lpr 1

Upload: ichsanjuliansyah

Post on 01-Mar-2016

255 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

koko

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar BelakangSejak akhir tahun 1960 an, penyakit refluks gastoesofangeal(gatroesophangeal reflux disease) diketahui memiliki hubungan dalampatogenesis penyakit ekstraesofagus, termasuk radang tenggorok atau reflukslaringofaringeal (laryngopharyngeal reflux). Meskipun hubungan sebab-akibattelah diperkuat dengan bukti yang lebih baru, namun kita masih membutuhkanbukti-bukti yang ilmiah untuk menentukan penyebab, diagnosis danpengobatannya.1Laryngopharyngealreflux(LPR) pertama kali ditemukan oleh Kaufmanpada tahun 1981.2Berbagai istilah sepertilaryngopharyngeal reflux(LPR),gatroesophangeal reflux disease(GERD) supraesofangeal, GERD atipikal dankomplikasi GRED ekstraesofangeal telah digunakan untuk mengambarkansekelompok gejala dan tanda.3Meskipun telah digunakan berbagai istilah, namunpada dasarnya refluks laringofaringeal merupakan dampak dari refluksnya asamlambung kedalam esofagus yang berdampak terhadap laring, faring dan paru.Meskipun gejala ini sebelumnya dianggap merupakan spektrum dari GERD,laryngopharyngeal reflux(LPR) sekarang sebagai sebuah entintas yang berbedadan harus dikelola secara berbeda.1Refluks laringofaringeal dan refluks gastroesofangeal adalah sesuatu yangberbeda. LPR disebabkan oleh iritasi dan perubahan dari faring sedangkan GERDdisebabkan oleh refluks ini lambung kedalam esofagus, yang menyebakankerusakan jaringan atau esofagitis dan rasa terbakar. LPR tidak terjadi paskaprandial. Pasien dengan LPR terjadinya refluks saat pasien sedang berdiri atau saat beraktifitas, tidak ada hubungan dengan lamanya paparan asam lambung dantidak berhubungan dengan kelainan motilitas dari esofagus maupun gaster.Akibatnya banyak pasien dengan LPR jumlah dan lamanya refluks esofagusmasih dalam kisaran normal. Meskipun kisaran refluks esofagus tidakmenyebabkan rasa terbakar dan esofagitis, hal ini berbeda dengan epitel padalaring yang mudah rapuh, sehingga refluks esofagus yang ringan dapatmenyebabkan kerusakan pada epitel laring. Berbeda pada esofagus bagian distal,pada saluran nafas tidak memiliki mekanisme pelindungantireflux clearancedanlapisan mukosa pelindung asam.4,51.2.EpidemiologiInsidens LPR mencapai sekitar 20% dari populasi orang dewasa diAmerika Serikat. Berdasarkan data Audit Inggris (data tidak dipublikasikan), 4%dari 500 juta dihabiskan untuk membeli obat proton pump inhibitors setiaptahunnya olehthe National Health Servicedigunakan untuk pengobatan LPR.3BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1.DefinisiLaringofaringeal refluks adalah suatu keadaan dimana kembalinya isiperut kedalam esofagus dan masuk kedalam tenggorokan (laringdan faring).4,6Beberapa sinonim untuk LPR dari beberapa literature kedokteran:refluxlaryngitis,laryngeal reflux,gastropharyngeal reflux,pharyngoesophagealreflux,supraesophageal reflux,extraesophageal reflux,atypical reflux. Dan yang palingditerima dari berbagai sinonim terrsebut adalahextraesophageal reflux.3,42.2.AnatomifisiologiSistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ,berturut-turut dimulai dari 1. Oral cavity, 2. Faring, 3. Esofagus, 4. Lambung, 5.Usus Halus, 6. Usus Besar, 7. Rektum, 8.Anus.71.AnatomiPenulis membatasi pembahasan anatomi hanya berkisar tentang mulut,faring danesofagus.Mulut. Bibir dan pipi terutama disusun oleh sebagian besar otot orbikularisoris yang dipersarafi oleh saraf fasialis. Ruangan di antara mukosa pipibagian dalam dan gigi adalah vestibulum oris. Palatum dibentuk oleh tulangdari palatum durum di bagian depan dan sebagian besar dari otot palatummole di bagian belakang. Dasar mulut di antara lidah dan gigi terdapatkelenjar sublingual dan bagian dari kelenjar submandibula. Muara duktussub mandibularis terletak di depan dari frenulum lidah.8Lidah merupakan organ muskular yang aktif. Dua pertiga depan dapatdigerakkan, sedangkan pangkalnya terfiksasi. Korda timpani mempersaraficita rasa lidah duapertiga bagian depan dann. glossofaringeus pada sepertigalidah bagian belakang.8Faring. Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperticorong dimulai daridasar tengkorak terus menyambung ke esofagus setinggivertebra servikal 6. Faring berhubungan dengan rongga hidung melalui koana dan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring,sedangkan dengan laring berhubungan melalui aditus laring dan ke bawahberhubungan dengan esofagus. Otot-otot faring tersusun dalam lapisanmemanjang (longitudinal) dan melingkar (sirkular).8Otot-otot yang sirkuler terdiri dari m. konstriktor faring superior, media daninferior. Otot-otot ini berbentuk kipas dengan tiap bagian bawahnyamenutup sebagian otot bagian atasnya dari belakang. Disebelah depan, otot-otot ini bertemu satu sama lain dan di bagian belakang bertemu padajaringanikatyangdisebutrafefaring.Batashipofaringdisebelah superioradalah tepi atas epiglotis, batas anterior adalah laring, batas posterior ialahvertebra servikal serta esofagus di bagian inferior. Pada pemeriksaanlaringoskopi struktur pertama yang tampak di bawah dasar lidah adalahvalekula. Bagian ini merupakan dua buah cekungan yang dibentuk olehligamentum glossoepiglotika medial dan ligamentum glosoepiglotika lateralpada tiap sisi. Di bawah valekula adalah permukaan laringeal dari epiglotis.Epiglotis berfungsi melindungi glotis ketika menelan minuman atau bolusmakanan pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan keesofagus. Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksusfaringealis. Pleksus ini dibentuk oleh cabang faringeal dari n. vagus, cabangdari n. glossofaringeus dan serabut simpatis. Dari pleksus faringealis keluarcabang-cabang untuk otototot faring kecuali m. stilofaringeus yangdipersarafi langsung oleh cabang n.glosofaringeus.8

Gambar 01 Anatomi regio faring9

Esofagus. Esofagus merupakan bagian saluran cerna yang menghubungkanhipofaring dengan lambung. Bagian proksimalnya disebut introitus esofagusyang terletak setinggi batas bawah kartilago krikoid atau setinggi vertebraservikal 6. Di dalam perjalanannya dari daerah servikal, esofagus masuk kedalam rongga toraks. Di dalam rongga toraks , esofagus berada dimediastinum superior antara trakea dan kolumna vertebra terus kemediastinum posterior di belakang atrium kiri dan menembus diafragmasetinggi vertebra torakal 10 dengan jarak kurang lebih 3 cm di depanvertebra. Akhirnya esofagus ini sampai di rongga abdomen dan bersatudengan lambung di daerahkardia.8Berdasarkan letaknya esofagus dibagi dalam bagian servikal, torakal danabdominal. Esofagus menyempit pada tiga tempat. Penyempitan pertamayang bersifat sfingter terletak setinggi tulang rawan krikoid pada batasantara esofagus dengan faring, yaitu tempat peralihan otot serat lintang

Esofagus. Esofagus merupakan bagian saluran cerna yang menghubungkanhipofaring dengan lambung. Bagian proksimalnya disebut introitus esofagusyang terletak setinggi batas bawah kartilago krikoid atau setinggi vertebraservikal 6. Di dalam perjalanannya dari daerah servikal, esofagus masuk kedalam rongga toraks. Di dalam rongga toraks , esofagus berada dimediastinum superior antara trakea dan kolumna vertebra terus kemediastinum posterior di belakang atrium kiri dan menembus diafragmasetinggi vertebra torakal 10 dengan jarak kurang lebih 3 cm di depanvertebra. Akhirnya esofagus ini sampai di rongga abdomen dan bersatudengan lambung di daerahkardia.8Berdasarkan letaknya esofagus dibagi dalam bagian servikal, torakal danabdominal. Esofagus menyempit pada tiga tempat. Penyempitan pertamayang bersifat sfingter terletak setinggi tulang rawan krikoid pada batasantara esofagus dengan faring, yaitu tempat peralihan otot serat lintangEsofagus. Esofagus merupakan bagian saluran cerna yang menghubungkanhipofaring dengan lambung. Bagian proksimalnya disebut introitus esofagusyang terletak setinggi batas bawah kartilago krikoid atau setinggi vertebraservikal 6. Di dalam perjalanannya dari daerah servikal, esofagus masuk kedalam rongga toraks. Di dalam rongga toraks , esofagus berada dimediastinum superior antara trakea dan kolumna vertebra terus kemediastinum posterior di belakang atrium kiri dan menembus diafragmasetinggi vertebra torakal 10 dengan jarak kurang lebih 3 cm di depanvertebra. Akhirnya esofagus ini sampai di rongga abdomen dan bersatudengan lambung di daerahkardia.8Berdasarkan letaknya esofagus dibagi dalam bagian servikal, torakal danabdominal. Esofagus menyempit pada tiga tempat. Penyempitan pertamayang bersifat sfingter terletak setinggi tulang rawan krikoid pada batasantara esofagus dengan faring, yaitu tempat peralihan otot serat lintang

Gambar 02. Anatomi esofagus dan sfingter esofagus.102.FisiologiProses menelan merupakan proses yang kompleks. Setiap unsur yangberperan dalam proses menelan harus bekerja secara terintigrasi dan berkesinambungan. Keberhasilan mekanisme menelan ini tergantung daribeberapa faktor, yaitu:111.Ukuran bulus makanan2.Diameter lumen esofagus3.Kontraksi peristaltik esofagus4.Fungsi sfingter esofagus bagian atas danbagian bawah5.Kerja otot-otot rongga mulut dan lidahIntegrasi fungsional yang sempurna akan terjadi bila system neuro-muskular mulai dari susunan saraf pusat, batang otak, persarafan sensorik dindingfaring dan uvula, persarafan ekstrinsik esofagus serta persarafan intrinsik otot-ototesofagus bekerja denggan baik, sehingga aktivitasmotorik berjalan dengan lancar.Kerusakan pada pusat menelan atau keruskan pada organ-organ menelan dapatmenyebabkan kegagalan aktivitas komponen orofaring, otot lurik esofagus dansfingter esofagus bagian atas maupun bagianbawah.112.3.EtiologiPenyebab LPR adalah adanya refluks secara retrograde dariasam lambungatau isinya (pepsin) ke supraesofagus dan menimbulkan cidera mukosa. Sehinggaterjadi kerusakan siliayang menibulkan pembentukan mucus, aktivitas mendehem(throat clearing) dan batuk kronis yang berakibat iritasi dan inflamasi padafaring.12.4.PatofisiologiPatofisiologi tentang LPR masih menjadi kajian banyak para ilmuan.Sampai saat ini dua hipotesis yang diterima dikalangan ilmuan untuk prosesterjadinya LPR. Hipotesis yang pertama yaitu asam lambung secara langsunngmenciderai laring dan jaringan sekitarnya. Hipotesis yang kedua menyatakanbahwa asam lambung dalam esofagus distal merangsang reflex vagal yangmengakibatkan bronkokonstriksi dan gerakan mendehem (throat clearing) danbatuk kronis, yang pada akhirnnya menimbulkan lesi pada mukosa saluran nafas. Dua mekanisme ini dapat bertindak secara kombinasi unntuk menghasilkanperubahan patologis yang terlihat pada refluks laringofaringeal (LPR).1

Gambar 03. Alogaritma patofisiologi LPR.1,122.5.Manifestasi KlinisPasien dengan LPR bisanya mempunyai gejala yang tidak spesifik sepertiglobus sensation, kelelahan vocal, suara serak, batuk kronis, tenggorokan terasakering, sakit tenggorokan dan disfagia.4,13Table 01.Key Symptoms of LPR.2Cervicaldysphagia

Globus sensation

Throat clearing

Chronic cough

Hoarseness

Upright reflux(daytimereflux)

Dysphonia

Sore throat

Gejala tersebut bukan merupakan gejala yang harus ada pada LPR, namungejala lain yang biasanya menyertai adalah: eksaserbasi asma, otalgia, lendertenggorakan berlehihan, halitosis (bauk mulut), sakit leher, odinofagia,postnasaldripdan gangguan pada suara.2

Kelainan pada LaringPada penelitian terhadap binatang menunjukkan refluks isilambung yang berulang mengakibatkan peradangan pada laring posterior,ulserasi kontak dan yang terakhir terbentuknya granuloma.Kelainan padalaring yang dianggap umum terkait dengan refluks meliputi edema daneritema pada mukosa yang melapisi tulang rawan aritenoid, interaritenoid,dan sering juga padavocal folds(posterior laryngitis).5Otitis MediaOtitis media merupakan penyakit yang sering menyebabkanpenurunan pendegaran padaanak-anak. Pada kasu LPR seseorang bisasajabermanifestasi otitis media, hal ini terjadi karena refluks isi lambungsampai ke telingan tengah sehingga menjadi faktor resiko yang besaruntuk terjadinya otitis media. Dari hasil penelitian yang telah dilakukanoleh Recently, Tasker et al melaporkan bahwa terdapat kadar konsentrasiyang tinggi dari pepsin/pepsinogen dalam 59 dari 65 sampel anak-anakdengan OME.5

Batuk KronisProses patogenis batuk kronis orang-orang dengan GERD atauLPR, terjadi kerena adanya mikroaspiration pada saluran pernapasan olehrefluks isi lambunga sehingga mengaktifkan reflek batuk.5Sinusitis KronikBanyak studi observasional yang menyatakan bahwa anak-anakdan orang dewasa dengan kelainan refluks gastroesofangeal sering kalidisertai dengan penyakit sinusitis kronik. GERD dan LPR dapatberkontribusi dalam proses pathogenesis sinusitis kronis denganmenyebabakansinonasal congestion,compromised sinus drainage(gangguan pada drainase sinus) danproses inflamasi.52.6.Diagnosis Laringofaringeal Refluk2.6.1.Anamnesis11.Refluks larigofaringeal ditegakkan berdasarkan gejala klinis.2.Gejala khas LPR, seperti tercantum di atas, dapat disebabkan oleh iritasikronis dari pita suara karena terlalu banyak digunakan, merokok, iritasi,alkohol, infeksi dan alergi jadi penyebab-penyebab tersebut perluditayakan untuk menyingkirkan diagnosis.3.Dokter THT kebanyakan lebih bergantung kepada gejala, bukan atastanda-tanda laringoskopi, dalam mendiagnosis LPR.Pada tahun 2002 Belafsky dkk membuat acuan dalam menentukan gejalaLPR dan derajat sebelum dan sesudah terapi. Indeks gejala refluks digambarkantabel di bawah ini:1

2.6.2.Pemeriksaan Fisik/Endoskopi LaringPemeriksaan laringoskopi adalah prosedur utama untuk mendiagnosisLPR. Sebagaimana dinyatakan di atas, tanda-tanda beberapa iritasi laring posteriorbiasanya terlihat, dengan adanya edema dan eritema yang paling berguna untukdiagnosis. Pemeriksaan laring dengan laringoskopi fleksibel lebih umumdigunakan karena ebih sensitive tetapi tidak kurang spesifik dari pada langoskopikaku dalam menentukan jaringan yang mengalami iritasi pada kasus curiga LPR.1Visualisasi laring dan pita suara untuk tanda-tanda LPR memerlukanpemeriksaan laringoskopi. Tanda-tanda yang paling berguna dari GERD yangberhubungan dengan radang tenggorok atau LPR adalah eritema, edema, adanyagambaran bar commissure posterior, cobblestoning, pseudosulcus vocalis, ulkus,obliterasi ventricular, nodul, polip dan lain-lain.1,12Pada tahun 2002 Belafsky dkk, mengembangkan skala refluks berdaarkantemuan keparahan klinis. Berikut 8 item yang dinilai untuk membantu dalammendiagnosis LPR.1,12

13 |Arif H. tripana,L a r yn g o ph a r yn g e alR e f lu x. 2012KKS Ilmu Kesehatan THT-KL DR. RM. Djoeham - Binjai2.6.3.Gambaran Temuan Laringsokop pada LPR

Gambar 04.A). Pseudosulkus vokalis bilateral (panah). Perhatikan edemasubglotis meluas melewati plika vokalis. Juga tampak adanya hipertopicommissure posterior, edema plika vokalis, edema laring diffuse.B). True sulkusvokalis dari lipatan vocal kanan (panah). Sulkus terbentuk dari zonamidportiondan terhenti prosesnya pada aritenoid.14Pseudosulcus vocalistelah dilaporkan bahwa 90% kasus LPR didapatkangambaran tersebut. Dalam studi terpisah, pseudosulcul memiliki sensitivitas 70%dan spesifisitas 77% pada pasien dengan LPR. Hal ini semakin mndukung bahwadengan adanyapseudosulcus vocalisdapat menandakan LPR.1

Gambar 05. A). Ventrikel laring terbuka, perhatikan ventrikel band yang tajam.B). Ventrikular olbliterasi, lipatan plika vokalis mengalami pembengkakan,sehingga menutupi ventrikel. Juga tampak pada bagian posterior commissuremengalami hipertropi ringan.142.6.4.Pemeriksaan PenunjangA.Endoskopi EsofagusEsophagogastroduodenoscopy(EGD) berguna untuk visualisasi langsungdari saluran cerna bagian atas, bersama dengan biopsy dan merupakan standaruntuk pasien dengan esofagitis dan gastritis. Pada pasien dengan GERD mungkinpemeriksaan ini bermakna dalam mencari iritasi mukosa esofagus dan untukmenyingkirkan esofagitisBarret.12B.Monitoring pH FaringoesofangealAmbulatory24 JamPemantauan pH faringofaringeal ambulatory 24 jam pernah dianggapsebagai standar krteria untuk mendignosis refluks. Penelitian telah menunjukkanbahwa pemantauan pH distal proksimaldan hipofaringeal hanya sensitivitas 70%,50% dan 40% dalam mendeteksi refluks.1Pemantauan pH esofagus, probe pH distal diletakkan 5 cm di atasloweresophangeal spincter(LES) dan probe pH proksimal diletakkan 20 cm di atasLES, tepat dibawah spingter esofagus bagian atas. Pemeriksaan pH ke tigaditempatkan dalam faring yang secara stimultan merekam perubahan yangberhubungan dengan asam yang sampai ke faring. Pembacaan pH dicatat selama24 jam saatpasien menunjukkan onset, makan terakhir, tidur dansaat kambuhnyarefluks. Informasi yang disediakan oleh tes ini meliputi frekuensi, durasi danlokasi kejaian refluks.1Sebuah pemeriksaan esofagus dengan menggunakan kontras barium yangdapat mendemonstrasikan kelainan pada esofagus seperti pada GERD (misalnya:adanya hernia hiatus esofagus distal atau penyempitan atau striktur). Pemeriksaanesofagografi dengan kontras barium memiliki sensitivitas hanya 33% dalammendiagnosisrefluks.1C.Pemeriksaan HistopatologiPemeriksaan histopatologi pada laringitis posterior ditandai olehhyperplasia dari sel epitel skuamosa dengan inflamsai kronik pada submukosa.Perkembangan penyakit menjadi epitel menjadi atropi dan ulserasi dengan defositfibrin, jaringan granulasi dan fibrosis pada submukosa.12.7.Diagnosis BandingPenulis memilih beberapa peyakit sebagai diagnosis banding untuk LPRsesuai dengan kemiripan tanda dangejala. Berikut penyakit-penyakit tersebut:1Akut laryngitisFunctional voice disorderStenosis laringTumor ganas pada laringPostcricoid area

2.8.Penatalaksanaan2.8.1.Penetalaksanaan Non-famakologi1A.Diet-Kurangi porsi makan.-Makan harus 2-3 jam sebelum tidur.-Hindari makanan yang merangsang aktivitas otot LES (lower spicteresofagus) misalnya; gorengan atau lemak, coklat, alkohol, kopi, minumanbersoda, buah jeruk atau jusnya, saus tomat, cuka dan lain sebagainya.-Makan lebih lambat untuk mengurangi udara masuk bersama makanan kedalam saluran penernaan.B.Aktivitas-Menurunkan berat badan jikakelebihan berat badan.-Tinggikan kepala saat tidur kira-kira 4-6 inci.-Hindari pakaian ketat.-Berhenti merokok.C.PembedahanTujuan terapi pembedahan adalah memperbaiki penahan/barier pada daerahpertemuan esofagus dang aster sehingga dapat mencegah refluks seluruh isigasterkea rah esofagus. Keadaan ini dianjurkan pada pasien yang terus menerus harusmendapat terapi obat atau dosis yang makin lama makin tinggi untuk menekanasam lambung. Berikut model pembedahan pada GRED:1

2.8.2.Penatalaksanaan FarmakologiA.Proton Pump InhibitorsMenghambat sekresi asam lambung dengan cara menghambat enzim H+/K+-ATPase pada sel parietal gaster.1,12OmeprazoleOpeprazole secara khusus menekan sekresi asam lambung denganmenghambat secara poten pada system enzim H+/K+-ATPase pada sel parietalgaster. Omeprazole salah satu gologan PPIs yang paling sering diteliti danmerupakan satu-satunya agen yang digunakan dalam uji klinis untuk mengevaluasi efekivitas PPIs pada gangguan supraesofangeal. Dosisomemprazole yang lazim digunakan untuk pengobatan pada orangdewasa:11.GERD-Pengobatan: 20 mgPO qDay for 4weeks.2.Esosif esofagus-Pengobatan: 20mg PO qDay for4-8 weeks.-Dosis pemeliharaan: 20 mg PO qDay up to1 year.LansoprazoleLansoprazole secara spesifik menekan sekresi asam lambung melaluipenghambatan enzim H+/K+-ATPase pada permukaan sel parietal lambung.Lansoprazole memblok langkah terakhirpada proses sekresi asam lambung.Dosislansoprazole yang lazim digunakan untuk pengobatan pada orangdewasa:11.Heartburn-OTC product: 15 mg PO qDay for14 days; may repeat q4Months.2.Esosif esofagus-Pengobatan: 30 mg PO qDay for 8-16 weeks, OR 30 mg IV qDay for7 days.-Dosis pemeliharaan: 15 mg PO qDay.PantoprazolePantoprazole secara khusus menekan sekresi asam lambung dengan caramenghambat enzim H+/K+-ATPase pada permukaan sel parietal lambung.Penggunaan secara IV hanya diperuntukan jangka pendek yaitu 710 hari.11.Erosif esofagus yang berkaitan dengan GERD-Pengobatan: 40 mg PO qDay for 8-16 weeks atau 40 mg IV infusionover 15 minutes qDay for7-10 days.-Dosis pemeliharaan: 40 mg PO qDay.B.Promotility AgentsMetoclopramide merupakan antagonis dopamin, dan epektif terhadapGERD. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan tekanan LES (loweresophagus spincters), meningkatkan pengosogan lambug dan dapatmeningkatkanmekanisme pembersihan esofagus. Metoclopraminde adalah agen prokinitik yang aat ini terrsedia di pasaran, meskipun serotonis agonis baru sedang dievaluasioleh FDA (Food and Drug Administration). Sayangnya, hingga sepertiga pasienmungkin mengalami efek samping dari obat ini. Berikut adalah dosis yang lazimdigunakan:121.Pengobatan GERD:10 or 15 mgfour times daily (30minutes beforemeals and at bedtime). Obat ini telah disetujui untuk terapi jangkapendek.16C.Gastrointestinal AgentsObat golongan ini dapat melindungi gastrointestinal terhadap asamlambung.1SucralfateSucralfate merupakan garam dari sukrosa, dan ditolerasi dengan baik olehpasien. Mengikat protein yang bermuatan positif dalam eksudat dan membentukzat yang kental yang melindungi lapisan GI dari paparan pepsin, asam lambungdan garam empedu. Manfaat pada pengobatan ekstraesofangeal refluks (EER)belum ada bukti yang dapat menjelaskan. Berikut adalah dosis yang lazimdigunakan:1,121.Ulkus doudenum aktif: 1 g PO QID x4-8 weeks2.Ulkus duodenum, dosis pemeliharaan: 1 g PO BID

Gambar 04. Alogaritma penatalaksanaan untuk GERD yang bermanifestasi padaLPR.5,122.9.PrognosisAngka keberhasilan terapi cukup tinggi bahkan sampai90%, dengan catatanterapi harus diikuti dengan modifikasi diet dan gaya hidup yang tepat. Dari salahsatu kepustakaan menyebutkan angka keberhasilan pada pasien dengan laryngitisposterior berat sekitar 83% setelah diberikan terapi selama 6 minggu denganOmemprazole, dan sekitar 79% kasus mengalami kekambuhan setelah berhentiberobat. Sedangkan prognosis keberhasilan dengan menggunakan Lansoprazoleselama 8 minggu memberikanangka keberhasilan 86%.17

BAB IIIPENUTUP3.1.Simpulan1.Laryngopharyngealreflux(LPR) pertama kali ditemukan oleh Kaufmanpada tahun 1981.2.Laringofaringeal refluks adalah suatu keadaan dimana kembalinya isiperut kedalam esofagus dan masuk kedalam tenggorokan (laring danfaring).3.Beberapa sinonim untuk LPR dari beberapa literature kedokteran:refluxlaryngitis,laryngeal reflux,gastropharyngeal reflux,pharyngoesophagealreflux,supraesophageal reflux,extraesophageal reflux,atypical reflux.Dan yang paling diterima dari berbagai sinonim terrsebut adalahextraesophageal reflux.4.Penyebab LPR adalah adanya refluks secara retrograde dariasam lambungatau isinya (pepsin) kesupraesofagus dan menimbulkan cideramukosa.5.Pasien dengan LPR bisanya mempunyai gejala yang tidak spesifik sepertiglobus sensation, kelelahan vocal, suara serak, batuk kronis, tenggorokanterasa kering, sakit tenggorokan dan disfagia.6.Diadnosis LPR diteggakan berdasarkan berdasarkan anamnesis,pemeriksan fisik dan penunjang.7.Penatalaksanaan LPR yaitu diet, modifikasi gaya hidup yang tepat danpengobatan yang adekuat.8.Angka keberhasilan terapi cukup tinggi bahkan sampai 90%, dengancatatan terapi harus diikuti dengan modifikasi diet dan gaya hidup yangtepat.3.2.SaranDengan kerendahan hati penulis, penulis sadar bahwa dalam artikel inimasih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan keritik yang bersifatmembangun dari pembaca, penulis harapkan demi kesempurnaan makalah-makalah dimasa-masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA1.Amirlak B.Reflux Laryngitis. Medscape[article on theinternet] 2012[cited on 2012 July 25]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/864864-overview#showall.2.Pham V. Laryngopharyngeal Reflux With An Emphasis On DiagnosticAnd Therapeutic Considerations. [article on the internet]2009. [cited 2012July 26]. Available from:www.utmb.edu/otoref/grnds/laryng-reflux-090825/laryng-reflux-090825.doc3.Rees LE, Pazmany L, Gutowska-Owsiak D, Inman CF, Phillips A, StokesCR, et al. The Mucosal Immune Response to Laryngopharyngeal Reflux.American Journal Of Respiratory And Critical Care Medicine. [data baseon the internet] 2008. [cited on 2012 July 23]: Vol 177(1): 1187-1193.Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/4.Patigaroo SA, Hashmi SF, Hasan SA, Ajmal MR, Mehfooz N. ClinicalManifestations and Role of Proton Pump Inhibitors in the Management ofLaryngopharyngeal Reflux. Indian J Otolaryngol Head Neck Surg [database on the internet] 2011. [cited on 24 July 2012]: 63(2):182189.Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/5.Poelmans J, Tack J. Extraesophangeal Manifestations of Gastro-oesophangeal Reflux. Gut [data base on the internet] 2005. [cited on 24July 2012]: 54; 1492-1499. Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/.6.Laryngopharyngeal Reflux. UC Davis Health Sytem Dept. ofOtolaryngology[pageonthe internet] 2012. [cited2012July25].Available from:http://www.ucdvoice.org/lpr.html7.Human physiology/the Gastrointestinal System. [books on the internet]2012. [cited 2012 August 03]. Available from:http://en.wikibooks.org/wiki/Human_Physiology/The_gastrointestinal_system.8.Kartikawati H. disfagia. [page on the internet] 2008. [diunduh pada 30 Juli2012]. Tersedia di:http://hennykartika.wordpress.com/2008/06/14/disfagi-2/.

9.Tank PW. Grants dissector. 13th ed. [Text Books of Anantomy];Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.2005. Page: 19410.Sfingter esofagus . [image on the internet] 2012. [cited on 2012 July 27]http://www.google.co.id/imgres?q=esophagus+sfingter&um=1&hl=id&biw=1304&bih=711.Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar IlmuKesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke-6.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Jakarta: Gaya Baru.Hal: 277.12.Cummings CW, Flint PW, Haughe BH, Robbins KT, Thomas JR, et al.Cummings Otolaryngology: Head & Neck Surgery, 4th ed. [text books ofotolaryngology] 2007.Philadelphia: Elsevier.13.Barry DW, Vaezi MF. Laryngopharyngeal Reflux: More Questions thanAnswers. Cleveland Clinicjournal Of Medicine [database on the internet]2010. [cited 2012 July 23]. Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/14.Belafsky PC, Postma GN, Koufman JA. The Validity and Reliability ofthe Reflux Finding Score (RFS). The Laryngoscope. [journal in theinternet] 2001. [cited on 01 August 2012].Lippincott Williams & Wilkins,Inc., Philadelphia. 111:13131317. Available from:http://www.voiceinstituteofnewyork.com/wpcontent/uploads/2010/04/validity-and-reliability-of-RFS.pd.15.PattiMG. Gastroesophageal RefluxDiseaseTreatment &Management.[article on the internet] 2012 [cited on 2012 July 25]. Available from:http://emedicine.medscape.com/article/176595-treatment#showall.16.Metoclopramide Dosage. [page on the internet] 2012. [cited on 03Agustus2012]. Available from:http://endocrine-system.emedtv.com/metoclopramide/metoclopramide-dosage.html.17.Novialdi. Laryngopharyngea Reflux. [article on the internet] 2010. [citedon 03 August 2012]. Available from: http://repository.unand.ac.id/17700/1/Laryngopharyngeal_reflux.pdf