lembaga pengembangan pembelajaran dan penjaminan...
TRANSCRIPT
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Focus Group Discussion (FGD) Revisi Kurikulum Undiksha 2016
Singaraja, 21 Maret 2019
Oleh:
Panitia Pelaksana
LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTUUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
Jalan : Udayana No.11, Singaraja-BaliTelp. (0362) 22570, Fax. (0362) 25735 Kode Pos 81116
TAHUN 2019
1
Halaman Pengesahan
1. Judul Kegiatan : Focus Group Discussion (FGD) Revisi Kurikulum Undiksha 2016
2. Ketua Pelaksana
a. Nama : Dr. I Putu Wisna Ariawan, M.Si.
b. NIP : 196805191993031001
3. Jumlah Peserta : 100 orang
4. Lama Kegiatan : 1 (satu) hari
5. Sumber Dana : Kuasa Pengguna Anggaran Universitas Pendidikan Ganesha
Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi.
Singaraja, 25 Maret2019Ketua Pelaksana,
Dr. I Putu Wisna Ariawan, M.Si. NIP 196805191993031001
2
A. PENDAHULUAN
1. Umum
Perubahan kurikulum merupakan proses yang wajar terjadi dan memang
seharusnya terjadi sebagaimana pernyataan Oliva (2004) “Curriculum change is
inevitable and desireble”. Perkembangan Ipteks, kebutuhan masyarakat, kemajuan
zaman, dan kebijakan baru pemerintah menyebabkan kurikulum harus berubah.
Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan sistem pendidikan
tinggi yang bersifat mendasar. Bentuk perubahan-perubahan tersebut adalah: (i)
perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global),
(ii) perubahan dari kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis, utamanya dalam
pendidikan dan praktik berkewarganegaraan (Dikti, 2008). Terkait perubahan
tersebut, pemerintah, melalui Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012
mengeluarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi
kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka
pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai
sektor (Perpres nomor 8 tahun 2012). KKNI yang terdiri atas sembilan jenjang
memiliki implikasi terhadap kurikulum perguruan tinggi.
Selain turunnya Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012, era revolusi industri
4.0 telah mengubah konsep pekerjaan, struktur pekerjaan, dan kompetensi yang
dibutuhkan dunia pekerjaan. Sebuah survei perusahaan perekrutan internasional,
Robert Walters, bertajuk Salary Survey 2018 menyebutkan, fokus pada transformasi
bisnis ke platform digital telah memicu permintaan profesional sumber daya manusia
(SDM) yang memiliki kompetensi yang jauh berbeda dari sebelumnya. Era revolusi
industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang
dilakukan tidak hanya sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni
perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.
Pendidikan setidaknya harus mampu menyiapkan anak didiknya menghadapi tiga
hal: a) menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada; b)
menyiapkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum
muncul, dan c) menyiapkan anak untuk bisa menggunakan teknologi yang sekarang
teknologinya belum ditemukan. Sungguh sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah
bagi dunia pendidikan. Untuk bisa menghadapi tantangan tersebut, syarat penting
3
yang harus dipenuhi adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi guru
yang berkualitas.
Terkait dengan adanya KKNI, revolusi industri 4.0, dan visi-misi lembaga, maka
dipandang perlu adanya perbaikan kurikulum di semua prodi. Pengembangan
kurikulum merupakan proses yang kompleks, multidimensi dan multilevel dimulai
dari kurikulum yang ada. Selain mengacu pada tiga hal di atas, perbaikan kurikulum
perlu didasari atas analisis past, present, dan future terhadap berbagai dimensi
kehidupan. Demikian pula analisis SWOT terhadap kurikulum yang ada dan hasil
tracer study terhadap kinerja lulusan. Selanjutnya, prodi perlu menetapkan kembali
profil lulusan, learning outcome (LO), mata kuliah dan bobotnya, struktur kurikulum
dan program semester, standar pembelajaran, dan penilaiannya. Perbaikan kurikulum
perlu dilakukan secara sistemik dan menyeluruh agar mencakup program universitas,
fakultas, jurusan, dan prodi. Agar terjadi kesamaan pola pengembangan kurikulum di
semua prodi, LPPPM melaksanakan kegiatan FGD Revisi Kurikulum Undiksha 2016
menjadi KurikulumUndiksha 2019.
2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilakukannya kegiatan FGD Revisi Kurikulum Undiksha 2016
adalah untuk mengkaji/menggali eksisting dan permasalahan yang muncul dalam
penerapan Kurikulum Undiksha 2016. Melalui hasil mengkajian tersebut diharapkan
mendapatkan poin-poin penting yang akan dijadikan ide rancangan kurikulum
Undiksha 2019.
3. Ruang Lingkup Kegiatan dan Peserta
Kegiatan FGD Revisi Kurikulum Undiksha 2016 ini dilaksanakan selama 1 (satu)
hari pada hari Kamis/ 21 Maret 2019. Ruang lingkup jenis kurikulum yang dikaji
terdiri dari 4 (empat) kelompok, yaitu (1) Kependidikan; (2) Nonkependidikan; dan
(3) Vokasi; dan (4) Kelas Internasional.
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi:
a. pemaparan materi dari narasumber dalam bentuk pleno,
b. diskusi dan tanya jawab peserta FGD, dan
c. diskusi kelompok di masing-masing kelompok jenis kurikulum.
Adapun peserta dalam kegiatan FGD ini adalah sebagai berikut.
1) Rektor dan Wakil Rektor Undiksha
2) Ketua dan Sekretaris LPPPM Undiksha
3) Dekan dan Wakil Dekan I di lingkungan Undiksha
4
4) Ketua Jurusan di lingkungan Undiksha
5) Koorprodi di lingkungan Undiksha
6) Satu Tim Pengembang Kurikulum Prodi
7) Tim Divisi Revisi Kurikulum Undiksha 2016.
B. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Kegiatan ini bertempat di ruang Ganesha III Undiksha pada hari Kamis tanggal 21
Maret 2019 pada pukul 08.00 – 13.00 wita. Adapun susunan acara kegiatan FGD ini
seperti pada Tabel berikut ini.
Waktu Acara Ket.
08.00 – 08.30 Registrasi Peserta dan Snack Panitia
08.30 – 09.00 Pembukaan:1. Pengantar oleh Pewara2. Laporan Ketua Panitia3. Sambutan Rektor sekaligus membuka acara.
Pewara,Ketua Panitia,Rektor
09.00 – 09.20 Arahan dari Wakil Rektor I dan Ketua LPPPM Undiksha.
WR I,Ketua LPPPM
09.20 – 11.00 Sidang Pleno
Narasumber: Prof. Dr. Nyoman Dantes(Paparan Arah Revisi Kurikulum Undiksha)
Diskusi dan Tanya Jawab
Moderator:Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes.
11.00 – 12.30 Diskusi Kelompok
a) Fasilitator Kurikulum Kependidikan:(Divisi Kur. Kependidikan Universitas)
b) Fasilitator Kurikulum Nonkependidikan:(Divisi Kur. Non Kependidikan Universitas)
c) Fasilitator Kurikulum Vokasi:(Divisi Kur. Vokasi Universitas)
d) Fasilitatir Kurikulum Kls Internasional: (Divisi Kur. Internasional Universitas)
FasilitatorPanitia
12.30 – 13.00 Penutupan Panitia
Berdasarkan uraian pendahuluan dan susunan acara di atas, kegiatan yang
dilaksanakan adalah berupa FGD Revisi Kurikulum Undiksha 2016. Kegiatan diawali
dengan pembukaan berupa laporan ketua panitia dan sambutan Rektor yang sekaligus
membuka acara secara resmi, dan dilanjutkan denga arahan dari Wakil Rektor I terkait
arah kebijakan akademik tentang rencana revisi kurikulum Undiksha 2016. Setelah itu,
5
dilaksanakan sidang pleno berupa pemaparan materi oleh narasumber Prof. Dr. Nyoman
Dantes, dan selanjutnya diskusi tanya-jawab anatara peserta FGD, narasumber, dan
pimpinan. Kegiatan terakhir adalah diskusi kelompok untuk menggali eksisting dan
permasalahan yang muncul dalam penerapan Kurikulum Undiksha 2016, yang dalam hal
ini dibagi menjadi 4 kelompok jenis kurikulum. Dari hasil pemaparan narasumber dan
diskusi pada masing-masing divisi, didapatkan kesepakatan dan penyamaan persepsi
terkait dengan pedoman yang dijadikan dasar oleh tim pengembang kuikulum prodi
untuk merevisi Kurikulum Undiksha 2016 menjadi kurikulum Undiksha 2019.
C. HASIL YANG DICAPAI
Merujuk pada poin B tentang kegiatan yang dilaksanakan, berikut adalah hasil
yang dicapai pada kegiatan FGD Revisi Kurikulum Undiksha 2016.
1) Produk yang diharapkan dari Revisi Kurikulum Undiksha 2016 seperti pada Tabel
berikut.
No. Jenis Kurikulum Produk yang Diharapkan1. Kependidikan Rumusan CPL
Rumusan CPMK Format RPS RTM untuk setiap MK Mempertimbangkan IT dan Bahasa Inggris dalam Struktur
Kurikulum (setara 4 – 6 SKS). Antisipasi Revolusi Industri 4.0. Proporsi MK: Bidang Studi-Pedagogik-MPK. Hal-hal lain yang dianggap penting untuk pengembangan
kurikulum.2. Non-kependidikan Rumusan CPL
Rumusan CPMK Format RPS RTM untuk setiap MK Mempertimbangkan IT dan Bahasa Inggris dalam Struktur
Kurikulum (setara 4 – 6 SKS). Antisipasi Revolusi Industri 4.0. Hal-hal lain yang dianggap penting untuk pengembangan
kurikulum.3. Vokasi Rumusan CPL
Rumusan CPMK Format RPS RTM untuk setiap MK Mempertimbangkan IT dan Bahasa Inggris dalam Struktur
Kurikulum (setara 4 – 6 SKS). Antisipasi Revolusi Industri 4.0. Perbandingan antara aspek Teori dan Praktek pada Struktur
Kurikulum adalah 40% : 60%. Pola Kurikulum 3 : 2 : 1 (TVET) Hal-hal lain yang dianggap penting untuk pengembangan
kurikulum. Pola Pelaksanaan Pendidikan
6
2) Diskusi di masing-masing kelompok berjalan sangat antusias dan kondusif yang
dipimpin oleh masing-masing fasilitator. Jurusan maupun Prodi memaparkan
kelebihan, kekurangan, permasalahan, dan saran terkait penerapan Kurikulum
Undiksha 2016 yang sudah berjalan kurang lebih 2 tahun. Resume hasil diskusi pada
masing-masing kelompok terlampir.
3) Dari hasil FGD dapat disimpulkan bahwa untuk sementara kelompok kurikulum yang
dikembangkan pada tahun 2019 ini adalah fokus pada Kurikulum Kependidikan, Non
Kependidikan, dan Vokasi, sedangkan untuk Kurikulum Kelas Internasional tetap
dikaji untuk dikembangkan namun belum menjadi prioritas pada tahun 2019. Prodi
yang diprioritaskan untuk mengembangkan Kurikulum Kelas Internasional adalah
prodi yang sudah terakreditasi A dan prodi-prodi yang dianggap siap dan layak
dengan pertimbangkan tertentu.
4) Setelah pelaksanaan FGD ini, setiap prodi diharapkan mengembangkan atau merevisi
kurikulum di prodi masing-masing melalui kegiatan workshop atau sejenisnya. Untuk
memfasilitasi prodi, LPPPM melalui Tim Divisi Kurikulum mengadakan workshop
yang mendatangkan narasumber ahli dari luar Universitas.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kegiatan FGD Revisi Kurikulum Undiksha 2016 ini menghasilkan poin-poin
penting yang akan dijadikan ide rancangan revisi kurikulum Undiksha kedepannya.
Kegiatan ini diikuti dengan antusias serta telah berjalan dengan baik.
2. Saran
Kegiatan FGD seperti ini hendaknya selalu diadakan sebelum melaksanakan suatu
kegiatan yang akan menghasilkan kebijakan baru untuk menjaring ide-ide dari
seluruh pemangku kepentingan.
E. PENUTUP
Laporan ini disusum sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan
kegiatan di lingkungan LPPPM Undiksha. Demikian laporan ini dibuat untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
7
F. DOKUMENTASI KEGIATAN
8
Diskusi Kelompok: Kependidikan
Diskusi Kelompok: Non Kependidikan
Diskusi Kelompok: Vokasi
9
Diskusi Kelompok: Kelas Internasional
PROGRAM REVISI KURIKULUM 2016 MENJADI KURIKULUM 2019
1. Beban SKS Kurikulum S1 Kependidikan 144-150 SKS.2. Struktur kurikulum mencakup tiga klasifikasi, yakni: (a) inti keilmuan
(akademik kependidikan, bid. Keilmuan, dan/atau keahlian), (b) Iptek pendukung, dan (c) penciri program studi.(a) Inti keilmuan: (minimal 70% dari total SKS)
(1) Akademik kependidikan, meliputi: Pemahaman peserta didik, pembelajaran yang mendidik
(2) Bid. Keilmuan, meliputi:Filsafat keilmuan, substansi, struktur, pola pikir, tradisi keilmuan dan perkembangan keilmuan.
(b)Iptek pendukung: (maks 10% dari total sks)(c) Penciri program studi, termasuk MK pilihan: (maks 20% dari total
SKS)
3. Beban sks Pembelajaran Mikro minimal 2 sks dan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) minimal 4 sks, terdiri dari PLP-1 = 1 sks, dan PLP-2 = 3 sks.Persyaratan PLP-1: minimal telah lulus 40 sksPersyaratan PLP-2: minimal telah lulus 90 sksPelaksanaan PLP-1 dan PLP-2 sesuai dengan panduan program PLP dari Derektorat Pembelajaran, Dirjen Belmawa tahun 2017
4. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 55 Tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru diberikan pada Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
5. Pada struktur kurikulum dimasukkan mata kuliah Bahasa Inggris dengan beban sks minimal 6 sks (2 sks MPK dan 4 sks Bahasa Inggris bidang keilmuan Prodi) dan mata kuliah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) berbasis keilmuan program studi minimal 2 sks.
6. Tujuh mata kuliah akademik kependidikan, meliputi: (a) Wawasan Pendidikan, (b) Belajar dan Pembelajaran, (c) Perkembangan Peserta Didik, (d) Telaah Kurikulum, (e) Strategi dan Desain Pembelajaran, (f) Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran, dan (g) Pengajaran Mikro/Micro Teaching minimal 2 sks.
7. Mereview terjemahan profil ke Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang sudah ada, dengan ketentuan:
10
Lampiran 1. Hasil FGD Kelompok Kependidikan
(a)CPL Sikap disesuaikan dengan Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
(b)CPL Keterampilan Umum mengacu pada deskripsi lampiran Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Mereview/menyusun Silabus, RPS, Kontrak Kuliah, dan RTM dengan format baru.Catatan: masing-masing mata kuliah menentukan; (a)Beban CPL yang ditugaskan pada mata kuliah.(b)Menterjemahkan CPL yang menjadi beban mata kuliah ke CP mata
kuliah (CPMK).
11
REKOMENDASI UNTUK PENGEMBANGAN KURIKULUM NON KEPENDIDIKAN
1. Penambahan SKS untuk mata kuliah Bahasa Inggris menjadi 6 SKS secara umum
disepakati oleh semua peserta FGD, dengan sebaran SKS sebagai berikut:
a. Bahasa Inggris Umum: 2 sks (MPK)
b. English for Specific Purpose I: 2 SKS (disesuaikan dengan prodi masing-masing)
c. English for Specific Purpose II: 2 SKS (disesuaikan dengan prodi masing-masing)
2. Mata Kuliah ICT wajib 3 sks untuk kurikulum tahun 2019 juga telah disepakati oleh
masing-masing Prodi dengan content pembelajaran yang mencakup ICT secara umum
dan content ICT sesuai kebutuhan masing-masing prodi.
3. Beban SKS secara keseluruhan sejumlah 145-150 SKS dapat disepakati oleh masing-
masing Prodi.
4. PKL yang dilaksanakan oleh prodi dengan beban SKS sejumlah 3 sks, dalam
pelaksanaannya dikoordinir oleh unit PKL LP3M bersama-sama dengan Prodi.
5. Bagaimana integrasi THK dalam kurikulum? Apakah membentuk mata kuliah tersendiri
atau terintegrasi ke dalam mata kuliah secara embeded? Kalau tidak teritegrasi ke dalam
kurikulum, bagaimana bentuknya?
12
Lampiran 2. Hasil FGD Kelompok Non Kependidikan
Laporan Kegiatan FGD Divisi Kurikulum Vokasi Tanggal 22 Maret 2019
Ruang Ganesha 2, Universitas Pendidikan Ganesha
1. Tanggal 1 – 2 April akan mengundang Technical Assistance dari PENS untuk kegiatan
FGD di ruang Ganesha 2 dalam rangka pematangan kurikulum vokasi yang telah disusun
sebelumnya oleh masing-masing program studi.
2. Peserta yang hadir adalah 11 Program Studi Vokasi di lingkungan Universitas Pendidikan
Ganesha yang terdiri atas 1 Koordinator Prodi dan 3 Dosen untuk masing-masing prodi.
3. Peserta diharapkan membawa kurikulum, profil lulusan dan CP yang telah disusun
sebelumnya pada saat kegiatan FGD.
4. Mempersiapkan proses pemagangan yang akan dilaksanakan agar dapat di bahas pada
tanggal 1 – 2 April 2019
5. Diharapkan luaran kegiatan FGD yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 – 2 April
mendatang adalah kurikulum vokasi yang matang serta proses pemagangan.
13
Lampiran 3. Hasil FGD Kelompok Vokasi
HASIL FGD KELOMPOKKURIKULUM KELAS INTERNASIONAL
Pokok-pokok hasil FGD
A. INFORMASI UMUM :
1. Kelas Internasional dibuka dengan memberdayakan Program Studi yang sudah ada, tidak membuka Prodi baru.
2. Tujuan yang ingin dicapai : a. Lulusan memiliki kompetensi untuk bisa bekerja di dunia internasional di dalam atau di luar negeri sesuai dengan bidang keahliannya. b. Mendidik calon mahasiswa baik yang lokal berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari negara lain. 3. Untuk kelas internasional, ada tiga kompetensi utama yang harus dikuasai: a. Kompetensi bahasa internasional (Bahasa Inggris) b. Kompetensi bidang ilmu. c. Life/career skills internasional/character
B. POLA PELAKSANAAN PENDIDIKAN:
Ada 4 pola pelaksanaan kelas internasional yang disepakati, yaitu :
1. Pola 1
Dilaksanakan dalam Bahasa Inggris
Di Fakultas Terkait
14
Lampiran 4. Hasil FGD Kelompok Kelas Internasional
Kurikulum Reguler
Keterampilan Dasar Bahasa Inggris
TI
LULUS
YA
TIDAK
Jika tidak lulus, mhsw disarankan kursus
(generated income) utk lembaga
Pola ini mengsyaratkan mahasiswa harus diberikan Bahasa Inggris dulu dalam jumlah sks yang memadai di awal semester dan TI yang cukup sebelum mengambil mata kuliah regular. Untuk tidak membebani ke Prodi, Keterampilan Bahasa Inggris diberikan oleh Prodi /Unit terkait. Semester berikutnya mengikuti MK dari Kurikulum Reguler dalam Bahasa Inggris. Untuk menjamin hasil outcome yang unggul, dosen yang mengajar harus memenuhi persyaratan (Bhs Inggris memadai secara lisan dan tertulis) dan diusulkan juga diberikan insentif yang memadai dengan keahlian dan keterampilannya. Lembaga menggunakan standar kelulusan (misalnya TOEFL 425) dan jika tidak lulus, bisa mengikuti kursus sambil persyaratan dipenuhi. Untuk pelaksanaan proses pembelajaran, bberapa sisipan untuk keterampilan mennggobal dan internasionalisasi akan disisipkan dalam MK terkait (penjelasan detil ada di bagian Struktur Kurikulum).
2. Pola Pelaksanaan Pendidikan
Dalam pola ini:- Keterampilan Berbahasa Inggris ditangani oleh Prodi sesuai dengan jumlah yang telah
direncanakan.- Mahasiswa harus lulus Kompetensi Berbahasa Inggris setara nilai TOEFL tertentu sesuai
kesepakatan - Jika tidak lulus harus mengikuti kursus sampai nilai TOEFL dipenuhi.
3. Pola Pelaksanaan Pendidikan
15
Kurikulum Reguler + Sertifikat
Kompetensi Bahasa Inggris
sejak
- Keterampilan berbahasa INggris
merupakan persyaratan
lulus/diterima sebagai mahasiswa di Kelas
Internasional
- Pembelajaran dilaksanakan dlm Bhs Inggris
Kurikulum Reguler + Sertifikat
Kompetensi Bahasa Inggris
- Keterampilan Bahasa Inggris
(oleh Sertifikat Bahasa
Inggris oleh ULB atau lembaga lain.
- Jika belum memenuhi persyaratan, mengikuti kursus sampai lulus.
- Merupakan persyaratan mengambil
MK berikutnya.
- MK dilaksanakan dlm Bahasa Inggris
4. Pola keempat, hampir sama dengan pola ketiga. Perbedaannya hanya pada pelayanan keterampilan berbahasa Inggris. Jika persyaratan nilai Bahasa Inggris tidak mencapai score sesuai dengan ketentuan untuk diterima di kelas internasional, calon mahasiswa baru bisa lulus seleksi mahasiswa baru dengan tambahan mengikuti kursus Bhasa Inggris dalam kurun waktu tertentu dengan bayar fee tambahan
C. REGULASI
Aturan yang perlu disiapkan: 1. Peraturan Rektor tg Sstandar Pendidikan Kelas Internasional yang mengacu pada Standar
Pendidikan Nasional Plus (dengan tambahan persyaratan)Persyaratan Tambahan berkenaan dengan persyaratan2 yang harus dipenuhi agar kelas
internasional bisa dilaksanakan dengan baik. 2. Naskah Akademik Kelas Internasional
D. STRUKTUR KURIKULUAM DAN PELAKSANAAN KELAS INTERNASIONAL Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum KKNI dengan pelaksanaaannya berbasis Standar Nasional Pendidikan Tinggi (sesuai dengan pola pelaksanaan sesuai dengan yang ditawarkan sebelumnya), dengan indikator tambahan sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi Lulusan - Nilai TOEFL = 450 - Keterampilan Abad 21 (perlu dioperasionalkan agar siap bersaing di era 4.0).b. Standar Isi Pembelajaran: - Penamaan dan konten Mata Kuliah perlu mengacu pada substansi standar internasional untuk memudahkan kemungkinan transfer credit dan joint-degree program. - joint degree dan transfer credit (bisa memulai dengan 2 mata kuliah) untuk menunjukkan warna kelas internasional pada publik.
- Menawarkan Program Unggul di Prodi yang memiliki nilai jual internasional dan menjadi daya tarik/mencirikan ke-khas-an Undiksha(Pembelajaran berbasis kearifan lokal (yg memiliki nilai global), Praktek Budaya, Pembelajaran yang berbasis multiculturalism)
c. Standar Proses Pembelajaran: - online /blended learning
- Pembelajaran disisipkan THK, Kerangka Pendidikan Abad 21 (Career/Life Skills/Tri Hita Karana (CPL Sikap), Learning and Innovation Skills, Media, Technology, Literacy Skills (literasi2 terkait yang hrs dikuasi mahasiswa), –Industri 4.0 untuk
membangun skill /keterampilan menjadi “global citizen” -Pembelajaran dilaksanakan dalam Bahasa Inggris.
- Practice Teaching /PPL – di negara-negara ASEAN atau negara lain sesuai MoU * Pre-departure training
16
Kurikulum Reguler + Sertifikat
Kompetensi Bahasa Inggris
sejak
* Placement – oleh LPPL - Establishment agreement - Assessment agreement
-Menawarkan Program Unggul di Prodi yang memiliki nilai jual internasional dan menjadi daya tarik/mencirikan ke-khas-an Undiksha (Pembelajaran berbasis kearifan lokal (yg memiliki nilai global), Praktek Budaya, Pembelajaran yang berbasis multiculturalism )
d. Standar Proses Penilaian - Joint- assessment (dengan perguruan tinggi mitra- untuk mata joint-degree program). - Berbasis Kerangka Pendidikan Abad 21 untuk menjamin lulusan mampu menjadi “GLOBAL CITIZEN”.
e. Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan: - Memiliki kompetensi dibidang Teknology, Pedagogy, dan Content Knowledge Skill. - Memiliki etika akademik internasional / international customer care. - Kemampuan dalam berbahasa Inggris dan memiliki wawasan dan karakter mengglobal /internasional. f. Standar Pengelolaan pembelajaran - Perlu Unit khusus di Undiksha yang menangani khusus tentang Kelas Internasional.
g. Standar Pembiayan : - Non- UKT (sehingga tidak terkesan terlalu mahal bagi public) - Dosen di kelas internasional dibayar berbasis kinerja Misalnya : - dibayar berdasarkan kemampuan dalam membuat perangkat yang berbahasa Inggris : Perangkat Pembelajaran, Media, Instrument Assessment yang semua berbahasa Inggris).
h. Standar Sarana dan Prasarana: - Kelas nyaman, tersedia common room, ada ruang bekerja khusus untuk mahasiswa, koneksi wifi yang bagus di semua tempat di kampus, koleksi di perpustakaan yang memadai (online atau offline).
E. PROGRAM STUDI YANG POTENSIAL MELAKSANAKAN KURIKULUM KELAS INTERNASIONALKorprodi tidak memilih pola pelaksanaan kurikulum kelas internasional yang sama karena
kondisi dan situasi tiap-tiap prodi tidak sama.
Program Studi Pola Pelaksanaan Kelas Internasional yang dipilih
Penjelasan
1. Semua Prodi di Fakultas MIPA, Fakultas Kedokteran, dan Pendidikan Bahasa Inggris
Pola 3:
- Menggunakan Kurikulum Reguler
KKNI
- Keterampilan Berbahasa Inggris merupakan persyaratan
Nilai TOEFL ≥ 420
17
lulus/diterima sebagai mahasiswa di kelas internasional
- Calon mahasiswa baru lulus tes kompetensi kemampuan substansi keilmuan bidang studi
- Memiliki kompetensi Bahasa Inggris yang memadai sebelum ujian kahir program (sebagai persyaratan ujian skripsi)
Lulus TOEFL ≥ 450(Lulus TOEFL ≥ 500 khusus untuk Pendidikan Bahasa Inggris)
2. Pendidikan Geografi Pola 4.- Menggunakan
Kurikulum RegulerKKNI
- Keterampilan Berbahasa Inggris merupakan persyaratan lulus/diterima sebagai mahasiswa di kelas internasional
Nilai TOEFL ≥ 420Jika tidak mencapai score ini, calon mahasiswa baru bisa mengikuti kursus Bhasa Inggris dalam kurun waktu tertentu dengan bayar fee tambahan.
- Calon mahasiswa baru lulus tes kompetensi kemampuan substansi keilmuan bidang studi
- Memiliki kompetensi Bahasa Inggris yang memadai sebelum ujian kahir program (sebagai persyaratan ujian skripsi)
Lulus TOEFL ≥ 450
3. Penjas Pola 3 Nilai TOEFL persyaratan untuk diterima Nilai TOEFL ≥ 400(lebih rendah karena kondisi riil di lapangan).
4. Pendidikan Bahasa Indonesia Pola 2, yaitu :- Menggunakan
kurikulum regular- Keterampilan
berbahasa Inggris tidak diatur secara khusus (mahasiswa secara mandiri menentukan sendiri di luar kurikulum, sepanjang bisa menunjukkan sertfikat kemampuan berbahasa Inggris).
- Kmampuan berbahasa
18
Inggris diasah /dilatih sepanjang proses pembelajaran.
- Calon mahasiswa baru lulus tes kompetensi kemampuan substansi keilmuan bidang studi
- Memiliki kompetensi Bahasa Inggris yang memadai sebelum ujian kahir program (sebagai persyaratan ujian skripsi)
E. MASALAH DAN TANTANGAN
Masalah Level SolusiAturan Regulasi Universitas Perlu Tim Khusus menangani
hal iniMungkin belum adakerjasama untuk Univ luar untuk transfer credit and Joint Program
Universitas Mendiskusikan dengan Univ-2 yang sudah punya MoU dengan Undiksha agar ada MoA untuk Kelas Internasional
Pelaksanaan Proses Pembelajaran :
- Tidak semua dosen mampu berbahasa Inngris dengan lancar
Prodi Univ membuat aturan Pelaksanaan Kelas Internasional dan dilaksanakan oleh Dekan
Resource Sharing (jika memungkinkan)Pembelajaran dilaksanakan dengan : - Bhs Inggris full - Bilingual - Bhs Indonesia ( tapi English text book)
Cara ini juga digunakan untuk menyiapkan alih generasi secara perlahan.
Kemampuan Berbahasa Inggris secara aktif menjadi persyaratan penerimaan Calon
19
Dosen ke depanAda kemungkinan Penggajian Dosen di kelas internasional yang disamakan dengan dosen biasa
Level Universitas Harus ada aturan yang menghargai kompetensi khusus dosen yang mengajar di kelas internasional, yang masuk dalam Aturan Rektor.
ACTION PLANS ATAU RENCANA AKSI YANG HARUS DILAKUKAN UNDIKSHA:
1. Membentuk Unit Pelaksanaan Kurikulum Kelas Internasional yang bertugas untuk menyiapkan Prodi agar siap operasional sesuai dengan target pimpinan.2. Memfasilitasi Prodi utk menyiapkan persiapan konkret berupa “Action Plans dan Bussiness Plan” untuk pelaksanaan kelas internasional dengan pendampingan dari pakar yang ditunjuk.3. Memberikan pelatihan sejenis pre-operational orientation/training untuk menyegarkan kembali pengetahuan dosen pengajar tentang “International Customer Care” agar terampil dalam “academic international etiquette”.3. Mengadakan Study Banding ke universitas lain di Indonesia yang sudah melakukan Kelas Internasional.4. Memberikan komitment untuk mendukung pelaksanaan Kelas Internasional secara serius. a. penyediaan sarana/prasarana b. pembiayaan untuk pelaksanaan Kelas Interntional (biaya operational termasuk biaya untuk menghargai kinerja dosen).
20