lembar pernyataan -...

113
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH PADA PT. TIMA AMANAH PRIMA WISATA JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Khoirunnisa 11140530000006 KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M  

Upload: phungngoc

Post on 08-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA

NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN

IBADAH UMRAH PADA PT. TIMA AMANAH PRIMA WISATA

JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Khoirunnisa

11140530000006

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H/2018 M

 

Page 2: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

i  

LEMBAR PERNYATAAN

 

Page 3: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

ii  

LEMBAR PENGESAHAN

 

Page 4: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

iii  

z

 

Page 5: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

iv  

ABSTRAK

Khoirunnisa, 11140530000006. Implementasi Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah Pada PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan, Dosen Pembimbing Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, 2018

Meningkatnya Jemaah umrah di Indonesia saat ini menjadi kesempatan banyaknya biro perjalanan Haji dan Umrah melaksanakan keberangkatan baik yang sudah memiliki izin maupun yang belum. Oleh karena itu, Kementrian Agama menetapkan Peraturan Menteri Agama Nomor 8 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.

Metode analisis penulisan ini adalah deskriptif analisis berdasarkan data langsung lapangan dari subyek penulisan. Lokasi penulisan dilakukan di PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 berisi pelayanan yang terdiri dari beberapa bagian, mulai dari Biaya perjalanan ibadah umrah, Pendaftaran dan Adminsitrasi umrah, Bimbingan Manasik umrah, Transportasi dan Akomodasi, Perlindungan dan Kesehatan Jemaah dan Dokumentasi Jemaah. Penyusunan skripsi ini menggunakan jenis penulisan lapangan (field research). Data primer yaitu hasil wawancara pribadi dan dokumen-dokumen yang relevan dengan tema skripsi, sedangkan data sekunder yaitu literatur yang selaras dengan tema penulisan.

Setelah dilakukan penelitian tersebut, diambil kesimpulan bahwa diketahui PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan umrahnya sesuai dengan peraturan menteri agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar, mekanisme pendaftaran, dan prosedur pelayanan selama di tanah suci hingga sampai di tanah air kembali.

Kata Kunci: Penyelenggaraan, Ibadah Umrah, Peraturan Menteri Agama Nomor 8

 

Page 6: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

v  

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Segala Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan kita rahmat dan karunia-Nya. Shalawat beserta

salam semoga selalu Allah SWT curahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan ummatnya yang

selalu istiqomah berada di jalan-Nya.

Dengan rasa syukur Alhamdulillah, atas rahmat dan ridho

Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Implementasi Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018

Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah Pada PT.

Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan”. Skripsi ini

merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

pada Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis sampaikan terima kasih tak terhingga kepada

semua pihak yang terlibat membantu kelancaran skripsi, terkhusus

dan teristimewa orang tua penulis yaitu, Babeh Sailan dan Ibunda

Irhamnah beserta Keluarga yang telah memberikan kasih sayang,

do’a dan semangat yang menjadi motivasi bagi penulis untuk dapat

menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi ini.

Selanjutnya, dalam menyelesaikan skripsi ini penulis

banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak.

 

Page 7: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

vi  

Maka dari itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed,

Ph.D sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr.

Roudhonah, MA sebagai Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, dan Bapak Suhaimi, MA sebagai

Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Ketua Program

Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Noor Bekti Negoro, M.Si sebagai Dosen Pembimbing

Akademik yang telah sabar membimbing dan mengarahkan

penulis.

5. Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA sebagai Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan

waktunya dan sabar dalam membimbing penulis dari awal

sampai akhir penulisan skripsi ini selesai.

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen

Dakwah yang telah mencurahkan ilmunya dalam

membimbing dan mengajarkan teori maupun pengalaman

hidup yang luar biasa.

 

Page 8: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

vii  

7. Seluruh Pimpinan dan Jajaran Staff PT. Tima Amanah

Prima Wisata yang telah memberikan bimbingan selama

Praktikum Profesi Terpadu (Magang) dan membantu

penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.

8. Saudara/I kandungku, Ade Wahyuni, Nur Sa’adah,

Halimatussaleha, Lailia Lathifah dan M Saiful Aldin yang

selalu memberikan semangat tiada henti dalam

penyelesaian skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat setia yang selalu ada dihidup penulis

terimakasih tak terhingga, Hamidah, Izzah dan Zulfa,

sahabat tersetia yang selalu memberikan saran, nasihat dan

menghibur penulis; kawan nongkrong warkop Yuan dan

Zia yang tak hentinya support penulis untuk menyelesaikan

skripsi; Alfi, Ema, Mpa, Mulya dan Arip sahabat

seperjuangan bolang di MD yang selalu menyemangati.

Semoga selalu Allah limpahkan Rahmat dan Syafaat

Rasulullah kepada kalian. Aamiiin…

10. Kawan-kawan KKN Berikatan 22 2017, Khususnya My

‘Honey’ yang selalu support: Sari, KangZayn, Ucup, Bang

Nuril, Rusdan dan pres Fahmi.

11. Teman-teman Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah

Angkatan 2014 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

12. Teman-teman Program Studi Manajemen Dakwah

Angkatan 2014.

13. Keluarga Besar Jurusan Keagamaan terkhusus angkatan 2

MAN 2 Jakarta yang selalu ada dalam kehidupan penulis.

 

Page 9: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

viii  

14. Keluarga Besar SKETSA, Komunitas Seni Tari Saman

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Para

perempuan-perempuan Berdayanya Fidikom keep solid!

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari

kesempurnaan dan banyaknya kekurangan atau kelemahan. Oleh

karenanya, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis

harapkan untuk kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagfi penulis

khususnya dan semua pembaca serta menjadi amal baik di sisi

Allah SWT. Dan semoga seluruh doa, motivasi dan bantuan yang

telah dicurahkan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin.

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 13 Agustus 2018

1 Dzulhijjah 1440 H

Khoirunnisa

 

Page 10: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

ix  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii 

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... i 

ABSTRAK ............................................................................................ iv 

KATA PENGANTAR ........................................................................... v 

DAFTAR ISI......................................................................................... ix 

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi 

DAFTAR TABEL ............................................................................... xii 

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii 

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 

A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1 

B. Batasan Masalah ................................................................ 5 

C. Rumusan Masalah ............................................................. 5 

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan ........................................ 6 

E. Tinjauan Kajian Terdahulu .............................................. 7 

F.  Metodologi Penulisan ......................................................... 9 

BAB II KAJIAN TEORI PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH ................................................................ 18 

A. Dasar Hukum Penyelenggaraan dalam ibadah Umrah 18 

B.  Ibadah Umrah .................................................................. 19 

BAB III GAMBARAN UMUM PT. TIMA AMANAH PRIMA WISATA ................................................................................ 25 

A. Sejarah Singkat PT. Tima Amanah Prima Wisata ....... 25 

B. Struktur Organisasi ......................................................... 27 

C. Keadaan Instansi dan Kegiatan Perusahaan ................. 28 

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENULISAN .............................. 31 

A. Landasan Hukum Perundang-undangan ...................... 31 

 

Page 11: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

x  

B. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah . 33 

BAB V IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH PADA PT. TIMA AMANAH PRIMA WISATA JAKARTA SELATAN .......................................................... 46 

A. Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah di PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan ......................... 48 

B. Pelayanan Penyelenggaraan Ibadah Umrah pada PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan ............... 50 

C. Pemberangkatan Jemaah Umrah PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan ........................................ 52 

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................... 56 

A. Kesimpulan ....................................................................... 56 

B. Saran.................................................................................. 57 

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 58 

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 61 

DOKUMENTASI ............................................................................... 96 

 

Page 12: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

xi  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Tima Amanah Prima Wisata ......... 27 

Gambar 2. Dokumentasi Sidang Munaqasyah ..................................... 96 Gambar 3. Divisi Tiket ........................................................................ 96 Gambar 4. Persiapan Umrah (Idcard, Passport) ................................... 97 Gambar 5. Membuat Buku Panduan Umrah ........................................ 98 Gambar 6. Persiapan umrah (Syal, koper dan Buku Panduan) ............ 98 

 

Page 13: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

xii  

DAFTAR TABEL

Table 1 Profil PT. Tima Amanah Prima Wisata .................................. 26 Table 2. Legalitas PT. Tima Amanah Prima Wisata ............................ 47 Table 3. Bentuk Produk PT. Tima Amanah Prima Wisata .................. 49 

 

Page 14: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

xiii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Acc Judul Skripsi ............................................................. 61 Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ........................................................ 62 Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian Skripsi ................................ 63 Lampiran 4. Contoh Paket Umrah PT. Tima Amanah Prima Wisata .. 64 Lampiran 5. Contoh (2) Paket Umrah PT. Tima Amanah Prima Wisata 2018 ..................................................................................................... 65 Lampiran 6. Contoh ID Card PT. Tima Amanah Prima Wisata .......... 66 Lampiran 7. Form Wawancara kepada Inanda Tio Kusumah sebagai Divisi Haji dan Umrah ......................................................................... 67 Lampiran 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018 ............ 69 

 

Page 15: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

 

Page 16: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kementrian Agama menerbitkan regulasi terbaru

mengenai Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.

Peraturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Agama

Republik Indonesia (PMA) Nomor 8 tahun 2018 tentang

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah. Regulasi baru ini

diterbitkan guna untuk menggantikan aturan sebelumnya,

yakni Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 18 tahun 2015

tentang Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah. Peraturan

terbaru ini berfungsi untuk membenahi biro perjalanan ibadah

umrah, adapun yang menjadi sebab diterbitkan peraturan

tersebut karena banyak bermunculan kasus-kasus yang cukup

besar mengenai perjalanan ibadah umrah saat ini. Sebab

tingkat antusiasme Jemaah yang tinggi akan melaksanakan

ibadah umrah, 10 tahun akhir ini banyak terciptanya biro-biro

perjalanan ibadah umrah yang baru. Dari fenomena tersebut,

terdapat oknum-oknum tak bertanggung jawab yang

memanfaatkan kesempatan dengan berkedok bisnis syariah.

Berbagai masalah timbul mengenai perjalanan umrah

mulai dari yang tertunda keberangkatan, terlantarnya Jemaah

di Arab Saudi hingga penipuan yang merenggut milyaran dana

Jemaah umrah. Hal ini sangat dramatis, terlebih dibalik

 

Page 17: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

2  

 

permasalahan tersebut terdapat point utama yaitu niatnya para

Jemaah yang murni ingin beribadah namun terjebak para

oknum yang sangat tidak memanusiakan manusia hingga

merenggut hak orang lain.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah

(PHU) Kementrian Agama, Nizar Ali mengatakan bahwa

regulasi baru tersebut diberlakukan untuk membenahi industri

umrah. Saat ini umrah semakin diminati umat islam Indonesia,

sehingga berkembang menjadi bisnis yang besar.

“PMA ini kami buat untuk menyehatkan bisnis umrah

sekaligus melindungi Jemaah,” ucap Nizar Ali di Kantor

Kementrian Agama, Jakarta Pusat.

Sejauh ini program ibadah umrah rata-rata menerapkan

paketnya dengan sistem Ponzi1, sistem berjenjang dan

investasi bodong. Hal ini dapat menyebabkan kerugian pada

Jemaah selaku costumer. Skema ini dipakai oleh pengelola

investasi bodong yang kemudian diproses hukum karena

melakukan penipuan seperti dalam kasus Koperasi Pendawa.

Dan masalah ini pun kembali terjadi dengan menjerat PT. First

Travel.2

                                                            1 Ponzi atau Skema Ponzi adalah modus investasi palsu yang

membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya, bukan dari keuntungan yang diperoleh oleh individu atau organisasi yang menjalankan operasi ini.

2 Kiblat.net, Baru Terbit, Peraturan Menteri Agama Larang Biro Umrah Pakai Sistem Ponzi, melalui https://www.kiblat.net/2018/03/27/baru-terbit-peraturan-menteri-agama-larang-biro-umrah-pakai-sistem-ponzi/ diakses pada jum’at, 20 Juli 2018 pukul 11:40 wib

 

Page 18: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

3  

  

Dari sisi model bisnis, ada kewajiban bagi

Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) atau biro

perjalanan umrah mengelola umrah dengan cara halal atau

berbasis syariah dan sesuai aturan pemerintah. Seperti pada

penjelasan Dirjen PHU dalam siaran Pers terkait terbitnya

regulasi baru tentang umrah, Nizar Ali mengatakan bahwa

perjalanan ibadah umrah bukanlah bisnis sebagaimana

umumnya. Umrah adalah ibadah, karenanya pengelolaan

perjalanan harus benar-benar berbasis syariah.3 Melalui

regulasi baru ini, maka izin penyelenggaraan umrah semakin

diperketat. Izin PPIU ini hanya diberikan kepada biro

perjalanan umrah/PPIU yang memiliki kesehatan manajemen

dan finansial, tidak pernah tersangkut kasus hukum terkait

umrah, taat pajak dan tersertifikasi. Secara berkala PPIU

diakreditasi oleh lembaga yang ditunjuk Kemenag.

Sebelumnya, rekrutmen Jemaah dilakukan secara bebas

tanpa melapor kepada Kemenag selaku regulator. Namun

sekarang, pendaftaran harus dilakukan melalui system

pelaporan elektronik dengan pembatasan keberangkatan

paling lama enam bulan setelah tanggal pendaftaran dan

paling lama tiga bulan setelah pelunasan. Melalui system ini,

Kemenag berharap lebih efektif dalam mengawasi

                                                            3Siaran Pers tentang Regulasi Baru dalam Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah, diakses pada https://kemenag.go.id/berita/read/507294/benahi----industri----umrah--kemenag-terbitkan-regulasi-baru Jum’at, 20 Juli 2018, pkl 11:30 wib

 

Page 19: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

4  

 

penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah.4 Salahsatu usaha

pemerintah dalam memastikannya adalah dengan

melaksanakan sidak di bandara. Hal ini dijelaskan oleh

Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI), Agus

Priyanto mengatakan pihaknya akan rutin melakukan

pengawasan langsung ke Bandara udara pemberangkatan

umrah di Soekarno Hatta dan berbagai bandara lainnya yang

tersebar di seluruh Indonesia. Ia menjelaskannya pada saat

sidak di terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta

selasa pagi, 7 maret 2018.5

Bukan hanya Biro perjalanan saja, dari sidak tersebut

pemerintah pun menemukan Jemaah Abu Tours yang terlantar

di bandara. Akhirnya pencabutan izin bagi Abu Tours, SBL

dan Mustaqbal Prima Wisata yang terbukti gagal

memberangkatkan Jemaah. Sedangkan Interculture dicabut

karena tidak lagi memiliki kemampuan finansial sebagai

penyelenggara perjalanan ibadah umrah setelah bank

garansinya disita pihak kepolisian terkait kasus First Travel.

Interculture merupakan PPIU yang berafiliasi dengan FT.6

                                                            4 Kemenag RI, Benahi “Industri” Umrah, Kemenag Terbitkan

Regulasi Baru, diakses pada https://kemenag.go.id/berita/read/507294/benahi----industri----umrah--kemenag-terbitkan-regulasi-baru Jum’at, 20 Juli 2018, pkl 11:30 wib

5 BISNIS SYARIAH, Sidak ke Bandara Soetta, KPHI: SPM Umrah Perlu Diperbaiki, diakses di http://www.bisnissyariah.co.id/2017/03/sidak-ke-bandara-soetta-kphi-spm-umrah-perlu-diperbaiki-18499 pada rabu, 1 agustus 2018 pkl 15:00 wib

6 Kemenag RI, Benahi “Industri” Umrah, Kemenag Terbitkan Regulasi Baru, diakses pada https://kemenag.go.id/berita/read/507294/benahi----industri----umrah--kemenag-terbitkan-regulasi-baru Jum’at, 20 Juli 2018, pkl 11:30 wib

 

Page 20: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

5  

  

Dari berbagai pemaparan masalah-masalah tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi yang

berjudul “IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI

AGAMA NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH

UMRAH PADA PT. TIMA AMANAH PRIMA WISATA

JAKARTA SELATAN”

B. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini penulis membatasi masalah yang

akan dibahas, Agar penulisan ini terarah dan berfokus sesuai

ruanglingkupnya, batasan penulisan ini mengenai

“Implementasi Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun

2018 Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah

pada PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah

yang telah dikemukakan, maka dari itu untuk mempermudah

pembahasan penulis merumuskan beberapa permasalahan

yang akan dibahas adalah:

a. Apakah penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah

menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018?

b. Bagaimana implementasi Peraturan Menteri Agama

Nomor 8 tahun 2018 pada PT. Tima Amanah Prima

Wisata Jakarta Selatan?

 

Page 21: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

6  

 

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Untuk mengembangkan dan memperluas lebih jauh

tentang apa yang penulis teliti sehingga dapat diuji

kebenaran dari masalah tersebut. Adapun tujuan yang akan

dicapai dalam penulisan ini adalah:

a. Untuk mengetahui penyelenggaraan perjalanan

ibadah umrah di Indonesia menurut Peraturan

Menteri Agama Nomor 8 tahun 2018.

b. Untuk mengetahui implementasi Peraturan Menteri

Agama Nomor 8 tahun 2018 pada PT. Tima Amanah

Prima Wisata Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penulisan

Dari tujuan penulisan tersebut, maka penulisan ini

diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Internal Perusahaan

Penulisan ini diharapkan berguna dalam

mengevaluasi penyelenggaraan perjalanan ibadah

umrah dan sebagai informasi untuk penilaian kinerja

managemen dalam memaksimalkan optimalisasi

pelayanan sesuai aturan kementrian agama. Serta

diharapkan mampu memberikan masukan bagi

instansi maupun lembaga-lembaga yang

bersangkutan.

 

Page 22: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

7  

  

b. Bagi Eksternal Perusahaan

Penulisan ini diharapkan berguna dalam menilai

sejauh mana perusahaan dapat mengembangkan dan

mempertahankan nama baik perusahaan.

c. Bagi Penulis

Untuk mengetahui penyelenggaraan perjalanan

ibadah umrah menurut aturan kementrian agama

terbaru yakni PMA Nomor 8 tahun 2018. Diharapkan

pula tulisan ini dapat menjadi bahan perbandingan

atau referensi terkhusus dalam pengkajian topic-

topik yang berkaitan dengan masalah

penyelenggaraan umrah.

d. Bagi Akademis

Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan dan referensi dengan pengembangan

dan penyempurnaan teori-teori di dalam keilmuan

yang menyangkut masalah tersebut. Serta dapat juga

menjadi acuan untuk penulisan selanjutnya

khususnya untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Program Studi Manajemen Haji dan

Umrah.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Sebelum penulisan berlanjut, dalam penyusunan skripsi

ini penulis melakukan perbandingan. Dengan referensi

lainnya penulis pun menemukan beberapa skripsi yang

 

Page 23: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

8  

 

memiliki hamper kesamaan dengan skripsi yang penulis teliti,

judul skripsi lainnya itu antara lain:

1. Implementasi Peraturan Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam No: DJ.II/542 Tahun

2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra

Nikah yang ditulis oleh Juniarti Harahap 1111044100046

Konsentrasi Peradilan Agama, Program Studi Hukum

Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.

2. Implementasi Undang-undang Nomor 23 tahun 2011

tentang pengelolaan zakat di baznas kabupaten

tangerang yang ditulis oleh Luthfi Hidayat

(1110046300009), Program Studi Ekonomi Islam Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

3. Evaluasi Penetapan biaya penyelenggaraan ibadah haji

(BPIH) oleh direktorat jenderal penyelenggaraan haji

dan umrah kemenag RI dalam Penyelenggaraan

Ibadah haji di Indonesia tahun 2012 yang ditulis oleh

Lukman Hidayat (109053100012), Konsentrasi

Manajemen Haji dan Umrah Program Studi Manajemen

Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2013.

 

Page 24: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

9  

  

F. Metodologi Penulisan

1. Metode dan Pendekatan Penulisan

Pada penulisan ini penulis menggunakan metode

penulisan kualitatif dengan analisis deskriptif, metode ini

merupakan suatu penulisan yang menghasilkan data

deskriptif berupa hasil wawancara observasi dari semua

sumber yang diperoleh. Metode kualitatif juga dapat

digunakan untuk mengungkapkan dan memahami sesuatu

dibalik fenomena yang sedikit pun belum diketahui.7

Penulisan kualitatif ditujukan untuk memahami

fenomena-fenomena dari sudut pandang partisipan serta

penilaian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis maupun lisan dari sumber yang

diwawancarai dan bisa juga dari orang-orang atau perilaku

yang dapat diamati.8

Sedangkan penulisan deskriptif adalah penulisan

yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,

kejadian yang terjadi saat sekarang. Penulisan deskriptif

memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual

sebagaimana adanya pada saat penulisan berlangsung.

Pada penulisan deskriptif, penulis berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi

pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus

                                                            7Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penulisan Kualitatif,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm 5 8 Emzir, Metode Penulisan Kualitatif Analisa Data (Jakarta: Rajawali

Press, 2011), hlm 1

 

Page 25: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

10  

 

terhadap peristiwa tersebut. Variable yang diteliti bisa

tunggal (satu variable) bisa juga lebih dari satu variable.

Pada penulisan ini penulis akan melakukan

penulisan lapangan artinya penulis melaksanakan

penulisan ini di lokasi penulisan langsung.9 Penggunaan

metode kualitatif ini penulis lakukan dengan menggali

informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah

dalam skripsi ini. Penulisan dalam penulisan ini akan

memakai pendekatan deskriptif analisis, yang merupakan

penulisan yang disusun dalam menggambarkan secara

sistematis terhadap informasi subjek dan objek

penulisan.10 Menurut Punaji Setyosari, penulisan

deskriptif ini bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah

orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variable-

variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka

maupun kata-kata.11

Penulisan ini dilaksanakan untuk mengetahui

keadaan lapangan terkait dengan aturan menteri agama

terbaru dan mengangkat kondisi nyata mengenai pelayanan

PT. Tima Amanah Prima Wisata kepada Costumer sesuai

dengan peraturan tersebut. Penulisan ini dituntut ketajaman

dan kecermatan dalam mengamati, mencatat suatu proses                                                             

9 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penulisan dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), hlm 96

10 Anwar Sanusi, Metodologi Penulisan Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2016) hlm 13

11 Punaji Setyosari, Metode Penulisan Pendidikan dan Pengembangan (Jakarta: Kencana, tanpa tahun)

 

Page 26: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

11  

  

dan aktivitas yang Nampak dalam realita lalu dianalisis

menjadi satu yang bermakna, membutuhkan kesabaran,

ketekunan dan keluwesan dari penulis dalam melaksanakan

penulisan kualitatif ini.12

2. Lokasi dan Waktu Penulisan

Adapun lokasi penulisan ini bertempat di PT. Tima

Amanah Prima Wisata yang berada di Jl. KH. Abdullah

Syafei No. 68 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai bulan

Agustus 2018.

3. Subjek dan Objek Penulisan

Subjek penulisan ini adalah PT. Tima Amanah Prima

Wisata Tebet, Jakarta Selatan. Sedangkan Objek penulisan

adalah Implementasi Peraturan Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 8 (PMA No.8) Tahun 2018 tentang

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.

4. Sumber Data

Sumber data merupakan sesuatu yang sangat penting

untuk digunakan dalam penulisan guna menjelaskan valid

atau tidaknya suatu penulisan.13 Dalam hal ini penulis

menggunakan:

                                                            

12 Moh. Kasiram, Metodologi Penulisan Kualitatif-Kuantitatif, (Malang: Tanpa Penerbit, 2010), hlm 181-182

13 Ummi, Implementasi Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi (KSI) Pelaksanaan Haji Pada Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia, http://repository.uinjkt.ac.id, 2008, diakses pada 20 Juli, 2018.

 

Page 27: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

12  

 

a. Data Primer

Data utama yang diperoleh langsung dari informan

berupa catatan tertulis dan rekaman dari hasil

wawancara serta dokumentasi dengan beberapa

narasumber dari PT. Tima Amanah Prima Wisata.

b. Data Sekunder

Data diperoleh dari sumber-sumber tertulis baik

buku, jurnal dan internet terkait.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk kepentingan penulisan ini, ada beberapa

teknik pengumpulan data dilakukan dengan, sebagai

berikut:

a. Observasi

Dalam pengumpulan data dengan observasi

dilaksanakan pengamatan langsung. Cara ini

dilakukan dengan menggunakan mata tanpa ada

perantara alat standar lain untuk keperluan penulisan.14

Penulis langsung mengamati pada lokasi yaitu PT.

Tima Amanah Prima Wisata Tebet, Jakarta Selatan.

b. Wawancara

Wawancara merupakan alat rechecking atau

pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

diperoleh sebelumnya. Dalam penulisan ini bersifat

sosial, metode ini dapat dilakukan dengan

wawancara mendalam.

                                                            14 Mohammad Nazir, Metode Penulisan, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

1988), hlm 211, cet. 3

 

Page 28: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

13  

  

Hal ini menghadapkan penulis harus dapat

menentukan informan kunci.15 Wawancara

dilaksanakan pribadi dengan salahsatu Staff tetap,

Kak Inanda Tio Kusumah sebagai Divisi

Penyelenggaraan Umrah dan Haji.

c. Dokumentasi

Merupakan peristiwa yang dekat dengan

percakapan, menyangkut persoalan pribadi, dan

memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat

dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.16

Pengumpulan data pada penulisan ini berupa laporan

keberangkatan pada PT. Tima Amanah Prima Wisata

setelah peraturan menteri agama diresmikan baik

brosur, dokumen laporan, hasil lapangan, jurnal

maupun internet.

6. Teknik Pengolahan Data

Menurut Mileas and Huberman (1984),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Pengolahan data menurut Miles and Huberman ini terdiri

dari:

                                                            15 Burhan Bungin, Metodologi Penulisan Kualitatif, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2001), Hlm, 88-89 16 Burhan Bungin. Hlm 130

 

Page 29: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

14  

 

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih selanjutnya dan mencarinya

bila diperlukan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Data yang telah direduksi kemudian akan diubah

dengan mendisplaykan data. Penyajian ini dapat

dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard,

pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian tersebut

maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan sehingga akan semakin mudah difahami.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing /

Verification)

Langkah terakhir menurut Miles and Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Data-

data yang sudah disimpulkan akan dikuatkan dengan

melakukan verifikasi untuk kemudian dilakukan

penarikan kesimpulan.

7. Teknik Analisis Data

Prosedur analisis data terhadap masalah lebih

difokuskan pada upaya menggali fakta sebagaimana

adanya (natural setting) dengan teknik analisis

 

Page 30: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

15  

  

pendalaman kajian (verstegen)17. Untuk memberikan

gambaran data hasil penulisan makan dilakukan prosedur

sebagai berikut:

a. Tahap penyajian data: data disajikan dalam bentuk

deskripsi yang terintegrasi.

b. Tahap komparasi: proses ini membandingkan

hasil analisis data yang telah dideskripsikan

dengan interpretasi data untuk menjawab masalah

yang diteliti. Data yang diperoleh dari hasil

deskripsi akan dibandingkan dan dibahas

berdasarkan landasan teori.

c. Tahap penyajian hasil penulisan: tahap ini

dilakukan setelah tahap komparasi, yang

kemudian dirangkum dan diarahkan pada

kesimpulan untuk menjawab masalah yang telah

dikemukakan penulis.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan, skripsi ini dibagi

menjadi 5 bab yang masing-masing memiliki sub-sub bab

dengan penyusunan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

                                                            17 Ummi, Implementasi Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi (KSI)

Pelaksanaan Haji Pada Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia, http://repository.uinjkt.ac.id, 2008, diakses pada 20 Juli, 2018.

 

Page 31: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

16  

 

penelitian, metodologi penelitian, mereview kajian terdahulu

dan sistematika penulisan.

BAB II: PENYELENGGARAAN PERJALANAN

IBADAH UMRAH

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang

digunakan sebagai dasar penelitian dan dasar untuk mengelola

data serta berasumsi.

BAB III: GAMBARAN UMUM PT. TIMA AMANAH

PRIMA WISATA JAKARTA SELATAN

Gambaran umum tentang obyek penelitian. Dalam bab ini

akan diuraikan profil tentang PT. Tima Amnah Prima Wisata

Jakarta Selatan yang menjadi objek penelitian ini yaitu

meliputi Sejarah PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta

Selatan, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Keadaan Instansi

dan Produk-produk PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta

Selatan.

BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini menjelaskan hasil data dan temuan penelitian yang

berisi Peraturan Menteri Agama Nomor 8 tahun 2018 tentang

pengelenggaraan perjalanan ibadah umrah berupa bab-bab,

pasal-pasal dan ayat-ayat yang menjadi ketetapan pemerintah.

Selanjutnya, diselaraskan dengan pemaparan data-data biro

perjalanan yang diteliti yakni PT. Tima Amanah Prima Wisata

Jakarta Selatan berupa pedoman manasik dan pelayanan

selama menjalankan ibadah umrah.

 

Page 32: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

17  

  

BAB V: IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI

AGAMA REPUBLIK INDONESIA (PMA) NOMOR 8

TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN

PERJALANAN IBADAH UMRAH PADA PT. TIMA

AMANAH PRIMA WISATA JAKARTA SELATAN

Dalam bab ini berisi hasil Analisis penelitian dan pembahasan

mengenai Peraturan Menteri Agama No.8 tahun 2018 dan

imlementasinya pada PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta

Selatan.

BAB VI: PENUTUP

Pada bab ini terdapat kesimpulan terkait penelitian dan saran-

saran yang penulis dapatkan dari penyusunan skripsi ini.

 

Page 33: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

18  

BAB II

KAJIAN TEORI

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH

A. Dasar Hukum Penyelenggaraan dalam ibadah Umrah

Qs. At-Taubah ayat 105:

لم ٱلغیب عملكم ورسولھۥ وٱلمؤمنون وستردون إلى ع وقل ٱعملوا فسیرى ٱہلل

دة فینبئكم بما كنتم تعملون ھ ١٠٥وٱلش

“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-

Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu

dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui

akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada

kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Pada ayat di atas menjelaskan tentang salahsatu fungsi

manajemen yang dikemukakan oleh George R. Terry yakni

fungsi pelaksanaan, fungsi ini adalah fungsi lanjutan atau

tindak lanjut dari dua fungsi sebelumnya, perencanaan dan

pengorganisasian.

Penyelenggaraan atau biasa disebut dengan pelaksanaan,

dalam bahasa inggris disebut dengan Actuating merupakan

salah satu dari empat fungsi manajemen yang kita kenal

dengan istilah POAC (planning, organizing, actuating and

controlling). Pelaksanaan merupakan tindak lanjut yang

dilakukan oleh organisasi yang telah memiliki perencanaan

 

Page 34: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

19  

  

dan melakukan pengorganisasian yang terstruktur sesuai

kebutuhan satuan kerja.18

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah adalah

rangkaian kegiatan perjalanan Ibadah Umrah yang meliputi

Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan Jemaah, yang

dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau penyelenggaraan

perjalanan ibadah umrah.19 Prinsip pada penyelenggaraan

perjalanan ibadah umrah ini adalah profesionalitas,

transparansi, akuntabilitas dan syariat. Sedangkan tujuannya

adalah memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan

kepada Jemaah sehingga Jemaah dapat menunaikan ibadahnya

sesuai dengan ketentuan syariat.20 Penyelenggaraan

perjalanan ibadah umrah biasa disebut juga dengan PPIU.

PPIU ini dinaungi oleh menteri khususnya Menteri Agama

Republik Indonesia. Ibadah umrah di Indonesia dilaksanakan

oleh biro perjalanan umrah/PPIU yang mana memiliki izin

operasional sebagai PPIU.

B. Ibadah Umrah

1. Pengertian Umrah

Umrah menurut bahasa bermakna ziarah. Menurut

istilah syara’ umrah ialah menziarahi Ka’bah, melakukan

                                                            18 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik , Organisasi Non-Profit

Bidang Pemerintahan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005) Cet. 3 , hal 95

19 Peraturan Menteri Agama No.8 tahun 2018, Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah, pasal (1) ayat (1)

20 Peraturan Menteri Agama No.8 tahun 2018, Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah, pasal (2) dan (3)

 

Page 35: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

20  

 

tawaf di sekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah

dan mencukur atau menggunting rambut.21 Definisi umrah

lain yaitu berkunjung ke baitullah (ka’bah) untuk

melakukan thawaf, sa’I dan bercukur demi memenuhi

panggilan Allah SWT dan mengharap ridho-Nya.22 Sesuai

dengan yang disebutkan dalam al-Qur’an:

وما كان صالتھم عند ٱلبیت إال مكاء وتصدیة فذوقوا ٱلعذاب بما كنتم تكفرون

٣٥

“Tiada lain sembahyang mereka di sekitar Baitullah

itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka

rasakanlah azab disebabkan kekafianmu itu.” (QS. Al-

Anfaal: 35)

Pergi ke tanah suci hakikatnya adalah berziarah.

Makna berziarah adalah mengunjungi, artinya tidak

sekedar mengungjungi kuburan seperti layaknya

pengertian di tanah air. Ketika menjalani ibadah haji atau

umrah kita akan mengunjungi tempat-tempat bersejarah

bagi umat islam di tanah arab.23 Di dalam Keputusan

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 375 Tahun

2001 Tentang Perubahan Kedua Keputusan Menteri

Agama Republik Indonesia Nomor 224 Tahun 1999

Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, Pasal

35, Ayat (1), disebutkan bahwa:                                                             

21 Teungku Muhammad Hasbi Ash Siddiqiy, Pedoman Haji, Cet. 1, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 2.

22 Gamal Komandoko, Ensiklopedia Istilah Islam, (Yogyakarta: Penerbit Perum Griya Sidokarto CAKRAWALA 2009) cet. 1 hlm, 360

23 Miftah Faridl, Antar Aku ke Tanah Suci, (Jakarta: Gema Insani, 2007), hlm. 111

 

Page 36: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

21  

  

“Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah Biro

perjalanan umrah/PPIU dan/atau Organisasi/Lembaga

Dakwah berbadan hokum yang ditetapkan sebagai

Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah oleh Direktur

Jenderal.”

Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah diharuskan

berbadan hukum sesuai dengan peraturan menteri agama.

Dalam hal ini penyelenggaraan Ibadah Umrah

dilaksanakan dengan pelayanan khusus dibidang

bimbingan ibadah, transportasi, akomodasi, konsumsi dan

pelayanan kesehatan yang ditetapkan sebagai

penyelenggara oleh Direktur Jenderal Penyelenggaran Haji

dan Umrah.

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal penting

terkait syarat, rukun, wajib dan sunnah umrah yang perlu

diperhatikan agar menghasilkan ibadah umrah yang

mabrur. Adapun syarat, rukun dan wajib umrah adalah:

2. Syarat Umrah

Definisi Syarat menurut bahasa adalah ( ربط ) yang

artinya mengikat. Innu Manzur dalam Lisan al-Arab

menjelaskan, bahwa Syarat adalah keharusan sesuatu dan

 

Page 37: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

22  

 

menjadikan keharusannya dalam jual beli dan

sebagainya.24

Adapun syarat-syarat umrah yakni25:

a. Beragama islam

b. Berakal sehat

c. Baligh (yakni telah sampai umur sehingga dapat

membedakan benar dan salah)

d. Merdeka

e. Bukan hamba sahaya

f. Istitho’ah (mampu)

3. Rukun umrah

Menurut bahasa ( ركن ) berarti penompang, sandaran,

andalan kemuliaan, kekuatan, dasar, unsur, elemen dasar.26

Adapun menurut istilah rukun adalah Hal yang menopang

berdirinya sesuatu, karena sesuatu itu berdiri dengan unsur

pokoknya (rukun) bukan karena berdiri sendiri.27

Rukun umrah menurut para ulama adalah sebagai berikut:

a. Menurut mazhab Syafi’i ada lima yaitu ihram,

thawaf, sa’i, memotong/menggunting rambut, tertib.

Menurut Wahbah Zuhaily bahwa rukun Umrah

                                                            24 Ibnu Manzur al-Misri, Lisan al-Arab, (Beirut: Dar al-Shadir, t. th.)

Juz IX, hlm 202 25 Ahmad Abdul Madjid, Seluk Beluk Ibadah Haji dan Umrah,

(Surabaya: Mutiara Ilmu, 2003) hal. 23 26 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontenporer Arab-

Indonesia (Yogyakarta : Multi Karya Grafika, 1999), hlm 989 27 Ali bin Muhammad bin Ali al-Jurjani, al-ta’Ta’rifat, ( Beirut Dar al-

Kitab al-‘Arabiy, 1405 H), hlm, 112

 

Page 38: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

23  

  

menurut Syafi’iyah hanya ada empat tidak termasuk

tertib.

b. Menurut mazhab Maliki dan Hambali ada tiga, yaitu

ihram dari miqat, thawaf dan sa’i.

c. Menurut mazhab Hanafi, rukun umrah hanya satu

yaitu thawaf yang dimaksud adalah empat putaran

thawaf sedangkan yang tiga putaran lainnya

hukumnya wajib.

4. Wajib umrah

Menurut bahasa wajib artinya keharusan dan

kepastian.28 Sedangkan menurut istilah adalah perbuatan

yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan jika

ditinggalkan mendapatkan dosa.29 Wajib umrah ada dua,

yaitu ihram dari miqat dan menghindari semua larangan-

larangan ihram.

Pada dasarnya sama dengan wajib haji menurut tiap-tiap

mazhab kecuali wukuf, mabit dan melontar jumrah karena

hal ini hanya ada dalam haji. Menurut ulama hanafiyah

wajib umrah ada dua, yaitu sa’i dan mencukur rambut.

Menurut malikiyah wajib umrah tidak memakai pakaian

berjahit dan menutup kepala bagi laki dan talbiyah.

                                                            28 Muhammad bin Muhammad bin Abdurazzaq al-Husaini, Taj al-Arus

min jawahir al-Qamus, juz 1, hlm, 1002 29 Syamsuddin ar-Ramli, Nihayah al-Manhaj, ( Mesir : Mustafa al-

Halabi, 1357 H/1938 M) juz XIV, hlm. 666

 

Page 39: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

24  

 

Menurut hanabilah ada dua yaitu ihram dari miqat dan

bercukur memotong rambut.30

                                                            30 Suparman Usman, Manasik Haji dalam Pandangan Madzhab,

(Serang: MUI Provinsi Banten, 2008) hal. 24-26

 

Page 40: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

25  

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. TIMA AMANAH PRIMA

WISATA

A. Sejarah Singkat PT. Tima Amanah Prima Wisata

PT. Tima Amanah Prima Wisata atau yang biasa dikenal

dengan PT. Tima Amanah Prima Wisata berdiri pada Februari

tahun 2000 dengan usaha dibidang perjalanan keseluruh

dunia, khususnya wilayah Timur Tengah dan Afrika. PT.

Tima Amanah Prima Wisata menjadi satu ikon Biro

perjalanan Agent yang berani menerobos perjalanan ke Timur

Tengah, atas dasar hubungan baik dengan kedutaan-kedutaan

Timur Tengah dan Afrika di Indonesia.

PT. Tima Amanah Prima Wisata menjadi solusi untuk

mendapatkan visa dari Negara-negara yang pada umumnya

sulit dikunjungi. Berawal dari itulah PT. Tima Amanah Prima

Wisata dikenal dengan sebutan spesialis perjalanan Timur

Tengah baik perjalanan religi, bisnis, konferensi ataupun

wisata lainnya. PT. Tima Amanah Prima Wisata mampu

memberikan pelayanan dari airport ke airport baik domestic

maupun internasional.

PT. Tima Amanah Prima Wisata menjadi anggota IATA

sejak tahun 2000, sebagai agen resmi penjualan tiket Qatar,

Emirates, Etihad, Mahan Air, Saudi Airlines, Turkish Airlines,

Oman Air, Garuda, dsb. Sudah menjadi agen umrah berlisensi

sejak tahun 2002 kemudian menyusul llisensi agen haji khusus

 

Page 41: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

26  

 

pada tahun 2013. Setiap tahunnya sekitar kurang lebih 4000

Jemaah menikmati perjalanan ibadahnya.

Pada tahun 2011, PT. Tima Amanah Prima Wisata

menjadi penyedia pelayanan pembuatan visa umrah. PT. Tima

Amanah Prima Wisata juga memberikan jasa pembuatan visa

untuk Negara; Abudhabi, Algire, Bahrain, Dubai, Egypt, Iran,

Oman, Qatar, Kazakhstan, Libya, Maroco, Syiria, Uzbekistan,

Yordan dan lainnya. Kemudian bergabung dengan

ASPHURINDO sebagai anggota sejak tahun 2015. Berikut

profil singkat PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta

Selatan:

Table 1 Profil PT. Tima Amanah Prima Wisata

Nama Perusahaan PT. Tima Amanah Prima Wisata

Merk Dagang PT. Tima Amanah Prima Wisata

Alamat Jalan K.H. Abdullah Syafei No.68

Bukit Duri, Tebet – Jakarta

Selatan. Phone (021) 829 1676 /

(021) 8591 3602, Fax: (021) 829

1674

Email [email protected]/

[email protected]

Web http://www.timawisata.com

Bidang Usaha Penyelenggaraan Umrah dan Haji

Khusus

Perizinan 1. Izin Haji : D/396

2. Izin Umrah: D/567

 

Page 42: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

27  

  

B. Struktur Organisasi

Berikut Jobdesk dari masing-masing kedudukan yang

dimiliki PT. Tima Amanah Prima Wisata:

1. Komisaris, sebagai pemilik saham terbesar dan

bertanggung jawab mengawasi kebijakan direksi serta

memberikan nasihat kepada direksi

2. President Direktur, sebagai pimpinan direksi dalam

meberikan keputusan, mengarahkan, mengawasi serta

mengevaluasi kinerja para karyawan

Komisaris

(Hj. Kenny Sularentjani) 

Sekertaris 

(Vara Fauziah)

Tikecting and Hajj & Umrah 

(Pudji Astuti , Misri Zasni)

Accounting 

(Erwin Syahrial, Lulu Aulianisa)

Visa Umrah 

(Inanda Tio Kusumah, Iwan Kurniawan)

Tour and Marketing Promo 

(Yoga Pramandhana, M Putra Setia)

Messanger 

(Mawardi, Syaifullah)

Cleaning Officer 

(Sutrisno)

President Direktur 

(Hj. Tinny Prayogi)

Finance Direktur 

(Hj. Agustina Abubakar)

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Tima Amanah Prima Wisata

 

Page 43: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

28  

 

3. Finance Direktur, sebagai posisi tertinggi dalam

mengelola keuangan perusahaan dengan sesuai

kebijakan dan memastikan setiap divisi melaksanakan

pekerjaan dengan baik dan efektif.

4. Sekretaris, sebagai asisten administrasi dan tugas

pribadi untuk presiden direktur.

5. Ticketing, sebagai pengelola tiket pemberangkatan dan

pemulangan Jemaah baik perjalanan regular maupun

haji plus.

6. Divisi Umrah dan Haji, sebagai bagian yang mengatur

segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk

pemberangkatan baik umrah maupun haji khusus.

7. Accounting, bagian yang mengatur semua masukan dan

pengeluaran keuangan biro perjalanan serta mengelola

seluruh operasional berlangsung.

8. Visa Umrah, bagian yang mengurus visa dan MOFA

seluruh Jemaah tima yang akan melakukan perjalanan.

9. Tour & Marketing Promo, sebagai pengatur untuk

perjalanan, menentukan tour leader dan memasarkan

nama tima kepada masyarakat.

10. Messanger, bertugas mengantar seluruh dokumen-

dokumen biro perjalanan baik terkait airlines maupun

dokumen pemberangkatan seperti paspor, dll.

C. Keadaan Instansi dan Kegiatan Perusahaan

Berdiri sejak tahun 2000, yang berarti sudah 18 tahun

berkecimpung dalam dunia biro perjalanan ini tentu saja sudah

 

Page 44: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

29  

  

banyak hal-hal positif dan prestasi yang PT. Tima Amanah

Prima Wisata berikan kepada seluruh Jemaah. PT. Tima

Amanah Prima Wisata sudah terbiasa dalam membawa

Jemaahnya dalam melaksanakan perjalanan baik ibadah haji

dan umrah maupun wisata halal. Berikut prestasi-prestasi yang

sudah PT. Tima Amanah Prima Wisata ciptakan:

1. Berpengalaman dalam pengurusan pameran internasional

2. Beragenkan resmi untuk; NAFED (National Agency for

Export Development) dan ISE (Indonesia Solo Exhibition)

3. Pameran pasir pertanian di Riyadh bekerjasama dengan

Departemen Pertanian

4. Setiap tahunnya sekitar kurang lebih 4000 Jemaah

menikmati perjalanan ibadahnya

Pada saat ini, PT. Tima Amanah Prima Wisata sudah

bergabung dengan beberapa asosiasi yakni IATA, Asphurindo,

dan Asita. PT. Tima Amanah Prima Wisata selalu memberikan

pelayanan-pelayanan primanya terhadap Jemaah, berikut

bentuk-bentuk pelayanan yang PT. Tima Amanah Prima

Wisata berikan:

1. Melaksanakan manasik umrah dalam sehari di Aula Hotel

yang dibooking khusus.

2. Mengadakan program perjalanan internasional dan

domestic.

3. Mengadakan program perjalanan ibadah haji khusus dan

umrah.

4. Mengadakan program umrah plus dengan beberapa city

tour.

 

Page 45: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

30  

 

5. Sebagai provider visa.

6. Ticketing pesawat domestic maupun internasional.

7. Mempersiapkan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan

dalam perjalanan khususnya umrah dan haji khusus dengan

khas dari PT. Tima Amanah Prima Wisata.

8. Handling pemberangkatan maupun penjemputan Jemaah di

bandara Soekarno Hatta.

 

Page 46: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

31  

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENULISAN

A. Landasan Hukum Perundang-undangan

Sebagai Negara hukum, Indonesia diharuskan memiliki

beberapa elemen penting yang di dalamnya konsekuensi-

konsekuensi hukum, yang mencakup hal penting seperti: adanya

perlindungan Hak Asasi Manusia, pembagian dan pemisahan

kekuasaan, pemerintahan berdasarkan dengan undang-undang.

Terkait dengan pemerintahan berdasar dengan undang-undang

maka segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah harus

berdasarkan hukum. Hukum yang dibuat untuk mengatur segala

penyelenggaraan pemerintahan itu berlandaskan sumber hukum

yang lebih tinggi. Berdasarkan perkembangannya, Indonesia

mempunyai 4 (empat) landasan hukum perundang-undangan,

antara lain:31

1. Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1966 tentang

Memorandum DPRGR mengenai Sumber Tertib Hukum

Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundang-

Undangan Republik Indonesia. Merupakan Produk Hukum

yang pertama yang menghasilkan peraturan perundang-

undangan yang isinya:

a. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

b. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-undang

                                                            31Ragawino, “Sistem Peraturan Perundang-Undangan Negara

Republik Indonesi”, Universitas Padjajaran, 2005, Hlm. 4

 

Page 47: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

32  

 

c. Peraturan Pemerintah

d. Keputusan Presiden

e. Peraturan pelaksana lainnya seperti:

a. Peraturan Menteri

b. Instruksi Menteri

c. Dan lain-lainnya

2. Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum

dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

c. Undang-undang

d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

e. Peraturan Pemerintah

f. Keputusan Presiden

g. Peraturan Daerah

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan:

a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945

b. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang

c. Peraturan Pemerintah

d. Peraturan Presiden

e. Peraturan Daerah

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan:

 

Page 48: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

33  

  

a. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

c. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-undang

d. Peraturan Pemerintah; Peraturan presiden

e. Peraturan Daerah Provinsi

f. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

B. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018

Tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah

Secara umum, Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah umrah

adalah rangkaian kegiatan perjalanan ibadah umrah di luar musim

haji yang meliputi Pembinaan, Pelayanan dan Perlindungan

Jemaah, yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau

penyelenggara perjalanan ibadah umrah.32

1. Ketentuan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah

Berdasarkan pada pasal 1 ayat 2 dan pasal 5, setiap

penyelenggara perjalanan ibadah umrah harus memiliki izin

operasional dari Menteri Agama. Hal ini semakin diperketat

dengan kebijakan yang mengharuskan pemberangkatan Jemaah

dengan biro perjalanan yang memiliki izin, walaupun biro

perjalanan yang belum memiliki membawa rombongan calon

                                                            32Peraturan Menteri Agama Nomor 8 tahun 2018 tentang

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah, Pasal 1 Ayat 1.

 

Page 49: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

34  

 

Jemaah. Seluruh pemberangkatan akan dipastikan dengan biro

perjalanan yang memiliki izin dan terpercaya.

Pasal 1 ayat 1:

“Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah yang selanjutnya

disingkat PPIU adalah biro perjalanan umrah/PPIU yang telah

mendapat izin dari Menteri untuk menyelenggarakan perjalanan

ibadah umrah.”

Berikutnya prosedur yang harus ditempuh para biro

perjalanan umrah/PPIU dijelaskan pada pasal 5 yang berisi

dokumen-dokumen yang harus disiapkan, seperti surat akta

notaris, kepemilikan saham, keterangan domisili kantor, tanda

daftar usaha pariwisata, terbukti beroperasi 2 tahun, dan lain-

lainnya.

Pemerintah pun bertindak untuk melaksanakan sidak atau

peninjauan lapangan terkait hal-hal yang disyaratkan dalam biro

perjalanan umrah/PPIU untuk menyelenggarakan umrah dengan

sesuai peraturan yang terdapat pada Pasal 6:

(1) Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat

(2) huruf k diberikan setelah dilaksanakan verifikasi

terhadap dokumen persyaratan perizinan dan peninjauan

lapangan oleh Kantor Wilayah.

(2) Peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan bersama-sama dengan kantor kementrian

agama kabupaten/kota.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan

rekomendasi oleh Kantor Wilayah ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal.

 

Page 50: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

35  

  

PPIU juga wajib untuk memiliki kantor cabang diluar daerah

domisili dan melaporkan perubahan-perubahan terkait dengan

perusahaan yakni direksi dan tempat perusahaan.

2. Mekanisme Pelayanan dalam Penyelenggara Perjalanan

Ibadah Umrah

Setiap penyedia jasa, biro perjalanan umrah/PPIU khususnya

perjalanan ibadah umrah akan memiliki siasat tersendiri dalam

menarik calon Jemaah. Mulai dari harga paket yang menarik dan

terjangkau, service perusahaan dan kepuasan Jemaah yang sudah

melaksanakan umrah di biro perjalanan umrah/PPIU tersebut.

Namun, pada peraturan menteri agama nomor 8 ini diterbitkan

informasi terbaru mengenai ketetapan harga jual terhitung mulai

seharga Rp.20.000.000,- / 20 juta rupiah. Hal ini ditegaskan guna

menindaktegas para oknum-oknum yang melakukan penipuan

kepada calon Jemaah dengan memasarkan harga yang terbilang

tidak masuk akal dan sistem dana talangan yang memiliki resiko

cukup besar kepada Jemaah.

Ketetapan Biaya perjalanan ibadah umrah (BPIU)

ditegaskan pada pasal 9 dan 10, yakni:

Pasal 9

(1) PPIU menetapkan BPIU sesuai dengan fasilitas dan

pelayanan yang diberikan.

(2) BPIU meliputi seluruh komponen biaya yang diperlukan

untuk pelaksanaan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah

Umrah.

 

Page 51: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

36  

 

(3) PPIU dilarang memungut biaya lain sebagaimana

dimaksud pada ayat (2).

Pasal 10

(1) Menteri menetapkan BPIU Referensi secara bekala

sebagai pedoman penetapakn BPIU

(2) Dalam hal PPIU menetapkan BPIU di bawah BPIU

Referensi, PPIU wajib melaporkan secara tertulis

kepada Direktur Jenderal.

(3) Dalam hal PPIU tidak melaporkan secara tertulis

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal

meminta penjelasan.

Selanjutnya, calon Jemaah yang akan melaksanakan umrah

diharuskan untuk mendaftar pada biro perjalanan umrah/PPIU

yang ditunjuk dengan melaksanakan prosedur dokumen yang

diwajibkan guna menunjang pemberangkatan sesuai peraturan.

Pada pendaftaran Jemaah, dilakukan dengan mengisi format

pendaftaran dan perjanjian yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal

(Penyelenggara Haji dan Umrah). Pendaftaran dan perjanjian

dilakukan dengan kesepakatan yang sejelas-jelasnya dan diketahui

kedua belah pihak.

Jemaah yang telah terdaftar akan dilaporkan kepada

Direktorat Jenderal melalui sistem pelaporan elektronik. System

pelaporan elektronik ini baru saja dikeluarkan bersamaan dengan

PMA Nomor 8 ini, yang disebut dengan Sistem Informasi

Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji Kementerian Agama atau

 

Page 52: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

37  

  

disingkat SiPatuh.33 SiPatuh dikembangkan Kemenag dalam

rangka memperkuat pengawasan penyelenggaraan umrah di

Indonesia dan perluasan cakupan pengawasan sejak pendaftaran

sampai kepulangan. Sistem ini memuat sejumlah informasi, di

antaranya: pendaftaran Jemaah umrah, paket perjalanan yang

ditawarkan PPIU, harga paket, pemantauan penyediaan tiket yang

terintegrasi dengan maskapai penerbangan dan pemantauan

akomodasi yang terintegrasi dengan sistem muassasah di Arab

Saudi.34

Setelah terdaftar, Jemaah akan mendapatkan kode nomor

yang menjadi pin untuk mengetahui mekanisme perjalanan ibadah

umrah biro perjalanan umrah penyelenggara. Hal ini tertera pada

Pasal 11.

Berdasarkan Pasal 13, PPIU wajib memberikan pelayanan

kepada Jemaah:

a. Bimbingan ibadah umrah

b. Transportasi Jemaah

c. Akomodasi dan konsumsi

d. Kesehatan Jemaah

e. Perlindungan Jemaah dan petugas umrah

f. Administrasi dan dokumentasi umrah

                                                            33 SiPatuh (Sistem Informasi Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji

Kemenag) adalah sistem yang menginput segala informasi jemaah umrah dan pemberangkatan yang sudah didaftarkan oleh biro perjalanan Umrah. SiPatuh dapat diakses pada https://sipatuh.kemenag.go.id/

34 Kementerian Agama Republik Indonesia, Menag: PPIU segera Login Sipatuh atau Tidak Masuk Sistem, diakses di https://kemenag.go.id/berita/read/507363/menag--ppiu-segera-login-sipatuh-atau-tidak-masuk-sistem pada tanggal 6 oktober 2018, pukul 10:00 wib.

 

Page 53: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

38  

 

Umumnya, setiap penyelenggara perjalanan ibadah umrah

akan melaksanakan bimbingan manasik untuk calon Jemaah yaitu

satu kali pertemuan. Dilaksanakan pada seminggu sebelum hingga

2 minggu sebelum keberangkatan. Dalam bimbingan manasik

umrah, Jemaah akan diberikan pemahaman materi ibadah umrah

sesuai dengan syariat yang didukung dengan pemaparan ustadz-

ustadz yang memiliki ilmu agama yang mumpuni. Jemaah juga

diberikan informasi mengenai teknis pemberangkatan, selama di

tanah suci hingga pemulangan ke tanah air. Hal ini diperjelas

dalam Pasal 14, yaitu:

(1) Bimbingan Jemaah sebagaimana dimaksud dalam pasal 13

huruf a, diberikan oleh pembimbing ibadah sebelum

keberangkatan, dalam perjalanan dan selama di Arab

Saudi.

(2) Bimbingan Jemaah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah.

(3) Bimbingan Jemaah sebelum keberangkatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan paling sedikit 1 (satu)

kali pertemuan.

(4) Bimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan

dalam bentuk teori dan praktik.

(5) Pembimbing ibadah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diangkat oleh pimpinan PPIU dan telah melaksanakan

ibadah haji/umrah.

(6) PPIU wajib memberikan buku paket atau buku pedoman

materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah.

 

Page 54: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

39  

  

(7) Materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berpedoman pada

bimbingan manasik dan perjalanan haji dan umrah yang

diterbitkan oleh Kementerian Agama.

Pemerintah dalam hal ini mulai ketat pada kepastian

keberangkatan Jemaah dengan melaporkan ketetapan transportasi

pemberangkatan dan pemulangan yang meliputi jadwal maskapai

penerbangan dan tiket keberangkatan, bus selama di Makkah, bus

selama di Madinah dan tiket pesawat pemulangan ke tanah air.

Sesuai dengan pasal 15 ayat 6 dan 7, sebagai biro

perjalanan umrah diwajibkan menyediakan fasilitas yang layak

bagi Jemaah saat berada di bandara sebelum keberangkatan

menuju Arab Saudi. Umumnya, para biro perjalanan umrah akan

menempatkan titik pertemuan Jemaah di Lounge atau sudut-sudut

bandara yang mampu menampung Jemaah yang sudah berada di

bandara.

Pasal 15 ayat (6) dan (7):

(6) PPIU wajib menyediakan tempat yang layak dan nyaman

bagi Jemaah selama berada di bandara.

(7) PPIU wajib memfasilitasi Jemaah yang mengalami

keterlambatan penerbangan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Tibanya di Arab Saudi, Jemaah harus menerima pelayanan

yang meliputi akomodasi dan konsumsi yang layak. Sebagaimana

yang tertuang pada pasal 16 yang meliputi:

 

Page 55: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

40  

 

(1) Pelayanan akomodasi dan konsumsi sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 huruf c wajib dilakukan oleh

PPIU selama Jemaah berada di Arab Saudi.

