lp oksigenasi 1

Download lp OKSIGENASI 1

If you can't read please download the document

Upload: fandri-samudra

Post on 05-Jul-2015

1.792 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

OKSIGENASI

A. Pengertian Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007) Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006) Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling fvital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhu dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. B. Anatomi dan Fisiologi Sistem PernapasanStuktur Sistem Pernafasan Sisitem pernafasan Atas Sistem pernafasaan atas terdiri atas mulut,hidung, faring, dan laring.

Hidung. Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan Faring. Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan dan menghancurkan kuman pathogen yang masuk bersama udara. Laring. Laring merupakan struktur yang merupai tulang rawan yang bisa disebut jakun. Selain berperan sebagai penghasil suara, laring juga berfungsi mempertahankan kepatenan dan melindungi jalan nafas bawah dari air dan makanan yang masuk.

Sistem pernafasan Bawah Sisitm pernafasaan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan pleura. Trakea. Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin kartilago yang menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri. Paru. Paru-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri. Masing-masing paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh satu bronkus. Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri atas serangkain jalan nafas yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastic. Permukaan luar paruparu dilapisi oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi toralk dan permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral membatasi permukaan luar paru. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas guna mencegah gerakan friksi selama bernafas. Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua dua yaitu: Pernapasan eksternal Pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni :

1.

Ventilasi pulmoner Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih, system saraf pusat dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.

2.

Pertukaran gas alveolar Setelah oksigen masuk alveolar, proses proses pernapasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.

3.

Transpor oksigen dan karbon dioksida Tahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru. Pernapasan internal Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.

C.

Manifestasi Klinik

D. a. 1. 2. 3. 4. b. 1. -

suara napas tidak normal. perubahan jumlah pernapasan. batuk disertai dahak. Penggunaan otot tambahan pernapasan.

-

Dispnea. Penurunan haluaran urin. Penurunan ekspansi paru. Takhipnea

Fokus Pengkajian Riwayat Keperawatan Masalah keperawatan yang pernah dialami Pernah mengalami perubahan pola pernapasan. Pernah mengalami batuk dengan sputum. Pernah mengalami nyeri dada. Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di atas. Riwayat penyakit pernapasan apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain ? bagaimana frekuensi setiap kejadian? Riwayat kardiovaskuler pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal ventrikel kanan,dll) atau peredaran darah. Gaya hidup merokok , keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok. Pemeriksaan Fisik Mata konjungtiva pucat (karena anemia)

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. c. E. 1.

konjungtiva sianosis (karena hipoksemia) konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau endokarditis) Kulit Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer) Penurunan turgor (dehidrasi) Edema. Edema periorbital. Jari dan kuku Sianosis Clubbing finger. Mulut dan bibir membrane mukosa sianosis bernapas dengan mengerutkan mulut. Hidung pernapasan dengan cuping hidung. Vena leher adanya distensi / bendungan. Dada retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan) pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan. Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati saluran/rongga pernapasan) Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial) Sara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction rub/pleural friction) Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness) Pola pernapasan pernapasan normal(eupnea) pernapasan cepat (tacypnea) pernapasan lambat (bradypnea) Pemeriksaan penunjang EKG Echocardiography Kateterisasi jantung Angiografi Intervensi Diagnosa : Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekret yang berlebihan dan kental. Intervensi umum : Mandiri

-

Kaji faktor penyebab. Kurangi atau hilangkan faktor penyebab. Ajarkan klien tentang metode batuk efektif yang benar. Lakukan fisiologi dada dan drainase postural sesuai kebutuhan.

-

Jika ada nyeri, berikan obat pereda nyeri sesuai kebutuhan. Sesuaikan pemberian dosis analgesik dengan sesi latihan batuk. Pertahankan posisi tubuh yang baik untuk mencegah nyeri atau cedera otot. Jika sekret kental, pertahankan hidrasi yang adekuat (tingkatkan asupan cairan hingga 2-3 x sehari jika ada kontraindikasi). Pertahankan kelembapan udara inspirasi yang adekuat. Kolaborasi Kolaborasikan dengan dokter untuk tindakan suction guna mempertahankan kepatenan jalan napas. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian oksigen melalui masker, kanula hidung, dan transtrakea guna mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi. Rasional

-

Batuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelemahan dan tidak efektif, dan bisa menyebabkan bronchitis. Latihan napas dalam dapat melebarkan jalan napas. Duduk pada posisi tegak menyebabkan organ-organ abdomen terdorong menjauhi paru, akibatnya pengembangan paru menjadi lebih besar. Pernapasan diafragma mengurangi frekuensi pernapasan dan meningkatkan ventilas alveolar. Sekret yang kental sulit dikeluarkan dan dapat menyebabkan henti mukus, kondisi ini dapat menimbulkan atelektasis. Secret harus cukup encer agar mudah dikeluarkan. Nyeri atau rasa takut akan nyari dapat melelah dan menyakitkan. Dukungan emosional menjadi semangat bagi klien, air hangat dapat membantu relaksasi. 2. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan sekret yang berlebihan dan kental. Intervensi umum

-

kaji riwayat gejala : episode sebelumnya (kapan, dimana, bagaimana situasinya) kaji factor penyebab (organic psikologik, emosional, kebiasaan bernapas yang salah). Jelaskan penyebab ketidakefektifan pola napas kepada klien. Jika rasa panic atau takut merupakan pencetus, singkirkan penyebab ketakutan,jika memungkinkan . Alihkan perhatian klien agar tidak memikirkan kecemasan dengan meminta klien mempertahankan kontak mata dengan anda. Pertimbangkan penggunaan kantong kertas sebagai alat untuk menghirup kembali udara ekspirasi. Yakinkan klien bahwa dia bisa mengontrol pernapasannya, dan bahwa anda akan membantunya. Ajarkan teknik pengontrolan napas atau konsultasikan dengan ahli terapi pernapasan untuk memeperoleh latihan guna memperbaiki pola napas yang salah. Rasional

-

intervensi berfokus pada upaya memperlambat pola pernapasan dan menganjurkan klien untuk mengontrol responnya. Menenangkan klien yang mengalami sesak napas dengan mengatakan bahwa berbagai tindakan tengah diambil untuk mengatasi situasi tersebut adalah intervensi yang penting untuk mengurangi kepanikan dan menurunkan gejala yang ada. DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta: EGC Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC. Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 3. Salemba:Medika. NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier. Fundamental of Nursing