lupus

12
LUPUS a. Definisi Lupus adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan akut dan kronis dari berbagai jaringan tubuh. Lupus merupakan penyakit radang multi sistem akibat pengendapan kompleks imun yang tidak spesifik pada berbagai organ yang penyebabnya belum diketahui secara jelas. Beberapa sistem organ yang biasanya terkena adalah otak dan sistem syaraf perifer, paru-paru, jantung, ginjal, kulit, membran serosa dan komponen darah. Banyak sistem lain yang dapat terkena walaupun fekuensinya lebih jarang. Penyakit ini ditemukan pada semua umur, tetapi paling banyak ditemukan pada umur 15-40 tahun. Ditemukan lebih banyak pada wanita daripada pria. Frekuensi pada wanita dibandingkan dengan frekuensi pada pria berkisar (5.5 : 9). b. Jenis-Jenis Penyakit Lupus 1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE) SLE adalah jenis yang paling lazim dari penyakit Lupus. SLE bisa masuk periode dimana, jika ada, gejalanya membaik (remisi), dan di waktu lain penyakit dapat menjadi lebih aktif (flare up). SLE menyerang organ Systemic Lupus Erythematosus (butterfly rash)

Upload: fikry-awaluddin

Post on 17-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Lupus

TRANSCRIPT

Page 1: Lupus

LUPUS

a. Definisi

Lupus adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan akut dan

kronis dari berbagai jaringan tubuh. Lupus merupakan penyakit radang multi sistem

akibat pengendapan kompleks imun yang tidak spesifik pada berbagai organ yang

penyebabnya belum diketahui secara jelas. Beberapa sistem organ yang biasanya terkena

adalah otak dan sistem syaraf perifer, paru-paru, jantung, ginjal, kulit, membran serosa

dan komponen darah. Banyak sistem lain yang dapat terkena walaupun fekuensinya lebih

jarang. Penyakit ini ditemukan pada semua umur, tetapi paling banyak ditemukan pada

umur 15-40 tahun. Ditemukan lebih banyak pada wanita daripada pria. Frekuensi pada

wanita dibandingkan dengan frekuensi pada pria berkisar (5.5 : 9).

b. Jenis-Jenis Penyakit Lupus

1. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

SLE adalah jenis yang paling lazim dari penyakit Lupus. SLE bisa masuk

periode  dimana, jika ada, gejalanya membaik (remisi),  dan di waktu lain penyakit

dapat menjadi lebih aktif (flare up). SLE menyerang organ tubuh seperti kulit,

persendian, paru-paru, darah, pembuluh darah, jantung, ginjal, hati, otak, dan syaraf.

2. Cutaneous Lupus Erythematosus (CLE)

CLE atau disebut juga discoid lupus, dapat dikenali dari ruam yang muncul

dimuka, leher dan kulit kepala, ruam di sekujur tubuh berwarna kemerahan, bersisik,

kadang gatal. Pada Lupus jenis ini dapat didiagnosa dengan menguji biopsi dari ruam.

Pada discoid lupus hasil biopsi akan terlihat ketidak normalan yang ditemukan pada

Systemic Lupus Erythematosus (butterfly rash)

Page 2: Lupus

kulit tanpa ruam. Dan, jenis ini pada umumnya tidak melibatkan organ-organ tubuh

bagian dalam.

3. Drug-induced Lupus (DIL)

Pada lupus jenis ini baru muncul setelah odapus menggunakan jenis obat

tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu contoh faktor yang

mempengaruhi DIL adalah akibat penggunaan obat-obatan hydralazine (untuk

mengobati darah tinggi) dan procainamide (untuk mengobati detak jantung yang

tidak teratur). Tapi tidak semua penderita yang menggunakan obat-obatan ini akan

berkembang menjadi drug induced lupus, hanya sekitar 4% orang-orang yang

menggunakan obat-obatan tersebut dan gejala akan mereda apabila obat-obatan

tersebut dihentikan. Gejala dari drug-induced lupus (DIL) serupa dengan sistemik

lupus. Umumnya gejala akan hilang dalam jangka waktu 6 bulan setelah obat

dihentikan.

Discoid Lupus

Drug-induced Lupus

Page 3: Lupus

4. Neonatal Lupus

Neonatal lupus adalah kondisi yang jarang terjadi, lupus jenis ini menyerang

janin dari perempuan odapus dan disebabkan oleh antibodi dari ibu yang mensinfeksi

janin di rahim. Pada saat lahir, bayi mangalami ruam kulit, masalah liver, atau jumlah

sel darah yang rendah, akan tetapi gejala-gejala ini akan menghilanh dengan

menyeluruh setelah beberapa bulan dengan tanpa efek yang berkelanjutan. Banyak

janin dengan neonatal lupus dapat juga mempunyai kelainan jantung yang serius.

Dengan tes yang tepat, dokter dapat mengidentifikasi banyak resiko pada ibu,

sehingga bayi dapat diterapi pada saat atau sebelum lahir. Sebagian besar bayi dari ibu

odapus dapat hidup sehat sepenuhnya.

c. Kriteria Lupus

American Rheumatology Association (ARA) membuat 11 kriteria untuk dapat

menegakkan diagnosis lupus. Diagnosis dapat ditegakan bila pada penderita

ditemukan 4 dari 11 kriteria yang ada. Kriteria lupus menurut ARA adalah seperti

pada tabel dibawah ini.

Kriteria Definisi

1. Malar rash/ Ruam pada wajah

Eritema yang rata atau sedikit menimbul diatas permukaan kulit muka, menyerupai kupu-kupu, biasanya tidak mengenai plika nasolabialis

2. Lupus diskoid Ruam berbentuk bulatan menimbul diatas pemukaan kulit dengan lapisan terkelupas disertai penyumbatan folikel. Pada lesi yang lama mungkin berbentuk jaringan parut

3. Fotosensitif Ruam kulit timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap sinar matahari, diperoleh dari anamnesis

Neonatal Lupus

Page 4: Lupus

atau pemeriksaan fisik

4. Ulserasi oral atau nasofaring

Biasanya tidak terasa nyeri, didapatkan dari pemeriksaan fisik

5. Artritis Artritis non erosif mengenai 2 sendi atau lebih, bengkak dan terasa nyeri atau terdapat efusi sinovial

6. Serositis a) Pleuritis – adanya riwayat nyeri pleura atau terdengar bunyi gesekan pleura pada pemeriksaan atau ada efusi pleura

b) Perikarditis –dari EKG atau didapatkannya bunyi gesekan perikardium atau ada efusi perikardium

7. Kelainan ginjal a) proteinuria menetap > 0.5 g/hari atau pemeriksaan proteinuria urin sewaktu > 3+

b) Celular cast – dapat berupa sel eritrosit, hemoglobin, granular, tubular atau campuran

8. Kelainan neurologis a) Kejang – spontan bukan karena obat-obatatn atau gangguan metabolisme seperti uremia, ketoasidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit

b) Psikosis tanpa adanya sebab lain seperti obat-obatan atau gangguan metabolisme seperti uremia, ketoasidosis dan gangguan keseimbangan elektrolit

9. Kelainan hematologik a) Anemia hemolitik dengan retikulositosis

b) Leukopenia – kurang dari 4000/mm3 pada 2/ lebih pengukuran

c) Limfopenia – kurang dari 1500/mm3 pada 2/ lebih pengukuran

d) Trombositopenia – kurang dari 100.000/mm3 tanpa obat-obatan yang dapat menimbulkan trombositopenia

10.

Kelainan immunologi a) Anti-DNA: titer abnormal antibodi terhadap native DNA

b) Anti-SM: adanya antibodi terhadap antigen inti otot polos atau

c) Antiphospholipid antibodi positif berdasarkan pada :

(1) Titer serum abnormal IgG atau IgM antibodi

Page 5: Lupus

anti-kardiolipin atau,

(2) Antikoagulan lupus positif dengan menggunakan metode standar atau,

(3) Uji serologis positif semu selama minimal 6 bulan dan dikonfirmasi oelh uji imobilisasi Treponema pallidum atau uji fluorosensi absorpsi antibodi treponema

11.

Antibodi Antinuclear Titer ANA abnormal diperiksa dengan metode imunoflurosensi atau cara lain yang setara, yang dilakukan pada waktu yang sama atau adanya sindroma lupus karena obat

d. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan untuk mendiagnosa lupus dapat dilakukan dengan perhitungan

darah lengkap (CBC), laju endap darah (ESR), urinalisa, kimia darah, serta

pemeriksaan imunologi yang meliputi tes antibodi Antinuclear (ANA), tes

autoantibodi lainnya seperti anti-DNA, anti-Sm, anti-RNP, anti-Ro (SSA), anti-La

(SSB), tes komplemen serum, tes band-lupus, dan tes antibodianticardiolipin

Hasil pemeriksaan darah dapat menunjukkan adanya :

anemia hemolitik

trombositopenia

limfopenia atau leukopenia

Laju endap darah meningkat selama penyakit aktif

test Coombs mungkin positif

level IgG mungkin tinggi

ratio albumin-globulin terbalik

serum globulin meningkat

albumin dan sel darah merah juga sering ditemukan pada urin

Hasil pemeriksaan Imunologi menunjukkan :

Tes ANA (Antibodi Antinuklear) : positif pada 95% kasus lupus eritematosus

sistemik. Tes ini dapat mengidentifikasi terjadinya autoantibodi pada penderita.

Bila tes ANA positif atau bila ada kecurigaan kearah lupus eritematosus sistemik

tetapi tes ANA negatif, dilakukan tes lain yaitu anti RNP, anti double stranded

DNA, dan antibodi anti-Smith serta pemeriksaan komplemen.

Page 6: Lupus

Tes Double-stranded DNA/ ds-DNA, anti-dsDNA : spesifik tetapi tidak cukup

sensitif, biasanya mengindikasikan adanya penyakit pada ginjal. Ketika anti-

ssDNA dan anti-dsDNA diukur, prevalensi anti-ssDNA lebih tinggi. Ini adalah

perbedaan utama dari lupus eritematosus sistemik (SLE). Pada penderita lupus,

antibodi cenderung untuk menyerang DNA beruntai ganda.

Tes antibodi anti-Sm (anti-Smith) : sensitivitas kurang dari 10% tetapi

spesifitasnya tinggi. Positif pada 20% penderita lupus

Tes antinuklear ribonucleic acid protein (anti-nRNP): hasil titer yang rendah

pada penderita lupus eritematosus sistemik.

Tes antibodi anti-Ro (SSA) : positif pada 25% penderita lupus dan 40%

penderita Sjogren’ syndrome.

Tes antibodi anti-La (SSB) : positif pada penderita lupus.

Tes komplemen serum : bila rendah menunjukkan penyakit lupus sedang aktif

biasanya disertai penyakit ginjal.

Tes band lupus : tes imunofluoresen langsung pada kulit. Tes ini memperlihatkan

deposit imunoglobulin pada membran dasar epitel.

Tes antiphospholipid termasuk antibodi antikardiolipin dan antikoagulan

lupus : positif pada penderita lupus. Tes ini menunjukkan peningkatan risiko

pembekuan darah dan peningkatan keguguran pada wanita hamil yang menderita

lupus.

Tabel Autoantibodi yang ditemukan pada Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

AntibodyPrevalensi

(%)

Antigen yang

DikenaliKeterangan

Antinuclear

antibodies

98 Multiple

nuclear

Pemeriksaan skrining

terbaik; hasil negative

pada pemeriksaan

berulang tidak mungkin

terkena SLE

Anti-dsDNA 70 DNA (double-

stranded)

Jumlah yang tinggi

spesifik untuk SLE dan

pada beberapa pasien

berhubungan dengan

aktivitas penyakit,

Page 7: Lupus

nephritis, dan vasculitis.

Anti-Sm 25 Kompleks

protein pada 6

jenis U1 RNA

Spesifik untuk SLE;

tidak ada korelasi klinis;

kebanyakan pasien juga

memiliki RNP; umum

pada orang Afrika,

Amerika, dan Asia

dibanding Kaukasia.

Anti-RNP 40 Kompleks

protein pada U1

RNAγ

Tidak spesifik untuk

SLE; jumlah besar

berkaitan dengan gejala

yang overlap dengan

gejala rematik termasuk

SLE.

Anti-Ro (SS-A) 30 Kompleks

Protein pada hY

RNA, terutama

60 kDa dan 52

kDa

Tidak spesifik SLE;

berkaitan dengan

sindrom Sicca,

subcutaneous lupus

subakut, dan lupus

neonatus disertai blok

jantung congenital;

berkaitan dengan

penurunan resiko

nephritis.

Anti-La (SS-B) 10 47-kDa protein

pada hY RNA

Biasanya terkait dengan

anti-Ro; berkaitan

dengan menurunnya

resiko nephritis

Antihistone 70 Histones terkait

dengan DNA

(pada

nucleosome,

chromatin)

Lebih sering pada lupus

akibat obat daripada

SLE.

Antiphospholipi 50 Phospholipids, Tiga tes tersedia –ELISA

Page 8: Lupus

d β2 glycoprotein

1 cofactor,

prothrombin

untuk cardiolipin dan

β2G1, sensitive

prothrombin time

(DRVVT); merupakan

predisposisi pembekuan,

kematian janin,

an trombositopenia.

Antierythrocyte 60 Membran

eritrosit

Diukur sebagai tes

Coombs’ langsung;

terbentuk pada

hemolysis.

Antiplatelet 30 Permukaan dan

perubahan

antigen

sitoplasmik

pada platelet.

Terkait dengan

trombositopenia namun

sensitivitas dan spesifitas

kurang baik; secara

klinis tidak terlalu berarti

untuk SLE

Antineuronal

(termasuk anti-

glutamate

receptor)

60 Neuronal dan

permukaan

antigen limfosit

Pada beberapa hasil

positif terkait dengan

lupus CNS aktif.

Antiribosomal P 20 Protein pada

ribosome

Pada beberapa hasil

positif terkait dengan

depresi atau psikosis

akibat lupus CNS

Daftar Pustaka

Harrison’s Principles of Internal Medicine, 18th ed. 2012. McGraw-Hill

Henry's Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods, 21st ed.

2006. Saunders Elsevier

Dipiro, Joseph T. Pharmacotherapy : A Pathophysiogic Approach, 7th ed, 2008.

McGraw-Hill

Page 9: Lupus

Baratawidjaja K, Rengganis I. Imunologi Dasar, Edisi 9. 2010. Jakarta: Penerbit

FKUI