lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · web view2 senam...

34
PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DAN SENAM DIABETES OLEH INSTITUT KESEHATAN HELVETIA DAN RSU. MITRA MEDIKA MEDAN PANITIA PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA 2016

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DAN

SENAM DIABETES

OLEH

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

DAN

RSU. MITRA MEDIKA MEDAN

PANITIA PELAKSANAAN KEGIATAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

2016

Page 2: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila

ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes

seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7

tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini

terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi.

Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat

mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit

serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai,

penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu

dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut dapat

dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara

hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes.

Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan

penyakit yang bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada umumnya

rendah. Dan penelitian terhadap penyandang diabetes mendapatkan 75 %

diantaranya menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58 % memakai dosis

yang salah, dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak dianjurkan

Jumlah penderita penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukan

kenaikan yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola

makan dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab

terpenting. Oleh karenanya, DM dapat saja timbul pada orang tanpa riwayat DM

dalam keluarga dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu bertahun-

tahun dan sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Namun penyakit DM dapat

Page 3: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai

perubahan gaya hidup kita.

Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita

diabetes mellitus sudsh mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka

kematian sekitar 3,2 juta orang.

WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar

366 juta orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan

negara-negara berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes mellitus

150 % yaitu negara penderita diabetes mellitus terbanyak adalah India (35,5 juta

orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta

orang), dan Jepang (6,7 juta orang).

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi

pengukuran prevalensi Diabetes mellitus (DM) dari tahun 2013 sebesar 7,5 %

menjadi 10,4 % pada tahun 2016, sementara hasil survey BPS tahun 2003

menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus mencapai 14,7 % di perkotaan

dan 7,2 % di pedesaan.

Sebagai pusat pendidikan kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia dan RSU.

Mitra Medika Medan memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan edukasi,

yang bersifat promotif dan dan preventif kepada masyarakat sekitar. Dari kegiatan

penyuluhan ini diharapkan Institut Kesehatan Helvetia dan RSU. Mitra Medika

dapat memberi edukasi kesehatan kepada Pasien/ keluarga pasien untuk menjaga

dan meningkatkan derajat kesehatan.

1.2 Manfaat

Adapun manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Diabetes Melitus dan merubah

pola pikir serta pola hidup masyarakat sehingga meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

Page 4: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyakit Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus adalah:

a) Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh

adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin

baik absolut maupun relatif.

b) Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karateristik hiperglikemia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

c) Keadaan hiperglikemia kronis sebagai akibat dari berbagai faktor lingkungan

dan genetik, sering keduanya bersama-sama.

d) Merupakan gangguan metabolisme dan distibusi gula oleh tubuh penderita.

e) Suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi

karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup.

2.2   Klasifikasi Etiologis Diabetes Melitus Menurut ADA

a) Diabetes Melitus Tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi

insulin absolut)

Melalui proses imunologik

Idiopatik

b) Diabetes Melitus Tipe 2 (bervariasi mulai yang predominan resistensi

insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan

sekresi insulin bersama resistensi insulin)

c) Diabetes Melitus Tipe Lain

Defek genetik fungsi sel beta:

a) Kromosom 12, HNF-1 alfa (dahulu MODY 3)

b) Kromosom 7, Glukokinase (dahulu MODY 2)

c) Kromosom 20, HNF-4 alfa (dahulu MODY 1)DNA mitochondria.

d) Defek genetik kerja insulin

Penyakit eksokrin pangkreas:

Page 5: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

a) Pangkreatitis

b) Trauma/pangkreatektomi

c) Neoplasma

d) Cystic Fibrosis

e) Hemochromatosis

Endokrinopati:

a) Akromegali

b) Sindroma cushing

c) Feokromositoma

d) Hipertiroidisme

Karena obat/zat kimia : vacor, pentamidine, asam nikotinat, glukokortikoid,

hormon tiroid, tiazid, dilantin, interferon alfa

Infeksi : rubella kongenital dan CMV

Imunologi (jarang) : antibodi anti reseptor insulin

Sindroma genetik lain : Sindroma Down, Klinefelter, Turner, Huntington

Chorea, Sindroma Prader Willi.

