life mapping

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti. Begitulah cuplikan lirik lagu yang dipopulerkan oleh band dewa. Kita bukan berbicara tentang Band Dewa. Akan tetapi, tentang hidup kita. Tentang hidup yang penuh dengan perjuangan tanpa henti. Bisa kita bayangkan jika hidup yang kita jalani ini tanpa dibumbuhi sebuah perjuangan. Pastinya akan tercipta hidup yang statis, tidak dinamis dan pragmatis. Tak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar dari kita saat ini hidup dalam kehidupan yang tidak hidup. Artinya, kehidupan yang dijalaninya adalah tanpa tujuan, buta visi, dan lumpuh misi. Akibatnya, kehidupan berjalan seperti keong, lambat dan malas, hedonitas merajalela, pengangguran membludak, kriminalitas meningkat, dsb. Anggapan bahwa kehidupan itu seperti air, maka biarlah ia mengalir begitu saja menjadi landasan tersendiri bagi mereka yang menginginkan kehidupannya itu berjalan begitu saja. Tanpa harus diprogramkan, tanpa harus dipetakan. Akan tetapi, fakta di lapangan membuktikan bahwa antara seseorang yang memiliki visi yang jelas dalam kehidupannya atau dengan kata lain telah mampu membuat peta hidupnya memiliki masa depan yang jauh lebih cerah bila dibandingkan dengan orang yang tidak mampu membuat peta hidupnya. Bagaimanakah sebenarnya tujuan diadakannya peta hidup ini? Apa manfaatnya bagi kehidupan seseorang? Bagaimana

Upload: larasati-sunarto

Post on 21-May-2015

364 views

Category:

Spiritual


4 download

DESCRIPTION

Life mapping

TRANSCRIPT

Page 1: LIFE MAPPING

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidup adalah perjuangan tanpa henti-henti. Begitulah cuplikan lirik lagu yang

dipopulerkan oleh band dewa. Kita bukan berbicara tentang Band Dewa. Akan tetapi,

tentang hidup kita. Tentang hidup yang penuh dengan perjuangan tanpa henti. Bisa kita

bayangkan jika hidup yang kita jalani ini tanpa dibumbuhi sebuah perjuangan. Pastinya

akan tercipta hidup yang statis, tidak dinamis dan pragmatis.

Tak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar dari kita saat ini hidup dalam kehidupan

yang tidak hidup. Artinya, kehidupan yang dijalaninya adalah tanpa tujuan, buta visi, dan

lumpuh misi. Akibatnya, kehidupan berjalan seperti keong, lambat dan malas, hedonitas

merajalela, pengangguran membludak, kriminalitas meningkat, dsb.

Anggapan bahwa kehidupan itu seperti air, maka biarlah ia mengalir begitu saja

menjadi landasan tersendiri bagi mereka yang menginginkan kehidupannya itu berjalan

begitu saja. Tanpa harus diprogramkan, tanpa harus dipetakan.

Akan tetapi, fakta di lapangan membuktikan bahwa antara seseorang yang memiliki

visi yang jelas dalam kehidupannya atau dengan kata lain telah mampu membuat peta

hidupnya memiliki masa depan yang jauh lebih cerah bila dibandingkan dengan orang

yang tidak mampu membuat peta hidupnya.

Bagaimanakah sebenarnya tujuan diadakannya peta hidup ini? Apa manfaatnya

bagi kehidupan seseorang? Bagaimana membangun peta hidup dalam perspektif Islam?

Insya Allah, semuanya akan dijelaskan secara global dalam makalah ini.

1.2

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana cara membangun peta hidup ?

2.      Bagaimana membangun peta hidup dalam perspektif Islam ?

BAB II

Page 2: LIFE MAPPING

MEMBANGUN PETA HIDUP

A.  Cara Membangun Peta Hidup

1.        Pengertian Peta Hidup

Peta hidup atau seringkali dikenal dengan istilah Life Mapping ini merupakan

teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana

grafis lainnya untuk membentuk kesan. Peta hidup akan memberikan kesan yang

mendalam, memberikan kejelasan arah kehidupan, sehingga menghasilkan visi dan misi

hidup yang membuat kehidupan manusia lebih dinamis.

