latar belakang minyak sereh

9
Latar Belakang Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek. Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, maupun biji tumbuhan, selain itu diperoleh juga terpen yang merupakan senyawaan hidrokarbon yang bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan. Beberapa contoh minyak atsiri yaitu minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kayu putih, minyak lawang dan dan lain-lain (Firdaus 2009). Negara kita termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak ini juga merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Saat ini Indonesia baru menghasilkan sembilan jenis minyak atsiri yaitu: minyak cengkeh, minyak kenanga, minyak nilam, minyak akar wangi, minyak pala, minyak kayu putih dan minyak sereh wangi. Enam dari 9 jenis minyak yang paling menonjol di Indonesia, yaitu minyak pala minyak nilam, minyak cengkeh dan minyak sereh wangi (Utomo 2008). Menurut Guther (1950) komposisi minyak sereh wangi terdiri atas: macam-macam terpen (fraksi dengan titik didih rendah), sitronelal, campuran sitronelol dan geraniol (rhodinol), macarn-macarn ester, alkohol, sesquiterpen serta sesquiterpen alkohol dan 3 komponen utamanya, yaitu sitronelal, geraniol, dan rhodinol dengan komposisi berturut-turut 32-45%, 12-18%, 11-15%, (Sastrohamidjojo 2004). Isolasi minyak atsiri secara konvensional banyak menggunakan teknik penyulingan (distilasi uap). Uap air dialirkan dalam tumpukan jaringan tumbuhan sedemikian rupa

Upload: arief-fatanen

Post on 19-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

latar belakang minyak sereh dapur

TRANSCRIPT

Page 1: Latar Belakang minyak sereh

Latar Belakang

Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) biasanya

terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek.

Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, maupun biji

tumbuhan, selain itu diperoleh juga terpen yang merupakan senyawaan hidrokarbon yang

bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan. Beberapa contoh minyak atsiri yaitu

minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kayu putih, minyak lawang dan dan lain-lain

(Firdaus 2009).

Negara kita termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak ini juga merupakan

komoditi yang menghasilkan devisa negara. Saat ini Indonesia baru menghasilkan sembilan

jenis minyak atsiri yaitu: minyak cengkeh, minyak kenanga, minyak nilam, minyak akar

wangi, minyak pala, minyak kayu putih dan minyak sereh wangi. Enam dari 9 jenis minyak

yang paling menonjol di Indonesia, yaitu minyak pala minyak nilam, minyak cengkeh dan

minyak sereh wangi (Utomo 2008).

Menurut Guther (1950) komposisi minyak sereh wangi terdiri atas: macam-macam

terpen (fraksi dengan titik didih rendah), sitronelal, campuran sitronelol dan geraniol

(rhodinol), macarn-macarn ester, alkohol, sesquiterpen serta sesquiterpen alkohol dan 3

komponen utamanya, yaitu sitronelal, geraniol, dan rhodinol dengan komposisi berturut-turut

32-45%, 12-18%, 11-15%, (Sastrohamidjojo 2004).

Isolasi minyak atsiri secara konvensional banyak menggunakan teknik penyulingan

(distilasi uap). Uap air dialirkan dalam tumpukan jaringan tumbuhan sedemikian rupa

sehingga minyak atsiri tersuling bersama dengan uap air. setelah pengembunan, minyak atsiri

akan membentuk lapisan yang terpisah dari air yang selanjutnya dapat dikumpulkan

(Siallagan 2001). Hasil fraksi aktif minyak sereh wangi umum diaplikasikan dalam berbagai

industri kosmetik, parfum (Utomo 2009), skin lotion penolak nyamuk (Setyaningsih et al.

2000).

Tujuan

Percobaan bertujuan menentukan dan membandingkan mutu minyak sereh hasil

sulingan dengan minyak sereh komersil berdasarkan bobot jenisnya dan indeks biasnya.

Page 2: Latar Belakang minyak sereh

METODE PERCOBAAN

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan, antara lain seperangkat alat distilasi, buret, gelas piala, gunting,

labu bulat, erlenmeyer, statip, pipet mohr, pipet tetes, bulp, refraktometer, neraca analitik,

piknometer, dan hot plate. Bahan yang digunakan, yaitu daun dan batang sereh, air distilasi,

alkohol, indikator bromotimol blue (BTB), hidroksilamin HCl, KOH 0.5 N dalam alkohol,

minyak sereh komersil dan HCl 0.5 N.

Prosedur Percobaan

Penyulingan

Daun sereh dirajang, lalu disimpan di dalam ketel yang berisi air (direbus). Uap air

dengan minyak akan diubah menjadi fase cair yang melewati kondensor, minyak yang

dihasilkan ditampung dalam wadah yang tersedia. Minyak atsiri yang diperoleh diukur

volumenya serta ditentukan indeks biasnya dengan refraktometer dan bobot jenisnya dengan

piknometer. Indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri yang diperoleh dibandingkan dengan

minyak sereh di pasaran.

Penetapan Kadar Sitronelal dalam Minyak Sereh

Contoh sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 2 mL alkohol

dan indikator BTB netral (hijau). Setelah itu, larutan ditambahkan 25 mL KOH 0.5 N dalam

alkohol dan 20 mL hidroksilamin HCl, dikocok, dan dibiarkan selama 15 menit. Kelebihan

KOH dititar dengan HCl 0.5 N. Blangko dibuat dengan perlakuan yang sama tetapi tanpa

sampel.

Page 3: Latar Belakang minyak sereh

HASIL DAN PEMBAHASAN

Isolasi minyak atsiri dari sereh menggunakan bagian daun dan batang sereh yang

diketahui banyak memiliki kandungan minyak atsiri terbesar. Isolasi dilakukan dengan teknik

penguapan (distilasi uap) menggunakan air sebagai medium pembawa. Menurut Guenther

(1954), proses penyulingan dengan uap air merupakan proses hidrofusa, minyak atsiri

melarut dulu ke dalam air mendidih dan keluar dari sel secara osmosis. Minyak pada

permukaan akan menguap bersama uap air dan disusul minyak yang terdapat dalam sel

kelenjar, ke luar ke permukaan sampai kantong kelenjar kosong. Minyak atsiri yang

dihasilkan kemudian dibandingkan dengan minyak atsiri komersil berdasarkan kadar

sitronelal, indeks bias, dan bobot jenisnya.

Menurut Sastrohamidjojo (2004), minyak atsiri yang banyak terkandung dalam sereh

adalah sitronelal (32-45%). Kadar sitronelal hasil isolasi dapat ditentukan secara kuantitatif

dengan teknik titrimetri. Sitronelal merupakan golongan aldehid yang bersifat pereduksi

sehingga dengan hidroksilamin-HCl akan membentuk oksima dan membebaskan HCl. HCl

yang dibebaskan, direduksikan dengan KOH-alkohol berlebih terukur, lalu kelebihan KOH-

alkohol berlebih terukur dititar oleh HCl memakai indikator BTB yang dalam keadaan netral

berwarna hijau. 

 

Gambar 1  Diagram alir reksi pada penetapan kadar sitronelal. (Firdaus 2009)

Page 4: Latar Belakang minyak sereh

            Berdasarkan hasil percobaan perbandingan kadar sitronelal hasil distilasi diperoleh

kadar sitronelal 10.53%, jauh lebih besar dibandingkan sitronelal komersil yang hanya

1.51%. Namun keduanya masih jauh dibawah nilai standar yang ditentukan yaitu 32-45%

untuk sitronelal. Data dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1. Rendahnya nilai

yang diperoleh menunjukkan bahwa baik minyak sereh hasil distilasi maupun komersil tidak

murni. Menurut Ketaren (1984), minyak atsiri yang memiliki kandungan utamanya rendah

(sitronelal, geraniol, dan rhodinol) menunjukkan bahwa minyak tersebut telah dipalsukan

yang biasa dilakukan dengan menambahkan mineral, atau minyak sejenis yang bermutu

rendah. Senyawa asing lain yang biasa ditambahkan dalam minyak atsid yaitu alkohol,

kerosin, heksan, dan petroleum eter (Setyaningsih et al. 2000).

Selain kadar sitronelal, dilakukan pula perbandingan indeks bias Sehingga diperoleh

indeks bias sitronelal hasil distilasi dan komersil berturut-turut 1.46775 dan 1.46825. Hasil

yang diperoleh tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penentuan bobot jenis hanya

dilakukan terhadap sitronelal komersil yaitu  (Lampiran 2). Sitronelal hasil distilasi tidak

dapat ditentukan bobot jenisnya karena hanya minyak atsiri yang diperoleh tidak cukup.

                       

Page 5: Latar Belakang minyak sereh

SIMPULAN

Isolasi minyak sereh dengan teknik distilasi uap dihasilkan minyak atsiri

(sitronelal,geraniol, dan rhodinol). Percobaan menetapkan kualitas minyak atsiri hasil distilasi

degan komersil berdasarkan kadar sitronelal, indeks bias, dan bobot jenisnya. Berdasarkan 3

parameter tersebut dan dibandingkan dengan literatur (32-45%) dapat disimpulkan bahwa

baik minyak atsiri hasil distilasi (10.53%) maupun komersil (1.51%) tidaklah murni. Indeks

bias keduanya tidak menunjukaan perbedaan yang signifikan yaitu 1.46775 (hasil distilasi)

dan 1.46825 (komersil). Bobot jenis minyak atsiri komersil 0.9939 g/mL.

Page 6: Latar Belakang minyak sereh

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah I, Rubiyanto D, dan Huda T. 2008.  Peranan katalis TIO2/SIO2-montmorillonit pada reaksi konversi sitronelal menjadi isopulegol. Reaktor 12:83-89.

Firdaus I. 2009. Analisis total minyak atsiri [terhubung berkala]. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/teknologi_tepat_guna/analisis-total-minyak-atsiri/ [10 Oktober 2011].

Guenther  E. 1954. Minyak Atsiri. Jakarta: UI Press.

Ketaren S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Sastrohamidjojo H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Setyaningsih D, Hambali E, dan Nasution M. 2000.  Aplikasi minyak sereh wangi (Citronella Oil) dan geraniol dalam pembuatan skin lotionpenolak nyamuk. J Tek Ind Pert 7(3):97-103.

Siallagan J. 2001. Isolasi sitronelal dari minyak sereh [skripsi]. Papua: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Cendrawasih.

Utomo HP, Widiatmoko N. 2008. Isolasi rhodinol dalam ekstraksi minyak sereh jawa [makalah]. Semarang: Teknik Kimia Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.