2.3   Epidemiologi

Secara epidemiologi DM seringkali tidak terdeteksi. Berbagai faktor

genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes.

Ada kecenderungan penyakit ini timbul dalam keluarga. Disamping itu juga

ditemukan perbedaan kekerapan dan komplikasi diantara ras, negara dan

kebudayaan.

Dari segi epidemiologi, ada beberapa jenis diabetes. Dulu ada yang disebut

diabetes pada anak, atau diabetes juvenilis dan diabetes dewasa atau “maturity-

onset diabetes”. Karena istilah ini kurang tepat, sekarang yang pertama disebut

DM tipe 1 dan yang kedua disebut DM tipe 2. Ada pula jenis lain, yaitu diabetes

melitus gestasional yang timbul hanya pada saat hamil, dan diabetes yang

disebabkan oleh karena kerusakan pankreas akibat kurang gizi disebut MRDM

(Malnutrition Related DM) atau Diabetes Melitus Terkait Malnutrisi (DMTM).

Page 6: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

Kekerapan DM tipe 1 di negara Barat ± 10% dari DM tipe 2. Bahkan di

negara tropik jauh lebih sedikit lagi. Gambaran kliniknya biasanya timbul pada

masa kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balik. Tetapi ada juga yang

timbul pada masa dewasa.

DM tipe 2 adalah jenis yang paling banyak ditemukan (lebih dari 90%).

Timbul makin sering setelah umur 40 dengan catatan pada dekade ke 7 kekerapan

diabetes mencapai 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada rata-rata orang dewasa.

Pada keadaan dengan kadar glukosa darah tidak terlalu tinggi atau belum

ada komplikasi, biasanya pasien tidak berobat ke rumah sakit atau ke dokter. Ada

juga yang sudah di diagnosis sebagai diabetes tetapi karena kekurangan biaya

biasanya pasien tidak berobat lagi. Hal ini menyebabkan jumlah pasien yang tidak

terdiagnosis lebih banyak daripada yang terdiagnosis. Menurut penelitian keadaan

ini pada negara maju sudah lebih dari 50% yang tidak terdiagnosis dan dapat

dibayangkan berapa besar angka itu di negara berkembang termasuk Indonesia

Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi, populasi DM

tipe 2 akan meningkat menjadi 5 – 10 kali lipat karena terjadi perubahan perilaku

rural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologis

adalah bertambahnya usia, jumlah dan lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh,

kurangnya aktivitas jasmani dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi

dengan beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2.

Tanpa intervensi yang efektif, kekerapan DM tipe 2 akan meningkat

disebabkan oleh berbagai hal misalnya bertambahnya usia harapan hidup,

berkurangnya kematian akibat infeksi dan meningkatnya faktor resiko yang

disebabkan oleh karena gaya hidup yang salah seperti kegemukan, kurang gerak/

aktivitas dan pola makan tidak sehat dan tidak teratur.

2.4   Gambaran Klinis

Kejadian DM diawali dengan kekurangan insulin sebagai penyebab utama.

Di sisi lain timbulnya DM bisa berasal dari kekurangan insulin yang bersifat

relatif yang disebabkan oleh adanya resistensi insulin (insuline recistance).

Keadaan ini ditandai dengan ketidakrentanan/ ketidakmampuan organ

Page 7: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

menggunakan insulin, sehingga insulin tidak bisa berfungsi optimal dalam

mengatur metabolisme glukosa. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat

(hiperglikemi).

Gejala klasik DM adalah rasa haus yang berlebihan, sering kencing

terutama pada malam hari , banyak makan serta berat badan yang turun dengan

cepat. Disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari

tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah seks

menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan bayi diatas 4 kg.

Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak merasakan adanya keluhan.

Mereka mengetahui adanya DM hanya pada saat chek up ditemukan kadar

glukosa darahnya tinggi.

2.5   Patofisiologi

Seperti suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru

dan mengganti sel yang rusak. Disamping itu juga memerlukan energi supaya sel

tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi sebagai bahan bakar itu berasal dari

bahan makanan yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak.

Di dalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar dari

makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan

lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus

kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh untuk

dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya dapat

berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu kedalam sel

supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui

proses kimia yang rumit, yan hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini

disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin (suatu zat/ hormon

yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas) memegang peranan yang sangat penting

yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya digunakan

sebagai bahan bakar. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dalam pulau-pulau

Langerhans (kumpulan sel yang berbentuk pulau di dalam pankreas dengan

jumlah ± 100.000) yang jumlahnya sekitar 100 sel beta tadi dapat diibaratkan

Page 8: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel,

untuk kemudian dimetabolisir menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka

glukosa tidak dapat masuk sel. Dan akibatnya glukosa akan tetap berada didalam

pembuluh darah, yang artinya kadarnya didalam darah meningkat. Dalam keadaan

seperti ini tubuh akan menjadi lemas karena tidak ada sumber energi di dalam sel.

Inilah yang terjadi pada DM tipe 1. Tidak adanya insulin pada DM tipe 1 karena

pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan karena adanya peradangan

pada sel beta (insulitis). Insulitis bisa disebabkan karena macam-macam

diantaranya virus, seperti virus cocksakie, rubela, CMV, herpes, dan lain-lain.

Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa.

Sedangkan pada DM tipe2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih

banyak. Tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang

kurang. Reseptor ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk kedalam

sel. Pada keadaan tadi jumlah lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun

anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang,

maka glukosa yang masuk sel akan sedikit sehingga sel akan kekurangan bahan

bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah akan meningkat. Dengan

demikian keadaan ini sama dengan pada DM tipe 1. Perbedaanya adalah pada DM

tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar insulin tinggi atau normal.

Keadaan ini disebut resistensi insulin.

Penyebab resistensi insulin pada DM tipe 2 sebenarnya tidak begitu jelas,

tetapi faktor-faktor di bawah ini banyak berperan, antara lain:

1)       Obesitas terutama yang bersifat sentral (bentuk apel)

2)       Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat

3)       Kurang gerak badan

4)       Faktor keturunan (herediter)

Baik pada DM tipe 1 maupun pada DM tipe 2 kadar glukosa darah jelas

meningkat dan bila kadar itu melewati batas ambang ginjal, maka glukosa itu akan

keluar melalui urin. Mungkin inilah sebabnya penyakit ini disebut juga penyakit

kencing manis.

Page 9: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

2.6   Diagnosa

Diagnosa DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah,

tidak dapat ditegakan hanya atas dasar adanya glukosuria saja. Dalam menentukan

diagnosa DM harus diperhatikan asal bahan darah yang diambil dan cara

pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosa DM, pemeriksaan yang dianjurkan

adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah kapiler.

Diagnosis diabetes dipastikan bila:

a.    Terdapat keluhan khas diabetes (poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan

berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya) disertai dengan satu nilai

pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl atau

glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl).

b.    Terdapat keluhan khas yang tidak lengkap atau terdapat keluhan tidak khas

(lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulvae) disertai

dengan dua nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu

≥ 200 mg/dl dan atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl yang diperiksa pada hari

yang sama atau pada hari yang berbeda).

2.7   Komplikasi

Apabila glukosa darah tidak terkontrol dengan baik, beberapa tahun

kemudian hampir selalu akan timbul komplikasi. Komplikasi akibat diabetes

dapat dibagi dalam dua kelompok besar:

a. Komplikasi akut.

Timbul secara mendadak. Ini merupakan keadaan gawat darurat. Keadaan

ini bisa menjadi fatal apabila tidak ditangani dengan segera. Termasuk dalam

kelompok ini adalah hipoglikemia(glukosa darah terlalu rendah),

hiperglikemia(glukosa darah terlalu tinggi), dan terlalu banyak asam dalam darah

(ketoasidosis diabetik).

b. Komplikasi kronis.

Timbul secara perlahan, kadang tidak diketahui, tetapi akhirnya berangsur

menjadi makin berat dan membahayakan. Misalnya, komplikasi pada saraf

(neoropati), mata (retinopati, katarak, glaukoma), ginjal (nefropati), jantung

Page 10: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

(angina, serangan jantung, tekanan darah tinggi, PJK), pembuluh darah,

hati(hepatitis, perlemakan hati/ fatty liver, batu empedu), tuberkulosis paru,

gangguan saluran makan, infeksi sehingga mengganggu fungsi kekebalan tubuh

dan penyakit kulit(Bruise,vitiligo, necrobiosis lipoidica, xanthelasma, alopecia,

lipohypertrophy/ hipertropi insulin, lipoatropi insulin, kulit kering karena

kerusakan saraf otonom sehingga keringat menjadi berkurang, infeksi jamur

seringkali diantara jari kaki, acanthosis nigricans/ penimbunan pigmen gelap

dibelakang leher dan ketiak, kulit yang menebal pada penderita DM yang lebih

dari 10 tahun).

2.8   Pemberian Obat/ Pengobatan Pasien DM

Pemberian obat kepada pasien sesuai petunjuk dokter merupakan suatu

tindakan/ praktek kesehatan yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan sebagai bagian dari perilaku seseorang terhadap stimulus

atau objek kesehatan (yang dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk

penyakit DM yang diderita seseorang), yang kemudian dalam proses selanjutnya

akan melaksanakan atau mempraktekkan sesuai apa yang diketahuinya dan

disikapi/ dinilainya baik untuk dilakukan. Prinsip pemberian obat/ pengobatan

terhadap pasien DM terdiri atas 2 yaitu:

a) Pengobatan dengan insulin dan,

b) Pengobatan dengan Obat Hipoglikemik Oral.

a.       Pengobatan dengan Insulin

Indikasi pemberian obat bagi pasien dengan terapi insulin, diberikan untuk:

a) Semua orang dengan diabetes tipe 1 yang memerlukan insulin eksogen karena

produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.

b)  Orang dengan diabetes tipe 2 tertentu yang mungkin membutuhkan insulin

bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah atau

apabila mengalami stres fisiologi seperti pada tindakan pembedahan.

c) Orang dengan diabetes kehamilan (diabetes yang timbul selama kehamilan)

membutuhkan insulin bila diet tidak saja dapat mengendalikan kadar glukosa

darah.

Page 11: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

d)  Orang yang diabetes dengan ketoasidosis.

e) Orang dengan diabetes yang mendapat nutrisi parenteral atau yang

memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang

meningkat, secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk

mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode

resistensi insulin atau ketika terjadi peningkatan kebutuhan insulin.

f) Pengobatan sindroma hiperglikemi non-ketotik-hiperosmolar

b.      Cara Penggunaan Insulin

Sekresi insulin dapat dibagi menjadi sekresi insulin basal (saat puasa atau

sebelum makan) dan insulin prandial (setelah makan).

Insulin basal ialah insulin yang diperlukan untuk mencegah hiperglikemia

puasa akibat glukoneogenesis dan juga mencegah ketogenesis yang tidak

terdeteksi.

Insulin Prandial ialah jumlah insulin yang dibutuhkan untuk

mengkonversi bahan nutrien ke dalam bentuk energi cadangan sehingga tidak

terjadi hiperglikemia postprandial.

Insulin Koreksi (supplement) ialah insulin yang diperlukan akibat

kenaikan kebutuhan insulin yang disebabkan adanya penyakit atau stres.

Pemberian insulin tergantung pada kondisi pasien dan fasilitas yang

tersedia. Untuk pasien yang non-emergensi, pemberian suntikan subkutan atau

intramuskular (jarang dilakukan). Pada pasien dengan kondisi kegawatan

diberikan dengan pompa infus atau secara bolus intra vena. Insulin dapat juga

diberikan secara subkutan dengan menggunakan pompa insulin atau yang dikenal

dengan continuous subcutaneous insulin infusion (CSII).

Sebelum menyuntikan insulin, kedua tangan dan daerah yang harus

disuntik haruslah bersih. Tutup vial insulin harus diusap dengan isopropil alkohol

70%. Untuk semua macam insulin kecuali kerja cepat, harus digulung-gulung

secara perlahan-lahan dengan kedua telapak tangan (Jangan dikocok) untuk

melarutkan kembali suspensi. Ambilah udara sejumlah insulin yang akan

Page 12: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

diberikan dan suntikanlah kedalam vial untuk mencegah terjadi ruang vakum

dalam vial. Hal ini terutama diperlukan bila akan dipakai campuran insulin.

Bila mencampur insulin kerja cepat dengan kerja menengah atau panjang, maka

insulin yang jernih atau kerja cepat harus diambil terlebih dahulu. Setelah insulin

masuk ke alat suntik, periksalah apa mengandung gelembung udara. Satu atau dua

ketukan pada alat suntik dalam posisi tegak akan dapat mengurangi gelembung

tersebut. Gelembung tersebut sebenarnya tidaklah terlalu berbahaya tetapi dapat

mengurangi dosis insulin.

Penyuntikan dilakukan pada jaringan subkutan. Pada umumnya disuntikan dengan

sudut 90 derajat. Pada pasien kurus dan anak-anak, setelah kulit dijepit dan insulin

disuntikan dengan sudut 45 derajat agar tidak terjadi penyuntikan intra muskular.

Aspirasi tidak perlu dilakukan secara rutin. Bila suntikan terasa sakit atau

mengalami perdarahan setelah proses penyuntikan maka daerah tersebut

sebaiknya ditekan selama 5-8 detik.

c.       Karateristik Insulin Berdasarkan Waktu Kerja

Sediaan insulin yang ada di pasaran Indonesia, berdasarkan waktu kerja

dapat dilihat pada tabel di halaman berikut ini:

Tabel 1. Karateristik Insulin Berdasarkan Waktu Kerja

Sediaan Insulin Awal Kerja Puncak

Kerja

Lama

Kerja

Insulin Prandial

Insulin Kerja cepat

Regular (Actrapid; Humulin R)

Insulin analog, kerja sangat cepat

Insulin glulisine (apidra*)

Insulin aspart (Novo Rapid *)

Insulin lispro (Humalog)

30-60 mnt

5-15 mnt

5-15 mnt

5-15 mnt

30-90 mnt

30-90 mnt

30-90 mnt

30-90 mnt

5-8 jam

3-5 jam

3-5 jam

3-5 jam

Insulin Kerja Menengah

NPH (Insulatard, Humulin N) 2-4 jam 4-10 jam 10-16

Page 13: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

Lente 3-4 jam 4-12 jam jam

12-18

jam

Insulin Kerja Panjang

Insulin glargine (Lantus)

Ultralente*

Insulin detemir (Levemir*)

2-4 jam

6-10 jam

2-4 jam

Tdk ada

puncak

8-10 jam

Tdk ada

puncak

Insulin Campuran

(kerja cepat dan menengah)

70%NPH/ 30% reguler )Mixtard:

Humulin 70/30)

70%NPH/ 30% analog rapid

(NovoMix 30)

30-60 mnt Dual 10-16

jam

d.      Pengobatan dengan OHO (Obat Hipoglikemik Oral)

Menurut Tjokroprawiro Askandar, dkk, 2007, syarat OHO berhasil baik bila

diet dan latihan fisik harus dilaksanakan dengan benar (3J), Jumlah-Jadwal-Jenis

dan diberikan pada penderita yang:

a) Umur > 40 tahun.

b) Lama DM-nya kurang dari 5 tahun.

c) Belum pernah suntik insulin, atau bila pernah suntik insulin, kebutuhan

insulin kurang dari 20 unit/ hari.

Page 14: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

BAB III

BIAYA DAN PROSES KEGIATAN

3.1 Rencana Anggaran Biaya

Untuk mewujudkan kegiatan ini memerlukan biaya oleh karena itu biaya

yang diusulkan sebanyak Rp. 14.940.000,- (empat belas juta Sembilan ratus empat

puluh ribu rupiah) dengan rincian sebagai mana pada tabel:

Tabel 3.1. Rencana Anggaran Biaya

No. KomponenBiaya yang diusulkan

(Rp)

1 Penjilidan dan Proposal 10 x 10.000 = 100.000

2 Biaya sarana dan prasarana 10.000.000

3 Spanduk 300.000

4 Sound system 500.000

5 Konsumsi:

Snack :

Air minum (aqua gelas) :

Air aqua botol :

Nasi kotak :

