limbah lingkungan
DESCRIPTION
limbah lingkunganTRANSCRIPT
-
5/27/2018 limbah lingkungan
1/38
TUGAS LIMBAH
PENGELOLAAN LIMBAH LINGKUNGAN
Disusun oleh :
Fransisca Kristi Astuti (108114160)
Rosalia Suryaningtyas (108114162)
Marcelina W. A. Rompas (108114163)
Elizabeth Sita P. (108114165)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
-
5/27/2018 limbah lingkungan
2/38
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan kebutuhan terhadap obat di Indonesia telah menyebabkan
peningkatan jumlah dan kegiatan industri farmasi. Peningkatan jumlah dan kegiatan
industri farmasi ini tentu saja mempengaruhi kehidupan lingkungan yang
bersinggungan langsung maupun berdekatan dengan lokasi industri farmasi tersebut.
Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara 1988 disebutkan : Dalam pembangunan
industri harus selalu diusahakan untuk memelihara kelestarian lingkungan, mencegah
pencemaran serta perusakan lingkungan hidup dan pemborosan penggunaan sumber
alam. Dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Bab III, Pasal 5, Ayat (2) ditegaskan bahwa
Setiap orang berkewajiban memelihara lingkungan hidup, mencegah serta
menanggulangi kerusakan dan pencemarannya. Ketentuan ini masih banyak
dilanggar oleh kalangan industri.
Industri farmasi adalah industri yang menghasilkan produk yang memiliki
nilai terapeutik bagi manusia dan hewan. Produk-produk tersebut antara lain : (1)
Senyawa kimia dan produk botani yang digunakan dalam pengobatan, (2) Sediaan
farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep, krim, infus, dan lain-lain), (3) Produk
diagnostik in vitro dan in vivo, (4) Produk biologi seperti vaksin dan sera.
Proses dan kegiatan industri farmasi sangat beragam dan tergantung dari
produk yang dihasilkan. Masing-masing industri farmasi tersebut akan menghasilkan
limbah yang berlainan dengan karakteristik yang berlainan.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
3/38
Limbah adalah buangan yang kehadirannya tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak mempunyai nilai ekonomi (Ginting, 2007), serta merupakan produk
sampingan yang dihasilkan dari suatu aktivitas produksi. Pada dasarnya, limbah
farmasi merupakan salah satu dari limbah medis berbahaya karena sifat toxicity,
flammable, reactivity, dan corrosive. Limbah yang mengandung bahan polutan yang
memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B3, yang dinyatakan
sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi tetap berpotensi untuk
merusak lingkungan hidup dan sumber daya. Limbah farmasi secara khusus baik
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan apabila terakumulasi
dalam jumlah berlebih. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar
untuk menghindari resiko-resiko berbahaya yang mungkin akan terjadi.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
4/38
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
1. Pengertian Limbah IndustriLimbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai
ekonomi. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun
dan berbahaya dikenal dengan limbah B3, yang dinyatakan sebagai bahan yang
dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup
dan sumber daya (Ginting, 2007).
2. Klasifikasi Limbah IndustriBerdasarkan nilai ekonominya limbah dibedakan menjadi limbah yang
mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis.
Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu
proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah
suatu limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun
tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem
pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan
kerusakan lingkungan (Kristanto, 2002).
Klasifikasi limbah berdasarkan wujudnya :
A. Limbah CairLimbah cair diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
1). Limbah cair domestik (domestic waste water)
-
5/27/2018 limbah lingkungan
5/38
merupakan limbahyang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, restoran,
penginapan, mall dan lain-lain.
Contoh : air bekas cucian pakaian atau peralatan makan, air bekas mandi,
tinja, sisa makanan berwujud cair dll.
2). Limbah cair industri (industrial waste water)
Merupakan limbah yang dihasilkan dari buangan industri.
3). Rembesan dan Luapan ( infiltration and inflow)
Rembesan yaitu : limbah cair yang berasal dari berbagai sumber saluran
pembuangan yang rusak, pecah atau bocor sehingga merembes ke dalam
tanah. Luapan yaitu : limbah cair yang meluap dari saluran pembuangan
yang terbuka karena debitnya melebihi daya tampungnya.
Contoh : air buangan dari talang atap, AC.
4). Air hujan
Air hujan dikategorikan sebagai limbah apabila hujan terjadi pada daerah
yang tercemar udaranya oleh gas-gas sulfur maupun nitrogen sehingga
ketika hujuan turun, terjadilah hujan asam sebagai akibat terjadinya reaksi
antara gas-gas belerang dan nitrogen di udara dengan air hujan.Hujan
asam pHnya rendah, berasa masam, bersifat korosif dan kadang-kadang
terasa gatal di kulit (Salmiyatun, 2003).
B. Limbah PadatLimbah padat bisa merupakan limbah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme maupun anorganik yang tak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Sampah anorganik biasanya terakumulasi dan menimbulkan
berbagai permasalahan di lingkungan.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
6/38
Contoh limbah padat : logam berat (berasal dari industri-industri logam,
pemakaian bahan logam, pencucian bahan logam dari sampah), kaca
(digunakan dalam bentuk botol, arsitektur, komponen kendaraan, elektronik,
sanitasi dll), plastic (digunakan dalam bentuk pembungkus, kemasan, botol,
pipa, peralatan rumah tangga, komponen kendaraan, elektronik, arsitektur
dll), kertas ( digunakan dalam bentuk lembaran kertas, karton, kardus,
pembungkus, kemasan, sanitasi dll) serta kain/tekstil (digunakan dalam
bentuk pakaian, selimut, kanvas lukis, sanitasi, mebel, tenda dll) (Salmiyatun,
2003).
C. Limbah GasLimbah gas merupakan bahan buangan yang berupa gas berasal dari asap
kendaraan bermotor maupun gas yang berasal dari pabrik-pabrik industri.
Penyumbang terbesar limbah gas adalah pembakaran bahan bakar fosil
seperti bensin, solar, kerosin dan lain-lain yang menghasilkan CO2 sebagai
penyebab dari global warming atau pemanasan global (Salmiyatun, 2003).
Klasifikasi Limbah menurut asalnya :
A. Limbah industriLimbah industri adalah semua bahan buangan yang merupakan sisa dari
kegiatan industri.Limbah industri bisa berwujud padat, cair maupun
gas.Selain itu limbah industri ada yang dikategorikan limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun). Sumber limbah B3 adalah kegiatan-kegiatan
industri logam berat, pertambangan, kesehatan, farmasi, mesin-mesin, bahan
kimia dan juga rumah tangga. Limbah B3 yang sering dijumpai adalah
merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenic (As), cadmium (Cd), kromium (Cr) dan
-
5/27/2018 limbah lingkungan
7/38
nikel (Ni).Logam-logam tersebut dapat terakumulasi dalam tubuh dalam
jangka waktu lama sebagai racun yang dapat menyebabkan gangguan organ
tubuh, system saraf, kanker bahkan kematian. Sejumlah 40% limbah B3
tersebut dibuang ke lingkungan (sungai atau badan-badan air)sehingga
menimbulkan pencemaran, disimpan diarea pabrik dan sekitarnya dan hanya
sekitar 5% yang diolah dengan baik (Salmiyatun, 2003).
B. Limbah domestic / rumah tanggaLimbah domestic / rumah tangga adalah semua jenis limbah yang dihasilkan
dari kegiatan rumah tangga/pemukiman. Limbah rumah tangga ini bisa
berwujud padat, cair maupun gas, sedangkan jenisnya ada yang organic
maupun anorganik bahkan ada yang termasuk B3.
Limbah rumah tangga yang berwujud padat misalnya sisa kegiatan mengolah
bahan makanan (sisa sayuran, buah-buahan, daging dll), sisa makanan
olahan, bekas kemasan makanan, kaleng-kaleng, botol, kain, karet dll.Limbah
padat yang berupa B3 misalnya oli bekas, pemutih, baterai kering, semir
sepatu, pembersih kaca, kamper, pengharum ruangan, plastic, serat asbes,
aerosol, obat nyamuk dll.Sedangkan limbah rumah tangga yang berwujud
cair seperti air bekas cucian pakaian, air bekas cucian peralatan rumah
tangga, air bekas cucian kendaraan bermotor, air bekas mandi, tinja dll.
Limbah rumah tangga yang berwujud gas biasanya hanya berupa asap yang
dihasilkan selama proses memasak ataupun membakar sampah padat
(Salmiyatun, 2003).
-
5/27/2018 limbah lingkungan
8/38
C. Limbah perhotelan/pusat perdagangan/mallSemua jenis limbah yang dihasilkan oleh kegiatan perhotelan, atau
penginapan, pusat perdagangan atau mall.Hotel atau mall merupakan sarana
umum yang bertujuan memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat /
pelanggan, oleh sebab itu perlu dijaga kebersihannya. Limbah yang
dihasilkan dari tempat-tempat ini meliputi:
1. Sampah basah, berupa sisa bahan olahan, sisa makanan/masakan yang
mudah sekali diuraikan oleh mikroorganisme sehingga mudah membusuk
dan menimbulkan bau yang menyengat. Sampah basah ini biasanya beasal
dari ruang dapur, restaurant atau employee dining room.
2. Sampah kering, berupa sampah yang bisa terbakar atau tidak mudah
terbakar.Misalnya kertas, tekstil, kulit, kayu, plastic, kaleng-kaleng/botol-
botol bekas, pecahan kaca, bekas lampu, logam-logam bekas bongkaran
bangunan, daun-daunan/ranting dari halaman dll (Salmiyatun, 2003).
D. Limbah Pertanian dan peternakan
Limbah yang dihasilkan dari sisa kegiatan pertanian dan peternakan.
Kegiatan pertanian akan menghasilkan limbah berupa sisa hasil panen, sisa
kemasan pupuk, kemasan insektisida, bahan-bahan kimia yang berasal dari
proses pemupukan dan pemberantasan hama dll. Sedangkan limbah
peternakan berupa kotoran ternak, kemasan pakan ternak, kemasan obat-
obatan yang digunakan dan juga menghasilkan limbah gas berupa metana
(Salmiyatun, 2003).
-
5/27/2018 limbah lingkungan
9/38
E. Limbah Rumah SakitSemua jenis limbah yang dihasilkan dari rumah sakit yang bisa berwujud
padat maupun cair yang berasal dari kegiatan medis maupun non medis di
rumah sakit. Limbah rumah sakit digolongkan menjadi 2, yaitu :
1) Limbah medis, yaitu limbah yang langsung dihasilkan dari kegiatan
diagnosis maupun tindakan medis terhadap pasien. Limbah ini bisa
berwujud padat seperti kapas, kasa, perbam, injeksi, botol injeksi, botol
infus, selang infus, kateter, masker, ampul, kemasan pil/kapsul dll.
Sedangkan yang berwujud cair misalnya air bekas bilasan dari ruang
bedah, air bekas otopsi dll yang apabila tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan bau yang tidak sedap atau dapat menjadi media penularan
penyakit. Selain itu juga ada limbah radioaktif yang berasal dari ruang
radiologi seperti bekas foto hasil rontgen dll.
2) Limbah non medis, yaitu limbah yang dihasilkan dari selain kegiatan
medis di rumah sakit. Limbah non medis ini bisa berwujud padat yang
berasal dari ruang kantor administrasi, ruang tunggu, ruang rawat inap,
unit gizi/dapur, unit pelayanan, halaman parker atau taman. Contohnya
adalah : kertas, botol tinta, polpen bekas, sisa makanan, sisa bahan
makanan, bekas kemasan makanan, kayu, daun-daun, ranting dll. Yang
berwujud cair berasal dari kloset / WC, dapur, lavatory berupa tinja, air
bekas mandi, air bekas cucian pakaian pasien/selimut dll (Salmiyatun,
2003).
-
5/27/2018 limbah lingkungan
10/38
Usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan
meliputi 2 cara pokok, yaitu :
1. Pengendalian non teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundang-
undangan yang dapat merencanakan, mengatur, mengawasi segala
bentuk kegiatan industri dan bersifat mengikat sehingga dapat memberi
sanksi hukum pagi pelanggarnya.
2. Pengendalian teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dengan cara-cara yang berkaitan dengan proses produksi
seperti perlu tidaknya mengganti proses, mengganti sumber energi/bahan
bakar, instalasi pengolah limbah atau menambah alat yang lebih modern
/canggih. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah :
- Mengutamakan keselamatan manusia
- Teknologinya harus sudah dikuasai dengan baik
- Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
(Salmiyatun, 2003).
-
5/27/2018 limbah lingkungan
11/38
BAB III
PEMBAHASAN
1. Limbah AirAir limbah industri farmasi merupakan salah satu sumber pencemaran
lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena itu air limbah perlu diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. Masalah yang sering
muncul dalam hal pengolahan limbah adalah terbatasnya dana yang ada untuk
membangun fasilitas limbah.
Secara alamiah limah air yang dihasilkan oleh industri termasuk dalam
kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Karakteristik limbah B3
yang beragam tantangan dan pengolahannya dan tuntutan yang unik dari tiap
segmen industri maupun tiap pemilik industri memunculkan peluang bagi
kalangan akademisi dan peneliti untuk menjawab tantangan tersebut sejalan
dengan kegiatan industri yang semalin berkembang.
A. Teknologi Pengolahan limbah CairPengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Secara AlamiPengolahan limbah secara alami dapat dilakukan degan pembuatan
kolam stabilisasi. Dalam kolam tersebut, air limbah diolah secara
alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah
dilirkan ke lingkungan sekitar. Kolam stabilisasi yang biasa digunakan
adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif yang biasanya digunakan
-
5/27/2018 limbah lingkungan
12/38
untuk air limbah yang tercemar bahan organik pekat, dan kolam
maturasi yang digunakan untuk pemusnahan mikroba patogen. Cara
alami ini biasanya direkomendasikan untuk daerah tropis yang sedang
berkembang karena tidak membutuhkan banyak biaya.
b.Secara Buatan
Pengolahan air limbah secara buatan dapat dilakukan dengan Instalasi
Pengolaha Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui 3
tahapan, yaitu : primary treatment, secondary treatment dan tertiary
treatment.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
13/38
B. Metode Pengolahan Air Limbah
Metode pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara
kelestarian lingkungan. Teknologi yang digunakan pun harus dapat
dioperasikan dan dipelihara oleh perusahaan. Metode pengolahan air limbah
tersebut dibagi menjadi 3, yaitu :
a.Pengolahan Secara Fisika (Primary Treatment)
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air
buangan, diingikan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang
mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih
dahulu. Penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan tersusensi yang berukuran besar. Sedangkan untuk bahan
yang mudah megendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses
pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini
adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detens hidrolisis dalam bak
pengendap.
b.Pengolahan Secara Kimia (Secondary Treatment)
Pengolahan air limbah secara kimia biasaya dilakukan untuk
menghiangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengandap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun yang
membutuhkan bahan kimia tertentu untuk menghilangkannya. Penghilangan
kandungan bahan-bahan tersebut dari air limbah pada prisipnya adalah
-
5/27/2018 limbah lingkungan
14/38
dengan rekasi kimia yang memungkinkan adanya perubahan sifat bahan,
misalnya dari yang tidak dapat diendapkan menjadi dapat diendapkan.
Contoh dari pengolahan secara kimia misalnya dengan penukar ion,
elektrolisis atau reaksi oksidasi/reduksi.
c.Pengolahan Secara Biologis (Tertiary Treatment)Semua air buangan yang mudah terdegradasi dapt diolah secara biologis.
Pengolahan secara biologis ini termasuk dalam pengolahan sekunder.
Pengolahan secara biologi dianggap sebagai pengolahan yang paling murah
dan efisien. Pengolahan secara biologis dapat dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
- Reaktor Pertumbuhan Tersuspensi (Suspended Growth Reactor):Mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi.
Dalam jenis ini menggunakan medote lumpur aktif misalnya
oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.
- Reaktor Pertumbuhan Lekat (Attached Growth Reactor): Pada reaktorpertumbuhan lekat, mikroorganisme tmbuh di atas media pendukung
dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan diriya. Misalnya
tracking filter, cakram biologi, dan filter terendam.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
15/38
Terdapat 2 sistem pengolahan secara biologis, yaitu
1 AnaerobikSistem anaerobik filter : memproses bahan yang tidak terendapkan dan
bahan padat terlarut dengan cara mengontakkan dengan surplus
mikroorganisme dan menguraikan bahan-bahan yang terdapat dalam air
limbah. Menggunakan filter berupa media yang menandung bakteri
anaerob kemudian air limbah dapat lewat kemudian kandungan organik
dalam limbah akan diuraikan oleh bakteri tersebut.
2 AerobikSecara sederhana, pengolahan air limbah aerobik pada penghapusan
polutan organik dalam air limbah oleh bakteri yang memerlukan oksigen
untuk bekerja. Air dan karbondioksida merupakan produk akhir dari proses
pengolahan air limbah aerobik. Contoh dari proses pengolahan secara
aerobik adalah lumpur aktif dan filtrasi tetes. Bakteri yang berkembang
dalam lingkungan yang kaya oksigen bekerja untuk memecah dan
mencerna air limbah di dalam pabrik.
2. Limbah TanahPencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk
dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
-
5/27/2018 limbah lingkungan
16/38
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia
beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi
tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Penanggulangan tanah yang tercemar akibat limbah industri dapat dilakukan
dengan langkah berikut:
A.RemediasiRemediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Terdapat dua jenis remediasi yaitu in-situ (on-site) dan ex-situ (off-
site). Pembersihan on-site yaitu pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar
dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah berada di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Seterusnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak
yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-
site ini jauh lebih mahal dan rumit.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
17/38
B.BioremediasiSecara umum bioremediasi adalah teknik aplikasi berdasarkan prinsip
- prinsip proses biologis untuk membersihkan atau mengurangi senyawa-
senyawa polutan berbahaya di dalam tanah, air tanah dan perairan.
Penyisihan atau pengurangan polutan senyawa melalui aktivitas enzimatis
organisme yang mampu mentransformasikan senyawa polutan sebagai
sumber energi dan karbonnya.
Pengertian bioremediasi secara khusus adalah proses pembersihan
tanah yang sudah tercemar dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme
(jamur, bakteri). Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-
logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik
terhalogenasi seperti pestisida, herbisida, dan lain-lain.
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon
dioksida dan air). Mikroorganisme dapat menggunakan bahan pencemar
sebagai sumber energi, sumber karbon atau aseptor elektron untuk
metabolisme hidupnya. Masuknya bakteri pada ukuran populasi tertentu
terutama bakteri yang adaptif dan resisten terhadap lahan terpolusi, dapat
mengikat logam berat karena mereka memproduksi protein permukaan atau
sequens peptida yang mampu mengikat logam berat.
Beberapa bakteri yang adaptif pada lahan yang terpolusi logam berat
antara lain Ralstonia, Pseudomonas dan Bacillus, mereka menghasilkan
protein pengikat logam berat yang disebut metallothionein. Banyak bakteri,
khamir dan algae mampu mengakumulasikan ion logam dalam sel mereka
-
5/27/2018 limbah lingkungan
18/38
beberapa kali lipat dari konsentrasi logam di lingkungan sekitarnya. Namun
demikian, jika kemudian tergabung ke dalam rantai makanan maka hal ini
dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Teknik bioremediasi akan mempercepat proses perombakan polutan
dengan memilih inokulan mikroba yang sesuai dan memanipulasi lingkungan
yang sesuai bagi mikroba tersebut sehingga memungkinkan proses terjadinya
perombakan polutan secara maksimal.
Teknik bioremediasi memiliki beberapa keuntungan antara lain
bioremediasi merupakan proses alami, hasil proses bioremediasi bukan
merupakan produk yang berbahaya, tanah terkontaminasi dapat kembali
ditanami. Namun demikian teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan,
yaitu: tidak seluruh polutan mampu didegradasikan oleh mikroba, akumulasi
senyawa toksik yang merupakan metabolit sekunder selama proses
bioremediasi tidak dapat dihindari, proses perombakan akan mengalami
kesulitan apabila polutan logam berat bercampur dengan polutan organik .
Proses bioremediasi memerlukan beberapa persyaratan agar dapat
berlangsung, antara lain:
a. Mikroorganisme merupakan kunci pada kegiatan bioremediasi.Sehingga organisme yang digunakan harus dapat merombak polutan
secara lengkap dengan kecepatan yang reasonable sampai mencapai
batas aman.
b. Mikroorganisme memerlukan tambahan sumber C dalam melakukanproses degradasi polutan. Sehingga, perlu dilakukan penambahan
-
5/27/2018 limbah lingkungan
19/38
elektron aseptor yang sesuai, tergantung pada spesies mikroba dan
kondisi lingkungan setempat, misalnya O2 untuk polutan yang
memerlukan kondisi aerob, nitrat, fumarat atau sulfat untuk yang
memerlukan kondisi anaerob.
c. Kondisi lingkungan setempat sangat penting dalam aktivitasdegradasi oleh mikroorganisme, hal ini meliputi ketersediaan oksigen,
kelembaban, pH, bahan organik dan suhu.
d. Proses metabolisme oleh mikroorganisme perombak, hasilmetabolismenya tidak terakumulasi dan tidak menghasilkan metabolit
yang lebih toksik dari polutan induknya.
e. Bioavailability polutan menjadi faktor yang lebih penting untukkeberhasilan atau kegagalan proses bioremediasi.
f. Faktor ekologi bagi mikroba sangat penting untuk diperhatikan,jangan sampai mikroba perombak berada dalam kondisi stres secara
ekologis atau berkompetisi dengan mikroba lain yang non degradatif.
g. Faktor yang tidak kalah penting adalah biaya. Jika strategibioremediasi sangat mahal dan masyarakat pengguna (industri,
pemerintah) tidak akan menggunakannya. Dengan demikian, teknik
bioremediasi hendaknya tidak lebih mahal daripada pengolahan
secara fisik atau kimia dan dapat digunakan setiap saat.
Bioremediasi dapat terjadi secara intrinsik dan direkayasa
(engineered). Bioremediasi intrinsik adalah bioremediasi yang berlangsung
dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia karena kondisi lingkungan
menunjang (nutrien tersedia) dan mikroba yang berperan dalam jumlah yang
-
5/27/2018 limbah lingkungan
20/38
mencukupi. Namun demikian seringkali faktor lingkungan tidak optimal
sehingga tidak memungkinkan terjadinya bioremediasi intrinsik sehingga
memerlukan perbaikan faktor lingkungan, hal ini disebut engineered
bioremediation.
Konsep proses bioremediasi didasarkan pada 4 proses utama:
a. BiodegradasiMerupakan proses dekomposisi biokimiawi dari suatu senyawa menjadi
senyawa dengan toksisitas yang lebih rendah atau menjadi produk yang
tidak berbahaya (misalnya CO2 dan H2O) melalui aktivitas
mikroorganisme seperti bakteri dan fungi.
b. BiotransformasiMerupakan proses konversi yang diperantarai secara biokimiawi oleh
aktivitas mikroorganisme, suatu kontaminan menjadi kurang toksis.
c. Akumulasi biologis,Beberapa bakteri dan tanaman mampu mengakumulasi kontaminan di
dalam jaringan mereka. Di dalam tanaman sifat ini dapat dimanfaatkan
untuk mengakumulasikan kontaminan ke dalam biomassa yang dapat
dipanen.
d. Mobilisasi kontaminan,Mobilisasi diperantarai secara biokimia dari kontaminan menjadi
larutan yang kemudian dipisahkan dari tanah terkontaminasi dan
kontaminan akan diambil kembali atau dihancurkan.
Untuk meningkatkan efisiensi proses bioremediasi, beberapa upaya yang
dapat dilakukan, antara lain :
-
5/27/2018 limbah lingkungan
21/38
a. Biostimulasi : penambahan biostimulan. Melibatkan penambahannutrisi, oksigen dan mengatur kelembaban, penambahan jenis stimulan
berupa vitamin, surfaktan dan lain-lain, yang bertujuan untuk
menstimulasi aktifitas jasad renik.
b. Bioaugmentasi : penambahan kultur-kultur' spesifik dari organisme-organisme yang berperan secara spesifik dan telah teruji
kemampuannya.
c. Rekayasa design dan rekayasa bioproses untuk optimasi sistem.d. Rekayasa genetika, untuk meningkatkan kemampuan agen hayati
dalam bioremediasi.
C.FitoremediasiFitoremediasi dapat dibagi menjadi fitoekstraksi, rizofiltrasi,
fitodegradasi, fitostabilisasi, fitovolatilisasi. Fitoekstraksi mencakup
penyerapan kontaminan oleh akar tumbuhan dan translokasi atau akumulasi
senyawa itu ke bagian tumbuhan seperti akar, daun atau batang. Rizofiltrasi
adalah pemanfaatan kemampuan akar tumbuhan untuk menyerap,
mengendapkan, dan mengakumulasi logam dari aliran limbah. Fitodegradasi
adalah metabolisme kontaminan di dalam jaringan tumbuhan, misalnya oleh
enzim dehalogenase dan oksigenase. Fitostabilisasi adalah suatu fenomena
diproduksinya senyawa kimia tertentu untuk mengimobilisasi kontaminan di
daerah rizosfer.Fitovolatilisasiterjadi ketika tumbuhan menyerap kontaminan
dan melepasnya ke udara lewat daun, atau dapat pula senyawa kontaminan
mengalami degradasi sebelum dilepas lewat daun. Penyerapan dan akumulasi
logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga proses yaitu penyerapan
-
5/27/2018 limbah lingkungan
22/38
logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian tumbuhan lain, dan
lokalisasi logam pada bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak
menghambat metabolisme tumbuhan tersebut.
- Penyerapan oleh akar.Telah diketahui, bahwa agar tumbuhan dapat menyerap logam maka
logam harus dibawa ke dalam larutan di sekitar akar (rizosfer) dengan
beberapa cara bergantung pada spesies tumbuhannya :
- Perubahan pHPada Thlaspi cearulescens, mobilisasi seng dipacu dengan terjadinya
penurunan pH pada daerah perakaran sebesar 0,2-0,4 unit.
- Ekskresi zat khelat.Mekanisme penyerapan kromium lewat pembentukan suatu zat khelat
yang disebutfitosiderofor telah diketahui secara mendalam pada jenis
rumput-rumputan. Molekul fitosiderofor yang terbentuk ini akan
mengikat (mengkhelat) besi dan membawanya ke dalam sel akar
melalui peristiwa transport aktif.
- Pembentukan reduktase spesifik logam.Di dalam meningkatkan penyerapan besi, tumbuhan membentuk suatu
molekul reduktase di membran akarnya. Reduktase ini berfungsi
mereduksi logam yang selanjutnya diangkut melalui kanal khusus di
dalam membran akar.
- Translokasi di dalam tubuh tumbuhan.Setelah logam dibawa masuk ke dalam sel akar, selanjutnya logam
harus diangkut melalui jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem, ke
-
5/27/2018 limbah lingkungan
23/38
bagian tumbuhan lain. Untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan,
logam diikat oleh molekul khelat. Berbagai molekul khelat yang
berfungsi mengikat logam dihasilkan oleh tumbuhan.
- Lokalisasi logam pada jaringanUntuk mencegah peracunan logam terhadap sel, tumbuhan mempunyai
mekanisme detoksifikasi, misalnya dengan menimbun logam di dalam
organ tertentu seperti akar .
Selain tumbuhan hiperakumulator, tumbuhan yang mempunyai
kemampuan untuk mengkonsentrasikan logam di dalam biomassanya dalam
kadar yang luar biasa tinggi, terdapat juga tumbuhan lahan basah yang
memiliki kemampuan alamiah untuk menghilangkan berbagai jenis limbah
pada beberapa tingkat efisiensi. Tumbuhan ini dipakai untuk pengolah limbah
karena tumbuhan tersebut mengasimilasi senyawa organik dan anorganik dari
limbah. Tumbuhan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan tajuk yang
besar dapat menyimpan bermacam hara mineral. Pada media kerikil,
pertumbuhan tanaman timbul dapat menurunkan konsentrasi hara mineral.
Rizoma dan akar Phragmites australis Scirpus spp. berfungsi sebagai filtrasi
dan pengendap senyawa hidrokarbon dan logam berat beracun. Tingkat
konsentrasi logam berat dalam jaringan tanaman-tanaman tersebut adalah
sebagai berikut: akar > rizoma > daun .
Penerapan Fitoremediasi
Pemanfaatan tumbuhan untuk remediasi lingkungan sangat ditentukan
oleh pemahaman tentang penyerapan logam serta penyerapan dan atau
-
5/27/2018 limbah lingkungan
24/38
degradasi senyawa organik oleh tumbuhan. Pada dasawarsa terakhir terjadi
akumulasi yang cepat tentang pengetahuan mengenai aspek-aspek fisiologi
tersebut. Manfaat tumbuhan untuk remediasi logam telah mengidentifikasi
karakteristik penting, sebagai berikut :
a. Tumbuhan harus bersifat hipertoleran agar dapat mengakumulasisejumlah besar logam berat di dalam batang serta daun.
b. Tumbuhan harus mampu menyerap logam berat dari dalam larutan tanahdengan laju penyerapan yang tinggi.
c. Tumbuhan harus mempunyai kemampuan untuk mentranslokasi logamberat yang diserap akar ke bagian batang serta daun.
Penanganan agar industri tidak tercemar oleh atmosfer (CPOB 2012) :
a. Bangunan harus dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwakondisi penyimpanan yang baik dapat dipertahankan, mempunyai
keamanan yang memadai dan kapasitas yang cukup untuk
memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yang baik, dan area
penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai untuk
memungkinkan semua kegiatan dilaksanakan secara akurat dan aman.
b. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau bahan obatyang menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi
obat dan/atau bahan obat yang diduga palsu, yang dikembalikan, yang
ditolak, yang akan dimusnahkan, yang ditarik, dan yang kedaluwarsa
dari obat dan/atau bahan obat yang dapat disalurkan.
c. Jika diperlukan area penyimpanan dengan kondisi khusus, harusdilakukan pengendalian yang memadai untuk menjaga agar semua
-
5/27/2018 limbah lingkungan
25/38
bagian terkait dengan area penyimpanan berada dalam parameter suhu,
kelembaban dan pencahayaan yang dipersyaratkan.
d. Area penerimaan, penyimpanan dan pengiriman harus terpisah,terlindung dari kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta
dilengkapi dengan peralatan yang memadai
e. Akses masuk ke area penerimaan, penyimpanan dan pengiriman hanyadiberikan kepada personil yang berwenang. Langkah pencegahan dapat
berupa sistem alarm dan kontrol akses yang memadai.
f. Bangunan dan fasilitas penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampahdan debu. Harus tersedia prosedur tertulis, program pembersihan dan
dokumentasi pelaksanaan pembersihan. Peralatan pembersih yang
dipakai harus sesuai agar tidak menjadi sumber kontaminasi terhadap
obat dan/atau bahan obat.
g. Bangunan dan fasilitas harus dirancang dan dilengkapi, sehinggamemberikan perlindungan terhadap masuknya serangga, hewan pengerat
atau hewan lain. Program pencegahan dan pengendalian hama harus
tersedia.
h. Harus tersedia prosedur tertulis dan peralatan yang sesuai untukmengendalikan lingkungan selama penyimpanan obat dan/atau bahan
obat. Faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan, antara lain suhu,
kelembaban, dan kebersihan bangunan.
i. Area penyimpanan harus dipetakan pada kondisi suhu yang mewakili.Sebelum digunakan, harus dilakukan pemetaan awal sesuai dengan
prosedur tertulis. Pemetaan harus diulang sesuai dengan hasil kajian
-
5/27/2018 limbah lingkungan
26/38
risiko atau jika dilakukan modifikasi yang signifikan terhadap fasilitas
atau peralatan pengendali suhu. Peralatan pemantauan suhu harus
ditempatkan sesuai dengan hasil pemetaan.
j. Sterilisasi seluruh ruangan produksi dengan Radiasi UV, dimana dapatdihasilkan secara buatan dengan lampu asap merkuri. Unit energi radiasi
diukur dalam mikrowatt per unit area per unitwaktu. Cahaya UV 15 watt
menghantarkan radiasi 38W/cm2 /s pada jarak 1 m. Radiasi UV sama
efektifnya untuk bakteri gram-positif maupun gram-negatif. Untuk
sebagian besar bakteri yang tidak membentuk spora, dosis yang
mematikan bervariasi mulai dari 1800 W/cm2 /s sampai 6500 W/cm2
/s. Spora bakteri membutuhkan 10 kali dosis tersebut.Saat ini sudah ada
lampu yang disebut lampu germisidal, yang memancarkan sinar
ultraviolet dengan konsentrasi tinggi dengan daya germisidal paling
efektif,yaitu terletak pada daerah 260270 nm.
Sinar ultra violet umumnya digunakan untuk mengurangi kontaminasi di
udara dan pemusnahan selama proses di lingkungan, aksi letal ketika
sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-
atom dan mengubah ke area kereaktifannya.
3. Limbah SuaraPolusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan
yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman
makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara
bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak
menyenangkan.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
27/38
Klasifikasi sumber polusi suara pada industri beserta dampaknya:
A.
Sumber polusi suara pada tempat industri / pabrik
Sumber pencemaran bunyi ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap
mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak
bergerak. Di industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3
macam, yaitu:
a. Mesin, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
b. Vibrasi, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang
ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan
bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan,
bearing, dan lain-lain.
c. Pergerakan udara, gas dan cairan, yaitu kebisingan ini di timbulkan
akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja
industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang,
jet, flare boom, dan lain-lain.
B. Dampak polusi suara bagi pekerja pabrik
a. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila
terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa
peningkatan tekanan darah ( 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi
pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. Bising dengan intensitas
tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
28/38
b.Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang
konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima
dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa
gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
c.Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang
menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan
suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak.
Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada
kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau
tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung
membahayakan keselamatan seseorang.
d. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada
indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini
telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula
efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi
secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi
apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli
menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada
frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya
dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk
percakapan.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
29/38
C. Upaya untuk meminimalisir polusi suara di tempat industri / pabrik
1. Mendesain mesin / peralatan dengan kebisingan rendah.
2. Memberikan penghalang untuk mengontrol kebisingan.
3. Menggunakan alat / perangkat seperti penutup telinga.
4. Melindungi reseptor suara seperti membuat bangunan yang bisa mengisolasi
kebisingan dan membuatnya kedap suara. Alat peredam suara, kini banyak
digunakan sistem kendali bising yang aktif.
a. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain:
Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
Dengan tebal dinding minimal 10 cm.
b. Bahan bangunan peredam bising, yaitu :
1) Penggunaan bahan untuk mereduksi bising adalah dari hasil olahan
industri berupa beton ringan agregat yang disebut ALWA berupa
konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen : Pasir :
ALWA= 1 : 4 : 4
2) Dimensi konblok ALWA dapat dicetak menurut ukuran pabrik,
sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau (30x15x15)cm.
3) Bahan selain ALWA seperti Bata Merah atau Batako harus
dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan redaman
bising yang baik
4. Limbah UdaraA. Sistem tata udara
Kualitas udara merupakan suatu salah satu faktor penentu kualitas
dari obat yang dihasilkan oleh industri farmasi. Hal pertama yang perlu
-
5/27/2018 limbah lingkungan
30/38
diperhatikan adalah letak bangunan industri farmasi hendaklah sedemikian
rupa untuk menghindarkan pencemaran dari lingkungan sekelilingnya,
seperti pencemaran dari udara, tanah dan air serta dari kegiatan industri lain
yang berdekatan. Selain itu, upaya untuk mengendalikan kondisi lingkungan
tersebut, maka setiap industri farmasi diwajibkan untuk memiliki Sistem
Tata Udara (Air Handling System/AHS). Sistem ini mengatur udara yang
masuk dan keluar dari ruang produksi agar udara yang masuk maupun keluar
dari ruang produksi tetap bersih.
Tujuan Sistem Tata Udara :
1. Pasokan udara untuk karyawan
2. Menghindari kontaminasi silang antar produk
3. Menghindari kontaminasi produk kepada karyawan
4. Menghindari kontaminasi karyawan kepada produk
Pada prinsipnya sistem tata udara terdiri dari :
1. Blower/fan : Blower adalah bagian dari AHU yang berfungsi untuk
menggerakkan udara di sepanjang sistem distribusi udara yang terhubung
dengannya (melalui ducting).
2. Filter : Filter merupakan bagian dari AHU yang berfungsi untuk
mengendalikan dan mengontrol jumlah partikel dan mikroorganisme
(partikel asing) yang mengkontaminasi udara yang masuk ke dalam ruang
produksi.
Filter yang digunakan untuk AHU dibagi menjadi beberapa jenis/tipe,
tergantung efisiensinya, yaitu :
a. Pre-Filter = Efisiensi penyaringannya 35%
-
5/27/2018 limbah lingkungan
31/38
b. Medium Filter = Efisiensi penyaringan 95%c.
High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter = Efisiensi
penyaringannya 99,97%
3. Ducting : Ducting adalah bagian dari AHU yang berfungsi sebagai saluran
tertutup tempat mengalirnya udara. Secara umum, Ducting merupakan
sebuah sistem saluran udara tertutup yang menghubungkan Blower dengan
ruang produksi, yang terdiri dari :
a.saluran udara yang masuk (Ducting Supply)b.saluran udara yang keluar dari ruang produksi dan masuk kembali ke
AHU (Ducting Return)
Ducting harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendistribusikan
udara ke seluruh ruangan produksi yang membutuhkan dengan habatan
sekecil mungkin. Desain Ducting yang tidak tepat akan mengakibatkan
hambatan udara yang besar sehingga akan menyebabkan inefisiensi energi
yang cukup besar. Ducting juga harus didesain agar memiliki insulator di
sekeliling permukaannya yang berfungsi untuk menahan penetrasi panas
dari udara luar yang memiliki suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan suhu di dalam Ducting.
4. Damper : Dumper adalah bagian dari Ducting AHU yang berfungsi untuk
mengatur jumlah (debit) udara yang dipindahkan ke dalam ruangan
produksi. Besar kecilnya debit udara yang dipindahkan dapat diatur sesuai
dengan pengaturan tertentu pada Dumper. Hal ini amat berguna terutama
untuk mengatur besarnya debit udara yang sesuai dengan ukuran ruangan
yang akan menerima distribusi udara tersebut.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
32/38
5. Diffuser : adalah ujung dari ducting yang membawa udara masuk kedalam
ruangan (supply grill) atau ujung dari ducting yang membawa udara keluar
ruangan (retum grill).
6. Cooling Coil: berfungsi untuk mengontrol suhu dan kelembaban relatif
yang akan didistribusikan ke ruangan produksi.
Gambar 1. Sistem tata udara
Sumber :
http://www.energystar.gov/index.cfm?c=power_mgt.datacenter_efficiency_economizer_airside
-
5/27/2018 limbah lingkungan
33/38
Tingkat kebersihan ruang/area untuk pembuatan obat hendaklah
diklasifikasikan sesuai dengan jumlah maksimum partikulat udara yang diperbolehkan
untuk tiap kelas kebersihan sesuai tabel di bawah ini:
Catatan:
Kelas A, B, C dan D adalah kelas kebersihan ruang untuk pembuatanproduk steril.
Kelas E adalah kelas kebersihan ruang untuk pembuatan produknonsteril.
Persyaratan lain untuk pembuatan produk steril dirangkum padaAneks 1 Pembuatan Produk Steril
B. Penanganan Limbah Udara
Limbah Udara, berasal dari gas dari laboratorium dan pembakaran zat padat,
serta debu dari proses produksi, pengemasan, penyimpanan bahan baku, transport
antar proses,.
Sistem penanggulan limbah udara antara lain pada tabel berikut:
-
5/27/2018 limbah lingkungan
34/38
1. Memasang dust collectorpada ruang produksi dan koridor untuk menangkapdebu yang dihasilkan dari ruang produksi.
Cara pembuangan limbah debu produksi yang dikumpulkan oleh dust
collector pada gedung beta laktam adalah sebagai berikut:
Catridge atau filter dust collector dilepas, kemudian dimasukkan kedalam kantong dan diikat.
Filter yang sudah terbungkus dan terisolasi kemudian dibawa ke ruangkhusus yang dipersiapkan untuk melebur/melarutkan limbah debu dari
filter dust collector.
Kantong yang terisi filter dust collector tersebut dibuka kemudiandilarutkan kedalam air yang kemudian air tersebut dialirkan ke kolam
pengolahan limbah gedung beta laktam untuk dinetralisir. Kemudian
filter yang sudah bersih dibakar bersama limbah padat non beta laktam
pada tempat tersendiri.
2. Pemasangan bak penangakap uap,3. Lemari Asam untuk menangkap gas yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia,4. Pembakaran terutama untuk bahan organik beracun ,5.
Incenerator cerobong tinggi dengan penambahan filter atau scrubber,
6. Mengatur airflow pada ruang produksi dan ruang penyimpanan,7. Mengatur tekanan antar ruang menggunakanAirlock
Airlock merupakan ruangan dengan tekanan udara disesuaikan yang
terletak diantara tempat-tempat yang tidak memiliki tekanan udara yang sama.
Dengan airlock ini maka udara akan terkurung dalam suatu ruangan, dan
diruangan yang mengunci udara tersebut telah ada penghisap udara yang
-
5/27/2018 limbah lingkungan
35/38
memiliki filter (HEPA filter) sehingga udara yang dihisap diolah kembali
menjadi udara bersih sehingga udara yang masuk dan keluar dari gedung
sudah memenuhi persyaratn ruang yang telah ditentukan.
Terdapat empat jenis airlock yakni 1) Cascading Pressure Airlock; 2)
Pressure Bubble Airlock; 3) Pressure Sink Airlock dan 4) Potent Compound
Airlock(Airlock Combination).
8. Mengoptimalkan pembakaran bahan bakar,9. Mempertahankan level minimum N2.
5. ListrikTenaga listrik, lampu penerangan harus diatur supaya memiliki tengangan
yang stabil, agar tidak mengakibatkan yang merugikan baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap produk selama proses pembuatan dan penyimpanan, atau
terhadap ketepatan atau ketelitian fungsi dari peralatan. Untuk mengatasi tengangan
listrik yang tidak stabil digunakan stabilisator, sedangkan untuk mengatasi masalah
listrik padam, industri farmasi harus menyediakan generator agar proses produksi dan
proses lainnya dalam industry farmasi tetap berjalan.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
36/38
BAB IV
KESIMPULAN
Limbah farmasi secara khusus baik langsung maupun tidak langsung dapat merusak
lingkungan apabila terakumulasi dalam jumlah berlebih. Oleh karena itu perlu
diperhatikan cara penanganan atau pengolahan khusus untuk tiap-tiap jenis limbah
yang dihasilkan agar tidak mencemari lingkungan.
-
5/27/2018 limbah lingkungan
37/38
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009, Pengolahan Limbah Industri Farmasi, tersedia online,
http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Farmasi%20Lingkungan
/Limbah%20Industri%20Farmasi.pdf, diakses pada 23 Maret 2014
Anonim, 2009, Pengantar Pengolahan Limbah, tersedia online
http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar- pengolahan-
air-limbah-compatibility-mode1.pdf, diakses pada 23 Maret 2014
Damanhuri, E., 2010, Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Teknik
Lingkungan FTSP Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Dirjen POM, 2006, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.
Dirjen POM, 2012, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta.
Ginting, Ir. Perdana, 2007, Sistem Pengelolaan Lingkungan Dan Limbah Industri,
Cetakan pertama. Yrama Widya, Bandung.
Haryanti, V., 2008, Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di LembagaFarmasi Angkatan Udara Lanud Husein Sastranegara, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Raczynski, A., and Watson, R., 1998,PollutionPrevention and Abatement Handbook,
The World Bank Group, Washington D.C..
Raharjo,M. 2005. Sistem Management Lingkungan, Program Magister Kesehatan
Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang.
Rangkuti, B., 2009, Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Kimia
Farma Tbk., Universitas Sumatera Utara, Medan.
Risk Reduction Engineering Laboratory and Center for Environmental Research and
Development, 1991, Guides to Pollution Prevention The Pharmaceutical
Industry, U.S Environmental Protection Agency, Ohio.
Salmiyatun, 2003, Panduan Pembuangan Limbah Perbekalan Farmasi, penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Siaka, I M. 2010. Distribusi Cemaran Logam Berat Kromium (Cr) Di Sekitar
Industri Logam Desa Susut, Bangli,
http://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Farmasi%20Lingkungan/Limbah%20Industri%20Farmasi.pdfhttp://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Farmasi%20Lingkungan/Limbah%20Industri%20Farmasi.pdfhttp://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Farmasi%20Lingkungan/Limbah%20Industri%20Farmasi.pdfhttp://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-%20pengolahan-air-limbah-compatibility-mode1.pdfhttp://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-%20pengolahan-air-limbah-compatibility-mode1.pdfhttp://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-%20pengolahan-air-limbah-compatibility-mode1.pdfhttp://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-%20pengolahan-air-limbah-compatibility-mode1.pdfhttp://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-%20pengolahan-air-limbah-compatibility-mode1.pdfhttp://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Farmasi%20Lingkungan/Limbah%20Industri%20Farmasi.pdfhttp://download.fa.itb.ac.id/filenya/Handout%20Kuliah/Farmasi%20Lingkungan/Limbah%20Industri%20Farmasi.pdf -
5/27/2018 limbah lingkungan
38/38
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/08_artikel%20made%20siaka_edit.pdf,
Diakses tanggal 23 Maret 2014
Silitonga, F., 2008, Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT. Mutiara
Mukti Farma, Universitas Sumatera Utara, Medan.
U.S. Department of Health and Human Services Food and Drug Administration
Center for Drug Evaluation and Research, 2004, Current Good Manufacturing
Practice, Pharmaceutical cGMPs, USA.
Widyati, Enny, 2004, Tinjauan tentang Peranan Mikroba Tanah dalam
Remediasi Lahan Terdegradasi, http://www.rudyct.com/PPS702-
ipb/08234/enny_widyati.htm, diakses tanggal23 Maret 2014
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/08_artikel%20made%20siaka_edit.pdfhttp://ejournal.unud.ac.id/abstrak/08_artikel%20made%20siaka_edit.pdfhttp://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/enny_widyati.htmhttp://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/enny_widyati.htmhttp://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/enny_widyati.htmhttp://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/enny_widyati.htmhttp://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/enny_widyati.htmhttp://ejournal.unud.ac.id/abstrak/08_artikel%20made%20siaka_edit.pdf