latar belakang masalah
DESCRIPTION
Latar belakangTRANSCRIPT
LATAR BELAKANG MASALAH
Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik dipengaruhi oleh
perkembangan perusahaan publik pada umumnya. Semakin banyak perusahaan
publik, semakin banyak pula jasa akuntan publik yang dibutuhkan (Sumadi, 2010).
Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan
perusahaan publik untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar.
Laporan keuangan merupakan dasar bagi pihak yang menggunakan laporan
keuangan. Laporan keuangan dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap kinerja perusahaan seperti pemegang saham, pimpinan perusahaan, investor,
kreditur, dan pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan harus benar adanya sehingga memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang berkepentingan.
Dalam menjalankan tugasnya, auditor menghadapi konflik peran karena
mereka berusaha untuk mempertahankan norma-norma profesional dan pada saat
yang sama harus mempertimbangkan keinginan manajer (Chadegani et al., 2011).
Jika auditor tetap mempertahankan independensinya maka manajer akan memutuskan
untuk memberhentikan auditor tersebut dan menggantinya dengan yang baru.
Hubungan kerja yang panjang antara auditor dan klien akan menimbulkan
keakraban yang lebih sehingga mengancam independensi auditor tersebut. Karena
alasan itulah muncul gagasan adanya rotasi audit secara mandatory.
Fenomena kasus Enron yang terjadi pada tahun 2001 yang melibatkan Kantor
Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen, menimbulkan pertanyaan apakah
sebenarnya yang menyebabkan kegagalan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa
kegagalan tersebut karena hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien yang
menciptakan suatu risiko excessive familiarity (berlebihnya keakraban) yang dapat
mempengaruhi obyektivitas dan independensi KAP (Prastiwi dan Wilsya, 2009). Hal
inilah yang membuat perusahaan diwajibkan untuk melakukan rotasi audit.
Adanya kewajiban rotasi auditor tersebut mengakibatkan timbulnya perilaku
perusahaan untuk melakukan auditor switching. Auditor switching merupakan
perpindahan auditor ke auditor lain yang dilakukan oleh perusahaan baik secara
voluntary ataupun mandatory. Jika dilakukan secara mandatory berarti perusahaan
melakukan auditor switching karena adanya peraturan, sebaliknya jika dilakukan
secara voluntary maka pergantian auditor dilakukan bukan karena adanya peraturan
yang diwajibkan.
Adapun judul dalam penelitian adalah “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Auditor Switching”