latest gas medis

Upload: fareez-hairi

Post on 10-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gases

TRANSCRIPT

GAS MEDIS DI RUMAH SAKIT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional dewasa ini yang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern membuat dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan skala pengusahaan lebih besar dalam waktu relatif singkat. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya dorongan terhadap pengoperasian pabrik secara cepat. Perubahan ini akan dapat memperbesar resiko bahaya yang terkandung dalam industri dan akibat dari suatu kecelakaan semakin besar. Dalam keadaan tersebut upaya pengendalian resiko bahaya yang sebaik mungkin yaitu dengan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja secara terpadu melalui sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (Mohammad Syafii Syamsudin, 1998).

Dalam UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan.Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi. Dalam pelaksanaan pekerjaan seharihari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya.

Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya. Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga kerja wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskuloskeletal (16%) di mana 47% dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung dan pinggang. Dan dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat wanita adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram pada lengan dan tangan.

Rumah sakit sebagai sarana kesehatan juga ikut menerapkan prinsip sanitasi.salah satu aspek garapan sanitasi rumah sakit adalah menjaga kebersihan lantai ruang perawatan. Berdasarakan penelitian pada beberapa rumah sakit di jawa Tengah ditemukan adanya mikroorganisme pada lantai ruang perawatan kelas II.Mikroorganisme tersebut adalah Eschericia coli, Enterobacter cloacae dan Klebsiella pneumonia.Kebersihan lanati rumah sakit dapat diukur dengan angka kuman lantai.Standar angka kuman lantai untuk ruang perawatan berdasarkan Kepmenkes no. 1204/MENKES/SK/X/2004 adalah 5-10 koloni/cm2.

Menurut Menkes, peran rumah sakit sebagai mata rantai upaya kesehatan rujukan dengan fungsi utama menyelenggarakan pengobatan dan pemulihan pasien diharapkan dapat memberikan pelayanan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien. Karena itu, akreditasi rumah sakit sebagai pengakuan pemerintah dalam melaksanakan pelayanan sesuai standar, diharapkan dapat memenuhi hak-hak pasien sehingga fungsi sosial, fungsi bisnis dan fungsi IPTEK rumah sakit dapat berjalan dengan baik dan harmonis.

Tujuan dari keselamatan kerja untuk para karyawan dan tenaga medis adalah sebagai berikut:

Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan suatu pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional individu.

Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

Sumber produksi seperti peralatan dan bahan-bahan perawatan diperiksa dan dipergunakan secara aman dan efisien.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk memantau faktor hazard di ruangan perawatan2. Tujuan khususa. Untuk mengetahui tentang pengelolaan gas medis di RSU Ibnu Sina Makassarb. Untuk mengetahui tentang pemeliharaan gas medis di RSU Ibnu Sina Makassarc. Untuk mengetahui tentang pemantauan gas medis di RSU Ibnu Sina Makassard. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan petugas di Ruangan perawatan RSU Ibnu Sina Makassare. Untuk mengetahui upaya K3 diruangan di Ruangan perawatan RSU Ibnu Sina MakassarBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HAZARD

Jenis-jenis gas medis yang biasa digunakan untuk keperluan rumah sakit adalah seperti oksigen, nitrous oxide, carbon dioxide, nitrogen, compressed air dan vacuum. Sedang untuk jenis gas medis lainnya penggunaannya jarang. Mengingat sifat gas medis pada umumnya tidak berbau dan tidak berasa maka untuk mengadakannya harus diketahui dengan jelas dan pasti dari sumber/produk yang benar dan bisa dipercaya. Kurang kehati-hatian dalam hal ini akan berakibat fatal. Kapasitas sentral gas medis pada umumnya dihitung menurut jumlah outlet gas medis yang dipasang. Untuk menentukan outlet yang akan dipasang disesuaikan dengan banyaknya pelayanan yang ada di rumah sakit.

Gas medis seluruhnya hampir sama, dikemas dalam tabung baja yang bentuknya sama pula, sehingga perlu diperhatikan warna tabung, tulisan-tulisan yang tertera di tabung dan model keran (valve). Biasanya ada model ulir luar dan model ulir dalam dengan ukuran yang berbeda. Hal ini dibuat sesuai standard oleh produsen/pabrik agar pemakaian gas tidak tertukar.

NoJENIS GASPEWARNAAN INSTALASI

1Udara tekanHijau

2SuctionKuning

3OksigenPutih

4Nitrous OxideBiru

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah masalah tekanan gas yang cukup tinggi (rata-rata +- 150 kg/m2). Untuk hal ini sangat perlu pengetahuan dan penanganan yang benar serta menjaga agar terhindar dari bahaya ledakan. Tekanan gas yang keluar dari outlet harus memenuhi standard tekan medis yaitu:

Oksigen : 4-5 kg/cm2

Nitrous oxide : 4-5 kg/cm2

Nitrogen : 4-5 kg/cm2Compressed Air : 4-5 kg/cm2Suction (vacuum) : 20-60 cm Hg

Lokasi ruang sentral diupayakan penempatannya di tempat yang strategis, mudah dijangkau sarana transportasi, terutama untuk keperluan pengiriman tabung-tabung gas isi dan pengambilan tabung-tabung gas kosong. Penempatan ruang sentral harus cukup aman bagi kegiatan pelayanan/perawatan, terutama dipikirkan bahaya ledakan atau kebakaran pada tabung-tabung gas yang bertekanan tinggi. Ruang sentral harus diupayakan jauh dari sumber panas (api), listrik dan olie atau sejenisnya. Gas medis yang cukup lama tersimpan hendaklah diperiksa ke pihak produsen untuk mendapat kepastian bisa atau tidaknya gas tersebut dipakai untuk keperluan pasien. Pada bangunan sentral gas medis perlu diberi petunjuk atau papan nama yang jelas misalnya : SENTRAL GAS MEDIS, YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK, juga perlu ditambahkan DILARANG MEROKOK.B. PENGELOLAAN

Sistem Instalasi Gas Medik

1. Umum. Sistem gas medik dan vakum medik harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya.

2. Persyaratan Teknis.

a. Persyaratan ini berlaku wajib untuk fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, rumah perawatan, fasilitas hiperbarik, klinik bersalin. dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

b. Bila terdapat istilah gas medik atau vakum, ketentuan tersebut berlaku wajib bagi semua sistem perpipaan untuk oksigen, nitrous oksida, udara tekan medik, karbon dioksida, helium, nitrogen, vakum medik untuk pembedahan, pembuangan sisa gas anestesi, dan campuran dari gas-gas tersebut. Bila terdapat nama layanan gas khusus atau vakum, maka ketentuan tersebut hanya berlaku bagi gas tersebut.

c. Sistem yang sudah ada yang tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan ini boleh tetap digunakan sepanjang pihak yang berwenang telah memastikan bahwa penggunaannya tidak membahayakan jiwa.

d. Potensi bahaya kebakaran dan ledakan yang berkaitan dengan sistem perpipaan sentral gas medik dan sistem vakum medik harus dipertimbangkan dalam perancangan, pemasangan, pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan sistem ini.

e. Identifikasi dan pelabelan sistem pasokan terpusat harus jelas.

f. Silinder/tabung dan kontainer yang boleh digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak berwenang.

g. Isi silinder/tabung harus diidentifikasi dengan suatu label atau cetakan yang ditempelkan yang menyebutkan isi atau pemberian warna pada silinder/tabung sesuai ketentuan yang berlaku.

h. Sebelum digunakan harus dipastikan isi silinder/tabung atau kontainer dengan memperhatikan warna tabung, keterangan isi tabung yang diemboss pada badan tabung, label (bila ada).

i. Label tidak boleh dirusak, diubah atau dilepas, dan fiting penyambung tidak boleh dimodifikasi.

j. Pengoperasian sistem pasokan sentral.

i. Tidak dibenarkan menggunakan adaptor atau fiting konversi untuk menyesuaikan fiting khusus suatu gas ke fiting gas lainnya.

ii. Tidak dibenarkan merubah fiting/soket/adaptor yang telah sesuai dengan spesifikasi gas medik.

iii. Tidak dibenarkan penggunaan silinder tanpa warna dan penandaan yang disyaratkan.

iv. Hanya silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan dalam ruangan tempat sistem pasokan sentral atau silinder gas medik.

v. Tidak dibenarkan menyimpan bahan mudah menyala, silinder berisi gas mudah menyala atau yang berisi cairan mudah menyala, di dalam ruang penyimpanan gas medik.

vi. Bila silinder terbungkus pada saat diterima, pembungkus tersebut harus dibuang sebelum disimpan.

vii. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila silinder sedang tidak digunakan.

k. Perancangan dan pelaksanaan. Lokasi untuk sistem pasokan sentral dan penyimpanan gas-gas medik harus memenuhi persyaratan berikut :

i. Dibangun dengan akses ke luar dan masuk lokasi untuk memindahkan silinder, peralatan, dan sebagainya.

ii. Dijaga keamanannya dengan pintu atau gerbang yang dapat dikunci, atau diamankan dengan cara lain.

iii. Jika di luar ruangan/bangunan, harus dilindungi dengan dinding atau pagar dari bahan yang tidak dapat terbakar.

iv. Jika di dalam ruangan/bangunan, harus dibangun dengan menggunakan bahan interior yang tidak dapat terbakar/ sulit terbakar, sehingga semua dinding, lantai, langit-langit dan pintu sekurang-kurangnya mempunyai tingkat ketahanan api 1 jam.

v. Dilengkapi lampu atau indikator pada bagian luar ruang penyimpanan yang menunjukkan kondisi kapasitas gas medis yang masih tersedia.

vi. Dilengkapi dengan rak, rantai, atau pengikat lainnya untuk mengamankan masing-masing silinder, baik yang terhubung maupun tidak terhubung, penuh atau kosong, agar tidak roboh.

vii. Dipasok dengan daya listrik yang memenuhi persyaratan sistem kelistrikan esensial.

viii. Apabila disediakan rak, lemari, dan penyangga, harus dibuat dari bahan tidak dapat terbakar atau bahan sulit terbakar.

l. Standar dan pedoman teknis.

i. Untuk sistem gas medik pada bangunan gedung, harus dipenuhi SNI 03-7011-2004, tentang ; Keselamatan pada bangunan fasilitas pelayanan kesehatan, atau edisi terakhir.

ii. Dalam hal persyaratan diatas belum ada SNI-nya, dipakai Standar baku dan ketentuan teknis yang berlaku.

3. Penyimpanan

a. Tabung-tabung gas medis harus disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi goncangan .

b. Lokasi penyimpanan harus khusus dan masing masing gas medis dibedakan tempatnya .

c. Penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis kosong dipisahkan, untuk memudahkan pemeriksaan dan penggantian.

d. Lokasi penyimpanan diusahakan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau sejenisnya.

e. Gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji / test kepada produsen, untuk mengetahui kondisi gas medis tersebut

4. Pendistribusian

a. Distribusi gas medis dilayani dengan menggunakan Trolly yang biasa ditempatkan berdekatan dengan pasien.

b. Pemakaian gas diatur melalui flow meter pada regulator.

c. Regulator harus ditest dan kalibrasi.

d. Penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu orang.e. Tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat sanitasi / Hygiene.

C. PEMELIHARAAN

Mengingat bahwa gas-gas medis yang dipergunakan cukup berbahaya baik tekanannya yang tinggi juga ada beberapa yang mudah terbakar dalam penanganannya perlu ketelitian dan kehati-hatian agar jangan sampai terjadi kecelakaan saat bekerja. Untuk itu sebagai dasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut;

I. Jangan sekali-kali mempergunakan oil, grease dan bentuk fat lainnya pada pengunaan oksigen dan kompres gas lainnya, kerana dapat mengakibat meledak.

II. Tidak boleh bersetuhan secara lansung dengan aliran listrik, baik dalam bentuk silinder ataupun pada pipa lines (pipa tembaga).

III. Dilarang menyimpan barang-barang selain keperluan untuk gas handling pada ruangan penyimpanan dan sentral gas. Ruangan harus selalu dijaga bersih dan bebas daripada minyak-minyak.

IV. Penyimpanan silinder, ataupun ruangan sentral gas harus dijaukan dari pusat sumber panas.

V. Apabila silinder tidak dipergunakan atau tidak disambungkan ke instalasi sentral, kran induk botol harus selalu tertutup, walaupun silinder dalam keadaan kosong.

VI. Penyimpanan silinder kosong harus terpisa dai oada silinder isi.

VII. Menjaga sebaik-baiknya jangan ada silinder yang jatuh.

Dalam manajemen gas medis di rumah sakit, aspek pemeliharaan gas medis antara kompenen yang penting dalam kesehatan dan keselamatan kerja. Aspek pemeliharaan gas medis mencakupi segala sisi mulai dari kontrol sehingga ke baik pulih. Untuk itu sebagai dasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut;

I. Pada pembukaan kran botol yang menggunakan regulator, harus dibuka secara perlahan-lahan, agar mengindari cepat rusaknya gauge dari regulator.

II. Sekali waktu harus dikontrol outlet pressure dari regulator, untuk mengetahui riil pressure yang keluar. Karena apabila tekanan keluar lebih besar dari 75 psi ini akan dapat merusak flowmeter. Tekanan dari pada gas yang keluar dan wall point outlet (pipe line sistem) perli sekali waktu diadakan pengecekan.

III. Apabila memperbaiki regulator dilarang menggunakan bahan dari karet, kertas, karton, kulit atau bahan sejenis yang mudah terbakar dan bereaksi ringan o2 yang dipergunakan untuk packing atau pelicin.

