lapres dyah densitas dan porositas serbuk

Upload: dyah-ayu-daratika

Post on 21-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Lapres Dyah Densitas Dan Porositas Serbuk

    1/5

    JURNAL FISIKA LABORATORIUM BAHAN Vol:1, No.1, (2014)1-5 1

    Abstrak Telah dilakukan percobaan berjudul analisis

    densitas dan porositas pasir. Percobaan ini bertujuan untuk

    mengetahui nilai densitas dan porositas serbuk pasir, dan untuk

    mengetahui hubungan antara porositas dan densitas serbuk

    pasir. Adapun jenis pasir yang digunakan sebagai sample yaitu

    pasir bulu, pasir jenu, dan pasir regoyo. Prinsip kerja percobaan

    ini untuk mencari nilai densitas serbuk digunakan piknometer.

    Ditimbang massa piknometer, massan piknometer dan pasir,

    massa piknometer dan air, serta massa piknometer, air, dan

    pasir. Sedangkan untuk mencari porositas serbuk digunakan

    beaker glass yang telah diukur jari-jari dalamnya, kemudian

    diukur tinggi air, tinggi pasir, serta tinggi air dan pasir. Daridata tersebut dapat dihitung volume partikel dan volume total

    yang dapat digunakan untuk mencari nilai porositas serbuk.

    Dari percobaan ini didapatkan hasil nilai densitas () dan nilai

    porositas () pasir bulu yaitu = 0.040879 gram/cm3dan yaitu

    = 92.30769 %; untuk pasir jenu yaitu = 0.044396 gram/cm3

    dan yaitu = 86.84211 %; untuk pasir regoyo yaitu =

    0.041907 gram/cm3 dan yaitu = 86.48649%. Dari hasil

    tersebut dapat diketahui hubungan antara densitas dan

    porositas, semakin besar porositas suatu batuan maka

    densitasnnya akan semakin kecil. Nilai porositas dan densitas

    batuan berbanding terbalik.

    Kata KunciDensitas, Piknometer, Porositas.

    I.

    PENDAHULUAN

    ENGUKURAN densitas suatu material dapat dilakukan

    dengan berbagai cara dan mempunyai suatu tujuan

    tertentu. Untuk suatu material yang berbentuk serbuk seperti

    pasir, dapat diukur densitasnya dengan menggunakan

    piknometer. Densitas atau rapat massa () suatu zat

    merupakan perbandingan antara massa material; dengan

    volume total material tersebut. Nilai densitas dipengaruhi oleh

    porositas materialnya. Porositas di

    Porositas dedefinisikan

    dengan perbandingan dari suatu volume ruang pori dengan

    volume total sampel. Oleh karena itu, untuk mengukur

    densitas perlu diketahui besar porositasnya[3].Pengukuran densitas sebuah material yang memiliki

    banyak pori di dalamnya, seperti batuan, tidak sama dengan

    pengukuran material-material seperti logam yang porositasnya

    kecil. Massa jenis logam biasanya dilakukan dengan

    menimbang berat logam tersebut dalam air. Perhitungan massa

    jenisnya memanfaatkan prinsip Archimedes. Ketika ditimbang

    dalam air, pori-pori tersebut memberikan gaya apung

    tambahan terhadap batu, menyebabkan berat yang terukur

    bukan berat batu murni dalam air, melainkan berat yang

    terukur lebih kecil dari berat batu murni dalam air. Pengaruh

    pori-pori dapat diminimalisir dengan merendam batu sebelum

    ditimbang supaya air dapat mengisi seluruh pori yang ada,

    namun proses perendaman ini akan memakan waktu yang

    lama karena air membutuhkan lebih banyak waktu untuk

    meresap ke dalam pori-pori yang tidak tersambung dengan

    permukaan luar. Untuk mengatasi permasalahan dalam

    pengukuran material berpori, terdapat alat sederhana yang

    dinamakan piknometer. Sampel yang akan diukur massa

    jenisnya dihaluskan terlebih dulu sampai berbentuk serbuk.

