luka ringan
DESCRIPTION
forensikTRANSCRIPT
Definisi Luka
Menurut Bernard Knight, luka adalah kerusakan bagian tubuh karena menrima kekuatan
atau gaya mekanik. Menurut Sofwan Dahlan luka merupakan kerusakan jaringan, baik disertai
atau tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit, akibat trauma.
Menurut hukum, luka adalah kelainan yang dapat disebabkan oleh suatu tindak pidana
baik yang bersifat intensional (sengaja), recklessness (ceroboh), ataupun negligence (kurang
hari-hati). Aspek medikolegal perlukaan diperlajari dalam traumatologi forensik, yaitu mengenai
tinngkat keparahan luka yang terjadi, penyebab serta kaitannya dengan hukum.
Luka Ringan
Penganiayaan ringan tidak mengakibatkan luka atau hanya mengakibatkan luka ringan
yang tidak termasuk kategori “penyakit dan halangan” sebagaimana disyaratkan dalam pasal 352
KUHP. Contoh luka ringan atatu luka derajat satu adalah luka lecet yang superfisial dan
berukuran kecil atau memar yang berukuran kecil. Lokasi lecet atau memar tersebut perlu
diperhatikan oleh karena lecet atau memar pada beberapa lokasi tertentu mungkin menunjukkan
cedera bagian dalam tubuh yang lebih hebat dari yang terlihat pada kulit. Luka lecet atau
memar yang luas dan derajatnya cukup parah dapat saja diartikan sebagai bukan sekedar luka
ringan. Luka atau keadaan cedera yang terletak di antara luka ringan dan luka berat dapat
dianggap sebagai luka sedang.
Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian kecelakaan lalu lintas, tubuh
terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan bersentuhan dengan
kulit. Sedangkan yang dimaksud dengan memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah
kulit/kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.
Undang-Undang Perlukaan
Di Indonesia, hal-hal mengenai perlukaan diatir dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana, yaitu pada Bab XX (tentang penganiayaan), terutama pasal 351 dan pasal 352, dan Bab
IX (tentang arti beberapa istilah yang dipakai dalam kitab undang-undang), yaitu pasal 90.
Dalam pasal tersebut dijelaskan mengenai tingkat keparahan luka yang ditinjau dari segi hukum.
Penentuan tingkat keparahan luka ini berdasarkan pengaruh luka terhadap kesehatan jasmani,
kesehatan rohani, kelangsungan hidup janin di dalam kandungan, estetika jasmaniah, pekerjaan
jabatan atau pekerjaan mata pencaharian serta fungsi panca indera.
Pada pasal 351 diatur mengenai tindakan yang menyebabkan perlukaan atau sengaja
merusak kesehatan disebut sebagai penganiayaan. Semakin parah akibat yang ditumbulkan maka
semakin besar hukumannya. Adapun pasal 351 KUHP tersebut berbunyi:
1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2) Bila perbuatan ini mengakibatkan luka berat, maka yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun.
3) Bila perbuatan ini mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
4) Dengan sengaja merusak kesehatan orang disamakan dengan penganiayaan.
5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana
Pasal 352 menjelaskan mengenai sanksi bagi pelaku tindak pidana yang menyebabkan
luka ringan. Pasal tersebut berbunyi:
1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, penganiayaan yang tidak menimbulkan
penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan, diancam karena
penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang
yang bekeja padanya, atau menjadi bawahannya.
2. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana