lp defisit perawatan diri

13
DEFISIT PERAWATAN DIRI Oleh: DODI HARI SUPRIADI NIM: A2. 1000351 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

Upload: vidyacute

Post on 15-Jul-2016

39 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kk

TRANSCRIPT

Page 1: LP Defisit Perawatan Diri

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Oleh:

DODI HARI SUPRIADI

NIM: A2. 1000351

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2012

Page 2: LP Defisit Perawatan Diri

DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Masalah Utama

Defisit Perawatan Diri

2. Proses Terjadinya Masalah

a. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan

dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes, 2000). Defisit perawatan

diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,

berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Sedangkan pada deficit perawatan diri

pada pasien dengan gagguan jiwa merupakan deficit peraatan diri yang terjadi akibat

adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas

perawatan diri menurun (Keliat dan akemat 2007).

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri

adalah:

a) Fisik

Badan bau, pakaian kotor.

Rambut dan kulit kotor.

Kuku panjang dan kotor

Gigi kotor disertai mulut bau

Penampilan tidak rapi

b) Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif.

Menarik diri, isolasi diri.

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

c) Sosial

Interaksi kurang

Kegiatan kurang

Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

Cara makan tidak teratur

BAK dan BAB di sembarang tempat

b. Penyebab

Menurut Keliat dan akemat 2007 Penyebab kurang perawatan diri pada pasien

dengan gangguan jiwa adalah penurunan proses pikir.

Page 3: LP Defisit Perawatan Diri

Tanda gejala :

Tidak konsentrasi

Interaksi kurang

Kegiatan kurang

Malas, tidak ada inisiatif.

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c. Akibat

Dampak yang ditimbulkan dengan keadaan defisit perawatan diri seperti

pasien dikucilkan di dalam keluarga atau masyarkat sehingga terjadi isolasi sosial

dan bahkan kehilangan kemampuan dan motivasi dalam melakukan perawatan

terhadap tubuhnya.

Tanda dan Gejala

Menurut Budi Anna Kelia (2009), tanda dan gejala ditemui seperti:

• Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.

• Menghindar dari orang lain (menyendiri).

• Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien

lain/perawat.

• Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.

• Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.

• Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau

pergi jika diajak bercakap-cakap.

• Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.

• Posisi janin saat tidur.

3. Pohon masalah

Isolasi sosial

Defisit Perawatan Diri

Penurunan proses pikir

4. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

a) Isolasi Sosial

Data subyektif

a. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Page 4: LP Defisit Perawatan Diri

Data obyektif

a. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,

ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi

verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak

berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

b) Defisit Perawatan Diri

Data subyektif

a. Pasien merasa lemah

b. Malas untuk beraktivitas

c. Merasa tidak berdaya.

Data obyektif

a. Rambut kotor, acak – acakan

b. Badan dan pakaian kotor dan bau

c. Mulut dan gigi bau.

d. Kulit kusam dan kotor

e. Kuku panjang dan tidak terawat

5. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

b. Isolasi Sosial

c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

6. Intervensi

Diagnosa 1 : Isolasi sosial

Tujuan Umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi

Tujuan Khusus :

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan

dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.

b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.

c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,

tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

TUK II : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Intervensi

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

Page 5: LP Defisit Perawatan Diri

b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab

menarik diri atau mau bergaul

b. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta

penyebab yang muncul

c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Intervensi

A. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan

orang lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan prang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

B. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang

lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan

orang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan

orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Intervensi

a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi

waktu

f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

TUK IV : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan

orang lain

Page 6: LP Defisit Perawatan Diri

Intervensi

a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan

orang lain

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan

orang lain

c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan

manfaat berhubungan dengan oranglain

Diagnosa 2 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan,

BAB/BAK

Tujuan Umum :

Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri

Tujuan Khusus :

Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

Pasien mampu melakukan makan dengan baik

Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Intervensi

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

3) Melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

Page 7: LP Defisit Perawatan Diri

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Referensi

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri.

Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.

Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah

Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :

Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri.

Edisi 3. Jakarta. EGC

Page 8: LP Defisit Perawatan Diri

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UKSW

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

KEPERAWATAN JIWA

Strategi Pelaksanaan (SP)

a. Kondisi klien: klien dengan defisit perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa

deficit peraatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga

kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun (Keliat dan akemat

2007). Klien sering menunjukan tanda dan gejala seperti badan bau, pakaian kotor,

rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau dan

penampilan tidak rapi.

b. Diagnosa keperawatan:

Defisit perawatan diri

c. Tujuan :

Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

Pasien mampu melakukan makan dengan baik

Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

d. Strategi komunikasi pelaksanaan tindakan kepeerawatan :

SP1 Pasien:

Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih pasien tentang

cara-cara perawatan kebersihan diri

ORIENTASI

“Selamat pagi, kenalkan saya Susi, saya mahasiswa,.......yang sedang praktik disini”

”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang

akan merawat T?”

”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”

“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”

” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”

” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”

Page 9: LP Defisit Perawatan Diri

KERJA

“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa

kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa

manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak

merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau

kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?”

Betul ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut?

Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?”

(Contoh untuk pasien laki-laki)

“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya

cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan

ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.

“Berapa kali T makan sehari?

”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.”

“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita

kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa

membersihkan pakai air dan sabun”.

“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita

persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo

dan sabun serta sisir”.

”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T

melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo

gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali..

Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air

sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke

bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-

kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan

dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir

rambutnya dengan baik.”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T

sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”.

Page 10: LP Defisit Perawatan Diri

”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan

diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”

”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,

Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri

tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B

( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik besok

lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.