latar belakang kasih sayang dalam cerpen denis karya guy de

19
Latar Belakang Kasih Sayang dalam Cerpen Denis Karya Guy de Maupasant Disusun oleh: ADLIN SHABILLA MULYA 1006701195 MAKALAH-NON SEMINAR UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR SEBAGAI SYARAT LULUS SARJANA S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia 2014 Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

Upload: dangminh

Post on 31-Dec-2016

253 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Latar Belakang Kasih Sayang

dalam Cerpen Denis Karya Guy de Maupasant

Disusun oleh:

ADLIN SHABILLA MULYA

1006701195

MAKALAH-NON SEMINAR UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR

SEBAGAI SYARAT LULUS SARJANA S1

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia

2014

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

Latar Belakang Kasih Sayang dalam Cerpen Denis

Karya Guy de Maupassant

Adlin Shabilla Mulya

Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

Depok, Jawa Barat, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Artikel ini mengungkapkan latar belakang kasih sayang yang ditampilkan oleh masing-masing tokoh utama, yaitu Denis dan M. Marambot dalam cerita pendek berjudul Denis karya Guy de Maupassant. Penelitian pada artikel ini menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes. Dari analisis skema aktan, ditemukan bahwa cerpen ini memiliki keunikan karena meskipun subjek dari cerpen ini adalah tokoh Denis, penggerak cerita dalam cerpen bukanlah Denis melainkan M. Marambot. Gambaran kedua tokoh serta hubungan kasih sayang antartokoh yang diperkuat oleh latar ruang, waktu, dan suasana memperlihatkan bagaimana hubungan tersebut mengalir. Hubungan kasih sayang yang terjalin selama kurang lebih 20 tahun tersebut ternyata dapat berubah karena uang. Meskipun demikian, ditemukan bahwa kasih sayang M. Marambot lebih kuat daripada kesedihan dan kekecewaan atas penyerangan Denis. Kebaikan Denis terhadapnya sebelum penyerangan meluluhkan M. Marambot dan kebaikan M. Marambot untuk tidak menghukum Denis juga mengutuhkan kembali hubungan kasih sayang tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa meskipun secara kasat mata kedua tokoh hanya memiliki hubungan sebatas majikan dan pelayan, ternyata mereka memiliki ikatan yang lebih erat. Kekurangan dan kelebihan maupun kekhilafan ataupun kesalahan yang mungkin terjadi selama kurun waktu tersebut dapat teratasi dengan baik berkat adanya kasih sayang.

Kata Kunci: ambisi; kasih sayang; kesetiaan; pengabdian

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

THE BACKGROUND OF AFFECTION

IN DENIS BY GUY DE MAUPPASANT

Abstract

This article reveals the background of affection which is shown by the characters of M. Marambot and Denis from Guy de Maupassant’s short story titled Denis. This study used the Roland Barthes’ structural approach. Based on actant scheme analysis, it was found that this short story is unique because eventhough the subject in this story is Denis, but M. Marambot is the one who made the story. Description of both characters and the relation of affection between characters strengthened by the setting of space, time, and ambiance showed how the relationship flowed. The affection bond existed for more than 20 years could in fact change because of money. However, it was found that M. Marambot’s affection was stronger than his sadness and disappointment over Denis’ assault. Denis’ kindness softened M. Marambot and the M. Marambot’s kindness not punishing Denis reunited their bond of affection. Thus, it can be said that although both characters are seen to be only having a master-servant relationship, they have a tighter bond. All the ups and downs as well as the mistake or the wrongdoing that may occur during that time could be overcome with love and affection.

Keyword: ambition; affection; loyality; devotion

1. Latar Belakang

Henri René Albert Guy de Maupassant lahir pada tanggal 5 Agustus 1850 di Château de

Miromesniel, Dieppe. Ia merupakan anak dari Laure Le Poittevin dan Gustave de Maupassant

yang merupakan keluarga dari kalangan burgeoise. Ayah dari ibunda Maupassant yang bernama

Paul Le Poittevin merupakan bapak baptis dari Gustave Flaubert. Maupassant menghabiskan

masa kecilnya di Normandia, tempat yang ia jadikan sebagai latar belakang di beberapa karyanya.

Setelah perceraian ayah dan ibunya, Maupassant dibesarkan oleh ibunya di Étretat, sebuah kota

kecil yang berdekatan dengan laut. Sebelum melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi, ia belajar di Yvetot dan Lycée de Rouen. (http://www.kirjasto.sci.fi/maupassa.htm)

Pada saat Maupassant memasuki usia remaja, ia diperlihatkan sebuah tangan yang

dimumikan oleh seorang penyair bernama Algernon Swinburne. Maupassant menggunakan

gambaran menyeramkan tersebut di cerita pendek pertamanya yang berjudul La Main Ecorchée

(1875). Pada tahun 1869, Maupassant bergabung dengan pialang saham bersaudara di Paris, di

mana ia mulai belajar hukum di Sorbonne dan pada saat ia berusia 20 tahun, ia mengajukan diri

untuk menjadi tentara selama perang Prancis-Prusia. Setelah ia kembali ke Paris, Maupassant

bergabung dengan perkumpulan sastra yang dimiliki oleh Gustave Faubert. Gustave Flaubert

memperkenalkan muridnya tersebut kepada Émile Zola, Ivan Turgenev, dan Henry James.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

Dalam kurun waktu 1872-1880, Maupassant bekerja sebagai pegawai negeri. Pertama ia bekerja

di kementerian kelautan dan selanjutnya ia bekerja di kementerian pendidikan. Dengan

menggunakan nama samaran Guy de Valmont, Maupassant memberikan kontribusinya dalam

artikel di surat kabar. (http://www.kirjasto.sci.fi/maupassa.htm)

Sebagai seorang penyair, Maupassant memulai debutnya dengan Des Vers yang

dipublikasikan pada tahun 1880. Pada tahun yang sama, bersama dengan penyair beraliran

naturalis lainnya, ia mempublikasikan mahakaryanya Boule de Suif dalam kumpulan puisi Émile

Zola yang berjudul Les Soirées de Medan yang bertemakan perang Prancis-Prusia. Sejak tahun

1880, Maupassant telah menghasilkan tiga ratus buah cerita pendek, enam buah novel, dan tiga

buah buku perjalanan. (http://kirjasto.sci.fi/maupassa.htm) Au Soleil merupakan salah satu buku

perjalanan karya Maupassant yang memiliki kualitas terbaik dari suatu pengamatan yang jelas

dan deksripsi yang sangat tepat. Buku perjalanan tersebut, diterbitkan pada tahun 1884.

(http://www.nndb.com/people/562/000024490)

Pada akhir hayatnya, sebagai akibat dari penyakit saraf yang sudah ia derita sejak lama,

latihan fisik yang berlebihan serta penggunaan obat yang tidak hati-hati, Maupassant mencoba

mengakhiri hidupnya dengan membunuh dirinya sendiri. Ia meninggal dunia pada tanggal 6 Juli

1893 dalam usia 43 tahun dan dimakamkan di Cimetière du Montparnasse, Paris.

(http://www.nndb.com/people/562/000024490)

Denis merupakan salah satu dari sekian banyak cerita pendek yang dibuat oleh

Maupassant. Cerpen ini diterbitkan pada tahun 1883 dan Maupassant mendedikasikan cerpen ini

untuk seorang pengacara, pengarang, dan jurnalis yang bernama Léon Chapron. Menilik dari

judul cerpen ini, pembaca mungkin mengira cerita pendek ini akan berpusat pada tokoh yang

bernama Denis. Meskipun tokoh Denis merupakan subjek cerita, keberadaan M. Marambot

memiliki peran yang sangat penting dalam cerita. Cerpen ini juga memperlihatkan bahwa kasih

sayang dapat berubah. Hal itulah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti cerpen ini.

2. Denis

Cerpen Denis menceritakan tentang seorang pelayan yang bernama Denis yang telah

mengabdi kepada tuannya yang bernama M. Marambot selama 20 tahun. Ia merupakan pelayan

yang ceria dan setia kepada tuannya dan kesetiannya telah terkenal di seluruh desa. Denis

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

bekerja kepada M.Marambot yang merupakan seorang penjual obat di desa yang hidup seorang

diri dan menggantungkan hidupnya dengan menjual obat-obatan kepada petani. M. Marambot

merupakan seseorang yang penyabar, memiliki air muka sendu, tidak memiliki kemampuan

dalam melakukan usaha jangka panjang, dan ceroboh dalam hal berbisnis. Suatu hari Denis

memberikan sepucuk surat kepada M. Marambot yang memberi-tahu Denis bahwa surat tersebut

berisi persetujuan Le Père Malois untuk memberikan uang sebanyak 5.000 francs karena ia takut

akan ancaman hukum yang diberikan oleh M. Marambot. Sebenarnya M. Marambot dapat

memiliki pendapatan lebih dibandingkan dengan hasil penjualan obat-obatan apabila ia

mengambil toko yang berada di pusat kota milik rekannya yang telah meninggal dunia dengan

mengambil tempat dan menjalankan bisnisnya. Namun, pikiran M. Marambot akan masalah

perpindahan dan persiapan yang cukup banyak selalu menghentikan langkahnya dengan dalih ia

akan menunggu kesempatan lain yang akan datang dan mempercayai kesempatan yang lain itu

akan lebih baik. Di sisi lain, Denis selalu mendorong tuannya untuk membuka usaha baru. Denis

sendiri pun mempunyai cita-cita untuk kelangsungan hidupnya. Mengetahui bahwa M.

