lipid lemak

Upload: stella-shen

Post on 07-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Random upload

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASARACARA III

    LIPIDA

    Disusun oleh:Kelompok XXXIVDwi Ahmad Priyadi

    PT/05754Hapsari Anggraini PT/05779

    Asisten : Deasi Fitriani

    LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISIBAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

    FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA2010

    ACARA IIILIPIDA

    Tujuan Praktikum

  • Lipida Sederhana

    Lipida

    Trigliserida

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya lemak, untuk

    mengetahui terjadinya hidrolisis lemak, untuk mengetahui perhitungan

    angka asam, kelarutan, ketengikan, dan adanya noda lemak.

    Tinjauan PustakaLipid adalah sekumpulan senyawa dalam tubuh yang memiliki ciri-

    ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Karena

    bersifat hidrofobik, golongan senyawa ini dapat dipakai tubuh sebagai

    sarana yang bermanfaat untuk berbagai keperluan, seperti sebagai

    simpanan bahan penghasil energi dan struktural (Gilvery, 1996).

    Sedangkan menurut Kamal (1994) lipida adalah sekelompok substansi

    organik yang terdapat pada jaringan tanaman dan jaringan hewan, tidak

    larut didalam air tetapi larut dalam zat pelarut organik atau pelarut lemak

    misalnya: benzena, ether, khloroform, dan sebagainya. Lipida berperan

    sebagai pembawa elektron dan substrat pada reaksi enzimatik, sebagai

    komponen membran biologik dan persediaan energi. Dalam analisis

    proksimat dari pakan, lipida dimasukan ke dalam fraksi ekstrak

    ether/lemak kasar.

    Berdasarkan struktur kimia, lipida dibagi menjadi 2 kelompok yaitu,

    lipida dengan struktur dasar gliserol, lipida dengan struktur dasar non

    gliserol. Pembagian lipida selengkapnya sebagai berikut:

    Lipida

    0100090000037800000002001c000000000004000000030108000500000

    00b0200000000050000000c025407b60d040000002e0118001c000000fb0

    21000070000000000bc02000000000102022253797374656d0007b60d00

    0003864b3bb05b110004ee8339c0d8b4040c020000040000002d0100000

    4000000020101001c000000fb029cff000000000000900100000000074000

    1254696d6573204e657720526f6d616e000000000000000000000000000

    0000000040000002d010100050000000902000000020d000000320a5a00

    00000100040000000000b20d530720002d00040000002d0100000300000

  • Lisetin SefalinGlukolipidaGalaktolipida

    00000

    (Kamal, 1994)

    Para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik

    yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukan dalam satu

    kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah,

    tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut

    organik misalnya: eter, aseton, kloroform, benzena, yang juga sering

    disebut pelarut lemak , ada hubungangan dengan asam-asam lemak

    dan esternya, mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup

    (Poedjiadi, 1994).

    Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam

    beberapa golongan, ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor

    membagi lipid dalam tiga golonggan besar yakni, lipid sederhana, yaitu

    ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau

    gliserida dan lilin (waxes), lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang

    mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida, derivat

    lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya

    asam lemak, gliserol, dan sterol. Disamping itu berdasarkan sifat kimia

    yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan yang besar, yakni

    lipid yang disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya

    lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.

    Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, lipid dibagi dalam

    beberapa golongan yaitu, asam lemak , lemak, llin, fosfolipid, sfingolipid,

    terpena, sreroid, dan lipid kompleks (Poedjiadi, 1994).

    Sebagian besar asam lemak mempunyai satu gugus karboksil dan

    satu rantai karbon yang tidak bercabang, yang jenuh maupun yang tidak

    jenuh. Asam lemak digolongkan menjadi tiga, asam lemak jenuh, asam

    lemak tidak jenuh dan asam lemak rantai cabang. Yang termasuk asam

  • lemak jenuh adalah tetranoat/butirat, heksanoat/kaproat, oktanoat/kaprilat,

    dekanoat/kaprat, dodekanoat/laurat, tetradekanoat/miristat,

    heksadekanoat/palmitat, oktadekanoat/stearat, eikosanoat/arakhidat.

