lapsus diare akut
DESCRIPTION
Lapsus Diare AkutTRANSCRIPT
Laporan Kasus
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK
FK UNUD / RSUD SANJIWANI
Nama Dokter Muda : Reqgi First Trasia
NIM : 0902005181
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ni Putu Gita Kristinawati
Tempat, tanggal lahir : Gianyar, 27 Juni 2012
Umur : 10 bulan 13 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Alamat : Br Tarukan Pejeng - Gianyar
Suku / Bangsa : Bali / Indonesia
Tanggal MRS : 4 Mei 2013 pukul 03.30 WITA
Tanggal Pemeriksaan : 4 Mei 2013 pukul 12.00 WITA
II. HETEROANAMNESIS
Keluhan utama : Mencret
Riwayat penyakit sekarang :
Mencret dialami oleh pasien sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit (2/5/2013). Mencret dikatakan sebanyak 6 kali dengan volume setiap mencret mencapai ± ¼ bagian popok. Mencret dikatakan berwarna kuning agak cair disertai ampas. Mencret tidak disertai lendir dan darah segar ataupun berwarna kehitaman. Mencret dikatakan berbau. Setiap kali mencret, pasien selalu menangis. Pasien sempat dibawa ke bidan dan diberi oralit, tapi belum kunjung membaik.
Selain itu, pasien juga dikeluhkan muntah, demam, dan penurunan berat badan. Keluhan muntah dikatakan sebanyak 2 kali. Volume setiap kali muntah dikatakan mencapai setengah gelas air mineral (±100 ml). Muntah dikatakan berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pasien. Muntah tidak disertai darah merah terang ataupun cokelat gelap. Dikatakan setiap pasien makan atau minum selalu dimuntahkan kembali. Muntah dikatakan tidak menyemprot. Pasien belum meminum obat untuk mengatasi muntah.
Demam dikatakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (3/5/2013). Demam dikatakan muncul saat malam hari dan mendadak tinggi. Suhu tidak diukur oleh ibu pasien. Demam tidak disertai kejang atau menggigil. Demam dikatakan menurun dengan Paracetamol. Orang tua pasien menyangkal adanya tangan dan kaki dingin, penurunan kesadaran, batuk, dan pilek. Selama sakit, nafsu makan dikatakan menurun. Kencing terakhir dikatakan pukul 06.30 (4/5/2013) dengan volume yang tidak diketahui karena bercampur dengan mencret.
Saat dilakukan pemeriksaan di Ruang Abimanyu (4/5/2013), pasien masih mengeluhkan mencret sebanyak 2 kali dengan volume setiap mencret mencapai ± ¼ bagian popok. Keluhan panas badan dan muntah disangkal. Nafsu makan dikatakan masih menurun.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat alergi disangkal. Riwayat operasi, transfuse, trauma, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu disangkal.
Riwayat Pengobatan :
Pasien dibawa ke bidan pada tanggal 2/5/2013 untuk berobat dengan keluhan mencret dan muntah. Pasien diberikan oralit, namun keluhan belum kunjung membaik. Pasien dibawa ke UGD RSUD Sanjiwani atas inisiatif orang tua. Pasien mendapatkan terapi rehidrasi dengan pemasangan infuse, obat penurun panas, dan suplemen Zinc. Pasien disarankan untuk rawat inap oleh dokter jaga yang bertugas di UGD RSUD Sanjiwani.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa yang dialami oleh pasien. Paman pasien memiliki riwayat diabetes mellitus. Riwayat penyakit sistemik lain seperti hipertensi dan asma disangkal.
Riwayat Pribadi / Sosial / Lingkungan :
Pasien merupakan anak tunggal. Ayah pasien bekerja sebagai karyawan swasta. Ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan ayah dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien bersama orang tuanya tinggal di sebuah rumah dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup. Lingkungan tempat tinggal pasien dikatakan cukup bersih. Sehari-harinya ibu pasien memasak di rumah menggunakan bahan yang dicuci dengan air mengalir. Sumber air berasal dari PDAM yang digunakan untuk keperluan mandi, mencuci, dan memasak. Sedangkan untuk minum, pasien dan keluarga mengonsumsi air mineral gallon isi ulang. Cuci tangan sebelum makan jarang dilakukan oleh pasien. Dot yang digunakan untuk minum susu formula, setelah dicuci, tidak direndam dalam air hangat. Jarak antara dapur dengan toilet dikatakan ± 5 meter, sedangkan jarak antara dapur dengan tempat pembuangan tinja (sepitank) dikatakan ± 6 meter.
Riwayat Persalinan :
Pasien lahir dengan seksio sesaria ditolong oleh dokter spesialis kandungan, cukup bulan (37 minggu). Berat badan saat lahir 2650 gram. Panjang badan dan lingkar kepala dikatakan lupa. Pasien langsung menangis saat lahir.
Riwayat Imunisasi :
BCG 1 kali ; usia 0 bulan
Polio 4 kali ; usia 0,2,4,6 bulan
Hepatitis B 4 kali ; usia 0,2,4,6 bulan
DPT 3 kali ; usia 2,4,6 bulan
Campak 1 kali ; usia 9 bulan
Riwayat Nutrisi :
Pasien tidak pernah mendapatkan ASI. Pasien mengonsumsi susu formula sejak lahir hingga saat ini dengan frekuensi 3x sehari menggunakan dot. Bubur susu sejak usia 6 bulan dengan frekuensi 3x sehari. Pasien belum diberikan nasi tim maupun makanan dewasa.
Food recall 24 jam terakhir : Pasien mengonsumsi susu formula, bubur susu, dan air mineral.
Riwayat Tumbuh Kembang :
Menegakkan kepala 3 bulan
Membalik badan 4 bulan
Duduk 6 bulan
Merangkak 8 bulan
Berdiri 10 bulan
Pemeriksaan Denver
Personal Sosial : Melambaikan tangan, menyatakan keinginan, tepuk tangan
Motorik Halus Adaptif : Memegang dengan ibu jari dan jari lain, berusaha meraih benda, mengamati manic-manik
Bahasa : Mengucapkan papa-mama dan mengoceh
Motorik Kasar : Berdiri berpegangan
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Present :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang (lemah)
Kesadaran : Kompos mentis, GCS E4V4M3 (11/11)
Nadi : 124 x / menit
Respirasi : 38 x / menit
Suhu aksila : 37 C
Berat badan : 8,5 kg
Tinggi badan : 72 cm
Lingkar kepala : 44,5 cm
Lingkar lengan atas : 14 cm
Berat Badan ideal : 8,7 kg
Status General
Kepala : Normocephali, Ubun-ubun besar teraba normal
Mata : Konjungtiva pucat -/- , hiperemi -/- , sclera ikterik -/- , reflex pupil +/+ , isokor , edema -/- , secret -/-, mata cowong +/+, air mata +/+
THT : Telinga : secret -
Hidung : nafas cuping hidung -
Tenggorokan : faring hiperemi - , tonsil T1/T1 hiperemi -
Lidah : sianosis -
Bibir : mukosa bibir basah + , sianosis –
Leher : pembesaran kelenjar - , kaku kuduk –
Thoraks : Simetris
Cor : Inspeksi : Iktuscordistidaktampak,precordialbulging-, pulsasiepigastrial-
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra, kuat angkat -
Auskultasi : S1 S2 tunggal regular, murmur –
Pulmo : Inspeksi : simetris, gerakan dada saat bernafas : simetris, retraksi -
Palpasi : Gerakan dada teraba statis dan dinamis, retraksi - , vocal fremitus tidak dapat dievaluasi
Auskultasi : suara nafas bronkovesikuler +/+, rales -/-, wheezing -/-
Abdomen : Inspeksi : distensi –
Auskultasi : bising usus + menigkat
Palpasi : nyeri tekan -, turgor kembali segera, hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : hangat +, edema -, CRT < 2 detik
Kulit : kesan normal
Kelamin : kesan normal
Status Nutrisi : WHO
BB/TB : z 0,06
BB/U : z 0,06
TB/U : z 0,04
LK/U : z 0,06
LLA/U : z -0,03
Status Gizi menurut Water Low : masukkan perhitungannya = 95,8 % (Gizi baik)
IV. RESUME
Mencret dialami oleh pasien sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit (2/5/2013). Mencret dikatakan sebanyak 6 kali dengan volume setiap mencret mencapai ± ¼ bagian popok. Mencret dikatakan berwarna kuning agak cair disertai ampas. Mencret tidak disertai darah segar ataupun berwarna kehitaman. Mencret dikatakan berbau. Setiap kali mencret, pasien selalu menangis.
Selain itu, pasien juga dikeluhkan muntah, demam, dan penurunan berat badan. Keluhan muntah dikatakan sebanyak 2 kali. Volume setiap kali muntah dikatakan mencapai setengah gelas air mineral (±100 ml). Muntah dikatakan berisi makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh pasien.
Demam dikatakan sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (3/5/2013). Demam dikatakan muncul saat malam hari dan mendadak tinggi. Suhu tidak diukur oleh ibu pasien. Demam dikatakan menurun dengan Paracetamol. Selama sakit, nafsu makan dikatakan menurun. Kencing terakhir dikatakan pukul 06.30 (4/5/2013) dengan volume yang tidak diketahui karena bercampur dengan mencret.
Pasien dibawa ke bidan pada tanggal 2/5/2013 untuk berobat dengan keluhan mencret dan muntah. Pasien diberikan oralit, namun keluhan belum kunjung membaik. Pasien dibawa ke UGD RSUD Sanjiwani atas inisiatif orang tua. Pasien mendapatkan terapi rehidrasi dengan pemasangan infuse, obat penurun panas, dan suplemen Zinc. Pasien disarankan untuk rawat inap oleh dokter jaga yang bertugas di UGD RSUD Sanjiwani.
Sumber air berasal dari PDAM. Sedangkan untuk minum, pasien dan keluarga mengonsumsi air mineral gallon isi ulang. Cuci tangan sebelum makan jarang dilakukan oleh pasien. Dot yang digunakan untuk minum susu formula, setelah dicuci, tidak direndam dalam air hangat. Jarak antara dapur dengan toilet dikatakan ± 5 meter, sedangkan jarak antara dapur dengan tempat pembuangan tinja (sepitank) dikatakan ± 6 meter.
Pasien lahir dengan seksio sesaria ditolong oleh dokter spesialis kandungan, cukup bulan (37 minggu). Berat badan saat lahir 2650 gram. Panjang badan dan lingkar kepala dikatakan lupa. Pasien langsung menangis saat lahir.
Pasien tidak pernah mendapatkan ASI. Pasien mengonsumsi susu formula sejak lahir hingga saat ini dengan frekuensi 3x sehari menggunakan dot. Bubur susu sejak usia 6 bulan dengan frekuensi 3x sehari. Food recall 24 jam terakhir : Pasien mengonsumsi susu formula, bubur susu, dan air mineral.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, nadi 124 x / menit, respirasi 38 x / menit, temperature 37 C, dan status gizi baik menurut Water Low. Tampak mata cowong. Bising usus meningkat. Keempat ekstremitas teraba hangat. CRT < 2 detik.
V. DIAGNOSIS KERJA
Diare akut dehidrasi ringan-sedang terrehidrasi.
VI. PENATALAKSANAAN
Kebutuhan cairan (BB = 8,5 kg) = (8,5x100) = 850 ml/hari
IVFD KaEN 3B 850 ml/hari ~ 11 tetes makro / menit
Kebutuhan kalori (BBI = 8,7 kg) = 8,7 x 80 kkal/hari = 696 kkal/hari
Kebutuhan protein (BBI = 8,7 kg) = 8,7 x 1,5 gr/hari = 13,05 gr/hari
Oralit 10 ml/kgBB setiap BAB = 85 ml
Zinc syrup 20 mg/hari ~ 1 cth selama 10-14 hari
Paracetamol 10 mg/kgBB/kali = 85 mg/kali
Sediaan syrup 120 mg/5ml ~ cth ½ (jika temperature axilla ≥ 38 C, dapat diulang setiap 4 jam)
Makanan dan minuman dilanjutkan
Monitoring : vital sign, balance cairan, dan tanda-tanda dehidrasi
KIE Keluarga : Penyakit, rencana pemeriksaan, rencana terapi, lama rawat, prognosis, cara pencegahan (dengan mencuci tangan, dll)
VII. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam