lp istirahat tidur dr suli

Upload: airlangga

Post on 07-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lp

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

A. Pengertian Istirahat dan TidurMenurut Asmadi (2008), Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas). Menurut Wong (2008) tidur merupakan fungsi protektif yang dimiliki semua organisme memungkinkan terjadinya perbaikan dan pemulihan jaringan setelah aktivitas. Seseorang dapat benar-benar istirahat bila:a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya;b. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di manapun juga termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain;c. Mengetahui apa yang terjadi;d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan;e. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya;f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-tvaktu bila memerlukannya.

Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika seseorang memperoleh periode tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih, hal ini diyakini bahwa tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan system tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry, 2005). Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan. Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda tanda sebagai berikut:a. Aktivitas fisik minimalb. Tingkat kesadaran yang bervariasic. Terjadi perubaban-perubaban proses fisiologis tubuhd. Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar. Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubaban proses fisiologis. Perubahan tersebut, antara lain:a. Penurunan tekanan darah, denyut nadi;b. Dilatasi pembuluh darah perifer;c. kadang-kadang teriadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal;d. Relaksasi otot-otot rangka;e. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%. Fisiologis tidur dan terjagaTidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh integrasi tinggi aktivitas system saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan dalam system saraf peripheral, endokrin, kardiovaskuler, pernapasan dan muscular (Robinson, 1993). Tiap rangkaian diidentifikasi dengan respon fisik tertentu dan pola aktivitas otak. Peralatan seperti elektroensefalogram (EEG), yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral, elektromiogram (EMG), yang mengukur tonus otot dan elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan informasi struktur aspek fisiologis tidur.Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur.Sistem aktivasi reticular ( SAR ) berlokasi pada batang otak teratas. SAR dipercaya terdiri atas sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri dan taktil. Aktivasi korteks serebral (mis. Proses emosi atau pikiran) juga menstimulasi SAR. Saat terbangun merupakan hasil neuron dalam SAR yang mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin ( Sleep Research Society, 1993 ).Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Daerah otak juga disebut daerah sinkronisasi bulbar (bulbar synchronizing region, BSR ). Ketika seseorang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada dalam posisi relaks. Stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi SAR selanjutnya menurun. Pada beberapa bagian, BSR mengambil alih, yang menyebabkan tidur.Siklus tidurSecara normal pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur, selama orang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10-30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tidur, akan berlangsung satu jam atau lebih (Potter & Perry, 2005). Berikut ini adalah gambar siklus tidur :Tahap pratidur

NonREMNonREMNonREMNonREMTahap 1Tahap 2Tahap 3Tahap 4

Tidur REM

NonREMNonREMTahap 2Tahap 3

Tahapan siklus tidurNon Rapid Eye Movement (NREM)1. Tahap I NREMa. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidurb. Tahap berakhir beberapa menitc. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolismed. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suarae. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun2. Tahap II NREMa. Tahap II merupakan periode tidur bersuarab. Tahap berakhir beberapa menitc. Untuk terbangun masih relative mudahd. Tahap berakhir 10 hingga 20 menite. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban3. Tahap III NREMa. Tahap III merupakan tahap awal dari tidur yang dalamb. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerakc. Otot-otot dalam keadaan santai penuhd. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap terature. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit4. Tahap IV NREMa. Tahap IV merupakan tahap tidur terdalamb. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidurc. Jika terjadi kurang tidur, maka orang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap inid. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjagae. Tahap berakhir kurang lebih 15 sampai 30 menitf. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi5. Rapid Eye Movement (REM)a. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lainb. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidurc. Hal ini dicirikan oleh respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darahd. Terjadi tonus otot skelet penurunane. Peningkatan sekresi lambung f. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidurg. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus rata-rata 20 menitPola tidur berdasarkan tingkat perkembangan/usiaTingkat Perkembangan/UsiaPola Tidur Normal

Bayi baru lahirTidur 14-18 jam sehari, pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur REM, banyak waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap siklus sekitar 45-60 menit.

BayiTidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar.

ToddlerTidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur pada malam hari, terbangun din hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun.

Pra sekolahTidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.

Usia sekolahTidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relatif konstan,

RemajaTidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur REM.

Dewasa mudaTidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III-IV.

Dewasa pertengahanTidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur.

Dewasa tuaTidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang kadang-kadang tidak ada. Mungkin menalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur pada malam hari.

Faktor yang memengaruhi istirahat dan tidura. Status kesehatanSeseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dia dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya, pada klien yang menderita gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirabat dan tidur.b. LingkunganLingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur.c. Stres psikologisCemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan nonepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.d. DietMakanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur.e. Gaya hidupKelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.f. Obat-obatanObat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain:a. b. Amfetamin: menurunkan tidur REMc. Diuretik: menyebabkan insomniad. Antidepresan: menyupresi REMe. Kafein: meningkatkan saraf simpatisf. Beta-bloker: menimbulkan insomniag. Narkotika: menyupresi REM

Gangguan tidurBeberapa gangguan tidur menurut Asmadi (2008) adalah sebagai berikut:1) Insomnia Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur. Bahkan seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia. Dengan demikian, insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Kenyataannya, insomnia bukan berarti sama sekali seseorang tidak dapat tidur atau kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lama dari yang mereka perkirakan, tetapi kualitasnya kurang.Ada tiga jenis insomnia yaitu:a. insomnia inisial adalah ketidakmampuan seseorang untuk memulai tidurb. Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidurc. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia di antaranya adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan dan kondisi vang tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi, dan tindakan lainnya.Ada beberapa tindakan atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia yaitu:a. Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu. Diperkirakan bahwa triptofan, yang merupakan suatu asam amino dari protein yang dicerna, dapat membantu agar mudah tidurb. Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama.c. Hindari tidur di waktu siang atau sore hari.d. Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kuntuk dan tidak pada waktu kesadaran penuh.e. Hindari kegiatan kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.f. Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang tidur.g. Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk tidur. 2) SomnambulismeSomnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Somnambulisme ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Seseorang vang mengalami somnambulisme mempunyai risiko teriadinya cedera. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnambulisme yaitu dengan membimbing anak untuk mengantisipasi risiko teriadinya cedera pada anak, maka anak harus dibimbing untuk kembali ke tempat tidur. Selain itu membuat lingkungan yang nyaman dan aman, serta dapat pula dengan menggunakan obat seperti Diazepam dan Valium. 3) EnuresisEnuresis adalah kencing yang tidak disengaia (mengompol). Tejadi pada anak-anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku. Upaya vang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis antara hindari stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih (berkemih dulu) sebelum tidur.Berdasarkan penelitian, beberapa faktor yang mempengaruhi enuresis yaitu riwayat enuresis pada keluarga merupakan faktor genetik terjadinya enuresis, Umur diajarkan toilet training pada anak, Lama pemberian ASI 57%. Anak yang mendapatkan ASI selama 6 bulan atau lebih tidak mengalami enuresis. Enuresis sering dihubungkan dengan adanya keterlambatan perkembangan anak. Stabilitas dan kontrol sphingter urinarius akan tercapai melalui maturasi dan perkembangan saraf. Pada anak yang mendapatkan ASI dapat meningkatkan perkembangan saraf dan anak akan mempunyai kemampuan perkembangan yang lebih baik.4) NarkolepsiNarkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak, sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur (kantuk) tersebut datang. Serangan narkolepsi ini dapat menimbulkam bahaya apabila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar, atau berada di tepi jurang. Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendaljkan narkolepsi yaitu sejenis obat yang membuat orang tidak dapat tidur di antaranya jenis amfetamin.5) Night terrorsNight terrors adalah mimpi buruk. Umumnva terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.6) MendengkurMendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat meniadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur bergetar jika dilewati udara pernapasan.B. Gejala dan Tanda ( Data Mayor dan Minor )Gangguan pola tidur yaitu keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya.Batasan KarakteristikDewasa Mayor (Harus Terdapat)Kesukaran untuk tertidur atau tetap tidur Minor (Mungkin Terdapat)1. Keletihan waktu bangun atau sepanjang hari2. Perubahan suasana hati3. Tidur sejenak sepanjang hari4. AgitasiAnak- AnakGangguan tidur pada anak seringkali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis, atau respon tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.1. Kegunaan untuk istirahat2. Sering bangun waku malam3. Keinginan untuk tidur dengan orang tuaC. Pohon Masalah

