lp eliminasi urine fix

14

Click here to load reader

Upload: pande-setia

Post on 14-Dec-2015

84 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

fgsged

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Eliminasi Urine Fix

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

A.    DEFINISI

Menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi adalah pengeluaran,

penghilangan, penyingkiran, penyisihan. Dalam bidang kesehatan, eleminasi

adalah proses pebuangan sisa metabolism tubuh baik berupa urine atau bowel

(feses). Eliminasi urine adalah proses pembuangan sisa-sisa metabolisme.

Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. (Tarwoto Martonah,

2006).

Gangguan eleminasi urine adalah keadaan ketika seorang individu

mengalami atau berisiko mengalami disfungsi eleminasi urine (Lynda Juall

Carpenitro-Moyet, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13, 2010).

Masalah – masalah eliminasi urine :

1. Inkontinensia Urine

Merupakan ketidakmampuan otot spinter eksternal sementara atau

menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua jenis inkontinensia :

pertama, stress inkontinensia yaitu stress yang terjadi pada saat tekanan

intra-abdomen meningkat seperti pada saat tertawa. Kedua, urge

inkontinensia yaitu inkontinensia yang terjadi saat klien terdesak ingin

berkemih, hal ini terjadi akibat infeksi saluran kemih bagian bawah

bladder.

2. Retensi Urine

Merupakan penumpukan urine dalam bladder dan ketidakmampuan

bladder untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi bladder

adalah urine yang terdapat dalam bladder melebihi 400 ml. Normalnya

adalah 250-400 ml. (Tarwoto Martonah, 2006).

Page 2: Lp Eliminasi Urine Fix

B. TANDA DAN GEJALA

1. Inkontinensia urine

a. Ketidakmampuan pasien dalam menahan BAK sebelum mencapai

toilet tepat waktu.

b. Ketidakmampuan pasien untuk mengontrol ekskresi urine.

2. Retensi Urine

a. Data mayor (harus terdapat, satu atau lebih)

1) Distensi kandung kemih

2) Distensi kandung kemih

3) Distensi kandung kemih dengan sering berkemih atau menetes

4) Residu urine 100 cc atau lebih

b. Data Minor (mungkin terdapat)

1) Individu menyatakan bahwa kandung kemihnya tidak kosong

setelah berkemih.

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Inkontinensia Urine

Batasan Karakteristik :

a. Tidak dapat mengontrol berkemih.

b. Terlihat tidak mampu mencapai toilet pada waktunya untuk

berkemih

c. Menyatakan ketidakmampuan mencapai toilet pada

waktunya untuk berkemih

d. Mengeluarkan urine sebelum mencapai toilet

e. Merasakan perlunya untuk berkemih.

2. Retensi Urine

Batasan Karakteristik :

b. Tidak ada haluaran urine

Page 3: Lp Eliminasi Urine Fix

c. Distensi kandung kemih

d. Disuria

e. Sering berkemih

f. Residu urine

g. Berkemih sedikit. (Nanda Internasional. 2011).

D. PATOFISIOLOGI

Pohon Masalah :

1) Inkontinensia Urine

Kerusakan persyarafan

Kotraksi otot kandung

Tidak mampu menahan

INKONTINENSIA URINE

Keluarnya urine

Penekanan pada abdomen

Bersin, batuk

Kelemahan otot sfingter

Obat anastesi

Page 4: Lp Eliminasi Urine Fix

2) Retensi Urine

Neuropati (otot tidak mau berkontraksi)

Kerusakan Medula spinalis TH12-L1,

kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis

Distensi kandung kemih

Supravesikal (Diabetes Melitus)

Vesikal (Batu Kandung Kemih)

Intravesikal (Obstruksi kandung kemih)

Penyumbatan/penyempitan uretra

Otot detrusor melemah

Retensi urin

Page 5: Lp Eliminasi Urine Fix

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Pemeriksaan urine (urinalisis):

Warna (N : jernih kekuningan)

Penampilan (N: jernih)

Bau (N: beraroma)

pH (N:4,5-8,0)

Berat jenis (N: 1,005-1,030)

Glukosa (N: negatif)

Keton (N:negatif)

b. Kultur urine (N: kuman patogen negatif). (Tarwoto Martonah, 2000).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Penatalaksanaan inkontinensia urine yaitu:

a. Pemanfaatan kartu berkemih

b. Terapi non farmakologi

c. Terapi farmakologi

d. Terapi pembedahan

e. Modalitas lain

2. Penatalaksanaan medis retensi urine yaitu

a. Menggunakan urinal untuk berkemih, dalam memenuhi kebutuhan

eliminasi perkemihan

b. Kateterasi Perkemihan, untuk menghilangkan ketidaknyamanan

karena distensi kandung kemih.

c. Memasang kondom kateter bagi pasien pria, untuk mempertahankan

hygene parineal pasien inkontinensia.

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a.       Riwayat keperawatan

1) Pola berkemih

Page 6: Lp Eliminasi Urine Fix

2) Frekuensi urine

3) Gejala dari perubahan berkemih

4) Faktor yang memengaruhi berkemih

b.      Pemeriksaan fisik

1.      Abdomen

Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi bladder,

pembesaran ginjal, nyeri tekan, tenderness.

