lp pneumonia

20
TUGAS KEPERAWATAN ANAK TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ANAK MENDERITA PNEUMONIA Oleh: Rumi Gunawan KP.13.00979 Romadona Kumala W KP.13.00977 Samuel Dapa Tadi KP.13.00980 Winda Astuti KP.13.00986 Dosen Pengampu : Sulistiyawati, M.Kep, Sp.Kep.An

Upload: ramadhien-jufran

Post on 15-Jan-2016

65 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pneumonia Anak

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Pneumonia

TUGAS

KEPERAWATAN ANAK

TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ANAK MENDERITA PNEUMONIA

Oleh:

Rumi Gunawan KP.13.00979Romadona Kumala W KP.13.00977Samuel Dapa Tadi KP.13.00980Winda Astuti KP.13.00986

Dosen Pengampu :

Sulistiyawati, M.Kep, Sp.Kep.An

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

WIRA HUSADA YOGYAKARTA

Page 2: Lp Pneumonia

2015KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat

dan Ridho-Nya penulis dapat diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah tentang

“Asuhan Keperawatan Anak Dengan Pneumonia”. Dalam penyusunan makalah ini

penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan namun dengan bimbingan serta

pengarahan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasi kepada :

1. Ibu Yuli Ernawati, S.Kep,Ns selaku dosen pembimbing mata ajar keperawatan anak

2. Ibu Sulistiyawati, M.Kep, Sp.Kep.An selaku dosen pembimbing makalah terhadap

anak penderita asma

3. Rekan-rekan mahasiswa kelompok 3 yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam rangka penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para

pembaca sebelumnya.

Yogyakarta, 2 April 2015

Kelompok 3

Page 3: Lp Pneumonia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Sarwana (1996). Pneumonia adalah radang parenkim paru-paru atau

infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru. Pneumonia disebabkan oleh

bakteri, virus, mycoplasma pneumonia, jamur, aspirasi, pneumonia hypostatic, dan

sindrom weffer. Gejala penyakit ini berupa nafas cepat dan nafas sesak, karena

paru meradang secara mendadak.

Pneumonia sering terjadi pada anak usia 2 bulan – 5 tahun, pada usia

dibawah 2 bulan pneumonia berat ditandai dengan frekuensi pernafasan sebanyak

60 kali/menit juga disertai penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah

kedalam. Pada usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, frekuensi pernafasan

sebanyak 50 kali/menit dan pada usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun frekuensi

pernafasan sebanyak 40 kali/menit.

Pneumonia berat ditandai dengan adanya gejala seperti anak tidak bisa

minum atau menelan, selalu memuntahkan semuanya, kejang,dan terdapat tarikan

dinding dada kedalam dan suara nafas bunyi krekels (suara nafas tambahan pada

paru) saat inspirasi. Kasus terbanyak terjadi pada anak dibawah 3 tahun dan

kematian terbanyak pada bayi yang berusia kurang dari 2 bulan. Apabila anak

diklasifikasikan menderita pneumonia berat di puskesmas atau balai pengobatan,

maka anak perlu segera dirujuk setelah diberi dosis pertama antibiotik yang sesuai.

B. Tujuan

1. Tujuan umum  

Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa  mendapatkan

gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan kepada klien dengan

Pneumonia.

2. Tujuan khusus

Page 4: Lp Pneumonia

1.      Mengetahui pengertian pneumonia.

3.      Mengetahui etiologi pneumonia.

4.      Mengetahui patofisilogi pneumonia.

5.      Mengetahui klasifikasi pneumonia..

6.      Mengetahui penatalaksanaan pneumonia.

7. Mengetahui komplikasi pneumona.

7.      Mengetahui diagnosis pneumonia.

9.      Mengrtahui asuhan keperawatan pneumonia.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini menggunakan metode deskriftif, yaitu metode

ilmiah menggambarkan asuhan keperawatan pada pneumonia diperoleh melalui

studi kepustakaan.

D. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari empat bab, yaitu:

1. Bab I Pendahuluan berisikan Latar Belakang, Tujauan, Ruang lingkup,

Metode Penulisan, Sistematika Penulisan

2. Bab II Tinjauan teori berkaiatan dengan konsep dasar penyakit pneumonia :

pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic,

pentalaksanaan mediss dan komplikasi

3. BAB III Asuhan  keperawatan mulai dari Pengkajian, Diagnosa  keperawatan,

Perencanaan/Implementasi dan Dischargge planning

4. Bab IV Penutup yang berisi Kesimpulan dan saran.

Page 5: Lp Pneumonia

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru dimana asinus tensi dengan

cairan, atau tanpa di sertai dengan infiltrasi sel radang kedalam dinding alveoli dan

rongga interstisium.

Pneumonia ialah salah satu penyakit infeksi saluran pernapsan bawah akut

(ISNBA) dengan gejala batuk dan di sertai dengan sesak napas yang di sebabkan

agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi

asing, berupa radang paru-paru yang di sertai eksudasi dan konsolidasi

Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam

etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengensi jaringan paru

(alveoli). (DEPKES. 2006).

Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan

pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen

atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran.

Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa keadaan yang mengganggu mekanisme

pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran menurun, umur tua,

trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain. Dengan demikian flora endogen yang

menjadi patogen ketika memasuki saluran pernafasa. ( Ngasriyal, Perawatan Anak

Sakit, 1997)

Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan

pengisian alveoli dengan cairan. Penyebabnya karena agen infeksi, irirtan kimia dan

terapi radiasi. bakterinya bernama pneumococcal pneumonia.( Doenges, Marilynn E.,

1999).

B. ETIOLOGI

Cara terjadinya penuluran berkaitan pula dengan jenis kuman, misalnya infeksi

melalui droplet sering disebabkan oleh streptoccus pneumonia melalui slang infuse

oleh staphylococcus aureus sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P.

Page 6: Lp Pneumonia

aeruginosa dan enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan keadaan

pasien seperti kekebalan tubuh dan penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan

antibiotic yang tidak tepat

Pneumonia bisa disebabkan karena beberapa factor, diantaranya ialah :

1. Bakteri (Pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, h.influenza, klebsiela

mycoplasma pneumonia).

2. Virus (Virus aderna, virus para influenza, virus influenza).

3. Jamur/fungi (candida abicang, histoplasma, capsulatum, koksidiodes)

4. Protozoa (Pneumokisitis karinti)

5. Bahan kimia (Aspirasi makan/susu/isi lambung, keracunan hidrokarbon (minyak

tanah, bensin) dll).

C. PATOPISIOLOGI

Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan

mikroorganisme. Keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru.

Terdapatnya cairan didalam paru merupakan ketidakseimbangan antara daya tahan

tubuh sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya

infeksi penyakit. Masuknya mikroorganisme kedalam saluran napas dan paru dapat

melalui berbagai cara antara lain :

o Inhalasi langsung dari udara

o Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring

o Perluasan langsung dari tempat lain

o Penyebaran secara hematogen

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas

sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan

sekitarnya. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses

peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu:

1.    Stadium I (4-12 jam pertama/kongesti)

Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang

berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan

Page 7: Lp Pneumonia

aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat

pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel

imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan

prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen

bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos

vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan

perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi

pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara

kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan

karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan

sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.

2.    Stadium II (48 jam berikutnya)

Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah,

eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi

peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan

leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada

perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal

sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu

selama 48 jam.

3.    Stadium III (3 – 8 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih

mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin

terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.

Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai direabsorbsi, lobus masih tetap padat

karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler

darah tidak lagi mengalami kongesti

4.    Stadium IV (7 – 11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan

mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga

jaringan kembali ke strukturnya semula.

Page 8: Lp Pneumonia

Normal (system pertahanan) terganggu

Organisme

Sal napas bagian bawah pneumokus

Eksudat masuk ke alveoli

Alveoli

Sel darah merah leukosit, pneumokokus mengisi

alveoli

Leukosit + fibrin mengalami konsolidasi

Leukositosis

Stapilokokus Virus

Thrombus

Toksin, coagulase

Permukaan lapisan pleura tertutup lebal eksudat

thrombus vena pulmonalis

Nekrosis

Kuman pathogen mencapai bronkioli terminalis

merusak sel epitel bersilia, sel goblet

Cairan edema + leukosit ke alveoli

Konsolidasi paru

Kapasitas vital, compliance menurunan, hemoragic

Bersih jalan napas tidak efektif

Ketidak efektifan pola napas

Kekurangan volume cairan

Intoleransi aktivitas Defisiensi pengetahuan

Page 9: Lp Pneumonia

D. KLASIFIKASI

1. Berdasrkan Klinis dan epidemologi

a. Pneumonia yang didapat dimasyarakat (CAP) disebabkan pneumokokus.

b. Pneumonia yang didapat di Rumah sakit (Hospital Acquaired Pneumonia /

Nosokomial Pneumonia) biasanya di sebabkan bakteri gram negative dan

angka kematian lebih tinggi.

c. Pneumonia aspirasi, sering pada bayi dan anak.

d. Pneumonia berulang, terjadi bila punya penyakit penyerta.

2. Berdasarkan Kuman penyebab

a. Pneumonia bakterialis/topical, dapat terjadi pada semua usia, beberapa

kuman tendensi menyerang seseorang yang peka, missal :

Klebsiela pada orang alkoholik

Stapilokokus pada influenza

b. Pneumonia atipikal, sering mengenai anak dan dewasa muda dan di

sebabkan oleh mycoplasma, clamidia dan coxlella

c. Pneumonia karena virus, sering pada bayi dan anak

d. Pneumonia karena jamur, sering di sertai infeksi sekunder terutama pada

orang dengan daya tahan lemah dan pengobatannya lebih sulit.

3. Berdasarkan prediksi infeksi

a. Pneumonia lobaris mengenal satu lobus atau lebih, di sebabkan karena

obstruksi bronkus, misalnya aspirasi benda asin, proses keganasan .

b. Bronkopneumonia, adanya bercak-bercak infiltrat pada paru dan di

sebabkan oleh virus atau bakteri.

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Tergantung dari penyebab terjadinya pneumonia tersebut

2. Keluhan utama berupa batuk (80%)

3. Nyeri dada (tampak sangat sakit dan berkeringat)

4. Demam tinggi pada 5-10 hari pertama

5. Sesak nafas (lebih-lebih bila ada komplikasi)

Page 10: Lp Pneumonia

6. Produksi sputum mukoid, purulent, warna seperti karat.

7. Pusing, anoreksia, malaise, mual sampai muntah.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan sputum gram dan kultur sputum dengan sampel adekuat

2. Pemeriksaan darah, leukositosis, led, kultur darah

3. Radiologi, abnormalitas yang di sebabkan adanya radang atau cairan di

tandai dengan adanya konsolidasi dan kelainan bisa satu lobus atau lebih

dan atau sebagai dari lobus.

G. PENATALAKSANAAN

1. Antibiotika di berikan sesuai penyebabnya

2. Ekspektoran yang dapat di bantuu dengan postural drainase

3. Rehidrasi yang cukup dan adekuat

4. Lattihan nafas dalam dan batuk efektif sangat

5. Oksigenasi sesuai dengan kebutuhan dan yang adekuat

6. Isolasi penafasan sesuai dengan kebutuhan

7. Diet tinggi kalori dan tinggi protein

8. Terapi lain sesuai dngan komplikasi

H. KOMPLIKASI

1. Efusi pleura dan emfiema

2. Komplikasi sistemik

3. Hipoksemia

4. Pneumonia kronik

5. Bronkietasis

Page 11: Lp Pneumonia

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

ANAK PENDERITA PNEUMONIA

A. PENGKAJIAN

1. Aktivitas

Gejala : Kelemahan, kelelahan dan isomia

Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat adanya /GJK kronik

Tanda : Takikardi, penampilan kemerahan atau pucat

3. Integritas Ego

Gejala : Banyaknya Stressor,Masalah Finansial

4. Makanan/Cairan

Gejala : Kehilangan nafsu makan,Mual/muntah dan adanya Riwayat DM

Tanda: Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor Kulit

buruk dan penampilan kakeksia (malnutrisi)

5. NeuroSensori

Gejala: Sakit Kepala daerah Frontal (Influenza)

Tanda: Perubahan Mental (Bingung, Somnolen)

6. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Sakit Kepala, nyeri dada (pleuritik),meningkat oleh batuk,nyeri dada

Substernal (Influenza), mialgia, dan atralgia

Tanda : Melindungi area yang sakit (Penderita biasanya tidur pada sisi Yang

sakit untuk membatasi pergerakan).