Peta hidup akan memudahkan kita mengenali siapa diri kita sesungguhnya.

Sudahkah kita bersungguh-sungguh merenungkan tentang siapa diri kita sesungguhnya?

Dimanakah letak kita dalam kurun waktu sejarah peradaban di muka bumi ini? Apa peran

kita sebagai makhluk di jagad raya ini? Apa tujuan hidup kita?. Perenungan-perenungan itu

penting kita lakukan untuk mengetahui sejatinya diri kita.

Dale Carnegie mengingatkan betapa spesialnya diri kita. Tiap-tiap kita adalah

sesuatu yang sama sekali baru di muka bumi ini. Tidak ada seorangpun yang pernah ada

dan yang akan ada persis seperti kita. Kita ini adalah produk dari keturunan, lingkungan,

dan masa lalu. Betapa banyak anugerah yang diberikan Allah kepada kita. Maukah kita

menjual mata kita seharga satu juta, satu milyar atau satu trilyun? Bagaimana dengan otak,

pendengaran, hati, jantung, tangan, dan kaki? Kita adalah makhluk dengan nilai tak

terhingga dan tidak bisa dihargai dengan uang.

Oleh karena itu, dalam kehidupan yang singkat ini, sangat dapat dipastikan, setiap

orang dari kita tak ingin dikatakan menyia-nyiakan kehidupannya. Walaupun bukti

konkretnya banyak mengarah pada hal tersebut.

2.    Tujuan Membangun Peta Hidup

Tujuan life mapping adalah mencegah kita bertindak tergesa-gesa dan tak

beraturan. Tapi, kadang rencana kita bisa berubah seiring perjalanan kita karena situasi

tertentu. Hidup seperti layaknya jalan, ada belokan, putaran, tanjakan, dan lubang. Kita

harus mampu mengantisipasi hal-hal tersebut, dan kita juga harus bisa menyesuaikan

keadaan ketika ada perubahan jalur.

Membangun peta hidup, pastinya membawa beberapa manfaat yang sangat

berpengaruh dalam melejitkan potensi. Menurut Solikhin Abu Izzudin dalam bukunya

Zero to Hero mengemukakan beberapa manfaat dari membangun peta hidup, antara lain:

Page 3: LIFE MAPPING

1.    Menjadi modal dasar sebelum melangkah. Yakni sebagai starting point yang menentukan

langkah-langkah selanjutnya. “Koreksilah dirimu sendiri sebelum dihisab nanti.”

2.    Memiliki kejelasan apa yang harus dilakukan. Seperti Abu Hurairah. Ketika menyadari

ketertinggalannya dalam berislam, maka ia proaktif “menyertai” seluruh kehidupan Nabi

Saw. Ia tidak menyia-nyiakan waktu umurnya yang sudah tua dan tidak menyesali

kemiskinannya untuk senantiasa nempel lekat dengan Nabi Saw.sehingga ia dijuluki Abu

Hurairah, Bapaknya Kucing, karena perilakunya yang sering dekat pada Nabi kemanapun

beliau pergi, bahkan ia membawa sandal Nabi.

3.    Mapping adalah analisis kegagalan yang dituliskan. Ini akan mendidik kita lebih realistis

dalam merencanakan sasaran dan merealisasikan tujuan.

4.    Agar memiliki skala prioritas dalam melangkah. Setelah memetakan diri, ditemukan skala

prioritas amal yang bisa dilakukan.

Misalnya Bilal bin Rabbah yang menyadari keterbatasan dirinya. Maka ia menentukan

suatu amalan yang menjadi wirid atau amalan rutinnya yaitu selalu menjaga wudhudan

shalat sunnah dua raka’at setelahnya. Ibunda Imam Syafi’i menggunakan seluruh hartanya

untuk mendidik Imam Syafi’i kecil menjadi ulama besar.

5.    Agar selalu mendayagunakan potensinya tersebut untuk berprestasi sebanyak-banyaknya.

DR. Aidh Al Qarni mengatakan, “Orang mukmin tidak dari akal yang senantiasa berfikir,

pandangan yang memberi pelajaran, lisan yang berdzikir hati yang bersyukur dan

bersungguh-sungguh dalam bekerja.”

6.    Mapping sangat penting untuk mendahsyatkan diri.

7.    Mapping akan berguna untuk mengoreksi kesalahan diri. Apabila semua tahapan sudah

dijalani, bisa dicari dimana letak permasalahannya, sehingga mudah melakukan perbaikan

3.    Cara Membangun Peta Hidup

1.    Kenali tujuan hidup Anda

Perlu kita tekankan dalam alam bawah sadar kita. Hidup ini adalah bagian antara

kelahiran dan kematian. Tentunya kehidupan kita sangatlah singkat dan dibatasi oleh yang

namanya kematian. Jika tidak segera menentukan tujuan hidup. Maka yang akan dirasakan

hanyalah sebuah kematian. Yang walaupun jasadnya masih hidup, ruh atau jiwanya telah

mati. Istilahnya, hidup dalam sebuah kematian.

Page 4: LIFE MAPPING

Terlalu banyak dari kita merasa kecil hati dan rendah hati seolah-olah bukan siapa-

siapa. Padahal setiap kita adalah spesial. Setiap kita memiliki potensi besar untuk sukses

dan berhasil. Asalkan kita mau serius mengenal potensi kita yang sesungguhnya.

Yang perlu dilakukan adalah membedah masa lalu Anda, secara terus terang dan

jujur. Ingat-ingat dan kalau perlu tuliskanlah tentang masa kecil Anda, pendidikan, buku

yang berpengaruh dalam hidup Anda, hobbi dan prestasi, minat dan bakat, perjalanan-

perjalanan yang jauh dan penting, organisasi yang pernah Anda ikuti, pengalaman yang

paling berkesan, kegagalan Anda dan lain-lain yang sekiranya penting. Dengan melakukan

flashback masa lalu, Anda akan lebih mengenal diri anda, mengetahui dimana anda berada

kini dan selanjutnya siap untuk merancang masa depan.

Mengenali diri sendiri adalah hal yang wajib kita lakukan. Semakin dalam kita

mengetahui kelebihan dan kekurangan kita serta peluang dan ancaman kita, semakin

mudah pula kita mengembangkan diri kita guna meraih capaian-capaian kita. Kita dapat

memperkuat sisi positif kita serta mengakali sisi negatif kita dengan memanfaatkan sisi-sisi

positif kita. Dengan demikian kita akan mampu mengakselerasi diri dalam hal pencapaian

mimpi.

2.    Visualisasikan Impian Anda

Semua mimpi berawal dari hal yang abstrak pada pikiran kita. Semakin abstrak

sesuatu, semakin sulit untuk dijadikan konkret. Oleh karena itu, hal pertama yang kita

lakukan adalah menjadikannya “sedikit” kokret dengan cara menvisualisasikannya.

Banyak cara menvisualisasikan mimpi. Mulai dari menulis, membuat kliping dari koran-

koran bekas, menggambar, bahkan dengan membuat video visualisasi mimpi.

Salah satu tips sederhana tapi berdampak yang mudah dilakukan adalah menempel

gambar visualisasi mimpi di kamar kita. Usahakan titik lokasi kita menempel adalah titik

pertama yang kita lihat setelah kita tersadar dari tidur kita. Pastikan hal yang pertama kali

kita lihat setelah terbangun dari tidur adalah gambar visualisasi mimpi kita. Menurut riset

di bidang psikologi, hal ini dapat memberikan aura positif kepada diri kita untuk

bersemangat meraihnya pada hari itu. Jika ini dilakukan secara konsisten, maka hari-hari

kita merupakan hari-hari pencicilan dalam hal pencapaian mimpi kita.

Menurut Anwar El Sadat, “He who cannot change the very fabric of his thought

will never be able to change reality, and will never, therefore make any progress.”

Berikut beberapa cara dalam memvisualisasikan impian:

Page 5: LIFE MAPPING

a.    Meraih Kepantasan Diri

Kita semua pasti percaya bahwa Allah Maha Adil dan Bijaksana. Dia tidak pernah

salah untuk menurunkan rezekinya. Dia tidak mungkin memberikan sesuatu kepada

hamba-Nya yang tidak pantas untuk meraihnya. Begitu juga dengan mimpi dan capaian

kita. Jika kita tidak pantas, tidak mungkin Allah menurunkannya. Bermimpi akan sia-sia

jika kita tidak membarenginya dengan pemantasan diri untuk meraih mimpi tersebut.

Untuk itu wajib bagi diri kita untuk meningkatkan kapasitas diri sesuai proyeksi mimpi

kita.

Dalam konteks ini, menurut Arief Munandar adalah 3P. Proyeksi, Proteksi, dan

Prestasi. Berawal dari kita memproyeksikan mimpi kita, kita akan mampu fokus dengan

memproteksi diri kita dari hal-hal yang tidak berkaitan dengan mimpi kita. Akhirnya,

prestasi perolehan mimpi pun dapat kita peroleh.

b.    Bersahabat dengan Orang-Orang Hebat

Apa yang kita lakukan saat kita mengalami futurisasi semangat dalam menggapai

mimpi? Mengurung diri di kamar, mencari hiburan sebanyak mungkin, atau bahkan

menyalahkan keadaan? Astagfirullah. Hal-hal tersebut sangat jauh dari cara untuk

mendekatkan kita kepada mimpi kita.

Mau tahu cara yang paling efektif untuk menyemangati diri kita? Caranya adalah

dengan berkumpul dengan orang-orang hebat yang memiliki visi yang sama dengan kita.

Jangan ragu-ragu untuk berbagi proyeksi mimpi kita ke depan dalam komunitas yang

berkualitas tersebut. Orang-orang seperti itu adalah tipikal sahabat yang mengingatkan dan

menguatkan di saat kita sedang tidak bersemangat meraih mimpi kita.

Seorang pencapai mimpi dapat diibaratkan dengan pemain sirkus yang melompat-

lompat di matras raksasa. Ibaratnya, mimpi kita adalah benda yang berada di ketinggian.

Pemain itu berusaha untuk meraihnya dengan melompat setinggi-tingginya. Jika dia gagal,

maka dia akan turun ke matras dan kemudian melompat dengan lebih tinggi. Itu

dikarenakan kualitas matras sebagai sarana untuk melompat. Bagaimana jika tidak tersedia

matras? Pasti pemain tersebut jatuh dan tidak bisa melompat lagi.

Bergaul dengan komunitas orang hebat merupakan cara kita menyiapkan matras

terbaik. Saat kita terjatuh dalam usaha melompat kita menggapai mimpi, maka kita akan

dipantulkan kembali oleh matras, yang dalam hal ini adalah sahabat-sahabat kita yang

Page 6: LIFE MAPPING

berkualitas. Mereka akan memberi cambuk bagi kita untuk lebih gigih dalam meraih

mimpi kita.

c.    Syukuri Kemenangan-Kemenangan Kecil

Hal yang paling kita sepelekan adalah bersyukur. Kita kerap kali lupa menyukuri

pencapaian-pencapain kecil dalam hidup kita. Padahal, jika kita berkeinginan untuk meraih

capaian yang besar, maka wajib bagi kita untuk meraih capaian-capain yang kecil.

Bukankah jika kita ingin memasuki SMA, maka kita harus lulus SD dan SMP terlebih

dahulu? Lulus SD dan SMP sudah merupakan pencapaian atas visi hidup kita. Lantas,

mengapa kita tak ingin beryukur hanya karena pencapaian yang besar belum terealisasi.

Ingat. Tak akan ada rumah yang kokoh dan mewa, jika tak ada pondasi yang

mengkokohkannya. Dan tak akan ada pondasi jika tak ada orang yang mengerjakannya.

Maka, syukurilah apa yang kita raih sambil terus berikhtiar untuk pencapaian berikutnya.

d.   Lakukan Evaluasi Pencapaian Mimpi secara Berkala

Terkadang kita baru merasa bahwa ada yang salah dalam hal pencapaian mimpi

kita. Entah itu terkait motivasi yang mendasarinya, cara perolehannya, ataupun hal-hal

yang ingin kita capai. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengevaluasi segala hal yang

berkaitan dengan pencapaian mimpi kita.

Saat kita menemui hal-hal yang anomali, kita dapat lebih tanggap untuk

memperbaikinya. Semakin peka kita untuk menemukannya, semakin mudah kita membuat

pebaikan-perbaikan dalam hal pencapaian mimpi kita.

B.  Membangun Peta Hidup dalam Perspektif Islam

1.    Cita-cita itu sebagian dari iman

Dalam membangun peta hidup, tentunya secara tidak langsung akan menyertakan

cita-cita, imajinasi, dan visi. Cita-cita merupakan salah satu titik tolak menuju kesuksesan

seseorang.

Dalam Q.S. Ar Ra’d ayat 11, Allah Swt.berfirman :

وا �ر� �غ�ي ي �ى ح�ت � �ق�و�م ب م�ا �ر� �غ�ي ي ال �ه� الل �ن� ه�م� إ �ف�س� �ن �أ م�اب     “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar Ra’d ayat 11)

Ayat di atas mengindikasikan perintah kepada hamba Allah untuk senantiasa

bergerak dan menciptakan perubahan dalam kehidupannya. Melalui ayat ini, Allah

Page 7: LIFE MAPPING

memerintahkan kita agar merancang masa depan. Sekarang, pikirkanlah dengan baik

rencana Anda ke depan. Jika Allah memanggil Anda 1 tahun lagi apa yang akan Anda

lakukan sebelum itu? Memohon maaf kepada orang tua dan saudara, beribadah lebih

rajin,banyak bersedekah, atau apa? Jika Anda diberi umur 60 atau 70 atau 80 tahun apa

yang akan Anda lakukan, prestasi apa yang telah Anda torehkan untuk kemaslahatan umat?

Bagaimana kira-kira keluarga, saudara, dan orang lain mengenang Anda setelah mati?

Pikirkanlah apa target 6 bulan, 1 tahun, 5 tahun, 10 tahun untuk masing-masing

dimensi hidup anda. Jadi bukan menjadi apa (presiden, menteri, direktur) yang paling

penting, tapi lebih penting adalah apa yang Anda hasilkan lewat peran yang Anda jalani.

Jabatan atau posisi merupakan instrumen bagi prestasi dan pengabdian Anda.

Impian, rencana, visi tetap akan menjadi rumusan hampa tanpa adanya

kesungguhan dalam melaksanakannya. Namun cita-cita pribadi kita hendaknya bukan

hanya untuk kita sendiri tapi hendanya memberikan maslahat kepada umat.

Dalam sebuah riwayat juga bahwa “keluhuran cita-cita adalah bagian dari

keimanan”. Karena orang yang memiliki cita-cita mulia, tujuan yang luhur, tidak akan

menjerumuskan mereka dalam kehinaan, dari kemaksiatan dan dari kenistaan.

Tentunya kita tidak hanya ingin memiliki cita-cita dunia karena cita-cita akhirat

pun tak kalah pentingnya. Berikut ungkapan yang sering kita dengar,”Bekerjalah untuk

duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-

akan kau akan mati esok hari.”

Kita semua akan mati. Karenanya yang terpenting bukan mengapa kita mati.

Dengan cara dan kapan kita mati. Tetapi, bagaimana cara kita menghadapi kematian dan

mempersiapkan diri. Karena rasa mati itu sama, hanya sebab matilah yang beragam,

sehingga nilainya berbeda. Ada yang syahid karena taat. Ada yang tersiksa karena gosong

dalam maksiat. Ada yang mulia karena takwa, dan banyak yang hina karena angkara. Lagi-

lagi, hidup ini adalah pilihan. Dua jalan yang diberikan Allah, “Wahadaynaahun najdain-

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.”(Q.S.Al Balad :10)

Cita-cita akhirat inilah yang menjadi puncak peristirahatan kita. Seperti kata Imam

Ahmad saat ditanya kapan seorang mukmin itu beristirahat? “Saat menginjakkan kakinya

di syurga.” Jawabnya.

2.    Peta Hidup Membuat Hidup Lebih Terarah

Page 8: LIFE MAPPING

Membangun peta hidup berarti memiliki tujuan hidup yang jelas. Lagi-lagi

penekanan tentang arah kehidupan. Ya, karena memang seperti itulah fungsi dibangunnya

peta hidup. Dalam Q.S.Al Qashash ayat 77, Allah berfirman:

“Carilah dari apa yang dianugrahkan Allah untuk meraih kehidupan akhirat dan jangan

lupakan bagianmu dari kenikmatan dunia.”

Dan juga dalam Q.S. Asy Syams ayat 1-10, yang berbunyi:

"Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan demi bulan apabila mengiringinya, dan

malam bila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta

penghamparannya, dan jiwa serta penciptaannya (yang sempurna), maka Allah

mengilhamkan pada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sungguh beruntunglah

orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugilah orang yang mengotori jiwanya".

(Asy-Syams: 1-10).

Jelaslah melalui ayat ini Allah Swt.memberikan penegasan kepada kita bahwa

seseungguhnya dunia ini telah disediakan dua jalan yaitu kefasikan dan ketaqwaan. Ibarat

dua orang yang hidup di dalam hutan belantara, satu memiliki kompas, dan yang satu

tidak. Tentu saja salah satu diantara keduanya akan mudah tersesat. Yaitu ia yang tidak

memiliki kompas, sehingga tidak lihai mencari celah untuk keluar dari gelapnya hutan,

lebih tepatnya gelapnya hutan kehidupan.

Bagi orang beriman, membangun peta hidup sangatlah penting. Cita-citanya yang

mulia tidak akan dengan mudahnya tergoyahkan dan tergantikan oleh sesuatu yang hina

dan rendah. Allah tujuan hidupnya. Rasulullah teladannya. AlQuran pedomannya. Jihad

jalan hidupnya. Mati syahid di jalan Allah cita-cita tertingginya.

Lain pribadi lain pula cita-citanya. Lain visi misi dan yang pasti lain pula cara

membangun peta hidupnya. Berikut adalah cara-cara orang besar memetakan

kehidupannya hingga dapat meraih kesuksesan.

a.       Mapping ala Rasulullah dan Sahabat

Metode pemetaan hidup pernah dilakukan Nabi saat beliau menjelaskan tentang

ajal manusia. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Ibnu Mas’ud ia berkata, Rasulullah

membuat gambar segi empat. Di tengah –tengahnya ada garis lurus yang memanjang

hingga keluar kotak. Di samping garis tengah ada garis – garis kecil. Lalu Nabi

menerangkan,

“Ini manusia, dan garis persegi itu adalah kurungan ajalnya, sedangkan garis

panjang yang keluar batas itu adalah angan dan cita-cita manusia. Garis – garis kecil itu

Page 9: LIFE MAPPING

adalah gangguan-gangguan yang selalu menghinggapi manusia. Maka bila ia selamat dari

yang pertama, mungkin akan terkena yang kedua, jika terhindar dari yang satu terkena

yang lain.”

(HR.Bukhari)

Memetakan hidup seperti halnya memetakan kondisi diri, positif maupun negative

dengan sejujur-jujurnya akan berguna sebagai pengingat visual, sebagai peta untuk belajar,

mengorganisasikan ide-idenya, membangkitkan ide-ide orisinil, memicu ingatan dengan

mudah dan berguna untuk merencanakan. Cara ini lebih menenangkan, menyenangkan,

dan kreatif karena mengaktifkan keseluruhan otak Anda.

b.    Mapping ala Khalid bin Walid dan Ibu Imam Syafi’i

Mapping adalah analisis kegagalan yang dituliskan. Ini akan mendidik kita lebih

realistis dalam merencanakan sasaran dan merealisasikan tujuan. Setiap dari kita bisa

belajar dan membedah potensi seperti yang dilakukan Khalid bin Walid. Masuk Islam

terlambat bukanlah suatu kegagalan baginya. Justru, ia semakin bergairah untuk

memberdayakan potensi untuk memberikan yang terbaik untuk menebus dosanya yang

telah lalu. Khalid bin Walid memiliki keahlian dan strategi berperang yang ulung. Jihad,

adalah pencapaian yang sangat diinginkannya.

Siapa yang meragukan keilmuan dan ketokohan Imam Syafi’i. Beliau adalah salah

satu mujtahid besar dan merupakan salah satu imam mazhab yang populer di kalangan

umat Islam. Beliau terlahir dalam keadaan yatim dan miskin. Lantas siapakah yang

mendidik dan mengarahkan Syafi’i kecil sehingga berhasil menjadi ulama besar jika bukan

ibunya?

Catatan fantastis ditorehkan Imam Syafi’i yang telah hafal Alquran pada usia yang

masih belia, yaitu 9 tahun. Prestasi spektakuler tersebut juga tidak terlepas dari kontribusi

ibunya yang sering mengurung Imam Syafi’i di suatu kamar hingga Imam Syafi’i bisa

bertambah hafalannya meski hanya satu ayat. Imam Syafi’i telah hafal Alquran pada usia 9

tahun, suatu kemampuan yang luar biasa dan di atas rata-rata bagi kebanyakan orang.

Kisah mengharukan antara Imam Syafi’i dengan ibunya terjadi ketika dirinya ingin

merantau demi menuntut ilmu. Ketika usia Imam Syafi’i masih di angka 14 tahun, beliau

menyampaikan hasratnya kepada ibunya yang sangat disayangi tentang niatnya untuk

menambah ilmu pengetahuan dengan cara merantau. Akhirnya, meski dengan berat hati,

ibunya mengizinkannya disertai dengan linangan air mata dan doa restu saat melepas

Page 10: LIFE MAPPING

kepergiannya, dengan harapan Syafi’i kecil kelak menjadi sosok yang kaya akan ilmu

pengetahuan.

Kisah Ibu syafi’i jelas menunjukkan betapa besar visinya untuk menjadikan anaknya

sebagai penghafal Quran yang hebat. Peta hidupnya jelas. Hingga tak heran, jika pada saat

anaknya meraih kesuksesan. Tak lain dan tak bukan, kesuksesan itu adalah bagian dari

kesuksesan Ibu Imam Syafi’i.

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :

Membangun peta hidup sangatlah penting. Diantara tujuan pemetaan hidup antara lain:

1.    Menjadi modal dasar sebelum melangkah.

2.    Memiliki kejelasan apa yang harus dilakukan.

3.    Mapping adalah analisis kegagalan yang dituliskan.

4.    Agar memiliki skala prioritas dalam melangkah. Agar selalu mendayagunakan potensinya

tersebut untuk berprestasi sebanyak-banyaknya.

5.    Mapping sangat penting untuk mendahsyatkan diri.

6.    Mapping akan berguna untuk mengoreksi kesalahan diri.

Islam juga mengajarkan kita untuk memiliki tujuan yang jelas dalam kehidupan.

Contohnya seperti life mapping yang dibuat oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Bagi

orang beriman, membangun peta hidup sangatlah penting. Cita-citanya yang mulia tidak

akan dengan mudahnya tergoyahkan dan tergantikan oleh sesuatu yang hina dan rendah.

Allah tujuan hidupnya. Rasulullah teladannya. AlQuran pedomannya. Jihad jalan

hidupnya. Mati syahid di jalan Allah cita-cita tertingginya.