legalisasi penyusunan hsbgn

27
LEGALISASI PENYUSUNAN SHST PROVINSI 2021

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

LEGALISASIPENYUSUNANSHST

PROVINSI 2021

Page 2: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

PENDAHULUAN

1

Page 3: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

TUJUAN RAPAT

•Menyiapkan dokumen penetapan SHST untuk dapatdisampaikan kepada Bupati atau Walikota

• Proses legalisasi melalui tahapan koordinasi dan rapatdalam rangka legalisasi dengan unsur Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Bappeda, Bagian Hukum, dan Dinas Provinsi/Instansi yang bertanggung jawab dalampembinaan pembangunan Bangunan Gedung Negara) dan BPS serta instansi terkait lainnya.

•Hasil kegiatan Pendampingan Legalisasi (SHST) adalahditetapkannya SHST oleh Bupati/Walikota.

Page 4: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung

3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang

Pembangunan Bangunan Gedung Negara

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Page 5: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

Muatan Substansi PP 16 Tahun 2021

5

BAB III STANDAR TEKNIS BGBAGIAN KESEMBILANKetentuan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara (Pasal 124 – 185)

BAGIAN KESEBELASKetentuan Pelaku Penyelenggaraan BGNParagraf 8: Pengelola Teknis BGN ( Pasal 245 – 248)

LAMPIRAN (Salinan Lampiran III)

VI. Ketentuan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Negara (hal 1906 – 1996)VII. Ketentuan Pelaku Penyelenggaraan BG

E. Pengelola Teknis BGN (hal 2035 – 2042)

Page 6: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

Bangunan Gedung Negara adalah bangunan gedung untuk keperluan dinas yang menjadi barang milik negara/daerah dan diadakan dengan sumber

pembiayaan yang berasal dari dana APBN, dan/atau APBD, atau perolehan lainnya yang sah.

KETENTUAN UMUM

Page 7: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

Standar Harga Satuan Tertinggi adalah biayapaling banyak per meter persegi pelaksanaan

konstruksi pekerjaan standar untuk pembangunanbangunan Gedung negara.

KETENTUAN UMUM

Page 8: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

KETENTUAN UMUM

Pembangunan Bangunan Gedung Negara

adalah kegiatan mendirikan bangunan

gedung negara yang diselenggarakan

melalui tahapan:

• perencanaan teknis,

• pelaksanaan konstruksi,

• pengawasan teknis.

Pembangunan yang dimaksud dapat

berupa:

• pembangunan baru,

• perawatan bangunan gedung,

• perluasan bangunan gedung yang

sudah ada, dan/atau lanjutan

pembangunan bangunan gedung.

Page 9: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

FUNGSI SHST DALAM PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

2

Page 10: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

PROSES PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 11: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

BIAYA KONSTRUKSI FISIK BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Pasal 14

1) Biaya Pembangunan bangunan gedung negara terdiri atas biaya standar dan non standar

2) Biaya standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk biaya pelaksanaan konstruksi:

a. pekerjaan strukftur

b. pekerjaan arsitektur

c. pekerjaan perampungan (finishing)

d. pekerjaan utilitas

3) Biaya standar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

4) Biaya standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan:

a. standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi bangunan gedung negara

b. koefisien/faktor pengali jumlah lantai bangunan, dan

c. luas bangunan

5) Koefisien/Faktor pengali jumlah lantai bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b ditetapkan oleh Menteri.

(PERPRES Nomor 73/2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara)

Page 12: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

DEFINISI

BIAYA KONSTRUKSI

FISIK

Biaya Standar(berdasarkan SHST, koefisien, luasbangunan)

Biaya Nonstandar (berdasarkan kebutuhan nyata dan harga pasar wajar dgn total 150% biaya standar)

Page 13: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

PEKERJAAN STANDAR Konstruksi Fisik

Pekerjaan Standar BGNmeliputi pekerjaan : struktur, arsitektur , finishing, utilitasDihitung berdasarkan - standar harga satuan tertinggi berdasarkan klasifikasi

bangunan gedung negara;- koefisien faktor pengali jumlah lantai bangunan; dan - luas bangunan

Biaya Pek. Standar = (SHST) (K) (Ltb)

SHST : Standar Harga Satuan Tertinggi BGNLtb : Luas total lantai bangunanK : Koefisien jumlah lantai

PERPRES No. 73 Tahun 2011 Pasal 14

BIAYA PEKERJAAN STANDAR

Page 14: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

PEKERJAAN NON STANDAR Konstruksi Fisik

Biaya nonstandar Pelaksanaan Konstruksi Fisik antara lain: alatpengondisian udara; elevator/escalator; tata suara (sound system);telepon dan PABX; instalasi IT (informasi & teknologi); elektrikal(termasuk genset); sistem proteksi kebakaran; sistem penangkalpetir khusus; instalasi pengolahan air limbah (IPAL) interior(termasuk furniture); gas pembakaran; gas medis; pencegahanbahaya rayap; fondasi dalam; fasilitas penyandangdisabilitas; sarana/prasarana lingkungan; perizinan selain IMB,penyiapan dan pematangan lahan, BGH, penyambungan utilitas.

Biaya Pek. NonStandar = X% (SHST) (K) (Ltb)

X% : Keseluruhan biaya nonstandar ditetapkan paling banyak150% (seratus lima puluh perseratus) dari keseluruhanbiaya standar

SHST : Standar Harga Satuan Tertinggi BGNLtb : Luas total lantai bangunanK : Koefisien jumlah lantai

BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR

Page 15: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

Dokumen Pembiayaan Pembangunan Bangunan Gedung Negara mencakup:1. Biaya Konstruksi Fisik

adalah pembiayaan pembangunan untuk pekerjaan STANDAR dan pekerjaan NON-STANDAR. Dimana biaya pekerjaan non standar MAKSIMAL adalah 150% dari biayapekerjaan standar.

2. Biaya Perencanaan Konstruksi3. Biaya Pengawasan/Manajemen Konstruksi4. Biaya Pengelolaan Kegiatan

Besarnya biaya pengelolaan kegiatan, diperuntukkan bagi kegiatan operasional.

Besarnya nilai biaya PERENCANAAN dan PENGAWASAN/MANAJEMEN KONSTRUKSI &PENGELOLAAN KEGIATAN, MAKSIMUM dihitung berdasarkan prosentase biaya terhadapNilai Biaya Konstruksi Fisik (sesuai interpolasi pada PermenPUPR no. 22/PRT/M/2018).

BIAYA KONTRUKSI FISIK

BGN

BIAYA PEKERJAAN STANDAR

BIAYA PEKERJAAN

NON-STANDAR

15

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Page 16: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

PENETAPAN SHST

Pasal 15

1) Standar harga satuan tertinggi bangunan gedung negara sebagaimana

dimaksud pada pasal 14 ayat (4) huruf a ditetapkan secara berkala oleh

Bupati/Walikota.

2) Standar Harga satuan tertinggi bangunan gedung negara untuk provinsi

DKI Jakarta ditetapkan oleh Gubernur.

3) Standar Harga satuan tertinggi bangunan gedung negara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dihitung berdasarkan formula

perhitungan standar harga satuan tertinggi yang ditetapkan oleh Menteri.

(PERPRES Nomor 73/2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara)

Page 17: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

PenetapanSHST2020

Pelaksanaan Konstruksi Fisik

Analisis kebutuhan biaya Perawatan

BGN

Perencanaan Teknis Konstruksi

2019 2020

17

2021 2022

Penentuan Nilai berdiri BGN

dokumen pembiayaan :

• Biaya pelaksanaan konstruksi,

• Biaya perencanaan konstruksi,

• Biaya pengawasan konstruksi / MK, dan

• Biaya pengelolaan kegiatan

Perawatan BGN

Penghapusan BGN

Perencanaan program

SHSTSurvey

Harga SHST

FUNGSI SHST DALAM PEMBANGUNAN BGN

Page 18: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

Contoh AnalisisKebutuhan Biaya Pembangunan

Page 19: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

Contoh Surat Analisis Kebutuhan Biaya (Pembangunan Baru)

Page 20: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

Contoh Surat Analisis Kebutuhan Biaya (Perawatan)

Page 21: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

TAHAPAN PENYUSUNAN SHST

A

B1 B3

CWorkshop SHST

Survey Harga

Mekanisme Legalisasi

Monitoring dan Pelaporan

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOP DES

B2 D

PendampinganLegalisasi SHST

B4

Survey Harga

Survey Harga

Survey Harga

Fasilitasi/ pendampingan KemenPUPR m/l Satker PBL Provinsi

Dilaksanakan O/ Pemda (Tim Pendata Harga dan Tim Legalisasi)

Data SHST

(draft)

Data SHST

(draft)

Data SHST

(draft)

DokumenSHSTLegal

Laporan Pelaksanaan

Pendampingan

Kompilasi data SHSTdilaksanakan O/ Satker PBL Provinsi

Page 22: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

MEKANISME SURVEY

1. Penetapan mekanisme survey yang akan dilaksanakan, meliputi:

• Dilaksanakan sendiri oleh Tim Pendata Harga (Dinas Teknis)

• Dilaksanakan bersamaan Standar Harga Barang Jasa bersama dengan SKPD lain (Bappeda, Setda, BPS)

• Periode survey dalam 1 tahun anggaran dibagi kedalam 4 triwulan;

2. Pelaksanaan input harga dengan metode:

• Ibukota kabupaten/kota sebagai acuan harga terhadap wilayah lainnya;

• Harga berbasis kecamatan;

• Dapat menggunakan harga tertinggi atau rerata;

Page 23: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

Penetapan wilayah remote atau zona harga (oleh Kepala Daerah) jika terdapat perbedaan harga yang signifikan karena:

• Luas wilayah yang mempengaruhi jarak dan harga antar wilayah kecamatan;

• Kondisi geografis yang menyulitkan akses transportasi (misal: kepulauan, daerah pegunungan/dataran tinggi dan atau karena kondisi alamiah lainnya)

ZONA HARGA

Page 24: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

KOMPUTERISASI SHST

Data harga hasil survey

Page 25: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

GRADASI SHST

Hasil kajian statistik terhadap data SHST di 207 kota/kabupaten di Indonesia tahun 2017 didapatkan gradasi sebagai berikut :

35603000

3630 3600

2710

5930

4810

5700 5450

4220

7940

6531

76957136

5525

0

2000

4000

6000

8000

10000

GTS GS RN-A RN-B RN-CDE

TerendahOptimalTertinggi

SHST Batas Bawah Harga (Rp.) Harga Optimal (Rp.) Batas Atas Harga (Rp.)

Gedung Negara Tidak Sederhana

3,560,000.00 5,930,000.00 7,940,000.00

Gedung Negara Sederhana 3,000,000.00 4,810,000.00 6,531,250.00

Rumah Negara TIPE-A 3,630,000.00 5,700,000.00 7,695,000.00

Rumah Negara TIPE-B 3,600,000.00 5,450,000.00 7,136,112.50

Rumah Negara TIPE-CDE 2,710,000.00 4,220,000.00 5,525,000.00

Page 26: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

HAL-HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN SHST

Harga satuan tertinggi Bangunan Gedung Negara ditetapkan

dengan mempertimbangkan:

• kebijakan ekonomi makro secara nasional, regional, dan

kabupaten/kota;

• kebijakan pemerataan pembangunan secara nasional;

• kebijakan pembangunan kabupaten/kota;

• indeks konstruksi; dan

• Harga satuan tertinggi Bangunan Gedung Negara tahun

sebelumnya.

Page 27: LEGALISASI PENYUSUNAN HSBGN

TERIMA KASIH