luka

24
(1) Luka 1. Definisi Vulnera atau luka adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semula normal. Akan tetapi tidak selamanya terjadi diskontinuitas (terputusnya) jaringan kulit pada suatu luka, walaupun jaringan di bawah kulit terganggu.Misalnya pada luka memar.Secara umum luka dapat dibagi menjadi 2 yaitu simpleks bila hanya mengenai kulit dan komplikatum bila mengenai kulit dan jaringan dibawahnya. Jenis-jenis luka Luka itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu luka tertutup (closed wound) dan luka terbuka (open wound). - Luka tertutup dimana tidak terjadi hubungan antara luka dengan dunia luar. Contohnya: 1. Luka memar (vulnus contussum), disini kulit tidak apa- apa pembuluh darah subkutan dapat rusak sehingga terjadi hematoma. Bila hematoma kecil makaia akan diserap oleh jaringan sekitarnya. Bila hematoma besar maka penyembuhan berjalan lambat. 2. Vulnus traumaticum, terjadi didalam tubuh tetapi tidak tampak dari luar. Dapat memberikan tanda tanda hematoma hingga gangguan system tubuh, bila mengenai organ vital maka penderita dapat meninggal mendadak. Misalnya,

Upload: yulitawijaya

Post on 16-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

q

TRANSCRIPT

Page 1: Luka

(1)Luka

1. Definisi

Vulnera atau luka adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi

pemisahan jaringan yang semula normal. Akan tetapi tidak selamanya terjadi diskontinuitas

(terputusnya) jaringan kulit pada suatu luka, walaupun jaringan di bawah kulit

terganggu.Misalnya pada luka memar.Secara umum luka dapat dibagi menjadi 2 yaitu

simpleks bila hanya mengenai kulit dan komplikatum bila mengenai kulit dan jaringan

dibawahnya.

Jenis-jenis luka

Luka itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu luka tertutup (closed wound) dan luka terbuka (open

wound).

- Luka tertutup dimana tidak terjadi hubungan antara luka dengan dunia luar.

Contohnya:

1. Luka memar (vulnus contussum), disini kulit tidak apa-apa pembuluh darah

subkutan dapat rusak sehingga terjadi hematoma. Bila hematoma kecil makaia

akan diserap oleh jaringan sekitarnya. Bila hematoma besar maka penyembuhan

berjalan lambat.

2. Vulnus traumaticum, terjadi didalam tubuh tetapi tidak tampak dari luar. Dapat

memberikan tanda tanda hematoma hingga gangguan system tubuh, bila mengenai

organ vital maka penderita dapat meninggal mendadak. Misalnya, benturan di

dada, perut, leher, kepala yang dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ

dalam

- Luka terbuka dimana terjadi hubungan dengan dunia luar. Contohnya:

1. Vulnus Laceratum (Laserasi/Robek), jenis luka ini disebabkan oleh karena

benturan dengan benda tumpul, dengan ciri luka tepi luka tidak rata dan

perdarahan sedikit luka dan meningkatkan resiko infeksi.

2. Vulnus Excoriasi (Luka Lecet), penyebab luka karena kecelakaan atau jatuh

yang menyebabkan lecet pada permukaan kulit merupakan luka terbuka tetapi

yang terkena hanya daerah kulit.

Page 2: Luka

3. Vulnus Punctum (Luka Tusuk), penyebab adalah benda runcing tajam atau

sesuatu yang masuk ke dalam kulit, merupakan luka terbuka dari luar tampak

kecil tapi didalam mungkin rusak berat, jika yang mengenai abdomen/thorax

disebut vulnus penetrosum(luka tembus).

4. Vulnus Contussum (Luka Kontusio), penyebabnya benturan benda yang

keras. Luka ini merupakan luka tertutup, akibat dari kerusakan pada soft tissue

dan ruptur pada pembuluh darah menyebabkan nyeri dan berdarah (hematoma)

bila kecil maka akan diserap oleh jaringan di sekitarya jika organ dalam

terbentur dapat menyebabkan akibat yang serius.

5. Vulnus Scissum/Insivum (Luka Sayat), penyebab dari luka jenis ini adalah

sayatan benda tajam atau jarum merupakan luka terbuka akibat dari terapi untuk

dilakukan tindakan invasif, tepi luka tajam dan licin.

6. Vulnus Schlopetorum (Luka Tembak), penyebabnya adalah tembakan, granat.

Pada pinggiran luka tampak kehitam-hitaman, bisa tidak teratur kadang

ditemukan corpus alienum.

7. Vulnus Morsum (Luka Gigitan), penyebab adalah gigitan binatang atau

manusia, kemungkinan infeksi besar bentuk luka tergantung dari bentuk gigi

8. Vulnus Perforatum (Luka Tembus), luka jenis ini merupakan luka tembus

atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau proses infeksi yang

meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.

9. Vulnus Amputatum (Luka Terpotong), luka potong, pancung dengan

penyebab benda tajam ukuran besar/berat, gergaji. Luka membentuk lingkaran

sesuai dengan organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi tinggi,

terdapat gejala pathom limb.

10. Vulnus Combustion (Luka Bakar), penyebab oleh karena thermis, radiasi,

elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan berbagai derajat mulai dari

lepuh (bula – carbonisasi/hangus). Sensasi nyeri dan atau anesthesia.

2. Anatomi kulit

Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan

membatasinya dari lingkungan hidup manusia.

Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kira-

Page 3: Luka

kira 16% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital vserta merupakan

cermin kesehatan dan kehidupan.Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive, bervariasi

pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.Kulit

mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai perlindung, pengantar haba, penyerap, indera

perasa, dan fungsi pergetahan.

Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna

merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia

orang dewasa.Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang

elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan tegang

terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa.Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang

berambut kasar terdapat pada kepala.

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan

epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis.Tidak ada garis tegas yang

memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan

adanya sel dan jaringan lemak.

Lapisan Epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum

granulosum,stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum korneum adalah lapisan kulit

yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan

protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).Stratum lusidum terdapat

langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan

protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin.Lapisan tersebut tampak

lebih jelas di telapak tangan dan kaki.

Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma

berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya.Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.

Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya

berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak

mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah.Sel-sel ini makin dekat ke

permukaan makin gepeng bentuknya.Di antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-

jembatan antar sel yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin.Pelekatan antar

jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero.Di

antara sel-sel spinosum terdapat pula sel Langerhans.Sel-sel stratum spinosum mengandung

banyak glikogen.

Page 4: Luka

Stratum germinativum terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada

perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade).Lapisan ini merupakan lapisan

epidermis yang paling bawah.Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif.

Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan

protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatang

antar sel, dan sel pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda,

dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes).

Lapisan Dermis

Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis yang jauh

lebih tebal daripada epidermis.Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan

elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yakni

pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan

pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kea rah subkutan,

bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan

retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di

bagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan

hidroksisilin.Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut

sehingga makin stabil.Retikulin mirip kolagen muda.Serabut elastin biasanya bergelombang,

berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis.

Lapisan Subkutis

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar

berisi sel-sel lemak di dalamnya.Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti

terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang

dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut

panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan.Di lapisan ini terdapat ujung-ujung

saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama

bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak

mata dan penis sangat sedikit.Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.

Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas

dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di

dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di

Page 5: Luka

pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih

besar. Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran getah bening.

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku.Kelenjar kulit

terdapat di lapisan dermis, terdiri atas kelenjar keringat dan kelenjar palit.Ada 2 macam

kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin yang kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan

sekret yang encer, dan kelenjar apokrin yang lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya

lebih kental.Kelenjar enkrin telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan

berfungsi 40 minggu setelah kehamilan.Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan bermuara

langsung di permukaan kulit.Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak

tangan dan kaki, dahi, dan aksila.Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi

oleh saraf kolinergik, faktor panas, dan emosional.

Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, areola

mamae,pubis, labia minora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusia belum

jelas, pada waktu lahir kecil, tetapi pada pubertas mulai besar dan mengeluarkan sekret.

Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH sekitar 4-6,8.

Kelenjar palit terletak di selruh permukaan kulit manusia kecuali di telapak tangan dan

kaki.Kelenjar palit disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar

ini berasala dari dekomposisi sel-sel kelenjar.Kelenjar palitbiasanya terdapat di samping akar

rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum

mengandungi trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi

dipengaruhi hormone androgen, pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, pada pubertas

menjadi lebih besar dan banyak serta mulai berfungsi secara aktif.

Kuku, adalah bagian terminal stratum korneum yang menebal.Bagian kuku yang

terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku, bagian yang terbuka di atas dasar jaringan lunak

kulit pada ujung jari dikenali sebagai badan kuku, dan yang paling ujung adalah bagian kuku

yang bebas.Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per

minggu.Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku.Kulit tipis yang yang menutupi

kuku di bagian proksimal disebut eponikium sedang kulit yang ditutupki bagian kuku bebas

disebut hiponikium.

Rambut, terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit dan bagian yang berada di luar

kulit.Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak

mrngandung pigmen dan terdapat pada sbayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih

kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan terdapat pada orang dewasa.Pada

orang dewasa selain rambut di kepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak, rambut

Page 6: Luka

kemaluan, kumis, dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormone androgen.

Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus. Rambut tumbuh secara siklik, fase

anagen berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh kira-kira 0.35 mm per hari. Fase

telogen berlangsung beberapa bulan.Di antara kedua fase tersebut terdapat fase katagen.

Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60%, hydrogen 6,36%,, nitrogen 17,14%, sulfur 5%

dan oksigen 20,80%.

3.Faktor-faktor yang mengganggu kesembuhan luka

Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi luka, antara lain dikelompokkan

menjadi 2 yaitu faktor lokal dan faktor umum:

a. Faktor lokal

1. Besar/lebar luka, luka lebar/besar biasanya sembuh lebih lambat disbanding luka

kecil.

2. Lokalisasi luka, luka-luka yang terdapat di daerah dengan vaskularisasi baik

(misalnya kepala dan wajah) sembuh lebih cepat dibandingkan luka yang berada

di daerah dengan vaskularisasi sedikit atau buruk. Luka-luka di daerah banyak

pergerakan (sendi-sendi) sembuh lebih lambat dibandingkan dengan luka pada

daerah yang sedikit/tidak bergerak.

3. Infeksi, infeksi luka dapat menghambat penyembuhan mengingat bakteri sumber

penyebab infeksi.

4. Hematoma, merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap

diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang

besar, hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga

menghambat proses penyembuhan luka

5. Benda asing, seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya

suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin,

jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan

yang kental yang disebut dengan nanah

6.  Iskemia, merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada

bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat

dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu

adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri.

7. Keadaan luka, keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas

penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.

Page 7: Luka

b. Faktor umum

1. Usia, anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang

tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu

sintesis dari faktor pembekuan darah.

2. Nutrisi, penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien

memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral

seperti Fe, Zn. Pasien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status

nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk

meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah

jaringan adipose tidak adekuat.

3. Sirkulasi (hipovolemia) dan oksigenasi, sejumlah kondisi fisik dapat

mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan

jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang

gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih

mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang

dewasa dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah perifer,

hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang

menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok.Kurangnya

volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan

oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.

4. Diabetes mellitus, hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan

peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal

tersebut juga akan terjadi penurunan protein kalori tubuh.

5. Obat, obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti

neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama

dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.

a.   Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap

cedera.

b.   Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan

c.   Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri

penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka

pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

Page 8: Luka

4. Wound closure

Menurut cara penyembuhannya dapat dibagi atas penyembuhan luka primer, sekunder

dan tersier.

I. Penyembuhan primer (Sanatio per Primum Intentionum/Primary healing)

Luka-luka yang bersih akan sembuh dengan cara seperti ini, misalnya luka operasi

atau luka kecil yang bersih. Penyembuhannya tanpa komplikasi, penyembuhan dengan

cara ini berjalan cepat dan hasilnya secara kosmetik baik. Fase-fase penyembuhan luka

adalah sebagia berikut:

1. Fase Hemostasis dan Inflamasi

Fase hemostasis dan inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang

terjadi akibat perlukaan pada jaringan lunak. Tujuannya adalah  menghentikan perdarahan

dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati, dan bakteri, untuk

mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.

