s k r ip s i m em p eroleh gelar s arjan a f arm asi (s ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas...

112
POLA PERESEPAN OBAT KARDIOVASKULER BERDASARKAN TINJAUAN DOSIS, INTERAKSI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SARDJITO PERIODE JANUARI - DESEMBER TAHUN 2003 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh Dewi Anggraini 008114073 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 10-Jul-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

POLA PERESEPAN OBAT KARDIOVASKULER BERDASARKAN

TINJAUAN DOSIS, INTERAKSI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK

SAMPING OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI INSTALASI

RAWAT INAP RSUP Dr. SARDJITO PERIODE JANUARI - DESEMBER

TAHUN 2003

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh

Dewi Anggraini 008114073

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Persembahanku “ Saya rindu untuk melakukan suatu pekerjaan yang besar

dan mulia, namun tugas utamaku adalah menyelesaikan

tugas-tugas yang kecil, sederhana dengan tekun “.

(Hellen Keller)

Kupersembahkan karya kecil ini bagi Kemuliaan Tuhan

Bagi Bapak dan Ibuku tercinta atas semua cinta, doa, dan dukungannya Bagi kakakku Eva dan adikku Fitria tersayang atas perhatian, dukungan, dan

doanya Untuk Almamaterku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi berjudul “ POLA PERESEPAN OBAT KARDIOVASKULER BERDASARKAN TINJAUAN DOSIS, INTERAKSI, KONTRAINDIKASI, DAN EFEK SAMPING OBAT PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SARDJITO PERIODE JANUARI – DESEMBER TAHUN 2003 “

Skripsi ini disusun dan diajukan guna melengkapi salah satu syarat menyelesaikan program Strata Satu (S1) di Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin berterima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberi ijin kepada penulis. 2. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

membagi pengetahuan dan memberikan banyak masukkan juga kesempatan berdiskusi serta keramahannya kepada penulis.

3. Rita Suhadi, M.Si., Apt. sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada penulis.

4. Drs. Mulyono, Apt. sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji serta kritik dan saran yang membangun kepada penulis juga keramahannya yang mampu mencairkan suasana.

5. Ibu dan Bapak tercinta di rumah atas kasih sayang, doa, pengertian, kesabaran, serta kerja kerasnya demi keberhasilanku.

6. Kakakku Eva Kristanti tersayang atas cinta, doa, dukungan serta persaudaraannya yang indah.

7. Adikku Fitria Indriani tersayang atas cinta, doa dan dukungannya. 8. Bu Lik ku terkasih Theresia Semiyati untuk cinta, doa, perhatian serta

dukungannya. 9. Kakak iparku Agustinus Hardi Prasetyo untuk doa, dukungan serta kritik dan

sarannya. 10. Para anggota PABELI : Betha, Martha, Tri, Wanda, dan Yayuk atas cinta kasih,

doa, dukungan serta persahabatan yang indah dan tak terlupakan, juga untuk seorang sahabat yang setia Tami.

11. Para penghuni “nDalem Keputren Cakruk” Effie, Ika, Pipit, Ratih, Mbah Biji, Bu Camat, nCie, Mama Joni, Anas, Yuli, Fajar “Angel elga”, dan Ninok untuk dukungan, doa, persahabatan serta canda tawa yang selalu mewarnai hariku.

12. Retha, mantan anak kost yang selalu ingat padaku, makasih atas perhatiannya. 13. Teman-teman seperjuangan yang begitu semangat mendukungku Dodi, Raul,

Uyung, Benny, Martha. 14. Ibu dan Bapak kostku, Mbak Ika, Mbak Anna, dan Para “Dul” untuk saat-saat

yang menyenangkan. 15. Diriku sendiri atas cinta, harapan, kesetiaan, pengertian, dan kerjasamanya. 16. Wisa Abraham Sang Motivator Sejatiku untuk cinta, harapan, kesetiaan, doa serta

semangatnya terutama di saat-saat kritisku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

17. Untuk Aang, makasih berat atas kerjasama dan waktunya. 18. Sahabat sejati yang bagaikan bayanganku sendiri Asia Looks, Antara Mahal,

Amuro Amo, Danza Muso, Cisse Sussmex, Agastya Rao, dan AP. 19. Ardian “Mr. Saint” Aiden untuk pengorbanan, kesetiaan, dan pencerahannya. 20. Wayan Abraham, untuk cinta, kesetiaan, doa, dan dukungannya . 21. Teman-teman dunia maya yang senantiasa memberikan warna-warni dalam

perjalanan hidupku. 22. Teman-teman dunia “Quantum Cosmos” atas kesetiaannya dan penghiburannya. 23. Teman-teman platonikku yang selalu membuatku merasa lebih “hidup”. 24. Seluruh keluarga dan teman-teman terkasih yang selalu menjadi penyemangatku. 25. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari ada banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh

karena itu segala kritik dan sumbang saran dari pembaca sangat kami harapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat menambah khasanah pengetahuan kita semua. Yogyakarta, 07 Maret 2007

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak memuat

karya orang lain atau bagian dari karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 07 Maret 2007

Dewi Anggraini NIM : 008114073

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

INTISARI

Gagal jantung perlu diwaspadai sedini mungkin. Hal ini dikarenakan gagal jantung berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi. Selain itu gagal jantung juga merupakan penyakit yang mempunyai prevalensi yang cukup tinggi tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara lain. Beberapa tahun terakhir ini gagal jantung tidak hanya terjadi pada orang lanjut usia tapi juga pada orang dewasa bahkan pada anak-anak meskipun dengan skala yang kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan mengetahui pola peresepan obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung berdasarkan tinjauan golongan, jenis dan dosis obat yang diberikan, meninjau kemungkinan terjadinya interaksi, kontraindikasi dan efek samping obat.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional dengan rancangan deskriptif non-analitik. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pengambilan data dan tahap pengolahan data secara non-analitik. Bahan yang digunakan adalah catatan medik pasien gagal jantung yang menjalani rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2003. Dalam penelitian ini diperoleh data sebanyak 40 kasus yang terdiri dari 62,5% pasien perempuan dan 37,5% pasien laki-laki. Berdasarkan kelompok usia, 10% pasien infant, 20% pasien anak-anak, 5% pasien remaja, 20% pasien dewasa, 22,5% pasien usia pertengahan, 20% pasien lanjut usia dan 2,5% pasien lansia tua. Pasien yang diberikan obat kardiovaskuler dalam terapinya sebanyak 95%, tidak diberikan obat kardiovaskuler dalam terapinya 5%. Berdasarkan kesesuaian dosis dengan IONI 2000, 50% jenis obat sesuai, 50% jenis obat tidak sesuai. Interaksi yang kemungkinan terjadi sebanyak 186,8%. Obat kardiovaskuler yang kontraindikasi dengan kondisi pasien yaitu valsartan. Obat kardiovaskuler yang kemungkinan menimbulkan efek samping atau memperparah kondisi pasien yaitu kaptopril.

Kata kunci : Gagal Jantung, Pola Peresepan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

ABSTRACT

Heart Failure must be cautioned early since it is related to a very high morbidity and mortality rate. In addition, such a disease has a relatively high prevalence not only in Indonesia but also in other countries. In recent years, heart failure is not only found among people of old age but also among adults, even, in small degree, among children. This study aimed to find out characteristic of patients with heart failure who were hospitalized in Central General Hospital of Dr. Sardjito, Yogyakarta, and the patterns of prescribed cardiovascular drugs viewed from their class, types, and dosage; and to examine the possibility of their interaction, counter-indicators, and side effects.

This study was an observational one using a non analytical-descriptive design. It was carried out in three stages, i.e., planning, data collection, and non-analytical data processing. The materials for this study consisted of Medical Record of patients with heart failure hospitalized in Central General Hospital of Dr. Sardjito, Yogyakarta, in 2003. Its data were obtained from 40 cases, 62.5% female and 37.5% male patients. Based on the age classifications, the patients comprised of 10% infants, 20% children, 5% teenagers, 20% adults, 22.5% middle-aged, 20% old, and 2.5% very old. The proportion of patients treated with cardiovascular drugs in their therapy was 95%, and those without cardiovascular drugs was 5%. Based on the dosage compliance with IONI 2000, 50% of the drugs were consistent and 50% were inconsistent with IONI 2000. The likelihood of interaction was 186.8%. The cardiovascular drug, which was contraindicative to patient condition, was Valsartan. While the drug which most likely to generate side effects or aggravated patient condition was Captopril. Key words: heart failure, prescription pattern.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PRAKATA.................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vii

INTISARI...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi

BAB I. PENGANTAR.............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ 6

A. Anatomi Fisiologi Jantung ...................................................... 6

B. Gagal Jantung.......................................................................... 9

C. Evaluasi Peresepan.................................................................. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 28

B. Definisi Operasional ............................................................... 29

C. Lokasi Penelitian..................................................................... 30

D. Bahan dan Alat Penelitian....................................................... 30

E. Subyek dan Penetapan Subyek ............................................... 31

F. Jalannya Penelitian.................................................................. 31

G. Tata Cara Analisis Hasil.......................................................... 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 34

A. Karakteristik Pasien ................................................................ 34

B. Golongan dan Jenis Obat ........................................................ 36

C. Kajian Pola Peresepan............................................................. 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 56

A. Kesimpulan ............................................................................. 56

B. Saran........................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 58

LAMPIRAN.................................................................................................. 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. …………………………………………………………………………..25

Interaksi yang kemungkinan terjadi dari pemberian kombinasi beberapa obat

kardiovaskuler kepada pasien gagal jantung berdasarkan IONI 2000

Tabel II…………………………………………………………………………...27

Efek Samping yang mungkin ditimbulkan selama Penggunaan Obat

Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung berdasarkan IONI 2000

Tabel II…………………………………………………………………………...27

Efek Samping yang mungkin ditimbulkan selama Penggunaan Obat

Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung berdasarkan IONI 2000

Tabel III. …………………………………………………………………………34

Distribusi Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP

DR.Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel IV. ………………………………………………………………………...35

Distribusi Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap di RSUP DR. Sardjito Tahun

2003 Berdasarkan Usia Menurut WHO dan Pediatric

(Izenberg, N. M.D., 2000)

Tabel V. ………………………………………………………………………….36

Distribusi Kelas Terapi Obat Pada Peresepan untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi

Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

Tabel VI. ………………………………………………………………………...37

Distribusi Golongan Obat Pada Peresepan untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi

Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

Tabel VII. ………………………………………………………………………..41

Distribusi Kelas Terapi Obat Kardiovaskuler Pada Peresepan Obat Kardiovaskuler

Pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito

Tahun 2003

Tabel VIII. ……………………………………………………………………….43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Distribusi Golongan Obat Antiaritmia pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada

Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

Tabel IX. ………………………………………………………………………...43

Distribusi Golongan Obat Antihipertensi pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada

Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

Tabel X. ………………………………………………………………………….44

Distribusi Golongan Obat Antiangina pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada

Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito

Tahun 2003

Tabel XI. ………………………………………………………………………...45

Distribusi Golongan Obat Diuretik pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien

Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito

Tahun 2003

Tabel XII. ………………………………………………………………………..46

Distribusi Golongan Obat Koagulasi Darah pada Peresepan Obat Kardiovaskuler

pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

Tabel XIII. ……………………………………………………………………….46

Distribusi Golongan Obat Hipolipidemik pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada

Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

Tabel XIV. ………………………………………………………………………47

Distribusi Golongan Obat Syok dan Hipotensi pada Peresepan Obat Kardiovaskuler

pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP

DR. Sardjito Tahun 2003

Tabel XV. ………………………………………………………………………..47

Distribusi Golongan Obat Gangguan Darah pada Peresepan Obat Kardiovaskuler

pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito

Tahun 2003

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Anatomi Jantung (exterior view)………………………………. 7

Gambar 2. Anatomi Jantung (inferior view)…………………………………. 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 ……………………………………………………………………..60

Daftar Jenis Obat-Obat KardiovaskulerYang Perlu Dilakukan Penyesuaian Dosis

dalam Peresepan Obat Kardiovaskuler untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat

Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan IONI 2000

Lampiran 2 ……………………………………………………………………..62

Standar Pelayanan Medik RSUP DR. Sardjito

Lampiran 3 …………………………………………………………………….68

Data Analisis Peresepan Obat Kardiovaskuler Pasien Gagal Jantung di Instalasi

Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian

Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian segala jenis

usia (Panjaitan, 1991) dan gagal jantung adalah salah satu penyakit kardiovaskuler

yang paling kompleks dan sangat sulit untuk diatasi (Lefrandt, 1996) yang paling

tinggi prevalensinya (Hidayati, 2001).

Meskipun menurut Karo Karo (cit., Hidayati, 2001) dalam simposium “Late

Breaking News in Heart Failure” 17 Februari 2001 menyatakan bahwa insiden

penyakit gagal jantung semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia

harapan hidup penduduk, ironisnya menurut Woo (cit., Hidayati, 2001) dalam

seminar sehari mengenai " Penanganan Masalah Jantung " 27 April 1996 selain

meningkat pada kelompok usia 40 tahun, juga mulai meningkat pada kelompok usia

dini. Meski masih dalam skala yang kecil, kelainan jantung bawaan sejak lahir –

bahkan sejak dalam kandungan – menjadi masalah yang serius bagi pengembangan

sumber daya manusia. Beberapa data pada kasus kelainan jantung bawaan

menunjukkan kebanyakan kematian justru terjadi pada bulan-bulan awal kehidupan

bayi yang menunjukkan keterlambatan dalam menegakkan diagnosis.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Sani (cit., Hidayati, 2001)

mengatakan penyakit gagal jantung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data

di RS. Jantung Harapan Kita, peningkatan kasus ini dimulai pada tahun 1997 dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

248 kasus, kemudian melaju pesat hingga mencapai puncak pada tahun 2000 dengan

532 kasus.

Pengurangan aktivitas fisik pada kasus gagal jantung sedang dan istirahat

total di tempat tidur pada kasus gagal jantung parah adalah dasar dari

penatalaksanaan gagal jantung itu sendiri. Mengurangi jumlah makanan, atau setiap

usaha yang dilakukan haruslah diupayakan untuk mengurangi kecemasan pasien.

Istirahat secara fisik dan secara emosional dimaksudkan untuk mengurangi tekanan

arteri, mengurangi kerja otot pernapasan, memperlambat denyut jantung, dan untuk

mengurangi muatan kerja pada miokardium. Pasien dengan gagal jantung hendaknya

beristirahat di rumah atau lebih baik di rumah sakit untuk satu atau dua minggu dan

dilanjutkan untuk beberapa hari lagi setelah kondisi pasien benar-benar stabil

(Braunwald, 2000).

Kegagalan jantung merupakan keadaan umum yang berkaitan dengan

morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi (Woodley, 1995) yang sering dijumpai

dalam praktek sehari-hari sebagai suatu kegawatan medik yang membutuhkan

pengenalan dan penanganan secara dini (Kisworo, 1996).

Berdasarkan pernyataan di atas maka penggunaan obat kardiovaskuler pada

pasien gagal jantung perlu mendapatkan perhatian serta pengawasan yang lebih dari

tenaga kesehatan yang menangani pasien. Hal ini mendorong peneliti untuk

mengetahui karakteristik dan pola peresepan pada pasien gagal jantung di Instalasi

Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan permasalahan di bawah ini.

a. Apakah obat kardiovaskuler dalam peresepan obat kardiovaskuler untuk pasien

gagal jantung di RSUP Dr. Sardjito sudah tepat dosis?

b. Apakah terjadi interaksi dalam peresepan obat-obat kardiovaskuler?

c. Apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan kontraindikasi dengan kondisi

gagal jantung pasien atau dengan kondisi khusus yang menyertai gagal jantung

seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis?

d. Apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan menimbulkan efek samping

atau memperparah kondisi gagal jantung pasien atau kondisi khusus yang

menyertai gagal jantung seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis?

2. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, sudah pernah

dilakukan penelitian mengenai penyakit gagal jantung. Penelitian ini dilakukan oleh

Susilowati (2002) mengenai evaluasi dosis, interaksi, dan kontraindikasi peresepan

obat kardiovaskuler pada pasien geriatri gagal jantung di instalasi rawat inap RSPR.

Evalusi dilakukan dengan membandingkan peresepan obat kardiovaskuler dengan

standar IONI tahun 2000. Rancangan penelitian yang digunakan oleh Susilowati

adalah deskriptif non-analitik. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif

dengan studi dokumentasi lembar rekam medik. Data yang diambil adalah data

rekam medik pasien rawat inap di RSPR selama periode Januari-juni tahun 2000.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini

peneliti mengevaluasi dosis, interaksi, kontraindikasi dan efek samping peresepan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito berdasarkan IONI 2000. Rancangan penelitian pada penelitian ini adalah

deskriptif non-analitik, pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan studi

dokumentasi lembar catatan medik. Data yang diambil adalah data salinan resep dan

data lembar catatan medik pasien rawat inap di RSUP Dr. Sardjito tahun 2003.

Sejauh ini penelitian mengenai pola peresepan obat kardiovaskuler berdasarkan

tinjauan dosis, interaksi, kontraindikasi dan efek samping obat pada pasien gagal

jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito belum pernah dilakukan di

kalangan Universitas Sanata Dharma.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pola peresepan

obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung.

b. Manfaat praktis.

Hasil penelitian yang berupa data dan informasi mengenai dosis, interaksi,

kontraindikasi, dan efek samping obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung

dapat memberikan masukan untuk pengembangan peresepan obat kardiovaskuler.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat

kardiovaskuler untuk penyakit gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP

Dr. Sardjito periode januari - desember tahun 2003.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengevaluasi :

a. apakah obat kardiovaskuler dalam peresepan obat kardiovaskuler untuk pasien

gagal jantung di RSUP Dr. Sardjito sudah tepat dosis

b. apakah terjadi interaksi dalam peresepan obat-obat kardiovaskuler

c. apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan kontraindikasi dengan kondisi

gagal jantung pasien atau dengan kondisi khusus yang menyertai gagal jantung

seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis

d. apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan menimbulkan efek samping atau

memperparah kondisi gagal jantung pasien atau kondisi khusus yang menyertai

gagal jantung seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi Fisiologi Jantung

Jantung kira-kira sebesar kepalan tangan, terletak didalam rongga dada, yang

disebut rongga thoraks, disebelah kiri garis tengah rongga dada (Knight, et al., 1989).

Beratnya pada orang dewasa kira-kira mencapai 320 gram pada laki-laki dan 280

gram pada perempuan (Mutscler, 1995).

Jantung dapat diibaratkan sebagai pompa berganda, yang terdiri dari bagian

kanan dan kiri. Bagian kanan memompa darah dari tubuh ke paru-paru, sedangkan

bagian kiri memompa darah dari paru-paru ke tubuh. Setiap bagian terdiri dari 2

kompartimen: di atas serambi (atrium) dan di bawah bilik (ventriculus). Antara

serambi dan bilik terdapat katup, begitu pula antara bilik dan pembuluh besar. Fungsi

keempat katup ini adalah menjamin darah mengalir ke hanya satu jurusan (Tjay dan

Raharja, 2002).

Atrium dipisahkan oleh septum atrium. Atrium kanan terhubung dengan vena

cava dan atrium kiri oleh arteri pulmonar (Mutscler, 1995). Dalam Ganong (1995)

dikatakan bahwa jantung dipisahkan dari organ dalam lain di rongga dada oleh

perikardium. Miokardium sendiri ditutupi oleh epikardium fibrosa. Kantung

perikardium dalam keadaan normal mengandung 5-30 ml cairan jernih yang

melumasi jantung dan membuatnya berkontraksi dengan friksi minimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Gambar 1. Anatomi Jantung (Anonim, 2007) Fungsi peredaran darah adalah penyaluran oksigen dan zat-zat gizi lain yang

dibutuhkan untuk metabolisme ke jaringan dan organ. Darah yang miskin O2 dan

kaya CO2 melalui vena masuk kembali ke jantung di serambi kanan dan mengalir ke

bilik kanan. Dari sini, darah diteruskan ke paru-paru, di mana darah melepaskan

karbondioksidanya dan menyerap oksigen (sirkulasi kecil). Darah kaya O2 lalu

mengalir kembali ke serambi kiri dan melalui bilik kiri dipompa ke aorta dan organ

tubuh, inilah yang disebut sirkulasi darah besar (Tjay dan Raharja, 2002).

Demikianlah darah dikirimkan ke atrium di sebelah kanan melalui pembuluh-

pembuluh utama yang disebut vena cava. Ini adalah darah yang dikumpulkan dari

seluruh bagian tubuh pada saat itu, lalu dilimpahkan ke atrium (Knight, 1989).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Gambar 2. Anatomi Jantung (Anonim, 2007) Masih dalam Tjay dan Raharja (2002) pada setiap denyutan dapat dibedakan

dua fase, yakni diastol, di mana otot jantung melepaskan diri dan biliknya terpenuhi

darah vena. Kemudian menyusul sistol, di mana otot jantung menguncup (kontraksi)

sebagai reaksi terhadap diastol, sehingga darah dipompa ke luar jantung dan ke

dalam arteri.

Menurut Ganong (1995), bagian-bagian jantung yang secara normal

berdenyut dengan urutan teratur, kontraksi atrium (sistol atrium) diikuti oleh

kontraksi ventrikel (sistol ventrikel), dan selama diastol semua rongga jantung dalam

keadaan relaksasi. Denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang

khusus dan menyebar, melalui sistem ini kesemua bagian otot jantung. Struktur yang

membentuk sistem penghantar adalah simpul sinoatrial (simpul SA), lintasan antar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

simpul di atrium, simpul atrioventrikular (simpul AV), berkas His dan cabang-

cabangnya, dan sistem purkinje. Berbagai bagian sistem penghantar, dan pada

keadaan abnormal, bagian-bagian otot jantung mampu mengeluarkan listrik spontan.

Meskipun demikian, simpul SA secara normal mengeluarkan listrik paling cepat,

depolarisasi menyebar dari sini ke bagian lain sebelum mengeluarkan listrik secara

spontan. Simpul SA merupakan pacu jantung normal. Kecepatan mengeluarkan

listrik menentukan frekuensi denyut jantung. Impuls yang dibentuk dalam simpul SA

berjalan melalui lintasan atrium ke simpul AV, melalui simpul ini ke berkas His, dan

sepanjang cabang-cabang berkas-berkas His melalui sistem purkinje ke otot

ventrikel.

B. Gagal Jantung

1. Definisi

Gagal jantung secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang

tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen dan metabolisme tubuh. Definisi lain

adalah suatu keadaan curah jantung (kemampuan jantung memompa darah) yang

relatif kurang dibandingkan kebutuhan metabolisme tubuh, meskipun aliran darah

balik cukup memadai (Kisworo, 1996). Istilah gagal jantung menurut Wells (2003)

lebih baik daripada istilah gagal jantung kongestif sebab penderita bisa mempunyai

gejala klinis dari gagal jantung meski tanpa gejala kongesti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

2. Patofisiologi

Sindroma klinik kegagalan jantung berujud sebagai hipoperfusi organ dan

pemberian oksigen ke jaringan yang tak mencukupi karena curah jantung rendah dan

penurunan daya cadangan jantung (kegagalan ke depan) maupun pembendungan

paru dan vena (kegagalan ke belakang). Terdapat beberapa macam adaptasi yang

bersifat kompensasi, yaitu:

a. peningkatan volume (dilatasi) dan massa (hipertrofi) ventrikel kiri

b. peningkatan resistensi vaskular sistemik (RVS) akibat peningkatan aktivitas

sistem saraf simpatik dan kenaikan kadar katekolamin-katekolamin yang beredar

(pada sirkulasi darah) dan

c. aktivitas sistem renin-angiotensin dan vasopressin (Anti Diuretik Hormon =

ADH).

Mekanisme-mekanisme sekunder ini bersama dengan “ kegagalan pompa jantung “

yang sebenarnya memainkan peranan dalam patofisiologi kegagalan jantung

(Woodley, 1995).

3. Gejala dan tanda

Menurut Knight (1989), gejala-gejala utama kegagalan kerja kongestif yang

mempengaruhi sistem peredaran darah sebelah kiri maupun sebelah kanan adalah

sebagai berikut ini :

a. sesak napas adalah tanda pertama. Istilah untuk sesak napas ialah dyspnea.

Mula-mula timbul hanya pada waktu kerja keras tetapi apabila kemampuan

jantung menurun maka dyspnea meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

b. haemoptysis adalah istilah untuk batuk bercampur darah yang merupakan gejala

khas gagal jantung

c. gejala khas lainnya ialah edema, atau akumulasi cairan pada bagian-bagian yang

bergantung pada bagian lain, dan memberi indikasi jantung sebelah kanan sudah

kurang kemampuannya

d. gejala lain yang mungkin tampak ialah lesu dan kehabisan tenaga. Kadang-

kadang bibirnya kebiru-biruan dan ujung-ujung bagian tubuh menunjukkan

kurangnya oksigen.

Menurut Nelson (cit., Wahab, 1996) bahwa pada anak-anak, gejala dan tanda-

tanda gagal jantung serupa dengan gejala dan tanda-tanda pada orang dewasa

sedangkan pada bayi, gejala dan tanda gagal jantung mungkin lebih sukar ditentukan.

Manifestasi yang paling menonjol adalah takipnea, kesukaran makan, pertambahan

berat buruk, keringat berlebihan, iritabilitas, nangis lemah, dan pernapasan yang

berisik, berat dengan retraksi interkostal, dan subkostal serta cuping hidung

mengembang.

4. Diagnosis

Kegagalan jantung hendaknya dicurigai berdasarkan karakteristik gejala dan

tanda. Ventrikular hipertrofi dapat ditunjukkan dengan sinar x atau

elektrokardiogram.

Menurut Karo Karo (cit., Hidayati, 2001) yang paling lazim digunakan untuk

menegaskan diagnosis adalah sistem klasifikasi yang ditetapkan oleh The New York

Heart Association (NYHA) yaitu sistem klasifikasi fungsional (Wells, 2003):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

a. NYHA I, berupa penyakit ringan dan tidak ada gejalanya pada aktivitas biasa

b. NYHA II, dalam aktivitas normal menimbulkan kelelahan dan aktivitas fisik

sedikit terbatas

c. NYHA III, ditandai dengan lelah, palpitasi atau angina, dan keterbatasan

melakukan aktivitas

d. NYHA IV, di mana keluhan sudah timbul waktu istirahat dan semakin berat

pada aktivitas ringan.

5. Faktor resiko

Ada dua kelompok faktor resiko bagi penyakit gagal jantung yaitu, faktor resiko

yang bisa dikendalikan dan faktor resiko yang tidak bisa dikendalikan.

Faktor resiko yang bisa dikendalikan meliputi mayor (kolesterol darah tinggi,

tekanan darah tinggi, dan perokok) dan minor (tekanan emosi, kurang gerak badan,

obesitas, pribadi tipe A, diabetes). Faktor resiko yang tidak bisa dikendalikan

meliputi usia, jenis kelamin, serta genetik (Shryok and Hardinge, 2003). Sedangkan

menurut Meece (2003) diabetes bukan lagi merupakan faktor resiko gagal jantung

melainkan sebagai faktor yang terlibat dalam patofisiologi gagal jantung.

6. Sasaran Terapi

Gagal jantung pada dasarnya merupakan suatu sindrom klinik yang dapat

disebabkan oleh berbagai keadaan, sebagai berikut :

a. Beban kerja yang berlebihan

1) kenaikan tahanan terhadap aliran keluar darah dari ventrikel (pressure

overload) seperti pada stenosis aorta atau pulmonal, hipertensi (sistemik atau

pulmonal), koartasio aorta, dan kardiomiopati hipertrofi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

2) kenaikan beban volume ventrikel akibat pengisian secara berlebihan (volume

overload) seperti dapat terjadi pada insufisiensi mitral atau trikuspidal,

insufisiensi aorta, serta penyakit jantung bawaan dengan pirau (shunt) dari

kiri ke kanan.

3) kenaikan kebutuhan tubuh yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan

jantung sehingga menyebabkan gagal jantung dengan curah jantung yang

tinggi (high output failure). Keadaan ini dapat terjadi pada kasus anemia,

tirotoksikosis, fistula arteriovenosa, dan kor pulmonal hipoksik.

b. Kelainan miokardium: infark miokardium, kardiomiopati, penyakit-penyakit

infiltrasi seperti hemokromatosis, amiloidosis, sarkoidosis, dan miokarditis. Pada

keadaan ini fungsi jantung mengalami penurunan akibat kelainan pada otot

jantung tersebut.

c. Kerusakan miokardium iatrogenik akibat radiasi atau obat (doksorubisin)

(Kisworo, 1996).

7. Strategi Terapi

Tujuan utama pengobatan gagal jantung adalah mengurangi gejala akibat

bendungan sirkulasi, memperbaiki kapasitas kerja dan kualitas hidup, serta

memperpanjang harapan hidup. Untuk itu pendekatan awal adalah memperbaiki

berbagai gangguan yang mampu pulih untuk menghilangkan beban kardiovaskuler

yang berlebihan, misalnya mengobati hipertensi, mengobati anemia, mengurangi

berat badan, atau memperbaiki stenosis aorta. Gagal jantung yang tetap bergejala

walaupun penyakit yang mendasarinya telah diobati memerlukan pembatasan

aktivitas fisik, pembatasan asupan garam, dan obat (Bustami dan Muchtar, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

a. Kelompok usia bayi-remaja

Obat-obat kardiovaskuler yang digunakan pada kelompok usia ini menurut

Nelson (cit., Wahab, 1996) adalah :

1). digitalis

Digoksin merupakan glikosida digitalis yang paling sering digunakan pada

penderita pediatri. Waktu paruhnya 36 jam cukup lama untuk memungkinkan

pemberian setiap hari atau dua kali sehari dan cukup pendek untuk membatasi

pengaruh toksik dari kelebihan dosis. Digoksin diserap dengan baik oleh saluran

gastrointestinal (60-85%), pada bayi sekalipun.

Digitalisasi cepat bayi dan anak pada gagal jantung dapat dilakukan secara

intravena. Terapi digitalis rumat dimulai sekitar 12 jam sesudah digitalisasi penuh.

Penderita yang tidak sakit berat dapat didigitalisasi pada mulanya melalui mulut.

2). diuretik

Furosemid adalah diuretik yang paling sering digunakan pada penderita dengan

gagal jantung. Penderita yang memerlukan diuresis akut harus diberikan

furosemid intravena atau intramuskuler pada dosis awal 1-2 mg/kg. Hal ini

biasanya menyebabkan diuresis cepat dan perbaikan segera status klinis, terutama

jika ada gejala kongestif paru. Terapi furosemid lama diresepkan pada dosis 1-4

mg/kg/24 jam diberikan anatara 1 dan 4 kali sehari.

Spironolakton merupakan inhibitor aldosteron dan memperbesar retensi

kalium. Biasanya diberikan secara oral 2-3 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi 2-3

kali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Klorotiazid kadang-kadang juga digunakan untuk diuresis pada anak dengan

gagal jantung kongestif kurang berat. Dosis biasanya adalah 20-50 mg/kg/24 jam

dalam dosis terbagi

3). obat pengurang beban pasca

Kelompok obat ini berguna terutama pada anak dengan gagal jantung

kongestif akibat kardiomiopati dan pada beberapa penderita dengan insufisiensi

mitral atau aorta berat. Obat pengurang beban pasca paling sering digunakan

bersama dengan obat-obat anti kongestif lain, seperi digoksin dan diuretik.

Nitroprusid harus diberikan hanya pada pelayanan di ruangan intensif dan

dalam jangka sependek mungkin. Bila diberikan pada dosis tinggi selama beberapa

hari, gejala-gejala keracunan akibat racun tiosianat dapat terjadi, seperti kelelahan,

nausea, kehilangan orientasi, dan spasme otot.

Dosis hidralazin oral yang biasa adalah 0,5-7,5 mg/kg/24 jam dalam tiga

dosis terbagi. Reaksi yang merugikan dari hidralazin adalah nyeri kepala, palpitasi,

nausea, dan kadang muntah.

Kaptopril merupakan penghambat enzim-pengubah-angiotensin yang aktif

secara oral yang menyebabkan dilatasi arteri yang mencolok dengan memblokade

produksi angiotensin II, berakibat pengurangan beban pasca yang bermakna. Dosis

oral adalah 0,5-6 mg/kg/24 jam diberikan pada dosis terbagi 2-3 kali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

4). agonis adrenergik β

Dopamin pada dosis 2-10 µg/kg/menit, menyebabkan kenaikan kotraktilitas

dengan sedikit pengaruh vasokontriktif perifer. Namun, jika dosis ditambah diatas 15

µg/kg/menit, pengaruh adrenergik α perifernya dapat menyebabkan vasokonstriksi.

Dobutamin, derivat dopamin, dapat digunakan sebagai tambahan pada terapi

dopamin untuk menghindari pengaruh vasokonstriksi dopamin dosis-tinggi.

5). penghambat fosfodiesterase

Amrinon diberikan dengan dosis pembebanan awal 0,75 mg/kg secara

intravena disertai infus intravena 5-10 µg/kg/menit.

b. Kelompok usia dewasa-lansia

Obat-obat kardiovaskuler yang digunakan pada kelompok usia ini adalah :

1). ACE inhibitor

ACE inhibitor menyebabkan dilatasi vena dan arteri, mengurangi preload dan

afterload. Semua pasien yang didiagnosa mengalami disfungsi ventrikel kiri, gejala-

gajala ringan, harus diberikan terapi ACE inhibitor, kecuali mereka yang di

kontraindikasikan atau pasien yang intoleran terhadap ACE inhibitor (Wells, 2003).

2). penyekat β

Pada penanggulangan penyakit jantung atau gagal jantung, umumnya dipakai

penyekat beta dengan sifat selektif beta 1. Mengingat, efek aktivitas adrenergik yang

kronik pada gagal jantung adalah terjadi subsensitivitas pada alur adrenergik

miokardial. Akibat aktivitas adrenergik kardial yang kronik pada gagal jantung

adalah desensitisasi, yang menurunkan densitas reseptor adrenergik beta 1 pada

permukaan sel miokardial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Kehilangan sensitivitas ini merupakan tanda bahwa telah terjadi down

regulation dari reseptor beta 1. Pemberian obat penyekat beta yang bersifat selektif

beta 1 akan memperbaiki regulasi reseptor beta 1 (up regulation) (Lefrandt, 1996).

3). diuretik

Mekanisme kompensator pada gagal jantung menyebabkan terjadinya retensi

air dan kalium, sehingga sering menyebabkan terjadinya kongesti paru. Oleh sebab

itu terapi diuretik di indikasikan untuk pasien yang terbukti mengalami retensi

cairan.

Diuretik tiazid termasuk diuretik lemah yang bisa diberikan sendiri, meskipun

demikian tiazid atau diuretik mirip tiazid bisa juga diberikan sebagai kombinasi

bersama diuretik kuat, jika diperlukan.

Diuretik kuat adalah diuretik yang paling banyak digunakan pada terapi gagal

jantung (Wells, 2003).

4). digoksin

Masuk dalam golongan glikosida jantung, memperkuat daya kontraksi

jantung yang lemah, sehingga memperkuat fungsi pompa. Sering kali diuretika

dikombinasikan dengan digoksin, yang juga berdaya mengatasi resistensi diuretika

dengan jalan memperbaiki volume-menit jantung. Zat-zat inotropik positif lainnya,

seperti dopaminergik (dopamin, ibopamin, dan lain-lain), tidak dianjurkan karena

kerjanya terlalu kuat tanpa memiliki efek kronotrop negatif. Obat-obat ini hanya

digunakan i.v pada keadaan akut (shock jantung, dan sebagainya). Penghambat

fosfodiesterase pun tidak dianjurkan berhubung efek buruknya terhadap sel-sel

jantung (Tjay dan Raharja, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

5). antagonis aldosteron

Spironolakton adalah salah satu penyekat aldosteron yang menghasilkan efek

diuretik hemat kalium yang lemah. Hal ini telah dipelajari dalam gagal jantung

karena aldosteron adalah suatu neurohormon yang memainkan peranan penting

dalam pembentukan ulang ventrikular dengan cara menyebabkan peningkatan

deposisi kolagen dan jaringan fibrosis (Wells, 2003).

6). angiotensin II receptor blocker

Pada pasien gagal jantung yang tidak dapat mentoleran ACE inhibitor,

penggunaan antagonis angiotensin II receptor blocker dapat diberikan (Braunwald,

2001).

7). nitrat dan hidralazin

Menurut Carbajal dan Deedwania (cit., Crawford, 1995) vasodilator

digunakan dalam perawatan gagal jantung pada pasien yang masih memiliki gejala-

gejala gagal jantung setelah pemberian diuretik dan digitalis. Vasodilator digunakan

secara khusus pada pasien dengan dilatasi ventrikel kiri, normal atau peningkatan

tekanan darah sistemik, peningkatan daya tahan vaskular sistemik, atau regurgitasi

valvular. Secara umum, obat-obat vasodilator ini dibagi menjadi vasodilator yang

beraksi sebagai vasodilator vena, vasodilator arteri, dan gabungan keduanya. Obat-

obat vasodilator ini juga secara luas dibagi menjadi vasodilator aksi langsung

(seperti, nitrat, hidralazin, minoksidil, nitroprusside) atau vasodilator antagonis

neurohumoral (seperti, penghambat ACE, penyekat adrenoreseptor alfa dan beta,

antagonis serotonin), yang menyekat aksi vasokonstriksi agen neurohumoral dan

tidak memiliki aksi langsung vasodilator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Dalam terapi gagal jantung, nitrat dan hidralazin digunakan sebagai

kombinasi karena aksi hemodinamiknya yang saling melengkapi (Wells, 2003).

8). antiaritmia

Amiodaron adalah antiaritmia yang paling sering digunakan dalam terapi gagal

jantung. Amiodaron direkomendasikan pada pasien gagal jantung dengan aritmia

ventrikel, selain penggunaan alat defibrilator cardioverter, amiodaron bisa diberikan

sebagai terapi alternatif (Wells, 2003). Ironisnya menurut Braunwald (2002), semua

antiaritmia memiliki efek samping yang sangat berbahaya, termasuk efeknya dalam

mencetuskan aritmia ventrikuler. Amiodaron adalah antiaritmia yang paling efektif

namun penggunaannya secara terapetik sangat dibatasi karena reaksinya yang sangat

merugikan yaitu, mencetuskan terjadinya bradikardi, aritmia, dan gagal jantung

(Dipiro, 2003).

C. Evaluasi Peresepan

Ketika suatu terapi obat diberikan kepada pasien, maka tujuan utamanya adalah

untuk mengobati atau mencegah penyakit dan untuk mengurangi rasa sakit pasien,

dimana pasien menerima seminimal mungkin resiko dari reaksi sampingan obat dan

harga obat. Untuk mencapai tujuan ini, terapi obat yang diberikan haruslah

memenuhi prinsip-prinsip peresepan yang rasional. Pada kenyataannya, terapi obat

yang diberikan tidaklah selalu memenuhi prinsip-prinsip peresepan yang rasional,

bahkan tidak jarang pula terjadi suatu terapi yang tidak efektif dengan biaya yang

tidak terjangkau oleh pasien (Santoso, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Dalam pandangan medis, masih menurut Santoso (1996), peresepan yang

rasional itu harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : tepat indikasi, tepat obat, tepat

pasien, tepat dosis (dosis, cara pemberian dan lamanya perawatan), tepat informasi,

serta tepat evaluasi dan tindak lanjut.

1. Tepat dosis

Masing-masing sediaan obat memiliki dosis rekomendasi tersendiri baik

untuk dewasa maupun anak-anak. Dalam sebagian besar kasus, adalah hal yang

bijaksana bila pemberian dosis diawali dari dosis efektif minimum terlebih dahulu.

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan modifikasi dosis menjadi sangat

diperlukan, seperti pada pasien dengan kerusakan hati atau renal, pada pasien lanjut

usia, dan pada pasien dengan masalah obesitas. Ada formula-formula obat yang

dapat digunakan untuk penyesuaian dosis, tetapi hanya pada penderita kerusakan

renal dan hanya pada beberapa obat yang dieksresikan melalui renal seperti

aminoglikosida, pada sebagian besar kasus, dosis pada dasarnya bersifat individual,

jika diperlukan, secara normal didasarkan pada keputusan klinis yang bergantung

pada respon pasien yang bersifat individual, apakah didasarkan pada respons

terapetik atau pada efek lain. Meskipun dengan penggunaan dosis yang

direkomendasikan, respon indvidual sangatlah berbeda untuk masing-masing orang,

dan monitoring terapetik serta penyesuaian dosis sangatlah dibutuhkan (Santoso,

1996).

2. Interaksi

a. Interaksi farmasetik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Interaksi farmasetik terjadi di luar tubuh manusia pada saat sebelum

pemberian sediaan obat, dimana terjadi penggabungan obat-obat yang tidak dapat

dicampur (inkompatibel), sebagian besar dalam hal kelarutan, dan adanya sifat

inkompatibel diantara obat-obat tersebut. Beberapa sifat inkompatibel ini dapat

menyebabkan inaktivasi bagi obat bersangkutan secara in vitro, sebagai contoh

adalah inaktivasi karbenisilin oleh gentamisin ketika dicampurkan.

Mencampurkan obat terlebih dahulu sebelum pemberian adalah hal yang

sudah umum bagi pemberi resep di Indonesia, seperti mencampurkan analgesik

dipiron dengan antialergi difenhidramin, atau untuk pemberian secara injeksi, antara

antibakterial dengan antialergi. Khususnya untuk peresepan pada pediatrik, sering

sekali resep terdiri dari beberapa obat yang berbeda, yang digabungkan dan dicampur

bersamaan menjadi bentuk sediaan serbuk untuk pemberian secara oral. Meskipun

demikian, adanya kemungkinan interaksi yang merugikan tidak dapat

dikesampingkan (Santoso, 1997).

b. Interaksi farmakokinetik.

Menurut Setiawati (cit., Ganiswara, 1999) interaksi farmakokinetik terjadi

bila salah satu obat mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi

obat kedua sehingga kadar plasma obat kedua meningkat atau menurun. Akibatnya,

terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat tersebut. Interaksi

farmakokinetik tidak dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan dengan

obat yang berinteraksi, sekalipun struktur kimianya mirip, karena antar obat

segolongan terdapat variasi sifat-sifat farmakokinetiknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

c. Interaksi dalam absorpsi di saluran cerna.

Interaksi langsung, interaksi secara fisik atau kimiawi antar obat dalam lumen

saluran cerna sebelum absorpsi dapat mengganggu proses absorpsi. Interaksi ini

dapat dihindari bila obat yang berinteraksi diberikan dengan jarak waktu minimal 2

jam.

d. Interaksi dalam distribusi.

Dalam Setiawati (Ganiswara, 1999) interaksi dalam ikatan protein plasma,

banyak obat terikat pada protein plasma, obat yang bersifat asam terutama pada

albumin, sedangkan obat yang bersifat basa pada asam alpha 1-glikoprotein. Oleh

karena jumlah protein plasma terbatas, maka terjadi kompetisi antara obat bersifat

asam maupun antar obat bersifat basa untuk berikatan dengan protein yang sama.

Tergantung dari kadar obat dan afinitasnya terhadap protein, maka suatu obat dapat

digeser dari ikatannya dengan protein oleh obat lain, dan peningkatan kadar obat

bebas menimbulkan peningkatan efek farmakologiknya. Akan tetapi keadaan ini

hanya berlangsung sementara karena peningkatan kadar obat bebas juga

meningkatkan eliminasinya sehingga akhirnya tercapai keadaan mantap yang baru

dimana kadar obat total menurun tetapi kadar obat bebas kembali seperti

sebelumnya.

Interaksi dalam ikatan protein ini, meskipun banyak terjadi, tetapi yang

menimbulkan masalah dalam klinik hanya yang menyangkut obat dengan sifat

sebagai berikut : (1) mempunyai ikatan yang kuat dengan protein plasma (minimal

85%) dan volume distribusi yang kecil sehingga sedikit saja obat yang dibebaskan

akan meningkatkan kadarnya 2-3 kali lipat; ini berlaku terutama untuk obat bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

asam, karena kebanyakan obat bersifat basa volume distribusinya sangat luas; (2)

mempunyai batas keamanan yang sempit, sehinggga peningkatan kadar obat bebas

tersebut dapat mencapai kadar toksik; (3) efek toksik yang serius telah terjadi

sebelum kompensasi tersebut di atas terjadi, misalnya terjadi perdarahan pada

antikoagulan oral, hipoglikemia pada antidiabetik oral; dan (4) eliminasinya

mengalami kejenuhan, misalnya fenitoin, salisilat dan dikumarol, sehingga

peningkatan kadar obat bebas tidak disertai dengan peningkatan kecepatan

eliminasinya.

Interaksi dalam ikatan jaringan. Kompetisi untuk ikatan dalam jaringan

terjadi misalnya antara digoksin dan kuinidin, dengan akibat peningkatan kadar

plasma digoksin.

e. Interaksi dalam metabolisme.

Masih menurut Setiawati (cit., Ganiswara, 1999) metabolisme obat

dipercepat. Banyak obat yang larut dalam lemak dapat menginduksi sintesis enzim

mikrosom hati, misalnya fenobarbital, fenitoin, rifampisin, karbamazepin, etanol,

fenilbutazon, dan lain-lain. Tergantung dosis dan obatnya, induksi terjadi setelah 1-4

minggu. Waktu yang sama diperlukan untuk hilangnya efek induksi setelah obat

penginduksi dihentikan. Merokok dan makanan panggang arang menghasilkan

hidrokarbon polisiklik yang juga merupakan zat penginduksi enzim metabolisme.

Setiap reaksi metabolisme dikatalisis oleh enzim yang berbeda dalam

spesifisitas substratnya dan kemampuannya untuk diinduksi (ditentukan secara

genetik). Oleh karena itu, tergantung dari jenis enzim yang diinduksinya, suatu zat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

penginduksi dapat mempercepat metabolisme beberapa obat tetapi tidak

mempengaruhi metabolisme obat-obat yang lain.

Bila metabolit hanya sedikit atau tidak mempunyai efek farmakologik, maka

zat penginduksi mengurangi efek obat. Sebaliknya, bila metabolit lebih aktif atau

merupakan zat yang toksik, maka zat penginduksi meningkatkan efek atau toksisitas

obat.

Metabolisme obat dihambat. Penghambatan metabolisme suatu obat

menyebabkan peningkatan kadar plasma obat tersebut sehingga meningkatkan efek

atau toksisitasnya. Kebanyakan interaksi demikian terjadi akibat kompetisi antar

substrat untuk enzim metabolisme yang sama.

f. Ekskresi.

Menurut Santoso (1997) sebagian besar interaksi termasuk ekskresi terjadi di

ginjal. Perubahan pH urine juga dapat mengurangi ekskresi beberapa obat. Sebagai

contoh, ekskresi dari obat seperti amfetamin yang dapat membahayakan jika urine

bersifat alkali, dan efeknya dapat diperpanjang.

g. Interaksi farmakodinamik.

Setiawati (cit., Ganiswara, 1999) menuliskan, interaksi farmakodinamik

adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja atau

sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang adiktif, sinergistik atau

antagonistik. Interaksi farmakodinamik merupakan sebagian besar dari interaksi obat

yang penting dalam klinik. Berbeda dengan interaksi farmakokinetik, interaksi

farmakodinamik seringkali dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan

dengan obat yang berinteraksi, karena penggolongan obat memang didasarkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

persamaan efek farmakodinamiknya. Di samping itu, kebanyakan interaksi

farmakodinamik dapat diramalkan kejadiannya, karena itu dapat dihindarkan bila

dokter mengetahui mekanisme kerja obat yang bersangkutan.

Tabel I. Interaksi yang kemungkinan terjadi dari pemberian kombinasi beberapa obat kardiovaskuler kepada pasien gagal jantung berdasarkan IONI 2000

No. Jenis obat Interaksi dengan Jenis interaksi

1. Diuretik kuat (furosemid)

Glikosida jantung (digoksin)

Meningkatkan toksisitas jika terjadi hipokalemia

2. Diuretik kuat Antagonis kalsium Meningkatkan efek hipotensif

3. Diuretik kuat Penghambat ACE (kaptopril)

Meningkatkan efek hipotensif (bisa ekstrim)

4. Diuretik kuat Valsartan Meningkatkan efek hipotensif (bisa ekstrim)

5. Diuretik kuat Antiaritmia Toksisitas jantung meningkat apabila terjadi hipokalemia

6. Diuretik kuat Diuretik lainnya Mempertinggi resiko hipokalemia

7. Diuretik kuat Penyekat � Meningkatkan efek hipotensif 8. Diuretik lainnya Antagonis kalsium Meningkatkan efek hipotensif 9. Diuretik lainnya Glikosida jantung Meningkatkan toksisitas jika

terjadi hipokalemia 10. Diuretik lainnya Antagonis reseptor

angiotensin II Meningkatkan resiko hiperkalemia

11. Glikosida jantung Antiaritmia (amiodaron)

Menaikkan kadar plasma digoksin

12. Glikosida jantung Penghambat ACE Kaptopril mungkin menaikkan kadar digoksin

13. Glikosida jantung Antagonis reseptor angiotensin II

Meningkatkan kadar plasma digoksin

14. Glikosida jantung Antagonis kalsium Kadar plasma digoksin ditingkatkan

15. Antagonis kalsium

Antagonis reseptor angiotensin II

Meningkatkan efek hipotensif

16. Antagonis kalsium

Penyekat � Meningkatkan terjadinya hipotensif berat

17. Antagonis kalsium

Penghambat ACE Meningkatkan efek hipotensif

18. Antagonis reseptor angiotensin II

Penyekat � Meningkatkan efek hipotensif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

3. Efek samping obat

Menurut definisi WHO (1970) efek samping obat adalah segala sesuatu

khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksudkan pada dosis yang

dianjurkan.

Obat yang ideal hendaknya bekerja dengan cepat untuk waktu tertentu saja

dan secara selektif, artinya hanya berkhasiat terhadap keluhan atau gangguan tertentu

tanpa aktivitas lain. Semakin selektif kerja obat, semakin kurang efek sampingnya,

yaitu semua aktivitas yang tidak menjurus ke penyembuhan penyakit.

Kerja utama dan efek samping obat adalah pengertian yang sebetulnya tidak

mutlak. Kebanyakan obat memiliki lebih dari satu khasiat farmakologis, tergantung

dari tujuan penggunaannya, efek samping pada suatu saat mungkin merupakan kerja

utama yang diinginkan pada keadaan lain. Sebagai contoh adalah minoksidil dan

finasteride yang telah dipasarkan sebagai obat hipertensi dan obat hipertrof prostat.

Kedua obat menimbulkan pertumbuhan rambut sebagai efek sampingnya, maka

kemudan diluncurkan sebagai obat rambut.

Efek samping adakalanya tidak dapat dihindarkan, misalnya rasa mual pada

penggunaan digoksin, ergotamin atau estrogen dengan dosis yang melebihi dosis

normal. Kadang-kadang efek samping merupakan kelanjutan efek utama sampai

tingkat yang tidak diinginkan, misalnya rasa kantuk pada fenobarbital, bila

digunakan sebagai obat epilepsi. Bila efek samping terlalu hebat bisa dilawan dengan

obat lain, misalnya obat anti-mual atau obat anti-ngantuk (Tjay dan Raharja, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Tabel II. Efek Samping yang mungkin ditimbulkan selama Penggunaan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung berdasarkan IONI 2000

No. Jenis obat Efek samping yang mungkin ditimbulkan 1. Digoksin Anoreksia, mual, muntah, diare, sakit kepala,

rasa capai, mengantuk, bingung. 2. Amiodaron Hipotiroidisme, hipertiroidisme, pneumonitis,

sukar tidur, rasa lelah, bradikardi. 3. Kaptopril Hipotensi, pusing, sakit kepala, letih,

gangguan ginjal, hiperkalemia, anemia aplastik.

4. Valsartan Hipotensi simtomatik dapat terjadi, terutama pada pasien dengan deplesi cairan (misal pasien yang mendapat diuretik dengan dosis tinggi), gagal ginjal.

5. Isosorbit dinitrat Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural.

6. Amlodipin bensilat Sakit kepala, edema, fatigue, mual, pusing, hiperplasia gusi

7. Furosemid Hiponatremia, hipokalemia dan hipomagnesemia, ekskresi kalsium meningkat, gangguan saluran cerna

8. Spironolakton Gangguan saluran cerna, gangguan darah, menstruasi tidak teratur, bingung, sakit kepala

9. Asetosal Bronkospasme, perdarahan saluran cerna 10. Simvastatin Ruam kulit, pusing, depresi, hepatitis 11. Dopamin Mual muntah, hipotensi, hipertensi 12. Dobutamin Takikardi dan tekanan darah sangat

meningkat 13. Sinarizin Mengantuk, sakit kepala, letih, gangguan

saluran cerna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional dengan rancangan

penelitian deskriptif non-analitis yang bersifat retrospektif. Data diambil dari bulan

januari – desember tahun 2003 berupa salinan resep dan lembar catatan medik (MR).

Penelitian ini dikatakan sebagai penelitian non-eksperimental karena

penelitian ini hanya mengamati sejumlah ciri (variabel) yang ada pada subyek

penelitian, tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti. Rancangan penelitian yang

digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif non-analitik, karena penelitian ini

hanya bertujuan melakukan eksplorasi deskriptif terhadap fenomena yang terjadi,

dan dikatakan non-analitik karena penelitian ini hanya menyuguhkan sedeskriptif

mungkin fenomena tersebut, tanpa adanya analitis mengapa dan bagaimana

fenomena tersebut terjadi (Pratiknya, 2001).

Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini hanyalah bersifat sepihak dan

kajian yang dilakukan bukan mengenai mengapa dan bagaimana fenomena tersebut

terjadi. Dalam hal ini kajian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai apakah

peresepan obat kardiovaskuler sudah sesuai standar menurut standar IONI tahun

2000 ditinjau dari dosis, interaksi, kontraindikasi dan efek sampingnya tanpa

dilakukan wawancara dengan dokter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

B. Definisi Operasional

1. Pola peresepan adalah model atau gambaran peresepan obat meliputi

pemilihan jenis obat dan golongan obat, jumlah obat yang diberikan,

kesesuaian regimen dosis, cara pemberian obat, dan bentuk sediaan obat.

2. Gagal jantung adalah ketidakmampuan atau kegagalan jantung untuk

memompa cukup darah untuk mencukupi kebutuhan metabolisme tubuh yang

dialami oleh pasien.

3. Lembar catatan medik atau lembar rekam medik adalah lembar catatan

dokter, apoteker, dan perawat yang berisi data klinis pasien gagal jantung di

RSUP Dr. Sardjito yang meliputi data nomor rekam medik, umur, jenis

kelamin, diagnosa masuk, komplikasi, lama perawatan, jenis obat, dosis dan

aturan pakai obat yang didapat selama terapi.

4. Pasien rawat inap adalah pasien gagal jantung yang menjalani perawatan di

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito tahun 2003.

5. Dosis adalah takaran pemberian obat kardiovaskuler yang diberikan dokter

kepada pasien gagal jantung yang sedang menjalani rawat inap di RSUP Dr.

Sardjito tahun 2003 berdasarkan standar IONI (2000).

6. Kontraindikasi adalah pemakaian obat yang kurang atau tidak sesuai dengan

kondisi pasien atau dengan kondisi khusus yang menyertai gagal jantung

seperti yang tertera pada hasil diagnosis berdasarkan pustaka IONI (2000).

7. Interaksi obat adalah peristiwa dimana aksi suatu obat dipengaruhi atau

diubah oleh obat lain yang diberikan kepada pasien gagal jantung secara

hampir bersamaan oleh dokter, menurut pustaka IONI (2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

8. Efek samping adalah adanya anggapan bahwa penyakit penyerta yang

menyertai gagal jantung seperti yang tercantum dalam hasil diagnosis pasien,

dapat diperparah kondisinya oleh obat-obat kardiovaskuler yang digunakan,

menurut pustaka IONI (2000).

9. Obat kardiovaskuler adalah obat sistem kardiovaskuler yang digunakan untuk

mengobati gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito tahun

2003.

10. Penyesuaian dosis adalah penyesuaian yang dilakukan terhadap dosis yang

diresepkan untuk pasien gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito berdasarkan studi pustaka IONI 2000.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bagian Rekam Medik RSUP Dr. Sardjito,

Yogyakarta.

D. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah catatan medik (CM) pasien gagal

jantung yang menjalani rawat inap di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

SardjitoYogyakarta periode januari – desember tahun 2003 dengan jumlah pasien

sebanyak 40 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

E. Subyek dan Penetapan Subyek

Subyek penelitian yang didapatkan berjumlah 48 pasien tetapi data yang bisa

diteliti hanya sejumlah 40 pasien, sedangkan 8 pasien lainnya tidak digunakan karena

data yang tidak lengkap. Dari data 40 pasien yang diteliti tersebut, hanya 38 pasien

saja yang diberikan terapi obat-obat kardiovaskuler, sehingga untuk semua

perhitungan persentase (%) yang didasarkan pada jumlah pasien yang menggunakan

terapi obat-obat kardiovaskuler menggunakan data 38 pasien sebagai jumlah total

pasien (100%). Untuk perhitungan lainnya seperti perhitungan karakteristik pasien

dan perhitungan distribusi kelas terapi obat pada pasien gagal jantung, menggunakan

data 40 pasien sebagai jumlah total pasien (100%).

F. Jalannya Penelitian

1. Tahap perencanaan

Penelitian diawali dengan analisis situasi dan penentuan masalah. Analisis

dimulai dengan mencari informasi melalui komputer mengenai penyakit-penyakit

yang merupakan prevalensi tinggi untuk mencari data dan angka kejadian serta

informasi mengenai gagal jantung di RSUP Dr. Sardjito. Penentuan masalah

berdasarkan beberapa pustaka, peneliti mengamati bahwa dewasa ini angka kematian

akibat gagal jantung semakin meningkat seiring perubahan pola hidup masyarakat.

Peneliti melihat bahwa angka kejadian penyakit gagal jantung tidak hanya terjadi

pada pasien lanjut usia tapi juga pada anak-anak bahkan balita.

2. Tahap pengambilan data

Pengambilan data dimulai dengan mencari nomor rekam medik pasien gagal

jantung yang menjalani rawat inap selama tahun 2003. Setelah mendapatkan nomor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

rekam medik dari komputer, penelitian dilanjutkan dengan mencari data dari tiap

pasien. Data yang diambil sejumlah 48 pasien tetapi data yang bisa diteliti hanya 40

pasien sedangkan data 8 pasien yang lain tidak digunakan karena data yang tidak

lengkap. Data yang diambil meliputi nomor rekam medik, jenis kelamin, usia,

diagnosis masuk (awal/utama), diagnosis lain/sekunder, diagnosis keluar,

komplikasi, lama perawatan, jenis obat, aturan pakai, cara pemberian, dan dignosis

penunjang lain.

3. Tahap analisis data

Analisis data dilakukan secara deskriptif terhadap data pasien gagal jantung

mengenai obat yang digunakan dalam proses terapi. Analisis ketepatan pemilihan

jenis obat yang digunakan dalam terapi dilakukan dengan menggunakan

Pharmacotherapy Handbook (Wells, 2003). Analisis ketepatan dosis, kemungkinan

adanya interaksi, peninjauan adanya kontraindikasi, serta efek samping yang

mungkin timbul dengan menggunakan IONI (2000). Persentase didapatkan dengan

cara membagi jumlah kasus yang terjadi dengan jumlah total pasien yang ada

kemudian dikalikan 100%, bila hasil yang didapat (dalam %) lebih dari 100% berarti

bahwa terjadi pengulangan kasus pada satu pasien yang berarti juga bahwa satu

orang pasien mengalami lebih dari satu kasus.

Analisis ketepatan dosis dilakukan secara sepihak tanpa adanya wawancara

dengan dokter yang bersangkutan, dengan cara membandingkan dosis yang ada pada

peresepan dengan yang ada pada standar.

