lkjip (laporan kinerja instansi pemerintah...
TRANSCRIPT
LKjIP
(LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH)
TAHUN 2018
PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI
DINAS KESEHATAN
JL.BRIGJEN NGURAH RAI NO. 28
TELP. (0366) 91043
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2018 dapat diselesaikan.
Penyusunan LKjIP merupakan kewajiban bagi Instansi Pemerintah sesuai dengan
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2018 ini berpedoman
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dengan tersusunnya LKjIP ini, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh
Tim Perumus LKjIP Dinas Kesehatan yang telah bekerja secara maksimal dalam
pelaksanaan kegiatan selama tahun 2018 dan seluruh staf yang telah membantu untuk
menyiapkan data sesuai yang dibutuhkan.
Penyusunan LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli ini tidak terlepas dari
kekurangan sehubungan dengan kendala yang dihadapi terutama kesiapan masing-masing
bagian/ bidang dalam merumuskan indikator dan pengumpulan datanya. Namun demikian
telah diupayakan dengan semaksimal mungkin untuk mengatasi hal tersebut melalui
koordinasi yang baik.
Harapan kami, dengan tersusunnya LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun
2018 ini dapat memberikan pemahaman kepada pihak-pihak terkait mengenai
penyelenggaraan program kesehatan selama Tahun 2018 dan selanjutnya dapat mengambil
peran dengan berpartisipasi aktif yang bermuara pada pencapaian Visi Dinas Kesehatan
viii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pemerintah Kabupaten Bangli, dalam pencapaian tujuan dan sasarannya sangat
dipengaruhi oleh tingkat partisipasi dari seluruh pelaku pembangunan (stakeholders),
sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dituntut untuk mampu memecahkan berbagai
permasalahan dan tantangan di Kabupaten Bangli dalam melayani/memenuhi kebutuhan
serta memajukan daerah melalui peningkatan kinerja.
LKjIP Tahun 2018 yang merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam
melaksanakan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2016-2021
sebagai dokumen evaluasi dalam mendapatkan umpan balik peningkatan kinerja
pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli, dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran Strategis.
Berdasarkan pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja yang telah dilakukan secara
mandiri tercermin kepada kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2018, dengan
telah berhasil melaksanakan 18 (delapan belas) program wajib kesehatan pada Tahun 2018.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli akan terus berupaya untuk meningkatkan kinerja
agar lebih baik. Permasalahan-permasalahan yang timbul dan langkah perbaikan ke depan
yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja, antara lain adalah:
1. Struktur Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun
2016-2021 akan segera disesuaikan dengan pedoman yang berlaku dan
perkembangan situasi yang dihadapi.
2. Perumusan sasaran strategis beserta kualitas indikator kinerjanya akan terus
ditingkatkan. Penetapan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perangkat
Pemerintah Kabupaten akan diselaraskan dengan sasaran, tujuan, Misi dan
disesuaikan dengan Visi yang telah ditetapkan. Indikator kinerja kegiatan harus
mengarah dan mempunyai kaitan logis dengan indikator kinerja sasaran strategis
yang ingin dicapai.
3. Peningkatan kualitas SDM Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli akan terus
ditingkatkan untuk membentuk citra aparatur yang disiplin, profesional, produktif
dan berdedikasi tinggi.
4. Peningkatan dan optimalisasi cakupan pelayanan kesehatan terutama kesehatan
keluarga dan gizi masyarakat dengan melaksanakan program-program kegiatan yang
ix
bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, Bayi dan Balita dan persentase
gizi buruk, pelayanan kesehatan terhadap KK miskin, pengendalian dann
penanggulangan penyakit menular, serta pencegahan dan skrining terhadap penyakit
tidak menular.
5. Peningkatan dan optimalisasi kualitas pelayanan kesehatan melalui akreditasi
puskesmas dan survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
didapat dipuskesmas dan jaringannya.
Jumlah total anggaran kesehatan pada Tahun 2018 sebesar Rp. 99.117.478.754,20
dengan realisasi Rp. 81.210.949.770,16 (81,93%). Secara garis besar pelaksanaan aspek
keuangan ini telah sesuai dengan prinsip pelaporan yang lazim, dan pertanggungjawabannya
telah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, hemat, efisien dan efektif dengan
menghindarkan seminimal mungkin penyalahgunaannya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
Tahun 2018 disusun atas amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah yang kemudian Inpres ini diganti dengan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP), dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pembrantasan Korupsi. Penyusunan LKjIP berpedoman Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 pasal 3 dinyatakan bahwa Azas-azas
Umum Penyelenggaraan Negara, meliputi : Azas Kepastian Hukum, Azas Tertib
Penyelenggaraan Negara, Azas Kepentingan Umum, Azas Keterbukaan, Azas
Proporsionalitas, Azas Profesionalitas, dan Azas Akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah
setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa
Kepala OPD menyusun laporan kinerja tahunan berdasarkan perjanjian kinerja yang
disepakati dan menyampaikannya kepada Gubernur/Bupati/Walikota, paling lambat 2 (dua)
bulan setelah tahun anggaran berakhir. Bupati/Walikota menyusun Laporan Kinerja tahunan
pernerintah Kabupaten/Kota berdasarkan perjanjian kinerja yang ditandatangani dan
menyarnpaikannya kepada Gubernur, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pernbangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
2
Reforrnasi Birokrasi, dan Menteri Dalam Negeri paling larnbat 3 (tiga) bulan setelah tatrun
anggaran berakhir.
Dengan demikian, Laporan Kinerja yang disusun secara periodik setiap akhir tahun
anggaran tersebut menjadi media pertanggungjawaban dan sebagai perwujudan kewajiban
instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan
dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau target kinerja
yang telah ditetapkan. Selain itu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini juga berperan
sebagai alat penilai kinerja dan sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli adalah :
1) Memberikan informasi kinerja yang terukur yang telah dicapai oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli selama satu tahun.
2) Sebagai pedoman dalam upaya perbaikan kinerja secara berkesinambungan
untuk meningkatkan kinerja di tahun mendatang.
C. Gambaran Umum Kabupaten Bangli
Kabupaten Bangli secara administrasi terdiri dari empat kecamatan yaitu Kecamatan
Bangli, Kecamatan Tembuku, Kecamatan Susut dan Kecamatan Kintamani sebagai
kecamatan terluas. Batas-batas Kabupaten Bangli di sebelah Utara adalah Kabupaten
Buleleng,di sebelah selatan adalah Kabupaten Klungkung, di sebelah Timur adalah
Kabupaten Karangasem dan di sebelah Barat adalah Kabupaten Gianyar.
1. Letak Wilayah
Secara geografis Kabupaten Bangli terletak pada posisi antara 115°13’48” sampai
115°27’24” Bujur Timur dan 8°8’30” sampai 8°31’87” Lintang Selatan. Posisinya berada di
tengah-tengah Pulau Bali, dan Kabupaten Bangli merupakan satu-satunya kabupaten di Bali
yang tidak memiliki pantai/laut. Ketinggian dari permukaan laut antara 100-2.152 m.
2. Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Bangli 520,81Km2 atau 9,25% dari luas wilayah Propinsi
Bali. Kabupaten Bangli terbagi menjadi empat kecamatan yaitu Kecamatan Kintamani
3
memiliki luas terbesar yaitu sebesar 366,9Km2 atau 70,44% dari luas kabupaten, diikuti oleh
Kecamatan Bangli: 56,3Km2(10,81%), Kecamatan Susut 49,3 Km2 (9,47%), Kecamatan
Tembuku 48,3% (9,28%).
Secara fisik di sebelah selatan merupakan daerah dengan dataran rendah dan daerah
sebelah utara adalah daerah pegunungan. Puncak tertinggi adalah Puncak Penulisan. Di
Kabupaten Bangli juga terdapat Gunung Batur dengan kepundannya dan Danau Batur yang
mempunyai luas sekitar 1.067,50 Ha. Jarak dari ibu kota kabupaten ke ibu kota propinsi
sekitar 40 km.
3. Iklim
Kabupaten Bangli sebagian besar daerahnya merupakan dataran tinggi, hal ini
berpengaruh terhadap keadaan iklim di wilayah ini. Keadaan iklim dan perputaran atau
pertemuan arus udara yang disebabkan karena adanya pegunungan di daerah ini yang
menyebabkan curah hujan tinggi di Bangli selama 2017, terutama di bulan Januari, Februari,
dan Desember.(Bangli Dalam Angka, 2018)
4. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kabupaten Bangli berdasarkan hasil sensus penduduk Tahun
2010 dan perhitungan proyeksi untuk penduduk Tahun 2018 sebesar 226.200 jiwa
bersumber dari kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli. Adapun keadaan penduduk
di Kabupaten Bangli secara garis besar dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio,
Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per Keluarga,
Dirinci per Kabupaten/Kota Keadaan Terakhir Tahun 2018
Kecamatan
Luas
Wilayah
(Km2)
Penduduk Sex Ratio
Kepadatan
Penduduk/
km2
Laki Perempuan Jumlah
1 2 4 5 6 7 8
Bangli
Tembuku
Susut
Kintamani
56,3
48,3
49,3
366,9
25.960
17.700
22.530
48.210
25.640
17.280
22.240
46.640
51.600
34.980
44.770
94.850
101,2
102,4
101,3
103,4
916,5
724,2
908,1
258,5
Tahun 2018 520,8 114.400 111.800 226.200 102,3 434,3
Akhir Th 2017
Akhr Th 2016
Akhir Th 2015
Akhir Th 2014
Akhir Th 2013
520,8
520,8
520,8
520,8
520,8
113.900
112.600
112.000
111.900
111.400
111.200
110.000
109.300
109.500
108.800
225.100
222.600
221.300
221.400
220.200
102,4
102,4
102,5
52,58
102,39
432
427
425
425
423
Sumber: Hasil perhitungan proyeksi BPS kabupaten Bangli
4
Berdasarkan jumlah penduduk hasil sensus Tahun 2010 dan perhitungan proyeksi
untuk penduduk tahun 2018, dapat diperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut:
Gambar 1 Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2018
Sumber : BPS Kabupaten Bangli
Kalau dilihat secara seksama perubahan komposisi penduduk antara Tahun 2010
dengan tahun 2018 tidak ada perbedaan yang berarti, tapi pada kelompok umur 0-4 tahun
terlihat terdapat perbedaan dengan kelompok umur 5-9 tahun, mungkin karena cakupan KB
aktif yang meningkat pada Tahun 2018 dibandingkan dengan cakupan Tahun 2010.
D. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli merupakan unsur pelaksana otonomi daerah
pelaksana tugas dari Pemerintah Kabupaten Bangli dibidang kesehatan. Untuk
menyelenggarakan tugas dan kewenangan dari Pemerintah Kabupaten Bangli dibidang
kesehatan berdasarkan Perda Kabupaten Bangli Nomor 13 Tahun 2016 yang mengatur
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bangli, Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli didukung oleh 562 orang pegawai yang terdiri atas 514 PNS, 31 PTT
Daerah, 15 PTT Propinsi dan 2 PTT pusat.
Adapun sarana dan prasarana kantor yang dimiliki untuk menunjang kelancaran
tupoksi tersebut sampai dengan Tahun 2018 adalah 4 unit gedung Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli, 12 Unit Puskesmas Induk, 57 Buah Puskesmas Pembantu, 28 Poskesdes,
6 Polindes dan 17 buah kendaraan roda empat Puskesmas Keliling.
(10.000) (5.000) 0 5.000 10.000
0 - 4
10 - 14
20 - 24
30 - 34
40 - 44
50 - 54
60 - 64
70 - 74
Piramida Penduduk Bangli Tahun 2018 Berdasarkan Proyeksi
Laki Perempuan
5
E. Dasar Pembentukan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Bangli Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Bangli.
F. Tugas Pokok Dan Fungsi
Sesuai dengan pasal 2 Perda Kabupaten Bangli Nomor 13 Tahun 2016, Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli adalah Dinas Kesehatan Tipe B, menyelenggarakan urusan
pemerintah bidang kesehatan.
G. Struktur Dan Susunan Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli terdiri dari Kepala Dinas,
Sekretariat, Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dan Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, UPT Instalasi Farmasi dan UPT
Laboratorium Kesehatan Masyarakat serta UPT Puskesmas.
6
Gambar 2. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
(Perda Nomor 13 Tahun 2016)
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
PROGRAM,
EVAPOR DAN
HUMAS
SUB BAGIAN
KEUANGAN,
KEPEGAWAIAN
DAN UMUM
BIDANG
KESEHATAN
MASYARAKAT
BIDANG
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
BIDANG
PELAYANAN DAN
SUMBER DAYA
KESEHATAN
SEKSI SDM
KESEHATAN
SEKSI SARANA
PRASARANA,
KEFARMASIAN
DAN ALKES
SEKSI PELAYANAN
KESEHATAN
SEKSI
SURVEILANS DAN
IMUNISASI
SEKSI
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
PENYAKIT
MENULAR
SEKSI
PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK
MENULAR DAN
KESWA
SEKSI
KESEHATAN
KELUARGA DAN
GIZI
MASYARAKAT
SEKSI
KESEHATAN
LINGKUNGAN,
KESEHATAN
KERJA DAN
OLAHRAGA
MASYARAKAT
SEKSI PROMOSI
DAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
UPTD
7
H. Isu Strategis
Isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dalam limat
tahun (2016-2021) adalah :
1. Masih Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
2. Masih rendahnya status gizi balita
3. Masih tingginya kasus penyakit menular dan tidak menular
4. Belum tercapainya MDGs 2015
5. Belum tercapainya UHC (Universal Health Coverage)
6. Belum semua puskesmas yang terakreditasi
I. Aspek Kinerja
Aspek kinerja yang digunakan dalam pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli adalah:
- Aspek finansial/keuangan meliputi Anggaran suatu organisasi. Karena Aspek
Finansial dapat dianalogikan sebagai aliran darah dalam tubuh manusia dalam
pengukuran kinerja. Dari total Anggaran Belanja tahun 2018 Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangli adalah sebesar Rp. 99.117.478.754,20 yang terdiri dari Belanja
Langsung Rp. 55.996.638.279,20 dengan realisasi sebesar Rp 38.772.343.296 dan
Belanja Tidak Langsung Rp. 43.120.840.475,00 dengan realisasi sebesar Rp.
42.438.606.474,00 dimana Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2018
melaksanakan 22 program dengan 139 Kegiatan
- Aspek waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
kinerja. Dalam kurun waktu 1 tahun ( 2018) realisasi fisik yang dicapai Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli sebesar 84,41%
J. Sistematika Penyajian
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja ,dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, laporan kinerja ini
disusun dengan penyajian sebagai berikut:
8
BAB I Pendahuluan: Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued)
yang sedang dihadapi organisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja: Pada bab ini diuraikan ringkasan/ ikhtisar perjanjian
kinerja tahun yang bersangkutan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja : Pada bab ini diuraikan capaian kinerja organisasi
untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran
kinerja organisasi dan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk
mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja.