HIPNOTIKDIURETIKANTIDEPRESAN & STIMULANALKOHOLKAFEINBENZODIAZEPINNARKOTIKA (MORFIN/ DEMORAL)KEBISINGANTEMPAT TIDURTINGKAT CAHAYA

LINGKUNGAN

OBAT-OBATAN

LATIHAN FISIKSTRES EMOSIONAL

GANGGUAN POLA TIDUR

POLA TIDUR YANG BIASA DAN MENGANTUK YANG BERLEBIHAN PADA SIANG HARI ( EDS)ASUPAN MAKAN ALERGI MAKANANKEHILANGAN/ KENAIKAN BERAT BADANDIET SEMIPUASA

GAYA HIDUP

PENYAKIT FISIK

DEPRIVASI TIDUR

D. Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk pasien gangguan tidur adalah Polisomnigrafi. Polisomnografi (PSG) telah dijadikan standar pemeriksaan tidur untuk menegakkan diagnosa bagi penderita yang diduga menderita gangguan tidur (Soedarto, 2002). Standar internasional PSG meliputi perekaman:1) 2) Gelombang listrik otak (EEG)3) Gerakan bola mata (EOG)4) Tegangan otot (EMG)5) Irama jantung (EKG)6) Dengkuran7) Gerakan nafas (dada dan perut)8) Aliran udara nafas9) Gerakan anggota tubuh10) Posisi tubuh saat tidur11) Kadar oksigen dalam darah

Yang membuatnya berbeda dari pemeriksaan medis lainnya adalah PSG memberikan gambaran keseluruhan aktifitas tubuh selama tidur. Bukan hanya potongan-potongan sesaat kondisi tubuh, seperti pemeriksaan darah misalnya. PSG merekam segala sesuatu yang terjadi mulai dari saat pasien tertidur, melewati tahapan-tahapan tidur serta setiap proses perubahan nafas, tegangan otot, gelombang otak, gerakan mata yang terjadi dalam setiap tahap tidur, hingga saat bermimpi dan akhirnya bangun(Soedarto, 2002).E. Penatalaksanaan Medisa. FarmakologiMenurut Remelda (2008) untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.

b. Non Farmakologi Therapy1. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya masih berharga.2. Sleep Restriction TherapySleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita gangguan tidur3. Stimulus Control TherapyStimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.4. Relaxation TherapyRelaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.5. Cognitive TherapyCognitive Therapy berguna untuk mengidentifikasi sikap dan kepercayaan si penderita yang salah mengenai tidur.6. Imagery TrainingImagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.

F. Pengkajian Keperawatan1) Identitas PasienNama, Umur, Alamat, Pekerjaan, Nomor Registrasi, Tanggal masuk Rumah Sakit, Tanggal pengkajian, Dx Medis klien.2) Identitas Penanggung JawabNama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Hubungan dengan pasien.3) Riwayat Keperawatana. Kebiasaan pola tidur (jam berapa berangkat tidur, berapa lamanya tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam)b. Kebiasaan menjelang tidurc. Adakah alat bantu tidurd. Bagaimana lingkungan tidur4) Pemeriksaan fisika. Observasi penampilan wajah, prilaku, dan tingkat energi pasienb. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu dan konjungtiva merahc. Perilaku: sering menguapG. Daftar Diagnosa Keperawatan1) Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor eksternal dan internal seperti perubahan lingkungan, faktor psikologis dan biologisDefinisi : ketidakmampuan memenuhi kebutuhan individual untuk tidur atau istirahat karena faktor eksternal atau faktor internal.Batasan Karakteristik : Bangun tidur lebih cepat atau lebih lambat dari yang diinginkan Penurunan kemampuan untuk berfungsi Ketidakpuasan tidur Insomnia dini hari Terjaga di malam hari sebanyak tiga kali atau lebih Keluhan verbal tentang kesulitan memulai tidur Keluhan verbal tidak merasa cukup beristirahat2) Deprivasi TidurDefinisi : periode waktu lama tanpa tidur (penghentian kesadaran relatif yang alamiah dan periodik secara terus menerus)Batasan Karakteristik : Iritabilitas, letargi, lesu, gelisah, ansietas, malaise, apati Mengantuk sepanjang hari Tangan tremor Ketidakmampuan berkosentrasi Halusinasi Kebingungan yang akut

I. Intervensi Keperawatan1. Prioritasa) Gangguan pola tidurb) Deprivasi tidur2. Rencana keperawatan (Nanda 2009-2011, 2010) Diagnosaa. Gangguan pola tidurFakor yang berhubunganfaktor eksternal dan internal seperti perubahan lingkungan, faktor psikologis dan biologisa. Deprivasi TidurFaktor yang berhubungan demensia narkolepsi mimpi buruk somnambolisme penggunaan obat-obatan enuresis terkait tidur Kriteria HasilPasien melaporkan dapat tidur dengan normal dengan jumlah jam tidur 6-8 jam.1) Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor eksternal dan internal seperti perubahan lingkungan, faktor psikologis dan biologisINTERVENSIRASIONAL

1. Observasi Tanda-Tanda Vital PasienUntuk mengetahui keadaan umum dari pasien

2. Diskusikan bersama individu dan keluarga mengenai ritual sebelum tidurMenciptakan suasana nyaman bagi pasien

3. berikan bantuan tidur kepada pasien, seperti bantal, mandi sebelum tidur,lap dengan air hangat, makanan atau minuman, dan bahan bacaanSusu dan beberapa kudapan tinggi protein, seperti keju dan kacang, mengandung L-trytophan, yang dapat mempermudah tidur,. Higiene pribadi secara rutin dapat mempermudah tidur.

4. ciptakan lingkungan tenang yang kondusif untuk tidur Tutup gorden, pintu Atur pencahayaan Batasi pengunjungTindakan ini dapat mendorong istirahat tidur

5. minta pasien setiap pagi untuk menggambarkan dengan kata-kata tentang kualitas tidurnya semalamUntuk membantu mendeteksi adanya gejala perilaku yang berhubungan dengan tidur

6. Kolaborasi obat dengan dokterUntuk memungkinkan istirahat yang lebih optimal

2) Deprivasi TidurIntervensiRasional

1. Observasi Tanda-Tanda Vital PasienUntuk mengetahui keadaan umum dari pasien

2. dorong pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor di lingkungan yang dapat mempersulit tidurLingkungan asing atau baru dapat memengaruhi tidur REM dan non-REM

3. Anjurkan pasien untuk menghindari tidur siang bila ia sulit tidur di malam hari Agar tidur malam semakin nyenyak

4. lakukan intervensi untuk mendorong tidur, seperti memandikan atau mengusap-usap punggung atau memberikan bantal, makanan dan minumanHigiene pribadi secara rutin dapat mempermudah tidur. Susu dan beberapa kudapan tinggi protein dapat mempermudah tidur.

5. ajarkan teknik relaksasi kepada pasien seperti imajinasi terbimbing, meditasi, dan relaksasi otot progresif dan praktikan menjelang tidurUpaya relaksasi yang bertujuan biasanya meningkatkan tidur.

6. kaji jadwal siang hari untuk memastikan waktu istirahat yang adekuatKeletihan yang berlebihan dapat mengakibatkan insomnia

J. ImplementasiNoHari, tanggal, jamNo. DxTindakan KeperawatanEvaluasi FormatifParaf

Mengacu pada intervensi (rencana) keperawatan

K. EvaluasiNoHari, tanggal, jamNo. DxEvaluasi SumatifParaf

S : Subjektif ( pernyataan atau keluhan pasien)O : Objektif (data yang diobservasi)A : Analisis ( kesimpulan dari data objektif dan subjektif)P : Planning (rencana tindakan yang akan dilakukan selanjutnya)

L. ReferensiAsmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba MedikaCarpenito-Moyet, Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGCHerdman, T. Heather.2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGCPotter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGCWiduri, Hesti. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia (Aspek Mobilitas dan Istirahat Tidur). Yogyakarta:Gosyen PublishingWong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC

Denpasar, ............................

Mengetahui,Pembimbing Praktek

( )NIP.Mahasiswa

( )NIM.

MengetahuiPembimbing Akademik

( )NIP.