documentlq
DESCRIPTION
basisTRANSCRIPT
ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK
PERIODE 2000-2010
Knowledge, Piety, Integrity
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
FATIA HILMIYATI
106084003586
JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434H/2013M
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Fatia Hilmiyati
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Juli 1987
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jalan Semanggi I, Rt 001/03 No 21
Cempaka Putih - Ciputat Timur
Tangerang Selatan
6. No Telepon : 021-97688986
7. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. Tk : TK Mutiara
2. SD : SD Negeri Legoso-Banten
3. SMP : MTS Islamiyah Ciputat
4. SMA : MAN 4 Pondok Pinang Jakarta
5. Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Drs. H. Djedjen Zainuddin
2. Ibu : Tikah Atikah
3. Alamat : Jalan Semanggi I, Rt 001/03 No 21
Cempaka Putih - Ciputat Timur
Tangerang Selatan
4. Anak Ke : 3 (Tiga) dari 5 (Lima) Bersaudara
ii
ANALYSIS OF THE POTENTIAL ECONOMIC SECTOR IN DEPOK
2000 – 2010 Periods
By : Fatia Hilmiyati
Abstract
This Research is an effort to determine potential areas that affect the
economic growth in Depok during 2000 through 2010, and some of the potential
contribution of these sectors to the economic growth of the region. The data used
is the Gross Regional Domestic Product (GRDP) and Depok West Java in 2000
until 2010. This study used analysis tools Location Quotient (LQ) equipped with
analysts Shift share, which to know the leading sectors in Depok.
In Depok which is a sector basis with an average LQ is the largest building
sector, with an average of LQ (2.00 percent), then the setor trade, Hotel &
Restaurant 1.48%; Sector Electricity, Gas & Water Supply 1,44%, and Sector
Transportation & Communications. Shift share analysis results of the method
using the differential growth component (Dj) in Depok City of 9 sector indicated
that there are 8 sectors, where the proficiency level sector grew more slowly
compared with the same economic sector in West Java, so to 8 sectors have low
competitiveness and no potential to be developed to spur economic growth in the
city of Depok, while the proportional growth component (Pj) show that there are
6 sectors which have an average positive value, it means the city of Depok has a
faster growth in the same sector with the fastest growing sectors in economy of
West Java Province.
Of the 9 sectors in the city of Depok, based on the results of shift share
analysis method using differential component (Dj) in Depok there is only one
sector, namely the Manufacturing sector (Dj) average of 25383.19 is growing
faster than the sector the same economy as the West Java Province.
Keywords : Economic Potency, Location Quotient, Shift Share
iii
ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK
PERIODE 2000 - 2010
Oleh : Fatia Hilmiyati
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui potensi-potensi
daerah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Depok selama
tahun 2000 hingga tahun 2010, dan beberapa besar sumbangan sektor-sektor
potensial tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Data yang digunakan
yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Depok dan Jawa Barat
tahun 2000 sampai dengan 2010. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis
Location Quotient (LQ) yang dilengkapi analis Shift share, yang digunakan untuk
mengetahui sektor-sektor unggulan di Kota Depok.
Untuk Kota Depok yang merupakan sektor basis dengan rata-rata LQ
terbesar yaitu sektor Bangunan dengan LQ rata-rata sebesar 2,00%, kemudian
sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 1,48%, Sektor Listrik, Gas & Air Bersih
1,44%, dan Sektor Pengangkutan & Komunikasi. Hasil metode analisis Shift
share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj) pada Kota Depok
dari 9 sektor terindikasi bahwa terdapat 8 sektor, dimana sektor tesebut tumbuh
lebih lambat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Propinsi Jawa
Barat, sehingga ke 8 sektor tersebut memiliki daya saing rendah dan tidak
berpotensi untuk dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kota
Depok, sedangkan komponen pertumbuhan proporsional (Pj) menunjukan bahwa
terdapat 6 sektor yang memiliki nilai rata-rata positif, hal ini berarti Kota Depok
memiliki pertumbuhan lebih cepat pada sektor yang sama dengan sektor yang
tumbuh cepat di perekonomian Propinsi Jawa Barat.
Dari ke 9 Sektor yang ada di Kota Depok, berdasarkan hasil metode analisis Shift
Share menggunakan komponen differensial (Dj) pada Kota Depok hanya terdapat
1 sektor, yaitu sektor Industri Pengolahan dengan (Dj) rata-rata 25383,19 yang
tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Propinsi
Jawa Barat.
Kata Kunci : Potensi Ekonomi, Kuosien Lokasi, Shift Share
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya
serta Hidayah-Nya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi umatnya
dihari akhir kelak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat menyarankan
saran dan keritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna
penyempurnaan skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak, yang tulus memberikan do’a, saran dan kritik,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-
tingginya, disampaikan kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dalam
penulisan skripsi ini. Smoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah dengan
balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut
disampaikan kepada:
1. Ayahanda penulis Drs. H. Djedjen Zainuddin dan Ibunda Tikah Atikah
atas do’a dan kasih sayangnya yang tiada terbatas kepada penulis,
sehingga terselesaikanya skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Lukman, M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing Pertama
Akademik, yang telah membantu membimbing dan mengarahkan
penulis selama penulisan skripsi ini.
v
4. Bapak M. Hartana I. Putra, SE, M.Si, Dosen Pembimbing Kedua
Akademik, yang telah membantu membimbing dan mengarahkan
penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Ibu Utami Baroro, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Herni Ali HT, SE, MM sebagai Ketua penguji ujian skripsi,
Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si sebagai Sekretaris penguji ujian
skripsi, dan Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, SE, M. Sc sebagai Penguji
ahli ujian skripsi.
7. Seluruh Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Abas, Bapak
Amir Syarifudin, Bapak Suhenda, Bapak Heri, Bapak Nurbelian, Bapak
Muchtar lamo, Bapak Roikhan, Ibu Fitri Amalia, Ibu Rahmawati.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya
Bapak Heri, Bapak Sofyan, Bapak Alfred, Bapak Rahmat, Pakde, Ibu
Lili, Ibu Ani, Ibu Umi, Ibu Dewi dan Ibu Sizka walaupun di semester
awal streng banget tapi setelah penulis menyelsaikan semester akhir,
ibu sizka sangat baik banget terutama anak-anak IESP, terimakasih
Bapak – bapak dan Ibu - ibu staf yang telah memberikan pelayanan
dengan baik.
9. Kepada Suami ku Taufik Hidayat, A.Md yang telah mencurahkan
waktunya sentatiasa menemani dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepada Kakak ku Nita Rihlati fadhilah Laila S.Hum dan Master Saeho;
Syifa Syafariyah Rahmani SE dan Tarjudin MT; Nurhayati dan Iwan;
kedua adik ku Imamul Azkiya dan Fikri Hidayatul Ilmi dan yang
tercinta M. Rafa Al-Khwarizmi Hidayat.
vi
11. My Best Friend “Kati Pane, SE dan Soraya MHJ” yang selalu setia
dalam suka dan duka serta untuk setiap kebahagian dan kesedihan yang
telah kita lalui bersama dalam menyelesaikan studi S1 ini.
12. Keluarga besar jurusan IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan)
seluruh angkatan khususnya angkatan 2006 yaitu: Upi, Fera, Frizka,
Leni, Yunita, Ifad, Bakar, Saras, Laras, Resna, Ibnu, Fadli, Ovi, Putra
Aditya (2009).
13. Keluarga Besar dan Teman – teman di Kampung Semanggi - Ciputat
yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
14. Kepada Guru-guru TKA-TPA AS-SALAM dan Ibu Kepala Sekolah,
Pengajar serta Ibu-ibu Wali Murid TK Gemilang – Ciputat Timur yang
senantiasa memberikan masukan dan semangat kepada penulis untuk
selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ciputat, 30 Juli 2013
Fatia Hilmiyati
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… i
ABSTRACT ………………………………………………………………. ii
ABSTRAK ……………………………………………………………….... iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………... 10
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….... 10
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ………….. 12
1. Teori Pembangunan Ekonomi ………………………….. 13
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ……………………………. 16
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah ………………….... 19
viii
a. Teori Rostow ………………………………………… 19
b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik ……………………... 20
c. Teori Harrod-Domar Dalam System Regional ……… 20
d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Yang Disinergikan ... 21
B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ……………….... 22
C. Metode Basis Ekonomi ……………………………………... 22
1. Basis Ekonomi (LQ) ……………………………………… 22
2. Analisis Shift Share (SS) …………………………………. 27
D. Penelitian Terdahulu ………………………………………... 28
E. Kerangka Penelitian …….…………………………………... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………… 38
B. Jenis Data dan Sumber Data………………………………. 38
C. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 39
D. Teknik Analisis Data ………………………………………... 39
1. Analisis Location Quentient (LQ) ………………………. 40
2. Analisis Shift Share (SS) ………………………………… 43
3. Tipologi ………………………………………………….. 48
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian …………………... 51
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekitar Gambaran Umum Objek Penelitian ………………... 52
1. Gambaran Umum Propinsi Jawa Barat ………………….. 52
a. Keadaan Geografis ………………………………….. 52
b. Kependudukan ……………………………………… 53
c. Ketenaga Kerjaan ……………………………........... 55
d. Pemerintahan ……………………………………...... 56
e. Pendidikan ………………………………….…..…… 57
f. Analisis Potensi pertumbuhan Ekonomi …....…..….. 58
2. Gambaran Umum Kota Depok …………………….…… 58
a. Keadaan Geografis …………………………....…..... 58
b. Kependudukan ………………………………..…..... 60
c. Ketenaga Kerjaan …………………………….…...... 60
d. Pemerintah ……………………………………........ 61
e. Pendidikan ………………………………….......…... 64
f. Kesehatan ………………………………….…....….. 66
B. Analisis Pertumbuhan Sektor ………….…………………… 67
1. Analisis Perkembangan PDRB ………………………..... 67
a. Kota Jawa Barat ……………………………………. 69
b. Propinsi Depok ………………………………….…. 70
2. Analisis Potensi Location Quontient (LQ) ………..…….. 71
a. Kota Depok ……………………………………..….. 72
x
3. Analisis Shift Share (SS) ………………………….…..…. 74
a. Kota Depok …………………………….………...…. 76
4. Tipologi sektoral ………………………………..…..…… 85
C. Pembahasan …………………………………………………. 89
1. Pembahasan Per Sektoral Kota Depok………….......…… 89
a. Sektor Pertanian……………………….………....…. 89
b. Sektor Industri Pengolahan………….…………...…. 91
c. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih…….………..…… 92
d. Sektor Bangunan/ Kontruksi………………….…...... 94
e. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran……….…..... 96
f. Sektor Pengangkutan & Komunikasi…………...…… 97
g. Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya .............. 99
h. Sektor Jasa-jasa …………………..……………........ 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………….….. 103
B. Saran …………………………………………………….…… 106
DAFTAR PUSTAKA ………………………...………………….….…… 108
LAMPIRAN……………………………………….……………….…..… 111
xi
DAFTAR TABEL
Nomer Keterangan Halaman
1.1 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa
Barat atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)
6
1.2 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Depok
atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun
2000 s.d 2010 (Persen)
7
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 32
3.1 Makna tipologi sektoral ekonomi 50
4.1 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha
Propinsi Jawa Barat Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2010
(persen)
69
4.2 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota
Depok Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2010 (persen)
70
4.3 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota
DepokTahun 2000-2010
72
4.4 Komponen Shift Share kota Depok Tahun 2000-2010 76
4.5 Komponen Pertumbuhan propotional (Pj) Kota depok 81
4.6 Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota depok 84
4.7 Makna Tipologi Sektor Ekonomi 88
4.8 Analisis Sektor Pertanian 89
xii
4.9 Analisis Sektor Industri Pengolahan 91
4.10 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 93
4.11 Analisis Sektor Bangunan 94
4.12 Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 96
4.13 Analisis Sektor Pengangkutan & Komunikasi 98
4.14 Analisis Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya 99
4.15 Analisis Sektor Jasa-jasa 101
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomer Keterangan Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Di Kota Depok 37
4.1 Peta Propinsi Jawa Barat 52
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomer Keterangan Halaman
I Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa
Barat Tahun 2000-2010
114
II Produk Domestik Regional Burto Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Depok
Tahun 2000-2010
117
III Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Depok 118
IV Location Quotient (LQ) Rata-rata Kota Depok Tahun
2000-2010
119
V Komponen Shift Share Propinsi Jawa Barat
Pertambahan (Gj) Tahunan Propinsi Jawa Barat
123
VI Komponen National Share Propinsi Jawa Barat (Nj) 124
VII Komponen Tumbuh Differential Shift (DJ) Propinsi
Jawa Barat
130
VIII (P + D)j Propinsi Jawa Barat 131
IX Komponen Differential Shift (Dj) Kota depok 135
X Komponen Propotional Shift (Pj) Propinsi Jawa Barat 136
XI Rata-rata Propotional Shift (Pj) Propinsi Jawa Barat 139
XII Checking Perhitungan Shift Share Propinsi Jawa Barat 139
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional di negara-negara berkembang pada umumnya,
terfokus pada pembangunan ekonomi melalui usaha pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan
jasa, yang diukur antara lain melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada
tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat
daerah baik Propinsi, Kabupaten maupun Kota.
Pelaksanaan pembangunan Indonesia selama ini juga tidak terlepas dari
pandangan tersebut. Pembangunan nasional mempunyai dampak atas
pembangunan daerah, sebab daerah adalah bagian integral dari suatu negara.
Indonesia sebagai suatu negara kesatuan, rencana pembangunannya meliputi
rencana pembagunan nasional maupun rencana pembangunan dalam tataran
regional. Pembangunan ekonomi nasional mempunyai dampak atas struktur
ekonomi nasional dan struktur ekonomi daerah. (Robinson Tarigan, 2005:234).
Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.
Sebab, hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai
wujud peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata.
Pengembangan wilayah yang dapat dimulai dengan memahami kondisi
wilayah saat ini (tingkat perkembangannya), serta potensi dan permasalahan
yang ada di wilayah tersebut, yang selanjutnya dijadikan dasar pertimbangan
2
dalam penentuan prioritas pembangunan. Dengan penggalian dan
pengembangan potensi yang ada di daerah tersebut, maka secara langsung
ataupun tidak langsung akan meningkatkan pendapatan asli daerah serta
mengurangi ketergantungan bantuan dari luar wilayah (eksternal). (Fahrurrazy,
2009:11).
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan
masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan
daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya
dan dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu menaksir
potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah. (Lincolin Arsyad, 2010:374).
Kota Depok, merupakan bagian dari Kota Metropolitan Jabodetabek,
selain merupakan Kota yang berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta, Kota Depok juga merupakan wilayah penyangga Ibu
Kota Negara yang diarahkan untuk Kota Pemukiman, Kota Pendidikan,
Pusat Pelayanan Perdagangan dan Jasa, Kota Pariwisata dan sebagai Kota
Resapan Air. Ada empat faktor yang memicu perkembangan wilayah Kota
Depok, yaitu kedekatan geografis dengan Ibukota Negara, adanya Universitas
Indonesia, daya tarik sebagai tempat bermukim, dan otonomi daerah. Keempat
faktor ini bekerja simultan mendongkrak setiap sektor-sektor yang ada di Kota
3
depok untuk menjadi salah satu indikator dalam mengukur tingkat
perkembangan ekonomi tersebut.
Konsekuensi dalam membangun ekonomi daerah membutuhkan tujuan
yang matang dan peran serta pemerintah daerah serta masayarakat untuk
merancang dan membangun perekonomian daerah. Peran serta masyarakat dan
pemerintah dalam pembangunan daerah dapat terlaksana dengan kondusif,
karena ditunjang adanya otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya dua
produk undang-undang, yaitu UU. No. 22 tahun 1999 (sekarang UU tersebut
diganti dengan UU No.32 Tahun 2004) tentang Pemerintahan Daerah dan UU.
No 25 tahun 1999 (sekarang diganti dengan UU No 33 Tahun 2004) tentang
perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.
Lahirnya Undang-Undang tersebut disambut positif oleh banyak
kalangan dengan segenap harapan bahwa melalui otonomi daerah akan dapat
merangsang terhadap adanya upaya untuk menghilangkan praktik-praktik
sentralistik yang pada satu sisi dianggap kurang menguntungkan bagi daerah
dan penduduk lokal. Era otonomi telah memberikan kesempatan kepada
pemerintah daerah, baik Propinsi maupun Kota/Propinsi untuk
mengembangkan sendiri potensi daerah yang dimilikinya. Dengan kata lain,
daerah diberi wewenang untuk mengelola sendiri keuangannya sekaligus
menentukan arah pembangunan yang akan dilaksanakan demi tercapainya
kemakmuran penduduk didaerahnya, dengan mempertimbangan segenap
potensi, sumber daya serta faktor-faktor lainnya, baik faktor pendukung
maupun faktor penghambat.
4
Selanjutnya dalam tahap pengembangan wilayah, Kota Depok juga
menghadapi masalah dalam hal pemerataan pembangunan antar kecamatan.
Sumber ketimpangan diperkirakan karena ketidakmerataan jumlah dan
kepadatan penduduk, perbedaan kecepatan perkembangan ekonomi di tiap
wilayah, perbedaan tingkat SDM dan penyediaan sarana dan prasarana yang
dapat menunjang perekonomian serta kurangnya perhatian pemerintah dalam
mengoptimalkan potensi lokal di setiap kecamatan. Untuk itu, sangat
penting dilakukan identifikasi potensi lokal dan tingkat perkembangan wilayah,
sehingga proses pembangunan dapat dilakukan optimal dan efisien guna
penciptaan masyarakat yang mandiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada
bantuan wilayah lain. .
Selain itu, Untuk mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi wilayah
Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat diperlukan suatu metode yang berguna
untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah. Untuk
selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan-
tindakan apa yang harus diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang
ada.
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan
ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan
basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik
penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar
wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi
5
permintan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan
intern/permintaan lokal). Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor ini sangat
dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat.
Dengan demikian sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat
dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar
anggapan diatas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian
wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Oleh karena itu
analisis basis sangat berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan
ekonomi wilayah (Robinson Tarigan, 2005:28).
Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan
indikator penting di suatu wilayah yang dapat mengindikasikan totalitas
produksi barang/jasa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
perencanaan dan evaluasi pembangunan wilayah. Laju pertumbuhan PDRB
Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat disumbang oleh 9 (sembilan) sektor
yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik,
gas dan air minum; bangunan dan konstruksi; perdagangan,hotel dan restoran;
angkutan dan komunikasi; bank dan lembaga keuangan lainnya; jasa-jasa.
Berikut ini adalah tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha dalam perekonomian Kota
Depok dan Propinsi Jawa Barat selama Tahun 2000 s.d 2010.
6
Tabel 1.1
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Propinsi Jawa Barat atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)
SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian
14.70
14.45
14.75
13.43
14.11
11.93
11.11
12.54
11.85
12.25
12.60
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
40.84
40.71
40.60
42.58
42.09
44.46
45.28
44.51
44.28
42.20
37.80
Listrik, Gas dan Air Bersih
1.98
2.26
2.32
2.32
3.33
2.89
3.00
3.07
2.96
3.09
2.76
Bangunan/Konstruksi
2.68
2.68
2.71
2.64
2.91
2.94
3.03
3.17
3.40
3.26
3.76
Perdagangan, Hotel dan Restoran
18.17
17.79
18.50
17.32
19.78
19.08
19.03
20.08
20.12
20.32
22.38
Pengangkutan dan Komunikasi
3.74
3.97
4.42
4.97
5.52
5.32
5.89
6.14
6.36
6.41
7.08
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
2.73
2.89
2.94
2.98
3.13
3.03
2.70
3.04
3.01
2.88
2.74
Jasa – jasa
6.18
7.33
7.59
7.85
8.84
7.27
7.24
7.18
7.71
7.83
8.85
PDRB ADHK 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
BPS, Jawa Barat 2000-2010
7
Tabel 1.2
Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Kota Depok atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)
SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian 4.02 3.84 3.92 3.59 3.21 2.99 2.64 2.43 2.31 2.21 2.21
Pertambangan dan Penggalian - - - -
Industri Pengolahan 38.45 38.24 38.38 38.37 38.25 38.49 37.58 37.55 36.60 36.27 35.95
Listrik, Gas dan Air Bersih 3.47 3.37 3.97 4.35 4.06 4.81 4.65 4.65 4.30 4.14 3.98
Bangunan/Kontruksi 6.60 6.33 5.81 5.88 5.94 5.27 4.84 4.84 4.67 4.61 4.73
Perdagangan, Hotel dan Restoran 30.49 30.61 30.54 30.50 30.37 30.07 32.19 33.12 34.67 35.55 36.29
Pengangkutan dan Komunikasi 5.04 5.48 5.72 5.67 6.33 6.81 6.81 6.42 6.61 6.55 6.28
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya 3.80 3.82 3.65 3.65 3.91 3.85 3.52 3.50 3.40 3.31 3.26
Jasa – jasa 8.12 8.32 8.02 7.99 7.94 7.71 7.91 7.48 7.44 7.37 7.31
PDRB ADHK 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
BPS, Kota Depok 2000-2010
8
Dapat dilihat dalam PDRB Kota Depok periode 2000-2010, Industri
Pengolahan memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB yaitu sebesar 38,45%
pada tahun 2000 dan mengalami peningkatan menjadi 35,95% pada tahun
2010. Begitu juga dengan dengan PDRB Jawa Barat yang memiliki kontribusi
terbesar sebanyak 40,84% di tahun 2000, hanya terpaut 2,39% dari jumlah
PDRB Kota Depok. Sedangkan di tahun 2010, PDRB Propinsi Jawa Barat
sebesar 37,80% yang hanya terpaut selisih angka dengan Kota Depok sebesar
1,85%.
Selebihnya beberapa sektor yang memiliki kontribusi dengan nilai PDRB
kedua setelah Sektor Industri Pengolahan adalah Sektor Perdagangan untuk
Kota Depok dan Jawa Barat. Dengan nilai PDRB Propinsi Jawa Barat di tahun
2000 sebesar 18,17% dan tahun 2010 sebesar 22,38%, dan nilai PDRB atas
dasar harga berlaku untuk Kota Depok sebesar 30,49% di tahun 2000 dan di
tahun 2010 sebesar 36,29%,
Pada urutan ketiga selanjutnya dengan nilai kontribusi PDRB yang
berbeda antara Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Jasa-jasa;
dan Sektor Pertanian. Dimana pada Sektor Pertanian memiliki kontribusi
PDRB diatas 11%, yang terus berfluktuasi tiap tahunya. Sedangkan untuk
Sektor Jasa-jasa pada Kota Depok hanya 7% saja, masih terpaut tinggi
dibandingakan dengan Propinsi.
Pada urutan keempat selanjutnya dengan nilai kontribusi PDRB yang
berbeda lagi antara Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Jasa-
jasa; dan Sektor Pengangkutan & Komunikasi. Dimana pada Sektor Jasa-jasa
9
memiliki kontribusi PDRB diatas 6% yang terus meningkat dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2010 sebesar 8,85%. Sedangkan untuk Sektor
Pengangkutan & Komunikasi pada Kota Depok di atas 5%, dan terus menerus
mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu di tahun 2000
sebesar 5,04% dan di tahun 2010 sebesar 6,28%.