BAB IV Penutup: Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi
serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan
kinerjanya.
Lampiran terdiri dari:
- Rencana Strategik (Renstra)
- Perjanjian Kinerja (PK)
- Rencana Kerja Tahunan (RKT)
- Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)
- Indikator Kinerja Utama (IKU)
- Lain-lain yang dianggap perlu
9
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis Tahun 2016-2021
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra OPD) ini disusun dengan
maksud menyediakan sebuah perencanaan komprehensif yang akan digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan program dan kegiatan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang telah ditetapkan.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Bangli Nomor 8 Tahun
2016 Tangga 16 Agustus 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bangli Tahun 2016–2021, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
menyusun Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2016 – 2021.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupten Bangli tahun 2016–2021 adalah dokumen
perencanaan yang merupakan penjabaran lebih lanjut Rencana Pembangunan jangka
Menengah Daerah Kabupaten Bangli tahun 2016 – 2021 dalam bidang kesehatan.
Renstra OPD Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2016-2021 disusun dengan
maksud menjabarkan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah di bidang kesehatan.,
memberi kerangka serta arah pembangunan untuk 5 (lima) tahun ke depan dalam kerangka
pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah serta sebagai tolok ukur pertanggung
jawaban Kepala Dinas pada akhir tahun anggaran yang bersifat indikatif, dan menyerasikan
dan menyelaraskan kebijakan dan program pembangunan baik ditingkat pusat, daerah serta
aspirasi masyarakat.
1. Penjelasan Visi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan menyangkut kemana instansi pemerintah
harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif,
inopatif serta produktif dalam mengemban tugas – tugas kelembagaan.
Visi Kabupaten Bangli adalah :
“Membumikan Ajaran Tri Sakti Bung Karno Untuk
Mewujudkan Masyarakat Bangli Yang Gita Santhi”
10
Untuk lebih memahami akan makna dari visi tersebut dapat dijelaskan bahwa
“Membumikan” bermakna mewujudkan dalam sikap atau pendirian pada kehidupan sehari-
hari. “Ajaran” berarti segala sesuatu yang diajarkan, nasihat, petuah, petunjuk, senantiasa
memegang teguh. “Tri Sakti Bung Karno” merupakan tiga kekuatan yang harus diwujudkan
berdaulat dibidang politik, berdikari dibidang ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan.
“Masyarakat Bangli” merupakan seluruh insan manusia yang tinggal dalam wilayah
Kabupaten Bangli. “Gita Santhi” terdiri dari dua suku kata “Gita” memiliki makna nyanyian,
lagu, puja, atau sesuatu yang dicita-citakan. Sedangkan “Santhi” bermakna kedamaian atau
kondisi idaman semua insan dengan selalu mengikuti petunjuk atau ajaran suci Tuhan Yang
Maha Esa. Jadi Gita Santhi adalah cita-cita untuk mewujudkan kedamaian.
2. Penjelasan Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah,
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh
anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan stakeholders dapat mengetahui dan
mengenal keberadaan dan peran instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait
dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN),
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Adapun Misi Kabupaten Bangli adalah :
1) Membangkitkan perekonomian lokal
2) Meningkatkan pendapatan asli daerah
3) Pembenahan tata kelola obyek wisata
4) Menekan angka penangguran dan kemiskinan
5) Perbaikan manajemen pendidikan, pariwisata dan lingkungan
6) Penguatan kelembagaan aparatur pemerintah dan masyarakat
7) Mewujudkan pemerintah yang bersih, demokratis dan efisien
8) Pengembangan UMKM berbasis ekonomi kreatif
9) Mengembangkan nilai budaya dan kearifan lokal
Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Bangli tahun
2016-2021, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli mempunyai peran dalam misi no. 4 yaitu
menekan angka pengangguran dan kemiskinan.
11
3. Tujuan dan Sasaran
Penetapan tujuan didasarkan pada identifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan yang
ditetapkan setelah penetapan visi dan misi. Penetapan tujuan akan mengarah kepada
perumusan kebijakan, tugas dan kegiatan dalam rangka memaksimalkan visi dan misi.
Tujuan merupakan penjabaran visi yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya
mewujudkan Visi dan Misi pembangunan jangka menengah. Adapun tujuan, sasaran dan
indikator kinerja yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Bnagli Berdasarkan Misi 4
adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Tabel Tujuan dan Sasaran Misi Kabupaten Bangli
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
1 Meningkatkan
derajat kesehatan
Masyarakat Bangli
Meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan
- Cakupan pelayanan kesehatan
KK miskin
- Angka Harapan Hidup
- Angka Kematian Ibu
- Angka Kematian Bayi
- Angka Kematian Balita
- Persentase gizi buruk
Meningkatkan Kualitas
Kesehatan Masyarakat
- Persentase puskesmas
terakreditasi
- Indeks Kepuasan Masyarakat
B. Arah Kebijakan Umum dan Strategi
Untuk mencapai sasaran tersebut, kebijakan pembangunan kesehatan Kabupaten
Bangli diarahkan pada Peningkatkan kualitas sarana dan prasarana kesehatan dan
peningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pada penduduk yang kurang mampu.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran maka dirumuskan strategi dan arah kebijakan
kurun waktu 2016-2021 adalah sebagai berikut
Tabel 3 Tujuan Prioritas, Strategi, Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Bangli
Visi : Membumikan Ajaran Trisakti Bung karno Untuk Mewujudkan Masyarakat Bangli Yang Gita Santhi
Misi 4 : Menekan angka kemiskinan dan pengangguran
No Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1 2 3 3 4
Menurunkan
angka kemiskinan
dan pengangguran
Meningkatnya
cakupan layanan
kesehatan
Peningkatan
kualitas pelayanan
kesehatan
Meningkatkan kualitas sarana
dan prasarana kesehatan
Meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada
penduduk yang kurang mampu
12
C. Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama (IKU) disusun untuk mendapatkan gambaran tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuam misi dan visi Pemerintah Kabupatewn Bangli dalam sektor kesehatan yang tertuang
dalam perumusan perencanaan strategis. Indikator kinerja digunakan untuk mengukur
capaian kinerja terhadpa target yang telah ditetapkan. Sebagai dasar perhitungan IKU
menggunakan formulasi sebagai berikut:
Tabel 4 Tabel Indikator Kinerja Utama (IKU)
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja formulasi/ Perhitungan
1 Meningkatnya
Pelayanan Kesehatan
terhadap KK Miskin
Cakupan Pelayanan
Kesehatan KK Miskin Jumlah KK miskin yang dilayani/ Jumlah
KK miskin X 100%
2. Meningkatnya Angka
Harapan Hidup Angka Harapan Hidup Perhitungan oleh BPS
3 Menurunnya Angka
Kematian Ibu Angka Kematian Ibu Jumlah kematian maternal (ibu hamil,
bersalin dan nifas) / jumlah kelahiran hidup
x 100.000 4 Menurunnya Angka
Kematian Bayi Angka Kematian Bayi Jumlah kematian bayi (0-12 bln)/ jumlah
kelahiran hidup X 1.000 5 Menurunnya Angka
Kematian Balita Angka Kematian
Balita Jumalah kematian balita (0-59 bulan)/
kelahiran hidup x 1.0000
6 Menurunnya kasus
gizi buruk Persentase gizi buruk Jumlah balita gizi buruk/ jumlah balita yang
datang dan ditimbang (D) x 100% 7 Meningkatnya
puskesmas yang
terakreditasi
Persentase puskesmas
yang terakreditasi Jumlah puskesmas yang terakreditasi/
jumlah puskesmas yang ada x 100%
8 Meningkatnya Indeks
Kepausan Masyarakat
Indeks Kepuasan
Masyarakat
adalah data dan informasi tentang tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari
hasil pengukuran secara kuantitatif dan
kualitatif atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan
membandingkan antara harapan dan
kebutuhannya.
D. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Penyusunan Rencana Kinerja merupakan proses penjabaran penjabaran dari sasaran
dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Proses ini dilakukan sejalan
dengan agenda penyusunan kebijakan anggaran serta merupakan komitmen suatu instansi
untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Dalam Rencana Kinerja ditetapkan Rencana
13
Capaian Kinerja Tahunan untuk seluruh indikator kinerja melaui Penetapan Kinerja OPD
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2018
Rencana Kinerja menjabarkan informasi tentang sasaran yang ingin dicapai,
indikator kinerja sasaran dan rencana capaian dalam tahun bersangkutan. Indikator kinerja
merupakan ukuran kulaitatif mauapun kuantitatif untuk menggambarkan pencapaian tujuan
dan sasaran organisasi.
Tabel 5 Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2018
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET
1 Meningkatkan
cakupan
pelayanan
kesehatan
Meningkatnya
cakupan
pelayanan KK
miskin
Cakupan pelayanan kesehatan terhadap
KK miskin
% 100
Cakupan ketersediaan obat dan bahan
medis habis pakai secara tepat dan sesuai
kebutuhan di puskesmas
% 150
Cakupan pelayanan kesehatan terhadap
peserta JKN
% 100
Meningkatnya
Angka Harapan
Hidup
Angka Harapan Hidup Tahun
Cakupan rumah sehat % 90
Cakupan pelayanan kesehatan lansia % 50
Persentase Desa Siaga % 60
Insiden Rate DBD per 100.000
penduduk
51
Case Notification Rate TB % 3,9
Cakupan puskesmas yang melaksanakan
skrining hipertensi
% 100
Cakupan puskesmas yang melaksanakan
pemeriksaan obesitas
% 100
Cakupan puskesmas yang melaksanakan
pemeriksaan IVA dan CBE
% 100
Cakupan pengambilan dan pemeriksaan
sampel makanan
% 80
Menurunnya
Angka Kematian
Ibu
Angka Kematian Ibu per 100.000
KH
102
Cakupan Kunjungan Antenatal Care (K4) % 80
Cakupan Persalinan oleh Nakes % 90
Cakupan Kunjungan Nifas % 85
14
Menurunnya
Angka Kematian
Bayi
Angka Kematian Bayi per 1.000
KH
23
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap % 90
Cakupan Kunjungan Bayi % 90
Cakupan Td2+ pada ibu hamil % 80
Cakupan Imunisasi Dasar lengkap % 93
Menurunnya
Angka Kematian
Balita
Angka Kematian Balita per 1.000
KH
32
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita % 80
Cakupan imunisasi lanjutan % 70
Menurunnya
kasus gizi buruk
Persentase gizi buruk % < 5
Cakupan D/S % 74
Cakupan Rumah Tangga ber- PHBS % 81
2 Meningkatkan
Kualitas
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya
persentase
puskesmas yang
terakreditasi
Persentase puskesmas yang terakreditasi % 100
Cakupan Puskesmas Rawat Inap
pelayanan gadar level I
% 100
Cakupan Puskesmas Rawat Inap Mampu
PONED
%
100
Cakupan Puskesmas yang menjalankan
SIK
%
100
Capaian program UKM esensial dan
Pengembangan di Puskesmas
%
80
Meningkatanya
hasil survey
kepuasan
masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat Interval 76,61 —
88,3
E. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan merupakan pernyataan komitmen Kepala Dinas
Kesehatan yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang terukur dan
jelas dalam rentang waktu satu tahun berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta dengan
mempertimbangkan sumber daya yang ada. Tujuan dari penyusunan Perjanjian Kinerja
adalah:
1) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk
meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur.
2) Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur
3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi.
4) Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervisi atas perkembangan/ kemajuan kinerja penerima amanah.
15
Tabel 6 Perjanjian Kinerja
Sasaran Strategis
Meningkatnya Cakupan Layanan Kesehatan
No Indikator Kinerja Utama Satuan Target 2018
1 Cakupan Pelayanan Kesehatan
KK miskin
% 100
2 Angka Harapan Hidup Tahun 70,15
3 Angka Kematian Ibu Per 100.000
Kelahiran
Hidup
102
4 Angka Kematian Bayi Per 1000
Kelahiran
Hidup
23
5 Angka Kematian Balita Per 1000
Kelahiran
Hidup
32
6 Persentase Gizi Buruk % <5%
7 Persentase puskesmas yang
terakreditasi
% 16,67 %
8 Indeks Kepuasan Masyarakat Interval interval 76,61
- 88,3
ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DINAS KESEHATAN
KAB. BANGLI TAHUN 2018 Rp. 97.315.073.772,20
16
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara rencana target
pencapaian indikator kinerja dengan realisasi pencapaian indikator kinerja baik sasaran
maupun kegiatan pada tahun bersangkutan.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja, yang diperoleh
melalui dua sumber, yaitu : data internal, berasal dari sistem informasi intern instansi; dan
data eksternal, berasal dari luar instansi, baik data primer maupun data sekunder.
Penyajian LKjIP Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2017 yang disusun
berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesian Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
239/IX/618/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
LKjIP memeberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari
masing-masing indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bnagli 2016-2021.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kabiupaten Bangli.
Untuk mempermudah interprestasi atas capaian sasaran dan indikator kinerja sasaran
digunakan skala pengukuran ordinal sebagai berikut:
Tabel 7 Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Rentang Capaian Kategori Capaian
1 85 s/d 100% Baik Sekali
2 70% s/d 84% Baik
3 69% s/d 55% Cukup
4 Kurang dari 55% Kurang
17
Secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli telah dapat melaksanakan tugas
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten
Bangli Tahun 2016-2021.
Mengacu pada Peraturan Bupati Bangli Nomor 8 Tahun 2017 tentang RPJMD
Kabupatren Bangli, maka peran Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dalam mencapai visi,
misi dan tujuan Kepala Daerah dan Wakil Daerah adalah pada Misi IV yaitu menurunkan
angka pengangguran dan kemiskinan. Misi IV mempunyai tujuan menurunkan angka
kemiskinan melalui kesehatan dan layanan sosial lainnya.
Tabel 8 Pencapaian Indikator Sasaran
NO MISI JUMLAH
TUJUAN
JUMLAH
SASARAN
JUMLAH
INDIKATOR
KINERJA
SASARAN
PENCAPAIAN
INDIKATOR
SASARAN
1 Misi IV 1 2 7 BS = 7, nilai
belum keluar =
1
Tabel 9 Persentase Kategori Pencapaian Indikator Sasaran
No Kategori Jumlah Indikator
Sasaran
Persentase
Misi IV (7 Indikator Sasaran)
1 Baik sekali 7 87,5
2 Baik 0 0
3 Cukup 0 0
4 Kurang 0 0
5 Nilai Belum Keluar 1 12,5
Jumlah 8 100
Hasil analisis pencapaian indikator sasaran yang mencakup 7 indikator adalah baik
sebesar 7 indikator (87,5%) dan 1 indikator nilainya belumkeluar (12,5%) Rata-rata realisasi
capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli adalah 100% atau bermakna Baik.