    Sedangkan yang termasuk asam lemak tidak jenuh adalah

    heksadekanoat/palmitoleat, oktadekanoat/oleat, oktadekadienoat/linoleat,

    oktadekatrienoat/linolenat, eikosatetaenoat/arakhidonat. Sedangkan yang

    tergolong asam lemak rantai cabang adalah isobutirat dan isovelerat

    (Kamal, 1994).

    Struktur asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai

    ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan

    (Poedjiadi, 1994). Asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon

    pendek, yaitu asam butirat dan kaporat mempunyai titik lebur yang

    rendah. Ini berarti bahwa kedua asam tersebut berupa zat cair pada suhu

    kamar. Semakin panjang rantai karbon makin panjang titik leburnya

    (Poedjiadi, 1994). Asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut

    dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan

    ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman

    dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak (Poedjiadi, 1994)

    Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak

    dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas

    tiga atom karbon yang mempunyai gugus (-OH) (Poedjiadi,1994). Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh,

    sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam

    lemak tidak jenuh. sebagai contoh tristearin (Poedjiadi,1994).

    Yang dimaksud dengan lilin (wax) disini ialah ester asam lemak

    dengan monohidroksi alkohol yang mempunyai rantai karbon panjang,

    antara 14 sampai 34 atom karbon. Sebagai contoh alkohol panjang adalah

    setialkohol dan mereisialkohol.

    CH3 - (CH2)14 CH2OH CH3 (CH2)28 CH2OH

    setialkohol mereisialkohol

    (Poedjiadi,1994).

  • Kemal (1994) menambahkan, lilin merupakan lipida sederhana

    yang mengandung asam lemak yang berikatan dengan alkohol

    monohidrat bukan gliserol dengan bobot molekul yang tinggi. Fungsi lilin

    pada tumbuhan dan hewan biasanya sebagai lapisan pelindung.

    Fosfolipid atau fosfatidat ialah suatu gliserida yang mengandung

    fosfor dalam bentuk ester asam fosfogliserida. Senyawa-senyawa dalam

    golongan fosfogliserida ini dapat dipandang sebagai derivat asam fosfatidat. Gugus yang diikat fosfatidat ini antara lain kolin, etenolamina, Serin, dan inositol. Dengan demikian senyawa yang termasuk fosfolipd ini

    ialah fosfatildikolin, fosfatidiletanolamina, fosfatildiserin dan

    fosfatidilinositol (Poedjiadi,1994).

    Pada umumnya fosfolipid terdapat dalam sel tumbuhan, hewan dan

    manusia. Pada tumbuhan fosfolipid terdapat dalam kedelai, pada manusia

    atau hewan terdapat dalam telur, otak, hati, ginjal, pankreas, paru-paru

    dan jantung (Poedjiadi,1994).

    Senyawa sfingomielin rangka dasarnya bukan gliserol tetapi

    tersusun dari asam lemak, asam fosfat, kholin dan sfingosin. Sfingomelin

    terutama terdapat pada jaringan saraf (Kamal, 1994). Senyawa yang

    termasuk golongan ini dapat di pandang sebagai derivat sfingosin atau

    mempunyai struktur yang mirip, misalnya dihidrosfingosin.

    NH3I

    CH3(CH2)12 CH= CH CH CH CH2OH I

    OH Sfingosin

    NH2 ICH3(CH2)14 CH CH CH2OH dihidrisfingosin I O (Poedjiadi,1994).

