makalah legenda sangkuriang

30
MAKALAH LEGENDA SANGKURIANG “TANGKUBAN PERAHU” Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Nama Anggota Kelompok : 1. Anisya Febriana 2. Lusiana Ade Putri 3. Bella Agustina 4. Aldito Surya W 5. Syulisy Yaa’sin i

Upload: dimaz-xball

Post on 11-Apr-2017

1.268 views

Category:

Education


52 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah legenda sangkuriang

MAKALAHLEGENDA SANGKURIANG

“TANGKUBAN PERAHU”Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Tugas

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

 

Nama  Anggota Kelompok :

1. Anisya Febriana

2. Lusiana Ade Putri

3. Bella Agustina

4. Aldito Surya W

5. Syulisy Yaa’sin

SMP NEGERI 3 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

i

Page 2: Makalah legenda sangkuriang

Lembar pengesahanKarya Tulis ini disahkan disetujui pada :

Hari / Tanggal : ……………………………………..

Tahun Ajaran : …………………………………….

Wali Kelas

HASTIN EKA ISTIYANI, S.PdNIP. 19761109 20701 2 007

Pembimbing,

DYAH RATNA MURNIATI,S.PdNIP. 19640319 198602 2 005

Mengetahui,

Kepala SMP Negeri 3 Karanganyar

SUSENO HARY PRASETYO, S.Pd.M.PdNIP. 19610410 198103 1 004

ii

Page 3: Makalah legenda sangkuriang

PersembahanKarya tulis ini kami persembahkan untuk :

1. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Karanganyar Yaitu Bp. Suseno Hary Prasetyo,

S.Pd, M.Pd yang telah memberikan waktu pada kami untuk dapat menyusun karya

tulis ini.

2. Wali kelas VIII G yaitu Ibu Hastin Eka Istiyani.S.Pd yang telah membantu kami

dalam menyusun karya tulis ini.

3. Guru pemimbig Ibu Dyah Ratna Murniati,S.Pd yang telah membantu dan

meimbimbing kami.

4. Teman – teman yang membantu kami

5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan partisipasi pada kami.

6. Para pembaca yang telah menyempatkan diri untuk memabca karya tulis kami ini.

iii

Page 4: Makalah legenda sangkuriang

MOTTO HIDUP“Be as yourself as you want”

Jadilah dirimu sebagaimana yang kau inginka

“Success needs a process.”

Kesuksesan itu membutuhkan suatu proses.

“Courage take distance higher than Inteligent.”

Kesuksesan itu jauh lebih tinggi dibandingkan Kecerdasan

“Eat Failure, and you will know the taste of success.”

Anda tidak akan mengetahui apa itu kesuksesan sebelum merasakan kegagalan.

“Think as big as galaxy!”

Berpikirlah luas!

“Success is not a final, only an achievement.”

Kesuksesan itu bukanlah akhir segalanya, tetapi hanya sebuah pencapaian.

“Work hard, Play hard”

Bekerja Keraslah!

“As ant do a million step to get sugar”

Berusahalah dalam melakukan sesuatu

“When action is equivalent to success”

Kesuksesan berbanding lurus pada tindakan yang dilakukan

“Mistakes teach how to get the key.”

Kesalahan mengajakkan kita untuk lebih baik

“A happiness can not bought by money.”

Uang bukanlah segalanya

“One leave is better than one gold”

Kemakmuran itu bukan hanya soal uang

“Intelligence is not the measurement, but intelligence support all!

Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan menjadi cerdas kita bisa

menggapai kesuksesan.

“Elementary student bought car, college student drive a car”

Latar belakang pendidikan bukanlah tolak ukur kesuksesan seseorang.

“Baby can learn what mom speaks, Adults break the law.”

Hiduplah disiplin.

“One rice can give 1000 of life”

Memberi itu lebih baik dari pada menerima.

iv

Page 5: Makalah legenda sangkuriang

KATA PENGANTARPuji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayahnya

dan memberi kenikmatan yang tiada henti, baik nikmat jasmani dan nikmat rohani, sehingga

penulis dapat menyusun makalah ini yang insyaalah sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam penuliasan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, guru-guru dan teman-teman yang sudah memberi

dukungan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

 Penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam

pemahaman atau penulisan, sangat besar harapan penulis ada saran atau kritik dari guru-guru

di sekolah SMP Negeri 3 Karanganyar, teman-teman dan pembaca yang bersifat membangun

demi perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfa’at bagi

pembaca, terutama bagi penulis, Amin.

Karanganyar, 9 Januari 2016

Penulis

v

Page 6: Makalah legenda sangkuriang

Daftar Isi

Halaman Judul...................................................................................................................i

Halaman Pengesahan........................................................................................................ii

Halaman Persembahan.....................................................................................................iii

Moto ................................................................................................................................... iv

Kata Pengantar.................................................................................................................. v

Daftar Isi............................................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Maslah........................................................................................................ 1

Rumusan Masalah................................................................................................................ 2

Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................................. 2

Manfaa Penulisan Makalah................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

Latar Belakang Tentang Materi........................................................................................... 3

Isi Materi.............................................................................................................................. 3

1. Pengertian Heremneutik.......................................................................................... 3

2. Asal Usul Cerita Legenda Sangkuriang................................................................... 3

3. Makna Legenda Gunung Tangkuban Perahu Dengan Segala Aspek Yang

Dikandungnya.......................................................................................................... 7

Manfaat Materi....................................................................................................................10

Makna Bagi Siswa Tentang Materi..................................................................................... 11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.......................................................................................................................... 12

Saran.................................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka................................................................................................................... 13

Lampiran ........................................................................................................................... 14

vi

Page 7: Makalah legenda sangkuriang

vii

Page 8: Makalah legenda sangkuriang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

            Mitos sebagai acuan pandangan hidup. Berbincang tentang mitos akan berkaitan erat

dengan legenda, cerita, dongeng semuanya termasuk kelompok folklore. Mengenai mitos

C.A.van Peursen mengatakan  sebagai  sebuah cerita (lisan) yang memberikan pedoman dan

arah tertentu kepada sekelompok orang. Inti dari mitos adalah lambang-lambang yang

menginformasikan  pengalaman manusia purba tentang kebaikan-kejahatan, perkawinan dan

kesuburan, dosa dan proses katarsisnya.  Sedangkan  Rene Wellek & Austin Warren 

menyebutnya sebagai cerita anonim mengenai penjelasan tentang asal mula sesuatu, nasib

manusia, tingkah laku dan tujuan hidup manusia serta menjadi alat pendidikan moral bagi

masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.

            Mengacu kepada pendapat di atas, ternyata  mitos yang dikandung dalam legenda 

adalah sumber pengetahuan mengenai kehidupan manusia pada masa lampau dalam segala

aspeknya. Disusun dalam bentuk cerita sastra (sastra lisan) sebagai alat transformasinya;

sebab bentuk cerita  lisan mempunyai pola struktur dan alur yang cukup ajeg. dalam

menuntun ingatan orang sehingga mudah untuk seseorang menuturkannya kembali.

            Kegiatan manusia tidak terlepas dari  kemampuan untuk menafsirkan terhadap apa

pun yang dialaminya. Hasilnya adalah didapatkannya arti dan makna dari yang

ditafsirkannya. Arti adalah hubungan antara sesuatu dengan yang melingkunginya, hubungan

teks dengan konteks). Adapun makna adalah hubungan arti dengan nilai esensial yang

dikandungnya.

            Kemampuan mengartikan dan memaknai  sesuatu, dalam budaya Sunda disebut

dengan kemampuan memanfaatkan Panca Curiga (lima senjata/ilmu), yaitu kemampuan

untuk menafsirkan secara:  silib, yaitu memaknai sesuatu yang dikatakan tidak langsung

tetapi dikiaskan pada hal lain (allude); sindir yaitu  penggunaan susunan kalimat yang

berbeda (allusion); simbul yaitu penggunaan dalam bentuk lambang (symbol, icon,

heraldica); siloka adalah penyampaian dalam bentuk pengandaian atau gambaran yang

berbeda (aphorisma) dan sasmita adalah berkaitan dengan suasana dan perasaan hati (depth

aporisma).

            Dalam tulisan ini pun penulis menggunakan konsep hermeneutika (panca curiga)

untuk mencoba  menarik arti dan makna yang dikandung dalam legenda Gunung

Tangkubanparahu dengan segala aspek yang dikandungnya. Kaidah lain untuk melakukan

analisis, penulis  memanfaatkan  leksikografi (cara menuliskan kata); etimologi (tentang asal-

usul kata), semantik (tentang arti kata) dan semiotika ( tentang arti dan makna lambang).

