layanan elektronik (e-service) informasi …

13
INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018 78 LAYANAN ELEKTRONIK (E-SERVICE) INFORMASI PERSEDIAAN BARANG Tri Haryanti 1 , Kusrini 2 ¹ STIMIK Tunas Bangsa, ² Universitas AMIKOM Yogyakarta E-mail: ¹ [email protected], ² [email protected] ABSTRAK Persediaan barang dalam proses penjualan barang sangat penting agar tujuan dari penjualan dapat tercapai. Persediaan barang harus memenuhi permintaan konsumen yang sewaktu waktu dapat berubah jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, bila permintaan banyak stok atau persediaan juga harus banyak dan bila permintaan sedikit, stok juga harus sedikit untuk menghemat biaya penyimpanan dan pemesanan, masalah persediaan barang terjadi juga di Depo Pelita Banjarnegara, saat permintaan konsumen akan barang meningkat, justru persediaan mengalami kekosongan stok, ini karena belum adanya sistem persediaan barang yang sesuai, oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menangani masalah persediaan barang dengan sistem persediaan barang dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat diketahui kapan barang dapat dipesan dan berapa jumlah ekonomis barang yang harus dipesan, sehingga persediaan barang dapat terkontrol dengan baik, desain sistem dengan prototype dan pengujian sistem dengan mengunakan blackbox yang melibatkan beberapa responden dengan kuisioner. Kata Kunci: Sistem, Persediaan, Metode EOQ, Prototype, Blackbox ABSTRACT Inventory of goods in the process of selling goods is very important for the purpose of the sale can be achieved. Inventories must meet the demand of consumers who can change their quantities according to demand, if there is a lot of stock or inventory demand, and if demand is low, the stock must also be less to save the cost of storage and ordering, inventory problems also occur in Depo Pelita Banjarnegara , when consumer demand for goods increases, precisely the inventory of stock vacancies, this is because there is no appropriate inventory system, therefore required a system that can handle the problem of inventory goods with inventory system using EOQ (Economic Order Quantity) can known when the goods can be ordered and how much economic quantity of goods to be ordered, so the inventory of goods can be well controlled, system design with prototype and system testing using blackbox involving several respondents with questionnaires. Keywords: System, Inventory, EOQ Method, Prototype, Blackbox 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi membawa manusia kearah digital, yang ditandai dengan pesatnya pengguna internet di Indonesia pada akhir tahun 2015 mencapai 88,1 juta pengguna menurut wearesocial. Perkembangannya membawa manusia untuk masuk ke teknologi yang berbasis sistem informasi. Sistem informasi memberikan kemudahan bukan hanya bagi perusahaan saja dalam mengolah data menjadi informasi. Informasi dalam suatu perusahaan bermacam-macam, salah satunya adalah informasi barang yang memuat informasi tentang persedian barang, barang masuk dan barang keluar yang terkadang dipandang tidak terlalu penting, padahal ketersedian barang menyangkut kualitas dari layanan. Permintaan barang pada saat hari-hari besar biasanya meningkat tajam, yang terkadang melebihi dari jumlah persedian yang ada. Saat permintaan akan barang melebihi persediaan dan kebutuhan konsumen tidak terpenuhi membawa dampak yang tidak baik bagi perusahaan, karena konsumen akan pergi meninggalkannya. Seperti yang terjadi di Depo Pelita Banjarnegara, saat hari- hari besar seperti hari raya, tahun baru, hari natal, hari raya kurban dan hari raya lainnya, permintaan akan barang melebihi persedian yang ada (data manajemen Depo Pelita), sehingga konsumen merasa kecewa. Disinilah dibutuhkan sebuah sistem layanan informasi persediaan barang, agar barang yang dibutuhkan konsumen dapat selalu terpenuhi apabila permintaan akan barang meningkat disaat yang

Upload: others

Post on 10-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

78

LAYANAN ELEKTRONIK (E-SERVICE) INFORMASI PERSEDIAAN BARANG

Tri Haryanti1, Kusrini2

¹ STIMIK Tunas Bangsa, ² Universitas AMIKOM Yogyakarta E-mail: ¹ [email protected], ² [email protected]

ABSTRAK

Persediaan barang dalam proses penjualan barang sangat penting agar tujuan dari penjualan dapat tercapai. Persediaan barang harus memenuhi permintaan konsumen yang sewaktu waktu dapat berubah jumlahnya sesuai dengan kebutuhan, bila permintaan banyak stok atau

persediaan juga harus banyak dan bila permintaan sedikit, stok juga harus sedikit untuk menghemat biaya penyimpanan dan pemesanan, masalah persediaan barang terjadi juga di Depo Pelita Banjarnegara, saat permintaan konsumen akan barang meningkat, justru

persediaan mengalami kekosongan stok, ini karena belum adanya sistem persediaan barang yang sesuai, oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem yang dapat menangani masalah persediaan barang dengan sistem persediaan barang dengan menggunakan metode EOQ

(Economic Order Quantity) dapat diketahui kapan barang dapat dipesan dan berapa jumlah ekonomis barang yang harus dipesan, sehingga persediaan barang dapat terkontrol dengan baik, desain sistem dengan prototype dan pengujian sistem dengan mengunakan blackbox yang

melibatkan beberapa responden dengan kuisioner. Kata Kunci: Sistem, Persediaan, Metode EOQ, Prototype, Blackbox

ABSTRACT Inventory of goods in the process of selling goods is very important for the purpose of the sale can be achieved. Inventories must meet the demand of consumers who can change their quantities according to demand, if there is a lot of stock or inventory demand, and if demand is low, the stock must also be less to save the cost of storage and ordering, inventory problems also occur in Depo Pelita Banjarnegara , when consumer demand for goods increases, precisely the inventory of stock vacancies, this is because there is no appropriate inventory system, therefore required a system that can handle the problem of inventory goods with inventory system using EOQ (Economic Order Quantity) can known when the goods can be ordered and how much economic quantity of goods to be ordered, so the inventory of goods can be well controlled, system design with prototype and system testing using blackbox involving several respondents with questionnaires. Keywords: System, Inventory, EOQ Method, Prototype, Blackbox

1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi membawa manusia kearah digital, yang ditandai dengan pesatnya

pengguna internet di Indonesia pada akhir tahun 2015 mencapai 88,1 juta pengguna menurut

wearesocial. Perkembangannya membawa manusia untuk masuk ke teknologi yang berbasis sistem informasi. Sistem informasi memberikan kemudahan bukan hanya bagi perusahaan saja dalam

mengolah data menjadi informasi. Informasi dalam suatu perusahaan bermacam-macam, salah satunya adalah informasi barang yang memuat informasi tentang persedian barang, barang masuk dan barang keluar yang terkadang dipandang tidak terlalu penting, padahal ketersedian barang

menyangkut kualitas dari layanan. Permintaan barang pada saat hari-hari besar biasanya meningkat tajam, yang terkadang

melebihi dari jumlah persedian yang ada. Saat permintaan akan barang melebihi persediaan dan

kebutuhan konsumen tidak terpenuhi membawa dampak yang tidak baik bagi perusahaan, karena konsumen akan pergi meninggalkannya. Seperti yang terjadi di Depo Pelita Banjarnegara, saat hari-hari besar seperti hari raya, tahun baru, hari natal, hari raya kurban dan hari raya lainnya,

permintaan akan barang melebihi persedian yang ada (data manajemen Depo Pelita), sehingga konsumen merasa kecewa.

Disinilah dibutuhkan sebuah sistem layanan informasi persediaan barang, agar barang yang

dibutuhkan konsumen dapat selalu terpenuhi apabila permintaan akan barang meningkat disaat yang

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

79

tidak terduga. Layanan informasi persediaan barang merupakan layanan elektronik persediaan barang yang tidak hanya menyangkut tentang persediaan barang saja tetapi juga sebagai pengendali

persediaan barang disaat hari-hari biasa sehingga barang tidak menumpuk ditempat persediaan saat permintaan konsumen akan barang rendah.

1.1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana membuat model E-Service informasi persediaan barang

dengan menggunakan metode EOQ untuk menentukan persediaan barang yang optimal dan kapan pemesanan barang dapat dilakukan.

1.2. Batasan Variabel Penelitian

Agar penelitian ini menjadi lebih terarah maka peneliti membatasi variable penelitian

hanya pada: a. Menentukan persediaan barang yang harus tetap ada b. Menentukan kapan pemesanan barang dan jumlah yang harus dipesan

c. Hanya pada barang-barang yang merupakan kebutuhan pokok

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui sistem pengadaan barang dan keputusan yang dilakukan dalam

pengendalian persediaan barang

b. Mengetahui kapan dilakukan pemesanan barang dan kapan barang dalam keadaan minim

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa persediaan barang bagi Depo Pelita dalam mengambil keputusan dalam hal pengadaan barang dan pemesanan barang untuk dijadikan stok persediaan.

2. LANDASAN TEORI 2.1 E- Service

Pengertian dari E- Service atau layanan elektronik adalah istilah yang sangat generic, biasanya mengacu pada penyedia layanan melalui internet, sehingga layanan elektronik bisa

juga termasuk perdagangan internet, mungkin juga termasuk layanan non komersial, yang biasanya disediakan oleh pemerintah. Pendapat ini kemukakan oleh (Rais & Nazariah, 2003).

E-Service adalah perbuatan, usaha atau pertunjukan yang pengiriman di mediasi oleh

teknologi informasi. Layanan elektronik tersebut meliputi unsur layanan E-Tailing, dukungan pelanggan, dan pelayanan menurut Rowley, (2006) mengungkapkan bahwa definisi ini mencerminkan tiga komponen utama penyedia layanan, penerima layanan dan saluran

pelayanan yaitu teknologi. Misalnya, sebagai yang bersangkutan untuk layanan elektronik publik, badan publik adalah penyedia layanan dan warga negara serta bisnis penerima layanan. Saluran pelayanan adalah persyaratan ketiga dari layanan elektronik.

2.2 Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang menerima atau merupakan kumpulan elemen

yang saling berhubungan satu sama lainnya yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi menurut Tafri D Muhyuzir, (2001). Komponen dari sistem informasi terdiri dari hardware, software, data,

prosedur dan manusia.

2.3 Persediaan

Istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual menurut Bridwan, (1997). Setiap perusahaan selalu memerlukan persediaan untuk menghindari tidak

terpenuhinya keinginnan pelangggan atau konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

80

bahwa persediaan adalah simpanan bahan baik bahan baku, bahan pembantu, bahan setengah jadi, bahan jadi maupun bahan yang lain-lain yang dimaksud untuk kebutuhan yang akan

datang. Penyimpanan ini karena perusahaan bisa saja sewaktu-waktu membutuhkan bahan tesebut, sehingga perusahaan tidak akan kerepotan dalam mendapatkannya. Persediaan berfungsi untuk mempermudah jalannya operasi perusahaan yang dilakukan secara berturut-

turut untuk proses bisnis. Menurut Prawirosentono, (2000) persediaan diadakan mulai dari bahan baku sampai barang jadi.

2.4 Metode EOQ EOQ adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan terkenal secara

luas, metode pengendalian persediaan ini menjawab 2 (dua) pertanyaan penting, kapan harus memesan dan berapa banyak harus memesan menurut Heizer dan Render (2005), Adapun penentuan jumlah pesanan ekonomis (EOQ) ada 3 cara menurut Assauri, (2004) yaitu :

a. Tabular Approach penentuan jumlah pesanan dengan cara menyusun suatu daftar atau tabel jumlah pesanan dan jumlah biaya per tahun.

b. Graphical Approach penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan cara dengan cara

menggambarkan grafik-grafik carrying costs dan total c. Dengan menggunakan rumus (formula approach) Cara penentuan jumlah pesanan

ekonomis dengan menurunkan didalam rumus-rumus matematika dapat dilakukan

dengan cara memperhatikan bahwa jumlah biaya persediaan yang minimum terdapat, jika ordering costs sama dengan carrying costs.

Ketika permintaan bersifat pasti persediaan akan berkurang atau dihabiskan pada tingkat

yang diketahui sehingga pesanan akan sampai tepat pada saat tingkat persediaan mencapai

titik nol menurut Wawan,( 2007). Dengan rumus EOQ = 𝑄∗ = √2𝐶𝑅

𝐻

Keterangan:

Q = Jumlah/ Nilai EOQ (unit) C = Biaya Pemesanan Per Pesanan R = Permintaan Per Periode (unit)

H = Biaya Penyimpanan EOQ (Economic Order Quantity) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. 1. Metode Economic Order Quantity, Sumber: Handoko, (2000)

2.5 Prototype

Prototype adalah suatu metode yang digunakan untuk pengembangan sistem yang

menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan mudah cepat dan di buat secara bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh user. (Kadir, 2003)

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

81

Metode prototype meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a. Identifikasi Kebutuhan user

Dalam tahap ini, peneliti dan pemakai bertemu untuk mengetahui kebutuhan sistem. b. Membuat Prototype

Peneliti mulai membuat prototype berdasarkan penejelasan dari pemakai.

c. Menguji Prototype Pemakai akan menguji prototype yang dibuat oleh peneliti dan memberikan kritik

serta saran.

d. Memperbaiki Prototype Dari kritik dan saran pemakai, peneliti memperbaiki prototype.

e. Mengembangkan Versi Produksi Peneliti menyelesaikan sistem sesuai masukan dari pemakai.

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kuantitatif yang

menggunakan rumus metode EOQ untuk menghitung persediaan barang yang harus dipesan dan kapan pemesanan barang dilakukan. Data tersebut diperoleh dari bagian gudang, penjualan dan pemesanan. Subyek dari penelitian ini adalah barang-barang kebutuhan pokok di Depo

Pelita Banjarnegara.

3.2 Metode Pengumpulan Data

a. Observasi Observasi Menurut Purnomo (2008), observasi adalah proses pengamatan dan

pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan melihat langsung persediaan dan penyimpanan barang.

b. Wawancara

Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan wawancara dengan staff gudang dan penjualan secara langsung. Untuk mendapatkan data penyebab keterlambatan pemesanan barang dan penyebab kosongnya persediaan barang.

3.3 Metode Analisis Data

Penelitian akan mencari solusi permasalahan persediaan barang. Fokus penelitian

membuat model layanan informasi persediaan barang. Pengolahan data dilakukan dengan mengolah hasil wawancara dan pengumpulan data observasi di lapangan. Kemudian dilakukan pemeriksaan keabsahan data dengan narasumber dan membandingkan dengan informasi

terkait. Selanjutnya dilakukan analisa data dalam menjawab pertanyaan dalam penelitian.

Kemudian data dikumpulkan dan diolah untuk selanjutnya tahap pengembangan sistem dengan

menggunakan metode EOQ, yang digunakan untuk menghitung berapa barang yang harus dipesan dan berapa barang yang dijadikan persedian untuk menghindari kosongnya barang, tahap selanjutnya pengujian sistem dengan blackbox dan pengujian tingkat akurasi data, untuk

membuktikan bahwa sistem yang dikembangkan dengan metode EOQ layak untuk di implementasikan.

4. ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Sistem Lama

Proses sistem lama persediaan yang ada bagian persediaan barang.

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

82

Gambar 4.1. Diagram Alir Persediaan Barang

Database di sistem yang lama terdiri dari beberapa entitas yaitu tabel gudang, tabel

barang , tabel supplier, Seperti yang dijelaskan di tabel 4.1. Database persediaan barang

Tabel 4.1. Database Persediaan Barang

4.2 Periode Pembelian

Periode pembelian barang oleh konsumen dijelaskan di tabel pembelian bahan pokok

seperti beras tahun 2016, dijelaskan tabel dibawah ini, Tabel 4.2. Periode Pembelian Barang

Tabel 4.2. Periode Pembelian Barang

BULAN PEMBELIAN/ 5

KG/ BERAS

PERMINTAAN

KONSUMEN

Januari

Februari Maret

April Mei

200

200 200

200 150

200

200 200

150 150

Tabel Barang

Field Type

Kode Barang Nama Harga Jual

Harga Beli stok

Autonumber Text Currency

Currency AutoNumber

Tabel Supplier

Field Type

Kode Supplier

Nama Supplier No Telepon Alamat

Autonumber

Text Number Text

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

83

BULAN PEMBELIAN/ 5

KG/ BERAS PERMINTAAN KONSUMEN

Juni Juli Agustus

Sepetember Oktober November

Desember

300 300 200

200 150 200

250

400 400 200

200 150 150

330

Jumlah 2550 2730

Rata-rata 213 228

Dari tabel diatas disimpulkan bahwa terjadi kekurangan stok pada periode berikutnya. Stok beras rata rata per periode tidak mencukupi permintaan konsumen. Ini karena pemesanan dan persediaan belum terkontrol dengan baik sehingga mengganggu proses penjualan

selanjutnya.

4.3 Pengolahan Data

Data yang terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk menentukan sistem apa yang cocok untuk masalah yang dihadapi, sesuai dengan data yang terkumpul maka masalah yang dihadapi adalah tentang persediaan barang yang belum terkontrol dengan baik

karena belum adanya sistem untuk persediaan, dengan demikian maka sistem yang akan di rancang dalam penelitian ini adalah sistem persediaan barang dengan menggunakan metode EOQ, untuk mengetahui kapan barang dipesan dan berapa jumlah barang yang harus dipesan

untuk tingkat perediaan barang yang aman. Metode EOQ dengan rumus EOQ = 𝑄∗ = √2𝐶𝑅

𝐻

Keterangan: Q = Jumlah/ Nilai EOQ (unit)

C = Biaya Pemesanan Per Pesanan R = Permintaan Per Periode (unit) H = Biaya Penyimpanan

Harga rata-rata dan biaya pengelolaan barang salah satunya adalah barang kebutuhan pokok, yaitu beras. Seperti tabel 4. 3 dibawah ini,

Tabel 4.3. Jumlah Rata-Rata Kebutuhan Beras Tahun 2016/2017

Uraian 2016

Banyaknya Beras/ 5 Kg/ kemasan 2730

Harga Beras/ Rp 60.500

Biaya Pemesanan (5%)/ Rp 8.318.750

Biaya Penyimpanan (10%)/ Rp 16.637.500

Dari tabel diatas dapat ditentukan kapan pemesanan perlu dilakukan dan berapa jumlah

ekonomis yang harus dipesan adalah EOQ = √2(8.318.750)(2.730)

16.637.500 = 52 kemasan. Jumlah yang

pemesanan yang paling ekonomis adalah 52 kemasan, dan berapa kali pemesanan yang harus

dilakukan dalam satu tahun, 2.730

52 = 52 kali pemesanan. Berapa hari sekali jika dalam satu tahun

Tabel Gudang

Field Type

Kode Stok Nama Stok

Jumlah Stok Satuan Stok

AutoNumber Text

Number Number

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

84

untuk melakukan pesanan, jika satu tahun ada 360 hari, maka pemesanan dilakukan, 360

52 = 7

hari sekali, 7 hari sekali untuk melakukan pemesanan.

Aplikasi ini nantinya akan digunakan oleh bagian gudang yang lebih mengetahui tentang stok barang yang tersedia sehingga akan mempercepat proses dalam pemesanan atau pembelian barang, Data dan informasi yang terkait dengan data persediaan barang di Depo

Pelita Banjarnegara adalah data barang dan stok barang yang dijual. Bagian gudang dapat melakukan operasional pada aplikasi ini sebagai berikut:

a. Mengolah data barang

b. Mengolah data pembelian barang c. Mengolah data EOQ

4.4 Rancangan Sistem

Perancangan database dalam sistem persediaan barang di Depo Pelita ada penambahan tabel yaitu tabel untuk perhitungan EOQ yang didalamnya terdapat jumlah barang yang harus dipesan adalah sebagai berikut yang dijelaskan pada tabel 4.4. dibawah ini.

Tabel 4.4. Perancangan Database

4.5 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah hubungan antar tabel, dari sistem yang akan dirancang.

Gambar 4.2. ERD

Tabel Barang

Field Type

Kode Barang

Nama Harga Jual

Harga Beli Stok

Autonumber

Text Currency

Currency Text

Tabel EOQ

Field Type

Kode_EOQ Kode Barang

Nama_Barang Jumlah_Pembelian_Barang

Autonumber Autonumber

Text Text

Tabel Supplier

Field Type

Kode Supplier Nama Supplier No Telepon

Alamat

Autonumber Text Number

Text

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

85

4.6 Desain Prototype Tahap selanjutnya setelah perancangan prototype adalah tahap implementasi menjadi

aplikasi Sistem Informasi Persedian Barang dengan menggunakan metode EOQ. Ini merupakan tahap akhir dari pengembangan sistem, dimana sistem dapat diterapkan didalam kegiatan yang nyata yang berhubungan dengan sistem tersebut. Sistem flow persediaan dimulai dari

memasukan jumlah stok barang pada periode sebelumnya kemudian dimasukan kedalam EOQ (Economic Order Quantity). Hasil dari perhitungan EOQ dan pemesanan barang dilaporkan kepada manajer, yang kemudian digunakan untuk stok minimum dan jumlah pemesanan

kembali barang pada periode berikutnya. Sistem flow terkomputerisasi untuk sistem persediaan barang ditunjukan pada Gambar 4.5. Sistem Usulan Persediaan dan Pembelian Barang.

Gambar 4.3. Sistem Usulan Persediaan Dan Pembelian Barang

4.7 Evaluasi Prototype

Pengujian dengan blackbox merupakan pendekatan pengujian yang pengujianya

diturunkan dari spesifikasi program dan komponennya. Hasil pengujian untuk memastikan sistem berjalan dengan baik dan dapat dijalankan oleh user. Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan blackbox:

a. Pengujian Menu Login

Pengujian menu login untuk mengetahui apa yang terjadi jika user memasukan

username dan password, serta kondisi sistem yang terjadi atas login yang dilakukan user. Dijelaskan di tabel 4.5. Pengujian Login

Tabel 4.5. Pengujian Login

Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil

L01 Login lengkap dan benar Melanjutkan ke menu utama Berhasil

L02 Username tidak diisi Peringatan untuk mengisi

username

Login gagal

L03 Password tidak diisi Peringatan untuk mengisi password

Login gagal

L04 Username dan password salah

Peringatan bahwa username dan password tidak terdaftar di database

Login gagal

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

86

b. Pengujian Menu Input Pengujian menu input untuk mengetahui apa yang terjadi jika user menambahkan

data barang, serta kondisi sistem yang terjadi saat menambahkan data barang, dijelaskan di tabel 4.6. Pengujian Menu Input

Tabel 4.6. Pengujian Menu Input

Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil

I01 Data lengkap Data ditambahkan Data berhasil disimpan

I02 Data ada yang

kosong

Peringatan harus

diisi

Data gagal disimpan

I03 Input kode double Peringatan kode sudah ada dipenyimpanan

Data tidak tersimpan

c. Pengujian Menu Cari

Pengujian menu cari untuk mengetahui apa yang terjadi jika user mencari barang tertentu, serta kondisi sistem yang terjadi atas pencarian yang dilakukan user seperti tabel 4.7. Pengujian Menu Cari

Tabel 4.7. Pengujian Menu Cari

Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil

C01 Pencarian dengan nama barang

Menampilkan nama barang yang dicari

Data ditampilkan

C02 Pencarian barang yang tidak ada

didatabase

Tidak bisa ditampilkan Data kosong

d. Pengujian Menu Hapus

Pengujian menu hapus untuk mengetahui apa yang terjadi jika user menghapus

barang tertentu, serta kondisi sistem yang terjadi atas data yang dihapus yang dilakukan user, seperti tabel 4.8. Pengujian Menu Hapus

Tabel 4.8. Pengujian Menu Hapus

Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil

H01 Memilih hapus

barang

Memilih data yang akan

dihapus

Data didatabase

belum terhapus

H02 Menghapus data

Pesan data akan dihapus Data didatabase terhapus

e. Pengujian Menu Edit

Pengujian menu edit untuk mengetahui apa yang terjadi jika user mengubah barang tertentu, serta kondisi sistem yang terjadi atas data yang diubah yang dilakukan user, seperti tabel 4.9. Pengujian Menu Edit

Tabel 4.3. Pengujian Menu Edit

Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil

E01 Memilih edit data

Memilih data yang akan diubah

Data didatabase belum berubah

E02 Mengubah data Pesan data sudah

berubah

Data didatabase

sudah berubah

f. Pengujian Menu EOQ

Pengujian menu EOQ untuk mengetahui apa yang terjadi jika user melakukan

penghitungan persedian dan pemesanan barang tertentu, serta kondisi sistem yang terjadi atas penghitungan yang dilakukan user, seperti tabel 4.10. Pengujian Menu EOQ

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

87

Tabel 4.4. Pengujian Menu EOQ

Kode_Operasi Kondisi Respon Hasil

P01 Mengisi data dengan lengkap

Menampilkan data persediaan

Menampilkan hasil dari penghitungan

EOQ

P02 Mengisi data tidak lengkap

Menampilkan pesan untuk melengkapi data

Data kosong

4.8 Implementasi Sistem Implementasi interface adalah antar muka dari sistem yang dikembangkan dengan

pengguna sistem agar dapat dioperasikan yang terdiri dari menu login, menu input data barang,

menu lihat data, menu cari data barang, menu delete, menu edit dan menu hitung EOQ.

a. Menu Login

Interface yang pertama dimulai dari login, menu login digunakan untuk masuk ke sistem, yang terdiri dari Username dan Password, seperti tampilan dibawah ini Gambar 4.4. Menu Login

Gambar 4.4. Menu Login

b. Menu Input Data Barang Menu input digunakan untuk input data barang yang terdiri dari kode barang, nama

barang, stok, harga beli dan harga jual, seperti dijelaskan di Gambar 4.5. Menu Input Barang.

Gambar 4.5. Menu Input Barang

c. Menu Lihat Data Menu lihat data barang digunakan untuk melihat data barang setelah disimpan, menu

lihat data terdiri dari menu edit dan delete, edit untuk meng edit data barang dan delete untuk menghapus data barang, seperti yang dijelaskan di Gambar 4.6. Menu Lihat Data

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

88

Gambar 4.6. Menu Lihat Data

d. Menu Input EOQ

Menu Input EOQ digunakan untuk menghitung barang yang akan dipesan berupa jumlah ekonomis pemesanan dan berapa hari sekali melakukan pemesanan, dengan memasukan data barang yang akan dipesan, seperti tampilan dibawah ini Gambar 4.7.

Menu Input EOQ.

Gambar 4.1. Menu Input EOQ

e. Output Hitung EOQ

Selanjutnya setelah input data perhitungan EOQ selesai klik tombol Hitung yang selanjutnya akan muncul menu dari proses Hitung EOQ, seperti tampilan gambar dibawah ini Gambar 4.8. Output Menu Hitung.

Gambar 4.8. Output Menu Hitung

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

89

Menu cetak digunakan untuk mencetak hasil dari perhitungan data EOQ, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk melakukan pemesanan barang,

sehingga kosongnya barang dapat dihindari.

4.9 Pengujian Sistem

Ini merupakan tahap pengujian yang sederhana terhadap pengguna sistem terhadap sistem yang telah diimplementasikan, dengan kuisioner dengan 10 pertanyaan dan 4 responden, yang terdiri dari dua(2) orang bagian penjualan dan dua (2) orang bagian gudang.

Penilaian kuisioner dengan menggunakan skala likert. Hasil dari pengujian sistem dengan kuisioner mencapai 88 % sehingga sistem ini layak diterapkan.

4.10 Akurasi Sistem EOQ

Akurasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kebenaran pada sistem sehingga menghasilkan

keakuratan data, seperti akurasi sistem persediaan barang dengan manual dan dengan sistem persediaan barang dengan metode EOQ. Sistem persedian barang dengan manual terjadi kekurangan stok pada pembelian periode selanjutnya, setelah menggunakan metode EOQ,

persediaan barang relatif banyak untuk stok periode pembelian selanjutnya, yang mengalami kenaikan stok periode pembelian 2017 sebesar 87.50 % per tahun dan 86.90 % per bulan, seperti dijelaskan pada tabel 4. 11 Tingkat Akurasi dibawah ini.

Tabel 4.5. Tingkat Akurasi

Periode Persediaan 2016/2017

Kebutuhan Persediaan Permintaan Stok

Beras/Tahun 2550 2730 - 180

Rata rata/Bulan 213 228 - 15

Periode Persediaan 2017/2018 Dengan Metode EOQ

Kebutuhan Persediaan Permintaan Stok

Beras/Tahun 3120 2730 390

Rata Rata/Bulan 260 228 32

Akurasi Per Tahun 2730/3120*100% 87.50%

Per Bulan 228/260*100% 87.70%

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa, metode

EOQ dapat membantu Depo Pelita Banjarnegara, dalam menghindari stok barang kosong, dengan metode EOQ, mengetahui kapan harus melakukan pemesanan barang dan berapa jumlah barang yang optimal dipesan dapat ditentukan dengan pasti. Hasil dari perhitungan

EOQ adalah, jumlah yang harus dipesan dalam sekali pemesanan, sedangkan kapan waktu pemesanan dapat dipastikan. Sistem ini sangat membantu untuk mengetahui persedian barang yang diperlukan dan membantu bagian gudang dalam menentukan berapa jumlah

pemesanan dan kapan harus melakukan pemesanan barang, ini dibuktikan dengan tingkat akurasi data yang diperoleh dengan stok persediaan rata rata per tahun 87.50%, sedangkan rata perbulan sebesar 87.70%, dan sistem ini layak untuk di implementasikan dengan jumlah

kuisioner mencapai 88 %, sehingga sistem ini cocok diterapkan di Depo Pelita Banjarnegara.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran dari peneliti adalah : a. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lebih lengkap tidak hanya sebatas pada

kebutuhan pokok saja tetapi juga kebutuhan bahan bangunan yang juga tersedia. b. Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan disesuaikan dengan perkembangan Sistem

Informasi yang sedang berkembang saat ini.

INFOKAM Nomor II Th. XIV/SEPTEMBER/2018

90

DAFTAR PUSTAKA Assauri. S, 1980, Manajemen Produksi dan Operasi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Baridwan. Z, 1997, Intermediate Acounting, BPFE, Yogyakarta Cardinas .L.E & Barron, 2010, An Easy Method To Drive EOQ And EPQ Inventory Models With

Backorder, JCM, Vol.59, No. 2

Davis, Gordon B, 1995, Sistem Informasi Manajemen, PT. Pustaka Binaman Pressindo Hapsari. Dkk, 2013, System Manajemen Persediaan Makanan Cepat Saji Dengan Metode EOQ, KNSI

Indroprasto& Suryani, 2012, Analisa Pengendalian Persediaan Produk Dengan Metode EOQ Menggunakan Algoritme Genetika Untuk Mengefisiensikan Biaya Persediaan, JTI, ISSN.0854-9524, Vol.17, No.1

Kadlubek. M, 2015, The Selected Areas Of E-Logistik In Polish E-Commerce, Procedia Computers Science (ICCMIT)

Komara .AT, 2014, Keterkaitan E-Service Quality Dan E-Recovery Service Quality Maskapai

Penerbangan Air Asia Dengan Menggunakan Structural Equation Modelling, JCB, ISSN. 2442-4943, Vol.8, No.2

Miranda, 2013, Pemakain E-Commerce Untuk Usaha Kecil Dan Menengah Guna Meningkatkan Daya

Saing, ComTech, Vol.4, No.2 Muhammad Rais, A.K. & Nazariah, M.K, (2003), E-Government in Malaysia Improving Responsiveness

and Capacity to Serve, Pelanduk Publications, Kuala Lumpur

Prawirosentono, 2005, Riset Operasi Dan Ekonofisika, Bumi Aksara, Jakarta Prawirosentono. S, 2000, Manajemen Operasi : Analisis dan Studi Kasus, edisi ke 2 cetakan ke1, PT

Bumi Aksara, Jakarta Purnomo, H. U. dan. (2008). Metodolgi Penelitian Sosial, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta Render,B., dan J. Heizer, 2005, Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta

Rowley. J, 2006, An Analisys Of The E-Service Literature Towards A Research Agenda,

Internet Research Suhari. Dkk, 2010, Perilaku Konsumen On-Line, semnasIF, ISSN. 1979-2328 Sujadi& Saputro, 2014, E-Banking : Urgensi Aspek Trust Di Era E-Service, JCB, ISSN. 2442-4943,

Vol.8, No.2 Sutabri. T, 2012, Analisis Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta

Tafri D. Muhyuzir, 2001, Analisa Perancangan Sistem Pengolahan Data, Elex Media Komputindo, Jakarta

Wawan. D & Falahah, 2007, Enterprice Resource Planning , Informatika, Bandung Wijaya. dkk, 2013, Sistem Informasi Perencanaan Persediaan Barang, JSIKA, ISSN. 1979-276X,

Vol.5, No.1