lita gangguan makan

13
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Korban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang biasa. Kalau tidak segera diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri, termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Mungkin karena remaja berusaha untuk “gaul” dan cenderung menjadi korban mode yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus.Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya. Ada dua gangguan pola makan, anorexia nervosa. Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab kedua gangguan ini. Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena cewek-cewek merasa sangat tertekan dengan “kewajiban” untuk tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan body image.Penderita anorexsia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata penderita anorexsia nervosa mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang

Upload: priambodo-ariewibowo

Post on 18-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

BAB IPendahuluan

1.1Latar BelakangKorban masalah gangguan pola makan atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai eating disorder sudah banyak sekali, dari kelompok selebriti sampai orang biasa. Kalau tidak segera diobati secara serius, gangguan pola makan bisa mengakibatkan korban jiwa. Remaja, terutama remaja putri, termasuk kelompok yang rentan terhadap gangguan ini. Mungkin karena remaja berusaha untuk gaul dan cenderung menjadi korban mode yang menuntut seseorang langsing cenderung kurus.Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk menjaga berat badannya. Ada dua gangguan pola makan, anorexia nervosa.Walaupun belum diketahui secara pasti, ada berbagai teori yang menjelaskan penyebab kedua gangguan ini.Salah satu teori menyebutkan bahwa penyebabnya adalah karena cewek-cewek merasa sangat tertekan dengan kewajiban untuk tampil langsing seperti yang dimunculkan oleh televisi dan majalah. Teori yang menunjuk adanya gangguan pada sebagian fungsi otak yang berkaitan dengan body image.Penderita anorexsia nervosa makan dalam jumlah sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata penderita anorexsia nervosa mengonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan normal hanya 2.000-3000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. Di antara kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya mereka berolahraga secara berlebihan.Biasanya penderita tidak langsung ketahuan oleh orang lain bahwa ia menderita penyakit ini, karena berat badannya normal dan tidak terlalu kurus. Karena tidak ketahuan sehingga tidak ditangani dokter, penyakit yang sering berawal ketika seseorang masih berusia remaja ini dapat berlangsung terus sampai ia berusia empat puluhan sebelum ia mencari bantuan.

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan tentang pasien dengan anorexsia nervosa.untuk memudahkan kita sebagai calon perawat dalam merawat pasien dengan anorexsia nervosa.

1.2TujuanMakalah ini disusun dengan tujuan memberikan suatu gambaran , penjelasan yang lebih mendalam mengenai anorexsia nervosa. Diharapkan masyarakat dapat melakukan pencegahan dan pengobatan ini dengan cara yang tepat.

1.3Rumusan Masalah1. Apa yang menyebabkan penyakit anorexsia nervosa?2. Bagaimana gejala dan pengobatan penyakit anorexsia?3. Bagaimana patofisiologi anorexsia nervosa?4. Bagaimana asuhan keperawatan anorexsia nervosa?

BAB IIISI2.1 KONSEP DASAR2.1.1PengertianAnorexsia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan mempertahankan berat badan dalam batas-batas minimal yang normal. Ciri khasnya adalah mengurangi berat badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh penderita.2.1.2EtiologiBerbagai faktor psikologi berhubungan dengan perkembangan perilaku yang khas dari Anorexsia Nervosa. Rasa harga diri yang rendah sering berperan penting dalam munculnya penyakit ini. Penurunan berat badan dipandang sebagai suatu pencapaian dan harga diri bergantung pada ukuran dan berat badannya. Ada pula hubungan antara gangguan makan dengan gangguan alam perasaan. Dinamika keluarga juga dapat berperan dalam perkembangan gejala anorexsia nervosa. Orangtua mungkin terlalu memegang kendali dan terlalu melindungi anak. Faktor lain yang juga berperan dalam munculnya gangguan ini adalah kelangsingan idealik masyarakat yang berusaha disamai atau bahkan dilampau oleh para remaja. Individu yang terkena gangguan ini mempunyai citra tubuh yang menyimpang menganggap dirinya obesitas atau terobsesi tentang ukuran dan bentuk bagian tubuh tertentu.2.1.3 PatofisiologiPenyebab dari anoreksia hingga saat kini belum diketahui. Akan tetapi, para ahli kesehatan berpendapat bahwa factor sosial memegang peranan penting dari anoreksia. Pada beberapa penelitian terdapat faktor-faktor yang menjadi predisposisi peningkatan resiko anorexsia nervosa meliputi faktor biologi, sosiokultural, dan psikologi.A. Faktor Biologi1. Kelaparan atau starvasi akan menyebabkan perubahan pada aktivitas neuropeptida dan memberikan kontribusi terhadap gangguan neuroendokrin pada pasien anorexsia nervosa. Sebagai contoh , perubahan CRH berkontribusi terhadap hypercortisolemia dan perubahan NPY dapat berkontribusi pada amenore. Perubahan dari peptida-Peptida ini seperti opiat, vasopresin, dan aktivitas oksitosin dapat berkontribusi menjadi karakteristik gangguan psikofisiologis lain, seperti mengurangi makanan pada kondisi akut anoreksia(Kaye 1999).2. Pada penelitian fungsi dari hypothalamic- pituitary- adernal(HPA) Axis pada pasien anoreksia nervosa secara prinsip ditemukan hyperkortisolisme dimana HPA berperan dalam melepaskan hormon kortikotropin yang mempengaruhi pasien menjadi anoreksia (licino,1996).3. Jalur pusat serotonim mengatur pola makan dan juga berpartisipasi terhadap regulasi prilaku dan susunan hati. Gangguan pengaturan regulasi serotonim memberikan implikasi pada kondisi depresi umum dengan jelas akan menyebabkan gangguan makan. Pada penelitian regulasi serotonim yang terganggu memberikan peningkatan resiko anorexsia nervosa (Jimerson, 1990).4. Determinasi Ghrelin , glucose-dependent insulinotropic polypeptide (GIP) memberikan respon peningkatan anoreksia. pada penelitian didapatkan ghrelin yang berperan dalam patofisiologi anoreksia. penurunan GIP terjadi pada objek, meskipun intake sedikit kalori mencegah respon cepat insulin terhadap pasien yang mengalami anorexsia(Stock, 2005).5. Pada kondisi fungsi tiroid tertekan, kelainan ini hanya bisa dikoreksi dengan kaliminasi. Kelaparan juga menyebabkan aminore yang menunjukan kadar hormon(Luitenizing hormon, FSH, Gonadotropin, realising hormone). Meskipun begitu, beberapa pasien anoreksia nervosa menderita aminore sebelum kehilangan berat badan yang signifikan.B. Faktor sosiokulturalTidak ada gambaran keluarga yang spesifik untuk anorexsia nervosa. Walaupun begitu, ditemukan bukti yang menunjukkan pasien anorexsia nervosa mempunyai masalah hubungannya dengan keluarga dengan penyakit mereka. Pasien anoxeksia mempunyai sejarah keluarga depresi ketergantungan alkohol, atau gangguan makan.C. Faktor PsikologisAnorexsia nervosa adalah suatu reaksi dari tuntunan remaja untuk kebebasan yang lebih dan peningkatan fungsi sosial dan seksual mereka.Takut gemuk atau merasa terlalu gemuk ini terutama terjadi pada wanita sehingga membatasi makan dan terkadang tidak makan atau puasa, akhirnya tidak mau makan hingga penderita kurus kering. Dimana pada akhirnya kondisi ini menimbulkan efek berbahaya yaitu kematian penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada 10% penderitanya (neumaker, 1997).Respon pertama dari anorexsia nervosa adalah gangguan makanan yang memberikan manifestasi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Kondisi merasa terlalu gemuk memberikan manifestasi gangguan konsep diri (gambaran diri). Kondisi anorexsia akut memberikan manifestasi fisik dehidrasi dan resiko shock hypovolemik akibat kurangnya asupan cairan serta terjadi ketidakseimbangan elektrolit terutama kalium sehingga meningkatkan resiko hipokalemia.

2.1.4Manifestasi Klinis1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan5. Amenorea6. Kulit kering bersisik7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah8. Kulit berubah kekuningan9. Gangguan tidur10. Konstipasi11. Erosi eosopagus12. Alam perasaan depresi13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh15. Erosi email dan dentin tinggi

2.1.5 Komplikasi1. Jantung: bradikardi, tachikardi, aritmia, hipotensi, gagal jantung2. Gastrointestinal: esofagitis, ulcus peptikum, hepatomegali3. Ginjal; abnormalitas urea serum dan elektrolit4. Skelet; osteoporosis, faktor patologik5. Endokrine; penurunan fertilitas, peningkatan kadar kortisol dan hormon pertumbuhan, peningkatan glukoneogenesis6. Metabolik; penurunan BMR, gangguan pengaturan suhu badan, gangguan tidur2.1.6PenatalaksanaanPengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah medis yang berat. Pengobatan rawat jalan ini mencakup:1. Pemantauan medis2. Rencana diet untuk memulihkan status nutrisinya3. Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebab dasarnya4. Pengobatan psikofarmaka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan dan perilaku kompulsif obsesifObat-obat yang dapat digunakan :1. Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), terutama bila salah satu komponen penyakitnya adalah latihan yang dipaksakan (Imipramin, Desipramin, Fluoksetin, Sertralin).2. Penggantian estrogen untuk amenore

2.2 KONSEP DASAR KEPERAWATAN 2.2.1Konsep dasar keperawatanA. Pengkajian1. IdentitasUmur : tidak ada perbandingan dari usia anak anak sampai dewasa, jadi relatif sama, hanya saja bnayak diantaranya di derita oleh usia usia dewasa.Jenis kelamin : Laki laki dan perempuan yang mederita anoreksia nervosa relatif sama.2. Keluhan utamaMerupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat pengkajian. Biasanya keluhan utama yang klien rasakan jarang diungkapkan klien. Klien biasa mengungkapkan bahwa dia tidak menderita anorexsia nervosa dengan tanda binge dan purge.3. Riwayat penyakit dahuluPerlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di riwayat sebelumnya, kapan waktu terjadinya, dan penanganan yang dilakukan sendiri sebelum di rawat. Klien anorexsia nervosa sering berfokus pada cara menyenangkan orang lain dan menghindari konflik. Klien sering memiliki perilaku impulsif seperti penyalahgunaan zat dan pencurian, ansietas, depresi, dan gangguan keperibadian.4. Riwayat penyakit sekarangMerupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana binge dan purge dirasakan oleh klien, regional (R) yaitu menjalar binge dan purge kemana, Safety (S) yaitu posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi binge dan purge atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan binge dan purge tersebut.5. Riwayat penyakit keluargaMengkaji ada atau tidaknya keluarga klien pernah menderita penyakit anorexsia nervosa.

6. Pemeriksaan fisika. Penampilan UmumMengkaji tentang berat badan dan tinggi badan klien. catat kehilangan berat badan 15% dibawah normal atau lebih. Klien anorexsia nervosa dapat kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan, tetapi biasanya mendekati berat badan yang diharapkan sesuai dengan usia dan ukuran tubuhnya. Penampilan umum klien tidak luar biasa, dan klien tampak terbuka dan mau berbicara.b. KesadaranKesadaran mencakup tentang kualitas dan kuantitas keadaan klien. Klien biasanya malu dengan perilaku makan berlebihan dan pengurasan. Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.

c. Tanda-tanda VitalMengkaji mengenai tekanan darah, suhu, nadi dan respirasi (TPRS).d. Sistem gastrointestinalMengkaji tentang keadaan gigi, mulut, dan abdomen . Biasanya pada klien anoreksia nervosa dapat terlihat karies gigi, lidah kotor, membran mukosa mulut kering dan perut agak cekung atau semua ini bisa tidak terlihat karena terjadi dengan dirahasiakan oleh klien.e. NutrisiDikaji tentang intake dan output nutrisi, porsi makan, nafsu makan, pola makan dan aktifitas setelah makan kliem. Klien makan berlebihan (binge) dan melakukan pengurasan (purge). Klien mengakui bahwa perilaku tersebut abnormal dan berusaha keras untuk menyembunyikanya dari orang lain.f. CiranDikaji tentang intake cairan yang berkurang dan output cairan berlebih , keseimbangan cairan dan elektrolit (natrium, kalsium, albumin), turgor kulit tidak elastis dan membran mukosa kering.

g. AktivitasDikaji tentang aktivitas sehari-hari, kesulitan mengatur pola makan binge, mencegah terjadinya pengurasan (purge) dan kekuatan otot. Hal membuat klien dapat cepat lelah karena kekurangan asupan nutrisi dan cairan yang cukup.h. PsikologisKaji tentang emosi, pengetahuan terhadap penyakit, dan suasana hati klien. Klien yang mengalami gangguan makan mempunyai mood yang labil, biasanya berhubungan dengan perilaku makan atau diet klien. Menghindari makanan yang buruk atau makanan yang menggemukkan memberi klien perasaan kuat dan kendali terhadap tubuhnya, sedangkan makan berlebihan atau pengurasan menimbulkan ansietas, depresi, dan perasaan lepas kendali. Klien sering tampak sedih, cemas, dan khawatir.Klien anoreksia nervosa pada awalnya senang dan gembira, seolah-olah tidak ada yang salah. Wajah yang menyenangkan biasanya hilang saat klien menunjukan perilaku makan berlebihan dan pengurasan, dan klien mungkin menunjukan emosi yang intens tentang perasaan bersalah, malu, dan memalukan. Klien merasa lepas kendali dan tidak mampu merubah perilaku tersebut meskipun klien mengakui perilaku tersebut sebagai hal yang patologis.Hal ini menebabkan klien anoreksia nervosa menjalini hidup yang rahasia, dengan diam-diam melakukan makan yang berlebihan dan pengurasan dibelakang teman dan keluarga klien. Jumlah waktu yang diluangkan untuk membeli dan memakan makanan dan kemudian melakukan pengurasan dapat mengganggu performa peran baik di rumah maupun di lingkungan.i. PenunjangHasil pemeriksaan LaboratoriumNa : 135 -145 mEq/LCa: 4-5 mEq/LK : 3.5 5.3 mEq/Lj. Diagnosis keperawatanDiagnosis keperawatan pada pasien dengan anorexsia nervosa pada saat dilakukan asuhan keperawatan klinik diruang rawat inap, meliputi hal-hal berikut ini:1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. tidak adekuatnya intake nutrisi, ketidakinginan untuk makan.2. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d. ketidakseimbangan intake cairan secara oral dengan pengeluaran cairan, penggunaan obat diuretik.3. Gangguan aktifitas sehari-hari b.d. kelemahan fisik umum.4. Gangguan konsep diri ( Gambaran diri rendah) b.d. merasa bentuk tubuh tidak ideal.2.2.2Pohon masalah