18
B. Analisis Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangli Tahun 2018
Pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai di atas adalah
dengan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran. Adapun rincian
dan analisis kinerja sasaran dan masing-masing indikator sasaran adalah sebagai berikut:
Tabel 10 Analisis Pencapaian Sasaran
Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Indikator Sasaran Satuan Tahun 2017 Capaian
Kinerja
Tahun
2017 (%)
Tahun 2018 Capaian
Kinerja
Tahun
2017 (%)
Target Realisasi Target Realisasi
1 Cakupan Pelayanan
Kesehatan KK Miskin
% 100 100 100 100 100 100
2 Angka Harapan Hidup Tahun 69,98 69,83 99,79 70,15 Belum
dirilis
3 Angka Kematian Ibu Per
100.000
KH
102 122 83,6 102 31 100
4 Angka Kematian Bayi Per 1.000
KH
23 7,03 100 23 7,99 100
5 Angka Kematian
Balita
Per 1.000
KH
32 8,86 100 32 9,83 100
6 Persentase Gizi Buruk % <5 0,04 100 <5 0,03 100
7 Persentase puskesmas
yang terakreditasi
% 50 50 100 100 100 100
8 Indeks Kepuasan
Masyarakat
Interval - - - 76,61-
88,3
76,61-
88,3
100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa empat dari tujuh indikator sudah
mencapai target diantaranya Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Persentase Gizi
Buruk dan Persentase Puskesmas Terakreditasi, sementara Angka Kematian Ibu belum
mencapai target yaitu 102 per 100.000 KH dan Angka harapan Hidup tahun 2018 belum
dirilis oleh BPS.
C. Standar Pelayanan Minimal
Untuk mengukur kinerja di bidang kesehatan, pemerintah telah mengeluarkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang merupakan program strategis nasional.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal yaitu ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan
Pemerintah Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal , adapun jenis
layanan Standar Pelayanan Minimal dan capaiannya adalah sebagai berikut :
19
Tabel 11 Capaian SPM Tahun 2018
NO INDIKATOR SPM
Data Sasaran Capaian
absolut % absolut %
1 PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
3.727 100 3.225 86,53
Jumlah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah dan swasta
2 PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN
3.557 100 3.256 91,54
Jumlah Ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di
fasilitas kesehatan
3 PELAYANAN KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
3.258 100 3.252 99,82
Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan
bayi baru lahir sesuai dengan standar
4 PELAYANAN KESEHATAN BALITA
21.670 100 18.653 86,08
Jumlah balita 0-59 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan balita sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun
5 PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PENDIDIKAN DASAR
7.439 100 7.439 100,00
Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan di satuan pendidikan dasar
6 PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA PRODUKTIF
139.186 100 71.530 51,39
Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun mendapat pelayanan skrining kesehatan
sesuai dalam kurun waktu satu tahun
7 PELAYANAN KESEHATAN PADA USIA LANJUT
27.435 100 10.835 39,49
Jumlah pengunjung berusia 60 tahun ke atas yang mendapat skrining kesehatan
sesuai standar minimal 1 kali dalam kurun waktu satu tahun
8 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI
33.265 100 7.886 23,71
Jumlah penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun
9 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM)
4.052 100 1.404 34,65
Jumlah penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun
10 PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA
(ODGJ) BERAT
284 100 262 92,25
Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah kerja kab/kota yang mendapat
pelayanan kesehatan jiwa promotif preventif standar dalam kurun waktu satu
tahun
11 PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN TUBERKULOSIS (TB)
87 100 63 72,41
Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar dalam kurun waktu
satu tahun
12 PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN RISIKO TERINFEKSI
HIV 3.934 100 2.864 72,80
Jumlah orang berisiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai
standar di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun
Berdasarkan tabel SPM di atas ada beberapa indikator belum mencapai 100%, namun
masih ada beberapa indikator sasaran belum mencapai target seperti Cakupan kunjungan
hamil (K4) yang hanya mencapai 86,53% dari target 100% dikarenakan masih adanya ibu
20
hamil yang memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu dan masih
adanya ibu hamil yang menyembunyikan kehamilan karena faktor budaya dan kepercayaan
sehingga kunjungan sesuai standar tidak tercapai. Cakupan ibu bersalin yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar di fasilitas kesehatan hanya mencapai 91,54% dari target
100% dikarenakan ditemukan tidak sebesar sasaran yang ditentukan sehingga tidak
mencapai target sesuai sasaran. Cakupan bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai dengan standar baru mencapai 99,82 dari target
100% dikarenakan persalinan nakes yang tidak mencapai target sehingga pelayanan
kesehatan bayi baru lahir juga tidak mencapai target. Cakupan pelayanan kesehatan balita
hanya mencapai 86,08% dari target 100% karena masih kurangnya kesadaran masyarakat
untuk membawa balitanya secara rutin ke fasilitas kesehatan atau ke posyandu, beberapa
dari mereka hanya membawa balitanya ke fasilitas kesehatan hanya saat jadwal imunisasi.
Cakupan pelayanan kesehatan usia produktif yang meliputi pelayanan skrining kesehatan
terhadap penyakit tidakm menular sesuai belum mencapai 100% berdampak pada rendahnya
capaian pelayanan kesehatan pada penderita Hipertansi dan Diabetes Miletus. Cakupan
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut yang baru mencapai 39,49% yaitu jumlah pengunjung usia
15-59 tahun mendapat pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun, dikarenakan masih rendahnya kesadaran lansia untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan ke fasilitas kesehatan dan kebanyakan dari mereka berkunjungan ke fasilitas
kesehatan untuk memperoleh pengobatan ketika sakit. Cakupan penderita TB yang
mendapatkan pelayanan TB sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun adalah 72,41 %,
hal ini dikarenakan jumlah riil penderita TB di lapangan lebih kecil dari sasaran yang
ditentukan oleh pusat sehingga capaian tidak mencapai 100%, mesikpun pada kenyataan
semua penderita TB yang ditemukan sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Sama halnya dengan pelayanan kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Berat yang baru mencapai 92,25 % karena jumlah sasaran yang ditentukan tidak sama
dengan kenyataan di lapangan. Sementara itu, cakupan pelayanan kesehatan terhadap orang
dengan risiko terinfeksi HIV yang baru mencapai 72,8% dari target 100% dikarenakan masih
kuranganya kesadaran orang dengan risiko terinfeksi HIV untuk memeriksakan dirinya ke
fasilitas kesehatan, karena pemeriksaan HIV sifatnya rahasia dan sukarela.
21
D. Akuntabilitas Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2018
Pencapaian kinerja sasaran, program dan kegiatan utama tersebut di atas, ditunjang
dengan jumlah dana yang dianggarkan oleh OPD dalam APBD dan APBN Kabupaten
Bangli tahun 2018 seperti pada tabel berikut :
Tabel 12 Realisasi Anggaran Tahun 2018
No Uraian Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5
A Pendapatan
1. Pendapatan Asli Daerah 695.245.500,00 843.177.500,00 121,28
2. Dana Perimbangan 7.104.890.000,00 7.996.399.779,00 112,55
Total Pendapatan 7.800.135.500,00 8,839.577.279,00 113,33
B Belanja
1. Belanja Tidak Langsung
2. Belanja Langsung
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Barang dan Jasa 38.730.861.738,20 28.332.780.092,00 73,15
c. Belanja Modal 17.265.776.541,00 9.818.645.214,16 56,87
Total Belanja
Surplus/ Defisit (91.317.343.254,20) (72.371.372.491,16)
79,25
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli
tahun 2017 ini merupakan pertanggungjawaban tertulis atas penyelenggaraan program
kesehatan yang telah dilaksanakan dengan baik. Laporan ini dirasakan masih banyak
kekurangan, namun upaya kearah perbaikan sudah dimulai dalam penyusunannya.
LKJIP ini menggambarkan Kinerja Pemerintah di bidang kesehatan, termasuk
evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai baik berupa kinerja kegiatan maupun kinerja
sasaran, juga dilaporkan analisis kinerja yang mencerminkan keberhasilan dan permasalahan
yang dihadapi sebagai faktor penghambat keberhasilan.
Dari hasil analisis pencapaian indikator sasaran terhadap 8 indikator sasaran Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli, diketahui bahwa 85,71% sasaran baik dan 14,29% nilai belum
keluar yaitu indikator kinerja yang belum dapat dihitung yaitu indikator Angka Harapan
Hidup yang belum dapat disajikan karena belum dirilis oleh Badan pusat Statistik Kabupaten
Bangli.
B. Saran
Dalam upaya peningkatan kinerja Pemerintah Kabupaten Bangli pada tahun
mendatang, beberapa solusi dan langkah strategis dapat dilakukan antara lain;
- Kualitas SDM Dinas Kesehatan dan jaringannya perlu ditingkatkan melalui pelatihan
atau penyegaran untuk membentuk tenaga kesehatan yang kompeten dalam bidangnya;
- Perlu peningkatan dan optimalisasi akses dan mutu pelayanan kesehatan keluarga dan
reproduksi dengan melaksanakan program-program kegiatan yang bertujuan untuk
menurunkan angka komplikasi obstetri dan neonatal .
- Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan misalnya peningkatan kesadaran ibu hamil untuk perawatan dan
pemeriksaan antenatal.
- Penggalian potensi sumber daya keuangan daerah akan senantiasa ditingkatkan karena
dengan dana yang cukup kegiatan dapat dilaksanakan secara berlanjut dan
berkesinambungan agar visi dan misi pemerintah Kabupaten Bangli terwujud.