  • Terpen merupakan senyawa yang tersusun dari sejumlah unit-unit

    isopren yang saling terkait membentuk rantai atau lingkaran. Isopren

    tersusun dari lima atom karbon yang mempunyai dua ikatan tak jenuh

    (Kamal, 1994)

    CH3

    I

    H2C=C CH =CH2

    Isoprena

    Senyawa-senyawa tersebut dikelompokkan dalam golongan

    tarpena. Molekul senyawa yang termasuk tarpen ini kebanyakan terdiri

    atas kelipatan dari lima atom karbon. Yang termasuk tarpena antara lain

    ialah: sitral, pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, vitamin E, vitamin

    K, fitol, dan skualen (Poedjiadi, 1994)

    Steroid mempunyai struktur dasar inti fenantren (tiga cincin

    sikloheksan) yang bengan dengan dengan satu cincin siklopentan. Dari

    inti fenantren dan cincin siklopentran tersebut akan terbentuk inti

    perhidroksi-kloropentanol fenantren yang dapat dipandang sebagai yang

    menurunkan steroid.

    Beberapa sreroida yang penting adalah sterol, asam empedu dan

    hormon adrenal. Fungsi dari masing-masing steroida ialah sebagai berikut

    ,ergosterol penting sebagai calon ergokalsifenol atau vitamin D2,

    ergosterol bila terkena sinar ultra violet akan berubah menjadi

    ergokalsifenol atau vitamin D2 (Kamal, 1994)

    Yang termasuk dengan lipid kompleks ialah lipid yang terdapat

    dalam alam bergabung dengan senyawa lain, misalnya dengan protein

    atau dengan karbohidrat. Gabungan antara lipid dengan protein disebut

    lipoprotein. Lipoprotein terdapat dalam plasma darah. Bagian lipid dalam

    lipoprotein pada umumnya ialah trigliserida, fosfolipid, atau kolestarol

    (Poedjiadi,1994).

    Saponifikasi, jika diperlukan untuk mengionisasi lemak atau sterol

    yang ada dalam suatu ekstrak lipid, materi tersebut dapat dikerjakan

  • dengan larutan kalium hidroksid alkolik. Ikatan ester disaponifikasi dengan

    reaksi tersebut, campuran bersifat alkalik (Montgomery, 1993)

    Tabel kadar lemak bahan makanan

    No Bahan Makanan Lemak (gr) b.d.d (%)1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Kacang kedelai kering

    Kacang kedelai basah

    Kacang tanah sangan

    Tepung terigu

    Tepung beras

    Tepung kedelai

    15,6

    18,1

    44,2

    1,3

    0,5

    20,6

    100

    100

    100

    100

    100

    100(Gayo, 1994)

    Keterangan: b.d.d.= bagian dapat dimakan.

    Materi dan Metode

    MateriAlat. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: tabung

    reaksi, pipet tetes, penangas, lempeng tetes, gelas ukur, timbangan,

    pembakar spritus, dan kertas minyak.

    Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:

    khloroform, eter, air, 1% Na2CO3, Larutan empedu, minyak kelapa,

    pereaksi Hubl, minyak zaitun (olijf), minyak jarak, sampel, pelarut lemak,

    larutan phenolphatein, 0,1 N KOH, gliserol, NaHSO4 1 ml.

    MetodeUji kelarutan, lima tabung reaksi disiapkan kemudian masing-masing

  • tabung diisi 2ml khloroform, eter, air, larutan 1% Na2CO3, dan larutan

    empedu. Setelah itu setiap tabung ditambah setetes minyak kelapa, lalu

    digojok dan dibiarkan selama 5 menit, kemudian dicatat perbedaannya.

    Angka Yod, 9 ml kloroform dan 9 tetes pereaksi Hubl dicampur. Kemudian isinya dituang ke dalam 3 tabung reaksi. Setelah itu masing-

    masing tabung ditambah setetes minyak kelapa, minyak jagung dan

    tabung ketiga ditetesi dengan minyak hewan. Kemudian digojok dan

    diamati perubahan warnanya, bila warna merah belum hilang

    ditambahkan setetes demi tetes. kemudian dicatat berapa tetes minyak

    yang digunakan untuk menghilangkan warnanya. Angka yodium adalah

    angka yang menunjukkan jumlah gram yodium yang dapat oleh 100 gr

    lemak, bertujuan untuk mengukur tingkat ketidakjenuhan lemak (Kamal,

    1994)

    Angka asam, Sampel yang sudah dicairkan (margarin dan minyak kelapa) dicampur kedalam 12,5 ml pelarut lemak, kemudian ditambah

    0,25 ml larutan phenolphatein dan dihomogenkan (divortek). Setelah itu

    dititrasi dengan 0,1 N KOH sampai berwarna pink. Jumlah mililiter alkali

    standard yang diperlukan dicatat, dan angka asam dari lemak dihitung.

    Angka asam adalah angka yang menunjukkan jumlah mg KOH yang

    dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas berasal dari 1 gr lemak

    (Kamal, 1994)

    Uji akrolein. Dua tabung reaksi masing-masing diisi dengan beberapa tetes minyak zaitun dan tabung kedua dengan gliserol. Tiap tabung di

    tambahkan 1 ml NaHSO4. kemudian dipanaskan dan amati bau yang

    timbul.

    Uji noda lemak. Tabung reaksi diisi dengan sedikit bahan yang akan diteliti kandungan minyak/lemaknya. Kemudian ditambah beberapa tetes

  • eter (2 ml), dan digojok. Lapisan eter diambil dan ditempatkan di atas

    lempeng tetes. Biarkan eternya menguap dan sisanya diusap dengan

    kertas minyak. Setelah itu diamati ada/tidaknya noda.

    Hasil dan Pembahasan

    Uji kelarutan dan emulsi.Uji kelarutan dan emulsi membutuhkan 5 buah tabung reaksi dan

    sampel lipida yang digunakan adalah minyak kelapa. Tabung pertama diisi

    dengan 2 ml kloroformndan 3 tetes minyak kelapa, kemudian digojog.

    Reaksi yang timbul ialah minyak kelapa larut dalam khloroform. Tabung

    kedua didisi dengan 2 ml eter dan 3 tetes minyak kelapa, kemudian

    digojok. Reaksi yang timbul sama dengan tabung pertama, dikarenakan

    khloroform dan eter merupakan pelarut lemak yang bersifat non polar.

    Kemudian pada tabung ketiga didisi dengan 2 ml air dan 3 tetes minyak

    kelapa, kemudian digojog. Reaksi yang timbul ialah minyak tidak larut. Hal

    ini dikarenakan air merupakan pelarut polar yang tidak dapat melarutkan

  • lemak. Tabung keempat diisi dengan 2 ml Na2CO3 dan 3 tetes minyak

    kelapa, maka akan terbentuk sabun karena lipid jika bercampur dengan

    basa akan terjadi reaksi penyabunan, bahwa lemak atau minyak dapat

    dihidrolisis oleh alkali menjadi gliserol dan asam lemak atau yang disebut

    sabun (Kamal, 1994). Tabung kelima diisi dengan 2 ml larutan empedu

    encer dan 3 tetes minyak kelapa kemudian digojog. Reaksi yang timbul

    ialah terjadi pengemulsian lemak oleh larutan empedu. Hal tersebut dapat

    terjadi dikarenakan fungsi larutan empedu adalah untuk mengemulsi

    lemak, tepatnya garam sodium dalam larutan empedu mengemulsi lemak

    pada minyak kelapa.

    Uji angka iod.Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sifat ketidakjenuhan

    lemak. Angka yodium adalah angka yang menunjukkan jumlah gram

    yodium yang dapat oleh 100 gr lemak, bertujuan untuk mengukur tingkat

    ketidakjenuhan lemak (Kamal, 1994)

    Siapkan campuran 9 ml khloroform dan 9 tetes pereaksi Hubl,

    akan dihasilkan warna pink keunguan. Kemudian, campuran diatas dibagi

    menjadi tiga bagian dan dimasukkan dalam 3 tabung yang berbeda.

    Tabung 1 larutan ditambah minyak kelapa dan warna merah muda akan

    hilang sampai minyak diteteskan sebanyak 13 tetes. Tabung 2 setelah

    ditambah minyak jagung sebanyak 12 tetes barulah warna merah muda

    hilang. Tabung 3 setelah ditambah minyak hewan sebanyak 20 tetes

    barulah warna merah muda hilang. Pereaksi Hubl mengandung iod,

    sehingga warna larutan berwarna merah muda. Menghilangkan warna

    tersebut diperlukan penambahan lemak yang tidak jenuh, yang memiliki

    ikatan rangkap. Minyak hewan mempunyai ikatan rangkap sedikit,

    sehingga sulit untuk mengadisi iod. Oleh sebab itu, diperlukan lebih

    banyak tetesan minyak untuk menghilangkan warna merah muda.

    Sedangkan pada minyak kelapa dan minyak jagung diperlukan lebih

    sedikit tetesan karena kedua minyak tersebut bersifat lebih tidak jenuh

  • dari pada minyak hewan, sehingga keduanya memiliki banyak ikatan

    rangkap. Oleh karena itu, lemak tersebut akan mudah mengaddisi iod dan

    hanya dengan sedikit tetesan warna merah muda akan hilang.

    Reaksi-reaksi tersebut terjadi karena dalam pereaksi Hubl

    mengandung Iod yang nanti akan berikatan dengan ikatan rangkap pada

    asam lemak tidak jenuh. Iod mampu bereaksi dengan ikatan rangkap

    dalam asam lemak, yang mana tiap molekul Iod mengadakan reaksi

    addisi pada suatu ikatan rangkap (Poedjiadi, 1994). Jadi, dari percobaan

    ini dapat diketahui bahwa semakin banyak tetesan menunjukkan minyak

    tersebut semakin jenuh.

    Uji akrolein (ketengikan)Uji akrolein bertujuan untuk menguji banyak sedikitnya akrolein

    pada sampel lemak yang menyebabkan bau menyengat. Tabung 1

    setelah ditambahkan 0,5 ml minyak kelapa dan ditambahkan 1 ml KHSO4 kemudian dipanaskan dengan spiritus selama 2,5 menit maka larutan

    akan tercium bau tengik.

    Tabung 2 setelah ditambahkan 0,5 ml gliserol ditambah 1 ml

    KHSO4 lalu dipanaskan dan diamati baunya. Setelah larutan dipanaskan

    selama 1 menit timbul bau tengik. Gliserol lebih cepat tengik daripada

    minyak kelapa karena minyak kelapa bila dihidrolisis akan diubah dulu

    menjadi gliserol dan asam lemak bebas, lalu gliserol menjadi akrolein

    yang menyebabkan timbulnya bau, sedangkan pada gliserol jika

    terdehidrasi akan langsung diubah menjadi akrolein sehingga bau tengik

    lebih cepat timbu. Dan peraksi KHSO4 merupakan pereaksi yang bersifat

    hidroskopis yang mempercepat terjadinya aldehid.

    0100090000037800000002001c0000000000040000000301080005

    0000000b0200000000050000000c025407b60d040000002e0118001c000

    000fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d0007b

    60d000003864b3bb05b110004ee8339c0d8b4040c020000040000002d01

  • Bau yang timbul merupakan hasil dari oksidasi lemak atau asam

    lemak tidak jenuh akan menghasilkan bau dan rasa yang tidak enak

    (Kamal, 1994)

    Uji angka asam.Uji angka asam bertujuan untuk mengetahui angka asam suatu

    sampel. Bahan yang digunakan adalah margarin yang dicairkan ditambah

    pelarut lemak dan indikator phenolptalein. Kemudian dititrasi dengan

    menggunakan KOH hingga berwarna merah muda. Angka asam adalah

    angka yang menunjukkan jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk

    menetralkan asam lemak bebas berasal dari 1 gr lemak (Kamal, 1994)

    Perhitungan angka asam adalah ml titrasi dikali 5,6 dibagi dengan gram

    sampel. KOH yang dibutuhkan untuk menitrasi pada sampel minyak

    margarin adalah sebanyak 67 ml. Sehingga angka asamnya adalah (67 x

    5,6)/ 2,542 = 147,6 mg KOH/gr sampel. Sedangkan hasil yang diperoleh

    kelompok yang menggunakan minyak kelapa sebagai sampel adalah (9,5

    x 5,6)/2,596 = 20.493 mgKOH/gr. Jadi, semakin banyak ml KOH yang

    digunakan mengindikasikan semakin banyak asam lemak bebas yang

    harus dinetralkan.

    Uji noda lemak. Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya lemak pada

    sampel. percobaan ini membutuhkan dua buah tabung reaksi. Tabung 1

    diisi dengan campuran antara tepung gandum dan eter, penggunaan eter

    berfungsi untuk melarutkan lipid yang ada pada tepung gandum dan

    tepung kedelai, setelah digojok dihasilkan larutan bening dan ada

  • endapan, kemudian dituang didalam droplet, setelah eter menguap, lalu

    diusap dengan kertas minyak dan pada kertas minyak tersebut terdapat

    noda lemak. Tabung 2 diisi dengan campuran tepung kedelai dan eter,

    setelah digojok terbentuk warna putih keruh dan ada endapan, kemudian

    dituang didalam droplet, setelah eter menguap diusap dengan kertas

    minyak dan pada kertas minyak terdapat noda lemak yang lebih banyak

    daripada noda lemak pada tabung 1. Hal ini disebabkan kandungan lemak

    pada tepung kedelai lebih tinggi daripada tepung gandum dan kadar

    lemak tepung kedelai lebih banyak daripada tepung gandum. Ternyata

    kadar lemak tepung gandum sebanyak 1,3 % dan pada tepung kedelai

    sebanyak 20,6 % (Gayo, 1994). Hal ini menunjukkan bahwa tepung

    kedelai mengandung asam lemak lebih banyak daripada tepung gandum

    (Poedjiadi, 1994).

    Kesimpulan

    Kesimpulan dari praktikum ini adalah lemak dapat larut dalam pelarut

    non polar, dan lemak tidak dapat larut dalam larutan polar, terjadi reaksi

    penyabunan bila lemak bereaksi dengan basa, dan terbentuk emulsi jika

    bereaksi dengan larutan empedu. Minyak kelapa, minyak jagung, dan

    minyak hewan, diantara ketiga sampel tersebut minyak hewan paling

    jenuh, sedangkan minyak kelapa dan minyak hewan lebih tidak jenuh. Bau

    tengik yang ditimbulkan gliserol lebih menyengat daripada yang

    ditimbulkan aleh minyak kelapa. Sampel yang berupa margarin

    mengandung angka asam sebesar 147,6 mg KOH/g sampel, sedangkan

    minyak kelapa 20,493 mg KOH/g sampel. Kandungan lemak pada tepung

    kedelai lebih tinggi daripada kandungan lemak pada tepung gandum.

  • Daftar Pustaka

    McGilvery, R.W. dan Goldstein, G.W. 1996. Biokimia : Suatu Pendekatan Fungsional. Airlangga University Press. Surabaya.

    Gayo, Iwan. 1994. Buku Pintar Seri Senior. Upaya Warga Negara. Jakarta

    Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

    Kamal, Muhammad. 1994. Nutrisi Ternak I. Laboratorium Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

    Montgomery, Rex, et al. 1993. Biokimia : Suatu Pendekatan Berorientasi

    Kasus. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

  • Lampiran

    PerhitunganRumus perhitungan angka asam pada uji angka asam :

    Angka asam (mg/g) = a x 5,6 / b

    Dimana a = ml KOH yang diperlukan untuk titrasi

    b = gr sampel

    Sampel minyak kelapaAngka asam = 9,5 ml x 5,6 / 2,596 gr

    = 20,493 mg KOH/gr sampel

    Sampel margarin

  • Angka asam = 67 ml x 5,6 / 2,542 gr

    = 147,6 mg KOH/gr sampel