lingkungan sekolah
TRANSCRIPT
Aku Adalah Warga Sekolah
Bagi siswa dan siswi sekolah adalah tempat mereka menghabiskan waktu. Kurang
lebih selama enam sampai tujuh jam, mereka dituntut untuk tetap mengikuti
pelajaran disekolah dan tentunya tetap berada di lingkungan sekolah setiap harinya
mulai hari Senin sampai Sabtu. Ditambah lagi jika mereka mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler yang tentunya juga dilangsungkan di lingkungan sekolah. Oleh karena
itu, siswa sudah seharusnya menyayangi, merawat, dan menjaga lingkungan sekolah
mereka. Meskipun siswa dan siswi menghabiskan sebagian waktunya di sekolah,
bukan berarti mereka boleh menata tata ruang kelas dan sebagainya sesuai
keinginan mereka seperti halnya rumah mereka sendiri. Tentunya, mereka tetap
harus menjaga peraturan-peratuan sekolah demi mewujudkan kenyamanan dan
ketertiban seluruh guru, siswa, staff, dan yang lainnya. Oleh sebab itu, semua guru,
siswa, staff, dan siapapun orang yang aktif berada di lingkungan sekolah disebut
sebagai warga sekolah. Dan setiap warga sekolah harus mematuhi peraturan-
peraturan sekolah dan ikut menjaga lingkungan sekolah.
Di tempat aku bersekolah, di SMA N 1 Situbondo, aku dan teman-temanku pun
dituntut untuk menjaga kelestarian lingkungan sekolah. Setiap hari kami bergantian
menyapu ruang kelas dan menata kembali ruangan sepulang sekolah sesuai jadwal
piket yang telah kami sepakati. Tidak hanya itu, OSIS SMAN 1 Situbondo juga
seringkali mengadakan lomba kebersihan kelas untuk meningkatkan semangat siswa-
siswi dalam menjaga kebersihan kelasnya. Semangat para siswa tercermin melalui
beragam kreasi mereka dalam menata dan menghias ruang kelas dengan bahan-
bahan hasil daur ulang sampah. Pihak sekolah juga memfasilitasi “Bank Sampah” bagi
para siswa. Bank Sampah berfungsi sebagai tempat dikumpulkannya sampah
anorganik atau sampah daur ulang yang diperoleh dari para siswa. Siswa bertugas
memilah sampah-sampah di sekitar mereka dan mengumpulkan sampah daur ulang.
Kemudian sampah daur ulang itu dapat mereka jual ke Bank Sampah. Uang yang
mereka dapatkan dari hasil penjualan sampah daur ulang, dapat mereka gunakan
untuk keuangan kas kelas mereka.
Pengolahan sampah di SMAN 1 Situbondo bertujuan untuk mengatasi banyaknya
jumlah sampah di sekolah yang cukup mengganggu. Tidak hanya sampah anorganik
yang mendapat perhatian, sampah organik pun diolah menjadi pupuk kompos.
Ekstrakulikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) SMAN 1 Situbondo mencoba menerapkan
ilmu yang mereka miliki untuk memproduksi kompos dari sampah di lingkungan
sekolah. Dan hasilnya cukup memuaskan, mereka berhasil memproduksi kompos dan
memasarkannya.
Dalam hal merawat lingkungan SMAN 1 Situbondo, beberapa perkumpulan siswa
yang seperti ekstrakulikuler Pecinta Alam (PA), ekstrakulikuler KIR, dan Tim Desa
Binaan mengerahkan tenaga dan pikiran mereka untuk memajukan teknologi yang
berbasis lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh Tim Desa Binaan SMAN 1
Situbondo, tim yang bertujuan untuk membantu desa tertinggal di Kabupaten
Situbondo, mereka mengaplikasikan sistem pertanian hidroponik yang kemudian
sayuran hidroponik itu mereka pasarkan kepada warga sekolah lainnya. Hasil
penjualan sayuran ini pun mereka simpan untuk tujuan utama mereka yakni
membantu desa tertinggal.
Aku sangat bangga dapat bersekolah di SMAN 1 Situbondo, disamping fasilitas
sekolah yang sangat memperhatikan lingkungan, para siswa pun selalu aktif dan
kreatif mengembangkan karya-karya mereka melaui aplikasi Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang mereka miliki. Lingkungan sekolah adalah tanggung jawab
seluruh warga sekolah. Semakin nyaman dan sehat lingkungan sekolah, tentunya
akan semakin mendukung seluruh kegiatan sekolah.