m.digilib.batan.go.id/e-prosiding/file prosiding/lingkungan/bapeten... · seminar tahunan...
TRANSCRIPT
Seminar Tahunan Pengawasan Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
KONDISI SEISMIK DAN APLIKASI NILAI PHA TERHADAPREAKTOR TRIG A 200 BANDUNG
Akhmad Muktaf Haifani, Budi Rohman, M. Salman SuprawardhanaPusat Pengkajian Keselamatan Reaktor (PPKRe) - BAPETEN
ABSTRAKKONDISI SEISMIK DAN APLIKASI NILAI PHA TERHADAP REAKTORTRIGA 2000 BANDUNG Reaktor Penelitian Bandung yang dikenal sebagai ReaktorTRIGA 2000 Bandung adalah fasilitas yang dioperasikan oleh Pusat Penelitian danPengembangan Teknologi Nuklir (P3TkN-BATAN). Reaktor ini terletak padakedudukan 67' LS dan 107 37' BT. Bandung adalah dataran tinggi dengan ketinggianrata-ratanya 700 m dari permukaan laut dan dikelilingi oleh jalur pegunungan. ReaktorTRIGA 2000 Bandung pertama ali didesain dan dibangun dengan daya nominal 250kW. Reaktor mencapai kekritisan pada 10 Oktober 1964. Pada tahun 1971 dayanominalnya ditingkatkan menjadi 1000 kW dan tahun 1996 -2000 dilakukan programupgrading untuk meningkatkan daya reaktor menjadi 2000 kW. Reaktor TRIGA telahlama dioperasikan, untuk itu perlu dikaji kekuatan gedung reaktor tersebut terhadapbahaya seismik (gempa) untuk meyakinkan keselamatan reaktor. Pengkajian yangdilakukan adalah dengan menghitung akibat gempa bumi terhadap gedung reaktordengan mengaplikasikan rumus nilai percepatan puncak gempa (PGA) pada tapakreaktor dengar mempertimbangkan faktor lithologi pada daerah tersebut Nilaipercepatan puncak horizontal (PHA) beban gempa digunakan sebagai analysis bahayagempa pada tapak , energi yang dihasilkan dan tingkat kerusakan bangunan akibatgempa. Nilai PHA yang dihasilkan dalam perhitungan sebesar 0,046 G merupakan nilaiterbesar yang dapat menghasilkan kerusakan, setingkat dengan 6,5 MMI.Kata kunci : reaktor, seismik, gempa bumi, percepatan puncak gempa
ABSTRACTSEISMIK CONDITION AND APLICATION OF PHA VALUES FOR REACTORTRIGA 2000 BANDUNG. Bandung Research Reactor, or currently named ReactorTRIGA 2000 Bandung, is a facility operated by the Centre for Development andResearch of Nuclear Technology (P3TkN-BATAN). The reactor is located in Bandung,West Java, with geographical position of 6°7' latitude and 107°37' longitude. Bandungis highland with average elevation of 700 m upper sea level and surrounded bymountain range. Reactor TRIGA 2000 Bandung was first designed and built to operatewith nominal power of 250 kW. The reactor achieved its first criticality on October 10,1964. In 1971 the nominal power was increased to 1000 kW, and in 1996 to 2000another upgrading program was performed to increase the nominal power to 2000 kW.Since the reactor has been operated for a relatively long time, and more importantly thephysical building has been already aged, it is necessary to assess the strength of thebuilding against seismic hazard to assure the safety of the reactor. The assessment wasperformed by calculating the effects of earthquake to the reactor building by applyingpeak ground acceleration formula by considering the lithology of the area. Peak
352
Seminar Tahunan Pengawasan Pcmanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Descmbcr 2003 ISSN 1693 -7902
Horizontal Acceleration values is used to analysis earthquake hazard, the energy wasresulted from earthquake and step of bulding damage that caused earthquake. PHAvalues that result from the calculation is 0,046 G. It is the biggest values can causestructural building damage and it is approximately to 6,5 MMI.Keywords: reactor, seismic, earthquake, peak ground acceleration.
Seminar Tahunan I'engawasan I'cmanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
LA T AR BELAKANG
ISSN 1693 - 7902
Reactor TRIGA 2000 Bandung merupakan fasilitas yang dikelola oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir (P3TkN) terletak di kota Bandung,
Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak pada 6°57' Lintang Selatan dan 107°37'
Bujur Timur. Bandung merupakan dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata 700 m
diatas permukaan laut dan dikelilingi oleh gunung-gunung. Di sebelah utara oleh
gunung Tangkuban Perahu, di sebelah timur oleh gunung Galunggung, di sebelah
selatan oleh Gunung Papandayan dan di sebelah barat oleh Gunung Gede (1).
Melihat usia reaktor khususnya bangunan fisik yang sudah cukup tua maka perlu
dikaji kelayakan gedung terse but yang dapat menunjang keselamatan dan kelangsungan
pengoperasian reaktor terhadap bahaya seismik. Dalam memahami mekanis
karaktcristik mcdan scismik tapak rcaktor, digunakan zona sumber gempabumi di
Indonesia dan peta bahaya gempa bumi dengan periode perulangan 100 th, (Engkon K.
Kertapati dkk)(3) sehingga akan mempermudah kit a dalam pemantauan, pengukuran dan
mitigasi dari gempa bumi terhadap suatu daerah.
Nilai Peak Grol/nd Acceleration (PGA) atau Peak Horisontal Acceleration (PHA)
identik sebagai intensitas lokal gempa pada suatu tempat dapat digunakan untuk
menentukan intensitas gempa merusak serta be ban gempa pada suatu temp at. Dengan
melihat besarnya nilai magnitudenya maka dapat kita tentukan besarnya energi yang
timbul dan periode perulangan gempa tersebut.
SEISMOTEKTONIK BANDUNG
Jalur dengan kesamaan dan sifat geologi lainnya serta sifat kegempaan yang
dimiliki terutama gempa-gempa dangkal di suatu daerah tertentu dapat dikatakan
scbagai suatu zona sumbcr gempa (Algermissen 1976)(2). Dengan kata lain zona sumber
gempa bumi adalah suatu daerah yang mempunyai nilai kegempaan dan berkaitan
dengan struktur geologi (patahan) yang berubungan dengan kejadian gempa bumi.
354
Seminar Tahunan I'engawasan I'emanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta. II Dcscmbcr 2003
Seismotektonik Regional
ISSN 1(9) - 7902
Untuk daerah Jawa Barat (Bandung) secara regional struktur geologi yang
berkembang serta proses kegempaan yang pernah ada dipengaruhi oleh empat (4) zona
sumber gempa bumi(3)(Gambar 1) yaitu:
LEGENDA
LEGENDS
I.Zoon SlImbcr Subd~ksi Jawa·Sumatm
JL1\\'a~SJlnw;a(J Sllbduc!itm 20m.'
2. Zona Sumber Selar Sumatcra
Sw:w!era FOlllr Sourre 7,.olle
3. Zena SJmb<r ••kmi prisma Sukabumi
Sukabumj priJ!Ti "cretio" Smut'e 20m'
4. Zona Scs~r Baribis
Barib::, fill/II z'lIIe
5. Zona Sumbcr Sosar Huminyu
BumtU,Hl fuull Source Zotle
6. Zona Soso, Loscl11-M<ralus
uU€IIl-AferaluJ fiwll Zone
7. Zona Sumber Pala"on
Paltn\'f./n Source lime
8. Zona Sumbcr Sulu
Sufu Sourre lime
9. CckllngJn Tar:a:an
T«",xI'" Bu"i"
10. Cekungan Kutai
Kuwi Ba .•in
II. Zona Sumbcr Scsar Waianae
\\i:!amJt' Fmd: SOlin'! ultle
12. Zoo:t Sumher Pa!u- Koro
Pa!u-K(lf1) F,mll SOl/a ZII/e
13 Zona Sumbcr SCSiU'Noik Sulawcsi Uwa
Nur/h SulUift.ti Thm.H Soura 2MI!
14. Zona Surnbcr Sangihe
~{tll.~iheSource l.Jmc
15. ZOllO Sumber Punggungan Mayu
,~111YII Ridge Smttt'e 7.m:e
16 H"lm,hern Secrce Zene
7..mw Sumber Ha!mahero
17. Zona Sumber SeliU' Rnnsiki
R';II.flki l'iLUlt Srl/Ift·c lilne
18. Zon3 Sumber Ses3r Sorong. Ya~n
SUfOfi/-:" }hp('t! Fall!t Sow"a Zone
19. Zena Scmbcr Poso
PPSfJ Smut't Zrm!!
ZO. Zona Sumber Smr Nark Busur Bc!akang Flores
F/"re.f·Back art: Tlml.<! Srlllrce z'me
21. Zonn Sumher Cduogon Bonda
Bunda R(l.\'in S!llir:'l~ 7.(;,:(
~2 Zona S!,;mlx>r Bituni
BUt!4j Sourer Zr:I!f
2l Zona Sumber SelJr Tcr~ra Aidu""
Ti'ftm AidltmJ Fmt!r SOiU"t I' 70M
2·~ lena Sumber Gr;:ccn Aru
Am GrulJl'll SOun!! Zone
25. Zona Sumacr Membcramo
M('mberamo SfJ1t/t"( ZmJf
26. Zona S,mJber Mamllju
Marul/jll SfJ/lra 7..m:t'
27. Zona Sumber Smm
Serum Sou/'Ct' 11;1</
Zii. Zona Sumber Obi
Obi S(ii.lrr.:e 2(j/:c!
29. ZOO" Sombcr Palau
P(jf(J:~ Snurt e Zmte
3t1. Zona Sumher Scsar ASl!lal
Af11J(}! Thru.f: SfJurre.t umr
ZONA SUMBER GEMPABUMI DI INDONESIAE.4RTHQUAKE SOURCE 20!VES TN TNDONESIA
Gambar 1. Peta Zona Sumber Gempa Bumi di Indonesia.
355
SCllllllar Tahlillalll'clI!;aWaS;IIII'clilillll,ralali TClla!;a NII~III - .Ia~'lIla, II Ikscrllhcl 200.!
Zona Sumbcr Akrasi Prisma Sulmbumi
ISSN 1(,'1.1 7')02
Patahan Cimandiri-Cirata-Lembang terutam,a di sekitar Cimandiri sebagai
penyebab terjadinya gempa bumi Sukabumi tahun 1902, 1912 dan 1982.
Zona Sumber Sub-duksi Jawa-Sumatera
Berhubungan dengan kejadian gempa bumi dangkal di sebelah samudera,
menengah/sedang di poros pulau dan dalam di utara. Gempa bumi dangkal dari sistem
gempa zona ini, bertangung jawab terhadap kejadian tsunami di pesisir barat Sumatera,
dan selatan Jawa.
Zona Sumbcr Baribis
Patahan penimbun gempa yang terletak dalam zona sumber gempa 1111
membentang melintas Majalengka , Kuningan.
Zona Sumbcr Scsar Bumiayu
Patahan Bumiayu yang membentang dari selatan Cirebon sampai ke Bumiayu di
Jawa Tengah, patahan ini bertanggungjawab terhadap Gempa Bumiayu 1931, 1970 dan
1992 serta Gempabumi Cirebon selatan tahun 1847 dan 1875.
Sesimotcktonik Lokal
Struktur geologi yang berkembang di sekitar lokasi telitian adalah struktur patahan
(sesar) normal (sesar turun) yang dikenal dengan patahan Lembang. Jarak antara daerah
telitian dengan Patahan Lembang terdekat kurang lebih 8 km (Gambar 2) (4)
356
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Oesember 2003
Gambar 2. Peta Patahan Lembang
ISSN 1693 - 7902-
Patahan Lembang adalah patahan normal dengan blok utara relatif turun terhadap
blok selatan dengan kemiringan bidang patahan diperkirakan tegak, dan daerah Utara
Cimahi-Penyadokan-Batureog-Maribaya hingga Gunung Pulosari dan membelok ke
arah selatan hingga ke daerah Utara Ujung Berung. Jejak patahan berupa gawir dapat
diikuti mulai dari Batureog hingga ke wilayah Ujung Berung.
Data kegempaan yang berhasil di dapatkan adalah data kegempaan daerah
Bandung dan sekitarnya selama kurun waktu 100 th dengan asumsi bahwa pada kurun
waktu itu dapat diketahui seberapa banyak gempa bumi yang telah terjadi dan sampai
seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan gempa terse but terhadap daerah telitian,
serta kemungkinan terjadinya gempa itu kembali (periode ulang gempa) (Gambar 3).
Sedangkan data sejarah gempa juga kami diambil dalam radius 100 km dari daerah
telitian dengan asumsi bahwa ada beberapa gempa yang masih dapat dirasakan dalam
radius terse but dan diperkirakan masih bisa menimbulkan dampak negatif terhadap
daerah telitian (5) (Gambar 4).
357
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
POLA PATAHAN DAERAH JAWA BARAT
ISSN 1693 - 7902
106 107
LAUT JA1/fA
108
'6
a
Samudera'indonesia
108 107 108 109
Gambar 3. Pcta pola patahan di Jawa bagian barat
INDONESIAN OCEAN
rt:TA TEKT01\IK JAWA UARAT DAN SEKITARNYA
SKAI.A I: J.'7OO.ooo
Gambar 4. Pcta scbaran gcmpa bumi dalam Jarak 100 km sclama 100 tahun.
358
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Dcscmber 2003
ANALISIS BAHA Y A GEMP A
ISSN 1693 - 7902
Analisis terhadap bahaya gempa yang terjadi pada suatu temp at atau tapak dapat
dianalisis dengan menentukan nilai PGA, Intensitas gempa yang dapat mengakibatkan
kerusakan terhadap gedung dan tapak pada suatu daerah, energi yang ditimbulkan pada
pusat gempa dan periode ulang gempa.
Setelah besarnya magnitude ditentukan dan dapat diperkirakan potensi gempa
yang dapat terjadi pada suatu daerah atau tempat maka selanjutnya dapat pula di analisis
seberapa besar gempa yang terjadi pada tempat yang akan diselidiki. Berikut ini adalah
langkah-Iangkah untuk menganalisis bahaya gempa yang digunakan oleh Richter (6) :
1. Identifikasi dan klasifikasi semua sumber yang dapat menimbulkan gerakan
tanah yang signifikan, klasifikasi meliputi definisi dari geometri sumber dan
potensi gempa.
2. Seleksi parameter dari sumber gempa ke lokasi yang dianalisis, cari jarak
terdekat dari sumber ke lokasi. Jarak dapat diekspresikan sebagai jarak
epicenter atau jarak hypocenter, tergantung pada pengukuran yang akan
digunakan pada langkah berikut.
3. Pemilihan controlling earthquake (gempa yang diperkirakan mempunym
getaran terkuat). Umumnya dijabarkan sebagai parameter gerakan tanah di
lapangan. Pemilihan dilakukan untuk membandingkan level gerakan yang
diakibatkan oleh gempa dari asumsi langkah 1 dan 2. Dengan menggunakan
Rumus Cornell yang dikembangkan untuk gempa pada M=3.0 hingga 7.7 pada
jarak antara 20 hingga 200 km (7).
In PHA (gals) = 6,74 + 0,859 M - 1,80 In (R+25) (1)
4. Bahaya dilokasi didefinisikan dalam batas gerakan tanah yang diakibatkan
oleh "Controlling Earthquake", karakter ini biasanya dideskripsikan dalam
satu atau lebih parameter gerakan tanah yang didapat dari prediksi hubunga
puncak percepatan, puncak kecepatan dan respons spektrum yang umumnya
digunakan dalam klasifikasi bahaya gempa bumi.
359
Seminar Tahunan PengawasaB PemaBfaatan TeBaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
HASIL ANALISIS
Analisis PHA
ISSN 1693 - 7902
1. Daerah Sumatera Selatan - Jawa Bagian Barat yang mempunyai koordinat 40
120 LS dan 1000 - 1120 BT. Sesuai dengan anjuran dari IAEA bahwa untuk
analisis seismik secara terperinci meliputi daerah seluas 100 km2 dan selama 100
thoseperti terlihat dalam Gambar 5.
'00 '02'04106loa110111
- ------1
Perceived Earthquake...-....--.------- ....•.-.
-;---11·4 i
Epicenters Distribution Map·41
II IIn West Java (1923 .2003)•
·..;,::<~YfL'.;~y~~:0>}:U
'~ !• ·61
i •.,.·-·•..;.Jf~~J- .. I
r'"T"
...- .............- ................... - ...... -..
• (f~,. ,,.[>?:-t~t~ • • ••~.~:J.•~"~•."M"."'" Iii),. J• ,;:f •.eJ" ,',',.\:_<~Ban9~~' ;f~,.",{~_". ,\:(,~~,.,
• "".- •.. ..,..ir;l.,,:_.;.~",:_,.~;...:>, ...,{,> ...~ _..,._:, ..J.,,;. .•....,·lt.if,j N•· -. +':' ·':fP~~~~~~1f~jlI·a
A·a I
·j·oI•
...... - .-~;•
• • "I • Scale: 1 : 8,500,000• ,e •• • I
L•·10 I
m •••••••••••••• ____ •_________
i;!
·'0 [i
I Legend
I
_____~_____...._______J "' Cityi • Earthquake Epicentre I·121
·11 ! ___ . __________ 19M~_21!, ••• ~100
'02'04106loa110111
Gambar 5. Oistribusi gcmpa bumi yang dirasakan di Jawa Barat 1923-2003
2. Dari data sumber gempa maka dapat di lakukan perhitungan jarak antara daerah
telitian (P3TkN) dengan sumber gempa (Epicentrum) dan mendapatkan jarak
minimum sumber gempa terhadap daerah telitian.
Tabcll. Tabcl penentuan harga R Uarak) epicentre terhadap tapak reaktor
SumbcrLintang
BujurMagKedalaman
11R
gempa bumi(H)
1-7,66108,26,16298,67116,532
2-6,98108,15,81453,4455,246
3-6,58107,295,510055,50114,369
4-7,07107,53,9225,525,578
5-6,84107,286,013041,11136,345
6-7,23107,914,33325,541,704
360
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Dcsembcr 2003
Harga R didapat dari :
ISSN 1693 - 7902
R =--J /12 + H2 , (2)
dimana
R = jarak terdekat daerah telitian terhadap sumber gempa
/1 = jarak epicentrum terhadap tapak
H = kedalaman sumber gempa
Hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel 1.
3. Di asumsikan bahwa tingkat getaran dengan menggunakan percepatan puncak
horisontal (PHA). Dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Cornell
untuk gempa dengan M antara 3,0 hingga 7,0 dan jarak dari 20 - 200 km.
Cornell: Ln PHA (gals) = 6,74 + 0,859 M - 1,80 In (R+25) (3)
Berdasarkan hasil perhitungan (lihat Tabel 2), sumber gempa zona 2 adalah yang
paling berpengaruh terhadap tapak reaktor. Sumber gempa itu menghasilkan
percepatan puncak gempa 0,046 G pada tapak.
Tabel 2. Tabel penentuan nilai PHA pad a tapak
Sumber MR (km)6.740.859M1.8 x In
LnPHA.PHA
PHA2empa ,
(R+25)(2als)(G)1
6,1116,5326,745,23998,91453,065421,4430,02142
5,855,2466,744,98227,89323,828946,0120,04603
5,5114,3696,744,72458,88682,577713,16680,01324
3,925,5786,743,35017,06233,027820,64970,02065
6,0136,3456,745,1549,15042,743615,5430,01546
4,341,7046,743,69377,56052,873217,69350,0177
4. Bahaya paling potensial yang terjadi pada tapak adalah berasal dari sumber gempa
dengan magnitude 5.8 skala richter pada tapak reaktor. Gempa ini teljadi pada
jarak 53,44 km dari tapak dan menghasilkan percepatan puncak gempa sebesar
0,046 G.
Penentuan Intensitas Gempa Merusak
Ukuran tingkat kerusakan suatu bangunan akibat bencana gempa bumi ditentukan
berdasarkan besamya intensitas yang terjadi di daerah yang dilanda gempa. Untuk
menentukan besar kecilnya intensitas gempa dihitung dengan menggunakan
percepatan gempa pada tanah Sebagai skala pembanding untuk menentukan tingkat
kerusakan suatu bangunan sipil akibat gempa menggunakan skala standar internasional
361
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan .•Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN 1693 - 7902
Modified Mercalli Intensity (MMI) dari Mercalli kemudian diperbaiki oleh Newman.
Hubungan kasar antara skala Modified Mercalli dan percepatan maksimum permukaan
tanah dapat dinyatakan dengan rumus (6) :
Log a = 1/3 . I - 1/2 (4)
atau
Log a = 1/3. I + ~ (5)
Hubungan terse but sebenarnya sangat kasar (subyektif) tergantung pada
tingkat/kualitas bangunan, keadaan panik dan tidaknya pada saat terjadinya gempa dll.
Namun demikian skala ini digunakan oleh para Seismologi sebagai faktor pembanding
untuk penentuan tingkat kerusakan. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 1,
maka dapat dihitung tingkat intensitas gempanya.
Earthquake source 1 :
Log a = 1/3 . 1- Y2
Log 21,443 = 1/3 . I - Y2 I = 5.549 MMI
Atau
Log b = ~ . I - ~
Log 21,443 = ~ . I + 1/4 I = 4.325 MMI
Tabcl 3. Perhitungan nilai Intensitas
Sumber gempa MPHA (gals) I (MMI)1
6.121.443 5.5492
5.846.012 6.5543
5.513.1668 4.9084
3.920.6497 5.4995
6.015.543 5.1296
4.317.6935 5.296
Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum pada Tabel 2 diatas maka dapat
dikatakan bahwa percepatan puncak gempa pada tapak dengan nilai PHA terbesar
46.012 (E-2) menghasilkan lntensitas kerusakan terbesar pula pada struktur bangunan.
Seperti yang tampak pada gambar 6 di bawah ini menunjukkan grafik nilai antara
PHA (gals) dengan lntensitas (1). Menunjukkan harga PHA berbanding lurus dengan
besarnya lntensitas, artinya semakin besar nilai PHA maka semakin besar pula harga
lntensi tas.
362
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
PHA vs I
7
~:~iLuuu:u .:E 5.75:E 5.5_ 5.25
5 0 ~o 0 •••••• 0 ••
.......
4.75 ~ .
ISSN 1693 - 7902
4.5 ~ -- -- -- .4.25 ~ -- .
4
10 20 30
PHA (Gals)
40 50
Gambar 6. Nilai PHA (gals) dengan I (Intensitas)
Seperti yang tercantum dalam tabel 4 tentang Skala Modify Mercalli Intensity
(MMI) yang digunakan sebagai skala pembanding untuk menjelaska,n tentang tingkat
kerusakan bangunan akibat gempa yang kemudian dibandingkan dengan skala Richter.
Tabel 4. Perbandingan nilai magnitude terhadap intensitas
RichterMMI Umum
0-1,9
I Tidak teras a
Terasa oleh orang yang berada dalam keadan istirahat, terutama pada2-2,9
IItingkat atas atau tempat-tempat tinggi. Benda-benda ringan yangdigantung bergoyangTerjadi dalam rumah, tetapi ban yak yang tidak menyangka kalau ada3,0 - 3,9
IIIgempa bumi. Getaran dirasakan seperti ada truk yang kecil yanglewat.Terasa di dalam rumah seperti ada truk berat yang lewat, atau teras aseperti ada barang berat yang menabrak dinding rumah. Barang-4,0-4,5
IVbarang yang tergantung bergoyang; barang yang berdiri bergerak;jendela, barang pecah belah pecah; pintu-pintu berderik; gelas-gelasgemerincing; dinding rumah dan rangka rumah dapat berbunyi.Dapat dirasakan di luar rumah. Orang tidur terbangun; cairan tampakbergerak-gerak dan dapat tumpah; gerabah , jendela dan barang pecah4,5 - 4,9
Vbelah pecah; pintu-pintu terbuka tertutup pigura-pigura di dindingbergerak; lonceng bandul berhenti (mati) atau menjadi tidak cocokjalannya.Barang-barang terpelanting
363
Scminar Tahllnan I'cngawasan I'cman!:latan Tcnag;I NlIklir - Jakarta, II Dcscmhcr 2003 ISSN 1693 - 7902
Richter
5,0 - 5,9
6-6,3
6,4 - 6,6
6,7 - 6,9
7,0 - 7,5
7,6 - 7,9
8 - 8,6
MMI
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
Umum
Terasa oleh sernua orang. Banyak orang lari ke luar karena terkejut;orang yang berjalan kaki terganggu; jendela, gerabah barang peeahbelah peeah; barang-barang keeil, buku-buku jatuh dari raknya;garnbar-garnbar jatuh dari dinding; rneubel-meubel bergerak atauterputar; plester dinding yang lernah peeah-peeah; bel-bel gerejaberbunyi; pohon-pohon terlihat bergoyang.Dapat dirasakan oleh sopir yang sedang mengemudi mobil. Orangyang berjalan kaki susah untuk dapat berjalan dengan baik; eerobongasap yang lemah peeah pada tempat setinggi langit-Iangit; barangbarang peeah belah peeah; tembok yang tidak kuat peeah-peeah ;plester ternbok, batu-batu ternbok yang tidak terikat dll jatuh; terjadisedikit pergeseran dan terjadi lekukan-Iekukan pada tumpukanturnpukan pasir dan batu kerikil; air menjadi keruh; bel-bel yangbesar berbunyi; selokan irigasi rusak.Mengemudi rnobil terganggu. Bangunan-bangunan yang kuatrnenderita kerusakan-kerusakan dengan ada bagian-bagian yangruntuh; terjadi kerusakan pada alat rumah tangga; juga terjadikerusakan-kerusakan pada tembok-tembok yang dibuat tahanterhadap getaran-getaran horisontal (horisontal stress); beberapabagian dari ternbok jatuh; eerobong asap, monumen-monumen,rnenara-menara, tangki-tangki air yang di atas berputar atau jatuh;rangka rumah berpindah dari pondamennya; dinding yang tidakterikat jatuh (terlempar); eabang-eabang pohon patah dari dahannya;tanah-tanah yang basah dan lereng-Iereng euram terbelah.Menyebabkan umum menjadi panik. Bangunan-bangunan yang tidakkuat haneur; bangunan-bangunan yang kuat menderita kerusakanberat; terjadi kerusakan pada pondasi dan rangka-rangka bangunanbangunan; pipa-pipa dalam tanah putus; tanah-tanah alluviumterbelah; lurnpur dan pasir keluar dari dalam tanah.Pada umurnnya sernua tembok-ternbok dan rangka rumah rusak.Beberapa bangunan dari kayu yang kuat dan jembatan-jembatanrusak; terjadi kerusakan berat pada dam-dam, tanggul-tanggul,tambak-tambak; terjadi tanah longsor yang besar; air dalam kolam,sungai, danau munerat; di pantai dan tanah-tanah rata, terjadiperpindahan ternpat seeara horisontal antara pasir dan lumpur; jalanjalan kereta api sedikit rnenjadi bengkok.Pipa-pipa di dalarn tanah sarna sekali rusak ; reI-reI kereta apimenjadi bengkok-bengkok. Bangunan-bangunan hanya sedikit yangtetap berdiri. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali.Tanah terbelah.
Terjadi bene ana alam; seluruh bangunan menderita kerusakan ; batubatu, barang-barang yang besar-besar berpindah; barang-barangterlernpar ke udara. Haneur sarna sekali, gelombang tampak padapermukaan tanah
364
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Descmbcr 2003 ISSN 1693 - 7902
Hubungan antara strain-energi E yang dilepaskan dan magnitude pada suatu gempa
dinyatakan dengan rumus (8).
Log E = 114 + 1,5 M (6)
dimana E = energi (erg)
M = magnitude (richter)
Hasil perhitungan diberikan pada tabel 5 dan gambar 7.
Tabel 5. Perhitungan nilai energi gempa berdasarkan Magnitudenya
·C
Sumber gempabumiM1.51.5M11.411.4+1.5ME
1
6,11,59,1511,420,553,55E+20
2
5,81,58,711,420,11,26E+20
3
5,51,58,2511,419,654,47E+ 19
4
3,91,55,8511,417,251,78E+17
5
61,5911,420,42,51 E+20
6
4,31,56,4511,417,857,08E+ 17
Mvs E
2120.5- 20
C)Q; 19.5-w 19
g 18.5..J18
17.5 .--173.5
4
4.5 5 5.5
M (Richter)
6 6.5
L......-. ._.__. ... JGambar 7. Nilai energi (Log E) terhadap magnitude
Berdasarkan hasil yang tampak dari diagram di atas ditunjukkan bahwa besarnya energi
yang ditimbulkan oleh gempa berbanding lurusdengan Magnitudo gempanya, artinya
bahwa semakin besar Magnitudo itu maka semakin besar pula energi yang ditimbulkan,
365
~'H·IIIIII,II t ;1111111.111 I'\"II!-,-.I\\ ;I~;III 1'\'111.1111.1,11,111 I Cllarll Nuklll .1111\111la, II I h:~l'Illhl'l .'Otll ISSi'J 110'11 /'HI.'
namun hal itu tidak mencirikan tingkat secara khusus tingkat kerusakan bangunan
akibat gcmpa. Adaplln faktor-faktor yang mcnentllkan besar kecilnya intensitas adalah :
1. Kualitas bangunan
2. Jarak antara epicenter terhadap lokasi pengamatan
3. Kondisi geologi setempat
4. Keadaan panik dan tidak sewaktu terjadi gempa.
Penentuan Kemungkinan Bahaya Gempa
Digunakan metode perhitungan Gutenberg-Richter yang melakukan pengumpulan
data dan analisis dari gempa California selama beberapa periode untuk mencari
Magnitude yang mempunyai perbedaan cukup besar (6) Mereka membagi tiap
magnitude sebagai panjang dari periode perulangan gempa atau kemungkinan
(probabilitas) tahunan dari magnitude yang besar, Am dari gempa dengan magnitude m.
Metode Gutenberg-Richter (Gb. 8) ini mempunyai persamaan sebagai berikut :
Log Am = a - bm '" (7)
Dimana :
Am = nilai tal1U~an rerata dari magnitude m
lOa = mean tahunan gempa
b = hubungan besar dan kecilnya gempa
Berdasarkan hasil perhitungan di mana sumber gempa no. 2 yang memiliki nilai PHA
0,046 G dan lntensitas 6,554 MMI maka akan kita hitung berapa waktu periode
perulangan gempa tersebut, dengan menggunakan metode ini.
366
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Dcscmber 2003
500
100
10
log I'm
AipidG belL'-
0.11 .. ~ ;..
0.01 ij
o
ISSN 1693 - 7902
Magnitude 0.00 1 L••• :••••••• '-. ·••• ··•
6 7 8 [) m 10
(a) (b)
Gambar 4. (a) Hukum pengulangan Gutenberg-Richer, Il1cmpcrlihatkan mean dari
parameter a clan b. dan (b) Penggunaan Hukum Gutenberg-Richer pad a data gempa.
Indonesia berdasarkan tatanan tektonik dunia masuk dalam dua jalur gempa
dunia, yaitu Sirkum Pasifik (Circumpacific Belt) yang meliputi Chili, Ecuador,
California, Kepulauan Aleutian, Jepang, Philipina, Sulawesi Utara, Kepulauan Maluku,
Irian, Melanesia, Polynesia dan Selandia Baru dan Sirkum Mediterania (A/pide
Earthquake Belt atau Trans Asiatic Earthquake Belt) yang meliputi Azores,
Pegunungan Alpine di Eropa, Asia Kecil, Irak, Iran, Afganistan, Himalaya, Burma,
Sumatera, Jawa, Nusa Tengara dan Irian (8).
Data seismic yang berhasil diperoleh pada tapak reaktor dengan dengan
Magnitude 5,8 yang menghasilkan Percepatan Puncak Gempa Horisontal terbesar
0,046 G kita masukkan kedalam gambar 8 (b) untuk menentukan besarnya periode
ulang gempa. Maka besarnya periode ulang gempa dengan magnitude 5,8 adalah :
Gempa M 5,8 = 1 = 0,1 tahun = 10 tahun sekali.10/ tahun
Maka gempa dengan Magnitude 5,8 memiliki periode ulang gempa 0,1 tahun dengan
kata lain bahwa gempa tersebut dapat kembali terjadi setiap 10 tahun sekali.
367
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Oesember 2003
KESIMPULAN
ISSN 1693 - 7902
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan sebagai
berikut :
1. Perhitungan penentuan nilai PHA dengan menggunakan metode kritikal point dari
epicentre, menghasilkan nilai terbesar pada epicentre dengan jarak 55,246 km
sebesar 0,046 G. Letak epicentre ini secara geografis pada 6°58'8" LS dan 108°6'
BT.
2. Besarnya nilai PHA berbanding lurus terhadap intensitas gempa yang terjadi
semakin besar PHA yang ditimbulkan maka makin besar pula intensitas
gempanya, artinya makin besar pula kerusakan yang dapat terjadi dari gempa
terse but.
3. Energi yang ditimbulkan suatu gempa besarnya tergantung pada besarnya
magnitude gempa yang terekam oleh Seismograf, semakin besar magnitude yang
diperoleh maka semakin besar pula energi yang ditimbulkan namun tidak
berpengaruh secara mutlak pada intensitasnya.
4. Periode ulang gempa digunakan sebagai standar untuk menentukan probabilitas
gempa akan dapat terjadi kembali pada waktu tertentu. Berdasarkan perhitungan
yang telah dikerjakan gempa dengan magnitude 5,8 yang diperkirakan sebagai
gempa dengan nilai PHA terbesar menghasilkan periode ulang gempa sebesar 0,1
tahun atau 10 tahun sekali.
5. Indonesia khususnya daerah Bandung sebagai wilayah yang dilalui oleh dua jalur
sirkum gempa dunia yaitu Sirkum Pasifik (Circumpacific Belt) dan Sirkum
Mediterania (A/pide Earthquake Belt atau Trans Asiatic Earthquake Belt) maka
perlu dilakukan analisis seismik yang terpadu meliputi semua perhitungan baik
secara deterministik maupun probabilistik untuk mendapatkan hasil yang akurat
sehingga program mitigasi terhadap bencana gempa bumi dapat dilakukan secara
terarah dan terpadu.
368
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Descmbcr 200J
DAFTAR PUSTAKA
ISSN 1693 - 7902
1. Laporan Analisis Keselamatan, Reaktor TRIGA 2000 Bandung, Rev 2, 2001;
2. Algermissen, S. T. Perkin, O. M., A Probabilistic Estimates of Maximum
Accelaration in the Rock in the Continguous United State, 1976; U. S. Geological
Survey Open File Report 76 - 416;
3. Kertapati, E. K.; Aplikasi Zona Sumber Gempa Bumi dalam Aspek Teknik Gempa,
Pertemuan Ilmiah Ikatan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), 1995;
4. P. H. Silitonga, Peta Geologi Bandung, Jawa, 1973;
5. Kertapati, E. K. Pemahaman Gempa Bumi dalam Upaya Menurunkan Resiko
Bahaya Gempa Bumi, Seminar Teknologi Pengurangan Oampak Gempa Bumi dan
Tsunami, 1995;
6. Richter,. Elementary Seismology , WH Freeman And Co., San Fransisco and
London, 1958;
7. Akiyama,· H and Nishiyama I; Earthquake Resistant Limit State Design,
International Institute of Seismology and Earthquake Engil1eering (IISEE),
Tsukuba,Japan,1999;
8. Tjokrodimulyo. K, Teknik Gempa, Nafiri Offset, 1997.
DISKUSI
Pertanyaan (Darwis, P2TRR - BATAN)
Oari gambar 4.2. terlihat grafik PHA VS.M seharusnya tidak bisa terbuat karena lokasi
sumber gempanya berbedatidak sesuai dengan rumus cornell
Ln PHA (gals) = 6.74 + 0.859 M - 1.80 In (R+25)
M bertambahjika R tetap -. PHA bertambah (misallokasi i)
Jawaban (Akhmad Muktaf PPKRe - BAP ETEN)
Akan kami revisi dan lihat lebih jauh, memang dalam melakukan perbandingan harus
diseuaikan dengan persamaan yang ada.
369