    Piknometer ini merupakan alat untuk mengukur densitas suatu

    material yang berbentuk serbuk. Dengan bentuk serbuk makapori-pori akan benar-benar hilang dalam sampel. Berikut

    merupakan gambar piknometer yang dapat diamati pada

    gambar dibawah ini :

    Gambar 1.1 Piknometer berukuran 50 ml

    Massa jenis sebuah sampel berbentuk serbuk sama dengan

    massa serbuk dibagi volume yang ditempati serbuk. Secara

    matematis dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini :

    = ...(1.1)

    Dengan massa M dapat ditulis sebagai berikut :

    = + ( )..(1.2)

    dimana adalah massa piknometer kosong.

    Analisis Densitas Dan Porositas Pasir

    Dyah Ayu Daratika, Rahmania Mawwasah, Ainul Millah AssyadiyahJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesiae-mail: [email protected]

    P

  • 7/24/2019 Lapres Dyah Densitas Dan Porositas Serbuk

    2/5

    JURNAL FISIKA LABORATORIUM BAHAN Vol:1, No.1, (2014)1-5 2

    a b

    Gambar 1.2 a) Air menempati piknometer seluruhnya

    b) Vb menunjukkan volume yang ditempati oleh sampel.

    Massa serbuk dapat dicari dengan mengurangkan massa

    piknometer kosong dari massa piknometer plus serbuk. Pada

    gambar 1.2 diatas dapat diketahui bahwa volume Vb

    merupakan volume yang ditempati serbuk sampel ketika

    dimasukkan dalam piknometer sementara Va adalah volumeair ketika bercampur dengan sampel. Berdasarkan gambar

    tersebut maka didapatkan persmaaan yang dapat ditulis

    sebagai berikut:

    = = .(1.3)

    Untuk menyederhanankan persamaan (1.3) diatas agar

    persamaan tersebut lebih aplikatif dalam pengukuran yang

    sesungguhnya, maka dapat ditambahkan beberapa suku

    penting, sehingga persmaan (1.3) dapat dituliskan sebagi

    berikut :

    = + ( + + ) ( + ) (1.4)

    Dengan mensubstitusikan persamaan (1.2) dan (1.4) kedalam

    persamaan (1.1) didapatkan persamaan berikut ini :

    = + + ( + + ) ( + )

    . (1.5)

    Untuk mendapatkan persamaan yang lebih sederhana, maka

    dapat persaam tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

    = 3

    1

    2 1 (4 3) . . (1.6)

    Dimana :

    = 1(1.7) + = 2..(1.8) + = 3.(1.9)

    + + = 4(1.10)

    Secara umum porositas didefinisikan sebagai ruang kosong

    dalam suatu batuan, yang merupakan perbandingan antara

    volume ruang yang terdapat dalam suatu batuan yang berupa

    pori-pori, retakan, rekahan, celah, dan lubang pada batuan

    terhadap volume batuan secara keseluruhan. Besar-kecilnya

    porositas suatu batuan akan menentukan kapasitas

    penyimpanan fluida reservoir. Pori merupakan ruang di dalam

    batuan yang selalu terisi oleh fluida, seperti udara, air

    tawar/asin, minyak atau gas bumi. Pori-pori batuan yangsaling berhubungan ini biasa disebut dengan kapiler batuan.

    Kapiler batuan ini akan tetap ada meskipun air yang

    terperangkap didalamnya telah menguap, sehingga kapiler ini

    akan mengurangi kepadatan suatu batuan. Dengan

    bertambahnya volume pori maka nilai porositas batuan

    tersebut juga akan semakin meningkat. Batuan dengan volume

    pori maupun porositas yang sangat besar dapat memberikan

    pengaruh yang buruk terhadap kekuatannya, Berikut adalah

    persamaan untuk mencari nilai porositas pada suatu material :

    % =Volume total Volume partikel

    Volume totalx 100%................(1.11)

    Dimana adalah porositas[1].

    Nilai porositas suatu batuan (material) dapat dipengaruhi

    oleh beberapa faktor sebagai berikut :

    1.

    Keseragaman butiran (distribusi batuan)

    Dengan bentuk dan ukuran butiran penyusun suatu batuan

    yang seragam maka akan membuat volume pori-pori

    batuan semakin kecil, dikarenakan tidak adanya ukuran

    butiran yang sangat besar yang dapat membuat butiran lain

    tidak berada pada posisi yang seharusnya. Posisi butiran

    yang tidak teratur ini menyebabkan volume pori-pori

    (ruang kosong) dalam batuan semakin besar sehingga

    porositasnya semakin besar pula. Namun kemungkinanlain yang dapat terjadi yaitu ketika terdapat suatu butiran

    dengan ukuran yang sangat kecil dapat memperkecil nilai

    porositas, dikarenakan butiran dengan ukuran kecil ini

    memungkinkan untuk mengisi ruang kosong (pori)

    diantara butiran-butiran lain dengan ukuran yang lebih

    besar.

    2.Sementasi

    Sementasi merupakan proses dimana butiran-butiran

    batuan direkatkan oleh material lain, dapat berasal dari air

    tanah atau hasil pelarutan mineral-mineral dalam batuan

    itu sendiri. Material semennya dapat berupa karbonat

    (CO3), silika (Si), atau oksida (Fe). Maka apabila suatu

    batuan dip roses sementasi maka butiran-butiran batuan

    yang tadinya renggang dapat direkatkan kembali dengan

    butiran yang lain sehingga dapat memperkecil volume

    pori-pori batuan, dan nilai porositasnya pun akan semakin

    kecil.

    3.

    Kompaksi

    Kompaksi merupakan suatu proses pembebanan akibat dari

    akumulasi beban lapisan batuan yang berada diatasnya,

    sehingga menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih

    dekat dan juga air yang terkandung dalam pori-pori lapisan

    batuan tertekan keluar. Maka apabila suatu batuan diproses

    kompaksi dengan baik maka dapat membuat ukuran pori-

  • 7/24/2019 Lapres Dyah Densitas Dan Porositas Serbuk

    3/5

    JURNAL FISIKA LABORATORIUM BAHAN Vol:1, No.1, (2014)1-5 3

    pori batuan semakin kecil sehingga nilai porositas juga

    akan semakin kecil. Kompaksi yang baik ini yaitu suatu

    proses pembebanan yang dilakukan dengan beban yang

    lebih berat sehingga pembebanan semakin dalam dari

    permukaan batuan.

    4.Derajat Angularitas

    Apabila suatu batuan memiliki butiran penyusun memiliki

    tingkat kebundaran (derajat angularitas) yang besar, maka

    butiran ini akan memiliki bentuk yang jauh daripadabundar atau dengan kata lain butiran ini memiliki sudut

    (menyudut) sehingga dalam penyusunannya lebih padat

    dan rapat. Hal ini akan mengakibatkan volume pori-pori

    batuan akan semakin kecil, sehingga nilai porositas batuan

    pun akan berkurang[2].

    Porositas suatu batuan sangat penting untuk diketahui dalam

    eksplorasi dan eksploitasi baik dalam bidang perminyakan

    maupun dalam bidang air tanah. Porositas berdasarkan asal

    usulnya dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

    1. Original (Primary) Porosity

    Porositas yang terbentuk ketika proses pengendapan

    batuan (deposisi) tanpa ada faktor lain. Padaumumnya terjadi pada porositas antar butiran pada

    batupasir, antar Kristal pada batukapur, atau porositas

    oolitic pada batukapur.

    2. Induced (Secondary) Porosity

    Porositas yang terbentuk setelah proses deposisi

    batuan karena beberapa proses geologi yang terjadi

    pada batuan tersebut, seperti proses intrusi, fault,

    retakan, dan sebagainya. Proses tersebut akan

    mengakibatkan lapisan yang sebelumnya non-

    porosity/permeabelitas menjadi lapisan berporositas.

    Contohnya retakan pada shale dan batukapur, dan

    vugs atau lubang-lubang akibat pelarutan pada batu

    kapur.

    II.

    METODE

    Adapun cara kerja dalam percobaan ini, langkah pertama

    yaitu dipersiapkan alat yaitu neraca digital, beaker glass,

    sendok, penggaris dan piknometer. Sedangkan bahan yang

    digunakan dalam percobaan ini adalah pasir bulu, pasir jenu,

    pasir regoyo, dan air. Timbangan digital digunakan untuk

    mengetahui massa pasir secara teliti. Piknometer berfungsi

    untuk mengukur densitas serbuk. Gelas ukur berfungsi untuk

    mengukur volume air serta volume air dan serbuk. Dalam

    percobaan kali ini terdapat dua metode yaitu metode mencari

    nilai densitas serbuk, dan mencari nilai porositas densitasserbuk.

    Gambar 2.1Beaker glass dan piknometer

    Gambar 2.2 Sample pasir yang akan dicari nilai densitas dan

    porositasnya

    Gambar 2.3 Neraca digital

    A.

    Mencari nilai densitas serbuk

    Pada percobaan untuk mencari nilai densitas serbuk dari

    sample, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

    menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kemudian

    masing-masing sample ditimbang dengan menggunakan

    neraca digital sebanyak 2 gram. Selanjutnya ditimbang massa

    piknometer + tutupnya, massa ini digunakan sebagai massam1. Pasir dimasukkan kedalam piknometer, lalu

    pikonometer+tutup+pasir (serbuk) ini digunakan sebagai m3.

    Kemudian piknometer ini dikosongkan kembali, lalu diisi

    dengan air hingga hampir penuh, massa piknometer+tutup+air

    ini sebagai m2. Dan yang terakhir, pasir sebanya 2 gram

    dimasukkan kedalam piknometer yang berisi air yang hampir

    penuh, massa piknometer+tutup+air+pasir ini sebagai m4.

    Langkah diatas dilakukan untuk sample pasir lainnya, dan

    dicatat hasilnya. Pada percobaan ini didapatkan data berupa

    m1 , m2 , m3 , m4, sehingga dapat dilakukan perhitungan untuk

    mencari nilai densitas dari pasir (serbuk) dengan

    menggunakan persamaan berikut ini :

    = 3121+(43) (2.1)

    B.

    Mencari nilai porositas serbuk

    Pada percobaan untuk mencari nilai porositas serbuk dari

    sample, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

    menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Diameter dan

    tinggi beaker glass diukur. Kemudian pasir dimasukkan ke

    dalam beaker glassdengan volume kira-kira tinggi beaker

    glass, dan diukur tingginya serta dicatat. Pasir tersebut

  • 7/24/2019 Lapres Dyah Densitas Dan Porositas Serbuk

    4/5

    JURNAL FISIKA LABORATORIUM BAHAN Vol:1, No.1, (2014)1-5 4

    kemudian dikeluarkan dari beaker glass, lalu beaker glass

    diisi air kira-kira dari tinggi beaker glass, dan diukur

    tingginya serta dicatat. Kemudian pasir dimasukkan kedalam

    beaker glass yang berisi air tersebut, lalu diukur tingginya

    serta dicatat. Langkah diatas dilakukan untuk kedua sample

    lainnya. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data

    yang berupa diameter, dan tinggi beaker glass, tinggi pasir,

    tinggi air, dan tinggi aquades+air. Setelah diperoleh data ini,

    dapat dilakukan perhitungan porositas serbuk denganmenggunakan persamaan untuk porositas serbuk sebagai

    berikut :

    % =Volume total Volume partikel

    Volume totalx 100%................(2.2)

    III. HASILDANPEMBAHASAN

    Percobaan berjudul analisis densitas dan porositas pasir

    bertujuan untuk mengetahui nilai densitas dan porositas serbuk

    pasir, dan untuk mengetahui hubungan antara porositas dan

    densitas serbuk pasir. Adapun jenis pasir yang digunakan

    sebagai sample yaitu pasir bulu, pasir jenu, dan pasir regoyo.

    Dan peralatan utama yang digunakan dalam percobaan ini

    adalah piknometer, neraca digital, dan beaker glass.Piknometer merupakan alat untuk mengukur densitas suatu

    material yang berbentuk serbuk. Neraca digital berfungsi

    sebagai alat untuk menimbang material dengan ketelitian yang

    tinggi, ketelitian neraca digital ini dapat mencapai empat

    angka dibelakang koma (0,0001 gram). Dan beaker glass ini

    berfungsi untuk mengukur ketinggian suatu material yang

    berada didalamnya, dengan ketinggian ini maka dapat

    diperoleh volume suatu material, yang selanjutnya dapat

    digunakan untuk mencari nilai porositas serbuk. Pada

    percobaan ini didapatkan dapat untuk percobaan mencari nilai

    densitas serbuk yaitu m1, m2, m3, dan m4. Sedangkan data

    yang didapatkan pada percobaan untuk mencari nilai porositas

    serbuk yaitu diameter tabung, tinggi air, tinggi pasir, dan

    tinggi air+pasir. Dengan data tersebut maka dapat diketahui

    volume dari pasir, air, dan air+pasir. Data tersebut dapat

    diamati pada table berikut ini :

    Tabel 3.1 Data massa untuk mencari nilai densitas

    NoJenis

    Pasir

    m1(gram)

    m2(gram)

    m3(gram)

    m4(gram)

    1. Bulu 22.7506 47.1320 24.7414 49.0600

    2. Jenu 21.6783 44.0635 23.6663 46.0600

    3. Regoyo 22.7555 46.4700 24.7373 48.3137

    Tabel 3.2 Data pengukuran diameter dan tinggi untuk mencari

    nilai porositas

    NoJenis

    Pasir

    dtabug(cm)

    tair(cm)

    tpasir(cm)

    tair+pasir(cm)

    1. Bulu 3.5 2.6 1.3 3.6

    2. Jenu 3.5 2.6 1.2 3.3

    3. Regoyo 3.5 2.5 1.2 3.2

    Dari data yang telah didapat diatas, maka dapat dicari nilai

    densitas serbuk dengan menggunakan persamaan (2.1).

    Sedangkan untuk mencari nilia porositas serbuk maka harus

    dihitung dulu volume total dan volume partikel dengan

    menggunakan persamaan volume tabung, dan kemudian dapat

    dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai porositas

    serbuk dengan menggunakan persamaan (2.2). Berikut

    merupakan data perhitungan nilai densitas dan porositas

    serbuk yang telah dilakukan :

    Tabel 3.3 Data perhitungan nilai densitas serbuk pasir

    NoJenis

    Pasir

    m1

    (gram)

    m2

    (gram)

    m3

    (gram)

    m4

    (gram)

    p(gr/

    1. Bulu 22.7506 47.1320 24.7414 49.0600 0.04

    2. Jenu 21.6783 44.0635 23.6663 46.0600 0.04

    3. Regoyo 22.7555 46.4700 24.7373 48.3137 0.04

    Pada table 3.3 diatas dapat diamati data perhitungan nilai

    densitas serbuk masing-masing sample pasir dengan nilai

    densitas air diketahui sebesar 1 gr/cm3. Dari data diatas dapat

    diamati bahwa pasir bulu memiliki densitas yang paling kecil

    dibandingkan dengan jenis pasir jenu, maupun pasir regoyo.

    Hal ini menunjukkan bahwa pada pasir bulu memiliki

    kerapatan butir penyusun yang lebih renggan disbanding yang

    lain, dengan hasil ini maka dapat dipresiksi bahwa pasir bulu

    memiliki pori-pori yang besar disbanding yang lain sehinggamenyebabkan volume porinya pun semakin besar. Apabila

    volume pori semakin besar maka porositas pasir jenuh ini

    seharusnya lebih besar dibandingkan dengan pasir jenis yang

    lain. Dan dari data yang telah didapatkan dari percobaan

    mencari nilai porositas serbuk, maka dapat dilakukan

    perhitungan yang ditampilkan pada table dibawah ini :

    Tabel 3.4 Data perhitungan nilai porositas serbuk pasir

    No Jenis Pasirpartikel(cm3)

    total(cm3)

    pasir(%)

    1 Bulu 2.884875 37.50338 92.30769

    2 Jenu 4.808125 36.54175 86.84211

    3 Regoyo 4.808125 35.58013 86.48649

    Dari data pada table 3.4 diatas dapat diamati bahwa nilai

    porositas yang paling besar yaitu pasir bulu. Hal ini sesuai

    dengan prediksi diatas. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa

    porositas dan densitas memiliki hubungan berbanding terbalik.

    Sesuai dengan perngertiannya, densitas merupakan kerapatan

    massan butiran penyusun material, yang juga perbandingan

    antara nilai massa suatu material dengan volume material

    tersebut. Densitas suatu material tidak dipengaruhi oleh

    bentuk (dimensi) material tersebut, meskipun bentuknya

    berbeda dengan jenis material yang sama, maka sekalipun

    dimensinya berbeda namun nilai densitasnya tetap sama.

    Densitas suatu batuan dipengaruhi oleh beberapa factor sepertijenis dan jumlah mineral serta presentasenya, porositas, dan

    fluida pengisi rongga dalam material tersebut, serta

    keseragaman butiran-butiran penyusunnya. Material dengan

    nilai densitas yang kecil maka dapat diasumsikan bahwa

    butiran penyusunnya tersebut renggang atau tidak rapat,

    sehingga terdapat banyak ruang kosong dalam material

    tersebut. Dikarenakan banyak ruang kosong yang mengisi

    material ini, maka volume pori-pori (porus) besar sehingga

    mengakibatkan nilai porositas batuan ini besar. Porositas

    merupakan ruang kosong dalam suatu material, yang juga

    merupakan perbandingan antara volume semua ruang

  • 7/24/2019 Lapres Dyah Densitas Dan Porositas Serbuk

    5/5

    JURNAL FISIKA LABORATORIUM BAHAN Vol:1, No.1, (2014)1-5 5

    termasuk pori, rekahan (fracture), retakan(cracks), celah,

    lubang terhadap volume total suatu material. Maka apabila

    suatu material memiliki nilai porositas yang besar maka

    didalam material tersebut terdapat banyak pori yang

    menyebabkan volume pori didalam material tersebut besar,

    sehingga kerapatan massa (densitas) butiran penyusun

    material tersebut berarti mempunyai nilai yang kecil.

    IV.

    KESIMPULAN

    Dari percobaan berjudul analisis densitas dan porositas pasir

    dapat disimpulkan bahwa nilai densitas () dan nilai porositas

    () pasir bulu yaitu = 0.040879 gram/cm3 dan yaitu =

    92.30769 %; untuk pasir jenu yaitu = 0.044396 gram/cm3

    dan yaitu = 86.84211 %; untuk pasir regoyo yaitu =

    0.041907 gram/cm3 dan yaitu = 86.48649%. Dari hasil

    tersebut dapat diketahui hubungan antara densitas dan

    porositas, semakin besar porositas suatu batuan maka

    densitasnnya akan semakin kecil. Nilai porositas dan densitas

    batuan berbanding terbalik.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada asistenlaboratorium bahan, Rahmania Mawwasah, Ainul Millah

    Assyadiyah (asisten dalam percobaan analisis densitas dan

    porositas pasir), yang telah bersedia membantu baik sebelum

    maupun pada saat percobaan hingga laporan ini selesai ditulis.

    DAFTARPUSTAKA

    [1] M. Irham Nurwidyanto, Ita Noviyanti, Sugeng Widod. Estimasi Hubungan

    Porositas Dan Permeabilitas Pada Batupasir (Study Kasus

    Formasi Kerek, Ledok, Selorejo).Berkala Fisika Vol.8, No.3,

    Juli 2005, hal 87-90. ISSN : 14109662.

    [2] Moore, C.H. : Carbonate Reservoirs : Porosity Evolution and Diagenesis

    in a Sequence Stratigraphic Framework, Elsevier ScienceBooks, 1995.

    [3]Teresa P. Santos, M. Fatima Vaz, Moises L. Pinto, Ana P. Carvalho.

    Porosity characterization of old Portuguese ceramic tiles.Construction and Building Materials 28 (2012) 104110.