lembaga baru pada masa reformasi

27
TUGAS SEJARAH Lembaga – Lembaga Baru pada Masa Reformasi NAMA : NABILA CITRA MAHARANI KELAS : XII AKSELERASI ABSEN : 10

Upload: nabila-maharani-ii

Post on 12-Jun-2015

15.193 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

TUGAS SEJARAHLembaga – Lembaga Baru pada Masa Reformasi

NAMA : NABILA CITRA MAHARANI

KELAS : XII AKSELERASI

ABSEN : 10

Page 2: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

MAHKAMAH KONSTITUSI

1. PENGERTIAN

Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman

bersama – sama dengan Mahkamah Agung.

2. LATAR BELAKANG

Lembaran awal sejarah praktik pengujian Undang-undang (judicial review)

bermula di Mahkamah Agung (MA) (Supreme Court) Amerika Serikat saat

dipimpin John Marshall dalam kasus Marbury lawan Madison tahun 1803. Kendati

saat itu Konstitusi Amerika Serikat tidak mengatur pemberian kewenangan untuk

melakukan judicial review kepada MA, tetapi dengan menafsirkan sumpah jabatan

yang mengharuskan untuk senantiasa menegakkan konstitusi, John

Marshall menganggap MA berwenang untuk menyatakan suatu Undang-

undang bertentangan dengan konstitusi.

Adapun secara teoritis, keberadaan Mahkamah Konstitusi baru diintrodusir

pertama kali pada tahun 1919 oleh pakar hukum asal Austria, Hans Kelsen (1881-

1973). Hans Kelselmenyatakan bahwa pelaksanaan konstitusional tentang legislasi

dapat secara efektif dijamin hanya jika suatu organ selain badan legislatif diberikan

tugas untuk menguji apakah suatu produk hukum itu konstitusional atau tidak, dan

tidak memberlakukannya jika menurut organ ini tidak konstitusional. Untuk itu perlu

diadakan organ khusus yang disebut Mahkamah Konstitusi (constitutional court).

Berdirinya lembaga Mahkamah Konstitusi di Indonesia diawali dengan

adanya Perubahan ketiga UUD 1945 dalam pasal 24 ayat 2, pasal 24C, dan pasal 7b

yang disahkan pada 9 November 2001. DPR dan pemerintah membuat RUU tentang

Mahkamah Konstitusi. Setelah melalui pembahasan mendalam, DPR dan

pemerintah menyetujui secara bersama UU Nomor 24 tahun 2003 tentang

Mahkamah Konstitusi pada tanggal 13 Agustus 2003 dan disahkan presiden pada

waktu itu.

3. TUGAS DAN WEWENANGTugas Mahkamah Konstusi menurut UUD 1945 adalah :1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya

bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewewenangan lembaga Negara yang kewewenangannya diberikan oleh UUD1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum.

2. Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

Page 3: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

Wewenang Mahkamah Konstitusi:

Menguji undang-undang terhadap UUD 1945 Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya

diberikan oleh UUD 1945. Memutus pembubaran partai politik Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

4. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN

Pemerintah bersama DPR membahas Rancangan Undang-Undang tentang

Mahkamah Konstitusi. Setelah dilakukan pembahasan beberapa waktu lamanya,

akhirnya RUU tersebut disepakati bersama oleh pemerintah bersama DPR dan

disahkan dalam Sidang Paripurna DPR pada 13 Agustus 2003. Pada hari itu

juga, UU tentang MK ini ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri dan

dimuat dalam Lembaran Negara pada hari yang sama, kemudian diberi nomor UU

Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran

Negara Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4316). Ditilik

dari aspek waktu, Indonesia merupakan negara ke-78 yang membentuk MK dan

sekaligus sebagai negara pertama di dunia yang membentuk lembaga ini pada abad

ke-21. Tanggal 13 Agustus 2003 inilah yang kemudian disepakati para hakim

konstitusi menjadi hari lahir MKRI.

5. KASUS Sengketa Pemilukada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Sengketa Pemilukada Lebak, Banten Sengketa Pemilukada Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara

Page 4: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

KOMISI YUDISIAL

1. PENGERTIAN

Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22

tahun 2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama

calon hakim agung.

2. LATAR BELAKANGBerawal pada tahun 1968 muncul ide pembentukan Majelis Pertimbangan

Penelitian Hakim (MPPH) yang berfungsi untuk memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan akhir mengenai saran-saran dan atau usul-usul yang berkenaan dengan pengangkatan, promosi, pindahan rumah, pemberhentian dan tindakan/hukuman jabatan para hakim. Namun ide tersebut tidak berhasil dimasukkan dalam undang-undang tentang Kekuasaan Kehakiman.

Baru kemudian tahun 1998 muncul kembali dan menjadi wacana yang semakin kuat dan solid sejak adanya desakan penyatuan atap bagi hakim, yang tentunya memerlukan pengawasan eksternal dari lembaga yang mandiri agar cita-cita untuk mewujudkan peradilan yang jujur, bersih, transparan dan profesional dapat tercapai.Seiring dengan tuntutan reformasi peradilan, pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001 yang membahas amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disepakati beberapa perubahan dan penambahan pasal yang berkenaan dengan kekuasaan kehakiman, termasuk di dalamnya Komisi Yudisial yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Berdasarkan pada amandemen ketiga itulah dibentuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang disahkan di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2004.

Setelah melalui seleksi yang ketat, terpilih 7 (tujuh) orang yang ditetapkan sebagai anggota Komisi Yudisial periode 2005-2010 melalui Keputusan Presiden tanggal 2 Juli 2005. Dan selanjutnya pada tanggal 2 Agustus 2005, ketujuh anggota Komisi Yudisial mengucapkan sumpah dihadapan Presiden, sebagai awal memulai masa tugasnya.

3. TUGAS Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung Menetapkan calon Hakim Agung Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR. Menerima laporan pengaduan masyarakat tentang perilaku hakim, Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim, dan Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa rekomendasi yang disampaikan

kepada Mahkamah Agung dan tindasannya disampaikan kepada Presiden dan DPR.

4. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN

Page 5: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

Seiring dengan tuntutan reformasi peradilan, pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001 yang membahas amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disepakati beberapa perubahan dan penambahan pasal yang berkenaan dengan kekuasaan kehakiman, termasuk di dalamnya Komisi Yudisial yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Berdasarkan pada amandemen ketiga itulah dibentuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang disahkan di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2004.

5. KASUS

• Dugaaan suap yang melibatkan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Syarifuddin Umar.

• Penanganan perkara kliennya dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

• Kasus suap kepada Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar.

Page 6: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

1. PENGERTIANKomisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM adalah sebuah lembaga mandiri di Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi melaksanakan kajian, perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia.

2. LATAR BELAKANG

Komisi ini berdiri sejak tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor

50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Komnas HAM

mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang Paripurna dan Subkomisi. Di

samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur

pelayanan. Ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan 2,5 tahun.

Namun mulai 2013, ketua Komnas HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan satu

tahun. Saat ini Komnas HAM diketuai Siti Noor Laila.

3. TUGAS

Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia

sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia

Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna

berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya

berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

4. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN

Dalam melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenang guna mencapai tujuannya

Komnas HAM menggunakan sebagai acuan instrumen-instrumen yang berkaitan

dengan HAM, baik nasional maupun Internasional.

Instrumen nasional :

1. Undang Undang Dasar 1945

2. Tap MPR No. XVII/MPR/1998

3. UU No 5 Tahun 1998 Tentang Pengesahan Convention Against

Torture And Other Cruel, Inhuman Or Degrading Treatment Or

Punishment (Konvensi Menentang Penyiksaan Dan Perlakuan Atau

Page 7: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

Penghukuman Lain Yang Kejam, Tidak Manusiawi, Atau Merendahkan

Martabat Manusia)

4. UU No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

5. UU No 26 tahun 2000 Tentang Pengadilan HAM

6. UU No 11 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant

On Economic, Social And Cultural Rights (Kovenan Internasional

Tentang Hak – Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya)

7. UU No 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant

On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak

Sipil Dan Politik)

8. UU No 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan

Etnis

9. UU No 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan Convention On The

Rights Of Persons With Disabilities(Konvensi Mengenai Hak – Hak

Penyandang Disabilitas)

10. Peraturan perundang-undangan nasional lain yang terkait

11. Keppres No. 50 tahun 1993 Tentang Komnas HAM

12. Keppres No. 181 tahun 1998 Tentang Komnas Anti kekerasan

terhadap Perempuan

Instrumen Internasional :

1. Piagam PBB, 1945

2. Deklarasi Universal HAM 1948

3. Instrumen internasional lain mengenai HAM yang telah disahkan dan

diterima oleh Indonesia

5. KASUS

1. Kasus Pembunuhan MunirMunir Said Thalib bukan sembarang orang, dia adalah aktifis HAM yang pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, 8 Desember 1965. Munir pernah menangani kasus pelanggaran HAM di Indonesia seperti kasus pembunuhan Marsinah, kasus Timor-Timur dan masih banyak lagi. Munir meninggal pada tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni dengan Arsenikum di makanan atau minumannya saat di dalam pesawat. Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titik jelas,

Page 8: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty Internasional dan tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja ia menaruh Arsenik di makanan Munir.

2. Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, MarsinahMarsinah merupakan salah satu buruh yang bekerja di PT. Catur Putra Surya (CPS) yang terletak di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Masalah muncul ketika Marsinah bersama dengan teman-teman sesama buruh dari PT. CPS menggelar unjuk rasa, mereka menuntut untuk menaikkan upah buruh pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Dia aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Masalah memuncak ketika Marsinah menghilang dan tidak diketahui oleh rekannya, dan sampai akhirnya pada tanggal 8 Mei 1993 Marsinah ditemukan meninggal dunia. Mayatnya ditemukan di sebuah hutan di Dusun Jegong, Kecamatan Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Menurut hasil otopsi, diketahui bahwa Marsinah meninggal karena penganiayaan berat.

3. Penculikan Aktivis 1997/1998Salah satu kasus pelanggaran HAM di Indonesia yaitu kasus penculikan aktivis 1997/1998. Kasus penculikan dan penghilangan secara paksa para aktivis pro-demokrasi, sekitar 23 aktivis pro-demokrasi diculik. Peristiwa ini terjadi menjelang pelaksanaan PEMILU 1997 dan Sidang Umum MPR 1998. Kebanyakan aktivis yang diculik disiksa dan menghilang, meskipun ada satu yang terbunuh. 9 aktivis dilepaskan dan 13 aktivis lainnya masih belum diketahui keberadaannya sampai kini. Banyak orang berpendapat bahwa mereka diculik dan disiksa oleh para anggota Kopassus. Kasus ini pernah ditangani oleh komisi HAM.

4. Penembakan Mahasiswa TrisaktiKasus penembakan mahasiswa Trisakti merupakan salah satu kasus penembakan kepada para mahasiswa Trisakti yang sedang berdemonstrasi oleh para anggota polisi dan militer. Bermula ketika mahasiswa-mahasiswa Universitas Trisakti sedang melakukan demonstrasi setelah Indonesia mengalami Krisis Finansial Asia pada tahun 1997 menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Peristiwa ini dikenal dengan Tragedi Trisakti. Dikabarkan puluhan mahasiswa mengalami luka-luka, dan sebagian meninggal dunia, yang kebanyakan meninggal karena ditembak peluru tajam oleh anggota polisi dan militer/TNI. Kasus ini masuk dalam daftar catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, dan pernah diproses.

5. Pembantaian Santa Cruz/Insiden DiliKasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu pembantaian yang dilakukan oleh militer atau anggota TNI dengan menembak warga sipil di Pemakaman Santa Cruz, Dili, Timor-Timur pada tanggal 12 November 1991. Kebanyakan warga sipil yang sedang menghadiri pemakaman rekannya di Pemakaman Santa Cruz ditembak oleh anggota militer Indonesia. Puluhan demonstran yang kebanyakkan mahasiswa dan warga sipil mengalami luka-luka dan bahkan ada yang meninggal. Banyak orang menilai bahwa kasus ini murni pembunuhan yang dilakukan oleh

Page 9: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

anggota TNI dengan melakukan agresi ke Dili, dan merupakan aksi untuk menyatakan Timor-Timur ingin keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan membentuk negara sendiri.

6. Peristiwa Tanjung Priok 1984Bermula ketika warga sekitar Tanjung Priok, Jakarta Utara melakukan demonstrasi beserta kerusuhan yang mengakibatkan bentrok antara warga dengan kepolisian dan anggota TNI yang mengakibatkan sebagian warga tewas dan luka-luka. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 12 September 1984. Banyak beragam versi awal mula kerusuhan ini, tapi yang paling dipercayai yaitu karena masalah agama. Suatu hari seorang anggota TNI sedang melakukan tugas pengamanan, dia masuk ke dalam musholah untuk mengambil pamflet-pamflet. Yang mengejutkannya adalah dia masuk tidak melepaskan alas kakinya (sepatu), hal ini membuat umat Islam yang sedang berada di dalam musholah tersinggung dan marah. Mereka membakar motor petugas itu dan akhirnya kerusuhan meluas. Sejumblah orang yang terlibat dalam kerusuhan diadili dengan tuduhan melakukan tindakan subversif, begitu pula dengan aparat militer, mereka diadili atas tuduhan melakukan pelanggaran hak asasi manusia pada peristiwa tersebut.

7. Pembantaiaan RawagedePeristiwa ini merupakan pelanggaran HAM berupa penembakan beserta pembunuhan terhadap penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh tentara Belanda pada tanggal 9 Desember 1947 diringi dengan dilakukannya Agresi Militer Belanda I. Puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh tanpa alasan yang jelas. Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag menyatakan bahwa pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab. Pemerintah Belanda harus membayar ganti rugi kepada para keluarga korban pembantaian Rawagede.

8. Peristiwa 27 JuliPeristiwa ini disebabkan oleh para pendukung Megawati Soekarno Putri yang menyerbu dan mengambil alih kantor DPP PDI di Jakarta Pusat pada tanggal 27 Juli 1996. Massa mulai melempari dengan batu dan bentrok, ditambah lagi kepolisian dan anggota TNI dan ABRI datang berserta Pansernya. Kerusuhan meluas sampai ke jalan-jalan, massa mulai merusak bangunan dan rambu-rambu lalu-lintas. Dikabarkan 5 orang meninggal dunia, puluhan orang (sipil maupun aparat) mengalami luka-luka dan sebagian ditahan. Menurut Komnas Hak Asasi Manusia, dalam peristiwa ini terbukti terjadi pelanggaran HAM.

9. Pembantaian Massal Komunis 1965Pembantaian ini merupakan peristiwa pembunuhan dan penyiksaan terhadap orang yang dituduh sebagai anggota komunis di Indonesia yang pada saat itu Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia dengan anggotanya yang berjumblah jutaan. Pihak militer mulai melakukan operasi dengan menangkap anggota komunis, menyiksa dan membunuh mereka. Sebagian banyak orang berpendapat bahwa Soeharto diduga kuat menjadi dalang dibalik pembantaian 1965 ini. Dikabarkan sekitar satu juta setengah anggota komunis meninggal dan sebagian menghilang. Ini jelas murni terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Page 10: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

10. Penembakan Misterius (Petrus)Diantara tahun 1982-1985, peristiwa ini mulai terjadi. Petrus adalah sebuah peristiwa penculikan, penganiayaan dan penembakan terhadap para preman yang sering menganggu ketertiban masyarakat. Pelakunya tidak diketahui siapa, namun kemungkinan pelakunya adalah aparat kepolisian yang menyamar (tidak memakai seragam). Kasus ini termasuk pelanggaran HAM, karena banyaknya korban Petrus yang meninggal karena ditembak. Kebanyakan korban Petrus ditemukan meninggal dengan keadaan tangan dan lehernya diikat dan dibuang di kebun, hutan dan lain-lain. Terhitung, ratusan orang yang menjadi korban Petrus, kebanyakan tewas karena ditembak. Banyak orang berpendapat bahwa Soeharto menjadi dalang utama dalam peristiwa Penembakan Misterius ini.

Page 11: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

KOMISI PEMBERANTAS KORUPSI

1. PENGERTIAN

Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi

di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan

memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada periode 2006-2011 KPK dipimpin

bersama oleh 4 orang wakil ketuanya, yakni Chandra Marta Hamzah, Bibit Samad

Rianto, Mochammad Jasin, dan Hayono Umar, setelah Perpu Plt. KPK ditolak oleh

DPR. Pada 25 November 2010, M. Busyro Muqoddas terpilih menjadi ketua KPK

setelah melalui proses pemungutan suara oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Dilanjutkan lagi oleh Abraham Samad sejak 2011.

2. LATAR BELAKANG

2.1 Orde Lama

2.1.1 Kabinet Djuanda

Di masa Orde Lama, tercatat dua kali dibentuk badan pemberantasan korupsi.

Yang pertama, dengan perangkat aturan Undang-Undang Keadaan Bahaya,

lembaga ini disebut Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran). Badan ini dipimpin

oleh A.H. Nasution dan dibantu oleh dua orang anggota, yakni Profesor M.

Yamin dan Roeslan Abdulgani. Kepada Paran inilah semua pejabat harus

menyampaikan data mengenai pejabat tersebut dalam bentuk isian formulir yang

disediakan. Mudah ditebak, model perlawanan para pejabat yang korup pada saat itu

adalah bereaksi keras dengan dalih yuridis bahwa dengan doktrin

pertanggungjawaban secara langsung kepada Presiden, formulir itu tidak diserahkan

kepada Paran, tapi langsung kepada Presiden. Diimbuhi dengan kekacauan politik,

Paran berakhir tragis, deadlock, dan akhirnya menyerahkan kembali pelaksanaan

tugasnya kepada Kabinet Djuanda.

2.2 Operasi Budhi

Pada 1963, melalui Keputusan Presiden No. 275 Tahun 1963, pemerintah

menunjuk lagi A.H. Nasution, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator

Pertahanan dan Keamanan/Kasab, dibantu olehWiryono Prodjodikusumo dengan

lembaga baru yang lebih dikenal dengan Operasi Budhi. Kali ini dengan tugas yang

lebih berat, yakni menyeret pelaku korupsi ke pengadilan dengan sasaran utama

perusahaan-perusahaan negara serta lembaga-lembaga negara lainnya yang

dianggap rawan praktek korupsi dan kolusi.

Page 12: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

Lagi-lagi alasan politis menyebabkan kemandekan, seperti Direktur

Utama Pertamina yang tugas ke luar negeri dan direksi lainnya menolak karena

belum ada surat tugas dari atasan, menjadi penghalang efektivitas lembaga ini.

Operasi ini juga berakhir, meski berhasil menyelamatkan keuangan negara kurang-

lebih Rp 11 miliar. Operasi Budhi ini dihentikan dengan pengumuman

pembubarannya olehSoebandrio kemudian diganti menjadi Komando Tertinggi

Retooling Aparat Revolusi (Kontrar) dengan Presiden Soekarno menjadi ketuanya

serta dibantu oleh Soebandrio dan Letjen Ahmad Yani. Bohari pada

tahun 2001 mencatatkan bahwa seiring dengan lahirnya lembaga ini, pemberantasan

korupsi pada masa Orde Lama pun kembali masuk ke jalur lambat, bahkan macet.

2.3 Orde Baru

Pada masa awal Orde Baru, melalui pidato kenegaraan pada 16

Agustus 1967, Soeharto terang-terangan mengkritik Orde Lama, yang tidak mampu

memberantas korupsi dalam hubungan dengan demokrasi yang terpusat ke istana.

Pidato itu seakan memberi harapan besar seiring dengan dibentuknya Tim

Pemberantasan Korupsi (TPK), yang diketuai Jaksa Agung. Namun, ternyata

ketidakseriusan TPK mulai dipertanyakan dan berujung pada kebijakan Soeharto

untuk menunjuk Komite Empat beranggotakan tokoh-tokoh tua yang dianggap

bersih dan berwibawa, seperti Prof Johannes, I.J. Kasimo, Mr Wilopo, dan A.

Tjokroaminoto, dengan tugas utama membersihkan Departemen Agama, Bulog, CV

Waringin, PT Mantrust, Telkom, Pertamina, dan lain-lain.

Empat tokoh bersih ini jadi tanpa taji ketika hasil temuan atas kasus korupsi

di Pertamina, misalnya, sama sekali tidak digubris oleh pemerintah. Lemahnya posisi

komite ini pun menjadi alasan utama. Kemudian, ketika Laksamana

Sudomo diangkat sebagai Pangkopkamtib, dibentuklah Operasi Tertib (Opstib)

dengan tugas antara lain juga memberantas korupsi. Perselisihan pendapat

mengenai metode pemberantasan korupsi yang bottom up atau top down di

kalangan pemberantas korupsi itu sendiri cenderung semakin melemahkan

pemberantasan korupsi, sehingga Opstib pun hilang seiring dengan makin

menguatnya kedudukan para koruptor di singgasana Orde Baru.

2.4 Era Reformasi

Di era reformasi, usaha pemberantasan korupsi dimulai oleh B.J.

Habibie dengan mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme berikut

pembentukan berbagai komisi atau badan baru, seperti Komisi Pengawas Kekayaan

Pejabat Negara (KPKPN), KPPU, atau Lembaga Ombudsman. Presiden

berikutnya, Abdurrahman Wahid, membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak

Page 13: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

Pidana Korupsi (TGPTPK) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000.

Namun, di tengah semangat menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari

anggota tim ini, melalui suatu judicial review Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya

dibubarkan dengan logika membenturkannya ke UU Nomor 31 Tahun 1999. Nasib

serupa tapi tak sama dialami oleh KPKPN, dengan dibentuknya Komisi

Pemberantasan Korupsi, tugas KPKPN melebur masuk ke dalam KPK, sehingga

KPKPN sendiri hilang dan menguap. Artinya, KPK-lah lembaga pemberantasan

korupsi terbaru yang masih eksis.

3. TUGAS Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana korupsi Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana korupsi Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana

korupsi Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

4. DASAR PEMBENTUKAN HUKUM

UU RI nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi

Kepres RI No. 73 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon

Pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

PP RI No. 19 Tahun 2000 Tentang Tim Gabungan Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi

UU RI No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih

dan Bebas Dari KKN

UU RI No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

UU RI No. 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

UU RI No. 25 Tahun 2003 Tentang Perubahan Atas UU No. 15 Tahun 2002

Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang

PP RI No. 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta

Masyarakat dan Pemberian Penghargaan Dalam Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

PP RI No. 109 Tahun 109 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala

Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Page 14: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

5. KASUS

2011

11 Februari KPK menangkap Jaksa Dwi Seno Widjanarko asal Kejaksaan

Negeri Tangerang di kawasan Pondok Aren, Bintaro, Tangerang. Dia diduga

memeras Agus Suharto, pegawai BRI Unit Juanda, Ciputat. Upaya

pemerasan terhadap Agus suharto ini diduga terkait dengan perkara

penggelapan sertifikat di BRI cabang Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan

yang ditangani Jaksa Seno. Atas perbuatannya, Seno disangkakan

melanggar Pasal 12 huruf e Undang Undang No 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Korupsi.

4 Oktober KPK menahan FL (Bupati Nias Selatan periode 2006 s.d. 2011)

dalam dugaan tindak pidana korupsi memberikan sesuatu kepada pegawai

negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri

atau penyelanggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu

dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajiban.

KPK menetapkan Timas Ginting selaku pejabat pembuat komitmen di

Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Sarana dan Prasarana

Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kemenakertrans sebagai tersangka kasus

dugaan korupsi pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kasus

ini juga menyeret Muhammad Nazaruddin dan istrinya Neneng Sri

Wahyuni sebagai tersangka.

26 September Penyidik KPK menahan tersangka ME (Bupati Kabupaten

Seluma)dalam pengembangan penyidikan dugaan tindak pidana korupsi

pemberian hadiah di Pemerintah Kabupaten Seluma.

28 September KPK menetapkan RSP (mantan Kepala Pusat

Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan selaku Kuasa Pengguna

Anggaran merangkap Pejabat Pembuat Komitmen) sebagai tersangka dalam

dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaan alat kesehatan I untuk

kebutuhan Pusat Penanggulangan Krisis Departemen Kesehatan dari dana

DIPA Revisi APBN Pusat Penanggulangan Krisis Sekretariat Jenderal

Departemen Kesehatan Tahun Anggaran 2007.

8 September KPK menahanan tersangka B (pemimpin Tim Pemeriksa BPK-

RI di Manado) dan MM (anggota tim Pemeriksa BPK-RI di Manado) atas

dugaan penerimaan sesuatu atau hadiah berupa uang dari JSMR Wali Kota

Tomohon periode 2005 s.d. 2010 terkait pemeriksaan Laporan Keuangan

Daerah Kota Tomohon Tahun Anggaran (TA) 2007.

Page 15: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

25 Agustus KPK menangkap Kabag Program Evaluasi di Ditjen Pembinaan

Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT) Dadong Irba Relawan ,

Sesditjen P2KT I Nyoman Suisnaya dan direksi PT Alam Jaya

Papua Dharnawati terkait kasus korupsi di Kemenakertrans , kasus ini juga

membuat menakertransMuhaimin Iskandar dan menkeu Agus

Martowardojo diperiksa.

13 Agustus KPK menahan mantan bendahara umum Partai

Demokrat Muhammad Nazaruddin sebagai tersangka kasus suap proyek

Wisma Atlet SEA Gamessetelah ditangkap di Cartagena, Colombia pada

tanggal 6 Agustus 2011 dan tiba di Jakarta, pada 13 Agustus 2011. Dalam

upaya untuk menangkap Muhammad Nazaruddin yang buron, KPK

melayangkan permohonan penerbitan Red Notice pada tanggal 5 Juli 2011

kepada Kepolisian RI yang diteruskan kepada Interpol. Sebelumnya KPK

telah melakukan permintaan pencegahan terhadap Muhammad Nazaruddin

kepada Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 24 Mei 2011.

1 Juni KPK menangkap tangan seorang hakim Pengadilan Hubungan

Industrial Imas Dianasari di daerah Cinunu, Bandung, Jawa Barat karena

menerima uang dari seseorang berinisial OJ yang diduga merupakan

karyawan PT OI.

2 Juni KPK menangkap tangan Hakim Syarifuddin diduga menerima suap

Rp250 juta dari kurator PT Skycamping Indonesia (PT SCI), Puguh Wirawan.

Selain uang Rp250 juta, KPK juga menemukan uang tunai Rp142 juta,

US$116.128, Sin$245 ribu, serta belasan ribu mata uang Kamboja dan

Thailanddi rumah dinas Syarifudin.

2 Juni KPK menangkap basah seorang Hakim pengawas di Pengadilan Niaga

Jakarta yang diduga menerima uang suap di daerah Sunter Jakarta Utara.

Dia diduga menerima suap dari kasus kepailitian.

22 November Penyidik KPK menangkap tangan jaksa Kasub Bagian

pembinaan di Kejaksaan negeri Cibinong bernama Sisyoto bersama

pengusaha E, AB dan satu orang sopir. Dalam penangkapan itu petugas KPK

menemukan uang Rp 100 juta yang diduga merupakan suap untuk Jaksa

Sisyoto.

11 Desember Kepolisian Thailand menangkap Nunun Nurbaetie, tersangka

kasus cek pelawat yang menjadi buronan internasional. Ia ditangkap di

sebuah rumah kontrakan yang berada di Distrik Saphan

Sung, Bangkok, Thailand. Selanjutnya Nunun diserahkan ke KPK dan

diterbangkan ke Indonesia.

Page 16: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

2010

Mantan Mendagri Hari Sabarno, Direktur Jenderal Otonomi Daerah

Kementerian Dalam Negeri Oentarto Sindung Mawardi dan Hengky Samuel

Daud diselidiki terkait kasus korupsi pengadaan mobil pemadam kebakaran di

20 provinsi pada 2002-2004.

30 Maret Sekitar pukul 10.30, KPK menangkap seorang hakim Pengadilan

Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) Jakarta berinisial IB dan pengacara

berinisial AS, yang diduga tengah melakukan transaksi penyuapan di jalan

Mardani Raya, Cempaka Putih-Jakarta Pusat.

2009

3 September KPK menetapkan status tersangka terhadap bekas Sekretaris

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Sutedjo Yuwono, mantan Direktur

Bina Pelayanan Medik Kementerian KesehatanRatna Dewi Umar, dan

mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis di Kementerian

Kesehatan Rustam Syarifuddin Pakaya dalam kasus korupsi alat kesehatan

berbiaya Rp 40 miliar pada tahun anggaran 2007. Pada 23

Agustus 2011, Sutedjo Yuwono dinyatakan terbukti melakukan korupsi

pengadaan alat kesehatan (alkes) penanggulangan flu burung di Kemenko

Kesra pada 2006. Pengadilan Tipikor menjatuhkan hukuman tiga tahun

penjara kepada Sutedjo.

2008

16 Januari Mantan Kapolri Rusdihardjo ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua.

Terlibat kasus dugaan korupsi pada pungli pada pengurusan dokumen

keimigrasian saat menjabat sebagai Duta Besar RI di Malaysia. Dugan

kerugian negara yang diakibatkan Rusdihardjo sebesar 6.150.051 ringgit

Malaysia atau sekitar Rp15 miliar. Rusdiharjo telah di vonis pengadilan

Tipikor selama 2 tahun.

14 Februari Direktur Hukum BI Oey Hoey Tiong di Rutan Polda Metro Jaya

dan Rusli Simanjuntak ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua. Kedua petinggi

BI ini ditetapkan tersangka dalam penggunaan dana YPPI sebesar Rp 100

miliar. Mantan Direktur Hukum BI Oey Hoey Tiong dan mantan Kepala Biro BI

Rusli Simanjuntak yang masing-masing empat tahun penjara.

Page 17: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

10 April Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah ditahan di

Rutan Mabes Polri. Burhanuddin diduga telah menggunakan dana YPPI

sebesar Rp 100 miliar. Burhanuddin sudah di vonis pengadilan tipikor lima

tahun penjara,

27 November Aulia Pohan, besan Presiden SBY. Dia bersama tersangka lain,

Maman Sumantri mendekam di ruang tahanan Markas Komando Brimob

Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Sementara Bun Bunan Hutapea dan Aslim

Tadjuddin dititipkan oleh KPK di tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes

Polri. Mereka diduga terlibat dalam pengucuran dana Yayasan

Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar Rp100 miliar.

2 Maret Jaksa Urip Tri Gunawan ditahan di Rutan Brimob Kelapa Dua dan

Arthalita Suryani ditahan di Rutan Pondok Bambu. Jaksa Urip tertangkap

tangan menerima 610.000 dolar AS dari Arthalita Suryani di rumah obligor

BLBI Syamsul Nursalim di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Urip di

vonis ditingkat pengadilan Tipikor dan diperkuat ditingkat kasasi di Mahkamah

Agung selama 20 tahun penjara. Sedangkan Arthalita di vonis di Tipikor

selama 5 tahun penjara.

12 Maret Pimpro Pengembangan Pelatihan dan Pengadaan alat pelatihan

Depnakertrans Taswin Zein ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Taswin

diduga terlibat dalam kasus penggelembungan Anggaran Biaya Tambahan

(ABT) Depnakertrans tahun 2004 sebesar Rp 15 miliar dan Anggaran Daftar

Isian sebesar Rp 35 miliar. Taswin telah di vonis Pengadilan Tipikor selama 4

tahun penjara.

20 Maret Mantan Gubernur Riau Saleh Djasit (1998-2004) ditahan sejak 20

Maret 2008 di rutan Polda Metro Jaya. Saleh yang juga anggota DPR RI

(Partai Golkar) ditetapkan sebagai tersangka sejak November 2007 dalam

kasus dugaan korupsi pengadaan 20 unit mobil pemadam kebakaran senilai

Rp 15 miliar. Saleh Djasit telah di vonis Pengadilan Tipikor selama 4 tahun

penjara.

10 November Mantan gubernur Jawa Barat Danny Setiawan dan Dirjen

Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri Oentarto Sindung Mawardi

ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Damkar ditahan di rutan

Bareskrim Mabes Polri. KPK juga menahan mantan Kepala Biro

Pengendalian Program Pemprov Jabar Ijudin Budhyana dan mantan kepala

Page 18: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

perlengkapan Wahyu Kurnia. Ijudin saat ini masih menjabat sebagai Kepala

Dinas Pariwisata Jabar. Selain itu KPK telah menahan Ismed Rusdani pada

Rabu (12/12/08). Ismed yang menjabat staf biro keuangan di lingkungan

Pemprov Kalimantan Timur ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Damkar juga

menyeret Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Depok Yusuf juga

ditetapkan sebagai tersangka pada Senin 22 September 2008

9 April Anggota DPR RI (PPP) Al Amin Nur Nasution dan Sekda Kabupaten

Bintan Azirwan ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Sekda Bintan Azirwan

ditahan di Rutan Polres Jakarta Selatan. Al Amin tertangkap tangan

menerima suap dari Azirwan. Saat tertangkap ditemukan Rp 71juta dan

33.000 dolar Singapura. Mereka ditangkap bersama tiga orang lainnya di

Hotel Ritz Carlton.

17 April Anggota DPR RI (Partai Golkar) Hamka Yamdhu dan mantan

Anggota DPR RI (Partai Golkar) Anthony Zeidra Abidin. Anthony Z Abidin

yang juga menjabat Wakil Gubernur Jambi ditahan di Polres Jakarta Timur,

Hamka Yamdhu ditahan di Rutan Polres Jakarta Barat. Hamda dan Anthony

Z Abidin diduga menerima Rp 31,5 miliar dari Bank Indonesia.

2006

Desember

27 Desember - Menetapkan Bupati Kutai Kartanegara Syaukani H.R. sebagai

tersangka dalam kasus korupsi Bandara Loa Kulu yang diperkirakan

merugikan negara sebanyak Rp 15,9 miliar. Tribun Kaltim

22 Desember - Menahan Bupati Kendal Hendy Boedoro setelah menjalani

pemeriksaan Hari Jumat (22/12). Hendy ditetapkan sebagai tersangka dalam

kasus dugaan korupsi APBD Kabupaten Kendal2003 hingga 2005 senilai Rp

47 miliar. Selain Hendy, turut pula ditahan mantan Kepala Dinas Pengelola

Keuangan Daerah Warsa Susilo. Tempo Interaktif

21 Desember - Menetapkan mantan Gubernur Kalimantan Selatan H.M.

Sjachriel Darham sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi

penggunaan uang taktis. Sjachriel Darham sudah lima kali diperiksa penyidik

dan belum ditahan. Tempo Interaktif

Desember 2008, menahan BUPATI Garut 2004-2009 Letkol.(Purn) H. Agus

Supriadi SH, yang tersangkut penyelewangan dana bantuan bencana alam

Page 19: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

sebesar 10 milyar negara dirugikan,Bupati Agus dikenakan hukuman 15

tahun penjara dan denda 300 juta.

November

30 November - Jaksa KPK Tuntut Mulyana W. Kusumah 18 Bulan dalam

kasus dugaan korupsi pengadaan kotak suara Pemilihan Umum 2004. Tempo

Interaktif

30 November - Menahan bekas Konsul Jenderal RI di Johor

Baru, Malaysia, Eda Makmur. Eda diduga terlibat kasus dugaan korupsi

pungutan liar atau memungut tarif pengurusan dokumen keimigrasian di luar

ketentuan yang merugikan negara sebesar RM 5,54 juta atau sekitar Rp 3,85

miliar. Tempo Interaktif

30 November - Menahan Rokhmin Dahuri, Menteri Kelautan dan

Perikanan periode 2001-2004. Rokhmin diduga terlibat korupsi dana

nonbujeter di departemennya. Total dana yang dikumpulkan adalah Rp 31,7

miliar. Tempo Interaktif

September

2 September - Memeriksa Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan selama 11

jam di gedung KPK. Pemeriksaan ini terkait kasus pembelian alat berat senilai

Rp 185,63 miliar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dianggarkan

pada 2003-2004. Tempo Interaktif

Juni

19 Juni - Menahan Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna A.F. setelah

diperiksa KPK dalam kasus izin pelepasan kawasan hutan seluas 147 ribu

hektare untuk perkebunan kelapa sawit tanpa jaminan, dimana negara

dirugikan tak kurang dari Rp 440 miliar. Tempo Interaktif

2005

Kasus penyuapan anggota KPU, Mulyana W. Kusumah kepada tim audit BPK

(2005)

Kasus korupsi di KPU, dengan tersangka Nazaruddin Sjamsuddin, Safder

Yusacc dan Hamdani Amin (2005)

Kasus penyuapan panitera PT Jakarta oleh kuasa hukum Abdullah Puteh,

dengan tersangka Teuku Syaifuddin Popon, Syamsu Rizal Ramadhan, dan

M. Soleh. (2005)

Page 20: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo, dengan

tersangka Harini Wijoso, Sinuhadji, Pono Waluyo, Sudi Ahmad, Suhartoyo

dan Triyadi

Dugaan korupsi perugian negara sebesar 32 miliar rupiah dengan

tersangka Theo Toemion (2005)

Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005)

2004

Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple

Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004). Sedang berjalan, dengan tersangka

Ir. H. Abdullah Puteh.

Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, SLTP, yang dibiayai

oleh Bank Dunia (2004)

Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI

Jakarta (2004)

Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Keuangan Dirjen

Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara

Rp10 milyar lebih. (2004). Sedang berjalan, dengan tersangka tersangka

Drs. Muhammad Harun Let Let dkk.

Dugaan korupsi pada penyalahgunaan

fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada PT Texmaco

Group melalui Bank BNI (2004)

Dugaan telah terjadinya TPK atas penjualan aset kredit PT PPSU oleh BPPN.

(2004)

Page 21: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

1. PENGERTIAN

Dewan Perwakilan Daerah (disingkat DPD), sebelum 2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.

2. LATAR BELAKANG

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lahir pada tanggal 1 Oktober 2004, ketika 128 anggota DPD yang terpilih untuk pertama kalinya dilantik dan diambil sumpahnya. Pada awal pembentukannya, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh DPD. Tantangan tersebut mulai dari wewenangnya yang dianggap jauh dari memadai untuk menjadi kamar kedua yang efektif dalam sebuah parlemen bikameral, sampai dengan persoalan kelembagaannya yang juga jauh dari memadai. Tantangan-tantangan tersebut timbul terutama karena tidak banyak dukungan politik yang diberikan kepada lembaga baru ini.

Keberadaan lembaga seperti DPD, yang mewakili daerah di parlemen nasional, sesungguhnya sudah terpikirkan dan dapat dilacak sejak sebelum masa kemerdekaan. Gagsan tersebut dikemukakan oleh Moh. Yamin dalam rapat perumusan UUD 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Gagasan-gagasan akan pentingnya keberadaan perwakilan daerah di parlemen, pada awalnya diakomodasi dalam konstitusi pertama Indonesia, UUD 1945, dengan konsep “utusan daerah” di dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang bersanding dengan “utusan golongan” dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal tersebut diatur dalam Pasal 2 UUD 1945, yang menyatakan bahwa “MPR terdiri atas anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.” Pengaturan yang longgar dalam UUD 1945 tersebut kemudian diatur lebih lanjut dalam berbagai peraturan perundang-undangan.

Dalam periode konstitusi berikutnya, UUD Republik Indonesia Serikat (RIS), gagasan tersebut diwujudkan dalam bentuk Senat Republik Indonesia Serikat yang mewakili negara bagian dan bekerja bersisian dengan DPR-RIS.

3. TUGAS DAN WEWENANGa. Mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah.

Pengajuan itu meliputi hal – hal sebagai berikut : Hubungan pusat dan daerah Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah Perimbangan keungan pusat dan daerah. Setelah itu, DPR kemudian

mengundang DPD untuk membahas RUU tersebut.b. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang

berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.

Page 22: LEMBAGA BARU PADA MASA REFORMASI

c. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

d. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang – undang mengenai otonomi daerah. Pengawasan pelaksanaan itu meliputi hal – hal sebagai berikut:

Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah Hubungan pusat dan daerah Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya Pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.

e. Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK untuk dijadikan bahan membuat pertimbangan bagi DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN.

4. DASAR HUKUM PEMBENTUKANDewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan amanat amandemen ketiga Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 22C dan 22D pada Agustus 2002. Secara garis besar, struktur ketatanegaraan yang diatur dalam UUD tersebut mengatur tiga lembaga utama dalam organ legislatif Indonesia, yaitu MPR, DPR dan DPD. Selain mengenai struktur ketatanegaraan, ada beberapa perubahan di bidang politik lainnya yang kemudian diturunkan dalam paket Undang-undang politik yang terbaru, yaitu :

1. Undang Undang No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik 2. Undang Undang No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum 3. Undang Undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR,

DPR, DPD dan DPRD 4. Undang Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil

Presiden