menjuarai kompetisi

Djarum, ia pun enggan menunjukkan lagu

tersebut. Akan tetapi dalam keseharian

VHC sering bermain music bersama adik

dari informan FB. Dengan data yang kami

peroleh dari informan FB dapat

menjelaskan bahwa VHC juga bersedia

memainkan gitar dan adik dari FB yang

menyanyikan lagu. Bahkan VHC juga

mengajari adik FB untuk memainkan gitar.

Dari sini lah kontribusi kecil yang

diberikan oleh mahasiswa kreatif kepada

masyarakat.

Jika dilihat dari kreatifitas lainnya,

VHC memberikan kontribusi lain kepada

masyarakat sekitar dengan kegiatan

mengajar les kepada tetangga, maupun

orang-orang lain yang menginginkan ia

untuk membantu mengajari les kepada

anak-anak mulai dari SD, SMP, SMA,

hingga tes masuk SNMPTN. Dari kegiatan

les ini VHC tidak pernah menarget

bayaran kepada orang tua dari murid les

nya. VHC menjalankan kegiatan mengajar

les tersebut bukan semata-mata hanya

untuk mencari uang untuk tambahan uang

jajan saja, tetapi ia juga ingin

mengamalkan ilmu yang ia miliki

khususnya dibidang matematika kepada

orang-orang sekitarnya. Walaupun ia sibuk

kuliah , ia coba luangkan waktu untuk

memberikan les kepada murid-muridnya.

Kegiatan organisasi yang ia

jalankan di karang taruna juga sangat

membantu meningkatan kepedulian

remaja-remaja sekitar rumahnya untuk ikut

serta dalam organisasi tersebut. Dalam

kegiatan karang taruna juga bertanggung

jawab penuh akan kewajiban yang

diembannya sebagai ketua karang taruna.

Ia pernah mengorbankan waktu berkumpul

bersama keluarga demi terlaksananya

kegiatan karang taruna yang telah ia

rancang bersama anggota-anggota karang

taruna yang lainnya. Diperoleh data dari

tetangga dan teman VHC bahwa VHC

sangat aktif dalam kegiatan karang taruna

dan membuat karang taruna di daerah

VHC tinggal menjadi lebih aktif dan lebih

hidup lagi dari keadaan sebelum VHC

bergabung.

1.7 Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah

kami lakukan dengan sejumlah informan

yang dibagi menjadi tiga tipe, yakni

informan subyek, informan non subyek,

dan informan kunci; dapat kita peroleh

beberapa poin penting yang

melatarbelakangi kreativitas mereka.

Pertama, kreativitas dapat dimiliki oleh

siapa saja yang tekun dan giat

mengembangkan kemampuannya. Dari

ketiga informan subyek penelitian kami,

semuanya telah menghasilkan karya yang

tidak serta merta langsung jadi, akan tetapi

memerlukan proses belajar untuk

mematangkan kemampuan diri mereka.

Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari

jurusannya juga berperan sebagai referensi

hardskill dalam pembentukan kreativitas,

di samping hobi yang terus dikembangkan,

serta berbagai kemampuan softskill yang

seringkali diperoleh di luar kegiatan

akademis dan cenderung berbanding lurus

dengan jam terbangnya.

Kedua, keadaan finansial seperti

apapun tidak menghalangi seseorang

dalam mengembangkan kemampuannya

untuk menjadi sosok yang kreatif. Seluruh

informan subyek dalam penelitian ini

berasal dari latarbelakang keluarga yang

berbeda-beda termasuk kondisi ekonomi

keluarga mereka. Ada yang mengalami

keterbatasan finansial dan karenanya

menjadi terdorong untuk menghasilkan

karya-karya bernilai ekonomis atau

mengikuti ajang perlombaan sebagai jalan

memperoleh pendapatan keuangan. Ada

juga yang berasal dari keluarga mampu

sehingga berbagai kebutuhannya dapat

tercukupi, tetapi justru dengan demikian

mendorongnya untuk menunjukkan

eksistensi diri sebagai mahasiswa mandiri

dengan mencukupi keperluan dirinya

melalui karya-karya kreatif yang

dihasilkan. Kondisi finansial pada masing-

masing orang bukan merupakan faktor

utama dalam membentuk sosok kreatif,

akan tetapi lebih pada motivasi untuk

berkreasi entah berangkat dari kondisi

macam apapun.