IV. Pengecekan kontinyu outlet masing-masing gas pada pipa lines sistem.

V. Pengamatan yang seksama pada sentral motorr secara teratur , temperaturnya, minyak pelumnas dan pendinginnya.

VI. Pengaturan jam kerja masing-masing motor sentral, baik motor kompressor udara atau suction, agar diatur secara bergantian (sentral biasanya 2 unit).

VII. Pengamatan pada air dryer, filter, bakterial filter dan air receiver sangat diperlukan. Pembuangan hasil pengembunan udara pada sir receiver sentra udara, sangatlah penting guna mengurangi kadar udara dan meringankan kerjanya pengeringan udara.

VIII. Pengamatan secara teratur dan seksama pada seluru peralatan monitor, baik monitoring cahaya ataupun monitoring pressure.

IX. Untuk mengurangi kebocoran maka perlu diadakan pengetesan kobocoran pipa dan peralatan lainnya yang berhubungan dengan pemakaian gas. Dalam pengetesan kebocoran, untuk mengetesnya hanyala boleh digunakan air sabun.D. FOLLOW UP

IGM harus diuji dan diperiksa secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun. Setiap tabung gas medik harus diuji secara periodik selama dalam periode masa berlaku. Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh institusi penguji yang berwenang. Semua gas medis harus dilengkapi sertifikat analisa kualitas yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab terhadap penggunaan dan pemeliharaan IGM.BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Bahan dan Cara1. Peralatan yang diperlukan

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey (survey jalan sepintas) dalam rangka untuk survey aspek kesehatan dan keselamatan di kamar perawatan pada tenaga medis antara lain: Alat tulis menulis berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey jalan sepintas

Kamera digital berfungsi sebagai alat untuk memotret kehidupan dan kegiatan para petugas di rumah sakit dan memotret ruangan perawatan

Check List berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survey jalan sepintas yang dilakukan. 2. Cara Pemantauan Pemantauan dan mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan di RS. Ibnu Sina Makassar. Pemantauan ini dilakukan dengan metode walk thruoght survey dengan menggunakan check list.

CHECK LIST GAS MEDISNO.SURVEYYATIDAK

HAZARD

1.Lokasi mudah dijangkau transportasi untuk pengririman dan pengambilan tabung

2.Aman/jauh dari kegiatan yang memungkinkan terjadi ledakan/kebakaran

3.Jauh dari sumber panas, listrik oli dan sejenisnya

4.Dipasang peringatan SENTRAL GAS MEDIS, YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK, dan DILARANG MEROKOK, yang dapat dibaca dengan jelas

5.Jenis gas medis:

Oksigen

Nitrous Oxide

Nitrogen

Carbon Dioxide

Compressed Air (Udara tekan) (Medical Breathing Air)

6.Tabung gas memiliki sertifikat test yang masih berlaku

7.Ventilasi dan pencahayaan yang baik

8.Kran / valve tabung mempunyai ulir yang baik dan jenis ulir berbeda sesuai jenis gas

9.Tabung dicat dengan warna yang berbeda sesuai jenis gas

10.Diberikan label yang jelas meliputi:

Nama perusahaan

Nama gas

Kandungan purity

Volume (isi tabung)

Tekanan gas

Tanggal pengisian

Nomor tabung

Masa uji tabung

11.Diberikan stiker tanda Hazard yang menyebutkan:

Sifat gas

Peringatan-peringatan

Pertolongan pertama

Nama produsen

PENGELOLAAN

12.Instalasi gas medis di sarana pelayanan kesehatan memenuhi persyaratan keamanan, desain, lokasi, penyimpanan dan alat penunjang lainnya.

13.Instalasi pipa Gas Medik dan jumlah outlet Gas Medis, dipasang sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan.

14.Ruang sentral gas medis memiliki luas yang cukup, mudah dilakukan pemeliharaan, dilengkapi ventilasi, pencahayaan yang memadai, memenuhi persyaratan spesifikasi

15.Gas medis sebelum dialirkan melalui pipa distribusi dilengkapi penyaring (filter).

16.Desain perpipaan harus memperhitungkan kapasitas gas yang

Penyimpanan

17.Tabung-tabung gas medis disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi goncangan

18. Lokasi penyimpanan khusus dan masing masing gas medis dibedakan tempatnya

19.Penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis kosong dipisahkan, untuk memudahkan pemeriksaan dan penggantian.

20.Gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji / test kepada produsen, untuk mengetahui kondisi gas medis tersebut

Pendistribusian

21.Distribusi gas medis dilayani dengan menggunakan Trolly yang biasa ditempatkan berdekatan dengan pasien.

22.Pemakaian gas diatur melalui flow meter pada regulator.

23.Regulator ditest dan kalibrasi.

24.Penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu orang.

25.Tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat sanitasi / Hygiene.

26.Setiap jaringan saluran gas medis di lengkapi dengan:

1 (satu) unit kran induk (main valve) dipasang pada sentral gas medis.

1 (satu) unit kran distribusi (distribution valve) dipasang pada tiap bagian pemakaian.

Sekurangnya 1 (satu) unit kran pembagi (zone valve) dipasang sesuai dengan pembagian instalasi.

Sekurangnya 1 (satu) unit kran darurat (emergency valve) dipasang pada ruang bedah.

1 (satu) unit pressure gauge induk dipasang pada sentral

1 (satu) unit pressure gauge ditiap jalur distribusi utama.

27.IGM dilengkapi dengan alarm

28.IGM dilengkapi dengan grounding

PEMELIHARAAN

29.Tabung gas dalam kondisi baik.

30.Outlet pressure dari regulator, berada pada tekanan keluar kurang dari dari 75 psi.

31.Pengecekan kontinyu outlet masing-masing gas pada pipa lines sistem.

32.Pengamatan yang seksama pada sentral motor secara teratur, temperaturnya, minyak pelumnas dan pendinginnya.

33.Pengaturan jam kerja masing-masing motor sentral, baik motor kompressor udara atau suction, agar diatur secara bergantian (sentral biasanya 2 unit).

34.Dilakukan pengetesan kobocoran pipa dan peralatan lainnya yang berhubungan dengan pemakaian gas. Dalam pengetesan kebocoran, untuk mengetesnya hanyala boleh digunakan air sabun.

35.Penyuluhan tentang gas medis.

36.Pelatihan tentang kedarugawatan gas medis.

37.Pemantauan berkala gas medis.

38.Rambu-rambu bahaya di area gas medis.

39.Rambu-rambu evakuasi di area gas medis.

FOLLOW UP

40.Alat diperiksa secara berkala:

Tabung gas

Manometer

Gas Compressor

Ruangan yang menggunakan Gas Medis Sentral

Unit Gawat Darurat

ICU

Unit bedah Sentral

Bagian Anestesi

Bagian Penyadaran/Penyembuhan (RR)

Bagian bersalin

Unit Perawatan Anak

41.Tempat penyimpanan tabung

42.Sarana Dorongan (Trolley)

B. Lokasi

Lokasi survey aspek kesehatan dan keselamatan kerja di ruangan instalasi gas medis, kamar operasi dan perawatan di rumah sakit Ibnu Sina.C. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan yaitu 29 Juni 03 Juli 2015 dengan agenda sebagai berikut:

No.TanggalHariKegiatan

129 / 06 / 2015SeninMelapor dan membuat proposal

230 / 06 / 2015SelasaPresentasi proposal

301 / 07 / 2015RabuWalk Through Survey

402 / 07 / 2015KamisMenyiapkan Hasil Laporan

503 / 07 / 2015JumatPresentasi Hasil Laporan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASANA. HAZARD

Berdasarkan walk-through survey (survei jalan sepintas) lapangan yang dilakukan pada tanggal 1 Juli 2015 di Rumah Sakit Ibnu Sina (RSIS), didapatkan beberapa faktor hazard seperi faktor fisik, kima, biologis, ergonomi dan psikososial. Ruangan instalasi gas medis di RSIS ini dibagi kepada 2 bagian utama yaitu ruang sentral dan ruang cadangan. Pada faktor fisik, petugas gas medis kadang kala harus mengangkat tabung gas medis atau mesin lainnya yang berat ketika bekerja. Selain itu, ventilasi dan pencahayaan di ruang cadangan gas medis juga kurang baik sehingga ruangan menjadi gelap dan terkurung.

Pada faktor kimia, jenis gas medis yang digunakan untuk keperluan rumah sakit adalah hanya oksigen. Untuk jenis gas medis lainnnya seperti nitrous oxide, carbon dioxide, nitrogen, compressed air dan vacuum, tidak disediakan di sini. Gas oksigen bersifat sangat reaktif dan mudah terbakar atau meledak, sehingga memberika faktor hazard kimia pada petugas gas medis.

Di ruang sentral gas medis terdapat tabung pengisian gas utama yang sentiasa diperiksa tekanannya agar berada dalam kondisi stabil. Tekanan yang dikatakan stabil adalah 0,5 sampai 1,5 Pa. Hal ini menepati standar yang diusulkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia. Petugas gas medis harus selalu memonitor tekanan ini. Jam kerja petugas juga tidak menentu berdasarkan kebutuhan sewaktu.

Ruangan instalasi gas medis ini dikelola oleh petugas khusus gas medis, di mana petugas dikehendaki memeriksa tekanan dan volume tabung gas medis utama dan tabung gas medis lainnya di ruang cadangan. Petugas mengatakan bahwa volume tabung gas medis utama selalu diperiksa dan dipastikan volumenya sekitar 1500-3000mmH2O. Volume maksimal adalah 5000mmH2O. Sekiranya volume kurang dari 1500mmH2O, petugas akan menghubungi produser gas medis yaitu PT. SAMATOR GAS INDUSTRI-MAKASSAR untuk pengisian ulang gas medis.

Ruang sentral gas medis RSIS adalah baru ditubuhkan sekitar 2 bulan yang lalu. Sistem pengelolaannya masih dalam proses penambahbaikan baik dari produser maupun petugas sendiri. Dikatakan pengisian ulang gas medis di tabung utama baru dilakukan satu kali setelah 1 bulan setengah dari penggunaannya. Ruangan instalasi yang gelap dan berdebu memberikan faktor hazard biologis yang mana bisa menjadi sumber infeksi pada petugas gas medis.Jumlah tabung gas medis untuk perawatan adalah berdasarkan kebutuhan pasien sendiri. Mengingat sifat gas medis yang berbahaya, terdapat beberapa langkah keselamatan yang ada di ruang instalasi gas medis RSIS, seperti disediakan alat pemadam kebakaran, diberi petunjuk atau papan nama yang jelas seperti : SENTRAL GAS MEDIS, YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK, dan DILARANG MEROKOK. Lokasi ruang sentral gas medis RSIS bisa dikatakan strategis, mudah dijangkau sarana transportasi, terutama untuk keperluan pengiriman tabung-tabung gas isi dan pengambilan tabung-tabung gas kosong. Penempatan ruang sentral cukup aman bagi kegiatan pelayanan/perawatan, terutama dipikirkan bahaya ledakan atau kebakaran pada tabung-tabung gas yang bertekanan tinggi. Ruang sentral juga jauh dari sumber panas (api), listrik dan oli atau sejenisnya. Gas medis yang lama tersimpan juga diperiksa ke pihak produsen untuk mendapat kepastian bisa atau tidaknya gas tersebut dipakai untuk keperluan pasien.B. PENGELOLAAN Berdasarkan walk through survey yang telah dilakukan, sistem instalasi gas medis yang dilaksanakan di Rumah Sakit Ibnu Sina telah sesuai dengan rencana dan dipasang dengan pertimbangan jenis dan tingkat bahayanya. Persyaratan teknis mengenai instalasi gas medis di rumah sakit juga sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1439/MESKES/SK/XI/2002 tentang penggunaan gas medis pada sarana pelayanan kesehatan.

Berdasarkan checklist yang telah ditetapkan, Rumah Sakit Ibnu Sina telah memenuhi 19 kriteria dari 24 kriteria pengelolaan yang telah ditetapkan. Antara 20 kriteria yang telah dipenuhi adalah instalasi gas medis di sarana pelayanan kesehatan memenuhi persyaratan keamanan, desain, lokasi, penyimpanan dan alat penunjang lainnya, instalasi pipa Gas Medik dan jumlah outlet Gas Medis, dipasang sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan, lokasi sentral gas medis jauh dari sumber panas dan oli serta mudah dijangkau sarana transportasi, aman dan terletak di lantai dasar, ruang sentral gas medis memiliki luas yang cukup, mudah dilakukan pemeliharaan, dilengkapi ventilasi, pencahayaan yang memadai, memenuhi persyaratan spesifikasi; gas medis sebelum dialirkan melalui pipa distribusi dilengkapi penyaring (filter), desain perpipaan harus memperhitungkan kapasitas gas yang diperlukan, tabung-tabung gas medis disimpan berdiri, dipasang penutup kran dan dilengkapi tali pengaman untuk menghindari jatuh pada saat terjadi goncangan, lokasi penyimpanan khusus dan masing masing gas medis dibedakan tempatnya, penyimpanan tabung gas medis isi dan tabung gas medis kosong dipisahkan, untuk memudahkan pemeriksaan dan penggantian, lokasi penyimpanan jauh dari sumber panas, listrik dan oli atau sejenisnya, gas medis yang sudah cukup lama disimpan agar dilakukan uji / test kepada produsen, untuk mengetahui kondisi gas medis tersebut, distribusi gas medis dilayani dengan menggunakan Trolly yang biasa ditempatkan berdekatan dengan pasien, pemakaian gas diatur melalui flow meter pada regulator, regulator ditest dan kalibrasi, penggunaan gas medis sistem tabung hanya bisa dilakukan satu tabung untuk satu orang, 1 (satu) unit kran distribusi (distribution valve) dipasang pada tiap bagian pemakaian, sekurangnya 1 (satu) unit kran pembagi (zone valve) dipasang sesuai dengan pembagian instalasi, sekurangnya 1 (satu) unit kran darurat (emergency valve) dipasang pada ruang bedah, 1 (satu) unit pressure gauge ditiap jalur distribusi utama, dan IGM dilengkapi dengan alarm,.Empat kriteria pengelolaan yang tidak sesuai standard adalah tabung gas beserta trolly harus bersih dan memenuhi syarat sanitasi / hygiene, 1 (satu) unit kran induk (main valve) dipasang pada sentral gas medis, 1 (satu) unit pressure gauge induk dipasang pada sentral, IGM dilengkapi dengan grounding.Pengelolaan gas medis harus dipantau dan diatur mengikut standard yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan Republik Indonesia bagi mengelakkan bahaya berkait gas medis. Bahaya gas medis dibagi menjadi tiga kategori yaitu, Permanent keadaan gas tetap di bawah suhu normal (misalnya: udara medis, oksigen, Heliox 21"); Liquefiable dipasok di bawah suhu normal, tetapi dalam keadaan cair (misalnya karbon dioksida dan nitrogen oksida), Cryogenic gas-gas ini disediakan dan disimpan pada temperatur yang sangat rendah (misalnya oksigen cair dan nitrogen cair). Bahaya yang berhubungan dengan beberapa gas medis dapat berubah tergantung pada keadaan fisik (misalnya gas atau cairan cryogenic) dan dapat menghadirkan berbagai bahaya. Bahaya yang lain juga adalah Oxygen Enrichment, resiko tekanan, resiko suhu, dan resiko sesak napas pada pasien seperti mana yang telah dijelaskan diatas dapat dielakkan jika pengelolaan gas medis dilaksanakan dengan baik.C. PEMELIHARAAN

Berdasarkan walk through survey yang telah dilakukan, sistem instalasi gas medis yang dilaksanakan di Rumah Sakit Ibnu Sina telah sesuai dengan rencana dan dipasang dengan pertimbangan jenis dan tingkat bahayanya. Persyaratan teknis mengenai instalasi gas medis di rumah sakit juga sesuai dengan keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 1439/MESKES/SK/XI/2002 tentang penggunaan gas medis pada sarana pelayanan kesehatan.

Berdasarkan checklist yang telah ditetapkan, Rumah Sakit Ibnu Sina telah memenuhi 9 kriteria dari 11 kriteria pengelolaan yang telah ditetapkan. Tabung gas dalam kondisi baik, outlet pressure dari regulator berada pada tekanan keluar kurang dari dari 75 psi, pengecekan kontinyu outlet masing-masing gas pada pipa lines sistem, pengamatan yang seksama pada sentral motor secara teratur, temperaturnya, minyak pelumnas dan pendinginnya, pengaturan jam kerja masing-masing motor sentral, baik motor kompressor udara atau suction, agar diatur secara bergantian, dilakukan pengetesan kobocoran pipa dan peralatan lainnya yang berhubungan dengan pemakaian gas, dalam pengetesan kebocoran, untuk mengetesnya hanyala boleh digunakan air sabu, penyuluhan dan pelatihan tentang gas medis, rambu-rambu bahaya dan evakuasi di area gas medis.

D. FOLLOW UP

Didapatkan dari Walk Through survey yang dijalankan, alat alat seperti Tabung Gas, Manometer dan Gas Kompressor diperiksa secara berkala yaitu selama minimal satu kali dalam tempoh 3 tahun. Pemeriksaaan ini dilakukan oleh PT. SAMATOR GAS INDUSTRI-MAKASSAR. Petugas sarana di RS Ibnu Sina hanya memeriksa tekanan pada manometer untuk memastikan tekanan berada di paras normal yaitu 1500-2000 mmHg.

Ruangan yang menggunakan sentral di RS Ibnu Sina ialah Unit Gawat Darurat, ICU , Unit bedah Sentral, Bagian Anestesi , Bagian Penyadaran/Penyembuhan (RR),Bagian bersalin dan Unit Perawatan Anak. Pada ruang perawatan pasien hanya menggunakan tabung gas Oksigen jika mereka memerlukan penggunaan oksigen. Tabung gas ini ditransportasi menggunakan sarana dorongan yaitu Trolley. Tabung gas di simpan di tempat penyimpanan tabung gas dan tabung gas ini di pisah menjadi dua bagian yaitu tabung yang sudah dipakai dan belum dipakai. Disini petugas sarana yang memeriksa kondisi tabung da nisi nya sebelum di transportasi ke ruangan yang memerlukan.

E. KesimpulanBerdasarkan walk through survey yang telah dilakukan di Ruang Instalasi Gas Medis RSIS, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:1. Terdapat beberapa faktor hazard sewaktu bekerja, yaitu:a. Faktor fisik berupa tabung gas medis yang berat, ruangan gas medis yang terkurung, tekanan gas medis yang tinggi, cahaya ruangan instalasi yang kurang.b. Faktor kimia berupa gas yang berbahaya, beracun, reaktif, mudah meledak, mudah terbakar, bersifat iritan dan korosif. c. Faktor biologi yaitu persekitaran kerja yang kurang bersih.d. Faktor ergonomi berupa posisi kerja yang mengharuskan petugas gas medis mengangkat tabung gas.e. Faktor psikososial yaitu jam kerja yang tidak menentu dan perlu memonitor tekanan gas medis di ruangan instalasi.2. Pengelolaan

Pengelolaan gas medis di rumah sakit Ibnu Sina masih ada kekurangan dan tidak mengikuti sepenuhnya standard yang telah ditentukan oleh kementerian kesehatan Republik Indonesia. Perancangan dan pemantauan harus diteliti bagi memelihara kondisi kapasitas gas medis ada. Sistem pelaksanaan instalasi gas medis harus dipenuhi SNI 03-7011-2004 tentang keselamatan pada bangunan fasilitas pelayanan kesehatan. Bagi penyimpanan gas medis harus dijaga dan dipelihara mengikuti penentuan yang telah ditetapkan. Pendistribusian gas medis disetiap ruangan dan instalasi juga harus dijaga kebersihan dan keselamatannya agar dapat dipelihara fungsinya.3. Pemeliharaan

Pemantauan secara berkala di rumah sakit Ibnu Sina sudah berada dalam tahap memuaskan dan meskipun masih ada ruang untuk pembaikan sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh kementerian kesehatan Republik Indonesia. Petugas yang tersedia bagi menangani area gas medis juga masih terbatas dan butuh tenaga kerja tambahan agar manajemen gas medis bisa dioptimalkan. Pendistribusian gas medis di setiap ruangan dan perawatan juga harus dievaluasi lebih sering agar bisa berfungsi secara baik.4. Follow upPada pengelolaan gas medis di RS Ibu Sina follow up dilakukan dengan berkala oleh petugas sarana dan pihak yang berwajib. Hampir seluruh unit perawatan menggunakan sarana Instalasi gas medis sentral kecuali di ruang perawatan yang menggunakan tabung gas oksigen sebagai kegunaan pada pasien yang membutuhkan. Tempat penyimpanan tabung gas disediakan untuk menyimpan tabung yang berisi dan yang telah digunakan dan petugas sarana akan memeriksa tabung gas secara berkala sesuai periode yang terdapat pada label di tabung gas.F. Saran

1. Diharapkan agar ventilasi ruangan instalasi gas medis diperbaiki supaya pengudaraan ruangan lebih bagus serta pencahayaan yang lebih baik sekaligus dapat menstabilkan suhu ruangan.

2. Diharapkan petugas gas medis memakai alat pelindung diri seperti topi keselamatan, masker dan glove ketika bekerja untuk mengurangkan faktor risiko dari kimia gas medis.

3. Diharapkan ruangan instalasi gas medis dijaga kebersihannya dari berdebu yang bisa menjadi sumber infeksi kepada petugas 4. Diharapkan sarana Gas Medis bisa didistribusi ke seluruh ruang perawatan termasuk kamar perawatan tanpa kesulitan.

5. Diharapkan Rumah Sakit Ibnu Sina dapat memenuhi standard-standard yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang penggunaan gas medis pada sarana pelayanan kesehatan.REFERENSI1. Jatmiko S. Et All. Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Lingkungan. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2013.2. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1439/MENKES/SK/XI/2002

Gambar 2: Label kosong digunakan bagi memudahkan petugas mengasingkan antara tabung gas yang disediakan.

Gambar 1: Penggunaan label pada gas medis cadangan bagi pemantauan yang efektif secara berkala.

Gambar 3: Pemeriksaan berkala dilakukan bagi menilai tabung gas dalam kondisi baik untuk digunakan.

Gambar 4: Ada alat pemadam api pada area gas medis jika terjadi kedarugawatan.

Gambar 5: Papan tanda arah evakuasi diseiakan pada beberapa titik bahaya di area gas medis sekiranya terjadi kedarugawatan.

17