Marambot akan mendapatkan uang sebanyak 5.000 francs, Denis berharap ia akan mendapatkan

1.000 francs untuk mewujudkan mimpinya membuka usaha dan mengubah hidupnya. Dengan

semangatnya tersebut Denis mengatakan kepada M. Marambot bahwa ia dapat mengubah

keberuntungannya dengan uang sebanyak 1.000 francs. Beberapa hari kemudian, Denis

memberikan dua amplop tebal yang ia yakini berisi uang untuk M. Marambot yang berasal dari

Le Père Malois. Setelah menerima dua amplop tersebut, M. Marambot mengunci diri di kamar

dan tidak menunjukan gelagat untuk memberikan 1.000 francs kepada Denis. Denis merasa

kecewa dengan M. Marambot yang tidak memberinya 1.000 francs. Hal tersebut berujung pada

penyerangan Denis kepada M. Marambot. Setelah penyerangan berlangsung, Denis menyadari

kesalahannya dan mencoba kembali kepada M. Marambot untuk menebus kesalahannya. M.

Marambot yang menjadi korban juga menerima Denis kembali dan berjanji untuk tidak

melaporkan penyerangan tersebut ke polisi. Meksipun pada akhirnya kasus penyerangan tersebut

disidangkan di pengadilan, berkat kasih sayang yang M. Marambot rasakan terhadap Denis,

Denis terbebas dari hukuman dan dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa sesuai dengan prosedur

hukum.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

3. Tokoh Utama

Secara keseluruhan, cerpen ini merupakan cerpen sederhana dan tidak memiliki banyak

tokoh utama. Tokoh-tokoh utamanya hanya terdiri atas Denis dan M. Marambot. Tokoh-tokoh

lain dalam cerpen ini seperti polisi, pengacara, dan hakim hanya disebutkan secara sekilas saja.

3.1 Denis

Denis merupakan pelayan yang sudah bekerja kepada M. Marambot selama 20 tahun. Ia

dideksripsikan sebagai pelayan dengan postur pendek dan agak gemuk serta selalu terlihat ceria.

Denis juga merupakan pelayan yang dikenal sebagai contoh pelayan yang baik yang banyak

didambakan orang lain. Kemahiran Denis sebagai pelayan yang selalu dapat menyenangkan

majikannya juga terlihat dari kata-kata yang diungkapkan M. Marambot kepada Denis. Hal

tersebut terlihat pada kalimat-kalimat di bawah ini.

“Denis, depuis vingt ans dans la masion...’’

‘Denis, selama 20 tahun berada di dalam rumah’

“…petit home trapu et jovial.”

‘…lelaki bertumbuh pendek gemuk dan ceria.’

“…qu’on citait dans toute la contrée comme le modèle des domestique …”

‘…yang dikenal di seluruh daerah sebagai pelayan panutan…’

“Il songeait que personne n'aurait pour lui autant d'égards et d'attentions…”

‘Ia berpikir bahwa tidak akan ada orang yang dapat memberikan kepedulian dan

perhatian…’ (seperti Denis).

Selain itu, Denis juga merupakan seseorang yang optimis dan berani dalam bertindak, ia dapat

melihat peluang dalam setiap kesempatan. Denis selalu mendorong M. Marambot untuk bisa

membangun suatu usaha baru. Selama mengabdi kepada M. Marambot, Denis melengkapi hidup

M. Marambot selama 20 tahun. Namun, Denis juga mempunyai harapan dan cita-cita untuk

mengubah hidupnya dan dapat mengatur hidupnya sendiri. Pengetahuan Denis mengenai

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

sejumlah uang yang akan diterima oleh M. Marambot membuatnya berharap banyak akan impian

dan cita-citanya. Kesenangan tersebut Denis tunjukkan dengan bekerja sembari menyanyikan

lagu-lagu dan dengan semangat membersihkan kaca-kaca. Hal tersebut terlihat pada kalimat-

kalimat di bawah ini.

“Denis, au contraire, poussait son maître aux entreprises.”

‘Di sisi lain, Denis selalu mendorong tuannya kepada perusahaan baru.’

“Oh ! moi, si j'avais eu le premier capital, j'aurais fait fortune. Seulement mille francs, et

je tenais mon affaire.”

‘Oh! jika saja aku memiliki modal untuk memulai, aku akan membuat

keberuntungan. Aku dapat melakukannya hanya dengan 1.000 francs.’

“Denis, tout le jour, chanta, comme un homme en joie, des refrains et des rondes du pays.

Il montra même une activité inusitée, car il nettoya les carreaux de toute la maison,

essuyant le verre avec ardeur, en entonnant à plein gosier ses couplets.”

‘Sepanjang hari, Denis menyanyikan refren ceria dari lagu rakyat

daerahnya. Ia bahkan menunjukkan aktivitas yang tidak biasa karena ia

membersihkan semua jendela di rumah, mengusap kaca-kacanya dengan

semangat, dan bernyanyi dengan suara tinggi.’

Dari kalimat-kalimat berikut ini terlihat bahwa setelah melakukan penyerangan terhadap M.

Marambot, Denis menyadari kesalahannya tersebut dan kembali kepada M . Marambot. Ia

berjanji untuk mengabdi kepada M. Marambot seperti dulu apabila M. Marambot bersedia untuk

tidak melaporkannya kepada polisi. Denis membayar kesalahannya dengan menunjukkan

kesungguhannya dengan selalu merawat M. Marambot dan bertanya terus-menerus mengenai

keadaan M. Marambot. Perilaku tersebut memperlihatkan bahwa Denis masih peduli terhadap

keadaan M. Marambot, hal ini secara tidak langsung juga memperlihatkan kasih sayang Denis

terhadap M. Marambot. Selain itu, perilaku tersebut juga menunjukkan sifat yang besar hati.

Denis sadar bahwa ia telah melakukan sebuah kesalahan yang besar sehingga ia berusaha untuk

memperbaiki kesalahannya tersebut.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

“Je suis en train de le reparer, monsieur. Si vous ne me dénoncez pas, je vous servirai

fidélement comme par le passé.”

‘Saya sedang memperbaikinya, tuan. Jika anda tidak melaporkan saya, saya

akan melayani tuan dengan setia seperti dulu.’

“Denis sauva son maître. Il passa les nuits et les jours sans sommeil, ne quitta point la

chambre du malade, lui prépara les drogues, les tisanes, les potions, lui tâtant le pouls,

comptant anxieusement les pulsations, le maniant avec une habileté de garde malade et

un dévouement de fils.”

‘Denis menyelamatkan tuannya. Ia menghabiskan siang dan malamnya tanpa tidur,

tidak pernah meninggalkan tempat M. Marambot, menyiapkan obat-obatan,

minuman panas, ramuan, memeriksa denyut nadi, menghitung detaknya dengan

penuh rasa khawatir, mendampingi M. Marambot dengan keterampilan seorang

perawat dan pengabdian seorang anak.’

“Eh bien, monsieur, comment vous trouvez-vous?.”

‘Bagaimana keadaan tuan?’

3.2 M. Marambot

M.Marambot merupakan seorang pembuat obat tua di suatu desa, tidak menikah, dan

hidupnya bergantung pada pembayaran atas obat yang dibeli oleh petani-petani. Ia juga

merupakan seseorang yang pasrah dan tenang, namun tidak ahli dalam banyak hal dan ceroboh

dalam urusan bisnis.

“M. Marambot n'était pas riche. Ancien pharmacien de village, célibataire, il vivait d'un

petit revenu acquis avec peine en vendant des drogues aux paysans.”

‘M. Marambot bukan orang yang kaya. Seorang pembuat obat tua desa, tidak

menikah, dan ia hidup mengandalkan pendapatan yang ia dapatkan dengan susah

payah melalui penjualan obat kepada petani.’

Banyak sifat baik yang ditunjukkan tokoh M.Marambot dalam cerpen ini. M.Marambot memiliki

sifat kebapaan dengan selalu memanggil Denis dengan sebutan mon garçon. Hal tersebut terlihat

dari kalimat-kalimat di bawah ini.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

“C'était un homme d'un caractère résigné, plutôt triste que gai, incapable d'un effort

prolongé, nonchalant dans ses affaires.”

‘Ia merupakan seseorang yang pasrah, lebih cenderung sedih daripada ceria,

tidak memiliki kemampuan dalam usaha jangka panjang, dan ceroboh dalam

berbisnis.’

“Oui, mon garçon. Le père Malois recule devant le procès dont je le menace…”

‘Ya anakku. Tuan Malois takut pada proses hukum yang aku ancamkan

kepadanya…’

Kalimat-kalimat di bawah ini menunjukkan bahwa selain itu, M.Marambot juga merupakan

sosok yang cukup bijaksana. Hal tersebut terlihat dari reaksinya saat Denis kembali setelah

melakukan penyerangan terhadapnya, M.Marambot tidak menampakkan kemarahannya secara

langsung kepada Denis, ia hanya mengatakan kepada Denis untuk membasuh lukanya dan ia

telah melakukan kejahatan besar. M. Marambot sangat menyayangi Denis meskipun pelayannya

tersebut menyerang dirinya karena masalah uang. Hal tersebut terlihat dari kesungguhannya

untuk tidak menyebarkan penyerangan yang dilakukan oleh Denis, serta usahanya untuk

melupakan kejadian penyerangan Denis terhadapnya.

“Opère les lavages et les pansements avec de l'eau coupée de coaltar saponiné !”

‘Basuh lukanya dengan larutan cair asam karbol!’

“Tu as commis un grand crime”

‘Kamu telah melakukan sebuah kejahatan besar.’

“ Je te jure de ne pas te dénoncer.”

‘Saya yakinkan kamu kalau saya tidak akan melaporkan kamu.’

“Je te jure devant Dieu , mon garçon, que je ne t'ai pas dénoncé…”

‘Saya bersumpah di hadapan Tuhan, anakku, bahwa saya tidak melaporkan

kamu…’

Meskipun pernah terlintas di pikiran M. Marambot untuk menyingkirkan Denis selepas dirinya

sembuh, keinginan tersebut memudar seteleh melihat perlakuan Denis terhadapnya. Sifat M.

Marambot yang memang merupakan seseorang yang pemaaf mengalahkan keinginannya untuk

menyingkirkan Denis. M. Marambot merasa tidak pernah mendapatkan curahan perhatian seperti

yang ia dapatkan dari Denis. Air mata M. Marambot di pengadilan dan keinginannya untuk tetap

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

mempertahankan Denis menjadi bukti kasih sayang yang dirasakan M Marambot terhadap Denis.

Hal tersebut terlihat dari kalimat-kalimat di bawah ini.

“Il entrait maintenant en convalescence et remettait de jour en jour le moment de se

séparer de son meurtrier. Il songeait que personne n'aurait pour lui autant d'égards et

d'attentions…”

‘M. Marambot mulai pulih dan dari hari ke hari ia ingin menunda

menyingkirkan pembunuhnya. Ia berpikir bahwa tidak akan ada orang yang dapat

memberikan kepedulian dan perhatian…’ (seperti Denis).

“Regardez, regardez, regardez, messieurs les jurés, regardez ces larmes.”

‘Lihatlah, lihatlah, lihatlah, para juri, lihatlah air mata itu.’

4. Skema Aktan

Skema aktan yang dikembangkan A. J. Greimas digunakan untuk meneliti tindakan-

tindakan tokoh yang dianggap sentral dalam cerita; berikut obsesi dan motivasinya, yang

mewakili peristiwa-peristiwa utama di dalam alur cerita (Herbert, 2011). Skema aktan diambil

dari fungsi utama sebuah cerita karena fungsi utama mewakili peristiwa-peristiwa yang ada di

dalam cerita. Dalam skema aktan, suatu tindakan dapat dibagi menjadi enam komponen atau

aktan. Enam komponen tersebut adalah pengirim, penerima, subjek, objek, penolong, dan

penentang (Herbert, 2011:63).

Inti cerita akan dijabarkan dalam skema aktan berikut.

Denis (Subjek)

Uang sebesar 5.000 francs yang akan dimiliki oleh M. Marambot. (Pengirim)

 Keinginan Denis untuk mendapatkan 1.000 francs (Objek)

Penyerangan Denis terhadap M. Marambot. (Penerima)

M. Marambot (Penghalang) M. Marambot

(Penolong)  

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

Pengirim adalah seseorang atau sesuatu yang menjadi sumber ide dan berfungsi sebagai

penggerak cerita. Pengirim ini yang menimbulkan keinginan bagi subjek untuk mendapatkan

objek. Kemudian, penerima adalah seseorang atau sesuatu yang yang menerima objek hasil

perjuangan subjek. Subjek adalah seseorang atau sesuatu yang ditugasi oleh pengirim untuk

mendapatkan objek yang diinginkannya. Objek adalah seseorang atau sesuatu yang diinginkan

atau dicari oleh subjek. Penolong adalah seseorang atau sesuatu yang membantu memudahkan

usaha subjek dalam mendapatkan objek sebagai keinginannya, sedangkan penghalang adalah

seseorang atau sesuatu yang menghalangi usaha atau perjuangan subjek dalam mendapatkan

objek. (Jabrohim, 1996:13).

Berdasarkan skema aktan tersebut, dapat diketahui bahwa Denis adalah subjek dalam

cerita. Meskipun subjek dari cerita adalah Denis, keberadaan M. Marambot sebagai pengirim

menduduki posisi penting karena keberadaan M. Marambot merupakan penggerak cerita.

Keberadaan M. Marambot yang diceritakan akan mendapatkan uang sebesar 5.000 francs

menyebabkan munculnya keinginan Denis untuk mendapatkan 1.000 francs (objek). Perjuangan

Denis dalam mendapatkan 1.000 francs berujung pada penyerangan yang ia lakukan terhadap M.

Marambot.

Dalam mencapai tujuannya, M. Marambot selaku pemilik uang dapat menjadi penolong

Denis jika saja M. Marambot memberi uang tersebut kepada Denis. Namun, karena M.

Marambot tidak menunjukkan gelagat untuk memberikan uang, M. Marambot juga dapat

dikatakan menjadi penghalang bagi Denis dalam mencapai tujuannya tersebut.

5. Latar Waktu, Ruang, dan Suasana

Latar memiliki fungsi penting bagi sebuah cerita. Latar adalah latar belakang peristiwa

atau kejadiaan yang terjadi dalam cerita atau karya sastra (Lestari, 2005:105). Latar dapat

berperan untuk menjelaskan atau menghidupkan peristiwa yang ada di cerita. Dalam hal latar

waktu, ruang, dan suasana, cerita pendek ini tidak begitu menonjolkan latar waktu. Namun,

terdapat beberapa latar waktu saat kejadian-kejadian dalam cerpen ini terjadi, seperti latar waktu

malam hari pada saat Denis melakukan penyerangan terhadap M. Marambot dan latar waktu pagi

hari pada saat penangkapan Denis oleh dua anggota kepolisian.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

“La nuit vint. M. Marambot se coucha…”

‘ Malam tiba. M. Marambot tidur…’

“…un matin, comme il achevait de déjeuner, il entendit tout à coup un grand bruit dans

la cuisine.”

‘Pada suatu pagi, setelah ia menyelesaikan sarapan, ia mendengar suara keras dari

dapur.’

Dalam hal latar ruang, cerpen ini mengambil latar ‘rumah’ la maison.

“Denis, depuis vingt ans dans la maison”

‘Denis, selama 20 tahun berada di rumah.’

La maison pada cerpen ini mengacu pada ruang di mana sebagian besar peristiwa dalam cerpen

ini terjadi. Rumah merupakan tempat di mana M.Marambot dan Denis tinggal. Di rumah tersebut,

selama 20 tahun, Denis telah menjadi pelayan setia M.Marambot. Di rumah itu pula kesetiaan

Denis terhadap M.Marambot selama 20 tahun terakhir menumbuhkan rasa kasih sayang diantara

keduanya. M.Marambot pun menganggap Denis sebagai anaknya sendiri. Selain rumah, salah

satu ruang yang menjadi latar dalam cerpen ini adalah pengadilan. Kata messieurs les jurés ‘para

hakim’ mengindikasikan bahwa latar tempat pada adegan tersebut adalah pengadilan.

“Regardez, regardez, regardez, messieurs les jurés, regardez ces larmes.”

‘Lihatlah, lihatlah, lihatlah, para juri, lihatlah air mata itu.’

Di pengadilan ini pula diperlihatkan, kasih sayang yang dimiliki M.Marambot untuk pelayan

kesayangannya yang melakukan penyerangan terhadapnya. Ia membela Denis dengan

meyakinkan para hakim bahwa penyakitnya dapat disembuhkan. Bahkan di tempat ini pula air

mata M.Marambot menetes mengingat kesetiaan Denis yang telah melayaninya selama 20 tahun.

Kasih sayang itu membuat Denis terbebas dari hukuman dan mendapatkan perawatan di RSJ.

Sementara dalam hal suasana, pada awal cerpen digambarkan suasana ceria di kediaman M.

Marambot.

“Monsieur est content, monsieur a reçu une bonne nouvelle ? ”

‘Apakah tuan senang, apakah tuan sudah menerima kabar baik ?’

Suasana ceria tersebut berasal dari interaksi Denis dan M. Marambot yang menggambarkan

hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang antara majikan dan pelayan. Kemudian,

suasana yang ceria tersebut berubah menjadi suasana yang mencekam dan menyeramkan pada

saat Denis melakukan penyerangan terhadap M. Marambot.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

“Il fut réveillé par un bruit singulier. Il s'assit aussitôt dans son lit et écouta. Mais

brusquement sa porte s'ouvrit, et Denis parut sur le seuil, tenant une bougie d'une main,

un couteau de cuisine de l'autre, avec de gros yeux fixes, la lèvre et les joues contractées

comme celles des gens qu'agite une horrible émotion, et si pâle qu'il semblait un

revenant.”

‘Ia (M. Marambot) dibangunkan oleh suara berisik yang aneh. Ia duduk di tempat

tidurnya dan mendengarkan. Secara tiba-tiba, pintu kamar terbuka dan Denis

muncul, memegang lilin di satu tangan dan di tangan satu lagi memegang pisau

dapur, matanya menatap dengan tajam, wajahnya tegang seolah digerakkan oleh

emosi yang menyeramkan, dan wajahnya pucat seperti hantu.’

“M. Marambot, interdit, le crut devenu somnambule, et il allait se lever pour courir au-

devant de lui, quand le domestique souffla la bougie en se ruant vers le lit.”

‘M. Marambot, terkejut, ia mengira Denis sedang mengigau, dan ia ingin bangun

dari tempat tidur dan menghampiri Denis pada saat pelayannya tersebut

mematikan lilin sembari bergegas berlari ke arah tempat tidur.’

Suasana mencekam dan menyeramkan itu juga didukung oleh latar waktu yang terjadi pada

malam hari.

Selain itu, dalam cerpen ini juga diperlihatkan latar suasana mengharukan yang terjadi

pada saat proses peradilan Denis di pengadilan. Latar suasana mengharukan tersebut terlihat dari

jatuhnya air mata M. Marambot yang teringat akan pengabdian yang telah Denis lakukan

terhadapnya.

“Regardez, regardez, regardez, messieurs les jurés, regardez ces larmes. Qu'ai-je à dire

maintenant pour mon client ? Quel discours, quel argument, quel raisonnement

vaudraient ces larmes de son maître ! Elles parlent plus haut que moi, plus haut que la

loi ; elles crient : “ Pardon pour l'insensé d'une heure ! ” Elles implorent, elles absolvent,

elles bénissent ! ”

‘Lihatlah, lihatlah, lihatlah, para juri, lihatlah air mata itu. Apa lagi yang dapat

saya katakan untuk klien saya? Omongan, argumen, alasan apalagi yang sepadan

dengan air mata tuannya! Air mata tersebut berbicara lebih tinggi dari saya, lebih

tinggi dari hukum; air mata itu menjerit: “Maafkanlah jiwa yang melayang sesaat

tersebut! Air mata itu memohon, memberi pengampunan, dan memberkati.’

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

6. Latar Belakang Kasih Sayang

Kasih sayang merupakan perasaan yang melibatkan dua orang di dalamnya. Dalam hal

cerpen ini, kasih sayang melibatkan dua tokoh utama yaitu tokoh Denis dan tokoh M. Marambot.

Latar belakang kasih sayang dalam cerpen ini dapat terlihat dari masing-masing tokoh utama,

yaitu Denis dan M. Marambot. Dari sisi Denis, latar belakang kasih sayang dapat terlihat dari

perilaku Denis baik sebelum maupun sesudah penyerangan. Sebelum penyerangan, Denis

merupakan pelayan yang sangat baik bagi M. Marambot, ia selalu menunjukkan perilaku yang

bersifat positif dengan selalu melayani tuannya dengan penuh kasih sayang. Denis pun merasa

bahwa M. Marambot merupakan majikan yang baik. Dengan latar waktu dan suasana di pagi hari

yang melambangkan kehangatan, serta diiringi dengan obrolan-obrolan ringan antara Denis dan

M. Marambot, suasana kasih sayang yang utuh dari kedua belah pihak sangat jelas terasa.

Penyerangan mengindikasikan kasih sayang yang Denis rasakan terhadap M. Marambot

menghilang sesaat dan digantikan dengan penyerangan tanpa belas kasihan. Kehangatan yang

biasanya mengisi rumah, hilang tergantikan dengan malam yang dingin dan menegangkan.

Keinginan Denis untuk mengubah hidupnya membuat Denis mengorbankan kasih sayang yang

selama ini ada di antara Denis dan M. Marambot. Namun, sesaat setelah Denis menyadari

kesalahannya, ia kembali kepada M. Marambot dan benar-benar berusaha untuk membayar

kesalahannya dengan mengabdi kepada M. Marambot dengan tulus seperti sedia kala. Sikap

Denis yang dengan sungguh-sungguh merawat M. Marambot menunjukkan bahwa kasih sayang

yang sebelumnya berubah telah kembali kepada kasih sayang yang seperti dulu.

Sementara itu, dari sisi M. Marambot, latar belakang kasih sayang ia tunjukkan dari

sikapnya yang seakan-akan menganggap penyerangan yang Denis lakukan tidak mengubah kasih

sayang yang M. Marambot rasakan terhadap Denis. Namun, sebagai seseorang yang pernah

disakiti, sempat terlintas di benaknya untuk menyingkirkan Denis. Pikiran tersebut menunjukkan

kasih sayang yang sempat berubah sebelum akhirnya kembali pada keadaan semula pada saat

proses peradilan Denis. Di tempat tersebut, air mata M. Marambot menetes mengingat masa-

masa indah yang telah ia lalui bersama Denis. Air mata tersebut merupakan bukti kasih sayang

seorang tuan kepada pelayannya meskipun hal tersebut tidak dapat membawa Denis kembali

kepada M. Marambot karena adanya proses hukum yang tidak dapat ditangguhkan.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

7. Kesimpulan

Cerpen Denis karya Guy de Maupassant ini memperlihatkan latar belakang kasih sayang

yang dapat terlihat atas inti cerita, skema aktan, penokohan tokoh utama, dan latar ruang, waktu,

dan suasana. Cerpen ini memiliki keunikan karena meskipun subjek dari cerpen ini adalah tokoh

Denis, penggerak cerita dalam cerpen bukanlah Denis melainkan M. Marambot sehingga posisi

M. Marambot dalam hal jalannya cerita sangatlah penting.

Dalam cerita pendek ini, kedua tokoh sama-sama menunjukkan latar belakang kasih

sayang. Namun, keutuhan dari kasih sayang antara M. Marambot dan Denis mulai retak pada

saat terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Denis. Latar belakang kasih sayang yang Denis

bangun selama 20 tahun kepada M. Marambot seolah lenyap pada saat penyerangan tersebut

berlangsung. Keinginan Denis untuk mengubah hidupnya membuat Denis mengorbankan kasih

sayang yang selama ini ada di antara Denis dan M. Marambot. Sementara itu bagi M. Marambot,

penyerangan tersebut sempat membuat keutuhan kasih sayang yang M. Marambot rasakan untuk

Denis retak digantikan dengan kekecewaan. Namun, kasih sayang tersebut kembali menjadi utuh

ketika M. Marambot mengingat kembali kebaikan Denis pada saat di pengadilan.

Sebagai seorang penulis yang beraliran realisme, Maupassant banyak menyajikan cerita

yang menggambarkan kehidupan secara nyata. Kisah dalam cerita Denis merupakan salah satu

potret kenyataan dalam hidup yang dapat terjadi pada kehidupan seseorang. Setiap manusia tidak

ada yang sempurna, meskipun dalam cerita digambarkan 20 tahun kebersamaan telah

menjadikan kedua tokoh saling menyayangi, hal tersebut tidak menutup kemungkinan adanya

permasalahan yang dapat merenggangkan ikatan yang telah lama terjalin. Namun, dengan

adanya kasih sayang, seberat apapun masalah yang dihadapi, dapat diatasi dengan baik.

Daftar Pustaka

http://www.nndb.com/people/562/000024490/ (biografi Guy De Maupassant) Endang, Dwi Lestari, dkk. (2005). Pelajaran Bahasa Sastra dan Indonesia. Klaten: PT Intan Pariwara Herbert, Louis. (2011). Tools for Text and Image Analysis an Introduction to Applied Semiotics. Quebéc. 13 Oktober 2011. (Penjelasan mengenai skema aktan) http://www.signosemio.com/.../Louis-Hebert-Tools-for-Texts-and-Images.pdf Jabrohim. (1996). Pasar dalam Perspektif Greimas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014

Liukkonen, Petri dan Pesonen, Ari. Guy de Maupassant (1850-1893) in full Henry-René- Albert-Guy de Maupassant. 2008. 12 Desember 2012. http://www.kirjasto.sco.fi/maupassa.htm Schmitt, M.P dan Viala, A. (1982). Savoir Lire. Paris : Didier. Zaimar, Okke K.S. (2008). Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Latar belakang…, Adlin Shabilla Mulya, FIB UI, 2014