Pada awal fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya

platelet yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot)

dan juga mengeluarkan substansi vasokonstriktor yang mengakibatkan pembuluh darah

kapilervasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel  yang akan menutup

pembuluh darah. Periode ini hanya berlangsung 5-10 menit, dan setelah itu akan terjadi

vasodilatasi kapiler karena stimulasi saraf sensoris (local sensoris nerve ending), local

reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin, serotonin dan sitokin.

Histamin selain menyebabkan vasodilatasi juga mengakibatkan meningkatnya

permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk

ke daerah luka. Secara klinis terjadi edema jaringan dan keadaan lokal lingkungan

tersebut asidosis.Eksudasi ini juga mengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil)

ke ekstra vaskuler. Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri

di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang

berperan lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan luka.

Fungsi makrofag disamping fagositosis adalah:

a. Sintesa kolagen

b. Membentuk jaringan granulasi bersama dengan fibroblast

c. Memproduksi growth factor yang berperan pada re-epitelisasi

d. Membentuk pembuluh kapiler baru atau angiogenesis

Page 9: Luka

Dengan berhasil dicapainya luka yang bersih, tidak terdapat infeksi serta

terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat dipakai sebagai

pedoman/parameter bahwa fase inflamasi ditandai dengan adanyaeritema, hangat pada

kulit, edema, dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.

Gambar 2. Fase Hemostasis dan Inflamasi (Mallefet and Dweck, 2008)

2. Fase Proliferasi (Fase Fibroplasia)

Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, karena yang menonjol adalah proses

proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir

minggu ketiga. Fibroblast berasal dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi,

menghasilkan mukopolisakarida, asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan

dasar kolagen serat yang akan mempertautkan tepi luka

Proses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki dan

menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblast sangat besar

pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk

struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan.

Pada jaringan lunak yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas

sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Sesudah terjadi

luka, fibroblast akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka,

kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi

(kolagen, elastin, asam hyaluronat, fibronectin dan proteoglikans) yang berperan dalam

membangun jaringan baru

Page 10: Luka

Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal jaringan baru

(connective tissue matrix) dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast,

memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblast sebagai satu

kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang

tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi, sedangkan

proses proliferasi fibroblast dengan aktifitas sintetiknya disebut fibroplasia. Respons yang

dilakukan fibroblast terhadap proses fibroplasia adalah:

a.       Proliferasi

b.      Migrasi

c.       Deposit jaringan matriks

d. Kontraksi luka

Angiogenesis, suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka,

mempunyai arti penting pada tahap proleferasi proses penyembuhan luka. Kegagalan

vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat steroid)

mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang kronis. Jaringan

vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka merupakan suatu respons untuk

memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka, karena biasanya pada daerah

luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan oksigen. Pada fase ini fibroplasia

dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang

dikeluarkan oleh platelet dan makrofag (growth factors).

  Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblast mengeluarkan

keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal.

Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang

menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblast, pembentukan lapisan

dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan

granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas

akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan

kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek

luas dibandingkan dengan defek luka minimal

Page 11: Luka

Gambar 3. Fase Proliferasi (Mallefet and Dweck, 2008)

3. Fase Remodelling

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang

lebih 12 bulan.Tujuan dari fase remodelling adalah menyempurnakan terbentuknya

jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan berkualitas.Fibroblast sudah

mulai meninggalkan jaringan grunalasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang

karena pembuluh mulai regresi, dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk

memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada

minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah dimulai sejak fase proliferasi

akan dilanjutkan pada fase remodelling. Selain pembentukan kolagen, juga akan terjadi

pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda (gelatinous collagen) yang

terbentuk pada fase proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu

lebih kuat, dengan struktur yang lebih baik (proses re-modelling).

Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen

yang diproduksi dengan yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi

penebalan jaringan parut atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang

akan menurunkan kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka. Luka dikatakan

sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan kulit mampu atau tidak

mengganggu untuk melakukan aktivitas yang normal. Meskipun proses penyembuhan

luka sama bagi setiap penderita, namun outcome atau hasil yang dicapai sangat

tergantung dari kondisi biologik masing-masing individu, lokasi, serta luasnya luka.

Page 12: Luka

Gambar 4.Fase Remodelling (Mallefet and Dweck, 2008)

4. Penyembuhan sekunder (Sanatio per Secundum Intentionum/Secondary healing)

Penyembuhan pada luka terbuka adalah melalui jaringan granulasi dan sel epitel

yang bermigrasi. Luka-luka yang lebar dan terinfeksi, luka yang tidak dijahit, dan luka

bakar akan sembuh dengan cara seperti ini. Setelah luka sembuh akan timbul jaringan

parut.

5. Penyembuhan tersier (Sanatio per Tertium Intentionum/Tertiary healing)

Disebut pula delayed primary closure. Terjadi pada luka yang dibiarkan terbuka

karena adanya kontaminasi, kemudian setelah tidak ada tanda-tanda infeksi dan granulasi

telah baik, baru dilakukan jahitan sekunder (secondary suture) yang dilakukan setelah

hari keempat, bila tanda-tanda infeksi menghilang.

5.Jenis-jenis jahitan

a. Jahitan Simpul Tunggal

Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture

Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai.digunakan juga untuk jahitan situasi.

Teknik :

- Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan

sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara

tegak lurus pada atau searah garis luka.

- Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.

- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan

Page 13: Luka

- Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

b. Jahitan matras Horizontal

Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress

Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan

dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Teknik ini akan memberikan

hasil jahitan yang kuat.

c. Jahitan Matras Vertikal

Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far

Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan

menjahit tepi-tepi luka.Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di

dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

d. Jahitan Matras Modifikasi

Sinonim : Half Burried Mattress Suture

Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah

subkutannya.

e. Jahitan Jelujur sederhana

Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over

Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan

hasiel kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang

longgar.

f. Jahitan Jelujur Feston

Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture

Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai

pada jahitan peritoneum.Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

g. Jahitan Jelujur horizontal

Sinonim : Running Horizontal suture

Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.

h. Jahitan Simpul Intrakutan

Sinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted dermal

stitch.

Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam

kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.

i. Jahitan Jelujur Intrakutan

Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular

Page 14: Luka

Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik

yang baik

Keterangan gambar: A. jahitan simpul tunggal, B. Matras vertical, C. Matras horizontal, D.

Subkutikuler kontinu, E. Matras horizontal half buried, F. Continous over and over

6. Jenis-jenis benang dan manfaatnya

Benang untuk penjahitan luka dibedakan menjadi 2 kelompok antara lain:

1. Benang yang dapat diserap (Absorbable suture),dapat menimbulkan reaksi jaringan

setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin

ditandai adanya indurasi.

a. Alami (natural)

Plain cut gut :dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba. Benang ini hanya

memiliki daya serap pengikat selama 7-19 hari dan akan diabsorpsi secara

sempurna dalam waktu 70 hari. Kegunaannya untuk mengikat sumber

perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk

menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak

Page 15: Luka

bergerak dan luas lukanya kecil. Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3

kali, karena dalam tubuh akan mengembang.

Chromic cat gut :dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut, namun

dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorpsinya

sampai 90 hari. Kegunaannya, untuk penjahitan luka yang dianggap belum

merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak

kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.

b. Buatan (sintetik)

adalah benang-benang yang dibuat dari bahan sintetis seperti polyglactin,

polyglicapron, dan polydioxane. Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama,

yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam 90-120 hari.

2. Benang yang tidak dapat diserap (Nonabsorbable suture), umumnya dari bahan yang

tidak menimbulkan reasksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik.

a. Alamiah (natural) , yang termasuk dalam kelompok ini adalah benang silk (sutera)

yang dibuat dari protein organic bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut

sutera hasil produksi ulat sutera. Kegunaannya,menjahit kulit, mengikat pembuluh

arteri (arteri besar) dan sebagai teugel atau kendali.

b. Buatan (sintetik), dalam kelompok ini adalah benang dengan bahan dasar nylon,

polyester, dan polypropylene. Kegunaannya,bedah plastik, ukuran yang lebih besar

sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah mata.