legenda unyu jaka tarub

Upload: abu-mamur-mf

Post on 30-Oct-2015

119 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Legenda Unyu Jaka Tarub (Wagu Version)

    Mengandung Nilai-Nilai Moral yang Keren

    (chapter 1 of 3)

    Oleh Abu Mamur MF

    Konon, ada tujuh bidadari di negeri

    Kahyangan yang kerap mandi di saat derai hujan

    turun. Mereka menyelempangkan selendangnya

    dengan semburat cahaya warna-warni di cakrawala.

    Sehingga dari bumi akan tampak warna-warni

    pelangi.

    Tentu saja cerita tentang pelangi menjadi

    berubah setelah Aristoteles menjelaskannya secara

    ilmiah yang kemudian disempurnakan oleh

    Alexander (dari Aphrodisias), Roger Bacon, Isaac

    Newton, dan David Brewster. Namun, Isaac Newton-lah yang menemukan teropong refleksi pertama,

    model teropong yang dipergunakan oleh sebagian besar penyelidik bintang-gemintang saat ini.

    Pelangi adalah gejala optik dan meteorologi yang menyebabkan spektrum dari cahaya yang

    (hampir) kontinyu untuk muncul di langit waktu matahari bersinar ke atas titik air hujan yang

    jatuh.Dari peristiwa yang menyebabkan sinar monokromatik menjadi 7 sinar polikromatik yang

    dikenal dengan mejikuhibiniu, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu. Pelangi dapat kita

    lihat jika matahari cukup rendah di kaki langit (karena itulah pelangi tidak terjadi di siang yang terik),

    dan kita harus berada membelakangi matahari untuk melihat pelangi.

    Ah, sementara kita singkirkan dulu pendapat ilmuwan tentang pelangi. Mari kita simak

    legenda versi unyu nan wagu berikut. Toh, Om Aristoteles dan kawan-kawan sudah almarhum

    semua. Jadi ga akan membantah legenda yang saya tulis ini. Hehe ^_^

    Suatu waktu, di negeri Kahyangan tengah dilanda badai matahari dan kemarau panjang.

    Hujan pun ngambek dan tak mau turun. Para bidadari merasa sumuk, gerah, panas, dan keringatnya

    bau apek, kecut! Rambut panjang mereka pun dipenuhi guluh serupa lugut bambu. Mereka merasa

    gatal dan terancam gudigen. Sehingga mereka memutuskan untuk turun ke bumi untuk mandi

    sekaligus refreshing di kolam renang Tirta Gangga.

    Ketujuh bidadari itu bernama Nawang Wulan, Nawang Srengege, Nawang Lintang, Nawang

    Kalinda, Nawang Chandra, Nawang Langit, dan Nawang Planet.

  • Di suatu kampung, ada seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Nama aslinya adalah Kidang

    Telangkas (Aal Azhamat Khan Ba Alawi). Namun, karena dia merupakan perjaka yang mempunyai

    bisnis penyewaan tarub/layos, maka dia dijuluki Jaka Tarub. Dia merupakan pemuda paling tampan

    di keluarganya. Swer! Lagian, semua saudaranya adalah perempuan dan telah mati semua jeh.

    Once upon a time, Jaka Tarub merasa suntuk karena telah bermeditasi di gunung Keramat

    selama tujuh bulan berutur-turut. Tanpa kopi, tanpa cilok, tanpa permen karet, tanpa tivi, tanpa

    laptop, tanpa hape, tanpa fesbuk dan tanpa kerupuk. Ia pun akhirnya turun gunung dan pergi ke

    kota mengendarai Vespa unyu bergambar shaun the sheep menuju kolam renang Tirta Gangga.

    Sesampai di sana, Jaka Tarub melihat tujuh bidadari cuaantikkk!! (ya karuan lah, bidadari ya cantik).

    Mereka tengah berenang dengan gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, gaya itik, gaya batu,

    dan gaya-gaya yang lain. Sambil bernyanyi riang, Pelangi-pelangi alangkah indahmu (cegat

    langsung ah) pelangi-pelangi ciptaan Tuhan

    Di antara ketujuh bidadari, ada satu yang paling cantik dengan pakaian renang berwarna pink.

    Namanya Nawang Wulan. Matanya seunyu tatapan mata anggora, rambutnya selembut rambut iklan

    shampoo, bibirnya setipis sendal jepit gripis! Wuihh, Unyu very much-lah pokoknya.

    Tamara Blezinsky? Lewaat.. Rianty Cathwright? Lewaat.. Kate Winslet? Amiiit ..Celin Dion?

    Permisii.. Soimah (yang kadang mirip Syahrini)? Ngapunteeen ngiiih.. Ade Juwita?

    Mindeeer..grogiii..

    Pokoknya tak ada yang mampu menandingi kecantikan dan keelokan Nawang Wulan.. ya

    mesti-lah genah bidadari kuh dilawaaan!

    Di pinggiran kolam renang, Jaka Tarub melihat ada tujuh bando aneh dengan aksesoris kupu-

    kupu. Masing-masing berwarna merah pink, jingga senja, kuning golkar, hijau kangkung, biru langit,

    nila manggis, dan ungu cliquers.

    Jaka Tarub merasa takjub dengan bado-bando aneh itu. Konon, bando aneh dengan aksesoris

    kupu-kupu merupakan piranti ajaib untuk meringankan tubuh sehingga pemakainya bisa terbang

    layaknya kupu-kupu. Dengan penuh penasaran, iseng-iseng Jaka Tarub mengambil bando aneh yang

    berwarna merah pink. Dasar gokil dan suka iseng, ia pun mengenakan bando aneh tersebut.

    Sungguh unyu very much!! Dih! Laki-laki mengenakan bando. Ah, Jaka Tarub tak peduli! Ia pun

    keluar dari kolam renang untuk membuktikan rumor orang-orang tentang kedahsyatan bando aneh.

    Semula ia tak bermaksud mencuri. Sung! Jaka Tarub hanya penasaran sekaligus sekedar iseng saja

    mengerjai bidadari.

    Jaka Tarub pun lantas terbang ke angkasa dengan amat cepat. Ia mampir di patung Liberty

    New York, menara Eiffel Paris, Menara Miring Pisa, dan patung KB Limbangan. Kereen! DahZyat!

    Heboh! Sung!

    (tobe continued)

  • Legenda Unyu Jaka Tarub (Wagu Version)

    Mengandung Nilai-Nilai Moral yang Keren

    (chapter 2 of 3)

    Oleh Abu Mamur MF

    Selang setengah jam lebih 7 menit kemudian, ketujuh bidadari itu bilas, mengenakan baju

    seragam bidadari dan memakai bando aneh di kepala mereka. Siap lepas landas, terbang kembali ke

    negeri Kahyangan yang damai. Tanpa gejolak berita tentang Eyang Subur, Ahmad Fathanah, KPK dan

    sederet berita lain. Upz! Mereka terkejut, ternyata bandonya hilang satu yang berwarna pink. O, my

    God! Mendadak semua menjadi tegang, panik, mrekitik, runtag! Setelah mereka diskusi panjang,

    akhirnya memutuskan untuk

    meninggalkan Nawang Wulan.

    Mereka saling berpelukan mirip

    Teletubbies, sambil termehek-mehek

    dan maaf-maafan, eh, maaf beneran

    ding. Mirip suasana lebaran Idul Fitri.

    Hanya saja tak ada kupat di situ. Juga

    tak ada kaleng biscuit yang

    berisi rempeyek ataupun rengginang

    yang biasa disuguhkan di saat-saat

    lebaran. Setelah dirasa cukup, keenam

    bidadari terbang meninggalkan

    Nawang Wulan.

    Ah, sungguh keputusan yang egois!! Compong! Lantaran mereka terlampau bingung dan

    cemas sih. Sehingga semua tampak waplo, jadi tak muncul ide untuk menggendong saja Nawang

    Wulan dan terbang bersama. Atau bisa juga ke-enam bidadari pulang dulu ke negeri Kahyangan,

    terus salah satu turun lagi ke bumi dengan membawa dua bando, satu dikenakan sendiri, satunya

    lagi dipinjamkan ke Nawang Wulan. HmmTapi ada baiknya juga sih, karena justru dengan ke-

    waplo-an mereka, Nawang Wulan terdampar di bumi. Dan di situlah awal kisah cintanya dengan Jaka

    Tarub.

    Nawang Wulan gundah gulana, duka nestapa, bermuram durja, termehek-mehek sambil

    melangkah gontai keluar dari lokasi kolam renang Tirta Gangga. Nawang Wulan duduk di bawah

    pohon beringin. Ia merunduk syahdu se-syahdu lagu Bang Haji, terkadang tangisannya

    terdengar nggoar-nggoar dan nyaring. air matanya berlinang begitu lebay. Sampai-sampai tanah di

    sekitar situ menjadi becek seketika.

    Jaka Tarub mendarat dengan selamat, tepat di depan lokasi kolam renang. Ia pun segera

    menyimpan bando itu di bagasi Vespa-nya. Lamat-lamat ia mendengar suara isak tangis. Ia pun

    bergegas menghampiri sumber suara. Cleguk! Jaka Tarub menelan ludah, saking kagetnya. Ternyata

  • yang menangis adalah bidadari yang cuantikkkk!!! Berkostum serba pink. Jantung Jaka Tarub dag-

    dig-dug mirip gebukan drum-nya Bimbim Slank. Meski begitu, Jaka Tarub memberanikan diri

    menyapanya. Assalamualaikum, kulo nuwun. Sang bidadari nelangsa itu pun menjawab salam

    dengan suara terbata-bata menahan isak tangis, Waalaikum salam, monggo, kamu siapa, Kisanak?

    Lantas Jaka Tarub memperkenalkan diri. Ia menjulurkan tangan kanannya untuk berjabat

    tangan. Ups! Tapi segera ia tarik kembali. Nawang Wulan bukan muhrim (mahram). Jadi tak boleh

    lah bersentuhan.

    Jaka Tarub : Nama saya bukan Kisanak. Kenalkan, saya Jaka Tarub. Kamu sih, siapa, nok?

    Nawang Wulan : Nama saya Wulan,

    Jaka Tarub : Wulan Guritno? Wulan November? Wulan Maret? Wulan Apit? Wulan Aji? Apa

    Wulan Mulud, nok?

    Nawang Wulan : Ah, sok tahu, Mamange. Nama lengkap saya Siti Nawang Wulanatul Jannah

    Jaka Tarub : (sambil menahan tawa) Waw! Namamu unyu sekali! Sung!

    Nawang Wulan : Masa sih? Thank you, thank you (Ge-Er baeuudz!!)

    Nawang Wulan mulai sedikit terhibur dan air matanya mulai surut.

    Jaka Tarub : Hm.. Wulan, jujur saja saya amat terpesona denganmu pada pandangan

    pertama.(Wuih, so sweet!!!)"

    Nawang Wulan : Lah, lokeeen, Mang?

    Jaka Tarub : His, jangan panggil Mang, ah. Memangnya saya bakul cilok?

    Nawang Wulan : Terus maunya dipanggil apa?

    Jaka Tarub : Bagaimana kalau kamu memanggil saya kanda dan saya memanggilmu dinda?

    Nawang Wulan : Hmm.. gimana ya? Oke deh.

    Jaka Tarub : Dinda, segenap keelokan semesta telah luruh ke dalam dirimu. Sekuntum senyum

    rembulan takkan mampu menyamai cahayamu, Dinda.

    Mereka semakin asyik dalam obrolan. Bercerita tentang riwayat hidup masing-masing.

    Diselingi canda tawa. Sehingga sejenak melupakan kepedihan yang dirasakan Nawang Wulan.

    Sampai akhirnya Jaka Tarub mengajak Nawang Wulan untuk menikah. What? Nikah???!! Gampang

    temmeeen!!! Jawab Nawang Wulan, spontan. Lha, kalau kamu tak mau nikah dengan saya, lantas

    kamu mau tinggal di mana? Kamu kan tak punya KTP, nanti bisa ditangkap Satpol PP, lho, Jaka

    Tarub berargumen. Kalau kamu menikah dengan saya kan kita bisa tinggal di rumah saya. Tanpa

    digrebek massa. Tanpa diinterogasi ketua RT. Tanpa DISUUZONI apalgi FITNAH..Asyiik kan? Lanjut

    Jaka Tarub meyakinkan. Akhirnya, hati Nawang Wulan luluh juga. Mereka pun berboncengan dengan

    Vespa unyu menuju kantor kecamatan untuk membuat KTP kilat dan dilanjut ke KUA, melangsungkan

    akad nikah. Dan karena Nawang Wulan tak mempunyai wali, maka digunakanlah wali hakim. Acara

    permbojoan pun berlangsung dengan khidmat, tanpa perayaan, pesta pora ataupun foya-foya.

    (Tobe continued)

  • Legenda Unyu Jaka Tarub (Wagu Version)

    Mengandung Nilai-Nilai Moral yang Keren

    (chapter 3 of 3)

    Oleh Abu Mamur MF

    Jaka Tarub menyembunyikan bando aneh

    milik Nawang Wulan di dalam peti celengan. Tak ada

    yang tahu, kecuali Tuhan, Jaka Tarub dan

    Abu Mamur MF (kan yang mengarang cerita ini.

    Huehehe)

    Jaka Tarub dan Nawang Wulan menjadi

    keluarga sakinah, mawaddah, wa rohmah, wa

    mlastar wa dahZyat, wa unyu.. Apalagi Jaka Tarub

    tak perlu membeli bensin sebagai bahan bakar motor

    Vespa unyu-nya. Karena yang mengisikan adalah Nawang Wulan dengan cara ajaib. Sebenarnya

    Nawang Wulan hanya meneteskan setetes bensin ke dalam tangki Vespa. Tapi dengan kesaktiannya,

    bensin yang hanya setetes itu langsung menjelma berliter-liter bensin hingga memenuhi tangki

    Vespa. Full! Wah, seandainya ilmu semacam itu masih ada, kita bisa mengirit BBM.

    Nawang Wulan pernah berpesan kepada Jaka Tarub, Kanda sayang, kalau Dinda lagi mengisi

    bensin, Kanda jangan ngintip ya? Memangnya kenapa Dinda jelita? Tanya Jaka Tarub penasaran.

    Hm..pokoknya jangan deh. Jawab Nawang Wulan, penuh misteri.

    Suatu hari, Nawang Wulan tengah mengisi bensin pada tangki Vespa. Jaka Tarub terlampau

    penasaran. Tak ayal, ia pun mengintip jua. Whattt????!! Jaka Tarub terperanjat. Ternyata Nawang

    Wulan hanya mengisi tangki Vespa dengan setetes bensin saja? Ah, betapa saktinya istriku, batin

    Jaka Tarub.

    Namun, sejak saat itu juga kesaktian Nawang

    Wulan hilang. Hingga Jaka Tarub harus mengisi bensin

    dengan cara biasa. Suatu ketika, bisnis penyewaan

    tarub/layos milik Jaka Tarub mengalami paceklik

    lantaran tak lagi musim kawin. Sehingga uang Jaka

    Tarub terkuras untuk membeli bensin. Jaka Tarub

    meminta tolong Nawang Wulan untuk membongkar

    peti celengan, tempat menyimpan uang Jaka

    Tarub. Ah, alangkah terkejutnya Nawang Wulan tatkala membuka

    peti itu. Ternyata di situ ada bando pink miliknya. Spontan, Nawang Wulan marah, ngambek,

    jengkel, mangkel dan merasa dibohongi selama ini. Akhirnya Nawang Wulan mengajukan gugatan

    cerai. Tak pelak, rumah tangga mereka terbengkalai. Kuntum-kuntum cinta pun terkulai dan lunglai.

    Ah, mrekitik! (The End)

  • Pembaca yang budiman, meskipun legenda Jaka Tarub ini terkesan hanya cerita ngawur, awagan,

    dan wagu, tapi ada beberapa nilai moral yang hendak saya sampaikan:

    Bahwasanya kita mesti berlaku jujur dengan tindakan-tindakan kita dan setia memegang amanah

    yang diberikan kepada kita. Jika tidak, kita bisa bercermin dari kisah unyu di atas. Mari kita ulas:

    - SISI POSITIF:

    Jaka Tarub mempunyai impian dan kemauan yang kuat. Yaitu dia ingin menikah dengan bidadari.

    Dan impian itu tercapai. Tapi sayangnya ia menghalalkan segala cara, ini yang tidak unyu.

    Jaka Tarub mempunyai jiwa mandiri. Terbukti dia punya bisnis sendiri, dan tidak

    menggantungkan kebutuhannya pada orang lain.

    Jaka Tarub tak mau kumpul kebo, apalagi tidur bersama kebo, sehingga ia memutuskan untuk

    menikahi dulu Nawang Wulan, barulah hidup bersama.

    - SISI NEGATIF:

    Jaka Tarub telah menghalalkan segala untuk mendapatkan cinta Nawang Wulan. Namun,

    begitulah, cinta yang diawali dengan cara yang semena-mena, berakhir dengan kepedihan.

    Serapi apapun kita menyembunyikan kebohongan, ibarat menyimpan bangkai curut wirog

    (riwog), lama-lama tercium juga. Kebohongan Joko Tarub yang sebenarnya telah mencuri bando

    aneh milik Nawang Wulan berakibat mereka harus berpisah.

    Jaka Tarub tak menjaga kepercayaan dan amanat dari istrinya. Nawang Wulan berpesan agar

    selama dirinya mengisi bensin pada tangki Vespa, Jaka Tarub dilarang mengintipnya. Namun,

    Jaka Tarub melanggarnya.

    Sampai jumpa di cerita-cerita unyu berikutnya. Salam DahZyat nan Unyu ^_^

    Legenda Unyu Jaka Tarub (Wagu Version)Mengandung Nilai-Nilai Moral yang Keren(chapter 1 of 3)Oleh Abu Mamur MFLegenda Unyu Jaka Tarub (Wagu Version)Mengandung Nilai-Nilai Moral yang Keren(chapter 2 of 3)Oleh Abu Mamur MFLegenda Unyu Jaka Tarub (Wagu Version)Mengandung Nilai-Nilai Moral yang Keren(chapter 3 of 3)Oleh Abu Mamur MF