7. Pernapasan

Gejala : Riwayat adanya/ISK kronis,PPOM,Merokok Sigaret. Takipnea, dispnea

progresif, Pernapasan dangkal, penggunaan otot Aksesori, pelebaran nasal.

Tanda : Sputum :Merah muda, berkarat atau purulen

Page 12: Lp Pneumonia

Perkusi: pekak diatas area yang konsolidasi

Fremitus: taktil dan vokal terhadap meningkat dan konsolidasi Gesekan

Friksi pleura

Bunyi Napas: menurun atau tidak ada area yang terlibat atau napas

Brokial

Warna: Pucat atau sianosis bibir/kuku

8. Keamanan

Gejala : Riwayat gangguan sistem imun, misal AIDS, Penggunaan steroid Atau

Khemoterapi, Ketidakmampuan Umum Demam (Misal:38,5-39,6 C)

Tanda : Berkeringat ,mengiggil berulang,gemetar Kemerahan mungkin pada

kasus rubeola atau varisela

9. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Riwayat mengalami pembedahan:penggunaan Alkohol Kronis

Pertimbangan: DRG menunjukkan rerata lama dirawat:6,8 hari.

Rencana Pemulangan: Bantuan dengan perawatan diri.

Oksigen mungkin diperlukan, bila kondisi pencetus

Pemeriksaan umum

1. Anamnesis

Keluhan Utama klien dengan pnemonia untuk meminta pertolongan kesehatan

adalah sesak napas, batuk, dan demam

2. Riwayat penyakit saat ini

Pada awalnya klien dengan batuk purulen dengan mukus purulen kekuning-

kuningan,dan mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil. dan adanya

keluhan nyeri dada pleuritis, sesak napas, Takipnea, dan lemas

3. Riwayat penyakit dahulu

Apakah klien pernah mengalami gejala penyakit ISPA dengan gejala luka

tenggorok, bersin.

4. Pemeriksaan fisik

Pada Klien dengan pneumonia Pengkajian yang didapat meliputi:

Page 13: Lp Pneumonia

Inspeksi : Didapatkan adanya batuk produktif disertai adanya peningkatan

produksi sputum.

Palpasi : Getaran dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan biasanya normal

dan seimbang bagian kiri dan kanan.

Perkusi : Didapatkan bunyi resonan atau sonor seluruh lapang paru.

Aukultrasi : Didapatkan bunyi napas melemah dan bunyi napas tambahan ronki

basah pada sisi yang sakit.

B. DIAGNOSA YANG LAZIM MUNCUL

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi

jalan nafas

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, takipneu,

demam

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory

4. Defist pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak pulang

Page 14: Lp Pneumonia

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai

parenkim paru. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:

1. Pneumonia lobaris

2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis)

3. Bronkopneumonia.

Pneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian bawah

yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit dan

sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang

menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia

banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita

pneumonia dapat menurunkan angka kematian anak.

B. SARAN

Dengan mengetahui apa dan bagaimana penyakit pneumonia, maka beberapa saran

penulis sebagai berikut:

1. Untuk para penderita.

Jangan menganggap remeh penyakit yang Anda derita. Namun, seringlah

berkonsul dengan dokter yang menangani Anda. Akan tetapi, jangan pula Anda

terlalu memikirkan tentang penyakit anda.

2. Untuk para keluarga penderita.

Perhatikanlah keluarga Anda yang menderita penyakt pneumonia. Karena

pneumonia adalah penyakit yang serius. Namun, perhatian dan pengamanan

Anda jangan terlalu berlebihan karena bisa saja si penderita merasa tertekan dan

stres yang bisa mengakibatkan sakitnya kambuh.

3. Untuk para dokter atau ahli medis.

Page 15: Lp Pneumonia

Rawatlah pasien anda dengan baik. Jangan pernah meremehkan tingkat

keparahan penyakit pneumonia yang diderita oleh pasien anda.

DAFTAR PUSTAKA

DEPKES RI. 2006. Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut,

Untuk Penganggulangan Pneumonia Pada Balita.

Doenges E Mailyn.1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan

dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. EGC, Jakarta

Nanda. (2007). Diagnose Nanda: Nic dan Noc.

Ridha Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Pustaka Pelajar. Jogjakarta

Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu