learning_task_ikd_1_bu_ari[1] gekkkk.doc

24

Click here to load reader

Upload: rarasiswara11

Post on 02-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Kelompok SGD 6 :

Ni Putu Sri Anggreni

(1302105021)

Dewa Ayu Sara Purwati Dewi

(1302105022)

Luh Anggariasih

(1302105023)

Luh Putu Eviyani

(1302105024)

Herdi Sahirlan

(1302105043)

Ni Made Putri Raras Iswara

(1302105050)

Ni Ketut Natalia Kristianingsih

(1302105054)

Ni Putu Satriasih

(1302105055)

Putu Ari Sintya Dewi

(1302105070)

Kadek Adriyanti Lesmana Dewi

(1302105077)

A.A. Purnama Jayanti

(1302105078)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2013

Learning Task Ilmu Keperawatan Dasar 1

Kebutuhan dasar manusia aman nyaman dan istirahat tidurKelompok 5,6,7 dan 8

1. Anak K, umur 2 tahun, mengalami sakit perut, dia menangis sambil memegangi perut dan tidak mau berubah posisi, hanya duduk saja. ketika digendong oleh ibunya dia semakin menjerit. Akhirnya anak K dibawa ke UGD dan didiagnosa oleh dokter mengalami apendiksitis (infeksi pada appendiks karena bakteri atau karena adanya penyakit inflamasi lainnya pada saluran pencernaan seperti Crohn`s disease dan colitis ulcerative). Diskusikan bersama kelompok :

a. Apa yang dimaksud dengan nyeri?

b. Ada berapa tipe nyeri? Jelaskan dan berikan contoh.

c. Jelaskan tentang fisiologi nyeri!

d. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi nyeri? Sebutkan dan berikan alasannya!

e. Benarkah pernyataan ini? Jawab dan beri alasannya! Alasan harus berdasarkan referensi yang dapat dipercaya:1. Bayi tidak merasakan nyeri

2. Anak-anak mentoleransi nyeri lebih baik daripada orang dewasa

3. Anak-anak mudah terbiasa dengan rasa nyeri dan prosedur yang membuat nyerif. Bagaimana cara mengkaji rasa nyeri? Sebutkan dan jelaskan!g.Untuk kasus di atas instrument manakah yang sesuai untuk mengkaji nyeri Anak K? h. Nyeri kronis atau akutkah yang dialami anak K? Jelaskan dengan membuat perbedaan antara nyeri akut dan kronis.i. Bagaimana penatalaksanaan nyeri? Sebutkan dan jelaskan.

2. Anak B, umur 6 tahun, dibawa ke klinik oleh orang tuanya karena mengalami masalah tidur. Di malam hari setelah makan malam dengan porsi besar (seperti nasi dengan lauk daging, setelah makan anak B akan meminta segelas susu cokelat dan aneka snack lainnya seperti roti) anak B biasanya membaca buku dan menonton tv. Ketika tiba waktunya tidur Anak B sering terbangun dan sulit tidur lagi. Namun di pagi hari anak B sangat sulit dibangunkan untuk pergi ke sekolah sehingga sering terlambat.

Diskusikan dengan kelompok:

1. Apa yang dimaksud dengan istirahat dan tidur?

2. Jelaskan tentang fisiologi tidur!

3. Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola istirahat dan tidur seseorang? Jelaskan dan beri contoh.

4. Berapa kebutuhan tidur manusia sesuai dengan siklus hidupnya (dari bayi hingga dewasa) ?

5. Sebutkan dan jelaskan gangguan pola tidur yang dapat terjadi pada seseorang!

6. Coba formulasikan pertanyaan yang sesuai untuk mengkaji permasalahan pada Anak B!

7. Tindakan apa yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menangani masalah anak B?

PEMBAHASANKasus Ia. Yang dimaksud dengan nyeri adalah: Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, berkaitan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi menimbulkan kerusakan jaringan (IASP,1979).

Nyeri merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang, yang keberadaannya diketahui hanya jika orang itu pernah mengalaminya. (Mc Coffery, 1979)

Nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang menimbulkan ketegangan. (Worf W. Freud, 1974)

Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereakski untuk menghilangkan nyeri.

Arthur .C. Curton (1983), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri.

Scrumum, mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologi, dan emosional Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002).

Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial

Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri (Mc Caffery dalam Potter & Perry, 2006).

Menurut kelompok SGD 6, menyimpulkan bahwa nyeri adalah Perasaan tidak nyaman yang terjadi karena terjadinya kerusakan jaringan, yang bisa mengganggu aktifitasnya dan nyeri biasanya bersifat subjektif serta nyeri bisa mencerminkan status kesehatan seseorang.

b. Tipe nyeri Berdasarkan durasinya dibagi menjadi dua yaitu:

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi ( ringan sampai berat) dan berlangsung singkat ( kurang dari enam bulan dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang rusak.

Nyeri kronis adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri yang disebabkan oleh adanya kausa keganasan seperti kanker yang tidak terkontrol atau non keganasan. Nyeri kronik berlangsung lama (lebih dari enam bulan ) dan akan berlanjut walaupun pasien diberi pengobatan atau penyakit tampak sembuh. Karakteristik nyeri kronis adalah area nyeri tidak mudah diidentifikasi, intensitas nyeri sukar untuk diturunkan, rasa nyeri biasanya meningkat, sifat nyeri kurang jelas, dan kemungkinan kecil untuk sembuh atau hilang Berdasarkan sumbernya nyeri dapat dibedakan menjadi:

Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar) ex: terkena ujung pisau atau gunting Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament, pemb. Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama daripada cutaneus ex: sprain sendi. Visceral (pada organ dalam), stimulasi reseptor nyeri dlm rongga abdomen, cranium dan thorak. Biasanya terjadi karena spasme otot, iskemia, regangan jaringan.c. Fisiologi NyeriMunculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah Nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki Mylin yang tersebar kepada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti Histamine, Bradikinin, Prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan Oksigenasi. Simulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.

Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut C). implus-implus yang ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C . Serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsar horn. Dorsal Horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Diantara lapisan dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyebrangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinotalamic tract(SPT) atau jalur Spinotalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri.dari proses transimisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan medulla ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotonin merupakan neurotransmitter dalam impuls supresif. System supresif lebih mmengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan leh serabut A. Jalun nonopiate merupakan jalur desendens yang tidak memberikan renspon terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya (Barbara)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri Usia

Merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Anak kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat yang menyebabkan nyeri. Anak-anak juga mengalami kesulitan secara verbal dalam mengungkapkan dan mengekspresikan nyeri. Sedangkan pasien yang berusia lanjut, memiliki resiko tinggi mengalami situasi yang membuat mereka merasakan nyeri akibat adanya komplikasi penyakit dan degeneratif.

Jenis kelamin

Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin misalnya menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama. Namun secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri.

Kebudayaan

Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah sesuatu yang alamiah. Kebudayaan lain cenderung untuk melatih perilaku yang tertutup (introvert). Sosialisasi budaya menentukan perilaku psikologis seseorang.

Anxietas

Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan ansietas. Apabila rasa cemas tidak mendapat perhatian dapat menimbulkan suatu masalah penatalaksanaan nyeri yang serius.

Keletihan

Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping sehingga meningkatkan persepsi nyeri.

Pengalaman sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri sebelumnya namun tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih mudah di masa datang.

Dukungan keluarga dan sosial

Kehadiran orang-orang terdekat pasien dan bagaimana sikap mereka terhadap pasien mempengaruhi respon nyeri. Pasien dengan nyeri memerlukan dukungan, bantuan dan perlindungan walaupun nyeri tetap dirasakan namun kehadiran orang yang dicintai akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.

e. Pembahasan Pernyataan Bayi tidak merasakan nyeri (salah )

Interpretasi nyeri bersifat subjektif dan bayi tidak memiliki kemampuan untuk secara sendiri melaporkan dalam arti tradisional. Ketika bayi dilahirkan, system susunan saraf sesungguhnya sudah berkembang cukup baik, mulai dari perifer sampai sentral berkaitan dengan fungsi sensoris terhadap rangsang nyeri.

Anak-anak mentoleransi nyeri lebih baik daripada orang dewasa ( salah )

Anak-anak tidak bisa mentoleransi nyeri karena setelah anak-anak mendapatkan rasa nyeri mereka langsung mengungkapkannya. Misalkan dengan menangis.

Anak-anak mudah terbiasa dengan rasa nyeri dan prosedur yang membuat nyeri ( salah )

Orang dewasa lebih bisa menahan rasa nyerinya dengan istirahat dan tidur. Dengan begitu, mereka akan merasa lebih baik dari sebelumnya.

f. Cara mengkaji nyeriPengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subyektif dan dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu, maka perawat perlu mengkaji semua factor yang memengaruhi, seperti factor fisiologis, psikologis, prilaku, emosional, dan sosiokultural. Pengkajian nyeri terdiri atas 2 komponen utama yakni

a. Riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien b. Observasi langsung pada respon prilaku dan fisiologis klien.Tujuan pengkajian adalah untuk mendapatakan pemahaman objektif terhadap pengalaman subjektif. Pengkajian dapat dilakukan dgn cara PQRST :

P (pemacu), yaitu faktor yg mempengaruhi gawat/ringannya nyeri

Q (quality) dr nyeri, spti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat

R (region),yaitu daerah penyebaran perjalanan nyeri

S (severity) adalah keparahan/intensitas nyeri

T (time) adalah waktu serangan atau frekuensi nyeri

g. Untuk kasus di atas instrument manakah yang sesuai untuk mengkaji nyeri Anak KInstrumen yang digunakan untuk mengkaji nyeri adalah dengan menggunakan skala wong. Menggunakan skala wong karena , skala wong menggunakan ekspresi wajah dan itu memudahkan saat mengkaji pada anak-anak.

h. Nyeri kronis atau akutkah yang dialami anak K? Jelaskan dengan membuat perbedaan antara nyeri akut dan kronis.

Anak K termasuk nyeri akut karena nyeri akibat apendiksitis karena datangnya secara tiba-tiba dan kurang dari enam bulan, hal tersebut sesuai dengan pengertian nyeri akut.i. Penatalaksanaan Nyeri

Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi

Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi melibatkan penggunaan opiat (narkotik), nonopiat/ obat AINS (anti inflamasi nonsteroid), obat-obat adjuvans atau koanalgesik. Analgesik opiat mencakup derivat opium, seperti morfin dan kodein. Narkotik meredakan nyeri dan memberikan perasaan euforia. Semua opiat menimbulkan sedikit rasa kantuk pada awalnya ketika pertama kali diberikan, tetapi dengan pemberian yang teratur, efek samping ini cenderung menurun. Opiat juga menimbulkan mual, muntah, konstipasi, dan depresi pernapasan serta harus digunakan secara hati-hati pada klien yang mengalami gangguan pernapasan (Berman, et al. 2009).

Nonopiat (analgesik non-narkotik) termasuk obat AINS seperti aspirin dan ibuprofen. Nonopiat mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang dihasilkan di daerah luka. (Berman, et al. 2009).

Analgesik adjuvans adalah obat yang dikembangkan untuk tujuan selain penghilang nyeri tetapi obat ini dapat mengurangi nyeri kronis tipe tertentu selain melakukan kerja primernya. Sedatif ringan atau obat penenang, sebagai contoh, dapat membantu mengurangi spasme otot yang menyakitkan, kecemasan, stres, dan ketegangan sehingga klien dapat tidur nyenyak. Antidepresan digunakan untuk mengatasi depresi dan gangguan alam perasaan yang mendasarinya, tetapi dapat juga menguatkan strategi nyeri lainnya (Berman, et al. 2009).

Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi

a. Stimulasi dan masase kutaneus.

Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian yang sama seperti reseptor nyeri tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena menyebabkan relaksasi otot (Smeltzer dan Bare, 2002).

b. Terapi es dan panas

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Baik terapi es maupun terapi panas harus digunakan dengan hati-hati dan dipantau dengan cermat untuk menghindari cedera kulit (Smeltzer dan Bare, 2002).

c. Trancutaneus electric nerve stimulation Trancutaneus electric nerve stimulation (TENS) menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri. TENS dapat digunakan baik untuk nyeri akut maupun nyeri kronis (Smeltzer dan Bare, 2002).d. DistraksiDistraksi yang mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri dapat menjadi strategi yang berhasil dan mungkin merupakan mekanisme yang bertanggung jawab terhadap teknik kognitif efektif lainnya. Seseorang yang kurang menyadari adanya nyeri atau memberikan sedikit perhatian pada nyeri akan sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak (Smeltzer dan Bare, 2002).e. Teknik relaksasiRelaksasi otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Hampir semua orang dengan nyeri kronis mendapatkan manfaat dari metode relaksasi. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan yang meningkatkan nyeri (Smeltzer dan Bare, 2002).f. Imajinasi terbimbingImajinasi terbimbing adalah mengggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Sebagai contoh, imajinasi terbimbing untuk relaksasi dan meredakan nyeri dapat terdiri atas menggabungkan napas berirama lambat dengan suatu bayangan mental relaksasi dan kenyamanan (Smeltzer dan Bare, 2002).g. HipnosisHipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlah analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis. Keefektifan hipnosis tergantung pada kemudahan hipnotik individu

Kasus IIA. Yang dimaksud dengan istirahat dan tidur yaitu:

a. Istirahat

Istirahat merupakan status aktivitas tubuh dalam keadaan menurun, keadaan tenang rileks bebas dari cemas atau takut menyegarkan diri atau diam melepaskan diri dari apapun yang membosankan , menyakitkan atau menjengkelkan.

b. Tidur

Tidur adalah suatu perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur juga merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodic.

B. Fisiologi tidurAktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, Reticular Activiting System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region ( BSR). RAS dibagian otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus fisual, pendengaran, nyeri dan sensori raba, serta emosi dan proses berpikir. Pada saat sadar RAS, katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. Hipotalamus mempunyai pusat pusat pengendalian untuk beberapa jenis kegiatan tak sadar dari badan yang salah satu diantaranya menyangkut tidur dan bangun. Cederan pada hipotalamus dapat mengakibatkan seseorang tidur dalam jangka waktu yang panjang. Formasi retikuler terdapat dalam pangkal otak. Formassi itu menjulang naik menembus medulla, pons, otak bagian tengah dan lalu ke hipotalamus. Formasinya tersusun dari banyak sel dan serat saraf. Serat-seratnya mempunyai hubungan-hubungan yang meneruskan impuls ke kulit otak dan tali susum tulang belakang. Formasi retikula memungkinkan terjadinya gerakan reflex serta yang disengaja dengan mudah maupun kegiatan-kegiatan fortikal yang bertalian dengan keadaan yang waspada. Di waktu tidur system reticular dapat hanya sedikit rangsangan dari korteks, selebral atau kulit otak, serta permukaan luar tubuh.

Keadaan bangun terjadi apabila system retikuler dirangsang dengan rangsangan dari korteks selebral dari organ sserta sel pengindraan di kulit.

C. Factor-faktor yang mempengaruhi pola istirahat dan tidur seseorang adalah: PenyakitSakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur. Latihan dan kelelahanKeletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek. Stres psikologisKondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur. ObatObat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang mempengaruhi proses tidur jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepresan dapat menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat menekan RF:M sehingga mudah mengantuk. NutrisiTerpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka sescorang tersebut akan mempercepat proses tcrjadinya tidur, karcna dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi prosca tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur. LingkunganKeadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur. MotivasiMotivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat mcnimbulkan gangguan proses tidur.D. Kebutuhan tidur manusia sesuai dengan siklus tidurnya yaitu: 0 bulan 1 bulan Masa neonatus 14-18 jam/hari

1 bulan 18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18 bulan 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

3 tahun 6 tahun Masa pra sekolah 11 jam/hari

6 tahun 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12 tahun 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

18 tahun 40 tahun Masa dewasa muda 7 jam/hari

40 tahun 60 tahun Masa paruh baya 7 jam/ hari

60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari

E. Gangguan pola tidur yang dapat terjadi pada seseorang yaitu: INSOMNIAInsomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:

1.Insomnia inisial yaitu kesulitan untuk memulai tidur.

2.Insomnia intermiten yaitu kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.

3.Insomnia terminal yaitu bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali. PARASOMNIAMasalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak : Night terrors dan mimpi buruk Sleepwalking dan sleeptalking Bruksisme Enuresis HYPERSOMNIAGangguan ini adalah kebalikan dari insomnia. Seringkali penderita dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Para penderita hypersomnia membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari ukuran normal. Meskipun penderita tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih dan lesu sepanjang hari. Namun gangguan ini tidaklah terlalu serius dan dapat diatasi sendiri oleh penderita dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen diri. SLEEP APNEAGangguan yg dicirikan dg kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut.Ada 3 jenis apnea tidur: apnea sentral, obstruktif, dan campuran : APNEA OBSTRUKTIFTerjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorok rileks pada saat tidur. Jalan nafas atas menjadi tersumbat, dan aliran udara pada hidung berkurang atau berhenti. Individu masih berusaha untuk bernafas karena gerakan dada dan abdomen terus terjadi, yang seringkali menyebabkan bunyi dengkuran atau dengusan yang keras. APNEA SENTRALMelibatkan disfungsi pada pusat pengendalian pernafasan di otak. Impuls untuk bernafas sementara berhenti, dan aliran udara pada hidung dan gerakan dinding dada juga terhenti. Saturasi oksigen dalam darah juga menurun. Kondisi ini terjadi pada klien yg mengalami cedera batang otak APNEA CAMPURAN Merupakan perpaduan antara apnea obstruktif dan apnea sentral NARKOLEPSIDisfungsi mekanisme yg mengatur keadaan bangun dan tidur. Suatu kondisi yg dicirikan oleh keinginan yg tidak terkendali utk tidur. Orang yg menderita narkolepsi boleh dikatakan dapat tidur diwaktu sedang berdiri, tengah mengemudikan kendaraan, tidur di tengah-tengah suatu pembicaraan atau selagi berenang

F. Formulasi pertanyaan yang sesuai untuk mengkaji permasalahan pada anak B yaitu :

Bagaimana keadaan lingkungan sekitar, tempat tinggal anak B ini?

Bagaimana kebiasaan anak B ini sebelum tidur ataupun sesudah tidur?

Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan anak B ini?

Sejak kapan anak B ini mengalami susah tidur? Berapa lamanya anak B ini mengalami susah tidur?

Apa yang biasanya dimakan ataupun diminum oleh anak B ini sebelum tidur?

Kenapa anak B ini sering terbangun?

G. Tindakan yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menangani masalah anak B adalah: Merubah kebiasaan makan yang berlebihan dengan mengganti nya dengan memberikan susu.

Tidak usah memberikan snack yang berlebihan, kalau bisa tidah usah diberikan.

Porsi nasi dan daging yang diberikan agar dikurangi.

Kalau bisa daging tersebut diganti dengan tempe atau makanan lain yang banyak mengandung protein.

Lingkungan rumah juga dimodifikasi.