lembar persetujuananri.go.id/assets/download/21protep no 72 tahun 2010 tentang... · pegawai negeri...

27
Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Harmonisasi Dan Finalisasi Rancangan Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta pada tanggal September 2010 Plt. SEKRETARIS UTAMA, GINA MASUDAH HUSNI

Upload: lylien

Post on 06-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Arsip Nasional Republik Indonesia

LEMBAR PERSETUJUAN

Substansi Prosedur Tetap tentang Harmonisasi Dan Finalisasi Rancangan Keputusan

Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui.

Disetujui di Jakarta

pada tanggal September 2010

Plt. SEKRETARIS UTAMA,

GINA MASUDAH HUSNI

Arsip Nasional Republik Indonesia

PROSEDUR TETAP

NOMOR 72 TAHUN 2010

TENTANG

PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Umum

Dalam usaha melaksanakan pembangunan kesadaran hukum, satu hal penting yang

harus diperhatikan adalah bahwa hukum harus dipahami dan dikembangkan sebagai satu

kesatuan system yang di dalamnya terdapat elemen kelembagaan, elemen materi hukum, dan

elemen budaya hukum. Ketiga elemen tersebut dijadikan acuan utama upaya pembangunan

kesadran hukum.

Aspek penting dalam upaya pembangunan kesadaran hukum khususnya bagi

pegawai negeri sipil di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia yang harus menjadi

perhatian kita semua adalah bagaimana agar seluruh pegawai merasa bahwa hak-hak dan

kepentingan-kepentingannya diayomi oleh Hukum. Arsip Nasional Republik Indonesia

sebagai sebuah elemen lembaga yang menaungi para pegawai di dalamnya harus secara

berkesinambungan mengambil langkah-langkah penyuluhan elemen materi hukum atau

elemen pembudayaan hukum kepada seluruh pegawai di lingkungannya. Langkah yang

dilakukan untuk mewujudkannya adalah dengan cara menyelenggarakan penyuluhan dan

bantuan hukum kepada pegawai di lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia

Penyuluhan dan Bantuan Hukum diselenggarakan dengan tujuan mewujudkan

kesadaran hukum masyarakat yang lebih baik sehingga setiap anggota masyarakat menyadari

dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan mewujudkan budaya hukum

dalam sikap dan perilaku yang sadar, patuh, dan taat terhadap hukum serta menghormati hak

asasi manusia.

Terkait dengan hal ini Bagian Hukum dan Perundang-undangan melakukan

kegiatan penyuluhan dan bantuan hukum bagi pegawai dengan tujuan agar tercipta budaya

hukum pegawai yang berdasarkan pada Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku,

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

sehingga agar tercipta budaya dan etos kerja yang baik bagi efektivitas kinerja Arsip

Nasional Republik Indonesia sebagai sebuah organisasi.

Pelaksanaan penyuluhan dan bantuan hukum yang dilakukan secara terencana dan

berkesinambungan akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan disiplin pegawai. Hal ini

akan tercermin dalam tingkat produktivitas dan kinerja pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat secara efektif dan efisien.

B. Maksud dan Tujuan

Prosedur Tetap Penyuluhan dan Bantuan Hukum ini dimaksudkan untuk membuat

aturan baku pelaksanaan penyuluhan dan bantuan hukum guna meningkatkan pengetahuan,

menumbuhkan dan membina kepatuhan serta meningkatkan kesadaran hukum agar tercipta

pola pikir, pola sikap, dan tingkah laku sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Tujuan dibuatnya Prosedur Tetap ini adalah agar pelaksanaana penyuluhan dan

bantuan hukum bagi pegawai ANRI dapat terselenggara dengan baik dan tepat pada sasaran

yang telah ditetapkan.

C. Ruang Lingkup

Materi Prosedur Tetap Penyuluhan dan Bantuan Hukum ini meliputi

mekanisme/tata cara penyusunan Protap ini meliputi Penyuluhan Hukum dalam bentuk

ceramah, seminar, sosialisasi, workshop, dan diskusi ilmiah hukum; Penyuluhan Hukum

dalam bentuk brosur, leaflet, dan poster; Bantuan Hukum dalam bentuk Konsultasi Hukum;

Proses pemberian bantuan dalam hal pengajuan gugatan mewakili Arsip Nasional Republik

Indonesia sebagai lembaga; Proses pemberian bantuan hukum guna menangani kasus perdata

dan tata usaha negara yang dihadapi dan diwakili oleh pegawai ANRI; Proses pemberian

bantuan hukum guna menangani kasus perdata dan tata usaha negara yang dihadapi oleh

Arsip Nasional Republik Indonesia dan diwakili oleh Bagian Hukum dan Perundang-

undangan; dan Evaluasi Penyuluhan dan Bantuan Hukum.

D. Dasar

1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

3. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 152 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5071);

4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Nomor M.01-PR.08.10 Tahun 2007

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia

Nomor M.01-PR.08.10 Tahun 2006 tentang Pola Penyuluhan Hukum;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008

tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008

tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;

7. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua

kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor

05 Tahun 2010;

8. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia nomor 06 Tahun 2009 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional

Republik Indonesia.

E. Pengertian

Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan:

1. Penyuluhan Hukum adalah salah satu kegiatan penyebarluasan informasi dan

pemahaman terhadap norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

guna mewujudkan dan mengembangkan kesadaran hukum sehingga tercipta budaya

hukum dalam bentuk tertib dan taat atau patuh terhadap norma hukum dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku demi tegaknya supremasi hukum;

2. Konsultasi Hukum pemberian pelayanan jasa hukum berupa nasihat, penjelasan,

informasi atau petunjuk kepada pihak yang mempunyai permasalahan hukum untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

3. Kepastian Hukum adalah penegakan hukum yang telah dirumuskan, ditetapkan dan

dilaksanakan yang berdasarkan pada prosedur baku yang sudah melembaga tanpa

adanya pembedaan status atau tingkatan seseorang atau sesuatu yang dapat dijadikan

sebagai jaminan hukum baik bagi masyarakat dan juga bagi aparatur negara;

4. Kepatuhan Hukum adalah sikap seseorang untuk taat dan berdisiplin pada perintah yang

dituliskan dalam aturan hukum yang telah ditetapkan;

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

5. Kesadaran Hukum adalah nilai-nilai yang hidup dalam diri sanubari seseorang tentang

hukum yang meliputi pemahaman tentang hukum, penghayatan hukum dan

kepatuhan/ketaatan pada hukum;

6. Budaya Hukum adalah sikap terhadap hukum dan sistem hukum yang mencakup

kepercayaan, nilai, ide dan harapan-harapan terhadap hukum;

7. Bantuan Hukum adalah pelayanan pemberian bantuan hukum yang dilakukan oleh

Bagian Hukum dan Perundang-undangan sebagai penasihat hukum lembaga untuk

membela perkara dengan mengatasnamakan lembaga untuk dapat memperoleh keadilan

di pengadilan;

8. Metode Penyuluhan Hukum adalah cara penyampaian informasi hukum dari penyuluh

hukum kepada sasaran penyuluhan hukum;

9. Posita adalah tuntutan yang diajukan oleh pihak penuntut di Pengadilan.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

BAB II

METODE DAN MATERI, PROSEDUR, DAN EVALUASI

PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

A. Metode dan Materi Penyuluhan Hukum

Metode penyuluhan hukum yang akan dilakukan di lingkungan ANRI dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

1. Langsung

a. Dilakukan secara konvensional yaitu dengan ceramah langsung dan diskusi.

b. Konsultasi hukum dilakukan secara bertatap muka.

c. Bantuan hukum dilakukan di pengadilan baik sebagai saksi ahli maupun sebagai

penasihat hukum.

2. Tidak Langsung

a. Pembuatan spanduk dan brosur mengenai peraturan yang berhubungan dengan

Pegawai Negeri Sipil ANRI.

b. Bantuan Hukum dilakukan dengan cara surat-menyurat kepada pihak yang

memerlukan bantuan hukum.

Materi penyuluhan hukum dipilih sesuai dengan dinamika perkembangan yang

terjadi di lingkungan masyarakat pada umumnya dan di lingkungan Arsip Nasional Republik

Indonesia pada khususnya. Materi penyuluhan hukum harus berkembang guna memfasilitasi

proses pembangunan hukum secara maksimal. Penentuan materi penyuluhan hukum

dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi, pemetaan masalah hukum yang sedang terjadi,

kepentingan negara dan organisasi, dan kebutuhan pegawai. Sedangkan materi bantuan

hukum disesuaikan dengan kondisi yang ada.

B. Prosedur Penyuluhan dan Bantuan Hukum di Lingkungan ANRI

1. Penyuluhan Hukum Dalam Bentuk Ceramah, Seminar, Sosialisasi, Workshop, dan

Diskusi Ilmiah Hukum

a. Staf Subbag Hukum dan Kerja Sama membuat proposal perencanaan penyuluhan

hukum.

b. Kepala Subbagian (Kasubbag) Hukum dan Kerja Sama menelaah proposal

perencanaan dan menentukan materi dan pembicara dan mengajukan ke Kepala

Bagian (Kabag) Hukum dan Perundang-undangan.

c. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menentukan materi dan pembicara.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

d. Bila Bagian Hukum dan Perundang-undangan bekerjasama dengan unit

terkait/instansi terkait dalam pelaksanaannya, maka dalam penentuan materi dan

pembicara dikoordinasikan dengan unit/instansi tersebut.

e. Setelah pembicara dan materi dipersiapkan maka persiapan selanjutnya adalah

memberikan laporan secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan penyuluhan

hukum kepada Kepala Biro (Karo) Hukum dan Kepegawaian.

f. Karo Hukum dan Kepegawaian menyampaikan laporan tersebut kepada Sekretaris

Utama (Sestama) untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan acara.

g. Sestama memberikan persetujuan pelaksanaan penyuluhan hukum.

h. Setelah mendapatkan persetujuan dari Sestama, maka Karo Hukum dan

Kepegawaian memerintahkan Kabag Hukum dan Perundang-undangan untuk

melaksanakan penyuluhan hukum.

i. Kabag Hukum dan Perundang-undangan mendisposisikan perintah pelaksanaan

kegiatan penyuluhan hukum.

j. Kasubbag Hukum dan Kerjasama memerintahkan Staf Subbagian Hukum dan

Kerjasama untuk membuat undangan ke peserta.

k. Staf Subbagian Hukum dan Kerjasama membuat dan mengirimkan undangan ke

peserta.

2. Penyuluhan Hukum Dalam Bentuk Brosur, Leaflet, dan Poster

a. Staf Subbagian Hukum dan Kerjasama membuat rancangan brosur, leaflet, dan

poster dan melaporkan ke Kasubbag Hukum dan Kerjasama.

b. Kasubbag Hukum dan Kerjasama mengajukan rancangan ke Kabag Hukum dan

Perundang-undangan.

c. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menentukan materi yang akan

disampaikan.

d. Bila Bagian Hukum dan Perundang-undangan bekerjasama dengan unit terkait

dalam pelaksanaannya, maka dalam penentuan materi dikoordinasikan dengan unit

tersebut.

e. Setelah materi ditentukan maka langkah selanjutnya adalah memberikan contoh

brosur, leaflet, dan poster lengkap dengan materi penyuluhan hukum kepada Karo

Hukum dan Kepegawaian.

f. Apabila Karo Hukum dan Kepegawaian menyetujui, maka Bagian Hukum dan

Perundang-undangan akan memerintahkan Kasubbag Hukum dan Kerjasama untuk

menggandakan brosur, leaflet, dan poster tersebut.

g. Staf Subbagian Hukum dan Kerjasama mendistribusikan kepada peserta penyuluhan

hukum.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 7 -

3. Pelaksanaan Bantuan Hukum Dalam Bentuk Konsulltasi Hukum

a. Surat Permohonan konsultasi hukum disampaikan ke Kepala ANRI melalui

Sestama.

b. Sestama mendelegasikan Karo Hukum dan Kepegawaian untuk memproses lebih

lanjut.

c. Karo Hukum dan Kepegawaian memerintahkan Bagian Hukum dan Perundang-

undangan untuk menangani surat permohonan tersebut.

d. Kabag Hukum dan Perundang-undangan memerintahkan Kasubbag Hukum dan

Kerjasama untuk menelaah hukum perihal kasus yang dihadapi dan membuat

jawaban konsultasi hukum sesuai dengan materi/masalah yang dikonsultasikan.

e. Kasubbag Hukum dan Kerjasama memerintahkan Perancang Perundang-undangan

untuk menelaah.

f. Perancang Perundang-undangan melakukan telaah dan memberikan hasilnya untuk

diketik Staf Subbag Hukum dan Kerjasama.

g. Staf Subbag Hukum dan Kerjasama mengetik hasil telaah dan nota dinas kemudian

menyampaikan ke Kasubbag Hukum dan Kerjasama.

h. Kasubbag Hukum dan Kerjasama menyampaikan hasil telaah kepada Kabag

Hukum dan Perundang-undangan.

i. Materi konsultasi dilaporkan Kabag Hukum dan Perundang-undangan kepada Karo

Hukum dan Kepegawaian.

j. Karo Hukum dan Kepegawaian menyampaikan jawaban konsultasi hukum kepada

Sestama untuk mendapat persetujuan.

k. Apabila Sestama menyetujui jawaban konsultasi hukum maka tembusan surat

jawaban tersebut dilaporkan kepada Kepala ANRI kemudian surat jawaban

dikirimkan ke pemohon.

l. Apabila pihak pemohon mengajukan permohonan kepada Kepala ANRI agar

mengirim utusan kepada mereka untuk bertindak sebagai saksi ahli dalam suatu

kasus tertentu, maka Kepala ANRI mendisposisikan kepada Sestama untuk

memerintahkan Karo Hukum dan Kepegawaian menunjuk Bagian Hukum dan

Perundang-undangan untuk menanganinya.

4. Pelaksanaan Bantuan Hukum Dalam Hal Pengajuan Gugatan Mewakili ANRI

Sebagai Lembaga

a. Unit Eselon II yang hendak mengajukan gugatan perdata mewakili ANRI

mengajukan surat permohonan konsultasi hukum sekaligus surat permohonan

pengajuan gugatan mewakili lembaga kepada Kepala ANRI.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

b. Kepala ANRI mendelegasikan Sestama perihal penyampaian permohonan

konsultasi dan pengajuan gugatan mewakili lembaga untuk ditindaklanjuti Karo

Hukum dan Kepegawaian.

c. Karo Hukum dan Kepegawaian mendisposisikan permohonan kepada Kabag

Hukum dan Perundang-undangan untuk melakukan telaah hukum dan memberi

konsultasi hukum kepada unit pemohon atas permasalahan hukum yang diajukan.

d. Kabag Hukum dan Perundang-undangan mendelegasikan Kasubbag Hukum dan

Kerjasama untuk melakukan telaah.

e. Kasubbag Hukum dan Kerjasama memerintahkan Perancang Perundang-undangan

untuk melakukan telaah.

f. Perancang Perundang-undangan melakukan telaah perihal gugatan perdata yang

akan diajukan.

g. Hasil telaah diketik oleh Staf Subbagian Hukum dan Kerjasama beserta nota dinas.

h. Kasubbag Hukum dan Kerjasama memberikan hasil telaah kepada Kepala Bagian

Hukum Perundang-undangan untuk kemudian diberikan kepada Karo Hukum dan

Kepegawaian.

i. Karo Hukum dan Kepegawaian memberikan rekomendasi kepada Sestama

mengenai permasalahan hukum yang sedang ditangani, apakah layak atau tidak

diproses lebih lanjut dalam ranah peradilan.

j. Sestama memberikan persetujuan permohonan pengajuan gugatan mewakili

lembaga;

k. Karo Hukum dan Kepegawaian memerintahkan Kabag Hukum dan Perundang-

undangan untuk mempersiapkan Surat Kuasa dan Surat Perintah Beracara dan

Asistensi untuk kemudian diparaf oleh Sestama.

l. Kasubbag Hukum dan Kerjasama memerintahkan staf Subbagian Hukum dan

Kerjasama untuk membuat Surat Kuasa dan Surat Perintah Beracara.

m. Surat yang telah dibuat disampaikan kepada Karo Hukum dan Kepegawaian untuk

kemudian didaftarkan surat gugatan pada pengadilan yang menjadi domisili

tergugat.

n. Karo Hukum dan Kepegawaian bersama-sama dengan Karo Hukum dan

Perundang-undangan dan Kasubbag Hukum dan Kerjasama menjadi perwakilan

ANRI dalam beracara perdata melawan tergugat.

5. Pelaksanaan Bantuan Hukum Guna Menangani Kasus Perdata dan Tata Usaha

Negara yang Dihadapi dan Diwakili oleh Pegawai ANRI

a. Pihak tergugat menerima Surat panggilan gugatan perkara perdata yang dikirimkan

pengadilan negeri.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 9 -

b. Pihak tergugat mengajukan permohonan konsultasi kepada Karo Hukum dan

Kepegawaian untuk penanganan kasus gugatan.

c. Karo Hukum dan Kepegawaian memerintahkan Kabag Hukum dan Perundang-

undangan untuk melakukan pemahaman dan telaah kasus/orientasi kasus.

d. Kabag Hukum dan Perundang-undangan memerintahkan Kasubbag Hukum dan

kerjasama untuk melakukan pemahaman dan telaah kasus/orientasi kasus.

e. Perancang melakukan telaah/orientasi kasus yang diajukan.

f. Hasil telaah diketik oleh Staf Subbagian Hukum dan Kerjasama untuk kemudian

dikoreksi oleh Kasubbag Hukum dan Kerjasama.

g. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menerima telaah dan melakukan

koordinasi dengan tergugat dalam menyusun materi pembelaan/sanggahan.

h. Para tergugat menjawab posita yang diajukan oleh penggugat kepada Biro Hukum

dan Kepegawaian.

i. Biro Hukum dan Kepegawaian mendelegasikan Bagian Hukum dan Perundang-

undangan menelaah jawaban atas posita.

j. Pihak Tergugat bersidang di Pengadilan.

6. Pelaksanaan Bantuan Hukum Guna Menangani Kasus Perdata dan Tata Usaha

Negara yang Dihadapi oleh ANRI dan Diwakili oleh Bagian Hukum dan

Perundang-undangan

a. ANRI menerima Surat panggilan gugatan perkara perdata yang dikirimkan

pengadilan negeri.

b. Pegawai tergugat membuat surat kuasa kepada Karo Hukum dan Kepegawaian

untuk mempersiapkan/menangani proses perkara apabila tergugat menguasakan

penanganan perkaranya kepada Biro Hukum dan Kepegawaian.

c. Karo Hukum dan Kepegawaian memerintahkan Bagian Hukum dan Perundang-

undangan untuk melakukan pemahaman dan telaah kasus/orientasi kasus.

d. Bagian Hukum dan Perundang-undangan melakukan hearing, koordinasi dan

membuat surat kuasa para tergugat berdasarkan jawaban posita tersebut.

e. Surat Kuasa yang telah dibuat diajukan ke Biro Hukum dan Kepegawaian.

f. Biro Hukum dan Kepegawaian meminta paraf persetujuan Sestama untuk surat

kuasa tersebut.

g. Setelah Sestama menyetujui, maka Karo Hukum dan Kepegawaian memerintahkan

pihak yang dikuasakan oleh para tergugat dalam hal ini adalah Kabag Hukum dan

Perundang-undangan beracara di Pengadilan sebagai penasihat hukum.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 10 -

h. Kasubbag Hukum dan Kerjasama bersama-sama dengan Perancang Perundang-

undangan mendampingi Kabag Hukum dan Perundang-undangan beracara di

Pengadilan.

7. Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan dan Bantuan Hukum

Evaluasi Penyuluhan dan Bantuan Hukum dilakukan untuk mengetahui

perkembangan, keberhasilan dan permasalahan pelaksanaan penyuluhan hukum.

Evaluasi yang dilaksanakan berisi tentang:

1. Laporan pelaksanaan penyuluhan dan Bantuan hukum yang telah dilakukan.

2. Teknik penyuluhan dan Bantuan hukum yang diselenggarakan beserta dampak

yang diharapkan dan dihasilkan setelah pelaksanaannya.

3. Materi penyuluhan hukum dan implementasinya di lapangan.

4. Hambatan dan tantangan yang ditemui pada saat pelaksanaan.

5. Penggunaan sarana bantuan yang efektif dan efisien sebagai sarana pendukung

pelaksanaan.

6. Rencana pelaksanaan yang akan dilaksanakan.

7. Kesimpulan yang berisi tentang rekomendasi dan saran atas pelaksanaan

penyuluhan dan bantuan hukum.

Bagian Hukum dan Perundang-undangan setiap triwulan dan akhir tahun

anggaran membuat laporan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan dan bantuan hukum

untuk disampaikan kepada Karo Hukum dan Kepegawaian.

Pelaksanaan Evaluasi Penyuluhan dan Bantuan Hukum melalui tahapan sebagai

berikut:

a. Kabag Hukum dan Perundang-undangan memerintahkan Kasubbag Hukum dan

Kerjasama untuk menyusun laporan evaluasi pelaksanaan penyuluhan dan bantuan

hukum.

b. Kasubbag Hukum dan Kerjasama mendisposisikan perintah pelaksanaan evaluasi

pelaksanaan kepada Staf Subbagian Hukum dan Kerjasama.

c. Staf Subbagian Hukum dan Kerjasama membuat/menyusun laporan evaluasi,

membuat nota dinas, dan menyampaikan kepada Kasubbag Hukum dan Kerjasama.

d. Kasubbag Hukum dan Kerjasama menerima, memeriksa, mengoreksi dan

mengajukan laporan evaluasi kepada Kabag Hukum dan Perundang-undangan.

e. Kabag Hukum dan Perundang-undangan menerima laporan evaluasi, mengoreksi

dan menyampaikan kepada Karo Hukum dan Kepegawaian.

f. Karo Hukum dan Kepegawaian menerima, mengoreksi, memberi tandatangan dan

mengajukan laporan evaluasi kepada Sestama dan Kepala ANRI.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

g. Sestama dan Kepala ANRI menerima laporan evaluasi pelaksanaan penyuluhan

hukum.

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

BAB V

PENUTUP

Dengan adanya Prosedur Tetap Penyuluhan dan Bantuan Hukum di lingkungan ANRI

ini diharapkan dapat memberikan suatu standar yang baku dan terprogram sehingga dapat

meningkatkan pelayanan hukum serta kesadaran para pegawai di lingkungan ANRI sebagai abdi

negara dan aparatur negara yang bertugas melayani kepentingan masyarakat. Semoga hukum dan

ketentuan peraturan perundang-undangan dapat lebih ditegakkan sehingga akan terwujud

pelayanan prima kepada publik. Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan

perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal September 2011

Plt. KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN,

ZITA ASIH SUPRASTIWI

Arsip Nasional Republik Indonesia

LAMPIRAN

PROSEDUR TETAP

NOMOR 72 TAHUN 2010

TENTANG

PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

DAFTAR LAMPIRAN

PROSEDUR TETAP TENTANG PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

LAMPIRAN 1 DIAGRAM ALIR PROSES PENYULUHAN HUKUM DALAM BENTUK

CERAMAH, SEMINAR, SOSIALISASI, WORKSHOP, DAN DISKUSI ILMIAH

HUKUM

LAMPIRAN 2 DIAGRAM ALIR PROSES PENYULUHAN HUKUM MELALUI BROSUR,

LEAFLET, DAN POSTER

LAMPIRAN 3 DIAGRAM ALIR PROSES BANTUAN HUKUM DALAM BENTUK

KONSULTASI HUKUM

LAMPIRAN 4 DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN DALAM HAL

PENGAJUAN GUGATAN MEWAKILI ARSIP NASIONAL RI SEBAGAI

LEMBAGA

LAMPIRAN 5 DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN HUKUM GUNA

MENANGANI KASUS PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA YANG

DIHADAPI DAN DIWAKILI OLEH PEGAWAI ANRI

LAMPIRAN 6 DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN HUKUM GUNA

MENANGANI KASUS PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA YANG

DIHADAPI OLEH ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN

DIWAKILI OLEH BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

LAMPIRAN 7 DIAGRAM ALIR EVALUASI PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

Lampiran 1 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010

DIAGRAM ALIR

PROSES PENYULUHAN HUKUM

DALAM BENTUK CERAMAH, SEMINAR, SOSIALISASI, WORKSHOP, DAN DISKUSI

ILMIAH HUKUM

No

Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Kasubbag

Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum

dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian Sestama

Unit Terkait/ Instansi

Lain 1 Membuat proposal

rencana kegiatan

2 Telaah proposal dan menentukan materi dan pembicara

3 Menentukan materi dan pembicara serta berkoordinasi

4 Memberikan laporan secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan kegiatan a. Karo Hukum dan

Kepegawaian menerima laporan

b. Kabag Hukum dan Perundang-undangan memerintahkan

c. Kasubbag Hukum dan Kerjasama membuat laporan

d. Staf Hukum dan Kerjasama Menyiapkan bahan

5 Menyampaikan laporan tersebut untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan acara

6 Memberikan persetujuan pelaksanaan penyuluhan hukum

7 Memerintahkan pelaksanaan penyuluhan hukum

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

No

Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Kasubbag

Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum

dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian Sestama

Unit Terkait/ Instansi

Lain

8 Mendisposisikan perintah pelaksanaan penyuluhan hukum

9 Memerintahkan pembuatan undangan peserta

10 Membuat dan mengirimkan undangan kepada peserta

Norma Waktu: 20 Hari Kerja

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

Lampiran 2 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010

DIAGRAM ALIR PROSES PENYULUHAN HUKUM MELALUI BROSUR, LEAFLET, DAN POSTER

No

Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Kasubbag

Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian Unit

Terkait

1 Membuat dan melaporkan rancangan brosur, leaflet, dan poster

2 Mengajukan materi brosur, leaflet, dan poster

3 Menentukan materi dan berkoordinasi dengan unit terkait

4 Menyampaikan contoh brosur, leaflet, dan poster lengkap dengan materi penyuluhan hukum

5 Menyetujui dan mendisposisi rancangan brosur, leaflet, poster, dan materi penyuluhan hukum yang telah disetujui

6 Menerima disposisi dan memerintahkan penggandaan brosur, leaflet, poster dan materi penyuluhan hukum

7 Menerima perintah dan mengoordinasikan penggandaan brosur, leaflet, poster, dan materi penyuluhan hukum

8 Menggandakan dan mendistribusikan brosur, leaflet, poster, dan materi penyuluhan hukum

Norma Waktu: 5 Hari Kerja

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

Lampiran 3 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010

DIAGRAM ALIR PROSES BANTUAN

DALAM BENTUK KONSULTASI HUKUM

No

Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Perancang Perundang-undangan

Kasubbag Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian Pemohon

1 Mengirimkan permohonan konsultasi hukum

2 Memerintahkan proses lebih lanjut terhadap surat permohonan konsultasi hukum

3 Memerintahkan untuk menangani surat permohonan konsultasi hukum

4 Memerintahkan telaah terhadap kasus yang dimohonkan

5 Melakukan telaah hukum perihal kasus yang dihadapi dan membuat Keputusan jawaban konsultasi hukum

6 Mengetik dan menyampaikan hasil telaah beserta nota dinas

7 Mengkoreksi dan menyampaikan telaah dalam bentuk ketikan dan nota dinas

8 Menerima, mengkoreksi dan melaporkan hasil telaah dan nota dinas

9 Menerima Laporan dan menyampaikan jawaban konsultasi hukum untuk mendapat persetujuan

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 7 -

No

Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Perancang Perundang-undangan

Kasubbag Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian Pemohon

10 Menerima jawaban permohonan konsultasi hukum

Norma Waktu: 15 Hari Kerja

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

Lampiran 4 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010

DIAGRAM ALIR PROSES

PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM HAL PENGAJUAN GUGATAN

MEWAKILI ANRI SEBAGAI LEMBAGA

No Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Perancang Perundang-undangan

Kasubbag Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian Sestama

1 Memerintahkan untuk mempelajari Surat Permohonan konsultasi hukum dan pengajuan gugatan mewakili lembaga

2 Mendelegasikan untuk memproses lebih lanjut

3 Memerintahkan untuk menangani surat permohonan

4 Melakukan telaah hukum terhadap materi gugatan yang akan diajukan Unit Pemohon

5 Mengetik dan menyampaikan hasil ketikan serta membuat nota dinas

7 Menerima dan mengoreksi hasil telaah, serta menyampaikannya.

8 Menerima hasil telaah dan memberikan rekomendasi Pengajuan Gugatan apakah layak atau tidak

9 Memberikan persetujuan Permohonan Pengajuan Gugatan Mewakilli Lembaga

10 Memerintahkan untuk mempersiapkan surat kuasa dan surat perintah beracara dan asistensi

11 Membuat dan menyampaikan konsep surat kuasa dan surat perintah beracara dan asistensi

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 9 -

No Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Perancang Perundang-undangan

Kasubbag Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian Sestama

12 Penyampaian surat kuasa beracara serta surat perintah beracara dan asistensi serta mendaftarkan surat gugatan ke pengadilan

15 Pendelegasian dan berkoordinasi dalam persiapan menghadapi sidang dan dalam beracara di pengadilan

Norma Waktu: 30 Hari Kerja

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 10 -

Lampiran 5 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010

DIAGRAM ALIR PROSES PEMBERIAN BANTUAN HUKUM GUNA MENANGANI KASUS

PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA YANG DIHADAPI DAN DIWAKILI OLEH

PEGAWAI ANRI

No Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Perancang Peraturan Perundang-undangan

Kasubbag Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian

Tergugat dan/atau

Turut Tergugat

Pengadilan

1 Menerima permohonan konsultasi untuk penanganan kasus gugatan

2 Menerima dan mendisposisikan surat panggilan gugatan perkara perdata dan mendelegasikan untuk melakukan telaah kasus/orientasi kasus

3 Melakukan telaah kasus/orientasi kasus

4 Mengetik hasil telaah kasus/orientasi kasus, membuat nota dinas dan menyampaikannya

5 Menerima, memeriksa, dan menyampaikan hasil telaah kasus dalam bentuk ketikan

6 Menerima hasil telaah, dan melakukan Koordinasi dalam menyusun materi pembelaan/sanggahan

7 Menjawab dan menyampaikan posita yang diajukan

8 Menerima, menelaah jawaban atas posita dan mendelegasikan

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

Norma Waktu: 15 Hari Kerja

No Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf

Perancang Peraturan Perundang-undangan

Kasubbag Hukum dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian

Tergugat dan/atau

Turut Tergugat

Pengadilan

9 Menerima, menelaah, dan menyampaikan kembali atas jawaban posita

10 Menerima hasil telaah posita dan beracara di pengadilan

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

Lampiran 6 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010

DIAGRAM ALIR PROSES BANTUAN HUKUM GUNA MENANGANI KASUS PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA

YANG DIHADAPI OLEH ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN DIWAKILI OLEH BAGIAN HUKUM

DAN PERUNDANG-UNDANGAN

No Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Perancang Peraturan Perundang-undangan

Kasubbag Hukum

dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian

Tergugat dan/atau

Turut Tergugat

1 Menerima surat panggilan, permohonan konsultasi, dan mendelegasikan untuk melakukan telaah kasus

2 Memerintahkan untuk menangani dan melakukan telaah kasus/orientasi kasus

3 Melakukan telaah kasus/orientasi kasus

4 Mengetik hasil telaah kasus/orientasi kasus, membuat nota dinas dan menyampaikannya

5 Menerima, memeriksa, dan menyampaikan hasil telaah kasus dalam bentuk ketikan

6 Menerima hasil telaah, dan melakukan koordinasi dalam menyusun materi pembelaan/sanggahan

7 Menjawab dan menyampaikan posita yang diajukan

8 Menerima, menelaah jawaban atas posita dan mendelegasikan

9 Menerima, menelaah, melakukan hearing, koordinasi dan memerintahkan membuat surat kuasa

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 13 -

No Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Perancang Peraturan Perundang-undangan

Kasubbag Hukum

dan Kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-Undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian

Tergugat dan/atau

Turut Tergugat

10 Menerima dan mendisposisikan untuk membuat surat kuasa

11 Membuat dan mengetik rancangan surat kuasa dan membuat nota dinas, kemudian menyampaikannya

12 Menerima, memeriksa dan mengajukan rancangan surat kuasa untuk mendapatkan paraf persetujuan

13 Menerima rancangan surat kuasa dan menyetujui dan memerintahkan beracara di pengadilan

14 Beracara di pengadilan

Norma Waktu: 15 Hari Kerja

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

- 14 -

Lampiran 7 Prosedur Tetap Nomor : Tahun 2010 Tanggal : September 2010

DIAGRAM ALIR EVALUASI

PENYULUHAN DAN BANTUAN HUKUM

No Tahap Kegiatan

Unit Penyelesaian

Staf Kasubbag

Hukum dan kerjasama

Kabag Hukum dan Perundang-undangan

Karo Hukum dan

Kepegawaian

1 Memberikan perintah untuk menyusun laporan evaluasi pelaksanaan

2 Menerima dan mendisposisikan penyusunan laporan evaluasi

3 Membuat/menyusun laporan evaluasi, membuat nota dinas, dan menyampaikan

4 Menerima, memeriksa, mengoreksi dan mengajukan laporan evaluasi

5 Menerima, mengoreksi dan menyampaikan laporan evaluasi

6 Menerima dan memberi tandatangan kemudian menyampaikan kepada Sestama dan Kepala ANRI

Norma Waktu: 3 Hari Kerja

Plt. KEPALA BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN,

ZITA ASIH SUPRASTIWI