(2) Dalam hal Jemaah harus menginap sebelum

keberangkatan ke Arab Saudi, PPIU wajib menyediakan

akomodasi.

(3) Pelayanan akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), wajib dilakukan oleh PPIU dengan menempatkan

Jemaah paling jauh 1.000 (seribu) meter dari Masjidil

Haram di Makkah dan di dalam wilayah Markaziyah di

Madinah pada hotel paling rendah bintang 3 (tiga).

(4) Dalam hal Jemaah ditempatkan lebih dari 1.000 (seribu)

meter dari Masjidil Haram di Makkah, PPIU wajib

menyediakan transportasi selama 24 (dua puluh empat)

jam.

(5) Akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

setiap kamar diisi paling banyak 4 (empat) orang.

(6) Pelayanan konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), diberikan oleh PPIU sebelum berangkat, dalam

perjalanan dan selama di Arab Saudi.

(7) Konsumsi selama di Arab Saudi sebagaimana dimaksud

pada ayat (6) wajib memenuhi persyaratan:

a. Pelayanan dengan sistem penyajian secara

prasmanan sebanyak 3 (tiga) kali sehari.

b. Beberapa pilihan menu, termasuk menu Indonesia;

c. Segala bentuk konsumsi yang disajikan harus

memenuhi standar higienitas dan kesehatan.

 

Page 56: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

41  

  

(8) Konsumsi sebelum, dalam perjalanan atau di bandara

diberikan dalam kemasan box.

Dalam hal ini, sebagai penyelenggara perjalanan ibadah

umrah harus memastikan terlebih dahulu dalam penempatan

akomodasi dan ketetapan konsumsi semua Jemaah. Pelayanan

Jemaah harus maksimal guna kenyamanan dan kekhusyu’an dalam

beribadah selama di Arab Saudi. Para Jemaah juga berhak atas

kebutuhan konsumsi sebanyak 3 kali sehari yang layak dan sesuai

dengan menu Indonesia yang higienis dan memenuhi standar.

Selain semua kebutuhan Jemaah sudah terpenuhi, PPIU juga

wajib memastikan kesehatan Jemaah yang sudah melakukan

vaksinasi meningitis sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu

peraturan perundang-undangan.35 Hal ini dijelaskan hak-hak

Jemaah mendapatkan pelayanan kesehatan saat berada di Arab

Saudi yang dijelaskan pada Pasal 17 ayat (1) dan (2):

(1) PPIU wajib memberikan pembinaan, pelayanan dan

perlindungan kesehatan bagi Jemaah sebelum

pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi dan selama di

Arab Saudi.

(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling sedikit meliputi:

a. Penyediaan petugas kesehatan

b. Penyediaan obat-obatan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

                                                            35 Peraturan Menteri Agama Nomor 8 tahun 2018 tentang

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah, Pasal 17 ayat (3).

 

Page 57: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

42  

 

c. Pemeriksaan kondisi kesehatan awal Jemaah

sebelum keberangkatan

d. Pengurusan bagi Jemaah yang sakit selama di

perjalanan dan di Arab Saudi

e. Pengurusan Jemaah yang meninggal dunia;dan

f. Bimbingan kesehatan Jemaah diberikan sebelum

pemberangkatan ked an dari Arab Saudi dan selama

di Arab Saudi.

Oleh karena itu, sebagai biro perjalanan umrah/PPIU wajib

untuk memenuhi hak-hak Jemaah dan menjadi tanggung jawab

yang harus ditunaikan selama di Arab Saudi hingga sampai

kerumah masing-masing. Dan apabila Jemaah terdapat musibah

yang mengharuskan mendapat perawatan khusus maka PPIU pun

wajib bertanggung jawab hingga Jemaah pulih/membaik sehingga

dapat dipulangkan ke tanah air kembali, kewajiban ini terdapat

pada Pasal 18 yang berbunyi:

“PPIU bertanggung jawab terhadap perawatan dan pemulangan

Jemaah yang dirawat inap di Arab Saudi dan Negara transit.”

Tidak hanya perhatian untuk Jemaah saja, pemerintah pula

memerhatikan hingga petugas Jemaah yang membawa rombongan

Jemaah untuk beribadah umrah. Perlindungan Jemaah dan petugas

umrah mulai ditegaskan pada pasal 20, yakni:

(1) Pelayanan perlindungan Jemaah dan petugas umrah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e wajib

dilakukan oleh PPIU, meliputi:

a. Asuransi jiwa, kesehatan dan kecelakaan

 

Page 58: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

43  

  

b. Pengurusan dokumen Jemaah yang hilang selama

perjalanan ibadah;dan

c. Pengurusan Jemaah yang terpisah dan/atau hilang

selama dalam perjalanan dan di Arab Saudi.

(2) Besaran pertanggungan asuransi/nilai manfaat

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai dengan

ketentuan dalam asuransi perjalanan.

Dalam hal ini sebagai PPIU berkewajiban memastikan

keadaan Jemaah mulai dari pemberangkatan hingga pemulangan

dengan menetapkan asuransi setiap jiwanya. Kemudian pada pasal

tersebut pula pengurusan dokumen yang hilang hingga Jemaah

yang terpisah dalam perjalanan dipertanggung jawabkan kembali

kepada PPIU yang bersangkutan dan petugas yang memimpin

perjalanan tersebut.

Ketetapan petugas umrah yang membawa rombongan juga

ditegaskan dengan standar jumlah petugas yang tertulis pada pasal

21:

(1) PPIU wajib menyediakan paling sedikit 1 (satu) petugas

untuk mendampingi Jemaah.

(2) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat

dirangkap oleh Jemaah

(3) Dalam hal ini Jemaah berjumlah lebih dari 90 (Sembilan

puluh) orang, PPIU wajib menyediakan 1 (satu) orang

tenaga kesehatan.

Para Jemaah dan petugas umrah saat melaksanakan

pembeerangkatan hendaknya memenuhi syarat kelengkapan yang

wajib untuk dibawa kemana saja ibadah umrah. Kelengkapan

 

Page 59: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

44  

 

tersebut harus disediakan oleh biro perjalanan umrah/PPIU terkait.

Hal-hal tersebut tertera pada pasal 22 yakni:

(1) PPIU wajib menyediakan kartu tanda pengenal yang

memuai paling sedikit nama Jemaah, nomor paspor, nama

PPIU, penanggung jawab dan nomor kontak di Arab Saudi,

nama muassasah, nama dan alamat hotel.

(2) PPIU wajib mendaftarkan 1 (satu) orang perwakilan resmi

PPIU di Arab Saudi kepada teknis urusan haji pada

Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah.

Semua pelayanan yang memenuhi standar dari kementrian

agama akan ditindak lanjuti kembali oleh biro perjalanan

umrah/PPIU dengan dilaporkan kepada sistem elektronik yang

disebut SiPatuh. Hal-hal yang di input pada Sistem Elektronik

tersebut terinci pada beberapa butir Pasal 26, sebagaimana disebut:

(1) PPIU wajib melaporkan Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah kepada Direktur Jenderal yang meliputi

rencana perjalanan umrah, pemberangkatan, pemulangan

dan permasalahan khusus.

(2) Laporan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui

sistem pelaporan elektronik.

(3) Laporan rencana perjalanan umrah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1x24

(satu kali dua puluh empat) jam sebelum Jemaah

berangkat dari tanah air.

 

Page 60: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

45  

  

(4) Laporan pemberangkatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali dua

puluh empat) jam setelah Jemaah berangkat dari bandara

pemberangkatan International.

(5) Laporan kepulangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh

empat) jam setelah jemaah tiba di tanah air.

 

Page 61: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

46  

BAB V

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI AGAMA

NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH

PADA PT. TIMA AMANAH PRIMA WISATA

JAKARTA SELATAN

Berdasarkan peraturan menteri agama nomor 8 tahun 2018

tentang penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah pada Bab I

Pasal 1: dijelaskan bahwa penyelenggaraan perjalanan ibadah

umrah atau disingkat PPIU adalah rangkaian kegiatan perjalanan

ibadah umrah di luar musim haji yang meliputi pembinaan,

pelayanan dan perlindungan Jemaah yang dilaksanakan oleh

pemerintah dan/atau penyelenggara perjalanan ibadah umrah.

PPIU dimaksud ini adalah biro perjalanan umrah/PPIU yang telah

mendapatkan izin dari menteri agama untuk menyelenggarakan

perjalanan ibadah umrah.

Ketentuan ini menunjukkan bahwa setiap penyelenggara

perjalanan ibadah umrah dilaksanakan oleh biro perjalanan

umrah/PPIU atau lembaga diluar instansi pemerintah yang telah

memenuhi kriteria dan mendapatkan perizinan yang ditetapkan

oleh pemerintah. Dalam hal ini, PT. Tima Amanah Prima Wisata

telah memiliki nomor izin dan legalitas perusahaan, yakni:

 

Page 62: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

47  

  

Table 2. Legalitas PT. Tima Amanah Prima Wisata

Tanda Daftar Perusahaan 09.04.1.79.29225

Tanda Daftar Usaha Pariwisata 24239/14.11/31.75.00.000

Domisili Badan Usaha 39/27.1BU.1/31.75.03.100

4/-071.562/e/2016

Nomor Pokok Wajib Pajak 01957.794.9-002.000

Izin Penyelenggara Haji Khusus 396 tahun 2016

Izin Penyelenggara Umrah 567 tahun 2017

Nomor perizinan di atas menjelaskan bahwa PT. Tima

Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan telah memenuhi syarat

sebagai biro perjalanan umrah terpercaya dan diakui di

pemerintah. Pemerintah yang dimaksud adalah Kementrian

Agama bidang Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah

yang bertanggung jawab dalam regulasi dan pengawasan untuk

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah sehingga dilaksanakan

berdasarkan prinsip profesionalitas, transparansi, akuntabilitas dan

syariat. Selain itu tanggung jawab Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah bertujuan memberikan pembinaan, pelayanan dan

perlindungan kepada Jemaah, sehingga Jemaah dapat menunaikan

ibadahnya sesuai dengan ketentuan syariat.36

                                                            36 Hasil wawancara dengan Inanda Tio Kusumah, Selaku Divisi Visa

PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan, hari Rabu, 29 Agustus 2018 pukul 14.15 WIB.

 

Page 63: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

48  

 

A. Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah di PT. Tima

Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan

Pada hal ini PT. Tima Amanah Prima Wisata melaksanakan

perjalanan umrah berdasarkan prosedur yang ditetapkan

pemerintah sejak awal mula diciptakannya peraturan yaitu mulai

dari undang-undang nomor 13 tahun 2008 hingga kini Peraturan

Menteri Agama Nomor 8 tahun 2018. Setiap kegiatan dalam

pelayanan kepada Jemaah PT. Tima Amanah Prima Wisata sesuai

dengan ketetapan pemerintah. Biaya perjalananan ibadah umrah

atau yang disingkat BPIU ini diatur dan ditetapkan harga standar

yang dijelaskan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin

yang menyatakan Kementrian Agama telah menetapkan biaya

referensi atau biaya standar penyelenggaraan umrah sebesar Rp. 20

juta, pernyataan ini sejalan dengan ketentuan Bab III tentang Biaya

Perjalanan Ibadah Umrah pasal 10 ayat 1, yang berbunyi:

Pasal 10

(1) Menteri menetapkan BPIU Refrensi secara berkala

sebagai pedoman penetapan BPIU

Selaras dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah,

hingga saat ini PT. Tima Amanah Prima Wisata selalu mengikuti

ketentuan dalam menetapkan harga paket umrah. Berikut harga

paket umrah PT. Tima Amanah Prima Wisata pada tahun 2018

sesuai dengan golongannya, yakni:

 

Page 64: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

49  

  

Table 3. Bentuk Produk PT. Tima Amanah Prima Wisata

Nama produk Harga

Bronze Rp. 23.000.000,-

Silver Rp. 26.000.000,-

Gold Rp. 29.000.000,-

Dilihat dari tabel di atas, PT. Tima Amanah Prima Wisata

menetapkan harga sesuai dengan ketetapan menteri agama pada

Bab III pasal 10 yang menetapkan harga minimal Rp. 20.000.000,-

Pada Bab III Menteri agama juga menetapkan bahwa PPIU

wajib melaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal

Penyelenggara Haji dan Umrah dengan system informasi berbasis

komputer yaitu Sistem Informasi Pengawasan Terpadu Umrah dan

Haji Kementrian Agama Republik Indonesia yang disingkat

SiPatuh. Hal ini sudah disosialisasikan kepada berbagai biro

perjalanan umrah, namun hingga sekarang belum serentak

diterapkan system ini. Tujuan diciptakannya SiPatuh adalah untuk

mengawasi keuangan setiap pemberangkatan umrah pada biro biro

perjalanan umrah. Pada ketetapan ini dari pemaparan hasil

wawancara oleh penulis terhadap staff ahli PT. Tima Amanah

Prima Wisata Jakarta Selatan dijelaskan telah mengikuti setiap

sosialisasi yang diselenggarakan pemerintah dan sudah

menggunakan system informasi ini (SiPatuh).37

                                                            37 Hasil wawancara dengan Inanda Tio Kusumah, Selaku Divisi Visa

PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan, hari Rabu, 28 Agustus 2018 pukul: 14.20 WIB.

 

Page 65: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

50  

 

B. Pelayanan Penyelenggaraan Ibadah Umrah pada PT.

Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan

Hampir setiap harinya PT. Tima Amanah Prima Wisata

Jakarta Selatan menerima pendaftaran para calon Jemaah umrah

dengan membuka kantor khususnya kantor pusat yang terdapat di

Jl. KH. Abdullah Syafei setiap hari senin hingga sabtu dari jam

10:00 sampai 17:00. Jemaah di arahkan dengan mengikuti

prosedur pendaftaran sesuai sistematika di PT. Tima Amanah

Prima Wisata Jakarta Selatan dengann mengisi formulir dan

melengkapi syarat-syarat dokumen yang ditetapkan. PT. Tima

Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan juga menetapkan perjanjian

kepada setiap Jemaah yang akan berangkat dengan isi perjanjian

yang memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak, hal ini sesuai

dengan Bab IV mengenai Pendaftaran dan Pembatalan pasal 11.

Setiap Jemaah yang telah terdaftar akan dilaporkan kepada

Direktorat Jenderal melalui pelaporan elektronik, kemudian jika

Jemaah yang sudah terdaftar membatalkan keberangkatan maka

PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan akan

mengembalikan BPIU sesuai dengan perjanjian yang sudah

disepakati sebelumnya dan tertera pada surat perjanjian.

Calon Jemaah yang sudah membayar lunas BPIU dan sudah

terdaftar menjadi calon Jemaah umrah PT. Tima Amanah Prima

Wisata akan mendapatkan beberapa pelayanan sebelum

keberangkatan, yaitu bimbingan dan informasi-informasi

mengenai teknis keberangkatan hingga pemulangan umrah

bersama PT. Tima Amanah Prima Wisata. Pada bimbingan Jemaah

ini para Jemaah akan menerima materi bimbingan manasik umrah

 

Page 66: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

51  

  

sesuai syariat dan mendapatkan informasi selama perjalanan

umrah. PT. Tima Amanah Prima Wisata dalam memberikan materi

manasik dan merumuskan sistematika perjalanan sesuai dengan

ketentuan dan peraturan menteri agama Republik Indonesia yakni

pada PMA Nomor 8 Bab V bagian pelayanan pada pasal 14.

Berikut butir ayat mengenai Bimbingan Manasik:

Pasal 14

(1) Bimbingan Jemaah sebagaimana dimaksud dalam pasal

13 huruf a, diberikan oleh pembimbing ibadah sebelum

keberangkatan, dalam perjalanan dan selama di Arab

Saudi.

(2) Bimbingan Jemaah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), meliputi materi bimbingan manasik dan perjalanan

umrah.

(3) Bimbingan Jemaah sebelum keberangkatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan paling

sedikit 1 (satu) kali pertemuan.

(4) Bimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diberikan dalam bentuk teori dan praktik.

(5) Pembimbing ibadah sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), diangkat oleh pimpinan PPIU dan telah

melaksanakan ibadah haji/umrah.

(6) PPIU wajib memberikan buku paket atau buku pedoman

materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah.

(7) Materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah

sebagaiman dimaksud pada ayat (2), berpedoman pada

 

Page 67: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

52  

 

bimbingan manasik dan perjalanan haji dan umrah yang

diterbitkan oleh Kementerian Agama.

Sesuai peraturan menteri agama di atas, PT. Tima Amanah

Prima Wisata melaksanakan bimbingan dengan memberikan

materi tertulis yang berbentuk beberapa lembaran teori manasik

beserta dalilnya dan lisan yang disampaikan oleh tokoh agama

berkualitas dan terpercaya keilmuannya. Manasik dilaksanakan

maksimal 2 sampai 3 kali sebelum pemberangkatan umrah.38

C. Pemberangkatan Jemaah Umrah PT. Tima Amanah

Prima Wisata Jakarta Selatan

Berdasarkan buku pedoman perjalanan umrah PT. Tima

Amanah Prima Wisata, para calon Jemaah akan mendapatkan

beberapa pelayanan selama melaksanakan ibadah umrah, yaitu

transportasi, akomodasi, konsumsi, administrasi dan dokumentasi,

bahkan perlindungan dan kesehatan para Jemaah akan terjamin

selama perjalanan ibadah di Mekkah dan Madinah.

Berdasarkan Bab V tentang pelayanan pasal 15 ayat 10,

“PPIU wajib menyediakan sarana transportasi bagi Jemaah yang

aman, layak dan nyaman sesuai dengan perjanjian yang

disepakati” Dari pernyataan tersebut PT. PT. Tima Amanah Prima

Wisata Amanah Prima Wisata selalu berusaha untuk memberikan

yang terbaik dalam pelayanannya, ada beberapa maskapai yang

hampir selalu dipakai dalam pemberangkatan dan pemulangan

                                                            38 Hasil wawancara dengan Inanda Tio Kusumah, Selaku Divisi Visa

PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan, hari Rabu, 29 Agustus 2018 pukul: 14.20 WIB.

 

Page 68: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

53  

  

Jemaah. Turkish Airline, Oman Air, dan Garuda Indonesia

merupakan langganan maskapai yang dipakai karena

pelayanannya yang bagus dan kelayakan maskapai tersebut.

Sedangkan saat di Tanah Suci para Jemaah disuguhkan dengan

transportasi bus yang terbaik dalam perjalanannya. Baik selama di

Mekkah maupun di Madinah.

Dalam pelaksanaannya, sebagai sebuah biro perjalanan

ibadah umrah wajib untuk memberikan fasilitas yang nyaman dan

layak serta perlindungan kesehatan dari berangkat, selama di

Tanah Suci hingga sampai di rumah. Setiap calon Jemaah umrah,

sebagai salah satu syarat diturunkannya visa adalah memiliki buku

kuning atau buku kesehatan yang berarti tanda sudah

melaksanakan suntik vaksinasi meningitis untuk mencegah

terjangkitnya penyakit-penyakit berbahaya. Begitu pula saat

menjalankan ibadah umrah. Setidaknya, selama di Tanah Suci

harus adanya seorang petugas kesehatan yang mampu

mendampingi dan memberikan bantuan kesehatan selama

beribadah. Petugas kesehatan pula perlu didampingi kesediaan

obat-obatan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Adapun mengenai pelayanan perlindungan Jemaah dan

petugas umrah ini melalui berbagai aspek, dijelaskan pada Bab III

Pasal 22 mengenai Perlindungan Jemaah dan Petugas Umrah

yakni:

(1) PPIU wajib menyediakan kartu tanda pengenal yang

memuat paling sedikit nama Jemaah, nomor paspor,

nama PPIU, penanggung jawab dan nomor kontak di

Arab Saudi, nama muassasah, nama dan alamat hotel.

 

Page 69: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

54  

 

(2) PPIU wajib mendaftarkan 1 (satu) orang perwakilan

resmi PPIU di Arab Saudi kepada teknis urusan haji

pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah.

Pada pemaparan pasal tersebut, dapat diambil nilai

kelengkapan dan memudahkan satusama lain antara Jemaah dan

petugas untuk saling mengenal serta memberi tanda asal

rombongan umrah. PT. Tima Amanah Prima Wisata selalu

mengeluarkan sebuah idcard sebagai tanda pengenal setiap Jemaah

dengan format sesuai dengan pasal 22 tersebut.

Setiap calon Jemaah PT. Tima Amanah Prima Wisata baik

dari sebelum berangkat, sampai di tanah suci hingga sampai pulang

selalu dilakukan pemeriksaan dokumen dan seluruh administrasi

yang harus dipenuhi. Calon Jemaah akan dipastikan mendapatkan

visa dan tiket pesawat para pemeriksaan tahap pertama sebelum

pemberangkatan, kemudian saat sampai di tanah suci akan dicek

semua kartu identitas dan yang paling penting yaitu paspor dan

tanda pengenal Jemaah, jika terjadi permasalahan dokumen seperti

hilang paspor, idcard ataupun barang-barang berharga Jemaah,

Tour leader akan turun tangan untuk memecahkan permasalahan

dan mencari jalan keluar hingga selesai.

Berdasarkan Bab VI tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah Sebagai Provider Visa pasal 27, PT. Tima Amanah

Prima Wisata telah memenuhi syarat tersebut dari beberapa tahun

yang lalu.

Hingga saat ini, PT. Tima Amanah Prima Wisata tidak

merasa keberatan dengan diciptakannya Peraturan Menteri Agama

 

Page 70: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

55  

  

Nomor 8 ini, bahkan hal ini sangat baik bagi calon Jemaah yang

ingin melaksanakan ibadah umrah karena berkurangnya

kekhawatiran terhadap travel-biro perjalanan bodong yang

merugikan Jemaah. Ketentuan ini cukup efektif dalam

menstabilkan kepercayaan para calon Jemaah untuk tetap

berangkat umrah dengan nyaman sesuai dengan peraturan

pemerintah. Namun, menurut narasumber kebijakan ini belum

sepenuhnya terrealisasikan dengan baik. Karena kurangnya peran

pemerintah dalam terjun kelapangan untuk pengawasan

penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah ini sesuai dengan PMA

No.8.

 

Page 71: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

56  

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penulisan dan pembahasan mengenai

Implementasi Peraturan Menteri Agama Nomor 8 tentang

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah pada PT. Tima

Amanah Prima Wisata salah satu biro perjalanan umrah/PPIU

penyelenggara umrah yang memiliki izin dan sebagai provider visa

ini selalu berpedoman pada ketentuan dari Kementrian Agama

Republik Indonesia, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah semakin

dioptimalisasikan pada tahun 2018 dengan menurunkan

Peraturan Menteri Agama Nomor 8 dikarenakan faktor

eksternal pemasalahan yang bermunculan terhadap

penyelenggara ibadah umrah ini khususnya biro perjalanan

swasta, hal ini juga untuk menanggulangi dan meminimalisir

kemungkinan kerugian yang dihadapkan pada calon Jemaah

umrah.

2. Pada implementasi peraturan ini pada PT. Tima Amanah

Prima Wisata Jakarta selatan selaras dengan ketetapan yang

ada, karena PT. Tima Amanah Prima Wisata dalam

menyelenggarakan ibadah umrah ini selalu berpedoman

kepada prosedur yang ada. Namun ada beberapa hambatan

 

Page 72: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

57  

  

yang dihadapi oleh PT. Tima Amanah Prima Wisata

terhadap Peraturan Menteri Agama Nomor 8 ini, yakni:

a. Minimnya koordinasi antara Kementrian Agama dan biro

perjalanan khususnya PT. Tima Amanah Prima Wisata

sehingga kurang optimalnya beberapa peraturan yang

ada.

b. Dapat dikatakan sedikit premature peraturan ini

dikarenakan ada beberapa ketetapan yang belum rampung

(seperti: SiPatuh)

B. Saran

Dari hasil penulisan yang telah penulis kemukakan dengan

penulisan dan pengamatan secara langsung dan wawancara dengan

pihak yang bersangkutan, maka berikut adalah saran-saran penulis,

yakni:

1. PT. Tima Amanah Prima Wisata perlu memperkuat promosi

kepada calon Jemaah dengan membangun kepercayaan dan

kesadaran dalam beribadah dengan meluruskan niat.

2. Menata kembali managemen perusahaan yang baik demi

lancarnya keberlangsungan pelayanan dalam

penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah pada PT. Tima

Amanah Prima Wisata.

3. Dalam perkembangannya Pemerintah perlu memberikan

pemahaman lebih terhadap masyarakat dalam pemilihan biro

penyelenggaran ibadah umrah yang terpercaya.

 

Page 73: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

58  

DAFTAR PUSTAKA

Ali bin Muhammad bin Ali al-Jurjani. 1405 H. al-ta’Ta’rifat. Beirut Dar al-Kitab al-‘Arabiy

Al-Misri, Ibnu Manzur. 1405. Lisan al-Arab. Beirut: Dar al-Shadir Ash Siddiqiy, Teungku Muhammad Hasbi. 1997. Pedoman Haji.

Semarang: Pustaka Rizki Putra BISNIS SYARIAH, Sidak ke Bandara Soetta, KPHI: SPM Umrah

Perlu Diperbaiki, diakses di http://www.bisnissyariah.co.id/2017/03/sidak-ke-bandara-soetta-kphi-spm-umrah-perlu-diperbaiki-18499 pada rabu, 1 agustus 2018 pkl 15:00 wib

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penulisan Kualitatif. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada Corbin, Juliet, Anselm Strauss. 2015. Dasar-dasar Penulisan

Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Emzir. 2011. Metode Penulisan Kualitatif Analisa Data. Jakarta:

Rajawali Press Fathoni, Abdurrahman. 2011. Metodologi Penulisan dan Teknik

Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta Hasil wawancara dengan Inanda Tio Kusumah, Selaku Divisi Visa

PT. Tima Amanah Prima Wisata Jakarta Selatan, hari Rabu, 29 Agustus 2018 pukul 14.15 WIB.

Kasiram, M. 2010. Metodologi Penulisan Kualitatif-Kuantitatif.

Malang: Tanpa Penerbit Kemenag Republik Indonesia. 2018. Benahi “Industri” Umrah,

Kemenag Terbitkan Regulasi Baru, diakses dari https://kemenag.go.id/berita/read/507294/benahi----industri----umrah--kemenag-terbitkan-regulasi-baru

 

Page 74: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

59  

  

Kiblat.net. 2018. Baru Terbit, Peraturan Menteri Agama Larang Biro Umrah Pakai Sistem Ponzi, diakses dari https://www.kiblat.net/2018/03/27/baru-terbit-peraturan-menteri-agama-larang-biro-umrah-pakai-sistem-ponzi/

Komandoko, Gamal. 2009. Ensiklopedia Istilah Islam.

Yogyakarta: Penerbit Perum Griya Sidokarto CAKRAWALA

Madjid, AA. 2003. Seluk Beluk Ibadah Haji dan Umrah. Surabaya:

Mutiara Ilmu Muhammad al-Bakri Syata al-Dimiyati, (1405 H). I’anah al-

Talibin. Beirut : Darul Fikr Muhammad bin Muhammad bin Abdurazzaq al-Husaini, Taj al-

Arus min jawahir al-Qamus Muhdlor, AZ, Atabik Ali. 1999. Kamus Kontemporer Arab-

Indonesia. Yogyakarta : Multi Karya Grafika Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Strategik, Organisasi Non-

Profit Bidang Pemerintahan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Nazir, M. 1988. Metode Penulisan. Jakarta: Ghalia Indonesia Peraturan Menteri Agama No.8 tahun 2018, Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah, Sanusi, Anwar. 2016. Metodologi Penulisan Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat Setyosari, Punaji. Tanpa Tahun. Metode Penulisan Pendidikan dan

Pengembangan. Jakarta: Kencana Siaran Pers tentang Regulasi Baru dalam Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah, (2018). diakses dari https://kemenag.go.id/berita/read/507294/benahi----industri----umrah--kemenag-terbitkan-regulasi-baru

 

Page 75: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

60  

 

Syamsuddin ar-Ramli. 1357 H. Nihayah al-Manhaj. Mesir : Mustafa al-Halabi

Ummi. 2018. Implementasi Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi

(KSI) Pelaksanaan Haji Pada Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia, diakses dari http://repository.uinjkt.ac.id,

Usman, Suparman. 2008. Manasik Haji dalam Pandangan

Madzhab. Serang: MUI Provinsi Banten

 

Page 76: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

  

61  

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Acc Judul Skripsi

 

Page 77: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

62  

 

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

 

Page 78: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

63  

  

 

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian Skripsi

 

Page 79: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

64  

 

Lampiran 4. Contoh Paket Umrah PT. Tima Amanah Prima Wisata

 

Page 80: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

65  

  

Lampiran 5. Contoh (2) Paket Umrah PT. Tima Amanah Prima

Wisata 2018

 

 

 

 

 

Page 81: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

66  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 6. Contoh ID Card PT. Tima Amanah Prima Wisata

 

Page 82: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

67  

  

 

 

 

Lampiran 7. Form Wawancara kepada Inanda Tio Kusumah sebagai Divisi Haji dan Umrah

 

Page 83: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

68  

  

 

 

Page 84: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

69  

  

 

Lampiran 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 8 Tahun 2018

 

Page 85: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

70  

 

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5038);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5345);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 8);

7. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian

Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 168);

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495);

MEMUTUSKAN:

 

Page 86: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

71  

  

Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG

PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah adalah rangkaian

kegiatan perjalanan Ibadah Umrah di luar musim haji yang

meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan Jemaah,

yang dilaksanakan oleh pemerintah dan/atau penyelenggara

perjalanan ibadah umrah.

2. Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah yang selanjutnya

disingkat PPIU adalah biro perjalanan wisata yang telah

mendapat izin dari Menteri untuk menyelenggarakan

perjalanan Ibadah Umrah.

3. Jemaah Umrah yang selanjutnya disebut Jemaah adalah setiap

orang yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk

menunaikan Ibadah Umrah sesuai dengan persyaratan yang

ditetapkan.

4. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Umrah yang selanjutnya

disingkat BPIU adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh

Jemaah untuk menunaikan perjalanan Ibadah Umrah.

5. BPIU Referensi adalah biaya rujukan Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah yang ditetapkan oleh Menteri.

6. Asosiasi PPIU adalah perkumpulan yang mengoordinasikan

PPIU.

7. Menteri adalah Menteri Agama Republik Indonesia.

 

Page 87: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

72  

 

8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Penyelenggaraan

Haji dan Umrah.

9. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal

Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

10. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi.

11. Kepala Kantor Wilayah adalah Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi.

Pasal 2

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dilaksanakan berdasarkan

prinsip profesionalitas, transparansi, akuntabilitas, dan syariat.

Pasal 3

Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah bertujuan memberikan

pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada Jemaah, sehingga

Jemaah dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan

syariat.

BAB II

PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH

Pasal 4

(1) Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan oleh

pemerintah dan/atau PPIU.

(2) Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah oleh pemerintah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Menteri.

Pasal 5

 

Page 88: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

73  

  

(1) Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dilaksanakan oleh biro

perjalanan wisata yang memiliki izin operasional sebagai PPIU.

(2) Untuk memiliki izin operasional sebagai PPIU sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), biro perjalanan wisata harus memenuhi

persyaratan:

a. memiliki akta notaris pendirian perseroan terbatas dan/atau

perubahannya sebagai biro perjalanan wisata yang

memiliki salah satu kegiatan usahanya di bidang

keagamaan/perjalanan ibadah yang telah mendapat

pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi

Manusia;

b. pemilik saham, komisaris, dan direksi yang tercantum dalam

akta notaris perseroan terbatas merupakan warga negara

Indonesia yang beragama Islam;

c. pemilik saham, komisaris, dan direksi tidak pernah atau

sedang dikenai sanksi atas pelanggaran Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah;

d. memiliki kantor pelayanan yang dibuktikan dengan surat

keterangan domisili perusahaan dari pemerintah daerah dan

melampirkan bukti kepemilikan atau sewa menyewa paling

singkat 4 (empat) tahun yang dibuktikan dengan pengesahan

atau legalisasi dari Notaris;

e. memiliki tanda daftar usaha pariwisata;

f. telah beroperasi paling singkat 2 (dua) tahun sebagai biro

perjalanan wisata yang dibuktikan dengan laporan kegiatan

usaha;

g. memiliki sertifikat usaha jasa perjalanan wisata dengan

kategori biro perjalanan wisata yang masih berlaku;

 

Page 89: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

74  

 

h. memiliki kemampuan teknis untuk menyelenggarakan

perjalanan Ibadah Umrah yang meliputi kemampuan sumber

daya manusia, manajemen, serta sarana dan prasarana;

i. memiliki laporan keuangan perusahaan 2 (dua) tahun

terakhir dan telah diaudit akuntan publik yang terdaftar di

Kementerian Keuangan dengan opini wajar tanpa

pengecualian;

j. melampirkan surat keterangan fiskal dan fotokopi nomor

pokok wajib pajak atas nama perusahaan dan pimpinan

perusahaan;

k. memiliki surat rekomendasi asli dari Kantor Wilayah dengan

masa berlaku 3 (tiga) bulan; dan

l. menyerahkan jaminan dalam bentuk deposito/ bank garansi

atas nama biro perjalanan wisata yang diterbitkan oleh bank

syariah dan/atau bank umum nasional yang memiliki layanan

syariah dengan masa berlaku 4 (empat) tahun.

(3) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan

dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Direktur

Jenderal.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai jaminan dalam bentuk

deposito/bank garansi ditetapkan dengan Keputusan Direktur

Jenderal.

Pasal 6

(1) Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf

k diberikan setelah dilaksanakan verifikasi terhadap dokumen

persyaratan perizinan dan peninjauan lapangan oleh Kantor

Wilayah.

 

Page 90: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

75  

  

(2) Peninjauan lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan bersama-sama dengan kantor kementerian agama

kabupaten/kota.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan rekomendasi oleh

Kantor Wilayah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 7

(1) PPIU wajib melaporkan perubahan susunan pemilik saham,

direksi, dan komisaris dan/atau tempat/domisili perusahaan

kepada Menteri melalui Direktur Jenderal paling lama 3 (tiga)

bulan setelah terjadi perubahan.

(2) Dalam hal terjadi perubahan terhadap direksi dan tempat /

domisili perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Menteri menerbitkan perubahan keputusan izin operasional.

(3) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak

menghilangkan kinerja perusahaan.

Pasal 8

(1) PPIU dapat membuka kantor cabang di luar domisili perusahaan

sebagaimana tercantum dalam keputusan tentang penetapan

perizinan PPIU.

(2) Pembukaan kantor cabang PPIU sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), wajib memperoleh pengesahan dari Kepala Kantor Wilayah.

(3) Pimpian PPIU wajib melaporkan pembukaan kantor cabang PPIU

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Direktur Jenderal.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara, persyaratan, dan

pelaporan pembukaan kantor cabang ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal.

BAB III

 

Page 91: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

76  

 

BIAYA PERJALANAN IBADAH UMRAH

Pasal 9

(1) PPIU menetapkan BPIU sesuai dengan fasilitas dan pelayanan

yang diberikan.

(2) BPIU meliputi seluruh komponen biaya yang diperlukan untuk

pelaksanaan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.

(3) PPIU dilarang memungut biaya lain sebagaimana dimaksud pada

ayat (2).

Pasal 10

(1) Menteri menetapkan BPIU Referensi secara berkala sebagai

pedoman penetapan BPIU.

(2) Dalam hal PPIU menetapkan BPIU di bawah BPIU Referensi,

PPIU wajib melaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal.

(3) Dalam hal PPIU tidak melaporkan secara tertulis sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), Direktur Jenderal meminta penjelasan.

BAB IV

PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN

Pasal 11

(1) Pendaftaran Jemaah dilakukan setiap hari.

(2) Pendaftaran Jemaah dilakukan oleh calon jemaah yang

bersangkutan pada PPIU sesuai dengan format pendaftaran dan

perjanjian yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

(3) Isi perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit

memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak.

 

Page 92: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

77  

  

(4) PPIU wajib menjelaskan isi perjanjian sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) kepada calon jemaah sebelum ditandatangani kedua

belah pihak.

(5) PPIU wajib memberangkatkan Jemaah paling lambat 6 (enam)

bulan setelah pendaftaran.

(6) PPIU wajib memberikan informasi mengenai paket umrah kepada

calon jemaah.

(7) PPIU wajib melaporkan Jemaah yang telah terdaftar kepada

Direktorat Jenderal melalui sistem pelaporan elektronik.

(8) PPIU wajib memberikan dokumen perjanjian kepada Jemaah

segera setelah ditandatangani kedua belah pihak.

(9) PPIU hanya menerima pelunasan BPIU paling lama 3 (tiga) bulan

sebelum waktu/tanggal keberangkatan.

(10) Dalam hal Jemaah yang telah terdaftar membatalkan

keberangkatan, PPIU wajib mengembalikan BPIU setelah

dikurangi biaya yang telah dikeluarkan sesuai dengan perjanjian

yang telah disepakati.

(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendaftaran Jemaah ditetapkan

dengan Keputusan Direktur Jenderal.

Pasal 12

PPIU dilarang memfasilitasi keberangkatan Jemaah menggunakan

BPIU yang berasal dari dana talangan.

BAB V

PELAYANAN

Pasal 13

PPIU wajib memberikan pelayanan:

a. bimbingan ibadah umrah;

 

Page 93: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

78  

 

b. transportasi Jemaah;

c. akomodasi dan konsumsi;

d. kesehatan Jemaah;

e. perlindungan Jemaah dan petugas umrah; dan

f. administrasi dan dokumentasi umrah.

Bagian Kesatu

Bimbingan Ibadah Umrah

Pasal 14

(1) Bimbingan Jemaah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf

a, diberikan oleh pembimbing ibadah sebelum keberangkatan,

dalam perjalanan, dan selama di Arab Saudi.

(2) Bimbingan Jemaah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi

materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah.

(3) Bimbingan Jemaah sebelum keberangkatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan paling sedikit 1 (satu) kali

pertemuan.

(4) Bimbingan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan dalam

bentuk teori dan praktik.

(5) Pembimbing ibadah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diangkat oleh pimpinan PPIU dan telah melaksanakan ibadah

haji/umrah.

(6) PPIU wajib memberikan buku paket atau buku pedoman materi

bimbingan manasik dan perjalanan umrah.

(7) Materi bimbingan manasik dan perjalanan umrah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), berpedoman pada bimbingan manasik dan

perjalanan haji dan umrah yang diterbitkan oleh Kementerian

Agama.

 

Page 94: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

79  

  

Bagian Kedua

Transportasi Jemaah

Pasal 15

(1) Pelayanan transportasi Jemaah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 huruf b dilakukan oleh PPIU meliputi pelayanan

pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi dan selama di Arab Saudi.

(2) Pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan oleh PPIU sesuai dengan jadwal yang

tertera dalam perjanjian yang telah disepakati dengan calon

jemaah.

(3) Jadwal pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan tiket pesawat ke dan

dari Arab Saudi.

(4) Transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

transportasi udara dari Indonesia ke Arab Saudi dan dari Arab

Saudi ke Indonesia, serta transportasi darat atau udara selama di

Arab Saudi.

(5) Transportasi udara dari Indonesia ke Arab Saudi dan dari Arab

Saudi ke Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (4) paling

banyak 1 (satu) kali transit dengan menggunakan penerbangan

langsung atau paling banyak 1 (satu) kali transit dengan paling

banyak 2 (dua) maskapai penerbangan.

(6) PPIU wajib menyediakan tempat yang layak dan nyaman bagi

Jemaah selama berada di bandara.

(7) PPIU wajib memfasilitasi Jemaah yang mengalami keterlambatan

penerbangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

 

Page 95: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

80  

 

(8) Transportasi darat selama di Arab Saudi sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) wajib menggunakan kendaraan yang layak dan

nyaman.

(9) Transportasi darat selama di Arab Saudi sebagaimana dimaksud

pada ayat (8) harus memenuhi standar kelayakan dan

kenyamanan:

a. usia bus paling lama 5 (lima) tahun;

b. kapasitas bus paling banyak 50 (lima puluh) seat/bus; dan

c. memiliki air condition, sabuk pengaman, tombol manual

darurat pembuka pintu, alat pemecah kaca, alat pemadam

kebakaran, bagasi yang terletak di bawah, ban cadangan

atau ban anti bocor, kotak pertolongan pertama pada

kecelakaan lengkap dengan obat-obatan, pengeras suara,

toilet, dan kulkas seluruhnya dalam kondisi baik dan

berfungsi.

(10) PPIU wajib menyediakan sarana transportasi bagi Jemaah yang

aman, layak, dan nyaman sesuai dengan perjanjian yang

disepakati.

Bagian Ketiga

Akomodasi dan Konsumsi

Pasal 16

(1) Pelayanan akomodasi dan konsumsi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 huruf c wajib dilakukan oleh PPIU selama Jemaah

berada di Arab Saudi.

(2) Dalam hal Jemaah harus menginap sebelum keberangkatan ke

Arab Saudi, PPIU wajib menyediakan akomodasi.

(3) Pelayanan akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib

dilakukan oleh PPIU dengan menempatkan Jemaah paling jauh

 

Page 96: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

81  

  

1.000 (seribu) meter dari Masjidil Haram di Makkah dan di dalam

wilayah Markaziyah di Madinah pada hotel paling rendah bintang

3 (tiga).

(4) Dalam hal Jemaah ditempatkan lebih dari 1.000 (seribu) meter dari

Masjidil Haram di Makkah, PPIU wajib menyediakan transportasi

selama 24 (dua puluh empat) jam.

(5) Akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam setiap

kamar diisi paling banyak 4 (empat) orang.

(6) Pelayanan konsumsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diberikan oleh PPIU sebelum berangkat, dalam perjalanan, dan

selama di Arab Saudi.

(7) Konsumsi selama di Arab Saudi sebagaimana dimaksud pada ayat

(6) wajib memenuhi persyaratan:

a. pelayanan dengan sistem penyajian secara prasmanan

sebanyak 3 (tiga) kali sehari;

b. beberapa pilihan menu, termasuk menu Indonesia; dan

c. segala bentuk konsumsi yang disajikan harus memenuhi

standar higienitas dan kesehatan.

(8) Konsumsi sebelum, dalam perjalanan, atau di bandara diberikan

dalam kemasan boks.

Bagian Keempat

Kesehatan Jemaah

Pasal 17

(1) PPIU wajib memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan

kesehatan bagi Jemaah sebelum pemberangkatan ke dan dari Arab

Saudi dan selama di Arab Saudi.

(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

sedikit meliputi:

 

Page 97: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

82  

 

a. penyediaan petugas kesehatan;

b. penyediaan obat-obatan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

c. pemeriksaan kondisi kesehatan awal Jemaah sebelum

keberangkatan;

d. pengurusan bagi Jemaah yang sakit selama di perjalanan dan

di Arab Saudi;

e. pengurusan Jemaah yang meninggal dunia; dan

f. bimbingan kesehatan Jemaah diberikan sebelum

pemberangkatan ke dan dari Arab Saudi dan selama di Arab

Saudi.

(3) PPIU wajib memastikan Jemaah telah mendapatkan vaksinasi

meningitis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 18

PPIU bertanggung jawab terhadap perawatan dan

pemulangan jemaah yang dirawat inap di Arab Saudi dan negara

transit.