Analisis interaksi dilakukan berdasarkan data kombinasi obat yang diberikan

secara hampir bersamaan dalam satu hari, kemudian dibandingkan dengan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

kombinasi yang potensial untuk terjadinya interaksi yang ada pada standar tanpa

melihat efek yang mungkin ditimbulkan setelah pemberian kombinasi obat tersebut

dan bagaimana interaksi tersebut bisa terjadi.

Analisis kontraindikasi dilakukan dengan memeriksa data obat yang

diberikan dalam peresepan, apakah obat kardiovaskuler yang diberikan tersebut

sudah sesuai dengan kondisi pasien yang tertera dalam diagnosis, baik diagnosis

utama, diagnosis sekunder maupun diagnosis komplikasi seperti yang terdapat dalam

standar.

Analisis efek samping dilakukan secara teoritis dengan cara melihat pada

standar efek samping dari obat-obat kardiovaskuler yang diberikan dalam peresepan

tanpa melihat secara langsung bagaimana dan mengapa efek samping tersebut bisa

terjadi pada pasien.

G. Tata Cara Analisis Hasil

Data pasien yang meliputi identitas pasien, diagnosis, hasil pemeriksaan

laboratorium dikelompokkan dan diolah secara deskriptif dari masing-masing pasien

untuk memperoleh informasi tentang karakteristik pasien gagal jantung. Selanjutnya

data mengenai peresepan obat juga dikelompokkan berdasarkan golongan dan jenis

obat kemudian dianalisis mengenai ketepatan dosis,kemungkinan terjadinya interaksi

obat secara teoritis, kontraindikasi, serta efek samping yang mungkin ditimbulkan

secara teoritis berdasarkan IONI (2000). Kajian yang dilakukan pada pola peresepan

obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito meliputi : penyesuaian dosis, interaksi, kontraindikasi, dan efek samping

obat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu: pertama, karakteristik pasien

yang meliputi distribusi pasien gagal jantung berdasarkan usia pasien dan jenis

kelamin pasien. Kedua, golongan dan jenis obat meliputi penggunaan obat pada

peresepan pasien gagal jantung dan penggunaan obat kardiovaskuler pada pasien

gagal jantung. Ketiga, kajian pola peresepan meliputi ketepatan dosis, kemungkinan

terjadinya interaksi, kontraindikasi dan kemungkinan terjadinya efek samping obat.

A. Karakteristik Pasien

1. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin

Dari hasil penelusuran data didapatkan 48 pasien tetapi data yang bisa diteliti

hanya sebanyak 40 pasien, sedangkan data 8 pasien lainnya tidak dapat diteliti karena

tidak lengkap.

Tabel III. Distribusi Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase 1. Laki-Laki 15 37,5% 2. Perempuan 25 62,5%

TOTAL 40 100,0% Sumber data: data olah rawat inap, tahun 2003.

Dari tabel III dapat diketahui bahwa dari semua pasien yang diberikan obat-obat

kardiovaskuler dalam peresepannya (38 pasien), jumlah pasien perempuan (62,5%)

lebih banyak dibandingkan jumlah pasien laki-laki (37,5%). Hal ini dikarenakan

adanya pengaruh faktor resiko pada perempuan lebih besar dari laki-laki yaitu,

adanya pengaruh hormon estrogen pada wanita, penggunaan kontrasepsi, dan karena

pada dasarnya perempuan memiliki aktivitas fisik yang lebih sedikit dari laki-laki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

2. Karakteristik pasien berdasarkan usia

Tabel IV. Distribusi Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap di RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan Usia Menurut WHO dan Pediatric

(Izenberg, 2000) No. Kriteria Kelompok Umur (Thn) Jumlah Pasien Persentase 1. Bayi 0 - 1 4 10% 2. Anak-anak 2 - 12 8 20% 3. Remaja 13 - 17 2 5% 4. Dewasa 18 - 45 8 20% 5. Usia pertengahan 46 - 59 9 22,5% 6. Lanjut usia 60 - 74 8 20% 7. Lansia tua 75 - 90 1 2,5% 8. Sangat tua > 90 - - TOTAL 40 100,0%

Berdasarkan kriteria usia dari WHO dan Pediatric (Izenberg, 2000), jumlah

pasien gagal jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito tahun 2003 hampir

merata terutama pada pasien dengan kriteria usia anak-anak (20%), dewasa (20%),

usia pertengahan (22,5%), dan pada lanjut usia (20%). Maka dapat dikatakan bahwa

saat ini gagal jantung bukanlah lagi suatu penyakit yang hanya dapat terjadi pada

kelompok lanjut usia tapi juga dapat terjadi pada kelompok anak-anak bahkan pada

kelompok neonatus meskipun dalam jumlah yang sedikit (10%).

Penyebab gagal jantung pada neonatus utamanya adalah karena faktor

kelainan bawaan sedangkan pada kelompok dewasa, usia pertengahan, dan lanjut

usia penyebab gagal jantung adalah karena selain faktor kelainan bawaan juga karena

faktor lain seperti gaya hidup atau karena adanya penyakit lain yang menyebabkan

terjadinya gagal jantung misal, infark miokard. Meski demikian, terapi pengobatan

yang diberikan antara kelompok neonatus dan kelompok lanjut usia tidaklah jauh

berbeda. Perbedaan yang terjadi adalah pada masalah dosis dan aturan pakai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

B. Golongan dan Jenis Obat

1. Penggunaan obat pada peresepan pasien gagal jantung

Seperti diketahui bahwa gagal jantung sangat mungkin disebabkan oleh

penyakit lain seperti demam reumatik atau gagal ginjal dan mampu menimbulkan

komplikasi, oleh sebab itu terapi yang diberikan juga meliputi pemberian obat-obat

lain yang sesuai dengan kondisi pasien pada saat dirawat.

Tabel V. Distribusi Kelas Terapi Obat Pada Peresepan untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003

No. Kelas Terapi Jumlah Pasien Persentase 1. Obat Kardiovaskuler 38 95,0% 2. Obat Sistem Saraf Pusat 9 22,5% 3. Obat Saluran Pernapasan 16 40,0% 4. Analgesika 20 50,0% 5. Anti Infeksi 29 72,5% 6. Obat Gizi dan Darah 28 70,0% 7. Obat Otot Skelet dan Sendi 3 7,5% 8. Obat Saluran Cerna 12 30,0% 9. Obat Hormonal 10 25,0% 10. Obat untuk THT, Mata dan Kulit 3 7,5% 11. Obat Obstetrik, Ginekologi dan

Saluran Kemih 1 2,5%

12. Anestetika 1 2,5%

Pada tabel V diketahui, yang mendapatkan obat kardiovaskuler sebanyak 38

pasien (95%), obat sistem saraf pusat 9 pasien (22,5%), obat saluran pernapasan 16

pasien (40%), analgesika 20 pasien (50%), antiinfeksi 29 pasien (72,5%), obat gizi

dan darah 28 pasien (70%), obat otot skelet dan sendi 3 pasien (7,5%), obat saluran

cerna 12 (30%), obat hormonal 10 pasien (25%), obat untuk THT, mata, dan kulit 3

pasien (7,5%), obat obstetrik, ginekologi, dan saluran kemih 1 pasien (2,5%), dan

anestetika 1 pasien (2,5%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Dengan demikian diketahui pula bahwa seorang pasien tidak hanya

mendapatkan satu jenis obat saja pada peresepannya tetapi juga obat-obat lain yang

diberikan bersamaan dengan obat-obat kardiovaskulernya. Hal ini terjadi karena

selain gagal jantung, pasien juga memiliki penyakit lain, baik sebagai penyakit

komplikasi maupun sebagai penyakit penyebab dari gagal jantung.

Dari data 40 pasien yang diambil oleh peneliti, pasien yang dalam terapinya

diberikan obat kardiovaskuler sebanyak 38 pasien (95%) sedangkan 2 orang pasien

lainnya meskipun memiliki riwayat gagal jantung namun yang menyebabkan

keduanya dirawat inap bukanlah gagal jantungnya melainkan penyebab gagal jantung

itu sendiri yaitu, demam reumatik dan endokarditis sehingga hanya diberikan obat

anti infeksi.

Penggunaan obat kardiovaskuler pada 38 pasien (95%) sudah sesuai dengan

tujuan utama terapi pengobatan yaitu pengobatan gagal jantung.

Tabel VI. Distribusi Golongan Obat Pada Peresepan untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003

No. Golongan Obat Jumlah Pasien Persentase 1. Obat Kardiovaskuler

- Inotropik positif - Antiaritmia - Antihipertensi - Antiangina - Diuretika - Koagulasi darah - Hipolipidemika - Syok dan hipotensi - Gangguan darah

17 3 17 15 31 10 1 3 3

42,5% 7,5% 42,5% 37,5% 77,5% 25,0% 2,5% 7,5% 7,5%

2. Obat Sistem Saraf Pusat - Hipnotik dan ansiolitik - Antiemetikum - Antiepilepsi

4 5 1

10,0% 12,5% 2,5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

(Lanjutan) Tabel VI. Distribusi Golongan Obat Pada Persepan Untuk Pasien Gagal Jantung di

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003 No. Golongan Obat Jumlah Pasien Persentase 3. Obat Saluran Pernapasan

- Antiasma - Mukolitik - Antihistamin - kortikosteroid - kromoglikat

6 9 4 2 1

15,0% 22,5% 10,0% 5,0% 2,5%

4. Analgesika - Analgesika non-opioid - Analgesika opioid

19 1

47,5% 2,5%

5. Anti Infeksi - Antibakteri - Antimikobakterium - Antiprotozoa - Antijamur

28 2 2 1

70,0% 5,0% 5,0% 2,5%

6. Obat Gizi dan Darah - Vitamin - Mineral - Anemia dan kelainan darah - Nutrisi intravena - Nutrisi oral - Cairan dan elektrolit

13 13 6 2 2 7

32,5% 32,5% 15,0% 5,0% 5,0% 17,5%

7. Obat Otot Skelet dan Sendi - Obat gout - Obat gangguan neuromuskuler

2 1

5,0% 2,5%

8. Obat Saluran Cerna - Antidiare - Antitukak - Antihemorroid - Pencahar - Obat gangguan pencernaan

4 6 2 4 1

10,0% 15,0% 5,0% 10,0% 2,5%

9. Obat Hormonal - Antidiabetes - Kortikosteroid

2 8

5,0% 20,0%

10. Obat untuk THT, Mata dan Kulit - Obat untuk THT - Obat untuk kulit

3 1

7,5% 2,5%

11. Obat untuk Obstetrik, ginekologi dan saluran kemih - Obat untuk gangguan saluran kemih

1

2,5% 12. Anestetika

- Anestetika umum 1

2,5%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Tabel VI menggambarkan distribusi golongan obat pada masing-masing kelas

terapi pada peresepan untuk pasien gagal jantung secara umum. Data menunjukkan

obat kardiovaskuler yang diresepkan meliputi obat inotropik positif (42,5%),

antiaritmia (7,5%), antihipertensi (42,5%), antiangina (37,5%), diuretik (77,5%),

obat yang mempengaruhi koagulasi darah (25%), obat hipolipidemik (2,5%), obat

untuk syok dan hipotensi (7,5%), serta obat untuk mengatasi gangguan darah (7,5%).

Obat saluran pernapasan yang diresepkan meliputi obat antiasma (15%), mukolitik

(22,5%), antihistamin (10%), kortikosteroid (5%), serta kromoglikat (2,5%). Obat

sistem saraf pusat yang diresepkan meliputi hipnotik dan ansiolitik (10%),

antiemetikum (12,5%), serta antiepilepsi (2,5%). Analgesik yang diresepkan terdiri

dari analgesik non opioid (47,5%), dan analgesik opioid (2,5%). Antiinfeksi yang

diresepkan terdiri dari antibakteri (70%), antimikobakterium (5%), antiprotozoa

(5%), dan antijamur (2,5%). Obat gizi dan darah yang diresepkan meliputi vitamin

(32,5%), mineral (32,5%), obat untuk anemia dan kelainan darah (15%), nutrisi

intravena (5%), nutrisi oral (5%), cairan dan elektrolit (17,5%). Obat otot skelet dan

sendi yang diresepkan meliputi obat gout (5%), obat untuk gangguan neuromuskuler

(2,5%). Obat saluran pencernaan yang diresepkan terdiri dari antidiare (10%),

antitukak (15%), antihemorroid (5%), pencahar (10%), obat untuk gangguan

pencernaan (2,5%). Obat hormonal yang digunakan terdiri dari antidiabetes (5%),

kortikosteroid (20%). Obat untuk THT, mata dan kulit yang digunakan terdiri dari

obat untuk THT (7,5%), obat untuk kulit (2,5%). Obat obstetrik, ginekologi, dan

saluran kemih yang diresepkan meliputi obat untuk gangguan saluran kemih (2,5%).

Anestetik yang digunakan adalah anestetik umum (2,5%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Berdasarkan data di atas obat yang paling banyak diresepkan selain golongan

diuretik adalah golongan antibakteri. Dari data 40 pasien yang diteliti, 70% pasien

menerima antibakteri dalam peresepannya. Antibakteri tidak hanya diresepkan pada

kelompok usia lanjut saja melainkan juga pada kelompok usia yang lain. Semua

pasien yang menerima antibakteri dalam peresepannya memiliki riwayat gagal

jantung yang disebabkan oleh adanya suatu infeksi seperti gagal jantung karena

demam reumatik.

Menurut Standar Pelayanan Medik RSUP Dr. Sardjito, pemberian antibakteri

sangat dibenarkan bagi pasien yang mengalami gagal jantung karena suatu infeksi

seperti demam reumatik atau endokarditis infeksiosa. Dengan demikian data yang

ada sudah sesuai dengan standar pelayanan medik di RSUP Dr. Sardjito.

Berdasarkan IONI 2000, pemberian antibakteri pada pasien gagal jantung

dijelaskan secara lebih rinci. Penggunaan antibakteri pada pasien gagal jantung

dibenarkan terutama pada gagal jantung yang disebabkan oleh demam reumatik dan

endokarditis atau sebagai pencegahan terhadap endokarditis pada pasien yang

mengalami kelainan katup jantung yang akan mengalami prosedur dengan resiko

bakterimia, misalnya ekstraksi gigi atau pembedahan.

2. Penggunaan obat kardiovaskuler pada pasien gagal jantung

Dalam peresepan yang diberikan pada pasien gagal jantung terdapat berbagai

macam golongan obat kardiovaskuler. Hal ini disebabkan karena gagal jantung

adalah suatu sindrom kompleks yang sangat mungkin disebabkan oleh berbagai

macam penyakit kardiovaskuler yang lain misalnya, hipertensi. Menurut Wells

(2003) gagal jantung lebih sering terjadi karena adanya berbagai macam kerusakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

atau penyakit-penyakit pada kardiovaskuler itu sendiri yang mempengaruhi fungsi

sistolik, fungsi diastolik atau keduanya.

Tabel VII. Distribusi Kelas Terapi Obat Kardiovaskuler Pada Peresepan Obat Kardiovaskuler Pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito Tahun 2003 No. Golongan Jumlah Pasien Persentase 1. Obat inotropik 17 44,7 % 2. Obat antiaritmia 3 7,9 % 3. Obat antihipertensi 17 44,7 % 4. Obat antiangina 15 39,5 % 5. Obat diuretika 31 81,6 % 6. Obat koagulasi darah 10 26,3 % 7. Obat hipolipidemika 1 2,6 % 8. Obat syok dan hipotensi 3 7,9 % 9. Obat untuk gangguan darah 3 7,9 %

Pada tabel VII. Pasien gagal jantung yang diberikan obat inotropik positif

sebanyak 17 pasien (44,7%), 3 pasien (7,9%) diberikan obat antiaritmia, 17 pasien

(44,7%) diberikan obat antihipertensi, 15 pasien (39,5%) diberikan obat antiangina,

31 pasien (81,6%) diberikan obat diuretik, 10 pasien (26,3%) diberikan obat yang

mempengaruhi koagulasi darah, 1 pasien (2,6%) diberikan obat hipolipidemik, 3

pasien (7,9%) diberikan obat untuk syok dan hipotensi, dan 3 pasien (7,9%)

diberikan obat untuk gangguan darah. Data ini diperoleh dengan cara membagi

jumlah pasien yang menggunakan golongan obat kardiovaskuler dengan jumlah total

pasien yang dalam terapinya diberikan obat kardiovaskuler (38 pasien) bukan dengan

jumlah total pasien keseluruhan (40 pasien) sebab 2 pasien lainnya didalam terapinya

tidak diberikan obat-obat kardiovaskuler.

Berdasarkan data diketahui bahwa obat kardiovaskuler yang paling sering

diresepkan untuk pasien gagal jantung adalah golongan diuretik, karena hampir

semua pasien (81,6%) mendapatkan terapi diuretik. Pada standar pelayanan medik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

RSUP Dr. Sardjito tahun 2002 tercantum bahwa terapi pertama yang diberikan pada

pasien gagal jantung adalah terapi digitalis, yang bekerja sebagai inotropik positif

pada gagal jantung. Sedangkan menurut IONI 2000 dijelaskan bahwa efek digitalis

tidak begitu penting dibanding dengan efek diuretik dan penghambat ACE. Pada

pasien gagal jantung yang telah terkendali dengan baik, digitalis dapat dihentikan,

dalam hal ini digitalis hanya dibutuhkan untuk mempertahankan ritme yang

memuaskan.

Pada kenyataannya dokter lebih sering memberikan diuretik dibandingkan

dengan digitalis, kemungkinan dengan pertimbangan bahwa digitalis memiliki indeks

terapi yang sempit dan potensial terjadinya toksisitas digitalis selama terapi.

Obat inotropik positif yang diresepkan adalah golongan glikosida jantung,

jenis obat digoksin, dan ada 17 pasien (44,7%) yang mendapatkan jenis obat ini.

Dalam gagal jantung, manfaat digoksin yang diharapkan adalah efeknya sebagai

inotropik positif yaitu, meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium. Efek inotropik

positif ini akan menyebabkan peningkatan curah jantung sehingga tekanan vena

berkurang, ukuran jantung mengecil, tekanan vena yang berkurang akan mengurangi

gejala bendungan, sedangkan sirkulasi yang membaik, termasuk ke ginjal akan

meningkatkan diuresis dan hilangnya udem. Jadi efektivitas digoksin pada gagal

jantung timbul karena kerja langsungnya dalam meningkatkan kontraksi

miokardium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Tabel VIII. Distribusi Golongan Obat Antiaritmia pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito Tahun 2003 No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Pasien Persentase 1. Aritmia supraventrikel dan

ventrikel Amiodaron 2 5,3%

2. Aritmia ventrikel Lidokain 1 2,6%

Pada tabel VIII ada dua golongan obat antiaritmia yang diresepkan, yaitu

golongan aritmia supraventrikel dan ventrikel serta golongan aritmia ventrikel. Jenis

obat yang diberikan pada golongan aritmia supraventrikel dan ventrikel adalah

amiodaron (5,3%), sedangkan jenis obat yang diberikan pada golongan aritmia

ventrikel adalah lidokain (2,6%).

Tabel IX. Distribusi Golongan Obat Antihipertensi pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr.

Sardjito Tahun 2003

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Pasien Prosentase 1. Penyekat α Prazosin 1 2,6 % 2. Penghambat ACE Kaptopril

Delapril 10 1

26,3 % 2,6 %

3. Antagonis reseptor angiotensin II

Valsartan 6 15,8 %

Pada tabel IX dapat diketahui ada 3 golongan obat antihipertensi yang

diresepkan yaitu, penyekat � dengan jenis obat prazosin (2,6%), golongan

penghambat ACE dengan jenis obat kaptopril (26,3%) dan delapril (2,6%) serta

golongan antagonis reseptor angiotensin II dengan jenis obat valsartan (15,8%).

Dalam pengobatan gagal jantung, manfaat yang diharapkan dari obat

antihipertensi adalah efeknya sebagai vasodilator. Berdasarkan data di atas jenis obat

yang paling banyak digunakan adalah jenis obat kaptopril yang bekerja sebagai

penghambat ACE.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Penghambat ACE mampu mengurangi pembentukan angiotensin II, suatu

protein yang menyebabkan vasokonstriksi. Akibatnya terjadi vasodilatasi dan

penurunan sekresi aldosteron yang menyebabkan terjadinya ekskresi natrium dan air,

serta retensi kalium yang secara tidak langsung mampu menurunkan beban kerja

jantung.

Tabel X. Distribusi Golongan Obat Antiangina pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

Tahun 2003 No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah

Pasien Section 1.01 Persentase

1. Golongan nitrat Isosorbid -dinitrat

8 21,1%

2. Antagonis Kalsium Amlodipin Nifedipin

6 2

15,8% 5,3%

3. Penyekat β Bisoprolol 1 2,6%

Dalam tabel X dapat diketahui 3 golongan obat antiangina yang diresepkan

meliputi golongan nitrat dengan jenis obat isosorbid dinitrat (21,1%), golongan

antagonis kalsium dengan jenis obat amlodipin (15,8%) dan nifedipin (5,3%) serta

golongan penyekat � dengan jenis obat bisoprolol (2,6%). Golongan yang paling

banyak diresepkan adalah golongan nitrat dengan jenis obat isosorbid dinitrat

(21,1%).

Senyawa nitrat bekerja langsung merelaksasi otot polos pembuluh vena,

tanpa bergantung pada sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena menyebabkan

alir balik vena berkurang sehingga mengurangi beban hulu jantung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Tabel XI. Distribusi Golongan Obat Diuretik pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito

Tahun 2003 No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Pasien Persentase

1. Golongan tiazid Indapamid 2 5,3%

2. Diuretik kuat Furosemid 30 78,9%

3. Diuretik hemat-kalium Spironolakton 8 21,1%

Pada tabel XI diketahui bahwa terdapat 3 golongan obat diuretik yang

diresepkan meliputi : golongan tiazid dengan jenis obat indapamid (5,3%), golongan

diuretik kuat dengan jenis obat furosemid (78,9%) serta golongan diuretik hemat-

kalium dengan jenis obat spironolakton (21,1%). Furosemid adalah jenis obat dari

golongan diuretik kuat yang paling banyak diresepkan.

Pada gagal jantung, berkurangnya volume darah yang masuk ke arteri

menyebabkan ginjal menahan air dan garam. Sistem renin-angiotensin-aldosteron

pun dipacu sehingga terbentuk angiotensin II yang merangsang sekresi aldosteron.

Aldosteron menambah retensi natrium disertai pembuangan kalium. Semua ini yang

menyebabkan retensi cairan pada penderita gagal jantung. Diuretik memacu ekskresi

NaCL dan air sehingga beban hulu berkurang dan gejala bendungan paru serta

bendungan sistemik berkurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Tabel XII. Distribusi Golongan Obat Koagulasi Darah pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP

Dr. Sardjito Tahun 2003 No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Pasien Persentase

1. Antiplatelet Asetosal Dipiridamol

8 1

21,1% 2,6%

2. Hemostatik dan antifibrinolitik

Asam traneksamat

1 2,6%

Tabel XII menunjukkan bahwa terdapat 2 golongan obat koagulasi darah

yang diresepkan yaitu, golongan antiplatelet dengan jenis obat asetosal (21,1%) dan

dipiridamol (2,6%) serta golongan hemostatik dan antifibrinolitik dengan jenis obat

asam traneksamat (2,6%). Obat koagulasi darah yang paling banyak diresepkan

adalah asetosal dari golongan antiplatelet (21,1%).

Gangguan tromboembolik merupakan salah satu penyebab penting bagi

kesakitan dan kematian. Tromboembolis vena terjadi sebagai komplikasi dari

gangguan lain yang salah satunya adalah gagal jantung. Itu sebabnya antiplatelet

diberikan pada terapi gagal jantung untuk mengurangi agregasi platelet, sehingga

dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, dimana trombi

terbentuk melalui agregasi platelet.

Tabel XIII. Distribusi Golongan Obat Hipolipidemik pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP

Dr. Sardjito Tahun 2003 No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Pasien Prosentase

1. Statin Simvastatin 1 2,6%

Hanya satu golongan obat hipolipidemik yang diresepkan pada terapi gagal

jantung kali ini yaitu golongan statin dengan jenis obat simvastatin (2,6%). Golongan

statin telah terbukti dapat mengurangi kejadian koroner, semua kejadian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

kardiovaskuler, dan total kematian pada pasien umur sampai dengan 70 tahun dengan

riwayat panyakit jantung koroner seperti riwayat angina atau infark miokard akut,

dan dengan kolesterol plasma 5,5 mmol/l atau lebih. Obat-obat ini juga berperan

pada pencegahan primer penyakit jantung koroner pada beberapa pasien dengan

hiperkolesterolemia dan peningkatan resiko terjadinya kejadian-kejadian koroner.

Tabel XIV. Distribusi Golongan Obat Syok dan Hipotensi pada Peresepan Obat Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP

Dr. Sardjito Tahun 2003 No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Pasien Persentase

1. Amina simpatomimetik Dopamin Dobutamin

2 1

5,3% 2,6%

Tabel XIV menggambarkan bahwa hanya satu golongan obat syok dan

hipotensi yang diresepkan yaitu, golongan amina simpatomimetik dengan jenis obat

dopamin (5,3%) dan jenis dobutamin (2,6%).

Tabel XV. Distribusi Golongan Obat Gangguan Darah pada Peresepan Obat

Kardiovaskuler pada Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003

No. Golongan Obat Jenis Obat Jumlah Pasien Persentase

1. Vasodilator perifer Sinarizin 1 2,6%

2. Vasodilator serebral Sitikolin 2 5,3%

Golongan obat gangguan darah yang diresepkan menurut data di atas terdiri

dari vasodilator perifer dengan jenis obat sinarizin (2,6%) dan golongan vasodilator

serebral dengan jenis obat sitikolin (5,3%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

C. Kajian Pola Peresepan

1. Penyesuaian dosis

Tabel XVI. Jumlah Dan Persentase Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003 Yang Dosis Di Dalam Peresepan Obat

Kardiovaskulernya Perlu Dilakukan Penyesuaian No. Penyesuaian Dosis Jumlah Pasien Persentase 1. Mengalami penyesuaian dosis 16 42,1% 2. Tidak mengalami penyesuaian

dosis 22 57,9%

TOTAL 38 100,0%

Dari tabel XVI diketahui bahwa jumlah pasien yang perlu mengalami

penyesuaian dosis dalam peresepan obat kardiovaskulernya sebanyak 16 pasien

(42,1%) sedangkan sisanya tidak memerlukan penyesuaian dosis. Jumlah ini (42,1%)

tentu sangat memerlukan perhatian khusus mengingat hampir separuh pasien dari

jumlah total pasien yang mendapatkan terapi obat kardiovaskuler (38 pasien)

mengalami penyesuaian dosis. Menurut data, sebanyak 16 pasien tersebut 8 pasien

diantaranya adalah pasien dari kelompok usia dewasa, sedangkan sisanya adalah dari

kelompok usia lansia 4 pasien, 2 pasien anak-anak, dan 2 pasien lainnya adalah dari

kelompok neonatus.

Penyesuaian dosis yang terjadi pada peresepan pasien gagal jantung untuk

kelompok lansia dilakukan dengan membandingkan dosis pada peresepan dengan

dosis yang ada pada IONI 2000 khusus untuk kelompok lansia (dalam IONI 2000,

dosis untuk lansia akan disebutkan berdasarkan usia). Sebab tidak ada metode khusus

untuk menghitung dosis pada lansia dengan gagal jantung, seperti pada pasien yang

mengalami komplikasi dengan penyakit ginjal atau hati. Meskipun tidak ada rumus

dosis tertentu, dosis pemberian obat pada lansia tetap harus diperhatikan karena pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

kelompok ini telah mengalami penurunan fungsi-fungsi organ tubuh, sehingga dosis

yang tidak tepat akan menimbulkan efek samping atau toksisitas dari pemakaian obat

kardiovaskuler tersebut. Jika diperlukan, penyesuaian dosis untuk lansia biasanya

disesuaikan menurut perbandingan berat badan pasien dengan berat badan pasien

dewasa normal (70 kg).

Begitu pula penyesuaian dosis untuk kelompok usia anak-anak dan neonatus,

penyesuaian dosis dilakukan dengan membandingkan dosis pada peresepan dengan

dosis yang ada pada IONI 2000 khusus untuk anak-anak dan neonatus berdasarkan

usia (dalam IONI 2000, dosis untuk anak-anak dan neonatus disebutkan dalam

satuan mg/kg). Meskipun ada banyak metode yang dapat digunakan untuk

menghitung dosis pada anak-anak dan neonatus, dosis bisa dihitung dari dosis

dewasa berdasarkan berat badan, usia, luas permukaan badan, atau kombinasi dari

faktor-faktor tersebut, namun berdasarkan data rekam medis yang diambil tidak

dicantumkan data berat badan atau luas permukaan badan.

Untuk pasien dewasa, penyesuaian dosis dilakukan dengan membandingkan

dosis pada peresepan dengan dosis dewasa pada standar. Berikut disajikan tabel yang

memuat jumlah dan persentase jenis obat kardiovaskuler yang memiliki dosis yang

kurang sesuai dengan dosis pada standar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Tabel XVII. Persentase Kesesuaian dan Ketidaksesuaian Dosis Jenis Obat Kardiovaskuler dalam Peresepan Obat Kardiovaskuler untuk Pasien Gagal

Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan IONI 2000

No. Sesuai / Kurang Sesuai Jumlah Jenis Obat Persentase 1.

Dosis Sesuai 11 50%

2. Dosis Kurang Sesuai 11 50% TOTAL 22 100%

Berdasarkan tabel XVII di atas terdapat 11 jenis obat (50%) yang mengalami

dosis kurang sesuai berdasarkan IONI 2000 dari 22 jumlah total jenis obat yang

diberikan selama terapi. Angka ini (50%) merupakan angka yang cukup besar oleh

sebab itu perlu dilakukan evaluasi kembali dalam pemberian obat-obat

kardiovaskuler.

Ketidaksesuaian dosis yang dimaksud adalah dosis lebih besar atau kurang

dari yang tercantum dalam IONI 2000 baik pada dosis awal maupun pada dosis

lazimnya.

Data pada tabel XVII menggambarkan bahwa di dalam peresepan obat

kardiovaskuler yang diresepkan terdapat 11 jenis obat kardiovaskuler yang dosisnya

kurang sesuai dengan standar meliputi : 4 kasus untuk peresepan kaptopril, 3 kasus

untuk peresepan valsartan, 2 kasus untuk peresepan digoksin, 1 kasus untuk

peresepan prazosin, 1 kasus untuk peresepan nifedipin, 1 kasus untuk peresepan

dipiridamol, 1 kasus untuk peresepan asetosal, 3 kasus untuk peresepan isosorbid

dinitrat, 2 kasus untuk peresepan amiodaron, 5 kasus untuk peresepan furosemid, dan

3 kasus untuk peresepan spironolakton. Obat yang paling sering diresepkan dengan

dosis yang kurang sesuai dengan standar adalah furosemid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Adanya peresepan dengan dosis yang kurang sesuai dengan standar ini

kemungkinan disengaja oleh dokter dengan berbagai pertimbangan seperti,

kenyataan bahwa dokter telah mengkombinasikan obat-obat tersebut dengan obat-

obat lain yang memiliki efek yang lebih kurang sama dan diharapkan dapat saling

membantu dalam menimbulkan efek yang diinginkan.

Namun demikian, peresepan dengan dosis yang kurang sesuai dengan standar

tanpa pertimbangan resiko yang baik dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping

yang tidak diharapkan yang mungkin akan memperparah kondisi pasien. Bahkan

pada peresepan dengan dosis di bawah standar mungkin efek yang diharapkan tidak

akan terwujud, atau timbulnya toleransi terhadap obat yang bersangkutan. Sedangkan

pada peresepan dengan dosis di atas standar dikhawatirkan akan menyebabkan

terjadinya toksisitas pada pasien.

2. Interaksi

Pada peresepan dengan banyak macam obat memang sangat memungkinkan

untuk terjadinya interaksi. Hal ini dapat diketahui melalui efek samping yang timbul

dari penggunaan obat secara bersamaan.

Dari kajian yang telah dilakukan pada peresepan obat kardiovaskuler untuk

penyakit gagal jantung kali ini, ditemukan beberapa kombinasi yang berpotensi

untuk terjadinya interaksi jika diberikan secara bersamaan, efek yang terjadi dari

interaksi ini dari ringan hingga berbahaya. Kajian interaksi yang dilakukan pada

penelitian kali ini hanya membandingkan kombinasi obat kardiovaskuler pada

peresepan dengan daftar kombinasi obat kardiovaskuler yang potensial untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

terjadinya interaksi dalam IONI 2000. Tabel XVIII. berikut ini akan menyajikan

persentase kejadian interaksi obat kardiovaskuler pada peresepan.

Tabel XVIII. Prosentase Kombinasi Obat Kardiovaskuler pada Peresepan Obat Kardiovaskuler untuk Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap RSUP

Dr. Sardjito Tahun 2003 Yang Potensial Terjadinya Interaksi Berdasarkan IONI 2000

No. Jenis Obat Interaksi dengan Jumlah Kasus Persentase 1. Diuretik kuat Diuretik lainnya 9 23,7 % 2.* Diuretik kuat Glikosida jantung 12 31,6 % 3.* Diuretik lainnya Glikosida jantung 6 15,8 % 4. Diuretik kuat Antagonis kalsium 6 15,8 % 5. Diuretik lainnya Antagonis kalsium 2 5,3 % 6.* Diuretik kuat Penghambat ACE 9 23,7 % 7.* Diuretik kuat Antagonis reseptor

Angiotensin II 5 13,2 %

8.* Diuretik lainnya Antagonis reseptor angiotensin II

2 5,3 %

9. Diuretik kuat Penyekat β 1 2,6 % 10.* Diuretik kuat Antiaritmia 2 5,3 % 11. Glikosida jantung Penghambat ACE 5 13,2 % 12. Glikosida jantung Antagonis reseptor

angiotensin II 1 2,6 %

13.* Glikosida jantung Antagonis kalsium 1 2,6 % 14.* Glikosida jantung Antiaritmia 1 2,6 % 15.* Antagonis kalsium Penyekat β 1 2,6 % 16. Antagonis kalsium Penghambat ACE 1 2,6 % 17. Antagonis kalsium Antagonis reseptor

angiotensin II 6 15,8 %

18. Antagonis reseptor angiotensin II

Penyekat β 1 2,6 %

TOTAL 71 186,8 % Keterangan : *Menunjukkan interaksi yang potensial berbahaya ( bisa ekstrim ) serta

membutuhkan perhatian khusus.

Tabel XVIII. menggambarkan adanya interaksi yang terjadi pada kombinasi

obat-obat kardiovaskuler yang diresepkan. Dari tabel di atas dapat diketahui ada

beberapa kombinasi obat kardiovaskuler yang seringkali diresepkan bersamaan

padahal obat tersebut potensial untuk saling berinteraksi yaitu, kombinasi obat antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

diuretik kuat dengan diuretik lainnya ada 9 kasus (23,7%), diuretik kuat dengan

glikosida jantung ada 12 kasus (31,6%), diuretik lainnya dengan glikosida jantung

ada 6 kasus (15,8%), diuretik kuat dengan antagonis kalsium ada 6 kasus (15,8%),

diuretik kuat dengan penghambat ACE ada 9 kasus (23,7%), diuretik kuat dengan

antagonis reseptor angiotensin II ada 5 kasus (13,2%), glikosida jantung dengan

penghambat ACE ada 5 kasus (13,2%), dan antagonis kalsium dengan antagonis

reseptor angiotensin II ada 6 kasus (15,8%).

Perhitungan data dilakukan dengan cara membagi jumlah kasus interaksi

yang terjadi dalam peresepan (71 kasus) dengan jumlah total pasien yang dalam

peresepannya menerima terapi obat-obat kardiovaskuler (38 pasien). Dari hasil

penjumlahan persentase, didapatkan hasil lebih dari 100%, hal ini berarti terjadi

pengulangan kasus pada satu pasien atau dengan kata lain terdapat kasus dimana satu

orang pasien mengalami lebih dari satu kasus interaksi.

Dari data dapat diketahui, bahwa total kasus terjadinya kombinasi obat

kardiovaskuler yang potensial untuk terjadinya interaksi sebanyak 71 kasus atau

sebesar 186,8%. Jumlah ini termasuk jumlah yang sangat besar, yang berarti bahwa

ada kasus dimana satu orang pasien mempunyai resiko terjadinya interaksi lebih dari

satu interaksi dalam peresepannya. Terlebih lagi jika kombinasi obat-obat tersebut

benar-benar menimbulkan interaksi dan menghasilkan suatu efek yang berbahaya.

Tetapi perlu juga diingat bahwa dalam beberapa kasus kemungkinan dokter sengaja

memberikan suatu kombinasi obat meskipun diketahui bahwa dalam kombinasi

tersebut dapat terjadi interaksi dengan maksud untuk mencapai tujuan terapi yang

diinginkan, karena tidak semua hasil interaksi itu buruk. Dalam penelitian ini peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

hanya mengamati kemungkinan terjadinya interaksi dalam kombinasi-kombinasi

obat kardiovaskuler tersebut berdasarkan standar tanpa mengamati efek yang

dihasilkan setelah pemberian obat-obat tersebut secara bersamaan.

3. Kontraindikasi

Kajian kontraindikasi pada penelitian ini dilakukan dengan memeriksa

apakah obat-obat kardiovaskuler yang diberikan tidak kontraindikasi dengan kondisi

gagal jantung pasien pada umumnya, dan terhadap kondisi-kondisi khusus yang

menyertai penyakit gagal jantung pasien pada saat dirawat seperti yang tertera pada

hasil diagnosis.

Tabel XIX. Jumlah dan Persentase Pasien Gagal Jantung yang Mengalami Kontraindikasi dengan Jenis Obat Kardiovaskuler yang Diberikan Selama Terapi di

Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan IONI 2000 Golongan Obat Jenis Obat Kontraindikasi

Terhadap Jumlah Pasien

Persentase

Antagonis reseptor angiotensin II

valsartan Gagal ginjal 4 10,5%

Dari hasil analisis data didapatkan 1 kasus kontraindikasi yang terjadi pada

peresepan yaitu, satu kasus dengan jenis obat valsartan dimana terdapat 4 pasien

yang mendapatkan valsartan pada peresepannya. Valsartan adalah salah satu obat

dari golongan antagonis reseptor angiotensin II yang bekerja mirip dengan

penghambat ACE yang dikontraindikasikan dengan gagal ginjal, ke 4 pasien tersebut

memiliki riwayat gagal ginjal dalam hasil diagnosisnya sehingga pemakaian

valsartan dalam terapi 4 pasien tersebut perlu mendapatkan perhatian yang khusus

serta pemantauan yang ketat terhadap fungsi ginjalnya dan pada pasien lansia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

4. Efek samping

Ada jenis obat yang efek sampingnya bersifat ringan sehingga dapat ditolerir,

tetapi ada juga jenis obat yang efek sampingnya bersifat berat, sehingga perlu

dihentikan penggunaannya. Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh

penggunaan obat dapat dihindari salah satunya dengan mengetahui kondisi pasien

gagal jantung itu sendiri maupun kondisi-kondisi khusus yang menyertai gagal

jantungnya seperti yang tertera pada hasil diagnosis.

Dari hasil kajian efek samping obat kardiovaskuler pada penelitian kali ini,

didapatkan satu kasus terapi yang dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping

yaitu, terapi penghambat ACE dengan jenis obat kaptopril. Penghambat ACE mampu

menimbulkan efek samping berupa gangguan darah, salah satunya adalah anemia.

Tabel XX. Jumlah dan Persentase Pasien Gagal JantungYang Dalam Hasil Diagnosisnya Memiliki Riwayat Penyakit Penyerta Yang akan Diperparah

Kondisinya Oleh Obat-Obat Kardiovaskuler Golongan Obat Jenis Obat Penyakit Penyerta

yang Diperparah Kondisinya

Jumlah Pasien Persentase

Penghambat ACE

Kaptopril Anemia aplastik 1 2,6%

Pada tabel XX ada 1 pasien yang mendapatkan terapi penghambat ACE

dengan jenis obat kaptopril padahal memiliki riwayat anemia aplastik pada hasil

diagnosisnya, hal ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih sebab pemberian

kaptopril dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping yaitu semakin

memperparah kondisi anemia pasien yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Bab V

Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

1. Jumlah jenis obat kardiovaskuler dalam peresepan yang memiliki dosis kurang

sesuai dengan standar sebanyak 11 jenis obat (50%) dari jumlah total jenis

obat kardiovaskuler yang diberikan dalam peresepan (22 jenis).

2. Kombinasi obat-obat kardiovaskuler yang potensial untuk terjadinya interaksi

sebanyak 18 jenis interaksi dengan jumlah kasus sebanyak 71 (186,8%) dari

jumlah total pasien gagal jantung yang mendapatkan terapi obat

kardiovaskuler (38 pasien).

3. Jenis obat kardiovaskuler yang dikontraindikasikan terhadap kondisi gagal

jantung pasien atau terhadap kondisi-kondisi khusus yang menyertai penyakit

gagal jantung pasien seperti yang tertera dalam hasil diagnosis yaitu, valsartan

sebanyak 4 pasien (10,5%) kontraindikasi terhadap gagal ginjal.

4. Jenis obat kardiovaskuler yang kemungkinan akan menimbulkan efek samping

atau memperparah kondisi gagal jantung pasien maupun kondisi-kondisi

khusus yang menyertai gagal jantung pasien adalah kaptopril dengan jumlah

sebanyak 1 pasien (2,6%), efek samping yang mampu ditimbulkan atau

diperparah kondisinya adalah anemia aplastik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disarankan sebagai berikut:

1. Bagi pihak RSUP Dr. Sardjito

a. Perlu diperhatikan penggunaan obat yang memerlukan penyesuaian dosis

b. Pada pemberian beberapa kombinasi obat, perlu diperhatikan adanya

kemungkinan interaksi obat yang terjadi

c. Obat-obat yang dikontraindikasikan terhadap kondisi gagal jantung pasien

atau kondisi-kondisi khusus pasien yang menyertai penyakit gagal jantung

sebaiknya dihindari penggunaannya.

d. Perlu adanya pemantauan efek samping obat yang digunakan.

2. Bagi pihak pendidikan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

a. Perlu dilakukan suatu penelitian lebih lanjut yang mengevaluasi alasan yang

digunakan para dokter dalam memberikan terapi bagi pasiennya terutama

dalam hal dosis obat, kombinasi obat serta pemilihan obat.

b. Akhir-akhir ini gagal jantung bukanlah lagi suatu penyakit yang hanya

diderita oleh pasien lansia tetapi juga terjadi pada kelompok usia anak-anak

bahkan pada neonatus, maka perlu dilakukan suatu penelitian lanjut terhadap

kelompok usia anak-anak tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2000a, Kesehatan Anak, dalam Standar Pelayanan Medis RSUP DR. Sardjito, Buku 2, bab XI, 167-170, Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta.

Anonim., 2000b, Penyakit Jantung, dalam Standar Pelayanan Medis RSUP DR.

Sardjito, Buku 3, bab XVI, 87-88, Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta. Anonim., 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta. Braunwald E., 2000, Heart Failure, in Wintrobe M.M., et al, Harrison’s Principles of

Internal Medicine, 6thEdition, Mc Graw Hill, New York. Braunwald, Fauci, Kasper, Hauser, Longo, Jameson., 2002, Harrison’s Principles of

Internal Medicine : Harrison’s Manual of Medicine, 5th edition, 556, Mc Graw Hill, USA.

Bustami Z.S., dan Muchtar A., 1999, Obat Gagal Jantung, dalam S.G Ganiswara,

(Ed.), Edisi 4, Farmakologi dan Terapi, 271-288, FK-UI, Jakarta. Deedwania P.C, Carbajal E.V, 1995, Congestive Heart Failure, dalam Michael H.C.,

Current and Treatment in Cardiology, 152, Appleton and Lange, a Simon and Schuster Company, USA.

Dipiro J T., 2003, AHFS Drug Handbook, 2nd edition, 124-125, Lippincott Williams

and Wilkins, USA. Ganong W.F., 1999, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, 529, EGC, Jakarta.

Hidayati W.B., 2001, Gagal Jantung : Masalah Utama Penyakit Kardiovaskuler, Medika, 27 (4), 266.

Izenberg N, 2000, Pediatric, 2-3, Springhouse Corporation, Pennsylvania.

Kisworo B., 1996, Teknik Diagnosis Gagal Jantung, Medika, 22 (6), 474.

Knight J.F., 1989, Usahakan Jantung Sehat, diterjemahkan oleh M. Panjaitan dan Lina Lintang, 83-85, Indonesia Publishing House, Bandung.

Lefrandt R., 1996, Penanganan Gagal Jantung Kongestif Berat dengan Penyekat Beta

(Bisoprolol) di ICCU RSUP Manado, Medika, 22 (10), 703, 768-774. Meece J., 2003, Diabetes Mellitus : Pathophysiology and Complications,

International Journal of Pharmaceutical Compounding, 7(1), 17.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Mutscler E., dan Derendorf H., 1995, Drug Action : Basic Principles and Therapeutic Aspect, 347, 353, CRC-Press, Boston.

Nelson W.E, 1996, dalam Wahab, (Ed.), edisi 15, volume 2, Ilmu Kesehatan Anak,

1658-1662, EGC, Jakarta. Nurkusuma D.D., 2001, Posyandu Lanjut Usia di Puskesmas Pare Kabupaten

Temanggung, Medika, 27(8), 531. Panjaitan C.Z., 1991, Tetap Bugar Sampai Tua : Terobosan Baru Untuk Mencapai

Usia Maksimal, 83-85, Indonasia Publishing House, Bandung. Pratiknya A.W., 2001, Dasar-Dasar metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, Edisi 1,10-13, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Santoso B., 1996, Principles of Rational Prescribing, Medical Progress, 23(10), 6-9.

Santoso B., 1997, Drug Interaction In Southeast Asia, Medical Progress, 24(5), 5-8.

Setiawati A., 1999, Interaksi Obat, dalam S.G Ganiswara, (Ed.), edisi 4, Farmakologi dan Terapi, 800-810, FK-UI, Jakarta.

Shryock H, MD., dan Hardinge M.G, MD., 2003, Kiat Keluarga sehat : Mencapai

Hidup Prima dan Bugar, Jilid 3, 13, Indonesia Publishing House, Bandung.

Susilowati M.R.D., 2002, Evaluasi Dosis, Interaksi, dan Kontraindikasi Peresepan

Obat Kardiovaskuler Pada Pasien Geriatri Gagal Jantung Kongesti Rawat Inap di Rumah Sakit Panti RapihYogyakarta Periode Januari - Juni 2000, Skripsi, 5-6, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Tjay T.H., dan Raharja K., 2002, Obat-Obat Penting, Edisi 5, 38, 549-558, PT Elex

Media Computindo Gramedia, Jakarta. Wells B.G., Dipiro J.T., Schawinghammer T.L., Hamilton C. W., 2003,

Pharmacotherapy Handbook, 5th Edition, 56-63, McGraww Hills, New York.

Woodley M., 1995, Pedoman Pengobatan, 171, Departement of Medicine,

Washington University.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Lampiran 1. Daftar Jenis Obat Kardiovaskuler Yang Perlu Dilakukan Penyesuaian Dosis Dalam Peresepan Obat Kardiovaskuler Untuk Pasien Gagal Jantung Di Instalasi Rawat Inap RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan IONI 2000

No. Jenis Obat Σ Kasus

Dosis pada Resep Dosis Standar pada IONI 2000

Jenis Ketidaksesuaian

1 .

Kaptopril 1

2 1

Dosis awal 2 x 12,5 mg Dosis lazim 3 x 12,5 mg

3 x 12,5 mg 2 x 12,5 mg

Dosis awal 2 x 6,25 mg-12,5 mg Dosis lazim 2 –3 x 25 mg

SS

DS

DS DS

2. Valsartan (Blopress)

2 1

1 x 16 mg 1 x 8 mg

80 mg sekali sehari DS DS

3. Digoksin 1

1

2 x 0,025 mg PC

1 x 1 tab (0,25 mg)

* Dosis awal (digitalisasi cepat) 1-1,5 mg / 24 jam (digitalisasi tidak cepat) 250-500 mcg / hari Dosis lazim 125-250 mcg / hari (pada fibrilasi atrial) 250-500 mcg / hari (keadaan gawat) *Dosis lazim lanjut usia 125 mcg / hari

DS

DS 4. Prazosin

(Minipress) 1 1 x 0,4 mg Dosis awal

0,5 mg 2-4 x / sehari Dosis lazim 1 mg 2-3 x / sehari

DS

5. Nifedipin 1 5 mg sekali sehari Dosis awal 2 x 10 mg Dosis lazim 2 x 10-40 mg

DS

6

Dipiridamol

1

3 x 75 mg

300-600 mg sehari dalam dosis terbagi 3-4 x sebelum makan

DS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Daftar Jenis Obat Kardiovaskuler Yang Perlu Dilakukan Penyesuaian Dosis Dalam Peresepan Obat Kardiovaskuler Untuk Pasien Gagal Jantung Di Instalasi Rawat Inap

RSUP DR. Sardjito Tahun 2003 Berdasarkan IONI 2000 No. Jenis Obat Σ

Kasus Dosis pada Resep Dosis Standar pada

IONI 2000 Jenis

Ketidaksesuaian 7. Asetosal

(Ascardia) 1 320 mg • Pencegahan

sekunder penyakit serebrovaskular

75-300 mg • Mengurangi

kematian setelah infark miokardium

150-300 mg

AS

8. Isosorbid dinitrat

3 3 x sehari, 5 mg 40-160 mg sampai 240 mg k/p

DS

9. Amiodaron (Cordaron)

2 1 x sehari, 100 mg

# 3x sehari, 200 mg selama 1 minggu

# 2x sehari, 200 mg selama 1 minggu berikutnya

# Dosis lazim, 200 mg sehari

DS

10. Furosemid (Lasix, Furosemid)

1

1 1

1

1

½ - ½ - 0 20 mg – 20 mg 3 x 1, 40 mg I.1 x sehari, 5mg II.2 x sehari, 5mg 2 x 400 mcg 2 A / 8 jam

� Dosis awal 40 mg / sehari � Dosis lazim

20 mg / sehari lalu dilanjutkan 40 mg / sehari tingkatkan hingga 250 mg

1-3 mg / KgBB / sehari

� Dosis awal 20-50 mg / 24jam

DS

AS DS

DS

AS 11. Spironolakton

( Aldacton ) 1

1

1

I. 1 x ¼ tablet, 100 mg II. 2 x ¼ tablet, 100 mg 1 - 0 – 0 ; 12,5 mg I. 1 x 40 mg II. 1 x 25 mg III. 2 hari sekali

� Anak 3 mg / kg dalam dosis terbagi

� dewasa 100-200 mg sehari � Anak 3 mg / kg dalam dosis terbagi

AS

DS

I AS II. DS III. DS

Keterangan : AS : Di Atas Standar DS : Di Bawah Standar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Lampiran II.

Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Pusat

DR. Sardjito (Bagian Kesehatan Anak)

Gagal Jantung Pengertian

Gagal jantung secara klinis dideflnisikan sebagai suatu keadaan, jantung tidak mampu lagi menghasilkan isi semenit yang cukup untuk kebutuhan tubuh, atau tidak mampu lagi mendorong darah ke a. pulmonalis atau kedua-duanya. Dari segi praktis, gagal jantung dibagi raenjadi 3 macam :

1. Gagal j antung kanan 2. Gagal j antung kiri 3. Gagal j antung kanan dan kiri Ketidakmampuan jantung kanan menyebabkan darah tertimbun dalam atrium

kanan, vena cava dan sirkulasi besar. Gagal jantung kiri banyak disebabkan oleh stenosis katup mitralis karena demam rematik. Pada keadaan ini atrium kiri mengalami dilatasi dan hipertrofi. Aliran darah dan paru ke atrium kiri terbendung, akibatnya tekanan dalam vena pulmonalis meninggi dan kemudian juga pada kapiler paru dan a. pulmonalis. Bendungan darah dalam paru menyebabkan sesak napas waktu bekerja (dyspnea d'effort) atau waktu tidur (prthopnea). Pada anak, bendungan paru ini sering menimbulkan batuk. Untuk memperbesar isi semenit, jantung memperkuat sistole dan frekuensi denyut jantung juga meningkat, sehingga terjadi takikardi.

Gagal jantung kanan dan kiri terjadi sebagai kelanjutan dari gagal jantung kiri. Setelah terjadi hipertensi pulmonal, terjadi timbunan darah dalam ventrikel kanan, selanjutnya terjadi gagal jantung kanan. Penyebab Gagal Jantung - Pada minggu pertama, biasanya karena :

• Hyploplastic left heart syndrome • Koarktasio aorta • Transposisi pembuluh darah besar • Penyakit endomiokardium, terutama iniokarditis karena virus coxsackie B • Infusiensi katup trikuspidal dengan septum masih utuh • Anomali Einstein • Disfungsi miokardium karena hipoksemia berat • Fistula arteriovenosa • Anemia, umumnya anemia hemolitik kronik kongenital • Polisitemia • Bayi dari ibu dengan diabetes mellitus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

- Pada tahun pertama, biasanya karena : • Transposisi arteria besar • Kelainan jantung kongenital dengan shunt dari kiri ke kanan yang cukup

besar • Takikardi supraventrikular

- Pada anak yang lebih besar, biasanya karena : • Demam rematik • Hipertansi karena kelainan ginjal • Miokarditis (karena demam rematik dan lain-lain) • Anemia • Endokarditis infeksiosa pada kelainan jantung ringan • Fibrosis kistik (melalui kor pulmonal).

Diagnosis Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut: 1. Gejala dan tanda tak spesifik

• Kelelahan waktu makan dan minum • Anoreksia • Muntah • Pertumbuhan badan terlambat • Iritabel

2. Gagal jantung kanan (kongesti darah di sirkulasi besar) • Takikardi • Takipnea • Desakan vena meninggi • Hepatomegali • Edema • Asites • Kardiomegali

3. Gagal jantung kiri (kongesti di paru) • Batuk kronis • Seringbersin • Dyspnea d'effort • Takikardi • Kardiomegali

4. Gagal jantung kanan dan kiri (gabungan 2 dan 3) 5. Gejala dan tanda lain :

• Edema muka / preorbital • Ronki basah basal • Irama gallop • Anggota basan dingin dan lembab • Keringat keluar terus-menerus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Tatalaksana Penderita baru dengan gagal jantung boleh dirawat jalan, bilamana gagal

jantung tidak berat dan penderita serta keluarganya bisa diajak kerjasama (sebenarnya lebih baik penderita gagal jantung dirawat inap). Tatalaksana penderita rawat inap 1. Tirah baring, sering enak pada posisi setengah duduk 2. Oksigenasi adekuat 3. Diit jantung, kalau perlu rendah garam. 4. Medikamentosa:

Digitalis : kebanyakan yang dipakai adalah digoksin, diberikan dengan dosis inisial yang selanjutnya dengan dosis rumat: Dosis inisial: - Prematur/neonatus : 0,03-0,05 mg i.v. atau i.m.: 0,04-0,06 mg peroral. - Umur 2 minggu-2 tahun : 0,04-0,06 mg i.v. atau i.m.: 0,06-0,08 mg peroral. - Lebih dan 2 tahun : 0,02-0,04 mg i.v. atau i.m.: 0,04-0,06 mg peroral.

Cara Pemberian : Dosis inisial diberikan dalam 24 jam : mula-mula '/2 dosis, 8 jam kemudian V* dosis dan 8 jam kemudian % dosis. Bagan pemberian digitalis

8 jam 8 jam 8 jam ---------- x --------- x --------- x ---------- x

½ dosis ¼ dosis ¼ dosis rumat Dosis rumat: 1/3-1/5 dosis inisial, diberikan dalam 2 kali/hari; atau diberikan 2 kali sehari dengan dosis 0,01 mg/kg bb/kali pemberian dengan dosis maksimum 2 x 0,125 mg (tidak boleh melebihi 1 tablet sehari). - Diuretik : biasanya tidak diberikan secara rutin, hanya pada keadaan tertentu ; istirahat, diit rendah garam dan digitalis kurang berefek, atau diberikan pada gagal jantung kanan murni.

a. Furosemid: 0,5-0,75 mg/kg bb/kali, i.v., dapat diulang tergantung keadaan, maksimal 8 mg/kg bb/hari : 1 -1,5 mg/kg bb/kali, per os, dapat diberikan 3 kali pemberian b. Ethacrynic acid : 0,5 - 1 mg/kg bb/kali, i.v., dapat diulang 12 jam sekali 10-20 mg/kg bb/hari, per os, dibagi 3-4 dosis c. Klorotiazid : 20 - 50 mg/kg bb/hari, per os, dibagi 3-4 dosis d. Spironolakton (Aldakton): 2 - 3 mg/kg bb/hari agar dapat memperbesar resistensi kalium dan menghambat aldosteron.

- Antibiotik : mungkin diperlukan (tergantung penyebab). - Sedativa ringan bila diperlukan.

5. Pada gagal jantung karena anemia harus dikerjakan transfusi PRC. Pemantauan - Keadaan umum, tanda utama frekuensi nadi dan respirasi. - Volume air kemih tampung 24 jam. - Oksigenasi. - Kemungkinan intoksikasi digitalis, terutama karena dosis berlebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Catatan: Intoksikasi digitalis ditandai: - Gejala ekstrakardial: nausea, muntah - Gejala kardial: ekstra sistole, bigemini, blokade AV, aritmia sinus yang jelas,

takikardia atrial paroksismal. Tatalaksana intoksikasi digitalis - Hentikan pemberian digitalis - Hentikan pemberian diuretik - Monitor dengan EKG terus-menerus - Obati aritmia yang timbul - Periksa kadar elektolit, beri kalium seperlunya sampai kadar kalium normal - Kemungkinan perlu transfusi tukar. Tatalaksana penderita rawat jalan 1. Medikamentosa:

- Digitalis rumatan, misalnya : digoksin (lihat atas), maksimum diberikan 2 x 0,12 mg/hari

- Diuretik : tiap bulan 2. Kontrol: tiap bulan 3. Dipantau : keluhan, tanda fisik, kalau perlu EKG dan foto Rontgen dada. Penderita dinyatakan sembuh bilamana gejala dan tanda sudah menghilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Standar Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Pusat

DR Sardjito (Bagian Penyakit Jantung)

Gagal Jantung Definisi

Merupakan gambaran kegagalan jantung untuk memberikan aliran darah yang dibutuhkan, dengan sendirinya nutrisi dan oksigen untuk proses metabolisme jaringan.

Kriteria a. Kerusakan miokard secara langsung :

1. penyakit jantung koroner; 2. keadaan kekurangan vitamin (beri-beri); 3. miokarditis; 4. kardiomiopathi.

b. Proload yang tinggi: 1. atrial septal defect; 2. ventrikular septal defect; 3. aortic regurgitation; 4. mitral regurgitation; 5. patent ductus arteriosus.

c. Afterload yang tinggi: 1. aortic stenosis; 2. systemic hipertension; 3. pulmonic stenosis; 4. coarctation of the ventrikel. d.

Keterbatasan pengisian ventrikel: 1. mitral stenosis; 2. constrictive pericarditis; . 3. restrictive cardiomyopathies.

Pemeriksaan Pemeriksaan fisik diagnostik, rekaman elektrokardiografi foto thoraks, pemeriksaan pulmonary disease, infeksi baru. Edema akibat penyakit ginjal dan hepar.

Pengelolaan Gagaljantung deraj at ringan

1. digoksin, dosis dikurangi pada gangguan fungsi ginjal. 2. diet, rendah garam. 3. aktivitas, dikurangi sesuai kemampuan.

Gagal jantung derajat sedang 1. digoksin dengan loading dose dan dosis pemeliharaan, 2. diet, tanpa garam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

3. aktivitas, pembatasan aktivitas dengan istirahat secukupnya.