B. Rumusan Masalah

1

Page 9: Makalah legenda sangkuriang

1. Apakah yang dimaksud dengan hermeneutika ?

2. Bagaimanakah asal usul serita legenda sangkuriang ?

3. Bagaimanakah makna legenda gunung tangkuban parahu dengan segala aspek yang

dikandungnya ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Ingin mengetahui pengertian hermeneutika.

2. Ingin mengetahui asal usul cerita legenda sangkuriang.

3. Ingin mengetahui makna legenda gunung tangkuban parahu dengan segala aspek

yang dikandungnya.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Dalam penulisan makalah ini diharapkan manfaat yang diperoleh adalah:

1. Bagi penulis, bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususunya pengetahuan

tentang legenda sangkuriang.

2. Bagi pembaca, memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang cerita legenda

sangkuriang.

3. Bagi guru, menembah wawasan pengetahuan dalam pengajaran bahasa Indonesia

terutama tentang cerita legenda sangkuriang.

BAB II

2

Page 10: Makalah legenda sangkuriang

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Tentang Materi

            Dalam penulisan makalah ini akan dibahas tentang bagaimana asal usulnya cerita

legenda sangkuriang dan bagaimana makna legenda gunung tangkuban parahu dengan segala

aspek yang dikandungnya. Pada dasarnya sebuah cerita-cerita  seperti legenda adalah cerita

yang berkaitan dengan hal-hal bersifat mitos, akan tetapi pada jaman sekarang kebanyakan

orang tidak peduli terhadap cerita yang bersifat mitos, mungkin hanya sebagian dari sekian

bnyak orang yang masih percaya akan hal tersebut.

            Kalau dikaji lebih dalam, pada dasarnya sebuah cerita akan mengajarkan kita arti

kehidupan dan kita bisa mengambil pesan moral yang ada dalam sebuah cerita tersebut. Jadi,

sebenarnya tidak usah mempedulikan cerita tersebut bersifat mitos atau tidak, yang penting

kita bisa tahu apa makna dan pesan yang terkandung dalam sebuah cerita tersebut atau dalam

legenda sangkuriang. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan beberapa hal yang

berkaitan denga legenda sangkuriang.

B. Isi Materi

1. Pengertian Hermeneutik

            Seperti ditulis pada awal wacana, hermeunetika adalah ilmu menafsirkan tentang

sesuatu agar mempunyai arti dan makna, sehingga dapat dipetik manfaatnya. Karena itu 

sangat bersifat subyektif dan inklusif, tetap  terbuka bagi siapa pun untuk memasukkan

tafsirannya secara pribadi. Boleh-boleh saja dan itu akan besar manfaatnya dalam membentuk

masyarakat  bermartabat yang madani mardotillah. Mungkin perlu ada kesepakatan bersama

yaitu mengenai visi akhir yang ingin dicapai dari pemaknaan heumanetika tersebut, yaitu

kesadaran untuk menampakkan kandungan moral atau ahklak kemanusiaannya. Humisnis

yang religius. Itulah dasar kesepakatan  para penafisr nilai moral budaya bangsa yang

terkandung dalam folkolor atau folkway.

2. Asal Usul Cerita Legenda Sangkuriang

             Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari tataran Sunda. Legenda tersebut

berkisah tentang terciptanya danau Bandung, gunung Tangkuban Perahu, gunung

Burangrang, dan gunung Bukit Tunggul.

            Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup

di dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut yang didukung dengan fakta geologi,

diperkirakan bahwa orang Sunda telah hidup di dataran ini sejak beribu tahun sebelum

Masehi.

            Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai

legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun palem yang berasal dari

akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi. Dalam naskah tersebut ditulis bahwa

3

Page 11: Makalah legenda sangkuriang

Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi

tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Bali pada akhir abad ke-15.

            Setelah melakukan perjalanan panjang, Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang

menjadi kota Bandung. Dia menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama tempa

legendanya. Laporannya adalah sebagai berikut:

Leumpang aing ka baratkeun (Aku berjalan ke arah barat)

Datang ka Bukit Patenggeng (kemudian datang ke gunung Patenggeng)

Sakakala Sang Kuriang (tempat legenda Sang Kuriang)

Masa dek nyitu Ci tarum (Waktu akan membendung Citarum)

Burung tembey kasiangan (tapi gagal karena kesiangan).

a. Ringkasan Cerita

            Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang

Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi

hutan betina bernama Wayung yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni

tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke

keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang

meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.

            Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas

permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu

Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun

kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir

dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin

laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada

Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.

            Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar

babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang

oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah

Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya

pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari

tempurung kelapa sehingga luka.

            Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke

arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat

Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang

ditemukannya adalah Dayang Sumbi - ibunya. Terminological kisah kasih di antara kedua

insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya,

dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk

menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga

4

Page 12: Makalah legenda sangkuriang

(danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang

menyanggupinya.

            Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul atau

pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah

barat dan menjadi gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir

selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar

maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain

putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang

menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro

dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma

menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang

dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi

gunung Tangkuban Perahu.

            Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di gunung

Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di

sebuah tempat yang disebut dengan Ujung Berung akhirnya menghilang ke alam gaib

(ngahiyang).

b. Kesesuaian Dengan Fakta Geologi

            Legenda Sangkuriang sesuai dengan fakta geologi terciptanya danau Bandung dan

gunung Tangkuban Perahu. Penelitian geologis mutakhir menunjukkan bahwa sisa-sisa danau

purba sudah berumur 125 ribu tahun. Danau tersebut mengering 16.000 tahun yang lalu.

            Telah terjadi dua letusan gunung Sunda purba dengan tipe letusan Plinian masing-

masing 105.000 dan 55.000-50.000 tahun yang lalu. Letusan plinian kedua telah

meruntuhkan kaldera gunung Sunda purba sehingga menciptakan gunung Tangkuban Perahu,

gunung Burangrang (disebut juga gunung Sunda), dan gunung bukit Tunggul.

            Sangat mungkin bahwa orang Sunda purba telah menempati dataran tinggi Bandung

dan menyaksikan letusan Plinian kedua yang menyapu pemukiman sebelah barat citarum

(utara dan barat laut Bandung) selama periode letusan pada 55.000-50.000 tahun yang lalu

saat gunung Tangkuban Perahu tercipta dari sisa-sisa gunung Sunda Purba. Masa ini adalah

masanya homo sapiens, mereka telah teridentifikasi hidup di Australia selatan pada 62.000

tahun yang lalu, semasa dengan Manusia Jawa (Wajak) sekitar 50.000 tahun yang lalu.

c. Sangkuriang dan Falsafah Sunda

            Menurut Hidayat Suryalaga, legenda atau sasakala Sangkuriang dimaksudkan sebagai

cahaya pencerahan (Sungging Perbangkara) bagi siapa pun manusianya (tumbuhan cariang)

yang masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan menemukan jatidiri

kemanusiannya (Wayungyang). Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini akan melahirkan

kata hati (nurani) sebagai kebenaran sejati (Dayang Sumbi, Rarasati). Tetapi bila tidak

disertai dengan kehati-hatian dan kesadaran penuh atau eling (teropong), maka dirinya akan

5

Page 13: Makalah legenda sangkuriang

dikuasai dan digagahi oleh rasa kebimbangan yang terus menerus (digagahi si Tumang) yang

akan melahirkan ego-ego yang egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (Sangkuriang).

Ketika sang nurani termakan lagi oleh kewaswasan (Dayang Sumbi memakan hati si

Tumang) maka hilanglah kesadaran yang hakiki. Rasa menyesal yang dialami sang nurani

dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan rasio sang ego (kepala Sangkuriang dipukul).

Kesombongannya pula yang memengaruhi “sang ego rasio” untuk menjauhi dan

meninggalkan sang nurani. Ternyata keangkuhan sang ego rasio yang berlelah-lelah mencari

ilmu (kecerdasan intelektual) selama pengembaraannya di dunia (menuju ke arah Timur).

Pada akhirnya kembali ke barat yang secara sadar maupun tidak sadar selalu dicari dan

dirindukannya yaitu sang nurani (pertemuan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi).

            Walau demikian ternyata penyatuan antara sang ego rasio (Sangkuriang) dengan sang

nurani yang tercerahkan (Dayang Sumbi), tidak semudah yang diperkirakan. Berbekal ilmu

pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego Rasio (Sangkuriang) harus mampu membuat

suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency – silih asih-asah dan

silih asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (membuat Talaga

Bandung) yang dihuni berbagai kumpulan manusia dengan bermacam ragam perangainya

(Citarum). Sementara itu keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh sang ego rasio

sendiri (pembuatan perahu). Keberadaan sang ego rasio itu pun tidak terlepas dari sejarah

dirinya, ada pokok yang menjadi asal muasalnya (bukit Tunggul, pohon sajaratun) sejak dari

awal keberada-annya (timur, tempat awal terbit kehidupan). sang ego rasio pun harus pula

menunjukkan keberadaan dirinya (tutunggul, penada diri) dan pada akhirnya dia pun akan

mempunyai keturunan yang terwujud dalam masyarakat yang akan datangd dan suatu waktu

semuanya berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (gunung Burangrang)

            Betapa mengenaskan, bila ternyata harapan untuk bersatunya sang ego rasio dengan

sang nurani yang tercerahkan hampir terjadi perkawinan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi,

gagal karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (boeh rarang atau

kain kafan). Akhirnya suratan takdir yang menimpa sang ego rasio hanyalah rasa menyesal

yang teramat sangat dan marah kepada dirinya. Maka ditendangnya keegoisan rasio dirinya,

jadilah seonggok manusia transendental tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa

dirinya (gunung Tangkuban Perahu).

            Walau demikian lantaran sang ego rasio masih merasa penasaran, dikejarnya terus

sang nurani yang tercerahkan dambaan dirinya (Dayang Sumbi) dengan harapan dapat luluh

bersatu antara sang ego rasio dengan Sang Nurani. Tetapi ternyata sang nurani yang

tercerahkan hanya menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan

dialami sang ego rasio (bunga Jaksi).

            Akhir kisah yaitu ketika datangnya kesadaran berakhirnya kepongahan rasionya

(Ujung berung). Dengan kesadarannya pula, dicabut dan dilemparkannya sumbat dominasi

keangkuhan rasio (gunung Manglayang). Maka kini terbukalah saluran proses berkomunikasi

6

Page 14: Makalah legenda sangkuriang

yang santun dengan siapa pun (Sanghyang Tikoro atau tenggorokan; bahasa Sunda: Hade ku

omong goreng ku omong) dan dengan cermat dijaga benar makanan yang masuk ke dalam

mulutnya agar selalu yang halal bersih dan bermanfaat.

3. Makna  Legenda Gunung Tangkuban Parahu Dengan Segala Aspek Yang

Dikandungnya

            Seperti pada awal tulisan, bahwa legenda bukanlah kisah historis (a-historis), tetapi

berupa mitos yang menjadi acuan hidup masyarakat pendukung kebudayaannya. Demikian

pula yang terjadi pada legenda Gunung Tangkuban parahu.  Di bawah ini saya susun kembali

nama dan tempat serta aspek lainnya yang terdapat dalam legenda tersebut. sebagai kata

kunci heurmanetika, yaitu:

a. Sungging Perbangkara,

b. cariang

c. babi hutan Si Wayungyang,

d. Dayang Sumbi atau Rarasat

e. anjing Si Tumang,

f. Sangkuriang,

g. taropong (torak),

h. Wetan (Timur)

i. Kulon (Barat)

j. Citarum,

k. Sanghyang Tikoro,

l. Guriang

m. Gunung Putri,

n. Gunung Manglayang,

o. Ujungberung,

p. kembang Jaksi,

q.  boeh rarang,

r.  Gunung Bukit Tungggul,

s. Gunung Burangrang

t. Gunung Tangkuban Parahu, dan

u. Talaga Bandung.

            Telah disinggung di atas, bahwa banyak penulis yang memberi arti dan makna

terhadap legenda ini. Pada kesempatan sekarang  penulis  mencoba untuk membuat

penafsiran arti dan makna menurut konsep  nilai-nilai  intrinsik  pandangan hidup “urang

Sunda” yang terkandung dalam  alur cerita dan arti-makna dari setiap kata-kata kunci. Di

bawah ini disertakan deskripsi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan legenda

gunung Tangkuban perahu.

7

Page 15: Makalah legenda sangkuriang

a. Sungging Perbangkara. 

            Artinya :  Sungging = ukiran, ornamen. Perbangkara (Prabhangkara) = Prabha =

cahaya.  >  ‘ng > sang = penanda hormat, honorifik.  > kara = matahari. Maknanya “ Penanda

dari kebaikan/ kebenaran  sebagai cahaya pencerahan bagi yang menyimaknya”.

b. Cariang.

            Artinya:  pohon keladi hutan (taleus leuweung) yang tumbuh subur dan bergetah

sangat gatal. Maknanya: Manusia-manusia yang hidup di tengah hutan kehidupan  dengan

bermacam dorongan nafsunya.

c. Babi Hutan Wayungyang. 

            Artinya: Wayungyang > w(b)ayeungyang = perasaan yang tidak tenteram, gundah

gula. Maknanya: Seseorang yang   masih berada dalam sifat kehewanan tetapi telah mulai

bimbang dan menginginkan menjadi seorang manusia seutuhnya (berperi-kemanusiaan).

d. Dayang Sumbi (Danghyang) atau Rarasati

            Artinya : > Dang = penanda hormat, honorific. Yang <  Hyang =  gaib. > Sumbi =  1)

tendok = alat untuk menusuk hidung kerbau agar menurut. 2) Bagian ujung terdepan dari

perahu sebagai penunjuk arah dalam berlayar agar tidak rersesat. Maknanya: Fitrah manusia

yang bersifat gaibiah yang memberi petunjuk dan  kendali dalam menentukan arah 

kehidupan. Bisa dimaknai pula sebagai  kata hati, nurani yang mendapat pencerahan hidayah

Allah Swt. Rarasati nama lain dari Dayang Sumbi. Artinya : 1) > Raras = perasaan yang

sangat halus. > ati = hati, qalbu. Maknanya: Raras Ati = Hati atau qalbu yang penuh dengan

kehalusan budi karena mendapat pancaran sinar Ilahi. 2) Rara = gadis   > sati (santa) = suci,

pengorbanan, tenang. Maknanya: Rara Sati =  Kesucian yang tenang penuh pengorbanan.

e. Si Tumang.

            Artinya:   > tumang =  1) Peti yang tertutup (b. Kawi), 2) mangmang = sumpah

(b.Kawi)   tu-mang-mang =  orang yang terkena sumpah karena waswas. Maknanya: karakter

seseorang yang selalu asal bersumpah, waswas, akhirnya termakan sumpahnya sendiri,

hatinya seperti peti yang tertutup rapat tidak mendapat pencerahan.

f. Sangkuriang.

            Artinya: > 1) Sang = penanda hormat, honorifik. > Kuriang < kuring = saya, ego. 2)

Sang = penanda hormat, honorific. > Kuriang < guru + hyang =  ego yang gaib. Maknanya: 

Sangkuriang =  Jiwa (ego)  non material yang menjadi dasar tumbuhnya kesadaran mental

manusia yang selalu mendapat cobaan dan ujian kualitas dirinya.

g. Taropong

            Artinya : 1) Alat bertenun dari sepotong bambu kecil (tamiang) tempat benang pakan

(torak); 2) Alat untuk melihat sesuatu agar  lebih jelas (teropong). Maknanya: Kegiatan

(semangat) manusia dalam menata perilaku kehidupan agar terusun tertib sesuai dengan

kualitas dirinya serta mampu melihat dengan jelas alur (visi) kehidupannya.

h.  Wetan

8

Page 16: Makalah legenda sangkuriang

            Artinya : timur, tempat matahari terbit;  wetan > wiwitan = asal mula, harapan.

Maknanya : Menuju ke wetan (timur) , mencari yang diharapkan yang dicarinya sejak awal

mula keberadaan manusia.

i. Kulon 

            Artinya : Barat, tempat matahari tenggelam. Maknanya :  Sampai di arah  barat = 

sampai di batas waktu,  waktu terakhir, akhir kehidupan

j. Citarum

            Artinya:  > Ci < cai = air. > Tarum = sejenis tumbuhan, daunnya untuk memberi

warna indigo tua (hampir hitam) pada kain atau benang tenun. Maknanya: Kehidupan adalah

seperti air mengalir dalam perjalanannya akan mengalami beragam celupan kehidupan,

kebahagiaan, keprihatinan dan  juga hal-hal negatif lainnya sebagai ujian keteguhan hatinya.

k. Sanghyang Tikoro

            Artinya: > Sang = penanda hormat, honorifik. > Hyang = gaib. >Tikoro = saluran di

leher untuk bernafas dan berbicara (tenggorokan) atau  saluran di leher untuk makan

(kerongkongan). Maknanya: Kemampuan manusia dalam berbicara tentang apa pun yang

baik atau pun yang jelek serta sering  dilalui makanan entah yang halal  atau yang haram.

l. Guriang

            Artinya > Guru = Yang memberi petunjuk, ilmu;  > hyang = gaib.  Maknanya :

Guriang = orang  yang mengajari ilmu pengetahuan, fasilitator.

m. Gunung Putri

             Artinya > Putri = gadis, wanita cantik jelita, bangsawan. Maknanya: Karakter

manusia yang dihiasi nilai keindahan dan cinta kasih. Dimaknai sebagai sifat kewanitaan

(feminim, jamalliyah, cinta kasih yang rohimmi) yang penuh rasa kasih sayang.

n. Gunung Manglayang

            Artinya: > Manglayang = 1) ngalayang, melayang. 2) Mang-layang  > palayangan = 

Saluran untuk pembuangan air kolam/talaga. Maknanya : Kemampuan manusia untuk

menguras dan membersihkan dirinya dari karakter yang kotor.

o. Kembang Jaksi

             Artinya: 1) Jaksi > bisa dimaknai jadi + saksi . Maknanya: 1) Segala sesuatu yang

dikerjakan  seseorang  akhirnya akan menjadi saksi pula bagi dirinya. 2)  Jaksi = bunga

sejenis pohon pandan. Maknanya: Kesesuaian antara itikad/niat – ucapan dan perbuatan

(tekad – ucap – lampah)

p. Ujungberung

             Artinya: > Ujung = akhir. >berung > ngaberung = menurutkan hawa nafsu.

Maknanya:Berakhirnya gejolak hawa nafsu yang negatif.

q. Boeh Rarang

9

Page 17: Makalah legenda sangkuriang

            Artinya : > Boeh = kain kafan. > rarang = suci, mahal. Maknanya: Semuanya akan

berakhir bila satu saat mau tidak mau harus memakai kain kafan yang suci, yaitu datangnya

waktu kematian mungkin secara fisik atau secara psikis.

r. Gunung Bukit Tunggul

                        Artinya : 1) > Bukit = Bentuk gunung yang lebih kecil. > Tunggul = pokok

pohon. Maknanya: Siapapun orangnya, kaya-miskin, pembesar atau pun rakyat kecil

semuanya mempunyai pokok sejarah dirinya (leluhur).  2)  Tunggul  > tutunggul = batu

nisan. Maknanya setiap orang mempunyai  penanda  jati dirinya,  tentang apa dan siapa

dirinya.

s. Gunung Burangrang

            Artinya > Burangrang > Bukit  + rangrang. > rangrang = ranting. Maknanya : Siapa

pun orangnya tetap akhirnya akan ada sangkut pautnya  dengan keturunan dan masyarakat.

yang pada gilirannya semuanya akan hilang ditelan masa (ngarangrangan).

t. Gunung Tangkuban Parahu

            Artinya: >Tangkuban = tertelungkup, menelungkup. > Parahu = perahu. > Gunung

Tangkuban parahu = gunung yang bentuknya seperti perahu yang tertelungkup. Maknanya:

Dalam kosmologi Sunda, gunung dimaknai sebagai tubuh manusia. Gunung

Tangkubanparahu dimaknai sebagai manusia yang sedang menelungkupkan dirinya dan itu

menandakan suasana hati yang sedang bingung penuh penyesalan.

u. Talaga Bandung

            Artinya:  > talaga = danau, dimaknai sebagai kehidupan di dunia ini,  >bandung = 1)

dua buah perahu atau dua buah rakit yang disatukan dan di atasnya dibuat tempat berteduh. 2)

bandung > bandung + an = memperhatikan, menyimak > silih bandungan – saling

memperhatikan dengan penuh perhatian. Maknanya: > Talaga Bandung = Dalam kehidupan

di dunia ini, kita ibarat perahu yang dirakit berpasangan dengan sesama makhluk lain,

seyogyanya dapat membangun  kehidupan bersama, yaitu  kehidupan yang saling

memperhatikan, silih asih, silih asah dan silih asuh, interdependency (saling ketergantungan

yang harmonis),  equaliter (setara di depan hukum) dan egaliter (setara di dalam kehidupan)

C. Manfaat Materi

            Dalam penulisan makalah ini dengan materi yang bertemakan legenda Sangkuriang,

pada umumnya manfaat yang bisa dipetik dalam kehidupan harus saling memperhatikan,

karena manusia merupakan makhluk sosial yang saling ketergantungan satu sama lain.

Karena kehidupan adalah ibarat seperti air mengalir dalam perjalanannya akan mengalami

beragam celupan kehidupan, kebahagiaan, keprihatinan dan juga hal-hal negatif lainnya

sebagai ujian keteguhan hati. Jadi, kita harus menciptakan suasana hidup yang harmonis,

damai, aman dan tentram baik di lingkungan masyarakat maupun di dalam keluarga.

D. Makna bagi Siswa Tentang Materi

10

Page 18: Makalah legenda sangkuriang

            Seperti yang sebelumnya sudah ditulis di awal, bahwa sebuah legenda hanya bersifat

mitos, akan tetapi bila dikaji lebih dalam lagi ceritanya, banyak hal-hal yang bisa dipetik.

Namun perlu adanya pemamahan yang benar, akurat, tepat, dan juga berpegang pada

pengetahuan dasar. Untuk mendukung pengetahuan tersebut bisa mencari dan

menggunakannya sumber-sumber tertentu yang berkaitan dengan cerita tersebut, agar tidak

adanya pemahaman yang salah.

            Sangat penting sekali bagi siswa atau kaum pelajar sebagai generasi penerus yang ada

di seluruh Indonesia terutama siswa di SMP Negeri 3 Karanganyar , untuk mempelajari dan

mengkaji legenda Sangkuriang. Selain bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan dan

pengalaman, banyak manfaat yang bisa diambil sebagai pedoman hidup.

           

BAB III

11

Page 19: Makalah legenda sangkuriang

PENUTUP

A. Kesimpulan

            Dalam mengakaji legenda sangkuriang penulis akhirnya menarik kesimpulan tentang

apa yang ada dalam materi tersebut. Adapun kesimpulannya sebagai berikut :

1. Hermeunetika adalah ilmu menafsirkan tentang sesuatu agar mempunyai arti dan

makna, sehingga dapat dipetik manfaatnya. Karena itu  sangat bersifat subyektif dan

inklusif, tetap  terbuka bagi siapa pun untuk memasukkan tafsirannya secara pribadi.

2. Bila kita runut seluruh informasi di atas, maka akan ditemukan alur kearifan pandangan

hidup masyarakat Sunda yang terkandung dalam legenda Gunung Tangkuban parahu.

Kearifan yang dibungkus dengan cerita legenda ini dapat menjadi acuan hidup bagi

siapa pun dalam menjalani keberadaannya baik secara manusia lahiriah (fisik) maupun

manusia transendental (ruhi). 

3. Setelah mengkaji legenda sangkuriang didapatkan nama dan tempat serta aspek lainnya

yang terdapat dalam legenda tersebut  ialah; Sungging Perbangkara,  cariang, babi

hutan Si Wayungyang, Dayang Sumbi atau Rarasati, anjing Si Tumang, Sangkuriang,

taropong (torak), Wetan (Timur), Kulon (Barat), Citarum,  Sanghyang Tikoro,

Guriang, Gunung Putri, Gunung Manglayang, Ujungberung, kembang Jaksi, boeh

rarang, Gunung Bukit Tungggul, Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu,

dan Talaga Bandung.

B. Saran

            Dengan adanya makalah ini penulis hanya bisa menyarankan kepada pembaca,

khususunya bagi siswa SMP N 3 Karanganyar dapat membangun  kehidupan bersama,  yaitu 

kehidupan yang saling memperhatikan, silih asih, silih asah dan silih asuh, kemudian

ciptakan suasana hidup yang harmonis, damai, aman dan tentram. Tidak lupa untuk terus

menggali ilmu pengetahuan di berbagai mata pelajaran, khususunya dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia dan bisa mengkaji lebih dalam lagi sebuah cerita legenda Sangkuriang.

 

Daftar Pustaka

12

Page 20: Makalah legenda sangkuriang

Danandjaja, James. 1986. Folkor Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafitipress.

Ekadjati, Edi S. 2001. Kamus Bahasa Naskah dan Prasasti Sunda Abad.

Ekajati, Edi S. 1983. Naskah Sunda Lama Kelompok Babad. Bandung:      Depdikbud.

Hidayat, Suryalaga. 1996. Racikan Budaya Sunda. Jabar : Depdikbud Prop.

Http://www.sundaNet.com.

LBSS. 1975. Kamus Umum Basa Sunda: Tarate.

Satjadibrata, R.1946. Dongeng-dongeng Sasakala. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahyu Wibisana. 1992. Sangkuriang Kabeurangan. Bandung: Mangle No. 1373.

Wellek, Rene. Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.

Woyowasito, S. 1977. Kamus Kawi- Indonesia: CV. Pengarang.

LAMPIRAN

13

Page 21: Makalah legenda sangkuriang

Letusan Gunung Tngkuban Perahu

Sumber :

http://www.voaindonesia.com/content/gunun

g-tangkuban-perahu-meletus/1617301.html

Gunung Tangkuban Perahu dari Jauh

Sumber :

www.google.com Images tangkuban perahu

Pintu Masuk

Sovenir

14