lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, …kc.umn.ac.id/5142/4/bab iii.pdf ·...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif memberikan otonomi sebesar-besarnya kepada penulis dalam
mengembangkan proses yang terjadi antara penulis dan objek penelitian. Dalam
penelitian kualitatif yang dibutuhkan adalah kemampuan penulis untuk dapat
berfikir dengan tingkat kritis yang mendalam dan menyeluruh selama melakukan
seluruh proses penelitian, serta mampu menganalisis dan menginterpretasikan data
yang tersedia dan data yang telah diamat selama penelitian.
Fenomena sosial menjadi latar belakang penelitian ini, hanya bisa dilakukan
melalui jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi karena
terdapat aspek-aspek subjektivitas dalam diri individu. Fenomena sosial yang
menjadi fokus penelitian disini adalah pemaknaan remaja SMA terhadap rubrik
gaya pada majalah Gadis di Jakarta. Pengalaman secara sadar menjadi titik awal
dari pembahasan dari penelitian ini, karena kesadaran atas pengalaman,
didefinisikan sebagai keadaan yang memberikan sudut pandang pengalaman dari
orang pertama. Jadi fenomenologi berusaha memahami bagaimana seseorang
mengalami dan member makna bagi sebuah pengalaman (Kuswarno, 2009, h.25)
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
37
Pengertian penelitian kualitatif menurut Krik dan Miller (Moleong, 2006,
h.4) merupakan tradisi tertentu dalam ilmu oengetahuan sosial secara fundamental
bergantunf dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya.
Pengertian penelitian kualitatif adalah upaya menyajikan dunia sosial dan
perspektif di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi dan persoalan
tentang manusia yang di teliti. Jane Richie (Moleong, 2006, h. 6)
Menurut Denzin dan Lincoln memberikan pendapatnya akan pengertian
penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada (Moleong, 2005, h.5).
Paradigma yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis ialah paradigma yang hampir
merupakan antitesi dari paham yang meletakkan pengamatan dan objekvitas
dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini
memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful
action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang
bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka
(Hidayat, 2003, h.3).
‘Paradigma ini menyatakan bahwa dasar untuk menjelaskan sebuah
kehidupan, peristiwa sosial dan manusia bukan ilmu dalam kerangka positivistik,
tetapi justru dalam arti common sense. Pengetahuan dan pemikiran awam
berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhdap pengalaman dan
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
38
kehidupan sehari-hari, dan hal tersebut yang menjadi awal dari peneitian ilmu
sosial (Poerwarndari, 2007, h. 23).
Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita
yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari kontruksi tersebut bagi
kehidupan mereka dengan yang lain dalam konstruktivis, setiap individu memliki
pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan paradigma seperti ini
menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia
adalah sebuah sesuatu yang valid atau benar serta perlu adanya rasa menghargai
atas pandangan tersebut (Patton, 2002, h.96).
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis karena peneliti ingin
mendapatkan pengembangan pemahaman yang membantu proses interpretasi
suatu peristiwa. Peneliti berusaha menggali secara dalam tentang Pemaknaan
remaja SMA terhadap rubrik gaya pada majalah Gadis. Sedangkan subjek
penelitian seorang remaja terhadap rubrik Gaya merupakan sebuah kajian yang
unik dan menarik untuk diteliti. Pengalaman mengenai rubrik gaya adalah
pengalaman yang sangat personal bagi setiap individu, sehingga akan
menghasilkan pemaknaan yang unik.
3.2 Metode Penelitian
Mengungkapkan bagaimana makna rubrik gaya pada majalah Gadis bagi
para pelajar SMA di Jakarta, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, merupakan metode penelitian yang
dapat digunakan untuk membantu masyarakat dalam memahami berbagai gejala
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
39
atau fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. (Creswell , 2004, h.105)
mengungkapkan bahwa studi fenomenologi merupakan studi yang berusaha
mencari “esensi” makna dari suatu fenomena yang di alami dari beberapa
individu.. Dengan pendekatan studi fenomenologi maka pemaknaan umum dari
sejumlah individu terhadap berbagai pengalaman hidup terkait dengan fenomena
yang ada dapat diketahui secara mendalam dan menyeluruh.
Penulis yang akan melakukan sebuah penelitian harus mampu memahami
dimana posisi yang dimiliki oleh metodologi, dalam penelitian ini adalah
metodologi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, sehingga penulis mampu
untuk membedakan metode yang digunakan dengan metode yang lainnya.
Paradigma dari penelitian kualitatif merupakan landasan yang cenderung
digunakan dalam penelitian dengan pendetakatn studi studi fenomenologi.
Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, menggali
nilai-nilai dalam pengalaman di kehidupan seseorang, dan fokus menjadikan
sesuatu yang nampak, kembali kepada esensinya, keluar dari rutinitas dan keluar
dari apa yang diyakininya. Fokus dari penelitian, dilakukan secara keseluruhan
bukan per bagian karena didalam penelitian yang menggunakan metode ini
pengalaman dan perilaku di pandang sebagai sebuah satu kesatuan, antara subjek
dan objek yang saling terintergrasi, maupun antara bagian dan keseluruhannya,
yang kemudian akan membentuk persepsi penulis. Sesuai dengan salah satu ciri
studi fenomenologi (Kuswarno, 2013, h.37) bahwa fenomenologi tertarik dengan
keseluruhan, dengan mengamati entitas dari berbagai sudut pandang, sampai
didapat pandangan esensi dari pengalaman atau fenomena yang diamati.
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
40
Pengalaman yang dimiliki oleh seseorang akan dimaknai secara subjektif
oleh individu yang memilikinya. Makna yang dimiliki antar individu akan
berbeda untuk pengalaman yang sama. Makna ini yang akan membawa individu
kepada ide, konsep, penilaian, dan pemahaman yang hakiki atas suatu
pengalaman. Menemukan makna yang tersimpan dalam diri individu atas suatu
pengalaman menjadi tujuan dari penelitian, sehingga penulis dapat memperoleh
gambaran kehidupan dari sudut pandang orang pertama (pelaku). Dalam proses
menemukan makna, penulis fenomenologis dapat menempuh melalui teknik
wawancara baik secara formal maupun informal. Untuk kelancaran proses
wawancara harus dipersiapkan sebelumnya karena pertanyaan yang akan
diutarakan pada informan harus dilakukan dengan hati-hati, dimana kata-kata
yang terpilih adalah kata yang paling utama, sehingga dapat menunjukan makna
yang utama pula (Kuswarno, 2013, h. 38). Pertanyaan yang telah di buat
merefleksikan kepentingan, keterlibatan dan komitmen pribadi dari penulis.
(Kuswarno, 2013, h, 36).
Data yang diperoleh, salah satunya dalam bentuk berupa penuturan
informasi dari informan, adalah dasar bagi pengetahuan ilmiah karena data akan
melalui proses berfikir, intuisi, refleksi dan penilaian penulis untuk dapat
memahami perilaku manusia dalam kehidupannya.
Metode kualitatif dengan pendekatan sstudi fenomenoloogi di pelopori oleh
bapak Fenomenologi (Founding Fathers) Edmund Hussels, akan tetapi pada
penelitian ini menggunakan studi fenomenologi yang dikemukakan oleh
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
41
penerusnya, Alfred Schutz, orang pertama yang menerapkan fenomenologi dalam
penelitian sosial.
Penelitian fenomenologi dengan objek penelitian sosial, menuntut para
penulisnya untuk mampu membuat penafsiran terhadap objek yang diamati,
realitas. Didalam pelaksanaan penelitian sosial, penulis dengan orang yang di
amati harus menggunakan metode penafsiran yang sama, sehingga penulis dapat
mendalami penafsiran yang ada pada objek penelitiannya. Penulis sebaiknya
hanya melibatkan diri secara kognitif terhadap objek penelitian, lebih dari itu,
penulis harus mampu menempatkan diri pada posisi yang netral, dengan
mengasumsikan bahwa diri penulis tidak memiliki ketertarikan dan keterikatan
terhadap dunia dari objek yang diamati, dengan tujuan meminimalisir bias pada
hasil penelitian.
Kemampuan penulis untuk membuat objek penelitian merasa nyaman juga
menjadi tugas dari penulis. Kenyamanan yang dirasakan objek penelitian saat
berada dekat dengan penulis akan membuat objek penelitian menunjukan
bagaimana diri mereka yang sesungguhnya, dan tidak bertindak menjadi diri
orang lain, Schutz menyatakan bahwa tindakan manusia adalah bagian dari
posisisinya dalam masyarakat (Kuswarno, 2013, h. 38), sehingga memungkinkan
seseorang melakukan kamuflase atau peniruan dari tindakan orang di
sekelilingnya.
Tindakan manusia memiliki tingkat komleksitas yang tinggi sehingga perlu
adanya anggpan dasar yang menjamin konstruk ilmiah yang dibuat konsisten
dengan konstruk yang telah ada sebelumnta. Oleh karena itu Schutz menciptakan
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
42
sebuah pemikiran “model tindakan manusia” yang dipostulasikan ke dalam tiga
poin dalam Kuswarno (2013, h.39) yaitu Konsistensi logis, konsistensi sbjektif
dan kecukupan.
3.3 Key Informan/Informan
Obyek dalam penelitian ini yaitu remaja SMA, peneliti meneliti remaja
SMA, peneliti melakukan wawancara terhadap 5 informan remaja dari sekolah
yang berbeda. Informan adalah individu yang dianggap mengetahui sepenuhnya
tentang suatu fenomena atau masakah, dan dapat memberikan infromasi yang
akurat, jelas, dan terpercaya (Moleong, 2009, h.97)
Proses wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
berbagai informasi mengenai makna remaja SMA terhadap rubrik gaya pada
majalah Gadis di Jakarta, oleh karena itu peneliti memilih informan berdasarkan
kriteria berikut:
- Remaja Putri Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta.
- Berlangganan majalah GADIS minimal 3 bulan terakhir.
- Berpenampilan menarik
- Pernah mengikuti ajang pemilihan Gadis Sampul (optional)
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Mendapatkan data merupakan tujuan dari sebuah penelitian oleh karena itu
pengumpulan data harus secara strategis. Dengan mengetahui teknik dari
pengumpulan data maka penulis akan mendapatkan data yang memenuhi standar
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
43
data yang di tetapkan (Sugiyono, 2010). Penulis menetapkan sejumlah teknik
dalam mengumpulkan data, yaitu wawancara, observasi dan kepustakaan.
3.4.1 Wawancara
Wawancara merupakan metode utama untuk mengungkapkan fenomena
objek penelitian ini. Pengalaman merupakan hal yang menjadi inti dari penelitian
kualitatif ini sehingga dengan teknik wawancara mendalam, diharapkan penulis
dapat mengetahui serta memahami pengalaman para remaja dalam gaya berbusana
dan membantu penulis untuk menyimpulkan pemaknaan remaja sma terhadap
rubrik gaya pada majalah Gadis. Saat wawancara berlangsung penulis harus
memerhatikan bahasa yang digunakan informan baik secara verbal mauoun
nonverbal. Dengan deminikian penulis akan menggunakan alat bantu seperti
pedoman wawancara, alat rekam suara, alat rekam gambar dan juga notes untuk
mencatat hal yang ditemui oleh penulis terkait perilaku dan informasi yang
diberikan informan selama proses wawancara berlangsung di lapangan.
Wawancara mendalam adalah bentuk komunikasi anatar dua orang, yang
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.
Pengertian wawancara menurut seorang ahli, Lincoln dan Guba dalam Moleong
(2006, h. 186) adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan
oleh dua pihak yaitu pewawancara yang memberikan pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
44
Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan merujuk pada apa yang
dikemukakan oleh Patton, yaitu jenis wawancara menggunakan petunjuk umum
wawancara. Wawancara mendalam dilakukan kepada beberapa informan.
Informan terpilih merupakan remaja SMA di Jakarta yang telah membaca dan
berlangganan majalah Gadis kurang lebih dalam 3 bulan terakhir. Wawancara
dilakukan secara tatap muka, untuk menghindari miskonsepsi data. Data yang
tidak atau kurang jelas, dikonfirmasikan kembali kepada informan yang
bersangkutan baik secara tatap muka maupun komunikasi ber media.
3.4.2 Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan yang dilakukan oleh penulis untuk
dapat mengumpulkan data pendukung dari hasil wawancara mendalam yang telah
atau dilakukan secara bersamaan. Penulis menetapkan untuk melakukan observasi
dengan jenis non-partisipatori, tidak mengikutsertakan diri dalam kegiatan
observasi, hanya mengamati partisipasi pasif dalam Sugiyono (2010, h. 21):
“means the research is present at the scene of action but does not interact
or participate”. Dalam observasi jenis ini penulis datang ke tempat kegitatan
subjek yang diamait, tetapi tidak ikut dalam kegiatan itu. Hanya mengamat.
Maksud yang sama tentang jenis observasi ini coba di jelaskan oleh Buford
Junker (Moleong, 2006) disebut dengan pemera serta sebagai pengamat yang
memiliki penjelasan sebagai berikut:
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
45
Peranan penulis sebagai pengamat dalam observasi non partisipator adalah
dengan tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta. Tidak melebur dalam arti
sesungguhnya.
Penulis disini melakukan pengamatan untuk memilih dan memahami
karakter informan yang akan penulis pilih dengan menjadi panitia karantina dan
malam final Gadis Sampul 2016. Pengalaman penulis selama 5 hari menjalani
berbagai aktivitas dan kegiatan bersama para finalis Gadis Sampul membantu
penulis dalam menentukan informan mana yang akan penulis pilih berdasarkan
dengan kriteria yang telah penulis tentukan.
Penulis ikut dalam kegiatan yang dijalani oleh para finalis Gadis sampul
2016 namun penulis tidak melebur sesungguhnya, namun hanya mengamati dan
mengawasi kegiatan para finalis dalam melakukan kegiatan karantina Gadis
sampul 2016.
Pengalaman adalah guru yang paling berharga, begitulah peranan dari pada
observasi atau pengamatan. Pengalaman yang akan didapatkan sesaat oenulis
melakukan observasi, walaupun pada penelitian ini keikutsertaan penulis dalam
observasi dibatasi, hanya sampai pengamatan. Penulis akan mendapatkan
pengalaman berbeda di setiap situasi nya, sehingga penulis dapat lebih
mengungkapkan seperti apa fenomena yang sebenarnya terjadi. Lebih dari itu,
manfaat lain yang akan didapatkan dengan dilakukannya observasi dalam
mengumpulkan data, seperti yang ada dalam Moleong (2006, h.174),
dikemukakan oleh Guba dan Lincoln:
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
46
1) Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara
langsung, penulis dapat mengamati langsung peristiwa yang terjadi
2) Teknik pengamatan data memberikan kemungkinan penulis untuk
mengamati, dan mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.
3) Teknik pengamatan memungkinkan penulis mencatat peristiwa
dalam situasi yang berkaitan dengan proposisional
4) Teknik pengamatan meminimalisir keraguan atas kekeliruan yang
terjadi.
5) Teknik pengamatan memungkinkan penulis memahami situasi
rumit yang terjadi.
6) Pengamatan dapat menjadi teknik alternatif dimana teknik
komunikasi lainnya tidak memungkinkan.
Observasi non partisipatori yang dilakukan merujuk pada teori peniruan
(Modelling), Albert Bandura dimana teori ini merupakan aplikasi dari Teori
Belajar Sosial oleh Bandura (1989), seorang psikologi dari Kanada. Teori ini
merupakan salah satu langkah penting dari pembelajaran terpadu. Menurut teori
belajar sosial, ada 4 tahap proses belajar, yaitu:
1) Perhatian (Attention)
Subjek harus memperhatikan tingkah laku model untuk dapat
memperlajarinya. Subjek member perhatian tertuju kepada nilai, harga diri, sikap,
dan lain lain yang dimiliki.
2) Mengingat (Retention)
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
47
Subjek yang memperhatikan harus merekam peristiwa itu dalam sistem
ingatannya. Kemampuan untuk menyimpan informasi juga merupakan bagian
penting dari proses belajar.
3) Reproduksi gerak (Reproduction)
Setelah mempelajari sesuatu tingkah laku, subjek juga dapat menunjukan
kemampuannya atau menghasilkan apa yang disimpan dalam bentuk tingkah laku.
4) Motivasi
Motivasi juga merupakan hal penting dalam pemodelan Alber Bandura
karena ia adalah penggerak individu untuk terus melakukan sesuatu.
Kaitan antara Teori Peniruan dengan penelitian ini adalah salah satu efek
dari media massa majalah adalah terjadinya pengimitasuan yang dilakukan oleh
remaja SMA dari gaya berbusana pada rubrik Gaya yang ditampilkan majalah
Gadis untuk memenuhi kebutuhan fashion mereka sehari-hari dimana saat ini
fashion merupakan salah satu media untuk meningkatkan kepercayaan diri dan
identitas diri di kalangan remaja.
3.4.3 Kepustakaan
Penulis melakukan teknik oengambilan data berdasarkan referensi buku,
jurnal, artikel, e-news dan website yang berhubungan dengan pemaknaan remaja
SMA terhadap rubrik gaya pada majalah Gadis di Jakarta, serta menggunakan
pedoman dari beberapa teori dan konsep yang memiliki ketertarikan dengan
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
48
masalah yang diteliti oleh penulis. Teknik ini bermanfaat dalam memperkaya
wawasan penulis dalam melakukan penelitian ini.
3.5 Teknik Keabsahan Data
Dalam tubuh penelitian kualitatif sejak awal telah memiliki dasar usaha
meningkatkan derajat kepercayaan data yang bertujuan untuk menyanggah bahwa
penelitian kualitatif itu bersifat tidak alamiah, hal itu dalam penelitian kualitatif
disebut sebagai keabsahan data. Mengetahui dan menerapkan teknik keabsahan
data dengan cermat akan membantu penulis dalam mempertanggung jawabkan
penelitian kualitatif yang telah dilakukan dari segala sisi. Untuk mendapatkan
keabsahan data suatu penelitian maka dibutuhkan teknik pemeriksaan. Terdapat
empat kreteria yang digunakan (Moleong, 2006, 330) yaitu: 1) Derajat
kepercayaan, 2)Keteralihan, 3)Kebergantungan, 4)Kepastian. Dalam penelitian ini
kriteria yang digunakan adalah derajat kepercayaan, terdapat sejumlah teknik
pemeriksaan yang dapat digunakan, sebagai berikut:
1) Perpanjangan keikutsertaan
2) Ketekunan pengamatan
3) Triangulasi
4) Pengecekan sejawat
5) Kecukupan referensial
6) Kajian kasus negatif
7) Pengecekan anggota
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
49
Dalam mencapai keabsahan data penelitian ini dilakukan teknik
pemeriksaan yaitu truangulasi dengan sumber dengan tujuan yaitu
membandingkan hasil wawancara serta mendapatkan penjelasan yang lebih
holistic berdasarkan kajian ilmu psikologi.
3.5.1 Triangulasi
Triangulasi merupakan pengesahan data kualitatif dengan bersilangan, data
yang tersedia, sesuai dengan konvergensi beberapa sumber data, dari beberapa
prosedur pengumpulan data. Dengan kata lain, triangulasi data dilakukan guna
mencapai validitas dari data penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan cara
mencari informasi sejenis dari sumber data yang lain dan dinyatakan valid apabila
sudah berkonvergensi atau tidak ada pertentangan di antara masing-masing
informasi dari pada sumber yang berbeda.
Pada teknik triangulasi dalam upaya pemeriksaan keabsahan data, terdapat
tiga cara yang dapat dipilih untuk digunakan oleh penulis, yaitu:
1) Triangulasi sumber
Dalam teknik ini menjaga kredibilitas data dengan cara melakukan
pengecekan informasi yang telah diperoleh dari beberapa sumber yang terkait.
Pada triangulasi sumber data yang diperoleh tidak di rata rata sebagaimana
dilakukan dalam metodologi penelitin kualitatif, melainkan dilakukan dengan cara
dideskripsikan, dan dikategorisasikan, dimana ada kesamaan data dan perbedaan
secara spesifik. Selanjutnya data yang telah diproses disajikan kepada pemberi
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
50
informasi atau sumber informasi (significant others) untuk dilakukan pengecekan
hasil intepretasi dari pada penulis, yang di kenal dengan isitilah Member check.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012, h.89). Data analisis juga
mengharuskan penulis terbuka terhadap kemungkinan dan melihat pertentangan
atau oenjelasan alternative temuan (Creswell, 2002, h.142).
Dalam teknik analisis data, penulis harus dapat melakukan kegiatan
penelitian secara baik dan terstuktur. Oleh karena itu penulis harus mengetahui
langkah-langkah yang baik dan sesuai dengan penelitian penulis.
1) Penulis terlebih dahulu menuliskan deskripsi lengkap mengenai
teori peniruan, konsep makna remaja SMA, konsep gaya berbusana dalam rubrik
Gaya di majalah Gadis di Jakarta, setelah itu akan dilakukan analisis data. Teknik
analisi data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu memaparkan fakta atau
hasil temuan yang ada sebagimana terekam atau tercatat oleh peneliti, kemudian
data dideskripsikan, sesuai dengan konsisi yang ditemui di lapangan.
2) Penyajian data, yaitu penyusunan yang diperoleh ke dalam suatu
tulan yang sistematis dan dilakukan analisam merujuk pada tema yang spesifik
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018
51
yang dilakukan dengan car amengumpulkan informasi dan mengelompokkanya.
Kegiatan ini merupakan kegiatan menyeleksi data yang diterima dari informasi
pada saar wawancara berlangsung dan juga terfokus pada batasan masalah yang
sudah di tentukan. Proses reduksi data dilakukan untuk menghasilkan data
sebanyak mungkin yang sesuai dengan tema dan dapat melakukan analisa gejala
yang terjadi dari hasil penelitian tersebut.
3) Kesimpulan adalah tahapan akhir dalam proses analisis data.
Penulis menyimpulkan dari sejumlah data yang diperoleh melalui wawancara,
observasi, serta kepustakaan. Melalui langkah tersebut, diharapkan bisa membantu
penelitian agar dapat tersusun dengan sistemasi, dan juga dapat memberikan hasil
yang berrbobot tehadap hasil penelitian yang disajikan.
Pemaknaan Remaja SMA..., Orvina Myrilla, FIKOM, 2018