lapsus endo
TRANSCRIPT
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004 1
PENGGUNAAN PASAK PROFILAKTIK PADA GIGI ANTERIOR PASCA PERAWATAN ENDODONTIK
(Laporan kasus) Endang Suprastiwi .drg,SpKG(K)
Pendahuluan Pada umumnya gigi yang memerlukan perawatan saluran akar sudah memiliki restorasi yang besar, karies luas, dan email yang tidak didukung dentin. (Bence, 1997). Pengangkatan jaringan karies, preparasi kavitas, dan juga pembentukan saluran akar merupakan tindakan pengambilan dentin yang dapat melemahkan sisa jaringan gigi. Para peneliti menemukan bahwa restorasi untuk gigi yang sudah dirawat endodontik harus dapat meningkatkan fungsi gigi dalam jangka waktu yang lama,untuk itu perencanaan restorasi harus dilakukan dengan teliti. Pertimbangan untuk mempertahankan gigi sebagai unit fungsional dalam jangka panjang adalah; jaringan gigi yang tersisa , posisi gigi, fungsi gigi, dan estetika. Selain itu kondisi jaringan periodonsium harus masih baik agar dapat menentukan jenis restorasi akhir yang akan dibuat. (Weine , 2004 ). Pada gigi anterior pasca perawatan endodontik apabila masih mempunyai marginal ridge, cingulum, dan insisal edges yang baik, maka cukup menggunakan komposit resin untuk restorasinya. Hal ini disebabkan karena gigi anterior tekanan fungsionalnya kecil. Pada beberapa kasus gigi anterior pasca perawatan endodontik membutuhkan penggunaan pasak karena pertimbangan resistensi sisa jaringan gigi,estetis dan ekonomis. (Guttman, 1997). Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai penggunaan pasak profilaktik pada gigi anterior pasca perawatan endodontik. Tinjauan Pustaka Gigi pasca perawatan endodontik akan lebih rapuh (brittle) yang disebabkan karena kandungan air yang berkurang, adanya kavitas yang membesar didalam sehingga email tidak mendapat dukungan dentin, dan akibat pengambilan jaringan gigi pada saat dilakukan preparasi kamar pulpa dan saluran akar sehingga tekanan fungsional pada tonjol akan menyebabkan terjadinya fraktur . (Bence, 1997). Atas dasar konsep tersebut maka dibutuhkan restorasi pasca perawatan endodontik yang dapat menambah resistensi gigi terhadap fraktur akibat dari pemakaian. Dengan demikian restorasi pasca endodontik pada gigi anterior kadang-kadang memerlukan penguat pada daerah servikal yang merupakan daerah yang paling kritis fraktur. (Torabinijad, 1997) Pasak ready-made/prefabricated/pasak jadi merupakan pilihan untuk pasak profilaktik, karena tujuan pemasangannya hanya sebagai penambah resistensi sisa jaringan gigi. Penggunaannya sangat selektif dan biasanya digunakan pada keadaan dimana ; anatomi gigi yang mengecil pada daerah servikal, adanya karies pada daerah servikal dan tekanan kunyah yang besar yaitu pada kebiasaan bruxism atau deep-bite.
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004
JENIS PASAK READY-MADE Pasak prefabricated atau metal pada umumnya mempunyai retensi mekanik yang baik (9iwin) tapi mempunyai modulus elastisitas yang berbeda dengan dentin sehingga tekanan yang jatuh pada gigi akan terkonsentrasi dan dapat menimbulkan frakPasak metal terbuat dari platinumcobalt-chromium (Co-Cr), dan titanium alloys (9Iwin). Nikaku dan mudah korosi (8iwin) dan hal ini merupakan penyebaTitanium alloys lebih lentur dan tahan terhadap korosi (11Iwin).Bentuk pasak ready-made dan threaded (ulir). Pasak threaded merupakan pasak yang retentif diikuti oleh pasak paralel sided serrated post. Keuntungan menggunakan pasak readyretentif akan tetapi penggunaannya sangat selektif, bentuk pasak dan saluran akar tidak sesuai dan mudah terjadi korosi
Type
Tapered smooth Low
Parallel serrated Higher
Tapered self-threaded Intermediatehigh installation stresses
Parallel threaded Highest
Parallel serrarted tapered end
Similar to parallel serrated
PPDGS Konservasi Gigi 2004
MADE/PREFABRICATED DARI METAL
asak prefabricated atau ready-made dapta terbuat dari metal dan nonmetal pada umumnya mempunyai retensi mekanik yang baik (9iwin) tapi mempunyai modulus elastisitas yang berbeda dengan dentin sehingga tekanan yang jatuh pada gigi akan terkonsentrasi dan dapat menimbulkan fraktur (10 Iwin) Pasak metal terbuat dari platinum-gold-palladium ,(PGp),nickel-chromium (Ni
Cr), dan titanium alloys (9Iwin). Ni-Cr dan Co-Cr lebih kuat tapi kaku dan mudah korosi (8iwin) dan hal ini merupakan penyebabterjadinya fraTitanium alloys lebih lentur dan tahan terhadap korosi (11Iwin).
ada beberapa jenis yaitu; tapered , paralel, serrated (tajam) Pasak threaded merupakan pasak yang retentif diikuti oleh pasak
Keuntungan menggunakan pasak ready-made adalah; mudah ,cepat,murah ,kuat dan retentif akan tetapi penggunaannya sangat selektif, bentuk pasak dan saluran akar tidak
mudah terjadi korosi
Retention Installation
Stresses
Little or none Wedging effect
Higher Little or none Uniformly distributed through the cement layer
Intermediate-affected by high installation stresses
Very high; wedging stresses
High stresses; accentuates installation wedging
Highest Low after counterrotation Relatively low; transmitted through individual threads
Similar to parallel serrated Little or none Wedging effect at apex
2
dapta terbuat dari metal dan non-metal.Pasak metal pada umumnya mempunyai retensi mekanik yang baik (9iwin) tapi mempunyai modulus elastisitas yang berbeda dengan dentin sehingga tekanan yang jatuh pada gigi
chromium (Ni-Cr), Cr lebih kuat tapi
terjadinya fraktur .
, serrated (tajam) Pasak threaded merupakan pasak yang retentif diikuti oleh pasak
made adalah; mudah ,cepat,murah ,kuat dan retentif akan tetapi penggunaannya sangat selektif, bentuk pasak dan saluran akar tidak
Functional Stresses
Wedging effect
Uniformly distributed through the cement layer
High stresses; accentuates installation wedging
Relatively low; transmitted through individual threads
Wedging effect at apex
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004 3
Faktor lain yang mempengaruhi retensi pasak yaitu ;Panjang pasak. Retensi pasak meningkat seiring dengan panjang, untuk mendapatkan retensi yang maksimal maka menyisakan bahan pengisi 4 mm (Guttman) atau 5 mm (Ingle, Wein),panjang minimal sama dengan panjang mahkota klinis atau 2/3 panjang akar.1.3,6,9 ((endang)Diameter pasak. Makin kecil diameter pasak akan lebih mudah pasak lepas, dan sebagai acuan maka diameter pasak tidak melebihi 1/3 diameter gigi pada 1/3 apikal. 1,3,6,9 (endang) .Yang dianjurkan untuk gigi insisive bawah 0,6 mm, insisiveatas, caninus atas dan bawah, akar palatal gigi molar atas 1mm ,untuk gigi yang lain 0,8 mm. Gaya yang diterima oleh gigi juga akan mempengaruhi resisitensi dan retensi pasak (3ndang); gaya vertikal dapat diatasi panjang ,besar dan bentuk pasak.gaya rotasi dapat diatasi denganpreparasi dinding saluran akar yang irregular. Teknik pemasangan pasak Pengangkatan isi saluran akar dengan menggunakan rotari intrumens yaitu peeso reamer, dan getes glidden drill. Bahan pengisi saluran akar dibersihkan secara incremental sampai panjang yang sudah ditentukan. Untuk mengetahui kedalaman dari preparasi pasak dapat menggunakan periodontal probe sebagai acuan.. Dipilih pasak yang besar dan panjangnya sesuai dengan saluran akar yang sudah di reparasi.Untuk meningkatkan retensi, dipilih pasak yng sesuai supaya adaptasi dengan dinding saluran akar baik. Setelah pasak sesuai kemudian dilakukan sementasi
Gambar 6. Penempatan parallel para-post dan composite resin core pada gigi anterior
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004
KASUS Pasien wanita umur 67 tahun ,kel
dan sangat mengganggu, tidak ada riwayat sakit
pulpa, diservikal sirkuler dari labial
negatif, sondasi sakit , mobilitas 1
sentral, distal gigi sampai ke servikal gigi
ridge gigi 21 hilang kira – kira 1
Diagnosis nekrosis pulpa disertai periodontitis.Perawatanperawatan saluran akar non vital dengan restorasi pasak. Perawatan preparasi kamar pulpa, eksterpasi saluran akar preparasi akses menggunakan gates glidden bur, tambal sementara
Gambar 1. Ro
• Kunjungan ke-2, 25tehnik step back dengan kombinasi crown down, dengan master conetambal sementara menggunakan CHKM.
• Kunjungan ke-3, 30 Mei
PPDGS Konservasi Gigi 2004
Pasien wanita umur 67 tahun ,kelhan gigi depan sering terselip makanan, tidak nyaman
tidak ada riwayat sakit .Pemeriksaan klinis
sirkuler dari labial meluas ke distal dan palatal, perkusi
, mobilitas 1°.Pemeriksaan radiologis terlihat radiolusensi pada
gigi sampai ke servikal gigi, pelebaran membran periodontal, alveolar
kira 1-2 mm.
disertai periodontitis. perawatan saluran akar non vital dengan restorasi resin komposit dengan
preparasi kamar pulpa, eksterpasi saluran akar preparasi akses menggunakan gates glidden bur, tambal sementara menggunakan CHKM.
Gambar 1. Ro-foto pada saat kunjungan ke-1
2, 25 Mei 2005 � preparasi saluran akar dengan panjang kerja 20, tehnik step back dengan kombinasi crown down, dengan master conetambal sementara menggunakan CHKM.
3, 30 Mei 2005 � pengisian saluran akar dan fo-ro
4
i depan sering terselip makanan, tidak nyaman
Pemeriksaan klinis igi 21 karies
meluas ke distal dan palatal, perkusi positif, palpasi
radiolusensi pada
riodontal, alveolar
resin komposit dengan
preparasi kamar pulpa, eksterpasi saluran akar preparasi akses menggunakan gates
panjang kerja 20, tehnik step back dengan kombinasi crown down, dengan master cone no. 40,
ro
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004 5
Gambar 2. Ro-foto pengisian PSA pada kunjungan ke-3
• Kunjungan ke-4, 6 Juni 2005 � kontrol perawatan saluran akar, preparasi pasak menggunakan peazo reamer dan percobaan pasak.
Gambar 3. Gambaran dari fasial pada saat pertama kunjungan ke-4
Gambar 4. Gambaran dari palatal pada saat pertama kunjungan ke-4
Gambar 4. Ro-foto percobaan pasak
• Kunjungan ke-5, 8 Juni 2005 � percobaan pasak kembali dengan pasak yang
sama pada kunjungan 4, insersi pasak dan sementasi menggunakan Fuji I.
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004
Gambar 5. Sementasi
• Kunjungan ke-6, 13 Juni diikuti penggunaan benang adrenalin sebagai tissue management dan restorasi komposite dengan ceram
Gambar 6. Kauterisasi dii
PPDGS Konservasi Gigi 2004
Gambar 5. Sementasi pasak dengan Fuji I (GIC tipe I) pada kunjungan ke
6, 13 Juni 2005 � injeksi infiltrasi, kauter mukosa ginggiva diikuti penggunaan benang adrenalin sebagai tissue management dan restorasi komposite dengan ceram-x .
Gambar 6. Kauterisasi diikuti pemakaian benang adrenalin untuk mengatasi cairankunjungan ke-6
6
pada kunjungan ke-5
, kauter mukosa ginggiva diikuti penggunaan benang adrenalin sebagai tissue management dan restorasi
untuk mengatasi cairan sulkus pada
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004
Gambar 7. Kauterissi diikuti penggunaan ben
Gambar
9.1.
akhir
PPDGS Konservasi Gigi 2004
Gambar 7. Kauterissi diikuti penggunaan benang adrenalin dari arah palatal pada kunjungan ke
Gambar 8. Gambaran ronsen setelah restorasi akhir
7
ang adrenalin dari arah palatal pada kunjungan ke-6
Gambar Gambaran
setelah restorasi
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004
Gambar 9.2. Gambaran setelah restorasi akhir (tampak dekat)
• Kunjungan ke-7, 20 Juni
Gambar 10. Restorasi setelah satu minggu (
Gambar 11. Re
PPDGS Konservasi Gigi 2004
Gambar 9.2. Gambaran setelah restorasi akhir (tampak dekat)
7, 20 Juni 2005 � kontrol dan polesh komposite.
Restorasi setelah satu minggu (saat kontrol) kunjungan ke
Gambar 11. Restorasi setelah prosedur polesh
8
kunjungan ke-7
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004 9
Pembahasan Untuk memberi kekuatan pada gigi yang sudah dilakukan perawatan saluran akaragar tidak terjadi fraktur diperlukan beberapa stabilisasi. Stabilisasi ini melekatkan restorasi dengan sisa jaringan gigi. Hal ini didapat dengan menggunakan pasak intrakanal sebagai struktur penunjang agar didapat stabilisasi mahkota-akar. Namun banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan perawatan pasak intrakanal tersebut.
Gambar 12. Skema pertimbangan restorasi intra radikuler pada gigi post endo
Gigi Paska Endo
1. Gigi yang tersisa 2. Posisi gigi 3. Paska endo � baik/tidak 4. Jaringan periodonsium 5. Tekanan fungsional 6. Estetika
1. Sehat 2. Sosial ekonomi 3. Keinginan pasien
Kondisi Umum Pasien Kondisi Lokal Pasien
Jenis pasak yang digunakan
(pre-fabricated, tuang)
Restorasi Intra Kanal
Restorasi Indirect Restorasi Direct
Tuang
1. Jenis pasak fabricated (parallel, serated, threaded)
2. Diameter pasak 3. Panjang pasak 4. Struktur anatomi gigi &
keterbatasannya 5. Seleksi akar
Pre-fabricated
Operator
Pertimbangan
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004 10
Pada laporan kasus diatas penggunaan pasak paralel threaded merupakan indikasi atas dasar pertimbangan sebagai berikut :
Gambar 13. Skema pertimbangan restorasi komposite dengan pasak parallel
Banyak kekurangan - kekurangan yang harus diperhatikan dalam perawatan pada kasus diatas, diantaranya :
1. Pasak � pemotongan pasak terlalu pendek sehingga dapat menyebabkan fraktur mahkota didaerah ujung pasak pada mahkota.
2. Pasak � pada saat percobaan pasak dengan pemeriksaan radiografis, pasak tidak dipotong dahulu.
3. Restorasi � restorasi berwarna berbeda dengan gigi tetangganya dan bentuk yang tidak proporsional setelah restorasi komposite.
4. Restorasi � selama prosedur perawatan gigi tidak dilakukan restorasi pada bagian fasial.
Prefabricated parallel threaded
Restorasi Intra Kanal
1. sifat� fiksasi pasif, retentif, kuat, tekanan terhadap stress kecil.
2. Diameter pasak�1 mm 3. Panjang pasak�meninggalkan 4 mm gutta percha 4. Struktur anatomi gigi & keterbatasannya
5. Seleksi akar�gigi anterior
Gigi Paska Endo
1. Sehat, usia 64 tahun 2. Sosial ekonomi�rendah 3. Keinginan pasien�tidak ingin
dilakukan pencabutan
Kondisi Umum Pasien
1. Gigi yang tersisa�bagian insisal edge , proximal & labial masih baik.
2. Posisi gigi�mesiolabio version dengan tekanan yang ringan
3. Paska endo�baik, tidak ada keluhan 4. Jaringan periodonsium�meskipun pada pemeriksaan
radiologis tidak jelas, namun pemriksaan klinis masih baik 5. Tekanan fungsional�kecil 6. Estetika mutlak didapat karena posisi gigi anterior
Kondisi Lokal Pasien
Restorasi Direct�Komposite
Operator
Pertimbangan
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004 11
5. Perlu pertimbangan melakukan perawatan sebelum perawatan saluran akar dengan melakukan pembersihan karang gigi mengingat keadaan dalam mulut pasien yang kurang baik.
Rangkuman Sebelum perawatan saluran akar klinisi harus mempertimbangkan kondisi pasien dengan restorasi akhir yang akan dilaksanakan. Atas dasar tersebut biaya merupakan faktor yang mempengaruhi restorasi akhir selain faktor-faktor yang terdapat didalam gigi seperti sisa jaringan gigi (resistensi jaringan) dan retensi jaringan. Hal ini baik dipertimbangkan agar restorasi akhir berhasil, sesuai dengan keinginan pasien. Gigi anterior harus dapat menahan gaya lateral dari pergerakan ekskursif mandibula. Oleh sebab itu penggunaan pasak pada gigi yang sudah dilakukan perawatan saluran akar dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya fraktur akar. Banyak jenis pasak jadi yang dipasarkan pada saat ini yaitu dari beralur sejajar, tappered sampai lentur, masing-masing menyatakan kelebihannya. Oleh sebab itu operator harus mengerti akan kondisi gigi dan apakah penggunaan tipe pasak yang dilakukan sesuai dengan perawatan. Bila menggunakan pasak jadi sangat penting untuk memilih jenis fiksasi pasif yang tidak memberikan efek meregang. Hal ini disebabkan akan lebih mudahnya diangkatnya bila perawatan ulang diperlukan dibandingkan dengan pasak berulir yang disekrupkan.
Created by Sonya S-PPDGS Konservasi Gigi 2004 12
Daftar Pustaka
1. Wagnild GW, Mueller KL. Restoration of the endodontically treated tooth, Pathway of the Pulp, 8th ed. Mosby, St. Louis. 2002 : 765-795
2. Guttman JL, Dumsha TC, Lovdahl PE, Hovland EJ. Problem Solving in Endodontics. 3th ed. Mosby, Missouri. 1997 : 325-346
3. Ingle JI. Endodontics . 5th ed. BC Decker, Hamilton. 2002 : 913-950 4. Ford PT, Orstavik D. Essential Endodontology : Prevention and Treatment of
Apical Periodontitis. Blackwell science. 1998 : 331-366 5. Walton RE, Torabinejad M. Principles and Practice of Endodontics, 3th ed.
W.B Saunders Co, Philadelphia. 2002 : 268-281 6. Trabert KC, Cooney JP. The Endodontically Treated Tooth ; Restorative
Concepts and Techniques. The Dental Clinics of North America, vol.28, No.4, October 1984 : 923-951
7. Weine FS. Endodontics Therapy. 6th ed. Mosby, St.Louis. 2004 : 546-584 8. Mount GJ. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Mosby, St. Louis.
1998. 217-252 9. Bence R. Restorasi sesudah perawatan endodontik dalam Endodontik klinik,
UIP. 1990.257-276