leksikostatistik bahasa bugis dan bahasa toraja
TRANSCRIPT
LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BUGIS
DAN BAHASA TORAJA
(Lexicostatistic of Bugis Language and Toraja Language)
oleh/by
Dewi Mayangsari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Pos-el: [email protected]
*) Diterima: 2020 Disetujui: 2020
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menunjukkan waktu pisah dari bahasa proto antara bahasa Bugis
dan bahasa Toraja. Pengumpulan data dilakukan dengan metode padan referensial.
Analisis data dilakukan dengan metode leksikostatistik. Adapun metode penyajian hasil
menggunakan metode informal dan formal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
bahasa Bugis dan bahasa Toraja memiliki persentase 53% kekerabatan. Berdasarkan
perhitungan leksikostatistik, dari 200 kosakata dasar Swadesh pada bahasa Bugis dan
bahasa Toraja, ditemukan 101 kosakata kerabat dan 90 nonkerabat. Simpulan penelitian
ini adalah bahwa bahasa Bugis dan bahasa Toraja berkerabat serta termasuk dalam
tingkatan keluarga bahasa.
Kata kunci: bahasa Bugis, bahasa Toraja, leksikostatistik
ABSTRACT
This study aims to investigates the presumed time of language separation of proto
languages, namely Bugis and Toraja languages. The methods applied in this study covers
both data collecting method, namely a referential equivalent method, and data analysing
method, namely a lexicostatistic method. Moreover, the results of the analysis are
presented in both formal and informal methods. The study reveals that Bugis and Toraja
languages have a 53% of kinship percentage. Based on lexicostatistic calculations, from
200 Swadesh basic vocabularies in Bugis and Toraja languages there were found 101
relatives and 90 non-relatives. The conclusions of this study are that Bugis and Toraja
languages are related and belong to the language family level.
Keywords: Bugis language, Toraja language, lexicostatistics
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang
memiliki bahasa yang cukup
beragam. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika setiap daerah
memiliki bahasa yang berbeda pula.
Setiap bahasa secara signifikan dalam
beberapa periode bahasa mengalami
perubahan sejalan dengan
perpindahan penutur bahasa.
Bahasa-bahasa yang ada di
Indonesia tentu memiliki rumpun
bahasa. Menurut S.J. Esser (dalam
Saidi, 1994: 15–16), bahasa yang ada
Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96
84
di Indonesia dikelompokkan menjadi
tujuh belas kelompok bahasa yang
terdiri atas kelompok Sumatera, Jawa,
Dayak atau Kalimantan, Bali-Sasak,
Filipina, Gorontalo, Tomini, Toraja,
Loinang, Bungku Laki, Sulawesi
Selatan, Muna-Butung, Bima-Sumba,
Ambon Timur, Sula-Bacan,
Halmahera Selatan-Irian Barat, dan
Melanesia.
Bahasa yang dikaji dalam
penelitian ini adalah bahasa Bugis dan
bahasa Toraja. Keduanya termasuk
dalam rumpun Austronesia, yakni
bahasa-bahasa Hesperonesia (Keraf,
1984: 205). Kedua bahasa tersebut
secara geografis berada di wilayah
yang berdekatan. Pertama, bahasa
Bugis digunakan oleh masyarakat
Kabupaten Maros, Kabupaten
Pangkep, Kabupaten Barru, Kota
Pare-Pare, Kabupaten Pinrang,
Kabupaten Enrekang, Kabupaten
Luwu, Kabupaten Sidenreng
Rappang, Kabupaten Soppeng,
Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone,
Kabupaten Sinjai, Kabupaten
Bulukumba, dan Kabupaten Bantaeng
Provinsi Sulawesi Selatan. Kedua,
bahasa Toraja digunakan oleh
masyarakat Kabupaten Tana Toraja
dan Kabupaten Toraja Utara Provinsi
Sulawesi Selatan.
Penelitian ini menggunakan tiga
macam metode, yaitu metode
pengumpulan data, metode analisis
data, dan metode penyajian data.
Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah metode padan
referensial dengan alat penentunya
adalah kenyataan yang ditunjuk oleh
bahasa atau referent bahasa. Sumber
data diperoleh dari data sekunder,
yakni studi pustaka melalui kamus
bahasa Bugis dan kamus bahasa
Toraja. Kosakata yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 200
kosakata dasar Swadesh. Metode
analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah metode
leksikostatistik, yaitu suatu teknik
pengelompokan bahasa yang
cenderung mengutamakan
peneropongan kata-kata secara
statistik, kemudian menetapkan
pengelompokan tersebut berdasarkan
persentase kesamaan dan perbedaan
suatu bahasa dengan bahasa lain.
Selanjutnya, metode penyajian hasil
analisis yang digunakan adalah
metode penyajian informal dan
formal. Metode informal adalah
penyajian hasil analisis yang
dirumuskan dengan kata-kata biasa,
sedangkan metode formal adalah
penyajian hasil analisis yang
dirumuskan dengan tanda dan
lambang-lambang.
Penelitian mengenai perhitungan
leksikostatistik yang membandingkan
secara langsung bahasa Bugis dan
bahasa Toraja belum ada. Akan tetapi,
penelitian yang relevan terkait bahasa
Bugis dan bahasa Toraja sudah ada.
Pertama, Sholihah (2015) meneliti
―Korespondensi Fonemis Bahasa
Melayu Makassar, Bahasa Mandar,
dan Bahasa Bugis‖. Hasil analisisnya
menunjukkan bahwa ditemukan
korespondensi fonemis berupa /ə~a/,
/a~ə/, /u~ɔ/, dan /b~w/. Selain itu,
bahasa Melayu Makassar lebih dekat
kekerabatannya dengan bahasa
Mandar daripada dengan bahasa
Bugis. Kedua, Mayangsari (2016)
meneliti ―Korespondensi Fonemis
Bahasa Bugis, Bahasa Muna, Bahasa
Toraja, dan Bahasa Wolio‖.
Penelitian ini menggunakan metode
perbandingan klasik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bahasa Bugis,
bahasa Muna, bahasa Toraja, dan
Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)
85
bahasa Wolio memperlihatkan
korespondensi fonemis yang muncul
secara teratur. Formula korespondensi
dalam bahasa Bugis, bahasa Muna,
bahasa Toraja, dan Bahasa Wolio
adalah /əa/, /aə/, /kø/, /øk/,
/bw/, /jɖ/, /ŋø/, dan /nŋø/.
Ketiga, Auliani (2018) meneliti
―Leksikostatistik bahasa Gorontalo,
Bugis, Sumbawa, dan Bima‖. Hasil
analisis penelitian tersebut
menunjukkan bahwa bahasa Bugis
dan bahasa Sumbawa merupakan
pasangan bahasa tertua. Berdasarkan
penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya, menunjukkan
penelitian ini sebagai penelitian yang
bersifat lanjutan yang baru. Dengan
demikian, penelitian ini penting
dilakukan untuk menentukan waktu
pisah antara bahasa Bugis dan bahasa
Toraja.
Masalah yang akan dikupas
dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
(1) Bagaimanakah hubungan
kekerabatan bahasa Bugis dan
bahasa Toraja berdasarkan
perhitungan leksikostatistik?
(2) Kapan bahasa Bugis dan bahasa
Toraja berpisah dengan bahasa
induknya?
Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan hubungan
kekerabatan bahasa Bugis dan bahasa
Toraja berdasarkan perhitungan
leksikostatistik. Adapun manfaat
penelitian ini adalah menambah
khasanah pustaka mengenai
leksikostatistik bahasa Bugis dan
bahasa Toraja serta menjadi landasan
bagi penelitian selanjutnya yang akan
meneliti bahasa Bugis maupun bahasa
Toraja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahasa-bahasa yang dibandingkan
dalam tulisan ini adalah bahasa Bugis
dan bahasa Toraja. Berikut akan
dipaparkan hubungan kekerabatan
pasangan kedua bahasa tersebut.
Kekerabatan Bahasa Bugis dan
Bahasa Toraja
Penelusuran kekerabatan bahasa
Bugis dan bahasa Toraja dapat
diawali dengan melihat jumlah
kosakata yang memiliki kemiripan
bentuk-makna. Berikut adalah
perbandingan kosakata dalam bahasa
Bugis dan bahasa Toraja yang
menunjukkan bentuk-bentuk kognat.
Tabel 1
Perbandingan Kosakata Bahasa Bugis dan Bahasa Toraja
No. Swadesh Gloss PAN Bugis Toraja
1 ash abu *abu’1 awu au
2 water air *wayə wai wai
3 child anak *'anak1 anak anak
4 wind angin *aŋin1 aŋiŋ aŋin
5 dog anjing *asu32
asu asu
6 what apa *apa1 aga apa
7 fire api *api45
api api
Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96
86
8 smoke asap *- rumpu rambu
9 father ayah *ama ambok ambek
10 burn bakar *tunu10
tunu tunu
11 turn round balik *(bB)alik31
wali balik
12 new baru *bayu1 baru baru
13 stone batu *batu14
watu batu
14 seed benih *bənih1 wine banne
15 brave berani *(bB)aRani31
warani barani
16 star bintang *bintaN bintaŋ bintoen
17 fruit buah *bu’ah1 bua buah
18 moon bulan *bulan1 uleŋ bulan
19 feather bulu *bulu27
bulu bulu
20 flower bunga *buŋa24
wuŋa buŋa
21 bird burung *buluŋ buruŋ buruŋ
22 wash cuci *baseq bissa basei
23 meet daging *- juku dukuk
24 blood darah *RaRa57
dara rara
25 leaf daun *daʔun raun daun
26 dust debu *'abuk auu abuabu
27 eight delapan *kwalu arua karua
28 at di *di1 di di
29 push away dorong *suruŋ24
soroŋ soroŋ
30 two dua *dua41
dua duaŋ
31 tail ekor *ikuy10
ikko ikko'
32 four empat *epat4 əppa a'pa'
33 you engkau *i-koe52
igik iko
34 dig gali *kali10
kali kali
35 fat gemuk, lemak *gəmuk gamok gommok
36 tooth gigi *(n)isi32
isi isi
37 rub gosok *gusuk gosok gɔssok
38 mountain gunung *- bullu buntu
39 liver hati *hatay ate ate
40 live hidup *hudip1 tuo tuo
41 green hijau *- ijɔ maido
42 black hitam *- malotoŋ malotoŋ
Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)
87
43 he/she ia *iya10
iye iyo
44 mother ibu *in[d]u’ indɔk indɔk
45 fish ikan *balav bale bale
46 this ini *Ɂini yae iate
47 wife isteri *binay baibe baine
48 far jauh *- mabela mambela
49 mist kabut *- salauk salebu
50 you kamu *i-koe52
ikɔ ikɔ
51 right kanan *wanan2 kanaŋ kanan
52 saying kata (ber) *- ada ma’kada
53 head kepala *ulu ulu ulu
54 dry kering *- marekko mareŋko
55 left kiri *wiri37
kiri kairi
56 fingernail kuku *kanuhkuh38
kanuku kanuku
57 skin kulit *kulit1 uli kulik
58 yellow kuning *- ridi mariri
59 louse kutu *kutu utu kutu
60 flies lalat *lalək lalək lalik
61 sky langit *laŋit1 laŋi laŋik
62 sea laut *tasik14
tasik tasik
63 wide lebar *- lebbak lebak
64 man lelaki *- urane muane
65 tongue lidah *lila41
lila lila
66 five lima *lima3 lima lima
67 knee lutut *- quttu guntuk
68 eye mata *mata11
mata mata
69 dead mati *mate45
mate mate
70 vomit muntah *lua45
tallua tilua
71 name nama *saŋay38
aseŋ saŋa
72 man orang *tau36
tau tau
73 bitter pahit *pahit1 pait paik
74 use pakai *pake pake pake
75 sand pasir *kesik2 kassi kassik
76 squeeze peras *- pərra parra
77 think pikir *pikir pikkirik pikkirik
Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96
88
78 cut potong *- teppa ta’ba
79 white putih *putih45
pute pute
80 hairy rambut *bulu3 wilua beluak
81 grass rumput *rumput2 aru riu
82 wrong salah *t'alah salah sala
83 feathers sayap *pan(i) 45
panni panik
84 little sedikit *(n)dikit4 ce’de sidi’
85 narrow sempit *tɁǝmpit macipi’ sippik
86 know tahu *tahu’1 iseŋ issan
87 year tahun *tahun1 tauŋ taun
88 sharp tajam *- tarəŋ mataraŋ
89 fear takut *[t]akut1 tauk matakuk
90 land tanah *tanah tanah tana
91 horn tanduk *tanduk2 tanruk tanduk
92 hand tangan *lima10
lima lima
93 egg telur *[t]əlu1 ittəllɔ tallɔk
94 laugh tertawa *tawa11
micawa metawa
95 negative tidak *ta41
dek tae’
96 three tiga *təlu’1 təllu tallu
97 thin tipis *tipit’ nipik nipik
98 stick tongkat *təkən1 təkkəŋ təkkən
99 old tua *tua32
tɔa matua
100 bone tulang *bukei buku buku
101 snake ular *'ula1 ula ulak
Berdasarkan temuan kata-kata
kognat dari bahasa Bugis dan bahasa
Toraja di atas ditemukan 101 kata
kerabat dari 200 kosakata dasar
Swadesh. Sebelumnya, kata-kata
kognat tersebut sudah dihitung dari
pengurangan gloss yang tidak
diperhitungkan. Pada jumlah gloss
yang tidak diperhitungkan, ditemukan
sembilan kata, yaitu alir (me), apung
(me), beberapa, berenang, buru (ber),
diri (ber), kelahi (ber), matahari, dan
tikam (me). Dari 101 data yang
diasumsikan memiliki kemiripan
bentuk dan makna tersebut,
selanjutnya akan ditentukan
penetapan kata kerabatnya. Penentuan
kata kerabat dengan mendaftar
pasangan identik, pasangan yang
memiliki korespondensi fonemis,
kemiripan secara fonetis, satu fonem
berbeda, dan bentuk mirip.
Pasangan Identik
Pasangan kata yang identik adalah
pasangan kata yang semua fonemnya
Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)
89
sama betul (Keraf, 1984: 128). Pada
pasangan identik yang terdapat dalam
bahasa Bugis dan Toraja, ditemukan
32 data, seperti tampak pada tabel
berikut.
Tabel 2
Pasangan Identik
No. Swadesh Gloss PAN Bugis Toraja
1 water air *wayə wai wai
2 child anak *'anak1 anak anak
3 wind anjing *asu32
asu asu
4 fire api *api45
api api
5 burn bakar *tunu10
tunu tunu
6 new baru *bayu1 baru baru
7 feather bulu *bulu27
bulu bulu
8 bird burung *buluŋ buruŋ buruŋ
9 at di *di1 di di
10 push away dorong *suruŋ24
soroŋ soroŋ
11 dig gali *kali10
kali kali
12 tooth gigi *(n)isi32
isi isi
13 liver hati *hatay ate ate
14 live hidup *- tuo tuo
15 black hitam *- malotoŋ malotoŋ
16 mother ibu *in[d]u’ indɔk indɔk
17 fish ikan *balav bale bale
18 you kamu *i-koe52
ikɔ ikɔ
19 head kepala *ulu ulu ulu
20 fingernail kuku *kanuhkuh38
kanuku kanuku
21 sea laut *tasik14
tasik tasik
22 tongue lidah *lila41
lila lila
23 five lima *lima3 lima lima
24 eye mata *mata11
mata mata
25 die mati *mate45
mate mate
26 man orang *tau36
tau tau
27 use pakai *pake pake pake
28 think pikir *pikir pikkirik pikkirik
29 white putih *putih45
pute pute
30 hand tangan *lima10
lima lima
Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96
90
31 thin tipis *tipit’ nipik nipik
32 bone tulang *bukei buku buku
Pasangan Korespondensi Fonemis
Bila perubahan fonemis antara kedua
bahasa itu terjadi secara timbal-balik
dan teratur serta tinggi frekuensinya,
bentuk yang berimbang antara kedua
bahasa tersebut dianggap berkerabat
(Keraf, 1984: 129). Berdasarkan
uraian di atas, untuk korespondensi
fonemis antara bahasa Bugis dan
bahasa Toraja, ditemukan 30 data
sebagai berikut.
Tabel 3
Korespondensi Fonemis
No. Swadesh Gloss PAN Bugis Toraja Korespondensi
1 wind angin *aŋin1 aŋiŋ aŋin ŋ~n
2 star bintang *bintaN bintaŋ bintoen ŋ~n
3 moon bulan *bulan1 uleŋ bulan ŋ~n
4 right kanan *wanan2 kanaŋ kanan ŋ~n
5 know tahu *tahu’1 iseŋ issan ŋ~n
6 year tahun *tahun1 tauŋ taun ŋ~n
7 stick tongkat *təkən1 təkkəŋ təkkən ŋ~n
8 smoke asap *- rumpu rambu p~b
9 cut potong *- teppa ta’ba p~b
10 turn round balik *(bB)alik31
wali balik w~b
11 stone batu *batu14
watu batu w~b
12 seed benih *bənih1 wine banne w~b
13 brave berani *(bB)aRani31
warani barani w~b
14 flower bunga *buŋa24
wuŋa buŋa w~b
15 hairy rambut *bulu3 wilua beluak w~b
16 wrong salah *t'alah salah sala h~ø
17 land tanah *tanah tanah tana h~ø
18 leaf daun *daʔun raun daun r~d
19 horn tanduk *tanduk2 tanruk tanduk r~d
20 skin kulit *kulit1 uli kulik ø~k
21 louse kutu *kutu utu kutu ø~k
22 sky langit *laŋit1 laŋi laŋik ø~k
23 knee lutut *- quttu guntuk ø~k
24 sand pasir *kesik2 kassi kassik ø~k
25 snake ular *'ula1 ula ulak ø~k
Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)
91
26 four empat *epat4 əppa a'pa' ə~a
27 squeeze peras *- pərra parra ə~a
28 sharp tajam *tadɁǝm tarəŋ mataraŋ ə~a
29 egg telur *[t]əlu1 ittəllɔ tallɔk ə~a
30 three tiga *təlu’1 təllu tallu ə~a
Korespondensi /ŋ~n/ terjadi
secara konsisten pada akhir suku kata
ultima. Dengan demikian, dapat
dikaidahkan bahwa semua fonem /ŋ/
pada BB di akhir suku kata ultima
akan berkorespondensi dengan fonem
/n/ pada BT.
Korespondensi /p~b/ terjadi
apabila muncul fonem /p/ dalam
bahasa Bugis, yang kemudian
direfleksikan menjadi fonem /b/
dalam bahasa Toraja pada awal suku
ultima.
Korespondensi /w~b/ terjadi
apabila muncul fonem /w/ dalam
bahasa Bugis, yang kemudian
direfleksikan menjadi fonem /b/
dalam bahasa Toraja pada awal suku
kata penultima.
Korespondensi /h~ø/ terjadi
apabila muncul fonem /h/ dalam
bahasa Bugis, yang kemudian
direfleksikan menjadi fonem /ø/
dalam bahasa Toraja pada akhir suku
kata ultima.
Korespondensi /r~d/ terjadi
apabila muncul fonem /r/ dalam
bahasa Bugis, yang kemudian
direfleksikan menjadi fonem /d/
dalam bahasa Toraja pada awal suku
kata penultima dan akhir suku kata
ultima.
Korespondensi /ø~k/ terjadi
apabila muncul fonem /ø/ dalam
bahasa Bugis, yang kemudian
direfleksikan menjadi fonem /k/
dalam bahasa Toraja pada awal suku
kata penultima dan ultima.
Korespondensi /ə~a/ terjadi
apabila muncul fonem /ə/ dalam
bahasa Bugis, yang kemudian
direfleksikan menjadi fonem /a/
dalam bahasa Toraja pada posisi
penultima dan ultima.
Kemiripan secara Fonetis
Bila tidak dapat dibuktikan bahwa
sebuah pasangan kata dalam kedua
bahasa itu mengandung
korespondensi fonemis, tetapi
pasangan kata itu ternyata
mengandung kemiripan secara fonetis
dalam posisi artikulatoris yang sama,
pasangan itu dapat dianggap
berkerabat (Keraf, 1984: 129). Hasil
analisis antara bahasa Bugis dan
bahasa Toraja tidak ditemukan.
Satu Fonem Berbeda
Satu fonem berbeda terjadi apabila
dalam satu pasangan kata terdapat
perbedaan satu fonem. Namun, dapat
dijelaskan bahwa perbedaan itu
terjadi karena pengaruh lingkungan
yang dimasukinya. Sementara itu,
dalam bahasa lain pengaruh
lingkungan itu tidak mengubah
fonemnya sehingga pasangan itu
ditetapkan sebagai kata kerabat
(Keraf, 1984: 129). Hasil analisis
antara bahasa Bugis dan bahasa
Toraja tidak ditemukan.
Pasangan Bentuk Mirip
Bentuk mirip adalah gloss yang
mengalami perubahan secara teratur
Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96
92
pada daerah bunyi yang sama
segmen, tidak sama alofon, tetapi
tetap mengacu pada PAN sehingga
dapat dijelaskan melalui gejala
bahasa. Hasil analisis tampak pada
tabel berikut.
Tabel 4
Bentuk Mirip BB-BT
No. Swadesh Gloss PAN Bugis Toraja
1 ash abu *abu’1 awu au
2 what apa *apa1 aga apa
3 father ayah *ama ambok ambek
4 fruit buah *bu’ah1 bua buah
5 wash cuci *baseq bissa basei
6 meet daging *- juku dukuk
7 blood darah *RaRa57
dara rara
8 dust debu *'abuk auu abuabu
9 eight delapan *kwalu arua karua
10 two dua *dua41
dua duaŋ
11 tail ekor *ikuy10
ikko ikko'
12 you engkau *i-koe52
igik iko
13 fat gemuk, lemak *gəmuk gamok gommok
14 rub gosok *gusuk gɔssok gosok
15 mountain gunung *- bullu buntu
16 green hijau *hid'av1 ijɔ maido
17 he/she ia *iya10
iye iyo
18 this ini *Ɂini yae iate
19 wife isteri *binay baibe baine
20 far jauh *- mabela mambela
21 mist kabut *- salauk salebu
22 saying kata (ber) *- ada ma’kada
23 dry kering *- marekko mareŋko
24 left kiri *wiri37
kiri kairi
25 yellow kuning *- ridi mariri
26 flies lalat *lalək lalək lalik
Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)
93
27 wide lebar *- lebbak lebak
28 man lelaki *- urane muane
29 vomit muntah *lua45
tallua tilua
30 name nama *saŋay38
aseŋ saŋa
31 bitter pahit *pahit1 pait paik
32 grass rumput *rumput2 aru riu
33 feathers sayap *pan(i) 45
panni panik
34 little sedikit *(n)dikit4 ce’de sidi’
35 narrow sempit *tɁǝmpit macipi’ sippik
36 fear takut *[t]akut1 tauk matakuk
37 laugh tertawa *tawa11
micawa metawa
38 negative tidak *ta41
dek tae’
39 old tua *tua32
tɔa matua
Berdasakan analisis penetapan
kata kerabat pada BB dan BT di atas,
dapat dilihat hasil klasifikasi kerabat
bahasa Bugis dan bahasa Toraja pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5
Hasil Klasifikasi BB-BT
Nama Data Jumlah Data
Vb 200
Gloss yang tidak diperhitungkan (m) 9
Vd = Vb – m 200 – 9 = 191
Kosakata nonkerabat 90
Vt = Vd – Kosakata nonkerabat 191 – 90 = 101
1) Pasangan Identik 32
2) Pasangan Korespondensi Fonemis 30
3) Kemiripan Secara Fonetis 0
4) Satu Fonem Berbeda 0
5) Pasangan Bentuk Mirip 39
Penghitungan Waktu Pisah Bahasa
Bugis dan Bahasa Toraja
Berdasarkan data klasifikasi kata
kerabat antara bahasa Bugis dan
bahasa Toraja, dapat dihitung waktu
pisah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
W = log
2log
C
r
Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96
94
Keterangan:
W = waktu pisah dalam ribuan
tahun
r = retensi dalam 1.000 tahun
C = persentase kekerabatan
log = logaritma
2 = pembagian waktu pisah bahasa
Dengan Vt = jumlah kosakata
kerabat dan Vd = jumlah gloss yang
diperhitungkan, nilai persentase
kekerabatan (C) diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
C = 100%t
d
V
V
Dengan Vt = 101 dan nilai Vd = 191,
diperoleh persentase kekerabatannya
adalah
C = 101
100%191
= 0,528 × 100%
= 53%
Setelah nilai persentase
kekerabatannya diketahui, dapat
dihitung waktu pisah kedua bahasa
tersebut. Dalam hal ini, nilai
retensinya adalah r = 80,5%,
didesimalkan menjadi 0,805.
Besarnya persentase kekerabatannya
adalah C = 53%, didesimalkan
menjadi 0,53.
Dengan demikian, waktu pisah
kedua bahasa tersebut adalah
W = log
2log
C
r
= log 0,53
2 log 0,805
= 0,275
2 ( 0,094)
= 0,275
0,188
= 1,462 (dikalikan 1.000)
= 1.462
Jadi, waktu pisah awal antara
bahasa Bugis dan bahasa Toraja
adalah 1.462 tahun yang lalu. Dengan
kata lain, perhitungan waktu pisah
awal bahasa Bugis dan bahasa Toraja
dapat diperhitungkan sebagai berikut.
a. Bahasa Bugis dan bahasa Toraja
diperkirakan merupakan bahasa
tunggal sekitar 1.462 tahun yang
lalu.
b. Bahasa Bugis dan bahasa Toraja
diperkirakan mulai berpisah dari
bahasa induknya kira-kira pada
tahun 558 Masehi (dihitung dari
tahun 2020).
Penghitungan Jangka Kesalahan
Untuk menghitung jangka kesalahan
biasanya dipergunakan kesalahan
standar, yaitu 70% dari kebenaran
yang diperkirakan (Keraf, 1984: 132).
Kesalahan standar diperhitungkan
dengan rumus berikut.
S = (1 )C C
n
Keterangan:
S = kesalahan standar dalam
persentase kekerabatan
C = persentase kekerabatan
n = jumlah kosakata yang
diperbandingkan
Dengan nilai C = 0,53 dan n = 191,
diperoleh
S = 0,53 (1 0,53)
191
= 0,53 0,47
191
Leksikostatistik Bahasa Bugis … (Dewi Mayangsari)
95
= 0,2491
191
= √
= 0,03605 (dibulatkan jadi 0,04)
Berdasarkan nilai kesalahan standar
tersebut, diperoleh
Cbaru = C + S
= 0,53 + 0,04
= 0,57
Wbaru = log
2log
baruC
r
= log 0,57
2 log 0,805
= 0,244
0,188
= 1,297 (dikalikan 1.000)
= 1.297
Dengan demikian, jangka
kesalahannya adalah:
W – Wbaru = 1.462 – 1.297
= 165 tahun.
Jadi, dengan memperhitungkan
nilai jangka kesalahan berdasarkan
perhitungan kesalahan standar (0,04
dari keadaan sebenarnya), umur atau
usia bahasa Bugis dan bahasa Toraja
dapat diperhitungkan sebagai berikut.
a. Bahasa Bugis dan Toraja
merupakan bahasa tunggal pada
1.462 ± 165 tahun yang lalu.
b. Bahasa Bugis dan Toraja
merupakan bahasa tunggal pada
1.627 - 1.297 tahun yang lalu.
c. Bahasa Bugis dan Toraja mulai
berpisah dari bahasa proto antara
393 - 723 Masehi (dihitung dari
tahun 2020).
Dari analisis data yang telah
dilakukan, bahasa Bugis dan bahasa
Toraja termasuk sebagai rumpun
bahasa (language family) sehingga
dapat digambarkan dengan pohon
kekerabatan di bawah ini.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dapat
diketahui bahwa bahasa Bugis dan
bahasa Toraja memiliki persentase
kekerabatan sebesar 53%.
Berdasarkan pertimbangan
leksikostatistik, dari 200 kosakata
Swadesh pada bahasa Bugis dan
bahasa Toraja yang diambil, 9 gloss
tidak diperhitungkan. Kemudian, dari
191 kosakata ditemukan 101 kosakata
kerabat dan 90 kosakata nonkerabat.
Selanjutnya, bahasa Bugis dan bahasa
Toraja merupakan bahasa tunggal
pada 1.627 - 1.297 tahun yang lalu.
Bahasa Bugis dan bahasa Toraja
mulai berpisah dari bahasa proto
antara 393 - 723 Masehi (dihitung
dari tahun 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Auliani, Nur. 2018. Leksikostatistik
Bahasa Gorontalo, Bugis,
Sumbawa, dan Bima. Skripsi.
Universitas Diponegoro.
Crowley, Terry. 1987. An
Introduction to Historical
Linguistics. Papua New Guinea:
University of Papua New Guinea
Press.
Proto Austronesia
Bahasa Bugis Bahasa Toraja
Jalabahasa, Vol. 16, No. 1, Mei 2020, hlm. 83—96
96
Keraf, Gorys. 1984. Linguistik
Bandingan Historis. Jakarta: PT
Gramedia.
Mayangsari, Dewi. 2016.
Korespondensi Fonemis Bahasa
Bugis, Bahasa Muna, Bahasa
Toraja, dan Bahasa Wolio.
Skripsi. Universitas Diponegoro.
Said, Ide. 1977. Kamus Bahasa
Bugis-Indonesia. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
Saidi, Shaleh. 1994. Linguistik
Bandingan Nusantara. Flores:
Nusa Indah.
Sholihah, Rizki Amalia. 2015.
―Korespondensi Fonemis Bahasa
Melayu Makassar, Bahasa
Mandar, dan Bahasa Bugis‖.
Gramatika, Vol. 3, No. 1.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa.
Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Tammu dan Van Der Veen. 1972.
Kamus Toradja-Indonesia.
Makassar: Jajasan Perguruan
Kristen Toradja.
Wurn, S.A. dan B. Wilson. 1975.
English Finderlist of
Reconstructions in Austronesian
Language. Australia: The
Australian National University.
.