Selanjutnya Sektor-sektor dengan nilai PDRB atas dasar harga berlaku
pada urutan kelima, untuk Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Pengankutan &
Komunikasi yang sangat tinggi nilai PDRB di bandingkan tahun lainya yaitu di
tahun 2010 sebesar 7,08%, dan Sektor Bangunan untuk Kota Depok di tahun
2010 sebesar 4,73%, hanya terpaut selisih 2,35%.
Adapun beberapa sektor yang memiliki kontribusi yang cukup rendah,
persentase distribusi sektor berada dibawah lima persen yaitu Sektor
Bangunan; Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; dan Sektro Listrik,
Gas & Air Bersih untuk Propinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk Kota Depok itu
sendiri adalah Sektor Pertanian; Sektor Listrik, Gas & Air Bersih; dan Sektor
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.Tiap sektor masing-masing memiliki
perannya yang berbeda sehingga dapat di jadikan acuan untuk keberlangsung
bagi pertumbuhan baik itu di Kota maupun di Propinsi, sehingga dari ciri- ciri
diatas dapat kita perhatikan peran setiap sektor dalam pertumbuhanya di Kota
Depok dan Propinsi Jawa Barat berdasarkan uraian singkat diatas maka
peneliti akan menganalisis data yang diperoleh BAPEDA Kota Depok dan BPS
Kota Depok, sehingga penulis mengambil judul “ANALISIS POTENSI
SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK PERIODE 2000-2010”.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas muncul beberapa pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana perkembangan PDRB selama 11 tahun pada masing-masing
sektor ekonomi di Kota Depok?
2. Sektor basis ekonomi apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masing-masing daerah analisis di Kota Depok?
3. Sektor-sektor ekonomi mana yang potensial untuk dikembangkan sebagai
penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan PDRB selama 11 tahun (tahun 2000-
2010) pada masing-masing sektor di Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui sektor basis ekonomi yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Depok.
3. Untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang potensial untuk
dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok.
11
D. Manfaat Penelitian
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:
1. Tambahan informasi dan bahan kajian tentang gambaran/informasi tentang
potensi pertumbuhan ekonomi di Kota Depok, sehingga Pemerintah daerah
lebih dapat mengembangkan potensi daeranya secara optimal.
2. Dapat menjadi masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan
dengan pembangunan Kota Depok.
3. Sumbangan pemikiran terhadap pembangunan yang ada.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak
dapat dipisahkan. Pembangunan menentukan usaha pembangunan yang
berkelanjutan dan tidak memusnahkan sumber daya asli, manakala teori dan
model pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan dasar negara. Konsep
pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila
dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pembangunan ekonomi meliputi
berbagai aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi, maka sampai dimana taraf
pembangunan ekonomi yang dicapai suatu Negara telah meningkat, tidak
mudah diukur secara kuantitatif (Sadono Sukirno, 2007:10). Walaupun tidak
semua teori atau model dapat digunakan, namun perbincangan mengenai
peranan faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal dan pengusaha boleh
menjelaskan sebab-sebab berlakunya ketiadaan pembangunan dalam sebuah
negara. Pada peringkat awal, pendapatan perkapita menjadi pengukur utama
bagi pembangunan. Walau bagaimanapun, melalui perubahan masa, aspek
pembangunan manusia dan pembangunan berwawasan lingkungan semakin
ditekankan.
13
1. Teori Pembangunan Ekonomi
Menurut Prof Meier dalam Mudjrajad Kuncoro (2005:17)
mendefinikasikan pembangunan ekonomi lebih dari sekedar pertumbuhan
ekonomi. Proses pembangunan menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi
yang diikuti dengan adanya perubahan (growth plus change) dalam.
Pertama, perubahn struktur ekonomi; dari pertanian ke industri atau jasa.
Kedua, perubahan kelembagaan, balik lewat regulasi maupun reformasi
kelembagaan itu sendiri.
Penekanan pada kenaikan pendapatan per kapita (GNP riil dibagi
jumlah penduduk) dan tidak hanya kenaikan pendapatan nasional riil
menyiratkan bahwa perhatian pembangunan bagi negara miskin adalah
penurunan tingkat kemiskinan. Pendapatan nasional riil (atau GNP pada
harga konstan) yang meningkat seringkali tidak diikuti dengan perbaikan
kualitas hidup. Bila pertumbuhan penduduk melebihi atau sama dengan
pertumbuhan pendapatan nasional maka pendapatan perkapita bisa menurun
atau tidak berubah, dan jelas ini tidak dapat disebut ada pembangunan
ekonomi.
Menurut Arthur lewis dalam Mudjrajad Kuncoro (2005:51) teori
pembangunan pada dasarnya membahas pembangunan yang terjadi antara
daerah Kota atau Desa, yang mengikut sertakan proses urbanisasi yang
terjadi di antara kedua tempat tersebut. Teori ini juga membahas pola
investasi yang terjadi di sektor modern dan juga sistem penetapan upah yang
14
berlaku di sistem modern, yang pada akhirnya berpengaruh besar terhadap
arus urbanisasi yang ada.
Mengawali teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian
suatu Negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu:
a. Perekonomian Tradisional
Dalam teorinya Lewis mengasumsikan bahwa di daerah pedesaan,
dengan perekonomian tradisionalnya, mengalami surplus tenaga kerja.
Surplus tersebut erat kaitanya dengan basis utama perekonomian yang
diasumsikan berada dari perkonomian tradisioanal adalah bahwa tingkat
hidup masyarakat berada pada tingkat subsistem akibat perekonomian
yang berifat subsitem pula. Hal ini ditandai dengan nilai-nilai marginal
(marginal product) dari tenaga kerja yang bernilai nol, artinya fungsi
produksi pada sektor pertanian telah sampai pada tingkat berlakunya
hukum law of diminishing return. Kondisi ini menunjukan bahwa
penambahan input variable, dalam hal ini tenaga kerja justru akan
menurunkan total produksi yang ada.
b. Perekonomian Industri
Perekonomian ini terletak di perkotaan, di mana sektor yang berperan
penting adalah sektor industri. Ciri dari perekonomian ini adalah tingkat
produktivitas yang tinggi dari input yang digunakan, termaksud tenaga
kerja. Hal ini menyiratkan bahwa nilai produk marginal terutama dari
tenag kerja, bernilai positif. Dengan demikian, perekonomian perkotaan
merupakan daerah tujuan bagi para pekerja yang berasal dari, karena nilai
15
produksi marginal dari tenaga kerja yang positif menunjukan bahwa
fungsi produksi belum belum berada pada tingkat optimal yang mungkin
dicapai. Jika ini terjadi, berarti penambahan tenaga kerja pada system
produksi yang ada akan meningkatkan output yang akan diproduksi.
Dengan demikian industri di perkotaan masih menyediakan lapangan
pekerjaan, dan ini akan berusaha dipenuhi oleh penduduk pedesaan
dengan jalan berurbanisasi.
Pembangunan dapat dilihat dari berbagi segi. Pertama, dari segi
pembangunan sektoral. Pencapaian sasaran pembangunan Nasional
dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral disesuaikan
dengan kondisi dan potensi daerah. Kedua, dari segi pembangunan wilayah
yang meliputi perkotaan dan pedesaan sebagai pusat dan lokasi kegiatan
social ekonomi dari wilayah tersebut. Ketiga, pembangunan daerah dilihat
dari segi pemerintah. Tujuan pembangunan daerah hanya dapat dicapi
apabila pemerintah daerah dapat berjalan dengan baik. Oleh Karena itu
pembanguna daerah merupakan suatu usaha pengembangan dan
memperkuat pemerintah daerah dalam rangka makin mantapnya otonomi
daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab (Sjafrizal:2008).
Dengan pemahaman pembanguna tersebut sebgai penjabaran dari
pembangunan Nasional. Kinerja pembangunan Nasional merupakan agregat
dari kinerja pembangunan dari seluruh daerah. Pencapaian tujuan dan
sasaran pembangunan Nasional merupakan agregat dari pencapaian semua
Propinsi, dan pencapaian tujuan pembangunan di tingkat Propinsi
16
merupakan agregat pencapaian kabupaten/kota. Dengan demikian tanggung
jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Nasional menjadi
kewajiban bersama antar pemerintah pusat dan daerah. Perencanaan
pembanguna daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
perencanaan pembangunan Nasional. Sinkronisasi kebijakan, program dan
kegiatan pembanguna sangat penting untuk mengoptimalkan pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya yang terbatas.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Schumpeter dalam Sadono Sukirno (2007:434) menekankan
pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan
ekonomi. Dalam teori ini ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan
golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi
dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan
barang-barang baru, mempertinggi efesian cara memproduksi dalam
menghasilkan suatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran-
pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan
mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan
mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.
Di dalam mengemukakan teori pertumbuhanya Schumpeter memulai
analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadan
tidak berkembang. Tetapi keadan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu
keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang
17
berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan.
Didorong keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan
pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan akan melakukan
penanaman modal. Inovasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan
ekonomi Negara.
Menurut Harrod-Domar dalam Sadono Sukirno (2007:435) dalam
menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk
menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat
mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka
panjang.
Menurut Simon Kuznets dalam M.L Jhingan (2004:57) pertumbuhan
ekonomi adalah “Peningkatan kemampuan suatu Negara (daerah) untuk
menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud
dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-manerus yang
disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian
kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya”.
Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan
PDRB pada suatu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya
(PDRBt-1).
PDRBt – PDRB (t-1)
Laju Pertumbuhan Ekonomi ---------------------------- X 100%
PDRB (t-1)
18
Menurut Arsyad (2010:270) Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh
beberapa faktor-faktor sebagai berikut:
a. Akumulasi Modal, termasuk investasi baru yang berwujud tanah (lahan),
peralatan fiskal dan suberdaya manusia (human resources), akan terjadi
jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang akan ditabung dan
diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.
Akumulasi modal akan menambah suberdaya-sumberdaya yang baru dan
meningkatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada.
b. Pertumbuhan penduduk, dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan
jumlah angkatan kerja dianggap sebagi faktor yang positif dalam
merangsang pertumbuhan ekonomi yang berlaku dalam menyerap dan
memperkerjakan tenaga kerja yang produktif.
c. Kemajuan teknologi menurut para ekonom, merupakan faktor yang
paling penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling
sederhana, kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-
cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
tradisional.
19
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Menurut Robinson Tarigan (2005:46) Pertumbuhan ekonomi daerah
didefinisikasikan sebagai:
Pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu
kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah
tersebut.
Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga
berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke kurun
waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan
dalam harga konstan.
Terdapat beberapa teori pertumbuhan ekonomi daerah/wilayah
sebagai berikut berikut;
a. Teori Rostow.
Teori ini melihat pembangunan ekonomi sebagai proses perubahan yang
bersifat garis lurus dan bertahap. Salah satu teori yang terkenal adalah
teori W.W Rostow tentang tahap-tahap pertumbuhan ekonomi. Menurut
Rostow, suatu perekonomian akan berkembang menjadi perekonomian
maju dalam lima tahap, yaitu: 1) Tahap Perekonomoan Tradisional . 2)
Tahap Pra Lepas Landas. 3) Thap Lepas Landas “Take Of”. 4) Tahap
Kedewasaan “Maturity”. 5) Tahap Konsumsi Masa Tingkat Tinggi “High
Mass Consum ption” (Prathama Raharja, 2004:332).
20
b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori pertumbuhan Neo Klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow
(1970) dari Amerika Serikat dan TW. Swan (1956) dari Australia.
Menurut teori ini tingkat pertumbuhan berasal dari 3 sumber yaitu
akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja dan
peningkatan teknologi. Teori Neo Klasik sebagai penerus dari teori klasik
menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar
sempurna. Dalam keadaan pasar sempurna perekonomian bisa tumbuh
maksimal. Analisis lanjutan dari paham neo klasik menunjukkan bahwa
terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth), diperlukan
suatu tingkat s (saving) yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha
diinvestasikan kembali di wilayah itu.
c. Teori Harrod-Domar Dalam Sistem Regional
Teori ini dikembangkan pada waktu yang hampir bersamaan oleh Roy F.
Harrod (1948) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika
Serikat. Teori ini didasarkan atas asumsi:
1) Perekonomian bersifat tertutup,
2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan,
3) Proses produksi memiliki koefisien yang tetap, serta
4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama
dengan tingkat pertumbuhan penduduk.
21
d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Yang Disinergikan
Teori Pertumbuhan Jalur Cepat (Turnpike) diperkenalkan oleh
Samuelson (1955). Setiap negara/wilayah perlu melihat sektor/komoditi
apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat,
baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive
advantage untuk dikembangkan. Artinya dengan kebutuhan modal yang
sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar,
dapat berproduksi dalam waktu relative singkat dan volume sumbangan
untuk perekonomian yang cukup besar. Agar pasarannya terjamin,
produk tersebut harus dapat menembus dan mampu bersaing pada pasar
yang lebih luas. Perkembangan struktur tersebut akan mendorong sektor
lain untuk turut berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan
akan tumbuh. Mensinergikan sektor-sektor adalah membuat sektor-
sektor saling terkait dan saling mendukung sehingga pertumbuhan sektor
yang satu mendorong pertumbuhan sektor yang lain, begitu juga
sebaliknya. Menggabungkan kebijakan jalur cepat dan mensinergikannya
dengan sektor lain yang terkait akan mampu membuat perekonomian
tumbuh cepat.
22
B. Produk domestic Regional Bruto (PDRB)
Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (2010:8) yaitu jumlah
nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam suatu wilayah
atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Data PDRB juga menggambarkan
kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang dimiliki.
C. Metode Basis Ekonomi
1. Basis Ekonomi (LQ)
Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan
pengalamanya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentuka
oleh besarannya peningkatan eksport dari wilayah tersebut. Kegiatan
ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya
kegiatan basis yang dpat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah
(Robinson Tarigan, 2005:28).
Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout.
Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat didalam
satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah
kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat panda kondisi internal
perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis
pekerjaan lainnya. Sedang kegiatan non basis adalah kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri.
23
Oleh karena itu, pertumbuhanya tergantung kepada kondisi umum
perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous
(tidak bebas tumbuh), pertumbuhan tergantung kepada perekonomian
wilayah secara keseluruhan. (Robinson Tarigan, 2005:55).
Dalam perekonomian regional terdapat kegiatan-kegiatan basis dan
kegiatan - kegiatan bukan basis. Menurut Glasson (1990) kegiatan-kegiatan
Basis (Basic activities) adalah kegiatan mengekspor barang-barang dan jasa
keluar batas perekonomian masyarakatnya atau memasarkan barang dan jasa
mereka kepada orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian
masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan kegiatan bukan basis (Non basic
activities) adalah kegiatan menyediakan barang yang dibutuhkan oleh orang
yang bertempat tinggal didalam batas perekonomian masyarakat yang
bersangkutan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor barang jadi; luas
lingkup produksi dan daerah pasar yang terutama bersifat lokal. Implisit
didalam pembagian kegiatan- kegiatan ini terdapat hubungan sebab akibat
yang membentuk teori basis ekonomi.
Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam suatu daerah justru akan
menambah arus pendapatan kedalam daerah yang bersangkutan, menambah
permintaan barang dan jasa sehingga akan menimbulkan kenaikan volume
kegiatan. Sebaliknya berkurangnya kegiatan basis dapat mengurangi
pendapatan suatu daerah dan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa
dan akan menurunkan volume kegiatan (Richardson, 1977).
24
Kegiatan basis mempunyai peranan penggerak pertama (Prime mover
role) dimana setiap perubahan mempunyai efek multiplier terhadap
perekonomian regional. Pendekatan secara tidak langsung mengenai
pemisahan antara kegiatan basis dan kegiatan bukan basis dapat
menggunakan salah satu ataupun gabungan dari tiga metode yaitu:
a. Menggunakan asumsi-asumsi atau metode arbetrer sederhana
mengasumsikan bahwa semua industri primer dan manufakturing adalah
Basis, dan semua industri Jasa adalah bukan basis, metode tidak
memperhitungkan adanya kenyataan bahwa dalam sesuatu kelompok
industri bisa terdapat industri-industri yang menghasilkan barang yang
sebagian di ekspor atau dijual kepada lokal atau ke duanya.
b. Metode Location Quotient (LQ).
Metode Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran
yang paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan sektor
basis atau non basis (Prasetyo, 2001: 41-53; Lincolyn, 1997: 290).
Analisis LQ dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan
komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan
menggunakan produk domestik regional bruto (PDRB) sebagai indikator
pertumbuhan wilayah. Dengan dasar pemikiran economic base
kemampuan suatu sektor dalam suatu daerah dapat dihitung dari rasio
berikut:
25
Keterangan:
Lij = Nilai tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota)
Lj = Total nilai tambah sektor di daerah j
Nip = Nilai tambah sektor i di daerah p (Propinsi/ Nasional)
Np = Total nilai tambah sektor di p
P = Propinsi /Nasional
Lij/Lj = Prosentasi employment regional dalam sektor i
Nip/Np = Prosentase employment nasional dalam sektor i
Berdasarkan hasil perhitungan LQ tersebut dapat dianalisis dan
disimpulkan sebagai berikut:
1) LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada
Propinsi daerah analisis.
2) LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada
Propinsi daerah analisis.
3) LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis sama dari sektor yang sama pada Propinsi
daerah analisis.
LQ = (Lij/LJ) / (Nip/Np)
26
c. Metode ketiga, yakni kebutuhan minimum (minimum requirements)
adalah modifikasi dari metode LQ dengan menggunakan distribusi
minimum dari employment yang diperlukan untuk menopang industri
regional dan bukannya distribusi rata–rata. Untuk setiap daerah yang
pertama dihitung adalah persentase angkatan kerja regional yang
dipekerjakan dalam setiap industri. Kemudian persentase itu
diperbandingkan dengan perhitungan hal-hal yang bersifat kelainan dan
persentase terkecil dipergunakan sebagai ukuran kebutuhan minimum
bagi industri tertentu. Persentase minimum ini dipergunakan sebagai
batas dan semua employment di daerah-daerah lain yang lebih tinggi dari
persentase dipandang sebagai employment basis. Proses ini dapat
diulangi untuk setiap industri di daerah bersangkutan untuk memperoleh
employmen basis total.
Dibandingkan dengan metode LQ, metode ini justru lebih bersifat
arbiter karena sangat tergantung pada pemilihan persentase minimum dan
tingkat disagregasi-disagregasi yang terlalu terperinci, bahkan dapat
mengakibatkan hampir semua sektor menjadi kegiatan basis atau ekspor.
Teori basis ini mempunyai sifat yang mudah diterapkan, sederhana
dan dapat menjelaskan struktur perekonomian suatu daerah dan dampak
umum dari perubahan-perubahan jangka pendek. Keterbatasan teori ini tidak
terlalu ketat dan dapat menjadi landasan yang sangat bermanfaat bagi
peramalan jangka pendek
27
2. Analisi Shift Share
Analisis Shift Share sangat berguna dalam menganalisis perubahan
struktur ekonomi daerah dibandungkan dengan perekonomian daerah.
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktifitas kerja
perekonomian daerah dengan membandingkanya dengan daerah yang lebih
besar. Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3
(tiga) bidang yang berhubungan satu sama lain (Arsyad, 2010:314) meliputi:
a. Pertambahan Ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisi perubahan
agregat secara sektoral dibandingakan dengan perubahan pada sektoral
yang sama di perekonomian yang dijadika acuan.
b. Pergeseran proposional merupakan perbedaan antara pertumbuhan
daerah dengan menggunakan pertumbuhan Nasional sektoral dan
pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan Nasional.
Daerah dapat tumbuh dengan cepat/lebih lambat dari rata-rata Nasional
jika mempunyai sektor atau industri yang tumbuh lebih cepat/lambat dari
Nasional. Dengan, demikian perbedaan laju pertumbuhan dengan
Nasional disebabkan oleh komposisi sektor yang berbeda.
c. Pergeseran differensial, digunakan untuk beberapa jauh daya saing
industri daerah (local) dengan perekonomian yang dijadikan acuan.
28
D. Penelitian Terdahulu
1. Dini (2007: 1), dalam penelitian skripsinya dengan judul “ Analisis
Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tanggerang (Pendekatan Model Basis
Ekonomi) “. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor basis dan
sektor potensial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah
analisis dengan menggunakan pendekatan basis sektor. Periode analisis
yang digunakan adalah tahun 2001-2004 dengan menggunakan data
sekunder berupa PDRB daerah analisis.Dalam penelitian ini,alat analisis
yang digunakan adalah Location Quotient, Shift Share dan Tipologi. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 4 sektor yang menjadi basis
di Kota tanggerang dilihat dari nilai LQ yang lebih dari satu serta
berdasarkan perhitungan Shift Share dan tipologi terdapat 3 sektor yang
potensial untuk dikembangkan.
2. Ropingi (2008:1) dengan judul analisis “Aplikasi Shift Share Estaben
Marquillas Pada Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali”. Ruang Lingkup
dalam penelitian adalah Kabupaten Boyolali dalam kurun waktu 10 bulan,
data yang digunakan data time series Kabupaten Boyolali PDRB selama
Lima tahun terakhir. Dengan analisis Shift Share Estaben Marquillas untuk
meneliti efek alokasi, dimana dalam efek alokasi dapat diketahui apakah
daerah tersebut terspesialisasi dengan sektor pertanian yang ada.
Hasil penelitian berdasarkan nilai efek alokasi sektor perekonomian di
Kabupaten Boyolali mempunyai 2 sektor unggulan kompetitif dan
terspesialisasikan, 3 sektor keunggulan namun tidak terspesialisasikan dan 2
29
sektor tidak memiliki keunggulan kompetitif dan juga tidak
terspesialisasikan serta 2 yang tidak memiliki keuntungan kompetitif namun
terspesialisasi. Kontribusi Sektor Pertanian dalam perekonomian Kabupaten
Boyolali dilihat dari pengganda pendapatan selama tahun 1998-2002
berkecenderungan meningkat kecuali pada tahun 2001 mengalami
penurunan.
3. Roziana Ainul Hidayati (Juli 2008:83-97) dalam penelitianya yang
berjudul “Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Kecamatan Di Kabupaten
Gresik”. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pemerintah menggalakkan
pembangunan ekonomi di kecamatan-kecamatan yang masuk kategori
daerah tertinggal dengan meningkatkan sarana prasarana ekonomi dan
social, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif serta
pengambilan sampel tentang pertumbuhan ekonomi sehingga mampu untuk
bias di kembangkan. Penggunaan tipologi klassen untuk mengetahui adanya
ketimpangan yang terjadi antar kecamatan.
4. Zuhairan Y. Yunan (2010:25) dalam penelitiannya dengan judul “Sektor
Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang Selatan (Suatu Pendekatan
Location Quotient)” Tujuan dari penelitian ini adalah pemecahan masalah
dengan perlu adanya kemampuan di bidang ekonomi di daerah analisis,
dengan menggunakan populasi sebagai subyek penelitian berupa PDRB
sektoral Kota Tanggerang Selatan dan Propinsi Banten tahun 2007-2009
dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan 2000, dengan Purposive
Sample sebagai teknik pengambilan sampelnya. Identifikasi sektor basis dan
30
non basis menggunakan alat analisis Location Quotient. Penghitungan hasil
dari LQ dalam penelitian tersebut. Menunjukan bahwa secara rata-rata
selama 3 tahun terakhir, terdapat 6 sektor yang merpakan sektor basis yaitu
sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan,
sektor hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor Bank &
Lembaga Keuangan Lainnya serta sektor jasa-jasa.
5. Prof. S Chattopadhya (2011:41) “Forecasting Regional Economic
Potentialis for economic Regional-Special Economic Zone and Investment
Regions”. Penelitian ini membahas bagaimana mementukan dari setiap
kebijakan local dan regional untuk meningkatakan taraf kesejahteraan
wilayah. Terutama dalam membuat kebijakan pembangunan ekonomi,
struktur sektoral dan kinerja daerah tersebut. Dengan menggunakan analisis
Shift Share dan LQ sebagai acuan untuk mememenuhi standarisasi dalama
penelitian ini, dan menggabungkan komponen Shift Share sebagai
mengukur perubahan ekonomi regioanal, mengukur pangsa pasar, serta
mengukur perubahan dalam industri di wilayah tersebut.
6. Lina Suherty (2011:143-148) “Analisis Pengembanagn Sektor Ekonomi
Potensial Kabupaten Barito Kuala”. Ada 3 sektor yang termaksud ke dalam
sektor basis yaitu : Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor
Bangunan berarti sektor tersebut memiliki kekuatan ekonomi yang cukup
baik dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Barito Kuala, sektor ekonomi ini sudah mampu untuk memenuhi
kebutuhan daerahnya sendiri bahkan berpotensi eksport. Sedangkan keenam
31
sektor lainya termaksud sektor non basis, akan tetapi sektor non basis tidak
boleh di abaikan karena sektor ini juga di usahakan untuk di kembangkan
agar menjadi sektor basis baru.
7. Lukman (2011:92) dalam penelitiany yang berjudul “Analisis Sektor
Unggulan sektoral dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Sektor
Ekonomi Daerah: Sumatra Barat, Riau dan Jambi” Tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis besarnya pengaruh sektor
ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah serta sektor unggulan
terhadap output nilai tambah bruto dan penyerapantenaga kerja di Propinsi
Sumatra Barat, Riau dan Jambi.
8. Vibiz Regional Research (2011:1) “Analisis Sektoral Unggulan Di
Kabupaten Keerom, Propinsi Papua” tujuan dari penelitian adalah
bagaimana menunjang strategi one place one product dan sektor-sektor
manakah yang termaksud ke dalam sektor potensial serta penyerapan tenaga
kerja terbuka lebar.
9. Sulivanto (2012:27) “Analisis of Determining Basis Comodity and Pricing
at Basis Commodity in Banyumas Indonesia” menggunakan alat analisis
berupa LQ, shift dan share analysis sebagai pelengkap dalam meneliti basis
commodity, basis sektor dan pricing. Dalam pembangunan ekonomi daerah
Banyumas merupakan pembentukan suatu pola kemitraan antara sektor
untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang kegiatan
ekonomi di wilayah Banyumas. Kemudian teori basis ekonomi menunjukan
suatu perubahan-perubahan regional yang menekankan hubungan antara
32
sektor-sektor perekonomian daerah lain khususnya daerah Banyumas. Dari
hasil penelitian ini dapat disimpulkan manakah produk Banyumas yang
masuk ke dalam basis/ non basis. Sehingga diketahui mana saja prodak-
prodak yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya.
Table 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode/Alat
Analisis Hasil
1 Dini
(2007:1)
Skripsi “Analisis
Pertumbuhan
Ekonomi di Kota
Tanggerang
(Pendekatan
Model Basis
Ekonomi)".
Data Sekunder
dengan alat
analisis LQ,
Shift Share dan
Tipologi.
Hasil penelitian ini dengan
menggunakan LQ dan SS
serta tipologi sebagai penguat
dari hasil analisi ini maka,
pertumbuhan ekonomi di
Kota Tangerang Selatan
cukup baik untuk di
kembangan, dengan melihat
nilai LQ tertinggi serta
tipologi yang baik untuk
dikembangkan adalah Sektor
bangunan, Sektor Bank dan
Sektor Jasa-jasa.
2 Roping
(2009:41)
Aplikasi Shift
Share Ebstaban
Marquillas pada
sektor Pertanian
di Kabupaten
Boyolali.
Alat analisis
Shift Share
Estaban
Marquillas.
Hasil penelitian ini dengan
meneliti efek lokasi, dengan
melihat daerah spesialisasi,
dimana sektor pertanian dan
sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan
merupakan yang mempunyai
keunggulan kompetitif dan
terspesialisasi sebgai
penunjang dari analisis ini.
33
No Nama Judul Metode/Alat
Analisis Hasil
3 Roziana
Ainul
Hidayat
(2008:83-97)
Analisis
Ketimpangan
Ekonomi antara
Kecamatan di
Kabupaten
Gresik
Tehnik
pengambilan
sampel purposif
sampel dengan
alat analisis
tipologi
Hasil analisi tipologi daerah
klasen di Kabupaten Gresik
menunjukan bahwa Kec.
Sedayu, Cerme, Manyar dan
Gresik termsuk Kecamatan
yang cepat maju dan tumbuh.
Rata-rata angka indeks
ekonomi antar kecamatan di
Kabupaten Gersik selama
periode 2003-2005, yaitu
sebesar 0,47
4 Zuhairan Y.
Yunan
(2010:25)
“Sektor Basis
dan Non Basis di
Kotamadya
Tanggerang
Selatan (Suatu
Pendekatan
Location
Quotient)”.
Data yang di
gunakan adalah
sekunder,
dengan metode
analisis data
yaitu LQ dan
Shift Share.
Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa sektor-
sektor yang memiliki
kekuatan ekonomi cukup baik
dan sangat berpengaruh
terhadap peningkatan
pertumbuhan ekonomi Kota
Tangsel dan mampu
memenuhi kebutuhan
daerahnya berpotensi ekspor
yaitu sektor Bank, keuangan,
perusahaan merupakan sektor
basis yang memiliki indeks
terbesar dibandingkan sektor
basis lainya dengan nilai rata-
rata sebesar 3.396.
5 Prof. S
Chattopadhya
(2011:41)
Forecasting
Regional
Economic
Potentialis for
economic
Regional-Special
Economic Zone
and Investment
Regions.
Land Suitability
matrix,
Economic
census, Shift-
Share
Analysi,LQ.
Air pollution sensitivity
matrix, Results from 4th
economic census,
(NS,IM,RS).
34
No Nama Judul Metode/Alat
Analisis Hasil
6 Lina Suherty
(2011:143-148)
Analisis
Pengembanagn
Sektor Ekonomi
Potensial
Kabupaten Barito
Kuala
Alat Analisis
(LQ), analisis
Shift Share &
tipologi
sektoral
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa sektor-
sektor yang kepotensialanya
istimewa adalah sekor
bangunan, yang menunjukan
bahwa pengembangan
ekonomi di Kota Barito kuala
pada sektor ini sangat baik
dan sektor-sektor lain sebagai
penunjang dari
pengenmbangan bagi
Kabupaten Baroto Kuala.
7 Lukman
(2011:92)
Analisis Sektor
Unggulan sektoral
dan Pengaruhnya
Terhadap
Pertumbuhan
Sektor Ekonomi
Daerah: Sumatra
Barat, Riau dan
Jambi
Pendekatan
input - output
integrational
Eksploratif bersifat diskriptif
yaitu untuk mengetahui
situasi & memahami
fenomena yang terjadi dalam
perolehan pengertian.
Eksplanatoris digunakan
untuk menguji hipotesis
tentang adanya sebab akibat
berbagai variable.
8 Vibiz Regional
Research
(2011:1-12)
Analisis Sektor
Unggulan di
Kabupaten
Keerom, Provinsi
Papua
Metode
Location
Quotient
(LQ), serta
dengan
melihat
faktor-faktor
eksternal
yang sifatnya
kualitatif.
Hasil analisis ini menunjukan
beberapa sektor potensial
meliputi Tanaman
Perkebunan, Industri
Besar/Sedang, Khutanan,
Restoran, Perdagangan, bank,
Sewa Bangunan, KRT dan
Angkutan jlana Raya.
Sedangkan sektor yang belum
komperatif adalah Lembaga
Keuangan Non Bank,
Komunikasi, Jasa Sosial
Kemasyarakatan, Jasa
Angkutan Udara dan
Perikanan.
35
No Nama Judul Metode/Alat
Analisis Hasil
9 Sulivanto
(2012:27)
Analisis of
Determining
Basis Comodity
and Pricing at
Basis Commodity
in Banyumas
Indonesia
Economic
Base
Analysis,
Location
Quotien (LQ)
and Shift and
Share
Analysis
Alat analisis LQ, SS analisis
of rigity & descriptive
analisis untuk mengetahui
wilayah basis
E. Kerangka Penelitian
Suatu daerah memiliki potensi ekonomi dapat terlihat dari besarnya
PDRB yang dihasilkan, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Dari
PDRB akan dapat diketahui output yang dihasilkan tiap sektor serta digunakan
untuk menentukan sektor basis dan sektor yang mempunyai keunggulan
kompetitif dan spesialisasi.
Dari pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita dapat diketahui
Tipologi daerah. Untuk menentukan sektor basis dalam perencanaan
pengembangan pembangunan daerah digunakan pengaruh variabel keunggulan
kompetitif, spesialisasi dan pertumbuhan ekonomi persektor terhadap sektor
basis yang signifikan dan disesuaikan dengan tipologi daerah yang
bersangkutan.
Dari bagan di bawah ini, menggambarkan pola perekonomian daerah
yang terdiri dari sektor – sektor ekonomi yang nantinya beberapa sektor ini
terdiri dari sektor basis dan sektor potensial, serta tipolagi yang di gunakan
sebagai analisi ini.
36
Dimana LQ sebagai salah satu teknik pengukuran yang menentukan
sektor basis dan sektro non basis dengan menggunakan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah. kemudian
sektor potensial yang menentukan sektor dengan keunggulan kompetitif dan
spesikasi, dengan menggunakan teknik analisis Shift Share sehingga diketahui
sektor – sektor mana yang produktifitasnya lebih besar dan laju pertumbuhan
sektor – sektor dengan perekonomian yg lebih tinggi tingkatnya baik itu Kota
maupun Propinsi.
37
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Di Kota Depok
PDRB Propinsi Jawa Barat
PDRB Kota Depok
Sektor - Sektor
Alat Analisis
Hasil Penelitian
Location Quetient
(LQ)
Melakukan pengujian
sektor-sektor ekonomi
yang termasuk dalam
sektor basis/non basis
Shift Share
Menggambarkan kinerja dan
produktifitas sektor-sektor yang
lebih besar (Kota/Propinsi),
menganalisa laju pertumbuhan
perekonomian yang lebih tinggi
tingkatnya
Tipologi
Mengetahui gambaran
pola dan struktur
pertumbuhan ekonomi
masing-masing daerah
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Secara umum penelitian ini mencangkup Propinsi Jawa Barat. Dengan
mengkhususkan pada Kota Depok dengan ruang lingkup waktu yang dipakai
2000 hingga 2010 yang bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi di
masing-masing daerah yaitu Propinsi jawa Barat dan Kota Depok.
B. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Data Skunder, yaitu data yang tidak diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti. Data ini diambil dengan tujuan untuk
melengkapi informasi yang akan disajikan pada penyususnan skripsi. Data
diperoleh dari literatur-literatur yang ada serta badan-badan terkait yang sesuai
dengan tema peneliti, seperti:
1. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang PDRB
Kota Depok. Data tersebut merupakan data skunder yakni data yang
diperoleh ataupun telah diolah oleh pihak yaitu instansi/lembaga. Kemudian
oleh penulis diambil dijadikan objek atau bahan penulisan dalam pelaksanan
tugas akhir.
39
2. Metode Kepustakaan/Literatur
Metode kepustakaan/literatur digunakan untuk melancaran kegiatan penulis
dalam memperoleh data.
C. Metode Pengumpulan Data
Keberhasilan dalam pengumpulan data merupakan syarat bagi
keberhasilan suatu penelitian. Sedangkan keberhasilan dalam pengumpulan
data tergantung pada metode yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut
maka pengumpulan data diperlukan guna mendapatkan data-data yang obyektif
dan lengkap sesuai dengan pengumpulan data diperoleh melalui telaah
kepustakaan dan hasil publikasi. Data yang diambil untuk penelitian berasal
dari Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah analisis. Data tersebut adalah:
1. Data PDRB Sektoral atas dasar harga konstan 2000 Kota Depok Periode
2000-2010, data ini digunakan untuk mengetahui perkembangan
pertumbuhan ekonomi serta analisis Sektor basis dan Sektor non basis
ekonomi. Data ini diperolerh dari Badan Pusat Statistik Kota Depok.
D. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan maka
metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, yaitu
dimana data yang digunakan dalam penelitian bentuk angka,dalam penelitian
ini metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan format deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi,
40
atau beberapa variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian mengangkat
kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel
tersebut (Bungin, 2010:36). Dimana metode analisis dalam penelitian ini
menggunakan beberapa teknik analisis, yaitu:
1. Analisis Location Quontient (LQ)
Location Quontient atau disebut LQ, merupakan suatu pendekatan
tidak langsung yang digunakan untuk mengukur kinerja basis ekonomi suatu
daerah, artinya bahwa analisis itu digunakan untuk melakukan pengujian
sektor-sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan (Lincolin
Arsyad, 2010:390).
Lincolin Arsyad (2010:390), menjelaskan bahwa dalam tekhnik LQ
ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi kedalam dua golongan, yaitu:
a. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi
kebutuhan baik pasar domestik maupun pasar luar daerah. Artinya sektor
ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri
maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan.
b. Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu
memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal sebagai
sektor non unggulan.
41
Dasar pemikiran dari teknik ini adalah teori basis ekonomi (economic
base) yang intinya adalah: “karena industri basis menghasilkan barang-
barang dan jasa-jasa untuk pasar didaerah maupun diluar daerah yang
bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan
pendapatan bagi daerah tersebut”.
Dengan dasar teori ini maka sektor basis perlu diprioritaskan untuk
dikembangkang dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi daerah.
Rumusan LQ menurut Robinson Tarigan (2005:82), (Warpani, 1984,
68) dalam penentuan sektor basis dan non basis, dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Ki / K
LQ =
Wi / W
LQ = Nilai Location Quotient (LQ)
Ki = Produksi sektor i di Daerah analisis pada tahun tertentu
K = Total PDRB Daerah analisis
Wi = Produksi sektor i Propinsi daerah analisis pada tahun tertentu.
W = Total PDRB Propinsi daerah analisis
Sektor basis/spesialisasi mengacu pada sektor ekonomi disuatu
wilayah, dimana suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah
tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga pertumbuhan
42
maupun andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor
yang sama pada daerah lain.
Spesialisasi juga tercipta akibat potensi sumber daya alam yang besar
maupun peranan permintaan pasar yang besar terhadap output-output lokal.
Bendavid Val memberikan pengakuan terhadap derajat spesialisasi/sektor
basis dengan kriteria sebagai berikut. (Ghalib, 2005:169).
a. LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada
Propinsi daerah analisis.
b. LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor
tersebut di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada Propinsi
daerah analisis.
c. LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tersebut
di daerah analisis sama dari sektor yang sama pada Propinsi daerah
analisis.
Derajat spesialisasi/sektor tidak dapat bernilai negatif, ini terlihat dari
sektor rumus LQ sendiri yang menunjukan pencarian rasio yaitu mencari
perbandingan sektor yang lebih unggul bukan mencari selisih dari sektor
tersebut.
43
2. Analisis Shift Share (SS)
Untuk mengkaji kinerja berbagai sektor ekonomi yang berkembang di
suatu daerah dan membandingkannya dengan perekonomian regional
maupun nasional digunakan teknik analisis Shift-Share. Dengan teknik ini,
selain dapat mengamati penyimpangan dari berbagai perbandingan kinerja
perekonmian antar daerah, maka keunggulan kompetitif (Competitive
Advantage) suatu daerah juga dapat diketahui melalui analisis Shift-Share
ini (Mukti, 2008: 35).
Pada dasarnya, analisis Shift Share menggambarkan kinerja dan
produktifitas sektor-sektor wilayah yang lebih besar (Propinsi/nasional).
Analisis ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
regional (Kota/Propinsi) dengan laju pertumbuhan perekonomian yang lebih
tinggi tingkatannya (Propinsi).
Dengan menggunakan analisis Shift Share dapat diketahui perubahan
stuktur ekonomi selama periode pengamatan tertentu. Data yang digunakan
adalah PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan.
Komponen Share sering juga disebut komponen National Share
sementara komponen Shift adalah penyimpanan atau (Deviation) dari
national Share dalam pertumbuhan ekonomi regional. Dimana
penyimpanganya positif pada daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat
dibanding pertumbuhan pada regional yang lebih besar (Propinsi/National).
Tujuan analisis ini adalah analisis ini di gunakan untuk menentukan kinerja
atau produktifitas suatu daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor-
44
sektor ekonomi dan identifikasi sektor-sektor ekonomi potensial suatu
daerah kemudian membandingkannya dengan daerah yang lebih besar
(Regional/Nasional).
Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3
bidang yang berhubungan satu sama lain (Lincolin Arsyad 2010:389). Tiga
bidang yang saling berhubungan ini meliputi;
a. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara melihat nilai PDRB
daerah anlisis sebagai daerah pengamatan pada periode awal yang
dipengaruhi oleh pergeseran prtumbuhan perekonomian Propinsi,
sehingga diketahui perubahan-perubahan dan perbandingannya.
b. Pergeseran proporsional (Proportional Shift) digunakan untuk mengukur
perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah
dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan
acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah
perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh
lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.
c. Pergeseran diferensial (Differential Shift) digunakan untuk membantu
dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal)
dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu jika
pergeseran diferensial dari satu indrustri-indrustri yang tumbuh lebih
cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.
45
Pertumbuhan suatu daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh ketiga
bidang yang telah diuraikan sebelumnya yaitu: share national, proposional
Shift dan Differensial Shift. (Ghalib, 2005:175). Menurut Glasson (1990:95
96) dalam (Dini, 2007:45), metode analisis ini diawali dengan formulasi:
Gj = Yјt - Yјo
(Nј+Pј+Dј)
Nј = Yјo (Yt/ Yo) - Yјo
(P+D) j = Yјt-(Yt/ Yo) Yjo
Pј = ∑i [(Yit/Yio)-(Yt/Yo)] Yiјo
Dј = ∑t [Yiјt - (Yit / Yio) Yiјo]
= (P + D) ј – Pј
Dimana:
Gј = Pertumbuhan PDRB total wilayah analisis
Nј = Komponen Share
(P+D) j = Komponen Net Shift
Pj = Proportional Shift wilayah analisis
Dj = Differential Shift wilayah analisis
YJ = PDRB Total wilayah analisis
Y = PDRB Total Propinsi wilayah analisis
O,t = Periode awal dan periode akhir
I = Subskripsi sektor pada PDRB
46
Catatan: Simbol E (tenaga kerja) dalam buku asli, diganti dengan simbol Y
(PDRB) karena data yang diteliti adalah PDRB.
Jika Pj > 0, maka wilayah analisis akan berspesialisasi pada sektor
yang di tingkat Propinsi wilayah analisis tumbuh lebih cepat. Sebaiknya jika
Pj < 0, maka wilayah analisis akan berspesalisasi pada sektor yang ditingkat
Propinsi tumbuh lebih lambat.
Bila Dj > 0, maka pertumbuhan sektor i diwilayah analisis lebih cepat
dari pertumbuhan sektor yang sama di Propinsi wilayah analisis dan bila Dj
< 0, maka pertumbuhan sektor i diwilayah analisis relatif lebih lambat dari
pertumbuhan sektor yang sama di Propinsi wilayah analisis.
Apabila nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukan bahwa sektor
yang bersangkutan dalam perekonomian didaerah menempati posisi yang
baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaiknya bila nilainya negatif
menunjukan bahwa sektor tersebut dalam perekonomian masih memukinkan
untuk diperbaiki dengan membandingkannya terhadap struktur
perekonomian Propinsi (Harry W. Richardson, 1978, 202).
Untuk sektor-sektor yang memiliki differential shift yang positif maka
sektor tersebut memiliki keunggulan dalam arti komparatif terhadap sektor
yang sama didaerah lain. Dan untuk sektor-sektor yang memiliki
proportional shift positif berarti bahwa sektor tersebut konsentrasi di daerah
dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah
lainnya.
47
Apabila negatif maka tingkatan pertumbuhan sektor tersebut relatif
lamban. Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional disebut pengaruh pangsa
(share). Pertumbuhan atau perubahan perekonomian suatu daerah dianalisis
dengan melihat pengaruh pertunbuhan ekonomi nasional terhadap variabel
regional sektor/industri daearah yang diamati. Hasil perhitungan tersebut
akan menggambarkan peranan nasional yang mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian daerah. Diharapkan bahwa apabila suatu Negara mengalami
pertumbuhan ekonomi maka akan berdampak positif terhadap
perekonomian daerah.
Secara umum nilai Pj dan Dj tidak dapat bernilai sama dengan nol, hal
ini disebabkan nilai sama dengan nol menunjukan bahwa pertumbuhan total
PDRB. Sektor pada daerah tersebut tidak mempunyai nilai atau sama
dengan nol.
Hal ini kemungkinan sangat kecil karena total PDRB sektor daerah
tersebut bernilai negatif, hal itu menunjukan bahwa bahwa sektor pada
daerah tersebut mengalami kebangkrutan.
Menurut Lincolin Arsyad (2010:390), kelemahan dari analisis Shift
Share antara lain analisis ini hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post,
masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau
(t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik, terdapat pada priode waktu
tertentu di tengah tahun pengamatan yang tidak terungkap. Analisis ini tidak
handal sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan
48
dari suatu priode ke periode lainnya, analisis ini tidak dapat dipakai untuk
melihat keterkaitan antar sektor dan tidak ada keterkaitan antar daerah.
3. Tipologi
Karakteristik tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah
berdasarkan Klassen tipologi digunakan untuk mengetahui pola dan struktur
petumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
Gambaran tentang tipologi di gunakan untuk daerah yang akan di
amati menurut (Saerofi, 2005:66), Tipologi sebagai berikut:
a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata >1
dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata 0) meskipun di tingkat Propinsi pertumbuhannya
cepat (Pj rata-rata >0).
b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata >1
dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan
dengan Propinsi (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat Propinsi
pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata < 0).
d. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
49
Propinsi (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat Propinsi pertumbuhannya
juga lambat (Pj rata-rata < 0 ).
e. Tipologi V: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat
dibandingkan pertumbuhannya di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0)
padahal di Propinsi sendiri pertumbuhannya juga cepat (Pj rata-rata > 0).
f. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat di
bandingkan pertumbuhan di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun
di Propinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
g. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di banding
Propinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di Propinsi sendiri pertumbuhannya
lambat (Pj rata-rata > 0).
h. Tipologi VIII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-
rata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di
banding Propinsi dengan Dj rata-rata < 0 meskipun di tingkat Propinsi
sendiri pertumbuhannya lambat (Pj < 0).
50
Table 3.1
Makna tipologi sektoral ekonomi
Tipologi LQ
Rata-rata
Dj
Rata-rata
Pj
Rata-rata
Tingkat
Kepotensial
I (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Istimewa/Unggulan
II (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj < 0)
Baik
sekali/Potensial I
III (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Baik/Potensial II
IV (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj < 0)
Lebih dari
Cukup/Potensial III
V (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Cukup/potensial IV
VI (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj < 0)
Hampir dari
Cukup/Potensial V
VII (LQ <1) (Dj < 0) (Pj > 0)
Kurang/Potensial
VI
VIII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj < 0)
Kurang
Sekali/Potensial V
Sumber: Dini (2007:71)
51
E. Definisi Operasional Variable Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variable yang
digunakan. Variable adalah atribut dari sekelompok orang penelitian yang
mempunyai kriteria yang sama, Sugiono (2005:2). Penjelasan variabel yang
terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa memandang
apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan
penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi berlaku atau tidak. Laju
pertumbuhan ekonomi di ukur dengan indikator perkembangan lebih besar
PDRB dari tahun ketahun yang dinyatakan dalam persen pertahun. Analisis
ini digunakan untuk mengetahui pembangunan daerah dilihat dari besarnya
pertumbuhan PDRB setiap tahunnya.
2. Sektor ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada PDRB, yang
mencangkup 9 (Sembilan) sektor.
3. Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan jasa
dalam setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas dasar
harga konstan (ADHK) tahun 2000 yang dinyatakan dalam persentase.
PDRB (ADHK) merupakan nilai barng dan jasa akhir dalam suatu kurun
waktu tertentu orang-orang dan perusahaan. Dinamakan bruto karena
komponen penyusutan. Disebut domestic karena menyangkut batas wilayah.
Disebut konstan karena harga yang digunakan mengacu pada tahun tertentu
(tahun dasar 2000).
52
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekitar Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Propinsi Jawa Barat
a. Keadaan Geografis
Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5o50' - 7
o50'
Lintang Selatan dan 104o48' - 108
o48' Bujur Timur, dengan batas-
batas wilayahPnya:
1) Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta
2) Sebelah Timur, berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah
3) Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia
4) Sebelah Barat, berbatasan dengan Propinsi Banten
Gambar 4.1
Peta Propinsi Jawa Barat
53
Jawa Barat memiliki lahan yang subur, sebagian besar dari
luas tanahnya digunakan untuk pertanian. Ini lebih dimungkinkan karena
Jawa Barat yang beriklim tropis.
Untuk tahun 2010, Kota Bandung sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa
Barat memiliki curah hujan yang tertinggi pada bulan Maret yaitu
mencapai 365,7 mm, sedangkan curah hujan terendah pada bulan
Agustus yaitu 0,5 mm. Curah hujan tertinggi selama tahun 2010
pada bulan Februari sebesar 557,1 mm. Kecepatan angin rata-rata
selama tahun 2009 sebesar 3 knot dengan tekanan udara sebesar 922,9
mb dan kelembaban nisbi mencapai 79 persen. Sementara pada tahun
2010 sampai kondisi bulan Juni kecepatan rata-rata angin sudah
berkisar 3 knot dengan kelembaban nisbi 84 persen.
b. Kependudukan
Pada tahun 2010 penduduk di Kabupaten /Kota Jawa Barat yang
terbanyak di Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 4,9 juta jiwa dan diikuti
oleh Kabupaten Bandung 3,2 juta jiwa. Hal ini tidak berbeda dengan
kondisi di tahun lalu. Sedangkan penduduk terkecil berada di Kota
Banjar yaitu sebanyak 0, 18 juta jiwa. Jumlah rumah tangga pada
tahun 2010 di Jawa Barat mencapai 11.761.194 rumah tangga, dengan
rata-rata per rumah tangga 4 anggota. Jumlah Rumah tangga tertinggi
berada di Kabupaten Bogor, yaitu 1.192.895 rumah tangga, kabupaten
54
Bandung sebesar 842.877 rumah tangga dan ketiga terbesar adalah kota
Bandung sebesar 666.856 rumah tangga.
Jumlah Penduduk di Jawa Barat menurut Hasil Survei Sosial
Ekonomi Masyarakat Nasional 2010 sebanyak 43.826.775 jiwa, dengan
jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Bogor sebanyak 4.857.612 jiwa
disusul kemudian di Kabupaten Bandung sebanyak 3.235.615 jiwa.
Sementara penduduk terendah ada di Kota Tasikmalaya sebanyak 178
302 jiwa.
Rata-rata Jumla Penduduk di Jawa Barat lebih banyak laki-laki
dibandingkan perempuan, sehingga Sex rasio rara-rata diatas 100 %. Sex
rasio tertinggi adalah Kabupaten Cianjur 107,15% disusul oleh
Kabupaten Karawang sebesar 106,40 %. Kepadatan Penduduk di Jawa
Barat Pada tahun 2010 1.181 orang/km, dengan luas wilayah sebesar
37.116,54 km2. Diantara Kabupaten/Kota se Jawa Barat kepadatan
penduduk tertinggi adalah di Kota Bandung yaitu sebesar 14.491
orang/km2, disusul oleh Kota Cimahi 13.371 orang/km2 dan
terendah di kabupaten Ciamis 569 orang/km2.
Jumlah Penduduk Miskin diJawa Barat tahun 2009 sebesar
471.600 ribu jiwa. Adapun penduduk miskin tertinggi berada di
kabupaten Bogor yaitu 477,10 ribu jiwa atau 10,12 persen, dan
terendah di Kota Banjar sebesar 14,80 ribu jiwa atau 0,31 persen.
Persentase penduduk miskin di Jawa Barat sebesar 10,93 persen,
tertinggi ada di Kota Tasikmalaya yaitu sebesar 20,71 persen, disusul
55
oleh Kabupaten Cirebon sebesar 16,12 persen, terendah ada di Kota
Depok 2,84 persen.
Garis Kemiskinan di Jawa Barat tahun 2009 sebesar Rp. 230.445
per kapita per bulan, Tertinggi ada di Kota Bekasi sebesar Rp. 332.849
per kapita / bulan dan terendah ada di Kota Banjar yaitu Rp. 193.305
per kapita per bulan. Hubungan antara kemiskinan dan pendidikan sangat
penting, karena pendidikan sangat berperan dalam mempengaruhi angka
kemiskinan. Orang yang berpendidikan lebih baik dan memiliki
pendapatan yang lebih tinggi akan mempunyai peluang yang rendah
menjadi miskin. Data pendidikan yang diuraikan disini berdasarkan
jenjang pendidika. Persentase rumah tangga miskin untuk jenjang
pendidikan < SD sebesar 42,10 persen, Tamat SD/SLTP sebesar 52,80
persen dan SLTA+ sebesar 5,09 persen.
c. Ketenaga Kerjaan
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur
15 tahun dan lebih. Mereka terdiri dari "Angkatan Kerja" dan
"Bukan Angkatan Kerja". Proporsi penduduk yang tergolong "Angkatan
Kerja" adalah mereka yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Keterlibatan
penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk
yang masuk dalam pasar kerja yakni yang bekerja atau mencari
pekerjaan.
56
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran
yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga
kerja. Pada tahun 2010, jumlah angkatan kerja di seluruh Propinsi Jawa
Barat sebanyak 18.981.260 orang. Yang aktif bekerja sebanyak 16.
901.430 orang atau sebesar 89,42 persen dan yang menganggur
sebanyak 2.079.830 orang sebesar 10,96 persen.
Sebagian besar penduduk Jawa Barat yang bekerja pada tahun
2010, memiliki lapangan pekerjaan utama di Sektor Pertanian,
Perdagangan, Industri dan Jasa-jasa. Persentase penduduk yang bekerja
pada Sektor tersebut masing-masing 39,98 ; 27,84 ; 7,55 ; dan 5,83
persen. Bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pencari kerja
pada tahun 2010 kelompok yang paling besar adalah berasal dari
jenjang SLTA disusul oleh Sarjana Muda, SLTP dan Sarjana. Masing-
masing sebesar: 70, 22; 22, 72; 3, 75 persen.
d. Pemerintahan
Propinsi Jawa Barat terdiri dari 26 Kab/Kota, meliputi 17
Kabupaten dan 9 Kota, Sedangkan jumlah kecamatan 626, daerah
perkotaan 2.664 dan 3.254 perdesaan (MFD online, Desember 2010).
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Propinsi Jawa Barat pada tahun
2011 sebanyak 364.188 orang yang terdiri dari Golongan I 10.109
(2,78 %) orang, Golongan II 98.684 (27,10%) orang, Golongan III
161.074 (44,23%) orang dan Golongan IV 94.321 (25,90%)
57
orang.Berdasarkan Jenis kelamin jumlah Pegawai Negeri Sipil Laki-
laki tahun 2010 sebanyak 191.513 orang sedangkan jumlah pegawai
Perempuan sebesar 172.675 orang.
Jumlah anggota DPR Propinsi Jawa Barat menurut Partai Politik
pada tahun 2011, Laki-laki sebanyak 75 orang sedangkan Perempuan 23
orang. Dengan komposisi tiga terbesar berturut-turut sebanyak 28
orang (28%) dari fraksi Partai Demokrat (FPD) 17 orang (17%) dari
fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan 16 orang
(16%) dari fraksi Partai Golongan Karya.
e. Pendidikan
Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu
daerah. Peningkatan SDM sekarang ini lebih di fokuskan pada pemberian
kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap
pendidikan. Oleh sebab itu pemerintah berusaha secara konsisten berupa
peningkatan SDM penduduk melalui jalur pendidikan. Program wajib
belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOT),
dan berbagai program penduduk lainnya adalah bagian dari upaya
pemerintah untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada
akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era
globalisasi.
58
Ada empat perguruan Tinggi Negeri yang besar di Jawa Barat,
yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran
(Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI).
f. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi
Analisis penulisan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasikan perkembangan PDRB Kota Depok dan Propinsi
Jawa Barat potensi pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah
sehingga Sektor strategis yang potensial dapat dikembangkan untuk
meningkatkan PDRB wilayah analisis.
Untuk mengetahui potensi Sektor-Sektor ekonomi yang
mendukung PDRB Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat maka digunakan
alat analisis LQ yaitu untuk mengetahui apakah Sektor ekonomi Tersebut
termasuk Sektor basis atau non basis, juga digunakan metode Shife Share
Sebagai pendukung alat analisis LQ.
2. Gambaran Umum Kota Depok
a. Keadaan geografis
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6º
19’00’’ - 6º 28’00’’ Lintang Selatan dan 106º43’00’’ - 106º55’30’’
Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan
daerah dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan
59
elevasi antara 50–140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan
lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu
wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200.29
Km2
Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu
Propinsi. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai
berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten
Tangerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota
Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan
Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan
Gunung sindur Kabupaten Bogor.
Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan
Kota Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan
pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi
yang tersinkronisasi secara regional dengan Kota-kota lainnya.
60
b. Kependudukan
Jumlah penduduk Kota Depok hasil Sensus Penduduk 2010
mencapai 1.736.565 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 879.325
jiwa dan penduduk perempuan 857.240 jiwa sedangkan sex rasio 103.
Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang paling banyak
penduduknya dibanding dengan kecamatan lain di Kota Depok, yaitu
242.214 jiwa, sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah
Kecamatan Limo yaitu 87.615 jiwa. Di Tahun 2010 kepadatan penduduk
Kota Depok mencapai 10.101 jiwa/km². Kecamatan Sukmajaya
merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat
kepadatan 12.495 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoran dengan
tingkat kepadatan 11.568 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan
kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu sebesar
4.721 jiwa/km2.
c. Ketenaga Kerjaan
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang tergolong “Angkatan
Kerja” adalah mereka yamg aktif dalam kegiatan ekonomi.
Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat
penyerapan pasar kerja, sehingga angkatan kerja yang tidak terserap
dikategorikan sebagai pengangur.
61
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2010, dapat diperoleh
gambaran bahwa pada tahun 2010, penduduk Kota Depok yang
bekerja 653.171 jiwa sedangkan yang menganggur sekitar 71.182 jiwa.
Jadi penduduk Kota Depok yang tergolong angkatan kerja sebanyak
724.353 jiwa, sedangkan yang merupakan penduduk buka angkatan
kerja sebanyak 417.433 jiwa. Penduduk yang bekerja masih didominasi
laki-laki dari pada perempuan (laki-laki 65, 54% dan perempuan 34,
46%. Dari penduduk yang bekerja sebagian besar bekerja di Sektor 4
(Jasa Kemasyarakatan). Status pekerjaan masih didominasi sebagai
buruh/karyawan/ pegawai sebanyak 60, 21%, kemudian berusaha sendiri
20, 49%.
d. Pemerintahan
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tanggal 16 Mei 1994
Nomor 135/SK.DPRD/03/1994 tentang Persetujuan Pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Keputusan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
tanggal 7 Juli 1997 Nomor 135/Kep.Dewan 06/DPRD/1997 tentang
Persetujuan Atas Pembentukan Kotamadya Dati II Depok dan untuk
lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintah, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kepada
masyarakat serta untuk lebih meningkatkan peran aktif masyarakat,
62
maka pembentukan Kota Depok sebagai wilayah administratif baru
di Propinsi Jawa Barat ditetapkan dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 1999.
Berdasarkan Undang-undang tersebut, dalam rangka
pengembangan fungsi kotanya sesuai dengan potensinya dan guna
memenuhi kebutuhan pada masa-masa mendatang, terutama untuk
sarana dan prasarana fisik kota, serta untuk kesatuan perencanaan,
pembinaan wilayah, dan penduduk yang berbatasan dengan wilayah
Kota Administratif Depok, maka wilayah Kota Depok tidak hanya
terdiri dari wilayah Kota Administratif Depok, tetapi juga meliputi
sebagian wilayah Kabupaten Bogor lainnya, yaitu Kecamatan Limo,
Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sawangan dan sebagian wilayah
Kecamatan Bojonggede yang terdiri dari Desa Pondok Terong, Desa
Ratu Jaya, Desa Pondok Jaya, Desa Cipayung dan Desa Cipayung Jaya.
Sehingga wilayah Kota Depok terdiri dari 6 Kecamatan. Hal ini
mengakibatkan bertambahnya beban tugas dan volume kerja dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan serta
pelayanan masyarakat di Kota Depok.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, tunututan
masyarakat akan pelayanan prima dari pemerintah dan volume kegiatan
penyelenggarakan pemerintahan pada akhir tahun 2008 Kota Depok
pemekaran wilayah kecamatan yang semula 6 kecamatan menjadi 11
kecamatan. Adapun pemekaran ini dituangkan dalam Perda Kota depok
63
No. 8 Tahun 2006 dengan implementasai mulai dilaksanakan tahun
2007. Wilayah yang mengalami pemekaran ada 5 kecamatan teridiri
atas Kecamatan Tapos merupakan pemekaran dari Kecamatan
Cimanggis, Kecamatan Bojongsari pemekaran dari Kecamatan
Sawangan, Kecamatan Cilodong pemekaran dari Kecamatan Sukmajaya,
Kecamatan Cipayung pemekaran dari kecamatan Pancoranmas dan
Kecamatan Cinere pemekaran dari kecamatan Limo. Kota Depok
memiliki 11 kecamatan, 63 kelurahan, 880 Rukun Warga (RW) dan 4920
Rukun Tetangga (RT).
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota Depok tahun 2010
adalah 8.053 orang, terdiri dari golongan I sebanyak 92 orang, golongan
II sebanyak 2.321 orang, golongan III sebanyak 3.785 orang, dan
golongan IV sebanyak 1.855 orang.
Jumlah anggota DPRD Kota Depok hasil pemilu 2009 (periode
2009 – 2014) adalah 49 orang ( seharusnya 50 orang, 1 orang PAW
belum ada penggantinya), laki-laki 32 orang, dan perempuan 17 orang.
Anggota DPRD dari fraksi Demokrat 15 orang, fraksi Partai Keadilan
Sejahtera 11 orang, kemudian Fraksi Partai Golkar 7 orang, Fraksi
Partai Amanat Nasional 7 orang, Fraksi PDI Perjuangan 5 orang, dan
Fraksi Gerindra Bangsa 4 orang. Jumlah keputusan DPRD Kota Depok
pada tahun 2008 yang berupa Surat keputusan Pimpinan DPRD
sebanyak 8, sedangkan Surat Keputusan Dewan (DPRD) ada 19
keputusan.
64
e. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan yang
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia.
Dan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ditempuh
melalui pelaksanaan berbagai program pendidikan dan keterampilan.
Mereka yang mempunyai tingkat pendidikan dan keterampilan
yang tinggi mempunyai kemungkinan/peluang lebih besar untuk
memperoleh pendapatan yang tinggi.
Sebaliknya, mereka yang mempunyai pendapatan rendah, kecil
kemungkinannya untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Dengan demikian dari sudut sosial ekonomi, tingkat pendidikan
seseorang merefleksikan tingkat kesejahteraannya. Pendidikan
merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat
tergantung dari kualitas pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya. Pada dasarnya
pendidikan yang diupayakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah
tetapi juga masyarakat dan keluarga. Kerjasama yang erat telah dijalin
dalam upaya meningkatkan derajat pendidikan masyarakat melalui
Program Wajib Belajar Sembilan Tahun (Wajar 9 tahun) dan Gerakan
Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA).
65
Dengan demikian apa yang tersirat dalam gagasan dasar
Pembukaan UUD-45; yaitu mencerdaskan bangsa dicoba untuk
diwujudkan secara konsekuen.
Banyaknya penduduk yang mendapatkan pendidikan di sekolah
merupakan indikator tersedianya tenaga terdidik atau sumber daya
manusia terdidik yang tersedia saat ini. Besaran ini ditunjukkan oleh
angka partisipasi sekolah.
Tahun Ajaran 2010/2011 jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak
di Kota Depok sebanyak 357 sekolah, jumlah murid TK 16.828, dan
2.614 guru TK. Sekolah SD sebanyak 393 sekolah, dengan 153.890
murid dan 9.116 orang guru. Sekolah SMP berjumlah 162 sekolah
dengan jumlah siswa 55.309 orang dan jumlah guru 3.526 orang. Di
tingkat SMA terdapat 55 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-
masing 17.535 orang dan 1.302 orang. Selain itu terdapat 97 sekolah
SMK, dengan jumlah murid 34.534 orang dan jumlah guru 1.403 orang.
Hasil Survei Susenas 2010, penduduk Kota Depok yang berumur
10 tahun keatas yang memiliki ijazah tertinggi SLTA dan sederajat
23,79%. Memiliki Ijazah tertinggi SLTA merupakan persentase terbesar
dibanding jenjang pendidikan lainnya. Penduduk Kota Depok yang
berumur 10 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis huruf latin
55,03 %, huruf lainnya 0,18 %, huruf latin dan huruf lainnya 42,95 %,
dan yang buta huruf 1,84 %.
66
f. Kesehatan
Tujuan utama dari program pembangunan bidang kesehatan di
Kota Depok adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota
Depok secara keseluruhan. Sehingga dengan semakin baik derajat
kesehatan masyarakat di Kota Depok ini, maka tujuan dari program
dapat tercapai yaitu kesejahteraan masyarakat Kota Depok baik lahir
maupun bathin.
Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengamati derajat
kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Bayi
(AKB). AKB dihitung dengan cara membuat rasio jumlah bayi yang
mati untuk per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Karena sulitnya
mendapatkan data jumlah bayi yang mati pada kurun waktu tertentu,
maka metode penghitungan AKB digunakan dengan cara lain yaitu
melalui pendekatan ilmiah dari penerapan rumus-rumus di bidang
demografi.
Perubahan angka kematian bayi diakibatkan oleh faktor
demografis dan sosial ekonomi. Faktor-faktor demografis yang
mempengaruhi angka kematian bayi antara lain adalah jenis kelamin,
tempat tinggal, urutan anak, selang kelahiran dan umur ibu saat
melahirkan. Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi angka kematian
bayi adalah pendidikan, pekerjaan dan keadaan perumahan dari ibu yang
pernah melahirkan.
67
Untuk mengamati perkembangan peningkatan derajat kesehatan
di Kota Depok, dapat diamati dari hasil perhitungan AKB, pada
tahun 2003 mencapai 33,38 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 2004
sebesar 29,28 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2005 sebesar
28,07 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 AKB turun menjadi 26,
84 per 1000 kelahiran hidup. Terjadi penurunan Angka Kematian Bayi
sebesar 6,14 persen dari tahun 2003 ke 2008, penurunan ini cukup
berarti karena AKB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
derajat kesehatan ibu dan anak di Kota Depok. Namun kita tidak
boleh berpuas diri karena angka ini masih cukup tinggi dan masih harus
diturunkan lagi.
B. Analisis Pertumbuhan Sektor
1. Analisis Perkembangan PDRB
Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan dari
Masing-masing Sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks
lebih jauh akan memperhatikan bagaimana suatu Sektor perekonomian
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai Sektor. Nilai PDRB
dua wilayah analisis selama periode penelitian cenderung fluktuatif, di mana
ada Sektor yang jumlah nominalnya mengalami penurunan jumlah nominal
dari tahun sebelumnya.
68
Dilihat dari perkembangan PDRB pada sektor di Propinsi jawa Barat
dan Kota Depok atas dasar harga konstan 2000 mengalami fluktuasi naik
dan turun tiap tahunya. Pada Propinsi Jawa Barat rata-rata perkembangan
PDRB terbesar dipegang oleh Sektor Industri Pengolahan, ditahun 2000
sebesra 44.86 persen terus meningkat smpai pada tahun 2010 mengalami
sedikit penurunan dengan nilai PDRB sebesar 43.08 persen, walaupun
Sektor Industri Pengolahan ini mengalami penurunan tetapi sektor ini
memberikan kontribusi yang baik bagi derahnya. Sama halnya dengan
Propinsi Jawa Barat, sektor yang nilainya terbesar pada Kota Depok adalah
Sektor Industri Pengolahan di tahun 2010 sebesar 40.00 persen.
Selanjutnya sektor dengan nilai terendah pada Propinsi Jawa barat dan
Kota depok adalah Sektor Listrik, Gas & Air Bersih.
69
a. Propinsi Jawa Barat
Tabel 4.1
Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa Barat
Harga Konstan 2000 Tahun (2000-2010)
(Persen)
No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Pertanian 16.15 15.84 15.01 14.30 15.10 14.82 13.90 13.34 13.06 14.10 13.39
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Pengolahan 44.86 44.47 44.24 44.78 43.44 44.68 45.63 45.87 47.04 44.41 43.08
4 Listrik, Gas & Air Bersih 2.18 2.23 2.26 2.18 2.37 2.40 2.17 2.15 2.11 2.31 2.32
5 Bangunan 2.95 2.76 2.87 2.93 2.93 3.30 3.29 3.34 3.42 3.48 3.75
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 19.96 19.51 19.87 19.22 19.79 20.05 20.25 20.48 20.02 21.18 22.27
7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.10 4.25 4.36 4.57 4.56 4.38 4.45 4.59 4.30 4.46 4.88
8 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 3.00 3.15 3.34 3.47 3.22 3.23 3.06 3.23 3.19 3.25 3.36
9 Jasa-jasa 6.79 7.79 8.05 8.54 8.58 7.14 7.27 7.00 6.86 6.81 6.96
JUMLAH 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
BPS, Propinsi Jawa Barat 2000-2010
70
b. Kota Depok
Tabel 4.2
Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Depok
Harga Konstan 2000 Tahun (2000-2010)
(Persen)
No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Pertanian 4.02 3.91 3.82 3.67 3.59 3.52 3.16 2.97 2.90 2.84 2.87
2 Pertambangan
3 Industri Pengolahan 38.45 38.87 39.78 40.13 40.38 41.15 41.34 40.39 40.63 40.77 40.00
4 Listrik, Gas & Air Bersih 3.47 3.42 3.34 3.32 3.30 3.32 3.21 3.11 3.04 2.99 2.98
5 Bangunan 6.60 6.64 6.50 6.46 6.40 6.10 5.92 6.10 6.12 6.21 6.38
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 30.49 30.41 29.42 29.31 29.13 28.88 29.62 31.02 30.70 30.57 31.15
7 Pengangkutan & Komunikasi 5.04 4.94 5.37 5.40 5.42 5.47 5.24 5.03 5.17 5.16 5.18
8 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 3.80 3.77 3.80 3.86 4.07 4.06 3.91 3.99 3.91 3.85 3.86
9 Jasa-jasa 8.12 8.03 7.96 7.85 7.72 7.50 7.60 7.38 7.53 7.61 7.59
JUMLAH 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Bps, Kota Depok 2000-2010
71
2. Analisis Location Quotient (LQ)
Pada analisis Location Quotient (LQ) dapat digunakan untuk
mengetahui Sektor-Sektor ekonomi manakah yang termasuk Sektor basis
atau berpotensi ekspor dan manakah yang termasuk bukan merupakan
Sektor basis. Hal tersebut dapat terlihat jika LQ menunjukan angka lebih
dari satu (LQ>1) berarti Sektor tersebut merupakan Sektor basis. Kemudian
jika hasil menunjukan angka kurang dari satu (LQ<1) berarti Sektor tersebut
bukan merupakan Sektor basis (Ghalib, 2005:169).
