kasus mbah priok mandek di polda - ftp.unpad.ac.id · kasus mbah priok mandek di polda s ... 28...

1
4 | Megapolitan SABTU, 27 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Kasus Mbah Priok Mandek di Polda S UDAH tujuh bulan berlalu, tetapi polisi be- lum juga menetapkan seorang pun tersangka dalam kasus bentrokan di Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Padahal, bentrokan antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan massa pada 14 April 2010 itu mengakibatkan 3 orang tewas, 28 luka berat, serta 148 luka ringan. Saat kejadian, Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono dan Ka- bid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rai Amar mene- gaskan pihaknya akan meng- ungkap kasus tersebut secara tuntas. Masyarakat Indonesia sendiri menyaksikan langsung bagaimana peristiwa terjadi melalui layar kaca. Menurut Wahyono, sebe- lum penertiban makam Mbah Priok dilakukan, pihaknya su dah memberikan laporan intelijen kepada Kepala Satpol PP Haryanto Badjuri dan Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono supaya berhati-hati menyelesaikan masalah. “Kami memiliki perkiraan pasti akan ada masalah di situ,” jelasnya. “Tanya saja ke dia (wali kota), di mana posisinya saat kerusuhan terjadi,” sebut Wahyono kala itu. Nama Bambang Sugiyono dan Haryanto Badjuri menjadi pihak paling bertanggung ja- wab atas dasar surat permin- taan bantuan penertiban yang ditujukan ke Polda Metro Jaya pada 29 Maret 2010 Nomor 1529/1.785/29 Maret. Karena permintaan itu, Polda juga mengirimkan petugas sebagai pihak diperbantukan. Namun, niat Wahyono untuk menuntaskan kasus itu hanya sebatas janji sebab dia keburu lengser dan digantikan Irjen Timur Pradopo pada Juni 2010. Saat ini Timur Pradopo sudah menjabat Kapolri dengan pang- kat jenderal. Sementara itu, Kapolda Me- tro Jaya Irjen Sutarman yang menggantikan Timur Pradopo mengaku belum memiliki bukti kuat untuk menetapkan pe- nanggung jawab lapangan se- bagai tersangka. “Kita tidak bisa menangkap pelaku sepanjang bukti belum cukup,” jelasnya. Sejauh ini polda sudah me- meriksa sekitar 40 saksi. Me- reka dari unsur masyarakat, Satpol PP, maupun polisi. Barang bukti berupa senjata tajam, bambu, dan bongkahan batu pun sudah disita sebagai barang bukti. Menyayangkan Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim sangat menyayangkan lambatnya pihak kepolisian da- lam mengungkap kasus yang menghebohkan itu. “Mestinya sudah ada perkembangan ber- arti karena kasus tersebut su- dah berlalu enam bulan lebih,” katanya. Menurut Ifdhal, seharusnya polisi tidak mengalami kesulit- an dalam mengungkap pelaku. Keterlibatan langsung aparat kepolisian menjadi rujukan. “Polisi kan terlibat langsung di lapangan saat kerusuhan ter- jadi. Seharusnya mereka tidak kesulitan menentukan siapa pihak yang bertanggung jawab. Mereka bukan mendapatkan data dari saksi, justru mereka- lah saksinya,” tegasnya. Komnas HAM, ujarnya, telah merampungkan investigasi ter- kait kasus Koja selang beberapa minggu setelah peristiwa me- letus. Kesimpulannya, pihak yang harus bertanggung jawab secara fungsional adalah Har- yanto Badjuri dan Bambang Sugiyono. Walau disebut dalam reko- mendasi Komnas HAM, kedua pejabat yang sudah lengser dari posisi Kepala Satpol dan Wali Kota Jakut belum sekali pun dipanggil penyidik. Hal ini juga dipertanyakan Kom- nas HAM. “Kami menyelidiki kesalahan fungsional mereka. Polisi seharusnya menyelidiki apakah keduanya terlibat se- cara pidana dalam kasus itu,” kata Ifdhal. Saat ini, Komnas HAM se- dang memfasilitasi pertemuan antara PT Pelindo II dan ahli waris Mbah Priok menyangkut lokasi makam. Pelindo meng- anggap areal makam milik mereka, pihak ahli waris pun demikian. (J-1) [email protected] Komnas HAM menyayangkan lambatnya pihak kepolisian menyelesaikan kasus bentrokan di makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara. Fidel Ali Permana Polda Ajukan Pemindahan Antasari Dkk ke MA Istana Dihadiahi Replika Ponsel POLDA Metro Jaya telah meng- ajukan pemindahan tahanan terdakwa kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yakni Antasari Azhar, Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan Lo yang saat ini masih ditahan di rumah tahanan Polda Metro Jaya. “Kami telah mengajukan pemindahan hari Selasa (23/11) ke Mahkamah Agung (MA). Awalnya