m. ismunadji dan s. partohardjono

8
BEBERAP A ASPEK PENTING PENELITlAN FISIOLOGI DAN AGRONOMI T ANAMAN PANGAN DI INDONESIA M. Ismunadji*, dan S~Partohardjo,no* PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang banyak dan selalu bertambah diperlukan peningkatan intensifikasi pertanian, di samping per- luasan areal ke daerah marginal, bermasalah dan kurang subur. Kendala produksi dari segi fisik, kimia, biologi dan sosial ekonomi perlu ditanggulangi untuk memung- kinkan stabilitas dan peningkatan produksi. Balittan Bogor mempunyai mandat penelitian rintisan dan analisis komoditi. Rintisan mencakup penelitian fundamental dan penelitian terapan yang bersifat rintisan. Penelitian diarahkan kepada dua sasaran pokok, yaitu meningkatkan kualitas dan produksi. Kedua hal ini berkaitan dengan peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani, di sam ping diversiflkasi produksi untuk memenuhi kebutuhan keluarga tani dan pasaran. Budidaya tanaman pangan disesuaikan dengan agroekosistem setempat. Hasil penelitian dapat berupa metode, komponen teknologi, paket teknologi, dan infor- I'nasi dalam rangka menunjang pembangunan pertanian. Untuk mempercepat proses gebrakan peningkatan produksi tanaman pangan, Balittan Bogor sedang merintis ke arah bioteknologi modern. KeIjasama baik dengan instansi domestik maupun luar negeri dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan kegiatan penelitian. KeIjasama dengan BATAN juga dilaksanakan dan diharapkan lebih intensif dimasa yang akan datang. Tcnaga peneliti Balittan Bogor secara aktif mengikuti pendidikan/training dalam bidang yang berkaitan dengan bioteknologi, seperti biokimia, mikrobiologi, genetika, kultur jaringan, fisiologi, hara tanaman, hama dan penyakit. Program penelitian berorientasi nasional, regional dan spesiflk. Dalam tulisan ini disajikan beberapa aspek penting penelitian tanaman pangan dalam rangka menuju suasembada dan menekan impor. LAHAN BERMASALAH Daerah pertanian yang subur praktis sudah dibudidayakan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan perluasan areal menuju ke lahan miskin, marginal dan bermasa- lah. Lahan yang masuk dalam kategori ini. antara lain tanah gambut, salin, berkapur, podzolik merah kuning, masam, alkalin, dan pasang surut. Bila dijumlahkanluasnya diperkirakan melampaui 100 juta ha. Oleh karena itu paket teknologi yang cocok untuk meningkatkan produktivitas tanah semacam ini mempunyai dampak yang * Balai Penelitian Tanaman Panpn Bogor 15

Upload: hoanganh

Post on 15-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: M. Ismunadji dan S. Partohardjono

BEBERAP A ASPEK PENTING PENELITlAN FISIOLOGI DANAGRONOMI TANAMAN PANGAN DI INDONESIA

M. Ismunadji*, dan S~Partohardjo,no*

PENDAHULUAN

Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang banyak danselalu bertambah diperlukan peningkatan intensifikasi pertanian, di samping per­luasan areal ke daerah marginal, bermasalah dan kurang subur. Kendala produksidari segi fisik, kimia, biologi dan sosial ekonomi perlu ditanggulangi untuk memung­kinkan stabilitas dan peningkatan produksi.

Balittan Bogor mempunyai mandat penelitian rintisan dan analisis komoditi.Rintisan mencakup penelitian fundamental dan penelitian terapan yang bersifatrintisan. Penelitian diarahkan kepada dua sasaran pokok, yaitu meningkatkankualitas dan produksi. Kedua hal ini berkaitan dengan peningkatan penghasilandan kesejahteraan petani, di sam ping diversiflkasi produksi untuk memenuhikebutuhan keluarga tani dan pasaran.

Budidaya tanaman pangan disesuaikan dengan agroekosistem setempat. Hasilpenelitian dapat berupa metode, komponen teknologi, paket teknologi, dan infor­I'nasi dalam rangka menunjang pembangunan pertanian. Untuk mempercepat prosesgebrakan peningkatan produksi tanaman pangan, Balittan Bogor sedang merintiske arah bioteknologi modern. KeIjasama baik dengan instansi domestik maupunluar negeri dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan penelitian dan kegiatanpenelitian. KeIjasama dengan BATAN juga dilaksanakan dan diharapkan lebihintensif dimasa yang akan datang. Tcnaga peneliti Balittan Bogor secara aktifmengikuti pendidikan/training dalam bidang yang berkaitan dengan bioteknologi,seperti biokimia, mikrobiologi, genetika, kultur jaringan, fisiologi, hara tanaman,hama dan penyakit. Program penelitian berorientasi nasional, regional dan spesiflk.

Dalam tulisan ini disajikan beberapa aspek penting penelitian tanaman pangandalam rangka menuju suasembada dan menekan impor.

LAHAN BERMASALAH

Daerah pertanian yang subur praktis sudah dibudidayakan. Untuk memenuhikebutuhan pangan perluasan areal menuju ke lahan miskin, marginal dan bermasa­lah. Lahan yang masuk dalam kategori ini. antara lain tanah gambut, salin, berkapur,podzolik merah kuning, masam, alkalin, dan pasang surut. Bila dijumlahkanluasnyadiperkirakan melampaui 100 juta ha. Oleh karena itu paket teknologi yang cocokuntuk meningkatkan produktivitas tanah semacam ini mempunyai dampak yang

* Balai Penelitian Tanaman Panpn Bogor

15

Page 2: M. Ismunadji dan S. Partohardjono

luas terhadap perekonomian dan kesejahteraan petani. Ada beberapa kegiatan

penelitian pentins yans pedu dilakukan} yiutu : 1) uji komoditi(varietas untukmenemukan komoditi/varietas yang cocok, 2) ameliorasi tanah, seperti meningkat­

~n atau menurunkan dan menekan keracunan, 3) meningkatkan hara tersedia,baik unsur makro maupun mikro. Pedu penelitian mengenai dinamika hara denganrentang waktu dan neraca hara yang berkaitan dengan panen. Studi keefisienanpupuk adalah sangat penting, karena berkaitan dengan biaya produksi.

STATUS HARA SENTRA PRODUKSI

Status hara sentra produksi perlu diteliti untuk memungkinkan melaksanakaninovasi-inovasi agar produksi pangan di daerah terse but selalu dapat ditingkatkan.Perlu identifikasi daerah-daerah dengan produktivitas tinggi, seperti produksi padidiatas 10 t/ha yang sering dilaporkan oleh Insus padi, agar teknologi produksi tinggidapat ditransfer ke tempat lain.

KEKERINGAN

Kekeringan sering merupakan kendala produksi. Perlu identifikasi sifat·sifatvarietas untuk menemukan sifat yang berkaitan dengan tahan kekeringan. Olehkarena itu studi masalah air tanah dan tanaman sangat penting. Rasio serapan danrespirasi yang eflSien oleh tanaman sangat penting dalam produksi. Rasio yang tidakefisien menyebabkan tanaman mudah layu dan akhimya mengering. Masalahkekeringan ini berinteraksi dengan komponen iklim dan juga hara. Tanaman yangkekurangan kalium peka terhadap kekeringan.

PENGAPURAN

Pengapuran tanah masam sedang digalakkan sekarang oleh pemerintah untukmeningkatkan produktivitasnya. Oleh karena itu Balai Penelitian perlu berpartisipasimenunjang program ini, antara lain yang penting adalah memonitor dampakpengapuran terhadap dinamika hara di dalam tanah. efek residu, dan pengaruhnyaterhadap berbagai komoditi dalam pola tanam. Tanah masam terutama podzolikmerah kuning umumnya mempunyai KTK rendah. miskin hara, dan timbulkeracunan AI dan Mn. Unsur Ca sering sangat rendah.

ZAT TUMBUH

Penggunaan zat tumbuh merupakan salah satu cara untuk meningkatkanpertumbuhan dan produksi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan benihdengan Gibere1in dapat meningkatkan produksi buah tomaL Pedu diuji zat tumbuhlainnya.

16

Page 3: M. Ismunadji dan S. Partohardjono

PEMANFAATAN MIKROBA

Fiksasi nitrogen oleh Rhizobium pada kacang-kacangan dapat mengurangibiaya produksi untuk pembelian pupuk nitrogen. Terdapat indikasi bahwa adastrain Rhizobium yang mempunyai kemampuan menambat nitrogen bebas dariudara berlipat ganda diatas sepuluh kali lipat dibanding dengan strain Rhizobiumyang konvensional. Fiksasi nitrogen yang tinggi ini memerlukan tanaman yangmampu memproduksi biomas dalam jumlah besar, terutama karbohidrat. Penelitianpengembangan Micorrhiza perlu diintensifkan terutama dalam rangka peningkatanserapan fosfat.

AZOLLA

Ganggang biru hijau Analxlena azollae yang dapat menambat nitrogen dariudara hidup bersimbiosis dengan Azol/a. Ada berbagai species Az dla, tetapi Azollapinatra R.Br. adalah yang paling banyak dijumpai di Asia tropik. Bila digunakansecara intensif Azol/a dapat menghasilkan 100 kg Njhajmusim. Azol/a ban yakdigunakan di persawahan petani Vietnam dan China. Perlu penelitian agar Azol/adapat menghasilkan biomas dalam jumlah besar. Azol/a peka terhadap kekuranganfosfat.

Penggunaan Azalia sangat menguntungkan petani karena mengurangi biayaproduksi untuk pupuk nitrogen, dan relatifmudah untuk membiakkannya.

POLA TANAM TUMPANGSARI

Pola tanam tumpangsari atau campuran sangat populer di kalangan petani

dekat pemukiman yang padat penduduknya. Petani melaksanakan tumpangsari,karena pemilikan tanah yang sempit, untuk intensifikasi pemanfaatan lahan, untukdiversifikasi komoditi, untuk mempertahankan kesuburan tanah dan untuk mening­katkan pendapatan. Dengan cara tumpangsari petani dapat menanam tanaman,sebagian untuk keperluan keluarganya dan sebagian dijual ke pasar untuk mempero­leh uang tunai. Jenis tanaman yang ditanam erat hubungannya dengan agro-ekosis­tern setempat, selera petani, dan perrnintaan pasaran.

Banyak faktor yang perlu diteliti dalam tumpangsari, seperti keragaman kebu­tuhan hara dari berbagai komoditi yang ditanam, cara pemupukan yang efektif danefisien, masalah alelopati, keadaan saling menaungi dari berbagai komoditi danhubungannya dengan pemanfaatan enersi matahari dan komponen iklim lainnya,disamping persaingan dalam penggunaan C02, 02, air, dan hara. Timbulnya feno­menon etiolasi, karena masalah naungan pada tumpangsari, cenderung perlunyamemperhatikan masukan kalium. Kalium antara lain dapat memperkuat sifat fisikdan kimia tanaman, di samping dapat meningkatkan efisiensi pernanfaatan enersimatahari.

17

Page 4: M. Ismunadji dan S. Partohardjono

REKA Y ASA GENETIK

Di Balai dtlamnalrnn ~~nelitian~lMmanutfah yang m~Uputi~k§plOtui,kol~k­si, evaluasi dan pertanaman koleksi berbagai komoditi tanaman pangan. Berbagaipersilangan dilaksanakan, di samping seleksi, introduksi dan hibrida.

Rekayasa genetik disesuaikan dengan agro~kosistem dan pola tanam setempat.Orientasinya adalah kualitas dan produksi per satuan luas dan waktu. Sehubungandengan keterbatasan ketersediaan air dan untuk menghindari kemungkinan kekering­an tanaman berumur pendek sangat eoeok untuk pola tanam di daerah denganeurah hujan terbatas. Di samping itu pemuliaan di arahkan kepada masalah utarnasetempat, seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit utama, salinitas, kema­saman tanah, keraeunan besi, mangan dan aluminium, fosfat rendah, tanah gambut,air dalam, suhu dingin, genangan, rasa enak, toleran naungan, dan kadar proteintinggi.

JAGUNG DAN PADI HIBRIDA

Jagung hibrida mulai dikembangkan di Indonesia. Jagung hibrida memerlukanbudidaya intensif dan harga benih yang relatif mahal. Jagung hibrida mengutamakansifat basil tinggi dan tahan penyakit bulai. Penelitian yang berkaitan dengan sifatflSiologi dan eara budidayanya memerlukan penanganan yang intensif.

Padi hibrida telah berkembang di Cina. Indonesia masih belum melepas padihibrida dan masih dalam tingkat penelitian. Produksi padi hibrida meneapai 20 ­30% di atas varietas unggul konvensional.

BIOTEKNOLOGI MODERN

Balittan Bogor masih dalam taraf merintis ke arah bioteknologi modern.Rekayasa genetik, rnikrobiologi, flSiologi, kultur jaringan, dan biokirnia memerlu­kan penelitian yang lebih mendalam. Meningkatkan ketrampilan peneliti dan trans­fer teknologi modem akan diutamakan dengan harapan dapat meneiptakan gebrak­an-gebrakan teknologi dimasa yang akan datang.

18

Page 5: M. Ismunadji dan S. Partohardjono

DISKUSI

N. ABDULLAH :

Dalani uraian disebutkan bahwa Insus dalam laporannya sering mencapai hasil yanglebih dari 10 ton/ha, bahkan dikatakan oleh pembicara ada yang mencapai 20ton/ha. Seingat saya para peneliti tidak pernah memcapai basil yang demikian.Di mana terletak kebcrbasilan Insus ini, agar dapat dipe1ajari. Mohon penjelasan!

M. ISMUNADn :

Insus atau Intensifikasi Khusus adalah inovasi di bidang sosial-ekonomi di manapetani bekerjasama berproduksi padi dalam suatu bamparan sawah (50 - 100 ha).Dibandingkan dengan kebiasaan sebelurnnya, di mana petani bekerja sendiri-sendiri,basil program Insus ternyata lebih tinggi. Yang jelas dengan bekeIjasama makasaat tanam, pemberantasan harna, pemupukan, pengendalian gulrna dilaksanakanserentak. Perbedaan basil tertinggi yang diperoleh di kebun-kebun percobaan dandi sawah petani dapat disebabkan oleh perbedaan lingkungan tumbuh. Hasil padi diMuara (Bogor) tidak setinggi di daerah lain yang relatif lebih sering mengalami haricerah (tidak hujan). Faktor-faktor yang mengakibatkan basil tinggi dalarn programInsus masih perlu diteliti secara ilmiah.

WlDJANG H. SISWORO :

1. Apakah "Kaptan" (kapur pertanian) sudah merupakan paket peningkatanproduksi, seperti pupuk (N, P, K) dan obat pemberantasan hama (insektisida).

2. Bila ya, di daerah mana "Kaptan" ini dianjurkan diberikan dan untuk jenistanaman yang mana?

M. ISMUNADn :

1. Telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah telah memulai program perbaik­an lahan bereaksi masam dengan pengapuran di berbagai daerah. Sejauh infor­masi yang ada kapur meru pakan salah satu komponen dari paket sarana produksiuntuk lahan bukaan baru (P3DT) yang terdapat di 16 propinsi (antara lainJambi, Sumatra Selatan, Sumatra Bamt, dan sebagainya). Pada lahan lama disamping ada demonstrasi penggunaan kapur dengan dosis 2,5' ton/ha, kapurdisubsidi (proyek P2TP).

2. Pengapuran terutama ditujukan untuk tanaman program pangan terutamakedelai .

ZUHDl :

1. Kredit Bimas telah dicabut, dalam pelaksanaan pemupukan bagaimana parapetani mendapatkan pengarahan sesuai dengan kesuburan tanah miliknya.

2. Usaha apa saja yang telah dilakukan Balittan mengenai keefisienan pemupuk- .an. Bagaimana penggunaan pupuk oleh petani yang telah mencapai produksi<10ton/ha.

19

Page 6: M. Ismunadji dan S. Partohardjono

M. lSMUNADJI :

I. fildil ~ililt progr~m peningkatiln produk~i dnak~anakan melalui progriim Bimii~disalurkan kredit kepada petani untuk pembelian sarana produksi. Setelah lebihdari 15 tahun ber-Bimas banyak petani beralih kepada swadaya dalam usahataninya, kita namakan usaha ini dengan Inmas (Intensifikasi massal). Pengarah­an diberikan dalam Bimas sangat bermanfaat untuk pelaksanaan Inmas.

2. Balittan telah melaksanakan berbagai penelitian untuk meningkatkan keefisien­an penggunaan pupuk dengan memadukan berbagai usaha antara lain': pemulia­an varietas yang efisien, macam pupuk dan eara pemberiannya yang sesuai.Perbaikan juga dilaksanakan terhadap waktu pemberiannya. Petani yangmemperoleh produksi di atas 10 tonjha ternyata menggunakan paket produksiBimas ditambah bahan organik.

ISHAK:

Dalam pengapuran tanah masam apakah Balittan sudah memperhitungkan kerusak­an fisis tanah dalamjangka panjang dan kematian beberapa species tumbuhan tanah.

M. lSMUNADJI :

Telah disadari bahwa usaha perbaikan tanah dengan pengapuran perlu disertaiusaha-usaha lain agar dapat dieegah pengaruh buruknya. Karena reaksi tanah diubahmaka akan terjadi perubahan-perubahan : kimia, fisiko-kimia, fisik, dan biologik.Sedang diteliti pengaruh jangka panjang dari pemberian kapur, pemupukan, danpertumbuhan tanaman serealia dan kaeang-kaeangan. Untuk lahan kering (tadahhujan) bereaksi masam ternyata bahan organik berperan sangat penting. Kemam­puan nodulasi akar tanaman kacang-kaeangan pad a tanah masam yang dikapur jugasedang diteliti.

L.A. SOFY AN :

1. Bagaimana pengembangan kualitas jagung, yaitu dengan tanaman jagungOpaque 2 yang mempunyai kadar asam amino ,lysin yang tinggi, apa juga akandikembangkan di Indonesia.

2. Penggunaan pupuk kandang pada tanah gambut (untuk mengubah teksturtanah).

M. ISMUNADJI :

1. Balittan Bogor telah mengembangkan varietas jagung yang mengandung lysintinggi. Tentu saja bila diperlukan varietasnya ada. Rupanya dalam rangkapeningkatan produksi jagung di Indonesia dipilih varietas yang beryotensi hasiltinggi, misalnya Harapan Baru, Arjuna, Ranjana. Akhir-akhir ini telah dimulaipemuliaan 'yang mengarah kepada pembentukan hibrida. Jagung hibrida'telahdikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia.

2. Pupuk kandang atau bahan organik pada umumnya dipergunakan untuk mem­perbaiki tanah-tanah mineral. Untuk tanah gambut sering diperbaiki denganmeneampurkan dengan tanah mineral.

20

Page 7: M. Ismunadji dan S. Partohardjono

ROSALINA :

Saya setuju sekali dengan pendapat Bapak bahwa dalam penanganan tanaman

pangan harus ditangani secara integritas terutama juga dengan tanaman lain sepertipenghijauan. Seperti kita ketahui yang hangat di koran baru-baru ini mengenaikebakaran kebun pinus di sekitar Danau Toba dan menu rut pemerintah (DiIjenTanaman Pangan) bahwa pinus tidak cocok karena banyak menghisap air dan nilaiekonomi rendah. Padahal penghijauan dengan tanaman pinus sebelumnya dilakukanoleh pemerintah.Usul : Supaya keIja sarna Litbang dengan pemerintah perlu ditingkatkan.

M. ISMUNADJI :

Sejauh ini dalam penelitian tanaman pangan yang ditujukan untuk pengembanganpertanian di suatu wilayah telah dipadukan dengan usaha-usaha tani yang lain,misalnya dengan petemakan, perikanan termasuk perhutanian (agroforestry).Dengan demikian akan tercapai peningkatan produksi, pelestarian lahan, danpeningkatan pendapatan (kesejahteraan).

A. NASROH :

1. Bagaimana gogo-rancah untuk menghadapi kultivar dulu banyak dianjurkan,sekarang seberapa jauh penelitian Balittan terhadap gogo-rancah.

2. Sistem "soIjan" yang ban yak digunakan di Kebumen/KutoaIjo seberapa

jauh mendapat perhatian dari Balittan.Sistem ini saya kira cocok untuk menjawab minat petani untuk menambahpertanaman buah-buahan, seperti jeruk dan lain-lain.

M. ISMUNADJI :

1. Balitta Bogor telah mengembangkan teknologi penanaman padi gogo rancah,jarak tanam, dan pemupukan yang sesuai serta cara-cara pengendalian hamanya.Paket teknologi ini ternyata berhasil dikembangkan lebih lanjut dalam program­program produksi, misalnya program GORA atau Tekad Makmur di Lombok.

2. Telah pula diteliti aspek.aspek agronomi dan ekonomi dari sistem "SoIjan"oleh Balittan di berbagai lokasi lokasi di Indonesia. Memang, dengan menamantanaman buah-buahan, sayuran, dan kalau mungkin memelihara ikan makapendapatan petani pada lahan terse but dapat meningkat. Hal ini biasa dilaku­kan di daerah sawah tadah hujan.

E. SUWADJI :

Mengingat banyak kendala terhadap pertumbuhan yang optimal pada bakteri,sampai sejauh mana penggunaan Rhizobium ini cukup bermanfaat dipandang darisegi aplikasinya di lapangan.

M,ISMUNADn:

Di dalam tanaman kacang-kacangan bersimbiosis dengan Rhizobium. misalnya padakedelai, rnakin baik nodulasi akarnya Makin _baik pertumbuhan tanamannya di

21

Page 8: M. Ismunadji dan S. Partohardjono

lapangan. Dalam praktek telah diperdagangkan inokulasi, misalnya Nitragin, Legin,dan lain-lain. Manfaat di lapangan akan besar bila ada varietas tanaman kacang-

kacangan yang ~eguaidengan ~train Rhizobium tertentu. Kedua·duanya perlu ditelitidan dikembangkan.

M. MARDJO :

Mengenai lahan bermasalah saya ingin menayakan :1. Usaha apa saja yang sudah ditempuh sampai saat ini.2. Sejauh mana usaha tersebut sudah dilakukan.3. Kalau cara mengatasi lahan bermasalah ini dilakukan oleh beberapa instansi,

bagaimana aturan permainannya.

M. ISMUNADn :

1. Lahan bermasalah sangat beragam dan cara perbaikannya pun berbeda-beda.Pada tanah masam dilaksanakan pengapuran. Tanah sulfat masam dapat diper­baiki dengan pencucian dan lain sebagainya.

2. Pada lahan dengan kegaraman (salin) dilaksanakan dengan menciptakanjmene­liti varietas tanaman tahan kegaraman (salinitas tinggi) karena perbaikan lahanmacam ini mahal.

3. Menjadi ciri penej.itian saat ini bahwa semua usaha dilaksanakan antar disiplinilmu dan sering pula antar instansi (lembaga). Tentu saja dapat melalui caraantar peneliti yang kemudian diresmikan oleh lembaganya.

27.