72
a. Kota Depok
Table 4.3
Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota DepokTahun 2000-2010
Sumber Lampira II
Keterangan: (b) : Sektor Basis (nb) : Sektor Non Basis
Sektor LQ 2000 LQ 2001 LQ 2002 LQ 2003 LQ 2004 LQ 2005 LQ 2006 LQ 2007 LQ 2008 LQ 2009 LQ 2010LQ RATA-
RATA
0.24 0.24 0.25 0.25 0.23 0.23 0.22 0.22 0.22 0.2 0.21 0.23
(nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb)
Pertambangan & Penggalian
0.85 0.87 0.89 0.89 0.92 0.92 0.9 0.88 0.86 0.91 0.92 0.89
(nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb)
1.59 1.52 1.47 1.52 1.39 1.39 1.48 1.44 1.44 1.29 1.28 1.44
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
2.23 2.41 2.26 2.2 2.18 1.84 1.8 1.82 1.78 1.78 1.7 2
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
1.52 1.55 1.48 1.52 1.47 1.44 1.46 1.51 1.53 1.44 1.39 1.48
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
1.22 1.16 1.23 1.18 1.18 1.24 1.17 1.09 1.2 1.15 1.06 1.17
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
1.26 1.19 1.13 1.11 1.26 1.25 1.27 1.23 ` 1.18 1.14 1.2
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
1.19 1.03 0.98 0.91 0.89 1.05 1.04 1.05 1.09 1.11 1.09 1.04
(b) (b) (nb) (nb) (nb) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Pertanian
Industri Pengolahan
Listrik, GAS & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Sektor LQ 2000 LQ 2001 LQ 2002 LQ 2003 LQ 2004 LQ 2005 LQ 2006 LQ 2007 LQ 2008 LQ 2009 LQ 2010LQ RATA-
RATA
0.24 0.24 0.25 0.25 0.23 0.23 0.22 0.22 0.22 0.2 0.21 0.23
(nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb)
Pertambangan & Penggalian
0.85 0.87 0.89 0.89 0.92 0.92 0.9 0.88 0.86 0.91 0.92 0.89
(nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb)
1.59 1.52 1.47 1.52 1.39 1.39 1.48 1.44 1.44 1.29 1.28 1.44
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
2.23 2.41 2.26 2.2 2.18 1.84 1.8 1.82 1.78 1.78 1.7 2
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
1.52 1.55 1.48 1.52 1.47 1.44 1.46 1.51 1.53 1.44 1.39 1.48
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
1.22 1.16 1.23 1.18 1.18 1.24 1.17 1.09 1.2 1.15 1.06 1.17
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
1.26 1.19 1.13 1.11 1.26 1.25 1.27 1.23 ` 1.18 1.14 1.2
(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
1.19 1.03 0.98 0.91 0.89 1.05 1.04 1.05 1.09 1.11 1.09 1.04
(b) (b) (nb) (nb) (nb) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-jasa
Pertanian
Industri Pengolahan
Listrik, GAS & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
73
Dilihat dari tabel 4.3 hasil dari perhitungan Location Quotient (LQ)
bahwa Kota Depok Tahun 2000-2010 memiliki nilai LQ yang signifikan,
seperti terlihat dari Sembilan Sektor di atas, pada Sektor pertanian indeks
LQ rata-rata sebesar 0.23 dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 0.89
termaksud ke dalam kategori Sektor non basis yang hanya dapat memenuhi
kebutuhan pangan daerahnya sendiri, Sektor industri ini walaupun hanya
dapat memenuhi pangsa pasarnya sendri dalam segi pembangunan infra
struktur Kota Depok itu sendiri akan tetapi Sektor industri ini dapat mampu
bersaing di pasar luar. Sementara Sektor Listrik, Gas & Air Bersih memiliki
nilia rata-rata LQ sebesar 1.44 merupakan Sektor basis yang dapat
memenuhi kebutuhan local mampun dapat menhadi sumbangsih terhadapa
daerah luar. Dan Sektor babis dengan niali rata-rata LQ tertinggi,adalah
Sektor Bangunan sebesar 2.00, yang mamapu memenuhi kebutuhan
daerahnya sendiri maupun luar daerahnya yang menjadikan Sektor ini
mampu menunjang pembangunan yagng ada di Kota Depok. Sektor basis
selanjutnya adalah Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dengan nilai
rata-rata LQ sebesar 1.48 dimana Sektor ini mampu bersaing dengan pasar
luar dalam bidang perdangan dan hotel serta restoran menjadi tambahan
pendapatan bagi pemerintah daerah nya sendiri, dan menjadi daya saing
yang baik bagi Sektor ke enam ini. Dan Sektor Pengangkutan &
Komunikasi menjadi urutan ke tujuh sebagai salah satu Sektor basis yang
memilki nilai rata-rata LQ sebesar 1,17 basis yang mampu memenuhi
kebutuhan baik untuk daerahnya sendiri maupun luar daerah lain dan
74
mobilitas untuk penyambung keberlangsungan komunikasi yang baik ke
luar daerah lainnya. merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian.
Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan
menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas
penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah
lain. Sektor basis selanjutnya adalah Sektor Bank & Lembaga Keuangan
Lainnya dan Jasa-jasa dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1.20 dan 1.04.
3. Analisis Shift Share (SS)
Pada analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna
dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan
dengan perekonomian nasional. Analisis ini bertujuan untuk menentukan
kinerja atau produktifitas kerja perekonomian daerah dengan
membandingkannya dengan daerah yang lebih besar. Selanjutnya
bagaimana cara mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah
dengan menggunakan analisis Shift Share digunakan variabel penting
seperti tenaga kerja, penduduk dan pendapatan. Dalam penelitian ini
digunakan variabel pendapatan yaitu PDRB untuk menguraikan
pertumbuhan ekonomi Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat. Pertumbuhan
PDRB total (G) dapat diuraikan menjadi komponen Shift dan Share yaitu:
75
a. Komponen National Share (N) adalah banyaknya pertambahan PDRB
seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB
Propinsi selama periode yang tercakup dalam studi.
b. Komponen proportional Shift (P) mengukur besarnya net shift
Kota/Propinsi yang diakibatkan oleh perubahan komposisi Sektor-Sektor
PDRB daerah. Apabila Pj < 0 berarti Kota/Propinsi yang bersangkutan
berspesialisasi pada Sektor yang ditingkat Propinsi tumbuh lebih lambat
atau bahkan sedang menurun.
c. Komponen Differential shift (D) mengukur besarnya shift netto yang
diakibatkan oleh Sektor-Sektor industri tertentu yang tumbuh lebih cepat
atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan dibandingkan dengan
tingkat nasional (Propinsi) yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional
intern. Daerah yang mempunyai keuntungan lokasional, seperti sumber
daya yang baik akan mempunyai differential shift component positif
(Dj>0), sebaliknya daerah yang tidak memiliki keuntungan lokasional
akan mempunyai differential shift component (Dj<0)
76
a. Kota Depok
Table 4.4
Komponen Shift Share Kota Depok
Tahun 2000-2010
(Y) Tahun Gj Nj Gj-Nj
2000-2001 205408.9038 164545.5028 40863.40092
2001-2002 225509.93 155721.9499 69787.98007
2002-2003 246394.06 190967.1818 55426.87821
2003-2004 274250.51 437330.8922 -163080.3822
2004-2005 309157.27 204711.6572 104445.6128
2005-2006 316094.96 297738.1925 18356.76754
2006-2007 352117.88 343551.5164 8566.363602
2007-2008 352580.7 341287.2651 11293.43486
2008-2009 358821.98 235931.1813 122890.7987
2009-2010 389686.59 388891.3836 795.2064051
Sumber : lampiran VI dan VI
Dilihat dari tabel di atas pada tahun 2000-2010 dapat kita ketahui
bahwa komponen pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) tahun 2000-
2001 adalah sebesar 205408.9038 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB
Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan
PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 164545.5028 ini berarti
terjadi penyimpangan positif sebesar 40863.40092 dan ini menunjukan
77
bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika dibandingkan
dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat
Pada tahun berikutnya 2001-2002 komponen pertumbuhan PDRB
total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 225509.93 padahal banyaknya
pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan
laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar
155721.9499 ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 69787.98007
dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.
Pada tahun 2002-2003 komponen pertumbuhan PDRB total Kota
Depok (Gj) adalah sebesar 246394.06 padahal banyaknya pertumbuhan
PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan laju
pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 190967.1818
ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 55426.87821 dan ini
menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.
Dari kedua komponen (Dj) dan (Nj) masing-masing mengalami
pertumbuhan yang variatif, dimana pada tahun 2003-2004 komponen (Gj)
mengalami penurunan sebesar 274250.51 dan komponen (Nj) meningkat
sebesar 437330.8922 dari tahun sebelumnya, sehingga ini satu-satunya
tahun yang mengalami penyimpangan yang negatif. Untuk mengetahui
sektor-sektor ekonomi yang menjadi spesialisasi serta pertumbuhannya
digunakan propotional shift (Pj) dan differential shift (Dj). Oleh karena itu
78
analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari sektor-sektor yang memilki
pertumbuhan lebih cepat atau lambat.
Tetapi terjadi penyimpangan positif di tahun 2004-2005 dimana
komponen pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar
309157.27 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya
pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat
(Nj) adalah sebesar 204711.6572 ini berarti terjadi penyimpangan positif
sebesar 104445.6128 ini satu-satunya penyimpangan positif tertinggi dari
tahun lain, dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok
lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa
Barat.
Tahun 2005-2006 pada komponen (Gj) dari tahun sebelumnya maka
komponen (Gj) tahun ini meningkat sebesar 316094.96 dan begitu pula di
ikuti dengan komponen (Nj) sebesar 297738.1925 dengan penyimpangan
positif sebesar 18356.76754.
Selanjutnya di tahun 2006-2007 komponen pertumbuhan PDRB total
Kota Depok (Gj) adalah sebesar 352117.88 padahal banyaknya pertumbuhan
PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan laju
pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 343551.5164
ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 8566.363602, ini
menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.
79
Tahun 2007-2008 dapat kita ketahui bahwa komponen pertumbuhan
PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 352580.7 padahal banyaknya
pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan
laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar
341287.2651 ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 11293.43486
dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika
dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.
pada tahun 2008-2009 dapat kita ketahui bahwa komponen
pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 358821.98
padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya
pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat
(Nj) adalah sebesar 235931.1813 ini berarti terjadi penyimpangan positif
sebesar 122890.7987 dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota
Depok lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di
Porpinsi Jawa Barat.
pada tahun 2009-2010 dapat kita ketahui bahwa komponen
pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 389686.59
padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya
pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat
(Nj) adalah sebesar 388891.3836 ini berarti terjadi penyimpangan positif
sebesar 795.2064051 dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota
Depok lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di
Porpinsi Jawa Barat.
80
Untuk mengetahui Sektor-Sektor ekonomi yang memiliki spesialisasis
serta pertumbuhanya digunakan Propotional Shift (Pj) dan Differensial Shift
(Dj). Oleh karena itu analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari Sektor-
Sektor yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau lamban pada tabel 4.5
dibawah ini menunjukan pertumbuhan dari masing-masing komponen yang
memiliki nilai positif dan nilai negatif.
81
Table 4.5
Komponen Pertumbuhan propotional (Pj) Kota depok
Sumber Lampiran X Keterangan ( c ) : Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat Propinsi
( i ) : Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat Propinsi
82
Berdasarkan tabel pertumbuhan komponen proporsional Kota Depok
diketahui bahwa Proporsional Shift (Pj) dan Differensial Shift (Dj) Kota
Depok dari tahun 2000-2010 terdapat nilai positif dan nilai negatif. Apabila
nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukan bahwa Sektor yang
bersangkutan dalam perekonomian di daerah menempati posisi yang baik
untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya bila nilai negatif menunjukan
bahwa Sektor tersebut dalam perekonomian masih memungkinakan untuk
diperbaiki dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian
Propinsi. hal ini berarti Kota Depok berspesialisasi pada Sektor yang sama,
dengan Sektor yang tumbuh cepat pada perekonomian Propinsi Jawa Barat
apabila nilai Pj rata-rata positif. Sedangkan apabila nilai Pj memiliki rata-
rata negatif maka Kota Depok berspesialisasi pada Sektor yang tumbuh
lambat di perekonomian Propinsi Jawa Barat.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat di ketahu Pj rata-rata untuk nilai positif
ada 6 Sektor yaitu Sektor Listrik, Gas & Air Bersih, Sektor Bangunan,
Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran, Sektor Pengangkutan &
Komunikasi, Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya Perusahaan,
Sektor Jasa-jasa. Semua Sektor ini memiliki komponen pertumbuhan
propotional positif, menunjukan bahwa Sektor-Sektor tersebut
pertumbuhanya cepat sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam
memacu pertumbuhan PDRB Propinsi.
82
83
Sisanya Sektor yang memiliki nilai komponen pertumbuhan
propotional negatif adalah Sektor Pertanian dan Sektor Industri Pengolahan.
Hal ini berarti menunjukan bahwa Kota Depok berspesialisasi pada Sektor
yang sama, dengan Sektor yang tumbuh lambat pada perekonomian di
Propinsi Jawa Barat.
84
Table 4.6
Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota depok
Sumber: lampiran VIII
Lapangan Usaha 2000 - 2001 2001 - 2002 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 RATA - RATA
Pertanian 511.078272 6967.05671 3468.76029 -19110.713 3259.63749 -6558.7911 -2809.0668 -445.49522 -13952.118 11341.372 -1732.827905
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan 43406.6645 70621.1608 16229.5876 1298.90946 25269.8041 -26668.019 -59938.665 -40716.476 194834.314 29494.6812 25383.19618
Listrik, Gas, Air Bersih -3849.1766 -2057.4239 5917.73934 -19891.615 2947.16941 10996.0883 -4013.9259 275.817162 -17024.954 -2099.6363 -2879.991758
Bangunan 20125.3945 -11404.484 -4354.7087 -12734.5 -45018.033 -6715.4127 5548.92295 -7507.4234 7018.59386 -20478.743 -7552.039341
Perdagangan, Hotel, Restoran 34521.4278 -39230.882 51236.8569 -96206.694 1472.3848 28338.8528 59761.2884 25073.0464 -77336.966 -63535.593 -7590.627778
Pengangkutan, komunikasi -8136.5978 15331.4667 -6368.7915 -7602.8537 17845.3288 -14679.654 -19695.812 26396.4853 -5846.4309 -29600.31 -3235.716961
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -6558.8992 -5021.7903 -1331.6796 15940.5011 2607.40891 4166.67487 -7027.1078 -1185.7381 -3048.8623 -8000.6135 -946.0105869
Jasa-jasa lain -43435.091 -7589.0603 -20247.587 -20222.133 58242.0901 -551.59638 3726.95737 18174.3361 17235.3478 -12365.606 -703.2343349
Jumlah36584.8003 27616.0442 44550.177 -158529.1 66625.791 -11671.857 -24447.409 20064.5521 101878.925 -95244.449 742.7475129
85
Berdasarkan tebel 4.6 dapat diketahui Dj rata-rata dimana dari 9
Sektor di Kota Depok dilihat dari nilai rata-rata Dj ada satu Sektor yang
memiliki nilai yang positif, Sektor tersebut adalah Sektor Industri
Pengolahan yang menunjukan bahwa Sektor-Sektor tersebut pertumbuhanya
cepat sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam memacu
pertumbuhan PDRB Propinsi. sisanya 7 Sektor yang memiliki nilai rata-rata
Dj negatif berati menunjukan bahwa Kota Depok berspesialisasi pada
Sektor yang sama, dengan Sektor yang tumbuh lambat pada perekonomian
di Propinsi Jawa Barat.
4. Tipologi Sektor
Analisis ini mengembangkan hasil perhitungan indeks Location
Quotient (LQ>1), komponen differential shift (Dj > 0), dan komponen
proportional shift (Pj > 0) untuk ditentukan tipologi Sektoral. Tipologi ini
mengklasifikasikan Sektor basis dan non basis serta komponen
pertumbuhan internal dan eksternal. Dengan menggabungkan indeks LQ
dengan komponen Dj dan Pj dalam analisis Shift Share, tipologi Sektoral
diharapkan dapat memperjelas dan memperkuat hasil analisis.
86
Menurut (Saerofi 2005:66), Tipologi Sektoral tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata >1
dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata 0) meskipun di tingkat Propinsi pertumbuhannya
cepat (Pj rata-rata >0).
b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata >1
dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan
dengan Propinsi (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat Propinsi
pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata < 0) karena tingkat nasional pertumbuhanya cepat
(Pj rata-rata >0).
d. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata > 1
dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan
Propinsi (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat Propinsi pertumbuhannya
juga lambat (Pj rata-rata < 0).
e. Tipologi V: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat
dibandingkan pertumbuhannya di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0)
padahal di Propinsi sendiri pertumbuhannya juga cepat (Pj rata-rata > 0).
87
f. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-rata
< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat di
bandingkan pertumbuhan di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun
di Propinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).
g. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-
rata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di
banding Propinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di Propinsi sendiri
pertumbuhannya cepat (Pj rata-rata > 0).
h. Tipologi VIII: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-
rata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di
banding Propinsi dengan Dj rata-rata < 0 meskipun di tingkat Propinsi
sendiri pertumbuhannya lambat (Pj < 0).
88
Tabel 4.7
Makna Tipologi Sektor Ekonomi
Tipologi LQ Rata-rata Dj Rata-
rata
Pj Rata-
rata
Tingkat
Kepotensial
I (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Istimewa/Unggulan
II (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Baik sekali/Potensial I
III (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Baik/Potensial II
IV (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Lebih dari
Cukup/Potensial III
V (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Cukup/potensial IV
VI (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Hampir dari
Cukup/Potensial V
VII (LQ <1) (Dj < 0) (Pj > 0) Kurang/Potensial VI
VIII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Kurang
Sekali/Potensial V
Sumber: Dini (2007:71)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan bahwa Sektor ekonomi
dalam Tipologi I merupakan Sektor yang tingkat potensialanya ”Istimewa”
untuk dikembangkan karena Sektor tersebut merupakan Sektor basis (LQ >
1). Selain itu, di Kota Depok pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan
dengan tingkat Propinsi (Dj > 0), meskipun ditingkat Propinsi juga tumbuh
dengan cepat. (Pj rata-rata positif). Sektor ini akan mendatangkan
pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan PDRB
Kota Depok.
89
Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 4.7 di atas
(LQ, Dj dan Pj), maka masing-masing tipologi dapat dimaknai bahwa
Sektor ekonomi yang masuk Tipologi II adalah Sektor yang tingkat
kepotensialannya ” baik sekali ” untuk dikembangkan, Tipologi III ” baik ”,
Tipologi IV ” lebih dari cukup ”, Tipologi V ” cukup”, Tipologi VI ”hampir
dari cukup”, Tipologi VII ” kurang ”, Tipologi VIII ” kurang sekali ”
C. Pembahasan.
1. Pembahasan Per Sektor Kota Depok
a. Sektor Pertanian
Sektor pertanian mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi
Sektor pertanian terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi
Sektor pertanian pada tahun 2010 sebesar 2,87 persen menempati urutan
kedelapan dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok dalam sektor
pertanian.
Tabel 4.8
Analisis Sektor Pertanian
No Aspek Parameter Makna
1 LQ <1 Sektor non Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi
3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibandingkan
Propinsi
4 Tipologi VIII kurang sekali/potensial VII
Sumber: Lampiran I, VII dan X
90
Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor
pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 0, 23 (<1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu
berarti Sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
tidak mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian
merupakan Sektor yang tidak berpotensi untuk ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-
2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar -2877.708187. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
lambat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya negatif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian
adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
yaitu sebesar -1732.827905. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi
Sektoral pertanian memiliki LQ (<1), Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0)
termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga Sektor ini menunjukan kurang
untuk dikembangkan.
91
b. Sektor Industri Pengolahan
Sektor Industri Pengolahan pada Kota Depok mempunyai peran
besar terlihat pada kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB
Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Industri Pengolahan Pada tahun
2010 sebesar 40,00 Persen menempati urutan pertama dalam kontribusi
terhadap PDRB Kota Depok.
Tabel 4.9
Analisis Sektor Industri Pengolahan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ <1 Sektor non Basis
2 Pj Positif Tumbuh cepat di Propinsi
3 Dj Negatif
Pertumbuhan lebih lambat dibandingkan
Propinsi
4 Tipologi VI hampir dari cukup/potensial V
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor
pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 0, 89 (<1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu
berarti Sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
tidak mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor Industri
Pengolahan merupakan Sektor yang tidak berpotensi untuk ekspor.
92
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-
2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar -10270.409. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
lambat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya negatif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Industri
Pengolahan adalah Sektor yang daya saingnya tinggi sehingga
pertumbuhannya cepat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama
ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen
Dj yang positif, yaitu sebesar 25383.19618. Berdasarkan perhitungan
analisis tipologi Sektoral pertanian memiliki LQ (<1), Pj negatif (<0) dan
Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga Sektor ini
menunjukan kurang untuk dikembangkan, termaksud ke dalam potensial
VII.
c. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada Kota Depok mempunyai
peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Listrik, Gas dan
Air Bersih Pada tahun 2010 sebesar 2,98 Persen menempati urutan
ketujuh dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.
93
Tabel 4.10
Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi
3 Dj Positif
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan
Propinsi
4 Tipologi III Baik/potensial II
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor
pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 1,44 (>1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu
berarti Sektor ini mampu memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian merupakan
Sektor yang berpotensi untuk ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-
2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 1274.226983. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Listrik, Gas
dan Air Bersih adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga
pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang
94
sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata
komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -2879.991758. Berdasarkan
perhitungan analisis tipologi Sektoral Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1) termasuk ke
dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik untuk
dikembangkan, termaksud ke dalam potensial II.
d. Bangunan/Konstruksi
Sektor Bangunan pada Kota Depok mempunyai peran besar terlihat
pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya
kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010 sebesar 6,38 Persen
menempati urutan keempat dalam kontribusi terhadap PDRB Kota
Depok.
Tabel 4.11
Analisis Sektor Bangunan
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi
3 Dj Positif
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan
Propinsi
4 Tipologi III Baik/potensial II
Sumber: Lampiran I, VII dan X
95
Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor
pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 2.00 (>1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu
berarti Sektor ini mampu memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian merupakan
Sektor yang berpotensi untuk ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-
2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 8839.927716. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian
adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
yaitu sebesar -7552.039341. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi
Sektoral Sektor Bangunan
memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1) termasuk ke
dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik untuk
dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.
96
e. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada Kota Depok
mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan
terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada
tahun 2010 sebesar 31,15 Persen menempati urutan kedua dalam
kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.
Tabel 4.12
Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi
3 Dj Positif
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan
Propinsi
4 Tipologi III Baik/potensial II
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor
pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 1,48 (>1), hal ini
menunjukan bahwa Sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu
berarti Sektor ini dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga
mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran merupakan Sektor yang berpotensi untuk ekspor.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-
2010) untuk Sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar
97
21636.77336. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini cepat
petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran adalah Sektor yang daya saingnya
turun sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan
Sektor yang sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran
rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -7590.627778.
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi Sektoral Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)
termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik
untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.
f. Sektor Pengangkutan & Komunikasi
Sektor Pengangkutan & Komunikasi pada Kota Depok mempunyai
peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB
Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010
sebesar 5,18 Persen menempati urutan kelima dalam kontribusi terhadap
PDRB Kota Depok.
98
Tabel 4.13
Analisis Pengangkutan & Komunikasi
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi
3 Dj positif
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan
Propinsi
4 Tipologi III Baik/potensial II
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Analisis LQ selama 11tahun (2000-2010), Sektor Pengangkutan &
Komunikasi menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu yaitu sebesar
1.17 ini berarti bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis . Nilai LQ yang
lebih dari satu ini berarti Sektor Pengangkutan & Komunikasi telah dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut dan Sektor ini
berpotensi ekspor ke daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-
2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 4958.128682. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian
adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
99
yaitu sebesar -3235.716961. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi
Sektoral Pengangkutan & Komunikasi memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0)
dan Dj positif (>1) termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini
menunjukan baik untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.
g. Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Sektor Bank & Lembaga keuangan lainnya pada Kota Depok
mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan
terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada
tahun 2010 sebesar 3,86 Persen menempati urutan keenam dalam
kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.
Tabel 4.14
Analisis Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi
3 Dj Positif
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan
Propinsi
4 Tipologi III Baik/Potensial II
Sumber: Lampiran I, VII dan X
100
Analisis LQ selama 11 tahun (2000-2010), Sektor Bank &
Lembaga Keuangan Lainnya menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu
yaitu sebesar 1.20 ini berarti bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis .
Nilai LQ yang lebih dari satu ini berarti Sektor Bank & Lembaga
Keuangan telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut
dan Sektor ini berpotensi ekspor ke daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-
2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 2021.964087. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Bank &
Lembaga Keuangan Lainnya adalah Sektor yang daya saingnya turun
sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan
Sektor yang sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran
rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -946.0105869.
Berdasarkan perhitungan analisis tipologi Sektoral Bank & Lembaga
Keuangan Lainnya memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)
termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik
untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.
101
h. Sektor Jasa-jasa
Sektor Jasa-jasa pada Kota Depok mempunyai peran besar terlihat
pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya
kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010 sebesar 7,59 Persen
menempati urutan ketiga dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.
Tabel 4.15
Analisis Jasa-jasa
No Aspek Parameter Makna
1 LQ >1 Sektor Basis
2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi
3 Dj Positif
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan
Propinsi
4 Tipologi III Baik/Potensial II
Sumber: Lampiran I, VII dan X
Analisis LQ selama 11 tahun (2000-2010) Sektor Jasa-jasa
menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu yaitu sebesar 1.04 ini berarti
bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis . Nilai LQ yang lebih dari satu
ini berarti Sektor Jasa-jasa telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
daerah tersebut dan Sektor ini berpotensi ekspor ke daerah lain.
Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-
2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah
sebesar 608.9549405. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini
102
cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat
Propinsi karena nilainya positif.
Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Jasa-jasa
adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih
lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.
Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,
yaitu sebesar -703.2343349. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi
Sektoral Jasa-jasa memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)
termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik
untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.
103
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelit ian dan pembahasan yang diperoleh
yang ada di Kota Depok selama 11 tahun dari tahun 2000-2010, b a h w a
d engan ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil analisis di Kota Depok, perkembangan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Kota Depok selama 11 tahun menunjukan
fluktuasi pada masing-masing sektor tiap tahunnya. Akan tetapi selama
periode analisis yaitu tahun 2000 hingga 2010 sektor Industri Pengolahan
masih mendominasi terhadap distribusi PDRB Kota Depok 41,15% pada
tahun 2005. Angka ini cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
(2000-2004) maupun tahun-tahun berikutnya (2006-2010). Sektor
berikutnya yang cukup mendominasi terhadap distribusi PDRB di Kota
Depok di antara sektor lainnya selama periode analisis (2000 s.d. 2010)
adalah sektor Perdagangan, Restoran & Hotel, sektor ini memberikan
distribusi PDRB di Kota Depok 31,15% pada tahun 2010. Sektor ini sempat
mengalami penurunan 28,88% pada tahun 2005. Sementara itu, sektor
Listrik, Air Bersih selama periode analisis merupakan sektor yang
mempunyai distribusi PDRB terendah dibandingan sektor-sektor lainnya,
sebesar 2,99% pada tahun 2009, padahal tahun 2005, sektor ini mengalami
kenaikan 3.32%. Secara garis besar Sektor Industri Pengolahan, merupakan
104
sektor yang memberikan distribusi PDRB terbesar di Kota Depok, karena
selalu mengalami penaikan setiap tahunnya dengan rata-rata tiap tahunnya
selama periode penelitian (2000 s.d 2010) 40,17% jika dibandingakan
dengan sektor-sektor lainnya. Sedangkan sektor Pertambangan tidak
memiliki nilai PDRB di Kota Depok, dikarenakan sektor tersebut tidak ada
di Kota Depok.
2. Berdasarkan hasil perhitungan indeks Location Quotient masing-masing
sektor di Kota Depok, menunjukan LQ yang beragam, di Kota D e p o k
sendiri terdapat 6 (enam) sektor ekononomi yang mempunyai nilai LQ>1
yang merupakan sector basis dimana sektor tersebut mampu memenuhi
kebutuhan pasar lokal maupun luar daerah. Sektor Bangunan/Konstruksi
dengan LQ rata-rata sebesar 2.00, Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran
dengan LQ rata-rata sebesar 1.48, Sektor Listrik, Gas & Air Bersih dengan
LQ rata-rata sebesar 1.44, Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
dengan hasil LQ rata-rata 1.20, Sektor Pengangkutan & Komunikasi dengan
hasil LQ rata 1.17 kemudian Sektor Jasa - jasa dengan hasil LQ rata-rata
sebesar 1.04. Sedangkan berdasarkan perhitungan indeks Location Question
menunjukan hasil, di Kota Depok terdapat 2 (dua) sektor yang menunjukan
nilai LQ<1 dan merupakan sektor non basis, dimana sektor tersebut hanya
mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal daerah sendiri adalah Sektor
Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian.
3. Selain analisis sektor basis yang ada di atas, sektor ekonomi yang potensial
dengan kriteria tergolong dalam sektor yang tumbuh dengan cepat terhadap
105
sektor sejenis di tingkat Propinsi (Pj rata-rata > 0), serta memiliki tingkat
potensialnya baik (tipologi III) maka termasuk sektor yang potensialnya
baik untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota
Depok yaitu Sektor Listrik, Gas & Air Minum; Sektor Bangunan/Kontruksi;
Sektor Perdagangan, Hotel& Restoran; Sektor Pengankutan & Komunikasi;
Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; dan Sektor Jasa-jasa.
106
B. SARAN
1. Berdasarkan pemahaman yang dimiliki terhadap potensi yang dimiliki Kota
Depok, maka Pemerintah Kota ini diharapkan memberikan perhatian khusus
untuk Sektor Pertainan, dengan memberikan lahan untuk pertainan yang
diharapkan sektor ini bisa memberikan kontribusi untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian di Kota Depok di masa yang akan datang.
Namun dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Depok
melalui sektor – sektor basis, hendaknya pemerintah tidak mengabaikan
sektor non basis, karena dengan meningkatkan peran dari sektor non basis
diharapkan sektor tersebut dapat tumbuh menjadi sektor basis dan akhirnya
semua sektor ekonomi tersebut dapat secara bersama-sama mendukung
peningkatan ekonomi pertumbuhan di Kota Depok.
2. Pada kota Depok yang memiliki sektor basis, yaitu : Sektor Listrik, Gas &
Air Minum; Sektor Bangunan/Konstruksi; Sektor Perdagangan, Hotel&
Restoran; Sektor Pengankutan & Komunikasi; Sektor Bank & Lembaga
Keuangan Lainnya; dan Sektor Jasa-jasa, yang diharpakan kepada
pemerintah mulai memperhatikan kualitas dan fator-faktor penunjang agar
perkembangan sektor ini tidak di jadikan alat untuk mengambil keuntungan
satu pihak melainkan bisa menjadi sektor yang bermanfaat bagi masyarakat
sekitarnya dan bukan sebagai sumber yang dapat merugikan masyarakat.
3. Kota Depok pada saat mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang
strategis dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya hendaknya
juga tidak mengabaikan peran sektor yang tergolong nun potensial. Karena
107
dengan mengembangkan sektor potensial diharapkan akan dapat
merangsang pertumbuhan sektor nun potensial sehingga menjadi sektor
potensial yang pada akhirnya semua sektor ekonomi bersama-sama
mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Depok.
4. Kota Depok potensial untuk dijadikan pusat pertumbuhan di Propinsi Jawa
Barat dengan memilih dan mengembangkan sektor potensial yang paling
utama. Adanya peran serta Pemerintah daerah dan masyarakat dalam
membuat inisiatif untuk pengadaan kawasan terpadu guna pengembangan
sektor potensial yang ada di Kota Depok.
5. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas secara lebih
mendalam mengenai regulasi sektor-sektor perekonomian dengan
membandingkan kondisi sektor-sektor perekonomian sebelum dengan
setelah adanya regulasi agar terlihat keefektifan dari pelaksanaan regulasi
dan membantu Pemerintah Kota Depok dalam melakukan evaluasi kinerja
di lapangan.
108
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. ”Ekonomi Pembangunan”. Edisi Kelima. STIM YKPN.
Yogyakarta. 2010.
Adisasmita, Raharjo. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta. Graha Ilmu.
2005.
Badan Pusat Satistik. ”Kota Depok dalam Angka”.BPS Kota Depok. 2010.
Badan Pusat Satistik. ”Propinsi Jawa Barat”.BPS Jawa Barat. 2010.
Bungin, Burhan. “Metodologi Penelitian Kuantitatif: Ekonomi, dan Kebijakan
Publik serta Ilmu Sosial lainya”. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
2010.
Chattopadhya, prof.S. Jurnal:” Forecasting Regional Economic Potentialis for
economic Regional-Special Economic Zone and Investment Regions”.
Institute of Town Planners India.Vol 8 No 1 Hal: 41-55. 2011.
Fatmasari, Wulan S. Dini. “Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota
Tanggerang (Pendekatan Model Basis Ekonomi)”. Skripsi Sarjana,
Fakultas Ekonomi UNS. 2007.
Ghalib, Rusli. “Ekonomi Regional”. Pustaka Ramadhan.Jakarta. 2005.
Glasson, Jhon. “Pengantar Perencanaan Regional” .Terjemahan Paul Sitohang.
Jakarta: LPFEUI.1990
Hidayat, Ainun, Roziana. Jurnal: ”Analisis Ketimpangan Ekonomi Antara
Kecamatan di Kabupaten Gresik”. Universitas muhammadiyah gresik. Vol
6 N0 1 Hal: 83-97. 2009.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metedologi Penentu Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. 2002.
Kweka, Josaphat, & Morrissey, Oliver. Jurnal: The Ekonomic Potential of
Taurisme Tanzania”. Jurnal of International Development J. int. Dev. 15,
335 – 351 (2003).
109
Lukman, Dr. ”Analisis Sektor Unggulan Sektoral dan Pengaruhnya Terhadap
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Daerah : Pendekatan Input - Output
Interregional Sumatra Barat, Riau dan Jambi”. Pasca Sarjana Universitas
Padjajaran. Bandung. 2011.
Raharja, Pratama, & Manurung, Mandala. ”Teori Ekonomi Makro”. edisi kedua.
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA. Jakarta. 2004.
Richardson, Harry. “Dasar - Dasar Ilmu Ekonomi Regional”. Lembaga Penerbit
FE - UI. Jakarta. 1997.
Resnawati. ”Analisis Potensi Ekonomi Di Kota Cilegon”. Universitas Syarif
Hidayatullah. Jakarta. 2010.
Roping. Jurnal: ”Aplikasi Shift Share Ebstaban Marquillas pada sektor Pertanian
di Kabupaten Boyolali” . Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol 4
Nomor 2 Hal: 1 - 14. 2009.
Research, Regoinal, Vibiz. Jurnal: ”Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten
Keerom, Provinsi Papua”. Hal: 1 - 14. LEPMIDA. 2011.
Reniwati. ”Analisis Sektor - Sektor Ekonomi Di Provinsi Sulawesi Periode 2007-
2011”. Universitas Hasanuddin. 2013.
Sadono, Sukirno. “Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar
Kebijakan”, Kencana Prenada Media Group, 2007.
Sulivanto. Jurnal:” Analisis of Determining Basis Comodity and Pricing at Basis
Commodity in Banyumas Indonesia”. Vol 2 Issue 2 (pp. 27 – 36). 2012.
Suherty, Lina. Jurnal: ”Analisis Pengembanangan Sektor Ekonomi Potensial
Kabupaten Barito Kuala”. Vol 12 Nomor 2 Hal: 143 – 14. 2011.
Sjafrizal. ”Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi”. Badouse, Media.Padang.
2008.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. CV Alfabeta, Bandung, 2006.
Tarigan, Robinson. ”Ekonomi Regional”. Edisi Revisi. BUMI AKSARA. Jakarta.
2005.
110
Yunan Y. Zuhairan, “Sektor Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang
Selatan (Suatu Pendekatan Location Quetient)”. Signifikan, Jurnal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Vol. I,
No. 2 Oktober 2010: hal. 25 - 38.
111
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa Barat Tahun 2000-2010
No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Pertanian 28784186.59 29554466.83 29186913.59 29161783.4 34038120.63 34942015.46 34822021.09 35689490 37139985 41722076 42137486
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Pengolahan 79949896.89 82993409.84 86029221.1 91336589.53 97902362.1 105334047.2 114299625.7 122702671 133756557 131432865 135594749
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3882660.885 4169157.259 4398612.327 4447323.687 5337987.17 5649829.62 5427579.55 5750579 5985767 6839237 7315960
5 Bangunan 5254511.708 5143936.696 5580463.389 5984953.406 6602399.92 7780823.72 8232950.09 8928178 9730820 10299411 11810047
6 Perdagangan,Hotel dan Restoran 35567824.82 36403261.68 38647464.98 39198353.11 44604769.96 47259969.72 50719350.06 54789912 56937923 62701714 70083413
7 Pengangkutan dan Komunikasi 7314261.24 7925724.282 8478452.135 9323751.198 10274962.93 10329164.21 11143253.97 12271025 12233940 13209254 15352858
8 Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 5351150.092 5885016.621 6490645.266 7067352.623 7247001.69 7623682.08 7672322.47 8645553 9075520 9618612 10564691
9 Jasa-jasa 12099818.43 14532915.56 15661103.3 17426171.39 19344963.1 16821141.16 18200096.05 18728218 19494893 20157658 21899922
PDRB 178204310.7 186607888.8 194472876.1 203946278.3 225352567.5 235740673.1 250517199 267505626 284355405 295980827 314759126
112
Produk Domestik Regional Burto Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha Kota Depok Tahun 2000-2010
No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Pertanian 140296.96 144562.46 149731.67 153071.51 159556.91 167053.64 159921.17 161095.98 167197.76 173873.42 186945.98
2 Pertambangan dan Penggalian
3 Industri Pengolahan 1341787.5 1436273 1559431.51 1671866.52 1793348.32 1954749.67 2094461.49 2188502.81 2344941.46 2499038.17 2607666.08
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 121146.47 126236.53 131126.7 138496.57 146341.6 157837.97 162625.11 168289.13 175447.66 183438.6 194125.39
5 Bangunan 230202.2099 245483.27 254911.08 269033.15 284053.85 289734.93 299855.37 330725.45 352950.2 380592.37 415935.9
6 Perdagangan,Hotel dan Restoran 1063970.726 1123483.29 1153513.37 1221192.62 1293418.42 1371884.46 1500643.82 1680841.66 1771811.26 1873833.66 2030899.31
7 Pengangkutan dan Komunikasi 175920.3202 182490.44 210548.51 225171.34 240540.53 259654.73 265439.68 272608.12 298180.74 316105.87 337803.37
8 Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 132762.0491 139448.38 148777.26 160664.75 180689.28 192688.45 198084.51 216184.33 225750.03 236210.37 251443.22
9 Jasa-jasa 283227.1912 296744.96 312192.16 327129.86 342927.92 356430.25 385097.91 399999.46 434548.53 466557.16 494516.96
PDRB 3489313.426 3694722.33 3920232.26 4166626.32 4440876.83 4750034.1 5066129.06 5418246.94 5770827.64 6129649.62 6519336.21
113
Lampiran I
Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Depok
LQ Tahun 2000
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 140296.96 28784186.59 0.040207612 0.161523515 0.248927297
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1341787.5 79949896.89 0.384541982 0.448641767 0.857124793
Listrik, Gas dan Air Bersih 121146.47 3882660.885 0.034719286 0.021787693 1.59352737
Bangunan 230202.2099 5254511.708 0.065973497 0.029485884 2.237460351
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1063970.726 35567824.82 0.304922658 0.199590148 1.527744033
Pengangkutan dan Komunikasi 175920.3202 7314261.24 0.050416887 0.041044244 1.228354618
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 132762.0491 5351150.092 0.038048187 0.030028174 1.267082924
Jasa-jasa 283227.1912 12099818.43 0.081169891 0.067898573 1.195457981
Total 3489313.426 178204310.7 1 1
LQ Tahun 2001
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 144562.46 29554466.83 0.039126745 0.158377371 0.247047575
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1436273 82993409.84 0.388736384 0.444747596 0.874060677
Listrik, Gas dan Air Bersih 126236.53 4169157.259 0.034166716 0.022341806 1.529272804
Bangunan 245483.27 5143936.696 0.066441602 0.027565484 2.410318746
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1123483.29 36403261.68 0.304077868 0.1950789 1.558742992
Pengangkutan dan Komunikasi 182490.44 7925724.282 0.049392193 0.042472611 1.162918695
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 139448.38 5885016.621 0.037742587 0.031536805 1.196779038
Jasa-jasa 296744.96 14532915.56 0.080315903 0.077879428 1.031285224
LQ Tahun 2002
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 149731.67 29186913.59 0.038194592 0.150082182 0.25449118
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1559431.51 86029221.1 0.397790592 0.442371311 0.899223304
Listrik, Gas dan Air Bersih 131126.7 4398612.327 0.033448707 0.022618128 1.478845089
Bangunan 254911.08 5580463.389 0.065024484 0.02869533 2.266030174
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1153513.37 38647464.98 0.294246181 0.198729333 1.480637891
Pengangkutan dan Komunikasi 210548.51 8478452.135 0.053708172 0.043597093 1.231920943
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 148777.26 6490645.266 0.037951134 0.033375581 1.137092829
Jasa-jasa 312192.16 15661103.3 0.079636139 0.080531042 0.988887477
JUMLAH 3920232.26 194472876.1 1 1
114
LQ Tahun 2003
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 153071.51 29161783.4 0.036737518 0.142987573 0.256928049
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1671866.52 91336589.53 0.40125185 0.447846317 0.895958804
Listrik, Gas dan Air Bersih 138496.57 4447323.687 0.033239499 0.021806349 1.524303721
Bangunan 269033.15 5984953.406 0.064568581 0.029345735 2.200271405
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1221192.62 39198353.11 0.293089067 0.192199404 1.524921831
Pengangkutan dan Komunikasi 225171.34 9323751.198 0.054041645 0.045716702 1.182098505
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 160664.75 7067352.623 0.038559913 0.034653011 1.112743519
Jasa-jasa 327129.86 17426171.39 0.078511927 0.08544491 0.918860195
JUMLAH 4166626.32 203946278.3 1 1
LQ Tahun 2004
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 159556.91 34038120.63 0.035929146 0.151043855 0.237872275
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1793348.32 97902362.1 0.40382753 0.434440855 0.929533963
Listrik, Gas dan Air Bersih 146341.6 5337987.17 0.032953312 0.02368727 1.39118234
Bangunan 284053.85 6602399.92 0.063963461 0.029298091 2.183195541
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1293418.42 44604769.96 0.291252937 0.197933267 1.471470366
Pengangkutan dan Komunikasi 240540.53 10274962.93 0.054165098 0.045595056 1.187959903
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 180689.28 7247001.69 0.040687749 0.032158505 1.265225124
Jasa-jasa 342927.92 19344963.1 0.077220768 0.085843101 0.899557072
JUMLAH 4440876.83 225352567.5 1 1
LQ Tahun 2005
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 167053.64 34942015.46 0.035168935 0.14822226 0.237271613
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1954749.67 105334047.2 0.411523292 0.446821695 0.921001143
