macam

21
MACAM” KEKERINGAN 1. Kekeringan meteorologis, berasal dari kurangnya curah hujan dan didasarkan pada tingkat kekeringan relatif terhadap tingkat kekeringan normal atau rata–rata dan lamanya periode kering. Perbandingan ini haruslah bersifat khusus untuk daerah tertentu dan bisa diukur pada musim harian dan bulanan, atau jumlah curah hujan skala waktu tahunan. Kekurangan curah hujan sendiri, tidak selalu menciptakan bahaya kekeringan. 2. Kekeringan hidrologis mencakup mencangkup berkurangnya sumber–sumber air seperti sungai, air tanah, danau dan tempat– tempat cadangan air. Definisinya mencangkup data tentang ketersediaan dan tingkat penggunaan yang dikaitkan dengan kegiatan wajar dari sistem yang dipasok (sistem domestik, industri, pertanian yang menggunakan irigasi). Salah satu dampaknya adalah kompetisi antara pemakai air dalam sistem–sistem penyimpanan air ini. 3. Kekeringan pertanian adalah dampak dari kekeringan meteorologi dan hidrologi terhadap produksi tanaman pangan dan ternak. Kekeringan ini terjadi ketika kelembapan tanah tidak mencukupi untuk mempertahankan hasil dan pertumbuhan rata-rata tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman, bagaimanapun juga, tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan dan sarana- sarana tanah. Dampak dari kekeringan pertanian sulit untuk bisa diukur karena rumitnya pertumbuhan tanaman dan kemungkinan adanya faktor–faktor lain yang bisa mengurangi hasil seperti hama, alang–alang, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan harga hasil tanaman yang rendah. Kekeringan kelaparan bisa dianggap sebagai satu bentuk kekeringan yang ekstrim, dimana kekurangan banjir sudah begitu parahnya sehingga sejumlah besar menusia menjadi tidak sehat atau mati. Bencana kelaparan biasanya mempunyai penyebab–penyebab yang kompleks sering kali mencangkup perang dan konflik. Meskipun kelangkaan pangan merupakan faktor utama dalam bencana kelaparan, kematian dapat muncul sebagai akibat dari pengaruh–pengaruh yang rumit lainnya seperti penyakit atau kurangnya akses dan jasa-jasa lainnya. 4. Kekeringan sosioekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan permintaan akan barang–barang dan jasa dengan tiga jenis

Upload: rizky-noviandri

Post on 14-Feb-2016

225 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

A

TRANSCRIPT

Page 1: MACAM

MACAM”

KEKERINGAN

1.    Kekeringan meteorologis, berasal dari kurangnya curah hujan dan didasarkan pada tingkat kekeringan relatif terhadap tingkat kekeringan normal atau rata–rata dan lamanya periode kering. Perbandingan ini haruslah bersifat khusus untuk daerah tertentu dan bisa diukur pada musim harian dan bulanan, atau jumlah curah hujan skala waktu tahunan. Kekurangan curah hujan sendiri, tidak selalu menciptakan bahaya kekeringan.2.    Kekeringan hidrologis mencakup mencangkup berkurangnya sumber–sumber air seperti sungai, air tanah, danau dan tempat–tempat cadangan air. Definisinya mencangkup data tentang ketersediaan dan tingkat penggunaan yang dikaitkan dengan kegiatan wajar dari sistem yang dipasok (sistem domestik, industri, pertanian yang menggunakan irigasi). Salah satu dampaknya adalah kompetisi antara pemakai air dalam sistem–sistem penyimpanan air ini.3.    Kekeringan pertanian adalah dampak dari kekeringan meteorologi dan hidrologi terhadap produksi tanaman pangan dan ternak. Kekeringan ini terjadi ketika kelembapan tanah tidak mencukupi untuk mempertahankan hasil dan pertumbuhan rata-rata tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman, bagaimanapun juga, tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan dan sarana- sarana tanah. Dampak dari kekeringan pertanian sulit untuk bisa diukur karena rumitnya pertumbuhan tanaman dan kemungkinan adanya faktor–faktor lain yang bisa mengurangi hasil seperti hama, alang–alang, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan harga hasil tanaman yang rendah. Kekeringan kelaparan bisa dianggap sebagai satu bentuk kekeringan yang ekstrim, dimana kekurangan banjir sudah begitu parahnya sehingga sejumlah besar menusia menjadi tidak sehat atau mati. Bencana kelaparan biasanya mempunyai penyebab–penyebab yang kompleks sering kali mencangkup perang dan konflik. Meskipun kelangkaan pangan merupakan faktor utama dalam bencana kelaparan, kematian dapat muncul sebagai akibat dari pengaruh–pengaruh yang rumit lainnya seperti penyakit atau kurangnya akses dan jasa-jasa lainnya.4.    Kekeringan sosioekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan permintaan akan barang–barang dan jasa dengan tiga jenis kekeringan yang disebutkan diatas. Ketika persediaan barang–barang seperti air, jerami atau jasa seperti energi listrik tergantung pada cuaca, kekeringan bisa menyebabkan kekurangan. Konsep kekeringan sosioekonomi mengenali hubungan antara kekeringan dan aktivitas–aktivitas manusia. Sebagai contoh, praktek–praktek penggunaan lahan yang jelek semakin memperburuk dampak–dampak dan kerentanan terhadap kekeringan di masa mendatang.Gejala terjadinya kekeringan adalah sebgai berikut:1.    Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan dibawah normal dalam satu musim. Pengukuran kekeringan Meteorologis merupakan indikasi pertama adanya bencana kekeringan.2.    Tahap kekeringan selanjutnya adalah terjadinya kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Kekeringan Hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan.

Page 2: MACAM

3.    Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air di dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas yang menyebabkan tanaman menjadi kering dan mengering.

Klasifikasi Kekeringan

Pengertian kekeringan dapat diklasifikasikan lebih spesifik sebagai berikut :

a. Kekeringan Meteorologis

Kekeringan ini berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada di bawah kondisi normal dalam suatu musim. Perhitungan tingkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan.

Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis sebagai berikut:

kering : apabila curah hujan antara 70%-80%, dari kondisi normal (curah hujan di bawah normal)

sangat kering : apabila curah hujan antara 50%-70% dari kondisi normal (curah hujan jauh di bawah normal)

amat sangat kering : apabila curah hujan di bawah 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh di bawah normal).

b. Kekeringan Hidrologis

Kekeringan ini berkaitan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan.

Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut:

kering: apabila debit sungai mencapai periode ulang aliran di bawah periode 5 tahunan

sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh di bawah periode 25 tahunan

amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh di bawah periode 50 tahunan

c. Kekeringan Pertanian

Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas

Page 3: MACAM

tanah) sehingga tak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis.

Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut:

kering : apabila 1/4 daun kering dimulai pada ujung daun (terkena ringan s/d sedang) sangat kering : apabila 1/4-2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena

berat) amat sangat kering: apabila seluruh daun kering (puso)

d. Kekeringan Sosial Ekonomi

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari terjadinya kekringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.

Intensitas kekeringan sosial ekonomi dapat dilihat dari ketersediaan air minum atau air bersih sebagai berikut:

e. Kekeringan Antropogenik

Kekeringan ini terjadi karena ketidaktaatan pada aturan yang disebabkan: kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan sebagai akibat ketidaktaatan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air, dan kerusakan kawasan tangkapan air, sumber air sebagai akibat dari perbuatan manusia.

Intensitas kekeringan akibat ulah manusia terjadi apabila:

Rawan: apabila penutupan tajuk 40%-50% Sangat rawan: apabila penutupan tajuk 20%-40% Amat sangat rawan: apabila penutupan tajuk di DAS di bawah 20%.

Batasan tentang kekeringan bisa bermacam-macam tergantung dari cara meninjaunya. Ditinjau dari Agroklimatologi yaitu keadaan tanah dimana tanah tak mampu lagi memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan tanaman khususnya tanaman pangan. Ada tiga faktor yang sangat mempengaruhi kekeringan ini yaitu tanaman, tanah dan air.

Page 4: MACAM

Tanaman khususnya tanaman pangan mempunyai kebutuhan air yang berbeda-beda, baik keseluruhan maupun jumlah kebutuhan pada setiap tahap pertumbuhannya. Tanaman padi misalnya, memerlukan cukup banyak air selama pertumbuhannya. Sedangkan tanaman kedelai termasuk tanaman yang relatif tahan terhadap kekeringan. Namun demikian kedelai mempunyai periode yang riskan terhadap kekurangan air yaitu pada periode perkecambahan dan periode pembentukan biji. Kepekaan tiap tanaman terhadap kekurangan air berbeda dari satu tanaman ke tanaman lainnya dan dari satu tahapan pertumbuhan tanaman ke tahap lainnya dalam satu jenis tanaman.

Tanah merupakan faktor yang menentukan pula kemungkinan terjadinya kekeringan. Besar kecilnya kemampuan tanah untuk menyimpan lengas menentukan besar kecilnya kemungkinan terjadinya kekeringan. Perbedaan fisik tanah juga akan menentukan cepat lambatnya atau besar kecilnya kemungkinan tanaman mengalami kekeringan.

Air untuk daerah tadah hujan diperoleh dari air hujan. Ciri atau sifat hujan di suatu

Page 5: MACAM

daerah menentukan kemungkinan terjadi atau tidaknya kekeringan di daerah itu. Perubahan yang tak beraturan dari waktu ke waktu adalah tantangan yang besar dalam memprakirakan kebutuhan air tanaman. Jumlah hujan yang besar dan terbagi rata tak akan dirasakan sebagai penyebab kekeringan. Apabila curah hujan tak merata dan menyimpang dari kebiasaan itulah yang akan menyebabkan kekeringan.

Selain tiga faktor tersebut, ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkan tanaman kekeringan yaitu:

1. Petani tak memperhatikan pola tanam, artinya petani menanam padi semaunya dan kapan saja.

2. Terjadinya perubahan iklim. Misalnya awal musim hujan terjadi lebih lambat atau lebih awal atau musim kemarau yang terjadi lebih awal, sehingga kebutuhan air untuk tanaman tak mencukupi.

3. Terjadi kerusakan jaringan pengairan.4. Keadaan ekstrim.

GEMPA BUMIBerdasarkan faktor penyebab atau proses terjadinya, gempa bumi dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Pada kesempatan ini kita akan membahas 5 jenis gempa bumi, yaitu :

1. Gempa Tektonik

Gempa bumi tektonik merupakan gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas tektonik. Gempa tektonik

disebabkan oleh pergerakan lempeng-lempeng tektonik pada kerak bumi yang terjadi secara tiba-tiba

sehingga terjadi gesekan yang menimbulkan getaran.

Secara umum gempa tektonik terjai karena adanya gerak orogenetik yaitu jenis aktivas tektonik yang

berlangsung sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit namun pengaruhnya menyebar ke wilayah yang

lebih luas.

Gerakan orogenetik dapat berupa lipatan atau patahan. Lipatan diakibatkan oleh tekanan dalam arah

horizontal dan vertikal pada kulit bumi yang sifatnya elastis. Sedangkan patahan terjadi akibat tenaga

tersebut bekerja pada kulit bumi yang tidak elastis.

2. Gempa Vulkanik

Page 6: MACAM

Gempa bumi vulkanik merupakan gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas magma dalam gunung berapi.

Gempa vulkanik sering juga disebut gempa gunung api karena secara umum gempa tersebut terjadi sebelum

atau sesudah letusan gunung berapi.

Getaran-getaran yang ditimbulkan pada gempa vulkanik sering dijadikan sebagai indikasi atau perkiraan

akan meletusnya sebuah gunung berapi. Bila aktivitas magma semakin tinggi, maka akan timbul suatu

ledakan atau letusan yang juga menimbulkan gempa bumi.

3. Gempa Runtuhan

Gempa runtuhan merupakan gempa bumi yang terjadi akibat peristiwa runtuhnya tanah atau batuan karena

pengaruh kondisi yang curam atau struktur yang rapuh. Gempa runtuhan biasanya hanya mempengaruhi

wilayah di sekitar dan tidak telalu membahayakan.

Gempa runtuhan biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun daerah pertambangan, lereng gunung, pantai

yang curam, dan tempat lainnya yang memeliliki energi potensial yang besar untuk runtuh. Gempa runtuhan

biasanya bersifat lokal dan sangat jarang terjadi.

4. Gempa Tumbukan

Gempa bumi tumbukan atau gempa bumi jatuhan merupakan gempa kecil atau besar yang terjadi akibat

tumbukan meteor atau steroid yang jatuh ke permukaan bumi. Gempa jenis ini sangat jarang terjadi namun

berdasarkan kajian ilmiah pernah terjadi pada zaman purbakala dan mengiringi evolusi makhluk hidup di

muka bumi.

5. Gempa Buatan

Sesuai dengan namanya, gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang terjadi akibat perbuatan manusia

baik sengaja atau tidak disengaja. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan gempa bumi antaralain

ledakan nuklir di bawah permukaan tanah atau di dasar laut, ledakan dinamit, dan sebagainya.

Page 7: MACAM

jika dilihat berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, maka gempa bumi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Gempa Bumi Dangkal

Gempa bumi dangkal merupakan jenis gempa bumi yang dapat menimbulkan kerusakan

parah. Tak hanya kerusakan, beberapa peristiwa gempa bumi dangkal yang pernah terjadi

juga kerap menelan korban jiwa akibat tertimpah reruntuhan.

Gempa bumi dikatakan dangkal jika hiposentrumnya berada pada kedalaman kurang dari

60 km di bawah permukaan bumi. Karena jaraknya yang relatif dekat dengan permukaan,

gempa dangkal seringkali menimbulkan kerusakan parah dan getarannya sangat kuat.

Gempa bumi dangkal yang pernah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia antaralain

gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan gempa bumi yang terjadi di

wilayah Flores.

2. Gempa Bumi Menengah

Gempa bumi menengah merupakan jenis gempa yang hiposentrumnya berada pada

kedalaman 60-300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi yang kedalaman

hiposentrumnya mendekati 60 km biasanya dapat menimbulkan kerusakan yang ringan.

Beberapa wilayah di Indonesia yang pernah mengalami gempa bumi menengah atau

sedang di antaranya bagian selatan pulau Jawa, Sumatera Barat, laut Maluku, dan

kepulauan Nusa Tenggara.

3. Gempa Bumi Dalam

Page 8: MACAM

Suatu gempa bumi dikatakan gempa bumi dalam jika hiposentrumnya berada pada

kedalaman lebih dari 300 km di bawah permukaan tanah. Karena sumber gempa yang

dalam dan relatif jauh dari permukaan, maka jenis gempa ini bisanya tidak terlalu

berbahaya.

Gempa bumi dalam pernah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti di bawah laut

Jawa, laut Sulawesi, dan laut Flores. Meski jauh di dalam bumi, getaran yang dihasilkan

gempa jenis ini umumnya masih dapat dirasakan di permukaan bumi.

1. Jenis-jenis gempa berdasarkan hiposentrum gempa atau jarak pusat gempa. Jenis gempa ini dibedakan menjadi: Gempa dalam, gempa yang hiposetrumnya terletak antara 300-700 km di bawah permukaan bumi

Gempa Intermidier, gempa yang hiposentrumnya terletak antara 100-300 km dibawah permukaan bumi

Gempa dangkal, gempa yang hiposentrumnya terletak kurang dari 100 km dibawah permukaan bumi

2. Jenis-jenis gempa berdasarkan bentuk episentrum gempa Gempa Linier, jika episentrumnya berbentuk garis. Gempa linier biasanya terjadi pada gempa tektonik. Sebab tanah patahan merupakan sebuah garis dan bukan titik.

Gempa Sentral, jika episentrumnya berbentuk titik. Gempa Vulkanik dan gempa runtuhan adalah beberapa contoh jenis gempa sentral

3. Jenis-jenis gempa berdasarkan letak episentrum gempa Gempa Laut, jika episentrumnya terletak di dasar laut

Gempa daratan, jika episentrumnya terletak didarat

4. Jenis-jenis gempa berdasarkan jarak episentralnya Gempa setempat, jika jarak tempat gempa terasa ke episenralnya kurang dari 10.000 km

Gempa Jauh, jika jarak episentral dan termpat terasanya berjarak sekitar 10.000 km

Gempa sangat jauh, jika jarak episentralnya dan tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km

5. Jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya Gempa Tektonik adalah gempa yang terjadi karena peristiwa dislokasi. Gempa terktonik disebut juga gempa dislokasi dan biasanya mempunyai tingkat kerusakan paling parah apalagi kalau  hiposentrumnya dangkal.

Gempa Vulkanik adalah gempa yang terjadi karena letusan gunung berapi.

Gempa Runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya bagian atas litosfer keran bagian sebelah dalam berongga.

Page 9: MACAM

Gempa bumi yang merupakan fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu :1. Gempa Tektonik.  Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa lempeng tektonik bumi kita ini terus bergerak. Ada yang saling mendorong, saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng tektonik ini tidak rata, jika bergesekan maka timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan. Gempa ini sering terjadi di muka bumi dengan kekuatan skala richter (SR) antara 2 - 7++ SR. 2. Gempa Vulkanik. Gempa vulkanik terjadi akibat meningkatnya aktivitas gunung berapi, yang disebabkan oleh naiknya magma dari bawah gunung tersebut ke permukaan. Cairan magma ini mendesak batuan-batuan di atasnya, sehingga menyebabkan goncangan dan apabila tekanannya cukup besar berpotensi menimbulkan letusan. Gempa ini juga sering terjadi di daerah daerah yang penuh aliran magma dengan kekuatan antara 2 - 7 ++ SR.3 . Gempa Runtuhan. Gempa yg sgt jarang terjadi. Gempa ini di sebabkan karena runtuhan runtuhan  goa goa besar di bawah tanah. Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. Efek dari gempa ini bisa di bilang hanya terasa di wilayah runtuhan saja, melainkan di luar daerah runtuhan tidak akan terasa kuat. Kekuatan gempa runtuhan berkisar antara 5 - 7 SR dan kekuatan episetrum hanya mencapai wilayah runtuhan saja.4. Gempa BuatanGempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.  Gempa Tumbukan (Sangat Langka Terjadi). Gempa yg amat sangat langka dan jarang terjadi. Gempa tumbukan terjadi akibat tubrukan meteor yang jatuh meteor. Kekuatan gempa ini di hasilkan dr seberapa besar batu meteor itu menghantam bumi. Dalam kurun waktu 30.000 thn terakhir hanya 5 kali bumi di tubruk batu meteor yg menyebabkan gempa. Dan yang paling parah adalah terjadi pada akhir jaman preciatus atau zaman purba atau sekitar 76 juta tahun lalu, ketika meteor sebesar kota di Amerika menubruk wilayah tanjung meksiko. Gempa yg di hasilkan tidak bisa di perkirakan antara 30 MSR ++ yg menyebabkan reaksi gempa berantai di seluruh dunia. (MSR = Mega Skala Richter). Dan akibat gempa tumbukan ini mengakibatkan Gempa vulkanis, runtuhan, dan tektonik secara bersamaan di seluruh dunia, dan akibat hal ini juga membuat benua saling berpisah.  Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempabumi dapat dibedakan atas :a. Gempabumi sangat besar dengan magnitude lebih besar dari 8 SR. 

Page 10: MACAM

Gempa terdasyat di muka bumi tak lagi di hitung dgn SR (skala richter atau hitungan utk kekuatan gempa) melainkan dengan menggunakan hitungan MSR (mega skala richter, 1 MSR = 10 ++ SR).b. Gempabumi besar magnitude antara 7 hingga 8 SR.c. Gempabumi merusak magnitude antara 5 hingga 6 SR.d. Gempabumi sedang magnitude antara 4 hingga 5 SR.e. Gempabumi kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR .f. Gempabumi mikro magnitude antara 1 hingga 3 SR .g. Gempabumi ultra mikro dengan magnitude lebih kecil dari 1 SR . Berdasarkan kedalaman sumber (h), gempa bumi digolongkan atas :a. Gempabumi dalam h > 300 Km .b. Gempabumi menengah 80 < style=""> < 300 Km .c. Gempabumi dangkal h < 80 Km . Berdasarkan tipenya Mogi membedakan gempabumi atas :a. TypeI :Pada tipe ini gempa bumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa pendahuluan (fore shock). b. Type II :Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak. c. Type III:Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempabumi yang terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada tahun 1979.

G MELETUS

Gunung api diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu[5]:a.     Erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama;b.    Erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya;c.     Erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa

kilometer;d.    Erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang

menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Page 11: MACAM

1.    Berdasarkan aktivitasnyaa.    Gunung api aktif, gunung api yang masih bekerjadan mengeluarkan asap, gempa dan letusanb.    Gunung api mati, gunung api yang tidak memilikikegiatan erupsisejak tahun 1600.c.    Gunung api istirahat,yaitu gunung apiyang meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat,

contoh : Gunung Ciremai dan Kelud2.    Berdasarkan Proses Terjadinyaa.    Bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya;b.    Bentuk kubah, dibentuk oleh terbosan lava di kawah, membentuk seperti kubah;c.    Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria;d.   Maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik atau

freatomagmatik; Plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

3.    Berdasarkan Tipe Letusana.    Tipe Hawaiian, yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya

berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana;

b.    Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah benua;

c.    Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batu apung dalam jumlah besar;

d.   Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit;

e.    Tipe Ultra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan luas dari Plinian biasa;

f.     Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampai dasit, umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan sering disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;

Page 12: MACAM

g.    Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

Tipe-tipe gunung api berdasarkan bentuknya (morfologi)[9]:a.     Strato volcano

Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.

b.    Perisai ( Shield Volcano)Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

c.     Cinder Cone,                

Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

d.    Kaldera,Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

1. Letusan Tipe Hawaii

Page 13: MACAM

Tipe HawaiiLetusan tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.2. Letusan Tipe Stromboli

Tipe StromboliLetusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).3. Letusan Tipe Vulkano

Page 14: MACAM

Tipe VolkanoLetusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.4. Letusan Tipe Merapi

Tipe MerapiLetusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.5. Letusan Tipe Perret atau Plinian

Page 15: MACAM

Tipe Perret atau PlinianLetusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.

Gunung Krakatau  6. Letusan Tipe Pelee

Page 16: MACAM

Tipe PeleeLetusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.7. Letusan Tipe Sint Vincent

Tipe Sint VincentLetusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.Berkaitan dengan letusan gunung merapi saat ini, apa benar letusannya termasuk tipe merapi?. Pakar Geologi Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta, Sari Bahagiarti, mengatakan bahwa Letusan Gunung Merapi yang sering terjadi adalah tipe letusan kombinasi Piropilastika yakni letusan gunung yang memuntahkan materi vulkanik dan awan panas yaitu kerikil maupun pasir halus. Letusan Gunung Merapi kali ini hampir sama dengan letusan Gunung Merapi pada 1930 silam. “Berdasarkan catatan sejarah di tata dasar gunung api, letusan pada 1930 merupakan letusan yang paling besar yang menewaskan 300 jiwa dengan jarak luncur awan panas atau `wedus gembel` mencapai 12 kilometer dan itu merupakan jarak luncur paling jauh,” katanya

ABRASI

Erosi AirMassa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam tanah maupun di permukaan Bumi berupa sungai atau air larian permukaan selamban

Page 17: MACAM

apapun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi sedikit, air yang mengalir itu mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat gerakan air mengalir, semakin tinggi pula daya kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di wilayah perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras memiliki lembah yang lebih curam dan dalam dibandingkan dengan sungai di wilayah dataran yang alirannya relatif tenang.

Secara umum dilihat dari tahapan kerusakan tanah yang terkikis, erosi air terdiri atas empat tingkatan, yaitu sebagai berikut.

Erosi Percik (Splash Erosion)Erosi percik merupakan bentuk pengikisan tanah oleh percikan air hujan. Pada saat titik air hujan memercik ke permukaan tanah, butiran-butiran air akan menumbuk kemudian mengikis partikel tanah serta memindahkannya ke tempat lain di sekitarnya.

Erosi Lembar (Sheet Erosion)Erosi lembar merupakan tahapan kedua dari erosi air. Pada tahapan ini, lapisan tanah paling atas (top soil) yang kaya akan bahan humus penyubur tanah hilang terkikis sehingga tingkat kesuburan dan produktivitasnya mengalami penurunan. Ciri-ciri tanah yang telah mengalami erosi lembar antara lain:

1. air yang mengalir di permukaan berwarna keruh (kecokelatan) karena banyak mengandung partikel tanah;2. warna tanah terlihat pucat karena kadar humus (bahan organik) rendah;3. tingkat kesuburan tanah sangat rendah.

Erosi Alur (Riil Erosion)Jika proses erosi lembar terus berlangsung maka pada permukaan tanah akan terbentuk alur-alur yang searah dengan kemiringan lereng. Alur-alur erosi ini merupakan tempat air mengalir dan mengikis tanah.

Erosi Parit (Gully Erosion)Pada tahap ini alur-alur erosi berkembang menjadi parit-parit atau lembah yang dalam berbentuk huruf U atau V. Erosi parit banyak terjadi di wilayah yang memiliki kemiringan tinggi dengan tingkat penutupan vegetasi (tetumbuhan) sangat sedikit. Untuk mengem balikan kesuburan tanah kritis yang telah mengalami erosi parit diperlukan biaya yang sangat mahal.

Di sepanjang aliran sungai terjadi pula proses erosi oleh arus air. Proses pengikisan yang mungkin terjadi sepanjang aliran sungai antara lain

Page 18: MACAM

sebagai berikut.

1. Erosi Tebing Sungai, yaitu erosi yang bekerja pada dinding badan sungai sehingga lembah sungai bertambah lebar.2. Erosi Mudik, yaitu erosi yang terjadi pada dinding air terjun (jeram). Akibat erosi mudik, lama-kelamaan lokasi air terjun akan mundur ke arah hulu.3. Erosi Badan Sungai, yaitu erosi yang berlangsung ke arah dasar sungai (badan sungai) sehingga lembah sungai menjadi semakin dalam. Jika erosi badan sungai ini berlangsung dalam waktu geologi yang sangat lama maka akan terbentuk ngarai-ngarai yang sangat dalam, seperti Grand Canyon di Sungai Colorado (Amerika Serikat)