lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/indah mustika...

143
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DAN KARAKTERISTIK

PERUSAHAAN TERHADAP

AGRESIVITAS PAJAK

(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Indah Mustika Lokanata

14130210055

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA

TANGERANG

2018

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Scanned by CamScannerPengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Scanned by CamScannerPengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

“If you really want to do something, you’ll find a

way. If you don’t, you’ll find an excuse.”

-Jim Rohn-

Dari hati jadi aksi, dari hati turun ke kaki. Cita-cita

jangan hanya disimpan di dalam pikiran, tapi harus

diwujudkan dan diperjuangkan.

- Merry Riana-

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh

pengungkapan corporate social responsibility (CSR) dan karakteristik perusahaan

terhadap agresivitas pajak. Karakteristik perusahaan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ukuran perusahaan, leverage, dan likuiditas. Agresivitas pajak

merupakan tindakan yang dilakukan wajib pajak untuk mengefisienkan beban pajak

terutang yang diterimanya. Agresivitas pajak diproksikan dengan effective tax rate

(ETR).

Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive

sampling dan data sekunder yang dianalisa dengan menggunakan metode linear

berganda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan manufaktur sektor

aneka industri yang secara berturut-turut selama periode 2014-2016 terdaftar di

BEI, menerbitkan laporan tahunan per 31 Desember, dan telah di-audit oleh auditor

independen, menggunakan mata uang rupiah, memiliki beban pajak penghasilan

lebih rendah dibandingkan dengan laba sebelum pajak.

Hasil penelitian ini adalah (1) pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) tidak memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak, (2)

ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak,

(3) leverage (DAR) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak,

(4) likuiditas (CR) memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak, dan (5)

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), ukuran perusahaan¸

leverage (DAR), dan likuiditas secara simultan berpengaruh terhadap agresivitas

pajak.

Kata kunci: agresivitas pajak (ETR), leverage (DTA), likuiditas (CR),

pengungkapan corporate social responsibility (CSR), ukuran

perusahaan.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

ii

ABSTRACT

The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the effect of

corporate social responsibility (CSR) disclosure and characteristic of the company

toward tax aggressiveness. Characteristic of the company uses firm size, leverage,

and liquidity. Tax aggressiveness is action taken to minimize the burden of the

taxpayer receives tax payable. Tax aggressiveness measured using the effective tax

rate (ETR) proxy.

The sample of this research was selected by using purposive sampling

method and with secondary data which was analysed by using multiple regression

method. There were 14 manufacture firm various industry sectors as samples that

have been simultaneously registered in BEI since 2012-2014, published annual

report at the end of 31 December and had been audited by independently auditor,

used Rupiah as currency, has a lower income tax expense than the pretax income..

The result of this research are (1) Corporate Social Responsibility (CSR)

disclosure does not have positive effect towards tax aggressiveness, (2) firm’s size

have a significant positive effect towards tax aggressiveness, (3) leverage (DAR)

have a significant positive effect towards tax aggressiveness, (4) liquidity (CR) have

a significant positive effect towards tax aggressiveness, and (5) Corporate Social

Responsibility disclosure, firm’s size, leverage (DAR), and liquidity (CR)

simultaneously have a significant effect toward tax aggressiveness.

Keywords: tax aggressiveness (ETR), leverage (DTA), liquidity (CR), corporate

social responsibility (CSR) disclosure, firm size.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

dan rahmat-Nya yang melimpaj sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR) DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK” dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S.E.).

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berupa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang begitu besar sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Orang Tua, Kakak penulis Dharmawan Lokanata, dan Adik penulis Mutiara

Zhelitha Lokanata yang selalu memberikan semangat dan dukungan yang

mendorong penulis untuk berhasil menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Meiriska Febrianti, S.E., Ak., M.E., B.K.P., CA. selaku dosen pembimbing

yang selalu memberikan arahan dan nasihat yang mendukung serta kesabaran

beliau selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Stefanus Ariyanto, S.E., M.Ak., CPSAK. selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara, yang telah memberikan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Scanned by CamScannerPengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

ABSTRAK ............................................................................................................ i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah............................................................................................... 20

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................ 20

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 21

1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 21

1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................... 22

BAB II TELAAH LITERATUR ......................................................................... 24

2.1 Teori Keagenan ................................................................................................ 24

2.2 Pajak .......................................................................................................... 27

2.3 Agresivitas Pajak .............................................................................................. 30

2.4 Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................................ 35

2.5 Ukuran Perusahaan........................................................................................... 42

2.6 Leverage .......................................................................................................... 47

2.7 Likuiditas ......................................................................................................... 51

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

vi

2.8 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Karakteristik

Perusahaan Secara Simultan Terhadap Agresivitas Pajak ................ 54

2.9 Model Penelitian .............................................................................................. 54

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 56

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................................ 56

3.2 Metode Penelitian............................................................................................. 57

3.3 Variabel Penelitian ........................................................................................... 57

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 62

3.5 Teknik Pengambilan Sampel............................................................................ 62

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 63

3.6.1 Statistik Deskriptif .................................................................................. 63

3.6.2 Uji Normalitas ......................................................................................... 64

3.6.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 65

3.7 Uji Hipotesis .................................................................................................... 67

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 72

4.1 Objek Penelitian ............................................................................................... 72

4.2 Analisis dan Pembahasan ................................................................................. 73

4.2.1 Statistik Deskriptif .................................................................................. 73

4.2.2 Uji Normalitas ......................................................................................... 76

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 77

4.3 Uji Hipotesis ................................................................................................... 80

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

vii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 90

5.1 Simpulan .......................................................................................................... 90

5.2 Keterbatasan ..................................................................................................... 92

5.3 Saran .......................................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 94

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 100

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Hasil Perhitungan Sebelum dan Sesudah Tax Planning.................. 8

Tabel 2.1 Tarif Pajak Untuk Orang Pribadi ........................................................... 28

Tabel 2.2 Kriteria Ukuran Perusahaan ................................................................... 44

Tabel 3.1 Interprtasi Koefisien Korelasi ................................................................ 69

Tabel 4.1 Rincian Pengambilan Sampel Penelitian ............................................... 73

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................ 74

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 76

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................... 77

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................... 78

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................ 80

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F ................................................................................ 81

Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t ................................................................................. 83

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2012-2016 ................ 3

Gambar 1.2 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan

(APBN-P) Tahun 2017 ....................................................................... 4

Gambar 2.1 Model Penelitian ................................................................................ 55

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 79

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendapatan suatu negara memiliki peranan yang penting bagi kesejahteraan rakyat.

Pendapatan negara merupakan penerimaan yang diperoleh untuk membiayai dan

menjalankan seluruh program pemerintah demi kebutuhan masyarakat. Penerimaan

suatu negara berasal dari berbagai sektor, salah satunya berasal dari sektor pajak.

Penerimaan pajak dilakukan pemungutannya dibawah kewenangan Kementerian

Keuangan melalui lembaga Direktorat Jenderal Pajak. Direktorat Jenderal Pajak sangat

berpengaruh dalam menerima, mengatur, menstabilkan, dan meredistribusi pendapatan

negara. Pemerintah membutuhkan dana yang besar untuk melaksanakan pembangunan

negara.

Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang

perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Pajak adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat. Selain itu penghasilan yang bukan pajak antara lain pengelolaan

dana pemerintah, pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki, pelayanan kepada

masyarakat, pengenaan denda adminstrasi, dan hasil-hasil pengelolahan kekayaan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

2

negara yang telah dipisahkan. Sistem pemungutan pajak di Indonesia menggunakan

Self Assessment yang dimana setiap wajib pajak diberikan kepercayaan untuk

mendaftarkan diri, menghitung utang pajaknya sendiri, dan melaporkan hasil

perhitungannya ke Kantor Pelayanan Pajak (Ifadhoh, dan Amanah, 2013).

Penerimaan pajak diperoleh dari wajib pajak orang pribadi atau badan.

Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2008 orang pribadi merupakan wajib pajak

yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia atau di luar Indonesia. Sedangkan

badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang

melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau

badan usaha milik daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,

dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial

politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak

investasi kolektif dan bentuk usaha tetap lainnya. Pemerintah menggunakan pajak yang

diperoleh untuk melaksanakan tanggung jawab negara diberbagai sektor kehidupan

guna mencapai kesejahteraan umum, termasuk masyarakat dan bangsa Indonesia

(Prameswari, 2017). Penerimaan pajak tersebut dapat dilihat dari sisi realisasi

pendapatan negara dan hibah yang bersumber dari pajak tahun 2012-2016.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

3

Gambar 1.1

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2012-2016

Sumber: Badan Pemeriksa Keuangan, 2017

Berdasarkan Gambar 1.1 mencerminkan bahwa realisasi pendapatan negara dan

hibah untuk tahun 2016 mencapai Rp1.555.934,1 miliar atau 87,11 persen dari target

pendapatan negara dan hibah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Perubahan (APBN-P) tahun 2016 sebesar Rp1.786.225,0 miliar. Realisasi pendapatan

negara dan hibah pada tahun 2016 terdiri dari realisasi penerimaan perpajakan sebesar

Rp1.284.970,1 miliar atau 83,48 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016 sebesar Rp1.539.166,2 miliar, realisasi

penerimaan bukan pajak (PNBP) sebesar Rp245.083,6 miliar dan realisasi pendapatan

hibah sebesar Rp8.978,6 miliar atau 45,03 persen dari target Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016 Rp1.975,1 miliar (www.bpk.go.id).

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

4

Namun sampai dengan triwulan terakhir, yaitu Q4 2017, penerimaan pajak

mencapai Rp1.151,13 Triliun dari target Rp1.283,56 Triliun, atau sebesar 89,68%

sehingga masih terdapat shortfall sebesar Rp132 Triliun dari target Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2017. Persentase pencapaian

penerimaan pajak s.d. Q4 2017 adalah 89,68%, lebih baik dibandingkan persentase

capaian periode yang sama tahun 2016 yaitu 81,60% dan pada tahun 2015 yaitu

81,96%. Oleh karena itu selama tahun 2017, penerimaan perpajakan memiliki

kontribusi yang besar bagi pendapatan negara (www.pajak.go.id).

Gambar 1.2

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan

(APBN-P) Tahun 2017

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak Kementrian Keuangan, 2017

Pajak memegang peranan yang sangat penting dalam penerimaan negara yang

besarnya persentase penerimaan yang bersumber dari pajak sebesar 89,68% dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2017 dimana

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

5

industri pengolahan nonmigas berperan penting dalam mengakselerasi pertumbuhan

ekonomi nasional. Hal tersebut dikarenakan sektor manufaktur dalam negeri menjadi

penyumbang terbesar dari pajak dan cukai.

Industri pengolahan non migas pada triwulan I-2017 tumbuh sebesar 4,71

persen. Capaian tersebut meningkat dibanding pertumbuhan dalam periode yang sama

tahun 2016 sebesar 4,51 persen, juga diatas pertumbuhan sepanjang tahun 2016 yang

mencapai 4,42 persen. Industri pengolahan nonmigas menjadi kontributor terbesar bagi

pertumbuhan ekonomi nasional dibandingkan sektor-sektor lainnya. Badan Pusat

Statistik mencatat, industri pengolahan nonmigas mampu memberikan sumbangan

mencapai 18,08 persen pada triwulan I-2017. Menperin mengatakan pertumbuhan

industri nasional salah satunya ditopang oleh laju investasi di dalam negeri yang

semakin meningkat. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan

ekonomi. Beberapa sektor seperti industri otomotif, tekstil, dan olahan susu telah

merealisasikan investasinya (www.kemenperin.go.id). Pemerintah pada paruh kedua

tahun 2017 mendorong percepatan pertumbuhan tiga sektor industri. Sekretaris

Jenderal (Sekjen) Kementrian Perindustrian Haris Munandar mengungkapkan, tiga

sektor industri tersebut yakni sektor industri argo, industri kimia tekstil dan aneka

(IKTA), dan industri logam dasar, infrastruktur hingga elektronik (ILMATE)

(www.ekonomi.kompas.com).

Mendorongnya percepatan pertumbuhan salah satu sektor yaitu industri kimia

tekstil dan aneka (IKTA) dapat meningkatkan penjualan yang signifikan dan hal

tersebut berdampak pada penerimaan pajak negara akan meningkat. Oleh karena itu,

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

6

pajak bagi negara merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang digunakan

untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan.

Sedangkan pajak bagi perusahaan merupakan beban yang mengurangi laba sebelum

pajak (Pranoto dan Widagdo, 2016). Besarnya pajak perusahaan dihitung berdasarkan

laba bersih yang diperolehnya, semakin besar penghasilan yang diperoleh maka

semakin besar beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Sebagai upaya

meningkatkan penerimaan pajak, Kementerian Keuangan menyatakan perlunya revisi

peraturan perpajakan lama dan mengembangkan strategi baru yang lebih sesuai. Sri

Mulyani mengatakan bahwa kesenjangan dalam sistem pajak dalam negeri telah

menciptakan peluang bagi perusahaan, bahkan individu dengan kekayaan tinggi, untuk

mengeksploitasi. Korporasi telah mampu memanfaatkan celah-celah ini untuk

melakukan perencanaan pajak yang agresif dan penetapan harga transfer untuk

meminimalkan kewajiban pajak mereka, atau dalam beberapa kasus tidak membayar

pajak sama sekali (www.finansial.bisnis.com).

Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan jika perusahaan tidak membayar pajak

di negara dimana pendapatan mereka dihasilkan, pendapatan pemerintah negara

tersebut menjadi lebih rendah sehingga membuat investasi kesejahteraan masyarakat

menjadi berkurang. Negara membutuhkan pendapatan untuk mendanai rumah sakit,

sekolah, dan proyek infrastruktur dasar yang sangat penting bagi pembangunan

ekonomi dan mengurangi ketidaksetaraan. Dengan pendapatan yang lebih rendah dari

perkiraan, beban untuk mendanai layanan ini bergeser ke sumber pendapatan lain,

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

7

mengurangi pengeluaran untuk investasi masyarakat yang meningkatkan pertumbuhan,

atau keduanya (www.finansial.bisnis.com).

Dalam meminimalkan jumlah pajak yang dibayarkan, maka perusahaan

melakukan manajemen pajak dengan cara perencanaan pajak. Menurut Suandy (2016)

perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak, dimana pada tahap

ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat

diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Melalui tax planning,

dana perusahaan menjadi lebih efektif karena beban pajak dimungkinkan untuk

diperkecil dapat dialihkan untuk pembayaran lainnya yang lebih bermanfaat bagi

perusahaan (Lestari et al, 2017). Menurut Pohan (2013), ada 3 macam cara tax planning

yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan jumlah beban pajaknya yakni tax

avoidance (penghindaran pajak), tax evasion (penyelundupan pajak), dan tax saving

(penghematan pajak).

Menurut Pohan (2013), tax avoidance adalah upaya penghindaran pajak yang

dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan

ketentuan perpajakan, dimana metode dan teknik yang digunakan cenderung

memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang

dan peraturan perpajakan itu sendiri untuk memperkecil pajak terutang. Seperti

pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan obyek pajak. Sebagai

contoh, perusahaan yang mengubah tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi

pemberian natura, karena natura bukan merupakan obyek dalam PPh Pasal 21 (Putri

dan Putra, 2017). Tax evasion adalah upaya wajib pajak untuk menghindari pajak

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

8

terutang secara ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.

Sedangkan tax saving adalah upaya wajib pajak mengelak utang pajaknya dengan jalan

menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada pajak pertambahan

nilainya, atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang dapat

dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi lebih kecil dan dengan demikian

terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar.

Implementasi tax planning pajak penghasilan badan sebagai upaya

penghematan Pajak Penghasilan (PPh Badan) PT Sang Hyang Seri (Persero):

Tabel 1.1

Data Hasil Perhitungan Pajak Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak

Keterangan 2011 2012 2013

Jumlah PPh sebelum

perencanaan pajak

15.738.021.536,50 25.559.036.525 5.028.850.471,56

Jumlah PPh sesudah

Perencanaan pajak

14.888.755.602,25 24.689.648.234,50 4.721.660.765,44

Penghematan Pajak 849.265.934,25 869.388.290,5 307.189.706,12

Sumber: Ernawati, dkk., 2015

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, perencanaan pajak memberikan

pengaruh terhadap besarnya pajak penghasilan badan PT Sang Hyang Seri (Persero),

penghematan tersebut dikarenakan bertambahnya biaya fiskal perusahaan akibat

perjalanan dinas, biaya promosi, dan lain-lain. Pada dasarnya perusahaan tetap

mengeluarkan pengeluaran untuk biaya-biaya tersebut, tetapi dengan adanya

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

9

perencanaan pajak (tax planning) biaya-biaya itu dapat menjadi pengurang besarnya

pajak perusahaan. Dalam laporan keuangan fiskal laba perusahaan mengecil, namun

tidak mengalami kerugian tetapi menjadi untung karena adanya perencanaan pajak (tax

planning) perusahaan menjadi lebih sedikit membayar pajaknya dengan memanfaatkan

celah-celah dalam Undang-Undang Perpajakan (Ernawati, dkk., 2015).

Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak berencana memberlakukan aturan

mandatory disclosure rules (MDR) dalam waktu dekat. Kewajiban ini melaporkan

perencanaan pajak (tax planning) yang disiapkan wajib pajak ini merupakan strategi

untuk mencegah penghindaran pajak. Aparat pajak mencurigai tax planning banyak

dilakukan wajib pajak Indonesia. MDR menjadi salah satu aksi dari Anti-Base Erosion

and Profit Shifiting (BEPS) yang mewajibkan wajib pajak dan promotor atau pengatur

strategi pajak untuk mengungkapkan skema atau model tax planning-nya

(www.nasional.kontan.co.id)

Perusahaan yang ingin memperoleh laba yang maksimal maka perusahaan

membutuhkan perencanaan pajak yang agresif. Tax Planning adalah upaya subyek

pajak untuk meminimalkan pajak yang terutang melalui skema yang memang telah

diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dan sifatnya tidak

menimbulkan dispute antara subyek pajak dan otoritas pajak (Kurniawati dan Arifin,

2017). Sedangkan perencanaan pajak agresif adalah praktik yang mengarah pada tax

avoidance atau tax evasion, karena memanfaatkan kelemahan sistem perpajakan

dengan tujuan meminimalisasi beban pajak (Gunawan dan Sulistiawan, 2018). Praktik

tindakan agresif biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan hukum pajak dan tidak

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

10

melanggar hukum pajak (Pranoto dan Widagdo, 2016). Perencanaan pajak yang agresif

ini dikenal sebagai agresivitas pajak (tax aggressiveness) untuk meminimalkan

penghasilan kena pajak perusahaan dengan menggunakan sistem self assessment.

Namun demikian, agresivitas pajak dapat didefinisikan sebagai semua upaya yang

dilakukan manajemen untuk menurunkan pembayaran pajak yang seharusnya dibayar

oleh perusahaan. Oleh karena itu, kemungkinan perusahaan lebih agresif terhadap

perpajakannya semakin besar.

Menurut Adiyani dan Septanta (2017) agresivitas pajak merupakan kegiatan

yang lebih spesifik, yaitu mencakup transaksi yang tujuan utamanya adalah untuk

menurunkan kewajiban perusahaan. Agresivitas pajak juga dapat diartikan sebagai

suatu tingkat dimana perusahan lebih agresif untuk menghemat pajak dengan

membayar pajak serendah mungkin dari aturan yang telah ditetapkan dalam

perpajakan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa agresivitas pajak

adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan beban pajak

dengan membayar pajak yang terutang lebih rendah agar dapat memperoleh

keuntungan yang maksimal. Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak yang terutang adalah pajak yang

harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam

Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam penelitian ini, agresivitas pajak diukur dengan menggunakan Effective

Tax Rate (ETR). Menurut Gunawan dan Sulistiawan (2018) Effective Tax Rate adalah

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

11

tarif pajak efektif, yang diukur sebagai laporan antara beban pajak penghasilan dan

pendapatan sebelum pajak. Dimana semakin rendah ETR mengindikasikan adanya

agresivitas pajak dalam perusahaan. ETR yang rendah menunjukkan beban pajak

penghasilan yang lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak. Oleh karena agresivitas

pajak penting, maka penelitian ini meneliti mengenai faktor yang diperkirakan dapat

mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan, yaitu pengungkapan corporate social

responsibility (CSR), ukuran perusahaan, leverage, dan likuiditas.

Dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007 pasal 74 Tentang Perseroan

Terbatas menyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan wajib untuk

perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan

sumber daya alam. Perusahaan yang agresif terhadap pajak juga akan memberikan

pandangan yang negatif tentang perusahaan dikarenakan perusahaan tidak

menjalankan kewajiban perpajakannya dengan baik dan perusahaan akan menanggung

resiko salah satunya adalah resiko reputasi dimana reputasi yang telah dibangun

perusahaan dapat turun di mata masyarakat. Untuk membuat masyarakat dapat

memiliki dampak yang positif terhadap perusahaan, maka perusahaan melakukan

kegiatan sosial dan lingkungan yang dapat memberikan nilai yang bermanfaat untuk

masyarakat. Salah satu cara perusahaan yaitu dengan melakukan kegiatan Corporate

Social Responsibility (CSR).

Corporate Social Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan

terhadap lingkungannya bagi kepedulian sosial maupun tanggung jawab lingkungan

dengan tidak mengabaikan kemampuan dari perusahaan. Menurut Gunawan (2015)

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

12

dalam Gunawan (2017) corporate social responsibility merupakan aktivitas yang

berkaitan dengan etika dan tanggung jawab perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasinya dengan memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan. Pelaksanaan CSR merupakan salah satu bentuk partisipasi perusahaan

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat luas yang akan berdampak pada

keberlangsungan hidup perusahaan. Aktivitas corporate social responsibility (CSR)

dapat dilaporkan di laporan keberlanjutan dan laporan tahunan perusahaan.

Dalam perpajakan, beberapa item CSR merupakan pengeluaran yang dapat

dibebankan sebagai biaya (deductible expenses), contohnya biaya pengolahan limbah,

biaya magang, beasiswa, pelatihan, sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana

nasional, sumbangan fasilitas pendidikan dan lain-lain. Pengeluaran yang dapat

dibebankan sebagai biaya ini merupakan biaya-biaya yang boleh dikurangkan dari

penghasilan bruto sehingga besar laba yang diperoleh oleh perusahaan akan dapat

diminimalisir.

Di Indonesia undang-undang mengenai pengungkapan CSR telah diatur dalam

Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 pasal (4) tentang Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan

lingkungan dilaksanakan oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan Perseroan

setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS sesuai dengan anggaran

dasar Perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan.

Kegiatan CSR yang dilakukan oleh masing-masing perusahan beraneka ragam. CSR

yang dilakukan perusahaan sama tujuannya dengan kewajiban perpajakan, yakni untuk

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

13

membangun kesejahteraan masyarakat dan kepedulian terhadap lingkungan sosial

tempat perusahaan tersebut beroperasi.

Kaitan pengungkapan CSR dengan agresivitas pajak terletak pada tujuan utama

perusahaan yaitu untuk memaksimalkan keuntungan tanpa menghilangkan tanggung

jawab sosial dan lingkungannya. Pengungkapan CSR hanya dijadikan alasan semata

agar perusahaan dapat melakukan agresivitas pajak, melalui pemanfaatan celah yang

ada dalam peraturan pajak. Pemanfaatan celah ini dilakukan dengan cara memark up

biaya CSR sehingga semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk CSR dapat

dibebankan sebagai biaya yang dapat mengurangi laba kena pajak.

Salah satu contoh biaya CSR yaitu dengan melakukan pengembangan dan

penelitian, karena pengeluaran tersebut merupakan beban yang dapat dibebankan

sebagai biaya yang menjadi dasar pengurang penghasilan bruto. Semakin tinggi tingkat

pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan maka beban yang akan dikeluarkan

oleh perusahaan akan semakin besar. Biaya CSR yang dikeluarkan oleh perusahaan

akan mengurangi laba perusahaan yang menyebabkan beban pajak yang ditanggung

oleh perusahaan semakin rendah serta menurunkan nilai ETR. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa semakin besar pengungkapan CSR akan mempengaruhi agresivitas

pajak menjadi lebih besar.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kuriah dan Asyik

(2016) menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility (CSR)

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak, artinya bahwa semakin

tinggi tingkat pengungkapan CSR suatu perusahaan maka semakin rendah tingkat

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

14

agresivitas pajak. Sedangkan menurut Jessica dan Toly (2014) menyatakan bahwa

pengungkapan CSR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak.

Besar kecilnya suatu perusahaan dapat mempengaruhi seberapa besar jumlah

aset perusahaan yang dapat mempengaruhi laba. Pengukuran perusahaan bertujuan

untuk membedakan secara kuantitatif antara perusahaan besar (large firm) dengan

perusahaan kecil (small firm), besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat

mempengaruhi kemampuan manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dengan

berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya (Kuriah dan Asyik, 2016). Ukuran

perusahaan diukur dengan total aset yang dimiliki perusahaan, kemudian akan

ditransformasikan dalam logaritma natural untuk menyamakan nilai dengan variabel

lain dikarenakan total aset perusahaan nilainya relatif besar dibandingkan variabel-

variabel lain (Dewi dan Priyadi, 2013).

Perusahaan dengan kategori besar dapat membayar lebih banyak ahli pajak

untuk mengelola pajak. Selain itu, perusahaan yang besar memiliki kegiatan operasi

yang besar juga. Perusahaan dengan skala besar memiliki pengalaman yang lebih

dalam strategi untuk keberlanjutan kegiatan operasinya seperti memanfaatkan celah-

celah yang ada termasuk kegiatan untuk meminimalkan pembayaran pajak. Perusahaan

dapat menetapkan untuk menggunakan aset produktif perusahaan dalam jumlah yang

besar sehingga dapat memperbesar kapasitas produksi perusahaan dan laba yang

dihasilkan oleh perusahaan akan semakin besar. Penggunaan aset produktif dalam

jumlah yang besar akan menimbulkan beban depresiasi yang semakin besar. Beban

depresiasi yang semakin besar akan mengurangi laba perusahaan. Laba perusahaan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

15

yang rendah menyebabkan pajak terutang yang dibayarkan oleh perusahaan akan

semakin rendah. Hal ini akan menyebabkan nilai ETR perusahaan akan semakin kecil

dan dapat dinyatakan bahwa agresivitas pajak perusahaan akan semakin tinggi.

Penelitian sebelumnya oleh Kuriah dan Asyik (2016), menunjukan bahwa

ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak artinya besar kecilnya

suatu perusahaan akan mempengaruhi tingkat agresivitas pajak di setiap perusahaan.

Pernyataan ini didukung oleh penelitian Tiaras dan Wijaya (2015), variabel ukuran

perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak. Sedangkan

menurut penelitian Jessica dan Toly (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Pernyataan ini didukung oleh

penelitian Prasmewari (2017), variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

agresivitas pajak.

Menurut Subramanyam dan Wild (2014), rasio leverage menggambarkan

jumlah dari pendanaan utang dalam struktur modal perusahaan. Leverage merupakan

nama lain dari rasio utang. Leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana

perusahaan dibelanjai atau didanai dengan pinjaman. Leverage perusahaan yang tinggi

akan mengakibatkan beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan akan menjadi

lebih rendah. Hal ini dikarenakan tingginya biaya tetap yang berupa bunga yang harus

dibayarkan oleh perusahaan kepada kreditur sehingga laba perusahaan akan semakin

lebih kecil serta pembayaran beban pajak akan semakin rendah juga. Dengan demikian

perusahaan melakukan tindakan agresif cenderung meminta manager untuk melakukan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

16

strategi-strategi tertentu agar pembayaran pajak kepada pemerintah akan semakin

rendah.

Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah Debt to Total Asset. Debt to

Total Asset Ratio untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang.

DAR diukur dengan membandingkan total debt dan total asset. Total debt terdiri dari

utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Perusahaan yang memiliki

produktivitas yang tinggi akan melakukan investasi terhadap aset yang pembeliannya

dilakukan menggunakan utang salah satunya menggunakan utang jangka panjang.

Nilai DAR yang tinggi mencerminkan bahwa semakin tingginya aset yang didanai oleh

utang. Sehingga perusahaan yang memiliki beban pajak yang tinggi dapat melakukan

penghematan pajak dengan cara menambah utang perusahaan. Dengan menambah

utang guna untuk mendapatkan insentif pajak berupa beban bunga yang besar yang

dapat mengurangi laba perusahaan. Laba perusahaan yang rendah mengakibatkan

pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan semakin rendah. Hal tersebut berdampak

pada nilai ETR perusahaan yang semakin kecil sehingga dapat dinyatakan bahwa

agresivitas pajak perusahaan semakin tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kuriah dan

Asyik (2016) menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

agresivitas pajak. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Sukmawati dan Rebecca

(2016), variabel leverage secara parsial berpengaruh signifikan terhadap agresivitas

pajak. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Tiaras dan Wijaya (2015)

menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 31: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

17

Pernyataan ini didukung oleh penelitian Adisamrtha dan Noviari (2015), variabel

leverage tidak berpengaruh pada tingkat agresivitas wajib pajak badan.

Likuiditas didefinisikan sebagai kepemilikan sumber dana yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan dan kewajiban yang sudah jatuh tempo dan digunakan

untuk menjual atau membeli aset secara cepat. Menurut Subramayam dan Wild (2014)

mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang secara konvensional, “jangka pendek” dianggap periode

hingga satu tahun meskipun dikaitkan dengan siklus operasional normal perusahaan.

Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya

pada saat jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dikatakan sebagai perusahaan yang

likuid.

Dalam penelitian ini untuk mengukur likuiditas menggunakan current ratio

yaitu current asset dibandingkan dengan current liabilities. Menurut Hery (2017)

menyatakan bahwa Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera

jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Current asset

meliputi aset yang dapat dengan mudah dikonversi menjadi mata uang, seperti kas,

persediaan barang dagang, perlengkapan, serta piutang usaha dan investasi yang masih

dalam jangka waktu 1 tahun dan current liabilities merupakan utang yang diharapkan

perusahaan untuk dibayarkan dalam jangkauan waktu satu tahun (Weygandt et

al.,2015). Semakin tinggi current ratio perusahaan maka perusahaan mampu

membayar kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo. Perusahaan yang dapat

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 32: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

18

menjaga tingkat likuiditasnya maka akan memberikan kepercayaan kepada pihak

kreditur dan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan

usahanya.

Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi maka mampu

membayar kewajiban yang timbul atas utang jangka pendek yang dimilikinya seperti

pokok pinjaman dan biaya bunga yang harus dilunasi dalam jangka waktu yang singkat.

Dengan kondisi perusahaan yang likuid, perusahaan memiliki kecukupan kas yang

mampu membayar beban bunga atas pinjaman jangka pendek yang dilakukan. Beban

bunga atas pinjaman akan mendapatkan insentif pajak yang dapat mengurangi laba

perusahaan. Laba perusahaan yang semakin rendah dapat mengakibatkan beban pajak

yang harus dibayarkan oleh perusahaan akan semakin kecil. Hal tersebut dapat

mempengaruhi nilai ETR perusahaan akan semakin rendah. Nilai ETR yang rendah

dapat dinyatakan agresivitas pajak perusahaan semakin tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menurut Adisamartha dan Noviari

(2015) menyatakan bahwa likuiditas perusahaan berpengaruh positif pada tingkat

agresivitas pajak. Menurut Sukmawati dan Rebecca (2016) menyatakan bahwa secara

parsial variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Sedangkan menurut Tiaras dan Wijaya (2015) menyatakan bahwa likuiditas

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Pernyataan ini

didukung oleh penelitian Septanta dan Adiyani (2017), variabel likuiditas tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 33: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

19

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kuriah dan Asyik (2016).

Tujuan utama dari penelitian ini tentu saja untuk meneliti bagaimana sikap perusahaan

dalam ketaatannya untuk membayar pajak. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan

penelitian Kuriah dan Asyik (2016) adalah:

1. Penelitian ini tidak menggunakan variabel capital intensity dikarenakan pada

penelitian sebelumnya tidak ditemukan pengaruh terhadap agresivitas pajak.

2. Penelitian ini menambahkan dimensi karakteristik perusahaan satu (1) variabel

independen, yaitu likuiditas yang mengacu pada penelitian Adisamartha dan

Noviari (2015).

3. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur sektor aneka industri. Sedangkan penelitian sebelumnya

menggunakan seluruh sektor perusahaan manufaktur.

4. Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2014-2016. Sedangkan

penelitian sebelumnya menggunakan periode tahun 2010-2014.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai pengungkapan CSR dan karakteristik perusahaan

terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dimana agresivitas pajak diukur dengan

menggunakan tarif pajak efektif yang di bayarkan oleh perusahaan. Berdasarkan latar

belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility dan Karakteristik Perusahaan terhadap

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 34: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

20

Agresivitas Pajak (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka industri

yang Terdaftar di BEI tahun 2014-2016)”

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor aneka industri

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2016.

2. Penelitian ini menggunakan faktor-faktor yang diperkirakan memiliki pengaruh

terhadap agresivitas pajak yakni pengungkapan corporate social responsibility

(CSR) dan karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan ukuran perusahaan,

leverage, dan likuiditas. Agresivitas pajak dalam penelitian ini diproksikan dengan

menggunakan Effective Tax Rate (ETR).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengungkapan CSR memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak?

2. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak?

3. Apakah leverage memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak?

4. Apakah likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak?

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 35: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

21

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai:

1. Pengaruh positif pengungkapan corporate social responsibility (CSR) terhadap

agresivitas pajak.

2. Pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak.

3. Pengaruh positif leverage yang diproksikan dengan Debt to Total Asset Ratio

(DAR) terhadap agresivitas pajak.

4. Pengaruh positif likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) terhadap

agresivitas pajak.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat

yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Direktorat Jendral Pajak

Penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas untuk pembuatan

kebijakan-kebijakan tertentu mengenai kebijakan pajak serta dapat

mengidentifikasi kasus-kasus yang terkait dengan agresivitas pajak yang terjadi

pada saat ini.

2. Bagi Investor

Penelitian ini dapat dijadikan pandangan bagaimana manajemen perusahaan

mengambil kebijakan terkait dengan perpajakan.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 36: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

22

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat menunjukan bahwa sebaiknya perusahaan harus sebaiknya

berhati-hati untuk menentukan kebijakan dalam membuat keputusan dalam bidang

perpajakan agar perusahaan tidak tergolong dalam agresivitas pajak.

4. Bagi Bidang Akademik Khusus Perpajakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan serta dapat

dijadikan acuan dalam pengembangan ilmu ekonomi. Serta dapat berkontribusi

lebih lanjut sebagai literatur dan memunculkan ide gagasan baru untuk penelitian

selanjutnya sehubungan dengan pengungkapan CSR, ukuran perusahaan, leverage

maupun tindakan agresivitas pajak.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dan sebagai sarana

untuk berfikir secara ilmiah yang diperoleh dalam bangku perkuliahan dan

menerapkan pada data yang diperoleh dari obyek yang diteliti.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan berisi latar belakang masalah penelitian ini yang

kemudian dijadikan rumusan masalah, serta bab ini juga terdapat

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 37: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

23

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, serta sistematika

penulisan.

BAB II TELAAH LITERATUR

Bab ini membahas mengenai teori mengenai agresivitas pajak sebagai

variabel dependen, teori variabel-variabel independen yaitu

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan karakteristik

perusahaan serta hubungan setiap variabel independen dengan variabel

dependen, pengembangan hipotesis dari masing-masing variabel, dan

model penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum objek penelitian, metode

penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data, teknik

pengambilan sampel, teknik analisis data, dan uji hipotesis.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pengolahan dan hasil analisis data

berdasarkan model penelitian, dan menjelaskan bagaimana hasil

penelitian dapat menjawab permasalahan pada rumusan masalah.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai simpulan dari hasil penelitian ini,

keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 38: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

24

BAB II

TELAAH LITERATUR

2.1 Teori Keagenan

Ambarukmi dan Diana (2017) agency theory (teori keagenan) adalah hubungan atau

kontrak antara Principal dan agent. Principal sebagai pemilik modal memiliki akses

pada informasi internal perusahaan. Agent sebagai pelaku dalam praktek operasional

perusahaan mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil

dan menyeluruh. Menurut Sari, dkk (2016) teori keagenan (agency theory)

menjelaskan bahwa pada praktek di lapangan, pemilik perusahaan memberikan amanat

pengelolaan perusahaan kepada manajemen. Penunjukkan ini dilakukan dengan tujuan

agar manajemen dapat mengelola perusahaan hingga memberikan keuntungan yang

maksimal kepada pihak prinsipal (pemilik perusahaan) dengan pencapaian kinerja yang

maksimal dari manajemen.

Menurut Harahap (2015) menyatakan teori ini menyebutkan bahwa perusahaan

adalah tempat atau intersection point bagi hubungan kontrak yang terjadi antara

manajemen, pemilik, kreditor, dan pemerintah. Teori keagenan dapat menjelaskan

bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan akan bertindak karena pada

dasarnya mereka memiliki kepentingan yang berbeda (Putri, 2017). Perusahaan yang

memisahkan pemilik (principal) dengan fungsi pengelolaan (agent) akan mengalami

masalah keagenan (Savitri, 2017). Agency problem adalah pertentangan kepentingan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 39: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

25

yang timbul antara prinsipal selaku pemilik dan agen (manajemen) pada perusahaan

tersebut (Idzni dan Purwanto, 2017).

Menurut Idzni dan Purwanto (2017), kepentingan dari pemilik dan gen atau

pemegang saham tidak selalu berjalan beriringan. Jika pemilik menginginkan dana

yang besar pada perusahaannya dan perusahaannya mempunyai laba besar, maka

manajer menginginkan laba besar namun pengeluaran perusahaan tetap minim.

Sedangkan pemegang saham biasanya hanya tertarik tingkat pengembalian pada saham

yang mereka tanam diperusahaan tersebut. Manajer atau dewan direksi dan dewan

komisaris sebagai pihak yang merasakan dampak dari keputusan yang diambilnya, dan

ingin mendapatkan reputasi yang baik maka manajer tidak akan memaksimalkan laba

jangka pendek dengan meminimalkan beban pajak. Dengan demikian laba tiap

tahunnya akan baik sehingga manajer serta dewan komisaris perusahaan akan

mendapatkan reputasi baik atas kinerjanya jangka panjang. Penunjukkan ini dilakukan

dengan tujuan agar manajemen dapat mengelola perusahaan hingga memberikan

keuntungan yang maksimal kepada pihak prinsipal (pemegang saham) dengan

pencapaian kinerja yang maksimal dari manajemen (Sari, dkk, 2016).

Menurut Saifudin dan Yunanda (2016) menyatakan kondisi perusahaan yang

sesungguhnya terkadang hanya diketahui oleh manajer karena manajer berada didalam

perusahaan untuk mengelola perusahaan sehingga mempunyai banyak informasi

mengenai perusahaan sedangkan prinsipal bisa dikatakan jarang datang langsung ke

perusahaan sehingga informasi yang dimiliki lebih sedikit dibandingkan manajer.

Keadaan tersebut dikenal sebagai asimetri informasi. Asimetri informasi adalah

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 40: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

26

keadaan dimana informasi yang diberikan kepada principal berbeda dengan yang

diberikan kepada agent untuk melakukan tindakan yang opurtunistik. Tindakan yang

opurtunistik (opportunistic behaviour) adalah tindakan yang tujuannya mementingkan

kepentingan sendiri Rahmawati, (2015) dalam Saifudin dan Yunanda (2016).

Menurut Mulyani, dkk (2018) menyatakan bahwa para manajer dalam

perusahaan terkadang menyembunyikan informasi yang sebenarnya dari para

pemegang saham untuk melindungi kepentingannya sendiri sehingga mengganggu

kepentingan pemegang saham yang seharusnya mendapatkan informasi yang

sebenarnya. Menurut Ardyansyah (2014) dalam Indradi (2018), perbedaan kepentingan

antara principle dan agent dapat mempengaruhi berbagai hal yang berkaitan dengan

kinerja perusahaan, salah satunya adalah kebijakan perusahaan mengenai pajak

perusahaan. Menurut Nurhandono dan Firmansyah (2017), dalam konteks agresivitas

pajak, manajemen memiliki kepentingan untuk memanipulasi laba perusahaan yang

nantinya akan mengurangi utang pajak yang ditanggung oleh perusahaan.

Menurut Ardyansyah (2014) dalam Indradi (2018) penggunaan self assessment

system dapat memberikan kesempatan bagi agent untuk memanipulasi pendapatan

kena pajak menjadi lebih rendah sehingga beban pajak yang ditanggung perusahaan

semakin kecil. Kepentingan ini berbeda dengan kepentingan investor yang tidak

menginginkan adanya agresivitas pajak karena berpotensi mengganggu

keberlangsungan usaha jika perusahaan mendapatkan permasalahan hukum

(Nurhandono dan Firmansyah, 2017).

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 41: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

27

2.2 Pajak

Menurut Pohan (2013), pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang

bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Definisi

pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas

Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan

pengertian pajak menurut undang-undang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut (Waluyo, 2017):

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang

sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual

oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari

pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public

investment.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 42: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

28

Menurut Halim, Bawono, Dara,(2016), pajak memiliki dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Budgetair

Fungsi budgetair berarti pajak merupakan salah satu penerimaan pemerintah untuk

membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.

2. Fungsi Regulerend

Fungsi regulerend berarti pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur masyarakat

atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi

Dalam penerimaan pajak, pemerintah memberlakukan sistem self assessment,

dimana Wajib Pajak diberikan wewenang dan kepercayaan untuk menghitung,

melaporkan, dan membayar sendiri pajak terutangnya. Berdasarkan ketentuan Pasal 17

ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan, besarnya tarif Pajak Penghasilan yang

diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib

Pajak Luar Negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia

melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia sebagai berikut:

1. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

Tabel 2.1

Tarif Pajak untuk Orang Pribadi

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) 5% (lima persen)

Di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta

rupiah)

15% (lima belas

persen)

Di atas Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta

rupiah) sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah)

25% (dua puluh lima

persen)

Di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 30% (tiga puluh

persen)

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 43: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

29

2. Untuk Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan BUT

Tarif Pajak untuk Wajib Pajak Badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)

sebesar 28%. Tarif tersebut menjadi 25% mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2010.

3. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan yang tidak memiliki

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Menurut Waluyo (2017), untuk wajib pajak badan perhitungan pajak dapat dilakukan

dengan menggunakan beberapa cara yaitu:

1. Pengurangan tarif pajak sesuai dengan pasal 31 E

Khusus untuk Wajib Pajak Badan diberikan fasilitas pajak berupa pengurangan

tarif pajak sebagaimana diamanatkan pada pasal 31E Undang-Undang Pajak

Penghasilan. Pengaturan dimaksud ditunjukkan kepada Wajib Pajak dalam negeri

dengan peredaran bruto sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar

rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh

persen) dari tarif sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan

ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto

sampai dengan Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).

2. Pengurangan tarif pajak bagi Wajib Pajak Badan sesuai Pasal 17

Bagi Wajib Pajak dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka yang paling

sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor

diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memenuhi persyaratan tertentu

lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dibanding

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 44: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

30

tarif yang ditetapkan Pasal 17 Undang-Undang PPh yaitu 25% (dua puluh lima

persen).

Perusahaan atau badan merupakan salah satu wajib pajak yang membayar pajak

terbesar dalam penerimaan negara. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal

2 ayat (1) huruf b menjelaskan bahwa, Subjek pajak badan adalah sekumpulan orang

dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang

tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,

perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan

nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi

lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan

bentuk usaha tetap lainnya.

2.3 Agresivitas Pajak

Agresivitas Pajak sering kali terjadi di beberapa perusahaan baik perusahaan nasional

maupun internasional. Tindakan agresivitas pajak ini dilakukan dengan adanya tujuan

yang dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan pembayaran pajak. Tindakan

agresivitas ini salah satunya dirancang sebagai tindakan manajerial untuk

meminimalkan pembayaran pajak perusahaan melalui kegiatan agresif. Dengan

melakukan agresivitas pajak, dampak langsung adalah terhadap penerimaan negara

yang menjadi berkurang dari jumlah yang seharusnya. Salah satu cara untuk dapat

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 45: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

31

melakukan penghematan pajak adalah dengan melakukan manajemen pajak melalui

perencanaan pajak (tax planning). Menurut Pohan (2013), manajemen pajak adalah

usaha menyeluruh yang dilakukan tax manager dalam suatu perusahaan atau organisasi

agar hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dari perusahaan atau organisasi

tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien, dan ekonomis sehingga memberi

kontribusi maksimum bagi perusahaan. Sedangkan perencanaan pajak adalah langkah

awal dalam manajemen pajak, dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan

penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan

penghematan pajak yang dilakukan (Suandy, 2016).

Tujuan utama Tax Planning adalah mencari berbagai celah yang dapat

ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan, agar perusahaan dapat membayar pajak

dalam jumlah minimal. Menurut Pohan (2013), dalam tax planning ada 3 macam cara

yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan jumlah beban pajaknya, yakni:

1. Tax Avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara

legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan

perpajakan.

2. Tax Evasion adalah startegi dan teknik penghindaran pajak yang dilakukan secara

illegal dan tidak aman bagi wajib pajak, cara penyelundupan pajak kini

bertentangan dengan ketentuan perpajakan, karena metode dan teknik yang

digunakan tidak berada dalam koridor undang-undang dan peraturan perpajakan.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 46: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

32

3. Tax Saving adalah suatu tindakan penghematan pajak yang dilakukan oleh wajib

pajak secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tanpa bertentangan denagn

ketentuan perpajakan.

Oleh karena itu banyak perusahaan yang melakukan penghematan pajak

melalui tax planning yang dapat membuat perusahaan membayar pajak kepada negara

akan seminimal mungkin yang merupakan tindakan pajak agresif. Menurut Luke dan

Zulaikha (2016), agresivitas pajak adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengurangi kewajiban pajaknya. Sementara menurut Zuber (2007)

dalam Jesica dan Toly (2014) menyatakan:

“Between tax avoidance and tax evasion, there exist potential gray area of

aggressiveness. This gray area exists because there are taxshelters beyond what

is specifically allowed by the tax law and the tax law does not specifically

address all possible tax transaction. A bright line does not exist between tax

avoidance and tax evasion because neither term adequately describes all

transactions. Therefore, aggressive transactions and decision-making may

potentially become either tax avoidance or tax evasion issues.”

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan pajak agresif atau keputusan

agresivitas pajak secara potensial dapat menjadi masalah penghindaran pajak maupun

masalah penggelapan pajak. Sehingga perusahaan mempunyai strategi dan

perencanaan pajak yang baik dan tentu saja harus sesuai dengan peraturan perpajakan

yang berlaku serta untuk mendorong perusahaan untuk mampu bersaing dengan

perusahaan lain.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh manajer atau perusahaan untuk

pengambilan keputusan pasti akan memperhitungkan dampak baik dan buruknya atas

tindakan yang dilakukan. Menurut Fahriani dan Priyadi (2016) terdapat keuntungan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 47: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

33

dan kerugian dari tindakan agresivitas pajak. Ada tiga keuntungan dari agresivitas

pajak, yaitu:

1. Keuntungan berupa penghematan pajak yang akan dibayarkan perusahaan kepada

negara, sehingga jumlah kas yang dinikmati pemilik/pemegang saham dalam

perusahaan menjadi lebih besar.

2. Keuntungan bagi manajer (baik langsung maupun tidak langsung) yang

mendapatkan kompensasi dari pemilik/pemegang saham perusahaan atas tindakan

pajak agresif yang dilakukannya.

3. Keuntungan bagi manajer adalah mempunyai kesempatan untuk melakukan rent

extraction. Rent extraction adalah tindakan manajer yang dilakukan tidak untuk

memaksimalkan kepentingan pemilik atau pemegang saham, melainkan untuk

kepentingan pribadi (Kamila, 2014).

Sedangkan kerugian dari agresivitas pajak diantaranya adalah:

1. Kemungkinan adanya penalty atau sanksi administrasi yang dikenakan oleh

petugas pajak.

2. Rusaknya reputasi perusahaan akibat audit dari fiskus pajak.

3. Penurunan harga saham dikarenakan pemegang saham lainnya mengetahui

tindakan agresivitas pajak yang dijalankan manajer dilakukan dalam rangka rent

extraction.

Ada berbagai macam proksi yang digunakan untuk mengukur agresivitas pajak,

antara lain Effective Tax Rate (ETR), Book Tax Differences, Discretionary Permanent

BTDs (DTAX), Unrecognize Tax Benefit, Tax Shelter Activity, dan Marginal Tax Rate.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 48: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

34

Pengukuran agresivitas pajak ini dilakukan oleh peneliti terdahulu banyak

menggunakan pengukuran agresivitas pajak ini dengan ETR. Effective Tax Rate adalah

ukuran beban pajak perusahaan yang menunjukkan tingkat pajak yang dibayarkan atas

laba perusahaan. ETR yang rendah dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut

melakukan tindakan yang agresif terhadap pajak karena untuk meminimalkan

pembayaran pajak yang terutang. Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak yang terutang adalah pajak

yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam

Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Beberapa peneliti seperti Hadi dan Mangoting (2014) dan peneliti lain seperti Sari

(2017) menggunakan ETR untuk mengukur agresivitas pajak karena dianggap dapat

merefleksikan perbedaan tetap antara perhitungan laba buku dengan laba fiskal.

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini (Kuriah dan Asyik, 2016):

Menurut IAI (2016), beban pajak (penghasilan pajak) adalah gabungan pajak

kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba rugi pada suatu

periode. Beban pajak penghasilan diungkapakan di income statement. Sedangkan

pendapatan sebelum pajak untuk menghitung Effective Tax Rate (ETR) merupakan laba

akuntansi. Menurut IAI (2016), laba akuntansi adalah laba atau rugi selama suatu

periode sebelum dikurangi beban pajak. Pendapatan sebelum pajak diungkapkan

𝐸𝑇𝑅 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 49: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

35

dibagian income statement. Menurut Kieso et al. (2014) “income before income tax is

the total income before income tax” yang berarti laba sebelum pajak penghasilan

adalah total pendapatan sebelum pajak penghasilan. Untuk mencari income before

income tax yaitu sales or revenue dikurangi dengan cost of goods sold akan

mendapatkan gross profit. Gross profit dikurangi dengan selling expenses,

administrative or general expenses, dan other income and expense.

2.4 Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut The World Business Council For Sustainable Development (WBCSD),

definisi Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan

adalahsatu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang

diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatan kualitas

hidup bagi karyawan berikut keluarganya, sekaligus peningkatan kualitas hidup

masyarakat sekitar dan masyarakat lebih luas (Hadi, 2011 dalam Dewi dan Priyadi,

2013). Di Indonesia Corporate Social Responsibility (CSR) diatur dalam Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan.

2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat

(1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 50: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

36

biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan

kepatuhan dan kewajaran.

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur

dengan Peraturan Pemerintah.

Menurut Kuriah dan Asyik (2016), mendefinisikan Corporate Social

Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh suatu

perusahaan yang menginginkan agar kegiatan usaha yang dilaksanakan dapat berjalan

dengan lancar dan berkesinambungan. Sedangkan menurut draft ISO 26000

menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas

dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan

(www.isoindonesiacenter.com). Sementara Nurhayati (2017), Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi

jangka panjang terhadap perkembangan masyarakat atau lingkungan di sekitarnya

untukdapat menciptakan kesejahteraan atau kehidupan yang lebih baik sehingga antara

perusahaan dengan masyarakat dapat menjalin kerjasama yang saling memberikan

keuntungan bersama.

Menurut Pradnyadari dan Rohman (2015) Corporate Social Responsibility

(CSR) merupakan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani

kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal. Kondisi dunia untuk saat

ini sangatlah tidak menentu seperti terjadinya global warming, kemiskinan yang

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 51: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

37

semakin meningkat, serta memburuknya kesehatan masyarakat yang memicu

perusahaan untuk melakukan tanggung jawabnya. Corporate Social Responsibility

(CSR) juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk

mempertanggungjawabkan dampak dari hasil operasi yang dilakukan dalam dimensi

sosial, ekonomi serta lingkungan. Selain itu, menurut Rindawati dan Asyik (2015)

terdapat juga manfaat dari Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu

mempertahankan dan mendongkrak reputasi citra merek perusahaan, mendapatkan

lisensi untuk beroperasi secara sosial, mereduksi resiko bisnis perusahaan, melebarkan

akses sumber daya bagi operasional perusahaan, membuka peluang pasar yang luas,

mereduksi biaya, memperbaiki limbah dengan stakeholders, memperbaiki hubungan

dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, dan peluang

untuk mendapatkan penghargaan.

Pada dasarnya apabila perusahaan melakukan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang berkesinambungan maka akan memberikan banyak manfaat

bagi perusahaan itu sendiri. Keterlibatan perusahaan atas tanggung jawab sosialnya

dapat meningkatkan citra perusahaan, memperkuat “brand” perusahaan,

mengembangkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan, membedakan

perusahaan dengan pesaingnya, menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk

meningkatkan pengaruh perusahaan, membuka akses untuk investasi dan pembiayaan

bagi perusahaan, meningkatkan harga saham.

Pengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen

perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 52: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

38

berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan. Selain itu,

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan proses yang

digunakan untuk memberikan informasi terhadap dampak sosial dan lingkungan dan

kegiatan ekonomi terhadap kelompok khusus yang dapat memberikan manfaat bagi

masyaakat secara keseluruhan. Gray et al (1995) dalam Ratmono dan Sagala (2015)

mendefinisikan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai proses

pemberian informasi yang dirancang untuk melepaskan sosial akuntabilitas.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilakukan dengan

berbagai cara yaitu melalui media atau diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu bentuk

pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholder. Dengan adanya pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan diharapkan semakin

banyak masyarakat yang mengetahui tentang kegiatan sosial perusahaan sehingga

dapat meningkatkan nilai sosial perusahaan. Securities Exchange Comission (SEC)

dalam Nasir, Kurnia dan Hakri, (2013) menyatakan bahwa pengungkapan bertujuan

untuk:

1. Protective disclosure yang dimaksudkan sebagai upaya perlindungan terhadap

investor dari perlakuan manajer yang kurang adil dan terbuka.

2. Informative disclosure yang bertujuan untuk memberikan informasi yang layak

kepada pengguna laporan dalam pengambilan keputusan.

Dengan adanya laporan pertanggungjawaban sosial, masyarakat akan

mengetahui aktivitas-aktivitas sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan. Informasi

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 53: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

39

yang berisi tentang aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) tercermin dalam

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaporkan perusahaan.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan

dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan tahunan. Pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR) berarti memuat semua informasi yang berhubungan

dengan dampak positif atau negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan. Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan merupakan

informasi yang relevan atau sesuai dengan aktivitas Corporate Social Responsibility

(CSR) yang sebenarnya dilakukan oleh perusahaan.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh

perusahaan adalah sebagai cara untuk mengkomunikasikan kepada stakeholder tentang

kinerja sosial perusahaan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) diatur

dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 Revisi 2009 paragraf

kesembilan yang berbunyi (IAI, 2016) Perusahaan dapat pula menyajikan laporan

tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value

added statement), khususnya bagi industri di mana faktor-faktor lingkungan hidup

memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai

kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.

Pada umumnya perusahaan menggunakan konsep dari GRI (Global Reporting

Initiative) sebagai acuan dalam penyusunan pelaporan Corporate Social Responsibility

(CSR). Global Reporting Initiative merupakan sebuah jaringan berbasis organisasi

yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 54: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

40

laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan

penerapan di seluruh dunia. Laporan berkelanjutan merupakan laporan yang

diterbitkan oleh perusahaan atau organisasi dan berisi hal-hal mengenai ekonomi,

lingkungan, dampak sosial yang ditimbulkan akibat kegiatan operasional perusahaan.

Laporan berkelanjutan juga berisi nilai organisasi (organization’s value) dan model

tata kelola organisasi, serta menunjukan hubungan antara startegi organisasi dan

komitmen organisasi terhadap ekonomi berkelanjutan secara global. Global Initiative

Reporting memiliki indikator yang memberikan informasi tentang kinerja atau dampak

di bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial dari suatu organisasi terkait dengan aspek

materialnya (www.globalreporting.org).

Rumus untuk menghitung pengungkapan penerapan Corporate Social

Responsibility (CSR) adalah (Jessica dan Toly, 2014):

Indeks pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dihitung dengan

menggunakan jumlah item pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

dengan total indikator. Berdasarkan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) G4,

terdapat 91 item (9 item indikator ekonomi (economic), 34 item indikator lingkungan

(environment), 16 item indikator tenaga kerja (labor practices and decent work), 12

item indikator hak asasi manusia (human rights), 11 item indikator masyarakat

(community), 9 item indikator produk (product)) yang tersebar dalam 6 kategori.

𝐶𝑆𝑅𝐼𝑗 =Σ𝑋𝑦𝑖

𝑛𝑖

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 55: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

41

Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak yang memiliki kewajiban untuk

membayar pajak kepada negara tempat perusahaan tersebut beroperasi. Dengan

membayar pajak, perusahaan telah berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan

nasional guna kesejahteraan masyarakat luas. Oleh karena itu apabila perusahaan

menghindari kewajiban perpajakannya, meskipun tidak melanggar hukum, tindakan

tersebut dirasa tidak adil karena dapat mengurangi penerimaan negara dan seharusnya

perusahaan dikenakan sanksi atau hukuman.

Dalam perpajakan, beberapa item Corporate Social Responsibility (CSR)

merupakan pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya (deductible expense),

contohnya biaya pengolahan limbah, biaya magang, beasiswa, pelatihan, sumbangan

dalam rangka penanggulangan bencana nasional, sumbangan fasilitas pendidikan dan

lain-lain. Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya ini dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto sehingga besar laba yang diperoleh oleh perusahaan akan dapat

diminimalisir dan perusahaan membayar pajak dengan lebih kecil.

Kaitan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan

agresivitas pajak terletak pada tujuan utama perusahaan yaitu untuk memaksimalkan

laba tanpa menghilangkan tanggung jawab sosialnya. Hubungan antara pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) dengan agresivitas pajak yaitu perusahaan

mengeluarkan biaya seperti melakukan penelitian dan pengembangan yang

mengakibatkan biaya tersebut dapat dibebankan sebagai biaya yang mengakibatkan

penghasilan perusahaan akan semakin rendah dan pembayaran pajak terutang yang

ditanggung oleh perusahaan akan semakin rendah sehingga perusahaan lebih agresif.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 56: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

42

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kuriah dan Asyik (2016) menunjukan

bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh signifikan

dan negatif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan menurut Jessica dan Toly (2014)

menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas pajak. Menurut Prasista dan

Setiawan (2016) menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) berpengaruh pada agresivitas pajak karena menunjukan luas pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) suatu perusahaan mempengaruhi tingkat

agresivitas pajak perusahaan. Berdasarkan literatur yang telah dijabarkan sebelumnya,

hipotesis alternatif terkait dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) dan agresivitas pajak adalah :

Ha1 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh

positif terhadap agresivitas pajak.

2.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dijadikan proksi tingkat ketidakpastian, karena perusahaan yang

berskala besar umumnya lebih dikenal oleh masyarakat dari pada perusahaan yang

berskala kecil. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia ukuran perusahaan terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar,

perusahaan menengah, dan perusahaan kecil. Menurut Kuriah dan Asyik (2016)

pengukuran perusahaan bertujuan untuk membedakan secara kuantitatif antara

perusahaan besar (large firm) dengan perusahaan kecil (small firm) besar kecilnya

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 57: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

43

suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan manajemen untuk

mengoperasikan perusahaan dengan berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana perusahaan diklasifikasikan

menurut besar kecilnya aset yang dimiliki. Secara umum, perusahaan yang berskala

besar dapat mengungkapkan informasi secara lengkap.

Ukuran perusahaan (size) merupakan skala yang digunakan dalam

menentukaan besar kecilnya suatu perusahaan berdasarkan indikator tertentu, antara

lain total aset, log size, nilai saham, jumlah tenaga kerja, penjualan, dan kapitalisasi

pasar (Haninum dan Nurdiawansyah, 2014). Menurut Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ukuran perusahaan dibagi

menjadi beberapa kriteria yaitu sebagai berikut:

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

2. Usaha kecil adalah ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang

memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 58: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

44

baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

4. Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha

menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan,

dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah, terdapat beberapa kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Kriteria Ukuran Perushaan

NO Uraian Kriteria

Aset Omzet

1 Usaha Mikro Max 50.000.000 Max 300.000.000

2 Usaha Kecil >50 juta – 500 juta >300 juta – 2,5 M

3 Usaha Menengah >500 juta – 10 M >2.5 M – 50 M

Penelitian ini menggunakan total aset sebagai ukuran dalam menilai ukuran

suatu perusahaan yang dihitungan dengan logaritma natural terhadap total aset.

Indikator tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut (Kuriah dan Asyik, 2016):

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 59: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

45

Menurut Kieso et al. (2014), aset adalah sumber daya yang dimiliki sebuah

perusahaan yang digunakan untuk proses produksi dan penjualan agar kegiatan

operasional perusahaan berjalan dengan baik. Sedangkan total asset merupakan

sumber yang dikuasai oleh entitas sebagai hasil dari peristiwa masa lalu dan diharapkan

untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang bagi perusahaan Kieso et al

(2014). Aset dibagi menjadi 2 kelompok yakni non-current asset dan current asset.

Current Asset merupakan aset perusahaan yang diharapkan untuk dikonversi menjadi

kas, dijual atau dikonsumsi dalam jangkauan waktu setahun, sedangkan non-current

asset adalah aset yang selain dari definisi current asset tersebut. Karakteristik yang

dimiliki aset adalah kapasitas untuk menyediakan manfaat atau pemasukan di masa

yang akan datang. Yang termasuk current asset antara lain persediaan, beban dibayar

dimuka, piutang, investasi jangka pendek, kas dan setara kas.

Non-current asset dibagi menjadi 4 kelompok yaitu long-term investments,

property, plant and equipment, intangible assets dan other asset, yaitu sebagai berikut

(Kieso et al., 2014):

1. Long-Term Investment

Long-Term Investment terdiri dari salah satu tipe yaitu investasi dalam sekuritas

seperti obligasi, saham biasa atau long-term notes, investasi dalam aset berwujud

yang sekarang tidak digunakan dalam operasi seperti sinking fund, pension fund

SIZE = LN (Total Aset)

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 60: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

46

atau plant expansion fund dan investasi dalam non-consolidated subsidiaries atau

associated companies.

2. Property, Plant, and Equipment

Property, Plant, and Eqipment antara lain tanah, gedung, peralatan, kendaraan.

3. Intangible Assets

Intangible asset merupakan aset yang tidak memiliki bentuk fisik dan bukan

merupakan instrimen keuangan. Contoh dari intangible assets adalah patents,

copyrights, franchises, goodwill, trademarks, trade names dan customer lists.

4. Other Asset

Other asset memiliki banyak item yang bervariasi didalamnya, seperti contoh yaitu

long-term prepaid expenses dan non-current receivables. Aset lain yang termasuk

kelompok ini adalah aset dalam dana khusus, properti yang dimiliki untuk dijual

dan restricted cash.

Total aset diungkapkan di statement of financial position, yang merupakan

penjumlahan dari current asset dan non-current asset. Ukuran perusahaan dapat

diartikan sebagai suatu skala dimana perusahaan diklasifikasikan besar atau kecilnya

dari berbagai sudut pandang, salah satunya dari besar kecilnya aset yang dimiliki

perusahaan. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan dapat meningkatkan

produktivitas perusahaan. Peningkatan produktivitas akan menghasilkan laba yang

semakin besar dan tentunya akan mempengaruhi besarnya pajak yang harus dibayar.

Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak sehingga

memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan memiliki pemegang saham

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 61: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

47

dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan

yang besar cenderung memiliki jumlah aset produktif yang besar yang mengakibatkan

muculnya beban depresiasi yang dapat mengurangkan penghasilan menjadi kecil

sehingga perusahaan besar cenderung lebih banyak melakukan agresivitas pajak karena

perusahaan besar memiliki laba yang besar dan akan mempengaruhi pembayaran pajak

yang cukup besar, sehingga perusahaan besar melakukan perencanaan untuk

mengurangi beban pajak yang dikenakan.

Berdasarkan hasil penelitian menurut Kuriah dan Asyik (2016) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Sedangkan hasil penelitian Anita (2015), Jessica dan Toly (2014) menyatakan bahwa

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Karena perusahaan

besar pasti akan mendapat perhatian yang lebih besar dari pemerintah terkait dengan

laba yang diperoleh, sehingga mereka sering menarik perhatian fiskus untuk dikenai

pajak yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Berdasarkan literatur yang telah

dijabarkan sebelumnya, hipotesis alternatif terkait dengan ukuran perusahaan dan

agresivitas pajak adalah :

Ha2 : Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

2.6 Leverage

Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang menggambarkan hubungan antara

hutang perusahaan tehadap modal maupun aset perusahaan (Kuriah danAsyik, 2016).

Rasio Leverage menggambarkan jumlah dari pendanaan utang dalam struktur modal

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 62: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

48

perusahaan (Subramanyam dan Wild, 2014). Menurut Siswianti dan Kiswanto (2016),

leverage adalah kemampuan perusahaan atas proporsi penggunaan hutang dalam

membiayai investasi. Jika manajemen memanfaatkan hutang yang terlalu besar dalam

pendanaan perusahaan, masalah yang mungkin akan timbul adalah dalam pelunasan

yang tersisa dan bunganya di masa depan. Menurut Aminah, Hidayati, dan Wahyuni

(2017), leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan aset dan sumber

dana perusahaan dimana dalam penggunaan aset atau dana harus mengeluarkan biaya

tetap atau beban tetap.

Leverage merupakan salah satu komponen penting dalam struktur modal

perusahaan karena utang merupakan salah satu sumber pendanaan. Dalam penelitian

ini menggunakan Debt to Total Asset (DAR) yang membandingkan jumlah utang

perusahaan dengan jumlah total aset yang dimiliki perusahaan. Menurut Hery (2017),

Debt to Total Asset Ratio untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan

total aset. Dengan kata lain, rasio ini menggambarkan seberapa besar aset perusahaan

yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pembiayaan aset.

Menurut Hery (2017), apabila besaran rasio utang terhadap aset adalah tinggi

maka hal ini tentu saja akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh

tambahan pinjaman dari kreditor karena dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak

mampu melunasi utang-utangnya dengan total aset yang dimilikinya. Rasio yang kecil

menunjukkan bahwa sedikitnya aset perusahaan yang dibiayai oleh utang. Standar

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 63: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

49

pengukuran yang digunakan untuk menilai baik atau tidaknya suatu rasio perusahaan

sebaiknya berdasarkan pada rasio rata-rata industri yang sejenis.

Weygandt et al. (2015) menyatakan bahwa leverage dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Menurut IAI (2016), total debts merupakan utang perusahaan masa kini yang

timbul dari peristiwa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari

sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomik. Weygandt et al, (2015)

menyatakan bahwa “liabilities defined as creditor’s claim on total assets and as

existing debts and obligations” yang berarti bahwa liabilitas diartikan sebagai klaim

dari total aset yang dimiliki dan sebagai seluruh utang dan obligasi yang ada.

Utang (liabilities/debt) menurut Weygandt et al. (2015) terdiri dari dua jenis

yaitu current liablities dan non-current liabilities. Current liabilities adalah hutang

perusahaan yang jatuh tempo dalam 1 tahun atau satu kali siklus operasi, yang mana

yang lebih lama. Beberapa contoh dari current liabilities adalah utang dagang, wesel

bayar jangka pendek, utang gaji, utang bunga, utang pajak, pendapatan diterima

dimuka dan utang akrual. Non-current liabilities adalah utang perusahaan yang jatuh

tempo lebih dari satu tahun. Contohnya dari non-current liabilities adalah obligasi,

wesel bayar jangka panjang, utang sewa guna usaha, dan utang pensiun.

𝐷𝐴𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 64: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

50

Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa

perusahaan tersebut bergantung pada pinjaman dari luar atau utang. Perusahaan yang

memiliki utang yang tinggi akan mendapatkan insentif pajak berupa potongan atas

bunga pinjaman sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat

(1) sehingga perusahaan yang memiliki beban pajak tinggi dapat melakukan

penghematan pajak dengan cara menambah utang perusahaan (Findiarningtias dkk.

2017). Perusahaan yang memiliki produktivitas yang tinggi akan melakukan investasi

terhadap aset yang pembeliannya dilakukan menggunakan utang salah satunya

menggunakan utang jangka panjang. Nilai DAR yang tinggi mencerminkan bahwa

semakin tingginya aset yang didanai oleh utang. Sehingga perusahaan yang memiliki

beban pajak yang tinggi dapat melakukan penghematan pajak dengan cara menambah

utang perusahaan. Dengan menambah utang guna untuk mendapatkan insentif pajak

berupa beban bunga yang besar yang dapat mengurangi laba perusahaan. Laba

perusahaan yang rendah mengakibatkan pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan

semakin rendah. Hal tersebut berdampak pada nilai ETR perusahaan yang semakin

kecil sehingga dapat dinyatakan bahwa agresivitas pajak perusahaan semakin tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian Jessica dan Toly (2014), Kuriah dan Asyik (2016)

menyatakan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Berbeda dengan hasil penelitian Tiaras dan Wijaya (2015), Hadi dan Mangoting (2014)

menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Pernyataan ini didukung oleh peneliti Mustika (2017), yang menyatakan bahwa

variabel leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 65: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

51

literatur yang telah dijabarkan sebelumnya, hipotesis alternative terkait leverage dan

agresivitas pajak adalah:

Ha3 : Leverage memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

2.7 Likuiditas

Weygandt et al. (2015) mengatakan “liquidity ratio measure the short-term ability of

the company to pay its maturing obligations and to meet unexpected needs for cash”

yang artinya adalah rasio likuditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan

untuk mengembalikan/ membayar kewajibannya dan untuk memenuhi kebutuhan akan

kas. Menurut Hery (2017), rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk

mengukur seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban

jangka pendeknya yang segera jatuh tempo.

Rasio likuiditas dapat digunakan untuk memperhitungkan dampak yang berasal

dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Tiaras dan

Wijaya, 2015). Menurut Nurakhiro dkk. (2014) likuiditas menunjukkan hubungan

antara kas dengan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar yang dimiliki oleh

perusahaan. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu

aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga,

piutang, dan persediaan (Sari, 2010 dalam Nurakhiro, 2014). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban lancar/ jangka pendeknya.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 66: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

52

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya (Hery, 2017). Weygandt

et al. (2015) terdapat beberapa unsur yang memengaruhi penilaian likuiditas suatu

perusahaan yaitu 1) current ratio yang membandingkan aset lancar dengan utang

lancar, 2) acid-test ratio membandingkan kas, investasi jangka pendek, dan piutang

dengan utang lancar, 3) receivable turnover membandingkan penjualan kredit bersih

dengan rata-rata piutang bersih, dan 4) inventort turnover yang membandingkan harga

pokok penjualan (HPP) dengan rata-rata persediaan.

Penelitian ini menggunakan curret ratio (CR) untuk mengukur likuiditas

perusahaan. Menurut Hery (2017), rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia.

Perusahaan yang memiliki rasio lancar yang kecil mengindikasikan bahwa perusahaan

tersebut memiliki aset lancar yang sedikit untuk membayar kewajiban jangka

pendeknya. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki rasio lancar yang tinggi belum

tentu perusahaan tersebut dikatakan baik. Oleh sebab itu, untuk dapat mengatakan

apakah suatu perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang baik atau tidak maka

diperlukan standar rasio, seperti standar rasio rata-rata industri dari segmen usaha yang

sejenis. Rumus CR menurut Weygandt et al., (2015) yaitu sebagai berikut:

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 67: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

53

Current assets (aktiva lancar) adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan

dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau

dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Pada

umumnya aset lancar meliputi kas, investasi jangka pendek, piutang, persediaan, dan

biaya dibayar dimuka. Current liabilities (kewajiban lancar) adalah kewajiban yang

diperkirajan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau menciptakan

kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau

dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.

Kewajiban lancar pada umumnya mencakup berbagai pos yaitu utang usaha dan utang

wesel jangka pendek, beban yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka,

dan bagian utang jangka panjang yang lancar (Hery, 2017).

Fitri (2015), suatu perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang makin besar jika

jumlah aktiva-aktiva lancarnya jauh lebih besar daripada jumlah hutang-hutang

lancarnya yang harus segera dipenuhi dan menandakan perusahaan dalam kondisi

keuangan yang sehat serta dengan mudah menjual aset yang dimilikinya jka

diperlukan. Menurut Adisamartha dan Noviari (2015) menyatakan bahwa semakin

tinggi rasio likuiditas perusahaan, maka tindakan untuk mengurangi laba semakin

tinggi dengan alasan menghindari beban pajak yang lebih tinggi. Perusahaan yang

memiliki tingkat likuiditas yang tinggi maka mampu membayar kewajiban yang timbul

atas hutang jangka pendek yang dimilikinya seperti pokok pinjaman dan biaya bunga

yang harus dilunasi dalam jangka waktu yang singkat. Dengan kondisi perusahaan

yang likuid, perusahaan mampu membayar beban bunga atas pinjaman jangka pendek

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 68: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

54

yang dilakukan. Beban bunga atas pinjaman akan mendapatkan insentif pajak yang

dapat mengurangi laba perusahaan

Hasil penelitian Adisamartha dan Noviari (2015) menyatakan bahwa likuiditas

perusahaan berpengaruh positif pada tingkat agresivitas pajak badan. Selain itu, Anita

(2015) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara likuiditas terhadap agresivitas

pajak. Pernyataan ini didukung oleh peneliti Sukmawati dan Rebecca (2016), yang

menunjukkan bahwa secara parsial variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak. Hasil yang berlawanan juga dikemukankan oleh Tiaras dan Wijaya

(2015), yakni bahwa likuiditas perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak. Pernyataan ini didukung oleh peneliti Adiyani dan Septanta (2017),

yang menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

agresivitas pajak. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan sebuah hipotesis

sebagai berikut:

Ha4: Likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

2.8 Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan

Karakteristik Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

Berdasarkan hasil penelitian Kuriah dan Asyik (2016), menyatakan bahwa

pengungkapan Corporate Social Responsibility dan karakteristik perusahaan yang

diproksikan dengan ukuran perusahaan, leverage, dan capital intensity memiliki

pengaruh secara simultan terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil penelitian

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 69: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

55

Tiaras dan Wijaya (2015), menyatakan bahwa variabel likuiditas, leverage, manajemen

laba, proporsi komisaris independen dan ukuran perusahaan berpengaruh secara

simultan terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan. Berdasarkan hasil uji F bahwa

corporate social responsibility, return on asset, size, leverage, capital intensity dan

inventort intensity secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap agresivitas

pajak (Aminah, dkk., 2017).

2.9 Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. 1

Model Penelitian

Agresivitas Pajak

(ETR)

Pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR)

Ukuran Perusahaan (SIZE)

Leverage (DAR)

Likuiditas (CR)

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 70: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

56

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh pengungkapan corporate social responsibility

(CSR) dan karakteristik perusahaan terhadap agresivitas pajak. Objek penelitian yang

digunakan didalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan industri pengolahan yang mengolah

bahan baku menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur menurut Bursa Efek

Indonesia terdiri dari tiga macam sektor mencakup (www.idx.co.id):

1. Sektor Industri Dasar dan Kimia

Produk dari perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia meliputi

subsektor semen, keramik, porselen dan kaca, logam dan sejenisnya, kimia, plastik

dan kemasan, pakan ternak, kayu dan pengolahannya, pulp dan kertas.

2. Sektor Aneka Industri

Produk dari perusahaan manufaktur sektor aneka industri meliputi subsektor mesin

dan alat berat, otomotif dan komponen, tekstil dan garment, alas kaki, kabel, dan

elektronika.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 71: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

57

3. Sektor Industri Barang Konsumsi

Produk dari perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi meliputi

subsektor makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan,

dan peralatan rumah tangga.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebab akibat (causal

study). Menurut (Sekaran dan Bougie, 2016), mengatakan bahwa “a study in which the

researcher wants to delineate the cause of one or more problems is called causal

study” yang artinya sebuah studi penelitian dimana peneliti bertujuan untuk

menjelaskan hubungan sebab akibat dari satu atau lebih masalah yang disebut sebagai

causal study. Dalam penelitian ini, membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara

variabel independen yaitu pengungkapan corporate social responsibility (CSR) dan

karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan ukuran perusahaan, leverage, dan

likuiditas terhadap variabel dependen, yaitu agresivitas pajak.

3.3 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Menurut Sekaran dan Bougie (2016), yang dimaksud dengan

variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. “A

dependent variable is the variable of primary interest to the researcher” dan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 72: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

58

”independent variable is one that influences the dependent variable in either a positive

or negative way,” yang berarti bahwa variabel dependen adalah variabel yang menjadi

perhatian utama bagi peneliti. Sedangkan variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif maupun negatif. Semua variabel

dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio. Menurut Ghozali (2016),

skala rasio adalah skala interval dan memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat

dirubah. Sedangkan menurut Sekaran dan Bougie (2016), skala rasio merupakan skala

pengukuran yang menunjukan kategori, peringkat, jarak, dan perbandingan kontruk

yang diukur.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah agresivitas pajak. Agresivitas

pajak adalah salah satu cara meminimalkan pembayaran beban pajak kepada

pemerintah dengan tidak melanggar undang-undang yang ada. Untuk mengukur

agresivitas pajak dilakukan menggunakan model Effective Tax Rate (ETR), yang

menggambarkan seberapa besar perusahaan agresif terhadap pajak dengan

meminimalkan beban pajak perusahaan. Agresivitas pajak perusahaan diukur dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

ETR : ukuran beban pajak perusahaan yang menunjukkan

tingkat pajak yang dibayarkan atas laba perusahaan.

𝐸𝑇𝑅 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 73: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

59

Beban Pajak Penghasilan : jumlah gabungan pajak kini dan pajak tangguhan yang

diperhitungkan dalam menentukan laba rugi pasa suatu

periode.

Pendapatan Sebelum Pajak : pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada

tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan

Berikut merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kegiatan perusahaan yang tujuannya

membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dengan cara melakukan kegiatan

yang sesuai dengan nilai dan norma serta kebutuhan masyarakat. Pengungkapkan CSR

adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab

sosial perusahaan. maka rumus untuk menghitung CSRIj sebagai berikut:

Keterangan:

CSRIi : Indeks luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan

i.

∑Xi : nilai 1 = jika item y dilakukan dan diungkapkan; 0 = jika item y tidak

dilakukan dan diungkapkan.

N : jumlah item yang diungkapkan untuk perusahaan I, n ≤ 91.

𝐶𝑆𝑅Ii =Σ𝑋𝑖

𝑛

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 74: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

60

2. Karakteristik Perusahaan

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran mengenai besar kecilnya aset yang dimiliki

suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas

operasi suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

SIZE : Ukuran Perusahaan

Ln total aset : Logaritma natural total aset.

Leverage

Leverage diukur dengan menggunakan debt ratio (rasio total utang) yang digunakan

oleh manajer dalam rangka pengambilan keputusan pendanaan yang dilakukan oleh

perusahaan. Dimana rasio leverage dapat menggambarkan proporsi total hutang jangka

panjang terhadap total aset yang dimiliki perusahaan. Leverage dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan Debt to Total Asset (DAR) yang menunjukkan seberapa

besar utang yang akan digunakan untuk mendanai aset perusahaan untuk kegiatan

operasional perusahaan dalam mencapai laba dan mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Menurut Weygandt et al, (2015) debt to total asset ratio (DAR) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

SIZE = Ln total aset

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 75: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

61

Keterangan

DAR : debt to total asset ratio

Total Debt : penjumlahan dari utang jangka pendek dan jangka panjang

Total Asset : penjumlahan dari aset lancer dan aset tidak lancer (aset tetap)

Likuiditas

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi

kewajiban/utang lancar dengan mengkonversi asetnya menjadi kas. Dalam penelitian

ini likuiditas diproksikan menggunakan current ratio. Current ratio mampu

menggambarkan kemampuan sebuah perusahaan dalam memenuhi kewajiban/utang

lancar menggunakan aset lancarnya. Menurut Weygandt et al. (2015), current ratio

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

CR : current ratio

Current Assets : jumlah aset lancar perusahaan

Current Liabilities : jumlah utang/kewajiban lancar perusahaan

𝐷𝐴𝑅 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

𝐶𝑅 =𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 76: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

62

3.4 Teknik Pegumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah

data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada.

Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi

pemerintah, analisis industri oleh media, situs Web, internet, dan seterusnya (Sekaran

dan Bougie, 2016). Data dalam penelitian ini sumbernya berasal dari laporan tahunan

(annual report) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2014-2016 diperoleh dari situs BEI yaitu www.idx.co.id,

www.grandkartech.com, www.garudametalindo.com, www.gt-tires.com

www.nipress.com/id/investor, www.toray.co.id dan sustainability report dari website

resmi perusahaan www.astra.co.id.

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Sekaran dan Bougie (2016) menyatakan bahwa “population refers to the entire group

of people, events, or things of interest that the researcher wishes to investigate,” yang

berarti bahwa populasi adalah seluruh kelompok orang, kejadian, atau hal yang

menarik untuk diteliti oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014

hingga tahun 2016. Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel yang ditentukan

dalam penelitian ini menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik

purposive sampling. Menurut Sekaran dan Bougie (2016), mengatakan bahwa

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 77: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

63

purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kriteria-kriteria dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) secara berturut-turut selama periode 2014-2016.

2. Menerbitkan annual report untuk periode 2014-2016.

3. Menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember pada periode 2014-2016 yang

telah diaudit oleh auditor independen.

4. Menerbitkan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang Rupiah.

5. Perusahaan memiliki laba positif sebelum pajak selama tahun penelitian.

6. Perusahaan memiliki beban pajak penghasilan lebih rendah dibandingkan dengan

laba sebelum pajak.

3.6 Teknik Analisis Data

Menganalisis data adalah mengolah data sehingga menghasilkan suatu informasi yang

dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan dari masalah yang diteliti. Dalam

melakukan analisis data digunakan program atau software statistik yaitu SPSS.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2016) statistif deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 78: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

64

range. Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang

bersangkutan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang

bersangkutan. Nilai rata-rata (mean) digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang

bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang

bersangkutan bervariasi dari rata-rata (Ghozali, 2016).

3.6.2 Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2016) uji asumsi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk

mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan non-parametrik statistik

dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Caranya adalah menentukan terlebih dahulu

hipotesis pengujian yaitu:

Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi secara normal

Hipotesis Alternatif (HA) : data tidak terdistribusi secara normal

Hasil uji normalitas dapat dilihat dari tingkat signifikansinya. Data dapat

dikatakan terdistribusi secara normal apabila tingkat signifikansinya lebih besar dari

pada 0,05. Sementara itu, apabila tingkat signifikansinya kurang dari 0,05 maka data

tersebut dapat dikatakan tidak terdistribusi secara normal.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 79: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

65

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2016), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel

orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar variabel independen

sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi

adalah dengan melihat dari nilai tolerance value dan variance inflation factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai

cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥ 10, maka dapat disimpulkan terjadi multikolonieritas

antar variabel bebas (Ghozali, 2016).

2. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2016), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 80: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

66

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena

residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.

Hal ini sering ditemukan pada runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada

seseorang individu/ kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada invidu/

kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Cara mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Runs Test,

yang merupakan salah satu bagian dari statistik non-parametrik yang dapat digunakan

untuk mengetahui apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Runs Test

digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau sistematis

(Ghozali,2016). Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dapat

dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Hipotesis yang dalam Runs Test,

yaitu:

H0 : Residual (res_1) random (acak)

HA : Residual (res_2) tidak random

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2016) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya

tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang Homoskedatisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 81: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

67

adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar

analisisnya adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudia menyempit), maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka

0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7 Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya

pengaruh variabel independen pengungkapan corporate social responsibility (CSR)

dan karekteristik perusahaan terhadap variabel dependen agresivitas pajak. Persamaan

fungsi regresi penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

ETR = α + β1CSR + β2SIZE + β3DAR + β4CR + ε

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 82: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

68

Keterangan:

α0 : Konstanta

β1, β2, β3, β4 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen

ETR : Agresivitas Pajak

CSR :Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

SIZE :Ukuran Perusahaan

DAR :Leverage

CR : Likuiditas

ε : Error

2. Uji Koefisien Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara

dua variabel. Koefisien korelasi untuk menjelaskan seberapa kuat hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen. Dalam analisis regresi, korelasi juga

menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen

(Ghozali, 2016).

Menurut Supardi (2017), tingkat keeratan hubungan atau korelasi antarvariabel

dapat dilihat dari angka koefisien korelasi yang dapat disajikan dalam bentuk tabel

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 83: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

69

Tabel 3.1

Interpretasi Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Korelasi Interpretasi

KK = 0 Tidak ada korelasi

0,00 < KK ≤ 0,20 Korelasi sangat rendah/ lemah sekali

0,21 < KK ≤ 0,40 Korelasi rendah/ lemah tapi pasti

0,41 < KK ≤ 0,70 Korelasi yang cukup berarti

0,71 < KK ≤ 0,90 Korelasi yang tinggi, kuat

0,91 < KK ≤ 0,99 Korelasi sangat tinggi, kuat sekali, sangat diandalkan

KK = 1 Korelasi sempurna

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2016) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Jika nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempredikasi variasi

variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection)

relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan,

sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien

determinasi yang tinggi.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 84: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

70

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu

variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak

peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi

mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2016).

Dengan demikian, pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan R2 namun

menggunakan Adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi.

4. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Menurut Ghozali (2016) ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual

dapat diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari

nilai koefisien determinasi, nilai statistik F. Uji hipotesis ini seperti dinamakan uji

signifikansi secara keseluruhan terhadap garis regresi yang diobservasi maupun

estimasi, apakah Y berhubungan linear terhadap X1, X2, dan X. untuk menguji

hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai

berikut:

a. Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat

kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternative, yang

menyatakan bahwa semua variabel secara serentak dan signifikan mempengaruhi

variabel dependen.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 85: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

71

b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila F

hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima HA.

5. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2016) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Uji statistik t mempunyai signifikansi α = 5%. Kriteria

pengambilan keputusan dalam uji statistik t adalah jika nilai signifikansi t < 0,05 maka

hipotesis alternative diterima, yang menyatakan bahwa variabel independen

berpengaruh secara signifikan pada variabel dependen.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 86: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

72

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor

aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2016

yang berjumlah 42 perusahaan. Dari 42 perusahaan, 6 perusahaan tidak menerbitkan

annual report periode 2014-2016. Sehingga sebanyak 36 perusahaan yang menerbitkan

annual report periode 2014-2016.

Dari 36 perusahaan, 14 diantaranya menerbitkan laporan keuangan dengan

mata uang USD. Dari 22 perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dengan mata

uang Rupiah, 7 diantaranya mengalami kerugian sebelum pajak. Sehingga sebanyak 15

perusahaan yang memiliki laba positif sebelum pajak selama tahun penelitian. Dari 15

perusahaan, 1 diantaranya memiliki beban pajak penghasilan lebih tinggi dibandingkan

dengan laba sebelum pajak. Sehingga sebanyak 14 perusahaan yang memiliki beban

pajak penghasilan lebih rendah dibandingkan dengan laba sebelum pajak. Hasil akhir

sampel berjumlah 14 perusahaan dengan periode penelitian selama 3 tahun, yaitu tahun

2014-2016. Maka, jumlah observasi adalah sebanyak 42. Untuk sampel perusahaan

yang diambil dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut adalah tabel

rincian pengambilan sampel penelitian:

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 87: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

73

Tabel 4.1

Rincian Pengambilan Sampel Penelitian

No. Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang

terdaftar di Bursa Efek Indoneisa (BEI) secara berturut-

turut selama periode 2014-2016.

42

2. Menerbitkan annual report untuk periode 2014-2016. 36

3. Menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember pada

periode 2014-2016 yang telah diaudit oleh auditor

independen.

36

4. Menerbitkan laporan keuangan dengan menggunakan

mata uang Rupiah.

22

5. Perusahaan memiliki laba positif sebelum pajak selama

tahun penelitian.

15

6. Perusahaan memiliki beban pajak penghasilan lebih

rendah dibandingkan dengan laba sebelum pajak

14

Jumlah Sampel 14

4.2 Analisis dan Pembahasan

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi mengenai agresivitas pajak,

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), ukuran perusahaan, leverage,

dan likuiditas. Berikut merupakan hasil uji statistik deskriptif:

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 88: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

74

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada Tabel 4.2, nilai minimum dari

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah 0,0659340659 (PT Sepatu Bata, Tbk.,

2014) dan nilai maksimalnya adalah 0,2527472527 (PT Astra Indonesia, Tbk,

2014&2015), sedangkan selisih antara nilai minimum dan maksimumnya adalah

0,1868131868. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki rata-rata

(mean) sebesar 0,1242804814 yang menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang

menjadi sampel penelitian melakukan dan mengungkapkan kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR) sebesar 12,43% serta variabel ini memiliki nilai standar deviasi

sebesar 0,0467163395.

Variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural total

aset, memiliki nilai minimum 26,79380304 (PT Nusantara Inti Corpora, Tbk., 2016)

dan nilai maksimum sebesar 33,19881203 (PT Astra Indonesia, Tbk., 2016), sedangkan

selisih antara nilai minimum dan maksimumnya sebesar 6.405008994. Variabel ukuran

perusahaan memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 28,30545431 dengan standar

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 89: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

75

deviasi sebesar 1,595728328. Nilai rata-rata logaritma natural total aset sebesar

28,30545431 mengintepretasikan rata-rata total aset sekitar Rp20.267.749.725.021.

Berdasarkan rata-rata tersebut, menggambarkan bahwa perusahaan sektor aneka

industri termasuk ke dalam perusahaan besar karena memiliki total aset lebih dari

Rp10.000.000.000.

Variabel leverage yang di proksikan dengan debt to aset ratio (DAR), memiliki

nilai minimum sebesar 0,1651851480 (PT Indospring, Tbk., 2016) dan nilai

maksimalnya adalah 0,8436339178 (PT Jembo Cable Company, Tbk., 2014),

sedangkan selisih antara nilai minimum dan maksimumnya sebesar 0,6784487698.

Variabel leverage memiliki rata-rata (mean) sebesar 0,4429571242 yang menunjukkan

bahwa rata-rata perusahaan yang menjadi sampel penelitian memiliki aset yang

44,296%-nya didanai oleh utang serta variabel ini memiliki standar deviasi sebesar

0,1528227558.

Variabel likuiditas (current ratio) memiliki nilai minimum sebesar

0,4506931117 (PT Nusantara Inti Corpora, Tbk., 2014) dan nilai maksimum sebesar

3,410645762 (PT KMI Wire And Cable, Tbk., 2016), sedangkan selisih antara nilai

minimum dan maksimumnya sebesar 2,959952650. Variabel likuiditas (current ratio)

memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1,693401447 sehingga dapat disimpulkan

bahwa perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini rata-rata

memiliki kas dan setara kas yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya,

serta variabel ini memiliki standar deviasi sebesar 0,7432942322.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 90: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

76

Variabel agresivitas pajak (effective tax rate) memiliki nilai minimum sebesar

0,0907358327 (PT Sepatu Bata, Tbk., 2015) dan nilai maksimum sebesar

0,9371509998 (PT Nusantara Inti Corpora, Tbk., 2014), sedangkan selisih antara nilai

minimum dan maksimumnya sebesar 0,8464151671. Variabel agresivitas pajak

(effective tax rate) memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3576465365 yang

mengindikasikan bahwa ETR berada diatas tarif Pajak Penghasilan (PPh) berdasarkan

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 Pasal 17 ayat 2(b) yang ditetapkan (sebesar

20%) yang berarti nilai effective tax rate cukup tinggi dan kemungkinan agresivitas

pajak yang terjadi makin rendah.

4.2.2 Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 91: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

77

Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukkan pada Tabel 4.3

menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.904 dengan nilai signifikansi

0,388. Melalui hasil pengujian ini, dapat dinyatakan bahwa data residual telah

terdistribusi secara normal karena nilai signifikansi dari hasil uji ini lebih besar dari

0,05.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terdapat korelasi

antar variabel bebas/independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antara variabel independennya. Berikut merupakan hasil dari uji

multikolonieritas:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas yang ditunjukkan pada Tabel 4.4,

terlihat bahwa seluruh variabel independen yaitu pengungkapan Corporate Social

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 92: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

78

Responsibility (CSR), ukuran perusahaan (SIZE), leverage (DAR), dan likuiditas (CR)

memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF (Variance Inflation

Factor) yang lebih kecil dari 10, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi

multikolonieritas dalam model regresi.

2. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Berikut merupakan hasil uji autokorelasi dengan Run Test:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Berdasarkan Tabel 4.5, hasil pengujian autokorelasi menggunakan Runs Test

menghasilkan nilai -0,0778 dan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,160. Melalui

hasil pengujian ini, dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai

signifikansi dari hasil pengujian tersebut lebih besar dari 0.05.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 93: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

79

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Berikut merupakan hasil uji heteroskedastisitas:

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot pada Gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Y dan tidak membentuk pola tertentu secara teratur, seperti bergelombang, melebar,

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 94: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

80

dan kemudian menyempit. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.4 Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi

Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi:

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai koefisien korelasi (R) dalam penelitian ini sebesar

0,641 atau 64,1%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen,

yaitu pengungkapan corporate social responsibility (CSR) dan karakeristik perusahaan

yang diproksikan dengan ukuran perusahaan, leverage (DAR), dan likuiditas (CR)

dengan variabel dependen, yaitu agresivitas pajak (ETR) yang berarti korelasi memiliki

korelasi yang cukup berarti, karena nilai koefisien korelasi (R) berada dalam klasifikasi

0,41 sampai 0,70.

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,411 yang menunjukkan bahwa variabel

independen yaitu pengungkapan corporate social responsibility (CSR) dan karakeristik

perusahaan yang diproksikan dengan ukuran perusahaan, leverage (DAR), dan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 95: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

81

likuiditas (CR) dapat menjelaskan variabel dependen yakni agresivitas pajak (ETR)

sebesar 41,1% dan sisanya sebesar 58,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji

dalam penelitian ini. Nilai Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 0,1867083037

yang artinya semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi dalam penelitian ini

semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen, yaitu agresivitas pajak (ETR).

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang

terdapat dalam model regresi memiliki pengaruh secara bersama-sama atau simultan

terhadap variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji statistik F:

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik F

Berdasarkan Tabel 4.7, terlihat bahwa nilai F sebesar 6,460 dengan tingkat

signifikansi di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,000, sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel independen, yaitu pengungkapan corporate social responsibility (CSR) dan

karakeristik perusahaan yang diproksikan dengan ukuran perusahaan, leverage (DAR),

dan likuiditas (CR) secara simultan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen,

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 96: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

82

yaitu agresivitas pajak (ETR) dan model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi regresi sampel dalam menaksir

nilai aktual sudah tepat atau model fit.

Penelitian ini sejalan dengan penelitan Kuriah dan Asyik (2016) yang

menyatakan bahwa pengungkapan karakteristik perusahaan dan Corporate Social

Responsibility (CSR) berpengaruh secara bersama-sama terhadap agresivitas pajak dan

juga Tiaras dan Wijaya (2015) menyatakan bahwa likuiditas, leverage, manajemen

laba, proporsi komisaris independen, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara

simultan terhadap agresivitas pajak perusahaan. Selain itu, hasil penelitian Sukmawati

dan Rebecca (2016) menyatakan bahwa secara simultan variabel likuiditas dan

leverage berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen secara

individu/parsial memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Berikut merupakan

hasil uji statistik t:

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 97: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

83

Tabel 4.8

Hasil Uji Statistik t

Berdasarkan hasil uji statistik t untuk pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR), diperoleh nilai t sebesar 1,474 dengan tingkat signifikansi lebih

besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,149. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha1 ditolak,

sehingga pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak memiliki

pengaruh negatif terhadap Effective Tax Rate (ETR), hal ini mencerminkan bahwa

pengungkapan CSR tidak berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Hal ini sejalan

dengan penelitian Findiarningtias dkk. (2017) yang menyatakan bahwa pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap agresivitas pajak. Berbeda dengan hasil penelitian Kuriah dan Asyik (2016)

yang menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu

kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan yang menginginkan agar kegiatan

operasional perusahaan akan berjalan dengan baik. Landasan yang mendasari tanggung

jawab sosial adalah bagaimana cara perusahaan memberikan perhatian kepada

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 98: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

84

masyarakat ataupun lingkungan yang akan terjadi akibat aktivitas operasional

perusahaan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan

komitmen keberlanjutan untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan serta untuk meningkatkan kualitas hidup

karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat luas. Hal ini membuat

perusahaan memiliki tanggung jawab yang luas dan tidak hanya mencari laba untuk

pemegang saham, sehingga semakin tinggi pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR), maka mendorong perusahaan untuk tidak agresif terhadap pajak.

Akan tetapi, dalam penelitian ini memperoleh hasil bahwa pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) tidak memiliki pengaruh terhadap agresivitas

pajak. Berdasarkan data penelitian yang diobservasi dapat dilihat bahwa angka rata-

rata pengungkapan CSR hanya 12,43%. Artinya, pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam penelitian ini

masih sangat minim. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang dilakukan dalam

penelitian periode 2014-2016 terdapat 27 observasi dari 42 observasi yang melakukan

dan mengungkapkan kegiatan CSR dibawah rata-rata. Dari 27 observasi, 10

diantaranya tidak melaporkan biaya CSR, 14 diantaranya melaporkan biaya CSR dalam

annual report dan tidak terdapat dalam beban usaha, sedangkan 3 perusahaan

melaporkan biaya CSR dalam laporan keuangan bagian beban usaha. Karena mayoritas

perusahaan yang menjadi observasi tidak melaporkan biaya CSR dalam laporan

keuangan, hal ini akan membuat laba perusahaan meningkat. Laba meningkat

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 99: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

85

menyebabkan beban pajak yang diterima perusahaan semakin tinggi. Sehingga

pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan hasil uji statistik t untuk ukuran perusahaan (SIZE) yang

diproksikan dengan (Ln) total aset diperoleh nilai t sebesar -3,665 dengan tingkat

signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,001. Berdasarkan tingkat signifikansi tersebut,

dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima, yang berarti bahwa ukuran perusahaan yang

diproksikan dengan logaritma natural total aset memiliki pengaruh yang negatif

signifikan terhadap Effective Tax Rate (ETR), hal ini mencerminkan ukuran perusahaan

berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak. Semakin besar ukuran

perusahaan, maka semakin besar total aset tetap yang dimiliki perusahaan. Dengan

semakin besarnya aset tetap perusahaan, maka menimbulkan beban penyusutan setiap

tahunnya yang akan mengurangi laba kena pajak perusahaan. Sehingga pajak yang

dibayarkan oleh perusahaan semakin kecil. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Luke

dan Zulaikha (2016), dan Ratmono dan Sagala (2015) yang menyatakan bahwa ukuran

perusahaan memiliki hubungan positif terhadap agresivitas pajak. Berbeda dengan

hasil penelitian Mustika (2017), Prameswari (2017), dan Badriah dkk. (2016) yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan hasil uji statistik t untuk leverage yang diproksikan dengan Debt

to Total Asset Ratio (DAR) memiliki hasil uji statistik t diperoleh nilai t sebesar -2.465

dengan tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,018. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa Ha3 diterima, yang berarti bahwa leverage yang diproksikan

dengan debt to total asset ratio (DAR) memiliki pengaruh yang negatif signifikan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 100: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

86

terhadap Effective Tax Rate (ETR), hal ini mencerminkan leverage yang diproksikan

dengan debt to total asset ratio berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas

pajak. Semakin besar tingkat utang yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar

juga tindakan agresivitas pajak perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Aminah dkk. (2017), yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap

agresivitas pajak. Berbeda dengan hasil penelitian Tiaras dan Wijaya (2015), dan

Azizah dan Kusmuriyanto (2016) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh

terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan hasil uji statistik t untuk likuiditas yang diproksikan dengan

current ratio (CR) diperoleh nilai sebesar -3,083 dengan tingkat signifikansi dibawah

0,05 yaitu sebesar 0,004. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha4 diterima yang berarti

bahwa likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CR) memiliki pengaruh

negatif terhadap Effective Tax Rate (ETR), hal ini mencerminkan likuiditas yang

diproksikan dengan Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak.

Semakin besar current ratio perusahaan, maka tingkat agresivitas pajak semakin tinggi.

Hal ini sejalan dengan penelitian Fitri (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas

berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Berbeda dengan hasil penelitian Adisamartha

dan Noviari (2015), dan Tiaras dan Wijaya (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas

tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh suatu persamaan regresi yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu:

ETR = 0,271 CSR – 0,653 SIZE – 0,428 DAR – 0,554 CR

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 101: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

87

ETR = Agresivitas pajak

CSR = Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

SIZE = Ukuran Perusahaan

DAR = Leverage

CR = Likuiditas

Variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 0,0271 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1%

pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) akan menyebabkan peningkatan

terhadap Effective Tax Rate, hal ini mencerminkan akan menyebabkan penurunan

terhadap agresivitas pajak sebesar 2,71%. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

pengungkapan CSR PT Astra Otoparts Tbk pada tahun 2015 memiliki nilai

pengungkapan 13 dari 91 item sedangkan pada tahun 2016 memiliki nilai

pengungkapan sebanyak 17 dari 91 item diikuti dengan kenaikan laba sebelum pajak

perusahaan pada tahun 2016 sebesar 0,4966 atau sebesar 49,66%. Perusahaan akan

melakukan tanggung jawab sosial untuk mempertahankan laba dan menjaga image

perusahaan untuk mendapatkan nilai sosial yang tinggi dari masyarakat sekitar. Selain

itu tanggung jawab sosial juga wajib dilakukan oleh perusahaan karena sebagai salah

satu bentuk tanggung jawab perusahaan. Selain itu, sejak ditetapkannya Undang-

Undang Nomor 40 Tahun 2007 yang mengatur mengenai kewajiban perusahaan untuk

melakukan CSR menjadi penyebab dari perusahaan yang menjalankan kegiatan CSR

dan melakukan pengungkapan atas CSR tersebut hanya atas dasar kewajiban sesuai

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 102: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

88

dengan aturan yang berlaku tanpa menghubungkannya dengan kemungkinannya

melakukan agresivitas pajak. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pengungkapan CSR memiliki arah positif terhadap effective tax rate (ETR) dan

memiliki arah negatif terhadap agresivitas pajak.

Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai koefisien regresi sebesar

-0,653 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1% ukuran perusahaan (SIZE) akan

menyebabkan penurunan effective tax rate (ETR) yang akan mengalami peningkatan

terhadap agresivitas pajak perusahaan sebesar 65,3%. Hal ini disebabkan bahwa

perusahaan dalam sampel memanfaatkan aset secara optimal dan beban biaya yang

dikeluarkan untuk kegiatan operasional atas pemanfaatan aset tersebut terjadi sehingga

memberikan dampak yang signifikan dalam meminimalkan pembayaran pajak.

Variabel leverage (DAR) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,428 yang

berarti bahwa setiap peningkatan 1% leverage (DAR) akan menyebabkan penurunan

atas Effective Tax Rate (ETR) dan mengalami peningkatan terhadap agresivitas pajak

sebesar 42,8%. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa leverage (DAR) memiliki

pengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Perusahaan dalam sampel penelitian

memanfaatkan utang yang dimilikinya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan.

Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki insentif pajak berupa potongan atas

bunga pinjaman sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No 36

Tahun 2008 yang menyatakan “besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak

dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto

dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 103: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

89

biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha,

antara lain: biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan

dalam bentuk uang, bunga, sewa, dan royalty; biaya perjalanan; biaya pengolahan

limbah; premi asuransi; biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; biaya administrasi; dan pajak kecuali Pajak

Penghasilan.” Dengan tingkat utang perusahaan yang tinggi, maka pengurang bunga

yang diterima perusahaan tinggi sehingga dapat mengurangi beban pajak perusahaan.

Variabel likuiditas yang diproksikan dengan current ratio (CR) memiliki nilai

koefisien regresi sebesar -0,554 yang berarti bahwa setiap peningkatan 1% likuiditas

akan menurunkan atas Effective Tax Rate (ETR) yang menyebabkan peningkatan

terhadap agresivitas pajak sebesar 55,4%. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin

baik dan efektifnya perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki dengan

memanfaatkan aset perusahaan yang dimilikinya dari pemanfaatan tersebut

menimbulkan biaya yang mengurangi laba perusahaan.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 104: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

90

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini menguji pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR), ukuran perusahaan, leverage, dan likuiditas terhadap agresivitas pajak baik

secara parsial maupun secara simultan. Simpulan yang diperoleh dari hasil

penelitian ini adalah:

1. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak memiliki

pengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil penelitian maka

dapat disimpulkan bahwa Ha1 ditolak. Hal ini sejalan dengan penelitian

Findiarningtias dkk. (2017) yang menyatakan bahwa pengungkapan Corporate

Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

2. Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap

Effective Tax Rate (ETR), hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima. Hal ini berbeda

dengan hasil penelitian Mustika (2017) yang menyatakan bahwa ukuran

perusahan tidak memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak.

3. Leverage (DAR) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Effective Tax

Rate (ETR), hal ini berarti leverage yang diproksikan dengan debt to total asset

ratio (DAR) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Ha3 diterima. Hal

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 105: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

92

ini berbeda dengan hasil penelitian Tiaras dan Wijaya (2015) yang menyatakan

bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

4. Likuiditas (CR) memiliki pengaruh negatif terhadap Effective Tax Rate (ETR),

hal ini berarti likuiditas yang diproksikan dengan current ratio (CR) memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan hasil

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Ha4 diterima. Hal ini berbeda

dengan hasil penelitian Adisamartha dan Noviari (2015) yang menyatakan

bahwa likuditas tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

5. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan karakteristik

perusahaan yang diproksikan dengan ukuran perusahaan, leverage, dan

likuiditas secara simultan memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak.

Penelitian ini sejalan dengan Kuriah dan Asyik (2016) yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh simultan antara variabel Corporate Social Responsibility

(CSR) dan karakteristik perusahaan yang diproksikan dengan ukuran

perusahaan, leverage, dan capital intensity terhadap agresivitas pajak.

5.2 Keterbatasan

Keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan annual report

(laporan tahunan) yang telah diaudit selama tiga tahun, yaitu tahun 2012-2014,

atau hanya satu dari tiga sektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 106: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

93

Efek Indonesia. Hal ini membuat hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi

terhadap semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Terdapat variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap agresivitas pajak yang

tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini dapat diketahui dari nilai Adjusted R

Square sebesar 0,310 atau 31%, sedangkan sisanya sebesar 69% dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian ini.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan yang ada, maka saran yang dapat

ditunjukkan kepada peneliti selanjutnya terkait dengan agresivitas pajak, yaitu:

1. Menggunakan data lebih dari tiga tahun dan memperluas objek penelitian,

misalnya dengan menggunakan tambahan 2 sektor seperti sektor industri dan

kimia atau industri barang konsumsi.

2. Menambahkan variabel-variabel lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap

agresivitas pajak, misalnya capital intensity ratio, profitability, activity ratio,

intensitas aset tetap.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 107: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

94

DAFTAR PUSTAKA

Adisamartha, Ida Bagus Putu Fajar., & Noviari, Naniek. 2015. Pengaruh Likuiditas,

Leverage, Intensitas Persediaan, dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat

Agresivitas Wajib Pajak Badan. Vol.13, Nomor 3, 973-1000, ISSN: 2303-1018.

Adiyani, Novita dan Septanta, Rananda. 2017. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas

Terhadap Agresivitas Pajak dengan CSR sebagai Variabel Intervening. Jurnal

Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang. Volume 5, Nomor 1.

Ambarukmi, Khusniyah Tri., dan Diana, Nur. 2017. Pengaruh Size, Leverage,

Profitability, Capital Intensity Ratio Terhadap Effective Tax Rate (ETR). E-

Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi. Volume 06. ISSN: 2302-7061.

Aminah, Siti Nur., Hidayati, Kusni., & Wahyuni, Susi Tri. 2017. Analisis Program

Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak Pada Perusahaan

BUMN yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016. Jurnal

Ekonomi Akuntansi. Volume 3, Nomor 3.

Anita, Fitria. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Leverage, Likuiditas,

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Online Mahasiswa

Fakultas Ekonomi (Jom FEKON). Vol.2, No.2.

Azizah, Nur., Kusmuriyanto. 2016. The Effect of Related Party Transaction, Leverage,

Commissioners and Directors Compensation on Tax Aggressiveness.

Accounting Analysis Journal. Volume 5, Nomor 4.

Badriah, Nuratul., Maslichah., & Mawardi, M. Cholid. 2017. Pengaruh Corporate

Social Responsibility (CSR) Sebagai Sarana Legitimasi: Dampaknya Terhadap

Tingkat Agresivitas Pajak. E-Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi. Volume 6.

Dewi, Sukmawati Safitri., dan Priyadi, Maswar Patuh. 2013. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi. Volume 2, Nomor 3.

Ernawati, Ayu., Dzulkirom, Moch., Azizah, Devi Farah. 2015. Analisis Tax Planning

Sebagai Salah Satu Upaya Penghematan Pajak Penghasilan (PPh) Badan. Jurnal

Administrasi Bisnis. Volume 3, Nomor 1.

Fahriani, Melinda., dan Priyadi, Maswar Patuh. 2016. Pengaruh Corporate

Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif Pada Perusahaan Manufaktur.

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume 5, Nomor 7. ISSN: 2460-0585.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 108: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

95

Findiarningtias, Fenti., Yuliandhari, Willy Sri., & Nazar, M. Rafki. 2017. Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Return on Asset, dan Leverage

Terhadap Agresivitas Pajak. E-Proceeding of Management. Volume 4, Nomor

2.

Fitriandi, Primandita, Yuda Aryanto, dan Agus Puji Priyono. 2016. Kompilasi Undang-

Undang Perpajakan Terlengkap. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23

Edisi 8. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gunawan, Elisa Virginia., & Sulistiawan, Dedhy. 2018. Pengaruh Karakteristik Dewan

Komisaris Terhadap Aggressive Tax Planning Pada Perusahaan yang Terdaftar

di BEI periode 2013-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.

Volume 7, Nomor 1.

Gunawan, Juniati. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Corporate

Governance Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Akuntansi. Volume 21, Nomor

3.

Hadi, Junilla dan Yenni Mangoting. 2014. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan

Karakteritik Dewan terhadap Agresivitas Pajak. Tax&Accounting. Vol. 4, No.

2.

Halim, Abdul, Icuk Rangga Bawono, dan Amin Dara. 2016. Perpajakan Konsep,

Aplikasi, Contoh dan Studi Kasus: Jakarta. Salemba Empat.

Haninun dan Nurdiawansyah. 2014. Analysis of Effect Size Company, Profitability, and

Leverage Against Social Responsibility Disclosure of Listed Mining Industry in

Indonesia Stock Exchange Period 2009-2012. Jurnal Akuntansi & Keuangan

Vol. 5, No. 1.

Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.

Hery. 2017. Teori Akuntansi: Pendekatan Konsep dan Analisis. Jakarta: PT Grasindo.

Idzni, Irsalina Nur., & Purwanto, Agus. 2017. Pengaruh Ketertarikan Investor Asing

dan Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak Perusahaan.

Diponegoro Journal of Accounting. Volume 6, Nomor 1. ISSN: 2337-3806

Ifadhoh, Nurul dan Amanah, Lailatul. 2013. Implementasi Tax Planning Pajak

Penghasilan Badan PT Indojaya Mandiri. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi.

Volume , Nomor 10.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2016. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Jakarta:

IAI.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 109: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

96

Indradi, Donny. 2018. Pengaruh Likuditas, Capital Intensity Terhadap Agresivitas

Pajak. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia. Volume 1, Nomor 1.

Jessica dan Agus Arianto Toly. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. Tax and Accounting Review. Vol.

4, No. 1.

Kamila, Putri Almainda. 2014. Analisis Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan

Dengan Agresivitas Pajak. Finance and Banking Journal. Volume 16, Nomor

2. ISSN: 1410-8623.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. (2014). Intermediate

Accounting IFRS Second Edition. United States: John Wiley & Sons.

Kuriah, Hanik Lailatul dan Asyik, Nur Fadjrih. 2016. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Terghadap Agresivitas Pajak.

Jurnal Ilmu dan Komunikasi. Vol. 5, Nomor 3.

Kurniawati, Lestari., & Arifin, Hanif. 2017. Agresivitas Pajak Dan Maturitas Hutang.

Jurnal Pajak Indonesia. Volume 1, Nomor 1.

Lestari, Ayu Nidya., Syafi’I., dan Susanti, Widya. 2017. Tax Planning Sebagai Upaya

Optimalisasi Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Pada Wajib Pajak Badan

(Studi Kasus Pada PT Varia Usaha Beton). Jurnal Ekonomi. Volume 3, Nomor

2.

Luke dan Zulaikha. 2016.Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Agresivitas Pajak.

Jurnal Akuntansi dan Auditing. Volume 13, Nomor 1.

Mulyani, Sri., Wijayanti, Anita., & Masitoh, Endang. 2018. Pengaruh Corporate

Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis

Airlangga. Volume 3, Nomor 1.

Mustika. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Leverage, Capital Intensity dan Kepemilikan Keluarga Terhadap

Agresivitas Pajak. Jurnal Online Mahasiswa Fakutlas Ekonomi (JOM Fekon).

Volume 4, Nomor 1.

Nasir, Azwir., Kurnia, Pipin & Teguh Dheki Hakri. 2013. Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Leverage, Profitabilitas, Ukuran, dan Umur Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pada

Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar DI BEI. Jurnal Ekonomi.

Volume 21, Nomor 4.

Nila, Sari., Kalbuana, Nawang., & Jumadi, Agus. 2016. Pengaruh Konservatisme

Akuntansi, Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak.

Syariah Paper Accounting FEB UMS. ISSN: 2460-0784.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 110: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

97

Nurakhiro, Tsalatsah, Fachrurrozie, Prabowo Yudo Jayanto. 2014. Pengaruh Rasio

Keuangan Terhadap Rating Sukuk dengan Manjemen Laba Sebagai Variabel

Intervening. Accounting Analysis Journal, Volume 3, Nomor 1, 110-117.

Nurhandono, Furqon., & Firmansyah, Amrie. 2017. Lindung Nilai, Financial

Leverage, Manajemen Laba dan Agresivitas Pajak. Jurnal Media Riset

Akuntansi, Auditing & Informasi. Volume 17, Nomor 1.

Nurhayati, Amirruddin J. 2017. Pengaruh Program Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos. Volume 6, Nomor 1.

Pohan, Chairul Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan: Strategi Perencanaan Pajak dan

Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pradnyadari, I Dewa Ayu Intan., & Rohman, Abdul. 2015. Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. Diponegoro

Journal of Accounting. Volume 4, Nomor 2, 1-9.

Prameswari, Findria. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel Moderasi.

Jurnal Ekonomi Akuntansi. Volume 3, Issue 4.

Pranoto, Bayu Agung., & Widagdo, Ari Kuncoro. 2016. Pengaruh Koneksi Politik dan

Corporate Governance Terhadap Tax Aggressiveness. Syariah Paper

Accounting FEB UMS. ISSN 2460-0784.

Prasista, Putu Meita., & Setiawan, Ery. 2016. Pengaruh Profitabilitas dan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Volume 17, Nomor 3.

Putri, Khurin’in Kurnia. 2017. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan,

Rasio Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Tarif Pajak Efektif. Jurnal Online

Mahasiswa Fakultas Ekonomi (JOM Fekon). Volume 4, Nomor 1.

Putri, Vidiyanna Rizal., & Putra, Bella Irwasyah. 2017. Pengaruh Leverage,

Profitability, Ukuran Perusahaan, dan Proporsi Kepemilikan Institusional

Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya. Volume

19, Nomor 1.

Ratmono, Dwi., dan Sagala, Winarti Monika. 2015. Pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) Sebagai Sarana Legitimasi: Dampaknya Terhadap

Tingkat Agresivitas Pajak. Jurnal Nominal. Volume IV, Nomor 2.

Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas. Sekretariat Negara: Jakarta.

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 111: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

98

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah; Jakarta

Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak

Penghasilan

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan. Sekretariat Negara: Jakarta.

Republik Indonesia. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun

2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

Sekretariat Negara: Jakarta.

Resmi, Siti. 2014. Perpajakan : Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Rindawati, Meita Wahyu., dan Asyik, Nur Fadjrih. 2015. Pengaruh Profitabilitas,

Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Kepemilikan Publik Terhadap

Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Jurnal Ilmu dan Riset

Akuntansi. Volume 4, Nomor 6.

Sari, Dea Listika. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan

Mayoritas Dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal

Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi (JOM Fekon). Volume 4, Nomor 1.

Saifudin., & Yunanda, Derick. 2016. Determinasi Return on Asset, Leverage, Ukuran

Perusahaan, Kompensasi Rugi Fiskal dan Kepemilikan Institusi Terhadap

Penghindaran Pajak. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi WIGA. Volume 6, Nomor

2.

Savitri, Dhian Andanarini Minar. 2017. Pengaruh Leverage, Intensitas Persediaan,

Intensitas Aset Tetap, Dan Profitabilitas Terhadap Agresivitas pajak. Jurnal

Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapat (J’MAT). Volume 8, Nomor 2. P-

ISSN: 2086-3748

Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2016. Research Methods For Business : Skill Building

Approach. USA: Wiley.

Setiawan, Dedhy. 2018. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap

Aggressive Tax Planning Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Periode

2013-2015. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Volume 7, Nomor

1.

Siswianti., dan Kiswanto. 2016. Analisis Determinan Tax Agressiveness Pada

Perusahaan Multinasional. Accounting Analysis Journal. Volume 5, Nomor 1.

ISSN: 2252-6765.

Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 112: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

99

Subramanyam, K.R. 2014. Financial Statement Analysis 11th Edition. McGraw Hill

Education.

Sukmawati, Fitri., dan Rebecca, Cyntia. 2016. Pengaruh Likuiditas dan Leverage

Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Pada Perusahaan Industru Barang

Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Conference on

Management and Behavioral Studies. ISSN: 2541-3400.

Supardi. 2017. Statistik Penelitian Pendidikan: Perhitungan, Penyajian, Penjelasan,

Penafsiran, dan Penarikan Kesimpulan. Depok: Rajawali Pers.

Tiaras, Irvan dan Henryanto Wijaya. 2015. “Pengaruh Likuiditas, Leverage,

Manajemen Laba, Komisaris Independen dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Agresivitas Pajak”. Jurnal Akuntansi. Vol. XIX. No. 03, September 2015, 380-

397.

Waluyo. 2017. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Weygandt, J., Kimmel, P., & Kieso, D. (2015). Financial Accounting IFRS (3rd ed).

Hoboken: John Wiley and Sons.

www.bpk.go.id

www.bps.go.id

www.ekonomi.kompas.com

www.finansial.bisnis.com

www.globalreporting.org

www.idx.co.id

www.industri.kontan.co.id

www.isoindonesiacenter.com

www.kemenperin.go.id

www.nasional.kontan.co.id

www.pajak.go.id

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 113: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

100

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sampel Perusahaan

Lampiran 2 Item Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Lampiran 3 Perhitungan Effective Tax Rates

Lampiran 4 Perhitungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Lampiran 5 Perhitungan Ukuran Perusahaan

Lampiran 6 Perhitungan Leverage

Lampiran 7 Perhitungan Likuiditas

Lampiran 8 Perhitungan Seluruh Variabel

Lampiran 9 Hasil Pengujian SPSS

Lampiran 10 Formulir Konsultasi Skripsi

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 114: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 1

SAMPEL PERUSAHAAN

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 115: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Sampel Perusahaan

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ASII Astra Indonesia Tbk

2 AUTO Astra Otoparts Tbk

3 INDS Indospring Tbk

4 NIPS Nipress Tbk

5 SMSM Selamat Sempurna Tbk

6 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk

7 STAR Star Petrochem Tbk

8 TRIS Trisula International Tbk

9 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

10 BATA Sepatu Bata Tbk

11 JECC Jembo Cable Company Tbk

12 KBLI KMI Wire And Cable Tbk

13 KBLM Kabelindo Murni Tbk

14 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 116: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 2

ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY (CSR)

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 117: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

2014

Code ASII AUTO INDS

EC 1

Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan,

meliputi pendapatan, biaya operasional, upah dan tunjangan

karyawan, pembayaran kepada pemodal, pembayaran kepada

pemerintah, investasi masyarakat, dan laba ditahan

1 1 1

EC 2

Implikasi finansial dan resiko serta peluang lainnya kepada

kegiatan organisasi karena perubahan iklim 0 0 0

EC 3 Jaminan Kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti 1 0 0

EC 4 Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah 0 0 0

EC 5

Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah

minimum setempat pada lokasi operasi yang signifikan 1 0 0

EC 6

Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari

masyarakat lokal di lokasi operasi yang signifikan 0 0 0

EC 7

Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa

yang diberikan untuk kepentingan publik secara komersial,

natura, atau secara Cuma-Cuma

1 1 0

EC 8

Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung

yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya 1 1 0

EC 9

Aspek Praktik

Pengadaan

Perbandingan pembelian dari pemasok lokal di lokasi

operasional yang signifikan0 0 0

EN 1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau volume 0 0 0

EN 2

Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan input

daur ulang0 0 0

EN 3 Konsumsi energi dalam organisasi 0 0 0

EN 4 Konsumsi energi di luar organisasi 0 0 0

EN 5 Intensitas energi 1 0 0

EN 6 Pengurangan konsumsi energi 1 0 0

EN 7 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa 0 0 0

EN 8 total pengambilan air berdasarkan sumber 0 1 0

EN 9

sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan

air 0 0 0

EN 10

Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan

kembali 0 1 0

EN 11

Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola di

dalam, atau yang berdekatan dengan, kawasan lindung dan

kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar

kawasan lindung

0 1 1

EN 12

Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa terhadap

keanekaragaman hayati di kawasan lindung dan kawasan dengan

nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung

0 0 0

EN 13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan 1 0 0

EN 14

Jumlah total spesies dalam iucn red list dan spesies dalam daftar

spesies yang dilindung nasional dengan habitat di tempat yang

dipengaruhi operasional berdasarkan tingkat resiko kepunahan

0 0 0

L

I

N

G

K

U

N

G

A

N

Aspek Bahan

Aspek

Keanekaraga

man Hayati

E

K

O

N

O

M

I

Aspek

Kinerja

Ekonomi

Aspek

Keberadaan

Pasar

Aspek

Dampak

Ekonomi

Tidak

Langsung

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 118: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

EN 15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung 0 0 0

EN 16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung 0 0 0

EN 17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung lainnya 0 0 0

EN 18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) 0 0 0

EN 19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) 1 0 0

EN 20 Emisi bahan perusak ozon (BPO) 0 0 0

EN 21 Nox, Sox, dan emisi udara signifikan lainnya 0 0 0

EN 22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan 0 0 0

EN 23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan 0 0 0

EN 24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan 0 0 0

EN 25

Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan

konvensi basel yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah dan

persentase limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional

0 0 0

EN 26

Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman

hayati dari badan air dan habitat terkait yang secara signifikan

terkena dampak dari air buangan dan limpasan dari organisasi

0 0 0

EN 27

Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingkungan produk

dan jasa1 0 0

EN 28

Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang

direklamasi menurut kategori 0 0 0

EN 29

Aspek

Kepatuhan

Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non-

moneter karena ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan

peraturan lingkungan

0 0 1

EN 30

Aspek

Transportasi

Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan

barang lain serta bahan untuk operasional organisasi, dan

pengangkutan tenaga kerja

0 0 0

EN 31

Aspek Lain-

lain

Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan

berdasarkan jenis0 1 0

EN 32

Persentase penampisan pemasok baru menggunakan kriteria

lingkungan1 0 0

EN 33

Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam

rantaI pasokan dan tindakan yang diambil0 0 0

EN 34

Aspek

Mekanisme

Pengaduan

Masalah

Lingkungan

Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan,

ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan

resmi

0 0 0

L

I

N

G

K

U

N

G

A

N

Aspek Emisi

Aspek Efluen

dan Limbah

Aspek Produk

dan Jasa

Aspek

Asesmen

Pemasok

atas

Lingkungan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 119: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LA 1

Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover

karyawan menurut kelompok umur, gender, dan wilayah1 1 1

LA 2

Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak

diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu,

berdasarkan lokasi operasi yang signifikan

0 0 0

LA 3

tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti

melahirkan, menurut gender 0 0 0

LA 4

Aspek

Hubungan

Industrial

Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan

operasional, termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam

perjanjian bersama

0 0 0

LA 5

Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite

bersama formal manajemen-pekerja yang membantu mengawasi

dan memberikan saran program kesehatan dan keselamatan

kerja

0 1 0

LA 6

jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari hilang, dan

kemangkiran, serta jumlah total kematian akibat kerja, menurut

daerah dan gender

1 0 0

LA 7

Pekerja yang sering terkena atau beresiko tinggi terkena

penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka0 0 0

LA 8

Topik kesehatan dan keselamtan yang tercakup dalam perjanjian

formal dengan serikat pekerja 0 0 0

LA 9

Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender,

dan menurut kategori karyawan1 0 0

LA 10

Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran

seumur hidup yang mendukung keberlanjutan kerja karyawan

dan membantu mereka mengelola purna bakti

0 1 1

LA 11

Persentase karyawan yang menerima reviu kinerja dan

pengembangan karier secara reguler, menurut gender dan

kategori karyawan

1 1 0

LA 12

Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per

kategori karyawan menurut gender, kelompok usia, kenggotaan

kelompok minoritas, dan indikator keberagaman lainnya

0 1 1

LA 13

Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-

laki menurut kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional

yang signifikan

0 0 0

LA 14

Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria

praktik ketenagakerjaan1 0 0

LA 15

Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap

praktik ketenagakerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang

diambil

0 0 0

LA 16

Aspek

Mekanisme

Pengaduan

Masalah

Ketenagakerj

aan

Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang

diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme

pengaduan resmi

0 0 0

T

E

N

A

G

A

K

E

R

J

A

Aspek

Kepegawaian

Aspek

Kesehatan

dan

Keselamatan

Kerja

Aspek

Pelatihan

dan

Pendidikan

Aspek

Keberagama

n dan

Kesetaraan

Peluang

Aspek

Asesmen

Pemasok

atas Praktik

Ketenagakerj

aan

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 120: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

HR 1

Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi

yang signifikan yang menyertakan klausul terkait hak asasi

manusia atau penapisan berdasarkan hak asasi manusia

0 0 0

HR 2

Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau

prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi

manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase

karyawan yang dilatih

0 0 0

HR 3

Aspek Non-

diskriminasi

Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang

diambil 1 0 0

HR 4

Aspek

Kebebasan

Berserikat

dan

Perjanjian

Kerja

Bersama

Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar

atau beresiko tinggi melanggar hak untuk melaksanakan

kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama, dan tindakan

yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut

0 0 0

HR 5

Aspek

Pekerja Anak

Operasi dan pemasok diidentifikasi beresiko tinggi melakukan

eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk

berkontribusi dalam penghapusan pekerja anak yang efektif

0 0 0

HR 6

Aspek

Pekerja

Paksa atau

Wajib Kerja

Operasi dan pemasok yang diidentifikasi beresiko tinggi

melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan untuk

berkontribusi dalam penghapusan segala bentuk pekerja paksa

atau wajib kerja

0 0 0

HR 7

Aspek Praktik

Pengamanan

Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan

atau prosedur hak asasi manusia di organisasi yang relevan

dengan operasi

0 0 0

HR 8

Aspek Hak

Adat

Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak

masyarakat adat dan tindakan yang diambil 0 0 0

HR 9

Aspek

Asesmen

Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu

atau asesmen dampak hak asasi manusia0 0 0

HR 10

Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak

asasi manusia1 0 0

HR 11

Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap

hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang

diambil

0 0 0

HR 12

Aspek

Mekanisme

Pengaduan

Masalah Hak

Asasi

Manusia

Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asai manusia

yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme

pengaduan formal

0 1 0

H

A

K

A

S

A

S

I

M

A

N

U

S

I

A

Aspek

Investasi

Aspek

Asesmen

Pemasok

atas Hak

Asasi

Manusia

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 121: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

SO 1

Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen

dampak, dan program pengembangan yang diterapkan 1 0 1

SO 2

Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang

signifikan terhadap masyarkat lokal0 0 0

SO 3

Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko

terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi1 0 0

SO 4

Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-

korupsi1 0 0

SO 5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil 0 0 0

SO 6

Aspek

Kebijakan

Publik

Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/

penerima manfaat0 0 0

SO 7

Aspek Anti

Persaingan

Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-trust,

serta praktik monopoli dan hasilnya0 0 0

SO 8

Aspek

Kepatuhan

Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-

moneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan

peraturan

0 1 1

SO 9

Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria

dampak terhadap masyarakat0 0 0

SO 10

Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap

masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil 0 0 0

SO 11

Aspek

Mekanisme

Pengaduan

Dampak

terhadap

Masyarakat

Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang

diajukan, ditangani, dan diselesaikan melakui mekanisme

pengaduan resmi

0 0 0

PR 1

Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang

dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang dinilai

untuk peningkatan

1 1 0

PR 2

Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan

koda sukarela terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari

produk dan jasa sepanjang daur hidup, menurut jenis hasil

0 0 0

PR 3

Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur

organisasi terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan

jasa, serta persentase kategori produk dan jasa yang signifikan

harus mengikuti persyaratan informasi sejenis

0 1 0

PR 4

Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan

koda sukarela terkait dengan informasi dan pelabelan produk

dan jasa, menurut jenis hasil

0 0 0

PR 5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan 1 0 0

PR 6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan 0 0

PR 7

Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan

koda sukarela terkait tentang komunikasi pemasaran, termasuk

iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis hasil

0 0 0

PR 8

Aspek Privasi

Pelanggan

Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran

privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan0 0 0

PR 9

Aspek

Kepatuhan

Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan

terhadap undang-undang dan peraturan terkait penyediaan dan

penggunaan produk dan jasa

0 0 0

23 16 8

P

R

O

D

U

K

Aspek

Kesehatan

dan

Keselamatan

Pelanggan

Aspek

Pelabelan

Produk dan

Jasa

Aspek

Komunikasi

Pemasaran

Total

S

O

S

I

A

L

/

M

A

S

Y

A

R

A

K

A

T

Aspek

Masyarakat

Lokal

Aspek Anti

Korupsi

Aspek

Asesmen

Pemasok

atas Dampak

pada

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 122: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 3

PERHITUNGAN EFFECTIVE TAX RATE

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 123: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Tahun Kode Perusahaan Nama Perusahaan

Beban Pajak

Penghasilan Laba Sebelum Pajak ETR

2014 ASII Astra Indonesia Tbk 4.927.000.000.000 27.058.000.000.000 0,18209

2014 AUTO Astra Otoparts Tbk 136.954.000.000 1.091.040.000.000 0,125526

2014 INDS Indospring Tbk 40.767.813.500 168.587.326.085 0,24182

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 124: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 4

PERHITUNGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 125: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Tahun

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan ∑Xi n CSR

2014 ASII Astra Indonesia Tbk 23 91 0,252747

2014 AUTO Astra Otoparts Tbk 16 91 0,175824

2014 INDS Indospring Tbk 8 91 0,087912

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 126: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 5

PERHITUNGAN UKURAN PERUSAHAAN

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 127: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Tahun

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan Total Asset SIZE

2014 ASII Astra Indonesia Tbk 236.027.000.000.000 33,0949673

2014 AUTO Astra Otoparts Tbk 14.387.568.000.000 30,2973856

2014 INDS Indospring Tbk 2.282.666.078.493 28,4563652

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 128: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 6

PERHITUNGAN LEVERAGE (DEBT TO TOTAL ASSET

RATIO)

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 129: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Tahun

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan Total Debt Total Asset DAR

2014 ASII Astra Indonesia Tbk 115.840.000.000.000 236.027.000.000.000 0,490791

2014 AUTO Astra Otoparts Tbk 4.244.862.000.000 14.387.568.000.000 0,295037

2014 INDS Indospring Tbk 459.998.606.660 2.282.666.078.493 0,201518

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 130: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 7

PERHITUNGAN LIKUIDITAS (CURRENT RATIO)

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 131: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Tahun

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan Current Asset Current Liabilities CR

2014 ASII Astra Indonesia Tbk 97.241.000.000.000 74.241.000.000.000 1,309802

2014 AUTO Astra Otoparts Tbk 5.138.080.000.000 3.857.809.000.000 1,331865

2014 INDS Indospring Tbk 975.954.232.621 335.123.443.361 2,912223

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 132: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 8

PERHITUNGAN SELURUH VARIABEL

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 133: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Tahun

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan CSR SIZE DAR CR ETR

2014 ASII Astra Indonesia Tbk 0,252747 33,09497 0,490791 1,309802 0,18209

2014 AUTO Astra Otoparts Tbk 0,285714 30,29739 0,295037 1,331865 0,125526

2014 INDS Indospring Tbk 0,131868 28,45637 0,201518 2,912223 0,24182

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 134: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 9

HASIL PENGUJIAN SPSS

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 135: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Statistik Deskriptif

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 136: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Uji Multikolonieritas

Uji Autokorelasi Run Test

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 137: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Uji Heteroskedastisitas

Uji Koefisien Determinasi

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 138: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Uji Statistik F

Uji Statistik t

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 139: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

LAMPIRAN 10

FORMULIR KONSULTASI SKRIPSI

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 140: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Scanned by CamScannerPengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 141: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Scanned by CamScannerPengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 142: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Scanned by CamScannerPengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018

Page 143: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk …kc.umn.ac.id/5612/1/Indah Mustika Lokanata_14130210055.pdfdana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

Pengaruh Pengungkapan Corporate..., Indah Mustika Lokanata, FB UMN, 2018