Listrik, Gas dan Air Bersih 157837.97 5649829.62 0.033228808 0.023966291 1.386481016
Bangunan 289734.93 7780823.72 0.060996389 0.03300586 1.848047255
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1371884.46 47259969.72 0.288815708 0.200474399 1.440661298
Pengangkutan dan Komunikasi 259654.73 10329164.21 0.054663761 0.043815792 1.247581277
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 192688.45 7623682.08 0.040565698 0.032339273 1.254378778
Jasa-jasa 356430.25 16821141.16 0.075037409 0.071354429 1.05161529
JUMLAH 4750034.1 235740673.1 1 1
LQ Tahun 2006
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 159921.17 34822021.09 0.031566738 0.139000521 0.227097986
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2094461.49 114299625.7 0.413424424 0.456254605 0.906126578
Listrik, Gas dan Air Bersih 162625.11 5427579.55 0.032100467 0.021665497 1.481640033
Bangunan 299855.37 8232950.09 0.059188261 0.032863812 1.801016312
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1500643.82 50719350.06 0.296211131 0.202458555 1.463070462
Pengangkutan dan Komunikasi 265439.68 11143253.97 0.05239497 0.044480994 1.177918152
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 198084.51 7672322.47 0.039099776 0.030625931 1.276688556
Jasa-jasa 385097.91 18200096.05 0.076014232 0.072650086 1.046306154
JUMLAH 5066129.06 250517199 1 1
115
LQ Tahun 2007
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 161095.98 35689490 0.029732122 0.133415848 0.222853001
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2188502.81 122702671 0.403913449 0.458691927 0.880576757
Listrik, Gas dan Air Bersih 168289.13 5750579 0.031059701 0.021497039 1.444836209
Bangunan 330725.45 8928178 0.061039198 0.033375664 1.828853432
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1680841.66 54789912 0.310218725 0.204817793 1.51460828
Pengangkutan dan Komunikasi 272608.12 12271025 0.050312974 0.045872026 1.096811695
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 216184.33 8645553 0.039899313 0.032319145 1.234541119
Jasa-jasa 399999.46 18728218 0.073824516 0.070010557 1.054476911
JUMLAH 5418246.94 267505626 1 1
LQ Tahun 2008
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 167197.76 37139985 0.028972926 0.130611145 0.22182583
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2344941.46 133756557 0.406344047 0.47038514 0.863853921
Listrik, Gas dan Air Bersih 175447.66 5985767 0.030402513 0.021050301 1.444279201
Bangunan 352950.2 9730820 0.061161106 0.034220626 1.787258527
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1771811.26 56937923 0.307028969 0.200235065 1.533342669
Pengangkutan dan Komunikasi 298180.74 12233940 0.05167036 0.043023413 1.200982354
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 225750.03 9075520 0.039119177 0.031916116 1.225687291
Jasa-jasa 434548.53 19494893 0.075300903 0.068558194 1.09835015
JUMLAH 5770827.64 284355405 1 1
LQ Tahun 2009
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 173873.42 41722076 0.028365964 0.14096209 0.201231153
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2499038.17 131432865 0.40769674 0.444058713 0.918114494
Listrik, Gas dan Air Bersih 183438.6 6839237 0.029926441 0.023107027 1.29512296
Bangunan 380592.37 10299411 0.062090396 0.034797561 1.784331808
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1873833.66 62701714 0.305699963 0.211843837 1.44304393
Pengangkutan dan Komunikasi 316105.87 13209254 0.051569974 0.044628749 1.155532589
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 236210.37 9618612 0.038535705 0.032497416 1.185808291
Jasa-jasa 466557.16 20157658 0.076114817 0.068104607 1.117616269
JUMLAH 6129649.62 295980827 1 1
LQ Tahun 2010
Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ
Pertanian 186945.98 42137486 0.028675616 0.133872166 0.214201477
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2607666.08 135594749 0.399989508 0.430788936 0.928504597
Listrik, Gas dan Air Bersih 194125.39 7315960 0.029776864 0.023243043 1.281108672
Bangunan 415935.9 11810047 0.063800345 0.037520904 1.700394661
Perdagangan,Hotel dan Restoran 2030899.31 70083413 0.311519339 0.222657287 1.399097887
Pengangkutan dan Komunikasi 337803.37 15352858 0.051815608 0.04877653 1.062306153
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 251443.22 10564691 0.038568838 0.033564368 1.149100682
Jasa-jasa 494516.96 21899922 0.075853882 0.069576766 1.090218569
JUMLAH 6519336.21 314759126 1 1
116
Lampiran II
Location Quotient (LQ) Rata-rata
Kota Depok Tahun 2000-2010
Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 RATA -RATA
Pertanian 0.24893 0.24705 0.25449 0.25693 0.23787 0.23727 0.2271 0.22285 0.22183 0.20123 0.2142 0.233613403
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 0.85712 0.87406 0.89922 0.89596 0.92953 0.921 0.90613 0.88058 0.86385 0.91811 0.9285 0.897643548
Listrik, Gas dan Air Bersih 1.59353 1.52927 1.47885 1.5243 1.39118 1.38648 1.48164 1.44484 1.44428 1.29512 1.28111 1.440963583
Bangunan 2.23746 2.41032 2.26603 2.20027 2.1832 1.84805 1.80102 1.82885 1.78726 1.78433 1.70039 2.004288928
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1.52774 1.55874 1.48064 1.52492 1.47147 1.44066 1.46307 1.51461 1.53334 1.44304 1.3991 1.487031058
Pengangkutan dan Komunikasi 1.22835 1.16292 1.23192 1.1821 1.18796 1.24758 1.17792 1.09681 1.20098 1.15553 1.06231 1.175853171
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 1.26708 1.19678 1.13709 1.11274 1.26523 1.25438 1.27669 1.23454 1.22569 1.18581 1.1491 1.209557105
Jasa-jasa 1.19546 1.03129 0.98889 0.91886 0.89956 1.05162 1.04631 1.05448 1.09835 1.11762 1.09022 1.044784663
117
Lampiran III
Komponen Shift Share
Komponen Shift Share Propinsi Jawa Barat Pertambahan (Gj)
Tahunan Propinsi Jawa Barat
Tahun Yjt Yjo Gj
2000 - 2001 3694722.33 3489313.426 205408.9038
2001 - 2002 3920232.26 3694722.33 225509.93
2002 - 2003 4166626.32 3920232.26 246394.06
2003 - 2004 4440876.83 4166626.32 274250.51
2004 - 2005 4750034.1 4440876.83 309157.27
2005 - 2006 5066129.06 4750034.1 316094.96
2006 - 2007 5418246.94 5066129.06 352117.88
2007 - 2008 5770827.64 5418246.94 352580.7
2008 - 2009 6129649.62 5770827.64 358821.98
2009 - 2010 6519336.21 6129649.62 389686.59
118
Lampiran IV
2000 - 2001
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 144562.46 140296.96 4265.5
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1436273 1341787.5 94485.5
Listrik, Gas dan Air Bersih 126236.53 121146.47 5090.06
Bangunan 245483.27 230202.2099 15281.06009
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1123483.29 1063970.726 59512.56419
Pengangkutan dan Komunikasi 182490.44 175920.3202 6570.119774
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 139448.38 132762.0491 6686.330891
Jasa-jasa 296744.96 283227.1912 13517.76883
Total 3694722.33 3489313.426 205408.9038
2001 - 2002
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 149731.67 144562.46 5169.21
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1559431.51 1436273 123158.51
Listrik, Gas dan Air Bersih 131126.7 126236.53 4890.17
Bangunan 254911.08 245483.27 9427.81
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1153513.37 1123483.29 30030.08
Pengangkutan dan Komunikasi 210548.51 182490.44 28058.07
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 148777.26 139448.38 9328.88
Jasa-jasa 312192.16 296744.96 15447.2
Total 3920232.26 3694722.33 225509.93
2002 - 2003
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 153071.51 149731.67 3339.84
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1671866.52 1559431.51 112435.01
Listrik, Gas dan Air Bersih 138496.57 131126.7 7369.87
Bangunan 269033.15 254911.08 14122.07
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1221192.62 1153513.37 67679.25
Pengangkutan dan Komunikasi 225171.34 210548.51 14622.83
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 160664.75 148777.26 11887.49
Jasa-jasa 327129.86 312192.16 14937.7
Total 4166626.32 3920232.26 246394.06
119
2003 - 2004
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 159556.91 153071.51 6485.4
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1793348.32 1671866.52 121481.8
Listrik, Gas dan Air Bersih 146341.6 138496.57 7845.03
Bangunan 284053.85 269033.15 15020.7
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1293418.42 1221192.62 72225.8
Pengangkutan dan Komunikasi 240540.53 225171.34 15369.19
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 180689.28 160664.75 20024.53
Jasa-jasa 342927.92 327129.86 15798.06
Total 4440876.83 4166626.32 274250.51
2004 - 2005
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 167053.64 159556.91 7496.73
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1954749.67 1793348.32 161401.35
Listrik, Gas dan Air Bersih 157837.97 146341.6 11496.37
Bangunan 289734.93 284053.85 5681.08
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1371884.46 1293418.42 78466.04
Pengangkutan dan Komunikasi 259654.73 240540.53 19114.2
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 192688.45 180689.28 11999.17
Jasa-jasa 356430.25 342927.92 13502.33
Total 4750034.1 4440876.83 309157.27
2005 - 2006
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 159921.17 167053.64 -7132.47
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2094461.49 1954749.67 139711.82
Listrik, Gas dan Air Bersih 162625.11 157837.97 4787.14
Bangunan 299855.37 289734.93 10120.44
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1500643.82 1371884.46 128759.36
Pengangkutan dan Komunikasi 265439.68 259654.73 5784.95
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 198084.51 192688.45 5396.06
Jasa-jasa 385097.91 356430.25 28667.66
Total 5066129.06 4750034.1 316094.96
120
2006 - 2007
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 161095.98 159921.17 1174.81
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2188502.81 2094461.49 94041.32
Listrik, Gas dan Air Bersih 168289.13 162625.11 5664.02
Bangunan 330725.45 299855.37 30870.08
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1680841.66 1500643.82 180197.84
Pengangkutan dan Komunikasi 272608.12 265439.68 7168.44
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 216184.33 198084.51 18099.82
Jasa-jasa 399999.46 385097.91 14901.55
Total 5418246.94 5066129.06 352117.88
2007 - 2008
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 167197.76 161095.98 6101.78
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2344941.46 2188502.81 156438.65
Listrik, Gas dan Air Bersih 175447.66 168289.13 7158.53
Bangunan 352950.2 330725.45 22224.75
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1771811.26 1680841.66 90969.6
Pengangkutan dan Komunikasi 298180.74 272608.12 25572.62
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 225750.03 216184.33 9565.7
Jasa-jasa 434548.53 399999.46 34549.07
Total 5770827.64 5418246.94 352580.7
2008 - 2009
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 173873.42 167197.76 6675.66
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2499038.17 2344941.46 154096.71
Listrik, Gas dan Air Bersih 183438.6 175447.66 7990.94
Bangunan 380592.37 352950.2 27642.17
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1873833.66 1771811.26 102022.4
Pengangkutan dan Komunikasi 316105.87 298180.74 17925.13
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 236210.37 225750.03 10460.34
Jasa-jasa 466557.16 434548.53 32008.63
Total 6129649.62 5770827.64 358821.98
121
2009 - 2010
Y Yijt Yijo Gij
Pertanian 186945.98 173873.42 13072.56
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2607666.08 2499038.17 108627.91
Listrik, Gas dan Air Bersih 194125.39 183438.6 10686.79
Bangunan 415935.9 380592.37 35343.53
Perdagangan,Hotel dan Restoran 2030899.31 1873833.66 157065.65
Pengangkutan dan Komunikasi 337803.37 316105.87 21697.5
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 251443.22 236210.37 15232.85
Jasa-jasa 494516.96 466557.16 27959.8
Total 6519336.21 6129649.62 389686.59
122
Lampiran V
Komponen Share
Komponen Nasional Share Propinsi Jawa Barat (Nj)
Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
2000 - 2001 3489313.426 186607888.8 178204310.7 1.047156986 3653858.929 164545.5028
2001 - 2002 3694722.33 194472876.1 186607888.8 1.042147132 3850444.28 155721.9499
2002 - 2003 3920232.26 203946278.3 194472876.1 1.048713232 4111199.442 190967.1818
2003 - 2004 4166626.32 225352567.5 203946278.3 1.10496043 4603957.212 437330.8922
2004 - 2005 4440876.83 235740673.1 225352567.5 1.046097126 4645588.487 204711.6572
2005 - 2006 4750034.1 250517199 235740673.1 1.062681275 5047772.292 297738.1925
2006 - 2007 5066129.06 267505626 250517199 1.067813416 5409680.576 343551.5164
2007 - 2008 5418246.94 284355405 267505626 1.062988503 5759534.205 341287.2651
2008 - 2009 5770827.64 295980827 284355405 1.040883422 6006758.821 235931.1813
2009 - 2010 6129649.62 314759126 295980827 1.063444309 6518541.004 388891.3836
123
Lampiran VI
2000 - 2001
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 140296.96 1.047156986 146912.9417 6615.981716
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1341787.5 1.047156986 1405062.154 63274.65376
Listrik, Gas dan Air Bersih 121146.47 1.047156986 126859.3723 5712.902336
Bangunan 230202.2099 1.047156986 241057.8522 10855.64229
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1063970.726 1.047156986 1114144.378 50173.65215
Pengangkutan dan Komunikasi 175920.3202 1.047156986 184216.1922 8295.872
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 132762.0491 1.047156986 139022.7071 6260.658032
Jasa-jasa 283227.1912 1.047156986 296583.3317 13356.14056
Total 3489313.426 8.377255884 3653858.929 164545.5028
2001 - 2002
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 144562.46 1.042147132 150655.3531 6092.893091
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1436273 1.042147132 1496807.788 60534.78779
Listrik, Gas dan Air Bersih 126236.53 1.042147132 131557.0377 5320.507699
Bangunan 245483.27 1.042147132 255829.6858 10346.4158
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1123483.29 1.042147132 1170834.889 47351.59858
Pengangkutan dan Komunikasi 182490.44 1.042147132 190181.8887 7691.448672
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 139448.38 1.042147132 145325.7293 5877.349286
Jasa-jasa 296744.96 1.042147132 309251.909 12506.94901
Total 3694722.33 8.337177056 3850444.28 155721.9499
124
2002 - 2003
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 149731.67 1.048713232 157025.5835 7293.91351
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1559431.51 1.048713232 1635396.458 75964.94823
Listrik, Gas dan Air Bersih 131126.7 1.048713232 137514.3053 6387.605299
Bangunan 254911.08 1.048713232 267328.6225 12417.54246
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1153513.37 1.048713232 1209704.734 56191.36388
Pengangkutan dan Komunikasi 210548.51 1.048713232 220805.0083 10256.49832
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 148777.26 1.048713232 156024.6811 7247.421115
Jasa-jasa 312192.16 1.048713232 327400.049 15207.88898
Total 3920232.26 8.389705852 4111199.442 190967.1818
2003 - 2004
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 153071.51 1.10496043 169137.9616 16066.45158
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1671866.52 1.10496043 1847346.35 175479.8296
Listrik, Gas dan Air Bersih 138496.57 1.10496043 153033.2296 14536.65961
Bangunan 269033.15 1.10496043 297270.9852 28237.83524
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1221192.62 1.10496043 1349369.523 128176.9031
Pengangkutan dan Komunikasi 225171.34 1.10496043 248805.4208 23634.08078
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 160664.75 1.10496043 177528.1913 16863.44132
Jasa-jasa 327129.86 1.10496043 361465.5509 34335.69093
Total 4166626.32 8.839683444 4603957.212 437330.8922
125
2004 - 2005
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 159556.91 1.046097126 166912.0249 7355.114929
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1793348.32 1.046097126 1876016.523 82668.20284
Listrik, Gas dan Air Bersih 146341.6 1.046097126 153087.5271 6745.927123
Bangunan 284053.85 1.046097126 297147.916 13094.06602
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1293418.42 1.046097126 1353041.291 59622.87143
Pengangkutan dan Komunikasi 240540.53 1.046097126 251628.757 11088.22704
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 180689.28 1.046097126 189018.5364 8329.256444
Jasa-jasa 342927.92 1.046097126 358735.9114 15807.99142
Total 4440876.83 8.368777005 4645588.487 204711.6572
2005 - 2006
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 167053.64 1.062681275 177524.7751 10471.13511
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1954749.67 1.062681275 2077275.871 122526.2011
Listrik, Gas dan Air Bersih 157837.97 1.062681275 167731.4552 9893.485162
Bangunan 289734.93 1.062681275 307895.8848 18160.95475
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1371884.46 1.062681275 1457875.927 85991.46675
Pengangkutan dan Komunikasi 259654.73 1.062681275 275930.2195 16275.48947
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 192688.45 1.062681275 204766.4077 12077.95767
Jasa-jasa 356430.25 1.062681275 378771.7524 22341.50243
Total 4750034.1 8.501450198 5047772.292 297738.1925
126
2006 - 2007
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 159921.17 1.067813416 170765.9708 10844.8008
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2094461.49 1.067813416 2236494.078 142032.5879
Listrik, Gas dan Air Bersih 162625.11 1.067813416 173653.2742 11028.1642
Bangunan 299855.37 1.067813416 320189.5869 20334.21688
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1500643.82 1.067813416 1602407.603 101763.7833
Pengangkutan dan Komunikasi 265439.68 1.067813416 283440.0514 18000.37139
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 198084.51 1.067813416 211517.2972 13432.78724
Jasa-jasa 385097.91 1.067813416 411212.7147 26114.80469
Total 5066129.06 8.542507326 5409680.576 343551.5164
2007 - 2008
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 161095.98 1.062988503 171243.1747 10147.19466
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2188502.81 1.062988503 2326353.326 137850.5164
Listrik, Gas dan Air Bersih 168289.13 1.062988503 178889.4104 10600.28042
Bangunan 330725.45 1.062988503 351557.3511 20831.90109
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1680841.66 1.062988503 1786715.36 105873.7004
Pengangkutan dan Komunikasi 272608.12 1.062988503 289779.2975 17171.17746
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 216184.33 1.062988503 229801.4574 13617.12738
Jasa-jasa 399999.46 1.062988503 425194.8273 25195.3673
Total 5418246.94 8.503908026 5759534.205 341287.2651
127
2008 - 2009
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 167197.76 1.040883422 174033.3766 6835.616567
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2344941.46 1.040883422 2440810.691 95869.2311
Listrik, Gas dan Air Bersih 175447.66 1.040883422 182620.5607 7172.90071
Bangunan 352950.2 1.040883422 367380.0119 14429.81195
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1771811.26 1.040883422 1844248.967 72437.70732
Pengangkutan dan Komunikasi 298180.74 1.040883422 310371.389 12190.649
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 225750.03 1.040883422 234979.4637 9229.433727
Jasa-jasa 434548.53 1.040883422 452314.3609 17765.8309
Total 5770827.64 8.327067375 6006758.821 235931.1813
2009 - 2010
Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj
Pertanian 173873.42 1.063444309 184904.699 11031.27896
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2499038.17 1.063444309 2657587.919 158549.7495
Listrik, Gas dan Air Bersih 183438.6 1.063444309 195076.7352 11638.13519
Bangunan 380592.37 1.063444309 404738.7899 24146.41987
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1873833.66 1.063444309 1992717.741 118884.0814
Pengangkutan dan Komunikasi 316105.87 1.063444309 336160.9884 20055.11844
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 236210.37 1.063444309 251196.5737 14986.20367
Jasa-jasa 466557.16 1.063444309 496157.5566 29600.39655
Total 6129649.62 8.507554471 6518541.004 388891.3836
128
Komponen Tumbuh Differensial (DJ) Propinsi Jawa Barat
Lapangan Usaha 2000 - 2001 2001 - 2002 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 RATA - RATA
Pertanian 511.0782725 6967.056711 3468.76029 -19110.71302 3259.637488 -6558.79112 -2809.066831 -445.4952205 -13952.11762 11341.372 -1732.827905
Pertambangan, Penggalian
Industri Pengolahan 43406.66448 70621.16075 16229.58758 1298.909461 25269.80411 -26668.01885 -59938.66534 -40716.47609 194834.3144 29494.68122 25383.19618
Listrik, Gas, Air Bersih -3849.176631 -2057.423906 5917.73934 -19891.61481 2947.169407 10996.08828 -4013.925869 275.8171625 -17024.95427 -2099.636279 -2879.991758
Bangunan 20125.39454 -11404.4837 -4354.708674 -12734.50031 -45018.03265 -6715.412717 5548.922953 -7507.423422 7018.593861 -20478.74328 -7552.039341
Perdagangan, Hotel, Restoran 34521.42784 -39230.88164 51236.85687 -96206.69372 1472.384805 28338.8528 59761.28843 25073.04636 -77336.96641 -63535.59312 -7590.627778
Pengangkutan, komunikasi -8136.597788 15331.46666 -6368.791506 -7602.853729 17845.32879 -14679.65416 -19695.81187 26396.48534 -5846.43094 -29600.31041 -3235.716961
Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -6558.899227 -5021.79033 -1331.679579 15940.50109 2607.408914 4166.674874 -7027.107786 -1185.738088 -3048.86226 -8000.613481 -946.0105869
Jasa-jasa lain -43435.09114 -7589.060335 -20247.58737 -20222.13342 58242.09011 -551.5963814 3726.957371 18174.33611 17235.34776 -12365.60605 -703.2343349
Jumlah 36584.80035 27616.04421 44550.17696 -158529.0985 66625.79097 -11671.85728 -24447.40894 20064.55215 101878.9246 -95244.4494 742.7475129
129
Lampiran VII
(P + D)j Propinsi Jawa Barat
Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) (P+D)j
2000 - 2001 3694722.33 186607888.8 178204310.7 3489313.426 1.047156986 3653858.929 40863.40092
2001 - 2002 3920232.26 194472876.1 186607888.8 3694722.33 1.042147132 3850444.28 69787.98007
2002 - 2003 4166626.32 203946278.3 194472876.1 3920232.26 1.048713232 4111199.442 55426.87821
2003 - 2004 4440876.83 225352567.5 203946278.3 4166626.32 1.10496043 4603957.212 -163080.3822
2004 - 2005 4750034.1 235740673.1 225352567.5 4440876.83 1.046097126 4645588.487 104445.6128
2005 - 2006 5066129.06 250517199 235740673.1 4750034.1 1.062681275 5047772.292 18356.76754
2006 - 2007 5418246.94 267505626 250517199 5066129.06 1.067813416 5409680.576 8566.363602
2007 - 2008 5770827.64 284355405 267505626 5418246.94 1.062988503 5759534.205 11293.43486
2008 - 2009 6129649.62 295980827 284355405 5770827.64 1.040883422 6006758.821 122890.7987
2009 - 2010 6519336.21 314759126 295980827 6129649.62 1.063444309 6518541.004 795.2064051
130
Lampiran VIII
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT
KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT (Dj) Kota Depok
Tahun (P+D)j Pj Dj
2000 - 2001 40863.40092 4278.600576 36584.80035
2001 - 2002 69787.98007 42171.93586 27616.04421
2002 - 2003 55426.87821 10876.70124 44550.17696
2003 - 2004 -163080.3822 -4551.283741 -158529.0985
2004 - 2005 104445.6128 37819.8218 66625.79097
2005 - 2006 18356.76754 30028.62481 -11671.85728
2006 - 2007 8566.363602 33013.77255 -24447.40894
2007 - 2008 11293.43486 -8771.117287 20064.55215
2008 - 2009 122890.7987 21011.87415 101878.9246
2009 - 2010 795.2064051 96039.6558 -95244.4494
TOTAL 261918.5858 7427.475129 269346.0609
131
Tahun 2000 - 2001
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 144562.46 29554466.83 28784186.59 140296.96 1.026760535 144051.3817 511.0782725
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1436273 82993409.84 79949896.89 1341787.5 1.038067753 1392866.336 43406.66448
Listrik, Gas dan Air Bersih 126236.53 4169157.259 3882660.885 121146.47 1.073788668 130085.7066 -3849.176631
Bangunan 245483.27 5143936.696 5254511.708 230202.2099 0.978956177 225357.8755 20125.39454
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1123483.29 36403261.68 35567824.82 1063970.726 1.023488556 1088961.862 34521.42784
Pengangkutan dan Komunikasi 182490.44 7925724.282 7314261.24 175920.3202 1.083598743 190627.0378 -8136.597788
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 139448.38 5885016.621 5351150.092 132762.0491 1.099766689 146007.2792 -6558.899227
Jasa-jasa 296744.96 14532915.56 12099818.43 283227.1912 1.201085425 340180.0511 -43435.09114
Jumlah 3694722.33 186607888.8 178204310.7 3489313.426 8.525512547 3658137.53 36584.80035
Tahun 2002 - 2003
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 153071.51 29161783.4 29186913.59 149731.67 0.999138991 149602.7497 3468.76029
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1671866.52 91336589.53 86029221.1 1559431.51 1.061692624 1655636.932 16229.58758
Listrik, Gas dan Air Bersih 138496.57 4447323.687 4398612.327 131126.7 1.011074256 132578.8307 5917.73934
Bangunan 269033.15 5984953.406 5580463.389 254911.08 1.072483231 273387.8587 -4354.708674
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1221192.62 39198353.11 38647464.98 1153513.37 1.014254185 1169955.763 51236.85687
Pengangkutan dan Komunikasi 225171.34 9323751.198 8478452.135 210548.51 1.099699692 231540.1315 -6368.791506
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 160664.75 7067352.623 6490645.266 148777.26 1.088852084 161996.4296 -1331.679579
Jasa-jasa 327129.86 17426171.39 15661103.3 312192.16 1.112703943 347377.4474 -20247.58737
Jumlah 4166626.32 203946278.3 194472876.1 3920232.26 8.459899006 4122076.143 44550.17696
Tahun 2003 - 2004
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 159556.91 34038120.63 29161783.4 153071.51 1.167216702 178667.623 -19110.71302
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1793348.32 97902362.1 91336589.53 1671866.52 1.071885458 1792049.411 1298.909461
Listrik, Gas dan Air Bersih 146341.6 5337987.17 4447323.687 138496.57 1.200269543 166233.2148 -19891.61481
Bangunan 284053.85 6602399.92 5984953.406 269033.15 1.10316647 296788.3503 -12734.50031
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1293418.42 44604769.96 39198353.11 1221192.62 1.137924592 1389625.114 -96206.69372
Pengangkutan dan Komunikasi 240540.53 10274962.93 9323751.198 225171.34 1.102020283 248143.3837 -7602.853729
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 180689.28 7247001.69 7067352.623 160664.75 1.02541957 164748.7789 15940.50109
Jasa-jasa 342927.92 19344963.1 17426171.39 327129.86 1.110109769 363150.0534 -20222.13342
Jumlah 4440876.83 225352567.5 203946278.3 4166626.32 8.918012387 4599405.928 -158529.0985
Tahun 2001 - 2002
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 149731.67 29186913.59 29554466.83 144562.46 0.98756353 142764.6133 6967.056711
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1559431.51 86029221.1 82993409.84 1436273 1.036578944 1488810.349 70621.16075
Listrik, Gas dan Air Bersih 131126.7 4398612.327 4169157.259 126236.53 1.055036319 133184.1239 -2057.423906
Bangunan 254911.08 5580463.389 5143936.696 245483.27 1.084862377 266315.5637 -11404.4837
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1153513.37 38647464.98 36403261.68 1123483.29 1.061648413 1192744.252 -39230.88164
Pengangkutan dan Komunikasi 210548.51 8478452.135 7925724.282 182490.44 1.069738466 195217.0433 15331.46666
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 148777.26 6490645.266 5885016.621 139448.38 1.102910269 153799.0503 -5021.79033
Jasa-jasa 312192.16 15661103.3 14532915.56 296744.96 1.077629828 319781.2203 -7589.060335
Jumlah 3920232.26 194472876.1 186607888.8 3694722.33 8.475968145 3892616.216 27616.04421
132
Tahun 2006 - 2007
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 161095.98 35689490 34822021.09 159921.17 1.024911504 163905.0468 -2809.066831
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2188502.81 122702671 114299625.7 2094461.49 1.073517697 2248441.475 -59938.66534
Listrik, Gas dan Air Bersih 168289.13 5750579 5427579.55 162625.11 1.059510772 172303.0559 -4013.925869
Bangunan 330725.45 8928178 8232950.09 299855.37 1.084444568 325176.527 5548.922953
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1680841.66 54789912 50719350.06 1500643.82 1.080256587 1621080.372 59761.28843
Pengangkutan dan Komunikasi 272608.12 12271025 11143253.97 265439.68 1.101206616 292303.9319 -19695.81187
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 216184.33 8645553 7672322.47 198084.51 1.126849534 223211.4378 -7027.107786
Jasa-jasa 399999.46 18728218 18200096.05 385097.91 1.029017536 396272.5026 3726.957371
Jumlah 5418246.94 267505626 250517199 5066129.06 8.579714815 5442694.349 -24447.40894
Tahun 2004 - 2005
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 167053.64 34942015.46 34038120.63 159556.91 1.026555368 163794.0025 3259.637488
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 1954749.67 105334047.2 97902362.1 1793348.32 1.07590915 1929479.866 25269.80411
Listrik, Gas dan Air Bersih 157837.97 5649829.62 5337987.17 146341.6 1.058419483 154890.8006 2947.169407
Bangunan 289734.93 7780823.72 6602399.92 284053.85 1.178484159 334752.9627 -45018.03265
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1371884.46 47259969.72 44604769.96 1293418.42 1.05952726 1370412.075 1472.384805
Pengangkutan dan Komunikasi 259654.73 10329164.21 10274962.93 240540.53 1.005275083 241809.4012 17845.32879
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 192688.45 7623682.08 7247001.69 180689.28 1.051977412 190081.0411 2607.408914
Jasa-jasa 356430.25 16821141.16 19344963.1 342927.92 0.869535965 298188.1599 58242.09011
Jumlah 4750034.1 235740673.1 225352567.5 4440876.83 8.32568388 4683408.309 66625.79097
Tahun 2005 - 2006
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 159921.17 34822021.09 34942015.46 167053.64 0.9965659 166479.9611 -6558.79112
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2094461.49 114299625.7 105334047.2 1954749.67 1.085115676 2121129.509 -26668.01885
Listrik, Gas dan Air Bersih 162625.11 5427579.55 5649829.62 157837.97 0.960662518 151629.0217 10996.08828
Bangunan 299855.37 8232950.09 7780823.72 289734.93 1.058107777 306570.7827 -6715.412717
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1500643.82 50719350.06 47259969.72 1371884.46 1.073198954 1472304.967 28338.8528
Pengangkutan dan Komunikasi 265439.68 11143253.97 10329164.21 259654.73 1.078814679 280119.3342 -14679.65416
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 198084.51 7672322.47 7623682.08 192688.45 1.00638017 193917.8351 4166.674874
Jasa-jasa 385097.91 18200096.05 16821141.16 356430.25 1.081977488 385649.5064 -551.5963814
Jumlah 5066129.06 250517199 235740673.1 4750034.1 8.340823162 5077800.917 -11671.85728
133
Tahun 2007 - 2008
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 167197.76 37139985 35689490 161095.98 1.040642077 167643.2552 -445.4952205
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2344941.46 133756557 122702671 2188502.81 1.090086759 2385657.936 -40716.47609
Listrik, Gas dan Air Bersih 175447.66 5985767 5750579 168289.13 1.040898143 175171.8428 275.8171625
Bangunan 352950.2 9730820 8928178 330725.45 1.089899865 360457.6234 -7507.423422
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1771811.26 56937923 54789912 1680841.66 1.039204498 1746738.214 25073.04636
Pengangkutan dan Komunikasi 298180.74 12233940 12271025 272608.12 0.99697784 271784.2547 26396.48534
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 225750.03 9075520 8645553 216184.33 1.049732735 226935.7681 -1185.738088
Jasa-jasa 434548.53 19494893 18728218 399999.46 1.04093689 416374.1939 18174.33611
Jumlah 5770827.64 284355405 267505626 5418246.94 8.388378808 5750763.088 20064.55215
Tahun 2008 - 2009
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 173873.42 41722076 37139985 167197.76 1.123373529 187825.5376 -13952.11762
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2499038.17 131432865 133756557 2344941.46 0.982627454 2304203.856 194834.3144
Listrik, Gas dan Air Bersih 183438.6 6839237 5985767 175447.66 1.142583231 200463.5543 -17024.95427
Bangunan 380592.37 10299411 9730820 352950.2 1.058431972 373573.7761 7018.593861
Perdagangan,Hotel dan Restoran 1873833.66 62701714 56937923 1771811.26 1.101229386 1951170.626 -77336.96641
Pengangkutan dan Komunikasi 316105.87 13209254 12233940 298180.74 1.079721987 321952.3009 -5846.43094
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 236210.37 9618612 9075520 225750.03 1.05984142 239259.2323 -3048.86226
Jasa-jasa 466557.16 20157658 19494893 434548.53 1.033996852 449321.8122 17235.34776
Jumlah 6129649.62 295980827 284355405 5770827.64 8.58180583 6027770.695 101878.9246
Tahun 2009 - 2010
Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj
Pertanian 186945.98 42137486 41722076 173873.42 1.009956599 175604.608 11341.372
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 2607666.08 135594749 131432865 2499038.17 1.031665474 2578171.399 29494.68122
Listrik, Gas dan Air Bersih 194125.39 7315960 6839237 183438.6 1.069704121 196225.0263 -2099.636279
Bangunan 415935.9 11810047 10299411 380592.37 1.146672077 436414.6433 -20478.74328
Perdagangan,Hotel dan Restoran 2030899.31 70083413 62701714 1873833.66 1.117727228 2094434.903 -63535.59312
Pengangkutan dan Komunikasi 337803.37 15352858 13209254 316105.87 1.162280474 367403.6804 -29600.31041
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 251443.22 10564691 9618612 236210.37 1.098359202 259443.8335 -8000.613481
Jasa-jasa 494516.96 21899922 20157658 466557.16 1.086431866 506882.566 -12365.60605
Jumlah 6519336.21 314759126 295980827 6129649.62 8.722797041 6614580.659 -95244.4494
134
Lampiran IX
KOMPONEN PROPOTIONAL SHIFT
KOMPONEN PROPOTIONAL SHIFT (Pj) PROPINSI JAWA BARAT
2000-2001
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
29554466.83 28784186.59 186607888.8 178204310.7 140296.96 1.026760535 1.047156986 -0.02039645 -2861.559989
82993409.84 79949896.89 186607888.8 178204310.7 1341787.5 1.038067753 1.047156986 -0.009089232 -12195.81824
4169157.259 3882660.885 186607888.8 178204310.7 121146.47 1.073788668 1.047156986 0.026631682 3226.334295
5143936.696 5254511.708 186607888.8 178204310.7 230202.2099 0.978956177 1.047156986 -0.068200808 -15699.97674
36403261.68 35567824.82 186607888.8 178204310.7 1063970.726 1.023488556 1.047156986 -0.023668429 -25182.5158
7925724.282 7314261.24 186607888.8 178204310.7 175920.3202 1.083598743 1.047156986 0.036441757 6410.845562
5885016.621 5351150.092 186607888.8 178204310.7 132762.0491 1.099766689 1.047156986 0.052609704 6984.572086
14532915.56 12099818.43 186607888.8 178204310.7 283227.1912 1.201085425 1.047156986 0.153928439 43596.71941
186607888.8 178204310.7 1492863110 1425634485 3489313.426 8.525512547 8.377255884 0.148256662 4278.600576
2001-2002
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
29186913.59 29554466.83 194472876.1 186607888.8 144562.46 0.98756353 1.042147132 -0.054583602 -7890.739802
86029221.1 82993409.84 194472876.1 186607888.8 1436273 1.036578944 1.042147132 -0.005568188 -7997.438544
4398612.327 4169157.259 194472876.1 186607888.8 126236.53 1.055036319 1.042147132 0.012889187 1627.086206
5580463.389 5143936.696 194472876.1 186607888.8 245483.27 1.084862377 1.042147132 0.042715245 10485.87791
38647464.98 36403261.68 194472876.1 186607888.8 1123483.29 1.061648413 1.042147132 0.019501281 21909.36306
8478452.135 7925724.282 194472876.1 186607888.8 182490.44 1.069738466 1.042147132 0.027591334 5035.154666
6490645.266 5885016.621 194472876.1 186607888.8 139448.38 1.102910269 1.042147132 0.060763137 8473.321044
15661103.3 14532915.56 194472876.1 186607888.8 296744.96 1.077629828 1.042147132 0.035482696 10529.31132
194472876.1 186607888.8 1555783009 1492863110 3694722.33 8.475968145 8.337177056 0.138791089 42171.93586
2002-2003
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
29161783.4 29186913.59 203946278.3 194472876.1 149731.67 0.999138991 1.048713232 -0.04957424 -7422.833801
91336589.53 86029221.1 203946278.3 194472876.1 1559431.51 1.061692624 1.048713232 0.012979393 20240.47419
4447323.687 4398612.327 203946278.3 194472876.1 131126.7 1.011074256 1.048713232 -0.037638975 -4935.474639
5984953.406 5580463.389 203946278.3 194472876.1 254911.08 1.072483231 1.048713232 0.023769999 6059.236211
39198353.11 38647464.98 203946278.3 194472876.1 1153513.37 1.014254185 1.048713232 -0.034459046 -39748.97076
9323751.198 8478452.135 203946278.3 194472876.1 210548.51 1.099699692 1.048713232 0.05098646 10735.12319
7067352.623 6490645.266 203946278.3 194472876.1 148777.26 1.088852084 1.048713232 0.040138852 5971.748463
17426171.39 15661103.3 203946278.3 194472876.1 312192.16 1.112703943 1.048713232 0.063990711 19977.39839
203946278.3 194472876.1 1631570227 1555783009 3920232.26 8.459899006 8.389705852 0.070193154 10876.70124
135
2004-2005
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
34942015.46 34038120.63 235740673.1 225352567.5 159556.91 1.026555368 1.046097126 -0.019541757 -3118.022417
105334047.2 97902362.1 235740673.1 225352567.5 1793348.32 1.07590915 1.046097126 0.029812024 53463.34305
5649829.62 5337987.17 235740673.1 225352567.5 146341.6 1.058419483 1.046097126 0.012322357 1803.27347
7780823.72 6602399.92 235740673.1 225352567.5 284053.85 1.178484159 1.046097126 0.132387034 37605.04664
47259969.72 44604769.96 235740673.1 225352567.5 1293418.42 1.05952726 1.046097126 0.013430135 17370.78377
10329164.21 10274962.93 235740673.1 225352567.5 240540.53 1.005275083 1.046097126 -0.040822043 -9819.355828
7623682.08 7247001.69 235740673.1 225352567.5 180689.28 1.051977412 1.046097126 0.005880286 1062.504641
16821141.16 19344963.1 235740673.1 225352567.5 342927.92 0.869535965 1.046097126 -0.17656116 -60547.75152
235740673.1 225352567.5 1885925385 1802820540 4440876.83 8.32568388 8.368777005 -0.043093125 37819.8218
2005-2006
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
34822021.09 34942015.46 250517199 235740673.1 167053.64 0.9965659 1.062681275 -0.066115375 -11044.81399
114299625.7 105334047.2 250517199 235740673.1 1954749.67 1.085115676 1.062681275 0.022434401 43853.63773
5427579.55 5649829.62 250517199 235740673.1 157837.97 0.960662518 1.062681275 -0.102018757 -16102.43344
8232950.09 7780823.72 250517199 235740673.1 289734.93 1.058107777 1.062681275 -0.004573498 -1325.102034
50719350.06 47259969.72 250517199 235740673.1 1371884.46 1.073198954 1.062681275 0.010517679 14429.04045
11143253.97 10329164.21 250517199 235740673.1 259654.73 1.078814679 1.062681275 0.016133404 4189.114687
7672322.47 7623682.08 250517199 235740673.1 192688.45 1.00638017 1.062681275 -0.056301104 -10848.57255
18200096.05 16821141.16 250517199 235740673.1 356430.25 1.081977488 1.062681275 0.019296213 6877.753954
250517199 235740673.1 2004137592 1885925385 4750034.1 8.340823162 8.501450198 -0.160627036 30028.62481
2003-2004
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
34038120.63 29161783.4 225352567.5 203946278.3 153071.51 1.167216702 1.10496043 0.062256271 9529.66144
97902362.1 91336589.53 225352567.5 203946278.3 1671866.52 1.071885458 1.10496043 -0.033074972 -55296.93911
5337987.17 4447323.687 225352567.5 203946278.3 138496.57 1.200269543 1.10496043 0.095309113 13199.98521
6602399.92 5984953.406 225352567.5 203946278.3 269033.15 1.10316647 1.10496043 -0.001793961 -482.6349262
44604769.96 39198353.11 225352567.5 203946278.3 1221192.62 1.137924592 1.10496043 0.032964161 40255.59062
10274962.93 9323751.198 225352567.5 203946278.3 225171.34 1.102020283 1.10496043 -0.002940148 -662.0370493
7247001.69 7067352.623 225352567.5 203946278.3 160664.75 1.02541957 1.10496043 -0.07954086 -12779.41242
19344963.1 17426171.39 225352567.5 203946278.3 327129.86 1.110109769 1.10496043 0.005149339 1684.502494
225352567.5 203946278.3 1802820540 1631570227 4166626.32 8.918012387 8.839683444 0.078328943 -4551.283741
136
2009-2010
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
42137486 41722076 314759126 295980827 173873.42 1.009956599 1.063444309 -0.053487709 -9300.090956
135594749 131432865 314759126 295980827 2499038.17 1.031665474 1.063444309 -0.031778835 -79416.52069
7315960 6839237 314759126 295980827 183438.6 1.069704121 1.063444309 0.006259812 1148.291087
11810047 10299411 314759126 295980827 380592.37 1.146672077 1.063444309 0.083227768 31675.85341
70083413 62701714 314759126 295980827 1873833.66 1.117727228 1.063444309 0.054282919 101717.1617
15352858 13209254 314759126 295980827 316105.87 1.162280474 1.063444309 0.098836165 31242.69197
10564691 9618612 314759126 295980827 236210.37 1.098359202 1.063444309 0.034914893 8247.259815
21899922 20157658 314759126 295980827 466557.16 1.086431866 1.063444309 0.022987557 10725.00949
314759126 295980827 2518073008 2367846616 6129649.62 8.722797041 8.507554471 0.215242571 96039.6558
2006-2007
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
35689490 34822021.09 267505626 250517199 159921.17 1.024911504 1.067813416 -0.042901912 -6860.923964
122702671 114299625.7 267505626 250517199 2094461.49 1.073517697 1.067813416 0.005704281 11947.39746
5750579 5427579.55 267505626 250517199 162625.11 1.059510772 1.067813416 -0.008302644 -1350.218333
8928178 8232950.09 267505626 250517199 299855.37 1.084444568 1.067813416 0.016631152 4986.940164
54789912 50719350.06 267505626 250517199 1500643.82 1.080256587 1.067813416 0.012443171 18672.76825
12271025 11143253.97 267505626 250517199 265439.68 1.101206616 1.067813416 0.033393201 8863.880484
8645553 7672322.47 267505626 250517199 198084.51 1.126849534 1.067813416 0.059036118 11694.14055
18728218 18200096.05 267505626 250517199 385097.91 1.029017536 1.067813416 -0.038795879 -14940.21206
267505626 250517199 2140045008 2004137592 5066129.06 8.579714815 8.542507326 0.037207488 33013.77255
2007-2008
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
37139985 35689490 284355405 267505626 161095.98 1.040642077 1.062988503 -0.022346426 -3599.919444
133756557 122702671 284355405 267505626 2188502.81 1.090086759 1.062988503 0.027098256 59304.60967
5985767 5750579 284355405 267505626 168289.13 1.040898143 1.062988503 -0.022090361 -3717.567579
9730820 8928178 284355405 267505626 330725.45 1.089899865 1.062988503 0.026911362 8900.272331
56937923 54789912 284355405 267505626 1680841.66 1.039204498 1.062988503 -0.023784005 -39977.14677
12233940 12271025 284355405 267505626 272608.12 0.99697784 1.062988503 -0.066010663 -17995.0428
9075520 8645553 284355405 267505626 216184.33 1.049732735 1.062988503 -0.013255768 -2865.689291
19494893 18728218 284355405 267505626 399999.46 1.04093689 1.062988503 -0.022051613 -8820.633407
284355405 267505626 2274843240 2140045008 5418246.94 8.388378808 8.503908026 -0.115529218 -8771.117287
2008-2009
Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj
41722076 37139985 295980827 284355405 167197.76 1.123373529 1.040883422 0.082490107 13792.16105
131432865 133756557 295980827 284355405 2344941.46 0.982627454 1.040883422 -0.058255968 -136606.8356
6839237 5985767 295980827 284355405 175447.66 1.142583231 1.040883422 0.101699809 17842.99356
10299411 9730820 295980827 284355405 352950.2 1.058431972 1.040883422 0.01754855 6193.764193
62701714 56937923 295980827 284355405 1771811.26 1.101229386 1.040883422 0.060345964 106921.6591
13209254 12233940 295980827 284355405 298180.74 1.079721987 1.040883422 0.038838565 11580.91194
9618612 9075520 295980827 284355405 225750.03 1.05984142 1.040883422 0.018957998 4279.768533
20157658 19494893 295980827 284355405 434548.53 1.033996852 1.040883422 -0.00688657 -2992.548662
295980827 284355405 2367846616 2274843240 5770827.64 8.58180583 8.327067375 0.254738454 21011.87415
137
RATA-RATA PROPOTIONAL SHIFT (Pj) PROPINSI JAWA BARAT
Lapangan Usaha 2000 - 2001 2001 - 2002 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 RATA - RATA
Pertanian -2861.559989 -7890.739802 -7422.833801 9529.66144 -3118.022417 -11044.81399 -6860.923964 -3599.919444 13792.16105 -9300.090956 -2877.708187
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan -12195.81824 -7997.438544 20240.47419 -55296.93911 53463.34305 43853.63773 11947.39746 59304.60967 -136606.8356 -79416.52069 -10270.409
Listrik, Gas dan Air Bersih 3226.334295 1627.086206 -4935.474639 13199.98521 1803.27347 -16102.43344 -1350.218333 -3717.567579 17842.99356 1148.291087 1274.226983
Bangunan -15699.97674 10485.87791 6059.236211 -482.6349262 37605.04664 -1325.102034 4986.940164 8900.272331 6193.764193 31675.85341 8839.927716
Perdagangan,Hotel dan Restoran -25182.5158 21909.36306 -39748.97076 40255.59062 17370.78377 14429.04045 18672.76825 -39977.14677 106921.6591 101717.1617 21636.77336
Pengangkutan dan Komunikasi 6410.845562 5035.154666 10735.12319 -662.0370493 -9819.355828 4189.114687 8863.880484 -17995.0428 11580.91194 31242.69197 4958.128682
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya6984.572086 8473.321044 5971.748463 -12779.41242 1062.504641 -10848.57255 11694.14055 -2865.689291 4279.768533 8247.259815 2021.964087
Jasa-jasa 43596.71941 10529.31132 19977.39839 1684.502494 -60547.75152 6877.753954 -14940.21206 -8820.633407 -2992.548662 10725.00949 608.9549405
Jumlah 4278.600576 42171.93586 10876.70124 -4551.283741 37819.8218 30028.62481 33013.77255 -8771.117287 21011.87415 96039.6558 26191.85858
138
Lampiran X
CHECKING PERHITUNGAN SHIFT SHARE
Total Pertambahan PDRB (Gj) = National Shift (Nj) + Propotional Shift (Pj)
+ Differential Shift (Dj). Maka, hal ini akan sama dengan ni, sehingga nilai
rata-rata
Gj = Nilai Rata-rata Nj + Nilai rata-rata Pj + Nilai Rat-rata Dj
PROPINSI JAWA BARAT
Lapangan Usaha Gj Nj Pj Dj Nj+Pj+Dj
Pertanian 4664.902 9275.438092 -2877.708187 -1732.827905 4664.902
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan 126587.858 111475.0708 -10270.409 25383.19618 126587.858
Listrik, Gas dan Air Bersih 7297.892 8903.656775 1274.226983 -2879.991758 7297.892
Bangunan 18573.36901 17285.48063 8839.927716 -7552.039341 18573.36901
Perdagangan,Hotel dan Restoran 96692.85842 82646.71284 21636.77336 -7590.627778 96692.85842
Pengangkutan dan Komunikasi 16188.30498 14465.89326 4958.128682 -3235.716961 16188.30498
Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 11868.11709 10792.16359 2021.964087 -946.0105869 11868.11709
Jasa-jasa 21128.97688 21223.25628 608.9549405 -703.2343349 21128.97688
Jumlah 303002.2784 276067.6723 26191.85858 742.7475129 303002.2784