diajukan ke kejak- saan, tapi karena sudah masuk proses kasasi, kami menga- jukan ke pengadilan lalu ke MA,” papar Kepala Biro Ope- rasi Polda Metro Jaya Kombes Sujarno, kemarin. Antasari, Sigid, dan Jerry ditahan di Rutan Polda se- jak Mei 2009. Di sana mereka menempati sel terpisah, An- tasari di rutan narkoba, sedang- kan Sigid dan Jerry di Rutan Ditreskrimum. Ketiganya divonis bersalah atas pembunuhan Bos PT Pu- tra Rajawali Banjaran dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Selain itu pengajuan Kasasi mereka juga ditolak MA. “Mereka bukan tanggung ja- wab kita lagi, kasusnya sudah selesai di tingkat penyidikan, mereka kan tahanan titipan Kejaksaan,” lanjut Jarno. Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya belum mendapatkan kepastian kapan tepat nya Antasari dkk itu bisa dipin- dahkan dari rutan Polda, dan ke mana mereka akan ditem- patkan. Namun, dirinya yakin tidak akan lama lagi pemin- dahan dapat dilakukan. “Ka- pan dipindahkannya, tinggal menunggu keputusan MA,” ujarnya. MA telah memutuskan untuk menolak kasasi tiga terpidana itu pada 21 September 2010. Dengan keluarnya putusan MA itu berarti putusan ter- hadap ketiga terpidana telah berkekuatan hukum tetap. Mereka juga harus dipin- dahkan dari tahanan Polda Metro Jaya ke lembaga pe- masyarakatan karena status mereka di polda adalah titipan dari kejaksaan. Terungkapnya kasus Gayus Tambunan yang bebas keluar masuk tahanan dengan mudah beberapa waktu lalu mem- buat pihak kepolisian mulai membenahi keberadaan para tahanan yang seharusnya su- dah dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan. (FD/J-3) SEJUMLAH aktivis Migrant Care bersama keluarga korban tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mengalami kekerasan berdemonstrasi di depan Istana Negara, kemarin. Mereka menolak kebijakan pemerintah yang akan mem- berikan telepon seluler (ponsel) atau handphone bagi para TKI. Sebagai simbol penolakan, demonstran membawa rep- lika ponsel. Di bagian layarnya tertulis ‘Ketik REG (spasi) DISIKSA, kirim ke SBY’. Ada juga ‘Ketik REG (spasi) DIPER- KOSA, kirim ke Muhaimin’. Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, menga- takan peliknya persoalan bu- ruh migran dari hulu hingga hilir tidak bisa dijawab dengan sebuah telepon seluler. “Dengan memberi telepon seluler, pemerintah tak perlu berbuat banyak, tak perlu ne- gosiasi dengan negara tujuan, tak perlu repot. Namun, sangat mudah dan instan. Pemerintah tinggal mengajukan anggaran ke DPR,” ujarnya di Jakarta, kemarin. Anis menambahkan, peme- rintah harus mendesak negara– negara yang tidak memberi perlindungan hukum serta ak- ses informasi dan komunikasi agar memasukkan hal itu da- lam kontrak kerja TKI. Untuk itu, pemerintah harus meng- adakan nota kesepahaman de- ngan negara-negara itu. Seorang peserta aksi, War- ni, 50, menceritakan kisah anaknya, Sugiarti, 28, yang mengalami penyiksaan dan pelecehan seksual di Baghdad, Irak. Menurut Warni, ketika pu- trinya berangkat 7 tahun silam, pada 2003, visa yang didapat yaitu visa Yordania. Namun, setelah dua tahun keberang- katan, putrinya mengaku justru ditempatkan di Irak. “Saya tidak tahu kenapa dia ditempatkan di Irak. Saya mo- hon ke pemerintah memulang- kan anak saya,” ujarnya. Selain ‘terdampar’ di daerah konik, Sugiarti juga menjadi korban penyiksaan dan pemer- kosaan majikannya. Bahkan, putrinya jadi punya anak 2 ta- hun akibat pemerkosaan itu. Sementara itu, Bareskrim Ma bes Polri menahan dua tersangka perdagangan orang atau pengiriman TKI tidak sesuai prosedur. KS dan UBB adalah karyawan PJTKI yang mengurus kepergian Winfai- dah. Winfaidah ketahuan disiksa majikannya setelah dibuang di sebuah taman di Penang, Malaysia, September lalu. Duka para pahlawan devisa kembali pecah di Lampung. Jutawiana, 20, warga Dusun Pegantungan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lam- pung Selatan, kembali ke tanah kelahirannya dalam keadaan tak bernyawa. TKI malang itu berangkat ke negeri jiran tiga tahun silam. (*/RM/J-2) Kami telah mengajukan pemindahan hari Selasa (23/11) ke Mahkamah Agung.’’ Sujarno Kabiro Operasi Polda Metro Jaya MI/ROMMY P KEKERASAN TKI: Seorang demonstran dari Migrant Care dengan menggunakan topeng dan memegang replika ponsel berdemonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Upload: vannhan

Post on 10-Jun-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4 | Megapolitan SABTU, 27 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Kasus Mbah Priok Mandek di Polda

SUDAH tujuh bulan berlalu, tetapi polisi be-lum juga menetapkan seorang pun tersangka

dalam kasus bentrokan di Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Padahal, bentrokan antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan massa pada 14 April 2010 itu mengakibatkan 3 orang tewas, 28 luka berat, serta 148 luka ringan.

Saat kejadian, Kapolda Metro Jaya Irjen Wahyono dan Ka-bid Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafl i Amar mene-gaskan pihaknya akan meng-ungkap kasus tersebut secara tuntas. Masyarakat Indonesia sendiri menyaksikan langsung bagaimana peristiwa terjadi melalui layar kaca.

Menurut Wahyono, sebe-lum penertiban makam Mbah Priok dilakukan, pihaknya su dah memberikan laporan intelijen kepada Kepala Satpol PP Haryanto Badjuri dan Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono supaya berhati-hati menyelesaikan masalah.

“Kami memiliki perkiraan

pasti akan ada masalah di situ,” jelasnya. “Tanya saja ke dia (wali kota), di mana posisinya saat kerusuhan terjadi,” sebut Wahyono kala itu.

Nama Bambang Sugiyono dan Haryanto Badjuri menjadi pihak paling bertanggung ja-wab atas dasar surat permin-taan bantuan penertiban yang ditujukan ke Polda Metro Jaya pada 29 Maret 2010 Nomor 1529/1.785/29 Maret. Karena permintaan itu, Polda juga mengirimkan petugas sebagai pihak diperbantukan.

Namun, niat Wahyono untuk menuntaskan kasus itu hanya sebatas janji sebab dia keburu lengser dan digantikan Irjen Timur Pradopo pada Juni 2010. Saat ini Timur Pradopo sudah menjabat Kapolri dengan pang-kat jenderal.

Sementara itu, Kapolda Me-tro Jaya Irjen Sutarman yang menggantikan Timur Pradopo mengaku belum memiliki bukti kuat untuk menetapkan pe-nang gung jawab lapangan se-bagai tersangka. “Kita tidak bisa menangkap pelaku sepanjang bukti belum cukup,” jelasnya.

Sejauh ini polda sudah me-meriksa sekitar 40 saksi. Me-

reka dari unsur masyarakat, Satpol PP, maupun polisi. Barang bukti berupa senjata tajam, bambu, dan bongkahan batu pun sudah disita sebagai barang bukti.

MenyayangkanKetua Komnas HAM Ifdhal

Kasim sangat menyayangkan lambatnya pihak kepolisian da-lam mengungkap kasus yang menghebohkan itu. “Mestinya sudah ada perkembangan ber-arti karena kasus tersebut su-dah berlalu enam bulan lebih,” katanya.

Menurut Ifdhal, seharusnya polisi tidak mengalami kesulit-an dalam mengungkap pelaku. Keterlibatan langsung aparat kepolisian menjadi rujukan. “Polisi kan terlibat langsung di lapangan saat kerusuhan ter-jadi. Seharusnya mereka tidak kesulitan menentukan siapa pihak yang bertanggung jawab. Mereka bukan mendapatkan data dari saksi, justru mereka-lah saksinya,” tegasnya.

Komnas HAM, ujarnya, telah merampungkan investigasi ter-kait kasus Koja selang beberapa minggu setelah peristiwa me-letus. Kesimpulannya, pihak yang harus bertanggung jawab secara fungsional adalah Har-yanto Badjuri dan Bambang Sugiyono.

Walau disebut dalam reko-mendasi Komnas HAM, kedua pejabat yang sudah lengser

dari posisi Kepala Satpol dan Wali Kota Jakut belum sekali pun dipanggil penyidik. Hal ini juga dipertanyakan Kom-nas HAM. “Kami menyelidiki

kesalahan fungsional mereka. Polisi seharusnya menyelidiki apakah keduanya terlibat se-cara pidana dalam kasus itu,” kata Ifdhal.

Saat ini, Komnas HAM se-dang memfasilitasi pertemuan antara PT Pelindo II dan ahli waris Mbah Priok menyangkut lokasi makam. Pelindo meng-

anggap areal makam milik mereka, pihak ahli waris pun demikian. (J-1)

[email protected]

Komnas HAM menyayangkan lambatnya pihak kepolisian menyelesaikan kasus bentrokan di makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara.

Fidel Ali Permana

Polda Ajukan Pemindahan Antasari Dkk ke MA

Istana Dihadiahi Replika Ponsel

POLDA Metro Jaya telah meng-ajukan pemindahan tahanan terdakwa kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yakni An tasari Azhar, Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan Lo yang saat ini masih ditahan di rumah tahanan Polda Metro Jaya.

“Kami telah mengajukan pemindahan hari Selasa (23/11) ke Mahkamah Agung (MA). Awalnya diajukan ke kejak-saan, tapi karena sudah ma suk proses kasasi, kami menga-jukan ke pengadilan la lu ke MA,” papar Kepala Biro Ope-rasi Polda Metro Jaya Kombes Sujarno, kemarin.

Antasari, Sigid, dan Jerry ditahan di Rutan Polda se-jak Mei 2009. Di sana mere ka

menempati sel terpisah, An-tasari di rutan narkoba, sedang-kan Sigid dan Jerry di Rutan Ditreskrimum.

Ketiganya divonis bersalah atas pembunuhan Bos PT Pu-

tra Rajawali Banjaran dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Selain itu pengajuan Kasasi mereka juga ditolak MA.

“Mereka bukan tanggung ja-wab kita lagi, kasusnya sudah selesai di tingkat penyidikan, mereka kan tahanan titipan Kejaksaan,” lanjut Jarno.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya belum menda patkan kepastian kapan tepat nya Antasari dkk itu bisa dipin-dahkan dari rutan Polda, dan ke mana mereka akan ditem-patkan. Namun, dirinya yakin tidak akan lama lagi pemin-dahan dapat dilakukan. “Ka-pan dipindahkannya, tinggal menunggu keputusan MA,” ujarnya.

MA telah memutuskan untuk menolak kasasi tiga terpidana itu pada 21 September 2010. Dengan keluarnya putusan MA itu berarti putusan ter-hadap ketiga terpidana telah berkekuatan hukum tetap.

Mereka juga harus dipin-dahkan dari tahanan Polda Metro Jaya ke lembaga pe-masyarakatan karena status mereka di polda adalah titipan dari kejaksaan.

Terungkapnya kasus Gayus Tambunan yang bebas keluar masuk tahanan dengan mudah beberapa waktu lalu mem-buat pihak kepolisian mulai membenahi keberadaan para tahanan yang seharusnya su-dah dipindahkan ke lembaga pemasyarakatan. (FD/J-3)

SEJUMLAH aktivis Migrant Care bersama keluarga korban tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mengalami kekerasan berdemonstrasi di depan Istana Negara, kemarin.

Mereka menolak kebijakan pemerintah yang akan mem-berikan telepon seluler (ponsel) atau handphone bagi para TKI.

Sebagai simbol penolakan, demonstran membawa rep-lika ponsel. Di bagian layarnya tertulis ‘Ketik REG (spasi) DISIKSA, kirim ke SBY’. Ada juga ‘Ketik REG (spasi) DIPER-KOSA, kirim ke Muhaimin’.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, menga-takan peliknya persoalan bu-ruh migran dari hulu hingga hilir tidak bisa dijawab dengan sebuah telepon seluler.

“Dengan memberi telepon seluler, pemerintah tak perlu berbuat banyak, tak perlu ne-gosiasi dengan negara tujuan, tak perlu repot. Namun, sangat mudah dan instan. Pemerintah tinggal mengajukan anggaran ke DPR,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Anis menambahkan, peme-

rintah harus mendesak negara–negara yang tidak memberi perlindungan hukum serta ak-ses informasi dan komunikasi agar memasukkan hal itu da-lam kontrak kerja TKI. Untuk itu, pemerintah harus meng-adakan nota kesepahaman de-ngan negara-negara itu.

Seorang peserta aksi, War-

ni, 50, menceritakan kisah anaknya, Sugiarti, 28, yang mengalami penyiksaan dan pelecehan seksual di Baghdad, Irak. Menurut Warni, ketika pu-trinya berangkat 7 tahun silam, pada 2003, visa yang didapat yaitu visa Yordania. Namun, setelah dua tahun keberang-katan, putrinya mengaku justru

ditempatkan di Irak.“Saya tidak tahu kenapa dia

ditempatkan di Irak. Saya mo-hon ke pemerintah memulang-kan anak saya,” ujarnya.

Selain ‘terdampar’ di daerah konfl ik, Sugiarti juga menjadi korban penyiksaan dan pemer-kosaan majikannya. Bahkan, putrinya jadi punya anak 2 ta-hun akibat pe merkosaan itu.

Sementara itu, Bareskrim Ma bes Polri menahan dua tersangka perdagangan orang atau pengiriman TKI tidak sesuai prosedur. KS dan UBB adalah karyawan PJTKI yang mengurus kepergian Winfai-dah.

Winfaidah ketahuan disiksa majikannya setelah dibuang di sebuah taman di Penang, Malaysia, September lalu.

Duka para pahlawan devisa kembali pecah di Lampung. Ju tawiana, 20, warga Dusun Pe gantungan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lam-pung Selatan, kembali ke tanah kelahirannya dalam keadaan tak bernyawa. TKI malang itu berangkat ke negeri jiran tiga tahun silam. (*/RM/J-2)

Kami telah mengajukan pemindahan hari Selasa (23/11) ke Mahkamah Agung.’’

SujarnoKabiro Operasi Polda Metro Jaya

MI/ROMMY P

KEKERASAN TKI: Seorang demonstran dari Migrant Care dengan menggunakan topeng dan memegang replika ponsel berdemonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin.