leaflet kusta

2
HKS : HARI KUSTA SEDUNIA DEPARTEMEN PENGABDIAN MASYARAKAT BEM KM FK UNAND Hai para calon dokter. Pernahkah kalian mendengar tentang penyakit Kusta? Nah, kalau belum, disini kita mau berbagi informasi seputar penyakit tersebut dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia ke-59 yang jatuh pada tanggal 26 Januari lalu. Tak seperti banyak penyakit infeksi lainnya, penyakit Kusta ini sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis saja, tapi juga menyeret masalah psikososial. Konon orang-orang dahulu beranggapan bahwa penyakit ini merupakan kutukan Tuhan, tak dapat diobati dan sangat menular. Sakingnya mereka takut pada penyakit ini, dikenal juga Leprophobia, yaitu rasa takut berlebihan terhadap kusta. Oleh karena itu banyak penderita malah diasingkan dari kehidupan bermasyarakat, sehingga mereka merasa rendah diri, malu untuk berobat dan menderita tekanan batin yang berat. Tak sedikit pula yang menjadi tuna wisma, dan tuna sosial. Faktanya, Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae, yaitu kuman aerob yang dapat dilihat setelah dilakukan pewarnaan Ziehl-Nielsen, berbentuk batang berwarna merah. Kuman ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874 sehingga dinamakan juga Penyakit Hansen/ Morbus Hansen. Kuman ini menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penularannya bisa melalui secret hidung dan kontak kulit dengan penderita. Tetapi dari hasil beberapa penelitian, hal ini tidak bersifat mutlak, karna sangat sedikit orang-orang yang tertular dengan 2 cara ini. Kekebalan tubuh seseorang merupakan factor pengaruh paling penting dalam penularannya, selain factor usia, jenis kelamin, ras, lingkungan dan tingkat sosial ekonomi. tanda-tanda penyakit ini antara lain, adanya bercak-bercak putih pada kulit (seperti panu) yang makin lama makin lebar dan banyak disertai bintil-bintil kemerahan, alis rambut rontok, muka berbenjol-benjol dan tegang, dan pelebaran saraf-saraf. Gejala sistemiknya juga ada, seperti panas tinggi, anorexia, nausea disertai vomitus, cephalgia, dan neuritis. Untuk pencegahan sendiri, hingga saat ini masih belum ada vaksin penyakit kusta. Tetapi kuman ini sangat rentan dengan panas matahari, ia hanya dapat bertahan hidup diluar tubuh manusia selama 24-48 jam, ada juga yang berpendapat hingga 7 hari. Berapapun lamanya, kita dapat menghindari kuman ini dengan cara membiarkan cahaya matahari masuk ke

Upload: bayu-gemilang

Post on 13-Aug-2015

200 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

rrrr

TRANSCRIPT

Page 1: leaflet kusta

HKS : HARI KUSTA SEDUNIA

DEPARTEMEN PENGABDIAN MASYARAKATBEM KM FK UNAND

Hai para calon dokter. Pernahkah kalian mendengar tentang penyakit Kusta? Nah, kalau belum, disini kita mau berbagi informasi seputar penyakit tersebut dalam rangka memperingati Hari Kusta Sedunia ke-59 yang jatuh pada tanggal 26 Januari lalu.

Tak seperti banyak penyakit infeksi lainnya, penyakit Kusta ini sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis saja, tapi juga menyeret masalah psikososial. Konon orang-orang dahulu beranggapan bahwa penyakit ini merupakan kutukan Tuhan, tak dapat diobati dan sangat menular. Sakingnya mereka takut pada penyakit ini, dikenal juga Leprophobia, yaitu rasa takut berlebihan terhadap kusta. Oleh karena itu banyak penderita malah diasingkan dari kehidupan bermasyarakat, sehingga mereka merasa rendah diri, malu untuk berobat dan menderita tekanan batin yang berat. Tak sedikit pula yang menjadi tuna wisma, dan tuna sosial.

Faktanya, Penyakit ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae, yaitu kuman aerob yang dapat dilihat setelah dilakukan pewarnaan Ziehl-Nielsen, berbentuk batang berwarna merah. Kuman ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Gerhard Armauwer Hansen pada tahun 1874 sehingga dinamakan juga Penyakit Hansen/ Morbus Hansen. Kuman ini menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penularannya bisa melalui secret hidung dan kontak kulit dengan penderita. Tetapi dari hasil beberapa penelitian, hal ini tidak bersifat mutlak, karna sangat sedikit orang-orang yang tertular dengan 2 cara ini. Kekebalan tubuh seseorang merupakan factor pengaruh paling penting dalam penularannya, selain factor usia, jenis kelamin, ras, lingkungan dan tingkat sosial ekonomi.

tanda-tanda penyakit ini antara lain, adanya bercak-bercak putih pada kulit (seperti panu) yang makin lama makin lebar dan banyak disertai bintil-bintil kemerahan, alis rambut rontok, muka berbenjol-benjol dan tegang, dan pelebaran saraf-saraf. Gejala sistemiknya juga ada, seperti panas tinggi, anorexia, nausea disertai vomitus, cephalgia, dan neuritis.

Untuk pencegahan sendiri, hingga saat ini masih belum ada vaksin penyakit kusta. Tetapi kuman ini sangat rentan dengan panas matahari, ia hanya dapat bertahan hidup diluar tubuh manusia selama 24-48 jam, ada juga yang berpendapat hingga 7 hari. Berapapun lamanya, kita dapat menghindari kuman ini dengan cara membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah, dan hindari tempat-tempat tertutup dan lembap. Contohnya seperti tempat karaoke yang sering digandrungi para mahasiswa hehe Bagi teman-teman yang sering karaokean, maka ada baiknya persiapkan dulu daya tahan tubuh agar jangan sampai kalah melawan kuman M. Leprae ini.

Nah, sekian dulu info seputar penyakit di salah satu Hari Besar Peringatan Kesehatan ini. Semoga teman-teman makin menjaga kesehatan. Sehat itu mahal lho! Mudah-mudahan ilmunya bermanfaat :D