100 kotak x 5000 = 500.000

8 dus x 25.000 = 200.000

2 dus x 45.000 = 90.000

50 kotak x 15.000 =750.000

6 Transport 500.000

7 Biaya Tak Terduga 2.000.000

JUMLAH 14.940.000

Page 15: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

3.2 Proses Kegiatan

No KegiatanBulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Perencanaan

2 Persiapan kegiatan

3 Pelaksanaan

No Kegiatan Waktu Pengelola/Fasilitator

1 Kata sambutan yang

disampaikan oleh ketua

prodi S1 Kesehatan

Masyarakat dan Ketua

Panitia Promkes rumah

sakit

07.00-07.30 a) Ketua Prodi S1 Kesehatan

Masyarakat

b) Ketua Panitia Promkes

rumah sakit

2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes

3 Penyuluhan Kesehatan

tentang Diabetes Melitus

09.00-10.00 a) Dosen Prodi S1 Kesehatan

Masyarakat

b) Tim Dokter RS Mitra

Medika

c) Mahasiswa/i S1 Kesehatan

Masyarakat

4 Tanya Jawab 10.00-10.30 a) Dosen Prodi S1 Kesehatan

Masyarakat

b) Ti Dokter RS Mitra

Medika

c) Mahasiswa/i S1 Kesehatan

Masyarakat

5 Acara Bebas / Makan

siang

10.30-selesai Seluruh Panitia

Page 16: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPj)

PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DAN

SENAM DIABETES

OLEH

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

DAN

RSU. MITRA MEDIKA MEDAN

17 SEPTEMBER 2016

PANITIA PELAKSANAAN KEGIATAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

2016

Page 17: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

A. LATAR BELAKANG

Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada

keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes

seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7

tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini

terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi.

Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat

mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit

serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai,

penyakit pada mata, ginjal, dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu

dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyakit menahun tersebut dapat

dicegah, atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara

hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes.

Berbagai penelitian menunjukan bahwa kepatuhan pada pengobatan

penyakit yang bersifat kronis baik dari segi medis maupun nutrisi, pada umumnya

rendah. Dan penelitian terhadap penyandang diabetes mendapatkan 75 %

diantaranya menyuntik insulin dengan cara yang tidak tepat, 58 % memakai dosis

yang salah, dan 80 % tidak mengikuti diet yang tidak dianjurkan

Jumlah penderita penyakit diabetes melitus akhir-akhir ini menunjukan

kenaikan yang bermakna di seluruh dunia. Perubahan gaya hidup seperti pola

Page 18: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

makan dan berkurangnya aktivitas fisik dianggap sebagai faktor-faktor penyebab

terpenting. Oleh karenanya, DM dapat saja timbul pada orang tanpa riwayat DM

dalam keluarga dimana proses terjadinya penyakit memakan waktu bertahun-

tahun dan sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Namun penyakit DM dapat

dicegah jika kita mengetahui dasar-dasar penyakit dengan baik dan mewaspadai

perubahan gaya hidup kita.

Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita

diabetes mellitus sudsh mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan angka

kematian sekitar 3,2 juta orang.

WHO memprediksikan penderita diabetes mellitus akan menjadi sekitar

366 juta orang pada tahun 2030. Penyumbang peningkatan angka tadi merupakan

negara-negara berkembang, yang mengalami kenaikan penderita diabetes mellitus

150 % yaitu negara penderita diabetes mellitus terbanyak adalah India (35,5 juta

orang), Cina (23,8 juta orang), Amerika Serikat (16 juta orang), Rusia (9,7 juta

orang), dan Jepang (6,7 juta orang).

Berdasarkan hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), terjadi

pengukuran prevalensi Diabetes mellitus (DM) dari tahun 2013 sebesar 7,5 %

menjadi 10,4 % pada tahun 2016, sementara hasil survey BPS tahun 2003

menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus mencapai 14,7 % di perkotaan

dan 7,2 % di pedesaan.

Sebagai pusat pendidikan kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia dan RSU.

Mitra Medika Medan memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan edukasi,

Page 19: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

yang bersifat promotif dan dan preventif kepada masyarakat sekitar. Dari kegiatan

penyuluhan ini diharapkan Institut Kesehatan Helvetia dan RSU. Mitra Medika

dapat memberi edukasi kesehatan kepada Pasien/ keluarga pasien untuk menjaga

dan meningkatkan derajat kesehatan.

B. NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini bernama “PENGABDIAN MASYARAKAT – PENYULUHAN

KESEHATAN TENTANG DIABETES MELITUS DAN SENAM DIABETES ”

C. TUJUAN KEGIATAN

1. Tujuan umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta dapat

mengetahui  tentang penyakit DM (Diabetes Melitus), memahami bagaimana

proses dan gejala penyakit DM sehingga dapat menjaga kesehatan.

2. Tujuan khusus

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan para peserta dapat :

Mengerti dan memahami penyebab penyakit DM

Mengerti dan memahami tanda dan gejala penyakit DM

Mengerti dan memahami cara penularan penyakit DM

Mengetahui pengobatan DM

D. SASARAN

Pasien/Keluarga pasien dan masyarakat sekitar RSU. Mitra Medika Medan

Page 20: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

E. WAKTU DAN TEMPAT

Ruang Tunggu RSU. Mitra Medika Medan Lantai 1 (17 September 2016)

F. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dosen dan mahasiswa/I S1 Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan dan Panitia Promosi Kesehatan

RSU, Mitra Medika Medan.

G. SUMBER DANA KEGIATAN

Adapun uang yang menjadi sumber dari kegiatan ini adalah :

1. Sumbangan pihak RS Mitra Medika Medan

2. Sponsor dari PT. Nutrifood

H. ANGGARAN DANA KEGIATAN

Terlampir

I. PENUTUP

Demikian laporan ini kami buat sebagai bentuk kegiatan yang kami

laksanakan yang secara umum acara yang telah dilaksanakan berjalan dengan

baik. Semoga kegiatan ini dapat berlangsung terus dan berkesinambungan dan

dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas dukungan dan perhatiannya kami ucapkan

terima kasih.

Page 21: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

SUSUNAN KEPANITIAAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Pelindung : Ketua Yayasan Helvetia

Dr. dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes

Rektor Institut Kesehatan Helvetia

Dr. Ismail Effensi, M.Si

2. Penasehat : Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dr. Ayi Darmana, M.Si

3. Penanggung Jawab : Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat

Dian Maya Sari Siregar, SKM, M.Kes

4. Pembimbing Kegiatan : Linda Hernike napitupulu, SKM., M.Kes

Khairatunnisa, SKM., M.Kes

Neni Ekowati Januariana, SKM., M.Kes

Wahyuni,SKM.,M.Kes

Sisca Zulliyanti,SST.,M.Kes

Suwarni Asmun SST.,M.Kes

dr.Suzan Fitriana.,M.Kes

5. Pelaksanaan Kegiatan :

Ketua : Nedchi Froyensi Sinaga, SKM

Wakil Ketua : Yohana Wijaya

Sekretaris : Abda Melina

Bendahara : Febriani Syahfitri

Seksi Acara dan Humas

Koordinator : Desi Cut Mutia

Anggota : Alvin Kurnia

Hasrizal Madani

Seksi Dokumentasi/Perlengkapan

Koordinator : Saferius Loi

Anggota : Junita Purnama Sari

Atika Wijaya

Page 22: lppm.helvetia.ac.idlppm.helvetia.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2018/01/... · Web view2 Senam Diabetes 07.30-09.00 Instruktur Senam Diabetes 3 Penyuluhan Kesehatan tentang Diabetes

REKAPITULASI RINCIAN ANGGARAN DANA

A. PENGELUARAN

No. KomponenBiaya yang digunakan

(Rp)

1 Penjilidan dan Proposal 10 x 10.000 = 100.000

2 Biaya sarana dan prasarana 10.000.000

3 Spanduk 300.000

4 Sound system 500.000

5 Konsumsi:

Snack :

Air minum (aqua gelas) :

Air aqua botol :

Nasi kotak :

100 kotak x 5000 = 500.000

8 dus x 25.000 = 200.000

2 dus x 45.000 = 90.000

100 kotak x 15.000 =1.500.000

6 Transport 500.000

7 Biaya Tak Terduga 1.000.000

JUMLAH 14.690.000

B. PEMASUKAN

1. Sumbangan pihak RS Mitra Medika Medan : Rp. 10.000.000,-

2. Sponsor PT. Nutrifood : Rp. 5.000.000,-

C. SISA DANA

Dana Masuk : 15.000.000

Dana Keluar : 14. 69 0.000 -

Sisa Dana : 310.000,-