Ketiga, kondisi terdesak bisa

mendorong tumbuhnya kreativitas pada

diri seseorang. Sering kita jumpai orang-

orang yang tidak akan maksimal jika

bekerja atau berkarya dalam suasana good

mood. Meskipun informan kami juga

menyatakan demikian, tetapi mereka juga

mengakui bahwa kondisi yang mendesak,

seperti bekerja di bawah tekanan, batas

waktu yang singkat, dan sebagainya akan

mempengaruhi proses kreatif mengalir

lebih lancar. Kondisi yang dirasa santai

justru membuatnya merasa tidak

berkembang, sehingga perlu tekanan yang

dapat memicu kreativitas.

Keempat, ingin meningkatkan

prestise dan ingin membanggakan orang

tua dapat menjadikan seseorang lebih giat

dalam mengembangkan kemampuannya.

Keinginan untuk meningkatkan prestise

atau citra diri dapat memberikan semangat

yang kuat untuk mengembangkan

kreativitas seseorang sehingga dengan

kreativitas yang dimiliki tersebut bisa

menjadikan seseorang memperoleh

prestasi-prestasi yang membanggakan, dari

prestasi yang didapat inilah yang akan

meningkatkan citra diri di mata orang lain.

Selain itu memiliki figur orang-orang yang

dicintai (terutama orang tua) dan keinginan

untuk menyenangkannya juga berperan

dalam mendorong dan membentuk

karakter kreatif seseorang.

Berikutnya yang kelima,

membangun relasi yang baik dengan

banyak orang dapat membantu seseorang

lebih mudah mengembangkan

kreativitasnya karena akan mendapatkan

banyak bantuan dan masukan yang bersifat

membangun dari banyak orang baik itu

berupa informasi atau pengalaman baru

yang berhubungan dengan pengembangan

kreativitasnya, maupun dukungan moral

dan materil.

Keenam, menetukan skala priotitas

agar bisa mengatur waktu sehingga

memiliki kesempatan untuk

mengembangkan kreativitas. Kesibukan

aktivitas sehari-hari terutama kegiatan

kuliah biasanya berbenturan dengan hobi

yang ingin dikembangkan dan pencarian

pengalaman di luar kampus. Seseorang

yang cenderung mengarahkan hatinya

secara penuh untuk bergelut dalam hobi

yang disenangi akan mengancam

perkuliahannya. Namun terfokus pada

bidang akademis saja juga akan

mengurangi intensitas berkreasi. Untuk itu

perlu ketegasan dalam menentukan skala

prioritas, sehingga faktor kesehatan fisik

juga dapat terjaga melalui istirahat yang

cukup agar menunjang pengembangan

kreativitas, di samping menjalani kegiatan

perkuliahnya dengan baik.

Ketujuh, bekerja dalam bidang

yang disukai atau yang menjadi hobi agar

bisa maksimal dalam mengembangkan

kemampuannya di bidang yang ditekuni

tersebut. Kecintaan pada hal yang

dilakukan akan mentenagai seseorang

sehingga hasil yang diraih pun akan

memuaskan. Bidang yang disukai tentu

berhubungan dengan suasana hati (seperti

disinggung pada poin ketiga), sehingga

akan berbeda dengan melakukan sesuatu

pada bidang yang tidak terlalu disukai atau

bahkan sama sekali tak disukai.

Kedelapan, dukungan dari berbagai

pihak, seperti dari orang tua dalam bentuk

yang dilakukan secara rutin dapat

menjadikan pekerjaan (usaha) di bidang

yang ditekuni memperoleh hasil yang

maksimal. Hal itu biasanya lebih berupa

dukungan moral, seperti mendo‟akan,

mencurahkan perhatian dan kasih sayang

serta kata-kata penyemangat. Selain dari

orang tua, dukungan dari teman-teman

atau orang-orang disekitar juga sangat

berpengaruh dalam memaksimalkan

pengembangan kreativitas, seperti

informasi-informasi baru seputar

pengembangan kreativitas yang bisa

didapatkan, pengalaman-pengalaman baru,

dan juga dukungan moral seperti

penyemangat serta dukungan materil. Hal

itu bisa didapatkan jika mempunyai

banyak relasi seperti yang telah dijelaskan

pada poin ke-5.

Kesembilan, mampu secara sadar

mengesampingkan hal-hal yang dapat

memecah konsentrasi dan fokus, seperti

percintaan atau melakukan hal-hal yang

hanya bersifat bersenang-senang yang bisa

menjadi penghambat dalam

mengembangkan kreativitas. Menurut

pendapat salah seorang informan, dengan

menjauhi urusan percintaan dapat

membuatnya tetap fokus dalam

mengembangkan kreativitasnya. Perilaku

bersenang-senang atau berfoya-foya juga

merupakan hal yang dihindari oleh semua

informan subyek penelitian ini.

Yang terakhir, upaya untuk

menghilangkan stigma negatif pada dirinya

dan kelompoknya membuat seseorang

lebih bersemangat dan memiliki tekat yang

kuat dalam mengembangkan

kemampuannya untuk menjadi sosok yang

kreatif. Stigma yang melekat pada

seseorang akan tergantung pada latar

belakang dan lingkungannya. Keinginan

untuk mematahkan anggapan-anggapan

merugikan itu juga akan mendorong

seseorang untuk lebih kreatif, dengan

menghasilkan karya-karya sebagai

pembuktian untuk menyanggahnya.

1.8 Kesimpulan

Dari hasil analisis yang kami

lakukan, dapat disumpulkan bahwa:

• Kreativitas dapat dimiliki oleh siapa

saja yang tekun dan giat

mengembangkan kemampuannya

• Keadaan finansial seperti apapun tidak

menghalangi seseorang dalam

mengembangkan kemampuannya untuk

menjadi sosok yang kreatif

• Kondisi terdesak bisa mendorong

tumbuhnya kreativitas pada diri

seseorang

• Ingin meningkatkan prestise dan ingin

membanggakan orang tua dapat

menjadikan seseorang lebih giat dalam

mengembangkan kemampuannya

• Membangun relasi yang baik dengan

banyak orang dapat membantu

seseorang lebih mudah

mengembangkan kreativitasnya karena

akan banyak bantuan dan masukan yang

bersifat membangun dari banyak orang

• Menetukan skala priotitas agar bisa

mengatur waktu sehingga memiliki

kesempatan untuk mengembangkan

kreativitas

• Bekerja dalam bidang yang disukai atau

yang menjadi hobby agar bisa maksimal

dalam mengembangkan kemampuannya

di bidang yang ditekuni tersebut

• Do‟a dari orang tua dan do‟a dari diri

sendiri secara rutin dan tidak mendadak

dapat menjadikan pekerjaan (usaha) di

bidang yang ditekuni memperoleh hasil

yang maksimal dan dan serinhg kali

memiliki nilai kreativitas yang tinggi

• Mengesampingkan urusan percintaan

yang bisa menjadi penghambat dalam

mengembangkan kreativitas

• Rasa ingin menghilangkan stigma

negatif pada dirinya dan kelompoknya

membuat seseorang lebih bersemangat

dan memiliki tekat yang kuat dalam

mengembangkan kemampuannya untuk

menjadi sosok yang kreatif

Matriks Gambaran Kehidupan Mahasiswa Kreatif

HA GR VHC

• Pola sosialisasi dalam

keluarga yang menuntut

prestasi HA serta

penanaman nilai

moralitas dalam

berperilaku

• Hubungan pertemanan

yang saling memotivasi

mendukung

kreativitasnya

• Mengikuti berbagai

organisasi, namun lebih

berfokus pada kuliahnya.

Hal ini ditunjang dengan

kemampuan membagi

waktu dengan baik

• Menulis adalah hobi HA.

Ia selalu menyempatkan

diri untuk menulis dalam

kesehariannya

• Sosok yang multitalenta

• Berasal dari keluarga

ekonomi menengah

keatas

• Fasilitas penunjuang

prestasi lengkap dimiliki

• Hubungan dengan

keluarga sangat akrab

dan saling menyayangi

• Sosok yang rajin, tekun,

religius dan up to date

• Tidak ingin terlalu

membebani orang tuanya

• Tidak suka berfoya-foya

• Sangat pandai mengatur

keuangan

• Pandai mengatur waktu

• Senang berbagi

pengalaman

• Suka membantu

temannya dalam hal

akademis

• Senang belajar sendiri

• Kuliah pagi hingga sore

hari

• Malam hari ia gunakan

waktunya untuk

mengerjakan tugas

• Apabila jadwal kuliah

tidak terlalu padat ia

gunakan untuk latihan

ngeband

• Mengajar les baik

privat maupun non-

Privat

• Aktif dalam organisasi

kerohanian islam di

kampus dan organisasi

karangtaruna di

rumahnya

• Tidak pernah

meninggalkan

sholatnya

• Sebelum shalat subuh

ia selalu melakukan

sholat tahajut

• Apabila ada waktu

senggang ia gunakan

untuk pergi ke masjid

untuk mengaji

Matriks Later Belakang Pembentukan Kreativitas pada Mahasiswa Kreatif

“HA” “GR” “VHC”

• Makna kreatif bagi HA

adalah menciptakan

sesuatu yang baru dan

bermanfaat bagi orang

lain.

• Hubungan dengan

teman-teman dekatnya

memiliki pengaruh

yang dapat dirasakan

oleh HA terhadap

kekreativisannya

• Program studinya

sangat mendukung

perkembangan bakat

HA dalam kepenulisan

dan berkomunikasi

• HA memiliki figur

seorang tokoh yang

memotivasi dirinya

untuk menjadi pribadi

yang sukses.

• Kondisi keuangan dan

hobi yang terus

dikembangkan

melatarbelakangi

karakter kreatif HA

• Respon orang lain

terhadap hasil karya

HA menjadi motivasi

tersendiri bagi HA

untuk menghasilkan

karya-karya selanjutnya

• Ingin membuktikan

bahwa menempuh

pendidikan tinggi tidak

selamanya menguras

banyak uang, bahkan

bisa menghasilkan uang

dengan kreativitasnya.

• Adanya fasilitas

penunjang yang lengkap

• Dukungan dari keluarga

dan teman-temannya

• Rajin dan tekun dalam

mengembangkan

hobinya

• Ingin meningkatkan

Prestise diri dan ingin

membanggakan orang

tua

• Pandai mengatur waktu

dengan menggunakan

skala prioritas

• Adanya tujuan/inpian

dari awal yang ingin

dicapai

• Ingin menghilangkan

stigma negatif bagi

dirinya dan

kelompoknya

• Do‟a dari orang tua dan

diri sendiri secara rutin

dan tidak mendadak

• Sering melakukan

latihan band tiap

minggunya minimal

berlatih 3 kali

• Memanfaatkan semua

sumber yang ada untuk

menggali potensinya

• Pengaruh teman dan

pergaulan dalam

mendukung

kreatifitasnya

• Totalitas dalam

bermusik

• Mengedepankan

prestasi belajar dan

prestasi bermusik

dibandingkan urusan

percintaan

Matriks Kontribusi yang Diberikan Mahasiswa Kreatif Bagi Masyarakat

“HA” “GR” “VHC”

• Melalui penerbitan buku

karyanya, bagi HA akan

bermanfaat bagi

pengetahuan orang lain,

untuk memotivasi dan

menginspirasi mereka.

• Misalnya, Dermaga

Impian, karya terbesar

bagi HA bersama teman-

temannya, akan merubah

anggapan orang lain

bahwa kuliah tidak selalu

menghabiskan biaya

banyak

• Hasil kreativitas HA

dapat berbuah menjadi

bantuan-bantuan berguna

bagi orang-orang di

sekitarnya. Bantuan itu

HA berikan baik dalam

bentuk materi maupun

non materi.

• Rasa bangga bagi ke-2

orang tuanya dan

sahabat-sahabatnya

• Memberikan motivasi

kepada sahabat-

sahabatnya agar ikut

mengembangkan

kreativitasnya

• Membawa nama baik

Program Studi dan

Universitasnya di kancah

nasional maupun

internasional

• Sering membantu teman-

temannya dalam

memperoleh pemahaman

terkait materi

perkuliahan

• Sering meminjamkan

cacatan kuliahnya yang

lengkap kepada teman-

temannya

• Ide-ide kreatifnya sering

menyumbang

terlaksananya acara

HIMAPRODI sehingga

terlaksana dengan sangat

menarik

• Mengajarkan

kemampuan non-

akademisnya kepada

teman-temannya yang

ingin belajar

• Bersedia mengajari

tetangganya yang ingin

berlatih gitar

• Memberikan les privat

maupun non-privat

kepada anak SD, SMP,

SMA tanpa

menargetnya biaya les

• Mengembangkan

organisasi karang

taruna di daerah sekitar

rumahnya dan

membangkitkan

semangat pemuda

untuk ikut dalam

berorganisasi di dalam

karang taruna

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Craft, Anna. 2000. Membangun Kreativitas Anak. Depok: Inisiasi Press.

Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln. 2009. Handbook of Qualitative Research.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Habib, Muhammad Alhada Fuadilah, dkk. 2012. Mahasiswa Kreatif Perguruan Tinggi

Negeri di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kreatif).

Proposal penelitian PKM-P. Surabaya: tidak diterbitkan.

Habib, Muhammad Alhada Fuadilah, dkk. 2013. Mahasiswa Kreatif Perguruan Tinggi

Negeri di Surabaya (Studi Deskriptif Tentang Kehidupan Mahasiswa Kreatif).

Laporan penelitian PKM-P. Surabaya: tidak diterbitkan.

Hari. 2009. Rangkuman Teknik Sampling Pada Data Kuantitatif dan Cara Menentukan

Ukuran Sampel, http://har-stkip.blogspot.com/2009/02/rangkuman-teknik-sampling-

pada-data.html, September 2012.

Nia, 2012. BPS: Jumlah Pengangguran di Indonesia 7,61 Juta,

Turun6%,http://finance.detik.com/read/2012/05/07/141833/1911053/4/bps-jumlah-

pengangguran-di-indonesia-761-juta-turun-6, September 2012

Porter, Bobbi De dan Mike Henacki. 2001. Quantum Learning. Bandung: Kaifa

PPMB UNAIR. Profil Singkat, http://ppmb.unair.ac.id/?view=profil.html&p=3, September

2012

Primartantyo, Ukky. 2012. Satu Juta Intelektual di Indonesia

Menganggur,http://www.tempo.co/read/news/2012/04/13/173396869/Satu-Juta-

Intelektual-di-Indonesia-Menganggur, September 2012.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tatalangkah dan

Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyanto, Bagong dkk, 2011. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Torance, 1988. Dalam buku “Pembelajaran Kooperatif”, Ibrahim, Muslimin dkk. 2000.

University Press. Surabaya.