Pasal 19

(1) Setiap Jemaah wajib melakukan vaksinasi meningitis.

(2) Vaksinasi meningitis sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

menjadi tanggung jawab Jemaah secara individu.

Bagian Kelima

Perlindungan Jemaah dan Petugas Umrah

 

Page 98: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

83  

  

Pasal 20

(1) Pelayanan perlindungan Jemaah dan petugas umrah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 huruf e wajib dilakukan oleh PPIU,

meliputi:

a. asuransi jiwa, kesehatan, dan kecelakaan;

b. pengurusan dokumen Jemaah yang hilang selama perjalanan

ibadah; dan

c. pengurusan Jemaah yang terpisah dan/atau hilang selama

dalam perjalanan dan di Arab Saudi.

(2) Besaran pertanggungan asuransi/nilai manfaat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai dengan ketentuan dalam

asuransi perjalanan.

Pasal 21

(1) PPIU wajib menyediakan paling sedikit 1 (satu) petugas untuk

mendampingi jemaah.

(2) Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat

dirangkap oleh Jemaah.

(3) Dalam hal jemaah berjumlah lebih dari 90 (sembilan puluh) orang,

PPIU wajib menyediakan 1 (satu) orang tenaga kesehatan.

Pasal 22

(1) PPIU wajib menyediakan kartu tanda pengenal yang memuat

paling sedikit nama Jemaah, nomor paspor, nama PPIU,

penanggung jawab dan nomor kontak di Arab Saudi, nama

muassasah, nama dan alamat hotel.

(2) PPIU wajib mendaftarkan 1 (satu) orang perwakilan resmi PPIU

di Arab Saudi kepada teknis urusan haji pada Konsulat Jenderal

Republik Indonesia di Jeddah.

 

Page 99: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

84  

 

Bagian Keenam

Administrasi dan Dokumentasi Umrah

Pasal 23

Pelayanan administrasi dan dokumen umrah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 huruf f meliputi:

a. pengurusan dokumen perjalanan umrah dan visa bagi Jemaah;

b. pengurusan dokumen jemaah sakit, meninggal, dan ghaib/hilang;

dan

c. pengurusan dokumen lain yang dianggap perlu.

Pasal 24

(1) Masa tinggal Jemaah di Arab Saudi sesuai dengan masa berlaku

visa.

(2) PPIU wajib memastikan masa tinggal Jemaah di Arab Saudi sesuai

dengan masa berlaku visa.

Pasal 25

PPIU dilarang menelantarkan jemaah umrah yang mengakibatkan

jemaah umrah:

a. gagal berangkat ke Arab Saudi;

b. melanggar masa berlaku visa; atau

c. terancam keamanan dan keselamatannya.

Pasal 26

(1) PPIU wajib melaporkan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah

Umrah kepada Direktur Jenderal yang meliputi rencana perjalanan

umrah, pemberangkatan, pemulangan, dan permasalahan khusus.

 

Page 100: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

85  

  

(2) Laporan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistem pelaporan

elektronik.

(3) Laporan rencana perjalanan umrah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali

dua puluh empat) jam sebelum Jemaah berangkat dari tanah air.

(4) Laporan pemberangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam

setelah Jemaah berangkat dari bandara pemberangkatan

International.

(5) Laporan kepulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam

setelah jemaah tiba di tanah air.

BAB VI

PENYELENGGARA PERJALANAN IBADAH UMRAH SEBAGAI

PROVIDER VISA

Pasal 27

(1) PPIU dapat mengajukan permohonan pengesahan kontrak sebagai

syarat menjadi provider visa.

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara

tertulis kepada Direktur Jenderal dengan melampirkan:

a. keputusan izin operasional sebagai PPIU;

b. kontrak kerja sama dengan perusahaan pelayanan umrah di

Arab Saudi;

c. sertifikat International Air Transport Association;

d. bank garansi atas nama PPIU yang diterbitkan oleh bank

syariah dan/atau bank umum nasional yang memiliki layanan

syariah dengan masa berlaku selama 1 (satu) tahun;

 

Page 101: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

86  

 

e. laporan keuangan yang telah diaudit akuntan publik yang

terdaftar di Kementerian Keuangan dengan opini wajar tanpa

pengecualian; dan

f. pernyataan komitmen menaati ketentuan peraturan

perundang-undangan yang dibuktikan dengan surat

pernyataan/pakta integritas.

(3) Provider visa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib:

a. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan yang

dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab

Saudi;

b. memastikan pelayanan administrasi akomodasi, konsumsi,

dan transportasi di Arab Saudi;

c. memastikan pengurusan visa Jemaah hanya kepada PPIU;

d. memastikan pengurusan Jemaah yang meninggal dan/atau

mengalami sakit dan dirawat di Arab Saudi dan/atau di negara

transit, dan sampai kembali ke tanah air;

e. memastikan tiket Jemaah ke dan dari Arab Saudi; dan

f. memastikan asuransi perjalanan Jemaah; dan

g. melaporkan pengurusan visa kepada Direktur Jenderal paling

lama 10 (sepuluh) hari sejak visa diterbitkan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bank garansi sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf d ditetapkan dengan Keputusan

Direktur Jenderal.

Pasal 28

Dalam hal provider visa tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) huruf e yang berakibat Jemaah

terlantar, provider visa wajib menanggung seluruh biaya yang timbul

sebagai akibat keterlantaran Jemaah.

 

Page 102: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

87  

  

BAB VII

PENANGANAN PENGADUAN JEMAAH

Pasal 29

Jemaah dapat mengadukan pelaksanaan Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah kepada perwakilan pemerintah Republik Indonesia di

luar negeri, PPIU, dan/atau Kementerian Agama.

Pasal 30

Untuk menerima pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,

PPIU wajib:

a. menyediakan sarana penyampaian pengaduan Jemaah;

b. memiliki mekanisme penanganan pengaduan Jemaah; dan

c. membuat berita acara penanganan pengaduan Jemaah.

Pasal 31

Pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dapat disampaikan

kepada Direktorat Jenderal, Kantor Wilayah, Kantor Kementerian

Agama Kabupaten/Kota.

BAB VIII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 32

(1) Pengawasan dilakukan oleh Direktur Jenderal.

(2) Dalam melaksanakan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Direktur Jenderal dibantu oleh Kepala Kantor Wilayah,

kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota, dan staf teknis

haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah.

 

Page 103: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

88  

 

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi

pengawasan terhadap:

a. pendaftaran;

b. pengelolaan keuangan;

c. rencana perjalanan;

d. kegiatan operasional pelayanan Jemaah;

e. pengurusan dan penggunaan visa;

f. indikasi penyimpangan dan/atau kasus tertentu; dan

g. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan.

(4) Dalam hal Kepala Kantor Wilayah, kepala kantor kementerian

agama kabupaten/kota, dan staf teknis haji pada Konsulat Jenderal

Republik Indonesia di Jeddah melakukan pengawasan sendiri,

hasil pengawasan dilaporkan kepada Direktur Jenderal.

(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat bekerja

sama dengan instansi pemerintah/lembaga terkait.

Pasal 33

Pengawasan dilakukan secara:

a. terprogram dan berkala;

b. sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan; dan/atau

c. terpadu dengan instansi pemerintah/lembaga terkait.

Pasal 34

(1) Pengendalian dilakukan oleh Direktur Jenderal terhadap

operasional Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah di tanah

air, negara transit, dan Arab Saudi.

(2) Pengendalian dapat dilakukan dalam bentuk moratorium perizinan

dan/atau dalam bentuk lainnya.

(3) Moratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh

Direktur Jenderal atas nama Menteri.

 

Page 104: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

89  

  

Pasal 35

(1) Pengawasan dan pengendalian dilakukan berdasarkan standar

pelayanan minimal Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan dan pengendalian

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

BAB IX

PEMBINAAN

Pasal 36

(1) Pembinaan Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah dilakukan

oleh Direktur Jenderal.

(2) Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Direktur Jenderal dibantu oleh Kepala Kantor Wilayah,

kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota.

(3) Dalam hal diperlukan, Direktur Jenderal dapat bekerja sama

dengan Asosiasi PPIU dalam melakukan pembinaan terhadap

PPIU sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal.

BAB X

AKREDITASI

Pasal 37

(1) Setiap PPIU wajib diakreditasi.

(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

lembaga yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal.

 

Page 105: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

90  

 

(3) Akreditasi PPIU dilakukan setiap 3 (tiga) tahun.

Pasal 38

Biro Perjalanan Wisata yang telah ditetapkan sebagai PPIU dinyatakan

memeroleh akreditasi C.

Pasal 39

(1) Akreditasi dipergunakan sebagai bahan penilaian terhadap

kelayakan dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh PPIU.

(2) Kualitas pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan peringkat A (Sangat Baik), B (Baik), C

(Cukup), dan D (Kurang).

(3) Dalam hal peringkat kualitas pelayanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) mendapatkan peringkat D (Kurang), izin operasional

PPIU dicabut.

Pasal 40

Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi ditetapkan dengan

Keputusan Direktur Jenderal.

BAB XI

TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 41

(1) PPIU yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 ayat (1), Pasal 8 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 10 ayat (2),

Pasal 11 ayat (2), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (8),

dan/atau ayat (9), Pasal 12, Pasal 14 ayat (3), ayat (5) dan ayat (6),

 

Page 106: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

91  

  

Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22,

Pasal 23, dan Pasal 26 dikenakan sanksi peringatan tertulis.

(2) PPIU yang melakukan pengulangan pelanggaran sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi pembekuan izin

penyelenggaraan paling lama 2 (dua) tahun.

(3) PPIU yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 24 dan Pasal 25 dikenakan sanksi pencabutan izin

penyelenggaraan.

(4) Dalam hal PPIU meminjamkan legalitas perizinan umrah kepada

pihak lain untuk menyelenggarakan perjalanan ibadah umrah,

dikenakan sanksi pencabutan izin penyelenggaraan.

(5) Provider visa yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 ayat (3) dikenakan sanksi, tidak dapat diberikan

pengesahan kontrak sebagai syarat menjadi provider visa untuk

paling lama 2 (dua) kali musim umrah.

(6) Apabila izin operasional sebagai biro perjalanan wisata dicabut

oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang pariwisata,

Gubernur, Bupati/Wali Kota, izin penyelenggaraan umrah

dicabut.

(7) Dalam hal dikenakan sanksi pembekuan atau pencabutan, PPIU

wajib mengembalikan BPIU kepada Jemaah.

Pasal 42

(1) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1)

sampai dengan ayat (6), dilakukan berdasarkan pengaduan

masyarakat, hasil akreditasi, dan/atau hasil pengawasan terhadap

PPIU yang disampaikan kepada Direktur Jenderal.

(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan

secara tertulis dengan melampirkan identitas diri pelapor dan bukti

pelanggaran.

 

Page 107: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

92  

 

Pasal 43

(1) Direktur Jenderal melakukan klarifikasi terhadap pelapor, jemaah,

pemilik izin PPIU dan/atau pihak terkait lainnya yang dilaporkan

telah melakukan pelanggaran terhadap Penyelenggaraan

Perjalanan Ibadah Umrah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan.

(2) Dalam hal diperlukan Direktur Jenderal dapat menugaskan Kepala

Kantor Wilayah untuk melakukan klarifikasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1).

(3) Hasil klarifikasi oleh Kepala Kantor Wilayah sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Direktur Jenderal

sebagai dasar pengenaan sanksi administratif terhadap

pelanggaran yang telah dilakukan oleh PPIU.

Pasal 44

(1) Dalam hal diperlukan, Direktur Jenderal membentuk tim untuk

menelaah hasil klarifikasi.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat melakukan

pemanggilan terhadap pelapor, jemaah, PPIU, dan/atau pihak

terkait lainnya untuk melengkapi penelaahan terhadap laporan

terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan perjalanan ibadah

umrah.

(3) Hasil telaahan tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

disampaikan kepada Direktur Jenderal sebagai dasar pengenaan

sanksi administratif terhadap pelanggaran yang telah dilakukan

oleh PPIU.

Pasal 45

 

Page 108: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

93  

  

(1) Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan sanksi

administrasi terhadap pemegang izin PPIU yang terbukti

melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan pemegang

saham, komisaris, dan direksi yang pernah atau sedang mendapat

sanksi atas pelanggaran Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah

Umrah.

Pasal 46

Penetapan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45

disampaikan kepada pimpinan PPIU dan ditembuskan kepada Kepala

Kantor Wilayah.

Pasal 47

Direktur Jenderal mengumumkan PPIU yang dikenakan sanksi

administratif di media massa.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 48

(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

a. PPIU yang telah memiliki izin operasional sebelum berlakunya

Peraturan Menteri ini, dinyatakan masih tetap berlaku sampai

dilakukan akreditasi;

b. pelaksanaan akreditasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dilakukan sebelum izin operasional berakhir; dan

c. dalam hal PPIU telah memiliki persyaratan minimal hasil

akreditasi C, diterbitkan Keputusan sesuai dengan ketentuan

Peraturan Menteri ini.

 

Page 109: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

94  

 

(2) Dalam hal Direktur Jenderal belum menunjuk lembaga akreditasi

PPIU, akreditasi dilaksanakan oleh Direktur Jenderal.

(3) Paling lama 2 (dua) tahun sejak diundangkannya Peraturan

Menteri ini, Direktur Jenderal menunjuk lembaga akreditasi PPIU.

(4) Paling lama 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan

Menteri ini, PPIU wajib memiliki sertifikat usaha jasa perjalanan

wisata dengan kategori biro perjalanan wisata.

(5) Dalam hal PPIU tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4), izin operasional sebagai PPIU, dicabut

dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 49

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri

Agama Nomor 18 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perjalanan

Ibadah Umrah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

366), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 50

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam

Berita Negara Republik Indonesia.

 

Page 110: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

95  

  

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 Maret 2018

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 13 Maret 2018

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd

WIDODO EKATJAHJANA

 

 

Page 111: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

96  

 

DOKUMENTASI

 

Gambar 2. Dokumentasi Sidang Munaqasyah

Gambar 3. Divisi Tiket

 

 

Page 112: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

97  

  

Gambar 4. Persiapan Umrah (Idcard, Passport)

 

Page 113: LEMBAR PERNYATAAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42644/1/...agama yang mana memiliki izin legalitas pemerintah, harga jual sesuai standar,

98  

 

Gambar 6. Persiapan umrah (Syal, koper dan Buku Panduan)

Gambar 5. Membuat Buku Panduan Umrah