2.      Genetalia wanita

Inflamasi, nodul, lesi, adanya sekret dari meatus, keadaan atropi

jaringan vagina.

3.      Genetalia laki-laki

Kebersihan, adanya lesi, terderness, adanya pembesaran skrotum.

c.       Intake dan output cairan

1. Kaji intake dan output cairan dalam sehari (24 jam).

2. Kebiasaan minum di rumah.

3. Intake, cairan infus, oral, makanan, NGT.

4. Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui ketidakseimbangan

cairan.

5. Output urine dari urinal, cateter bag, sistostomi.

6. Karakteristik urine : warna, kejernihan, bau, kepekatan.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut Nanda Internasional, gangguan eliminasi urine sebagai berikut :

1. Inkontinensia Urine

Definisi : ketidakmampuan individu yang biasanya kontinen untuk

mencapai toilet tepat waktu untuk menghindari kehilangan urine tanpa

disengaja.

Batasan Karakteristik :

a. Tidak dapat mengontrol berkemih.

b. Terlihat tidak mampu mencapai toilet pada waktunya untuk

berkemih

Page 7: Lp Eliminasi Urine Fix

c. Menyatakan ketidakmampuan mencapai toilet pada

waktunya untuk berkemih

d. Mengeluarkan urine sebelum mencapai toilet

e. Merasakan perlunya untuk berkemih.

Faktor yang Berhubungan :

a. Faktor lingkungan yang berubah

b. Gangguan kognisi

c. Keterbatasan neuromuskular

d. Faktor psikologis

e. Kelemahan struktur panggul pendukung.

2. Retensi Urine

Batasan Karakteristik :

a. Tidak ada haluaran urine

b. Distensi kandung kemih

c. Disuria

d. Sering berkemih

e. Residu urine

f. Berkemih sedikit.

Faktor yang Berhubungan

a. Sumbatan

b. Tekanan ureter tinggi

c. Inhibisi arkus refleks

d. Sfingter kuat

I. PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa

Keperawatan

yang mungkin

muncul

Tujuan Intervensi Rasional

1 Gangguan pola

eliminasi urine:

inkontinensia

Setelah diberikan

asuhan

keperawatan 2 x

1. Monitor

keadaan

bladder setiap 2

1. Membantu

mencegah

distensi atau

Page 8: Lp Eliminasi Urine Fix

kemungkinan

berhubungan

dengan faktor

lingkungan

yang berubah.

24 jam

diharapkan pola

eliminasi urine

pasien normal

dengan kriteria

hasil:

Pasien dapat

mengontrol

pengeluaran

urine setiap 4

jam

Tidak ada

tanda-tanda

retensi dan

inkontinensia

urine

Pasien

berkemih

dalam

keadaan

rileks

jam

2. Tingkatkan

aktivitas

dengan

kolaborasi

dokter/fisiotera

pi

3. Kolaborasi

dalam bladder

training

4. Hindari factor

pencetus

inkontinensia

urine seperti

cemas

5. Kolaborasi

dengan dokter

dalam

pengobatan dan

kateterisasi

6. Jelaskan

tentang

Pengobatan

Kateter

Penyebab

Tindakan

lainnya

komplikasi

2. Meningkatkan

kekuatan otot

ginjal dan fungsi

bladder

3. Menguatkan otot

dasar pelvis

4. Mengurangi atau

menghindari

inkontinensia

5. Mengatasi faktor

penyebab

6. Meningkatkan

pengetahuan dan

diharapkan

pasien lebih

kooperatif

2 Retensi urine

kemungkinan

berhubungan

dengan

Setelah diberikan

asuhan

keperawatan 3x24

jam diharapkan

tanda dan gejala

1. Monitor

keadaan

bladder setiap 2

jam

2. Ukur intake dan

1. Menentukan

masalah

2. Memonitor

keseimbangan

Page 9: Lp Eliminasi Urine Fix

sumbatan. retensi urine

pasien tidak ada

dengan kriteria

hasil:

Pasien dapat

mengontrol

pengeluaran

bladder setiap

4 jam.

output cairan

setiap 4 jam

3. Berikan cairan

2000 ml/hari

dengan

kolaborasi

4. Kurangi minum

setelah jam 6

malam

5. Kaji dan

monitor analisis

urine elektrolit

dan berat badan

6. Lakukan

latihan

pergerakan

7. Lakukan

relaksasi ketika

duduk

berkemih

8. Ajarkan teknik

latihan dengan

kolaborasi

dokter/fisiotera

pi

9. Kolaborasi

dalam

pemasangan

kateter

cairan

3. Menjaga defisit

cairan

4. Mencegah

nokturia

5. Membantu

memonitor

keseimbangan

cairan

6. Meningkatkan

fungsi ginjal dan

bladder

7. Relaksasi pikiran

dapat

meningkatkan

kemampuan

berkemih

8. Menguatkan otot

pelvis

9. Mengeluarkan

urine