Gagal jantung derajat berat Seperti pada gagal jantung derajat sedang, hanya pasien perlu opname, obat vasodilator.

Kriteria sembuh Frekuensi jantung normal, tidak sesak napas, edema dan sianosis menghilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

Lampiran 3. Data Analisis Peresepan Obat Kardiovaskuler Pasien Gagal Jantung di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit DR. Sardjito Tahun 2003

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I *) Efek samping **)

No. MR: 1108159 JK/usia: P/26 thn Lama dirawat: 6 hari DU: CKD stage

V e.c susp GNC

DK: - DL: Decompensasi

cordis gr III e.c susp HHD

HT sta II Anemia normositik-normokromik

Komplikasi: -

EKG: STC HR 106x/menit Kardiomegaki +

Asam folat

CaCO3 Lasix Tensivak

Asam folat Kalsium-karbonat Furosemide Amlodipin -bensilat

3x1 3x1 1 A/12 jam 1x10 mg

6 hari 6 hari 6 hari 6 hari

SS SS SS SS

Furosemide+amlo-dipin bensilat

-

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I *) Efek samping **)

No. MR: 1090959 JK/usia: L/71 thn Lama dirawat: 7 hr DU: Anemia aplastik

D K: Anemia aplastik

DL:

Decom.cordi

s gr II

HT gr II Komplikasi: Pasien meninggal dunia

EKG: HR 96x/mnt Susp LVH Dying heart Flat pupil Midriasis maksimal

Kaptopril I Kaptopril II Prednison Dopamin I Dopamin II Dopamin III Ceftriakson Radin Antasid Fluimycil Vitonal Ekstra PRC *dexamethason *lasix Transfusi PRC (lasix pre transfusi)

Kaptopril Prednison Dopamine Ceftriakson Ranitidin Antasid Asetilsistein Multivitamin Dexamethason Furosemide Furosemide

2x12,5 gr 3x12,5 gr 6-3-0 6 tetes/makro 9 tetes/makro 12 tetes/makro 1 gr/ 12 jam 1 A/ 12 jam 3xCI 3xCI 3x1 1 A/ jam 1 A/ jam 1 kalf / jam

1 hari 6 hari 2 hari 5 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 3 hari 3 hari 7 hari

SS DS SS SS SS SS SS SS SS SS SS

SS

SS SS

Kaptopril+furosemid -

Kaptopril memperburuk kondisi anemia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I *) Efek samping **)

No. MR: 1083543 JK/usia: L/11 thn Lama dirawat: 7 hr

DU: gagal ginjal kronik

DK: - DL: Decomp.cordis

ISK Retinopati

Komplikasi: pasien meninggal dunia

EKG: -

Cefotaksim Amoksisilin Furosemide Calcidin Parasetamol Dopamine Ceftazidime Eks.lasix Asam nalidiksat UGD : Aminoleban Dopamine Albumin D 10 ½ %

Cefotaksim Amoksisilin Furosemide Multivitamin Parasetamol Dopamine Ceftazidime Furosemide Asam nalidiksat Campuran nutrisi Dopamine Albumin Cairan elektrolit

3 x 650 mg 3 x 350 mg 1 x 20 mg 3 x 1 200 mg k/v 10 cc/200 mg 3 x 500 mg 20 mg 2 x 250 mg 8 cc/ jam 2 cc/jam 40 cc 26 cc/jam

5 hari 4 hari 7 hari 7 hari 7 hari 6 hari 2 hari I hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

AS AS SS SS DS SS AS SS AS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 0874143 JK/usia: P/66 thn Lama dirawat: 9 hr

DU: gagal ginjal terminal

DK: CRF dengan HD 2 x seminggu

DL: - Komplikasi: Decomp.cordis HT Anemia Bronchopneumonia

EKG: STC 104 x/ mnt

Augmentin Lasix Ketosteril CaCO3 Folavit Nefrovit Norvask Natrilix Blopress Mucophect Codein Aminophylin Eprex Cefobid

Co amoksiklav / amoksisi-lin-asam klavulanat Furosemide As.amino esensial Kalsium karbonat As.folat As.folat Amlodipin -bensilat Indapamid Valsartan Ambroxol Codein Aminophylin Apoetin � sefoperazon

2 x 500 mg 2 x 1 3 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 2 x 5 mg 1 x 1 1 x 16 mg 1 x 1 3 x 1 2 x 1 gr

9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari 9 hari

DS

SS SS SS SS SS SS

SS DS SS SS SS SS SS

Furosemide+inda-pamide CaCO3+indapamide Valsartan+amlodipin bensilat

Valsartan terhadap gagal ginjal

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I *) Efek samping **)

No. MR: 1113040 JK/usia: L/44 thn Lama dirawat: 1 hari DU: ST elevated

myocard infark

DK: - DL: Decomp cordis

Sepis Ischaemic heart desease

Komplikasi: -

EKG: S T C.HR 115 x / mnt VES frekuensi RPBB komplet RVH

Ceftriakson Azitromicin Lasix ISDN Trombo - aspilet Fluimycil Sistenol KSR Inf. asering

Ceftriakson Azitromicin Furosemide Isosorbid - dinitrat Asetosal Asetilsistein Parasetamol Kalium-klorida Cairan elektrolit

1 g / 12 jam 1 x 500 mg 1 A / 12 jam 3 x 5 mg 2 x 80 mg 3 x C I 3 x 1 k/p 2 x 1 12 tts / mnt

1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

1 hari

1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

SS SS SS SS

SS

SS SS SS SS

-

- -

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I *) Efek samping **)

No. MR: 0011631 JK/Usia: L/19 thn Lama dirawat: 1 hari DU: Thallasemia �

mayor

DK: - DL: Decomp.cordis

Syok -kardiogenik Hemosiderosis

Komplikasi: pasien meninggal dunia

EKG: HR 115 x /mnt PR memanjang Surp HVKa

Lasix I Lasix II Transfusi PRC - Dexameth. - Lasix Diazepam Dondexin + anti histamin Parasetamol Novalgin

Furosemide Furosemide Transfusi PRC -Dexamethason -Furosemide Diazepam Difenhidramin -kombinasi Parasetamol Antalgin

40 mg 2 – 4 mg/kgBB/x 5cc/kgBB/hr K/P 5 A 1 sub K/P 1 tablet

1 hari 1 hari

1 hari

1 hari 1 hari

1 hari 1 hari

SS SS

SS

SS SS

SS SS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1106270 JK/usia: P/3 bln Lama dirawat: 5 hari DU: Supraventrikuler

takikardi

DK: Decomp.cordis PJB ASD

DL: - Komplikasi: -

EKG: HR 214 x /mnt SVT ASD secundum kecil L-R shunt M I sedang T I berat

Digoksin Minipress

Digoksin Prazosin

2 x 0,025 mg PC 0,4 mg

5 hari 1 hari

D S D S

Digoksin+prazosin - -

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping **)

No. MR: 0718776 JK/usia: P/4 thn Lama dirawat: 6 hari DU: Vomitus profuse

tanpa dehidrasi DK: - DL: Decomp.cordis Komplikasi: -

EKG: -

Cefotaxim Parasetamol Cupressin

Cefotaksim Parasetamol Delapril

3 x 500 mg 150 mg K/P I x CI

6 hari 3 hari 1 hari

AS SS SS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data

laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen

Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1089584 JK/usia: L / 58 thn Lama dirawat: 44 hari DM: Tetanus gr I DL: Decomp.cordis

Diabetes mellitus Gangren gigi

Komplikasi: -

EKG:

-

Per-oral: Cedocard Radin T. aspilet Neurobion Stugeron Climadan Digestadon Farmachrol Sistenol Novalgin Diazepam Glibenklamid Glucophag Amaxil New diatab Pamol ISDN Non-oral : Inf. Flagyl(+RL) Atropin sulfat Inj.Valium Novalgin Baralgin Lidocain Dalacin C –

Isosorbid -dinitrat Ranitidin Asetosal Vit. B kompleks Sinarizin Klindamisin Domperidon Aluminium –hidroksida Parasetamol Antalgin Diazepam Glibenklamid Metformin Glimepiride Attapulgit aktif Parasetamol Isosorbid dinitrat Metronidazol Atropin sulfat Diazepam Antalgin Antalgin(pengganti Novalgin) Lidocain -hidroklorida Klindamisin

3 x 1 2 x 1 1 x 2 3 x 1 3 x 1 4 x 1 1 x 1 3 x 1 k/p k/p k/p 1-1-0 2 mg 3 x 1 1 x 1 3 x 1, (pengganti cedocard) 3 x 300 mg k/p k/p 1 A/24 jam 1 A/24 jam 100 mg/15-20 mnt 300 mg/6jam

36 hari 35 hari 40 hari 43 hari 24 hari 27 hari 10 hari 11 hari 9 hari 6 hari 3 hari 1 hari 1 hari 8 hari 24 hari 8 hari 6 hari 1 hari 9 hari

DS SS SS AS SS SS DS SS SS SS SS SS SS SS DS SS SS SS SS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

phosphat Ekst. Pronalges H2O2 Tarivid tts Metronidazol Inf. Martos+aminovel Valium R L

Ketoprofen Hidrogen -peroksida Ofloksasin Metronidazol Maltosa+as.amino Diazepam Cairan elektrolit

1 x sehari 1 x sehari 3 x sehari 500mg drip 1 : 1, 2 hari sekali 5 A dalam 500 cc R L 12-12-12

1 hari 1 hari 21 hari 8 hari 8 hari 8 hari 3 hari

SS SS SS SS SS SS SS

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 0120783 JK/usia: P/59 thn Lama dirawat: 1 hari DU: Unstable angina

pectoris Decomp.cordis -gr II etc. IHD/HHD

DK: - DL: HT sta. II Komplikasi: -

EKG:

HR 80 x / 1 menit

Aspar K ISDN T. aspilet Diazepam Lasix Simvastatin Ascardia Inj. Antalgin Inj. Valium

Kalium L-aspartat Isosorbid dinitrat Asetosal Diazepam Furosemide Simvastatin Asetosal Antalgin Diazepam

2 x 1 3 x 5 mg 2 x 80 mg 2 x 5 mg 1 A/12 jam 1 x 10 mg 320 µg 500 mg 5 mg

1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

SS

SS SS AS SS SS AS SS SS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1110293 JK/usia: P/70 thn Lama dirawat: 8 hari DU: Sepsis DK: - DL: Decomp.cordis gr

III ec susp.HHD

GEA Komplikasi: -

EKG:

S T C APB jarang Susp LVH HR 120 x /mnt

Ceftriakson Parasetamol Domperidon -tab Aspar K Inj.Lasix Inj.Flodex Inj.metronida-zole Inj.gentamyc-in Digoksin Lasix tab

Ceftriakson Parasetamol Domperidon tab Kalium L-aspartat Furosemide Metronidazole Metronidazole Gentamycin Digoksin Furosemide

1 gr/12 jam 3 x 1 K/P 3 x 1 AC 3 x 1 1 A/12 jam 500 mg/8 jam 500 mg/8 jam 60 mg/ 12 jam 2 x ½ tab 1-1-0

7 hari 2 hari 5 hari

8 hari 6 hari 1 hari 5 hari

5 hari

3 hari 1 hari

SS SS SS

SS SS

AS

SS SS

Digoksin+furosemide - -

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1110397 JK/usia: P/25 thn Lama dirawat: 5 hari DU: AIHA tipe

campuran

DK: - DL: Decomp.cordis

gr I-II ec AHD

AIHA tipe campuran Hiperurisemia

Komplikasi: -

EKG: S T C

Inj.Ceftazidime Inj.medixone Inj.sotatic Sistenol lasix

Ceftazidime Metil -prednisolon Metoklopramida Parasetamol Furosemide

1 gr/8 jam 12 gr/6 jam K/P K/P 1-0-0

5 hari 5 hari

1 hari

1 hari 5 hari

SS SS

SS

SS SS

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

(Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1108097 JK/usia: L/34 thn Lama dirawat: 8 hari DU: CKD st.V ec

susp.GNC DK: - DL: Decomp.cordis gr

I/II et causa susp HHD

Hipertensi st II Komplikasi: -

EKG: STC Hr 110 x / mnt Iskemik interval

Inj.lasix Nifedipin Tensivask CaCO3 As.folat Approvel Maintate

Furosemide Nifedipin Amlodipin -bensilat Kalsium karbonat Asam folat Valsartan Bisoprolol

2 A/ 8 jam 5 mg 1 x 10 mg 3 x I 3 x I 1 x 150 mg 1 x I (10 mg)

8 hari 1 hari 8 hari 8 hari 8 hari 1 hari 5 hari

SS DS SS

SS SS SS SS

Furosemide+nifedipin

Furosemide+amlodipin Furosemide+bisoprolol Furosemide+valsartan Nifedipin+bisoprolol Nifedipin+valsartan Amlodipin+bisoprolol Amlodipin+valsartan Bisoprolol+valsartan

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 0080185 JK/usia: P/67 thn Lama dirawat: 38 hari DU: intra cerebral

infarction

DK: - DL: Decomp.cordis

DM II NO Bronchopneumonia

Komplikasi: pasien meninggal dunia

EKG: STC

Nicholin Neurocet Blopress Farmasol Vasotin Asering Kenalog in -ora base Ka En 3 B Digoksin Tensivask Aspar K Ekst. parasetamol Inj.ceftriakson Metformin Neurotam Polimixin B

Citikolin Pirasetam Valsartan Asetosal Dipiridamol Cairan elektrolit Kortikosteroid Natrium klorida+glukosa Digoksin Amlodipin bensilat Kalium L-aspartat Parasetamol Ceftriakson Metformin Pirasetam polimiksin

2 x 500 mg 4 x 3g 1 x 8 mg 3 x 100 mg 3 x 75 mg 20 tpm 3 x sehari 20 tpm 1x1 tab (0,25 mg) 1 x 10 mg 3 x 2 tab 1 tab K/P 2 gr/24 jam 2 x 500 mg 4 x 3 1 x I tab

SS SS DS DS DS SS SS

SS

AS

SS

SS

SS SS

SS SS SS

Valsartan+digoksin Valsartan+amlodipin bensilat Digoksin+amlodipin bensilat

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1110353 JK/usia: P/85 thn Lama dirawat: 8 hari DU: Decomp.cordis

gr IV etc. susp.HHD dengan edema pulmo

DK: - DL: CAP resiko IV

DM II NO dengan hiperglikemia HT stad.I

Komplikasi: -

EKG: LVH OMI antero septal

Lasix Digoksin Cedocard Aspar K Capoten T.aspilet Inj.ceftriakson Flumycil R L Azithromicin Furosemide

Furosemide Digoksin Isosorbid dinitrat Kalium L-aspartat Kaptopril Asetosal Ceftriakson Asetilsistein Natrium laktat Azithromicin Furosemide

1-1-0 2 x ½ 3 x 5 mg 2 x 1 3 x 12,5 mg 1 x 80 mg 1 gr / 12 jam 3 x CI 3 x 10 unit 1 x 500 mg 1-1-0

8 hari 8 hari 8 hari 4 hari 8 hari 3 hari 5 hari 5 hari 5 hari 1 hari 1 hari

SS SS SS SS SS SS SS

SS SS SS SS

Furosemide+digoksin Furosemide+kaptopril Digoksin+kaptopril

- -

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data

laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. M R: 0996158 JK/usia: P/5 thn Lama dirawat: 8 hari DU: Decomp.cordis DK: - DL: - Komplikasi: -

EKG: - Ceftriakson Claforan Rocephin Toradol Metoclopramid Transibroncho Kemicetin Cefiksim Aldacton Alinamin F

Ceftriakson Cefotaksim Ceftriakson Ketorolak trometamol Metoklopramid Ambroxol Kloramfenikol Cefiksim Spironolakton Tiamin tetrahidro –sulfuril disulfida basa

500 mg 1 x 500 mg 2 x 500 mg 3 x 15 mg k / P 3 x 1 cth 5 mg/kg/x 1 x ½ 3 x 50 mg

1 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari

SS SS AS SS

SS SS

SS SS SS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 0376961 JK/usia: P/67 thn Lama dirawat: 4 hari DU: Gagal ginjal -

terminal

DK: - DL: - Komplikasi: Decomp.cordis Anemia Bronchopneumonia

EKG: OMI anterior

CaCO3 As. Folat Approval Radin Theranex Furosemide Nifedipin As.Mefe-namat Diabetion Osteocal Ketosteril Imunos Lasix Primperon Cefobid Aminophylin Rocatrol

Kalsium karbonat As. Folat Valsartan Ranitidin As. Traneksamat Furosemide Nifedipin As. Mefenamat Besiglukonat Kalsium-magnesium As. Essential Mineral Furosemide Pankreatin Sefoperazon Aminophylin Kalsitrol

3 x 1 3 x 1 1 x 1 2 x 1 3 x 1 2 x 1 1 x 10 mg 1 x 1 1 x 1 3 x 1 1 x 1 1 A/8 jam k / P 1 gr / 12 jam 3 x 1 1 x 1

4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

1 hari 1 hari

1 hari 1 hari 4 hari 4 hari 4 hari 2 hari 1 hari

SS SS SS SS SS SS SS

SS

SS SS

SS SS SS SS SS SS SS

Valsartan+furosemide

Valsartan+nifedipin Furosemide+kalsium karbonat

Val-sartan ter-hadap gagal ginjal

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1089561 JK/usia: P/23 thn Lama dirawat: 12 hari DU : effusi pleura

sinistra etc. specific proses

DK: - DL: Decomp.cordis

gr II etc. cardiomyopathyperipartum

Anemia nomositik-normokromik

Komplikasi: -

EKG: S T C

Ceftriakson Azithromicin Pavol Atrovent Pulmicort Sistenol Lanoxin Digoksin Lasix tab Kaptopril

Ceftriakson Azithromicin Parasetamol Ipratropium -bromida Budesonid Parasetamol Digoksin Digoksin Furosemide Kaptopril

2 gr / 24 jam 1 x 500 mg(I) 1 x 250 mg 3 x 1 K/P 2 cc 2 cc 3 x 1 K/P ½ A 2 x ½ tab 1/2 –0-0 2 x 6,25

7 hari 7 hari 1 hari 1 hari 1 hari 11 hari 1 hari 9 hari 3 hari 3 hari

SS SS

SS SS

SS SS SS SS SS SS

Digoksin+furosemide Digoksin+kaptopril Kaptopril+furosemide

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data

laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen

Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1067764 JK/usia: L/45 thn Lama dirawat: 15 hari DM : Gagal jantung gr

II DU: Gagal jantung gr IV

susp. Iskemik heart desease

DL: Insufisiensi renal - pyelolithiasis dextra post pyelolitektomi Hiperalbuminema

Komplikasi: -

EKG: OMI anteroseptal LV strain

Inj. Lasix Aspar K Inj. Dolana ISDN Kaptopril Laxadin -sulfa Ceftriakson T. aspilet Radin Nephrolitot-omi Siprofloxad-in ext. Diazepam

Furosemide Kalium L-aspartat Tramadol Isosorbid dinitrat Kaptopril Parafin Ceftriakson Asetosal Ranitidin Heksamin Siprofloksasin Diazepam

2 A / 8 jam 3 x 1 1 A K/P 3 x 5 mg 3 x 6,25 mg 3 x 1 Ct 1 gr / 12 jam 2 x 80 mg 1 A / 8 jam 20-1-200 2 x 500 mg 2000cc/24 jam

15 hari

15 hari 3 hari 12 hari 12 hari 12 hari

6 hari 12 hari 3 hari

1 hari

4 hari

1 hari

AS SS SS SS SS SS

SS SS SS SS

SS

SS

Furosemide+kaptopril - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. M R: 0723488 JK/usia: L/10 bln Lama dirawat: 8 hari DM: Tetralogi fallot DU: Decomp. Cordis DL: Ventrikel –tunggal

Atresia –pulmonal Transposisi –arteri besar

Komplikasi: -

EKG: Ventrikel tunggal TGA P A Kolateral

Cefotaxim Parasetamol Lasix I Aldacton Ambroxol Avil Digoksin Ekst. Lasix Ketotifen Cotrimoxazol

Cefotaxim Parasetamol Furosemide Spironolakton Ambroxol Feniramin maleat Digoksin Furosemide Ketotifen Cotrimoxazol

3 x 320 mg 3 x 70 mg K/P 1 x 5 mg (I) 2 x 5 mg (II) 1 x ¼ tab (I) 2 x ¼ tab (II) 3 x 2/15 tab 3 x 1/6 tab 2 x 1/7 tab 3 mg 2 x ¾ tab 2 x 30 mg

7 hari 8 hari 6 hari 1 hari 6 hari 1 hari 3 hari 7 hari 6 hari 1 hari 4 hari 4 hari 4 hari

SS SS AS AS AS AS SS SS SS SS SS DS DS

Digoksin+furosemide Digoksin+spirono-lakton

- -

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 0943296 JK/usia: L/54 thn Lama dirawat: 5 hari DM: Broncho-

pneumonia

DU: Decomp.cordis Atrial septal deffect

DL: Decomp. cordis Komplikasi: -

EKG: ASD secundum basah Dextroposisi

Nebulizer -bricasma

Lasix Digoksin Aldacton Nebulizer –ventrikel

Terbutalin sulfat Furosemide Digoksin Spironolakton Terbutalin sulfat

½ A K/P 20 mg 2 x 0,1 mg 2 x ½ tab ½ A K/P

3 hari 4 hari 4 hari 3 hari 3 hari

DS

SS SS SS SS

Digoksin+furosemide - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1114971 JK/usia:P/24 th

Lama dirawat: 3 hari

DM: Decomp.cordis gr IV etc.susp. IHD/HHD

DU: Decomp.cordis gr I-II etc.susp. IHD dd cardiomyopathi

DL: Obesitas Komplikasi: -

EKG: STC HR 140 x / mnt Poor wave progression dd OMI antero septal kardiomyopathi

Inj. Lasix Kaptopril ISDN T. aspilet Aspar K

Furosemide Kaptopril Isosorbid dinitrat Asetosal Kalium L-aspartat

1 A/ 8 jam 2 x 6,25 mg 3 x 5 mg 2 x 80 mg 3 x 1

4 hari 4 hari 4 hari 4 hari 4 hari

SS SS DS SS SS

Furosemide+ kaptopril

- -

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 0503376 JK/usia: P/13 thn Lama dirawat: 7 hari DU: Decomp.cordis

Atrial septal -deffect -secundum HT pulmonal

DK: - DL: Down syndrome

Asthma bronkiale

Komplikasi: Down syndrome Asthma bronkiale

EKG: Hipertrophi ventrikel kanan dan kiri

AV blok derajat I

Cefadroxil Digoksin Aminophylin Aldacton Lasix Ambroxol

Cefadroxil Digoksin Aminophylin Spironolacton Furosemide Ambroxol

2 x 400 mg 2 x 0,1 mg 2 x 60 mg 2 x 12,5 mg 1 x 20 mg 3 x 1 cth

7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari 7 hari

DS SS SS SS SS SS

Digoksin+furosemide Digoksin+spirono-lakton

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1087282 JK/usia: P/65 thn Lama dirawat: 3 hari DU: ischaemic heart

desease

DK: - DL: - Komplikasi: -

EKG: NSR

Fluimycil Digoksin Inj. Lasix Becombion F Primperon Profenid Nebulizer Ventolin Flexotide

Asetilsistein Digoksin Furosemide Vit.B komplek Pankreatin Ketoprofen Terbutalin sulfat Salbutamol Flutikason - propionat

2 x 1 capsul 1 x ½ tab 1 A 2 x 1 1 A 4 x 1 4 x 1

3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 2 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

SS SS SS SS SS SS SS SS SS

Digoksin+furosemide - -

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1067681 JK/usia: P/12 thn Lama dirawat: 15 hari

DU: Demam rematik akut

DK: - DL: Decomp.cordis

Prolaps ringan Komplikasi: -

EKG: Sinus takikardi

Asetosal Prednison Ospen Dulcolax

Asetosal Prednison Phenoxymetil –penicillin Bisacodil

4 x 1 tab (I) 3 x 1 tab (II) 3 x ½ tab (I) 2-1-1 tab (II) 1-1-1 tab (III) 3 x 1 tab (250 mg) 1 x 1

7 hari 8 hari 7 hari 7 hari 1 hari 15 hari 1 hari

DS

SS

DS

SS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. M R: 1098285 JK/usia: P/5 thn Lama dirawat: 30 hari DM: Decomp.cordis DU: Decomp.cordis DL: DA ventrikel

septal deffect

Komplikasi: Endokarditis

EKG: -

Lasix Aldacton Prednison Digoksin Ampicillin Gentamisin Glostrum Dulcolax Cefotaksim Candistin Curvit Parasetamol Avil

Furosemide Spironolacton Prednison Digoksin Ampicillin Gentamicin Multivitamin Bisacodil Cefotaksim Nistatin Vitamin Parasetamol Feniramin –maleat

1 mg/kgBB 2 x ½ tab 2 mg/kgBB/hr 2 x ¼ tab 4 x 600 mg 2 x 30 mg 1 x cth 1 x 1 3 x 800 mg 3 x cs 1 x cth 120 mg k/p ½ tab

19 hari 30 hari 1 hari 27 hari 19 hari 29 hari 27 hari 1 hari 8 hari 8 hari 8 hari 1 hari 5 hari

SS SS AS SS AS AS SS SS SS SS SS SS SS

Digoksin+furosemide

Digoksin+spirono-lacton

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data

laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1072124 JK/usia: P/65 thn Lama dirawat: 10 hari DU: CLL DK: - DL: Decomp.cordis Komplikasi: -

EKG: STC NSR Ischaemic antero septal

Sistenol Aspar K Capoten Inf. KaEN -3B Miovitam Cedocard Allopurinol Lanaxin T. aspilet Kaptopril Q – ten Levichol Urdafark Dulcolax

Parasetamol Kalium L-aspartat Kaptopril Natrium klorida Multivitamin Isosorbid dinitrat Allopurinol Digoksin Asetosal Kkaptopril Ubikuinon Multivitamin As.Urso-deoksikolat Bisacodil

K /P 2 x 6,25 mg (I) 2 x 12,5 mg (II) 20 tts/1 mnt 2 x 1 tab 1 x 300 mg 1 tab 1 x 1 k/p 3 x 6,25 mg 1 tab 1 tab 1 tab 1 tab

10 hari 9 hari 8 hari 2 hari

9 hari

10 hari 7 hari 5 hari 3 hari 7 hari 7 hari 3 hari 1 hari 6 hari 6 hari 1 hari

SS SS SS SS

SS

SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS

Digoksin+kaptopril

- -

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1112316 JK/usia: P/32 thn Lama dirawat: 7 hari DU: Post BMV pada

decomp.cordis gr IV etc. MS severe

DK: - DL: - Komplikasi: -

EKG: LVH LAH

Inj. Ceftriakson

Lasix Aldacton Fluimycil Inj. Dexamethason Ospen Pralax

Ceftriakson Furosemide Spironolacton Asetilsistein Dexamethason Phenoxymetil -penicillin Sefalexim

1 gr/ 12 jam ½-0-0 12,5;1-0-0 3 x CI 1 A/12 jam 2 x 1 1 x 1 CII

4 hari 4 hari 6 hari 6 hari 7 hari 3 hari 3 hari

SS SS DS

SS

DS DS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1075906 JK/usia: L/11 thn Lama dirawat: 12 hari DU: Decomp.cordis

kiri

DK: - DL : Penyakit jantung

-rematik Mitral stenosis Mitral -insufisiensi

Komplikasi: -

EKG: Right bundle - branch block

Atrial fibrilasi

Digoksin Lasix Aldacton Ospen As.Salisilat Prednison Antasida Phenoxymetil -penicillin

Digoksin Furosemide Spironolacton Phenoxymetil -penicillin As. Salisilat Prednison Antasida Phenoxymetil -penicillin

2 x 0,125 mg 1 x 40 mg 1 x 40 mg, 2 hari sekali 1 x 40 mg 1 x 25 mg 1 x 25 mg, 2 hari sekali 3 x 250mg/hari 3 x 500mg/hari 2 mg/ kgBB/hari 15 tab (5-5-5) K/P 3 x 250 mg

12 hari 9 hari 4 hari 3 hari 7 hari 4 hari 7 hari 11 hari 11 hari 11 hari 4 hari

SS SS SS

DS SS SS

SS

SS SS

SS SS

Digoksin+furosemide Digoksin+spirono-lacton

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1085908 JK/usia: P/5 bln Lama dirawat: 7 hari DU: Decomp.cordis DK: -

DL: Dextrocardia, ASD besar, PDA kecil, TI trivial Hidrosefalus Conjunctiviti

Komplikasi: -

EKG: Sinus takikardi Ventrikel ekstrim sistole paroxi

HBO2 Parasetamol Largactil Vitamin B1 KCl Cefotaxim Amikasin Digoksin

HBO2 Parasetamol Klorpromasin Vitamin Kalium klorida Cefotaxim Amikasin Digoksin

3 x 35 mg 3 x 3,5 mg 2 x 50 mg 3 x 90 mg 3 x 350 mg 2 x 27 mg 0,1 mg/8 jam (I) 0,05 mg/8 jam (I) 0,05 mg (I) 2 x 0,03 mg (II)

7 hari 7 hari 7 hari 5 hari 6 hari 6 hari 1 hari 6 hari

DS AS SS SS SS AS SS

SS

- - -

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data

laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 0714317 JK/usia: L/7 thn Lama dirawat: 14 hari DM: Decomp.cordis DU: Decomp.cordis

PJB asianotik USD dg endokarditis

Komplikasi: -

EKG: - Ampicillin Gentamicin INH Rifampicin Pirazinamide Vit B6

Ampicillin Gentamicin INH Rifampicin Pirazinamide Vitamin B6

4 x 1 gr 2 x 45 mg 10 mg/kgBB/hari, 1 x 1 15 mg/kgBB/hari, 1 x 1 25 mg/kgBB/hari, 2 x 1 1 x 1, 10 mg

13 hari

13 hari 8 hari 8 hari 8 hari 8 hari

AS

DS

SS

AS

AS

SS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1074618 JK/usia: L/50 thn Lama dirawat: 1 hari DM: Penurunan -

kesadaran etc. encephalitis

DU: Penurunan -kesadaran etc. encephalitis

DL: Decomp.cordis gr II etc. susp. cardiomyopathi

Komplikasi: -

EKG: Tall T

Lasix Aspar K Ceftriakson Sistenol Inj. Nicholini Inj. Zeftrix Inj. Tyason

Furosemide Kalium L-aspartat Ceftriakson Parasetamol Citikolin Ceftriakson Ceftriakson

1 A/12 jam 2 x 1 1 gr/12 jam 3 x 1 2 x 250 mg 2 x 1 1 x 1

1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

SS DS

SS SS SS SS SS

- - -

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas

Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1112927 JK/usia: P/49 thn Lama dirawat: 3 hari DM: Decomp.cordis

gr.II etc.susp. IHD/HHD

DU: Decomp.cordis gr.II etc.susp. IHD/HHD

DL: HT stad.II Komplikasi: -

EKG: Sinus rhythm VPB frekuen LBBB inkomplet

Furosemide Aspar K Kaptopril Cordaron T. aspilet Alupent

Furosemide Kalium L-aspartat Kaptopril Amiodaron -hidroklorida Asetosal Orsiprenalin -sulfat

1 A/12 jam 2 x 1 tab 3 x 12,5 mg 1 x 100 mg 2 x 80 mg 2 x 1

3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 1 hari

SS SS DS DS

SS DS

Furosemide+kaptopril

Furosemide+amio-daron hidroklorida

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas

Data

laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1096201 JK/usia: L/1 bln Lama dirawat: 10 hari DU: Decomp.cordis DK: - DL: Patent ductus -

arteriol

Insufisiensi mitral anemia

Komplikasi:

EKG: -

Digoksin Vitaplet Dibekasin Ampicillin Avil Cefotaxim Parasetamol

Digoksin Multivitamin Dibekasin Ampicillin Feniramin -maleat Cefotaxim Parasetamol

2 x 1/5 tab 1 x 0,3 cc 2 x 4,5 mg 10 mg/kg/hr, 2 x 175 mg 3 x ¼ tab 2 x 175 mg k/p 50 mg k/p

10 hari

9 hari 9 hari 3 hari 8 hari 5 hari 1 hari

SS SS SS SS

SS

SS DS

- - -

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas

Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 0438726 JK/usia: P/65 thn Lama dirawat: 3 hari DM: Decomp.cordis

gr II etc.susp. IHD/HHD

Gastroenteritis -akut tanpa dehidrasi

DU : Decomp.cordis gr II

DL: HHD/IHD Gastroenteritis -akut tanpa dehidrasi AFRVR-AFNVR

Komplikasi: -

EKG: AFNVR 80 x / 1 mnt

Digoksin Cordaron Kaptopril Ranitidin New diatab ISDN Aspar K Cotrimo-xazol Lasix

Digoksin Amiodaron - hidroklorida Kaptopril Ranitidin Attapulgit aktif Isosorbid dinitrat Kalium L-aspartat Cotrimoxazol Furosemide

1 x ½ tab 1 x 1 3 x 1, 12,5 mg 1 A/8 jam (I) 1 A/12 jam (II) 3 x 1 3 x 1 1 x 1 480 mg, 2 x 2 ½-½-0

3 hari 3 hari 3 hari 2 hari 1 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 2 hari

SS DS

DS SS DS SS DS SS SS

DS

Digoksin+amiodaron Digoksin+kaptopril Digoksin+furosemide Furosemide+amio-daron Kaptopril+furo-semide

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas

Data

laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1066903 JK/usia: L/52 thn Lama dirawat: 17 hari DM: Diabetes mellitus DU: Gagal ginjal -

terminal Diabetes mellitus

DK: pasien meninggal dunia

Komplikasi: Gagal jantung Anemia Edema pulmo

EKG: -

Blopress Norvask Diabetion Vometa Lasix Ketosteril Kaptopril Cefobid Vitacal

Valsartan Amlodipin -bensilat Besi-glukonat Domperidon Furosemide As. Amino -essential Kaptopril Sefoperazon Mineral

Dosis tidak dicantumkan, maka digunakan dosis dewasa pada standar

- SS Kaptopril+amlodipin Kaptopril+furosemide Valsartan+amlodipin Valsartan+furosemide Amlodipin+furosemide

Val-sartan ter-hadap gagal ginjal

-

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas

Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1108327 JK/usia: L/38 thn Lama dirawat: 5 hari DM: Decomp.cordis

Infeksi sekunder -paru-paru

DU: Cor pulmonale Decomp.cordis

DK: Cor pulmonale Decomp.cordis Hiperuricemia

DL: Penyakit paru obstruktif kronis

Komplikasi:

Gagal napas

EKG:

-

Inj. Furosemide

Inj. Ceftriakson Azitromycin Flumycil

Inj. Furosemide Inj. Ceftriakson Azitromycin Asetilsistein

1 A / 24 jam 1 gr / 12 jam 1 x 500 mg (I) 1 x 250 mg (II) 3 x 1

5 hari 5 hari 5 hari 5 hari

SS

SS SS SS SS

- - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas

Data laboratorium

Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1085116 JK/usia: P/10 thn Lama dirawat: 8 hari DM: Decomp.cordis DU: Sindroma -

Nefrotik

DK: Decomp.cordis ASD II besar PJB asiakotik Sindroma -nefrotik ISK

DL: Decomp.cordis Inf.saluran -kemih

Komplikasi: -

EKG: -

Digoksin Lasix Aldacton Prednison Ampicillin INH Rifampisin Pirazinamid Vitamin B6

Digoksin Furosemide Spironolacton Prednison Ampicillin Isoniazid Rifampisin Pirazinamide Vitamin B6

2 x 0,125 mg 2 x 12,5 mg 2 x 12,5 mg 4-3-3 4 x 306 mg 1 x 220 mg 1 x 220 mg 1 x 350 mg 1 x 5 mg/x

8 hari 8 hari 8 hari 8 hari 8 hari 8 hari 8 hari 8 hari 8 hari

SS SS SS SS AS SS SS DS SS

Digoksin+furosemide Digoksin+spirono-lacton

- -

( Lanjutan ) Peresepan Analisis Peresepan Identitas

Data

laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama pakai

Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1099914 JK/usia: P/14 thn Lama dirawat: 22 hari DM: - DU: Dilated -

cardiomyopathi

DK: - DL: Decomp.cordis

Hiponetremia Hiperbilirubine -mia obstruktif

Komplikasi: -

EKG: -

Lasix Digoksin Kaptopril Dobutamin Valium Oralit Vit.B1 Aminoleban

Furosemide Digoksin Kaptopril Dobutamin Diazepam Oralit Vit. B 1 Nutrisi

2 x 400 �g 2 x ½ tab 2 x 12,5 mg 4 cc/ jam 1 x 2 mg k/p k/p 2 x 100 mg 2 x ¼ tab

22 hari 22 hari 22 hari 22 hari 22 hari 22 hari 22 hari 22 hari

DS SS DS SS SS SS SS SS

Furosemide+digoksin Furosemide+kaptopril Digoksin+kaptopril

- -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

( Lanjutan )

Peresepan Analisis Peresepan Identitas

Data laboratorium Obat paten Nama generik Dosis regimen Lama

pakai Dosis Interaksi K I*) Efek samping**)

No. MR: 1030235 JK/usia: P/50 thn Lama dirawat: 1 hari DM: CRF DU: Gagal ginjal -

terminal Diabetes mellitus

DK: CRF DL: - Komplikasi: Decomp.cordis Asidosis metabolit Anemia

EKG: -

Blopress Norvask Furosemide CaCO3 As. Folat Natrilix Aqulam Uradium Cyproxin

Valsartan Amlodipin -bensilat Furosemide Kalsium karbonat Asam folat Indapamid Aqulam Uradium Siprofloksasin

1 x 16 mg 1 x 5 mg 3 x 1 3 x 1 3 x 1 1 x 1 1 x 1 2 x 1 2 x 1

1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari

DS SS

AS SS SS SS SS SS SS

Valsartan+amlodipin Valsartan+furo-semide Valsartan+indapamid Amlodipin+furo-semide Amlodipin+inda-pamid Furosemide+inda-pamid

Valsar-tan ter-hadap gagal ginjal

-

Keterangan :

� No. M R : Nomor Medical Record (rekam medik) pasien rawat inap Rumah Sakit DR.. Sardjito � J K : Jenis Kelamin � D M : Diagnosis Masuk � D U : Diagnosis Utama � D K : Diagnosis Keluar � D L : Diagnosis Lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

� HHD : Hipertensi Heart Disease � IHD : Ischaemic Heart Disease � HT : Hipertensi � CKD : Chronic Kidney Disease � ISK : Infeksi Saluran Kemih � CRF : Chronic Renal Failure � PJB : Penyakit Jantung Bawaan � ASD : Atrial Septal Deffect � GEA : Gastroenteritis Akut � AIHA : Auto Immune Haemolytic Anemia � AHD : Anemia Heart Disease � DM : Diabetes Mellitus � CLL : Chronic Limphocyt Leucek � BMV : Balening Mitral Valvuloplasthy � PDA : Patent Ductus Arteriosus � UAP : Unstable Angina Pectoris

� K I*) : adalah obat-obat kardiovaskuler yang kontraindikasi terhadap penyakit gagal jantung pasien atau kondisi-kondisi khusus yang menyertainya seperti yang tersebut dalam hasil diagnosis, (contoh : valsartan kontraindikasi terhadap kondisi khusus gagal ginjal yang menyertai gagal jantung pasien).

� Efek samping**) : adalah obat-obat kardiovaskuler yang mampu memperparah kondisi-kondisi khusus yang menyertai gagal jantung pasien seperti yang tertera dalam hasil diagnosis, (contoh : kaptopril yang akan memperburuk kondisi anemia yang menyertai gagal jantung pasien).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: S K R IP S I m em p eroleh gelar S arjan a F arm asi (S ... · jantung berkaitan dengan m orbiditas dan m ortalitas yang sangat tinggi. S elain itu gagal jantung juga m erupakan penyakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI