lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5747/1/bab iii.pdf11 bab iii...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
11
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
3.1. Objek Penelitian
Di dalam kisah Sangkuriang ada nilai-nilai alam Jawa Barat yang tidak
dapat terlihat jika cerita tersebut hanya disampaikan dengan kata-kata; padahal
sebenarnya lingkungan Jawa Barat, daerah dari mana legenda Sangkuriang
berasal, memiliki banyak keindahan alam yang menarik untuk diperlihatkan; salah
satunya mengenai rumah adat dan vegetasinya.
3.2. Posisi Penulis
Proyek limited animation ini merupakan karya yang dikerjakan secara
individu. Penulis berperan sebagai pembuat konsep secara keseluruhan, pembuat
aset, dan animator.
Penulis mengambil environment sebagai bagian yang dibahas di dalam
laporan ini, secara spesifik mengenai perancangan rumah tradisional Sunda yang
akan digunakan di dalam cerita, yakni julang ngapak.
3.3. Metode perancangan
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif, dengan
sumber studi pustaka berupa literatur yang menyangkut environment yang sesuai
latar cerita rakyat yang digunakan di dalam tugas akhir ini. Referensi yang didapat
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
12
dari observasi dan studi literatur digunakan sebagai acuan untuk membantu
penyesuaian aplikasi gaya environment pada limited animation.
Penelitian dimulai dengan menentukan cerita yang mengangkat cerita
rakyat untuk dijadikan animasi, serta mencari referensi gaya dari animasi yang
sudah ada. Cerita yang diangkat ke dalam limited animation ini adalah cerita
rakyat Jawa Barat, Sangkuriang. Sebagai referensi visual, penulis mengambil full-
featured animations dari Cartoon Salon berjudul The Secret of Kells (2009).
Setelah cerita ditentukan, dipilihlah tema yang lebih spesifik, yakni mengenai
environment yang sesuai dengan cerita rakyat yang telah terpilih. Environment ini
dibagi ke dalam dua bagian yang lebih spesifik lagi, yakni mengenai vegetasi dan
rumah adat yang sesuai dengan cerita rakyat “Sangkuriang”.
Selama studi pustaka dan eksperimen environment berlangsung, proses
praproduksi dijalankan; dari pembuatan cerita, script, desain konsep, dan
storyboard. Proses ini dilakukan mengacu pada hasil studi yang sudah ada dan
cerita yang sudah ditentukan. Perbaikan terhadap desain awal dilakukan seiring
dengan berjalannya studi literatur serta hasil observasi langsung.
Setelah proses praproduksi selesai, proses produksi dimulai; desain
environment akhir dimasukkan sesuai dengan komposisi ke dalam shot. Shot
tersebut lantas difinalisasi dan dipindahkan ke dalam After Effects untuk
dianimasikan.
Terakhir, pada tahap pasca produksi, hasil animating sederhana tersebut
digabungkan menjadi satu video dan ditambahkan audio.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
13
Skema 3.1 Metode Perancangan
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
14
3.4. Sinopsis
Zaman dahulu kala, di Jawa Barat, hiduplah seorang puteri raja. Namanya
Dayang Sumbi. Dayang Sumbi memiliki seorang anak laki-laki bernama
Sangkuriang dan seekor anjing yang disayanginya, Tumang. Suatu hari, mereka
bertiga pergi ke hutan untuk berjalan-jalan. Tiba-tiba Sangkuriang berteriak dan
Tumang menggonggong keras. Dayang Sumbi menemukan seekor macan sedang
berdiri di depan mereka, hendak menyerang suami dan anaknya. Macan tersebut
menerkam, namun ternyata Tumang meloncat melindunginya sehingga ia selamat,
namun di sisi lain Tumang seketika jatuh terkapar. Sangkuriang berlari kabur dan
sang macan mengejarnya. Dayang Sumbi mencoba mengikuti dari kejauhan,
hanya untuk melihat sang macan mencakar punggung Sangkuriang sebelum
keduanya jatuh ke dalam jurang. Dayang Sumbi hanya bisa menangis tersedu-
sedu.
Tahun demi tahun berlalu, Dayang Sumbi hidup sendiri, tidak mengetahui
bahwa putranya Sangkuriang masih hidup dan sedang mencari istri. Sangkuriang
pergi berkelana untuk memenuhi tujuannya itu. Suatu ketika ia berburu di hutan;
matanya bersinar saat ia melihat seorang wanita ayu lewat di depannya. Apa yang
tidak diketahuinya adalah wanita tersebut merupakan ibunya sendiri. Sangkuriang
melamarnya, dan Dayang Sumbi menerima.
Sekali waktu, Dayang Sumbi lewat di depan kamar Sangkuriang yang
pintunya terbuka. Ketika ia melihat sebuah luka besar di punggung Sangkuriang,
Dayang Sumbi terkejut; bekas luka tersebut mirip dengan luka anaknya. Ia
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
15
semakin terperanjat setelah mendengar cerita Sangkuriang mengenai bekas luka
tersebut. Di saat itulah Dayang Sumbi sadar ia akan menikahi buah hatinya
sendiri.
Dayang Sumbi lantas meminta Sangkuriang agar rencana pernikahan
mereka dibatalkan. Sangkuriang tentu tidak menyetujuinya. Dayang Sumbi
berpikir keras mencari jalan agar Sangkuriang tidak jadi menikahinya.
Dayang Sumbi akhirnya memberi syarat kepada Sangkuriang untuk bisa
menikahinya. Sangkuriang harus membendung sungai dan membuat sampan besar
untuk menyeberanginya. Syarat tersebut harus diselesaikan Sangkuriang sebelum
pagi menjelang. Kalau tidak, pernikahan mereka akan dibatalkan.
Sangkuriang menyanggupinya. Sangkuriang pun menggunakan
kesaktiannya untuk memanggil jin temannya dan membantunya menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengamati Sangkuriang bekerja.
Dayang Sumbi menjadi panik ketika tanggul dan sampan besar yang dimintanya
hampir selesai, padahal fajar masih belum menjelang. Dayang Sumbi lalu
meminta bantuan dari beberapa tetangga untuk menggelar kain merah di sebelah
timur kota.
Melihat warna kemerahan di ufuk timur, Sangkuriang mengira pagi sudah
menjelang. Ia merasa kecewa karena gagal memenuhi permintaan Dayang Sumbi.
Sangkuriang lantas menendang sampan yang telah dibuatnya hingga terbalik.
Sampan itu disebut-sebut menjadi gunung yang saat ini kita kenal dengan nama
Tangkuban Perahu.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
16
3.5. Breakdown Environment
Kisah Sangkuriang ini diambil dari legenda tradisional Sunda dengan
perubahan seperlunya. Sangkuriang menceritakan tentang asal-usul terjadinya
Gunung Tangkuban Perahu, sebuah gunung berapi aktif yang berada di daerah
Jawa Barat. Aslinya, cerita tersebut diambil dari catatan seorang pengembara
bernama Pangeran Jaya Pakuan (Noorduyn, 1982) dari Kerajaan Sunda Galuh
yang dicatat kurang lebih pada abad 15. Catatan tersebut dibuatnya saat ia berada
di kota Bandung.
Sebagai tema bahasan dari laporan tugas akhir ini, penulis merancang
environment yang sesuai dengan cerita tersebut. Environment yang dibahas di
dalam laporan ini terdiri atas vegetasi sekitar dan rumah adat yang menjadi tempat
tinggal Dayang Sumbi.
3.6. Referensi
3.6.1. Vegetasi
Daerah Jawa Barat tempat Sangkuriang diceritakan terjadi merupakan
daerah yang dikelilingi oleh gunung-gunung api, salah satunya adalah gunung
Tangkuban Perahu, dengan hutan yang terdiri atas pohon-pohon besar dan
sejumlah sungai yang membelah wilayahnya. Daerah ini lebih dikenal dengan
nama Cekungan Bandung.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
17
Gambar 3.1 Cekungan Bandung
(Sumber: http://citarum.org/images/Content_Image/fakta_citarum/cekungan_bandung.png)
Daerah tersebut berada pada ketinggian kurang lebih 1000 – 2000 meter
dpl, membuat cekungan tersebut dikategorikan pada zona sub-pegunungan hingga
zona pegunungan.
Gambar 3.2 Pembagian Zona Berdasar Ketinggian
(Sumber: dok. pribadi)
Vegetasi yang tumbuh di daerah tersebut juga dikategorikan vegetasi hutan
hujan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
18
Gambar 3.3 Contoh Jenis Tumbuhan Pegunungan
(Sumber: dok. pribadi)
Dari foto di atas, disebutkan beberapa nama spesies tanaman yang umum
tumbuh di dataran tinggi Jawa Barat. Penulis mengambil beberapa tanaman yang
berguna untuk bertahan hidup (memperhitungkan karakter Dayang Sumbi yang
bertahan sendirian di tengah hutan) dan dimasukkan ke dalam environment limited
animation Sangkuriang.
Cantigi ungu / Vaccinium varingiaefolium: umum ditemukan di
daerah pegunungan Jawa (1500m – 3300m dpl), ukuran bervariasi
dari seukuran semak-semak hingga setinggi 20 meter. Cantigi ungu
memiliki buah dan daun yang dapat dimakan serta batang yang
dapat dibuat menjadi arang.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
19
Gambar 3.4 Cantigi Ungu
(Sumber: http://wallacefund.info/files/vaccinium.jpg)
Sembung langu/ Blumea Balsamifera: umum ditemukan di daerah
Asia Timur dan Asia Tenggara, sembung langu yang sering
dianggap sebagai gulma ini merupakan tanaman obat tradisional
yang banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit seperti
diare, sakit perut, kolera, hingga batu ginjal. Ukuran sembung langu
bervariasi dari satu hingga empat meter, dengan batang setengah
berkayu dan daun berbentuk memanjang dengan tekstur berbulu
halus.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
20
Gambar 3.5 Sembung Langu
(Sumber: http://www.biodiversitywarriors.org/images/f8056d655be48383ef1733439971561f.jpg)
Totongoan/ Debregeasia longifolia: tanaman semak dengan ukuran
yang dapat mencapai kurang lebih 5 meter. Totongoan umum
ditemukan di daerah bertanah subur atau tepi sungai, pada
ketinggian 500m – 2200m dpl. Daun totongoan dapat dimakan untuk
bertahan hidup, dan kayunya dapat dibuat menjadi arang. Bagian
luar batangnya juga dapat dibuat menjadi benang dan tali yang kuat.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
21
Gambar 3.6 Totongoan
(Sumber: https://www.promessedefleurs.com/blogwp/wp-content/uploads/2015/01/Debregeasia-
longifolia.jpg)
Akasia perak/ Acacia decurrens: pohon yang dapat tumbuh hingga
mencapai ketinggian 15 meter, memiliki batang pohon cokelat
kehijauan dan bunga berwarna kuning. Bunga akasia perak dapat
dimakan, dan digunakan sebagai pewarna kuning. Batangnya
memiliki getah karet yang juga dapat dimakan, umum digunakan
sebagai agen pengikat, pengemulsi dan pemberi tekstur kenyal pada
permen gummy dalam industri makanan.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
22
Gambar 3.7 Akasia Perak
(Sumber: http://www.globalspecies.org/images/a/Acacia_decurrens_1.jpg)
3.6.2. Eksterior Rumah
Oleh karena lokasinya yang berada di atas banyak patahan, rumah adat
daerah Jawa Barat mengambil rupa rumah panggung dengan kaki penyangga
setinggi 40cm – 60cm yang diperkuat batu untuk mengurangi dampak gempa
hasil pergerakan patahan tersebut. Material yang digunakan di dalam pembuatan
rumah juga ringan dan fleksibel atas dasar yang sama; terlebih lagi bahan
bangunan berat seperti batu bata dapat membahayakan penghuni apabila gempa
yang terjadi melebihi kapasitas ketahanan rumah.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
23
Gambar 3.8 Rumah Adat Sunda
(Sumber: http://pusatkajianarsitektur.staf.upi.edu/files/2017/06/Ramah-Gempa.jpg)
Rumah adat Jawa Barat sendiri memiliki nama berbeda-beda sesuai dengan
bentuk atapnya.
Gambar 3.9 Suhunan Julang Ngapak
(Sumber: http://anjjabar.go.id/rumah-tradisional)
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
24
Suhunan julang ngapak memiliki atap yang berbentuk seperti burung
sedang mengepak. Julang ngapak terdiri atas dua buah sisi yang berlipat
membentuk sudut tumpul di tengahnya.
Gambar 3.10 Suhunan Togog Anjing
(Sumber: http://anjjabar.go.id/rumah-tradisional)
Togog anjing memiliki makna “anjing duduk”, suhunan jenis ini diberi
nama demikian karena bentuknya menyerupai anjing yang sedang duduk. Atap
bagian belakang togog anjing lebih panjang dari dari bagian depannya karena atap
depannya membentuk sudut tumpul.
Gambar 3.11 Suhunan Jolopong
(Sumber: http://anjjabar.go.id/rumah-tradisional)
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
25
Suhunan jolopong memiliki atap yang berbentuk segitiga sama sisi, nama
dari jenis atap ini berarti “memanjang”.
Gambar 3.12 Badak Heuay
(Sumber: http://anjjabar.go.id/rumah-tradisional)
Seperti namanya, bentuk atap ini terlihat seperti badak yang sedang
menguap, dengan kedua sisi atap berbentuk asimetris dan titik tumpu atap berada
tidak di tengah.
Gambar 3.13 Parahu Kumereb
(Sumber: http://anjjabar.go.id/rumah-tradisional)
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
26
Atap parahu kumereb berbentuk prisma dengan trapesium sama kaki
sebagai sisi-sisi utamanya, seperti sebuah perahu yang terbalik dan menutupi
bagian atap rumah.
Selain nilai fungsi, rumah-rumah tersebut dibangun dengan nilai tradisi
yang kuat (Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat, 2016), dan nama dari atap
tersebut diambil berdasarkan bentuknya. Atap rumah adat Jawa Barat yang akan
digunakan sebagai acuan di dalam limited animation ini dirancang berdasarkan
suhunan julang ngapak, berbentuk seperti sayap burung terbuka. Secara bentuk,
julang ngapak dinilai memiliki sirkulasi dan ketahanan terhadap angin yang baik.
Gambar 3.14 Referensi Julang Ngapak
(Sumber: dok. pribadi)
Suhunan julang ngapak tradisional juga memiliki kayu/ bambu menyilang di
bagian atasnya bernama cagak gunting, fungsinya sebagai penahan rembesan air.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
27
Gambar 3.15 Cagak Gunting pada Atap
(Sumber: https://dearchitectblog.files.wordpress.com/2017/01/panenjoan-rumahadat.jpg
3.6.3. Interior Rumah
Ruang-ruang dari rumah adat Jawa Barat beratap julang ngapak sendiri
terdiri atas empat bagian besar: teras atau emper, ruangan tengah atau tengah
imah, kamar tidur atau pangkeng, dan dapur atau pawon (Muanas, 1998, hal. 47).
Keempat ruang tersebut merupakan bagian esensial untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari manusia seperti makan, beristirahat, bersosialisasi, memasak, dan
tidur.
Selain ruangan, ada pula perkakas-perkakas tradisional yang mengisi
ruangan tersebut. Berikut merupakan gambar-gambar referensi ruangan serta
perkakas tradisional dari rumah adat di Jawa Barat.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
28
Gambar 3.16 Referensi Dapur Tradisional
(Sumber: dok. pribadi)
Gambar di atas memperlihatkan gambaran besar dapur tradisional Jawa
Barat yang tersimpan di dalam museum Sri Baduga, Bandung, Jawa Barat.
Gambar 3.17 Referensi Kompor Kayu Bakar
(Sumber: dok. pribadi)
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
29
Gambar 3.18 Referensi Perkakas Dapur Tradisional
(Sumber: dok.pribadi)
Dapur tradisional Jawa Barat masih menggunakan kompor kayu bakar.
Perkakas yang digunakan biasanya diletakkan di rak bambu sekitar kompor, di
lantai, atau digantung di dinding. Perkakas-perkakas ini banyak yang terbuat dari
besi, kayu, atau tanah liat.
Gambar 3.19 Referensi Kamar Tidur Tradisional
(Sumber: dok. pribadi)
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
30
Kamar tradisional rumah adat Jawa Barat tidak terlalu besar, dalam rumah
keluarga umumnya hanya memuat sebuah ranjang queen size dari kayu atau
bambu serta lemari pakaian, dan meja rias sebagai tambahan bila dibutuhkan.
Gambar 3.20 Referensi Ruang Keluarga Tradisional
(Sumber: dok. pribadi)
Ruang keluarga tradisional rumah adat Jawa Barat sendiri tidak memiliki
banyak furnitur, biasanya hanya diisi dengan meja serta kursi atau tempat duduk
panjang yang bisa digunakan untuk beristirahat, bersantai, dan makan.
3.6.4. Referensi Style Tekstur dari Animasi The Secret of Kells
The Secret of Kells (2009) merupakan animasi dua dimensi sepanjang 75
menit hasil produksi Cartoon Saloon yang terkenal dengan style gambar uniknya.
Dirilis pada tahun 2010, The Secret of Kells bercerita mengenai petualangan
seorang anak kecil bernama Brendan untuk melengkapi Book of Kells. Animasi
ini dilengkapi dengan gaya penggambaran khas Cartoon Saloon yang banyak
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
31
menggunakan palet sederhana, serta tekstur gambar yang dibuat berbentuk garis-
garis, lalu diberikan overlay tambahan.
Gambar 3.21 The Secret of Kells
(Sumber: http://static.rogerebert.com/uploads/movie/movie_poster/the-secret-of-kells-
2010/large_5B7V6paZJPduO3Wlqd0Q5xWDZJR.jpg)
Gambar 3.22 Salah Satu Adegan di Dalam The Secret of Kells
(Sumber: https://s-media-cache-
ak0.pinimg.com/originals/93/11/ca/9311cab46c426179ff2ded2617cc8d74.jpg)
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
32
Texturing style The Secret of Kells dipilih sebagai referensi sebagai contoh
animasi dua dimensi yang juga menggunakan teknik limited animation.
3.7. Eksplorasi
Limited animation Sangkuriang dikerjakan dalam 3 tahapan, yakni
praproduksi, produksi, dan pasca-produksi. Tahap praproduksi menekankan
pembuatan konsep, tahap produksi menekankan pembuatan aset dan animasi,
tahap pasca-produksi akan menjadi tahap penyelesaian dengan editing akhir agar
hasil akhir yang dicapai bisa lebih maksimal.
Dalam tahap praproduksi, ditentukan cerita yang akan digunakan, konsep
karakter serta environment, gaya visual yang akan digunakan, serta dibuta
storyboard kasar. Proses ini dilakukan secara manual dan dipindahkan ke bentuk
digital dengan menggunakan Paint Tool SAI serta Adobe Photoshop.
Dalam proses produksi aset dibuat dan dianimasikan. Proses ini dilakukan
dengan menggunakan Paint Tool SAI untuk membuat aset, Adobe Photoshop
untuk merapikan aset, serta Adobe After Effects untuk melakukan animating.
Terakhir, di dalam proses pasca-produksi, akan dilakukan editing akhir
dengan menggunakan Adobe After Effects dan compiling dengan Adobe Premiere
Pro.
Sebagai penuntun produksi, cerita dalam bentuk teks diterjemahkan secara
visual ke dalam storyboard.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
33
Gambar 3.23 Storyboard Bagian Pertama
(Sumber: dok. pribadi)
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
34
Gambar 3.24 Storyboard Bagian Kedua
(Sumber: dok. pribadi)
Scene di dalam storyboard yang memunculkan hasil penelitian dari rumah
adat Jawa Barat adalah scene 7 (menampilkan eksterior rumah), 9 dan 10
(menampilkan interior serta bahan bangunan rumah). Di luar scene spesifik
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
35
tersebut, hasil penelitian eksterior berupa tanaman yang tumbuh di daerah tempat
Sangkuriang diceritakan terjadi juga ditampilkan.
Berdasarkan storyboard yang telah ada, dibuatlah sketsa untuk tanaman-
tanaman yang berada di lingkungan sekitar rumah, serta rumah adat Jawa Barat
yang menjadi tempat tinggal Dayang Sumbi dan Sangkuriang.
3.7.1. Vegetasi
Berikut merupakan proses pembuatan desain vegetasi yang berada di
lingkungan sekitar rumah Sangkuriang dan Dayang Sumbi.
Tabel 3.1 Sketsa Vegetasi
Tanaman Referensi Sketsa
Cantigi
Ungu
(Sumber:
http://wallacefund.info/files/vacciniu
m.jpg)
Sketsa bentuk dasar pohon dan skema
warna, beserta referensi kecil untuk
warna daun
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
36
Sketsa kasar pohon
Bentuk dan warna final, tanpa tekstur
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
37
Bentuk dan warna final, dengan tekstur
Sembung
Langu
(Sumber:
http://www.biodiversitywarriors.org/i
mages/f8056d655be48383ef1733439
971561f.jpg)
Sketsa awal bentuk dasar tanaman dan
daun serta skema warna
Sketsa kasar pertama tanaman
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
38
Sketsa kasar kedua tanaman
Bentuk dan warna akhir tanaman
Totongoan
(Sumber:
https://www.promessedefleurs.com/b
logwp/wp-
content/uploads/2015/01/Debregeasia
-longifolia.jpg)
Sketsa awal bentuk dan ukuran semak-
semak serta skema warna
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
39
Sketsa kasar tanaman
Bentuk dan warna final
Akasia
Perak
(Sumber:
http://www.globalspecies.org/images
/a/Acacia_decurrens_1.jpg)
Sketsa awal bentuk dasar pohon dan
daun serta skema warna
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
40
Sketsa kasar pohon
Bentuk dan warna final, tanpa tekstur
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
41
Bentuk dan warna final, dengan tekstur
3.7.2. Eksterior Rumah Adat Jawa Barat
Berikut merupakan proses pembuatan desain rumah adat Jawa Barat yang
menjadi tempat tinggal Dayang Sumbi.
Tabel 3.2 Sketsa Eksterior Rumah
Referensi Sketsa
Rumah Adat Jawa Barat
(Sumber:
https://dearchitectblog.files.wordpress.com/
2017/01/panenjoan-rumahadat.jpg)
Sketsa awal bentuk rumah dan lingkungan
sekitarnya, atap memiliki cagak gunting
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
42
Rumah Adat Jawa Barat
(Sumber: dok. pribadi)
Sketsa tampak depan rumah dengan Dayang
Sumbi sebagai skala
Sketsa tampak depan, belakang, dan samping
rumah
Tekstur Dalam "The Secret of Kells"
(Sumber: https://s-media-cache-ak0.
pinimg.com/originals/e6/46/c5
/e646c5b49af43dd9d7e9e851508d2ccd.jpg)
Implementasi tekstur pada dinding rumah
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
43
3.7.3. Interior Rumah Adat Jawa Barat
Gambar 3.25 Floor Plan
(Sumber: dok. pribadi)
Untuk membantu visualisasi bagian dalam rumah, dibuat juga floor
plan dari rumah yang didasari pada pembagian ruangan rumah adat Jawa Barat
menurut Muanas (1998), dan pertimbangan cerita bahwa Dayang Sumbi tinggal di
rumah tersebut seorang diri sebelum Sangkuriang datang dan singgah. Secara
kasar, rumah dibuat berbentuk studio (tanpa ruangan) berukuran panjang 5.5
meter dan lebar 3.5, dengan bagian dalam dibagi ke dalam empat ruang:
1. Teras depan (emper), bagian di antara undakan naik dan pintu
masuk ke dalam rumah, lebar 50 sentimeter
2. Ruang tengah, digunakan untuk beristirahat, makan, dan
bersosialisasi, diletakkan dua buah tempat duduk panjang di bagian
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
44
kiri dan kanan pintu, di depan tempat duduk bagian kiri diletakkan
juga sebuah meja.
3. Dapur, tempat untuk memasak dan diletakkannya kayu bakar untuk
kompor, posisi sedikit lebih rendah dari ruangan lainnya; di bagian
belakang dapur diletakkan pintu keluar belakang rumah yang
mengarah ke sungai di mana kamar mandi dan kakus berada.
4. Tempat tidur, berada di samping dapur, lebar ruang hanya sebatas
ukuran ranjang (150 sentimeter), berisi ranjang dan sebuah lemari
pakaian, ada pembatas ruangan berupa dinding anyaman bambu di
antara tempat tidur dan dapur.
Bagian dalam rumah juga dibuat sketsanya mengikuti referensi yang telah
ada, serta floor plan yang telah dibuat sebelumnya. Sketsa bagian dalam dibuat
dari sudut pandang dua pintu yang berbeda, yakni sudut pandang pintu depan
menuju ke arah dapur dan sudut pandang pintu dapur menuju ke arah depan.
Sketsa pertama memperlihatkan posisi kamar dan dapur secara kasar, sementara
sketsa kedua memperlihatkan ruang utama rumah dan visualisasi bagian dalam
rumah secara lebih detil, seperti apa atap rumah dilihat dari bagian dalam, detil
dinding bilik dan lantai kayu.
Berikut merupakan sketsa bagian dalam rumah tempat Dayang Sumbi
tinggal.
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017
45
Tabel 3.3 Sketsa Interior Rumah
Referensi Sketsa
Referensi Dapur Tradisional Jawa Barat
(Sumber: dok. pribadi)
Sketsa kasar bagian dapur rumah (pawon)
Sketsa bagian dalam rumah dilihat dari dapur
Perancangan Environment Daerah..., Shienny Jusuf, FSD UMN, 2017