lkb dan sufa

39

Upload: khairul-latif

Post on 22-Sep-2015

53 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Akselerasi ARV secara Strategis melalui Penerapan LKB di Kab/ Kota Prioritas

Latar belakangRekomendasi kajian-kajian s.d. Des 2011:

Penguatan sistem kesehatan dan layanan pencegahan dan perawatan yang berkesinambungan dengan jejaring kerja sama yang lebih dekat dengan organisasi kemasyarakatanMengurangi miss opportunity layanan sesuai kebutuhan masyarakatPeningkatan cakupan dan retensi layanan terapi ARV dengan menerapkan perawatan ODHA yang berkesinambungan di tingkat kabupaten/ kota

Latar BelakangPrioritas Prakarsa Treatment 2.0

Prioritas Prakarsa Treatment 2.0Meningkatnya akses dan cakupan upaya promosi, pencegahan, pengobatan HIV & IMS serta rehabilitasi berkualitas, serta memperluas layanan hingga tingkat Fasyankes Primer dan berfokus pada Populasi Kunci.

Meningkatnya pengetahuan dan rasa tanggung jawab dengan memperkuat koordinasi antar pelaksana layanan HIV & IMS melalui peningkatan partisipasi komunitas dan masyarakat madani

Semakin membaiknya dampak pengobatan ARV dengan mengadaptasi Treatment 2.0 dalam model layanan terdesentralisasi dan terintegrasi

Tujuan

KebijakanKerangka kerja standarpanduan standar dan dukungan bagi penyelarasan layanan secara nasional dan bagi para mitra terkaitpanduan yang tepat, efisien dan konsisten dalam perencanaan di setiap tingkat

LKB HIV tersedia sedekat mungkin dengan tempat tinggal masyarakat yang membutuhkan, namun pengembangan tempat layanan dan jenisnya sangat tergantung dari tingkat prevalensi HIV di suatu daerah.

KebijakanLayanan Komprehensifupaya yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi masyarakat yang membutuhkan (yang belum terinfeksi agar tidak tertular, yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup meningkat)melibatkan seluruh sektor terkait, masyarakat termasuk swasta, kader, LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat

Pengertian (1)PengertianLayanan Komprehensif

Yang dimaksud dengan Layanan Komprehensif adalahupaya yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif bagi masyarakat yang membutuhkan (yang belum terinfeksi agar tidak tertular, yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup meningkat)melibatkan seluruh sektor terkait, masyarakat termasuk swasta, kader, LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat

Layanan Berkesinambungan pemberian layanan komprehensif HIV atau paripurna sejak dari rumah atau komunitas, hingga ke fasyankes (puskesmas, klinik dan rumah sakit) selama perjalanan infeksi HIVdimaksudkan sebagai layanan terpadu dan berkesinambungan untuk memberikan dukungan baik aspek manajerial, medis, psikologis maupun sosial untuk ODHA selama perawatan dan pengobatan untuk mengurangi atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Pengertian (2)PengertianLayanan Berkesinambungan

Yang dimaksud dengan Layanan Berkesinambungan adalah pemberian layanan komprehensif HIV atau paripurna sejak dari rumah atau komunitas, hingga ke fasyankes (puskesmas, klinik dan rumah sakit) selama perjalanan infeksi HIVdimaksudkan sebagai layanan terpadu dan berkesinambungan untuk memberikan dukungan baik aspek manajerial, medis, psikologis maupun sosial untuk ODHA selama perawatan dan pengobatan untuk mengurangi atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA)

Kerangka Kerja Layanan Komprehensif BerkesinambunganPada Layanan Komprehensif Berkesinambungan ketiga unsur utama yaitu layanan kesehatan ( Primer, sekunder dan tersier) termasuk layanan swasta maupun pemerintah, serta unsur koordinasi melauau KPAD dan unsur masyarakat termasuk LSM, Ormas, Organisasi keagamaan dan dukungan sebaya merupakan jejaring yang harus terkait bersama. Sehingga Conitnuum of Care mulai dari preventif, kuratif, rehabilitatif dapat terlaksana yang pada akhirnya diharapkan akan menurunkan prevalensi HIV/AIDS106 Pilar dalam LKB

6 Pilar dalam LKB

Pilar 1: Koordinasi dan kemitraan dg semua pemangku kepentingan di setiap lini

Peran dalam LKB

Peran dalam LKBPeningkatan peran serta ODHA dan kelompok dukungan sebaya secara efektif dalam berbagai aspek termasuk layanan kesehatan berbasis komunitas maupun Fasyankes telah terbukti efektif dan dapat memperbaiki kualitas layanan bagi ODHA secara umum. Sistem kemitraan juga harus terus didorong, misalnya kemitraan dalam perencanaan, penyelenggaraan layanan dan evaluasi. Kemitraan ini penting dalam memperbaiki rujukan, dukungan kepatuhan, mengurangi stigma dan diskriminasi di antara pemangku kepentingan.

Pilar 2: Keterlibatan ODHA dan Keluarga

Integrasi layanan dan desentralisasi pengelolaan sumber daya diadaptasi sesuai situasi epidemi HIV dan kondisi di kabupaten/kota (yaitu epidemi terkonsentrasi atau meluas, kapasitas sistem layanan kesehatan, LSM pemberi layanan, termasuk layanan bagi kelompok populasi kunci, dsb)Banyak layanan PDP yang menuju layanan satu atap yang sebaiknya terus diupayakan secara bertahap, dengan prioritas integrasi layanan HIV di layanan lainnya seperti di layanan TB, layanan IMS, KIA, KB, PTRM, LASS dan kesehatan reproduksi remaja.

Pilar 3: Pelayanan terintegrasi dan terdesentralisasi sesuai kondisi setempat

Diterapkan sesuai strata dari layanan dengan peran dan tanggung jawab yang jelas

Isi paket dapat diadaptasi sesuai keadaan, sumber daya, dan situasi epidemi HIV, dan berkembang sesuai kebutuhan.

Implementasi keseluruhan paket di rumah sakit, puskesmas dan layanan komunitas dapat dikembangkan bertahap sesuai kondisi sumber daya (keuangan, tenaga), kapasitas dan prioritas kebutuhan.

Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif yang berkesinambungan

Pilar 4: Paket layanan HIV komprehensif yang berkesinambunganDiterapkan sesuai strata dari layanan dengan peran dan tanggung jawab yang jelasIsi paket dapat diadaptasi sesuai keadaan, sumber daya, dan situasi epidemi HIV, dan berkembang sesuai kebutuhan. Implementasi keseluruhan paket di rumah sakit, puskesmas dan layanan komunitas dapat dikembangkan bertahap sesuai kondisi sumber daya (keuangan, tenaga), kapasitas dan prioritas kebutuhan.

Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja (Bagan Jejaring Kerja)

Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja (Bagan Jejaring Kerja)Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja (Bagan Sistem Rujukan)

Pilar 5: Sistem rujukan dan jejaring kerja (Bagan Sistem Rujukan)Alur layanan setelah klien terdeteksi HIV positif dengan pintu masuk KTIP dan KTS seperti slide sebelumnya adalah:Triase, edukasi dan konseling dukungan< pemeriksaan fisik

Paket Pelayanan HIV/AIDS dan IMS yang Terintegrasi dan Rujukan InternalPenjangkauanOutreach

Paket Pelayanan HIV/AIDS dan IMS yang Terintegrasi dan Rujukan InternalTKIPTKIPTKIPTKIPTKIPTKIPSelain Penguatan jejaring eksternal, maka dalam pelaksanaan pelayanan Komprehensif Berkesinambungan maka paket pelayanan HIV/AIDS dan STI perlu di integrasikan. Sebagai contoh seorang IDU dengan program metadon dapat segera mengakses layanan konseling, testing dan Pengobatan dalam waktu yang sama/cepat. Seorang ibu hamil saat melakukan ANC mendapatkan skrining IMS dan skrining HIV (bila diperlukan) dalam satu paket layanan ANC.20Untuk menjamin bahwa layanan dapat diakses oleh masyarakat dan kelompok populasi kunci serta sesuai dengan kebutuhannya maka diperlukan suatu lingkungan yang mendukung baik yang berupa kebijakan maupun peraturan perundangan.

Model perawatan berkesinambungan harus juga meliputi intervensi terarah, guna memenuhi kebutuhan spesifik dari kelompok populasi kunci dan rentan lainnya.

Pilar 6: Akses layanan terjamin Pengorganisasian Komunitas Dalam LKB PE Pekerja Seks PE LBT PE GWL PE ODHA PE Penasun

IMS, LJASS, VCT, CSTCommunity OrganizerSeluruh Pop. Kunci di Kab/KotaKondom satu paket dg obat IMS, KonselingPE = Pendidik Sebaya. Sebaya dalam aspek tempat, waktu, dan aktivitas LKB22RSU dng TIM Klinis AIDS

KPA

Dinkes

Distrik Kord PKBI/NU

Peran 3 Lembaga Dalam LKB HIV di Kab/Kota

FORMASI1-5-5-10

1 RS5 PKM5 CO10 Kader/PKM75 Kab/Kota LKB (2012-2013)Kota DenpasarKab BadungKota Jakarta BaratKota SurabayaKota MakassarKota BandungKota ManadoKota MedanKab SorongKab JayapuraKota Tj PinangKota PekanbaruKota PadangKota JambiKota PalembangKota B LampungKab TangerangKota CilegonJakarta PusatJakarta Utara

Jakarta TimurJakarta SelatanKota BogorKota SemarangKota SurakartaKota YogyakartaKota MalangKab Malang Kota MataramKota PontianakKota SingkawangKota JayapuraMeraukeKota SorongManokwariKota TimikaKab DeliserdangKota BatamKab KarawangKota CirebonKab IndramayuKab SemarangKab BulelengKab JayawijayaKab Fak-fakKota BekasiKab BekasiKab CirebonKab BandungKota DepokKab BogorKota TasikmalayaKab SubangKab SumedangKab BanyumasKab. Batang Kab Cilacap Kab Banyuwangi Kab Sidoarjo Kota Kediri

Kab GarutKab TasikmalayaKab CiamisKab KuninganKab KendalKab TegalKota TegalKab KediriKab PaniaiKab NabireKota BanjarmasinKab Pare-PareKab JemberKab MajalengkaKab. JombangSampai dengan Desember 2013 sudah dilatih 75 kab/kota untuk LKB24STRATEGIC USE OF ARV ( SUFA )Rasional Penggunaan ARTBukti ilmiah tingkat global menunjukkan bahwa ODHA yang mendapat ART sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan HIV dibanding mereka yang tidak diobati (hasil uji HPTN 052).Jika viral load dapat ditekan dan tidak ada IMS, mereka yang mendapat ART hampir tidak menularkan HIV.ART tidak hanya menguntungkan seseorang dalam pengobatan, tapi juga menurunkan epidemi HIV di masyarakat. 26

SURAT EDARAN NO : 129 Thn 2013tentang PELAKSANAAN PENGENDALIAN HIV-AIDS DAN IMST - O - PStrategi Untuk Akselerasi Tes HIV (1)Meningkatkan integrasi tes HIV di semua layanan kesehatan melalui TKIP rutin misalnya pada layanan TB, Klinik IMS, Klinik KIA, Klinik KB, Lapas/Rutan, Pusat Rehabilitasi Ketergantungan Obat dan layanan kesehatan lainnyaMelakukan konseling dan tes pasangan HIV di layanan KIA dan tempat layanan kesehatan lainnyaMelakukan task shifting / pengalihan tugas sehingga petugas kesehatan seperti bidan, perawat dapat melakukan penapisan HIV di dalam komunitasTerus memperluas dan melakukan desentralisasi tes dan Konseling HIVStrategi Untuk Akselerasi Tes HIV (2)Menetapkan tempat tertentu untuk tes jumlah CD4 sehingga jeda waktu antara terdiagnosa HIV dengan waktu memulai terapi ARV berkurang;Bekerjasama dengan kelompok populasi kunci dan masyarakat sipil untuk meningkatkan fungsi kegiatan penjangkauan dan mendidik populasi kunci mengenai manfaat tes HIV dan terapi ARV sedini mungkinBekerja sama dengan kelompok komunitas untuk meningkatkan penggunaan layanan pencegahan HIV seperti Klinik IMS, Layanan pengurangan dampak buruk, dan layanan lainnya sebagai pintu masuk HIV

Strategi Untuk Meningkatkan Cakupan Pengobatan ARV (1)Memperkuat jejaring masyarakat untuk meningkatkan sistem rujukan dan cascade perawatan. Sistem rujukan kesehatan harus diikuti dengan sistem masyarakat, termasuk perluasan jaringan LKB;Desentralisasi dan integrasi perawatan HIV ke dalam layanan yang sudah ada, termasuk puskesmas yang sudah direncanakan untuk implementasi LKBMengoptimalkan regimen ARV dengan mempromosikan obat dengan toksisitas dan efek samping yang lebih rendah dan jadual minum obat lebih mudah dengan triple Fixed Dose Combination (FDC) TDF/FTC/EFVStrategi Untuk Meningkatkan Cakupan Pengobatan ARV (2)Menawarkan pengobatan ARV sesegera mungkin untuk kelompok populasi kunci dan populasi khusus lainnya tanpa menilai jumlah CD4 seperti : Pekerja Seks, Lelaki Seks Lelaki, Pengguna Napza Suntik, Warga Binaan Penjara, Wanita Hamil HIV (+), Pasien TB-HIV, HBV-HIVMenciptakan sistem mentoring klinis untuk Kabupaten/KotaMembangun kerjasama yang efektif antara situs dispensing ARV dengan masyarakat untuk memperkuat kepatuhan melalui konseling dan menelusuri pasien loss to follow up. Ini termasuk penggunaan alat-alat pendukung seperti pengingat pesan ponsel dan teknologi lain yang sesuai;Mempromosikan dan mengadvokasi ke pemerintah lokal untuk memberikan subsidi terkait dengan perawatan HIV. Biaya transportasi dan biaya laboratorium perlu dipertimbangkan

Tahapan ImplementasiTahap-1: Implementasi model di 13 Kab/KotaRekrutmen fasilitator K/K dan pembentukan Tim Pengarah PusatPengembangan konsep K/KWorkshop nasional dan workshop K/KTahap-2Pelaksanaan SUFA dgn dukungan fasilitatorMonitoring pelaksanaan termasuk perbaikan sistim informasi (R/R)Evaluasi tahap-1: Lesson Learnt, challenge dan opportunityLearning site for expansionTahap-3Implementasi ke 75 Kab/Kota dukungan eksternal (GF, UNICEF, DFAT, UNAIDS, WHO)Tahap-4Implementasi nasional dengan dukungan Pemda

33Rencana Pengembangan SUFAKriteria pemilihan K/K didasarkan pada:Jumlah populasi kunciGambaran epidemiInfra strukturKomitmen pemerintahan daerahKemitraan dengan stake holderKemitraan dengan community / civil society Faktor2 lain yang mendukung implementasiEkspansi bertahap November 2013 di 13 K/K Juni 2014 dilanjutkan dengan 26 K/K dan kemudian Juli 2014 dilanjutkan lagi dengan 37 K/K berikutnyaAda tambahan district atas inisiatif sendiri ??

Pelaksanaan SUFA di 13 Kota Kabupaten Melakukan Kajian operational pelaksanaan rapid scale up of strategic use of ARV melalui implementasi LKB untuk memastikan tersedianya Layanan Komprehensif Berkesinambungan yang terintegrasi dengan desentralisasi layanan sampai ke Puskesmas dan sampai ketingkat komunitas. Untuk mempelajari semua aspek pada implementasi percepatan peningkatan akses dan cakupan tes HIV dan pemberian pengobatan HIV lebih dini, khususnya pemberian ART yang dimulai dengan 13 K/K prioritas. Tahapan Pengembangan SUFA melalui LKBKota DenpasarKab BadungKota Jakarta BaratKota SurabayaKota MakassarKota BandungKota ManadoKota MedanKab SorongKab JayapuraKota MalangKota SurakartaKab JayawijayaNov 2013Kota Jakarta Pusat Kota Jakarta Selatan Kota Jakarta Timur Kota Jakarta Utara Kota Cilegon Kab Bekasi Kab Cirebon Kota Cirebon Kab Indramayu Kab Tasikmalaya Kota Tasikmalaya Kota Semarang Kab Semarang Kab Tegal Kota Tegal Kab Banyuwangi Kab Jember Kota KediriKab Malang Kota Banjarmasin Kota Jayapura Kab Merauke Kab Mimika Kab Nabire Kab Paniai Kab Manokwari Kota Sorong Kota Pekanbaru Kab Buleleng Kab Tangerang Kota Yogyakarta Kota Jambi Kota Bogor Kab Karawang Kota Bekasi Kab Bandung Kota Depok Kab Bogor Kab Subang Kab Sumedang Kab Garut Kab Ciamis Kab Kuningan Kab Majalengka Kab Banyumas (Juli 2014 ) Juni 2015Juni 2014Kab Batang Kab Cilacap Kab Kendal Kab Sidoarjo Kab Kediri Kab Jombang Kota Singkawang Kota Pontianak Kota Tj.Pinang Kota Batam Kota B. Lampung Kota Mataram Kab Fakfak Kota Pare-pare Kota Padang Kota Palembang Kab Deli Serdang 36Tahapan peningkatan Tes HIV & Pengobatan ARV 2013- 20191,200,0004,500,000KesimpulanLKB berpusat di tingkat Kabupaten KotaFasyankes di tingkat Kabupaten/ Kota sebagai simpul jejaring layanan HIV TKIP normalisasi tes HIVsebagai pengampu PKM satelit untuk inisiasi ART jejaring dengan komunitas adherence pengobatanFasyankes Primer atau PKM jejaring kerjasama terdepan antara layanan kesehatan dan komunitas adalahJejaring rujukan layanan horizontal dan vertikalLKB mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan kelompok Populasi KunciSemakin dini menemukan kasus HIV AIDS dan IMS, dan semakin cepat diobati meningkatkan kualitas hidup, dan menurunkan angka penularan HIV

kasihTerima